PENGUJIAN SENSOR KADAR AIR TANAH DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK PADA VOLUME POT KALIBRASI BERBEDA
DODIK M. NURUL YAMAN
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengujian Sensor Kadar Air Tanah dengan Metode Konduktivitas Listrik pada Volume Pot Kalibrasi berbeda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2013 Dodik M. Nurul Yaman NIM G24090035
ABSTRAK DODIK M. NURUL YAMAN. Pengujian Sensor Kadar Air Tanah dengan Metode Konduktivitas Listrik pada Volume Pot Kalibrasi Berbeda. Dibimbing oleh MUH. TAUFIK dan BREGAS BUDIANTO. Pengukuran Kadar Air Tanah (KAT) dapat dilakukan secara tidak langsung seperti dengan metode konduktivitas listrik. Jumlah elektroda yang digunakan pada metode tersebut secara umum sebanyak dua elektroda. Volume tanah yang lebih kecil pada saat pengkalibrasian menghasilkan medan listrik yang tidak serupa dengan keadaan lapang sehingga hambatan yang terbaca akan berbeda dengan kondisi lapang. Dikarenakan hal tersebut perlu dilakukan pengujian konsistensi nilai sensor dengan konfigurasi dua elektroda volume awal tanah berbeda. Pengujian dilakukan pada pot kecil dan besar dengan masingmasing volume tanah 600 cm3 dan 2100 cm3. Selain itu juga dilakukan pengujian pada sensor lima elektroda yang masih jarang digunakan. Hasil pengujian menunjukkan pada konfigurasi dua elektroda nilai hambatan terhadap KAT pada dua jenis pot memiliki selisih nilai hambatan yang besar. Keterbatasan volume pada pot kecil mengakibatkan resistan yang terbaca lebih tinggi dibandingkan pada pot besar. Pada sensor lima elektroda nilai resistan terhadap KAT cenderung lebih seragam baik pada pot besar maupun kecil, sehingga penggunaan sensor lima elektroda memberikan nilai yang lebih baik dan hasil proses kalibrasi lebih mampu mewakili kondisi lapang. Kata kunci : Jumlah elektroda, kadar air tanah, konduktivitas listrik
ABSTRACT DODIK M. NURUL YAMAN. Testing Electrical Conductivity Soil Moisture Measurement Method in Different Calibration Pot Volume. Supervised by MUH. TAUFIK and BREGAS BUDIANTO. Measurement of Soil Moisture can be done indirectly as the electrical conductivity method. The number of electrodes used in these methods are generally of two electrodes. Smaller volume of soil at the time of calibration allows the electric field is not the same as it reads the field so that the resistance will vary with the actual. Thus, necessary to test the consistency of the value of the sensor electrode configuration with two different soil volumes. Tests have been conducted on small and large pots with each soil volume 600 cm3 and 2100 cm3and has also been tested on five electrode configurations that are rarely used. The test results showed the two electrode configurations resistance to the moisture values on the two types of pots have a large difference in resistance values.Limitations on the volume of small pots are resulting in a higher resistance value than the big pot. While the five-electrode configuration provides resistance to water content values tend to be uniform both on big and small pots. So the use of five-electrode sensor configuration provides a more accurate value and results of the calibration process more able to represent field conditions. Keyword : Electrode configuration, number of electrodes, soil moisture
PENGUJIAN SENSOR KADAR AIR TANAH DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK PADA VOLUME POT KALIBRASI BERBEDA
DODIK M. NURUL YAMAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Geofisika dan Meteorologi
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi: Pengujian Sensor Kadar Air Tanah dengan Metode Konduktivitas Listrik pada Volume Pot Kalibrasi Berbeda Nama : Dodik M. Nurul Yaman NIM : G24090035
Disetujui oleh
~~Uv
--
Muh Taufik, SSi, MSi Pembimbing I
Budianto, Ass d
bimbing II
fY--·:~~..i!<etahui oleh
_ ~ \0 11\'-1.1\1 [j.q" ~
. ~ ,) '" 11\1...;1 "of / _ ~ /"r (- ..... \" .qIV ; (~ (V,_'~f<:~. (j> " \ i ." .',- , ' "" ;;; ~ l_ ~ \ c~ \\ . . ". i ~.i"" (. ! 1 ,, ..' I
'"""'. /',
IIf .
.n1L
,C,-.
-
\', \ .- ," ~ . ';.,
\" ~ U\ \ \ , '" ... .
..
,''',
:
.'
.
I ,t..', ·"
•
Brli 'Rinf' idayati, MS . ' . <--- Ketua Departemen
c;; ,~::v'
.
i.."',:. .~
',-
Tanggal Lulus:
1 5 AUG 2013
.
Judul Skripsi : Pengujian Sensor Kadar Air Tanah dengan Metode Konduktivitas Listrik pada Volume Pot Kalibrasi Berbeda Nama : Dodik M. Nurul Yaman NIM : G24090035
Disetujui oleh
Ir Bregas Budianto, Ass dpl Pembimbing II
Muh Taufik, SSi, MSi Pembimbing I
Diketahui oleh
Dr Ir Rini Hidayati, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul : “Pengujian Sensor Kadar Air Tanah dengan Metode Konduktivitas Listrik pada Volume Pot Kalibrasi Berbeda”. Dan Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh umatnya sampai akhir jaman. Penyelesaian tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muh. Taufik dan Bapak Bregas Budianto yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian tugas akhir ini. Tidak lupa pula terima kasih kepada teman-teman GFM 46 terutama penghuni Lab Instrumentasi Meteorologi dan seluruh anggota MP IPB atas dorongan semangatnya selama ini. Dan terima kasih pula kepada keluarga yang telah memberikan banyak hal kepada penulis. Masih terdapat kekurangan dalam tulisan ini sehingga penulis mengharapkan saran dan masukan untuk pembelajaran. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2013 Dodik M. Nurul Yaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN ix PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 TINJAUAN PUSTAKA 2 Kadar Air Tanah 2 Metode Pengukuran Kadar Air Tanah 2 Pengukuran Kadar Air Tanah dengan Metode Konduktivitas Listrik 2 Rangkaian Elektronik 3 Integrated Circuit 3 Integrated Circuit Seri 4047 3 Integrated Circuit Seri 4066 4 METODOLOGI 4 Waktu dan Tempat Penelitian 4 Bahan dan Alat Penelitian 4 Metodologi Penelitian 5 Rangkaian Alat 5 Konfigurasi Elektroda 5 Pembenaman Sensor Dua Elektroda dengan Bahan Tanpa Ulir 6 Pembenaman Sensor Lima Elektroda dengan Bahan Berulir 6 Pengukuran 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 7 Pengujian Sensor Dua Elektroda 7 Pengujian Sensor Lima Elektroda 9 Perbandingan Antara Sensor Dua Elektroda dengan Lima Elektroda 10 Perbandingan Sensor Dua Elektroda dan Sensor Lima Elektroda dengan Pengukuran Setiap Dua Elektroda 11 Perbandingan Sensor Lima Elektroda Diaktifkan Secara Keseluruhan dengan Sensor Elektroda Diaktifkan Setiap Dua Elektroda 12 SIMPULAN DAN SARAN 13 Simpulan 13 Saran 13 DAFTAR PUSTAKA 13
DAFTAR TABEL 1 Function Table IC 4047
3
DAFTAR GAMBAR 1 Functional Diagram IC4047 2 Functional Diagram IC4066 3 Rangkaian Elektronik Sensor 4 Konfigurasi Dua Elektroda (a) dan Lima Elektroda (b) 5 Pembenaman Sensor pada Media Pot Besar dan Kecil 6 Medan Listrik pada Sensor dengan Lima Elektroda (a) dan Sensor dengan Dua Elektroda (b). 7 Grafik Kalibrasi Sensor Dua Elektroda pada Pot Besar (a), Pot Kecil (b) dan Perbandingan Kedua Pot (c). 8 Kalibrasi sensor lima elektroda pada pot besar (a), pot kecil (b) dan perbandingan kedua pot (c) 9 Grafik nilai selisih antara dua jenis pot pada sensor dua elektroda, lima elektroda dan lima elektroda dibaca sebagai dua elektroda. 10 Grafik Hasil Kalibrasi Sensor Dua Elektroda (a) dan Sensor Lima Elektroda dengan Pengukuran Setiap Dua Elektroda (b)
3 4 5 5 6 7 8 10 11 12
DAFTAR LAMPIRAN 1 Hasil Pengukuran Sensor Dua Elektroda pada Pot Besar 2 Hasil Pengukuran Sensor Dua Elektroda pada Pot Kecil 3 Hasil Pengukuran Sensor Lima Elektroda pada Pot Besar 4 Hasil Pengukuran Sensor Lima Elektroda pada Pot Kecil
15 15 16 18
PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan unsur penting untuk kehidupan. Pada tanaman, air tanah memegang peranan dalam proses fotosintesis dan beberapa proses lain yang berhubungan dengan pertumbuhan maupun perkembangan tanaman. Dikarenakan hal tersebut ketersediaan air menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil produksi tanaman. Kadar air tanah merupakan salah satu parameter yang menjadi acuan dalam penelitian mengenai kebutuhan air tanaman. Setiap jenis tanaman memiliki tingkat kebutuhan air yang bervariasi yang secara keseluruhan tanaman hanya bisa memanfaatkan air yang berada diantara kondisi titik layu permanen dan kapasitas lapang (Susanto 2005). Dikarenakan hal tersebut diperlukan instrumen yang mampu memberikan gambaran mengenai kondisi kadar air tanah secara akurat sehingga memudahkan dalam pengamatan terhadap kebutuhan air tanaman. Secara umum metode pengukuran kadar air tanah (KAT) dibagi menjadi dua yaitu langsung dan tidak langsung. Pengukuran dengan metode langsung (gravimetri) lebih akurat apabila dibandingakan dengan pengukuran tidak langsung. Namun metode langsung membutuhkan waktu lebih lama dan memerlukan pengambilan contoh tanah, sehingga metode tidak langsung lebih mudah diaplikasikan (Zazueta dan Jiannong 1994). Konduktivitas listrik merupakan salah satu contoh dari metode pengukuran KAT tidak langsung. Secara umum metode ini menggunakan konfigurasi dua elektroda. Elektroda tersebut yang berfungsi sebagai sensor untuk membaca nilai hambatan. Pengambilan sampel tanah diperlukan untuk proses kalibrasi alat. Volume tanah yang lebih kecil pada saat proses kalibrasi memungkinkan pembentukan medan listrik yang tidak serupa dengan keadaan lapang sehingga hambatan yang terbaca akan berbeda dengan kondisi lapang. Selain itu penggunaan elektroda dengan jumlah yang lebih banyak secara teori dapat memberikan nilai yang lebih akurat karena mampu menyebarkan dan menangkap medan listrik lebih banyak. Dikarenakan hal tersebut perlu dilakukan pengujian terhadap pengaruh volume terhadap keakuratan nilai hambatan alat dengan dua elektroda dan lima elektroda terhadap nilai KAT. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Uji konsistensi metode konduktivitas listrik terhadap KAT 2. Evaluasi perbandingan kinerja sensor dengan dua dan lima elektroda pada volume tanah berbeda
2
TINJAUAN PUSTAKA Kadar Air Tanah Kadar Air Tanah merupakan salah satu parameter hidrometeorologi yang penting untuk diamati.Banyaknya air dalam tanah dapat berupa satuan volume ataupun satuan berat. Air tanah dalam satuan volume merupakan perbandingan antara volume air dalam tanah dengan volume tanah, dan air tanah dalam satuan berat merupakan perbandingan berat air dengan berat tanah. Lal dan Manoj (2004) menjelaskan bahwa kadar air tanah merupakan jumlah air yang berevaporasi setelah dikeringkan dan mencapai massa yang tetap di suhu 105˚C. Air dapat ditahan oleh tanah karena adanya gaya kohesi dan adhesi seperti tekanan permukaan, kapilaritas dan tekanan osmotik. Terdapat dua jenis gaya yang mempengaruhi kadar air tanah, antara lain gaya positif yang meningkatkan kemampuan tanah menarik air (kohesi dan adhesi) dan gaya negatif yang mengakibatkan lepasnya air dari tanah (gaya gravitasi). Kadar air tanah merupakan hasil dari kedua gaya tersebut (Lal dan Manoj 2004). Kapasitas tanah untuk menahan air dipengaruhi oleh struktur dan tekstur dari tanah itu sendiri. Masing-masing jenis tanah memiliki kemampuan yang berbeda dalam menahan dan menampung air. Metode Pengukuran Kadar Air Tanah Secara umum metode pengukuran kadar air tanah dibagi menjadi dua yaitu langsung dan tidak langsung. Metode langsung merupakan pengukuran air yang terkandung dari matrik tanah yang dilakukan terlebih dahulu pemisahan antara keduanya. Salah satu cara pemisahan air yaitu dengan pemanasan atau yang biasa disebut dengan metode gravimetrik. Sedangkan metode tidak langsung mengukur beberapa sifat fisik atau kimia yang berkaitan dengan kadar air tanah seperti konstanta dieletrik, konduktivitas listrik, kapasitas panas, teknik radiasi dan sebagainya. Akurasi dan ketepatan dari metode ini tergantung kepada kedekatan hubungan antara sifat yang diukur dengan kadar air volumetrik (ϴV) (Lal dan Manoj 2004). Pengukuran Kadar Air Tanah dengan Metode Konduktivitas Listrik Metode konduktivitas listrik merupakan metode pengukuran tidak langsung. Metode ini menggunakan elektroda yang dibenamkan ke dalam tanah, arus akan dialirkan dari satu elektroda ke elektroda yang lain. Dari elektroda tersebut kemudian akan dibaca nilai hambatan. Nilai hambatan dipengaruhi oleh KAT, dari korelasi kedua nilai tersebut dapat dilakukan kalibrasi sehingga nilai hambatan yang terbaca dapat menggambarkan nilai KAT (Johnson 1992). Pengukuran KAT dengan menggunakan metode ini bersifat real time, sehingga dengan metode ini pengkuran menjadi lebih mudah dibandingkan dengan metode gravimetri. Nilai hambatan bergantung kepada konsentrasi ion dalam tanah (Zazueta dan Jiannong 1994), salinitas tanah (Johnson1992) dan juga kandungan unsur organik dalam tanah. Hasil kalibrasi hanya berlaku untuk jenis
3 tanah yang dikalibrasi saja. Sehingga untuk jenis tanah yang berbeda perlu dilakukan pengkalibrasian yang berbeda. Rangkaian Elektronik Rangkaian elektronik sensor dibentuk dari IC 4066 dan IC 4047. IC 4047 sebagai Multivibrator Astable memberikan sinyal rendah dan tinggi dengan frekuensi yg telah disesuaikan yaitu 1 KHz. Sinyal tersebut kemudian teruskan oleh IC 4066 ditukar secara bergantian dari satu elektroda ke elektroda yang lain dengan frekuensi 1 KHz. Sehingga dapat diukur nilai resistan dari elektroda tersebut dengan Multimeter. Integrated Circuit Integrated Circuit Seri 4047 IC seri 4047 dimanfaatkan untuk membuat rangkaian monostable ataupun astable multivibrator. IC 4047 ini membutuhkan kapasitor dan resistor eksternal yang nilai dari keduanya akan mempengaruhi nilai frekuensi pada output mode astable. Pada saat dioperasikan, astable multivibrator diaktifkan oleh sinyal tinggi pada input astable atau sinyal rendah pada input astable.
Gambar 1 Functional Diagram IC4047 Tabel 1 Function Table IC 4047
(Sumber : National Semiconductor 1993)
4 Integrated Circuit Seri 4066 IC seri 4066 berfungsi sebagai saklar elektronik. Dalam satu IC ini terdiri dari 14 pin dan terdapat empat sirkut yang berfungsi sebagai saklar. Masingmasing sirkut terdiri dari input, output dan kontrol.
Gambar 2 Functional Diagram IC4066 (Sumber : National semiconductor 1992)
METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - Juli 2013 di Laboratorium Instrumentasi Meteorologi , Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Sensor kadar air tanah konfigurasi dua elektroda dengan bahan elektroda tidak berulir Sensor kadar air tanah konfigurasi lima elektroda dengan bahan elektroda berulir DVM Multimeter Timbangan listrik Tanah contoh Pot besar dengan volume awal tanah 2100 cm3 Pot kecil dengan volume awal tanah 600 cm3
5 Metodologi Penelitian Rangkaian Alat Sensor terdiri dari dua bagian yaitu elektroda dan rangkaian elektronik. Rangkaian elektronik terdiri dari IC 4066 yang berfungsi sebagai sakelar elektronik dan IC 4047 yang berfungsi sebagai Multivibrator Astable. Dengan menggunakan rangakaian elektronik tersebut akan menjadi penguat sekaligus merubah medan listrik DC menjadi AC dengan frekuensi ± 1 KHz sehingga hambatan dari medan listrik antara elektroda di tanah dapat terbaca oleh Multimeter (DVM).
Gambar 3 Rangkaian Elektronik Sensor Konfigurasi Elektroda Konfigurasi elektroda yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis konfigurasi yaitu konfigurasi dua dan lima elektroda. Perbedaan konfigurasi ini akan menguji pengaruh jumlah konfigurasi terhadap nilai hambatan pada tanah dengan volume yang berbeda.
(a)
(b)
Gambar 4 Konfigurasi Dua Elektroda (a) dan Lima Elektroda (b)
6 Pembenaman Sensor Dua Elektroda dengan Bahan Tanpa Ulir Sensor dengan dua elektroda yang memiliki bahan berelektroda tanpa ulir dibenamkan ke dalam pot besar dan kecil dengan volume masing-masing 2100 cm3 dan 600 cm3. Pot besar dan pot kecil dilakukan ulangan sebanyak tiga ulangan setiap jenis pot. Pembenaman Sensor Lima Elektroda dengan Bahan Berulir Sensor dengan lima elektroda yang memiliki bahan elektroda berulir dibenamkan ke dalam pot besar dan pot kecil dengan volume masing-masing 2100 cm3 dan 600 cm3. Pot besar dan pot kecil dilakukan ulangan sebanyak tiga ulangan setiap jenis pot. Pembacaan pada sensor dengan lima elektroda ini dilakukan dengan dua cara. Sensor dibaca dengan lima elektroda secara keseluruhan dan sensor dibaca dua elektroda yaitu antara elektroda tengah dengan masing-masing salah satu elektroda terluar.
Gambar 5 Pembenaman Sensor pada Media Pot Besar dan Kecil Pengukuran Pengukuran dilakukan dari tanah dalam kondisi jenuh hingga kondisi kering.Data yang diambil antara lain data berat tanah dari masing-masing pot dan data nilai resistan yang dibaca oleh Multimetermelalui sensor. Nilai dari sensor dikalibrasi dengan nilai KAT dalam persen volume (ϴv) yang dihitung dengan metode gravimetri dengan persamaan : ϴv= ϴg x ρb Dimana, ϴg =
(Berat basah - Berat kering) ×100% Berat kering
Keteragan : ϴv = Nilai KAT dalam persen volume (% cm3/cm3 ) ϴg = Nilai KAT dalam persen berat (% gr/gr) ρb = bulk density (Jury dan Horton 1946) Tahap Penelitian Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap seperti berikut.
7
Persiapan alat pada tanggal 10 – 25 April 2013. Tahap ini mencakup pembuatan sensor, perakitan rangkaian elektronik dan pembenaman sensor ke dalam pot. Uji coba alat pada tanggal 26 April – 26 Mei 2013. Tahap ini mencakup kinerja alat dan respon alat. Pada tahap ini terjadi beberapa kali perakitan ulang rangkaian elektronik dikarenakan kinerja alat yang tidak optimal. Sampling data pada tanggal 27 Mei – 6 Juni 2013. Pada tahap ini didapatkan sebanyak 11 kali pengukuran KAT dan penimbangan bobot tanah.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Sensor Dua Elektroda Sensor mengalirkan arus dari elektroda satu ke lainnya secara bergantian. Dari medan listrik tersebut kemudian dapat dibaca nilai hambatan dengan menggunakan multimeter yang terhubung dengan alat. Luas medan listrik akan dipengaruhi oleh luasan media penghantar (tanah), sehingga semakin kecil volume tanah maka medan listrik yang terbentuk akan semakin kecil.
(a)
(b)
Gambar 6 Medan Listrik pada Sensor dengan Lima Elektroda (a) dan Sensor dengan Dua Elektroda (b). Pengukuran dilakukan pada sensor dua elektroda dan juga pada sensor lima elektroda yang diperlakukan sebagai dua elektroda. Pengukuran dua elektroda pada sensor lima elektroda dilakukan dengan mengalirkan arus hanya pada salah satu elektroda terluar dan elektroda tengah maka pengukuran yang dilakukan akan sama dengan pengukuran pada sensor dua elektroda. Hasil pengukuran menunjukkan konsistensi nilai pada tiap pot ulangan. Data yang dihasilkan pada tiap ulangan dengan jenis pot yang sama memberikan nilai yang relatif seragam. Meskipun dengan semakin bertambah kering tanah, selang hambatan antara satu pot dengan pot yang lain dalam satu jenis pot akan semakin besar. Hal tersebut terjadi karena kontak elektroda dan tanah yang berkurang dengan bertambah kering tanah. Data lengkap hasil pengukuran sensor dua elektroda pada pot kecil dan besar terdapat pada Lampiran 1, lampiran 2, Lampiran 3 dan Lampiran 4.
8
Gambar 7 Grafik Kalibrasi Sensor Dua Elektroda pada Pot Besar (a), Pot Kecil (b) dan Perbandingan Kedua Pot (c). Nilai hambatan keluaran dari sensor memiliki korelasi dengan KAT dan dapat digambarkan dalam kurva kalibrasi (Johnson 1992). Nilai KAT yang didapatkan merupakan hasil pengukuran dengan metode gravimetri (metode langsung), Hasil tersebut kemudian dijadikan untuk mengkalibrasi sensor (Laryea et al. 1997). Berdasarkan dengan hasil pengukuran hambatan yang dibaca dari sensor dan perhitungan KAT dengan metode gravimetri dari keadaan jenuh hingga kering didapatkan kurva kalibrasi seperti pada Gambar 7. Grafik hasil dari pengukuran pot besar dan pot kecil pada Gambar 7 menunjukkan perbedaan antara keduanya. Trendline pada pot besar cenderung lebih landai dibandingkan dengan pot kecil. Apabila data pot besar dan kecil masing-masing digabungkan dan dibandingkan akan seperti pada Gambar 7. Nilai yang dihasilkan oleh sensor dua elektroda menunjukan kecenderungan yang berbeda antara pot besar dan pot kecil. Selisih perbedaan hambatan yang dibaca
9 sensor di kedua pot bertambah dengan semakin berkurangnya KAT. Hal ini menunjukkan perbedaan volume tanah memberikan pengaruh terhadap nilai hambatan. Pada pot kecil, medan listrik yang dihasilkan menjadi lebih terbatas dibandingkan dengan pot besar. Dikarenakan luasan medan listrik yang terbatas maka nilai hambatan menjadi tidak mewakili kondisi KAT di Lapang. Berbeda dengan pot besar yang mampu menghasilkan medan listrik yang lebih luas. Sehingga alat mampu membaca nilai hambatan dengan akurasi lebih tinggi. Penggunaan pot kecil pada sensor dengan dua elektroda pada saat proses kalibrasi alat akan berdampak berkurangnnya akurasi sensor dalam menggambarkan nilai KAT. Interpretasi nilai hambatan apabila menggunakan data kalibrasi pot kecil akan mengakibatkan nilai KAT pada titik tertentu terbaca lebih besar dari kondisi sebenarnya. Hasil kalibrasi pada pot besar dan pada pot kecil didapatkan persamaan y = 2,223e-0,03x dan y = 4,611e-0,06x. Berdasarkan persamaan kalibrasi tersebut selisih nilai hambatan pada sensor dengan dua elektroda pada kedua jenis pot cukup besar. Hal tersebut menandakan volume memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap hasil keluaran alat. Pengujian Sensor Lima Elektroda Penggunaan sensor dengan konfigurasi lima elektroda bertujuan agar sensor mampu menangkap lebih banyak medan listrik dibandingkan dengan menggunakan sensor dua elektroda. Arus dialirkan dari empat elektroda terluar ke elektroda tengah dan sebaliknya dengan frekuensi 1 kHz. Data hasil pengukuan sensor lima elektroda pada pot besar dan kecil terdapat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Sedangkan Grafik hasil kalibrasi sensor lima elektroda terdapat pada Gambar 8. Data hasil kalibrasi sensor lima elektroda pada pot besar menunjukkan nilai hambatan yang konsisten antara tiap ulangan. Nilai hambatan yang terbaca pada kondisi tanah dari basah hingga kering memiliki keragaman yang lebih sedikit dibandingkan dengan sensor dua elektroda. Sementara itu pada data hasil kalibrasi dengan menggunakan pot kecil memiliki sebaran data yang lebih beragam. Sebaran data dari ulangan 1 memiliki rentang lebih tinggi dibandingkan dengan ulangan dua dan tiga. Hal tersebut disebabkan oleh bahan elektroda yang berulir sehingga kontak elektroda dengan tanah menjadi berkurang. Perbandingan hasil kalibrasi antara pot besar dan kecil Gambar 8 menunjukkan bahwa keduanya memiliki kecenderungan nilai yang hampir sama. Nilai hambatan pada pot besar maupun pot kecil relatif lebih sama pada kondisi KAT yang sama. Sensor dengan konfigurasi lima elektroda mampu menyebarkan dan menangkap medan listrik lebih banyak. Dikarenakan hal tersebut pengaruh volume tanah terhadap hasil kalibrasi dapat dikurangi. Sehingga ketidakakuratan hasil kalibrasi akibat keterbatasan volume pot kalibrasi dapat dikurangi oleh sensor lima elektroda.
10
Gambar 8 Kalibrasi sensor lima elektroda pada pot besar (a), pot kecil (b) dan perbandingan kedua pot (c) Perbandingan Antara Sensor Dua Elektroda dengan Lima Elektroda Sensor dengan dua elektroda dan lima elektroda menunjukkan konsistensi yang baik pada setiap jenis pot. Akan tetapi hasil kalibrasi pada sensor dua elektroda memiliki selisih hambatan yang lebih besar dibandingkan dengan lima elektroda. Semakin besar selisih tersebut maka semakin berkurang kemampuan alat untuk menunjukkan kondisi KAT di lapang. Selisih tertinggi pada sensor dua elektroda adalah sebesar 2,18 kΩ dan pada sensor lima elektroda sebesar 1,41 kΩ. Dengan kondisi tersebut pengaruh volume pada saat kalibrasi dapat dikurangi dengan menggunakan sensor lima elektroda. Pada kondisi tanah dengan KAT lebih besar dari 20% sensor dengan dua elektroda tidak banyak terpengaruh oleh volume tanah. Tetapi ketika kondisi
11 tanah lebih rendah dari itu, pengaruh volume terhadap hasil semakin besar dengan bertambah kering tanah. Pada sensor dengan lima elektroda pengaruh volume tarhadap hasil yang didapatkan lebih kecil dibandingkan sensor dengan dua elektroda, sehingga untuk tanah yang memiliki KAT lebih kecil dari 20%, dapat digunakan sensor dengan lima elektroda. Dengan mengurangi pengaruh volume tanah pada proses kalibrasi, pengambilan sampel tanah untuk proses tersebut dapat dikurangi. Hal tersebut akan lebih mempermudah proses kalibrasi yang merupakan proses penting dalam metode konduktivitas listrik. Selain dipengaruhi oleh volume tanah pada pot kalibrasi, keakuratan nilai hambatan baik pada sensor dua maupun lima elektroda dipengaruhi oleh kekeringan tanah. Ketika KAT mendekati nol, nilai hambatan yang terbaca alat akan semakin tidak konsisten. Hal tersebut dikarenakan kontak elektroda dengan tanah yang berkurang (Samouelian et. al 2005) sehingga sensor tidak mampu membaca hambatan pada tanah dengan baik. 3,5
Hambatan (k Ohm)
3 Sensor dua elektroda
2,5 2
Sensor lima elektroda
1,5 1 0,5 0 0
5
10
15
20
25
30
Kadar Air Tanah ( % )
Gambar 9 Grafik nilai selisih antara dua jenis pot pada sensor dua elektroda, lima elektroda dan lima elektroda dibaca sebagai dua elektroda. Perbandingan Sensor Dua Elektroda dan Sensor Lima Elektroda dengan Pengukuran Setiap Dua Elektroda Pengukuran KAT dengan dua elektroda baik pada setiap dua elektroda dari sensor lima elektroda maupun sensor dua elektroda memberikan hasil grafik yang relatif seragam. Namun pembacaan KAT dengan dua elektroda pada sensor lima elektroda tidak mampu memberikan hasil sebaik pada sensor dua elektroda ketika tanah mulai dalam kondisi kering. Nilai yang dikeluarkan dari hasil pembacaan KAT dengan dua elektroda pada sensor lima elektroda lebih menyebar pada setiap ulangan ketika tanah semakin kering dibandingkan dengan sensor dua elektroda. Hal tersebut dikarenakan perbedaan bahan elektroda yang digunakan. Sensor dengan dua elektroda menggunakan bahan elektroda tidak berulir, sedangkan pada sensor dengan lima elektroda menggunakan bahan elektroda yang berulir. Ketika kondisi tanah semakin kering, kontak elektroda dengan tanah pada elektroda dengan bahan yang tidak berulir lebih baik dibandingkan dengan elektroda yang
12 berulir. Kontak elektroda dengan tanah mempengaruhi hambatan yang terbaca oleh alat. Berkurangnya kontak elektroda dengan tanah akan mengakibatkan nilai hambatan terbaca lebih besar dari seharusnya.
Gambar 10 Grafik Hasil Kalibrasi Sensor Dua Elektroda (a) dan Sensor Lima Elektroda dengan Pengukuran Setiap Dua Elektroda (b) Selisih nilai hambatan antara kedua jenis pot bertambah dengan berkurangnya nilai KAT baik pada sensor dengan dua elektroda maupun sensor dengan lima elektroda yang dibaca dari hanya dua elektroda. Volume pot akan mempengaruhi hasil dari kedua jenis elektroda yang digunakan. Namun pada sensor lima elektroda yang hasilnya dibaca dari dua elektroda memberikan nilai yang lebih menyebar dibandingkan dengan sensor dua elektroda ketika kondisi tanah semakin kering. Hal tersebut dikarenakan sensor lima elektroda menggunakan bahan berulir, sehingga mempengaruhi kontak elektroda dengan tanah. Perbandingan Sensor Lima Elektroda Diaktifkan Secara Keseluruhan dengan Sensor Elektroda Diaktifkan Setiap Dua Elektroda Penggunaan bahan elektroda berulir mempengaruhi akurasi sensor ketika dibaca dari dua elektroda ketika kondisi tanah mulai mengering. Ketika sensor
13 mengukur KAT dengan lima elektroda, pengaruh ulir pada bahan elektroda lebih kecil dibandingkan pembacaan dengan menggunakan dua elektroda dari lima elektroda yang tersedia. Dengan bertambah jumlah elektroda pada pengukuran medan listrik yang dihasilkan akan bertambah sehingga pengaruh bahan elektroda yang berulir menjadi lebih kecil. Hal tersebut terlihat pada sebaran nilai sensor dengan lima elektroda yang dibaca secara keseluruhan lebih seragam dibandingkan ketika dibaca setiap dua elektroda.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pengamatan sensor dengan dua elektroda dan lima elektroda memberikan keluaran yang konsisten baik pada pot besar maupun pot kecil. Dengan membandingkan kedua jenis sensor pada volume pot kalibrasi yang berbeda, selisih hambatan pada sensor dengan lima elektroda lebih kecil. Sensor dengan dua elektroda lebih dipengaruhi oleh volume tanah terutama ketika KAT berkurang dibandingkan dengan sensor dengan lima elektroda. Pembacaan dengan menggunakan setiap pasang elektroda pada sensor lima elektroda memberikan nilai keluaran yang lebih menyebar dibandingkan sensor dua elektroda ketika kondisi tanah semakin kering. Penggunaan bahan elektroda yang berulir pada sensor lima elektroda memberikan pengaruh pada hasil pembacaan ketika hanya dua elektroda yang diaktifkan. Namun ketika sensor mengukur dengan kelima elektroda pengaruh tersebut berkurang. Saran Penggunaan bahan yang berulir sebagai elektroda menyebabkan tanah tidak menempel secara sempurna di elektroda dan mengakibatkan keluaran yang kurang akurat. Elektroda sebaiknya menggunakan bahan yang mampu menjaga kontak elektroda dengan tanah agar hasil yang didapatkan lebih baik ketika tanah semakin kering
DAFTAR PUSTAKA Johnson A. 1992. Method of Measuring Soil Moisture in the Field. Washington (US): United States Goverment Printing Office. Jury W, Robert H. Soil Physics 6th Edition. New Jersey (US): John Wiley & Sons, Inc. Lal Rattan, Manoj K.. 2004. Principles of Soil Physics. New York (US): Marcel Dekker, Inc. Laryea KB, Pathak, Katyal J. 1997. Measuring Soil Processes in Agricultural Research. Technical Manual no. 3. India (IN): International Crops Research Institute for the Sami-Arid Tropics. National Semiconductor.1992. CD4066BM/CD4066BC Quad Billateral Switch [internet]. [diacu 2 Juli 2013]. Tersedia dari:
14 http://www.electroschematics.com/wp-content/uploads/2011/04/cd4066datasheet.pdf National Semiconductor. 1993. CD4047 Monostable/Astable Multivibrator[internet]. [diacu 2 Juli 2013]. Tersedia dari:http://www.alldatasheet.com/datasheet-pdf/pdf/80423/NSC/CD4047.html Samouelian A, Cousin I, Tabbagh A, Bruand A, G Richard. 2005. Electrical Resistivity Survey in Soil Science: a Review. Soil and Tillage Research 83. Elsevier Science. Susanto R. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta (ID): Kansinius. Zazueta F, Jiannong X. 1994. Soil Moisture Sensors. Buletin 292. University Of Florida.
15 Lampiran 1 Hasil Pengukuran Sensor Dua Elektroda pada Pot Besar Hambatan (k Ω) 0,33 0,406 0,456 0,431 0,493 0,545 0,64 0,761 1,064 1,53 2,853
A Berat (gr) 4353 4278 4224 4122 4030 3933 3809 3632 3464 3373 3284
KAT (%) 33 30 29 26 23 20 16 11 5 3 0
Hambatan (k Ω) 0,441 0,541 0,609 0,65 0,773 0,884 1,002 1,127 1,51 1,907 3,328
B Berat (gr) 4362 4286 4362 4137 4047 3950 3834 3673 3520 3438 3352
KAT (%) 31 29 31 24 21 18 15 10 6 3 0
C Berat (gr) 4825 4748 4825 4583 4503 4393 4275 4106 3971 3873 3773
KAT (%) 28 26 28 21 19 16 13 9 5 3 0
W Hambatan Berat (k Ω) (gr) 808 0,642 795 0,754 784 0,86 769 0,871 755 0,979 737 1,208 711 1,659 685 2,283 676 2,996 667 3,355 656 5,5
KAT (%) 23 21 20 17 15 12 8 4 3 2 0
Hambatan (k Ω) 0,49 0,451 0,472 0,496 0,509 0,58 0,674 0,893 0,93 1,063 1,729
Lampiran 2 Hasil Pengukuran Sensor Dua Elektroda pada Pot Kecil U Hambatan Berat (k Ω) (gr) 885 0,66 867 0,884 851 1,102 832 1,204 817 1,449 799 1,779 775 2,404 752 3,095 745 3,91 735 4,35 723 6,88
KAT (%) 22 20 18 15 13 11 7 4 3 2 0
V Hambatan Berat (k Ω) (gr) 774 0,71 760 0,928 747 1,097 729 1,154 714 1,352 698 1,608 676 2,205 653 3,224 647 4,25 637 5,24 625 9,69
KAT (%) 24 22 20 17 14 12 8 4 4 2 0
16 16
Lampiran 3 Hasil Pengukuran Sensor Lima Elektroda pada Pot Besar D
E
F
Hambatan elektroda dibaca dua (k Ω)
Hambatan elektroda dibaca lima (k Ω)
Berat (gr)
KAT (%)
Hambatan elektroda dibaca dua (k Ω)
Hambatan elektroda dibaca lima (k Ω)
Berat (gr)
KAT (%)
Hambatan elektroda dibaca dua (k Ω)
Hambatan elektroda dibaca lima (k Ω)
Berat (gr)
KAT (%)
0,347
0,262
4388
49
0,402
0,253
4485
52
0,380
0,270
4393
50
0,386
0,262
4388
49
0,372
0,253
4485
52
0,387
0,270
4393
50
0,377
0,262
4388
49
0,342
0,253
4485
52
0,398
0,270
4393
50
0,347
0,262
4388
49
0,360
0,253
4485
52
0,396
0,270
4393
50
0,411
0,311
4308
45
0,546
0,339
4371
47
0,490
0,339
4286
45
0,582
0,311
4308
45
0,509
0,339
4371
47
0,490
0,339
4286
45
0,447
0,311
4308
45
0,458
0,339
4371
47
0,514
0,339
4286
45
0,415
0,311
4308
45
0,500
0,339
4371
47
0,509
0,339
4286
45
0,456
0,352
4241
42
0,610
0,381
4300
43
0,545
0,378
4225
42
0,672
0,352
4241
42
0,565
0,381
4300
43
0,540
0,378
4225
42
0,499
0,352
4241
42
0,515
0,381
4300
43
0,586
0,378
4225
42
0,467
0,352
4241
42
0,558
0,381
4300
43
0,565
0,378
4225
42
0,503
0,372
4134
37
0,644
0,401
4182
38
0,585
0,416
4081
35
0,761
0,372
4134
37
0,604
0,401
4182
38
0,579
0,416
4081
35
0,535
0,372
4134
37
0,562
0,401
4182
38
7,770
0,416
4081
35
0,503
0,372
4134
37
0,602
0,401
4182
38
0,650
0,416
4081
35
0,594
0,434
4041
32
0,747
0,458
4088
33
0,662
0,468
3993
31
17
0,940
0,434
4041
32
0,699
0,458
4088
33
0,661
0,468
3993
31
0,626
0,434
4041
32
0,653
0,458
4088
33
9,710
0,468
3993
31
0,594
0,434
4041
32
0,697
0,458
4088
33
0,705
0,468
3993
31
0,704
0,506
3935
27
0,848
0,518
4000
29
0,733
0,519
3919
27
1,114
0,506
3935
27
0,796
0,518
4000
29
0,735
0,519
3919
27
0,739
0,506
3935
27
0,748
0,518
4000
29
7,300
0,519
3919
27
0,702
0,506
3935
27
0,792
0,518
4000
29
0,797
0,519
3919
27
0,826
0,584
3809
21
0,987
0,602
3863
22
0,840
0,592
3809
22
1,309
0,584
3809
21
0,927
0,602
3863
22
0,860
0,592
3809
22
0,860
0,584
3809
21
0,876
0,602
3863
22
4,990
0,592
3809
22
0,817
0,584
3809
21
0,916
0,602
3863
22
0,935
0,592
3809
22
1,033
0,887
3653
14
1,218
0,741
3692
14
1,067
0,745
3689
17
1,405
0,887
3653
14
1,137
0,741
3692
14
1,073
0,745
3689
17
1,090
0,887
3653
14
1,103
0,741
3692
14
4,200
0,745
3689
17
1,041
0,887
3653
14
1,121
0,741
3692
14
1,261
0,745
3689
17
1,569
1,147
3534
8
1,786
1,020
3562
8
1,604
1,208
3548
10
2,064
1,147
3534
8
1,561
1,020
3562
8
1,606
1,208
3548
10
12,460
1,147
3534
8
1,578
1,020
3562
8
4,370
1,208
3548
10
1,573
1,147
3534
8
1,579
1,020
3562
8
22,770
1,208
3548
10
2,265
1,643
3452
4
2,389
1,470
3488
5
2,236
1,665
3441
5
3,081
1,643
3452
4
2,178
1,470
3488
5
2,177
1,665
3441
5
11,030
1,643
3452
4
2,084
1,470
3488
5
12,970
1,665
3441
5
2,220
1,643
3452
4
2,178
1,470
3488
5
20,380
1,665
3441
5
17
18 18
5,330
3,231
3360
0
30,000
2,621
3392
0
4,710
3,482
3342
0
7,650
3,231
3360
0
3,940
2,621
3392
0
4,350
3,482
3342
0
12,050
3,231
3360
0
3,640
2,621
3392
0
56,400
3,482
3342
0
4,050
3,231
3360
0
3,990
2,621
3392
0
44,700
3,482
3342
0
VII Hambatan elektroda dibaca lima (k Ω) 0,334
Berat (gr)
KAT (%)
Lampiran 4 Hasil Pengukuran Sensor Lima Elektroda pada Pot Kecil V Hambatan elektroda dibaca lima (k Ω) 0,572
Berat (gr)
KAT (%)
1032
30
Hambatan elektroda dibaca dua (k Ω) 0,58
VI Hambatan elektroda dibaca lima (k Ω) 0,396
Berat (gr)
KAT (%)
1065
30
Hambatan elektroda dibaca dua (k Ω) 0,482
4,46
0,572
1032
30
0,573
0,396
1065
30
0,482
0,75
0,572
1032
30
1,03
0,396
1065
30
0,825
0,572
1032
30
0,704
0,396
1065
1,315
0,773
1010
26
0,761
0,51
84,6
0,773
1010
26
0,922
1,33
0,773
1010
26
1,226
0,773
1010
1,639
0,928
99,8 1,552
Hambatan elektroda dibaca dua (k Ω) 0,791
910
32
0,334
910
32
6,02
0,334
910
32
30
0,509
0,334
910
32
1045
26
6,13
0,415
896
30
0,51
1045
26
0,547
0,415
896
30
1,45
0,51
1045
26
94
0,415
896
30
26
0,932
0,51
1045
26
0,567
0,415
896
30
994
23
0,911
0,617
1030
24
11
0,47
884
28
0,928
994
23
1,104
0,617
1030
24
0,617
0,47
884
28
0,928
994
23
2,05
0,617
1030
24
36,2
0,47
884
28
19
1,452
0,928
994
23
1,129
0,617
1030
24
0,622
0,47
884
28
1,943
1
973
20
0,956
0,665
1006
20
28,87
0,461
871
25
102,9
1
973
20
1,158
0,665
1006
20
0,609
0,461
871
25
1,66
1
973
20
37,5
0,665
1006
20
60
0,461
871
25
1,535
1
973
20
1,194
0,665
1006
20
0,616
0,461
871
25
2,349
1,175
955
17
1,108
0,761
991
17
51,1
0,506
857
23
96,4
1,175
955
17
1,299
0,761
991
17
0,677
0,506
857
23
1,927
1,175
955
17
40,9
0,761
991
17
84,8
0,506
857
23
1,814
1,175
955
17
1,425
0,761
991
17
0,669
0,506
857
23
2,246
1,445
937
14
1,295
0,882
975
15
88
0,589
836
20
2,356
1,445
937
14
1,459
0,882
975
15
0,778
0,589
836
20
99
1,445
937
14
47
0,882
975
15
118,5
0,589
836
20
2,86
1,445
937
14
1,758
0,882
975
15
0,837
0,589
836
20
4,22
2,231
913
10
1,672
1,301
951
11
123
0,706
809
15
106,4
2,231
913
10
1,814
1,301
951
11
0,946
0,706
809
15
3,6
2,231
913
10
46,9
1,301
951
11
118,4
0,706
809
15
3,477
2,231
913
10
2,21
1,301
951
11
1,002
0,706
809
15
6,78
3,251
890
6
2,115
1,523
927
7
112
1,01
767
8
110
3,251
890
6
2,463
1,523
927
7
1,412
1,01
767
8
5,61
3,251
890
6
45,7
1,523
927
7
54,9
1,01
767
8
4,65
3,251
890
6
3,75
1,523
927
7
1,377
1,01
767
8
7,95
4,95
878
4
2,567
1,86
915
5
123,5
1,435
747
5
116
4,95
878
4
3,085
1,86
915
5
1,964
1,435
747
5
19
20 20
6,45
4,95
878
4
44,1
1,86
915
5
63
1,435
747
5
5,58
4,95
878
4
4,26
1,86
915
5
2,022
1,435
747
5
10,12
4,63
863
2
2,859
2,211
900
2
97,7
1,663
736
3
100
4,63
863
2
4,91
2,211
900
2
2,354
1,663
736
3
7,59
4,63
863
2
40,2
2,211
900
2
22,16
1,663
736
3
6,27
4,63
863
2
5,16
2,211
900
2
2,422
1,663
736
3
36,5
8,22
854
0
3,86
3,208
888
0
122
2,885
719
0
139,9
8,22
854
0
19,08
3,208
888
0
4,12
2,885
719
0
10,18
8,22
854
0
71,1
3,208
888
0
50,9
2,885
719
0
19,77
8,22
854
0
6,84
3,208
888
0
4,32
2,885
719
0
21
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Rumpin, Bogor, Jawa Barat pada tanggal 14 Oktober 1991, anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Tatang dan Enung. Jenjang pendidikan formal dimulai di SDN Leuwiranji 5, SMPN 2 Rumpin dan menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun 2009 di SMAN 1 Rumpin. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun yang sama dan diterima di jurusan Geofisika dan Meteorologi dengan mayor Meteorologi Terapan. Selama masa perkuliahan penulis memiliki beberapa kegiatan diluar perkuliahan. Diantaranya penulis pernah menjadi pengurus organisasi kemahasiswaan DPM TPB dan Himagreto 2010/2011. Penulis juga pernah menjadi ketua UKM Merpati Putih IPB tahun 2011, menjadi Kadiv. Pendidikan dan Latihan UKM Merpati Putih IPB tahun 2013 serta Ketua Pelaksana Kejuaraan Pencak Silat antar Kolat Merpati Putih “IPB OPEN 2012” se-Jawa . Prestasi non akademik yang pernah dicapai penulis adalah mendapatkan medali perak di Kejuaraan Pencak Silat Sirkuit Jawa Bali dan NTB tahun 2011. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum untuk mata kuliah Agrometeorologi dan juga menjadi asisten pelatih UKM Merpati Putih IPB. Organisasi luar kampus yang diikuti adalah Kepengurusan Merpati Putih Cabang Bogor dengan jabatan Ketua II (Bidang Organisasi).