Mahropiono : Pengisian Jabatan Gubernur…….343
PENGISIAN KEKOSONGAN JABATAN GUBERNUR (STUDI JABATAN GUBERNUR DI DKI JAKARTA) Mahropiono LPMP Propinsi Kalimantan Selatan Email :
[email protected]
Abstract The purpose of this thesis is to determine and to assess the mechanism of the turnover and / or charging Jakarta governor according to the Law of the Republic of Indonesia Number 29 Year 2007 as well as knowing the turnover the governor of Jakarta with the enactment of the Law of the Republic of Indonesia Number 1 Year 2015. In the writing of this research using normative legal writing with descriptive research . The primary data sources are the Law of the Republic of Indonesia Number 29 Year 2007 , the Law of the Republic of Indonesia Number 23 Year 2014, the Law of the Republic of Indonesia Number 1 Year 2015 and secondary data sources are in the form of books and literature.According to the results of this research shows that , the Law of the Republic of Indonesia Number 29 Year 2007 does not set out clear explanation about the turnover of governorship of DKI Jakarta . It only refers to the legislation act about the Regional Administration and Local Elections. After the enactment of the Law of the Republic of Indonesia Number 1 Year 2015, the turnover and / or succession vacuum of power of Jakarta governor refers to this law , meanwhile as a special legal (lex specialis) that the law of Local Government overrides the law of Local Government which are in general (lex generalis). lex specialis derogat legi generali. Keywords : Turnover , Vacuum of Power , Governor
Abstrak Tujuan dari penulisan tesis ini yaitu untuk mengetahui dan mengkaji mekanisme pergantian dan/atau pengisian jabatan gubernur DKI Jakarta menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 serta mengetahui pergantian dan/atau pengisian jabatan gubernur DKI Jakarta dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015. Dalam penulisan penelitian hukum ini menggunakan metode penulisan hukum normatif dengan sifat penelitian deskrepsi. Hukum primernya yaitu Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 dan bahan hukum sekunder berupa buku-buku dan literatur. Menurut hasil dan penelitian tesis ini menunjukan bahwa, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tidak mengatur secara jelas tentang pengsian dan/atau pergantian jabatan gubernur DKI Jakara.Pengaturannya merujuk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu tentang pemerintahan daerah dan pemilihan kepala daerah.Setelah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015, maka pergantian dan/atau pengisian kekosongan jabatan Gubernur DKI Jakarta mengacu pada aturan hukum ini, padahal sebagai hukum yang bersifat khusus (lex specialis) yang mengesampingkan undang-undang tentang Pemerintahan Daerah hendaknya mengesampingkan hukum tentang Pemerintahan Daerah yang pada hakikatnya bersifat umum (lex generalis). Kata Kunci : Pengisian, Kekosongan Jabatan, Gubernur.
pelaksanaan
PENDAHULUAN Keberadaan sebagai
realisasi
pemerintah dari
pemerintahan
pada
sistem
daerah
negara kesatuan. Secara jelas Undang-
penjabaran
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
344 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
1945 (selanjutnya disebut UUD 1945) telah
yaitu;Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945
menempatkan dalam bab tersendiri yaitu
tentang Peraturan Mengenai Kedudukan
dalam Bab VI dengan judul “Pemerintahan
Komite Nasional Daerah.Undang-Undang
Daerah”. Menurut sejarah konstitusi kita
Pokok Nomor 22 Tahun 1948 tentang
yang pernah berlaku selain UUD 1945 juga
Pemerintahan
telah diatur di dalamnya. Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok
Dasar Sementara Tahun 1950 dalam bab IV
Pemerintahan
“Pemerintah
daerah
Nomor 18 tahun 1965 tentang Pokok-Pokok
swapradja”,
dan
dan
daerah-daerah
Konstitusi
RIS
1949
Daerah,
Undang-Undang
Daerah,
Pemerintahan
Undang-Undang
Daerah,
Undang-Undang
sebagai bentuk negara federal walaupun
Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
tidak secara tegas mengatur pemerintah
Pemerintahan di Daerah, Undang-Undang
daerah,
Nomor
tetapi
22
Tahun
“Republik Indonesia Serikat dan daerah-
Pemerintahan
Daerah,
daerah bagian” pada pasal 46 disebutkan
Nomor
bahwa
menjalankan
Pemerintahan Daerah dan yang terakhir
pemerintahan daerah-daerah bagian haruslah
dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
menurut cara demokrasi, sesuai dengan asas-
2014 tentang Pemerintahan Daerah.
tatanan
dalam
dan
Bab
cara
II
tentang
asas yang termaktub dalam Konstitusi ini. Pemilihan kepala daerah merupakan
32
1999
tentang
Undang-Undang
Tahun
2004
tentang
Dalam perjalanan sejarah pemilihan kepala daerahdi Indonesia menggunakan
salah satu pengaturan yang termuat dalam
tiga
peraturan pemerintahan daerah, baik untuk
mengusulkan tiga nama calon kepala daerah
gubernur, bupati, dan walikota.Semenjak
kepada
awal kemerdekaan pemilihan atau penunjuk
menetapkan
kepala daerah sudah ada aturan hukumnya.
disetujui menjadi kepala daerah,dengan
Secara khusus Pasal 18 ayat 4 Undang-
dasar hukumnya Undang-Undang Nomor 5
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun
Tahun 1945 menegaskan bahwa gubernur,
Pemerintahan Daerah,
bupati, dan walikota masing-masing sebagai
dianut pada masa Orde Baru. Kedua,
kepala
provinsi,
pemilihan kepala daeah dipilih oleh DPRD
secara
dan ini berdasarkan Undang-UndangNomor
pemerintahan
kabupaten,
dan
daerah
kota
dipilih
demokratis. Setelah
bentuk
tipe.
presiden, satu
1974
Pertama
kemudian calon
DPRD
presiden
tersebut
Tentang
yang
Pokok-Pokok
model ini yang
22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan merdeka
Daerah. Tipe ketiga adalah kepala daerah
pemerintahan daerah juga sudah diatur
dipilih secara langsung oleh rakyat melalui
dengan
pemilihan kepala daerah dan wakil kepala
perturan
Indonesia
perundang-undangan
Mahropiono : Pengisian Jabatan Gubernur…….345
daerah (Pilkada) dengan dasar hukum
PEMBAHASAN
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Otonomi Khusus Bagi ProvinsiDKI Jakarta Sebagai Ibukota Negara
yang
diganti
dengan
23
Tahun
Nomor
Undang-Undang 2014
Tentang
Pemerintahan Daerah. Pergantian
Provinsi DKI Jakarta sebagai ibukota negara memiliki kekhususan dibandingkan
pengisian
dengan provinsi lainnya di Indonesia. DKI
jabatan gubernur DKI Jakarta ketika Joko
Jakarta dipimpin oleh seorang gubernur
Widodo ditetapkan sebagai Presiden dalam
tetapi memiliki 5 walikota yang bertanggung
pemilihan tahun 2014 sehingga terjadi
jawab kepada gubernur secara langsung.
kekosongan
Dalam
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
silang
Tahun 1945 mengakui dan menghormati
hukum
satuan-satuan pemerintahan yang bersifat
sehingga mengaburkan makna kepastian
khusus atau istimewa yang diatur dengan
hukum.Hal ini menjadi sangat krusial karena
undang-undang.
kasus ini terjadi di DKI Jakarta sebagai
mengakui dan menghormati hak-hak khusus
tempat
sekaligus
dan istimewa sesuai dengan prinsip Negara
barometer stabilitas politik dalam negeri.
Kesatuan Republik Indonesia.Provinsi DKI
Berangkat dari permasalahan inilah penulis
Jakarta dikatakan khusus karena sebagai
tertarik untuk melakukan penelitian hukum
satuan pemerintahan dalam kedudukannya
terhadap kasus pergantian gubernur di DKI
sebagai ibukota NKRI dan sebagai daerah
Jakarta.
otonom yang memiliki fungsi dan peran
jabatan
mekanismenya pendapat
dan/atau
gubernur.
sempat
dalam
pusat
terjadi
menafsirkan
pemerintahan
Negara
Indonesia
juga
Berdasarkan uraian di atas, yang
penting dalam mendukung penyelenggaraan
menjadi permasalahan adalah bagaimana
pemerintahan negara berdasarkan UUD
mekanisme pergantian dan/atau pengisian
1945.
jabatan gubernur DKI Jakarta menurut
Realisasi dari pemberian hak-hak
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007
khusus bagi pemerintahan DKI Jakarta,
tentang
Daerah
maka dikeluarkan Undang-Undang Nomor
Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota
29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Provinsi
DKI Jakarta
bagaimana pergantian dan/atau pengisian
Negara
Kesatuan
jabatan gubernur
dengan Lembaran Negara (LN 2007 Nomor
Pemerintahan
Provinsi
dengan ditetapkannya
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015?
sebagai
Republik
Ibukota Indonesia
93;TLN 47440). Pemerintaha Provinsi DKI Jakarta dipimpin oleh satu orang Gubernur dibantu oleh satu orang Wakil Gubernur
346 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
yang
dipilih
secara
langsung
melalui
Jumlah keanggotaan dari DPRD
pemilihan umum kepala daerah dan wakil
Provinsi
kepala daerah yang harus memperoleh suara
(seratus dua puluh lima persen) dari jumlah
lebih dari 50% suara sah. Ketentuan
maksimal untuk kategori jumlah penduduk
perolehan suara ini sangat penting karena
DKI
melihat warga Jakarta yang jumlahnya
walikota/bupati diajukan oleh Gubernur
sangat
untuk
besar
Legitimasi
dengan
dari
multicultural.
masyarakat
Jakarta
paling
Jakaarta.
banyak
Pengangkatan
mendapat
pertimbangan
125%
calon
DPRD
terhadap
Provinsi.Dalam hal pelaksanaan tugasnya,
gubernur yang terpilih sangat menentukan
walikota/bupati bertanggung jawab kepada
pada sikap masyarakat yang menerima
Gubernur.Hal
kepala daerahnya.
otonomi pada tingkat provinsi dan juga yang
Gubernur
sebagai
konsekuensi
kedudukannya
mengajukan calon Walikota/Bupati adalah
sebagai wakil Pemerintah dan Kepala
Gubernur, walaupun meminta pendapat
Daerah Provinsi DKI Jakarta yang diberikan
DPRD tetapi hanya sebatas pertimbangan
kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan
dan tidak mengikat. Secara normatif dalam
tanggungjawabnya dibantu oleh sebanyak-
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007
banyaknya
mengamanatkan
4
dalam
ini
(empat)
orang
Deputi
bahwa
pertimbangan
Gubernur yang bertanggung jawab kepada
DPRD Provinsi tidak mengikat dalam
Gubernur.
dan
pengangkatan bupati dan walikota. Berbeda
usul
dengan di provinsi lain, dimana pemilihan
gubernur. Keberadaan Deputi Gubernur ini
bupati/walikota melalui pemilihan langsung
sebagai
konsekuensi
pemberian
oleh rakyat seperti hal yang berlaku pada
otonomi
pada
provinsi.Deputi
proses dan mekanisme pemilihan kepala
Deputi
diberhentikan
oleh
ini
diangkat
Presiden
dari
tingkat
atas
Gubernur ini diberi kekhususan tugas, hak, kewajiban,
dan
melaksanakan
tanggung
daerah.
jawab
Undang-Undang Nomor 29 Tahun
penyelenggaraan
2007 secara khusus mengatur rencana tata
pemerintahan daerah. Keberadaan Deputi
ruang
Gubernur
rencana tata ruang nasional dan melakukan
ini
diperlukan karena
tugas
wilayah
dengan
gubernur yang memiliki otonomi khusus
koordinasi
tentunya sangat berat. Sebagai perbandingan
berdekatan langsung dengan DKI Jakarta.
pemberian otonomi kepada kabupaten dan
Dalam hal pengembangan ekomoni dan
kota
yang
pembangunan Pemerintah Provinsi DKI
mungkin kalah jauh dibandingkan penduduk
Jakarta dapat mengusulkan pembentukan
DKI Jakarta.
kawasan
dengan
jumlah
penduduk
dengan
menyesuaikan
khusus
provinsi
kepada
lain
yang
pemerintah.
Mahropiono : Pengisian Jabatan Gubernur…….347
Selanjutnya pemerintah kawasan khusus itu
negara
dikelola bersama antara Pemerintah dan
lembaga internasional; d) Wilayah Provinsi
Pemerintah provinsi
atau didelegasikan
DKI Jakarta dibagi dalam kota administrasi
pengelolaannya kepada Pemerintah Provinsi
dan kabupaten administrasi; e) Anggota
DKI
DPRD Provinsi DKI Jakarta
Jakarta.
Pendanaan
untuk
asing,
serta
pusat/perwakilan
berjumlah
melaksanakan kekhususan Provinsi DKI
paling banyak 125% (seratus dua puluh lima
Jakarta
antara
persen) dari jumlah maksimal untuk kategori
Pemerintah dan DPR berdasarkan usul
jumlah penduduk DKI Jakarta sebagaimana
Pemerintah
Jakarta.Pengelolaannya
telah ditentukan oleh undang-undang; f)
melalui kementerian yang terkait dengan
Gubernur dapat menghadiri sidang kabinet
penggunaan
yang menyangkut kepentingan
ditetapkan
DKI
bersama
anggaran
tersebut.Sebagai
pertanggungjawaban dari pendanaan ini
Negara
maka setiap akhir tahun Gubernur Provinsi
Gubernur
DKI Jakarta wajib melaporkan seluruh
termasuk mendampingi
pelaksanaan
acara kenegaraan; g) Dana dalam rangka
kegiatan
dan
Kesatuan
Ibukota
Republik
mempunyai
hak
protokoler,
Presiden dalam
pertanggungjawaban keuangan yang terkait
pelaksanaan
dengan kedudukan Provinsi DKI Jakarta
Jakarta sebagai Ibukota Negara ditetapkan
kepada pemerintah melalui menteri yang
bersama antara Pemerintah dan DPR dalam
terkait.
APBN Beberapa
hal
yang
menjadikan
kekhususan
Indonesia.
berdasarkan
Provinsi
DKI
Provinsi
usulan
DKI
Pemerintah
Jakarta.Dengan
otonomi
bahwa Provinsi DKI Jakarta memiliki
khusus ini maka Provinsi DKI Jakarta dalam
kekhususan, yaitu : a) Provinsi DKI Jakarta
menjalankan
berkedudukan sebagai
melaksanakan
Ibukota Negara
pemerintahan
dan
pembangunan
memiliki
Kesatuan Republik Indonesia; b) Provinsi
perannya yang sudah dijamin oleh undang-
DKI Jakarta adalah daerah khusus yang
undang.
berfungsi sebagai Ibukota Negara Kesatuan
Provinsi DKI Jakarta status kota dan
Republik Indonesia dan sekaligus sebagai
kabupaten
daerah otonomi pada tingkat provinsi; c)
otonominya
Provinsi DKI Jakarta berperan sebagai
pemerintahan provinsi. Konsekuensinya dari
Ibukota
status ini bahwa pemilihan kepala daerah
Negara
Kesatuan
Republik
adalah
berada
kewajiban, dan tanggung jawab tertentu
gubernur dan wakil gubernur, sedangkan
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
untuk walikota/bupati dan wakilnya ditunjuk
sebagai
oleh gubernur dengan persetujuan DPRD
perwakilan
untuk
tingkatan
juga
kedudukan
dilakukan
di
karena
Indonesia memiliki kekhususan tugas, hak,
tempat
hanya
administrastif
memilih
348 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
Provinsi.
Kabupaten/kota
administrasi
dapat
menjalankan
atau
melaksanakan
merupakan sebuah hasil konstruksi atau
seluas-luasnya karena ada ikatan dengan
konsekuwensi dari status otonomi tunggal
pusat
yang dimiliki kota Jakarta.
Hak otonomi
Sebagaimana ketentuan Pasal 9 ayat (1) dan
yang melekat pada kota Jakarta berada di
(2) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007
tingkat Provinsi sehingga wilayah kota dan
bahwa
kabupaten hanya melaksanakan apa yang
diletakkan
sudah
penyelenggaraan
ditentukan
oleh
pemerintahan
provinsi.
Gubernur
otonomi pada
asas
dekonsentrasi.
Provinsi
DKI
tingkat
Jakarta
provinsi,
Pemerintahan
dan
Provinsi
DKI Jakarta dilaksanakan menurut asas
Secara otonomi
melalui
umum
daerah dalam
dalam
Gubernur
kerangka
dan
menjalankan
Wakil
tugasnya
sebagai kepala daerah otonom berlandaskan pada Undang-Undang
otonomi, asas dekonsentrasi, asas tugas pembantuan, Ibukota
dan
kekhususan
Negara
Kesatuan
sebagai Republik
Indonesia.
Nomor 32 Tahun
Pemberian
dan
penerapan
asas
2004 yang sudah diganti dengan Undang-
otonomi daerah bagi Pemerintahan Provinsi
Undang Nomor 23 Tahun 2014
DKI Jakarta yang lebih menekankan pada
yang
merefleksikan pemberian kewenangan untuk
asas
dapat mengusus pemerintahannya sendiri.
terlepas dari kemauan politik pemerintahan
Fungsi desentralisasi dapat diperankan oleh
pusat yang memandang pentingnya ikut
Gubernur. Tetapi kalau dilihat pada landasan
campur dalam pemerintahan daerah bagi
hukum yang mengacu pada Undang-Undang
Provinsi DKI Jakarta. Sikap politik dari
Nomor 29 Tahun 2007 yang menegaskan
pemerintah
staus khusus Ibukota Jakarta, maka peran
dilarang karena memang demi kepentingan
Gubernur
bangsa
sebagai
pelaksana
fungsi
dekonsentrasi,
seperti
Indonesia
sebenarnya
ini
memang
secara
tidak
keseluruhan.
dekonsentrasi. Terlihat ada perbedaan yang
Kekuasaan
dalam hak otonomi ini karena pengertian
memberikan sebagian kekuasaannya kepada
otonomi
untuk
pemerintah daerah sudah dijamin oleh
provinsi lainnya yang berhak mengurus
konstitusi pada negara, terlebih pada negara
sendiri
kesatuan seperti di Indonesia. Yang menjadi
seperti
yang dipahami
urusan
rumah
tangga
pemerintahannya. Secara
jelas
pemerintah
tidak
pusat
yang
titik temu pemikiran hanyalah hubungan bahwa
pemerintah
yang jelas dan diterima oleh semua pihak
daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya
antara pemerintah pusat dengan pemerintah
yang menjadi urusan pemerintahan daerah,
daerah. Seperti pendapat Kacung Marijan,
namun bagi Provinsi DKI Jakarta tidak
bahwa
perspektif
politik
memandang
Mahropiono : Pengisian Jabatan Gubernur…….349
desentralisasi
sebagai
masalah
relasi
kekuasaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah di daerah bawahannya dan antara
stakeholders
di
setiap
level
pemerintahan.1
DKI
rumit dan kompleks. Penguatan
dasar
hukum
untuk
menjalankan otonomi yang memberikan kesempatan luas kepada provinsi diperlukan
Desentralisasi yang diterapkan untuk Provinsi
permasalahannya yang dihadapi jauh lebih
didorong
penguat dari konsep otonomi tersebut.
kebutuhan untuk membentuk suatu wilayah
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rozali
pelayanan yang baik atau ideal.Untuk
Abdullah,
mewujudkan ini diperlukan suatu organisasi
meningkatkan
pemerintah yang memiliki wilayah kerja
daerah, untuk mewujudkan kemandirian
tertentu yang berada pada daerah dengan
daerah dan pemberdayaan masyarakat, perlu
kedudukan khusus seperti halnya dengan
dilakukan pembinaan.2 Pembinaan yang
Jakarta. Dalam kerangka konstitusi, posisi
dilakukan
daerah sebagai daerah otonomi tidak dapat
pemerintahan
dipertentangkan dengan pemerintahan pusat.
Koordinasi pemerintahan antar susunan
Sebagai
Jakarta
daerah
lebih
dengan bantuan pemerintah pusat sebagai
dalam
upaya
penyelenggaraan
otonomi
pemerintah
pusat
daerah
itu
terhadap
meliputi:
a)
yang
pemerintahan; b) Pemberian pedoman dan
diberikan otonomi pada tingkat provinsi,
standar pelaksanaan urusan pemerintahan; c)
maka
daerah
Pemberian
diselenggarakan secara langsung melalui
konsultasi
pemilihan kepala daerah. Sedangkan untuk
pemerintahan; d) Perencanaan, penelitian,
wilayah kabupaten dan kota yang berada di
pengembangan, pemantauan, dan evaluasi
bawahnya tidak dilakukan pemilihan kepala
pelaksanaan urusan pemerintahan.
pemilihan
otonom
bahwa
kepala
bimbingan,
supervisi
pelaksanaan
dan urusan
daerah, tetapi melalui penunjukkan yang
Konsep otonomi daerah bagi bangsa
dilakukan oleh Gubernur. Otonomi daerah di
Indonesia sudah dirasakan semenjak bangsa
Provinsi
tunggal
ini berdiri dan telah menjadi kesepakatan
sehingga wilayah kota dan kabupaten di
bersama. Seperti yang dikemukakan oleh
Provinsi DKI Jakarta tidak bersifat otonomi.
Sudi Fahmi, bahwa otonomi daerah di
Ciri khas ini dipahami bahwa secara
Negara Republik Indonesia telah menjadi
teritorial Provinsi DKI Jakarta memang
konsensus
tidak seluas provinsi lainnya walaupun
perlunya otonomi daerah telah dilontarkan
DKI
Jakarta
bersifat
2
1
Kacung Marijan.2010. Sistem Politik Indonesia. Cetakan I. Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group. hlm.139.
nasional.
Pemikiran
seputar
Rozali Abdullah.2005. Pelaksanaan Otonomi Luas dengan Pemilihan Kepala Daerah secara Langsung. Cetakan I. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. hlm.179.
350 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
oleh kalangan pembentuk UUD 1945 tanpa
Desentralisasi dimaknai sebagai pelimpahan
menimbulkan kontra argumentasi. Sejarah
kewenangan dari alat perlengkapan negara
penyelenggaraan
Republik
di pusat kepada instansi bawahan dalam
Indonesia menunjukkan bahwa otonomi
rangka melaksanakan pekerjaan tertentu
daerah merupakan salah satu sendi penting
dalam
penyelenggaraan
negara.
Instansi bawahan, yaitu Pemerintah Provinsi
Otonomi daerah diadakan bukan sekedar
DKI Jakarta melaksanakan tugas atas nama
menjamin
efektivitas
Pemerintahan Pusat, sehingga Pemerintah
penyelenggaan pemerintahan. Bukan pula,
Pusat tidak kehilangan kewenangannya. Ada
sekedar menampung kenyataan negara yang
penyebaran kewenangan dari pusat kepada
luas, penduduk banyak dan beribu-ribu
pemerintah daerah.
pulau.
pemerintahan
pemerinathan
efesiensi
Akan
dan
tetapi,
otonomi
daerah
penyelengaraan
Pada
awalnya
pemerintahan.
kedudukan
wakil
merupakan dasar memperluas pelaksanaan
kepala daerah memang terkesan tidak efektif
demokrasi dan instrumen dalam rangka
karena sering tumpang tindih dengan tugas
mewujudkan
dan
dan wewenang kepala daerah. Sering juga
kesejahteraan rakyat, bahkan tidak kalah
disebutkan bahwa wakil kepala daerah
pentingnya
daerah
hanya menjalankan tugas sisa yang tidak
merupakan salah satu sendi ketatanegaraan
dilakukan oleh kepala daerah. Kedudukan
Republik Indonesia.3
wakil kepala daerah sangat diperlukan,
kemakmuran
bahwa
otonomi
Dengan asas dekonsentrasi yang
mengingat urusan pemerintah daerah sangat
terdapat pada Undang-Undang Nomor 29
banyak dan cukup berat, karena dalam
Tahun 2007 walaupaun tidak dikatakan
otonomi daerah hampir semua urusan
mengekang
pemerintahan
diserahkan
didesentralisasikan
ke
namun
dari
sedikit
konsep
desentralisasi
berbeda.Karena
konsep
atau
daerah
kecuali
desentalisasi pada otonomi yang umum
urusan-urusan tertentu yang masih dipegang
diperuntukkan untuk daerah kabupaten/kota.
oleh pemerintah pusat.
Sedangkan untuk Provinsi DKI Jakarta
Kepala
menggunakan
asas
dekonsentrasi
yang
Kepala
Daerah
Daerah
dan/atau
berhenti
Wakil
dikarenakan
sebenarnya berasas sentralisasi (pemusatan)
meninggal dunia, permintaan sendiri, dan
dan
diberhentikan. Berdasarkan Pasal 78 ayat (1)
berlawanan
dengan
desentralisasi.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 3
Sudi Fahmi. 2009. Konsistensi Peraturan Penyerahan Kewenangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah (dalam Bunga Rampai Pemikiran Hukum di Indonesia). Cetakan I.Yogyakatra. FH UII Press, hlm. 129.
tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa kepala daerah dan/atau wakil kepala
Mahropiono : Pengisian Jabatan Gubernur…….351
daerah berhenti kerena: a) meninggal dunia, b) permintaan sendiri; atau c) diberhentikan. Kemudian pada Pasal 78 ayat (2)
Mekanisme Pergantian dan/atau Pengisian Jabatan Gubernur DKI Jakarta Menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah diberhentikan, apabila : a) Berakhir masa jabatannya; b) Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan; c) Dinyatakan melanggar sumpah/janji kepala daerah/wakil kepala daerah; d) Tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah
karena
peraturan
tidak
mentaati
seluruh
perundang-undangan;
e)
Melanggar larangan bagi kepala daerah dan wakil
kepala
daerah
karena
menjadi
pengurus perusahaan, melakukan perjalanan ke luar negeri tanpa ijin menteri, dan meninggalkan tugas selama 7 (tujuh) hari berturut-turut atau satu bulan tidak berturutturut tanpa ijin menteri; f) Melakukan perbuatan tercela; g) Diberi tugas jabatan tertentu oleh presiden yang dilarang untuk dirangkap
oleh
perundang-undangan;
ketentuan h)
peraturan
Menggunakan
dokumen dan/atau keterangan palsu sebagai persyaratan pada saat pencalonan kepala daerah/wakil kepala daerah berdasarkan pembuktian dari lembaga yang berwenang menerbitkan
dokumen
dan/atau
Mendapatkan sanksi pemberhentian.
i)
Pergantian
Kepala
Daerah
oleh
Wakil Kepala Daerah di Provinsi DKI Jakarta, menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tidak diatur secara jelas. Pengaturannya merujuk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian akanmendasarkan pada undangundang pemerintahan daerah dan undangundang tentang pemilihan gubernur, bupati dan walikota. Artinya dalam UndangUndang Nomor 29 Tahun 2007 hanya mengatur tentang pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur
dengan
mekanisme
pemilihan yang berbeda dengan pemilihan Kepala Daerah pada provinsi lainnya. Penekanannya lebih pada kekuatan legalitas dan pengakuan dari masyarakat terhadap pasangan
Calon
Gubernur
dan
Wakil
Gubernur terpilih dengan perolehan suara lebih dari 50% suara sah. Norma hukum yang mengatur peran DPRD ini sudah terwadahi dengan peraturan perundangundangan yang baru, yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015, Pasal 174 ayat (4) yang menyebutkan bahwa apabila Gubernur berhenti atau diberhentikan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dicalonkan dari fraksi atau gabungan fraksi, fraksi atau gabungan fraksi yang mengusung Gubernur yang
352 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
berhenti atau diberhentikan mengusulkan 2
daerah; (2) Apabila kepala daerah sedang
(dua) orang Calon gubernur kepada DPDR
menjalani masa tahanan atau berhalangan
Provinsi
untuk dipilih.4
Ketika
terjadi
sementara dan tidak ada wakil kepala
kekosongan jabatan Gubernur, maka acuan
daerah, sekretaris daerah melaksanakan
hukum yang dianut adalah merujuk pada
tugas sehari-hari kepala daerah; Dan (3)
peraturan
yang
Apabila kepala daerah dan wakil kepala
berlaku, seperti yang termuat dalam Pasal 11
daerah sedang menjalani masa tahanan atau
ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun
berhalangan sementara, sekretaris daerah
2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa
melaksanakan
penyelengaraan pemilihan Gubernur dan
daerah.
perundang-undangan
Wakil Gubernur sebagaimana dimaksud
Pasal
lain
sehari-hari
dari
Undang-Undang
Nomor
menurut persyaratan dan tata cara yang telah
Pemerintahan Daerah juga ditentukan, yaitu
diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Pasal 87 ayat (1) yang menyebutkan bahwa
Peraturan perundang-undangan yang sesuai
apabila Gubernur berhenti sebagaimana
adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun
dimaksud pada Pasal 78 atau diberhentikan
2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015
memperoleh
Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
dilakukan pengisian jabatan gubernur sesuai
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
dengan ketentuan peraturan perundang-
2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,
undangan
dan Walikota Menjadi Undang-Undang.
daerah.
kekuatan
mengenai
2014
hukum
pemilihan
tentang
tetap
kepala
pengisian
Dari pernyataan pasal ini dirujuk lagi
jabatan Gubernur menurut Undang-Undang
ke Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015
Nomor
tentang
Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pemerintahan Daerah, terdapat pada Pasal
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
65 ayat (4), (5), dan (6) yang menyebutkan
2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,
bahwa (1) Dalam hal kepala daerah sedang
dan Walikota Menjadi Undang-Undang,
menjalani
sebagaimana
dalam Pasal 173 disebutkan bahwa (1)
dimaksud pada ayat (3) atau berhalangan
Dalam hal Gubernur, Bupati, dan Walikota
sementara,
daerah
berhalangan tetap, Wakil Gubernur, Wakil
melaksanakan tugas dan wewenang kepala
Bupati, dan Wakil Walikota tidak serta
23
dan/atau
Tahun
kepala
pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
Pergantian
23
tugas
Tahun
masa
2014
tahanan
wakil
kepala
merta menggantikan Gubernur, Bupati, dan 4
Ibid.,hlm. 44.
Walikota; (2) Wakil Gubernur, Wakil
Mahropiono : Pengisian Jabatan Gubernur…….353
Bupati, dan Wakil Walikota sebagaimana
Daerah
dimaksud pada ayat (1) menjalankan tugas
tentang pemilihan kepala daerah, sedangkan
sesuai
peraturan
Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta pada
mengenai
waktu pemilihannya menggunakan Undang-
dengan
ketentuan
perundang-undangan pemerintahan daerah.
merujuk
pada
undang-undang
Undang Khusus DKI. Seharusnya ada
Setelah ditelisik ternyata pengisian
tambahan norma yang dimasukkan tentang
kekosongan jabatan Gubernur di DKI
Provinsi Daerah Khusus dan Istimewa pada
Jakarta, karena tidak tercantum di undang-
Ketentuan Peralihan di Undang-Undang
undang DKI maka merujuk pada undang-
Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan
undang tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang-undang tentang pemilihan Gubernur,
Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Bupati, dan Walikota.Ketentuan Peralihan
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Menjadi Undang-Undang.Sehingga ketika
tentang Pemerintahan Daerah Pasal 399
terjadi kekosongan jabatan Gubernur di DKI
menyebutkan
Jakarta
bahwa
ketentuan
dalam
Undang-Undang ini berlaku juga bagi Provinsi
Daerah
terjadi
penafsiran
yang
berbeda.
Yogyakarta,
Kekosongan jabatan gubernur DKI
Provinsi Daerah Khusus Ibukoa Jakarta,
Jakarta pada kasus tahun 2014 karena
Provinsi Aceh, Provinsi Papua, dan Provinsi
Gubernur atas permintaan sendiri berhenti,
Papua Barat, sepanjang tidak diatur secara
sehingga perlu diadakan pergantian dan/atau
khusus
yang
penggantian gubernur. Ketika itu yang sudah
mengatur keistimewaan dan kekhususan
ditetapkan peraturan perundang-undangan
Daerah tersebut.
adalah Peraturan Pemerintah Pengganti
dalam
Kemudian
Istimewa
tidak
Undang-Undang
Pasal
203
ayat
(1)
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 pada
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015
Pasal 173 ayat (1)
menyebutkan bahwa dalam hal terjadi
dalam hal Gubernur, Bupati, dan Walikota
kekosongan Gubernur, Bupati, dan Walikota
berhalangan tetap, Wakil Gubernur, Wakil
yang diangkat berdasarkan Undang-Undang
Bupati, dan Wakil Walikota tidak serta
Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
merta menggantikan Gubernur, Bupati, dan
Daerah, Wakil Gubernur, Wakil Bupati, dan
Walikota.
Wakil Walikota menggantikan Gubernur, Bupati,
dan
Walikota
sampai
menyebutkan bahwa
Kata “tidak serta merta” itu memiliki
dengan
arti seorang Wakil Gubernur tidak secara
berakhirnya masa jabatannya.Padahal di
otomatis menjadi Gubernur ketika jabatan
dalam undang-undang tentang Pemerintahan
Gubernur
itu
kosong.
Namun
dapat
354 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
ditafsirkan juga Wakil Gubernur boleh
Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang
menggantikan Gubernur karena jabatannya
pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota.
kosong.Namun
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Pemerintah
demikian
Pengganti
Peraturan
Undang-Undang
2015
Tentang
Penetapan
Nomor 1 Tahun 2014 menghendaki Wakil
Pemerintah
Gubernur yang menggantikan dan mengisi
Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan
jabatan gubernur yang kosong. Seperti bunyi
Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi
Pasal 203 ayat (1)
Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah
Pengganti
Peraturan
Undang-Undang
proses
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Gubernur
2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,
dilaksanakan dengan dua
dan Walikota yang menyebutkan bahwa
persiapan dan tahapan penyelenggaraan.
dalam hal terjadi kekosongan Gubernur, Bupati,
dan
yang
Perubahan
Kepala
atas
tahap,
Daerah yaitu
Undang-Undang
diangkat
Nomor 1 Tahun 2015 dengan Undang-
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
Undang Nomor 8 Tahun 2015 terdapat hal
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
yang berbeda dengan pemilihan kepala
Wakil Gubernur, Wakil Bupati, dan Wakil
daerah.Perbedaan ini terletak pada tidak
Walikota menggantikan Gubernur, Bupati,
mencantumkan calon Wakil Kepala daerah
dan Walikota sampai dengan berakhir masa
dalam pemilihan tersebut pada Undang-
jabatannya. Sehingga pengangkatan Wakil
Undang Nomor 1 Tahun 2015. Sedangkan
Gubernur menjadi Gubernur didasarkan
pada perubahannya sudah mencantumkan
pada aturan ini, dengan Surat Keputusan
calon wakil kepala daerah.
Kementerian
Walikota
sebagai
pemilihan
Dalam
Nomor
Kalau dicermati perubahan norma
mekanisme
hukum yang mengatur pemilihan Kepala
pengangkatan Wakil Gubernur DKI Jakarta
Daerah ini dalam perjalanan sebuah hukum
menjadi Gubernur DKI Jakarta Sisa Masa
tidak mampu bertahan lama karena sering
Jabatan Tahun 2012-2017.
terjadi pergantian dan perubahan.Sehingga
121.32/4438/OTDA
Negeri
perihal
kalau dilihat dari asas kepastian hukum Pemilihan Kepala Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Perpu
Nomor
memainkan peran dan kepentingan politik
mendapatkan persetujuan dari DPR RI
sesaat dan mengorbankan hukum. Penetapan
dengan
Undang-Undang
norma hukum yang mengatur pemilihan
Nomor 1 Tahun 2015, yang kemudian
Kepala Daerah yang hanya menetapkan
diadakan
pemilihan Calon Gubernur, Calon Bupati,
perubahan
Tahun
atau lebih tepatnya sering anggota legislatif
2014
ditetapkannya
1
seakan kurang menjamin adanya kepastian,
dengan
Undang-
Mahropiono : Pengisian Jabatan Gubernur…….355
dan Calon Walikota tanpa diikuti Calon
perundang-undangan.Aturan hukum yang
Wakilnya kemudian diganti dengan aturan
dibuat bukan untuk DPR sendiri tetapi untuk
yang baru. Jangka waktu dari tanggal 2
rakyat Indonesia. Hukum yang bersifat
Februari
kemudian diubah pada
responsif, produk hukumnya mencerminkan
tanggal 18 Maret 2015.Seyogyanya dalam
harapan dari masyarakat dan sesuai dengan
menentukan
haruslah
keinginan di masyarakat pula. Sejalan
mengedepankan pada aspek yuridis dan
dengan ini Mahfud MD berpendapat bahwa
bukan pada aspek politis.
produk hukum responsif/populistik adalah
2015
aturan
hukum
Seharusnya setrategi pembangunan
produk hukum yang mencerminkan rasa
hukum sudah mengarah pada pembangunan
keadilan
hukum
menghasilkan
masyarakat. Dalam proses pembuatannya
hukum yang bersifat responsif terhadap
memberikan peranan besar dan partisipasi
tuntutan-tuntutan berbagai kelompok sosial
penuh
dan individu dalam masyarakat. Hal ini
individu di dalam masyarakat.6
responsifyangakan
selaras
dengan
teori
hukum
progresif
dan
memenuhi
kelompok-kelompok
harapan
sosial
atau
Pemilihan Kepala Daerah termasuk
mengenai hubungan hukum dan manusia
Gubernur
dari Satjipto Rahardjo yang menyatakan
penetapan suara sah yang terdapat pada
bahwa asumsi dasar yang ingin diajukan
Pasal 109 antara yang lama dengan yang
adalah
tentang
sudah diubah. Menurut Undang-Undang
hubungan antara hukum dan manusia.Ingin
Nomor 1 Tahun 2015 Pasal 109 disebutkan
ditegaskan prinsip, “hukum adalah untuk
bahwa
manusia”,
memperoleh suara lebih dari 30% (tiga
mengenai
bukan
pandangan
sebaliknya.
Berkaitan
terdapat
(1)
Calon
perubahan
dalam
Gubernur
yang
dengan hal tersebut, maka hukum tidak ada
puluh persen) dari jumlah suara
untuk dirinya sendiri, melainkan untuk
ditetapkan sebagai Gubernur terpilih; (2)
sesuatu yang lebih luas dan besar.Maka
Dalam hal tidak ada Calon Gubernur yang
setiap kali ada masalah dalam dan dengan
memperoleh suara sebagaimana dimaksud
hukum,
dan
pada ayat (1), diadakan Pemilihan Gubernur
dipebaiki serta bukan manusia yang dipaksa-
putaran kedua yang diikuti oleh Calon yang
paksa untuk dimasukkan ke dalam skema
memperoleh suara terbanyak pertama dan
hukum.5
kedua pada putaran pertama; (3) Calon
hukumlah
yang
ditinjau
Lembaga Legislatif harus berpikiran progresif
dalam
membuat
Gubernur yang memperoleh suara lebih dari
peraturan 6
5
sah
Satjipto Rahardjo,2009Hukum Progresif. Cetakan I. Yogyakarta. Genta Publishing .hlm.5.
Mahfud MD. 2011. Politik Hukum di Indonesia. Cetakan ke-4.Jakarta Utara.PT Rajawali Pers. hlm 31.
356 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
50% (lima puluh persen) dari jumlah suara sah pada putaran kedua ditetapkan sebagai
Pergantian dan/atau Pengisian Jabatan Gubernur DKI Jakarta Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015
Gubernur terpilih. Sedangkan
dalam
menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Pasal 109 disebutkan bahwa (1) Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan
sebagai
pasangan
Calon
Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih; (2) Dalam hal terdapat jumlah perolehan suara yang sama untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, pasangan calon yang memperoleh dukungan Pemilih yang lebih merata penyebarannya di seluruh kabupaten/ kota di provinsi tersebut ditetapkan sebagai pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil
Perubahan norma hukum ini terjadi pelemahan terhadap legitimasi dari para pemilih yang seharusnya tetap menentukan suara
sah.Seperti
halnya
pemilihan Kepala Daerah di Provinsi DKI Jakarta yang menetapkan suara harus lebih dari
50%.
terhadap
Seharusnya
ketentuan
ini
diterapkan pada provinsi lain sehingga
DKI
mengatur
Jakarta
secara
eksplisit belum jelas diatur dalam pasalpasalnya. Sehingga harus mengacu pada peraturan perundang-undangan lain yang mengatur
tentang
pergantian
dan/atau
pengisian kekosongan jabatan Gubernur. Kalau menurut Pasal 203 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 disebutkan bahwa (1) Dalam hal terjadi kekosongan Gubernur, Bupati,
dan
Walikota
yang
diangkat
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Wakil Gubernur, Wakil Bupati, dan Wakil
dan Walikota sampai dengan berakhir masa jabatannya;
benar-benar dipilih oleh sebagian besar tersebut.
Kalau
tidak
demikian sering terjadi Kepala Daerah yang memimpin sebenarnya merupakan hasil dari pilihan kelompok yang bukan mayoritas.
(2)
Dalam
hal
terjadi
kekosongan Wakil Gubernur, Wakil Bupati, dan
Wakil
Walikota
yang
diangkat
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mekanisme
pengisiannya
dilaksanakan
berdasarkan Undang-Undang ini. Undang-Undang Nomor 29 Tahun
seorang Gubernur dan Wakil Gubernur
pendudukdaerah
provinsi
yang
Walikota menggantikan Gubernur, Bupati,
Gubernur terpilih.
prosentasi
Undang-undang
perubahannya,
2007 Tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia,
merupakan lex specialis dalam pemilihan Kepala Daerah yang diatur oleh undangundang pemerintahan daerah. Akan tetapi dalam peraturan perundang-undangan yang
Mahropiono : Pengisian Jabatan Gubernur…….357
baru juga tidak secara khusus dimuat dalam
dan/atau
pasal-pasalnya.
gubernur tidak terwadahi dalam Undang-
Disinilah
sesungguhnya
pengisian
kekosongan
jabatan
diperlukan aturan hukum yang khusus pula
Undang Nomor 29 Tahun 2007
untuk
mengatur tentang Provinsi DKI Jakarta.
mengatur
pergantian
dan/atau
pengisian kekosongan jabatan Gubernur di
Maka
DKI, tentunya dimuat di dalam undang-
pengisian kekosongan jabatan Gubernur di
undang khusus DKI.
DKI Jakarta mengacu pada Undang-Undang
Tidak terdapatnya pasal khusus yang mengatur
tentang
pergantian
dan/atau
dasar
hukum
untuk
yang
melakukan
Nomor 23 Tahun 2014 dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015.
pengisian kekosongan jabatan gubernur di
Ketika dalam aturan hukum yang
DKI Jakarta di dalam undang-undang DKI
terdapat pada Undang-Undang Nomor 29
Jakarta, dapat menimbulkan multi tafsir.
Tahun 2007 tidak mengatur pergantian atau
Apakah Wakil Gubernur secara otomatis
pengisian jabatan Gubernur di DKI Jakarta,
mengisi
yang
maka yang digunakan adalah peraturan
ditinggalkan, atau tidak serta merta dapat
perundang-undangan yang sesuai dengan
menggantikan posisi jabatan yang kosong
permasalahan
tersebut. Sebagai konsekuensi logis dari
berkaitan dengan asas lex specialis derogate
peraturan khusus bagi Provinsi DKI Jakarta,
legi generali merupakan asas hukum yang
seharusnya kalau pemilihan Gubernur dan
menentukan
Wakil Gubernur diatur oleh undang-undang
(application
khusus,
mengisi
persoalannya bukan berkenanaan dengan
kekosongan jabatan Gubernur juga harus
perumusan suatu kebijakan tentang hukum
diatur
dan/atau
tetapi berkenaan dengan game-rule dalam
pengisian kekosongan jabatan gubernur
penerapan hukum. Dalam hal ini sangat
setelah ditetapkan Undang-Undang Nomor 1
penting apakah dalam pergantian atau
Tahun 2015, akan merujuk pada dasar
pengisian kekosongan jabatan Gubernur
hukum ini. Karena pergantian dan/atau
DKI Jakarta menggunakan undang-undang
pengisian kekosongan jabatan gubernur
khusus DKI atau menggunakan undang-
tidak terwadahi dalam
undang
jabatan
maka
dengan
Gubernur
aturan
untuk
jelas.Pergantian
Undang-Undang
lain
yang
dihadapi.
dalam
tahap
policy)
yang
Hal
ini
aplikasi maksudnya
mengatur
tentang
Nomor 29 Tahun 2007 yang mengatur
Pemerintahan Daerah atau undang-undang
tentang Provinsi DKI Jakarta.
tentang pemilihan Kepala Daerah.Duduk
Peraturan hukum yang lebih khusus
persoalannya di sini, ketika banyak pihak
(lex specialis) tentang pemerintahan daerah
yang menafsirkan aturan dengan dasar dan
di DKI Jakarta sebagai bahwa pergantian
pemahaman yang berbeda tetapi ada yang
358 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
terlewatkan bahwa pada tahap penerapan
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 243,
hukum kita sulit terpaku pada satu aturan
Tambahan
yang ada.Padahal di Indonesia ada satu
Indonesia Tahun Nomor 5586) dicabut dan
permasalahan yang diatur oleh lebih dari
dinyatakan tidak berlaku.
satu dasar hukum, seperti halnya tentang
dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun
pemerintahan daerah dan juga tentang
2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah
pemilihan kepala daerah.
Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota
Lembaran
Negara
Republik
Begitu juga
Seperti halnya asas lex posterior
Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak
derogate legi priori (hukum yang terbaru
memuat norma pengangkatan secara khusus
mengesampingkan
lama)
dan mekanisme pengisian jabatan Gubernur
sehingga secara tegas pada Pasal 409 huruf
dan/atau Wakil Gubernur yang kosong.
b mencantumkan “dicabut dan dinyatakan
Artinya harus kembali kepada ketentuan
tidak berlaku”. Menurut Undang-Undang
primary rule atau lex generalis yaitu
Nomor 22 tahun 2014 khususnya Pasal 68
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.
ayat
Peralihan
Sehingga Undang-UndangNomor 29 Tahun
menyebutkan bahwa dalam hal terjadi
2007 tidak relevan dijadikan dasar hukum
kekosongan gubernur, bupati, dan walikota
karena ketentuan yang berkaitan dengan
yang diangkat berdasarkan Undang-Undang
mekanisme pengisian Jabatan Gubernur dan/
Nomor
atau Wakil Gubernur yang kosong tidak
(1)
tentang
32
hukum
yang
Ketentuan
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah, wakil gubernur, wakil
diatur
di
dalamnya.Sehingga
bupati, dan wakil walikota menggantikan
jabatan Gubernur DKI Jakarta pada tahun
gubernur, bupati, dan walikota sampai
2014 dilakukan berdasarkan pada Peraturan
dengan berakhirnya masa jabatannya.
Pemerintah
Pengganti
pengisian
Undang-Undang
Namun Undang-UndangNomor 22
Nomor 1 Tahun 2014, Pasal 203 ayat (1),
Tahun 2014 ini juga tidak berlaku dengan
yang menyebutkan bahwa dalam hal terjadi
dikeluarkannya Perpu Nomor 1 Tahun 2014
kekosongan Gubernur, Bupati, dan Walikota
Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
yang diangkat berdasarkan Undang-Undang
Walikota. Menurut Pasal 205 Ketentuan
Nomor
Penutup Perpu Nomor 1 Tahun 2014
Pemerintahan Daerah, Wakil Gubernur,
menyebutkan bahwa pada saat Peraturan
Wakil
Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini
menggantikan
mulai berlaku, Undang-Undang Nomr 22
Walikota sampai dengan berakhirnya masa
Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
jabatannya.
Bupati, dan Walikota (Lembaran Negara
32
Bupati,
Tahun
dan
2004
Wakil
Gubernur,
tentang
Walikota
Bupati,
dan
Mahropiono : Pengisian Jabatan Gubernur…….359
Setelah
bergantinya
peraturan
Berbagai
aturan
hukum
yang
perundang-undangan tentang Pemerintahan
mengatur tentang kehidupan politik dan
Daerah dan juga Perpu Nomor 1 Tahun
pemerintahan
2014 telah ditetapkan sebagai undang-
mencerminkan satu tujuan dari norma
undang maka pergantian dan/atau pengisian
hukum yang menjadi payungnya. Ketika
jabatan Gubernur DKI Jakarta yang kosong
tidak ada kesamaan aturan atau bahkan
akan didasarkan pada Pasal 203 Undang-
terjadi pertentangan, maka akan berakibat
UndangNomor 1 Tahun 2014 Tentang
kurang baik dalam kehidupan berbangsa dan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
bernegara. Dengan aturan hukum yang
Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
samapun terkadang terjadi penafsiran yang
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota,
berbeda sehingga tindakan hukum juga
yang bunyinya sama dengan Pasal 203
berbeda.
di
daerah
haruslah
Perpu Nomor 1 Tahun 2014. Ketentuan ini
Mengenai muatan dan materi hukum
diperkuat dengan Undang-Undang Nomor
yang tepat sesuai dengan kondisi masyarakat
23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
terkadang
Daerah, Pasal 87 ayat (1) bahwa apabila
perundang-undangan,
gubernur berhenti sebagaimana dimaksud
mengedepankan aspek politik dibandingkan
pada
aspek
Pasal
78
atau
diberhentikan
diabaikan
yuridis.Sehingga
oleh
pembuat
yang
lebih
sering
terlihat
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
seakan-akan hukum merupakan hasil atau
memperoleh
tetap
produk dari politik, demi kepentingan
dilakukan pengisian jabatan gubernur sesuai
politiklah hukum dibuat. Kalau demikian
dengan ketentuan peraturan perundang-
maka norma hukum yang ada tentunya tidak
undangan
sesuai dengan aspirasi dan kepentingan
kekuatan
mengenai
hukum
pemilihan
kepala
daerah.
masyarakat itu sendiri. Akibatnya norma Serangkaian kutipan dari pasal-pasal
hukum akan mendapat reaksi penolakan dari
terdapat
masyarakat sehingga keadaan ini dapat
yang
di
berbagai
peraturan
perundang-undangan di atas, menunjukkan
mengancam
bahwa memang tidak terdapat konfliks
karena masyarakat tidak percaya terhadap
norma. Namun demikian terlihat kurang
produk hukum yang ada. Padahal sebuah
lengkap aturan hukum yang mengatur pada
aturan hukum dibuat telah memperhitungkan
Provinsi DKI Jakarta mengenai pergantian
efektifitas pelaksanaan peraturan perundang-
dan/atau pengisian jabatan gubernur yang
undangan tersebut di dalam masyarakat,
kosong.
baik secara sosiologis.
stabilitas
filosofis,
dari
masyarakat
yuridis, maupun
360 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
di DKI Jakarta diisi dengan payung hukum tentang Pemerintahan Daerah yang pada
PENUTUP Untuk
mengisi
dan
melakukan
hakikatnya bersifat umum (lex generalis).
penggantian terhadap kekosongan jabatan Gubernur
Provinsi
DKI
Jakarta
memerlukan aturan hukum yang jelas dan tidak menimbulkan multi tafsir. Pergantian Kepala Daerah oleh Wakil Kepala Daerah di Provinsi DKI Jakarta, menurut UndangUndang Nomor 29 Tahun 2007 tidak diatur secara jelas. Pengaturannya merujuk kepada peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. Setelah
ditetapkannya
Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2015, maka pergantian dan/atau pengisian kekosongan jabatan Gubernur DKI Jakarta mengacu pada aturan hukum ini.Undang- UndangUndang Nomor 29 Tahun 2007
sebagai
bentuk realisasi dari asas Lex specialis derogate
legi
generalis,
hukum
yang
bersifat
khusus
(lex
specialis)
yang
mengesampingkan undang-undang tentang Pemerintahan Daerah. Kenyataannya tidak dapat mengesampingkan norma hukum yang mengatur
tentang
pengisian
dan/atau
pergantian jabatan gubernur bagi Provinsi DKI Jakarta. Kekosongan jabatan gubernur
DAFTAR PUSTAKA Peraturan Perundang-Undangan : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang nomor 1 Tahun 1945 tentang Peraturan Mengenai Kedudukan Komite Nasional Daerah, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Penetapan Aturan-Aturan Pokok Mengenai Pemerintahan Sendiri di Daerah-Daerah yang Berhak Mengatur dan Mengurus Rumah Tangganya Sendiri, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentag PokokPokok Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Mahropiono : Pengisian Jabatan Gubernur…….361
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi UndangUndang, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi UndangUndang. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Ketetapan MPRS NomorXX/MPRS/1966 Tentang Memorandum DPR-GR Mengenai Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundangan Republik Indonesia. Ketetapan MPR NomorIII Tahun 2000 Tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundangundangan. Buku-Buku Abdullah Rozali.2005. Pelaksanaan otonomi Luas dengan Pemilihan Kepala Daerahsecara langsung. Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. Aburaera, SukarNomor 2013. Filsafat Hukum ( Teori dan Praktik).
Jakarta: Kencana Pranada Media Group. ……………………,2012. Menguak Realisme Hukum. Jakarta : Penerbit Konpress. Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta:PT. Ikrar Mandiriabadi. Busroh,Abu Daud. 2001. Ilmu Negara.Jakarta: PT. Bumi Aksara. Crus de Peter. 2010. Perbandingan Sistem Hukum Common law dan Socialist Law”diterjemahkan olehNarulita yuusron”.Jakarta:Nusa Media. Fuady, Munir. 2013. Teori-Teori Hukum Dasar ( Grand Theory). Jakarta : Nusa Media. Bandung. …………….., 2013. Teori-Teori Dalam Sosiologi Hukum.Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Indrati, Maria Farida. 2007. Ilmu Perundang-undangan. Yogyakarta: PT. Kanisius. Johnson, Alvin S. 2006. Sosiologi Hukum. Jakarta : PT Rineka Cipta. Kelsen, Hans. Pengantar Teori Hukum”diterjemahkan oleh Siwi Purwandari”. Bandung: Nusa Media. ……………., 2011. Teori Umum Tentang Hukum dan Negara “diterjemahkan olehRaesul Muttaqien”. Bandung: Nusa Media. ……………., 2010.Teori Hukum Murni (Dasar-dasar Hukum Normatif) “diterjemahkan oleh Raesul Muttaqien.Bandung : Nusa Media. Leyh, Gregory. 2011. Hermeneutika Hukum “diterjemahkan olehM.Khozim”.Bandung: Nusa Indah. Moh, Mahfud MD. 2009. Politik Hukum Di Indonesia. Jakarta Utara: PT.Rajagrafindu Persada. ……………………..,1998. Politik Hukum di Indonesia. Jakarta. Pustaka LP3ES. Marijan, Kacung. 2010. Sistem Politik Indonesia.Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
362 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016
Marzuki, Peter Mahmud. 2010. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Montesquieu. 2007. The Spirit of Laws “diterjemahkan oleh M.Khoiril Anam”. Bandung: Nusa Media. Muhjad, Hadin. 2012. Penelitian Hukum Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Genta Publishing. Rahardjo, Satjipto. Hukum Progresif. Yogyakarta: Genta Publishing. Rasjidi, Lili. 2012. Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Soekanto, SoerjoNomor 2013.Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Siahaan, Pataniari. 2012. Praktik Hukum Pembentukan Undang-Undang (Pasca Amandemen UUD 1045). Jakarta Pusat : Penerbit Konpress. Subekti, Valina Singka. 2008. Menyusun Konstitusi Transisi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Sungkono, Bambang. 2005. Metode Penelitian Hukum. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Syamsuddin, Aziz. 2013. Proses dan Praktik Penyusunan UndangUndang. Jakarta : Sinar Grafika. Thaib, Dahlan. 2006. Teori dan Hukum Konstitusi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.