BAB IV
SKALA 1
A. DASAR PENGERTIAN
1. a.
Pengukuran adalah penempatan angka (atau bilangan) pada objek atau peristiwa menurut aturan. SKALA merupakan bagian dari aturan penempatan angka itu
b.
c.
Rencana konsisten secara internal pada pengukuran untuk menempatkan bilangan dikenal sebagai MODEL PENSKALAAN dan ukuran yang dihasilkan oleh penerapan rencana itu disebut SKALA (skala adalah ukuran) NUNNALY SKALA adalah seperangkat lambang atau angka yang dibuat sehingga, melalui aturan, lambang atau angka itu dapat ditempatkan pada individu (atau perilaku mereka) yang menjadi sasaran penggunaan skala itu ….. (KERLINGER) 2
2.
SKALA UKUR Cara yang dipakai untuk menempatkan angka atau bilangan pada hasil ukur Alat ukur METERAN Skala ukur “METER” Hasil ukur: 25 meter Alat ukur TIMBANGAN Skala ukur “KILOGRAM” Hasil ukur : 9 kilogram Alat ukur UJIAN Skala ukur “ANGKA 1 SAMPAI 10” Hasil ukur : 7 Alat ukur KUESIONER Skala ukur “ANGKA 1 SAMPAI 5” Hasil ukur : 4 3
KATEGORI SKALA
3.
Ada berbagai cara untuk melihat kategori skala, meliputi
Level skala Tipe skala Sifat skala Nilai skala
Skala yang digunakan merupakan kombinasi di antara mereka, yakni ADA LEVEL, ADA TIPE, ADA SIFAT, DAN ADA NILAI
4
B. LEVEL SKALA 1.
HAKIKAT SKALA mengenal level angka yang menunjukkan banyaknya informasi yang terkandung di dalam skala itu Level SKALA makin tinggi jika kandungan informasinya makin banyak Dan demikian sebaliknya 5
2.
URUTAN LEVEL SKALA LEVEL RASIO
TINGGI
LEVEL INTERVAL LEVEL ORDINAL LEVEL NOMINAL
TINGGI
RENDAH
: BANYAK MENGANDUNG INFORMASI
RENDAH : SEDIKIT MENGANDUNG INFORMASI LEVEL LEBIH TINGGI DAPAT DIRINGKAS MENJADI LEBIH RENDAH, TIDAK BOLEH SEBALIKNYA
6
3. LEVEL NOMINAL a)
b)
c)
CIRI Hanya untuk membedakan satu dan lainnya Kandungan informasi Kandungan informai paling sedikit Contoh 1 PRIA WANITA
: 1 : 2
MANGGA JERUK DUKU MANGGIS
: : : :
1 2 3 4
ANGKA HANYA SEBAGAI PEMBEDA
7
4. LEVEL ORDINAL a) CIRI Membedakan satu dan lainnya Menunjukkan peringkat Mis : TINGGI – RENDAH BESAR – KECIL dan sejenisnya (tanpa memperhatikan jarak di antara skala)
b) KANDUNGAN INFORMASI Kandungan informasi lebih banyak dari level nominal
c) PERINGKASAN Jika perlu, dapat diringkas, diturunkan, atau dianggap sebagai skala nominal 8
d)
Contoh 2 LUAS BAK AIR LUAS KOLAM IKAN LUAS SAMUDRA PASIFIK
= 1 = 2 = 3
PERINGKAT : BESAR-KECIL
TINGGI ALMARI TINGGI RUMAH TINGGI GNG. HIMALAYA
= 1 = 2 = 3
PERINGKAT : TINGGI-RENDAH
KADAR KOPI ENCER KADAR KOPI SEDANG KADAR KOPI PEKAT
= 1 = 2 = 3
PERINGKAT : BANYAK-SEDIKIT
1
2
3
4 9
5. LEVEL INTERVAL a.
CIRI
Membedakan satu dan lainnya Menunjukkan peringkat Memiliki jarak skala yang sama (tidak harus memiliki titik nol mutlak atau tulen)
b.
KANDUNGAN INFORMASI
Kandungan informasi lebih banyak dari level ordinal
c.
PERINGKASAN
Jika perlu, dapat diringkas, diturunkan, atau dianggap sebagai level ordinal
10
d)
Contoh 3 360 C 370 C 380 C 390 C
- 2 VOLT -1 VOLT
JARAK SKALA DI ANTARA ANGKA ADALAH SAMA
0 VOLT 1 VOLT 2 VOLT 36 37 38 39 40 41
11
6. LEVEL RASIO a)
CIRI
b)
Membedakannya satu dan lainnya Menunjukkan peringkat Memiliki jarak skala yang sama Memiliki titik nol mutlak (tulen)
KANDUNGAN INFORMASI
Kandungan informasi lebih banyak dari level interval c)
PERINGKASAN
Jika perlu, dapat diringkas, diturunkan, atau dianggap sebagai level interval atau ordinal 12
d)
Contoh 3 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang 6 orang
ADA TITIK NOL MUTLAK DAPAT DIBUAT RASIO 4 ORANG : 2 ORANG = 2 : 1
Rp. 1000
6 ORANG : 2 ORANG = 3 : 1
Rp. 2000
Rp. 4000 : Rp. 1000 = 4 : 1
Rp. 3000 Rp. 4000
0
1
2
3
4
5
6 13
7. PENSKALAAN COOMBS (4 OBJEK) HAKIKAT
a)
•
Level skala terletak di antara skala ORDINAL dan INTERVAL, dengan menunjukkan jarak mana LEBIH DEKAT dan mana LEBIH JAUH A A
•
B B
C C
D D
AB > CD AB < CD
Menentukan urutan objek, mis. A, B, C, D JIKA SETUJU A, JUGA SETUJU BCD JIKA SETUJU B, JUGA SETUJU CD JIKA SETUJU C, JUGA SETUJU D 14
b)
SKALA I (INDIVIDUAL SCALE) Terdiri atas banyak kombinasi ABCD ABDC ACBD BACD BADC • • •
24 MACAM
Yang diperhatikan 7 macam : ABCD BACD BCAD CBAD CBDA CDBA DCBA
atau
BCDA
15
c)
SKALA J (JOINT SCALE) Terdiri atas wilayah di antara titik tengah AB, AC, AD, BC, BD, CD AB
1
A
AC
2
BC
3
AD BD
4
B
5
CD
6
7
C
D
KOMBINASI JARAK MACAM
AB
BD
CD
a
Kecil
Sedang
Besar
b
Kecil
Besar
Sedang
c
Sedang
Kecil
Besar
d
Sedang
Besar
Kecil
e
Besar
Kecil
Sedang
f
Besar
Sedang
Kecil
AB < CD
AB > CD
16
AB
a.
AC
2
1
A
3
A
5
BC AD
B
CD
6
7 D
BD
CD
C AC
BC AD
A
A
BD
C
B AB
d.
4
AC
AB
c.
AD
B AB
b.
BC
AC
B
D BD
CD
C AD BC
D BD
CD
C
D
17
AB
e.
A
1
A
AD BC
BD
B
AB
f.
AC
AC
2
C
BC
3
AD
4 B
CD
D
BD
5
CD
6 C
7 D
18
CIRI KOMBINASI abc
AB
AC
BC
AD
BD
CD
AB < CB
def
AB
AC
AD
BC
BD
CD
AB > CB
SEBAGAI WAKIL ADALAH MACAM a DAN f AB
a.
1
A X
AC
2
BC
3
B
AD BD
4
5
CD
6
C
7 D
JIKA X DI (1) JARAK JARAK JARAK JARAK
AX BX CX DX
TERDEKAT BERIKUTNYA BERIKUTNYA TERJAUH
URUTAN DEKAT KE JAUH : ABCD
19
AB
2
1
a.
AC
A
BC
3
AD BD
4
XB
5
CD
6
7
C
D
JIKA X DI (2) X DI KANAN AB, X DI KIRI AC,
JARAK JARAK JARAK JARAK
BX AX CX DX
TERDEKAT BERIKUTNYA BERIKUTNYA TERJAUH
URUTAN DEKAT KE JAUH : BACD JIKA X DI (3)
D
A
TEKNIK PEMEKARAN
C ACB BC
AB
1
A
2
3
B X
AD BD
4
5 C
CD
6
7 D 20
UNTUK LETAK DI SEMUA WILAYAH, URUTAN MODEL a
d)
MODEL f
WILAYAH
URUTAN
WILAYAH
URUTAN
(1)
ABCD
(1)
ABCD
(2)
BACD
(2)
BACD
(3)
BCAD
(3)
BCAD
(4)
CBAD
(4)
BCDA
(5)
CBDA
(5)
CBDA
(6)
CDBA
(6)
CDBA
(7)
DCBA
(7)
DCBA
Contoh Bagaimana urutan persyaratan untuk menjadi anggota pemerhati pendidikan SEMUA ORANG PARA PROFESIONAL PARA PENDIDIK PARA GURU Bagaimana jarak skala 21
HASIL ANGKET POLA RESPONSI
FREKUENSI
1.
SEMUA – PROFESIONAL – PENDIDIK – GURU
53
2.
PROFESIONAL – PENDIDIK – SEMUA – GURU
44
3.
PENDIDIK – PROFESIONAL – GURU – SEMUA
40
4.
PENDIDIK – GURU – PROFESIONAL – SEMUA
37
5.
PROFESIONAL – SEMUA – PENDIDIK – GURU
32
6.
GURU – PENDIDIK – PROFESIONAL – SEMUA
26
7.
PROFESIONAL – PENDIDIK – GURU – SEMUA
23
8.
PROFESIONAL – GURU – SEMUA – PENDIDIK
2
9.
PENDIDIK – GURU – SEMUA – PROFESIONAL
1
10. PROFESIONAL – SEMUA – GURU - PENDIDIK
1
1. DAN 7. BERKEBALIKAN MENJADI
ABCD
DAN CDBA
SEHINGGA : A = SEMUA ORANG B = PROFESIONAL
C D
= =
PENDIDIK GURU 22
URUTAN MENJADI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
ABCD BCAD CBDA CDBA BACD DCBA BCDA
COCOK DENGAN MODEL f
JARAK AB > CD
SEMUA ORANG – PROFESIONAL > PENDIDIK - GURU
23
C. TIPE SKALA 1.
SKALA KATEGORIS a)
b)
Skala ini hanya menunjukkan KATEGORI OBJEK UKUR Contoh 7 • MAKANAN ASIN
= 1
MAKANAN MANIS = 2 MAKANAN ASAM = 3 MAKANAN PEDAS = 4 • ORANG DESA
= 1
ORANG KOTA
= 2 24
2.
SKALA KUALITATIF BERPERINGKAT a)
b)
Skala ini menunjukkan peringkat pada objek ukur Contoh 8
Tingkat status sosial ekonomi TINGGI SEDANG RENDAH
= 1 = 2 = 3
Ragam Tutur Bahasa HALUS = 1 MENENGAH = 2 KASAR = 3 25
Kepekatan kopi TIADA KOPI KOPI ENCER KOPI AGAK ENCER KOPI SEDANG KOPI AGAK PEKAT KOPI PEKAT
FREKUENSI TIDAK PERNAH KADANG-KADANG AGAK SERING SERING SELALU
= = = = = =
1 2 3 4 5 6
= = = = =
1 2 3 4 5
= = = = = =
1 2 3 4 5 6
STATUS PENDIDIKAN TIDAK PERNAH BERSEKOLAH TIDAK LULUS SD LULUS SD LULUS SLTP LULUS SLTA LULUS S1 PERGURUAN TINGGI LULUS S2 PERGURUAN TINGGI LULUS S3 PERGURUAN TINGGI
= = = = = = = =
0 1 2 3 4 5 6 7
JUMLAH MAHASISWA KURANG DARI 1000 1001 - 5000 50001 – 10.000 10.001 – 15.000 15.001 – 20.000 LEBIH DARI 20.000
26
3.
SKALA (KIRAAN) LIKERT a)
PILIHAN PERTANYAAN Skala ini dibuat oleh R. LIKERT untuk pengukuran sikap, dengan lima jawaban : SANGAT SETUJU SETUJU RAGU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU Diterapkan pada setiap butir pertanyaan 27
b)
BENTUK PERTANYAAN Ada dua macam pertanyaan POSITIF dan NEGATIF Pertanyaan POSITIF mengharapkan responden setuju, seperti : ___
Pendidikan adalah penting bagi bangsa dan negara
Pertanyaan NEGATIF mengharapkan responden tidak setuju, seperti : ___
Bersekolah hanya membuang waktu saja
Di dalam kuesioner, terdapat campuran pertanyaan positif dan pertanyaan negatif 28
c)
PEMBERIAN NILAI Pada pertanyaan positif dan negatif PILIHAN JAWABAN
PERTANYAAN POSITIF
NEGATIF
SANGAT SETUJU
5
1
SETUJU
4
2
RAGU
3
3
TIDAK SETUJU
2
4
SANGAT TIDAK SETUJU
1
5 29
d)
LEVEL SKALA
Pada umumnya setiap butir pada skala Likert dianggap memiliki level ordinal SANGAT SETUJU SETUJU RAGU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
LEVEL ORDINAL
Jumlah skor dari banyak (semua) butir sering dianggap memiliki level interval
30
4.
SKALA KIRAAN LAINNYA a)
Biasanya berbentuk pertanyaan dengan pilihan jawaban pada rentangan angka tertentu, misal : 1
2
3
4
5
TERBURUK
TERBAIK
TERENDAH
TERTINGGI
PALING TIDAK DIKEHENDAKI
PALING DIKEHENDAKI
PALING TIDAK MEMADAI
PALING MEMADAI
MENGGUNAKAN ANGKA PADA SKALA ATAU MEMBERI ANGKA PERINGKAT 31
b)
SKALA KIRAAN LAINNYA MELIPUTI: Skala Skala Skala Skala Skala Skala Skala Skala
Frekuensi Verbal Ordinal Komparatif Numerik Pilihan Kata Sifat Stapel Peringkat Paksaan Diferensial Semantik
(lihat BAB III)
Setiap butir dianggap berlevel ordinal Jumlah skor dari semua butir ada kalanya dapat dianggap berlevel ordinal 32
5.
SKALA (KIRAAN) THURSTONE a)
Skala ini dibuat oleh L. L. THURSTONE untuk mengukur sikap dengan : BERSKALA INTERVAL BENTANGAN SKALA 0 - 11
b)
Penyusunan Kuesioner Penyusunan kuesioner dilakukan dengan memilih sejumlah butir dari kumpulan butir, sehingga nilai untuk semua butir membentuk urutan interval Misal : 0,3 0,6 0,9 1,2 1,5 1,8 2,1 2,4 2,7 3,0 3,3 3,6 3,9 4,2 ... 33
c)
PENENTUAN NILAI BUTIR 1)
Butir yang telah disusun diserahkan kepada para pakar untuk ditanggapi Rentangan nilai untuk tanggapan adalah A sampai K (11 kategori) A
B
C
D
SANGAT TIDAK DIKEHENDAKI
E
F
G
H
I
J
K
SANGAT DIKEHENDAKI
PAKAR MEMILIH SALAH SATU DIANTARA A SAMPAI K 34
2)
PERHITUNGAN Pada A sampai K diberi nilai 1 sampai 11 A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
dengan interval misalnya :
i=1
E 5 BATAS BAWAH
5,5
F 6
i=1
6,5
G 7 BATAS ATAS 35
3)
NILAI DAN KUALITAS BUTIR
NILAI BUTIR KUALITAS BUTIR
= =
MEDIAN M JARAK INTERKUARTIL
MAKIN KECIL JARAK INTERKUARTIL, MAKIN BESAR KECOCOKAN DI ANTARA PARA PAKAR, MAKIN TINGGI KUALITAS BUTIR
36
d)
CONTOH 9 Butir 1 ditanggapi oleh 200 pakar dengan hasil :
FREK
A 1 2
B 2 2
C 3 6
INTERVAL A B C D E F G H I J K
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
D 4 2
E 5 6
BATAS BAWAH 0.5 1.5 2.5 3.5 4.5 5.5 6.5 7.5 8.5 9.5 10.5
F 6 62 BATAS ATAS 1.5 2.5 3.5 4.5 5.5 6.5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5
G 7 64
H 8 26
I 9 18
FREK
PROP
2 2 6 2 6 62 64 26 18 8 4
0,01 0,01 0,03 0,01 0,03 0,31 0,32 0,13 0,09 0,04 0,02
J 10 8
K 11 4
KUM PROP 0,01 0,02 0,05 0,06 0,09 0,40 0,72 0,85 0,94 0,98 1,00 37
6.
SKALA NILAI Biasanya berbentuk nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur misal : TEKANAN DARAH NILAI UJIAN NILAI POTENSI AKADEMIK
7.
SKALA FREKUENSI Berbentuk hasil cacahan, seperti : BANYAKNYA JAWABAN BENAR BANYAKNYA PENUTUR BAHASA ASING BANYAKNYA PENGGEMAR SEPAK BOLA 38
8.
SKALA LAIN - LAIN Ada sejumlah skala lain-lain yang tidak banyak digunakan (dapat dicari di dalam bacaan)
9.
KAITAN DI ANTARA LEVEL DAN TIPE SKALA RASIO
●
INTERVAL
ORDINAL
NOMINAL
●
●
KUALITATIF BERPERINGKAT
KIRAAN
●
●
●
●
NILAI
FREKUENSI
● KATEGORIS
39
D. SIFAT SKALA 1.
SKALA DISKRIT Jika diurutkan, terdapat lompatan di antara skala, Misal : 1, 5, 100,
2.
X1 .
X2 .
X3 .
2, 3, 10, 15, 150, 200,
.
.
4, 20, 250,
.
5, ... 25 ... 300 ...
SKALA KONTINU Jika diurutkan, menjadi serba terus berkesinambungan Misal :
1
1,5
2
3
4
5
1,25
40
3.
DISKRIT SEMU Skala sesungguhnya adalah kontinu, tetapi diberi nilai secara diskrit, melalui aturan tertentu KONTINU DISKRIT SEMU MISAL :
6
7
8
6,5
6
7,5
7
10
9 8,5
9
8 15
12,5
20 17,5
15
25 22,5
20
25 41
E. NILAI SKALA 1.
MACAM NILAI SKALA Secara garis besar, dikenal dua nilai skala
2.
DIKOTOMI POLITOMI
SKALA DIKOTOMI a)
Hanya ada dua macam nilai, biasanya dinyatakan sebagai
0 dan 1
b)
Contoh 5 JAWABAN BENAR = 1 JAWABAN SALAH = 0
ADA TIDAK ADA SETUJU TIDAK SETUJU
= = = =
1 0 1 0 42
3.
SKALA POLITOMI a) b)
Memiliki bentangan nilai lebih dari dua macam Contoh 6 SALAH, SEBAGIAN BENAR, BENAR SALAH = 0 SEBAGIAN BENAR = 1 … 9 BENAR = 10
PERINGKAT DARI RENDAH KE TINGGI 1, 2, 3, 4, 5
KIRAAN (RATING) DARI BURUK KE BAIK 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 43