SKRIPSI
PENILAIAN WALKABILITY KAWASAN PERGURUAN TINGGI DI KOTA BANDUNG
SENJAYA SETIANTO NPM: 2011410144
PEMBIMBING: Tri Basuki Joewono, Ph.D.
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No.: 227/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XI/2013)
BANDUNG 2017
SKRIPSI
PENILAIAN WALKABILITY KAWASAN PERGURUAN TINGGI DI KOTA BANDUNG
SENJAYA SETIANTO NPM: 2011410144
BANDUNG, 13 JANUARI 2017
PEMBIMBING
Tri Basuki Joewono, Ph.D.
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No.: 227/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XI/2013)
BANDUNG 2017
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama lengkap: Senjaya Setianto NPM: 2011410144
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: PENILAIAN WALKABILITY KAWASAN PERGURUAN TINGGI DI KOTA BANDUNG adalah karya ilmiah yang bebas dari plagiat. Jika kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bandung, 13 Januari 2017
Senjaya Setianto 2011410144
PENILAIAN WALKABILITY KAWASAN PERGURUAN TINGGI DI KOTA BANDUNG Senjaya Setianto 2011410144 Pembimbing: Tri Basuki Joewono, Ph.D. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan SK BAN-PT Nomor 227/SK/BAN-PT/AkXVI/S/XI/2013) BANDUNG JANUARI 2017
ABSTRAK Berjalan kaki merupakan moda yang memiliki peranan penting terkait transportasi perkotaan. Peningkatan kualitas fasilitas pejalan kaki di suatu kawasan (walkability) dapat mendorong orang untuk berjalan kaki. Kawasan perguruan tinggi merupakan kawasan yang membututuhkan fasilitas pejalan kaki yang baik, sehingga dapat memfasilitasi mahasiswa untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari dengan hanya berjalan kaki. Studi ini bertujuan menentukan nilai indeks walkability untuk kawasan 20 kampus perguruan tinggi di kota Bandung dan menganalisis hasilnya. Studi ini menggunakan metode dan instrumen penilaian yang digunakan dalam studi Horacek et al. (2012), dengan melakukan beberapa penyesuaian berdasarkan regulasi yang berlaku di Indonesia. Dari hasil penilaian, hanya terdapat satu kampus dengan nilai indeks walkability lebih besar atau sama dengan 55, yang artinya cukup baik untuk untuk berjalan kaki. Sementara 19 kampus lainnya memiliki nilai indeks walkability kurang dari 55, yang artinya masih buruk untuk berjalan kaki. Dari 12 aspek yang dinilai, semua kampus telah memiliki fasilitas permanen untuk berjalan paling tidak di salah satu sisi jalan. Sementara untuk aspek bikeability, tidak terdapat satupun kampus dengan fasilitas yang layak layak untuk aspek tersebut. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar kawasan yang dinilai, belum mampu memenuhi kebutuhan pejalan kaki and menarik minat orang untuk berjalan kaki.
Kata-kata kunci: Berjalan kaki, Pejalan kaki, Walkability, Kawasan perguruan tinggi, Transportasi perkotaan
i
WALKABILITY ASSESSMENT FOR HIGHER EDUCATION INSTITUTIONS AREA IN BANDUNG CITY Senjaya Setianto 2011410144 Advisor: Tri Basuki Joewono, Ph.D. PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY FACULTY OF ENGINEERING DEPARTMENT OF CIVIL ENGINEERING (Accredited by SK BAN-PT Nomor 227/SK/ BAN-PT/Ak-XVI/S/XI/2013) BANDUNG JANUARY 2017
ABSTRACT Walking is one of the most important mode in urban transportation. Increasing the quality of the pedestrian’s facilities in specific area (walkability) may encourage people to walk. Higher Education Institutions Area is an area that needs good pedestrian facilities, so it can facilitate their students to meet their daily necessities by walking. This study aims to determine the walkability index score for 20 higher educational institutions campus area and analyze its result. This study is using the assessment method and instrument that were being used on Horacek et al. (2012) studies, with adjusting the parameters using Indonesian regulations. From the results of the assessments, there’s only one campus with overall walkability index score greater than or equal to 55, which means fair enough for walking. While the other 19 campuses have walkability index score lower than 55, which means poor for walking. From 12 aspects that being assessed, all campuses already have permanent walking facility at least on one side of the road. But none of the campuses have a good bikeability facilities. These results indicate that most of the campuseses that were being assessed, hasn’t been able to fulfill pedestrian needs and attracts people to walk.
Keywords: Walking, Pedestrian, Walkability, Higher education institutions, Urban Trasnportation
ii
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ‘PENILAIAN WALKABILITY KAWASAN PERGURUAN TINGGI DI KOTA BANDUNG’ tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan program pendidikan sarjana di Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan. Selama proses pengerjaan skripsi ini, hambatan dan masalah selalu ditemukan dan dihadapi oleh penulis. Penulis menyadari bahwa berkat bantuan, bimbingan, saran, kritik, dan motivasi dari berbagai pihak, mulai dari tahap persiapan hingga pada tahap akhir penyusunan skripsi, sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Tri Basuki Joewono, Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan kritik, saran, motivasi, serta membimbing penulis dari awal hingga akhir proses penyelesaian skripsi; 2. Bapak Aloysius Tjan, Ph.D., selaku Ketua Komunitas Bidang Ilmu Teknik Transportasi dan dosen penguji yang telah memberikan masukan dan kritik yang membangun bagi penulis; 3. Bapak Santoso Urip Gunawan, Ir., M.T., dan Ibu Yustina Niken Raharina Hendra, S.T., M.Sc., selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan kritik yang membangun bagi penulis; 4. Bapak H. Yanto Setianto, S.E., M.M., dan Ibu Hj. Effi Wachyuni, selaku kedua orangtua yang amat disayangi penulis, yang semua hidup penulis didasarkan pada keinginan untuk membahagiakan bapak dan ibu; 5. Raka Utama Setianto, Fandy Dwi Utama Setianto, Fadly Utama Setianto, dan seluruh keluarga yang senantiasa menanyakan kondisi perkuliahan penulis dan mendoakan penulis selama proses perkuliahan hingga akhir dari skripsi ini;
iii
6. Trinadi Gumilar Kusumawiangga dan Rifza Fakhrial Elmiawan, selaku teman seperjuangan, teman curhat, teman tawa bersama, dan teman semangat dalam penulisan skripsi ini; 7. Palti Raja Luther Fredrick Hutapea dan Sandy Irawan, selaku rekan surveyor dan sahabat yang senantiasa menemani penulis dalam masa-masa pengumpulan data yang penuh derita; 8. Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan Angkatan 2011, selaku keluarga kedua bagi penulis selama masa perkuliahan, yang telah sama-sama berbagi rasa dan cerita; 9. Febridho Pranagalih, Irsan Widi, Pradipta Nugraha, Sandy Sella, Mesta Saktina, Agi Rivi, dan Gregorius Gin Gin, selaku teman-teman yang senantiasa menjatuhkan penulis di masa bahagia dan menemani penulis di masa muram; 10. Himpunan Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan, selaku rumah penulis selama menjadi mahasiswa, yang senantiasa akan selalu penulis banggakan; 11. Semua rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan saran, dukungan, dan semangat dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis baerharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.
Bandung, 13 Januari 2017
Senjaya Setianto 2011410144
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
PRAKATA
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1-1
1.1.
Latar Belakang
1-1
1.2.
Inti Permasalahan
1-3
1.3.
Tujuan Penelitian
1-3
1.4.
Pembatasan Masalah
1-4
1.5.
Metode Penelitian
1-4
STUDI PUSTAKA
2-1
Transportasi Perkotaan
2-1
BAB 2 2.1.
2.1.1. Aksesibilitas
2-1
2.1.2. Pejalan Kaki Dalam Transportasi Perkotaan
2-2
2.2.
2-2
Pejalan Kaki
2.2.1. Kegiatan Berjalan Kaki
2-3
2.2.2. Fasilitas Pejalan Kaki
2-5
2.3.
Konsep Walkability
2-6
2.4.
Metode Penilaian Walkability
2-9
2.5.
Metode Penilaian Walkability Kawasan Perguruan Tinggi
2-12
2.5.1. Instrumen Penilaian Walkability
2-13
2.5.2. Perhitungan Indeks Walkability
2-17
BAB 3
METODE PENELITIAN v
3-1
3.1.
Prosedur Penilaian Walkability Kawasan Perguruan Tinggi
3-1
3.1.1. Penetapan Segmen Yang Akan Dinilai
3-2
3.1.2. Penilaian Kondisi Rute Berjalan
3-3
3.2.
Penyesuaian Parameter Penilaian Walkability Untuk Kawasan Perguruan Tinggi di Kota Bandung
3-4
3.2.1. Kriteria Keselamatan
3-5
3.2.2. Kriteria Kualitas Jalur
3-7
3.2.3. Kriteria Kenyamanan Suhu Jalur
3-12
3.3.
Pengumpulan Data
3-13
3.4.
Informasi Lokasi Penelitian
3-13
3.5.
Contoh Penilaian Walkability Kawasan Perguruan Tinggi
3-16
BAB 4
ANALISIS DATA
4-1
4.1.
Analisis Statistika
4-1
4.2.
Analisis Kelayakan Per Kriteria Penilaian
4-6
4.3.
Analisis Indeks Walkability
4-13
4.4.
Diskusi Implementasi Indeks Walkability
4-16
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5-1
5.1.
Kesimpulan
5-1
5.2.
Saran
5-2
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN m = Meter IRR = Inter-Rater Reliability x = Nilai terendah dari suatu kriteria di satu segmen y = Nilai tertinggi dari suatu kriteria di segmen yang sama w = Nilai indeks walkability untuk satu segmen p = Kriteria penilaian walkability UPI = Universitas Pendidikan Indonesia UIN = Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati UNIKOM = Universitas Komputer Indonesia MARANATHA = Universitas Kristen Maranatha ITB = Institut Teknologi Bandung ITENAS = Institut Teknologi Nasional Bandung ITHB = Institut Teknologi Harapan Bangsa ISBI = Institut Seni Budaya Indonesia Bandung PIKSI = Politeknik Piksi Ganesha POLBAN = Polteknik Negeri Bandung POLTEKPOS = Politeknik Pos Indonesia LP3I = Politeknik LP3I Bandung EKUITAS = Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ekuitas PASUNDAN = Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan INABA = Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Inaba FARMASI = Sekolah Tinggi Farmasi Bandung NHI = Akademi Pariwisata NHI Bandung ARIYANTI = Akademi Sekretari dan Manajemen Ariyanti Bandung PMIK = Akademi Perekam Medis & Informatika Kesehatan HASS = Akademi Manajemen Informatika dan Komputer HASS
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Diagram Alir Penilaian Walkability Kawasan Perguruan Tinggi di Kota Bandung ................................................................................ 1-5 Gambar 2.1 Kebutuhan Ruang Gerak Minimum Pejalan Kaki .......................... 2-4 Gambar 2.2 Fasilitas Jalur Pejalan Kaki ............................................................. 2-6 Gambar 2.3 West Palm Beach, Florida (Sebelum Penerapan Walkability)........ 2-7 Gambar 2.4 West Palm Beach, Florida (Setelah Penerapan Walkability) .......... 2-8 Gambar 2.5 Kondisi Nilai Walkability Rendah .................................................. 2-8 Gambar 2.6 Illustrasi Kondisi Nilai Walkability Tinggi..................................... 2-8 Gambar 3.1 Prosedur Penilaian Walkability Kawasan Perguruan Tinggi .......... 3-1 Gambar 3.2 Prosedur Penetapan Segmen ........................................................... 3-2 Gambar 3.3 Contoh Penempatan Fasilitas Yang Tidak Sesuai .......................... 3-8 Gambar 3.4 Penempatan Jalur Sepeda Yang Baik ............................................. 3-8 Gambar 3.5 Kelandaian Maksimum ................................................................... 3-9 Gambar 3.6 Illustrasi Jalur Hijau Sebagai Peneduh ......................................... 3-12 Gambar 3.7 Kawasan Kampus UPI Dengan Pusat Gerbang Kampus .............. 3-16 Gambar 3.8 Kawasan Kampus Upi Dengan Pusat Gang Al-Barkah ................ 3-16 Gambar 4.1 Persebaran Nilai Per Kriteria Untuk Kelompok Universitas .......... 4-1 Gambar 4.2 Persebaran Nilai Per Kriteria Untuk Kelompok Institut ................. 4-2 Gambar 4.3 Persebaran Nilai Per Kriteria Untuk Kelompok Politeknik ............ 4-3 Gambar 4.4 Persebaran Nilai Per Kriteria Untuk Kelompok Sekolah Tinggi.... 4-3 Gambar 4.5 Persebaran Nilai Per Kriteria Untuk Kelompok Akademi ............. 4-4 Gambar 4.6 Nilai Indeks Walkability Tiap Kampus ........................................ 4-14 Gambar L1.1 Lembar Penilaian Segmen Berjalan Kaki .................................. L1-1 Gambar L1.2 Parameter Kriteria Penilaian Segmen Berjalan Kaki ................. L1-2 Gambar L2.3 Kawasan Kampus ITB Dengan Pusat Gerbang Selatan............. L2-1 Gambar L2.3 Kawasan Kampus ITB Dengan Pusat Gerbang Utara ............... L2-1 Gambar L2.3 Kawasan Kampus PIKSI............................................................ L2-1 Gambar L2.4 Kawasan Kampus EKUITAS..................................................... L2-4 Gambar L2.5 Kawasan Kampus NHI............................................................... L2-6 Gambar L3.6 Rekapitulasi Nilai Walkability Kampus UPI ............................. L3-1
viii
Gambar L3.7 Rekapitulasi Nilai IRR Kampus UPI ......................................... L3-2
ix
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Metode Penilaian Walkability Yang Dapat Digunakan Di Wilayah Perkotaan di Indonesia ..................................................................... 2-11 Tabel 2.2 Parameter Penilaian Walkability ....................................................... 2-14 Tabel 2.3 Kategori Tingkat Walkability ............................................................ 2-18 Tabel 3.1 Parameter Penilaian Kriteria Keselamatan .......................................... 3-6 Tabel 3.2 Parameter Penilaian Kriteria Kualitas Jalur ...................................... 3-10 Tabel 3.3 Parameter Penilaian Kriteria Kenyamanan Suhu Jalur ..................... 3-12 Tabel 3.4 Daftar KampusYang Akan Dinilai .................................................... 3-15 Tabel 3.5 Daftar Segmen Untuk Kampus UPI .................................................. 3-17 Tabel 4.1 Hasil Uji Kruskal-Wallis Untuk Setiap Kriteria .................................. 4-5 Tabel 4.2 Hasil Uji Kruskal-Wallis Antar Kriteria.............................................. 4-6 Tabel 4.3 Persentase Segmen Dengan Kondisi Belum Layak Untuk Kelompok Universitas ......................................................................................... 4-8 Tabel 4.4 Persentase Segmen Dengan Kondisi Belum Layak Untuk Kelompok Institut ................................................................................................ 4-9 Tabel 4.5 Persentase Segmen Dengan Kondisi Belum Layak Untuk Kelompok Politeknik ......................................................................................... 4-10 Tabel 4.6 Persentase Segmen Dengan Kondisi Belum Layak Untuk Kelompok Sekolah Tinggi ................................................................................. 4-11 Tabel 4.7 Persentase Segmen Dengan Kondisi Belum Layak Untuk Kelompok Akademi ........................................................................................... 4-12 Tabel 4.8 Indeks Walkability Kawasan Perguruan Tinggi ................................ 4-13 Tabel 4.9 Persentase Segmen Berdasarkan Klasifikasi Indeks Walkability ...... 4-15 Tabel L2.1 Daftar Segmen Untuk Kawasan Kampus ITB ................................ L2-2 Tabel L2.2 Daftar Segmen Untuk Kawasan Kampus ITB (Lanjutan) .............. L2-3 Tabel L2.3 Daftar Segmen Untuk Kawasan Kampus EKUITAS ..................... L2-5 Tabel L2.4 Daftar Segmen Untuk Kawasan Kampus PIKSI ............................ L2-7 Tabel L2.5 Daftar Segmen Untuk Kawasan Kampus NHI ............................... L2-9
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Instrumen Penilaian Walkability Kawasan Perguruan Tinggi ......... L1 Lampiran 2 Contoh Catchment Area Dan Segmen Yang Akan Dinilai Di Tiap Kampus ........................................................................................... L2 Lampiran 3 Contoh Rekapitulasi Hasil Penilaian, Perhitungan Walkability, dan Perhitungan IRR ............................................................................. L3
xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Berjalan kaki merupakan moda transportasi utama dan mendasar bagi hampir semua manusia. Namun, fasilitas pejalan kaki di Indonesia masih minim dalam hal kualitas dan kuantitas serta diperburuk dengan perawatan yang tidak memadai (Rukmana, 2013). Buruknya fasilitas berjalan kaki tersebut menjadikan masyarakat Indonesia lebih memilih menggunakan kendaraan untuk mencapai tujuan yang hanya berjarak 300 meter (Diansya, 2015). Tingginya tingkat urbanisasi di Indonesia yang diikuti oleh peningkatan jumlah kendaraan bermotor di perkotaan (Harahap, 2015) berdampak pada semakin parahnya tingkat kemacetan. Persoalan kemacetan dapat dilihat dari perbandingan antara volume lalu lintas dan kapasitas jalan di banyak kota metropolitan di Indonesia yang telah melampaui 80% (Susantono, 2013). Hingga saat ini perhatian pemerintah terhadap program penambahan jalur pejalan kaki belum sebanding dengan pembangunan jalan baru atau pelebaran jalan eksisting yang justru seringkali menghabiskan ruang pejalan kaki eksisting (Joga, 2013). Ketiadaan maupun buruknya kualitas fasilitas pejalan kaki juga berdampak pada rendahnya penggunaan angkutan publik dimana separuh dari penduduk perkotaan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi sebagai moda transportasi sehari-hari (Susantono, 2014). Dengan permasalahan kemacetan dan keterbatasan lahan perkotaan, pemerintah perlu memberikan perhatian yang lebih besar kepada pejalan kaki dibanding kendaraan bermotor dalam mengurai permasalahan transportasi. Salah satu hal yang perlu dipersiapkan adalah penyediaan fasilitas pejalan kaki yang dapat menarik minat pengguna. Fasilitas yang baik perlu didukung panduan pembangunan maupun panduan penilaian (Rukmana, 2013; Wibowo et al., 2015). Salah satu panduan yang diperlukan dalam mendukung peningkatan kualitas fasilitas pejalan kaki adalah penerapan konsep walkability.
1-1
1-2 Konsep walkability dapat digunakan sebagai orientasi perencanaan dan pembangunan di bidang transportasi (Lo, 2011). Walkability sendiri pada dasarnya merupakan indikator mengenai kelayakan suatu kawasan bagi pejalan kaki, dengan harapan meningkatkan kegiatan berjalan kaki masyarakat di kawasan tersebut (Nyagah, 2015). Litman (2014) mengemukakan bahwa dengan meningkatkan walkability dan kegiatan berjalan kaki di suatu kawasan, maka akan menghasilkan manfaat yang signifikan bagi masyarakat di kawasan tersebut. Persoalan walkability di Indonesia menjadi krusial karena regulasi terkait pejalan kaki di Indonesia, yaitu UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan dan Peraturan Menteri PU No. 03/Prt/M/2014 Tentang Pedoman, Perencanaan, Penyediaan, Dan Pemanfaatan Prasarana Dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan, memiliki fokus pada aspek fisik dari fasilitas pejalan kaki. Namun, bukan mengenai keseluruhan kawasan yang dilalui dan keseluruhan pengalaman yang dialami pejalan kaki. Saat ini masih sangat sedikit pembahasan yang dilakukan tentang konsep dan metode penilaian walkability di Indonesia. Salah satunya adalah studi yang dilakukan oleh Wibowo et al. (2015) di empat kawasan berbeda di Kota Bandung. Pada umumnya diskusi tentang walkability dikembangkan untuk kondisi di luar Indonesia, misalnya antara lain Krambeck (2006), Hall (2007), atau Eidmann et al. (2011). Kawasan pendidikan sendiri merupakan salah satu bagian penting dari upaya pengembangan walkability (Leather et al., 2011). Horacek et al. (2012) menyatakan bahwa kawasan pendidikan, terutama perguruan tinggi, memiliki karakteristik tersendiri sehingga tidak dapat begitu saja menggunakan metode penilaian walkability yang ada. Sementara itu, metode penilaian walkability untuk kawasan pendidikan secara khusus lebih sulit untuk ditemukan, dimana hasil studi dari Horacek et al. (2012) merupakan rujukan utama yang sering digunakan di berbagai studi serupa, misalnya studi yang dilakukan oleh Nguyen (2012) di Wright State University, Dayton Ohio. Di Indonesia, studi penilaian walkability di kawasan perguruan tinggi telah dilakukan oleh Hadi dan Indradjati (2015) menggunakan metode Global
1-3 Walkability Index. Namun, metode Global Walkability Index (Leather et al., 2015) tidak dirancang untuk mengakomodasi karakteristik unik dari kawasan perguruan tinggi, sehingga memunculkan pertanyaan tentang kesesuaian dan keandalan dari hasil studi.
1.2.
Inti Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka inti permasalahan adalah belum pernah dilakukannya studi penilaian walkability di kawasan perguruan tinggi di Kota Bandung menggunakan metode yang dapat mengakomodasi karakteristik unik yang dimiliki kawasan perguruan tinggi. Hal tersebut menyebabkan hasil studi yang telah ada sebelumnya terkait nilai walkability di kawasan perguruan tinggi di kota Bandung menjadi tidak sesuai. Oleh karena itu dibutuhkan studi penilaian walkability di kawasan perguruan tinggi di Kota Bandung menggunakan metode yang dapat mengakomodasi karakteristik unik yang dimiliki perguruan tinggi. Sehingga hasil yang studi dapat memberikan pemahaman yang mendalam terkait kondisi walkability di kawasan perguruan tinggi.
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian di skripsi ini adalah: 1. Menentukan nilai walkability dari lingkungan di 20 kampus perguruan tinggi di Kota Bandung; 2. Membandingkan nilai walkability dari lingkungan di 20 kampus perguruan tinggi di Kota Bandung; 3. Menentukan aspek walkability yang telah terpenuhi dan belum terpenuhi dari lingkungan di 20 kampus perguruan tinggi di Kota Bandung.
1-4 1.4.
Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan di lingkungan pada 20 kampus perguruan tinggi di Kota Bandung; 2. Data yang digunakan adalah data primer berupa data hasil penilaian kondisi jalur pejalan kaki di kawasan pendidikan tinggi di Kota Bandung berdasarkan kondisi sebenarnya di lapangan; 3. Metode yang digunakan adalah metode yang dikembangkan oleh Horacek et al. (2012), disertai dengan beberapa penyesuaian untuk wilayah perkotaan Indonesia.
1.5.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah penilaian walkability menggunakan metode yang dikembangkan oleh Horacek et al. (2012). Metode penelitian tersebut akan diaplikasikan di beberapa kawasan perguruan tinggi di Kota Bandung. Kegiatan penelitian dimulai dari penyusunan latar belakang penelitian yang kemudian dilanjutkan dengan perumusan permasalahan penelitian. Permasalahan yang diangkat adalah berapa nilai walkability di kawasan perguruan tinggi di Kota Bandung, khususnya di lokasi studi. Kegiatan penelitian dilanjutkan dengan mengkaji pustaka untuk memperkuat landasan teori dan konsep yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Kajian pustaka mencakup definisi pejalan kaki, kegiatan berjalan kaki, ruang pejalan kaki, fasilitas pejalan kaki, aksesibilitas, walking accessibility, konsep walkability, metode penilaian walkability, dan metode penilaian walkability di kawasan perguruan tinggi. Langkah
selanjutnya
adalah
menjelaskan
metode
penelitian
dan
pendekatannya. Tahapan penelitian selanjutnya adalah pengumpulan data primer tentang nilai walkability di lokasi studi menggunakan metode yang dikembangkan Horacek et al. (2012). Data yang digunakan dalam penelitian adalah data hasil penilaian karakteristik jalur pejalan kaki di kawasan pendidikan tinggi di Kota Bandung berdasarkan kondisi sebenarnya di lapangan.
1-5 Pengolahan data dan analisis lebih lanjut adalah membandingkan hasil dilakukan untuk memahami lebih mendalam terkait tingkat walkability di lokasi studi. Tahap akhir penelitian adalah menyusun kesimpulan dan saran. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Diagram Alir Penilaian Walkability Kawasan Perguruan Tinggi di Kota Bandung