Pengurangan Produk Cacat Pada Bahan Baku Kulit Dengan Metode Taguchi Pada Pt. Surya Sukmana Leather Yetty Evi1, Prima Vitasari 2, Salmia3 1,2,3)
Program Studi Teknik Industri, Pascasarjana, ITN Malang Email:
[email protected]
Abstrak Dengan masih banyaknya produk cacat karena standar kualitas yang baik belum dimiliki sehingga diperlukan penelitian untuk menemukan standart proses produksi yang dapat meingkatkan kualitas. Masih terdapat produk cacat yang diakibatkan dari beberapa kesalahan baik dari mesin maupun dari operator dikarenakan belum adanya standar yang tepat dalam proses produksi. produk cacat adalah produk yang dihasilkan dari proses produksi yang tidak memenuhi standar namun secara ekonomis bila diperbaiki lebih menguntungkan dibanding langsung dijual. Penelitian ini Bertujuan untuk menemukan standar yang terbaik dari kulit dengan melakukan eksperimen pada pengaturan mesin buffing yang meliputi kecepatan, tekanan dan ketebalan kertas buffing. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen (Experimental Research) dimana tahapan eksperimen meliputi penentuan level dan level faktor, penentuan derajat kebebasan untuk penentuan pengambilan sample kulit pada eksperimen, dimana sampel yang diambil secara acak adalah 14 lembar kulit lalu dari hasil pengamatan dilapangan dengan metode Taguchi kemudian dilakukan pengolahan data menggunakan analisis SPSS dengan uji Paired T-test. hasil pengolahan data dengan mengunakan analisis SPSS Paired T-test dilihat nilai koefisien t dari test yang dilakukan yaitu untuk test eksperimen pada penelitian ini didapat koefisien t sebesar -27,00dengan signifikasi 0.00. Dari hasil ekperimen terdapat perbaikan kulit sesudah dilakukan eksperimen dengan persentase yaitu sebesar 1.93%. Replikasi dan penentuan level dapat dilakukan lebih dari tiga kali percobaan untuk mendapatkan tingkat ketelitian yang lebih optimal dalam eksperimen ini. Kata Kunci : Bahan baku Kulit, Mesin Buffing, Metode Taguchi Pendahuluan Latar Belakang Negara Indonesia adalah salah satu Negara yang sedang membangun baik di bidang ekonomi, sumber daya manusia maupun pemanfaatan sumber daya alam yang ada. Salah satu faktor yang membantu pertumbuhan ekonomi yaitu sektor industri khususnya industri kulit, sehingga sektor industri kulit Indonesia dapat bersaing dengan industri- industri kulit mancanegara demi tercapainya suatu Negara yang maju, adil, makmur, dan merata disegala bidang. Keberadaan industri kecil dan besar baik milik Negara maupun swasta sangat diperlukan dalam upaya memajukan bangsa terutama dibidang ekonomi. Dalam persaingan global saat ini, tentunya hanya perusahaan yang mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) yang mampu bertahan dan tentunya diharapkan akan mampu untuk meningkatkan keuntungan (profitability). Dalam dunia industri, kualitas atau mutu produk dan produktifitas adalah kunci keberhasilan bagi berbagai sistem produksi. Keduanya merupakan kriteria kinerja perusahaan yang sangat penting bagi perusahaan yang berorientasi pada keuntungan (Parwati, dan Rian, 2012).
35
Dengan banyaknya perusahaan yang berkembang di Indonesia dewasa ini, maka kualitas produk menjadi lebih penting dari sebelumnya, kualitas produk juga penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, karena konsumen menjadi lebih kritis memilih produk, mereka akan membandingkan biaya yang mereka keluarkan dengan manfaat yang mereka peroleh dari produk tersebut. Persaingan yang ketat ini menjadikan perusahaan semakin menyadari pentingnya kualitas produk agar dapat bersaing dan mendapat pangsa pasar yang lebih besar. (Sugiarto, 2012). PT. Surya Sukmana Leather merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri kulit. PT. Surya Sukmana Leather selalu berusaha menjaga dan meningkatkan kualitas produk. Dengan melakukan beberapa pengujian pada kulit-kulit melalui badan-badan penguji seperti Balai Besar Kulit Karet dan Plastik dan Societe General de Survellance (BBKKP dan PT. SGS). PT. Surya Sukmana Leather harus memastikan produk benar-benar berkualitas dengan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan atau cacat, baik yang disebabkan mulai proses persiapan bahan baku, mesin, karena proses produksi, maupun manusia. Pada kenyataannya dilapangan masih terdapat produk cacat yang diakibatkan dari beberapa kesalahan baik dari mesin maupun dari operator. Berdasarkan tabel diatas masih terdapat tingkat kecacatan dari persiapan bahan baku sampai pada proses finishing berkisar 18-20 % perbulan. Oleh sebab itu diperlukan suatu pengendalian kualitas untuk meningkatkan mutu dari produk, dengan menggunakan metode desain eksperimen dengan metode taguchi untuk Meningkatkan kualitas produk dan memperbaiki proses produksi. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian eksperimen dari (Basuki, 2013) menjelaskan bahwa dengan desain ekperiman menggunakan metode taguchi dapat mengurangi tingkat kecacatan pada produk nata de coco. Hasil penelitian eksperimen dari (Pangestu, 2013.) Dengan menggunakan desain eksperimen taguchi untuk meningkatkan kualitas pada paving block dengan menggunakan 4 kali replikasi dan 2 level. Hasil penelitian eksperimen dari (Prasetya, 2013) dengan menggunakan desain ekperimen menggunakan metode taguchi untuk meminimasi banyaknya pengujian eksperimentasi serta menekan biaya spesimen dan pengujian, dengan menggunakan 4 faktor dan 3 level faktor. Tinjauan Pustaka Desain Eksperimen Dengan Metode Taguchi a. Definisi Metode Taguchi Menurut (Soejanto, 2009) Metode Taguchi merupakan suatu metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses dalam waktu yang bersamaan menekan biaya dan sumber daya seminimal mungkin. Metode Taguchi berupaya mencapai. Filosofi terdiri dari tiga konsep, yaitu : 1. Kualitas harus didesain ke dalam produk dan bukan sekedar memeriksanya. 2. Kualitas terbaik dicapai dengan meminimumkan deviasi dari target. Produk harus didesain sehingga kokoh (robust) terhadap faktor lingkungan yang tidak dapat dikontrol. 3. Kualitas harus diukur sebagai fungsi daviasi dari standar tertentu dan kerugian harus diukur pada seluruh sistem. Metode Taguchi memperkenalkan pendekatan dengan menggunakan pendekatan desain eksperimen yang berguna untuk : 1. Merancang suatu produk/merancang proses sehingga kualitasnya kokoh terhadap kondisi lingkungan. 2. Merancang/mengembangkan produk sehingga kualitasnya kokoh terhadap variasi komponen 3. Meminimalkan variasi disekitar target Upaya meningkatkan kualitas produk ada tiga hal, yaitu ; 1. Perancangan Sistem 36
Perancangan sistem adalah upaya dimana konsep-konsep, ide-ide, metode-metode baru dan sebagainya dimunculkan untuk memberikan peningkatan produk kepada pemakai. Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan persaingan yaitu dengan terus mengembangkan teknologi baru, sehingga dalam hal ini konsep-konsep, metode maupun penemuan baru sangat bermanfaat dalam desain sistem. 2. Perancangan Parameter Perancangan parameter adalah hal yang sangat penting dalam upaya meningkatkan keseragaman produk atau mencegah tingginya vatiabilitas. Pada tahap ini parameter-parameter dari produk atau proses tertentu ditetapkan untuk menghasilkan performansi produk menjadi kurang atau tidak sensitif terhadap penyebab terjadinya kondisi faktor-faktor yang tahan terhadap penyebab timbulnya variabilitas. 3. Perancangan Toleransi Pada perancangan toleransi ini, kualitas ditingkatkan dengan mengetatkan toleransi pada parameter produk atau proses untuk mengurangi terjadinya variabilitas pada performansi produk. b. Tahap Perencanaan Perencanaan eksperiman meliputi perumusan masalah, penetapan tujuan eksperimen, penentuan variabel tak bebas, identifikasi faktor-faktor (variabel bebas), pemisahan faktor kontrol dan faktor gangguan, penentuan jumlah level dan nilai level faktor, letak dari kolom interaksi, perhitungan derajat kebebasan dan pemilihan matriks ortogonal. c. Tahap Pelaksanaan Eksperimen Pelaksanaan eksperimen meliputi penentuan jumlah replikasi eksperimen dan randomisasi pelaksanaan eksperimen. d. Tahap Analisa Pada analisis dilakukan pengumpulan dan pengolahan data yaitu meliputi pengumpulan data, pengaturan data,perhitungan serta pengyajian data dalam suatu layout tertentu yang sesuai dengan desain yang dipilih untuk suatu eksperimen yang dipilih, selain itu dilakukan perhitungan dan pengujian data dengan statistik seperti analisis variansi, tes hipotesa dan penerapan rumus-rumus empiris pada data hasil eksperimen (Soejanto, 2009). e. Desain Eksperimen Taguchi Menurut Pengestu, 2013, Metode Taguchi yang merupakan metodologi yang digunakan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses serta dapat menekan biaya dan resources seminimal mungkin. Menurut Hartono, 2012, metode taguchi mempunyai keunggulan sangat efisien, sederhana, mudah dianalisis dan membutuhkan sedikit running dalam melakukan eksperimennya. Menurut Soejanto, 2009 desain Ekperimen Taguchi dibagi menjadi tiga tahap utama yang mencakup semua pendekatan eksperimen. Definisi Kulit Kulit secara histologi adalah merupakan organ tubuh yang paling berat, dimana pada manusia memiliki berat sekitar 16% dari berat tubuh dan pada ternak sendiri hanya berkisar 10%. Persentase ini cukup bervariasi pada beberapa jenis ternak, yakni pada ternak sapi berkisar 6-8%, domba 12-15% dan kambing 8-12% dari berat tubuh. Kulit termasuk organ tubuh ternak atau hewan hidup, dimana tersusun atas berbagai macam jaringan maupun sel. Satu sel dengan yang lain saling bekerja sama dan memiliki peran dan fungsi tertentu. Kulit ternak atau hewan secara garis besar dikelompokkan menjadi dua macam, yakni kulit ternak yang berasal dari ternak besar dan diberi istilah dengan hides dan yang berasal dari ternak kecil diberi istilah skins (Said, 2012).
37
a. Sifat Fisik Kulit Sifat fisik dapat diartikan dalam dua versi, yakni : (1) kekuatan fisik dan (2) struktur jaringan, dimana kedua sifat ini mempunyai hubungan (korelasi) yang sangat erat. Secara umum sifat fisik didefinisikan sebagai ketahanan kulit terhadap pengaruh-pengaruh luar, antara lain pengaruh mekanik, kelembaban dan suhu luar. Kekuatan fisik pada kulit ditentukan oleh struktur jaringan dan komposisi kimia yang menyusun kulit tersebut. Salah satu penentu kekuatan fisik dan struktur jaringan pada kulit antara lain diameter fibril, diameter serabut, tebal dan tipisnya berkas serabut, sudut jalinan, dan tebal atau tipisnya kulit (mentah, awetan maupun tersamak). Komposisi kimia pada kulit berpengaruh terhadap kekuatan fisik antara lain ikatanikatan kimia (sekunder dan tersier), kandungan hidroksiprotein (kadar protein kolagen) dan banyak sedikitnya kadar protein globular. Kadar protein globular berpengaruh terhadap sifat kekakuan, baik pada kulit kering maupun kulit tersamak begitu pula dengan kadar air dan lemak. Kadar air dan lemak mempengaruhi tingkat kelemasan kulit yang telah disamak (Said, 2012). b. Kompisisi Kimia Kulit Pengetahuan tentang sifat kimiawi pada kulit sangat penting dalam proses penyamakan kulit, karena sebagian besar proses tersebut melibatkan penggunaan bahan kimia. Proses kimiawi yang terjadi dalam kegiatan penyamakan kulit diantaranya dalam hal terkait dengan proses : (1) pelarutan protein globular, (2) pemisahkan dan penghancurkan epidermis, folikel rambut serta pemisahkan bulu, (3) mempertahankan serabut kolagen, (4) melarutkan serabut elastis, substansi dasar serta penghilangan lemak (Sarkar, 1995) begitu pula dalam proses bagaimana mempertahankan kondisi kulit samak dalam jangka waktu yang panjang sehingga mampu tahan terhadap kondisi lingkungan selama proses penyimpanan (Cordon, 1977). Komposisi kimia pada kulit mentah atau segar diantaranya terkait dengan kadar protein, lemak, karbohidrat, mineral dan air. Mesin Buffing Pengamplasan (buffing) Proses ini hanya dilakukan hanya pada bagian daging (flesh) saja sedang bagian atas atau bagian bulu (nerf) tidak dilakukan proses pengamplasan. Proses pengamplasan dilakukan dengan tujuan : a) menghaluskan kulit bagian daging yang masih kasar dan b) untuk meratakan dan mengurangi ketebalan kulit. mesin deskripsi Mesin NSA ditandai dengan gelombang udara ganda dan sistem pencegahan kecelakaan mekanis yang dioperasikan oleh sebuah saklar mikro. Silinder karet troli pendekatan meluncur sepanjang trek perunggu, pembukaan dan penutupan dilakukan oleh silinder pneumatik ganda dihubungkan oleh sebuah bar sinkron. Silinder kerja terbuat dari paduan khusus dan memiliki penyesuaian hidrolik dari frekuensi osilasi. Di arah pakan dan kecepatan hidrolik conveyor kulit dapat diatur sesuai kebutuhan. Silinder kerja dan ban kulit disediakan dengan sistem kolektor debu ganda. Berdasarkan permintaan kami menyediakan: - Silinder kerja sistem pendingin udara - Variator Elektronik silinder kerja revs nomor (inverter) - Pemegang kulit Pneumatic dengan timer - Digital display jarak kerja - Pneumatic pelurus kulit Sebuah studi ergonomis akurat membuat stasiun kerja yang sangat fungsional, memfasilitasi pengenalan kulit ke dalam mesin untuk mencapai produktivitas puncak. Mesin NSA terdiri dari unit berikut: struktur dasar kontrol papan kaki sistem Buka / tutup silinder bekerja Silinder Bekerja pendinginan (atas permintaan) sealing rol Sealing rol dengan pemegang kulit (atas permintaan) sabuk Kulit conveyor Kulit pelurus (atas permintaan) Mendukung untuk motor dan bak mesin Sistem pneumatik dan minyak tekanan
38
Dibawah ini adalah tabel dari beberapa jenis mesin buffing yang digunakan dengan klasifikasi kekuatan gaya statisnya. Tabel 1.1 Jenis mesin buffing dan klasifikasinya Jenis Mesin Gaya Statis daN Dinamis Angkatan DaN NSA 2400 3360 NSA 1800 2800 3920 NSA 200 3200 4480 Instalasi Siapkan pondasi beton sesuai dengan dimensi tunggu selama 28 hari, kemudian berbaring mesin di atas dasar mengeras. Masukkan plat besi dengan dimensi 100x60 dan ketebalan 10 mm di bawah baut ke dalam lubang samping dan ke dalam lubang pondasi. Posisi mesin, lepas 4 pin mengangkat dan menjaga mereka untuk penggunaan masa depan. Tingkat mesin kedua memanjang dan melintang melalui sekrup n. 1 Setelah sempurna diratakan mesin, mengisi lubang pondasi dengan beton. Tunggu semen mengeras, kemudian kencangkan mur dari batang ketegangan n.2 dengan kekuatan pengetatan maksimum 800 daN. Perakitan bangku dan kertas batang dukungan Untuk merakit bagian-bagian ini, ikuti instruksi yang ditampilkan pada gambar 4. Tempatkan bangku pada mesin. Mengatur bangku Kendurkan dua cek kacang n.1 dan dua sekrup n.2 untuk vertikal geser. Kemudian kencangkan sekrup dan mur cek. Kendurkan keempat baut n.3 untuk horisontal geser, menyesuaikan bangku, kemudian kencangkan sekrup sambungan listrik Kabinet yang berisi peralatan listrik memiliki saluran kabel dipasang yang memungkinkan koneksi dari jaringan eksternal dengan papan terminal, dan dapat ditemukan di sisi kiri mesin. Peralatan tersebut adalah bersaing dengan saklar utama yang dioperasikan oleh pegangan tetap eksternal ke pintu. Pegangan juga menyimpan pintu tertutup selama peralatan berada di bawah tekanan. Sebelum memasok listrik untuk waktu cek pertama bahwa nilai masuk transformator memasok pembantu adalah sama dengan tegangan line. Periksa arah yang benar rotasi silinder kerja. Jika dilihat dari sisi kanan mesin, arah silinder kerja rotasi searah jarum jam harus (arah yang benar ditunjukkan oleh panah). Sebelum menggunakan mesin, operator harus mampu melaksanakan operasi yang dijelaskan dalam panduan ini. Mesin ini dilengkapi dengan sistem pencegahan kecelakaan ganda, sensitif dan siap untuk operasi. Penjaga keamanan adalah tipe intrinsik berlebihan. Self-checking dan kelas 2 sebagai oleh pr: EN 974. Paralelisme dari rol karet dan buffing roller dan mesin nol-setting Tindakan yang disediakan katup solenoid pneumatik mengendalikan silinder pembukaan dan penutupan, titik n.1 untuk menutup mesin. Memperkenalkan secarik kertas antara rol karet dan buffing rol. Dengan memutar roda tangan n.2 harus lulus dengan gesekan sedikit antara ujung dua rol. Sekarang rol sejajar satu sama lain. Untuk mesin nol setting, kendurkan tombol n.3, memutar cincin waktu n.4 sehingga 0 sesuai dengan garis referensi dalam posisi N.5 mengencangkan tombol. Gunakan kunci pas yang cocok untuk bertindak atas sekrup n.6 sehingga referensi yang ditunjukkan pada posisi n.7 bertepatan. Atur ulang katup solenoid pneumatik untuk dapat membuka mesin dan menutup pintu kontrol kabinet. Hanya bagi mereka disediakan dengan tampilan jarak kerja: menghidupkan saklar utama untuk on, kendurkan sekrup n.8 dan mengatur encoder n.9 sehingga tampilan visualisasi 00.0, kencangkan sekrup (Buffing Machine NSA, 1999). Pengukuran Kualitas Dalam pengukuran standar kualitas pada perusahan ini berdasarkan pada penilaian pabrik yaitu (hasil wawancara langsung dengan teknisi produksi) : a. Yang tidak berkualitas dengan ciri-ciri kulit dimana terdapat urat, bentas, kadas, loss dan cacat b. Yang Berkualitas dengan ciri-ciri kulit tidak urat, tidak bentas, tidak kadas, tidak loss dan tidak cacat.
39
Metode Penelitian Rancangan Penelitian Penelitian ini melakukan desain eksperimen dengan metode Taguchi berdasarkan pada derajat bebas, faktor dan level faktor. a. Penentuan Jumlah Level dan Replikasi Pemilihan Jumlah level penting artinya untuk ketelitian hasil eksperimen dan ongkos pelaksanaan eksperimen. Makin banyak level yang diteliti maka hasil eksperimen akan lebih teliti karena data yang diperoleh lebih banyak. Tetapi banyaknya level akan meningkatkan jumlah pengamatan sehingga menaikkan ongkos eksperimen. Banyaknya level yang dipilih dan nilainya tergantung pada pengetahuan terhadap proses atau produk. Jika proses atau produk baru yang diteliti, maka perlu digunakan 3 level (Soejanto, 2009). Dimana faktor kontrol adalah kecepatan, tekanan, ketebalan kertas buffing pada mesin buffing dengan temperatur yang berbeda. Replikasi adalah pengulangan kembali perlakuan yang sama dalam suatu percobaan dengan kondisi yang sama untuk memperoleh ketelitian yang lebih tinggi. Peneliti sebelumnya yang menggunakan replikasi antara lain : - menggunakan 2 kali replikasi yaitu Basuki, 2013 untuk mengurangi produk cacat pada nata de coco. - menggunakan 3 kali replikasi yaitu Prasetya. dkk, 2013 untuk mengetahui kuat tekan pada batako. - menggunakan 4 kali replikasi yaitu Pangestu, 2013, untuk mengetahui kuat tekan pada paving block. Dari penelitian-penelitian sebelumnya, maka peneliti menggunakan 3 kali replikasi untuk mengurangi produk cacat dari mesin buffing. Jumlah Sample adalah 14 lembar kulit. b. Perhitungan derajad Kebebasan Penghitungan derajad kebebasan dilakukan untuk menghitung jumlah minimum eksperimen yang harus dilakukan untuk menyelidiki faktor yang diamati. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini insptrumen penelitian yang digunalakn adalah Kecepatan, tekanan dan ketebalan kertas buffing dalam sebuah mesin Buffing. Metode Pengolahan Data Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil eksperimen dengan menggunakan analisis statistik Uji Paired t. Test. Sampel berpasangan (Uji Paired t Test) adalah sebuah sampel dangan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Metode ini digunakan untuk menguji dua sampel yang berpasangan, apakah keduanya mempunyai rata-rata secara nyata berbeda ataukah tidak. Asumsi yang digunakan pada pengujian ini : - Data bertipe kuantitatif/numerik, baik itu interval atau rasio - Data berdistribusi normal - Data sampel berjumlah sedikit (dibawah 30) Hasil dan Pembahasan Data Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengambil 14 sampel kulit yang diambil secara acak dimana sampel tersebut dilakukan dua kali percobaan yaitu tiga tes pertama sebelum diadakannya eksperimen dan tiga selanjutnya adalah setelah dilakukan percobaan eksperimen, tabel 4.1 menjelaskan tentang hasil eksperimen sebelum dan setelah perlakuan, adapun data tersebut seperti tabel berikut :
40
No.
Tabel 4.1 Kategori hasil eksperimen sebelum dan setelah perlakuan Kategori Keterangan
1
Kasar Sekali
terdapat garis pada kulit dan bintik pada kulit
2
Kasar
masih ada lipatan dan bercak pada kulit
3
Sedang
masih ada bintik putih pada kulit dan permukaan kasar
4
Bagus
masih ada bintik hitam pada kulit dan permukaan lebih halus
5
Sangat Bagus
tidak ada bintik pada kulit dan permukaan kulit halus
Hasil Dari hasil eksperimen yang sudah didapat, lalu dilakukan analisa menggunakan analisis statistik Uji Paired t. Test, maka didapat hasil sebagai berikut : a.
Hasil analisis dengan perlakukan sebelum dan sesudah Tabel 4.2 output hasil Paried Sample Test Peired
t
Df
Differences
Sig
(2-
tailed)
Mean Tes
1
Sebelum 1,21
eksperimen
Sesudah
- 1,929
-27,000 13
,000
3,14
eksperimen Analisis hasil dari output dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui yaitu untuk proses kulit sebelum eksperimen rata-rata hasil dari kulit yaitu 1,21%, sedangkan untuk proses sesudah eksperimen adanya perbaikan didapat rata-rata hasil perbaikan yaitu 3,14 %, dimana terdapat persentase perbaikan pada kulit cacat adalah sebesar 1,93% Sehingga pada test diperoleh hasil signifikan perbedaan sebelum dan sesudah adalah 0,000. Karena probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak, atau perubahan proses kulit pada mesin buffing membuat rata-rata kualitas kulit menjadi berbeda secara nyata. Dan dilihat dari nilai t yaitu -27,00 dimana t terletak pada daerah H0 ditolak, maka bisa disimpulkan perubahan kualitas pada kulit ternyata mengalami peningkatan. Kesimpulan Dari hasil eksperimen mengunakan metode taguchi dan diolah dengan analisis statistik uji paired t test, maka pengurangan produk cacat dapat disimpulkan : Produk cacat dari hasil penelitian khususnya pada mesin buffing dipengaruhi oleh kecepatan, tekanan dan ketebalan kertas buffing. Dengan menggunakan metode taguchi diketahui seberapa banyak jumlah sampel dan level yang digunakan yaitu minimal 14 sampel kulit dangan 3 level, dan sampel diambil dari
41
sebelum eksperimen dan sesudah dilakukan proses eksperimen, perlakuan masing-masing sampel adalah 10 detik kecepatan, 70 Kpa tekanan, dan 280 mm ketebalan kertas buffing. Daftar Referensi [1]
Basuki, M. 2013. Desain Eksperimen Menggunakan Metode Taguchi Untuk mengurangi Tingkat Kecacatan Produk Nata De Coco Di Cv. Agrindo Suprafood, Jurnal Teknik Industri, Fakultas Sains dan Tegnologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. [2] Hartono, M. 2012. Meningkatkan Mutu Produk Plastik Dengan Metode Taguchi. Jurnal Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang. [3] Herawati, S. D dan Indri, C. L. 2012. Tinjauan Atas Perlakukan Akutansi Untuk Produk Cacat dan Produk Rusak Pada PT. Indo Pacific, Jurnal Universitas Widyatama, Bandung. [4] Pangestu, S.L. 2013. Desain Eksperimen Taguchi Untuk Meningkatkan Kualitas Paving Block, Jurnal Teknik Elektro,Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura. [5] Parwati, C. I dan Rian M. S. 2012. Pengendalian Kualitas Produk Cacat Dengan Pendekatan Kaizen dan Analisis Masalah Dengan Seven Tools, Jurnal Teknik Industri, Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta. [6] Prasetya, C. Arif, R. dan Remba, Y. E. 2013. Analisa Desain Eksperimen Pembuatan Batako Berbahan Alternatif Lumpur Lapindo dan Fly Ash Dengan Metode Taguchi, Jurnal Teknik Industri, Universitas Brawijaya Malang. [7] Said, M. I. 2012. Hibah Penulisana Buku Ajar Ilmu dan Teknologi Pengolahan Kulit, Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin. [8] Sukamto, S. 2012. Analisis Pengendalian Kualitas Dalam Mengurangi Kegagalan Produk Handuk Di PT. Wiska Sumedang Dengan Menggunakan Metode SPC (Statistik Proses Control), Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia, Bandung. [9] Tjahjanto, G. P. D. 2011. Implementasi Autonomous Maintenance Untuk Mengurangi Jumlah Produk Cacat Pada Proses Pengemasan Susu Kemasan Bantal Fleksibel Di PT. Frisian Flag Indonesia. Jurnal Fakultas Teknik, Program Tenik Industri, Universitas Indonesia. [10] Yasin, V. 2013. Peningkatan Kualitas Melalui Desain Eksperimen(Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Krupuk Blitar, Jurnal Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Perta Surabaya. [11] Buffing Machine NSA MOP. 135-180-200. 1999. Maintenance and Spare Parts Handbook, Flamar, Italia.
42