Vol . X Nomor 29 Juli 2015 - Jurnal Teknologi Informasi
ISSN : 1907-2430
PENGUKURAN KEMATANGAN PENYELARASAN STRATEGIS TI-BISNIS DENGAN METODE VAN HOUT STUDI KASUS DI BANK X Abraham Aji, Suyoto, Sapty Rahayu Magister Teknik Infomatika, Universitas Atma Jaya E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Salah satu faktor penting untuk mencapai apa yang menjadi sasaran bisnis perusahaan adalah keselarasan antara strategi TI dan strategi bisnis. Dengan terciptanya keselarasan strategis TI-bisnis diharapkan bisnis akan mampu untuk bisa tetap kompetitif dalam lingkungan yang terus berubah. Namun hal ini tidak mudah mengingat belum semua perusahaan telah mampu mengangkat nilai TI dan mendapat keluaran yang bersifat strategis, meski perusahaan sudah melakukan pembelanjaan dan menggelontorkan dana yang besar untuk TI. Bank X sebagai salah satu badan usaha swakelola milik pemeirntah yang bergerak di sektor perbankan telah menerapkan TI sebagai salah satu alat untuk mengotomasasi dan mengefisienkan proses bisnis yang ada. Persaingan yang ketat dalam industri perbankan menuntut bank X untuk juga bisa memanfaatkan TI sedemikian rupa sehingga apa yang menjadi sasaran bisnis bank dapat tercapai. Berdasarkan kebutuhan tersebut maka pada kesempatan ini peneliti mencoba melakukan penelitian untuk mengukur konsep keselarasan strategis TI-bisnis di bank X. Saat ini bank X telah mencapai level 3 (tiga) di mana pada level tersebut bank X telah menyelaraskan strategi TI dan bisnis dengan melakukan standarisasi dalam tata kelola, proses-proses dan komunikasi untuk mencapai sasaran bisnis. Kata kunci: Van Hout, kematangan, keselarasan strategis, strategi, TI, bisnis
Abstract One of the most important factor which determines the achievement of company’s business goals is the alignment between IT and business strategy. With the attaining of IT-bisnis strategic alignment it is expected that business would stay competitive in the turbulent environment. In fact, this is not easy to achieved considering that not every companies had been successful to implement this concept, regardless the bulk of investment they have bestowed upon IT. X bank as one of government’s business entity which operate in financial industry, has long been implementing information technology as a tool to automate and streamline its existing business process. Fierce competition in banking industri has led an urgency to X bank to manage IT as proficient as possible to achieve its goals. Based on this urgency, the researcher performed a research to asses the IT-business alignment in X bank. The result shows that X bank has achieved level 3, in which X bank has achieved IT-business strategic alignment by standardize its governance, processes, and communication to reach its business goals. Keyword: Van Hout, maturity, strategic alignment, strategy, IT, business
1. perusahaan mau tidak mau harus bisa beradaptasi
PENDAHULUAN kini
dengan lingkungan atau gagal dalam dalam bisnis.
menghadapai tantangan yang tidak mudah untuk
Dalam keadaan tersebut, dalam rangka untuk
memenangkan
makin
perusahaan tetap kompetitif, maka perusahaan perlu
kompetitif [2]. Perubahan lingkungan yang terus
untuk meningkatkan praktik dan prosedur dalam
menerus dan kompetisi yang keras menyebabkan
menjalankan bisnis [13]. Salah satu konsekuensi dari
Perusahaan-perusahaan
persaingan
bisnis
masa
yang
Vol . X Nomor 29 Juli 2015 - Jurnal Teknologi Informasi
ketatnya
persaingan
perusahaan-
beragam layanan kepada konsumennya [7]. Bank X
perusahaan berupaya untuk menginvestasikan sumber
sebagai salah satu badan usaha milik pemerintah
daya-sumber daya yang dimiliki dalam merancang dan
dengan skala bisnis regional yang bergerak di sektor
mengembangkan
memenangkan
perbankan telah menerapkan TI sebagai salah satu alat
persaingan. Salah bentuk investasi untuk perancangan
untuk mengotomasi dan mengefisienkan proses bisnis
dan pengembangan strategi dalam memenangkan
yang ada. Persaingan yang ketat dalam industri
persaingan bisnis tersebut adalah dengan penerapan
perbankan menuntut bank X untuk juga bisa
teknologi informasi (TI), hal ini karena perusahaan-
memanfaatkan TI sedemikian rupa sehingga apa yang
perusahaan telah menyadari bahwa TI tidak hanya
menjadi sasaran bisnis bank dapat tercapai. Salah satu
mampu mendukung operasional perusahaan tetapi
faktor penting untuk mencapai sasaran tersebut adalah
juga
keselarasan antara strategi TI dan tercapainya tujuan
mampu
bisnis,
strategi
maka
ISSN : 1907-2430
guna
mendukung
perencanaan
dan
pengambilan strategis jangka panjang. TI disebut
bisnis
dapat melahirkan model bisnis baru, menciptakan
keselarasan strategis TI-bisnis diharapkan bank akan
keuntungan kompetitif dalam bentuk harga yang lebih
mampu untuk bisa tetap kompetitif dalam lingkungan
besaring, mengefisienkan proses bisnis internal dan
yang tersebut berubah. Pada kesempatan ini peneliti
juga mengubah cara bisnis perusahaan dilaksanakan
mencoba
[2]. Pendapat ini dikuatkan oleh Helaly [5] bahwa
strategis
untuk perusahaan bisa survive dalam persaingan bisnis
pengukuran level kematangan penyelarasan strategis
maka
lebih
TI-bisnis pada industri perbankan khususnya bank X.
dibandingkan perusahaan lain. TI bisa menjadi faktor
Penelitian ini dilandasi oleh motivasi bahwa dengan
pendiferensiasi antara perusahaan yang satu dan
melakukan pengukuran kematangan penyelarasan
perusahaan yang lain. Ekstedt dkk. [4] mengatakan
strategis TI-bisnis, maka pihak manajemen bank X
bahwa kunci bagi perusahaan yang sukses adalah
dapat melihat gambaran mengenai sejauh mana level
ketika pengerahan teknologi informasi secara efisien
kematangan penyelarasan strategis TI-bisnis di bank
dapat mendukung tercapainya strategi, sasaran dan
X. Selain itu penelitian ini juga memungkinkan pihak
kebutuhan bisnis. Konsep ini oleh Shamekh [11]
manajemen untuk dapat mengidentifikasi peluang
dipahami sebagai keselarasan strategis TI-bisnis,
pengembangan ke depan sehingga pihak manajemen
bahwa TI bisa memberikan nilai strategis terhadap
bank dapat menerapkan berbagai kebijakan yang
bisnis jika saja terjadi keselarasan antara strategi TI
nantinya diharapkan dapat semakin meningkatkan
dan bisnis dalam sebuah perusahaan.
nilai kompetitif bank X dalam menghadapi persaingan
perusahaan
harus
memiliki
nilai
Bertumbuhnya pemanfaatan dan kesadaran
bank,
mengingat
mengaplikasikan TI-bisnis
tersebut
dengan
konsep dengan
terciptanya
keselarasan melakukan
terhadap bank-bank lain.
akan peran penting TI telah merambah ke berbagai sektor industri salah satunya adalah di sektor industri layanan. Salah satu contoh paling gamblang adalah
2. TINJAUAN PUSTAKA Strategi Bisnis
pemanfaatan TI di industri perbankan di mana melalui
Johnson dkk. dalam Mateko [10] menyebut
produk-produk terkait TI, bank bisa memberikan
bahwa strategi bisnis adalah arah dan lingkup
Vol . X Nomor 29 Juli 2015 - Jurnal Teknologi Informasi
ISSN : 1907-2430
operasional sebuah perusahaan dalam jangka panjang
managemen senior di mana keputusan-keputusan
yang
sehingga
tersebut mewujudkan atau mendorong strategi bisnis.
pengelolaan sumber daya yang dilakukan perusahaan
Strategi TI kemudian akan mengarah pada pengerahan
sesuai dengan lingkungan bisnis yang terus berubah
infrastruktur teknologi dan kompetensi manusia yang
dan secara khusus terhadap pasar dan para pelanggan,
akan mendukung organisasi atau perusahaan untuk
sehingga ekspektasi seluruh pemangku kepentingan
menjadi
bisnsi dapat terpenuhi.. Sementara itu Arafat [2]
menambahkan
mendefinisikan strategi bisnis sebagai sebuah cetak
penggunaan sumber-sumber daya teknologi informasi
biru
melalui
untuk memfasilitasi arus informasi ke tempat dan
dalam
waktu yang tepat yang memungkinkan bisnis
memposisikan perusahaan di wilayah operasinya.
mencapai sasaran-sasarannya. Menurut Issa-Salwe
Arafat [2] kemudian membagi definisi strategi bisnis
dkk. dalam Helaly [5] strategi TI adalah tentang
ke dalam dua perspektif yakni perspektif ke dalam dan
bagaimana mengimplementasikan sistem informasi
ke luar. Perspektif ke dalam menyatakan bahwa
sehingga memenuhi persyaratan-persyaratan yang
strategi bisnis adalah upaya perusahaan dalam
diajukan organisasi, atau dengan kata lain memenuhi
mengendalikan, mengeksploitasi dan memberdayakan
permintaan
kekuatan yang dimiliki perusahaan itu sendiri,
mendukung keseluruhan strategi bisnis termasuk
sehingga perusahaan mampu menyedikan sumber
rencana-rencana untuk meraih dan memelihara
daya yang sifatnya unik, jarang, tak tergantikan, belum
keuntungan bisnis tersebut. Di lain pihak Chenet dkk.
dijumpai di pasaran dan sulit diimitasi perusahaan
dalam Helaly [5] mendefinisikan strategi TI sebagai
lain. Perspektif ke luar menyatakan strategis bisnis
sudut
sebagai kumpulan aktivitas di mana perusahaan
mengerahkan, menggunakan dan mengelola sistem
membangun
lingkungan
informasi. Sementara Gartlan dan Shank [6] lebih
eksternalnya dan mengelola proses bisnis sehingga
mendefinisikan strategi TI sebagai alat bisnis yang
bisnis yang dijalankan perusahaan sesuai dengan
digunakan untuk membentuk jalur bisnis masa depan
lingkungan di sekitar perusahaan. Perspektif ini
dan mengelola penggunaan dan manajemen sumber-
menganjurkan agar perusahaan memahami dan
sumber daya teknologi informasi, hubungan bisnis dan
menganalisis lingkungan bisnis yang akan membantu
TI baik eksternal dan internal, dan arus atau
perusahaan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan
penyimpanan informasi di keseluruhan organisasi.
didefinisikan
yang
ingin
sedemikian
dicapai
pendekatan-pendekatan
hubungan
rupa
perusahaan kompetitif
dengan
lebih
kompetitif. bahwa
atas
pandang
Thackhrah
strategi
informasi
organisasi
TI
dan
merupakan
sistem
dalam
[14]
untuk
berinvestasi,
dan memungkinkan perusahaan membedakan antara peluang dan ancaman yang ada di sekitarnya.
Pengukuran Kematangan Strategis TI-Bisnis
Strategi TI
Penyelarasan
Salah satu model yang dapat dimanfaatkan
Luftman [9] mendefinisikan strategi TI sebagai
untuk menilai seberapa jauh organisasi telah mencapai
seperangkat keputusan yang dibuat oleh TI dan
kematangan penyelarasan strategi TI dan bisnis adalah
Vol . X Nomor 29 Juli 2015 - Jurnal Teknologi Informasi
ISSN : 1907-2430
model penilaian kematangan penyelarasan strategis
Alignment Maturity Model oleh Luftman dalam Van
TI-bisnis yang diajukan oleh Van Hout [15]. Model
Hout [15] dan Integrated Architecture Framework
ini dikembangkan dengan cara mengkombinasikan
atau IAF oleh Maes dkk. dalam Van Hout [15].
beberapa model penilaian yang sudah ada seperti
Secara umum gambaran dari model keselarasan
framework MIT90 oleh Morton dalam Van Hout [15],
strategi TI-bisnis yang dikembangkan oleh Van Hout
Strategic Alignment Model oleh Henderson dan
[15] dapat ditunjukkan dalam gambar 1. sebagai
Venkrataman dalam Van Hout [15], Strategic
berikut:
Gambar 1. Model Keselarasan Startegis TI-bisnis Rancangan Van Hout Sebuah perusahaan dapat memiliki level
level 5 sebagai level tertinggi [9]. Secara ringkas tolak
kematangan keselarasan strategis TI-bisnis dari level 1
ukur kematangan keselarasan strategis TI-bisnis dapat
hingga level 5 di mana level 1 merupakan skor
dirangkum pada gambar 2. sebagai berikut:
kematangan keselarasan strategis yang terendah dan Level 5 Optimized Level 4 Improved Process
Level 3 Established Porcess Level 2 Committed Process Level 1 Ad Hoc Process
Gambar 2. Level Kematangan Penyelarasan Strategis TI-Bisnis
Vol . X Nomor 29 Juli 2015 - Jurnal Teknologi Informasi
ISSN : 1907-2430
3. METODE PENELITIAN Pengambilan data penelitian dilakukan dengan teknik wawancara dan penyebaran kuesioner kepada
Nilai validitas kuesioner dihitung menggunakan rumus oleh Lawshe [8] sebagai berikut:
para pimpinan bisnis dan TI bank X. Adapun studi
CVR = Mp – M/2 = (2Mp/M) – 1
literatur dilakukan untuk memperdalam pemahaman teori dan mendukung dalam aplikasi teori tersebut pada subyek penelitian.
M/2 di mana:
Sebelum kuesioner tersebut disebarkan untuk pengambilan data, peneliti melakukan uji validitas dan
CVR: Content Validity Rasio Mp : banyaknya pakar yang menyatakan sebuah
reliabilitas agar kuesioner yang dimaksud dapat mengukur apa yang ingin diukur dan menghasilkan jawaban yang konsisten jika diisi oleh responden yang berbeda. Uji validitas dan reliabilitas yang dimaksud divalidasi oleh 5 pakar dalam bidang sistem informasi. Untuk rumus dan hasil uji tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
butir kuesioner relevan M
: jumlah total pakar yang berpartisipasi
Lawshe [8] menyatakan bahwa nilai minimum sebuah butir kuesioner dinyatakan valid dengan jumlah total pakar sebanyak 5 orang adalah 0,99. Berikut hasil uji validitas yang telah dilakukan:
3.1 Uji Validitas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
CVR 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Interpretasi Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
No 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
CVR 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
3.2 Uji Reliabilitas Nilai uji reliabilitas kuesioner dihitung menggunakan rumus dari Christman [3] sebagai berikut:
Interpretasi Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Vol . X Nomor 29 Juli 2015 - Jurnal Teknologi Informasi
ISSN : 1907-2430
di mana: r KR20 = koefisien korelasi dengan KR20 k
= jumlah butir soal
p
= proporsi jawaban benar pada butir tertentu
q
= proporsi jawaban salah pada butir tertentu (q=1-p)
2
s
= varians skor total
Christman [3] mengatakan bahwa jika nilai r di atas 6,0 maka butir-butir kuesioner dapat dinyatakan reliable. Berikut hasil uji relibilitas yang telah dilakukan:
No
R KR20
Interpretasi
R KR20
No
Interpretasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable
1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable
Ada dua tahapan proses yang dilakukan untuk mengukur keselarasan strategis TI-bisnis bank X yaitu:
3.3 Pengukuran Keselarasan Strategis TI-bisnis Dengan Metode Van Hout (27 sub dimensi) Pengukuran keselarasan strategis TI-bisnis di bank X dilakukan dengan metode Van Hout yang terdiri dari 5 dimensi penentu keselarasan strategis yang dapat dijabarkan lagi ke dalam 27 sub-subdimensi untuk
kemudian dikonversikan ke dalam sebuah kuesioner yang berisi 27 butir pertanyaan dan melalui proses validasi oleh para pakar. Keseluruhan skor yang didapat akan dihitung nilai reratanya untuk tiap-tiap subdimensi, kemudian setelah didapatkan nilai rerata di tiap subdimensi, maka nilai-nilai rerata tersebut dibuat rerata kembali sehingga didapatkan sebuah skor akhir
yang
menyatakan
level
kematangan
penyelarasan strategis TI-bisnis di bank X.
Vol . X Nomor 29 Juli 2015 - Jurnal Teknologi Informasi
3.4 Identifikasi & Rekomendasi Peluang Pengembangan Dalam Keselarasan Strategis TI-bisnis Untuk dapat mengidentifikasi dan memberikan
ISSN : 1907-2430
dikelompokkan
ke
dalam
daftar
rekomendasi
pengembangan keselarasan strategis TI-bisnis di bank X. Dengan demikian diharapkan rekomendasi yang diberikan sifatnya realistis sesuai kebutuhan bank X.
rekomendasi bagi pengembangan keselarasan strategis TI-bisnis bank X maka peneliti mendasarkan pada dua hal, yaitu (1) skor keselarasan sub-subdimensi tertentu
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
berdasarkan metode Van Hout [15] secara teoritis
4.1 Skor Kematangan Penyelarasan Strategis TI-bisnis di Bank X
adalah masih kurang/belum optimal dan (2) bahwa
Hasil pengukuran keselarasan strategis TI-bisnis di
subdimensi yang dimaksud dinyatakan kurang optimal
bank X berdasarkan data yang telah dikumpulkan
atau sebagai penghambat keselarasan strategis TI-
menunjukkan bahwa bank X berada di level 3
bisnis/dirasa masih perlu ditingkatkan oleh pihak
(established process) dengan skor rerata 3,66 di mana
responden, yang mana pernyataan ini didapatkan dari
pada level tersebut bank X telah menyelaraskan
proses wawancara dengan para responden. Faktor
strategi TI dan strategi bisnis dengan melakukan
yang
standarisasi dalam tata kelola, proses-proses dan
kedua
(hambatan
keselarasan)
ini
juga
menggabungkan pertimbangan teori dari Luftman [9]
komunikasi untuk mencapai sasaran bisnisnya.
mengenai enam faktor pemicu dan pengambat
Tabel 1 menunjukkan skor dan level keselarasan
keselarasan strategis TI-bisnis. Dari kedua hal itulah
strategis secara keseluruhan sementara tabel 2, 3, 4, 5,
rekomendasi peluang pengembangan keselarasan
dan 6 memperlihatkan detil subdimensi yang dinilai
strategi TI-bisnis disusun oleh peneliti, sehingga tidak
berserta skor reratanya berdasarkan metode Van Hout
setiap subdimensi yang secara teoritis (berdasarkan
[15] yang digunakan.
metode
No 1 2 3 4 5
Van
Hout)
belum
optimal
akan
Dimensi Kehendak dan Dukungan Kerjasama TI dan bisnis Pertukaran Informasi TI-bisnis Proyek dan Perencanaan TI Performa TI Skor Keselarasan
Kode INT WOR SHA IPP IPF
Skor 3,67 4,30 3,50 3,30 3,55 3,66
Level 3 4 3 3 3 3
Tabel 1. Skor Keselarasan Strategis TI-bisnis Bank X
No 1 2 3 4 5 6
Dimensi Tujuan Penerapan TI Persepsi Kontribusi TI Keberadaan Visi TI Komunikasi Visi TI Kesesuaian Alokasi Biaya Kesesuaian Alokasi SDM Skor Keselarasan Tabel 2. Skor Dimensi Kehendak dan Dukungan
Kode INT-1a INT-1b INT-2a INT-2b INT-3a INT-3b
Skor 3,86 4,26 3,60 3,80 3,27 3,23 3,67
Level 3 4 3 3 3 3 3
Vol . X Nomor 29 Juli 2015 - Jurnal Teknologi Informasi
No 1 2 3 4 5 6 7
Dimensi Kemudahan Akses Komunikasi CIO-CEO Frekuensi Komunikasi CIO-CEO Frekuensi Komunikasi TI-bisnis Gaya Komunikasi TI-bisnis Kehadiran TI Dalam Rapat Bisnis Derajat Keterlibatan CEO Dalam IT Plans Kerjasama TI-bisnis Dalam Pembuatan Prioritas Proyek
ISSN : 1907-2430
Kode WOR-1a-1 WOR-1a-2 WOR-1b-1 WOR-1b-2 WOR-2a-1 WOR-2a-2 WOR-2b
Skor 4,5 4,75 3,75 4,38 3,75 4,5 4,43
Level 4 4 3 4 3 4 3
4,3
4
Kode SHA-1a SHA-1b-1 SHA-1b-2 SHA-2
Skor 3,88 4,38 3,62 3,10 3,50
Level 3 4 3 3 3
Kode IPP-1 IPP-2 IPP-3a-1 IPP-3a-2 IPP-3b
Skor 2,0 4,0 4,4 3,25 4,125 3,3
Level 2 4 4 3 4 3
Kode IPF-1a IPF-1b IPF-2a IPF-2b IPF-3b
Skor 3,25 4,0 4,38 3,7 3,0 3,55
Level 3 4 4 3 3 3
Skor Keselarasan Tabel 3. Skor Dimensi Hubungan Kerja TI dan Bisnis
No 1 2 3 4
Dimensi Pengetahuan TI Atas Bisnis Pengetahuan TI Terkait Tujuan Bisnis Pengetahuan TI Terkait Rencana Bisnis Pengetahuan Bisnis Terkait TI Skor Keselarasan
Tabel 4. Skor Dimensi Pertukaran Informasi
No 1 2 3 4 5
Dimensi Sponsor Proyek TI Keselarasan Rencana TI dan Bisnis Ketepatan Pembuatan Prioritas Proyek TI Inovasi TI Dasar Inisiasi Proyek TI Skor Keselarasan
Tabel 5. Skor Dimensi Perencanaan dan Proyek TI
No 1 2 3 4 5
Dimensi Kepemimpinan Teknologi Kreatifitas dan Inovasi Departemen TI Riwayat Kinerja Departemen TI Persepsi Kebergunaan Produk/Layanan TI Skema Bonus Bagi Departemen TI Skor Keselarasan
Tabel 6. Skor Dimensi Performa TI
4.2 Rekomendasi Pengembangan Keselarasan Strategis TI-bisnis Di Bank X
Untuk meningkatkan pengetahuan tersebut
Berikut beberapa rekomendasi dalam rangka
berbagai pelatihan terkait TI untuk kalangan
pengembangan keselarasan strategis TI-bisnis di
bisnis atau kewajiban pemahaman terhadap
bank X :
ranah TI sampai batas tertentu ketika bank X
Dokumentasi
IT
strategic
plan
yang
disesuaikan dengan visi, misi dan rencana
cara yang dapat dilakukan adalah dengan
mengangkat seorang manajer baru [15].
Skema bonus yang lebih menarik untuk
strategis perusahaan mengingat visi TI bank X
departemen TI. Beberapa teori motivasi seperti
belum cukup jelas atau belum terdokumenasi.
teori oleh Herzber dalam Schwalbe [12] dan
IT strategic plan ini penting karena IT strategic
French and Raven dalam Schwalbe [12]
plan dapat menjadi dasar bagi perencanaan
menunjukkan bahwa insentif yang lebih
sebuah
dan
menarik akan meningkatkan motivasi kerja
implementasi TI. Selain itu IT strategic plan
seseorang meski tidak mutlak pemicunya
bisa
ukur
hanya berupa nominal uang. Selain itu menurut
kesuksesan implementasi TI pada suatu
Luftman [9] kompensasi finansial adalah salah
perusahaan serta meminimalkan resiko-resiko
satu
yang mungkin timbul dari adanya implentasi
mengantisipasi tingginya turnover di kalangan
TI [1].
professional TI yang dapat berpengaruh pada
Peningkatan posisi yang lebih strategis untuk
keselarasan
departemen TI, agar departemen bisa diikutkan
pengembangan
dalam penjadwalan proyek dan pemahaman
memberikan
business plans bank X yang selama ini kerap
departemen TI jika dimungkinkan, sebagai
menimbulkan
kurang
pendorong motivasi kerja dan untuk lebih
optimalnya IT support akibat dari kurangnya
mengikat profesional TI dalam perusahaan
keterlibatan dalam steering committee proyek
yang bersangkutan.
perusahaan
dimanfaatkan
dalam
investasi
sebagai
tolok
permasalahan
bentuk
program
strategis bisa
retensi
untuk
TI-bisnis.
Peluang
dilakukan
dengan
penghargaan
lebih
kepada
TI dan rapat-rapat pengambilan keputusan atau
5. KESIMPULAN DAN SARAN
pendiskusian business plan bank X.
Peningkatan
pengetahuan
terkait
TI
di
5.1 Kesimpulan
kalangan bisnis, agar kalangan bisnis mampu
Berdasarkan hasil dan pembahasan serta data
mengeksploitasi potensi TI lebih jauh bagi
penelitian yang telah diperoleh maka peneliti
keunggulan kompetitif perusahaan, lebih baik
mengambil kesimpulan atas penelitian ini sebagai
lagi dalam menyusun requirement proyek
berikut:
bersama dengan kalangan TI karena faktor
Penelitian ini menunjukkan bahwa bank X
perbedaan background keilmuan, lebih mampu
dalam konteks keselarasan strategis TI-bisnis
menjustifikasi sebuah proyek TI
dalam
berada di level 3 (established process) dengan
konteks menyeimbangkan antara modal yg
skor rerata akhir 3,66 yang berarti bahwa bank
dikeluarkan
dan benefit yang didapat, dan
X telah mendefinisikan standar dalam tata
lebih realitis terkait capaian proyek TI
kelola, proses-proses dan komunikasi untuk
mengenai apa yg bisa diraih dan tidak [15].
mencapai tujuan bisnisnya.
Vol . X Nomor 29 Juli 2015 - Jurnal Teknologi Informasi
Dari kelima dimensi yang diukur (mengacu pada metode Van Hout) maka subdimensi sponsor proyek TI (IPP-1) memperoleh skor terkecil yaitu 2,0, sedangkan subdimensi frekuensi komunikasi CIO-CEO (WOR-1a-2) memperoleh skor terbesar yaitu 4,30.
Penggunaan
metode
memungkinkan
Van
Hout
munculnya
[15]
peluang
pengembangan dalam kerjasama TI-bisnis di bank X karena dimensi-dimensi dalam metode tersebut menjabarkan aspek-aspek apa saja yang berpengaruh dalam relasi TI-bisnis di sebuah lembaga keuangan.
5.2 Saran Berdasarkan penarikan kesimpulan dan hasil penelitian yang telah didapatkan maka peneliti dapat memberikan saran-saran di antaranya:
Metode Van Hout [15] masih belum divalidasi untuk dapat digunakan dalam mengukur keselarasan strategis TI-bisnis di industri lain seperti retail, manufaktur, kesehatan dan-lainlain, di luar industri keuangan. Oleh karena itu ada peluang bagi peneliti lain untuk melakukan hal tersebut sehingga penggunaan metode Van Hout bisa semakin meluas.
Metode Van Hout [15] mengukur keselarasan strategis
via
komunikasi
mempertimbangkan
aspek
dan
belum
fleksibilitas
infrastruktur TI seperti pada metode Luftman [9] yang sudah cukup populer. Hal ini menjadi peluang
bagi
peneliti
lain
untuk
mengembangkan metode yang bersangkutan dengan
menggabungkan
dengan
metode-
metode lain sehingga aspek-aspek yang diukur dapat semakin bersifat komprehensif.
6. DAFTAR PUSTAKA [1] Amborowati, Armadyah. Tinjauan Sebuah IT Master Plan (Studi Kasus Master Plan
ISSN : 1907-2430
Pemerintah Daerah DKI Jakarta). Yogyakarta: STMIK AMIKOM. Diakses 14 Maret 2015. [2] Arafat, M. (2007). Strategic Alignment Between IT And Business Strategy. (Dissertation Thesis). Unversity of Nottingham. p. 1. [3] Christman, E., P. (2009). Interpreting Assessement Data: Statistical Techniques That You Can Use. NSTA Press [4] Ekstedt, dkk. (2005). An Organization-Wide Approach for Assessing Strategic Business and IT Alignment. PICMET proceeding, pp. 1-20, 2005 [5] Helaly, Mohammad. (2012). The Impact of SI/TI Strategy And Business Strategy Alignment On Business Performance In The Palestinian Firns. (Master Thesis). An-Najah National University [6] Gartland, J., dan Shanks, G. (2007). The Alignment Of Business And Information Technology Strategy In Australia. Australasians Journal Of Information System, Vol. 14, No. 2, June 2007 [7] Ho, S., J., & Mallick, S. K. (2006). The Impact of Information Technology on the Banking Industry: Theory and Empirics. Queen Mary, University of London, UK. [8] Lawshe, H., C. (1975). Personel Psychology. Blackwell Publishing Limited [9] Luftman, N., J. (2004). Managing The Information Technology Resource. Pearson Prentice Hall: New Jersey [10] Mateko, S, N. (2010). The Nature Of Alignment/Fit Between Business Strategy And Maintenance Strategy In Industries In South Africa. (Master Thesis). University of Pretoria. p. 4 [11] Shamekh, R, F. (2008). Business-IT Strategic Alignment Concept In Theory And Practice. (Master Thesis). University of Goteborg. p. 24. [12] Schwalbe, Kathy. (2011). Managing Information Technology Projects. REVISED Sixth Edition [13] Taskin, N., dan Verville, J. (2010). An Exploratory Study On Strategic Alignment Of Enterprise Systems And Business Strategies, Performance And Flexibility. 7th International Conference on Enterprise Sytems, Accounting and Logistic [14] Thachkrah, James. (2008). The Alignment Of Business And Information Technology Strategy In The Financial Services Sector In South Africa. (Master Thesis). University of Pretoria