Vol. 11 No.2 Jun-Sep 2016 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN PENDEKATAN BALACED SCORECARD (STUDI PADA PT. MEGA FINANCE CABANG GORONTALO) Muh. Sabir. M Fakultas Ekonomi Universitas Ichsan Gorontalo email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui serta menilai kinerja perusahaan ditinjau dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif internal bisnis dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada PT. Mega Finance berdasarkan konsep Balanced Scorecard, Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Penetapan informan dilakukan dengan teknik sampel aksidental. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, laporan ikhtisar dokumen, serta studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan PT. Mega Finance Cabang Gorontalo dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard dengan perspektif keuangan di ukur dari rasio ROA dan ROE mengalami fluktuasi. Kinerja perspektif pelanggan di ukur dari retensi pelanggan, akuisisi pelanggan, kepuasan pelanggan masing-masing mengalami fluktuasi. Kinerja proses bisnis internal di ukur dari inovasi dan proses operasi mengalami perbaikan. Dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan di ukur dari produktivitas karyawan dan perputaran karyawan mengalami fluktuasi. Sehingga keseimbangan kinerja secara keseluruhan mengalami masalah, yang artinya PT. Mega Finance Cabang gorontalo mengalami permasalah dari aspek keuangan dan non keuangan yang harus dilakukan perbaikan secara menyeluruh. Kata Kunci : Kinerja Perusahaan dan Keseimbangan rata-rata. Abstract This study aimed to analyze and determine and assess the company's performance in terms of financial perspective, customer perspective, internal business and learning and growth perspective on PT. Mega Finance based on the Balanced Scorecard concept, method used was descriptive qualitative method. Determination of informants is with accidental sampling technique. Source data used are primary data and secondary data. Data collection techniques used were interviews, the overview report documents, and literature. The results showed that the performance of PT. Mega Finance Branch Gorontalo by using a balanced scorecard approach to the financial perspective in the measure of ROA and ROE fluctuated. Performance from the customer perspective in measuring customer retention, customer acquisition, customer satisfaction each fluctuation. Internal business process performance in the measure of innovation and improved operating process. And learning and growth perspective in the measurement of employee productivity and employee turnover fluctuated. So that the overall balance of performance experience problems, which means PT. Mega Finance 600
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 11 No.2 Jun-Sep 2016 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
Branch Gorontalo experiencing problems of financial and non-financial aspects that must be repaired thoroughly. Keywords: Corporate Performance and Balanced Scorecard implementasi dan pemantauan. Pada tahap perumusan strategi (strategy formulation), Balanced Scorecard digunakan untuk memperluas cakrawala dalam menafsirkan hasil penginderaan terhadap trend perubahan lingkungan makro dan lingkungan industri ke perspektif yang lebih luas (keuangan, pelanggan, proses bisnis / intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan). Secara umum, terdapat empat macam perspektif yang digunaikan dalam Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja perusahaan yaitu: Perspektif keuangan (financial perspective), Perspektif pelanggan/konsumen (customer perspective), Perspektif proses internal bisnis (intenal business process perspective), dan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective). Berdasarkan pra penelitian yang peneliti lakukan pada PT. Mega Finance Cabang Gorontalo menunjukkan bahwa pengukuran kinerja yang selama ini dilakukan oleh perusahaan masih menggunakan pendekatan tradisional yaitu pengukuran kinerja yang bersumber dari informasi keuangan perusahaan saja, sedangkan perspektif non keuangan tidak menjadi perhatian oleh oleh manajemen didalam menilai kinerja perusahaan. Sementara kinerja perusahaan menunjukkan kurang responsive terhadap pelanggan dikarenakan adanya pelayanan yang belum maksimal yang diberikan kepada pelanggan sehingga karyawan memperpanjang waktu kerjanya dengan memproses operasional bagian sistem yang bermasalah serta kurangnya inovasi dan waktu proses operasi sehingga menghambat
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian kinerja yang paling mudah dan umumnya dilakukan oleh perusahaan adalah pengukuran yang berbasis pada pendekatan tradisional yaitu pengukuran kinerja yang bersumber dari informasi keuangan perusahaan saja. Akan tetapi pengukuran kinerja berdasarkan pendekatan tradisional juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain tidak berorientasi pada kentungan jangka panjang melainkan berorientasi pada kepentingan jangka pendek. Kelemahan lain dari pendekatan ini adalah ketidakmampuan mengukur kekayaan-kekayaan perusahaan yang sifatnya tidak berwujud (intangible assets) maupun kekayaan intelektual (sumber daya manusia), dengan Balanced Scorecard kelemahan-kelemahan tadi dapat diantisipasi dengan melakukan pengukuran pada masing-masing perspektif, sehingga kelemahan yang disebutkan di atas dapat dikurangi. Konsep Balanced Scorecard (BSC) dikembangkan untuk melengkapi pengukuran kinerja keuangan (atau dikenal dengan pengukuran tradisional) dan sebagai alat ukur yang cukup penting bagi organisasi perusahaan untuk merefleksikan pemikiran baru dalam era competitiveness dan efektivitas organisasi. Konsep ini memperkenalkan suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu yang merupakan penjabaran dari apa yang menjadi misi dan strategi perusahaan jangka panjang. Pada tahap perkembangannya Balanced Scorecard dimanfaatkan untuk setiap tahap sistem manajemen strategik, sejak tahap perumusan strategi sampai tahap 601
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 11 No.2 Jun-Sep 2016 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
aktifitas kinerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini adalah “bagaimana kinerja perusahaan dengan menggunakan pendekatan balance scorecard yang meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif internal bisnis dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada PT. Mega Finance Cab. Gorontalo?” sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk menganalisis dan mengetahui serta menilai kinerja perusahaan ditinjau dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif internal bisnis dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada PT. Mega Finance berdasarkan konsep Balanced Scorecard. B. Kajian Teori 1. Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan adalah hasil yang diperoleh oleh suatu perusahaan atau organisasi baik yang dihasilkan selama satu periode waktu. Secara lebih tegas Armstrong dan Baron menyatakan “Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi”. Bastian juga mengemukakan “Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis suatu organisasi (Fahmi, 2011;226). Sedangkan menurut Gaspersz (2005), tujuan dari pengukuran kinerja adalah untuk menghasilkan data, yang kemudian apabila data tersebut dianalisis secara tepat akan memberikan informasi yang akurat bagi pengguna data tersebut. Berdasarkan tujuan pengukuran kinerja, maka suatu metode pengukuran kinerja harus dapat menyelaraskan tujuan organisasi perusahaan secara keseluruhan
tujuan organisasi. Maka kesimpulan bahwa suatu pengukuran dapat dikatakan efektif apabila pengukuran tersebut terlebih dahulu direncakan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu mengurangi kesalahankesalahan yang timbul akibat pengukuran yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan, dan mampu memberikan hasil yang positif bagi suatu perusahaan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan tersebut. Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personil dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran organiasi yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh perusahaan 2. Pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan Balanced Scorecard Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu scorecard artinya kartu skor dan balanced artinya berimbang. Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja suatu perusahaan atau skor individu. Sedangkan kata berimbang maksudnya untuk menunjukkan bahwa kinerja karyawan diukur secara berimbang dari dua aspek yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang serta eksternal dan internal. Balanced scorecard lebih dari sistem pengukuran baru. Perusahaan yang inovatif menggunakan scorecard sebagai pusat pengorgasisasian kerangka kerja untuk proses manajemen mereka. Kekuatan sebenarnya dari Balanced Scorecard adalah perusahaan dapat melihat bagaimana perspektif itu dapat digunakan untuk: 1) Memperjelas dan mendapatkan consensus tentang strategi 2) Mengkomunikasikan strategi seluruh organisasi
602
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 11 No.2 Jun-Sep 2016 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
3) Menyelaraskan tujuan departemental dan pribadi untuk strategi ini 4) Tujuan strategi untuk jangka panjang target dan anggaran tahunan 5) Mengidentifikasi dan menyelaraskan inisiatif strategi 6) Performa periode dan ulasan strategi sistematis 7) Umpan balik untuk mempelajari dan meningkatkan strategi. Beberapa keunggulan Balanced Scorecard yaitu komprehensif, koheren, seimbang dan teratur sebagai berikut; a. Komprehensif, berarti balanced scorecard memperluas perspektif yang sebelumnya hanya terbatas pada keuangan saja. Perluasan itu kearah tiga perspektif yang lain yaitu: pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertubuhan. Perluasan itu menghasilkan manfaat sebagai berikut: 1) Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang 2) Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks. b. Koheren berarti balanced scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Kekoherenan itu akan memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategis yang menghasilkan sasaran strategis yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan. Seimbang berarti empat perspektif yang ada di dalam balanced scorecard mencerminkan keseimbangan antara pemusatan ke dalam dengan keluar. Keseimbangan antara proses bisnis internal dan pertumbuhan dan pembelajaran sebagai pemusatan ke dalam dengan kepuasan pelanggan dan
kinerja perusahaan sebagai pemusatan keluar. c. Terukur berarti sasaran strategis yang sulit diukur secara tradisional dalam balanced scorecard dilakukan pengukuran agar dapat dikelola dengan baik. Sasaran strategis yang sulit diukur adalah pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Mengenai kesesuaian dengan kondisi lingkungan bisnis saat ini, balanced scorecard juga menampakkan kelebihannya dibandingkan pengukuran kinerja tradisional. C. Penerapan perspektif Balanced scorecard 1) Perspektif Keuangan Perspektif keuangan tetap digunakan dalam balanced scorecard, karena ukuran keuangan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi perusahaan memberikan perbaikan atau tidak bagi peningkatan keuangan perusahaan. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur dalam pertumbuhan usaha perusahaan. Kebutuhan data keuangan yang tepat waktu dan akuran mengenai data pendanaan akan selalu menjadi prioritas dan para manajer akan melakukan apa saja yang diperlukan untuk menyediakan data tersebut. Tujuan keuangan pada umumnya berhubungan dengan arus kas perusahaan. 2) Perspektif Pelanggan Perspektif yang berorientasi pada pelanggan karena merekalah pemakai produk/jasa yang dihasilkan perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan harus memperhatikan apa yang di inginkan oleh pelanggan. Dalam meningkatkan tingkat kepuasan pada pelanggan maka perusahaan harus menganalisis pelanggan dan prosesproses yang dilakukan oleh perusahaan
603
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 11 No.2 Jun-Sep 2016 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
untuk menyediakan produk atau jasa kepada para pelanggan tersebut. 3) Perspektif Proses bisnis internal Perspektif proses bisnis internal adalah serangkaian aktivitas yang ada dalam organisasi untuk menciptakan produk/jasa dalam rangka memenuhi harapan pelanggan. Perspektif ini menjelaskan proses bisnis yang dikelola untuk memberikan layanan nilai-nilai kepada pelanggan. 4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah perspektif yang menggambarkan kemampuan perusahaan atau organisasi untuk melakukan perbaikan dan perubahan dengan memanfaatkan sumber daya internal perusahaan. Tujuan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah memberikan infrastruktur yang memungkinkan tujuan dalam ketiga perspektif lainnya dapat tercapai. 3. Populasi dan Sampel NO VARIABEL 1 Perspektif Keuangan 2 Perspektif pelanggan 3 Perspektif Proses bisnis internal 4 Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan 4. Metode analisis data Metode analisi dan pengukuran yang digunakan untuk kinerja masing-masing perspektif adalah sebagai berikut: 1) Mengukur Kinerja Perspektif Pelanggan Dalam perspektif pelanggan diukur dengan : a. Retensi Pelanggan Untuk mengetahui seberapa besar jumlah konsumen yang putus (switch) dibandingkan dengan total konsumen yang dimiliki perusahaan. Perspektif retensi pelanggan dinilai buruk apabila retensi pelanggan mengalami
D. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan untuk mengkaji penerapan pengukuran balanced scorecard terhadap kinerja perusahaan dengan menggunakan 4 variabel yaitu : perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. 2. Operasional variabel 1) Penilaian kinerja keuangan perusahaan adalah Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). 2) Pengukuran kinerja perspektif pelanggan : akuisisi pelanggan, retensi pelanggan dan kepuasan pelanggan. 3) Pengukuran kinerja Perspektif proses bisnis internal : Inovasi dan Proses Operasi 4) Pengukuran Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan : Produktivitas karyawan dan Perputaran karyawan. SAMPEL Laporan Keuangan periode (2011 – 2013) 8 Orang 10 Karyawan 10 aryawan penurunan, dinilai sedang apabila konstan dan fluktuatif dan dinilai baik apabila mengalami peningkatan b. Akuisisi pelanggan Untuk mengetahui banyaknya jumlah konsumen baru dibandingkan dengan total konsumen. Akuisisi pelanggan dinilai buruk apabila menurun, dinilai sedang apabila konstan dan fluktuatif dan dinilai baik apabila kemampuan akuisisi pelanggan mengalami peningkatan. c. Tingkat kepuasan pelanggan
604
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 11 No.2 Jun-Sep 2016 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
Untuk mengukur seberapa jauh para pelanggan merasa puas terhadap pelayanan perusahaan dengan melihat hasil wawancara 2) Kinerja Perspektif Bisnis Internal Dalam perspektif proses bisnis internal akan diukur dengan: a. Proses Inovasi Menghitung presentasi penjualan dari produk baru, membandingkan antara jumlah produk baru dengan produk sebelumnya. Kemampuan dalam proses dinilai baik apabila proses inovasi mengalami peningkatan, dinyatakan sedang apabila fluktuatif dan dinilai buruk apabila mengalami penurunan. b. Proses Operasi Pengukuran kegiatan operasional berdasarkan waktu, kualitas dan biaya dapat. Proses operasi dinyatakan baik apabila nilai MCE menurun, dinilai sedang apabila nilai MCE fluktuatif dan dinilai buruk apabila nilai MCE meningkat. Apabila tidak terjadi peningkatan proses bisnis atau fluktuatif maka dinyatakan buruk dan apabila terjadi peningkatan secara konsisten, maka dikategorikan baik. 3) Kinerja Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan akan menggunakan perhitungan: a. Tingkat Produktifitas Karyawan b. Tingkat Perputaran karyawan Karyawan yang keluar adalah karyawan yang mengundurkan diri dan terkena PHK, bukan pensiun atau meninggal dunia. Tingkat perputaran karyawan dinilai baik apabila selama periode pengamatan mengalami penurunan, dinilai sedang apabila fluktuatif dan dinilai baik apabila mengalami peningkatan.
Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh, hasil penilaian masing-masing perspektif dapat dijelaskan sebagai berikut; 1) Perspektif keuangan a. Nilai Return On Asset (ROA) PT. Mega Finance Cabang Gorontalo pada Tahun 2011 adalah sebesar 74,93%, pada tahun 2012 sebesar 62,52% dan pada tahun 2013 sebesar 82,60%. b. Nilai Return On Equity (ROE) PT. Mega Finance Cabang Gorontalo pada tahun 2011 adalah sebesar 75,71%, pada tahun 2012 sebesar 48,72% dan pada tahun 2013 sebesar 97,06%. 2) Perspektif Pelanggan a. Retensi Pelanggan : Berdasarkan hasil penelitian diketahuai bahwa jumlah pelanggan lama sejak tahun 2011-2013 mengalami fluktuasi. Total pelanggan pada tahun 2011 sebanyak 1.261 total pelanggan dengan pelanggan putus sebanyak 199 pelanggan, pada tahun 2012 perusahaan ini mengalami penurunan penjualan yang mengakibatkan banyaknya pelanggan putus sebanyak 303, dan pada tahun 2013 mulai mengalami peningkatan kembali dalam menarik pelanggan sebanyak 1.997 dengan pelanggan putus sebanyak 76 pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan kembali pelanggannya meskipun terdapat penurunan yang drastis di tahun 2012. Akuisisi Pelanggan: Berdasarkan hasil penelitian diketahuai bahwa perusahaan mampu menambah pelanggan baru dari tahun ke tahun dengan jumlah
605
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 11 No.2 Jun-Sep 2016 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
pelanggan pada tahun 2011 sebanyak 1.062 pelanggan baru dengan hasil presentasi 89,21%. Sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 714 pelanggan baru tetapi di tahun 2013 perusahaan mengalami penambahan pelanggan baru sebanyak 1.921 dengan hasil presentasenya 96,19%. Tingkat kepuasan pelanggan : Berdasarkan hasil penelitian diketahuai bahwa terdapat beberapa pengaduan dari pelanggan seperti (1) Pengaduan mengenai Sistem BI checking dimana nama pelanggan yang sudah melakukan pelunasan, masih muncul di BI Checking dan yang belum melakukan pelunasan pada perusahaan ingin namanya bersih dari BI Checking, hal ini dikarenakan pelanggan masih ingin melakukan pinjaman dana lagi ditempat pembiayaan lain. Pada tahun 2011- 2013 sebanyak 2 pelanggan melakukan pengaduan tentang BI Checking. (2) Pengaduan mengenai tanggal jatuh tempo angsuran dimana tidak sesuai dengan yang diketahui pelanggan sebelumnya hal ini di karenakan adanya pendingan berkas dari credit marketing officer (CMO) hal ini pelanggan melakukan pengaduan yang mana Pada tahun 2011 sebanyak 8 pelanggan, tahun 2012 sebanyak 5 pelanggan dan tahun 2013 sebanyak 3 pelanggan melakukan pengaduan. Selanjutnya (3) pengaduan mengenai pengambilan BPKB yang ingin mempercepat pelunasan creditnya sebelum 3 bulan berjalan tetapi BPKBnya masih di dealer hal ini disebabkan karena bagian BPKB dealer selalu
menunda untuk mengirim ke kantor PT. Mega Finance Cab. Gorontalo yang mengakibatkan pada tahun 2011 sebanyak 3 pelanggan, tahun 2012 sebanyak 2 pelanggan dan tahun 2013 sebanyak 2 pelanggan yang mengadu. b. Berdasarkan data di atas terdapat 3 pengaduan yang paling sering di complain pelanggan yang salah satunya mengurangi pelanggan baru, sedangkan pelanggan tetap dikarenakan pelayanan perusahaan yang selalu cepat melayani setiap keluhan, melayani dengan penuh keramahan sehingga para pelanggan tetap bertahan. 3) Perspektif Proses Bisnis Internal Inovasi dipahami dalam dua aspek yaitu yang pertama berhubungan drngan proses kreatif untuk membuat sesuatu yang baru, sedangkan pemahaman yang kedua berhubungan dengan hasil sesungguhnya. Pada PT. Mega Finance Cabang Gorontalo dalam inovasi jasa pada perusahaan ini yaitu melihat kebutuhan pelanggan dengan membaca keinginan pasar. Dengan pelayanan dalam hal penyetoran angsuran perbulan tidak hanya di kantor saja tapi bias dilakukan penyetoran lewat kantor pos, via ATM bersama bahkan sekarang sudah bias lewat outlet carefour/megazip yang dimana saja. Hal ini dikuatkan dengan hasil wawancara langsung dengan pimpinan PT. Mega Finance Cabang Gorontalo. Proses Operasi pengukuran kegiatan operasional berdasarkan waktu, kualitas dan biaya. Berdasarkan hasil wawancara langsung kepada pelanggan dan pimpinan surveyor pada PT. Mega Finance Cab. Gorontalo dalam hal operasi sekarang hanya membutuhkan waktu paling lambat 3 jam karena pelanggan semakin banyak yang harus dilayani sehingga dari segi waktu lebih cepat dan kualitas pelayanan
607
Website http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 11 No.2 Jun-Sep 2016 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
mengutamakan pelanggan tidak terabaikan baik untuk pengambilan motor baru/bekas ataupun pinjaman dana dengan jaminan BPKP motor. Layanan tambahan lainnya sekarang untuk pelayanan pelanggan dilakukan 1x7 hari setiap jam kerja dan akan libur pada hari raya besar saja. 4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan a. Produktivitas karyawan: Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa produktivitas karyawan tahun 2011 sebesar 555,871,772 pada tahun 2012 turun sebesar 37,807,598 dan adanya peningkatan di tahun 2013 sebesasr 5,294,291,535. Perputaran karyawan : Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa adanya perputaran karyawan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terdapat 74 karyawan namun 40 karyawan keluar sehingga pada akhir tahun 2011 hanya tersisa 34 karyawan menjadi 8%. Pada tahun 2012 total karyawan 58 orang dan karyawan yang keluar sebanyak 31 orang menjadi 41,89%, disebabkan karena adanya kecurangan dalam bekerja. Sedangkan pada tahun 2013 total karyawan 55 orang dan keluar 13 orang disebabkan adanya kecurangan lagi dalam bekerja menjadi 22,41%. Hal ini mengalami penurunan yang baik, dan itu menandakan bahwa perusahaan mampu mempertahankan kembali karyawan meskipun pada tahun 2012 mengalami pemecatan karyawan yang cukup banyak. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan PT Mega Finance Cabang Gorontalo dari aspek Keuangan dan non keuangan mengalami fluktuasi sehingga perusahaan harus melakukan perbaikan-perbaikan agar dapat meningkatkan kinerjanya.
DAFTAR PUSTAKA Armstrong, Michael & Baron, A. 1998. Performance Management : The New Realities, Institute of Personnel and Development, New York. Gaspersz, Vincent. 2003. Balanced Scorecard Dengan Six Sigma : Untuk Organisasi Bisnis Dan Pemerintahan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Irham, Fahmi. 2011. Manajemen Investasi: Tanya Jawab. Jakarta : Salemba Empat Kaplan R.S. dan Norton D.P. 1996. Balanced Scorecard: Translating Strategy Into Action, Harvard Business Review. Kaplan R.S. dan Norton D.P. 2000. Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Aksi, Erlangga, Jakarta Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan, Edisi ke-2, Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi dan Johny Setyawan. 2001. Sistem Perencanaan & Pengendalian Manajemen. Edisi ke-2. Cetakan ke1. Jakarta: Salemba Empat Yuwono, Sony, Edy Sukarno, Muhammad Ichsan. 2004. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju Organisasi Yang berfokus Pada Strategi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
608
Website http://journal.stieamkop.ac.id/