PENGARUH STRUKTUR OTORITAS FORMAL DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP COST COUNSCIOUSNESS DENGAN MANAJEME KEPUTUSAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi empiris pada fakultas/sekolah yang terdapat pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Padang)
Winda Et Maliza1), Zaitul1), Herawati2) Accounting department, Economic faculty, Bung Hatta University Email :
[email protected] ABSTRACT Cost counsciousness is one of management aspect in cost management and accounting. However there is lack of study investigate phenomena in public sector. Therefore, this study aims to investigate the effect of formal structure authority and accounting information system characteristic on cost counsciousness. Besides, this study also determine the role of decision management as intervening variable. The agency theory used to undestand that cousal relationship between variables. The object of this research are managers and accounting staf in public sector, Pariaman district. By using 54 respondent, We found that formal structure authority and accounting information system characteristic,have a significant effect on cost counsciousness and decision management. This decision management also significant effect on cost counsciousness. However, there is no role of decision management as intervening variable. Keywords: Cost Counsciousness, Formal Structure Authority, Accounting Information System Characteristic, And Decision Management.
1.
LatarBelakang
Dalam suatu organisasi pemerintahan khususnya organisasi sektor publik dalam mewujudkan strategi usaha dan target pekerjaaan dituntut untuk lebih memperhatikan value for money. Pelaksanaan value for money , yaitu ekonomis dalam pengadaan dana alokasi sumber daya. Efisien dalam penggunaan sumber daya dalam arti penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan serta efektif dalam arti mencapai tujuan dan sasaran (Sumenge, 2013). Dalam sistem pemerintahan juga perlu diperhatikan kepedulian terhadap biaya atau kepedulian cost, dan juga
kepedulian terhadap keefektifan dan keefisienan sistem informasi akuntansi. Dimana kepedulian terhadap keefektifan atau keefisienan anggaran atau biaya dipemerintahan, menurut Syafruddin (2006) kepedulian cost (cost counsciousness) merupakan birokrasi dipemerintahan daerah merupakan proses manajemen yang menghasilkan cost tidak efisien dan tidak efektif. Upaya pemerintah dalam menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih masih lemah dalam pelaksanaan dan masih menemukan beberapa kendala yang belum menunjukan hasil yang memuaskan. 1
Begitu juga dengan pemerintahan daerah Kabupaten Padang Pariaman, dimana masih ditemukan beberapa tindakan kecurangan dan ketidakpatutan dalam laporan keuangan pemerintahan daerah Kabupaten Padang Pariaman. Dapat dilihat dari beberapa masalah yang timbul diantaranya (LKPD Kabupaten Padang Pariaman, 2013) BPK masih menemukan kondisi yang masih dapat dilaporkan berkaitan dengan sistem pengendalian intern dan operasinyayaitu Terdapat 42 rekening yang belum ditetapkan dengan SK Bupati kabupaten Padang Pariaman dan terdapat penerimaan jasa giro milik pihak lain yang diakui sebagai pendapatan. BPK juga menemukan adanya kecurangan, ketidakpatuhan dan ketidakpatutan dalam pengujian kepatuhan terhadap peraturan, perundangan dan pemerintah kabupaten Padang Pariaman. Dimana pokok-pokok ketidakpatuhan, kecurangan dan ketidakpatutan antara lain, Penganggaran sumbangan pihak ketiga berupa donasi oleh pengguna jasa transportasi udara Bandara Internasional Minangkabau dan pungutan donasi atas biaya perjalanan dinas tidak sesuai ketentuan. Berdasarkan dari latar belakang masalah ini didapaatkan rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut. Bagaimana struktur otoritas formal berpengaruh terhadap cost counsciousness. Bagaimana struktur otoritas formal berpengaruh terhadap manajemen keputusan?Bagaimana manajemen keputusan berpengaruh terhadap cost counsciousness?Bagaimana struktur otoritas formal berpengaruh terhadap cost counsciousness melalui manajemen keputusan? Bagaimana karakteristik sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap cost cuonsciousness? Bagaimana karakteristik sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap manajemen keputusan? Bagaimana karakteristik sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap cost counsciousness melalui manajemen keputusan ? 2. Teori dan Pengembangan Hipotesis
Agency Theory ( Teori Agensi ) Teori agensi (agency theory) dikembangkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Teori tersebut mendasarkan hubungan kontrak antara prinsipal dan agen. Teori keagenan menyatakan bahwa hubungan keagenan merupakan sebuah persetujuan (kontrak) diantara dua pihak, yaitu prinsipal dan agen. Dalam teori ini menjelaskan bahwa prinsipal memberi wewenang kepada agen untuk mengambil keputusan atas nama prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976). Cost Counciousness Cost counsciousness bisa juga diartikan sebagai kepedulian atau kesadaran akan biaya. Kesadaran akan biaya merupakan suatu kesadaran tentang sikap seluruh pekerja mengenai pemahaman yang berhubungan dengan biaya, pengendalian biaya, mencegah munculnya biaya yang tidak perlu serta pengurangan biaya (Finkler, 1999 dalam Kusuma et al, 2014). Kepedulian terhadap biaya tidak terlepas dari upaya pencapaian efisiensi dan efektifitas (Sucahyo, 2011) Struktur Otoritas Formal Struktur merupakan cara organisasi mengatur sumber daya manusia bagi kegiatan-kegiatan kearah tujuan (Gammahendra et al, 2014). Kekuasaan terutama ditentukan oleh struktur didalam organisasi. Struktur organisasi di pandang sebagai mekanisme pengendalian yang mengatur organisasi (Irawati, 2004). Makna pokok dari kekuasaan, yaitu sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain agar menurut pada kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi merupakan suatu komponen atau sub sistem dari suatu organisasi yang mempunyai tanggung jawab atas penyiapan informasi keuangan guna membantu manajemen dalam pembuatan keputusan (Silviana, 2013). Dalam sistem pemerintahan daerah sistem informasi 2
akuntansi lebih disebut dengan sistem informasi keuangan daerah. Dalam PP No.56 Tahun 2005 pasal 1 ayat 15, sistem informasi keuangan daerah selanjutnya disingkat SIKD adalah suatu sistem yang mengdokumentasikan, serta mengolah data pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka penerimaan, pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawabanpemerintahan daerah. Manajemen Keputusan Manajemen keputusan merupakan perilaku manajer yang berkaitan dengan penggunaan sistem informasi yang dapat ditelaah dengan melihat sampai sejauh mana keberadaan informasi anggaran digunakan untuk manajemen keputusan (Swieringa dan Moncur, 1975 dalam Abernethy dan Emidia, 2004). Pengembangan Hipotesis Pengaruh Struktur Otoritas Formal Terhadap Cost Counsciousnees. Rancangan dan bentuk struktur formal dirancang untuk mendorong dan memotivasi pimpinan SKPD untuk bertindak berdasarkan pada manajemen sumber daya yang sehat dan benar (Abernathy & Stoelwinder, 1995). Melalui desain struktur kewenangan formal yang baik, perusahaan bisa mengembangkan perilaku cost consciousness karena struktur kewenangan formal merupakan hirarki jabatan formal seseorang dalam perusahaan sehingga bisa dijadikan sebagai alat kontrol untuk memaksa pegawai berperilaku Cost consciousness (Chairina, 2007). dengan diterapkannya kewenangan formal di masing-masing pimpinan SKPD dapat meningkatkan kepedulian mereka terhadap cost sehingga mereka dapat memperketat pengeluaran untuk mencapai keefisienan biaya.Berdasarkan penjelasan diatas, maka ditarik sebuah hipotesis sebagai berikut. H1:struktur Otoritas Formal Berpengaruh Terhadap Cost Counsciousness
Pengaruh Struktur Otoritas Formal Terhadap Manajemen Keputusan. Jensen dan Meckling (1992) menjelaskannya bahwa dalam konteks keputusan, mereka berargumentasi bahwa semua organisasi mempunyai dua masalah. yaitu (i) masalah penetapan delegasi hak keputusan dan (ii) masalah kontrol terhadap hak keputusan yang telah didelegasikan, dua hal ini berkaitan. Dalam teori agensi menjelaskan bahwa prinsipal memberi wewenang kepada agen untuk mengambil keputusan atas nama prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976). Derajat seseorang atau sub unit dapat mempengaruhi pengambilan keputusan akan menentukan kadar kekuasaan. Seseorang atau sub unit yang memiliki kekuasaan dapat mempengaruhi jalannya proses pengembalian keputusan, alternatif apa yang seyogyanya dipilih dan kapan keputusannya diambil (Irawati 2004). Berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini keputusan diperoleh dan dimiliki oleh pimpinan SKPD. Kekuasaan formal yang dimiliki oleh pimpinan SKPD karena posisi yang dipegang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan karena keputusan yang baik maka hasil pekerjaanpun akan sesuai dengan yang diharapkan. Atas dasar ini, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut H2 :StrukturOtoritas Formal Berpengaruh Terhadap Manajemen Keputusan. Pengaruh Manajemen Keputusan Terhadap CostCounsciousness. Shield dan Young (1994) menjelaskan Konsep kepedulian terhadap cost(cost consciousness) menekankan pada tingkat dimana para manajer mempunyai kaitan dengan konsekuensi biaya dari pengambilan keputusan, karena dalam jangka panjang, keputusan dan tindakan manajer menyebabkan biaya, kecuali manajer yang bisa membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk peduli terhadap biaya. Individu yang peduli terhadap biaya akan selalu mempertimbangkan besaran biaya yang harus dikeluarkan ketika 3
membuat keputusan untuk memperoleh manfaat tertentu. sikap manajer dalam mempertimbangkan pentingnya biaya dalam pengambilan keputusan dan tindakan dalam pengambilan keputusan akan menghasilkan kepedulian mereka terhadap biaya yang akan dikeluarkan untuk mencapai efisiensi biaya. Oleh karena itu dikembangkan hipotesis sebagai berikut. H3:Manajemen Keputusan Berpengaruh TerhadapCost Counsciousness Pengaruh Struktur Otoritas Formal Terhadap Cost Counsciousness Melalui Manajemen Keputusan. Struktur kewenangan formal di mana pelimpahan wewenang dijalankan dengan baik dan individu memiliki tanggung jawab untuk keputusan tersebut. Manajer memperoleh kekuasaan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pada semua level dalam organisasi. Oleh karena itu, melalui desain struktur kewenangan formal yang baik, perusahaan bisa mengembangkan perilaku cost consciousness karena struktur kewenangan formal merupakan hirarki jabatan formal seseorang dalam perusahaan sehingga bisa dijadikan sebagai alat kontrol untuk memaksa pegawai berperilaku Cost consciousness (Chairina, 2007). melalui prilaku manajer yakni manajemen keputusan dapat mempengaruhi kekuasaan formal yang diberikan kepada manajer untuk pengambilan keputusan dalam penyusunan dan penetapan dalam anggaran pemerintahan sehingga mereka lebih peduli terhadap biaya. Atas dasar ini maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut. H4 :Struktur Otoritas Formal Berpengaruh Terhadap Cost CounsciousnessMelalui Manajemen Keputusan. Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Cost Counciousness Informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya
digunakan untuk beberapa keperluan. Sehingga sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi tidak hanya digunakan oleh satu pihak dalam organisasi perusahaan tersebut. Dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dalam nilai uang secara tepat, tetapi mungkin hanya dapat ditaksir dalam bentuk nilai efektivitasnya (Chairina, 2007). semakin meningkatkan sistem informasi keuangan yang digunakan manajer dapat meningkatkan rasa kepedulian mereka terhadap biaya. Karna informasi yang relevan dan trasparant akan membuat mereka lebih memperhatikan apa keputusan selanjutnya yang akan mereka ambil termasuk dalam biaya yang akan dikeluarkan. Atas dasar ini maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut. H5:Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Berpengaruh Terhadap Cost Counsciousness. Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Manajemen Keputusan Pemerintahan Daerah sebagai organisasi sektor publik, agar dapat berjalan efektif, efisien, transparan dan bersih diperlukan dukungan dari sistem informasi akuntansi yang memadai agar informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk manajemen keputusan (Silviana, 2013). Dalam proses pengambilan keputusan informasi adalah hal yang sangat penting. Penelitian Abernethy dan Emedia, (2004) menyatakan bahwa penggunaan sistem informasi akuntansi untuk manajemen keputusan akan makin meningkat saat relevansi informasi juga meningkat. manajer lebih sering menggunakan sistem informasi keuangan daerah untuk manajemen keputusan yakninya dalam pengambilan keputusan. Informasi yang relevan dan transparant akan membuat manajer lebih berhati-hati dalam 4
pengambilan keputusan. Oleh karena itu dikembangkan hipotesis sebagai berikut. H6 : Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Berpengaruh Terhadap Manajemen Keputusan. Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Cost Counsciousness Melalui Manajemen Keputusan. Konsep cost consciousness dikembangkan oleh Shield dan young (1994) menekankan pada tingkat di mana para manajer mempunyai kaitan dengan konsekuensi biaya dari pengambilan keputusan. Hal ini didasari bukti bahwa banyak perusahaan sukses dalam keunggulan kompetitif karena mampu mengelola budget dengan baik. Partisipasi anggaran sangat efektif dan efisiensi dalam memfasilitas penyebaran informasi yang komplek dan proses awal dari pembelajaran organisasi (organizational learning). Penggunaan sistem informasi keuangan akan meningkatkan pentingnya kesadaran akan biaya bagi para manajer. Tujuan sistem informasi keuangan tersebut dapat memperkuat pentingnya sumber daya manajemen dan konsekuensi biaya dari pengambilan keputusan (Kusuma et al, 2014). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut. H7 : Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Berpengaruh Terhadap Cost Counsciousness Melalui Manajemen Keputusan. Kerangka Penelitian H1 SOF H2
H4
H3 MK
CC
KSIA H6 H7 H4
H5
3.Metodologi Penelitian Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kabupaten Padang Pariaman.
Adapun jumlah SKPD pada kabupaten Padang Pariaman yaitu berjumlah 19 SKPD. Sampel dalam penelitian ini yaitukepala SKPD yaitu kepala Badan, kepala Kantor, dan kepala Dinas serta kepala bidang, dan staf akuntansinya.Metode pemilihan sampel yang digunakan yaitu total sampling. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari sumbernya, bisa dalam bentuk wawancara, dengan kuesioner dan lain-lain.Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner ke responden langsung. Pengembalian kuesioner diambil langsung dari responden maksimal dua hari setelah kuesioner diberikan Definisi dan Pengukuran Variabel Variabel Dependen Cost Counsciousness Kepedulian cost oleh kepala daerah maupun pimpinan SKPD merupakan langkah awal penting bagi terciptanya organisasi pemerintahan daerah yang baik dan transparan. Item pengukur variabel ini diadaptasi dari Young dan Shields (1994). Skala Likert 1 sampai 7 digunakan untuk menunnjukan respon dari costconsciousness (1 –sangat tidak setuju sekali sampai 7 – sangat setuju sekali). Semakin tinggi nilai skala menunujukkan semakin tinggi tingkat kesadaran berbiaya. Variabel Independen 1. Struktur Otoritas Formal Struktur kewenangan formal dimiliki karna posisi yang dipegang dalam suatu organisasi dimana untuk mengukur variabel tersebut digunakan tiga instrument dari Govindrajan (1988).Instrument kewenangan formal terdiri dari tiga pertanyaan, yang didesaian untuk mengungkap keputusan yang tepat untuk didelegasikan kepada para manajer.persepsi responden terhadap 5
indikator tersebut diukur dengan 7 Skala Likert. 1 sampai 7 (1 sangat tidak setuju sekali sampai 7 sangat setuju sekali). Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi kewenangan formal. 2. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Keuangan Daerah yang baik akan menghasilkan informasi keuangan yang memadai dan andal untuk pertanggungjawaban.Untuk mengukur variabel ini digunakan 9 buah item pernyataan yang diadaptasidari Doll dan Torkzadeh (1988) digunakan untuk menunjukkan adanya kepuasan mereka dengan informasi yang disajikan oleh sistem anggaran.Persepsian responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 7 skala Likert (1 - sangat tidak pernah sekali sampai 7 –sangat sering sekali). Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi penggunaan sistem informasi akuntansi keuangan daerah. Variabel Intervening Manajemen Keputusan manajeman keputusan dalam organisasi yaitu pimpinan harus bisa mengambil keputusan yang tepat untuk menentukan kelangsungan jalannya organisasi.Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan informasi anggaran untuk manajemen keputusan oleh Kepala Daerah dan kepala SKPD terdiri dari empat jenis pertanyaan yang ditunjukan dengan skala Likert 1 sampai 7 (1 – sangat kecil sekali sampai 7 – sangat besar sekali). Semakin tinggi nilai skala menunjukan semakin besar dalam manajemen keputusan Teknik Pengujian Data Dalam melakukan pengujian statistik, maka dalam penelitian ini menggunakan tahapan pengujian meliputi uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, teknik pengujian hipoteis menggunakan analisis regresi Sederhana. Selanjutnya dalam pengujian hipotesis menggunakan
uji koefisien determinasi ( R² ), Uji F Statistik dan Uji t statistik. 4.Analisis Dan Pembahasan Hasil Penelitian Demografi Responden Kuisioner disebarkan sebanyak 57 kuesioner dan kembali sebanyak 54 kuesioner. Data profil responden menunjukkan bahwa dari kuisioner yang dapat diolah didapat data responden pria 35 orang atau mencapai 64,82% dan wanita 19 orang atau mencapai 35,18%. Melihat dari faktor umur responden yang berusia antara 31-35 tahun sebanyak 5 orang responden atau 9,25 %, responden yang berumur antara 36-40 tahun sebanyak 9 atau 16,67%, dilanjutkan dengan responden berumur 41-45 tahun sebanyak 15 orang atau 27,78 %, dan umur berada antara 46-50 tahun sebanyak 13 orang atau 24,7%, dan 51 keatas sebanyak 12 orang atau 22,23 % Berdasarkan jenjang pendidikan yakni SMA sebanyak 3 responden atau 5,56 %, Diploma 3 (D3) sebanyak 4 responden atau 7,41 % , Strata 1 (S1) sebanyak 43 responden atau 79,62 %, dan Strata 2 (S2) sebanyak 4 responden atau 7,41 %. Berdasarkan jabatan responden yaitu Kepala Dinas, Badan, dan Kantor yakni sebanyak 18 orang atau 33,33%, dan Kepala Bidang yakni sebanyak 18 orang atau 33,33%, dan untuk staf akuntansi nya sama yakni 18 orang atau 33,34%. Informasi profil responden yang terahir yaitu tentang lama jabatan responden, lama jabatan 1-5 tahun ada 28 orang atau 51,85%, dan lama jabatan 5-10 tahun 17 orang atau 31,48%, dan lama jabatan >10 tahun yakni 9 orang atau 16,67% Deskriptif Statistik Statistik deskriptif dari penelitian ini terlihat bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 54 sampel, dari 54 sampel tersebut terlihat bahwa variabel dependen yaitu cost counsciousnessdengan nilai tertinggi 21 dan nilai terendah 12, kemudian memiliki nilai rata-rata 17,74 dan standar deviasi sebesar 1,885. variabel 6
independen dalam penelitian ini ada dua, yang pertama yaitu struktur otoritas formal dengan nilai terendah 12, nilai tertinggi 21 kemudian memiliki nilai rata-rata 17,67 dan standar deviasi 1,892, dan variabel independen yang kedua adalah karakteristik sistem informasi akuntansi dengan nilai terendah 43 dan nilai tertinggi 61 nilai rata-rata 51,83 dan standar deviasi 3,820. Variabel intervening pada penelitan ini yaitu manajemen keputusan memiliki nilai terendah 20, dan nilai tertinggi 37 serta nilai rata-rata sebesar 7.3081 dengan standar deviasi 2,683 Uji Validitas Uji validitas pada penelitian ini bahwa nilai KMO-MSA variabel struktur otoritas formal 0,460,karakteristik sistem informasi akuntansi 0,636, manajemen keputusan0,543 dan cost counsciousness 0,577. Dengan ini data dapat dianalisis lebih lanjut karena memenuhi syarat KMO-MSA harus lebih besar atau sama dengan 0,5. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dapat dilakukan jika sudah melakukan uji validitas suatu data dan hasil setiap item pertanyaan sudah valid maka selanjutnya dilakukan analisis uji reliabilitas sebagai syarat untuk tahap pengujian hipotesis. Uji reabilitas pada penelitian ini untuk variabel cost counsciousness 0,770, struktur otoritas formal 0,763, karakteristik sistem informasi akuntansi 0,728, danmanajemen keputusan0,706, semua mempunyai nilai cronbach alpha yang lebih dari 0,7. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,70 (Nunnally, 1994) dalam (Ghozali, 2011). Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan tahap proses yang harus dilakukan setelah uji validitas dan uji reliabilitas dalam analisis regresi linear. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang diuji terdiri uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskendastisitas. Uji Normalitas
Normalitas merupakan uji yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Dalam pengambilan keputusan uji normalitas, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan berdistribusi normal. Uji normalitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa masing – masing variabel penelitian yang terdiri dari cost counsciousness, struktur otoritas formal, dan karakteristik sistem informasi akuntansi, memiliki nilai asymp sig diatas 0,05. Dalam model pengujian normalitas hanya satu variabel yang terdistribusi tidak normal yaitu manajeme keputusan dengan nilai asymp sig 0,012 atau dibawah 0,05. Untuk menormalkan data maka dapat dilakukan dengan meresidualkan data, setelah proses tersebut dilakukan maka uji normalitas kedua memperoleh hasil 0,059, hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai residual terdistribusi dengan normal. Karena telah memenuhi syarat yang nilai signifikannya lebih dari 0,05 Uji Multikolinearitas Untuk mendeteksi terjadi atau tidak nya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas tidak terjadi jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1. Pada variabel struktur otoritas formal nilai TOL 0,570 VIF 1,755, karakteristik sistem informasi akuntansi nilai TOL 0,477 dan VIF 2,096, dan manajemen keputusan nilai TOL 0,758 dan VIF 1,320. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap variabel independen dan variabel intervening tidak teridentifikasi atau bebas dari gejala multikolinearitas. Uji Heterokedastisitas Pada variabel karakteristik sistem informasi akuntansi dan manajemen keputusan memiliki nilai signifikan yang berada diatas 0,05 yaitu 0,163 dan 0,145 sehingga dapat disimpulkantidak mengandung adanya heteroskendastisitas, pada variabel struktur otoritas formal nilai signifikan 0,007 < 0,05. Karna variabel 7
struktur otoritas formal mengalami heteroskendastisitas maka dari itu perlu dilakukan pengujian selanjutnya yaitu menggunakan scatterplot Untuk mendeteksi terjadinya heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik scatterplot.Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang teratur(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan terjadi heteroskesdastisitas. Hasil pengujian dapat dilihat dalam grafik 4.1 berikut ini: Scatterplot
Dependent Variable: CC1
Regression Studentized Residual
2
1
0
-1
-2
-3 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Grafik 4.1 Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak terdapatnya suatu pola tertentu, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskesdastisitas pada model regresi. Uji Hipotesis Pengaruh Struktur Otoritas formal terhadap Cost Counsciousness Uji Koefisien Determinasi (R2) Pada uji koofisien determinasi untuk hipotesis 1 menggunakan regresi sederhana diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,169. Jadi Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh struktur otoritas formal sebesar 16,9% memberikan infomasi terhadap cost counsciousness. Uji F Statistik (Uji F) Berdasarkan uji F diperoleh hasil F-Test (ANNOVA)sebesar 0,002. Hal ini dapat disimpulkan bahwa struktur otoritas
formal berpengaruh counsciousness.
terhadap
cost
Uji t-statistik Hasil uji t-statistik dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini Tabel 4.1 Hasil Uji t-statistik Hipotesis 1 No variabel B sig kesimpu lan 1
Struktur otoritas formal
0,40 9
0, 002
H1 diterima
Sumber:Lampiran 7 (Hal 49) Hasil uji t-statistik yang ada dalam tabel 4.1 diatas yaitu nilai koefisien regresi pada hipotesis 1 adalah sebesar 0,049 dengan signifikan 0,002 Hal ini dapat disimpulkan bahwastruktur otoritas formal (X1) berpengaruh terhadap cost counsciousness (Y). Pengaruh struktur otoritas formal terhadap manajemen keputusan Uji Koefisien Determinasi (R2) Pada uji koofisien determinasi untuk hipotesis 2 menggunakan regresi sederhana diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,095. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh struktur otoritas formal sebesar 9,5% memberikan infomasi terhadap manajemen keputusan,. Uji F Statistik (Uji F) Berdasarkan uji F diperoleh hasil F-Test (ANNOVA)sebesar 0,023. Model regresi yang digunakan dapat diterima karena nilai signifikasi sebesar 0,023< ,. Uji t-statistik Hasi uji t-statistik dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Hasil Uji t-statistik Hipotesis 2 No Variabel B Sig Kesimpu lan Struktur otoritas 0,43 0,02 H diterima 2 1 formal
7
3
Sumber: Lampiran 8 (Hal 51) uraian tentang hasil uji t-statistik yang ada dalam tabel 4.18 diatas, nilai koefisien regresi pada variabel struktur 8
otoritas forma adalah sebesar 0,437 dengan signifikan 0,023. Hal ini dapat disimpulkan bahwa struktur otoritas formal berpengaruh terhadap manajemen keputusan karena nilai signifikan lebih kecil dari alpha yaitu 0,05. Pengaruh manajemen keputusan terhadap cost counsciousness Uji Koefisien Determinasi (R2) Pada uji koofisien determinasi untuk hipotesis 3 menggunakan regresi sederhana diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,135. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen keputusan memberikan pengaruh terhadap cost counsciousness sebesar 13,5 %. Uji F Statistik (Uji F) Berdasarkan uji F diperoleh hasil F-Test (ANNOVA)sebesar 0,006. Model regresi yang digunakan dapat diterima karena nilai signifikasi sebesar 0,006< . Uji t-Statistik Hasil uji t-statistik dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Hasil Uji t-statistik Hipotesis 3 No Variabel B Sig Kesimpu lan 1
Manajemen keputusan
0,258
0,006
H3 Diterima
Sumber: Lampiran 9 (Hal 52) Berikut ini adalah Uraian tentang hasil uji t-statistik yang ada dalam tabel 4.21 diatas yaitu nilai koefisien regresi pada variabel manajemen keputusan (I) adalah sebesar 0,258 dengan signifikan 0,006. Hal ini dapat disimpulkan bahwa manajemen keputusan berpengaruh terhadap cost cuounsciousness Pengaruh struktur otoritas formal terhadap cost counsciousness melalui manajemen keputusan Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koofisien determinasi pada hipotesis 4 Untuk melihat pengaruh struktur otoritas formal terhadap cost counsciousness melalui manajemen keputusan sebagai variabel intervening, maka nilai koefisien regresi dari hipotesis
2 dikalikan dengan hasil dari koefisien regresi pada hipotesis 3. Hasil dari keduanya akan dibandingkan dengan hasil koefisien regresi pada hipotesis 1, apabila hasil perkalian dari koefisien regresi hipotesis 2 dan 3 lebih besar dari koefisien regresi hipotesis 1 maka dapat dikatakan manajemen keputusan berfungsi sebagai variabel intervening begitupun sebaliknya. Pada pengujian hipotesis ini untuk hipotesis 1, 2, dan 3 harus berpengaruh signifikan atau nilai signifikan dari ketiganya harus < 0,05. Berikut hasil dari uji T-statistik dari hipotesis 1, 2, dan 3. Tabel 4.22 Hasil Uji t-statistik Hipotesis 1, 2, dan 3 No Variabel B Sig Kesimpu lan Struktur otoritas 0,40 0,00 H diterima 1 1 formal 9 2 terhadapcost counsciousness 2 Struktur otoritas 0,43 0,02 formal terhadap 7 3 manajemen keputusan 0,25 0,00 3 Manajemen keputusan 8 6 terhadap cost counsciousness Sumber : Hasil Pengolahan spss
H2 diterima
H3 diterima
Pengaruh langsung Pengaruh tidak langsung
: 0,409 : 0,437 x 0,258 Variabel Intervening : 0,113 Berdasarkan tabel 4.22 dapat dilihat pengaruh langsung struktur otoritas formal terhadap cost counsciousness sebesar 0,409. Sementara pengaruh tidak langsung melalui manajemen keputusan yaitu 0,437 x 0,258 = 0,113. Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa ternyata 0,113 < 0,409 , pengaruh secara tidak langsung melalui manajemen keputusan lebih kecil dibanding pengaruh secara langsung terhadap cost counsciousness. Hasil ini menunjukkan bahwa manajemen keputusan tidak memediasi antara struktur otoritas formal terhadap cost counsciousness. Pengaruh karakteristik sistem informasi akuntansi terhadap cost counsciousness 9
Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koofisien determinasi pada hipotesis 5 menggunakan regresi sederhana diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,158 Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh karakteristik sistem informasi akuntansi sebesar 15,8% memberikan infomasi terhadap cost counsciousness. Uji F Statistik (Uji F) Berdasarkanuji F diperoleh hasil FTest (ANNOVA) nilai signifikan sebesar 0,003. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dapat diterima karena nilai signifikasi sebesar 0,003< Uji t-statistik Hasil uji t-statistik dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Hasil Uji t-statistik H5 No Variabel B Sig Kesimpulan Karakteristik 0,19 0,00 H5 diterima 1 sistem informasi akuntansi
6
3
Sumber: Lampiran 10 (Hal 56) uraian tentang hasil uji t-statistik yang ada dalam tabel 4.25 diatas, nilai koefisien regresi pada variabel karakteristik sistem informasi akuntansi (X2) adalah sebesar 0,196 dengan signifikan 0,003. Hal ini dapat disimpulkan bahwa karakteristik sistem informasi akuntansi (X2) berpengaruh terhadap cost counsciousness (Y) karena nilai signifikan kecil dari alpha yaitu 0,05. Pengaruh karakteristik sistem informasi akuntansi terhadap manajemen keputusan Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koofisien determinasi pada hipotesis 6 menggunakan regresi sederhana diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,242 Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik sistem informasi akuntansi memberikan pengaruh terhadap manajemen keputusan sebesar 24,2 % . Uji F Statistik (Uji F) Berdasarkanuji F diperoleh hasil FTest (ANNOVA) nilai signifikan sebesar
0,000. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dapat diterima karena nilai signifikasi sebesar 0,000< Uji t-statistik Hasil uji t-statistik dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini Tabel 4.5 Hasil Uji t-statistik H6 N Variabel B Sig Kesimpul o an 1
Karakteristik sistem informasi akuntansi
0,34 5
0,00 0
H6diterima
Sumber: Lampiran 11 (Hal 58) Uraian tentang hasil uji t-statistik yang ada dalam tabel 4.28 diatas yaitu nilai koefisien regresi pada variabel karakteristik sistem informasi akuntansi adalah sebesar 0,345 dengan signifikan 0,000. Hal ini dapat disimpulkan karakteristik sistem informasi memberikan pengaruh terhadap manajemen keputusan Pengaruh skarakteristik sistem informasi akuntansi terhadap cost counsciousness melalui manajemen keputusan Untuk melihat pengaruh karakteristik sistem informasi akuntansi terhadap cost counsciousness melalui manajemen keputusan sebagai variabel intervening, maka nilai koefisien regresi dari hipotesis 6 dikalikan dengan hasil dari koefisien regresi pada hipotesis 3. Hasil dari keduanya akan dibandingkan dengan hasil koefisien regresi pada hipotesis 5, apabila hasil dari perkalian koefisien regresi hipotesis 6 dan 3 lebih besar dari koefisien regresi hipotesis 5 maka dapat dikatakan manajemen keputusan berfungsi sebagai variabel intervening begitupun sebaliknya. Pada pengujian hipotesis ini untuk hipotesis 3, 5, dan 6 harus berpengaruh signifikan atau nilai signifikan dari ketiganya harus < 0,05. Berikut hasil uji T-statistik dari hipotesis 3, 5, dan 6.
Tabel 4.29 10
Hasil Uji t-statistik Hipotesis 3, 5, dan6 N Variabel B Sig Kesimpu o lan 1
2
3
Manajemen keputusan terhadap cost counsciousness Karakteristik sistem informasi akuntansi terhadap cost counsciousness Karakteristik sistem informasi akuntansi terhadap manajemen keputusan
0,25 8
0,00 6
H3 diterima
0,19 6
0,00 3
H5 diterima
0,34 5
0,00 0
H6 diterima
Sumber : Hasil Pengolahan data Pengaruh langsung : 0,196 Pengaruh tidak langsung : 0,345 x 0,258 Variabel Intervening : 0,089 Berdasarkan tabel 4.29 dapat dilihat pengaruh langsung karakteristik sistem informasi akuntansi terhadap cost counsciousness sebesar 0,196. Sementara pengaruh tidak langsung melalui manajemen keputusan yaitu 0,345 x 0,258 = 0,089. Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa ternyata 0,089 < 0,196 , pengaruh secara tidak langsung melalui manajemen keputusan lebih kecil dibanding pengaruh secara langsung terhadap cost counsciousness. Hasil ini menunjukkan bahwa manajemen keputusan tidak memediasi antara karakteristik sistem informasi akuntansi terhadap cost counsciousness. Pembahasan Hasil Pengaruh Struktur Otoritas Formal Terhadap Cost Counsciousness. nilai koefisien regresi sebesar 0,409 dan nilai signifikan sebesar 0,002 yang lebih kecil dari 0,05. Maka dapat dikatakan bahwa struktur otoritas(X1) berpengaruh terhadap cost counsciousness (Y) karena nilai signifikan kecil dari alpha yaitu 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pimpinan akan mempengaruh dalam kepeduliannya terhadap biaya karna
dengan adanya peningkatan pada kekuasaan formal dipimpinan akan diikuti oleh rasa kepeduliannya terhadap biaya. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Syafruddin (2006) bahwa struktur otoritas formal pengaruh terhadap cost counscuoisness. Pengaruh Struktur Otoritas Formal Terhadap Manajemen Keputusan nilai koefisien regresi sebesar 0,437 pada nilai signifikan 0,023 kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur otoritas yang dimiliki pemimpin dapat mempengaruhi keputusan dalam manajemen yang di pimpinnya. Dari hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa otoritas formal yang dimiliki ini lebih bersifat sentralisasi sehingga semua keputusan bersifat terpusat yang dilakukuan oleh manajemen puncak, dengan ini dapat menunjukan bahwa manajemen dibawahnya hanya sedikit mendapatkan kekuasaan atau diberikannya kekuasaan oleh manajemen puncak dalam pengambilan keputusan dalam hal yang tertentu. Pengaruh Manajemen Keputusan Terhadap Cost Counsciousness. Didapatkan nilai signifikan sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen keputusan berpengaruh terhadap cost counsciousness. Sikap pimpinan dalam mempertimbangkan pentingnya biaya dalam pengambilan keputusan dan tindakan dalam pengambilan keputusan akan menghasilkan kepedulian mereka terhadap biaya yang akan dikeluarkan untuk mencapai efisiensi anggaran. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Syafruddin (2006) dan Chairina (2007) bahwa manajemen keputusan berpengaruh terhadap cost counsciousness. Pengaruh Struktur Otoritas Formal Berpengaruh terhadap Cost Counsciousness Melalui Manajemen Keputusan
11
Hasil dari hipotesis 4 bahwa struktur otoritas formal terhadap cost counsciousness melalui manajemen keputusan tidak terdapat pengaruh. Pengaruh langsung struktur otoritas formal terhadap cost counsciousness sebesar 0,409. Sementara pengaruh tidak langsung melalui manajemen keputusan yaitu 0,437 x 0,258 = 0,113. Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa ternyata 0,113 < 0,409 , hal ini menunjukan bahwa hasil dari pengaruh langsung lebih besar dari hasil pengaruh tidak langsung. Maka dengan itu dapat disimpulkan bahwa struktur otoritas formal yang dimiliki oleh pimpinan apabila belum diterap di masing-masing pempinan juga tidak akan meningkatkan rasa kepedulian terhadap biaya, dan kekuasaan formal yang dimiliki oleh pimpinan bahwa tidak semua pimpinan dapat mengerti dan memahami apa peran dan tanggung jawab yang harus dijalankan dan kosekuensi yang akan didapat atas peran dan tanggung jawab tersebut. Hal ini juga berdampak terhadap cost counsciousness. struktur otoritas formal dalam hal pengambilan keputusan memiliki pengaruh terhadap komitmen. Berusaha untuk meefisiensikan biaya itu merupakan suatu kebiasaan yang mesti dikembangkan dan diterapkan dalam pemerintahan. Apabila dengan diterapkannya kekuasaan formal di masing-masing pimpinan SKPD dapat meningkatkan kepedulian mereka terhadap cost sehingga mereka dapat memperketat pengeluaran untuk mencapai keefisienan biaya dan dalam pengambilan keputusan bisa tepat pada sasarannya. Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Cost Counsciousness nilai koefisien regresi sebesar 0,196 dan nilai signifikan 0,003 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik sistem informasi akuntansi akan mempengaruhi peningkatan kesadaran akan biaya. Sistem informasi keuangan sangat berperan dalam
meningkatkan kesadaran akan biaya di masing-masing (Kusuma et al, 2014). Semakin meningkatkan sistem informasi keuangan yang digunakan pimpinan dapat meningkatkan rasa kepedulian mereka terhadap biaya. Karna informasi yang relevan dan trasparant akan membuat mereka lebih memperhatikan apa keputusan selanjutnya yang akan mereka ambil termasuk dalam biaya yang akan dikeluarkan. Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Manajemen Keputusan nilai koefisien regresi sebesar 0,345 dan nilai signifikan sebesar 0,000 yang kecil dari 0,05. Dari hasil ini disimpulkan bahwa dalam pemerintah diperlukan dukungan sistem yang relevan dan terpercaya sehingga informasi yang dihasilkan dapat diputusan untuk pengambilan keputusan. Pimpinan akan lebih sering menggunakan sistem informasi keuangan daerah untuk manajemen keputusan yakninya dalam pengambilan keputusan, sehingga informasi yang relevan dan transparant akan membuat pimpinan untuk lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan karena keputusan merupakan suatu dari tindakan, apabila tindakan yang baik akan menghasilkan yang baik pula. Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Cost Counsciousness Melalui Manajemen Keputusan Pada hasil hipotesis 7 yaitu pengaruh karakteristik sistem informasi akuntansi terhadap cost counsciousness melalui manajemen keputusan tidak terdapat pengaruh karna pengaruh langsung karakteristik sistem informasi akuntansi terhadap cost counsciousness sebesar 0,196. Sementara pengaruh tidak langsung melalui manajemen keputusan yaitu 0,345 x 0,258 = 0,089. Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa ternyata 0,089 < 0,196. Maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik sistem informasi akuntansi 12
yang digunakan dalam suatu pemerintahan tidak selalu menghasilkan informasi yang akurat dan relevan dan pada umum nya sistem informasi hanya digunakan untuk beberapa keperluan saja. Sehingga menyebabkan kesulitan untuk menghubungkan masalah yang tertentu pada bagian informasi. Sebagian besar informasi hanya digunakan oleh pihakpihak tertentu saja dalam organisasi pemerintahan dan tidak hanya digunakan oleh satu pihak. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dalam nilai uang secara tepat, tetapi mungkin hanya dapat ditaksir dalam bentuk nilai efektivitasnya (Chairina, 2007). Informasi yang relevan dan trasparant akan membuat mereka lebih memperhatikan apa keputusan selanjutnya yang akan mereka ambil termasuk dalam biaya yang akan dikeluarkan. 5.Kesimpulan Berdasarkan kepada analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat diajukan beberapa kesimpulan penting yang merupakan jawaban dari sejumlah masalah yang dibahas didalam penelitian ini yaitu sebagai berikut, Hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa struktur otoritas formal berpengaruh terhadap cost counsciousness pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Padang Pariaman, Hasil uji hipotesis kedua ditemukan bahwa struktur otoritas formal berpengaruh terhadap manajemen keputusan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Padang Pariaman, Hasil uji hipotesis ketiga ditemukan bahwa manajemen keputusan berpengaruh terhadap cost counsciousness pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Padang Pariaman. Hasil uji hipotesis keempat ditemukan bahwa struktur otoritas formal tidak berpengaruh terhadap cost counsciousness melalui manajemen keputusan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Padang
Pariaman, Hasil uji hipotesis kelima ditemukan bahwa karakteristik sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap cost counsciousness pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Padang Pariaman, Hasil pengujian hipotesis keenam ditemukan karakteristik sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap cost counsciousness pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Padang Pariaman, Hasil pengujian hipotesis ketujuh ditemukan bahwa karakteristik sistem informasi akuntansi tidak berpengaruh terhadap cost counsciousness melalui manajemen keputusan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Padang Pariaman. 5.2 Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa pada penelitian yang telah dilaksanakan saat ini masih terdapat sejumlah kekurangan dan kelemahan didalam penelitian ini. Hal ini tersebut adanya sejumlah keterbatasan yang peneliti miliki yaitu yang pertama Objek penelitian ini hanya pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Padang Pariaman sehingga sampel yang digunakan masih relatif kecil, karena tidak mencakup Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) se-provinsi Sumatera Barat, dan padaSatuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menjadi objek penelitian ini hanya pada Kantor, Dinas, dan Badan. Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan waktu dan biaya oleh peneliti, dan Masih terdapatnya sejumlah variabel yang berpengaruh terhadap cost counsciousness yang belum digunakan pada penelitian ini seperti otoritas informal, penggunaan sistem informasi akuntansi, kontrol keputusan dan berbagai variabel lainnya yang tidak digunakan didalam penelitian ini. Saran Peneliti Berdasarkan pada kesimpulan, implikasi dan keterbatasan penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat memberikan kontribusi atau manfaat bagi Peneliti yang akan datang diharapkan 13
untuk memperbanyak jumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang akan diteliti dan sehingga bisa mewakili, Disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk menggunakan alat uji lain seperti SEM-PLS, Penelitian yang akan datang disarankan untuk mencoba menambah variabel baru yang juga mempengaruhi cost counsciousness seperti otoritas informal, penggunaan sistem informasi akuntansi dan kontrol keputusan. Saran tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dalam menilai pentingnya sikap peduliterhadap biaya. DAFTAR PUSTAKA Abernethy, M. A., & Emidia Vagnoni (2004). Power, Organization Design And Managerial Behaviours Organizations. Accounting, Organization and Society, 29, 207 – 225. Abernethy, M.A. & Stoelwinder, J.U. (1995). The Role Of Professional Control In The Management Of Complex Organization. Accounting Organization and Society, 20(1), 1-17. Atarwan. J. D. Rita. 2008, Pengaruh Struktur Kewenangan, Karakteristik Sistem Informasi Keuangan Daerah, dan Perilaku Manajer Terhadap Kesadaran akan Biaya. Tesis S2, UNDIP, tidak dipublikasikan Baron M. Reuben and David A. Kenny. 1986. The Moderator–Mediator Variable Distinction in Social Psychological Research: Conceptual, Strategic Considerations. Vol 51, No. 6, 1173-1182. Bastian, Indra Dan GatotSoepriyanto,. 2002. Sistem Akuntansi Sektor Publik Edisi Pertama. Salemba Empat. Chairina. 2007. Pengaruh Kekuasaan dan Desain Organisasi Terhadap Prilaku Manajer (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum
Se-Provinsi Kalimantan Selatan). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia (JEBI). Volume 22, Nomor 3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Gadjah Mada. Diana, Litdia, 2013. Perepsi Pegawai Terhadap Pengambilan Keputusan Oleh Pimpinan Pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Agam. Jurnal Administrasi Pendidikan. Oktober 2013. Volume 1, Nomor 1 :101-461. Gammahendra, Fianda, Dkk. 2014. Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Organisasi (Studi Pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Volume 7, Nomor 2. Januari 2014. Uiversitas Brawijaya : Malang. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Universitas Diponogoro: Semarang. Govindarajan, V. (1988). A Contingency Approach to Strategy Implementation at the Business – Unit Level : Integrating Administrative Mechanisms withStrategy. Academy of Management Journal, 31 (4), 828 – 853. Haryanto dkk, 2007, Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama. UniversitasDiponegoro. Ingkiriwang, Ferona. O. 2013. Pengaruh Desentralisasi dan Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajer Dealar di Manado. Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174. Universitas Sam Ratulangi Manado Irawati, Nisrul. 2004. Kepemimpinan Efektif, Kepemimpinan yang Mampu Mengambil Keputusan yang Tepat. Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara. 14
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory Of The Firm : Managerial Behavior Agency Costs And Ownership Structure. Journal Of Financial Economic 3, 305-360. University Of Rochester, Rochester, Ny 14627. U.S.A. Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1992). Specific and general knowledge and organizational structure. In Ittner, C.D., & Larcker, D.F. (2001). Assessing empirical research in managerial accounting : a value based management perspective. Journal of Accounting and Economics, 32, 349-410. Kusuma, Ade. W. dkk. 2014. Pengaruh Struktur Kewenangan Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Daerah dan Prilaku Manajer Terhadap Kesadaran akan Biaya (Studi Empiris pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Siak). Jurnal Sorot. Volume 9, Nomor 1. April, 1-121. Universitas Riau. Moeis, Syarif. 2008. Struktur Sosial : Kekuasaan, Wewenang dan Kepemimpinan. Universitas Pendidikan Indonesia. Sekaran, U. 2011. Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat. Shields, M., & Young, S. M. (1994). Managing Innovation Costs : A Study of Cost Conscious behavior by R & D Professionals. Journal of ManagementAccounting Research, 6 175, 196. Silviana. 2013. Hubungan Penerapan Sistem Akuntansi Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Survey Pada 9 Kota Diprovinsi Jawa Barat). Fakultas Ekonomi. 30-31 Mei 2013. Universitas Widyatama Bandung.
Sucahyo, Sis. U. 2011. Peran Motivasi Melayani Publik Dalam Relasi Partisipasi Penganggaran dan Kepedulian Biaya Penyusun Anggaran Pemerintah Daerah. Universitas Kristen Satya Wacana. Sumenge, Sharon. A, 2013. Analisis Efektifitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Minahasa Selatan .Jurnal EMBA. ISSN :2303-1174. Fakultas Ekonomi. Jurusan Akuntansi. Universitas Sam Ratulangi Manado. Syafruddin, Muchammad. 2006. Dampak Stuktur Kekuasaan Pada Penggunaan Sistem Informasi Keuangan Daerah Untuk Kontrol Keputusan dan Manajemen Keputusan dan Prilaku Manajerial : Studi Pada Organisasi Pemerintahan Daerah. Semarang. Universitas Diponegoro. Yusnaini. 2010. Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIAKD) pada Pemerintah Daerah Sumatera Selatan. Jurnal Keuangan dan Bisnis. Vol. 8, No. 01, Maret 2010. STIE MUSI Palembang. Literatur Penunjang : Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman, 2013
15