ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 | Page 2516
PENGURANGAN WASTE OF MOTION PADA PROSES LAYANAN MATERIAL SHEET DI GUDANG METAL PT DIRGANTARA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN WAREHOUSING Dhiah Arini1, Dr. Ir. Luciana Andrawina, M.T.2, Ir. Widia Juliani, M.T.3 Prodi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom 1
[email protected], 2
[email protected],
[email protected] 1,2,3
Abstrak PT Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kedirgantaraan terutama dalam proses perancangan dan pembuatan komponen pesawat terbang. PT Dirgantara Indonesia memiliki gudang raw material metal yang digunakan sebagai tempat menyimpan bahan baku untuk membuat komponen pesawat. Raw material metal tersebut akan diproduksi di Precutting shop. Akan tetapi gudang raw material metal ini sering mengalami keterlambatan dalam mengeluarkan materialnya dari gudang, proses keterlambatan dapat dilihat dari waktu pelayanannya yang melebihi waktu yang telah ditetapkan berdasarkan KPI gudang tersebut yaitu selama dua hari. Pelayanan raw material yang sering terlambat, banyak terjadi pada material sheet. Waste yang paling besar yang
menyebabkan proses layanan tersebut terlambat adalah waste motion. Langkah pertama adalah memetakan aliran material dan informasi di gudang dengan current state design. Kemudian mengidentifikasi penyebab pemborosan berdasarkan 7 waste. Selanjutnya dicari akar penyebab masalah dengan menggunakan fishbone diagram. Usulan perbaikan untuk minimasi waktu proses layanan raw material, yaitu menggunakan konsep Lean dengan penerapan lean tools yang sesuai, diantaranya warehouse slotting dan visual control. Setelah itu, akan dibuat future state design. Pada furute state design terjadi penurunan total waktu proses sebesar 15,05% dari total waktu proses 1326,51 detik menjadi 1126,51 detik. Selain itu, terjadi peningkatan waktu persentase value added dari 15,88% menjadi 18,69%. Kata Kunci: Waste Motion, Fishbone Diagram, Lean Tools, Waktu Proses Abstract PT Dirgantara Indonesia (Persero) is a company engaged in the aerospace industry, especially in the design and manufacture of aircraft components. PT Dirgantara Indonesia has a warehouse raw material metal is used as a place to store the raw materials to make aircraft components. Raw material metal will be produced in precutting shop. But the warehouse raw material metal is often experienced delays in issuing material from warehouses, the delay can be seen from the time of service that exceeds predetermined time based on the KPI of the warehouse that is for two days. Services raw material is often too late, a lot going on sheet material. Delay of service Process caused by waste of motion. The first step is to map the flow of material and information in the warehouse with the current state of design. Then identify the cause waste by 7 waste. Furthermore searched the root cause of the problem by using fishbone diagrams. Proposed improvements to minimize process time of raw material service, using Lean concepts with appropriate application of lean tools, including warehouse slotting and visual control. Thereafter, it will be made future state design. In the design state furute decrease total processing time by 15,05% of the total time the process 1326,51 seconds to 1126,51 seconds. In addition, an increase in the percentage of value added time from 15,88% to 18,69%. Keywords: Waste Motion, Lean, Lean Tools, Fishbone Diagram, Process Time
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 | Page 2517
Jumlah Pemakaian
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang PT Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kedirgantaraan terutama dalam proses perancangan dan pembuatan komponen pesawat terbang. Komponen-komponen pesawat tersebut akan diproduksi baik untuk pesawat militer maupun pesawat komersial. Program yang sedang dijalani oleh PT Dirgantara Indonesia adalah SPIRIT, N-BELL, PUMA, CN-212, CN-235, N-219 dan CN-295. Gambar 1 menunjukkan pemakaian raw material (metal) Bulan Juni-September 2015, terlihat bahwa jenis material yang paling banyak digunakan adalah sheet. Untuk pemakaianmaterial tersebut, dibutuhkan yang namanya dokumenmaterial (material ticket) yang digunakan untuk mengeluarkan material dari gudang. Dokumen ini diberikan oleh bagian material planning untuk diproses oleh bagian gudang, kemudian material yang keluar akan diberikan kebagian produksi (Precutting Shop). Proses pelayanan yang dilakukan di gudang raw material (metal) memiliki standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh bagian Lean PT Dirgantara Indonesia, dimana standar pelayanan gudang yang baik berdasarkan Key Performance Indicator (KPI) adalah kurang dari sama dengan 2 hari (<= 2 hari) dokumen (material ticket) dan material yang dibutuhkan harus sudah keluar dari gudang (Sumber : PT Dirgantara Indonesia). Berdasarkan keterangan tersebut dapat diidentifikasi melalui data yang didapatkan, bahwa masih terdapat dokumen ( material ticket) yang terlambat diproses oleh bagian gudang. 18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0
Pemakaia Pemakaia Pemakaia Pemakaia Persentas Persentas Persentas Persentas n n n n e e e e Material Material Material Material JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
Sheet
9498
63%
15657
67%
16677
68%
16206
70%
Plate
2620
17%
3695
16%
2858
12%
1882
8%
Profil
1464
10%
1723
7%
1418
6%
1127
5%
Tube
337
2%
611
3%
1016
4%
398
2%
Rod
454
3%
595
3%
1270
5%
902
4%
Lainnya
732
5%
940
4%
1461
6%
2518
11%
Gambar 1 Pemakaian Raw Material (Metal) Bulan Juni – September 2015 Material Ticket yang tidak terlambat
Material Ticket yang terlambat 127
131
107
117 1159
JULI
Agustus
Gambar 2 Persentase Material Ticket yang terlambat diproses (2015)
3.9%
17
11
8
MT. Tube
MT. Rod
September
1.3%
16
MT. Lainnya
26
MT. Profil
2.1% 1.3% 0.9% 0.6%
MT. Plate
49
MT. Sheet
127
Jumlah Material Ticket
15
Total material ticket terlambat
9
MT. Rod
12
MT. Lainnya
13
1.3% 1.0% 1.6%
MT. Tube
27
MT. Profil
41
1.4%
MT. Plate
14
10.0%
4.3% 2.9%
MT. Sheet
6
MT. Lainnya
12
12.4%
117
Jumlah Material Ticket
14
MT. Tube
MT. Rod
31
MT. Rod
MT. Tube
54
MT. Plate
MT. Profil
JUNI
16
1.4% 1.2% 0.6% 1.4%
MT. Profil
8
838 5.3% 3.0%
MT. Sheet
11
Total material ticket terlambat
14
MT. Lainnya
22
131
1.7%
Jumlah Material Ticket
36
MT. Plate
Total material ticket terlambat
107
Jumlah Material Ticket
12.8%
Total material ticket terlambat
919 11.4% 3.8% 2.3% 1.5% 1.2% 0.9%
MT. Sheet
830
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 | Page 2518
Persentase material ticket yang terlambat diproses pada bulan Juni-September Tahun 2015 yang ditunjukkan pada Gambar 3. Terjadi kesenjangan (GAP) antara dokumen yang tepat diproses denga n dokumen yang terlambat untuk diproses dari masing-masing material. Kesenjangan yang paling besar untuk pelayanan raw material terjadi pada material sheet setiap bulannya. Berdasarkan data yang didapatkan kesenjangan tersebut dapat diketahui penyebab yang mempengaruhinya. Terdapat dua penyebab utama yang menyebabkan proses pelayanan raw material (metal) terlamabat untuk dilayani yaitu karena stock out (material tidak tersedia) dan karena proses pelayanan digudang raw material itu sendiri. Bulan Juni GAP
10 36; 3,8 %
26
Gambar 4 Penyebab Kesenjangan (GAP) di Gudang Raw Material (Metal)(contoh Bulan Juni)
Gambar 4 menunjukkan penyebab terjadinya kesenjangan yang menyebabkan material ticket untuk material sheet terlambat dilayani. Berdasarkan data tersebut, permasalahan yang paling besar mempengaruhi kesenjangan tersebut adalah karena proses layanan pada gudang itu sendiri. waste of waiting 20% waste of transportat ion 10% waste of over processing 20%
Waste of motion 25% waste of over production 5% waste of inventory 5% waste of defect 15%
Gambar 5 Persentase waste pada proses layanan material sheet pada Gudang Raw Material Metal PT Dirgantara Indonesia Waste yang paling besar mempengaruhi proses layanan material sheet adalah waste motion, dapat dilihat pada Gambar 5. Dampak yang ditimbulkan apabila proses layanan raw material sheet tersebut tidak segera diperbaiki akan berpengaruh ke proses pelayanan material ticket selanjutnya, dan juga dapat mempengaruhi pengerjaan program-program yang bersangkutan dengan material yang diproses, sehingga apabila material yang dibutuhkan terlambat keluar dari gudang, maka pengerjaan program yang bersangkutan dengan material tersebut otomatis akan mundur dan ditakutkan akan mempengaruhi jadwal pengiriman kekonsumen yang menyebabkan penalty apabila pengiriman kekonsumen terlambat.Oleh karena itu perlu adanya minimasi waktu proses layanan untuk meningkatkan kinerja di gudang raw material (metal) agar proses pelayanan raw material yang terjadi didalamnya sesuai dengan prosedur yang ada. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana rancangan aktivitas untuk mengurangi waste of motion pada proses layanan di gudang metal PT Dirgantara Indonesia menggunakan pendekatan Lean Warehousing? 1.3 Tujuan Penelitia Pengurangan waste of motion pada proses layanan di gudang metal PT Dirgantara Indonesia menggunakan pendekatan Lean Warehousing.
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 | Page 2519
1.4 Batasan Masalah
1. 2. 3. 4. 5.
Penelitian hanya dilakukan berfokus pada proses pelayanan raw material sheet hingga material sheet keluar dari gudang. Menggunakan data material sheet di gudang raw material metal PT Dirgantara Indonesia untuk program pesawat yang masih aktif. Data yang dipergunakan pada penelitian adalah data tahun 2015/2016. Proses pada gudang bersifat konstan. Penelitian hanya pada tahap usulan tidak sampai pada tahap implementasi.
2. Dasar Teori dan Metodologi 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Lean Thinking Tujuan dari lean adalah untuk menghilangkan waste, untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi, untuk menambah nilai, untuk mengurangi biaya, serta untuk meningkatkan kinerja kompetitif. Semua itu bertujuan membawa kepuasan pelanggan (pelanggan, menjadi pusat dari Lean) (Gergova, 2010). Lean Warehousing Lean warehousing berarti menghilangkan atau mengeliminasi langkah-langkah non-value added dan waste pada proses penyimpanan material dalam gudang. Optimasi gudang meliputi optimlisasi fungsi dan aliran produk. Meskipun persepsi umum bahwa Lean Thinking biasanya digunakan pada proses produksi (asal-usul dari Lean berasal dari produksi masal produk yang sangat standar, sebaliknya pergudangan milik industri jasa), dimana penghapusan waste dan proses dengan non-value added yang paling terlihat, aplikasi dari lean dalam kegiatan gudang dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan, seperti penghapusan waste, perbaikan lead time dan penciptaan value yang lebih baik (Garcia, 2004). Jenis-jenis waste pada proses manufaktur juga dapat dialihkan atau didapati pada lingkungan gudang, sebagai berikut (Ackerman, Lean Warehousing, 2007): a. Waste of over production b. The waste of waiting c. The Waste of needless transportation d. The waste of inventory e. The waste of over processing f. The waste of motion g. The waste of defects 2.2 Metodologi
Model Konseptual merupakan suatu konsep pemikiran yang dapat membantu peneliti untuk merumuskan kerangka pemecahan permasalahn dan membantu dalam merumuskan solusi atau usulan dari permasalahan yang dibahas. Secara umum, penelitian yang dilakukan untuk minimasi waktu proses layanan raw material metal di gudang Raw material PT Dirgantara Indonesia menggunakan Lean Warehouse adalah seperti yang dijabarkan pada Gambar 5. Pr oses Bisnis
W akt u P ros es
Spe sifika si Mat er ia l Handling E quip m en t ( MH E)
W akt u Siklus Big Pic tur e Mapping V alu e Str ea m Map pin g (V SM)
De ta iled M apping Proc ess Ac tivit y Map pin g (P A M)
A nalisi s penye bab w as te Cau se a nd Effe ct Diag r am Spe sifika si Ma te r ial di guda ng
L ayo u t guda ng
U sulan Pe rba ikan de ngan L ean W are housing
Futu r e St a te Mapping
L ea n W are hou sing To o ls
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 | Page 2520
Gambar 5 Model Konseptual SISTEMATIKA PEMECAHAN MASALAH
Identifikasi & Perum usan masala h: Bagaimana minimasi waktu untuk pros es laya nan di gudang raw
materi al metal PT Dirgantara Indone sia menggunakan pendekatan Lean War ehousing?
Tujuan Penelitian:
Minimasi waktu untuk proses laya nan di gudang raw material metal PT Dirgantara Indone sia menggunakan pendekatan Lean War ehousing.
Studi Lite ratur Jurnal dan Buku Referensi
Studi Lapangan di G udang Raw ma terial
TAHAP IDENTII KASI & PENDAHULUAN Prose s Bisnis
Waktu Prose s setiap Aktifitas
Data operator Data f asilitas gudang KPI Gudang
Detail aktifitas di gudang
Waktu Siklus setiap Aktifitas
Uji ke seragaman dan Kecukuan data untuk waktu
siklus
Peranc angan Big Pic ture Mapping Value Stream Mapping (VSM)
Lean warehousing tools
Detailed Mapping
Process Ac tiv ity Mapping (PAM)
Analisis Peny ebab Waste
Cause & Efect Diagram
Prose s perbaikan Lean War ehousing
Membuat Value Stre am Mapping
TAHAP PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
Analisis Per bandingan Kondis i Awal dengan Hasil
Usulan Kesimpulan dan Saran
TAHAP ANALISIS & KESI MPULAN
Gambar 5 Sistematika Pemecahan Masalah Pada penelitian tahap pertama diawali dengan ketersediaan data yaitu data waktu yang terdiri dari waktu proses dan cycle time yang dapat dilihat pada Tabel 1. Data pendukung lainnya seperti spesifikasi material handling equipment, spesifikasi tenaga kerja dan layout gudang. Semua data tersebut dirangkai menjadi proses aktual pada gudang raw material metal PT Dirgantara Indonesia. Data waktu tersebut kemudian akan digunakan sebagai data pendukung dalam memetakan setiap aktivitas-aktivitas yang terjadi di gudang. Tahap selanjutnya adalah membuat current state design dengan merancang Value Stream Mapping (VSM) sebagai big picture mapping. Proses penggambaran pada current state design akan membantu dalam mengidentifikasi pemborosan yang terjadi pada proses gudang raw material metal PT Dirgantara Indonesia dan juga mempertimbangkan penentuan waste pada gudang berdasarkan kriteria 7 waste menurut Ackerman (2007). Kemudian setelah memetakan keseluruhan aktivitas menggunakan VSM dan membuat detailed mapping untuk setiap aktivitasnya menggunakan PAM, selanjutnya dapat dilihat hasil persentase aktivitas non value added dari total process time, dapat dilihat pada Tabel 2.
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 | Page 2521
Tabel 1 Rata-rata Waktu Siklus Aktivitas Pada Gudang Raw material metal PT Dirgantara Indonesia No
No
Receiving material ticket
19.81
8
Checking material pada sistem
152.12
9
Menyerahkan material ticket ke operator Operator gudang memeriksa jumlah dan lokasi material Menyiapkan Material Handling Equipment (MHE) I Mencari lokasi material Mengambil material pada pallet dengan MHE I
170.97
10
55.65
11
Detail Activity
1
2
Waktu Siklus (detik)
Activity
Checking
3
4
5 Picking 6 7
Activity
Detail Activity Menyiapkan Material Handling Equipment (MHE) II Mengambil material pada MHE I dengan MHE II Meletakkan kembali pallet pada rack semula Membawa material ke precutting shop area Menyerahkan material ticket ke admin gudang Update status material pada sistem
Picking
Storing
Shipping 128.50
12
194.99
13
Waktu Siklus (detik)
Record
103.42
45.52
38.57
100.47
59.19 132.42
124.88
Tabel 2 Persentase Aktivitas Non Value Added Persentase Waktu NVA Proses Inbound Proses Outbound Checking
Picking
Storing
Shipping
Record
Total Persentase waktu NVA
-
3.90% 14.70%
-
-
-
3.90% 0.00% 0.00% 0.00% 14.70%
Aktivitas Operation Transportation Inspection Storage Delay
Tida k men get ah ui uk ur an mat eria l Ket erb ata s an temp at pen yimp an an
Tidak terdapat l abel deskripsi materia l
Ha ny a men gan da lka n in gat an
Mater ial sisa yang digabung
Mengukur Material
Tidak ada la bel des kri ps i lokasi material
Mencari lokasi mat erial
Tidak memiliki label deskripsi material
Waste of Motion Pen em pa ta n al at pen du kun g yan g r ando m
Pengukuran material Tidak ada te mpat MHE yang tetap
T ida k ad a pela bela n des krips i ma terial
Pencarian alat pendukung
Penggabungan material sisa
Pencarian material
Ket erb ata s an temp at pen yimp an an
Tida k ad a p el ab el an des krips i lok as i ma terial
Gambar 6 Cause Effect Diagram Selanjutnya dapat dibuat usulan tindakan perbaikan berdasarkan hasil analisis. Penyusunan usulan perbaikan ini dilakukan dengan menggunakan Lean Warehousing Tools dan alat bantu lainnya seperti yang dijelaskan berikut ini:
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 | Page 2522
Warehouse Slotting Dalam melakukan perancangan perbaikan ini digunakan klasifikasi berdasarkan FSN Analysis. Klasifikasi ini mengklasifikasikan material dengan melihat intensitas pergerakan barang berdasarkan seberapa sering barang masuk dan keluar ke dalam gudang, serta seberapa lama barang berada didalam gudang. Terdapat 18 SKU untuk material metal sheet di dalam gudang raw material metal PT Dirgantara Indonesia, dengan masing-masing SKU memiliki ketebalan yang berbeda-beda. Langkah-langkah yang dilakukan dalam membagi kategori material di gudang raw material metal khusus material sheet PT Dirgantara Indonesia berdaarkan FSN Analysis adalah sebagai berikut: Menghitung Average stay dan Consumption rate dari masing-masing material sheet.
Setelah dilakukan perhitungan Average stay dan Consumption rate dari seluruh material metal sheet, maka langkah selanjutnya adalah membuat tabel rangkuman average stay dan consumption rate dari keseluruhan material metal sheet. Langkah selanjutnya melakukan klasifikasi FSN berdasarkan average stay. Material metal sheet diurutkan dari yang terbesar ke yang terkecil. Langkah selanjutnya adalah melakukan klasifikasi FSN berdasarkan consumption rate. Material metal sheet diurutkan yang paling besar hingga yang paling kecil. Langkah terakhir adalah melakukan klasifikasi berdasarkan matriks. Setelah klasifikasi dari seluruh material metal sheet selesai didapatkan. Dari 18 SKU material metal sheet, terdapat 3 SKU tergolong kedalam kategori fast moving, 6 SKU tergolong kedalam kategori slow moving dan 9 SKU tergolong kategori non moving.
Visual Control Visual control merupakan lean tools untuk membantu dan mempermudah operator dalam melakukan dan menjalankan pekerjaannya. Salah satu contoh dari alat bantu visual tersebut adalah Racking/Zone Number. Racking/Zone Number ini membantu dan mempermudah setiap operator dalam mengidentifikasi dan menemukan lokasi dari penyimpanan material yang telah diatur, maka dibuat label atau penanda atau kode dari lokasi penempatan inventory berdasarkan ZABLS (zone-aisle-bay-level-slot) pada gambar 7.
Gambar 7 Contoh Salah Satu Zonafikasi Tabel 4 Kode zona Zona Keterangan SH Jenis Sheet Pada Gambar 7, kolom pertama menandakan Zone atau zona penempatan material. Kolom kedua menandakan aisle, kolom ketiga menandakan bay, kolom keempat menandakan level dan kolom kelima menandakan slot. 3.
Pembahasan Berdasarkan hasil current state design dan future state design dapat dilihat pada Tabel 4 bahwa total waktu proses untuk aktivitas yang ada di gudang raw material metal PT Dirgantara Indonesia berkurang sebesar 15,05 % atau 3,33 menit. Pada Gambar 6 terlihat bahwa ada peningkatan persentase VA pada proses gudang raw material metal PT Dirgantara Indonesia. Dengan adanya peningkatan dari persentase VA ini dan penurun persentase NVA, maka performansi dari gudang raw material metal PT Dirgantara Indonesia akan meningkat.
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 | Page 2523
Tabel 5 Perbandingan Current State dan Future state Design
Total Process Time
Value added Time
Persentase Value Added
Current State
1326,51
210.64
15,88%
Future State
1126.81
210.64
18.69%
Persentase VA dan NVA pada Current State untuk aktivitas di gudang PT Dirgantara Indonesia
VA
NNVA
20,10%
Persentase VA dan NVA pada Current State untuk aktivitas di gudang PT Dirgantara Indonesia
NVA
15,88%
VA
NNVA
7,74%
64,02%
NVA
18,69%
73,57%
Gambar 8 Perbandingkan VA,NNVA dan NVA Pada Current state dan Future State 4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan
Mengurangi waste of motion pada proses layanan yang terjadi di gudang metal PT Dirgantara Indonesia untuk material sheet, langkah yang dilakukan adalah dengan membuat current state dengan menggunakan value stream mapping dan process activity mapping. Hasil dari pembuatan current state, dapat disimpulkan bahwa terdapat total waktu non value added sebesar 20,10% dari total keseluruhan proses selama 1326,51 detik atau 22,1 menit, dengan waktu value added sebesar 15,88%. Setelah diketahui aktivitas yang merupakan value added, necessary non value added dan non value added, langkah selanjutnya adalah menentukan waste dan identifikasi penyebab waste dengan menggunakan tools fishbone diagram. Untuk mengeliminasi waste yang telah teridentifikasi, maka dibuat perancangan usulan perbaikan dengan menggunakan lean tools, diantaranya yaitu Warehouse Slotting dengan Analisis FSN, dari 18 SKU terdapat 3 termasuk fast moving, 6 termasuk slow moving, dan 9 termasuk non moving. Selain itu diusulkan metode Visual Control berupa zonafikasi. Hasil perancangan usulan untuk gudang raw material metal PT Dirgantara Indonesia untuk material sheet, dapat digambarkan dengan future state, sehingga dihasilkan perubahan waktu proses menjadi 1126,81 detik atau 18,78 menit dengan waktu non value added berkurang menjadi 7,74%. 4.2 Saran Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah:
Sebaiknya dilakukan penelitian selanjutnya mengenai penanganan material sisa untuk sheet pada gudang raw material metal PT Dirgantara. Daftar Pustaka Ackerman, K. B. (2007). Lean Warehousing. Ohio: Ackerman Publication. Garcia, F. C. (2004). Applying Lean Concept in a Warehouse Operation. Issue: pp.2819-2859. Gergova, I. (2010). Warehouse Improvement with Lean 5S-A case study of Ulstein Verft AS. Master Thesis Molde University College.