1
Pengaruh Kelembaban dan Seri Tanah Terhadap Mutu dan Produksi Tanaman Tembakau Temanggung dengan Metode MANOVA 1)
Miftalia Al Riza1), Sutikno1), dan Djumali2) Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 2) Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Departemen Pertanian Jl. Raya Karangploso Km. 4, Malang 65152 E-mail:
[email protected]
Abstrak-Tembakau temanggung merupakan komponen utama bahan baku rokok, karena memiliki keistimewaan yaitu aromanya dan kadar nikotin yang tinggi antara 3%-8%. Penelitian ini membahas Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) untuk mengetahui pengaruh seri tanah dan kelembaban tanah terhadap produksi dan mutu tembakau temanggung. Seri tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Losari, Candi Salam, dan Glapansari. Sementara Kelembapan tanah yang digunakan yaitu antara 60% - 100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelembaban dan seri tanah memiliki pengaruh tarhadap mutu dan produksi tanaman tembakau temanggung. Kombinasi terbaik antara seri tanah dan kelembaban yang digunakan adalah pada seri tanah Candi Salam dan pada kelembaban 100%. Kata kunci: MANOVA, mutu dan produksi tembakau, rancangan percobaan, tembakau temanggung
I. PENDAHULUAN
T
ANAMAN tembakau termasuk dalam famili Solanaceae yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Komoditas tembakau memiliki peranan penting dalam roda perekonomian Indonesia, karena tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Produk tembakau yang utama diperdagangkan adalah daun tembakau dan rokok. Tembakau dan rokok merupakan produk bernilai tinggi, sehingga bagi beberapa negara termasuk Indonesia tembakau berperan dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai salah satu sumber devisa, sumber penerimaan pemerintah dan pajak (cukai), sumber pendapatan petani dan lapangan kerja penduduk di perdesaan. Terdapat banyak jenis tembakau yang ada di Indonesia, salah satunya adalah tembakau temanggung karena dihasilkan dari Kabupaten Temanggung. Tembakau temanggung merupakan komponen utama bahan baku rokok, karena memiliki keistimewaan yaitu aromanya dan kadar nikotin yang tinggi antara 3%-8%. Terdapat dua macam tembakau temanggung, yaitu tembakau kuning dan tembakau hitam. Tembakau kuning sebagian besar ditanam di area sawah dan sebagian kecil di dataran tinggi atau wilayah pegunungan. Sementara tembakau hitam hanya ditanam di dataran tinggi atau pegunungan. Mutu tembakau kuning lebih rendah daripada tembakau hitam. Namun demikian tembakau kuning temanggung harganya masih lebih tinggi daripada tembakau rajangan seri lain. Pada tembakau hitam terdapat mutu khusus yang disebut “srintil” dengan mutu dan harga tertinggi. Tembakau srintil sangat langka, karena tidak semua wilayah dan tidak setiap musim dapat dihasilkan tembakau seri ini.
Tembakau temanggung memiliki peranan dalam racikan sigaret keretek sebagai pembentuk rasa dan aroma, khususnya sigaret keretek tangan (SKT). Sebelum periode tahun delapan puluhan produksi industri sigaret keretek didominasi oleh SKT. Dalam racikan semua industri sigaret kretek membutuhkan tembakau temanggung, sehingga persaingan antar pabrik dalam pembelian tembakau temanggung sangat ketat khususnya tembakau mutu terbaik (srintil). Sesuai hukum pasar, akibatnya harga tembakau srintil sangat mahal. Sebagai ilustrasi pada tahun 1976 harga tertinggi tembakau temanggung mutu srintil mencapai Rp120.000,00 per kg. Jika berat netto satu keranjang adalah 40 kg, maka nilai jual tembakau srintil satu keranjang sebesar Rp 4,8 juta. Lahan yang mampu menghasilkan tembakau srintil terbatas, dan hanya dapat dihasilkan pada keadaan iklim yang kering saja. Menurut Radyoatmodjo [1], produksi dan mutu tembakau Temanggung dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya: seri tembakau, seri tanah, ketinggian lokasi tanam, curah hujan, suhu, cahaya, pemeliharaan tanaman, dan proses pengolahan pasca panen. Di samping itu produktivitas tembakau juga dipengaruhi oleh adanya serangan berbagai hama dan penyakit. Beberapa penelitian telah dilakukan dalam upaya mengembangkan produksi dan produktifitas tembakau temanggung, diantaranya Setyowati [2]. Penelitian ini membahas pengembangan panduan penerapan sustainable agriculture di Desa Tlahap, Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung yang bertujuan mengembangkan panduan penerapan sustainable agriculture yang sesuai dengan kondisi dan karateristik desa di kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung berdasar model perpindahan sistem pertanian yang sesuai, yang dilakukan di desa Tlahab sebagai studi kasus Di samping itu Balai Penelitian Pemanis dan Serat (Balitas) Karangploso Malang telah melakukan penelitian terkait dengan produktifitas dan mutu tembakau Temanggung. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kelembaban dan seri tanah terhadap produksi dan mutu tembakau. Pada proses analisis data masih menggunakan pendekatan univariat, padahal variabel responnya lebih dari satu yang memungkinkan adanya korelasi. Di samping itu pendeteksian beberapa asumsi model masih belum dilakukan. Penelitian ini membahas Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) untuk mengetahui pengaruh seri tanah dan kelembaban tanah terhadap produksi dan mutu tembakau temanggung. Dengan metode ini diharapkan mendapatkan informasi yang lebih komprehensif dan sahih.
2 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Multivariate Analysis of Variance Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) adalah teknik analisis yang digunakan untuk membandingkan vektor mean dua populasi atau lebih untuk kasus multivariat random sampling yang diperoleh dari n populasi. Pengujian MANOVA dilakukan untuk mengetahui perbedaan vektor rata-rata dari tiap treatment. Pengujian vektor rata-rata MANOVA memerlukan asumsi bahwa data berdistribusi normal multivariat dan homogen. [3]. Model Manova untuk dua faktor dengan interaksi disajikan sebagai berikut. (1) Yijk = μ + τ i + β j + τβ + ε ijk
(
dengan: i :1,2, ... , a, Dimana
a
b
)
ij
j :1,2, ... , b, k :1,2, ... , n a
b
∑ τ = ∑ β =∑ (τβ) = ∑ (τβ ) i =1
i
j=1
j
i =1
ij
j=1
ij
= 0.
Semua vektor berukuran (px1) dan ε ijk vektor acak independen
adalah
N p ( 0 ,Σ ) . Dengan demikian,
respon terdiri atas p pengukuran dan direplikasi k kali pada setiap kemungkinan kombinasi level-taraf pada faktor 1 dan 2. Uji Hipotesis Pengaruh Interaksi Berdasarkan analisis univariat, untuk analisis multivariat terdapat penggantian skalar ( y i. − y ) 2 dengan matriks yang sesuai ( yi. − y )( yi. − y ) ' . Hipotesis : τβ 11 H0 : τβ 12 H1 : minimal ada satu τβij ≠ 0 =0 τβ ab atau tidak ada pengaruh faktor interaksi antara seri tanah dan kelembaban Statistik uji:
(τβ ) terhadap respon yang diamati.
Λ* =
| SSPres | | SSPint + SSPres |
(2)
dengan : SSPint : Sum of Square and cross product interaksi SSPres : Sum of Square and cross product residual Untuk sampel besar, wilks lambda ( Λ ) , dapat disebut sebagai persentil chi-square. Dengan menggunakan pengali Bartlett'e untuk meningkatkan pendekatan chisquare, menolak H0: τβ11 = τβ12 = .... = τβ ab = 0 di taraf α jika p + 1 − (a − 1)(b − 1) ln Λ* > χ (2a −1)(b −1) p (α ) − ab(n − 1) − 2 *
dimana χ (2a −1)(b −1) p (α ) adalah (100α) persentil atas dari distribusi chi-square dengan (a-1) (b-1) p derajat bebas. Atau,
1 − Λ * (ab(n − 1) − p + 1) / 2) F = Λ * (| (a − 1)(b − 1) − p | +1 / 2)
H0 ditolak apabila Fhit > F( v1, v 2 )( 0.05) dimana: v1= |(a-1)(b-1)-p|+1 dan v2= ab(n-1)+1
Uji Hipotesis Pengaruh Utama Dalam model multivariat, faktor 2 menggunakan hipotesis: Untuk faktor 1
τ 1 H0: τ 2 = 0 τ i
uji untuk faktor 1 dan
H1: paling sedikit satu τ i ≠ 0
atau tidak ada pengaruh faktor seri tanah respon yang diamati.
(τ ) terhadap
Untuk faktor 2
β1 β H0: 2 = 0 β j
H1: paling sedikit satu β k ≠ 0
atau tidak ada pengaruh faktor kelembaban respon yang diamati.
(β ) terhadap
Statistik uji:
Λ* =
| SSPres | | SSPfac + SSPres |
(3)
dengan : SSPfac : Sum of Square and cross product faktor Dengan menggunakan koreksi Bartlett, untuk faktor 1, tolak H0: τ 1 = τ 2 = .... = τ a = 0 (tidak ada efek faktor 1) pada taraf α jika: p + 1 − (a − 1) * 2 − ab(n − 1) − ln Λ > χ ( a −1) p (α ) 2 dimana χ (2a −1 ) p ( α ) adalah (100α) persentil atas dari distribusi chi-square dengan (g-1) p derajat bebas. Sementara untuk faktor 2, tolak H0: β1 = β 2 = ... = β b (tidak ada efek faktor 2) pada tarafα jika: p + 1 − ( b − 1) 2 * − ab( n − 1 ) − ln Λ > χ ( b −1 ) p ( α ) 2
χ (2b−1) p (α ) adalah (100α) persentil atas dari distribusi chi-square dengan (b-1) p derajat bebas. Atau, 1 − Λ1 ∗ ( | (a - 1) - p | +1 / 2 ) F1 = Λ1 ∗ (ab(n - 1) + 1 / 2)
dimana
dan 1 − Λ 2 ∗ ( | (b - 1) - p | +1 / 2 ) F2 = Λ 2 ∗ (ab(n - 1) + 1 / 2) Faktor 1 : H0 ditolak apabila F1hit > F( v1, v 2 )( 0.05) dimana: v1= |(a-1) - p|+1 dan v2= ab(n-1)+1 Faktor 2 : H0 ditolak apabila F2hit > F( v1,v 2 )( 0.05) dimana: v1= |(b-1) - p|+1 dan v2= ab(n-1)+1
3 B. Kehomogenan Matriks Varian Kovarians Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam manova adalah apabila variabel bebas mempunyai matriks varian kovarian yang sama. Pada penelitian ini untuk mengetahui kehomogenan matriks varian kovarian digunakan uji Box’s M dengan hipotesis: H0 : Σ 1 = Σ 2 = Σ H1 : Σ i ≠ Σ j untuk i ≠ j Statistik uji: 1 1 k vi ln S i − ln S pool ∑ 2 2 i =1
2 = −2(1 − c1 ) χ hitung k
S pool =
∑v S i =1 k
i
∑v i =1
k
ii =1
k 1 1 2 p 2 + 3 p − 1 c1 = ∑ − k 6( p + 1)(k − 1) i =1 vi vi ∑ i =1
i
i
;
v i = ni − 1
Dengan derajat bebas (df) adalah ½ p(p+1)(k-1), dimana p adalah banyaknya variabel dan k adalah banyaknya group atau dalam hal ini banyak perlakuan. 2 atau p-value > 0,05 maka Jika χ 2 hitung ≤ χ 1 2
( k −1) p ( p +1
gagal menolak hipotesis awal yang berarti matriks varian kovarian bersifat homogen [3]. C. Asumsi Multivariate Normal Analisis multivariat merupakan suatu analisis yang merupakan suatu analisis yang melibatkan banyak variabel (lebih dari dua variabel). Sedangkan distribusi normal multivariat merupakan suatu bentuk distribusi data statistika yang saling berhubungan dimana variabel-variabel dari data yang bersangkutan lebih dari dua data, dengan masingmasing variabel memenuhi sifat normalitas. Jika terdapat variabel random sebanyak p buah yang kontinyu dan memiliki fungsi kepadatan peluang f(y) dengan p ≥ 2, maka: 1 − 1 (4) 2 F ( y) = exp [( y − μ)' ∑ −1 ( y − μ)] p 1 (2π) 2 | ∑ | 2 Dimana : y = adalah vektor variabel respon μ = vektor rataan umum p = bayak variabel respon dengan hipotesis : H0: data berdistribusi multivariat normal H1: data tidak berdistribusi multivariat normal Salah satu cara untuk memeriksa kenormalan adalah dengan menggunakan QQ-plot dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Mencari nilai normal standart untuk tiap-tiap variabel p dengan cara sebagai berikut : ( yij − yi ) Z ij = S ii
2.
dimana i = 1,2,...,a dan j = 1,2,...,b Mencari jarak kuadrat dari Zij dengan cara :
d j = ( y j − y ) T S −1 ( y j − y )
dimana : S-1 = matriks kovariansi berukuran p x p
3.
2 2 2 Mengurutkan d (1) < d (2) < ... < d (n)
4.
Menghitung
χ
2
persentil
dari
distribusi
Chi-Square
p(j− 0.05)/n
Membuat plot antara d 2j dengan χ 2 p(j− 0.05)/n
5.
6. Interpetasi plot
dan
∑ v i
( y j. − y .. ) = vektor mean normal standart berukuran pxn d 2j = matriks berukuran n x n yang simetris
III. METODOLOGI Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat (BALITTAS), dimana data ini sebelumnya menjadi penelitian yang telah dilakukan oleh Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat pada tahun 2010. Dalam penelitian ini, variabel respon yang digunakan adalah produksi dan mutu tembakau temanggung. Sementara variabel prediktor yang digunakan adalah kelembaban tanah (60%, 70%, 80%, 90%, dan 100%) dan seri tanah (Losari, Candi Salam, dan Glapansari). Pada penelitian ini diambil sampel 3 seri tanah secara acak (Candi Salam, Glapansari, dan Losari), kemudian sampel tanah tersebut dibawa ke BALITAS. Taraftanah terdiri atas tiga, yaitu: tanah Candi Salam, tanah Glapansari, dan tanah Losari. Sementara kelembaban tanah terdiri atas 5 level, yaitu: 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100%. Percobaan dilakukan di rumah kaca kebun percobaan BALITTAS Karangploso Malang. Rancangan lingkungan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), karena unit eksperimennya homogen. Sementara rancangan perlakuan menggunakan faktorial. Setiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Terdapat 15 kombinasi perlakuan yang selengkapnya disajikan pada berikut : Tabel 1. Kombinasi Perlakuan
Seri Tanah Kelembaban
LOSARI
C.SALAM
GLAPANSARI
60% 70% 80% 90% 100%
ST1K1 ST1K2 ST1K3 ST1K4 ST1K5
ST2K1 ST2K2 ST2K3 ST2K4 ST2K5
ST3K1 ST3K2 ST3K3 ST3K4 ST3K5
No
Seri Tanah
Kelembaban
Ulang
Produksi
Kadar Nikotin
1 2 3 4 5
ST1 ST1 ST1 ST1 ST1
K1 K2 K3 K4 K5
1 1 1 1 1
Y1 Y1 Y1 Y1 Y1
Y2 Y2 Y2 Y2 Y2
Tabel 2. Struktur Data
45
ST3
K5
3
Y1
Y2
Tahapan analisis data adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui karakteristik produksi dan kadar nikotin tembakau temanggung digunakan statistika deskriptif.
4 2. Untuk mengetahui tingkat kelembaban dan seri tanah yang berpengaruh terhadap produksi dan kadar nikotin, langkah-langkah seperti berikut : 1) Melakukan uji asumsi, yaitu: a. Distribusi normal multivariat dengan menggunakan QQ-plot. b. Kehomogenan matriks varians-kovarians dengan menggunakan uji Box’s M. 2) Melakukan analisis MANOVA, langkah-langkahnya: i. Uji signifikansi multivariate dan efek Interaksi dengan menggunakan MANOVA. ii. Melakukan uji pengaruh faktor interaksi terhadap respon. iii. Mengidentifikasi pengaruh utama dan interaksi terbaik terhadap produksi dan kadar nikotin. IV. HASIL DAN DISKUSI
A. Analisis Deskripsi Produksi Tembakau Temanggung Tembakau temanggung merupakan salah satu tembakau yang memiliki kualitas terbaik dan menjadi bahan baku rokok kretek. Sampai saat ini daerah penanaman masih terpusat di tiga lokasi yaitu: Losari, Candi Salam, dan Glapansari. Rata-rata produksi tembakau temanggung adalah 199.676 kg/hektar, dimana produksi paling sedikit yaitu sebesar 6.53 kg/hektar dan produksi paling banyak yaitu sebesar 38.92. Rata-rata kadar nikotin tembakau temanggung adalah 70,980%, dimana kadar nikotin paling tinggi yaitu sebesar 8,27% dan kadar nikotin paling rendah yaitu sebesar 5,87% (Tabel 3). Tabel 3. Nilai Mean, Varians, Minimum, dan Maksimum Minimum 6.53 5.87
Maximum 38.92 8.27
40 ,0 0
40 ,0 0
30 ,0 0
30 ,0 0
Produksi
Produksi
Variabel Produksi(kg/h) K.nikotin(%)
20 ,0 0
Mean 19.97 7.098
Variance 69.36 0.39
identifikasi awal pada faktor seri tanah menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai tengah (median) baik variabel respon produksi maupun kadar nikotin (Gambar 1a dan c). Sebaliknya untuk faktor kelembaban tanah terdapat perbedaan yang cukup mencolok, dimana semakin tinggi kelembaban yang digunakan semakin tinggi baik pula variabel respon produksi maupun kadar nikotin (Gambar 1b dan d).
B. Penyusunan Model Manova Analisis Multivariate Analysis of Varian (MANOVA) digunakan untuk melihat perbedaan pengaruh kelembaban dan seri tanah secara simultan (bersama) terhadap variabel respon (produksi, kadar nikotin,tinggi tanaman, dan jumlah daun). Pengujian Asumsi Seperti yang dijelaskan pada asumsi normal multivariat, pengujian data berdistribusi normal multivariate menggunakan uji Q-Q plot. Hasil perhitungan diperoleh nilai d i yang berada dibawah nilai χ ( 2; 0.05) = 5.991adalah sebesar 56%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data mengikuti distribusi normal multivariate. Di samping itu, kesimpulan ini didukung oleh diagram pencar antara dj2 dannilai χ2p(j-0,5)/n yang memiliki pola linear. Sementara hasil perhitungan diperoleh nilai Box’M sebesar 74,019,di peroleh p-value sebesar 0,414. Oleh karena itu dapat disimpulkan matriks varian kovarian adalah homogen. MANOVA Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Seri Tanah dan Kelembaban Terhadap Produksi dan Kadar Nikotin Pengujian pengaruh interaksi faktor seri tanah dan kelembaban dengan menggunakan statistik uji Wilks Lambda seperti yang dijelaskan pada bab 2.1.1. Hipotesis yang digunakan yaitu:
τβ11 τβ H0 : 12 = 0 τβij
H1 : minimal ada satu τβij ≠ 0
20 ,0 0
Untuk faktor seri tanah 10 ,0 0
10 ,0 0
G
L
S
60
(a)
Se ri_Tanah
80
90
Ke lem baban
8,00
1 00
(b)
H0:
8,00
Kadar_Nikotin
Kadar_Nikotin
70
7,50
7,00
6,50
Untuk faktor kelembaban
7,00
H0:
6,00
G
L
S
H1: paling sedikit satu τ i ≠ 0
7,50
6,50
6,00
τ 1 τ 2 = 0 τ i
60
70
80
90
1 00
Se ri_Tanah (c) (d) Ke lem baban Gambar 1. Boxplot antara Seri Tanah dan Produksi (a), Kelembaban dan Produksi (b), Seri Tanah dan Kadar Nikotin (c), serta Kelembapan dan Kadar Nikotin (d).
Gambar 1 menunjukkan bahwa tidak terdapat data ekstrim dan outlier pada produksi dan kadar nikotin baik menurut seri tanah maupun kelembaban. Disamping itu hasil
β1 β 2 = 0 β j
H1: paling sedikit satu β k ≠ 0
Hasil uji pengaruh interaksi faktor seri tanah dan kelembaban serta pengaruh faktor utama disajikan pada tabel MANOVA seperti pada Tabel 4
5 Tabel 4 Uji Signifikansi Multivariate Pengaruh Utama dan Interaksi Pengaruh Wilks F df1 df2 P-value Lambda 1. Pengaruh Utama Tanah 0.023 Kelembaban 0.002 2. Pengaruh Interaksi Tanah dan 0.174 kelembaban
80.497 157.807
4 8
58 58
0.000 0.000
5.070
16
58
0.000
Tabel 4 interaksi antara seri tanah dan kelembaban memiliki nilai p-value yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α= 0.05), maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara seri tanah dan kelembaban terhadap variabel respon produksi dan kadar nikotin. Demikian juga untuk pengaruh faktor utama seri tanah menghasilkan nilai p-value yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α= 0.05), hal ini berarti bahwa seri tanah berpengaruh terhadap variabel respon produksi dan kadar nikotin. Hal yang sama juga terjadi pada faktor kelembaban, dengan nilai p-value lebih kecil dari taraf signifikansi (α=0.05) yang berarti bahwa kelembaban berpengaruh terhadap variabel respon produksi dan kadar nikotin. Untuk mengetahui pengaruh faktor interaksi dan faktor utama terhadap masing-masing variabel respon produksi dan kadar nikotin dapat disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi seri tanah dan kelembaban terhadap produksi, hal ini ditunjukkan dengan nilai p-value yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α=0.05). begitu pula untuk variabel respon kadar nikotin, yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi seri tanah dan kelembaban terhadap kadar nikotin, ditunjukkan dengan nilai p-value yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α=0.05). Untuk pengaruh faktor seri tanah, dapat diketahui bahwa seri tanah berpengaruh terhadap produksi, ditunjukkan oleh nilai p-value < 0.05. Begitu pula untuk variabel respon kadar nikotin, dimana seri tanah juga memberikan pengaruh (p-value < 0.05). Sementara untuk faktor kelembaban dapat diketahu bahwa memberikan pengaruh terhadap masing-masing variabel respon (produksi dan kadar nikotin), hal ini dikarenakan nilai p-value < 0.05. Tabel 5 Uji Pengaruh Faktor Interaksi Terhadap Masing-masing Respon
Analisis selanjutnya adalah mengidentifikasi faktor yang mempunyai pengaruh tertinggi terhadap variabel respon produksi dan kadar nikotin. Pada pengaruh utama seri tanah dan kelembaban terhadap produksi dan kadar nikotin tembakau temanggung disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai rataan produksi yang paling tinggi adalah pada seri tanah Candi Salam. Demikian juga untuk kadar nikotin, seri tanah yang paling tinggi adalah pada seri tanah Candi Salam. Sementara pada faktor kelembaban, pada taraf 100 % memberikan rata-rata produksi yang tertinggi. Demikian juga pada dan kadar nikotin mempunyai rataan tertinggi.
Tabel 6 Rataan Produksi dan Kadar Nikotin pada Masing-masing Taraf
Untuk memperjelas pengaruh masing-masing seri tanah dan setiap taraf kelembaban terhadap produksi dan kadar nikotin disajikan plot antara masing-masing taraf faktor dengan nilai rataan variabel respon seperti pada Gambar 2.
Gambar 2 Plot antara Seri Tanah dan Rataan Produksi (a), Seri Tanah dan Rataan Kadar Nikotin (b), Kelembaban dan Rataan Produksi (c), serta Kelembaban dan Rataan Kadar Nikotin (d). Berdasarkan hasil pengujian pengaruh interaksi menun-jukkan terdapat interaksi antara seri tanah dan kelembaban, maka interpretasi yang lebih diutamakan adalah pengaruh interaksinya. Oleh karena itu, selanjutnya dilakukan identifikasi interaksi seri tanah dan kelembaban yang terbaik untuk produksi dan kadar nikotin. Tabel 7 menunjukkan bawa rataan produksi tembakau temanggung yang tertinggi dihasilkan dari interaksi antara seri tanah candi Salam dan dengan kelembaban 100%. Hal yang sama juga berlaku untuk respon kadar nikotin. dimana interaksi yang dapat memberikan kadar nikotin tertinggi adalah pada seri tanah Candi Salam dan dengan kelembaban 100%. Untuk lebih jelasnya. rataan produksi dan kadar nikotin pada masingmasing interaksi seri tanah dan kelembaban dapat disajikan pada Gambar 3 Tabel 7 Rataan Produksi dan Kadar Nikotin pada Interaksi Seri Tanah dan Kelembaban
Produksi
Kadar Nikotin
60 70 80 90 100 60 70 80 90 100
Glapansari 7.503 10.463 15.417 19.717 29.053 5.903 6.467 7.040 7.310 7.657
Losari 14.063 17.170 20.773 24.077 30.747 6.170 6.737 7.190 7.450 7.653
C andi Salam 10.270 14.937 21.573 26.173 37.577 6.527 7.060 7.410 7.717 8.180
6
Gambar 3 Plot antara Interaksi Seri Tanah dan Kelembaban terhadap Produksi (a) dan Kadar Nikotin (b). V. KESIMPULAN Kelembaban dan seri tanah memiliki pengaruh tarhadap mutu dan produksi tanaman tembakau temanggung. Kombinasi terbaik antara seri tanah dan kelembaban yang digunakan adalah pada seri tanah Candi Salam dan pada kelembaban 100%. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis M.A.R. mengucapkan terima kasih kepada Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Departemen Pertanian Republik Indonesia atas kesempatan yang diberikan untuk memperoleh data yang digunakan dalam tugas akhir. DAFTAR PUSTAKA
[1] Radyoatmo,S.1999. Perkembangan areal dan produksi tembakau temanggung tahun 1999. Makalah disajikan pada Pertemuan Teknis Sinkronisasi Standar Monster Tembakau Rajangan Temanggung pada tanggal 16 September 1999 di Temanggung. [2] Setyowati.2004. Pengembangan paduan penerapan Sustainable Agriculture di Desa Tlahap, Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. [3] Johnson, R.A. & Wichern, D.W. (2002). Applied Multivariate Statistical Analysis, 5th edition. Pearson Education International.