PENII-AIAN DAN PENETAPANMUTU TEMBAKAU R.dIANGAN TBMANGGUNG Joko-Hartono, Abi Dwi Hastono, dan Samsuri Tirtosastro*)
PENDAHULUAN Pada pembuatansigaret keretek, tembakau rajangan temanggung dikenal sebagaibahan pemberi rasa atau nlauk" sehingga mempunyai harga yang lebih tinggi dibandingkan dengantembakau jenis lain' Dengan harga yang tinggi tersebut,mendorongorang untuk mendatangkandaun tembakaudari daerahlain ke Temanggunguntuk bahancampuran(kmbaga TembakauCabangJateng 1998), sehinggamempengaruhimutu. Mutu tembakaurajangantemanggungterdiri atas10 tingkatan,dimulai dari mutu terendah(A atau X) hingga tertinggi (K atau I). Masing-masingtingkatantersebutmasih dapatdibedakanlagi menjadi mutu -, mutu 0, dan mutu +. Sampai saat ini masih ditemukan perbedaanpersepsi mengenaimutu tembakau.Oleh karenaitu contoh-contohtembakaurajanganyang dikirim oleh beberapapabrik rokok melalui gudang-gudangpenrbeliantembakau(GPT) tidak semuanyadapatdigunakanuntuk contoh standarsebagaipedomanpembelian.Hal ini karenadalam penilaianmutu masihdigunakanuji sensoriyang bersifatsubyektif. Penentuanmutu dengan uji sensori didasarkanpada kenampakanwarna, pegangan,dan aroma. Cara lain dalam penilaian mutu adalah dengan uji secarakimia, tetapi cara uji tersebut masih belum ada kesepakatantentangkomponenkimia apayang dapatmenggambarkanmutu tembakau rajangantetnanggung.Selain itu cara penilaianmutu denganuji secarakimia memerlukan waktu lama dan biaya yang cukup mahal,sedangkantransaksiharusdilakukansecepatnya. Konsep sinkronisasipenilaianmutu tembakaurajangantemanggungtelah disusunsejaktahun 1990. Setelahmelalui beberapapenyempurnaan,terutamapenegasankriteria uji agar lebih transparan, maka uji sensori yang diusulkan melalui DepartemenPerdagangandapat diterima dan disetujui oleh Dewan StandardisasiNasional menjadi StandarNasional Indonesiadengannomor SM 01-4101-1996.Oleh sebabitu cara penilaianmutu tembakaurajangantemanggungyang berdasarSNI tersebutperlu dimasyarakatkanagardapatdigunakansebagaipedomanpadaprosespembelian di masing-masingGPT
PENGERTIANMUTU Padilla dalam Abdallah (1970) mendefinisikanbahwa mutu tembakauadalahgabungandari sifat fisik, organoleptik, ekonomi, dan kimia, yang menyebabkantembakau tersebut sesuaiatau tidak untuk tujuan pemakaiantertentu.Mutu tembakaujuga didefinisikan sebagaigabungansemua sifat kimia dan organoleptikyang dapat ditransformasioleh perusahaan,pedagang,atau perokok yang secaraekonomis dan ditinjau dari rasadapat diterima (Manuel Llanos C-ompany,1985). Se*)
Masing-masing Peneliti pada Balai Penelitian Tembakaudan TanamaoSerat,Malang.
87
dangkan Tso (1972) menyatakanbahwa mutu mempunyai sifat relatif, yang dapat berubah karena pengaruh orang, waktu, dan tempat. Berdasarkanbatasan-batasantersebutdapat disimpulkan bahwa mutu ditentukan oleh perbedaankepentingan masing-masing pihak sesuaidengan tujuan berdasarkanaspekfisilg kimia, dan sensori. Beberapa grader dalam melakukan penilaian mutu selain menggunakanpenilaian berdasar warna, pegangan,dan aroma kadang-kadangjuga dilengkapi dengan dibakar dan dihisap asapnya untuk lebih meyakinkannya. Keuntungan pengujian mutu secarasensori yaitu dapat mempercepatpenyelesaianpekerjaan dan pengambilan keputusan.Sedangkankerugiannya, tidak terukur secaraobyektif yang dapat dihayati pihak lain. Unsur utama penentu mutu yang digunakan untuk pengujian sensori adalah warna, pegangan, dan aroma. Ketiga unsur penenfu mutu tersebut diduga erat kaitannya dengan komponen kimia penyusun mutu. Menurut Tso (IW2) dan Akehurst (1981) warna, pegangan,dan bau tembakau ditentukan oleh komponen kimianya, antara lain pigmen, gula, nikotin, dan tunl volatile basis.
PENETAPAN MUTU Cara Pengambilan Contoh Dari setiap kemasantembakauyang terdiri atasmutu samadenganberat antara40-60 kg yang masuk di gudang diambil contohnya pada bagian atas,tengah, dan bawah. Pengambilan contoh diupayakan agar dapat mewakili (menggambarkan)mutu seluruh tembakau dalam kemasantersebut. Agar tidak merugikan petani,jumlah pengambilancontoh yang diijinkan maksimal seberat1 kg. Petugasyang melakukan pengambilan contoh harus berpengalaman(melalui pelatihan terlebih dahulu)dan memiliki ikatan dengansuatubadanhukum yang telah diakreditasioleh petanidan pembeli.
Cara Penilaian dan PenetapanMutu Penilaian mutu tembakau rajangantemanggungdilakukan pada kondisi cahayamatahari yang cukup, yaitu antara pukul 07.00 sampai 16.00 WIB. Jika pada saat penilaian mutu kondisi cuaca mendung (kurang sinar) maka dapat menyulitkan penetapanmutunya sehingga dapat merugikan penjual atau pen-rbelinya. Kriteria mutu yang dinilai terlebih dahulu adalah warna, meliputi warna dasar (value) dan tingkat kecerahannya(chroma) yang ditentukan secaravisual. Dari warnanya tembakau dapat diperkirakan tingkat kemasakandaun sewaktudipanen, baik buruknya prosespemeranun, tingkat kemasakandaun pada saat dirajang, sempurnaatau tidaknya prosespengeringan,sertaposisi daun makin tinggi mutu pada batang. Warna tenrbakauharus cukup cerah,jangan sampai kusam,/nkusin, tembakauwarnanya makin cerah atau bercahaya. Warna umumnya digunakan sebagaipenentu mutu yang pertama sebelum ditentukan p€gangan dan aromanya. Menurut LeCompte dalam Tso (L972) pada masing-masing tingkat mutu tembakau Connecticut terdapat perbedaankandunganjumlah pigmen, terutama untuk pigmen kuning dan hijau. Pada tembakau temanggung bermutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah berwarna hijau kekuningancerah,makin tinggi mutu warnanyamenjadi semakinhitam berkilau sampai hitam nyamber lilen. Karena warna tembakau rajangantemanggungdapat berubah seiring de-
88
ngan waktu, terutama untuk posisi daun bawah sampai tengah, maka gudang-gUdangpembelian menghendaki proses jual beli dari petani dilakukan sesegeramungkin setelah tembakau tersebut kering. Tembakau rajangan yang tidak segera dijual umurnnya dihargai sangat rendah karena grader mengalami kesulitan dalam menentukanstatusmutunya akibat terjadi perubahanwarna. Kemudian tembakau dipegang (digenggam) untuk mengetahui bodinya atau tingkat kesupelannya. Pengertianbodi menyangkut hal-hal yang berkaitan denganpegangan,yaitu ketebalandaun, keanteparqkekenyalan, kelekatan, dan keberminyakan.Semakin supel atau berbodi, tembakau semakin berisi, yaitu suatu keadaanyang menunjukkansemakinbaik mutu tembakaunya.Beberapa petani melakukan manipulasi untuk memperbaiki tingkat kesupelan tersebut dengan memberikan bahan aditif terutama gula (tepung gula), cara tersebutoleh konsumentidak dikehendaki karena dapat merusak mutu tembakau pada waktu fermentasi di gudang penyimpanan sebelum tembakau tersebutdiprosesuntuk rokok. Setelahdilihat, dipegang,kemudiandibau untuk mengetahuiaromanya.Semakintinggi mutu tembakau aromanya semakin harum, antep, halus, gurih, dan manis. Tembakauyang bermutu rendah ditandai denganaroma yang tidak segar.Menurut Tso (1972) kandungangula dapatmemberikan aromayang harumpadatembakausehinggadapatmemberikanrasayang dikehendaki. Penentumutu selanjutnyaadalahposisi daun padabatang.Semakinke atasposisi daun maka mutu tembakauyang dihasilkan menjadi semakintinggi, misalnyadaun atas("pronggolan")dapat rnenghasilkanmutu E atau lcbih dan daun tengahatas("tenggokan")dapatmenghasilkanmutu D atauE sertadaun tengahanke bawahdapatmenghasilkanmutu C, B, atauA. Thhapberikutnya adalahpenilaian kemurnian ternbakauyang menunjukkantembakautidak tercampurdengantipe tembakaulain maupun tercampurdenganposisi daun tembakauyang lain. Sedangkankebersihan menunjukkan semakin sedikitnya campuran gagangtembakau terhadap lamina dalam rajangan. Setelahdilakukanpenilaiankemudianditetapkanmutunyaberdasarkanspesifikasipersyaratan mutu (SM,01-4101-1996) (Tabel1).
KENDAI.A DAN SARAN Campuran Tembakau dari Luar Daerah Temanggung dan Penambahan Bahan Aditif Karena tembakau rajangan temanggung mempunyai nilai ekonomi yang tinggi maka dapat mendorongorang untuk mendatangkantembakaudari luar daerahTemanggunguntuk bahancampuran. Pengaruhpencampurankurang begitu terasabila yang didatangkandari jenis tembakau"temanggungan"(ditanam di daerahyang mirip Temanggungdenganvarietasyang sama).Bila yang digunakan selain tembakautemanggunganmaka akan mengacaukanmutu tembakaurajangantemanggung.Oleh sebabitu perlu upayauntuk mencegahmasuknyatembakaudari luar Temanggung khususnyaselain temanggungan. Umumnya pencampuransemakinberkurangbila usahatani tembakautemanggungberhasil dengan baik (produksi dan mutu linggi) dan harga tembakaudi luar daerahtemanggungcukup tinggi. Penambahanbahan lain untuk memperbaikisifat fisik tembakau(terutamapegangan)seperti pemberian tepung gula, pada kadar tertentu masih dapat ditolelir. Campurangula antara5-70%
89
Thbel1. Spesifikasipersyaratanmutu SNI, 01-4101-1996 Ieni s ui i
milfil
Warna
Mutu I (Mutu K)
Hitam "nyamber lilen", cerah sekali
Aroma
Hitam "nyamber lilen", cerah sekali
Kemrrrnirn
Kebersihan
Baik
Iebal, "antep", mantap,lebih sucel, lebih bermiryak, lebih lekat Jan lebih mudah
bbih segar,saAtas ("Prong- Murni ngat harum, halus golan") dan dalam, mantap sekali, gurih sekali,manis se-
Baik
Inoemmlrl
lrcli
mrrdah
Mutu II (Mutu I)
Pmici.lar
kbih segar,saAtas ("Prong- Murni ngat harum, lebih golan") halus dan dalam, mantap sekali, gurih sekali, manis sekali
Tebal, lebih ttantep",lebih mantap, lebih supel, lebih berminyak, lebih lekat, dan lebih trncemrclrl
Mutu III (Mutu H)
Hitam ber- febal, "antep", kilau, cerah nantap, supel, .ebihberminyak, ebih lekat, dan ebih mudah
[-ebih segar, A,tas("Prong- Murni sangatharum, 1olan") halus dan dalam, mantapsekali, gurih, manissekali
Baik
MutuIV (Mutu G)
Hitam sedi- febal, "antep", kit kemerah- nantap,supel, an, cerah rerminyak,lekat, nudah "ngempel"
iegar,sangatha- Atas ("Prong- VIurni :um, halusdan da- golan') am, mantaPsekai, gurih, dan
Baik
MutuV (Mutu F)
Cokelat tua kehitaman, hitam-kecokelatan, ce-
lebal, "antep", nantap, supel, )erminyak,lekat, nudah "ngempel"
iegar, sangatha- Atas("Prong- Murni 'um, halusdan da- golan") am, mantapsekai, gurih, dan
Baik
febal, "antep", nantap,supel, rerminyak, lekat, nudah t'ngempel"
Segar,sangatharum, halus,manlap,gurih, dan mants
rah
Mutu VI (Mutu E)
Cokelat kemerahan, cokelat kehitaman,ce-
VutuWI Mutu D)
VlutuVIII Mutu C)
Cukup
Baik
Merah Segar,harum, cu- Tengahatas Iebal, "antep", ("Tenggokkecokelatan,mantap,supel, kup mantap,gucerah berminyak,lekat, rih, manis,dan ku- a n ) mr r deh r r nqem m lr l rans halus
Cukup
Baik
Kuning Sedang,cukup kecokelatan, mantap, cukup supel, cukup cerah
Cukup
Cukupbaik
Cukup
Oukupbaik
Cukup
3ukupbaik
t qh
Vutu IX 'Mutu B)
Atas s.d. tengah atas ("Pronggolan s.d. fe n o o n L l n l l \
berminyak,
Segar,harum, cu- fengahan kup mantap,cui"Dada") kup gurih, cukup manis,kurang ha-
rlkcnvarll
Ir r s
Kuning Sedang,ringan, kecokelatan, cukup supel,kucerah rang berminyak,
Segar,cukupman- Iengah batap,cukupgurih, wah("Amcukupmanis,ri- :adan II") n o q n / l l r m n cn o l l
MutuX MutuA)
Hijau keku- Tipis, ringan, ningan,ce- tidak supel,tapi tirah sekali dak keropos, tidak berminyak,"keDvartt
90
Daun kaki Segar,ringan/ "ampang"kurang (rrAmpadan gurih, kurangma- I") nls
masih dapat diterima tanpa menimbulkanmasalah,tetapi lebih dari itu dapatmenyebabkanberjamur, menggumpal,bahkan membatu yang dapat merusakkanmesin di pabrik. Karena itu budaya memberikanbahanaditif sebaiknvadihilanskan.
Waktu PelaksanaanPenetapanStandar Monster Pada saat awal buka gudang,yaitu pada saatdimulainyapembeliantembakau,biasanyatembakau mutu terbaik belum diperoleh.Tembakaumutu terbaik biasanyabaru muncul menjelang akhir musim panen sehinggapenetapanstandarmonster waktunya menjadi terlambat. Keadaan tersebut dapat merugikan produsen maupun konsumen, sehingga perselisihan tentang mutu akan lebih sering terjadi sampai seluruh standarmonster dari mutu terendahhingga mutu tertinggi telah tersedia secara lengkap di gudang-gudangpembelian tembakau raiangan iemaoggung.
Pembentukan Standar Harga Masing-Masing Gudang pembelian Tembakau Dengan telah dimasyarakatkanStandarNasionalIndonesianomor 0I- 4101-1916untuk tembakau rajangantemanggungoleh Dewan Standardisasi Nasionalmakapertentanganmengenaimutu seharusnyasudahtidak te{adi, karenaprodusenmaupunkonsumentelah mempunyaiarahpandang yang samadalampenilaianclanpenetapanmutu tembakaurajangantemanggung. StatusStandarNasionalIndonesiauntuk tembakautemanggungakanmelemahapabilasampai terjadi tembakaumutu I yang dihargaitinggi oleh salahsatuGPT tetapi dihargaisamaataubahkan lebih rendah dari mutu II pada GPT yang lain. Sehinggapada akhirnyapetani tidak lagi mempersoalkan apakahtembakaunyadinilai bermutu tinggi atau rendah,tetapi lebih ditekankanpada seberapabesarhargayang diberikanoleh GPT padatembakauyang ditawarkannya.Petaniumumnya menginginkanadanyasuatu standarharga yang didasarkanpada mutu tembakauyang dihasilkan, sehinggakepastianusahatani tembakaulebih terjamin. Tetapi penetapanstandarhargajuga sulit dilakukan, sebabproduksi tembakaufluktuatif dari tahun ke tahun tergantungluas arealdan iklim yang berubah-ubah.Hargatembakauterbentukoleh keseimbanganpermintaandan penawaran.
DAFIAR PUSTAKA Abdallah, F. 1970. Can tobacco quality be measured.I-ockwood Publishing Company, Inc., New york. 74pp. Akehurst, B.C. 1981. Tobacco. l-ongman Group, tJd. l-ondon.764pp. kmbaga Tembakau Cabang Jateng. 1998. Evaluasi mutu tembakau rajangan temanggung 1998. Makalah pada Pertemuan Teknis Standar Contoh Tembakau Rajangan lbmanggung di Temanggung, Jawa Tengah, tanggal 27 Agustus 1998. Manuel Llanos C-ompany.1985. The quality of tobaccoand is physical and chemicalcompcition (I). Tabak JournalInternational.6:485486. SNI. 1996. Standar Nasional Indonesia-Tembakau rajangantemanggung,SNI: 01-4101-1996.Dewan StandardisasiNasional. Tso, T.C. 1972. Physiology and biochemistry of tobaocoplants. Dowden Hutchinson and Ross, Inc., Stroudsburg. 393pp.
91