PENGUKURAN POTENSI RISIKO PEMBIAYAAN DENGAN MENGGUNAKAN CREDITRISK+ (Studi pada KJKS BMT Al-Fath IKMI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( S. E. Sy)
Oleh DESSY RACHMA DAMAYANTI NIM. 1111046100041
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
ABSTRAK
DESSY RACHMA DAMAYANTI. NIM 1111046100041. Pengukuran Potensi Risiko Pembiayaan Dengan Menggunakan Creditrisk+ (Studi pada KJKS BMT AlFath IKMI). Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H / 2015 M. xi + 75 halaman + 12 halaman lampiran. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui potensi risiko pembiayaan yang terjadi di KJKS BMT Al-Fath IKMI pada akad murabahah dan ijarah dan mengetahui jumlah cadangan yang diperlukan untuk menutupi kerugian akibat risiko pembiayaan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode Creditrisk+. Data input yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah exposure at default, recovery rates, default rates dan default rates volitatiliy. Kesimpulan penelitian ini diperoleh hasil Nilai kerugian yang dapat diperkirakan (expected loss) pada pembiayaan mitra KJKS BMT Al-Fath IKMI dengan akad murabahah pada tahun 2012, 2013, dan 2014 berturut-turut sebesar Rp. 374.217.700,- , Rp 321.255.946,- , dan Rp 392.140.522,- sedangkan pada akad ijarah berturut-turut sebesar Rp. 84.993.000,- , Rp. 131.317.812,- Rp. 185.804.695,-. Nilai kerugian yang tidak terduga (unexpected loss) pada pembiayaan mitra KJKS BMT Al-Fath IKMI dengan akad murabahah pada tahun 2012, 2013, dan 2014 berturut-turut sebesar Rp. 573.000.000,- , Rp. 589.000.000,- dan Rp. 577.000.000,- sedangkan pada akad ijarah sebesar Rp. 158.000.000,- , Rp. 241.000.000,- dan Rp. 281.000.000,-. Dengan menggunakan Creditrisk+ , nilai pencadangan atau economic capital untuk mengcover unexpected loss tahun 2012, 2013, dan 2014 yaitu beturut-turut sebesar Rp. 198.782.300,- , Rp. 267.744.054,- dan Rp. 184.859.478,- untuk akad murabahah serta Rp. 73.007.000,- , Rp. 109.682.188,- dan Rp. 95.195.305,- untuk akad ijarah. Kata Kunci:
Risiko pembiayaan, creditrisk+, murabahah, ijarah, economic capital
Pembimbing
: Dr. H. Burhanuddin Yusuf, M.M., M.A.
Daftar Pustaka
: Tahun 1997 s.d Tahun 2014
iv
ABSTRACT
DESSY RACHMA DAMAYANTI. NIM 1111046100041. Financing Risk Potential Measurements Using CreditRisk+ (Studies on KJKS BMT Al-Fath IKMI). Department of Muamalat, Islamic Banking Concentration, Faculty of Sharia and Law, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, in 1436 H / 2015 AD. xi + 75 page + 12 page appendix. This thesis aims to determine the potential of financing risk that occur in KJKS BMT Al-Fath IKMI on murabaha and ijara contract and determine the amount of reserves needed to cover losses due to financing risk. This research is quantitative research with CreditRisk+ methods. In this methods, data input used are the exposure at default, recovery rates, default rates and default rates volitatiliy. The conclusion of this research, expected losses on financing in KJKS BMT Al-Fath IKMI with murabaha contract in 2012, 2013 and 2014 respectively are Rp. 374.217.700, -, Rp. 321.255.946, -, and Rp. 392.140 .22, - whereas the ijara contract are Rp. 84.993.000, -, Rp. 131.317.812, and - Rp. 185.804.695, -. Value of unexpected losses on financing in KJKS BMT Al-Fath IKMI with murabaha contract in 2012, 2013 and 2014 respectively Rp. 573.000.000, -, Rp. 589.000.000, - and Rp. 577.000.000, - , while at the ijara contract is Rp. 158.000.000, -, Rp. 241.000.000, - and Rp. 281.000.000, -. By using CreditRisk+, the value of economic capital to cover unexpected losses in 2012, 2013 and 2014 are Rp. 198.782.300, -, Rp. 267.744.054, and Rp. 184.859.478, - for murabahah and Rp. 73.007.000, -, Rp. 109.682.188, - and Rp. 95.195.305, - for the ijara contract. Keywords: Financing risk, CreditRisk+, murabaha, ijara, economic capital
Thesis Adviser
: Dr. H. Burhanuddin Yusuf, M.M., M.A.
Bibliography
: 1997 - 2014
v
KATA PENGANTAR
ْـــــــــم ﷲِالرَّحْ َم ِن ال َّر ِحيم بِس ِ
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGUKURAN POTENSI RISIKO PEMBIAYAAN DENGAN + MENGGUNAKAN CREDITRISK (Studi pada KJKS BMT Al-Fath IKMI)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) di Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat di muka bumi ini. Penulis menyadari tentunya bahwa masih banyak kekurangan dalam penyelesaian tugas akhir ini. Namun penulis berharap agar karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi orang lain. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, kritik, saran dan motivasi yang ikhlas berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang penulis hormati sebagai pemimpin sekaligus menjadi pengayom bagi mahasiswa/i nya.
2.
Bapak AM Hasan Ali, M.A., ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) dan Bapak Abdurrauf, Lc. M.A., sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) serta Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H., ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) periode sebelumnya atas kesabaran dan dedikasinya terhadap Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
3.
Bapak Dr. Burhanuddin Yusuf, M.M, pembimbing skripsi penulis atas kesabaran dan keikhlasannya dalam membimbing, memotivasi, dan memberikan kritik serta saran dalam penyelesaian skripsi ini.
4.
Bapak Suryadi dan seluruh pihak KJKS BMT Al-Fath IKMI yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian, memberikan informasi dan datadata penelitian, serta membimbing penulis.
5.
Bapak Dr. Alimin Mesra, M. Ag selaku dosen pembimbing akademik penulis semasa kuliah yang telah memberikan saran dan bimbingan.
vi
6.
Bapak Sofyan Rizal S.E., M.Si., dan Ibu Yuke Rahmawati, M.A selaku penguji sidang skripsi yang telah memberikan saran dan penilaian terhadap skripsi penulis.
7.
Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat serta seluruh staff dan karyawan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan pelayanan terbaik bagi mahasiswa/i-nya.
8.
Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta berbagai perpustakaan elektronik yang telah meyediakan fasilitas dan referensi dalam penyelesaian skripsi ini.
9.
Kedua orangtua penulis, ayahanda Muntirman dan ibunda Ida Widaningsih yang berjuang keras untuk membesarkan dengan penuh kasih sayang, mendukung dan mendoakan penulis dengan ikhlas. Semoga Allah swt meninggikan derajat kalian. Adikku, Devi Novitasari yang telah mendukung dan membantu penulis dalam berbagai hal.
10.
Sahabat-sahabat semasa kuliah Bulan, Riri, dan Putri yang menjadi teman berjuang dalam proses perkuliahan, saling membantu dan mengingatkan atas segala hal. Yusuf, partner segala situasi dan kondisi yang dengan ketulusannya selalu menemani, membantu, memotivasi dan mengajarkan kesabaran.
11.
Sahabat-sahabat tersayang sejak SMA, Utami, Widya, Ivyana, Almira, Lisa, dan Dhanty serta sahabat-sahabat tercinta sejak SMP, Arnita, Dini, Fitri, dan Shakienna, yang menjadi teman cerita, diskusi, dan saling memotivasi. Terimakasih untuk kalian semua yang telah menjaga persahabatan hingga kini.
12.
Perbankan Syariah angkatan 2011, khususnya Perbankan Syariah kelas B yang mewarnai kehidupan penulis selama kuliah. Semoga kesuksesan menyertai kita semua.
13.
Keluarga besar COINS, HMPS Muamalat, dan HMI Komfaksy yang pernah menjadi tempat belajar dan berproses. Terimakasih atas pelajaran dan pengalaman berharga yang diberikan selama berorganisasi.
14.
Seluruh pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah membalas dengan pahala yang berlipat ganda.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya dan dapat berkontribusi bagi perkembangan ekonomi Islam.
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ ii ABSTRAK .................................................................................................................. iv KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ....................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 5 D. Perumusan Masalah ........................................................................................... 5 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................................... 6 F.
Sistematika Penulisan ........................................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Baitul Maal wat Tamwil .................................................................... 10 B. Pembiayaan ...................................................................................................... 11 C. Risiko ............................................................................................................... 16 D. Creditrisk+ ........................................................................................................ 23 E. Review Studi Terdahulu ................................................................................... 28 F.
Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ...................................................................................... 37 B. Sumber dan Kriteria Penelitian ........................................................................ 37 C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 38 D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................................. 38 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
viii
A. Gambaran Umum Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI............................. 42 B. Pengukuran Risiko Pembiayaan Dengan Menggunakan Creditrisk+ ............... 55 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................................... 70 B. Saran ................................................................................................................. 71 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 73
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Komponen Creditrisk+ ............................................................................... 23 Tabel 2. 2 Perbedaan Utama Metode Pengukuran Risiko.......................................... 27 Tabel 2. 3 Review Studi Terdahulu............................................................................. 29 Tabel 4. 1 Kolektibilitas Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI 2012-2014 ........... 44 Tabel 4. 2 Exposure at Default Pembiayaan Murabahah ............................................ 55 Tabel 4. 3 Exposure at Default Pembiayaan Ijarah ..................................................... 56 Tabel 4. 4 Pembagian Exposure dalam Kelas dan Band pada Akad Murabahah ...... 57 Tabel 4. 5 Pembagian Exposure dalam Kelas dan Band pada Akad Ijarah ................ 57 Tabel 4. 6 Loss Given Default Murabahah ................................................................. 59 Tabel 4. 7 Loss Given Default Ijarah .......................................................................... 59 Tabel 4. 8 Number of Default Murabahah .................................................................. 61 Tabel 4. 9 Number of Default Ijarah ........................................................................... 61 Tabel 4. 10 Jumlah Default pada Probabilitas ≥ 95% ................................................. 63 Tabel 4. 11 Expected Loss Murabahah ....................................................................... 64 Tabel 4. 12 Expected Loss Ijarah ................................................................................ 64 Tabel 4. 13 Perbandingan Nilai PPAP dengan Expected Loss ................................... 66 Tabel 4. 14 Unexpected Loss Murabahah ................................................................... 67 Tabel 4. 15 Unexpected Loss Ijarah ............................................................................ 67 Tabel 4. 16 Economic Capital Murabahah .................................................................. 68 Tabel 4. 17 Economic Capital Ijarah........................................................................... 69
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Siklus Manajemen Risiko ..................................................................... 21 Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 35
Gambar 4. 1 Komposisi Mitra Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI .................... 43 Gambar 4. 2 Non Performing Financing KJKS BMT Al-Fath IKMI ......................... 45
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Setiap unsur dalam kehidupan tidak terlepas dari risiko. Risiko yang muncul dapat kita sadari ataupun tidak, selalu melekat dalam hidup kita. Risiko merupakan keadaan tidak pasti yang dihadapi atas suatu hal yang dilakukan dan akan menimbulkan kerugian. Risiko
juga menghantui kegiatan operasional
lembaga keuangan, salah satunya Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) 1. Sebagai lembaga intermediasi salah satu risiko yang muncul adalah risiko kredit atau risiko pembiayaan. Risiko kredit (credit risk) adalah risiko kerugian yang diderita bank, terkait dengan kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo, counterpartynya gagal memenuhi kewajiban-kewajiban kepada bank. Singkat kata, credit risk adalah risiko kerugian bagi bank karena debitur tidak melunasi kembali pokok pinjamannya (plus bunga).2 Karena BMT memiliki kegiatan seperti bank, yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana, maka BMT juga memiliki risiko kredit atau risiko pembiayaan. Maka dari itu diperlukan pengelolaan risiko yang baik sehingga dapat meminimalisir terjadinya kerugian.
1
Selanjutnya disebut BMT Masyhud Ali, Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2006) h.199 2
1
2
Permintaan kredit atau pembiayaan bagi Lembaga Keuangan Mikro termasuk BMT masih sangat tinggi, mengingat sebagian besar debiturnya merupakan kelompok usaha mikro yang masih belum dapat dilayani oleh bank. Kelompok peminjam tersebut meliputi usaha produktif masyarakat yang memiliki perputaran usaha tinggi dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. Permintaan kredit atau pembiayaan yang tinggi mengharuskan BMT lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaannya karena sektor ini memiliki risiko kredit yang besar. Dalam harian Kontan, Associate Director FitchRatings, Julita Wikana mengungkapkan, berdasarkan diskusi dengan perbankan, penyumbang NPL terbesar adalah sektor small medium enterprise (SME) alias usaha kecil menengah (UKM), lalu sektor kredit korporasi. Sedangkan NPL di sektor kredit konsumen tergolong stabil.3 Pertumbuhan kredit atau pembiayaan yang pesat perlu diimbangi dengan manajemen
risiko
yang
tepat
guna
mengoptimalkan
keuntungan
dan
meminimalisir kerugian. Lembaga keuangan wajib membentuk atau menyisihkan dana untuk menutupi risiko atas kerugian pembiayaan yang disalurkannya. Pencadangan
3
dana
tersebut
dikenal
dengan
Pembentukan
Penyisihan
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, “Sektor UMKM Menjadi Penyumbang Terbesar NPL”, artikel diakses tanggal 12 Januari 2015 dari http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=80:sektor-umkmmenjadi-penyumbang-terbesar-npl-&catid=54:bind-berita-kementerian&Itemid=98
3
Penghapusan Aktiva Produktif4 yang dinilai berdasarkan tingkat kolektibilitas dari kredit atau pembiayaan debitur. BMT perlu mendesain sendiri metode pengukuran risikonya karena belum ada aturan yang benar-benar baku untuk mengukur risiko pembiayaan pada BMT. Seperti yang dilakukan oleh KJKS BMT Al-Fath IKMI, diantaranya melakukan analisis pembiayaan sebelum menyalurkannya serta tindakan mitigasi risiko. Namun, hal tersebut hanya mengukur potensi risiko yang dapat diestimasi (expected loss). Pengukuran risiko diharapkan dapat mengukur risiko yang dapat diestimasi (expected loss) dan tidak dapat diestimasi (unexpected loss). Ada beberapa jenis metode dalam mengukur potensi risiko pembiayaan seperti Credit Scoring Models, RAROC, Credit Metrics, KMV Models, dan lainlain. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Creditrisk+ sebagai alternatif dalam mengukur potensi risiko pembiayaan. Creditrisk+ merupakan model statistik yang tidak mengasumsikan penyebab terjadinya default. Creditrisk+ mencoba melakukan estimasi atas expected loss of loans dan distribusi kerugian itu dengan memfokuskan perhitungannya pada berapa cadangan modal yang diperlukan untuk menampung kerugian di atas jumlah tertentu.5 Karakteristik Creditrisk+ cocok untuk perhitungan risiko pembiayaan pada Lembaga Keuangan Mikro yang memiliki jumlah debitur banyak namun outstandingnya kecil. Selain itu, model Creditrisk+ memberikan kemudahan 4
Selanjutnya disebut PPAP Masyhud Ali, Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis, h.248. 5
4
dalam ketersediaan data serta kemudahan dalam implementasinya. Dalam penelitian Any Meilani6 dan Kristanti Mutia Fatimah7 membuktikan bahwa metode Creditrisk+ akurat dalam memprediksi potensi kerugian. Hal ini dapat dilihat dari hasil Loglikehood Ratio Test, bila nilai Loglikehood Ratio (LR) lebih kecil dari Chi Squared maka model Creditrisk+ dapat diterima sebagai metode pengukuran risiko. Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah tersebut maka penulis bermaksud melakukan penelitian yang berjudul “Pengukuran Potensi Risiko Pembiayaan Dengan Menggunakan Creditrisk+ (Studi Pada KJKS BMT AlFath IKMI)”. B. Identifikasi Masalah Sebagai lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya menghimpun dan menyalurkan dana, BMT juga menghadapi risiko. Risiko dalam lembaga keuangan dapat terjadi karena berbagai sebab, bila tidak dikelola dengan baik maka dapat menimbulkan kerugian. Semakin tingginya risiko, maka semakin besar pula modal yang harus dicadangkan. Hal tersebut berarti akan mengurangi dana yang disalurkan. Jika dibiarkan maka akan menurunkan profit bagi BMT itu sendiri serta mengurangi kepercayaan masyarakat yang menggunakan jasa BMT
6
Any Maelani, “Penerapan Metode Creditrisk+ dalam Pengukuran Risiko Kredit Kendaraan Bermotor (Kasus Pada PT “X”). Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 6, No.2 (September 2010) h.101-118 7 Kristanti Mutia Fatimah, “Pengukuran Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan Risiko Kredit Dengan Menggunakan Creditrisk+ Terhadap Kredit Pemilikan Rumah Pada Bank ABC”, (Tesis S2. Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta, 2012) , h.92-93.
5
tersebut. Maka, BMT perlu mendesain sendiri metode pengukuran risiko yang memungkinkan BMT menghitung lebih tepat potensi risiko yang akan dihadapinya sehingga modal yang dicadangkan dapat menurun. C. Pembatasan Masalah Untuk memfokuskan penelitian dan memudahkan analisis, maka penulis perlu membuat batasan-batasan penelitian yaitu: 1. Penelitian ini dibatasi pada perhitungan risiko pembiayaan menggunakan metode Creditrisk+. Pemilihan metode Creditrisk+ karena karakteristik Creditrisk+ cocok untuk perhitungan risiko pembiayaan pada Lembaga Keuangan Mikro yang jumlah debiturnya banyak namun outstandingnya kecil. Selain itu, model Creditrisk+ memberikan kemudahan dalam ketersediaan data serta kemudahan dalam implementasinya. 2. Akad pembiayaan yang diteliti dibatasi pada akad murabahah dan ijarah pada tahun 2012-2014. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah: 1. Bagaimana potensi kerugian yang dapat diperkirakan (expected loss) dan potensi kerugian yang tidak dapat diperkirakan (unexpected loss) akibat risiko pembiayaan yang ditanggung KJKS BMT Al-Fath IKMI dari pembiayaan murabahah dan ijarah?
6
2. Apakah potensi risiko pembiayaan mengalami fluktuasi setiap tahunnya? 3. Berapa jumlah kecukupan modal (economic capital) yang harus dimiliki KJKS BMT Al-Fath IKMI untuk menanggung potensi kerugian yang terjadi? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengukur potensi kerugian atas pembiayaan yang akan ditanggung KJKS BMT Al-Fath IKMI atas pembiayaan murabahah dan ijarah. 2. Mengetahui fluktuasi potensi risiko pembiayaan pertahunnya. 3. Mengetahui jumlah kecukupan modal (economic capital) yang dimiliki KJKS BMT Al-Fath IKMI untuk menanggung potensi kerugian yang terjadi. Penelitian ini juga diharapkan akan membawa manfaat bagi berbagai pihak antara lain sebagai berikut: 1. Bagi KJKS BMT Al-Fath IKMI a. KJKS BMT Al-Fath IKMI dapat mengetahui mengukur potensi risiko
berdasarkan
murabahah dan ijarah.
penyaluran
pembiayaan
dengan
akad
7
b. KJKS BMT Al-Fath IKMI dapat mengetahui expected loss dan unexpected loss yang dapat mempengaruhi kecukupan modal (economic capital). c. KJKS BMT Al-Fath IKMI dapat menentukan strategi mitigasi yang tepat yang untuk menekan risiko pembiayaan. 2. Bagi masyarakat a. Menambah wawasan masyarakat mengenai manajemen risiko khususnya pada risiko pembiayaan. b. Masyarakat
dapat
mengetahui
potensi
risiko
penyaluran
pembiayaan dari dana yang disimpan mereka yang disimpan di KJKS BMT Al-Fath. 3. Bagi penelitian selanjutnya a. Dapat menggunakan metode Creditrisk+ dalam mengukur potensi kerugian dari suatu pembiayaan.
8
F. Sistematika Penulisan Berdasarkan Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012, sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Bab I merupakan pendahuluan yang berisi penjelasan yang erat sekali hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam bab-bab. Penjelasanpenjelasan tersebut meliputi: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI Bab II menyajikan kajian kepustakaan yaitu membahas tentang landasan atau kerangka teori yang dapat membantu penulis berpikir kritis dan bab ini analitis saat memahami dan menafsirkan data. Dalam bab ini tercantum pula review studi terdahulu yang mendeskripsikan hasil penelusuran penulis terhadap penelitian yang serumpun. Dari review studi terdahulu akan terlihat kekurangan dan kelebihan skripsi yang ditulis peneliti dibandingkan penelitian sebelumnya.
BAB III METODE PENELITIAN Bab III menyajikan data penelitian, berupa deskripsi data berkenaan dengan variable yang diteliti secara objektif.
9
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV merupakan analisis terhadap data penelitian yang ada dideskripsikan guna menjawab masalah penelitian. Dalam kasus analisis juga dilakukan interpretasi terhadap temuan penelitian ke dalam pengetahuan yang telah mapan, memodifikasi teori yang telah ada, atau nenyusun teori baru.
BAB V PENUTUP Bab V berisi kesimpulan dan rekomendasi yang ditarik dari uraian yang telah ditulis terdahulu dan bertalian erat dengan pokok masalah. Kesimpulan merupakan jawaban masalah berdasarkan data yang diperoleh.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Baitul Maal wat Tamwil Baitul Maal wat Tamwil atau BMT merupakan Lembaga Keuangan Mikro yang dijalankan dengan prinsip syariah. Pada dasarnya BMT memiliki dua fungsi1:
Baitul tamwil (rumah pengembangan harta), melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.
Baitul maal (rumah harta), menerima titipan zakat, infak, dan sedekah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya. BMT memiliki tujuan untuk membantu membangun sumber
pelayanan keuangan guna mendorong dan mengembangkan usaha produktif serta meningkatkan taraf hidup para anggota dan keluarganya.2
1
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h.451 2 Suhrawadi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2000), h.114
10
11
Sampai saat ini belum ada peraturan yang jelas mengenai lembagalembaga keuangan mikro, termasuk BMT. Guna mendapatkan kepastian serta perlindungan hukum, maka sebagian BMT berkonversi dalam badan hukum koperasi yaitu Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah). Dari penjelasan tersebut, jelas bahwa BMT juga memiliki fungsi intermediasi sebagai penghimpun dana dan penyalur dana layaknya bank. Penghimpunan dana dalam bentuk simpanan dengan akad wadi’ah dan murabahah serta penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan dengan akad mudharabah, musyarakah, ijarah, murabahah, salam, istishna, dan lain-lain. B. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan penyediaan
dana
menurut untuk
Antonio
memenuhi
adalah kebutuhan
pemberian
fasilitas
pihak-pihak
yang
merupakan deficit unit (kekurangan dana).3 Sedangkan menurut UndangUndang No.10 Tahun 1998, Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
3
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001) h.160
12
di biayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.4 Pembiayaan yang diberikan adalah dana yang disalurkan oleh koperasi kepada penerima pembiayaan (mudharib) untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain dan para anggotanya yang berupa sisa pengembalian baik pokok maupun bagi hasil yang masih belum dikembalikan oleh penerima pembiayaan.5 Kegiatan penyaluran pembiayaan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu BMT, karena dari kegiatan itulah BMT akan memperoleh pendapatan dan keuntungan. 2. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan Fasilitas kredit atau pembiayaan menurut Kasmir memiliki tujuan sebagai berikut yaitu6: a. Mencari keuntungan b. Membantu usaha nasabah c. Membantu pemerintah Disamping memiliki tujuan diatas, pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan memiliki fungsi sebagai berikut: a. Untuk meningkatkan daya guna uang 4
Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah No 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah. 6 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014), h. 88-90. 5
13
b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. c. Untuk meningkatkan daya guna barang. d. Meningkatkan peredaran barang. e. Sebagai alat stabilitas ekonomi f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha. g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan h. Untuk meningkatkan hubungan internasional.
3. Jenis-Jenis Pembiayaan Berdasarkan tujuan penggunaannya, pembiayaan syariah menurut Adiwarman Karim dibedakan menjadi empat kategori yaitu7: a. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli Prinsip jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda. Tingkat keuntungan ditentukan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah: 1) Pembiayaan Murabahah Murabahah adalah transaksi jual-beli dimana bank menyebut jumlah keuntungannya. 2) Pembiayaan Salam
7
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h.98-107.
14
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara tangguh sementara pembayaran dilakukan secara tunai. 3) Pembiayaan Istishna Pada dasarnya produk istishna tidak jauh berbeda dengan salam. Dalam istishna pembayaran dapat dilakukan dalam beberapa termin. Spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis, ukuran, mutu, dan jumlahnya. b. Pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah). Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan jual beli, perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual-beli objek transaksinya adalah barang sedangkan pada ijarah objek transaksinya adalah jasa. c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (syirkah). Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil adalah sebagai berikut: 1) Pembiayaan Musyarakah Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah. Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama-sama.
15
2) Pembiayaan Mudharabah Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahib-al maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerjasama dalam paduan kontribusi 100% modal kas dari shahib al maal dan keahlian dari mudharib. d. Pembiayaan dengan akad pelengkap Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan akad pelengkap. Akad ini tidak bertujuan untuk memperoleh
keuntungan
namun
hanya
untuk
mempermudah
pelaksanaan pembiayaan. Meski demikian bank dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang timbul dalam pelaksanaannya. Yang termasuk dalam akad ini adalah: 1) Hiwalah (alih utang-piutang) 2) Rahn (Gadai) 3) Qardh (Pinjaman Uang) 4) Wakalah (Perwakilan) 5) Kafalah (Garansi Bank)
16
C. Risiko 1. Pengertian Risiko Para ahli memiliki definisi yang beragam mengenai istilah risiko. Risiko menurut Arthur Williams dan Richard M.H adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu. A. Abas Salim berpendapat, risiko adalah kepastian (uncertainty) yang mungkin melahirkan kerugian (loss). Soekarto mendefinisikan risiko sebagai ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa. Sedangkan definisi risiko menurut Herman Darmawi risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil actual dari hasil yang diharapkan, atau probabilitas sesuatu hasil/outcome yang berbeda dengan yang diharapkan.8 Dari beberapa pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa risiko merupakan suatu ketidakpastian atas suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian. 2. Jenis-jenis risiko Jenis-jenis risiko yang dihadapi perbankan syariah berdasarkan Peraturan Bank Indonesia nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, yaitu9:
8
Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi, (Jakarta: Salemba Empat, 2003), h.2. 9 Peraturan Bank Indonesia nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
17
a. Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank sesuai dengan perjanjian yang disepakati. b. Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain Risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan. c. Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. d. Risiko Operasional adalah Risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system, dan/atau adanya kejadiankejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. e. Risiko Hukum adalah Risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. f. Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. g.
Risiko
Stratejik
adalah
Risiko
akibat
ketidaktepatan
dalam
pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
18
h. Risiko Kepatuhan adalah Risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, serta Prinsip Syariah. i. Risiko Imbal Hasil (Rate of Return Risk) adalah Risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan Bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima Bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga Bank. j. Risiko Investasi (Equity Investment Risk) adalah Risiko akibat Bank ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis profit and loss sharing.
3. Risiko Pembiayaan Sebagai lembaga yang memiliki fungsi intermediasi seperti bank, BMT juga menanggung risiko kredit atau risiko pembiayaan. Risiko dalam pemberian fasilitas pembiayaan adalah tidak kembalinya pokok pembiayaan dan tidak kembalinya imbalan, ujrah, atau bagi hasil sebagaimana telah disepakati dalam akad pembiayaan antara bank syariah dan nasabah penerima fasilitas.10 Disamping itu, juga terdapat risiko bertambah besarnya biaya yang dikeluarkan oleh bank dan bertambah
10
Lampiran I SEBI No. 13/10/DPbs tanggal 3 April 2011, huruf C, butir a dan b.
19
waktu untuk penyelesaian Non Performing Financing (NPF), serta turunnya kesehatan pembiayaan (kolektibilitas pembiayaan menurun).11 4. Faktor-Faktor Penyebab Risiko Pembiayaan12 a. Faktor Intern 1) Analisa pembiayaan (keuangan mitra) tidak akurat 2) Lemahnya pemantauan dan pembinaan 3) Pengikatan perjanjian dan jaminan tidak sempurna 4) Lemahnya SDM b. Faktor Ekstern 1) Karakter mitra (mitra beriktikad tidak baik) 2) Kemampuan mitra kurang dalam mengelola usahanya. 3) Keadaan siklus usaha (kondisi ekonomi yang tidak kondusif) 4) Deregulasi peraturan pemerintah pada bidang tertentu yang berpengaruh secara signifikan terhadap usaha anggota/mitra. c. Keadaan yang bersifat force majeur Faktor ini disebabkan karena suatu peristiwa atau kondisi yang diluar kemampuan
BMT
dan
anggota/mitra
untuk
mengontrol
dan
menaggulanginya. Penyebabnya antara lain: bencana alam, kebakaran, perang, huru-hara, dan pemogokan.
11
A. Wangsawidjaja. Z., Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), h. 89 12 Kebijakan Manajemen BMT Al-Fath IKMI Bagian V Pembiayaan /Penyaluran Dana No.02/KJKS BMT-AF/KM/V/XII/11.
20
5. Manajemen Risiko Pembiayaan a. Tujuan Manajemen Risiko Sebagai lembaga yang intermediasi yang rentan terhadap risiko, BMT perlu melakukan manajemen risiko. Adiwarman A. Karim menjelaskan tujuan dari manajemen risiko adalah13: 1) Menyediakan informasi tentang risiko kepada regulator 2) Memastikan
bank
tidak
mengalami
kerugian
yang
bersifat
yang
bersifat
unacceptable. 3) Meminimalisasi
kerugian
dari
berbagai
risiko
uncontrolled. 4) Mengukur eksposur dan pemusatan risiko. 5) Mengalokasikan modal dan membatasi risiko.
13
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), h. 257
21
b. Proses Manajemen Risiko
Gambar 2. 1 Siklus Manajemen Risiko
Assessing
Identifying
Measuring
Understanding
Managing
Monitoring
Sumber: Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi kelima
Dalam pelaksanaan manajemen risiko, proses identifikasi, pengukuran, dan pengendalian risiko memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Identifikasi risiko dilaksanakan dengan melakukan analisis terhadap: a) Karakteristik risiko yang melekat pada aktivitas fungsional;
22
b) Risiko dari produk dan kegiatan usaha. 2) Pengukuran risiko dilaksanakan dengan melakukan: a) Evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko; b) Penyempurnaan terhadap sistem pengukuran risiko apabila terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi, dan faktor risiko, yang bersifat material. 3) Pemantauan risiko dilaksanakan dengan melakukan: a) Evaluasi terhadap eksposur risiko b) Penyempurnaan proses pelaporan apabila terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi, faktor risiko, teknologi informasi dan sistem informasi manajemen risiko yang bersifat material. 4) Pelaksanaan
proses
pengendalian
risiko
digunakan
untuk
mengelola risiko tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan usaha bank.14
14
Ibid h. 259-260.
23
D. Creditrisk+ 1. Pengertian Creditrisk+ Berdasarkan Credit Suisse Boston, ”The Creditrisk+ Model is a statistical model of credit default risk that makes no assumptions about the causes of default”15 Creditrisk+ dianggap sebagai model internal yang tepat untuk menghitung risiko kredit pada suatu portofolio, hal ini karena metode ini dapat dipergunakan untuk menghitung risiko kredit suatu portofolio kredit dalam jumlah yang banyak namun dengan besaran outstanding masingmasing kredit kecil, juga karena metode ini tidak memerlukan tambahan data makro sehingga dalam penerapannya lebih efisien namun tetap efektif.
2. Komponen Creditrisk+ Tabel 2. 1 Komponen Creditrisk+ Creditrisk+ Credit Risk Measurement Economic Capital Exposures Default Rates Credit Default Default Rate Loss Distribution Recovery Rates Volatility Creditrisk+ Model
Scenario Analysis
Applications Provisioning Limits Portfolio Management
Sumber: Credit Suisse First Boston, Creditrisk+, A Credit Risk Management Framework.
15
Credit Suisse First Boston, Creditrisk+ A (London,1997), h.4
Credit Risk Management Framework,
24
a. Data Input Creditrisk+ 1) Credit Exposures Merupakan eksposur yang timbul dari transaksi-transaksi yang dilakukan debitur. Creditrisk+ mampu menangani semua jenis instrumen yang menimbulkan bonds, loans, commitments, financial letters of credit dan derivative exposures. Untuk beberapa jenis transaksi ini , perlu membuat asumsi tentang tingkat exposure pada saat default. 2) Default Rates Merupakan kemungkinan peristiwa default yang terjadi pada tiap debitur. Default Rates dapat diperoleh dari dalam beberapa cara, yaitu : a) Observasi credit spreads dari instrument yang diperdagangkan
yang dapat
digunakan untuk
memberikan probabilities of default dari penilaian pasar. b) Credit
rating
debitur,
bersama-sama
dengan
mapping of default rates to credit ratings, memberikan
cara
probability
of
terbaik default
untuk debitur.
menetapkan Lembaga
25
pemeringkat mempublikasikan statistik sejarah default menurut penilaian kategori populasi debitur yang telah mereka nilai. c) Continuous scale, merupakan pengganti dari credit rating dan default rate. 3) Default Rate Volatilities Jumlah variasi dalam default rates yang dapat dijelaskan oleh volatilitas (standar deviasi) dari default rates. Standar deviasi default rates dapat menjadi signifikan dibandingkan dengan actual default rates, mencerminkan tingginya fluktuasi yang diamati selama siklus ekonomi. 4) Recovery Rates Jika
debitur mengalami
menanggung
default,
perusahaan
umumnya
kerugian atas pembiayaan tersebut. Nilai
recovery rates adalah jumlah utang debitur dikurangi jumlah recovery dimana perusahaan pulih akibat penyitaan, likuidasi atau restrukturisasi atau penjualan klaim. Recovery rates mempertimbangkan penerimaan pelunasan pembiayaan dan agunan yang dijaminkan.16 b. Economic Capital
16
Ibid, h.11-13
26
Analisis ketidakpastian adalah inti dari manajemen risiko. Oleh karena itu, mengukur ketidakpastian atau variabilitas kerugian dan kemungkinan terkait dengan tingkat unexpected loss dalam portofolio eksposur adalah fundamental bagi manajemen yang efektif dari risiko kredit. Economic Capital diperlukan sebagai cadangan untuk menutupi kerugian akibat unexpected loss. Kriteria dan manfaat economic capital diantaranya:
Merupakan pengukuran yang lebih tepat dari risiko ekonomi dari peraturan yang ditetapkan saat ini.
Mengukur risiko ekonomi secara portofolio dan karenanya memperhitungkan manfaat diversifikasi.
Merupakan pengukuran yang obyektif membedakan antara portofolio dengan mempertimbangkan kualitas kredit dan ukuran
Pengukuran yang dinamis, yang mencerminkan risiko perubahan portofolio dan karenanya dapat digunakan sebagai alat untuk optimasi portofolio.17
3. Kelebihan dan Kekurangan Creditrisk+ Ada beberapa model dalam mengukur risiko kredit diantaranya adalah KMV Model, Creditmetrics, Credit Portfolio View, Creditrisk+, Intensity
17
Ibid, h.23-24
27
Model, dan lain-lain. Masing-masing model memiliki keunggulan dan kekurangan tersendiri, yang secara ringkas dapat kita lihat dari tabel berikut:
Tabel 2. 2 Perbedaan Utama Metode Pengukuran Risiko18 Credit KMV- Model CreditMetrics Portfolio View* MacroAsset Value Asset Value economic Risk Driver Process Process Factors Definition of Distance to Mark-to-Model Mark-to-Model Default (DtD) of Loan Value of Loan Value Risk DtD on Down/Upgrade Down/Upgrade continuous Risk Scale and Default and Default scale EDF-Concept Historic Rating high Stochastic, via Transition Changes, e.g/ Macrofactors Probabilities migration from S&P probabilities Correlations
Creditrisk+
Intensity Models
Default Intensity
Intensity Process
Default Only
Risk Default Risk Only
Default
Default
Not Implemented
Not Implemented
Asset Value Equity Value Implicit by Implicit Factor Model Factor Model Macroeconomy sectors
Stochastic Stochastic Stochastic, (Beta(BetaEmpiricaly Severity Distribution) Distribution) Calibrated and Fixed and Fixed Sumber: An Introduction to Credit Risk Modelling
18
by
Deterministic LGD, Stochastic Modification
Christian Bluhm, dkk, An Introduction to Credit Risk Modelling, (CRC Press, 2003)
Correlated Intencity Process Deterministic LGD
28
Sementara Michel Crounhy menjabarkan keunggulan dan keterbatasan Creditrisk+ sebagai berikut: a. Closed-form expression dapat diturunkan untuk kemungkinan kerugian portofolio obligasi/kredit, dan ini sangat membuat creditrisk+ menarik dari sisi perhitungan. Selain itu kontribusi marginal risk pada debitur dapat dengan mudah untuk dihitung. b. Creditrisk+ berfokus pada default . Oleh sebab itu diperlukan relatif sedikit estimasi dan "input." . Untuk masing-masing instrumen, hanya probability of default dan eksposures yang diperlukan. Keterbatasan Creditrisk+ sama dengan metode KMV dan Creditmetrics, yaitu risiko kredit tidak memiliki hubungan dengan tingkat risiko pasar (suku bunga diasumsikan, deterministik). Selain itu, CreditRisk+ mengabaikan apa yang disebut “risiko migrasi”. Eksposur untuk setiap debitur adalah tetap dan tidak sensitif terhadap kemungkinan perubahan masa depan dalam kualitas kredit penerbit, atau variabilitas suku bunga di masa depan.19
E. Review Studi Terdahulu Dalam melakukan penelitian, ada penelitian yang serumpun dan mirip dengan penelitian yang sudah dilakukan. Berikut ini, penulis memaparkan hasil penelusuran penulis tentang studi terdahulu berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
19
Michael Crouhy, dkk, Risk Management, (McGraw-Hill, 2000), h.410-411.
29
Tabel 2. 3 Review Studi Terdahulu No
Sumber
1.
Achmad Iqbal / Analisis Risiko Pembiayaan Syariah, Pendekatan Metode Creditrisk+ Portofolio (Studi Kasus: BMT Prima Dinar Cabang Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah) / Skripsi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Tahun 2006
Deskripsi Penelitian Penelitian ini membahas bagaimana metode Creditrisk+ dalam mengukur potensi risiko yang ditanggung BMT Prima Dinar Cabang Tawangmangu menggunakan metode Creditrisk+. Dalam penelitian ini menggunakan data debitur yang melakukan pembiayaan dengan skim murabahah pada November dan Desember 2004
2.
Halid Thawil / Pengujian Model Pengukuran Risiko Pembiayaan Murabahah (Studi Kasus Bank Muamalat
Penelitian ini dilakukan guna mengetahui besarnya potensi risiko pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat Indonesia
Hasil Potensi Kerugian yang terkandung dalam risiko pembiayaan yang disalurkan untuk bulan Desember 2004 sebesar 8,09% dari total pembiayaan pokok yang disalurkan pada November 2004.
Hasil pengukuran risiko pembiayaan murabahah yang dilakukan BMI pada bulan Oktober 2005 dengan model Creditrisk+ menunjukkan risiko yang lebih rendah
Perbedaan dengan Penulis Penelitian ini membahas potensi risiko pembiayaan pada KJKS BMT Al-Fath IKMI, dilihat dari kerugian yang dapat diperkirakan (expected loss) dan kerugian yang tidak dapat diperkirakan (unexpected loss) menggunakan metode Creditrisk+ serta menghitung jumlah kecukupan modal yang harus di cadangkan (economic capital). Penulis menggunakan data debitur yang tergolong default (kolektibilitas 3 dan 4) pada pembiayaan ijarah dan murabahah pada periode 2012-2014. Penelitian ini membahas potensi risiko pembiayaan pada KJKS BMT Al-Fath IKMI, dilihat dari kerugian yang dapat diperkirakan (expected loss) dan
30
3.
Indonesia) / Tesis Ekonomi dan Keuangan Syariah Program Studi Timur Tengah dan Islam Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia Tahun 2007
dengan jika dibandingkan menggunakan dengan model model standard standar. dan internal serta membandingkan apakah model internal lebih valid dibandingkan dengan model standar. Data yang digunakan adalah data murabahah. Metode yang digunakan yaitu pendekatan internal dilakukan dengan menggunakan Creditrisk+ sedangkan model standar diukur berdasarkan ATMR.
kerugian yang tidak dapat diperkirakan (unexpected loss) menggunakan metode Creditrisk+ serta menghitung jumlah kecukupan modal yang harus di cadangkan (economic capital). Penulis menggunakan data debitur yang tergolong default (kolektibilitas 3 dan 4) pada pembiayaan ijarah dan murabahah pada periode 2012-2014.
Any Meilani / Penerapan Metode Creditrisk+ Dalam Pengukuran Risiko Kredit Kendaraan Bermotor (Kasus Pada PT “X”) / Jurnal Organisasi dan
Penelitian ini bertujuan menganalisis risiko kredit kendaraan bermotor serta potensi kerugian pada PT X dan melihat keakuratan metode Creditrisk+ dalam
Penelitian ini membahas potensi risiko pembiayaan pada KJKS BMT Al-Fath IKMI, dilihat dari kerugian yang dapat diperkirakan (expected loss) dan kerugian yang tidak dapat diperkirakan (unexpected loss) menggunakan
Hasil penelitian ini diketahui bahwa nilai expected loss dan unexpected loss dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan. Modal yang dimiliki PT X masih cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin diakibatkan oleh
31
metode Creditrisk+ serta menghitung jumlah kecukupan modal yang harus di cadangkan (economic capital). Penulis menggunakan data debitur yang tergolong default (kolektibilitas 3 dan 4) pada pembiayaan ijarah dan murabahah pada periode 2012-2014. Penelitian ini Hasil penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan membahas potensi mengkaji kredit bahwa faktor-faktor risiko pembiayaan yang diberikan yang menyebabkan pada KJKS BMT Bank X Bogor, permasalahan Al-Fath IKMI, penyebab kredit bahkan kegagalan dilihat dari kerugian bermasalah,serta dalam yang dapat perhitungan dan pengembalian diperkirakan pengelolaan kredit adalah (expected loss) dan risiko kredit faktor internal kerugian yang tidak tersebut. debitur dan internal dapat diperkirakan Analisis data bank, sedangkan (unexpected loss) yang digunakan faktor eksternal menggunakan menggunakan meliputi kegiatan metode Creditrisk+ analisis ekonomi makro serta menghitung deskriptif dan atau kebijakan jumlah kecukupan metode Value at pemerintah yang modal yang harus di Risk (VaR). tidak dapat cadangkan diperkirakan oleh (economic capital). bank, adanya Penulis bencana dan menggunakan data kejadian-kejadian debitur yang lain di luar dugaan, tergolong default dan persaingan (kolektibilitas 3 dan yang tajam antar 4) pada pembiayaan lembaga bank. ijarah dan Nilai kerugian murabahah pada
Manajemen, mengukur risiko Volume 6, kredit. Nomor 2, September 2010,
4.
Analisis Manajemen Risiko Kredit Bermasalah Pada Produk Kredit Masyarakat Desa di Bank X Bogor Skripsi: Dwi Kurnia Rachman Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 2011
unexpected loss tersebut. Metode Creditrisk+ dapat diterima dan cukup akurat untuk mengukur risiko.
32
5.
Pengukuran Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan Risiko Kredit dengan Menggunakan Creditrisk+ Terhadap Kredit Pemilikan Rumah Pada Bank ABC Tesis: Kristianti Mutia Fatimah Program Magister Manajemen Universitas Indonesia Tahun 2012
6.
Potensi Kerugian Pembiayaan Komersial dengan
maksimum terbesar berada pada kolektibilitas kurang lancar dan nilai kerugian maksimum terkecil berada pada kolektibilitas macet. Penelitian pada Dari hasil perhitungan penelitian dapat CKPN dan diketahui bahwa economic memperhitungkan capital CKPN Kolektif dan berdasarkan economic capital, pengukuran metode tersebut risiko kredit dapat menggunakan menjembatani creditrisk+. perbedaan metode Data yang akunting dan digunakan manajemen risiko. adalah data Bank ABC KPR Bank ABC mengalami periode Januari penurunan 2008 sampai signifikan pada Desember 2010. economic capital. Metode yang Berdasarkan uji digunakan validitas, Bank adalah ABC dapat Creditrisk+. mempertimbangkan metode Creditrisk+ sebagai pengukur risiko.
periode 2012-2014.
Penelitian ini membahas potensi risiko pembiayaan pada KJKS BMT Al-Fath IKMI, dilihat dari kerugian yang dapat diperkirakan (expected loss) dan kerugian yang tidak dapat diperkirakan (unexpected loss) menggunakan metode Creditrisk+ serta menghitung jumlah kecukupan modal yang harus di cadangkan (economic capital). Penulis menggunakan data debitur yang tergolong default (kolektibilitas 3 dan 4) pada pembiayaan ijarah dan murabahah pada periode 2012-2014. Penelitian Berdasarkan Penelitian ini berfokus pada perhitungan metode membahas potensi perhitungan Creditrisk+ risiko pembiayaan potensi kerugian diperoleh potensi pada KJKS BMT yang dihadapi, kerugian yang Al-Fath IKMI,
33
7.
Menggunakan Metode Creditrisk+ dan Kecukupan Modal Beserta Strategi Mitigasinya (Studi pada Multifinance Syariah PT Al Ijarah) Skripsi: Stephanie Hendistya Sutono Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 Implementasi Model Creditrisk+ dalam Mengukur Potensi Kerugian Pembiayaan KPR BRI Syariah IB dan Strategi Mitigasi (Studi Pada BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta) Skripsi:
melihat kecukupan modal yang dimiliki, serta strategi mitigasi. Penelitian ini menggunakan metode Creditrisk+ yang dilakukan pada perusahaan multifinance PT Al Ijarah dengan focus pada produk pembiayaan komersial.
cukup besar serta nilai economic capital 8% dari keseluruhan pembiayaan komersial yang telah dilakukan.
dilihat dari kerugian yang dapat diperkirakan (expected loss) dan kerugian yang tidak dapat diperkirakan (unexpected loss) menggunakan metode Creditrisk+ serta menghitung jumlah kecukupan modal yang harus di cadangkan (economic capital). Penulis menggunakan data debitur yang tergolong default (kolektibilitas 3 dan 4) pada pembiayaan ijarah dan murabahah pada periode 2012-2014.
Penelitian ini membahas tentang penerapan metode creditrisk+ untuk menghitung potensi kerugian dan kecukupan modal (economic capital) pada pembiayaan KPR BRISyariah IB
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama, diperoleh nilai potensi kerugian yang tidak terduga (Unexpected Loss) sebesar Rp. 2.744.452.762,04. Kedua, diperoleh nilai Economic Capital sebesar Rp. 487.955.914,04 yang masih mampu dicover oleh
Penelitian ini membahas potensi risiko pembiayaan pada KJKS BMT Al-Fath IKMI, dilihat dari kerugian yang dapat diperkirakan (expected loss) dan kerugian yang tidak dapat diperkirakan (unexpected loss) menggunakan metode Creditrisk+ serta menghitung jumlah kecukupan
34
Wisnu Fitrianto Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014
yang disalurkan oleh Bank BRI Syariah Kantor Cabang Abdul Muis Jakarta serta strategi mitigasi risiko yang dilakukan untuk menghadapi risiko pembiayaan yang terjadi. Data yang digunakan adalah annual report dan data outstanding debitur BRI Syariah KCI Abdul Muis Jakarta menggunakan metode Creditrisk+.
kecukupan modal yang dimiliki bank. Ketiga, Strategi mitigasi risiko pembiayaan KPR BRI Syariah IB yang telah dilakukan oleh Bank BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta antara lain melakukan study kelayakan debitur, pembentukan PPAP, penerapan kebijakan uang muka, kerjasama dengan perusahaan asuransi, pengikatan asset sebagai jaminan, serta eksekusi jaminan.
modal yang harus di cadangkan (economic capital). Penulis menggunakan data debitur yang tergolong default (kolektibilitas 3 dan 4) pada pembiayaan ijarah dan murabahah pada periode 2012-2014.
35
F. Kerangka Pemikiran
Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran
BMT Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan
Potensi risiko pembiayaan (Risiko gagal bayar/macet)
Potensi kerugian yang ditanggung atas pembiayaan yang disalurkannya. Jumlah kecukupan modal (economic capital) yang dimiliki untuk menanggung potensi kerugian yang terjadi. Tren potensi risiko dari tahun ke tahun Akad yang berpotensi menimbulkan risiko terbesar
Strategi mitigasi yang tepat
Mempengaruhi kinerja Mengurangi profit Meningkatnya pencadangan Menurunnya kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya.
Pengelolaan risiko dengan metode yang telah ditetapkan oleh KJKS BMT Al-Fath IKMI dan Pengukuran dengan Metode Creditrisk+
Meminimalisir kerugian dan kepercayaan masyarakat meningkat
Sumber: Diolah sendiri
BMT memiliki kegiatan yang sama dengan bank yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang tinggi dalam bentuk pembiayaan mengindikasikan bahwa BMT mampu mengoptimalkan dana yang dihimpunnya sehingga tidak ada dana yang menganggur. Akan tetapi, semakin banyak pembiayaan yang disalurkan, maka semakin tinggi pula
36
risiko pembiayaannya. Risiko ini biasanya dikaitkan dengan risiko gagal bayar atau macet. Dalam aturan Basel II dan PBI Nomor 13/23/PBI/2011, dijelaskan bahwa tingkat risiko berkaitan dengan kecukupan modal. Semakin tinggi risiko, semakin banyak pula modal yang harus dicadangkan untuk menutupi potensi kerugian yang akan dialaminya, Bila cadangan tersebut terlalu besar, maka akan mengurangi jumlah dana yang disalurkan.
20
Artinya,
profit bagi BMT akan berkurang dan bila dibiarkan terus menerus akan menimbulkan kerugian yang besar. Selain itu, bila risiko pembiayaan besar akan menurunkan reputasi BMT yaitu mengurangi kepercayaan investor dan masyarakat untuk menyimpan dananya di BMT tersebut karena BMT dianggap lalai dalam mengelola dana mereka. Maka untuk meminimalisasi terjadinya risiko pembiayaan diperlukan manajemen risiko yang baik. Salah satunya dengan mengukur potensi kerugian sebelum kerugian tersebut benar-benar terjadi sehingga BMT dapat mempersiapkan dan menentukan strategi mitigasi yang tepat guna meminimalisasi potensi kerugian sehingga kinerja semakin baik dan kepercayaan masyarakatpun meningkat.
20
Basel Committee on Banking Supervision, “International Convegence of Capital Measurement and Capital Standards: A Revised Framework Comprehensive Version”. Diakses pada 20 Januari 2015 dari http://www.bis.org. Bank Indonesia, ”Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Diakses pada 20 Januari 2015 dari http://www.bi.go.id. Imam Wahyudi ,dkk, Manajemen Risiko Bank Islam, (Jakarta: Salemba Empat, 2013) h.83
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Penulis menggunakan pendekatan deskriptif untuk mencapai tujuan dari penelitian. Pendekatan deskriptif menurut Uma Sekaran adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik dari variabel yang diteliti dalam suatu situasi.1 B. Sumber dan Kriteria Penelitian Sumber data utama yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari data internal KJKS BMT Al-Fath IKMI. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dimana data yang diukur dalam skala numerik (angka) yang dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistik yaitu berupa data outstanding pembiayaan mitra KJKS BMT Al-Fath IKMI. Data outstanding mitra KJKS BMT Al-Fath IKMI tersebut adalah data pembiayaan pada akad murabahah dan ijarah tahun 2012-2014 yang memiliki kriteria tergolong default yaitu yang termasuk kolektibilitas 3 dan 4 (diragukan dan macet).
1
Uma Sekaran, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, (New York: Hermitage Publishing Services, 2003) h.121.
37
38
C. Teknik Pengumpulan Data Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu.2 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumenter yaitu dengan mengumpulkan data dari laporan keuangan dan sistem yang ada di BMT tersebut berupa data debitur yang tergolong default serta mempelajari berbagai teori dan informasi dari buku, internet, media cetak serta literatur lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti. D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Setelah mendapatkan data debitur yang default, selanjutnya adalah mengolah data tersebut dengan metode Creditrisk+ menggunakan program Microsoft Excel melalui tahapan-tahapan berikut: 1. Mengumpulkan exposures at default dalam kelas dan band. Langkah pertama untuk mendapatkan distribusi kerugian dari portofolio adalah mengumpulkan exposures kedalam band. Hal ini memiliki dampak secara signifikan mengurangi jumlah data yang harus dimasukkan ke dalam perhitungan.3 Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data debitur yang sudah default atau dalam kategori diragukan dan macet (kolektibilitas 3 dan 4)
2
W. Gulo. Metodologi Penelitian. (Jakarta: Grasindo, 2000). h.123 Credit Suisse First Boston. Creditrisk+: A Credit Risk Management Framework, (London, 1997), h.35 3
39
Data tersebut dikelompokkan kedalam dua band, yaitu 1.000.000 dan 10.000.000 serta 10 kelas dengan pembagian sebagai berikut: a. Band 1.000.000 dengan range: 1) Rp.0 sampai dengan Rp. 999.999,2) Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp. 1.999.999,3) Rp. 2.000.000,- sampai dengan Rp. 2.999.999,4) Rp. 3.000.000,- sampai dengan Rp. 3.999.999,5) Rp. 4.000.000,- sampai dengan Rp. 4.999.999,6) Rp. 5.000.000,- sampai dengan Rp. 5.999.999,7) Rp. 6.000.000,- sampai dengan Rp. 6.999.999,8) Rp. 7.000.000,- sampai dengan Rp. 7.999.999,9) Rp. 8.000.000,- sampai dengan Rp. 8.999.999,10) Rp. 9.000.000,- sampai dengan Rp. 9.999.999,b. Band 10.000.000 dengan range: 1) Rp. 10.000.000,- sampai dengan Rp. 19.999.999,2) Rp. 20.000.000,- sampai dengan Rp. 29.999.999,3) Rp. 30.000.000,- sampai dengan Rp. 39.999.999,4) Rp. 40.000.000,- sampai dengan Rp. 49.999.999,5) Rp. 50.000.000,- sampai dengan Rp. 59.999.999,6) Rp. 60.000.000,- sampai dengan Rp. 69.999.999,7) Rp. 70.000.000,- sampai dengan Rp. 79.999.999,8) Rp. 80.000.000,- sampai dengan Rp. 89.999.999,-
40
9) Rp. 90.000.000,- sampai dengan Rp. 99.999.999,10) ≥ Rp. 100.000.000,2. Penentuan recovery rates Recovery Rates merupakan besarnya tingkat pengembalian pinjaman yang telah dikategorikan default atau hapus buku. Nilai recovery rate dapat dihitung dari likuidasi jaminan atau pembayaran kembali dari debitur. Pada penelitian ini nilai recovery rate diasumsikan sama dengan nol karena BMT lebih mengutamakan penanganan pembiayaan bermasalah dengan cara revitalisasi. 3. Pengukuran severity loss Loss Given Default (LGD) atau severity loss atau real loss merupakan besaran tingkat kerugian dari peristiwa default setelah memperhitungkan nilai recovery . Nilai LGD ditentukan oleh rumus 1 dikurangi recovery rate.4 4. Perhitungan number of default Number of default merupakan jumlah kejadian gagal bayar yang terjadi pada satu periode. Number of default atau lambda (λ) diperoleh dari rumus: Expected number of default diperoleh dari hasil perkalian nilai n = lambda (λ) dengan nilai exposure pada masing-masing kelompok band. Probability of default dihitung dengan menggunakan distribusi Poisson yang mencerminkan
4
Christian Bluhm,dkk, An Introduction to Credit Risk Modeling, (USA: CRC Press, 2003)
41
frekuensi kejadian default dan merupakan distribusi frekuensi yang banyak terjadi karena karakteristiknya yang sederhana dan sesuai dengan frekuensi terjadinya kerugian. Probability of default diperoleh dari rumus5 = Probability (n defaults) =
. Sedangkan unexpected number of default
terjadi pada saat cumulative probability of default mencapai nilai ≥ 95%. 5. Expected Loss, Unexpected Loss, dan Economic Capital Dari hasil perhitungan tersebut maka akan diperoleh nilai expected loss dan unexpected loss. Expected loss adalah kerugian yang dapat diperkirakan terjadinya. Adapun perkiraan terjadinya didasarkan pada data histori munculnya peristiwa tersebut. Sedangkan unexpected loss tidak dapat diperkirakan terjadinya yang diukur dengan mengambil nilai kerugian maksimum pada tingkat keyakinan yang dipilih, misalnya 95%. Nilai unexpected loss juga merupakan nilai Value at Risk (VaR). Dari perkiraan terjadinya risiko tersebut maka dapat ditentukan nilai economic capital. Economic capital adalah selisih dari nilai unexpected loss dengan expected loss yang berguna untuk mengetahui berapa jumlah modal yang dibutuhkan untuk mengcover potensi kerugian akibat peristiwa default.6
5 6
Credit Suisse First Boston, Creditrisk+ A Credit Risk Management Framework, h.35 Ibid, h.23
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI 1. Komposisi Mitra Penyaluran Pembiayaan Pembiayaan yang disalurkan oleh KJKS BMT Al-Fath IKMI paling banyak menggunakan akad murabahah dan yang kedua menggunakan akad ijarah. Kedua akad ini lebih sederhana prosedurnya dibandingkan
dengan
akad
mudharabah
dan
musyarakah.
Akad
mudharabah dan musyarakah di KJKS BMT Al-Fath IKMI lebih digunakan pada kerjasama yang membutuhkan pembiayaan lebih besar. Komposisi penyaluran pembiayaan di KJKS BMT Al-Fath IKMI berdasarkan akadnya dapat dilihat dalam grafik berikut:
42
43
Gambar 4. 1 Komposisi Mitra Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI
Mitra Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI Tahun 2012-2014
Jumlah Mitra
2,000 1,500
Musyarakah Mudharabah
1,000
Qardh 500
Ijarah Murabahah
0 2012
2013
2014
Tahun
Sumber: KJKS BMT Al-Fath IKMI, diolah Berdasarkan grafik diatas, dapat kita lihat bahwa akad murabahah mendominasi keseluruhan pembiayaan yang disalurkan oleh KJKS BMT Al-Fath IKMI. Pada tahun 2014, pembiayaan murabahah disalurkan kepada 1.825 mitra atau sebanyak 71,9% dari seluruh pembiayaan. Pembiayaan kedua terbanyak disalurkan dengan akad ijarah yaitu sebanyak 670 atau 26,34% dari seluruh pembiayaan. 2. Kualitas Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI Dilihat dari kolektibilitas pembiayaannya, KJKS BMT Al-Fath IKMI sudah cukup baik dalam mengelola pembiayaan bermasalahnya.
44
Jumlah mitra yang default mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir ini.
Tabel 4. 1 Kolektibilitas Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI 2012-2014
Kolektibilitas
2012 172 89
Kolektibilitas 4 – Macet Kolektibilitas 3 – Diragukan Kolektibilitas 2 - Kurang 329 Lancar Kolektibilitas 1 – Lancar 977 Total 1,567 Sumber: KJKS BMT Al-Fath IKMI, diolah
Tahun 2013 180 38
2014 121 34
85
59
1,687 1,990
2,324 2,538
Hal tersebut juga berdampak pada rasio non performing financing (NPF), yaitu nilai pembiayaan bermasalah dibagi total seluruh pembiayaan. Bank Indonesia menetapkan maksimal NPL/NPF suatu bank adalah sebesar 5%. Dilihat dari grafik 4.2, rasio NPF di KJKS BMT AlFath IKMI selalu berada dibawah 5% dan mengalami penurunan 3 tahun terakhir ini. Hal ini menunjukkan bahwa KJKS BMT Al-Fath IKMI mampu mengelola pembiayaan yang disalurkannya.
45
Gambar 4. 2 Non Performing Financing KJKS BMT Al-Fath IKMI
Non Performing Financing KJKS BMT Al- Fath IKMI 2012-2014 4.00 2.33
2.00
1.26
0.63
0.00 2012
2013
2014
Sumber: KJKS BMT Al-Fath IKMI, diolah
3. Prosedur Pembiayaan Murabahah dan Ijarah KJKS BMT Al-Fath IKMI Adapun prosedur pengajuan pembiayaan dengan akad murabahah dan ijarah di KJKS BMT Al-Fath IKMI digambarkan pada skema berikut: Gambar 4.3 Alur Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI
Mitra
Account Officer & Unit Support (Surveyor, ADMP/Legal)
Pembayaran / Pelunasan
Sumber: Data diolah
a. Prosedur Pembiayaan Murabahah
Komite Pembiayaan
Akad
46
1) Mitra / Anggota a) Menyampaikan tujuan meminta bantuan KJKS BMT Al-Fath IKMI untuk membelikan barang/alat produksi/mesin yang dibutuhkan, kegunaan barang tersebut dalam usaha bisnisnya serta sumber dana dan cara untuk melunasi pembelian barang tersebut. b) Menyertakan data-data: legalitas, laporan keuangan mitra (minimal 3 bulan terakhir), data jaminan dan hubungan, hukum mitra usaha dengan jaminan, serta persyaratan lainnya yang diperlukan oleh KJKS BMT Al-Fath IKMI. c) Melampirkan
informasi
barang/alat
produksi/mesin
yang
dibutuhkan yaitu tipe, jumlah, warna, dan ukuran serta penjual/ supplier barang tersebut.
Informasi supplier
Informasi tentang nama, alamat, dan telepon supplier
Konfirmasi tersedianya barang
2) Account Officer a) Melakukan survey terhadap usaha mitra b) Menganalisis kelayakan bisnis mitra usaha, historis usaha mitra baik segi kualitatif dan kuantitatif c) Jika mitra usaha tidak mempunyai usulan/ calon supplier, account officer berhak untuk mencarikan supplier. 3) Unit Support (Surveyor, Administrasi Pembiayaan (ADMP/legal)
47
a) Surveyor melakukan survey terhadap anggota baik dari sisi usaha maupun kondisi atau letak jaminan. Survey ini dapat dilakukan oleh account officer apabila tidak ada petugas surveyor b) Bagian legal/ ADMP menganalisa mitra usaha dari segi yuridis mengenai kelengkapan dokumentasi perusahaan dan kelayakan jaminan yang diajukan mitra. c) Hasil analisa disampaikan ke account officer, untuk selanjutnya berdasarkan informasi tersebut dan analisa kuantitatif/kualitatif Account Officer akan mempresentasikan kepada komite. 4) Komite Pembiayaan a) Bila permintaan mitra usaha dianggap tidak layak, maka seluruh permintaan ini dapat dianggap tidak layak untuk mendapat fasilitas murabahah. Seluruh dokumen harus dikembalikan pada mitra usaha dan account officer menyampaikan surat penolakan kepada mitra usaha. b) Bila permintaan mitra usaha dianggap layak serta memenuhi kriteria,
komite
akan
memberikan
persetujuan
khususnya
menyangkut: harga beli barang dari supplier, harga jual pada mitra usaha, angka waktu pelunasan barang, besarnya uang muka yang harus diserahkan oleh mitra usaha, penunjukkan supplier/penjual barang, jaminan bila diperlukan, dan persyaratan lain yang harus dipenuhi mitra usaha.
48
5) Account Officer a) Berdasarkan persetujuan komite, account officer menyampaikan surat persetujuan murabahah kepada mitra usaha. b) Menghubungi supplier dan meminta surat pernyataan sanggup dari supplier untuk memastikan bahwa supplier sanggup untuk menyediakan barang sesuai dengan kriteria yang disampaikan account officer pada saat melakukan konfirmasi tersedianya barang. 6) Unit Support (Adm Pembiayaan/legal) a) Bagian adminitrasi pembiayaan mempersiapkan akad wakalah murabahah yaitu kalau pembelian barang diwakilkan kepada mitra, kemudian setelah barang dibeli dan diserahkan kepada KJKS BMT Al-Fath IKMI untuk dibuatkan akad murabahah, yaitu akad jual beli antara KJKS BMT Al-Fath IKMI dengan mitra usaha. b) Pada saat yang sama melakukan pengikatan jaminan (bila perlu) , dapat berupa barang yang diperjualbelikan ataupun jaminan lainnya. c) Bagian administrasi pembiayaan dapat melakukan instruksi pembayaran harga beli barang (dropping pembiayaan) langsung pada supplier atau kepada mitra bila pembelian barangnya dilakukan dengan akad wakalah
49
d) Bagian administrasi pembiayaan mengadministrasikan transaksi pembiayaan murabahah tersebut ke dalam sistem akuntansi KJKS BMT Al-Fath IKMI. e) Mitra setelah menerima barang sesuai spesifikasi yang diminta, selanjutnya pelunasan barang kepada KJKS BMT Al-Fath IKMI dilaksanakan oleh mitra sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. f) Pelunasan dapat dilakukan dengan cara sekaligus atau dengan diangsur. b. Prosedur Pembiayaan Ijarah 1) Mitra usaha a) Menyampaikan tujuan untuk pembiayaan ijarah dalam bentuk:
Menyewa barang/alat produksi/mesin/gedung/kendaraan yang dibutuhkan
Pemanfaatan jasa/sewa barang tak berwujud
b) Menyertakan data-data legalitas, laporan keuangan (minimal 3 bulan terakhir), data jaminan dan hubungan hukum mitra usaha dengan jaminan, persyaratan lainnya yang diperlukan KJKS BMT Al-Fath IKMI c) Melampirkan
informasi
barang/alat
produksi
/mesin/gedung/kendaraan yang dibutuhkan yaitu tipe, jumlah, warna, dan ukuran serta penjual barang tersebut.
50
2) Account Officer/Admp/Legal a) Menganalisis kelayakan bisnis mitra usaha, historis usaha mitra usaha baik dari segi kualitatif dan kuantitatif b) Menganalisis
mitra usaha dari segi
yuridis,
kelengkapan
dokumentasi perusahaan dalam bidang hukum, dan kelayakan jaminan yang diajukan oleh mitra usaha. c) Berdasarkan
informasi
tersebut
tersebut
dibuat
analisa
kualitatif/kuantitatif account officer akan mempresentasikannya ke komite pembiayaan. 3) Komite Pembiayaan a) Bila permintaan mitra usaha dianggap tidak layak, maka seluruh permintaan ini dapat dianggap tidak layak untuk mendapat fasilitas murabahah. Seluruh dokumen harus dikembalikan pada mitra usaha dan account officer menyampaikan surat penolakan kepada mitra usaha. b) Bila permintaan mitra usaha dianggap layak serta memenuhi kriteria,
komite
akan
memberikan
persetujuan
khususnya
menyangkut: plafond sewa, biaya sewa per bulan, jangka waktu sewa, jaminan dan persyaratan lain yang harus dipenuhi mitra usaha c) Surat persetujuan pembiayaan:
51
Berdasarkan
persetujuan
komite,
account
officer
akan
memberikan surat persetujuan ijarah kepada mitra usaha
Setelah menerima surat persetujuan ijarah, mitra usaha menyatakan persetujuannya atas seluruh persyaratan yang diajukan termasuk melengkapi seluruh dokumen yang diminta KJKS BMT AL FATH IKMI
Bagian Administrasi Pembiayaan mempersiapkan Akad Ijarah MB, yaitu pengikatan perjanjian antara KJKS BMT AL FATH IKMI
dengan
Mitra
barang/mesin/kendaraan
Usaha
dimaksud
untuk dalam
menyewa
jangka
waktu
tertentu dan diakhir periode penyewaan Mitra usaha akan membeli barang tersebut
Selanjutnya antara KJKS BMT AL FATH IKMI dengan Mitra Supplier akan dilangsungkan Akad Ijarah untuk sewa/beli barang/ mesin/kendaraan yang akan disewakan kepada Mitra usaha.
4. Analisis Pembiayaan Setiap anggota pembiayaan yang telah memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen umum permohonan pembiayaan harus dilakukan analisis secara tertulis dengan mengedepankan:
52
Analisis menggambarkan semua informasi yang berkaitan erat dengan usaha dan data pemohon, termasuk (jika diperlukan) hasil penelitian pada pembiayaan bermasalah.
Analisis menyajikan penilaian yang objektif dan tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan pemohon pembiayaan.
Analisis
pembiayaan
dilakukan
secara
konsisten
dan
professional dan tidak hanya untuk memenuhi prosedur pembiayaan. Faktor-faktor
yang
digunakan
sebagai
dasar
penilaian
kelayakan untuk pemberian pembiayaan meliputi: a. Kemauan/niat untuk membayar (willingness to pay) Account officer harus melakukan analisis terhadap anggota terhadap aspek karakter/akhlak serta integritas mitra apakah memiliki komitmen terhadap kewajiban, peraturan, janji, dan ucapannya. Informasi tersebut digali melalui teknik wawancara dan cross check kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan mitra pembiayaan. b. Analisis kemampuan bayar (ability to pay) Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan usaha anggota dalam menghasilkan keuntungan yang menjadi sumber angsuran. Analisis ini meliputi tujuan
53
penggunaan pembiayaan, analisis keberadaan usaha, analisis syariah, analisis yuridis, analisis kondisi usaha,analisis kemampuan mengelola usaha, serta analisis keuangan dan modal. c. Analisis Jaminan/Agunan Jaminan (agunan) dalam pembiayaan adalah sebagai komplemen dalam perikatan muamalah setelah diyakini benar atas kelayakan usaha. Fungsi jaminan dapat dijadikan sebagai sumber terakhir pengganti pelunasan pembiayaan apabila anggota sudah tidak mempunyai kemampuan lagi untuk membayar walaupun sebelumnya pihak KJKS BMT Al-Fath IKMI telah berupaya memberikan masa tangguh dan upaya lain agar tidak terjadi pengambilan jaminan dan/atau apabila anggota melakukan tindakan ingkar janji dengan indikasi keculasan
dan
kesengajaan.
Bentuk
jaminan
yang
diperbolehkan yaitu: 1) Jaminan utama, yaitu berupa : a) Akte jual beli b) Hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai c) Benda bergerak (kendaraan/mesin)
54
d) Benda tak berwujud ( simpanan berjangka dan tabungan) 2) Jaminan Tambahan a) Borgtocht, yaitu garansi atau jaminan kepercayaan pihak ketiga terhadap anggota atas pembiayaan yang diajukan kepada KJKS BMT Al-Fath IKMI. b) Avalist, adalah jaminan yang berupa uang giral seperti cek, giro, dan wesel.
55
B. Pengukuran Risiko Pembiayaan Dengan Menggunakan Creditrisk + 1. Penentuan Exposure at Default dan Pengelompokkan dalam Kelas dan Band. Tahap ini menjabarkan data nasabah pembiayaan murabahah dan ijarah KJKS BMT Al-Fath IKMI yang termasuk kolektibilitas 3 dan 4 atau diragukan dan macet pada setiap akhir periode. Komposisi exposure yang dinyatakan default dirangkum dalam tabel berikut: Tabel 4. 2 Exposure at Default Pembiayaan Murabahah Murabahah 2012 2013 Kolektibilitas 3 (91-180 hari) Kolektibilitas 4 ( > 180 hari) Total
2014
443,967,600
244,328,900
392,751,588
207,153,800
402,313,556
232,409,600
651,121,400
646,642,456
625,161,188
Sumber: KJKS BMT Al-Fath IKMI, diolah Pada tahun 2012, pembiayaan murabahah dengan kolektibilitas 3 sebesar 68,19% dan kolektibilitas 4 sebesar 31, 81% dari total mitra yang bermasalah. Komposisi terbalik dialami pada tahun 2013 yaitu untuk kolektibilitas 3 sebesar 37,78% dan untuk kolektibilitas 4 sebesar 62,22%. Kolektibilitas 3 dan kolektibilitas 4 pada tahun 2014 masing-masing sebesar 62,82% dan 37,18%. Pada pembiayaan murabahah ini, total pembiayaan yang tergolong
default
mengalami
penurunan
setiap
tahunnya.
Hal
ini
membuktikan bahwa KJKS BMT Al-Fath dapat mengelola penyaluran pembiayaan murabahahnya dengan baik.
56
Tabel 4. 3 Exposure at Default Pembiayaan Ijarah Ijarah Kolektibilitas 3 (91-180 hari) Kolektibilitas 4 ( > 180 hari) Total
2012
2013
2014
132,623,000
72,123,000
135,369,000
33,961,500
182,660,800
143,498,800
166,584,500
254,783,800
278,867,800
Sumber: KJKS BMT Al-Fath IKMI, diolah Sedangkan pada akad ijarah terjadi sebaliknya. Total mitra yang mengalami default terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 terjadi kenaikan sebesar 52, 95% dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 9,45% dari tahun sebelumnya. Hal ini perlu menjadi perhatian KJKS BMT Al- Fath IKMI dalam penyaluran pembiayaan dengan akad ijarah, meskipun jumlah mitranya tidak sebanyak pada akad murabahah. Setelah
menentukan
exposure
at
default,
exposure
tersebut
dikelompokkan dalam kelas dan band supaya memudahkan perhitungan risiko pembiayaan BMT yang memiliki jumlah mitra yang banyak namun nilai pembiayaannya sedikit. Pada penelitian ini, band terbagi dua yaitu band dengan nilai Rp. 1.000.000,- dan Rp. 10.000.000,-. Band tersebut diklasifikasikan kembali dalam kelas-kelas dimana masing-masing band terbagi dalam 10 kelas.
57
Tabel 4. 4 Pembagian Exposure dalam Kelas dan Band pada Akad Murabahah (dalam Rupiah)
2012 1,000,000 10,000,000 922,500 145,244,000 3,540,000 170,476,600 2,697,400 107,000,000 18,039,900 9,147,500 107,000,000 22,302,500 32,401,000 7,250,000 16,000,000 9,100,000 121,400,800 529,720,600 Total 651,121,400 Sumber: Data diolah
Kelas/ Band 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Murabahah 2013 1,000,000 10,000,000 2,223,000 218,926,156 2,557,000 52,080,000 25,153,600 70,750,000 44,529,400 13,761,500 33,168,500 61,120,000 57,598,400 22,145,000 33,329,900 9,300,000 243,766,300 402,876,156 646,642,456
2014 1,000,000 10,000,000 1,447,500 164,621,188 4,282,500 105,698,400 22,682,000 33,612,500 43,000,000 22,746,500 16,515,500 60,200,000 76,640,200 29,153,000 25,329,900 19,232,000 251,641,600 373,519,588 625,161,188
Tabel 4. 5 Pembagian Exposure dalam Kelas dan Band pada Akad Ijarah (dalam Rupiah) Ijarah 2012 2013 2014 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1 903,000 32,150,000 0 17,350,000 852,000 10,360,000 2 1,140,000 5,855,800 46,900,000 5,855,800 20,640,000 3 2,136,500 7,825,000 0 4,900,000 0 4 3,540,000 46,500,000 10,502,000 89,420,000 7,440,000 42,920,000 5 9,160,000 9,350,000 0 9,549,000 104,240,000 6 15,490,000 11,000,000 0 10,368,000 0 7 6,350,000 6,466,000 0 6,466,000 0 8 22,015,000 14,815,000 0 29,645,000 0 9 8,700,000 25,400,000 0 25,632,000 0 10 18,500,000 9,900,000 0 0 0 87,934,500 78,650,000 101,113,800 153,670,000 100,707,800 178,160,000 Jumlah 166,584,500 254,783,800 278,867,800 Sumber: Data diolah
Kelas/Band
58
Komposisi pembiayaan bermasalah dengan akad murabahah pada tahun 2012-2014 pada band 1.000.000 sebesar 32,08% dan 67,92% pada band 10.000.000. Sedangkan pada akad ijarah tahun 2012-2014 sebesar 41,38% pada band 1.000.000 dan 58,62% pada band 10.000.000. Dari tabel diatas terlihat bahwa baik pembiayaan dengan akad murabahah maupun ijarah pembiayaan yang bermasalah lebih terkonsentrasi pada band 10.000.000.
2. Menentukan Recovery Rate dan Real Loss Recovery rate merupakan tingkat pengembalian pinjaman yang dilakukan oleh debitur yang sudah dikategorikan default. Nilai recovery rate dapat dihitung dari likuidasi jaminan atau pembayaran kembali dari debitur. KJKS BMT Al-Fath IKMI lebih mengutamakan prosedur yang telah ditetapkan seperti resecheduling dan reconditioning daripada mengeksekusi jaminan untuk pengurang risiko pembiayaannya. Maka dari itu, pada penelitian ini nilai recovery rate diasumsikan sama dengan nol. Sedangkan loss given default yang biasa disebut sebagai severity loss atau real loss merupakan besarnya tingkat kerugian dari peristiwa default setelah memperhitungkan nilai recovery. Nilai loss given default diperoleh dari rumus: LGD = Exposure at Default x (1- Recovery Rate) . Besar nilai tersebut tercantum pada tabel berikut:
59
Tabel 4. 6 Loss Given Default Murabahah (dalam Rupiah)
2012 Kelas/Band 1,000,000 10,000,000 572,500 79,081,300 1 2 1,040,000 91,767,600 3 1,597,400 62,072,400 0 4 9,234,900 5 6,963,500 63,069,000 0 6 17,584,100 0 7 20,645,600 0 8 3,220,000 0 9 10,862,400 0 10 6,507,000 78,227,400 295,990,300 Total 374,217,700 Sumber: Data diolah
Murabahah 2013 2014 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 758,000 115,697,296 462,500 95,467,622 77,000 38,245,000 2,582,000 91,847,500 8,898,200 28,144,000 5,616,600 0 23,405,900 0 20,760,500 26,460,000 10,047,500 0 16,882,000 0 17,223,300 13,957,100 13,768,900 31,500,000 30,920,050 0 38,993,600 0 8,868,900 0 20,142,500 0 17,198,700 0 11,309,800 0 7,815,000 0 16,347,000 0 117,397,550 196,043,396 146,865,400 245,275,122 321,255,946 392,140,522
Tabel 4. 7 Loss Given Default Ijarah (dalam Rupiah)
Ijarah Kelas/Band 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
2012 2013 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 703,000 9,911,800 0 4,200,000 1,140,000 0 1,618,300 26,675,000 1,536,500 0 4,199,412 0 3,000,000 30,245,000 2,114,500 49,446,600 3,473,400 0 3,984,200 0 5,953,700 0 3,368,200 0 1,763,000 0 5,966,000 0 16,106,600 0 10,106,600 0 965,000 0 12,019,000 0 10,195,000 0 7,620,000 0 44,836,200 40,156,800 50,996,212 80,321,600 84,993,000 131,317,812 Sumber: Data diolah
2014 1,000,000 10,000,000 852,000 9,064,000 1,323,300 16,136,400 2,131,912 0 690,000 30,431,600 5,699,000 69,504,800 7,748,000 0 5,866,000 0 18,905,600 0 17,452,083 0 0 0 60,667,895 125,136,800 185,804,695
60
Berdasarkan tabel diatas nilai real loss pada akad murabahah tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 14,15% dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan 25,11% dari tahun 2013. Sedangkan pada akad ijarah setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 50,45% dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2014 naik sebesar 41,49% dari tahun sebelumnya. Jumlah mitra yang pembiayaannya bermasalah pada band 10.000.000 lebih sedikit dibandingkan dengan band 1.000.000, namun nilai real loss lebih terkonsentrasi pada band 10.000.000 sehingga kerugiannya akan berdampak lebih besar. Oleh karena itu KJKS BMT Al-Fath IKMI perlu lebih waspada untuk menghindari terjadinya kerugian yang lebih besar. 3. Number of Default Nilai number of default dihitung berdasarkan rata-rata loss given default dibagi dengan nilai kelompok band. Contoh perhitungan number of default pada band 1.000.000 kelas 2 tahun 2014 pada akad sebagai berikut:
Tabel berikut merupakan number of default pada tahun 2012-2014 :
61
Tabel 4. 8 Number of Default Murabahah Murabahah 2012 2013 2014 Kelas/Band 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 0.57 7.91 0.76 11.57 0.46 9.55 1 0.52 4.59 0.04 1.91 1.29 4.59 2 0.53 2.07 2.97 0.94 1.87 0.00 3 2.31 0.00 5.85 0.00 5.19 0.66 4 1.39 1.26 2.01 0.00 3.38 0.00 5 2.93 0.00 2.87 0.23 2.29 0.53 6 2.95 0.00 4.42 0.00 5.57 0.00 7 0.40 0.00 1.11 0.00 2.52 0.00 8 1.21 0.00 1.91 0.00 1.26 0.00 9 0.65 0.00 0.78 0.00 1.63 0.00 10 13.47 22.71 14.65 25.47 15.33 15.83 Total 29.29 37.37 40.79 Sumber: Data diolah Tabel 4. 9 Number of Default Ijarah Ijarah 2012 2013 2014 Kelas/Band 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 0.70 0.99 0.00 0.42 0.85 0.91 1 0.57 0.00 0.81 1.33 0.66 0.81 2 0.51 0.00 1.40 0.00 0.71 0.00 3 0.75 0.76 0.53 1.24 0.17 0.76 4 0.69 0.00 0.80 0.00 1.14 1.39 5 0.99 0.00 0.56 0.00 1.29 0.00 6 0.25 0.00 0.85 0.00 0.84 0.00 7 2.01 0.00 1.26 0.00 2.36 0.00 8 0.11 0.00 1.34 0.00 1.94 0.00 9 1.02 0.00 0.76 0.00 0.00 0.00 10 7.61 1.75 8.31 2.99 9.97 3.86 Total 9.36 11.30 13.83 Sumber: Data diolah
62
Berdasarkan data diatas, jumlah nasabah yang default selalu meningkat setiap tahunnya baik pada akad murabahah dan ijarah. Pada akad murabahah tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 21,21% dari tahun 2012 serta pada tahun 2014 meningkat 9,15% dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada akad ijarah peningkatan sebesar 20,73% terjadi pada tahun 2013 dan 22,38% pada tahun 2014. Jumlah nasabah default tertinggi terjadi pada akad murabahah tahun 2013 yaitu pada band 10.000.000 kelas 1 yaitu sebanyak 12 orang. Expected number of default
terjadi pada saat peristiwa default
memiliki probability of default tertinggi yaitu pada saat default (n) = lambda (λ). Sedangkan unexpected number of default terjadi pada saat cumulative probability of default mencapai ≥95%. Untuk menghitung jumlah nasabah default dengan cumulative probability of default menggunakan program Microsoft Excel dengan rumus1 =POISSON.DIST(x,mean,cumulative) , dimana: X
= 0, 1, 2, 3, dst
Mean
= nilai expected number of default masing-masing kelas dan band
Cumulative
= α = 5%
Contoh hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: 1
Rumus distribusi Poisson dengan Microsoft Excel berdasarkan artikel yang terdapat pada https://support.office.com/en-za/article/POISSON-DIST-function-8fe148ff-39a2-46cb-abf37772695d9636?ui=en-US&rs=en-ZA&ad=ZA
63
Tabel 4. 10 Jumlah Default pada Probabilitas ≥ 95% 2013 1,000,000 10,000,000 n=α= n=α= 5% Probability 5% Probability 3 0.992438928 16 0.92039883 2 0.999990759 2 0.70041218 10 0.999734088 2 0.93071919 12 0.992725402 3 0.855405155 6 0.972600997 1 0.97679576 9 0.984748176 3 0.973617486 4 0.955022524 1 0.815426252 53 21 74 Sumber: Data diolah Pada tahun 2013 akad murabahah, jumlah pembiayaan default pada band 1.000.000 sebanyak 53 kejadian atau 71,62% dari seluruh pembiayaan murabahah tahun 2013, sedangkan pada band 10.000.000 sebanyak 21 kejadian atau 28,38% dari seluruh pembiaayaan murabahah tahun 2013. Probabilitas peristiwa default didominasi oleh band 1.000.000 baik pada akad murabahah maupun ijarah. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
4. Expected Loss dan Unexpected Loss Expected loss merupakan kerugian yang terjadi pada setiap kelas dan band yang dapat dicover oleh cadangan perusahaan. Nilai
64
expected loss ini diperoleh dari perkalian n = lambda (λ) dengan exposure masing-masing band. Nilai expected loss pembiayaan dengan akad murabahah dan ijarah pada tahun 2012-2014 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. 11 Expected Loss Murabahah (dalam Rupiah) Kelas
2012 1,000,000 10,000,000 1 572,500 79,081,300 2 1,040,000 91,767,600 3 1,597,400 62,072,400 4 9,234,900 0 5 6,963,500 63,069,000 6 17,584,100 0 7 20,645,600 0 8 3,220,000 0 9 10,862,400 0 10 6,507,000 0 78,227,400 295,990,300 Jumlah 374,217,700 Sumber: Data diolah
Murabahah 2013 2014 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 758,000 115,697,296 462,500 95,467,622 77,000 38,245,000 2,582,000 91,847,500 8,898,200 28,144,000 5,616,600 0 23,405,900 0 20,760,500 26,460,000 10,047,500 0 16,882,000 0 17,223,300 13,957,100 13,768,900 31,500,000 30,920,050 0 38,993,600 0 8,868,900 0 20,142,500 0 17,198,700 0 11,309,800 0 7,815,000 0 16,347,000 0 125,212,550 196,043,396 146,865,400 245,275,122 321,255,946 392,140,522
Tabel 4. 12 Expected Loss Ijarah (dalam Rupiah)
Kelas 1 2 3 4 5 6 7
2012 1,000,000 10,000,000 703,000 9,911,800 1,140,000 0 1,536,500 0 3,000,000 30,245,000 3,473,400 0 5,953,700 0 1,763,000 0
Ijarah 2013 1,000,000 10,000,000 0 4,200,000 1,618,300 26,675,000 4,199,412 0 2,114,500 49,446,600 3,984,200 0 3,368,200 0 5,966,000 0
2014 1,000,000 10,000,000 852,000 9,064,000 1,323,300 16,136,400 2,131,912 0 690,000 30,431,600 5,699,000 69,504,800 7,748,000 0 5,866,000 0
65
8 16,106,600 0 10,106,600 0 18,905,600 0 9 965,000 0 12,019,000 0 17,452,083 0 10 10,195,000 0 7,620,000 0 0 0 44,836,200 40,156,800 50,996,212 80,321,600 60,667,895 125,136,800 Jumlah 84,993,000 131,317,812 185,804,695 Sumber: Data diolah Nilai expected loss memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya baik pada akad murabahah maupun ijarah. Expected loss diatas memiliki nilai yang sama dengan nilai loss given default/ severity loss/ real loss karena nilai recovery diasumsikan sama dengan nol dan nilai real loss sama dengan satu. Nilai expected loss terbesar masih terkonsentrasi pada band 10.000.000. Expected loss tersebut dapat ditutupi oleh nilai Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP). Nilai PPAP diperoleh dari ketentuan minimal yang ditetapkan Bank Indonesia berdasarkan kolektibilitasnya masing-masing. Perbandingan nilai PPAP dengan expected loss dapat dilihat pada tabel berikut:
66
Tabel 4. 13 Perbandingan Nilai PPAP dengan Expected Loss (dalam Rupiah)
Akad
Tahun 2012 Murabahah 2013 2014 2012 2013 Ijarah 2014 Sumber: Data diolah
PPAP 429,137,600 524,478,006 428,785,394 100,273,000 218,722,300 211,183,300
Expected Loss 374,217,700 321,255,946 392,140,522 84,993,000 131,317,812 185,804,695
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai PPAP lebih besar dibandingkan nilai expected loss. Artinya pencadangan berupa PPAP tersebut dapat menutupi expected loss tersebut. Namun bila dana yang disisihkan terlalu besar sebaiknya dapat dialokasikan supaya digunakan secara maksimal. Nilai kerugian yang tidak diharapkan dan harus dikendalikan disebut unexpected loss. Nilai unexpected loss biasanya lebih besar daripada expected loss. Nilai unexpected loss juga merupakan nilai Value at Risk (VaR). Unexpected loss diperoleh dari nilai n atau unexpected number of default dikali dengan exposure masing-masing band. Berikut adalah nilai unexpected loss pada akad murabahah dan ijarah tahun 20122014:
67
Tabel 4. 14 Unexpected Loss Murabahah (dalam Rupiah)
Kelas
2012 1,000,000 10,000,000 1 1,000,000 110,000,000 2 4,000,000 140,000,000 3 3,000,000 90,000,000 4 20,000,000 5 10,000,000 100,000,000 6 24,000,000 7 35,000,000 8 8,000,000 9 18,000,000 10 10,000,000 133,000,000 440,000,000 Jumlah 573,000,000 Sumber: Data Diolah
Murabahah 2013 2014 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 3,000,000 160,000,000 2,000,000 120,000,000 4,000,000 40,000,000 6,000,000 80,000,000 30,000,000 60,000,000 27,000,000 48,000,000 36,000,000 40,000,000 15,000,000 25,000,000 36,000,000 60,000,000 18,000,000 60,000,000 63,000,000 84,000,000 24,000,000 32,000,000 36,000,000 27,000,000 10,000,000 20,000,000 269,000,000 320,000,000 277,000,000 300,000,000 589,000,000 577,000,000
Tabel 4. 15 Unexpected Loss Ijarah (dalam Rupiah)
Kelas
2012 1,000,000 10,000,000 1 1,000,000 20,000,000 2 2,000,000 3 3,000,000 4 4,000,000 40,000,000 5 10,000,000 6 18,000,000 7 7,000,000 8 24,000,000 9 9,000,000 10 20,000,000 98,000,000 60,000,000 Jumlah 158,000,000 Sumber: Data diolah
Ijarah 2013 1,000,000 10,000,000 0 10,000,000 8,000,000 40,000,000 9,000,000 12,000,000 80,000,000 10,000,000 12,000,000 7,000,000 16,000,000 27,000,000 10,000,000 111,000,000 130,000,000 241,000,000
2014 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 8,000,000 20,000,000 6,000,000 8,000,000 40,000,000 10,000,000 100,000,000 12,000,000 7,000,000 32,000,000 27,000,000 0 111,000,000 170,000,000 281,000,000
68
Nilai unexpected loss pada akad murabahah cenderung stabil setiap tahunnya. Pada tahun 2013 terjadi sedikit peningkatan yaitu sebesar 2,79% dari tahun sebelumnya, namun kemudian kembali turun sebesar 2,04% pada tahun 2014. Sedangkan pada akad ijarah setiap tahunnya selalu meningkat dan nilai expected loss didominasi oleh band 10.000.000. 5. Economic Capital Nilai economic capital digunakan untuk mengcover kerugian akibat unexpected loss. Semakin
besar nilai unexpected loss, maka
semakin besar pula modal yang dicadangkan BMT untuk menutup kerugian tersebut. Nilai economic capital diperoleh dari selisih antara unexpected loss dengan expected loss seperti tertera pada tabel berikut: Tabel 4. 16 Economic Capital Murabahah (dalam Rupiah)
Kelas 1 2
2012 1,000,000 10,000,000 427,500 30,918,700
Murabahah 2013 1,000,000 10,000,000 2,242,000 44,302,704
2,960,000 48,232,400 3,923,000 1,755,000 3 1,402,600 27,927,600 21,101,800 31,856,000 4 10,765,100 0 24,594,100 0 5 3,036,500 36,931,000 4,952,500 0 6 6,415,900 0 18,776,700 46,042,900 7 14,354,400 0 32,079,950 0 8 4,780,000 0 15,131,100 0 9 7,137,600 0 18,801,300 0 10 3,493,000 0 2,185,000 0 54,772,600 144,009,700 143,787,450 123,956,604 Jumlah 198,782,300 267,744,054 Sumber: Data diolah
2014 1,000,000 10,000,000 1,537,500 24,532,378 3,418,000 11,847,500 21,383,400 0 15,239,500 13,540,000 8,118,000 0 4,231,100 28,500,000 45,006,400 0 11,857,500 0 15,690,200 0 3,653,000 0 130,134,600 54,724,878 184,859,478
69
Tabel 4. 17 Economic Capital Ijarah (dalam Rupiah)
Kelas
2012 1,000,000 10,000,000 1 297,000 10,088,200 2 860,000 0 3 1,463,500 0 4 1,000,000 9,755,000 5 6,526,600 0 6 12,046,300 0 7 5,237,000 0 8 7,893,400 0 9 8,035,000 0 10 9,805,000 0 53,163,800 19,843,200 Jumlah 73,007,000 Sumber: Data diolah
Economic Capital Ijarah 2013 2014 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 0 5,800,000 148,000 936,000 6,381,700 13,325,000 6,676,700 3,863,600 4,800,588 0 3,868,088 0 9,885,500 30,553,400 7,310,000 9,568,400 6,015,800 0 4,301,000 30,495,200 8,631,800 0 4,252,000 0 1,034,000 0 1,134,000 0 5,893,400 0 13,094,400 0 14,981,000 0 9,547,917 0 2,380,000 0 0 0 60,003,788 49,678,400 50,332,105 44,863,200 109,682,188 95,195,305
Nilai economic capital pada akad murabahah dan ijarah mengalami peningkatan pada tahun 2013 dan kembali mengalami penurunan tahun 2014. Besarnya nilai economic capital tersebut dipengaruhi oleh besarnya unexpected loss yang harus dicover. Pada akad murabahah tahun 2013, nilai economic capital naik sebesar Rp. 68.961.754,- kemudian mengalami penurunan di tahun 2014 sebesar Rp. 82.884.576,-. Sedangkan pada akad ijarah, economic capital pada tahun 2013 naik sebesar Rp. 36.675.188,- dan mengalami penurunan di tahun 2014 sebesar Rp. 14.486.883,- . Pencadangan modal tersebut didominasi oleh pembiayaan pada band 1.000.000.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan atas rumusan masalah sebagai berikut: 1. Nilai kerugian yang dapat diperkirakan (expected loss) pada pembiayaan
mitra KJKS BMT Al-Fath IKMI dengan akad
murabahah pada tahun
2012, 2013, dan 2014 berturut-turut
sebesar Rp. 374.217.700,- , Rp 321.255.946,- , dan Rp 392.140.522,- pada akad ijarah berturut-turut sebesar Rp. 84.993.000,- , Rp. 131.317.812,- Rp. 185.804.695,-. Nilai kerugian yang tidak terduga (unexpected loss) pada pembiayaan mitra KJKS BMT Al-Fath IKMI dengan akad murabahah pada tahun 2012, 2013, dan 2014 berturut-turut sebesar Rp. 573.000.000,- , Rp. 589.000.000,- dan Rp. 577.000.000,- sedangkan pada akad ijarah sebesar Rp. 158.000.000,- , Rp. 241.000.000,- dan Rp. 281.000.000,-. 2. Potensi kerugian akibat risiko pembiayaan mengalami fluktuasi. Dari nilai expected loss pada akad murabahah tahun 2013
70
71
mengalami penurunan sebesar 14,15% dari tahun sebelumnya kemudian mengalami kenaikan lagi sebesar 22,06% di tahun 2014. Sedangkan dari nilai unexpected lossnya terjadi sebaliknya, pada tahun 2013 naik sebesar 2,79% kemudian mengalami penurunan kembali sebesar 2,04% pada tahun 2014. Nilai expected loss akad ijarah mengalami kenaikan setiap tahunnya yaitu sebesar 54,5% pada tahun 2013 dan 41,49% pada tahun 2014. Kemudian untuk nilai unexpected lossnya mengalami kenaikan sebesar 52,53% pada tahun 2013 dan 16,60% di tahun 2014. 3. Dengan menggunakan Creditrisk+, nilai pencadangan atau economic capital untuk mengcover unexpected loss tahun 2012, 2013, dan 2014 yaitu beturut-turut sebesar Rp. 198.782.300,- , Rp. 267.744.054,- dan Rp. 184.859.478,- untuk akad murabahah serta Rp. 73.007.000,- , Rp. 109.682.188,- dan Rp. 95.195.305,untuk akad ijarah.
B. Saran 1. KJKS BMT Al-Fath IKMI hendaknya tetap menjaga kualitas penyaluran pembiayaan yang sudah baik ini dan bagi account officer sebagai pihak pertama yang berhubungan langsung dengan mitra pembiayaan supaya lebih berhati-hati dalam melakukan analisis
72
kelayakan debitur karena dalam data yang diberikan oleh KJKS BMT Al-Fath IKMI, masih ada beberapa yang tidak menggunakan agunan atau nilai agunannya kurang dari nilai pembiayaannya. Kemudian, metode Creditrisk+ dapat dipertimbangkan KJKS BMT Al-Fath IKMI untuk digunakan sebagai referensi lain dalam mengukur risiko pembiayaan. 2. Bagi penelitian selanjutnya dapat membandingkan metode pengukuran yang berbeda serta waktu penelitian yang lebih panjang sehingga dapat diketahui metode yang lebih tepat dalam pengukuran potensi risiko serta dapat menjadi masukan bagi lembaga-lembaga keuangan lain untuk menerapkan manajemen risiko yang lebih baik dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Habib dan Tariqullah Khan “Risk Management in Islamic Banking”. Dalam M. Kabir Hassan dan Mervyn K. Handbook of Islamic Banking, Massachusetts: Edward Elgar Publishing, 2007 Ali, Masyhud. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006. Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001. Bluhm, Christian, dkk. An Introduction to Credit Risk Modeling, USA: CRC Press, 2003. Credit Suisse First Boston. Creditrisk+ A Credit Risk Management Framework, London: 1997. Crouhy, Michael, dkk. Risk Management, McGraw-Hill, 2000. Dewan Standar Akuntansi Keuangan. PSAK No 55 Tahun 2006 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia, 2006. Djojosoedarso, Soeisno. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi, Jakarta: Salemba Empat, 2003. Fitrianto, Wisnu. “Implementasi Model Creditrisk+ dalam Mengukur Potensi Kerugian Pembiayaan KPR BRI Syariah IB dan Strategi Mitigasi (Studi Pada BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta).” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah , Jakarta, 2014. Imam Wahyudi ,dkk. Manajemen Risiko Bank Islam, Jakarta: Salemba Empat, 2013. Iqbal, Achmad. “Analisis Risiko Pembiayaan Syariah, Pendekatan Metode Creditrisk+ Portofolio (Studi Kasus: BMT Prima Dinar Cabang
73
74
Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah).” Skripsi S1 Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor,2010. Jorion, Philippe and GARP. Financial Risk Management Handbook. New Jersey: John Wiley & Sons Inc,2007. Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Statistik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Tahun 2010-2011, Jakarta: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2011. Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003. Lubis, Suhrawadi K. Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2000. Meilani, Any. “Penerapan Metode Creditrisk+ Dalam Pengukuran Risiko Kredit Kendaraan Bermotor (Kasus Pada PT X).” Jurnal Organisasi dan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2010. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Nomor : 35.2 /Per/M.KUKM/X/2007 Tanggal : 5 Oktober 2007 Tentang : Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah No 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Pratomo, Widya. “Analisis Penilaian Risiko Kredit dengan Internal Rating Based Approach (Studi Kasus PT Indonesia Eximbank).” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2010. Rachman, Dwi Kurnia. “Analisis Manajemen Risiko Kredit Bermasalah Pada Produk Kredit Masyarakat Desa di Bank X Bogor.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2011. Rochman, Fatchur. “Analisis Pengukuran Risiko Pembiayaan Murabahah dengan Menggunakan Creditrisk+ (Studi Kasus BNI Syariah).” Tesis S2 Fakultas Ekonomi Program Magister Manajemen Kekhususan Manajemen Risiko, Universitas Indonesia, Depok, 2007.
75
Sarwono, Jonathan. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan Prosedur SPSS, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2012. Sekaran, Uma. Research Methods for Business: A Skill Building Approach, New York: Hermitage Publishing Services, 2003 Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. Sudarsono, Heri. Bank Lembaga Keuangan Syariah : Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia, 2008. Sutono, Stephanie Hendistya. “Potensi Kerugian Pembiayaan Komersial dengan Menggunakan Metode Creditrisk+ dan Kecukupan Modal Beserta Strategi Mitigasinya (Studi pada Multifinance Syariah PT Al Ijarah).” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah , Jakarta, 2013. Thawil, Halid. “Pengujian Model Pengukuran Risiko Pembiayaan Murabahah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia).” Tesis S2 Program Studi Timur Tengah dan Islam Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Depok, 2007. Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro. Van Gestel, Tony dan Bart Baesens. Credit Risk Management Basic Concepts: Financial Risk Components, Rating Analysis, Models, Economic and Regulatory Capital, New York: Oxford University Inc, 2009. Wangsawidjaja Z.,A. Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012 Sumber Internet: Basel Committee on Banking Supervision, “International Convegence of Capital Measurement and Capital Standards: A Revised Framework Comprehensive Version”. Diakses pada 20 Januari 2015 dari http://www.bis.org. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, “Sektor UMKM Menjadi Penyumbang Terbesar NPL”, artikel diakses tanggal 12 Januari 2015 dari http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=8 0:sektor-umkm-menjadi-penyumbang-terbesar-npl-&catid=54:bind-beritakementerian&Itemid=98
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kolektibilitas Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI Jenis Pembiayaan
Murabahah
Mudharabah
Musyarakah
Qardh
Ijarah
Kolektibilitas Kolektibilitas 4 – Macet Kolektibilitas 3 – Diragukan Kolektibilitas 2 - Kurang Lancar Kolektibilitas 1 – Lancar Total Kolektibilitas 4 – Macet Kolektibilitas 3 – Diragukan Kolektibilitas 2 - Kurang Lancar Kolektibilitas 1 – Lancar Total Kolektibilitas 4 – Macet Kolektibilitas 3 – Diragukan Kolektibilitas 2 - Kurang Lancar Kolektibilitas 1 – Lancar Total Kolektibilitas 4 – Macet Kolektibilitas 3 – Diragukan Kolektibilitas 2 - Kurang Lancar Kolektibilitas 1 – Lancar Total Kolektibilitas 4 – Macet Kolektibilitas 3 – Diragukan Kolektibilitas 2 - Kurang Lancar Kolektibilitas 1 – Lancar Total Total
*JM = Jumlah Mitra
JM 117 63 248 670 1,098 2 0 0 3 5 2 0 0 0 2 3 2 3 25 33 48 24 78 279 429 1,567
2012 Total (Rp) 485,296,640 240,871,250 1,046,477,900 3,391,680,135 5,164,325,925 24,430,437
68,133,600 92,544,037 18,800,000
18,800,000 11,341,500 2,190,000 22,266,170 76,264,000 112,061,670 113,277,000 67,632,483 275,887,267 851,089,433 1,307,886,183 6,695,617,815
JM 129 31 71 1,215 1,446 2 0 0 3 5 1 0 0 2 3 1 0 1 27 29 47 7 13 440 507 1,990
2013 Total (Rp) 358,137,974 93,760,100 312,634,300 7,449,876,212 8,214,408,586 16,120,000
124,513,600 140,633,600 3,150,000
80,000,000 83,150,000 5,506,000 1,000,000 91,064,000 95,570,000 101,795,300 15,484,800 29,310,500 1,702,085,956 1,848,676,556 10,384,438,742
JM 95 26 43 1,661 1,825 0 0 1 1 2 1 0 0 8 9 0 0 1 26 27 25 8 14 628 675 2,538
2014 Total (Rp) 227,247,533 173,422,150 196,239,268 11,354,281,362 11,951,190,313
90,000,000 30,000,000 120,000,000 2,350,000
537,000,000 539,350,000
1,808,000 87,888,000 89,696,000 37,133,600 42,615,560 43,355,900 2,653,088,752 2,778,193,812 15,478,430,125
Lampiran 2 Non Performing Financing Non Performing Financing KJKS BMT Al- Fath IKMI 2012-2014 2.50 2.33 2.00
1.50 1.26
NPF
1.00 0.63
0.50
0.00 2012
2013
2014
Tahun
Lampiran 3 Pembagian Kelas dan Band (dalam rupiah)
Kelas/Band 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
2012 1,000,000 10,000,000 922,500 145,244,000 3,540,000 170,476,600 2,697,400 107,000,000 18,039,900 9,147,500 107,000,000 22,302,500 32,401,000 7,250,000 16,000,000 9,100,000 121,400,800 529,720,600 651,121,400
Murabahah 2013 2014 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 2,223,000 218,926,156 1,447,500 164,621,188 2,557,000 52,080,000 4,282,500 105,698,400 25,153,600 70,750,000 22,682,000 44,529,400 33,612,500 43,000,000 13,761,500 22,746,500 33,168,500 61,120,000 16,515,500 60,200,000 57,598,400 76,640,200 22,145,000 29,153,000 33,329,900 25,329,900 9,300,000 19,232,000 243,766,300 402,876,156 251,641,600 373,519,588 646,642,456 625,161,188
Ijarah Kelas/Band 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
2012 1,000,000 10,000,000 903,000 32,150,000 1,140,000 2,136,500 3,540,000 46,500,000 9,160,000 15,490,000 6,350,000 22,015,000 8,700,000 18,500,000 87,934,500 78,650,000 166,584,500
2013 1,000,000 10,000,000 0 17,350,000 5,855,800 46,900,000 7,825,000 0 10,502,000 89,420,000 9,350,000 0 11,000,000 0 6,466,000 0 14,815,000 0 25,400,000 0 9,900,000 0 101,113,800 153,670,000 254,783,800
2014 1,000,000 10,000,000 852,000 10,360,000 5,855,800 20,640,000 4,900,000 0 7,440,000 42,920,000 9,549,000 104,240,000 10,368,000 0 6,466,000 0 29,645,000 0 25,632,000 0 0 0 100,707,800 178,160,000 278,867,800
Lampiran 4 Expected Number of Default (λ) dan Unexpected Number of Default pada Keyakinan 95%
Kelas/Band 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Kelas/Band 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Number of Default Murabahah 2012 2013 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 0.57 7.91 0.76 11.57 0.52 4.59 0.04 1.91 0.53 2.07 2.97 0.94 2.31 0.00 5.85 0.00 1.39 1.26 2.01 0.00 2.93 0.00 2.87 0.23 2.95 0.00 4.42 0.00 0.40 0.00 1.11 0.00 1.21 0.00 1.91 0.00 0.65 0.00 0.78 0.00 13.47 22.71 14.65 15.83 29.29 37.37
2014 1,000,000 10,000,000 0.46 9.55 1.29 4.59 1.87 0.00 5.19 0.66 3.38 0.00 2.29 0.53 5.57 0.00 2.52 0.00 1.26 0.00 1.63 0.00 25.47 15.33 40.79
Number of Default Ijarah 2012 2013 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 0.70 0.99 0.00 0.42 0.57 0.00 0.81 1.33 0.51 0.00 1.40 0.00 0.75 0.76 0.53 1.24 0.69 0.00 0.80 0.00 0.99 0.00 0.56 0.00 0.25 0.00 0.85 0.00 2.01 0.00 1.26 0.00 0.11 0.00 1.34 0.00 1.02 0.00 0.76 0.00 7.61 8.31 2.99 1.75 9.36 11.30
2014 1,000,000 10,000,000 0.85 0.91 0.66 0.81 0.71 0.00 0.17 0.76 1.14 1.39 1.29 0.00 0.84 0.00 2.36 0.00 1.94 0.00 0.00 0.00 9.97 3.86 13.83
2012 Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
2013
1,000,000 n=α = 5% 1 2 1 5 2 4 5 1 2 1 24
10,000,000
Probability 0.887068307 0.984050411 0.899795261 0.969552714 0.83525912 0.826772968 0.921099999 0.660122792 0.877980074 0.861137956
n=α = 5% 11 7 3
Probability 0.8945936 0.905955989 0.844447901
2
0.865911813
23 47
Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
n=α = 5% 1 1 1 1 2 3 1 3 1 2 16
10,000,000
Probability 0.84315152 0.887874939 0.906084087 0.826641467 0.966502466 0.981481331 0.973138387 0.854711029 0.994646535 0.916077035
n=α = 5% 2
Probability 0.921313776
1
0.799185296
3 19
n=α = 5% 3 2 10 12 3 6 9 3 4 1 53
Probability 0.992438928 0.999990759 0.999734088 0.992725402 0.855405155 0.972600997 0.984748176 0.973617486 0.955022524 0.815426252
2014 10,000,000 n=α = 5% Probability 16 0.92039883 2 0.70041218 2 0.93071919
1
0.97679576
21 74
2012 1,000,000
1,000,000
2013 1,000,000 10,000,000 n=α= n=α= 5% Probability 5% Probability 0 1 0.93300648 4 0.998517229 2 0.84927092 3 0.946296851 3 0.997860146 2 0.87155144 2 0.953030688 2 0.980529099 1 0.789887051 2 0.865473264 3 0.953285562 1 0.822381835 21 5 26
1,000,000 n=α = 5% 2 3 9 9 5 3 12 4 3 2 52
10,000,000 n=α = 5% Probability 12 0.8324569 4 0.51466461
Probability 0.98829626 0.95779739 0.99997307 0.96074138 0.87350787 0.80040003 0.99506856 0.88878555 0.96110838 0.77435344
1
0.75019754
1
0.90212193
18 70
2014 1,000,000 10,000,000 n=α= n=α= 5% Probability 5% Probability 1 0.78999089 1 0.7701397 4 0.99938841 1 0.80633854 2 0.96455147 2 0.9992479 1 0.82281209 2 0.89227267 2 0.83588608 2 0.85910365 1 0.7950725 4 0.90868958 3 0.86793845 0 21 5 26
Real Loss (dalam rupiah)
Kelas/Band 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Kelas/Band 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Real Loss Murabahah 2012 2013 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 572,500 79,081,300 758,000 115,697,296 1,040,000 91,767,600 77,000 38,245,000 1,597,400 62,072,400 8,898,200 28,144,000 9,234,900 0 23,405,900 0 6,963,500 63,069,000 10,047,500 0 17,584,100 0 17,223,300 13,957,100 20,645,600 0 30,920,050 0 3,220,000 0 8,868,900 0 10,862,400 0 17,198,700 0 6,507,000 0 7,815,000 0 78,227,400 295,990,300 117,397,550 196,043,396 374,217,700 313,440,946
2014 1,000,000 10,000,000 462,500 95,467,622 2,582,000 91,847,500 5,616,600 0 20,760,500 26,460,000 16,882,000 0 13,768,900 31,500,000 38,993,600 0 20,142,500 0 11,309,800 0 16,347,000 0 146,865,400 245,275,122 392,140,522
Real Loss Ijarah 2013 1,000,000 10,000,000 0 4,200,000 1,618,300 26,675,000 4,199,412 0 2,114,500 49,446,600 3,984,200 0 3,368,200 0 5,966,000 0 10,106,600 0 12,019,000 0 7,620,000 0 50,996,212 80,321,600 131,317,812
2014 1,000,000 10,000,000 852,000 9,064,000 1,323,300 16,136,400 2,131,912 0 690,000 30,431,600 5,699,000 69,504,800 7,748,000 0 5,866,000 0 18,905,600 0 17,452,083 0 0 0 60,667,895 125,136,800 185,804,695
2012 1,000,000 10,000,000 703,000 9,911,800 1,140,000 0 1,536,500 0 3,000,000 30,245,000 3,473,400 0 5,953,700 0 1,763,000 0 16,106,600 0 965,000 0 10,195,000 0 44,836,200 40,156,800 84,993,000
Lampiran 5 Expected Loss (dalam rupiah) Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
2012 1,000,000 10,000,000 572,500 79,081,300 1,040,000 91,767,600 1,597,400 62,072,400 9,234,900 0 6,963,500 63,069,000 17,584,100 0 20,645,600 0 3,220,000 0 10,862,400 0 6,507,000 0 78,227,400 295,990,300 374,217,700
Expected Loss Murabahah 2013 1,000,000 10,000,000 758,000 115,697,296 77,000 38,245,000 8,898,200 28,144,000 23,405,900 0 10,047,500 0 17,223,300 13,957,100 30,920,050 0 8,868,900 0 17,198,700 0 7,815,000 0 125,212,550 196,043,396 321,255,946
2014 1,000,000 10,000,000 462,500 95,467,622 2,582,000 91,847,500 5,616,600 0 20,760,500 26,460,000 16,882,000 0 13,768,900 31,500,000 38,993,600 0 20,142,500 0 11,309,800 0 16,347,000 0 146,865,400 245,275,122 392,140,522
2012 1,000,000 10,000,000 703,000 9,911,800 1,140,000 0 1,536,500 0 3,000,000 30,245,000 3,473,400 0 5,953,700 0 1,763,000 0 16,106,600 0 965,000 0 10,195,000 0 44,836,200 40,156,800 84,993,000
Expected Loss Ijarah 2013 1,000,000 10,000,000 0 4,200,000 1,618,300 26,675,000 4,199,412 0 2,114,500 49,446,600 3,984,200 0 3,368,200 0 5,966,000 0 10,106,600 0 12,019,000 0 7,620,000 0 50,996,212 80,321,600 131,317,812
2014 1,000,000 10,000,000 852,000 9,064,000 1,323,300 16,136,400 2,131,912 0 690,000 30,431,600 5,699,000 69,504,800 7,748,000 0 5,866,000 0 18,905,600 0 17,452,083 0 0 0 60,667,895 125,136,800 185,804,695
Lampiran 6 Unexpected Loss (dalam rupiah) Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
2012 1,000,000 10,000,000 1,000,000 110,000,000 4,000,000 140,000,000 3,000,000 90,000,000 20,000,000 10,000,000 100,000,000 24,000,000 35,000,000 8,000,000 18,000,000 10,000,000 133,000,000 440,000,000 573,000,000
Unexpected Loss Murabahah 2013 2014 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 3,000,000 160,000,000 2,000,000 120,000,000 4,000,000 40,000,000 6,000,000 80,000,000 30,000,000 60,000,000 27,000,000 48,000,000 36,000,000 40,000,000 15,000,000 25,000,000 36,000,000 60,000,000 18,000,000 60,000,000 63,000,000 84,000,000 24,000,000 32,000,000 36,000,000 27,000,000 10,000,000 20,000,000 269,000,000 320,000,000 277,000,000 300,000,000 589,000,000 577,000,000
Unexpected Loss Ijarah 2012 2013 2014 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 1,000,000 20,000,000 0 10,000,000 1,000,000 10,000,000 2,000,000 8,000,000 40,000,000 8,000,000 20,000,000 3,000,000 9,000,000 6,000,000 4,000,000 40,000,000 12,000,000 80,000,000 8,000,000 40,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 100,000,000 18,000,000 12,000,000 12,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 24,000,000 16,000,000 32,000,000 9,000,000 27,000,000 27,000,000 20,000,000 10,000,000 0 98,000,000 60,000,000 111,000,000 130,000,000 111,000,000 170,000,000 158,000,000 241,000,000 281,000,000
Lampiran 7 Economic Capital (dalam rupiah) Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
2012 1,000,000 10,000,000 427,500 30,918,700 2,960,000 48,232,400 1,402,600 27,927,600 10,765,100 0 3,036,500 36,931,000 6,415,900 0 14,354,400 0 4,780,000 0 7,137,600 0 3,493,000 0 54,772,600 144,009,700 198,782,300
Economic Capital Murabahah 2013 1,000,000 10,000,000 2,242,000 44,302,704 3,923,000 1,755,000 21,101,800 31,856,000 24,594,100 0 4,952,500 0 18,776,700 46,042,900 32,079,950 0 15,131,100 0 18,801,300 0 2,185,000 0 143,787,450 123,956,604 267,744,054
2012 1,000,000 10,000,000 297,000 10,088,200 860,000 0 1,463,500 0 1,000,000 9,755,000 6,526,600 0 12,046,300 0 5,237,000 0 7,893,400 0 8,035,000 0 9,805,000 0 53,163,800 19,843,200 73,007,000
Economic Capital Ijarah 2013 1,000,000 10,000,000 0 5,800,000 6,381,700 13,325,000 4,800,588 0 9,885,500 30,553,400 6,015,800 0 8,631,800 0 1,034,000 0 5,893,400 0 14,981,000 0 2,380,000 0 60,003,788 49,678,400 109,682,188
2014 1,000,000 10,000,000 1,537,500 24,532,378 3,418,000 -11,847,500 21,383,400 0 15,239,500 13,540,000 8,118,000 0 4,231,100 28,500,000 45,006,400 0 11,857,500 0 15,690,200 0 3,653,000 0 130,134,600 54,724,878 184,859,478
2014 1,000,000 10,000,000 148,000 936,000 6,676,700 3,863,600 3,868,088 0 7,310,000 9,568,400 4,301,000 30,495,200 4,252,000 0 1,134,000 0 13,094,400 0 9,547,917 0 0 0 50,332,105 44,863,200 95,195,305
Lampiran 8 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Dessy Rachma Damayanti
NIM
: 1111046100041
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta, 20 Desember 1992
Program Studi
: Muamalat (Ekonomi Islam)
Konsentrasi
: Perbankan Syariah
Alamat Rumah
: Jl. Ketapang 1 RT 001 RW 05 No. 107 Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Selatan 15417 Banten
No. Telp.
: 021 74714483
No. HP
: 085717884219
Email
:
[email protected]
Nama Ayah
: Muntirman
Nama Ibu
: Ida Widaningsih
Alamat Orang Tua
: Jl. Ketapang 1 RT 001 RW 05 No. 107 Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Selatan 15417 Banten
No. Hp Orang Tua
: 081380485501