JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
PENGGUSURAN
PEDAGANG
KAKI
LIMA
SEBAGAI
PERBUATAN MELAWAN HUKUM Akmal Adicahya Malang Corruption Watch Abstract: Mortgage abolishment because the expiration of the Right of Exploitation (HGU) , Right of Building (HGB), and Right of Use burdened not cause the abolishment of collateralized debt obligations. Duration HGU, HGB and wear rights expire, then the mortgage that is charged against the land becomes clear. This additional agreement means clear. Instead principal agreement (credit agreement) is not necessarily to be clear, and move on. In this case resulted in the creditors are in a weak position because of unpaid debts, Mortgage over land as collateral to remove. This study discusses the normative legal efforts to do the lender to avoid the possible risk of the abolishment of land rights based on Law Number 42 Year 1996, which includes the manufacture of promise land extend rights in the imposition of mortgage deed, power of attorney making mortgage charging time HGB changes become ownership rights residential, Object insurance burden for advantage mortgage holder mortgage, debitor to request additional collateral Keywords: Mortgage, Creditors, Land Rights masyarakat.2 A.Pendahuluan
dan
praktik penggusuran yang terjadi.3
Jakarta mendaftar setidaknya terdapat
LBH Jakarta mencatat 90 persen praktik
3,433 kepala keluarga dan 433 unit usaha
penggusuran
yang menjadi korban penggusuran di
praktik
paksa
pasti
melibatkan
kekerasan fisik, psikis, ataupun verbal.4
wilayah DKI Jakarta hingga Agustus Beberapa
kepolisian
personil TNI turut serta dalam praktik-
Lembaga Bantuan Hukum (LBH)
2016.1
Aparat
Upaya-upaya penggusuran tersebut
penggusuran
tidak selamanya dilakukan tanpa alasan,
bahkan berakhir ricuh hingga terjadi
beberapa penggusuran dilandaskan pada
bentrok antara pemerintah dan
upaya penertiban sesuai dengan aturan tata 2
http://surabaya.tribunnews.com/2015/06/ 30/kronologi-bentrok-anggota-satpol-pp-kotamalang-dengan-pkl, diakses pada 25 April 2016 3 Aldo Fellix Januardy, 2015, Kami Terusir: Laporan Penggusuran Paksa di Wilayah DKI Jakarta Januari-Agustus 2015, LBH Jakarta Press, Jakarta. Hlm. 13. 4 LBH Jakarta, 2015, Hukum Untuk Manusia atau Manusia Untuk Hukum, LBH Jakarta Press, Jakarta. Hlm. 73.
1
LBH Jakarta, 2015, Hukum Untuk Manusia atau Manusia Untuk Hukum, LBH Jakarta Press, Jakarta. Hlm. 27.
61 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
ruang,
peruntukan
wilayah,
dan
pemerintah dan tidak terdaftar. PKL
5
pemenuhan ruang terbuka hijau. Praktik
didefinisikan
penggusuran juga dilegitimasi secara sosial
menjalankan kegiatan usahanya dalam
dengan penggunaan istilah penertiban dan
jangka
pembangunan.6 Oleh karenanya, objek
menggunakan sarana atau perlengkapan
penggusuran secara tidak langsung dicap
yang
sebagai kelompok yang tidak tertib dan
dipindahkan, dan seringkali menggunakan
menolak pembangunan.
lahan fasilitas umum sebagai tempat
berasal
dari
waktu
mudah
pedagang
yang
tertentu
dengan
dibongkar-pasang
atau
usahanya.8 Melalui usaha ini, banyak
Development-based evictions are often planned or carried out to serve the “public good” or “public interest”, but do not provide protection for the most vulnerable, procedural guarantees or due process. This is the case of many development and infrastructure projects, such as large dams or mining and other extractive industries, large-scale land acquisitions, urban renewal, city beautifiation, or major international business or sporting events.7 Para korban penggusuran pun mayoritas
sebagai
tenaga kerja yang tidak terserap dalam sektor formal-seperti
pegawai
kantor-
bekerja sebagai pedagang kaki lima dan berhasil bertahan hidup bahkan beberapa sukses terbebas dari kemiskinan. Pada beberapa Negara, khususnya Asia,
pedagang
memberikan
kaki
pemasukan
lima
terbukti
dan
menjadi
alternatif makanan murah dan bergizi.9 Sementara Negara dinilai seringkali tidak
kelompok
hadir dalam mengatasi sulitnya akses
masyarakat tidak mampu, salah satunya
masyarakat terhadap kebutuhan sehari-
adalah PKL (Pedagang Kaki Lima).
hari,
pedagang
kaki
lima
muncul
PKL merupakan bagian dari sektor
memberikan solusi dengan menawarkan
informal yang mengembangkan aktivitas
makanan, pakaian, serta barang-barang
produksi barang dan jasa di luar kontrol
sehari-hari dengan harga terjangkau.10
5
Siti Manggar F, 2011, Penggusuran Sebagai Implikasi Kebijakan Ruang Terbuka Hijau Dalam Perspektif HAM: Studi Kasus Penggusuran Taman Bersih, Manusiawi, dan Berwibawa, Jurnal Kriminologi Indonesia, Vol. 7, Jakarta. Hlm. 215. 6 http://www.suara.com/news/2015/05/28/1 14354/kembali-tertibkan-pkl-ahok-kita-bukanmenggusur, diakses pada 25 April 2016 7 United Nations, 2014, Fact Sheet No 25: Forced Evictions, United Nations Publisher, New York. Hlm 2
8
Bagong Suyanto, 2013, Anatomi Kemiskinan dan Strategi Penanganannya, Intrans Publishing, Malang Hlm. 36-37. 9 Sharit K Bhowmik, 2005, Street Vendor in Asia: a Review, Journal of Economic and Political Weekly, New Delhi. Hlm. 2263. 10 Sharit K Bhowmik, 2010, Legal Protection for Street Vendors, Jurnal Economic and Political Weekly, New Delhi. Hlm. 12.
62 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Karakteristik
PKL
yang
lebih
ajang munculnya penyakit masyarakat (pekat).11
mudah menyerap tenaga kerja menjadi salah satu alasan mengapa sektor ini
Meski dianggap memiliki stigma
berkembang sangat pesat dan merambat di
negatif, namun harus diakui PKL juga
berbagai
menjadi salah satu sektor peyangga yang
daerah.
Selain
itu,
lesunya
serapan tenaga kerja pada sektor formal
mencegah
juga menjadi faktor pemicu kemunculan
kemiskinan. Jika penggusuran dilakukan
PKL-PKL ini. Bahkan, beberapa PKL
sewenang-wenang,
telah dikelola dengan manajemen modern
mengganggu dan berakibat pada kualitas
dan diinspirasi oleh teknologi pangan
hak hidup dari para pedagang PKL dan
inovatif. Seperti beberapa produk yang
keluarganya. Hal ini tentu bertentangan
menjajakan dagangannya menggunakan
dengan Undang-Undang Dasar `1945 yang
metode berdampak
berkembang-biaknya
tentu
akan
franchise
yang
tentunya
menjamin bahwa setiap manusia berhak
pada
meluasnya
cabang-
untuk hidup dan mendapatkan pekerjaan
ini.
terbukti
yang layak.
cabang
dagangan
menjadi
salah
satu
PKL pilihan
mata
Oleh
karenanya,
tidaklah
pencaharian kompetitif bagi masyarakat
mengheranan bila praktik penggusuran
Indonesia.
terhadap PKL merupakan salah satu
Kelompok ini kerapkali menjadi
bentuk perbuatan melawan hukum dan
objek penggusuran oleh aparat berwajib.
tidak
Hal ini didasarkan pada hal-hal negatif
diterapkan di Indonesia. Penelitian ini akan
yang distigmakan kepada para PKL.
menjelaskan dasar penggusuran sebagai
Diantaranya ialah 1) kesemrawutan arus
sebuah
lalu lintas terjadi karena beberapa ruas
Diharapkan, penelitian ini akan menjadi
jalan dan trotoar diambil alih oleh PKL; 2)
bahan pertimbangan bagi para pemegang
kesan kumuh dan kotor tidak terhindarkan
kebijakan untuk tidak melakukan kembali
karena terdapat beberapa PKL seringkali
praktik-praktik penggusuran.
tidak
B. Rumusan Masalah
memiliki
tempat
pembuangan
sampah tersendiri; 3) potensi konflik
boleh
lagi
perbuatan
terulang
melawan
ataupun
hukum.
1. penggusuran PKL merupakan perbuatan
rebutan lahan dagang maupun tempat
melawan hukum.
parkir; dan 4) potensi kriminalitas dan
11
Udji Asiyah, 2012, Pedagang Kaki Lima Membandel di Jawa Timur, Jurnal Masyarakat dan Kebudayaan Politik Vol. 25, Surabaya. Hlm. 6.
63 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
C. Metodologi penelitian
D. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian normatif
yang
berusaha
Kamus Besar Bahasa Indonesia
memahami
mengartikan gusur atau menggusur sebagai
penggusuran sebagai perbuatan melawan
menyeret,
hukum dengan menggunakan pendekatan
membongkar,
undang-undang (statue approach) dan
Definisi penggusuran yang ditawarkan
pendekatan konseptual untuk menjelaskan
oleh KBBI nampaknya kurang tepat bila
mengapa penggusuran PKL dikategorikan
gusur
sebagai
hukum.
memindahkan. Memindahkan bermakna
digunakan
sebuah objek berpindah dari satu tempat ke
aturan-aturan
tempat lainnya. Sementara penggusuran
perbuatan
Pendekatan untuk
melawan
undang-undang
menggambarkan
menghela,
berkonotasi
peraturan
berpindah
perundang-undangan
tentang
memindahkan.12
atau
dipadankan
tertulis yang telah diakomodir dalam
tidak
dengan
ada
bagi
menarik,
tempat
objek
kata
untuk
penggusuran.
penggusuran PKL. Pendekatan konseptual
Terhadap konsep pemindahan, lebih tepat
digunakan untuk memberikan gambaran
bila digunakan istilah relokasi.
terhadap konsep penggusuran serta doktrin
Pengertian yang mendekati realitas
perbuatan melawan hukum.
ditawarkan oleh oxford dictionary dalam
Sumber data pada penelitian ini
konsep
eviction
yang
dalam
bahasa
merupakan sumber data sekunder berupa
Indonesia diartikan sebagai penggusuran.
bahan
hukum
Oxford mendefinisikan eviction sebagai to
sekunder, dan bahan hukum tersier. Data-
remove somebody from a house or land,
data yang didapat dikelola, dikelompokkan
especially with the support of the law.13
dan
Namun,
hukum
digunakan
praktik
primer,
untuk
penggusuran
bahan
mendefinisikan dan
perbuatan
definisi
menggambarkan
melawan hukum. Dengan demikian dapat
penggusuran
ditemukan dasar-dasar aturan serta konsep
Indonesia.
ini
secara
yang
belum
utuh
sedang
praktik
terjadi
di
perbuatan melawan hukum. Aturan serta
LBH Jakarta mencatat setidaknya
konsep inilah yang digunakan sebagai
dari 30 kasus penggusuran yang terjadi di
pisau analisa dalam menjelaskan praktik 12
Tim Penyusun, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Jakarta. Hlm. 498. 13 Jonathan Crowther, 1995, Oxford Advanced Learner’s Dictionary, Oxford University Press. Oxfordshire Hlm. 396.
penggusuran sebagai perbuatan melawan hukum.
64 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Jakarta, 15 diantaranya digusur tanpa ada
Artinya,
solusi, hanya 10 kasus yang mendapatkan
berjualan ditetapkan
tawaran solusi berupa relokasi. Sementara
dimana PKL tidak lagi boleh berjualan.
5 kasus lainnya mendapatkan ganti rugi
Oleh karenanya, PKL akan dipindahkan ke
materi. Namun hanya 2 relokasi dan 3
tempat dimana mereka boleh menjajakan
ganti rugi yang dinilai dan dirasa layak
barang dagangannya. Hal yang serupa
oleh para korban. Selebihnya dirasa tidak
diatur dalam peraturan menteri dalam
layak dan tidak mampu mengakomodir
negeri nomor 41 tahun 2012 tentang
seluruh korban.14 Konotasi negatif dari
pedoman penataan dan pemberdayaan
istilah penggusuran juga tercermin dari
pedagang kaki lima. Peraturan ini sama
sikap beberapa pemegang kebijakan yang
sekali
lebih
istilah
penggusuran di dalamnya. Bahkan secara
daripada
eksplisit aturan ini mengenalkan istilah
nyaman
penertiban
menggunakan
atau
penataan
menggunakan kata penggusuran.
15
lokasi
tidak
tempat
sebagai
PKL
kawasan
menggunakan
kata
relokasi yang sebelumnya tidak ada pada
Secara khusus, peraturan presiden
peraturan presiden nomor 125 tahun
nomor 125 tahun 2012 tentang penataan
2012.17
Bahkan
dan pemberdayaan pedagang kaki lima
daerah
kabupaten
sama sekali tidak mencantumkan istilah
mencantumkan relokasi dalam peraturan
penggusuran di dalamnya. Kata-kata yang
daerahnya.18
digunakan adalah penataan, peremajaan, pemindahan,
penghapusan,
beberapa
Penggusuran
dan
dan
pemerintah kota
tidak
telah
jarang
menggambarkan proses pemindahan yang
perencanaan penyediaan kegiatan bagi
tidak
diiringi
oleh
diskusi
antara
PKL. Kalaupun ada istilah penghapusan, maknanya
ialah
penghapusan
melalui: a) Pendataan dan pendaftaran PKL; b) Penetapan lokasi PKL; c) Pemindahan dan penghapusan lokasi PKL; d) Peremajaan lokasi PKL; e) perencanaan penyediaan ruang bagi kegiatan PKL. 17 Pasal 20 Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 41 Tahun 2012 menyatakan PKL yang sudah berusaha di lahan atau lokasi yang tidak sesuai peruntukannya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dilakukan relokasi. 18 Lihat Pasal 21 peraturan daerah kabupaten malang nomor 15 tahun 2013 tentang penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima yang mengatur PKL yang menempati lokasi yang tidak sesuai peruntukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 huruf b dilakukan pemindahan atau relokasi PKL ke lokasi yang sesuai peruntukannya
yang
dilakukan terhadap lokasi dan bukan kepada para PKL.16 14
Aldo Fellix Januardy, 2015, Kami Terusir: Laporan Penggusuran Paksa di Wilayah DKI Jakarta Januari-Agstus 2015, LBH Jakarta, Jakarta. Hlm. 15-16. 15 http://www.suara.com/news/2015/05/28/ 114354/kembali-tertibkan-pkl-ahok-kita-bukanmenggusur diakses pada 25 April 2016 16 Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2012 menjelaskan Koordinasi penataan PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan
65 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
pemerintah dan pihak tergusur. Sehingga,
dilakukan
dengan
atau
meski telah tersedia lokasi baru untuk
mengatasnamakan hukum.
tanpa
berdagang, proses pemindahan masih saja
Bila mendasarkan pada definisi
dilakukan secara paksa dan mendapatkan
tersebut, maka istilah penggusuran di
perlawanan dari para pihak tergusur.19
Indonesia dapat dikategorikan sebagai
Bentrok antara satpol PP dan pedagang
forced evicton dan tidak lagi mengikuti
kaki lima atau warga menjadi hal yang tak
terjemahan literal yaitu eviction.21 Forced
terhindarkan akibat proses pemidahan
eviction
yang tidak dikehendaki oleh para objek
diperkenalan oleh perserikatan bangsa-
pemindahan.
bangsa melalui lembar fakta no 25 tahun
LBH Jakarta mencatat, sepanjang
yang
kesukarelaan
tanpa
didasari adanya
konsep
yang
2014.
tahun 2015 hanya terdapat satu praktik pemindahan
merupakan
Dokumen
pada
tersebut
dijelaskan
bahwa setidaknya terdapat 4 ciri -baik
ancaman
terpenuhi
salah
satu
maupun
maupun upaya paksa lainnya. Selebihnya,
komulatif-suatu
pasti melibatkan ancaman berupa alat
sebagai forced eviction. Pertama, adanya
berat, pelibatan personil TNI dan POLRI
pemindahan permanen maupun sementara
serta pelibatan pejabat-pejabat eksekutif. 20
atas rumah, tanah atau keduanya (A
Oleh karenanya bila mempertimbangkan
permanent or temporary removal from
realita serta aturan-aturan tentang PKL di
housing,
Indonesia, maka dalam konteks Indonesia
pemindahan dilakukan tidak atas keinginan
istilah penggusuran bermakna aktifitas
para penghuni, baik dengan atau tanpa
pembongkaran
atau
paksaan (The removal is carried out
pengusiran warga tanpa adanya tempat
against the will of occupants, with or
berpindah atau ganti rugi yang layak dan
without
suatu
bangunan
eviction
secara
land
the
or
use
of
dikategorikan
both).
force).
Kedua,
Ketiga,
pemindahan dilakukan tanpa tersedianya 19
Lucky At-Tamimi, 2013 Resistensi warga pinggir rel Surabaya: Studi deskritif resistensi tim anti penggusuran masyarakat pinggir rel Surabaya terhadap pembangunan tol tengah kota Surabaya, Airlangga University Press, Surabaya. Hlm. 4. 20 Aldo Fellix Januardy, 2015, Kami Terusir: Laporan Penggusuran Paksa di Wilayah DKI Jakarta Januari-Agstus 2015, LBH Jakarta, Jakarta. Hlm. 13.
21
Secara harfiah forced eviction bermakna penggusuran paksa. Namun dengan memperhatikan kondisi dan praktik penggusuran di Indonesia yang tidak lepas dari praktik-praktik pemaksaan, maka penggusuran sendiri telah memenuhi untuk dikategorikan sebagai forced eviction. Oleh karenanya, istilah penggusuran dan forced eviction akan digunakan secara bergantian sebagai sesuatu yang bermakna serupa.
66 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
tempat tinggal alternatif dan relokasi, ganti
perbuatan melawan hukum oleh penguasa
rugi yang sesuai atau akses pada tanah
Negara (onrechmatige overheidsdaad).23
produktif (It can be carried out without the
Pada konsep perbuatan melawan hukum
provision of proper alternative housing
oleh penguasa negara inilah tindakan
and relocation, adequate compensation
penggusuran dapat terkategorikan.
and/or access to productive land, when
Perdebatan atas posisi penguasa
appropriate). Keempat, keputusan atas
Negara sebagai pihak yang dapat digugat
pemindahan maupun poses pemindahan
dan dinilai perbuatannya telah terjadi sejak
tidak dapat diganggu gugat dan tidak
dulu. Beberapa kelompok memandang
melalui
perbuatan Negara sebagai sesuatu yang
prosedur
hukum
serta
mengabaikan aturan-aturan nasional serta
tidak
kewajiban-kewajiban internasional (It is
didasarkan pada pendapat bahwa hukum
carried out without the possibility of
adalah
challenging either the decision or the
karenanya
process of eviction, without due process
menghakimi pembuatnya.24 Namun seiring
and disregarding the state’s national and
dengan perkembangan zaman, pandangan
international obligations).22
ini
Praktik penggusuran seperti ini
hak
dan
dihakimi.
perintah
nampak
dari
tidak
Argumen
penguasa,
oleh
mungkin
mulai
ini
untuk
ditinggalkan
dan
kehilangan pengikutnya.
langsung maupun tidak langsung akan mengganggu
dapat
Saat
mengakibatkan
ini,
penguasa
negara
dipandang sebagai suatu entitas yang dapat
kerugian bagi objek penggusuran.
dipertanyakan
bahkan
digugat
segala
Karena sifatnya yang mengganggu
tindakannya. Hal ini tidak lepas dari
hak dan mengakibatkan kerugian, tidak
amandemen undang-undang dasar 1945
heran bila penggusuran dikategorikan
yang
sebagai perbuatan melawan hukum. Dalam
merupakan Negara hukum (rechstaat).25
terma hukum Indonesia terdapat tiga
Amandemen
kategori
perbuatan
melawan
hukum.
Pertama,
perbuatan
melawan
hukum
mengakui
ini
bahwa
Indonesia
menguatkan
bahwa
23
Munir Fuady, 2013, Perbuatan Melawan Hukum: Pendekatan Kontemporer, Citra Aditya Bakti, Bandung. Hlm. 1. 24 Ridwan HR, 2014, Hukum administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hlm. 327328. 25 SF Marbun dan Moh. Mahfud MD, 2011, Pokok-pokok hukum administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta.Hlm. 51-52.
pidana (delik). Kedua, perbuatan melawan hukum dalam bidang keperdataan. Ketiga, 22
United Nations, 2014, Fact Sheet No 25: Forced Evictions, United Nations, New York. Hlm. 3.
67 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Penguasa Negara berada pada posisi yang
d. Peradilan administrasi dalam
sama dengan rakyat dihadapan hukum
perselisihan.
(equality before the law). Hal ini serupa dengan konsep Negara hukum
Berdasarkan
konsep
inilah
yang
perbuatan melawan hukum oleh penguasa
disampaikan oleh A.V. Dicey dengan
Negara dimungkinkan untuk ada dan
unsur-unsur:
digugat.
a. Supremasi
Mahkamah
Agung
hukum
Nomor 729 M/SIP/1975 menegaskan hal
(supremacy of the law); tidak adanya
ini dengan menyatakan “Kewajiban untuk
kekuasaan sewenang-wenang (absence
mengganti kerugian karena perbuatan yang
of arbitrary power), dalam arti bahwa
melanggar hukum juga berlaku terhadap
seseorang hanya boleh dihukum kalau
badan-badan pemerintah”. Hal ini kian
melanggar hukum;
menguatkan
b. Kedudukan
aturan-aturan
Putusan
yang
sama
bahwa
siapapun
yang
dalam
melakukan perbuatan melawan hukum dan
menghadapi hukum (equality before the
menimbulkan kerugian bagi pihak lain,
law). Dalil ini berlaku baik untuk orang
harus
biasa maupun pejabat;
perbuatannya,
c. Terjaminnya hak-hak manusia oleh
seseorang,
undang-undang (di Negara lain oleh
badan
peduli hukum,
apakah maupun
Selain itu, pertanggungjawaban ini
keputusan pengadilan. pada
tidak
pemerintah.
undang-undang dasar) serta keputusan-
Bahkan,
mempertanggungjawabkan
tidak terbatas pada persoalan perdata Negara
semata, namun juga persoalan publik,
hukum yang diajukan oleh Freidrich Julius
tidak pula berbatas pada aturan tertulis.26
Stahl secara tegas diminta adanya lembaga
Kriteria perbuatan melawan hukum oleh
peradilan
penguasa Negara dapat terlihat dalam
administrasi
konsep
sebagai
media
ketika terjadi perselisihan. Berikut unsur-
rumusan
putusan
Mahkamah
Agung
unsur Negara hukum yang disampaikan
Nomor 838 K/Sip/1970 pada perkara
oleh Stahl:
Josopandojo yaitu bertentangan dengan
a. Perlindungan hak-hak asasi manusia.
undang-undang dan peratuan formal yang
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan
berlaku, bertentangan dengan kepatutan,
untuk menjamin hak-hak itu. c. Pemerintahan berdasarkan peraturan
26
Ridwan HR, 2014, Hukum administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hlm. 326327.
perudang-undangan. 68
Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
dan bukan merupakan perbuatan kebijakan penguasa.
4. Perbuatan yang bertentangan dengan
27
kesusilaan (geode zeden)
Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang
5. Perbuatan yang bertentangan dengan
No 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas
sikap yang baik dalam bermasyarakat
undang-undang no 5 tahun 1986 tentang
untuk
memperhatikan
peradilan tata usaha Negara menegaskan
orang
lain
Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu keputusan tata usaha Negara apat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tunttan agar keputusan tata usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi. Kriteria ini
sejatinya
de
pelijk verkeer betaamt ten aanzien van anders person of goed) Secara khusus Pasal 53 UndangUndang No 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas undang-undang no 5 tahun 1986 tentang peradilan tata usaha Negara memberikan kategori bagi keputusan tata usaha Negara yang dapat digugat pda
memiliki
peradilan tata usaha Negara. 1. Keputusan Tata Usaha Negara yang
melawan hukum yang dirumuskan dalam
digugat bertentangan dengan peraturan
konsep perbuatan melawan hukum dalam
perundang-undangan yang berlaku.
bidang keperdataan. perbuatan
tegen
zorgvuldigheid, welke in het maatschap
kesamaan dengan unsur-unsur perbuatan
Sebuah
(indruist
kepentingan
2. Keputusan Tata Usaha Negara yang
dikategorikan
digugat itu bertentangan dengan asas-
sebagai perbuatan melawan hukum apabila
asas umum pemerintahan yang baik.
meliputi hal-hal sebagai berikut:28
Berdasarkan
1. Perbuatan yang melanggar undang-
aturan
ini
secara
sederhana sebuah perbuatan penguasa
undang yang berlaku
dapat dinilai telah berlawanan dengan
2. Yang melanggar hak orang lain yang
hukum bila bertentangan dengan undang-
dijamin oleh hukum
undang yang berlaku atau bertentangan
3. Perbuatan yang bertentangan dengan
dengan asas-asas umum pemerintahan
kewajiban hukum si pelaku
yang baik. Berpedoman pada kriteria27
Philipus M. Hadjon dkk, 2015, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Hlm 302. 28 Munir Fuady, 2013, Perbuatan Melawan Hukum: Pendekatan Kontemporer, Citra Aditya Bakti, Bandung. Hlm. 11.
kriteria tersebut akan dijelaskan posisi penggusuran sebagai sebuah perbuatan melawan hukum. 69 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
1. Perbuatan yang melanggar undang-
setidaknya terdapat beberapa aturan yang
undang yang berlaku Dalam
mengatur dan berkaitan dengan pedagang
peraturan
perundang-
kaki
undangan yang berlaku di Indonesia No 1. 2.
3.
4.
5.
lima.
Seluruh
aturan
tersebut
terangkum pada tabel berikut:
Sumber Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 13 ayat (1) huruf a UndangUndang 20 Tahun 2008
Uraian Tiap-Tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan Aspek kesempatan berusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (1) huruf f ditujukan untuk menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi……..lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima, serta lokasi lainnya; Pasal 3 ayat (4) Peraturan Presiden Pemindahan dan penghapusan lokasi PKL sebagaimana 125 Tahun 2012 dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilaksanakan pada lokasi PKL yang bukan peruntukannya Pasal 36 ayat (1) Peraturan Menteri PKL yang menempati lokasi yang tidak sesuai peruntukan Dalam Negeri 41 Tahun 2012 sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (2) dapat dilakukan pemindahan atau relokasi PKL ke tempat/ruang yang sesuai peruntukannya. Pasal 21 ayat (1) Peraturan Daerah PKL yang menempati lokasi yang tidak sesuai peruntukan Kabupaten Malang No 15 Tahun sebagaimana dimaksud dalampasal 11 huruf b dilakukan 2013 pemindahan atau relokasi PKL ke lokasi yang sesuai peruntukannya. Tabel 1. Aturan Tentang Penanganan Pedagang Kaki Lima
Dari seluruh aturan tersebut, aturan nomor
1-4
berlaku
secara
nasional
sementara aturan nomor 5 merupakan salah satu contoh aturan pada tataran pemerintah
daerah
kota/kabupaten.
Seluruh aturan tersebut tidak satupun penggusuran
Gambar 1. Alur Penanganan Pedagang Kaki Lima
sebagai upaya menghadapi PKL yang
Berdasarkan Peraturan Presiden No 125 Tahun
mencantumkan
berjualan
di
metode
lokasi
yang
2012
bukan
Peraturan menteri dalam negeri
peruntukannya. Bahkan bila kita mengacu
secara jelas memerintahkan agar dalam
pada peraturan presiden no 125 tahun 2012 terdapat
tahapan-tahapan
yang
proses penataan PKL dapat dilakukan
perlu
pemindahan atau relokasi bagi PKL yang
dilakukan dalam melakukan penataan
berdagang
PKL.
pada
diperuntukkan
tempat
bagi
yang
tidak
pedagang
PKL.
Bahkan untuk pemindahan PKL ini harus 70 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
didasarkan pada perintah langsung kepala
layanan kesehatan, dan layanan lainnya
daerah.
yang Pemindahan PKL dan penghapusan
mengharuskan
penggunanya
mengeluarkan sejumlah uang.
lokasi PKL sebagaimana pada ayat (1) dan
Indonesia
ayat (2) ditetapkan oleh Bupati/Walikota.29
telah
mengadopsi
beberapa pasal penting deklarasi universal hak asasi manusia ke dalam UndangUndang no 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Indonesia juga telah meratifikasi kovenan hak sipil dan politik melalui Undang-Undang no 12 tahun 2015 serta kovenan hak ekonomi, sosial, dan
Gambar 2. Alur Penanganan Pedagang Kaki Lima
budaya melalui Undang-Undang 11 tahun
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No
2015. Berdasarkan hak-hak yang telah
41 Tahun 2012
tercantum dan dijamin pada peraturanperaturan
2. Perbuatan yang melanggar hak orang
penggusuran
lain yang dijamin oleh hukum
tersebut akan
maka berpotensi
praktik pada
pelanggaran atas hak-hak tersebut.
Pada tabel 2 dapat terlihat bahwa penggusuran berpotensi melanggar hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak yang telah dijamin oleh undangundang dasar 1945. Pelanggaran atas berbagai hak warga akibat penggusuran sangat mungkin terjadi mengingat pada dasarnya penggusuran telah merengut mata pencaharian para warga PKL. Hilangnya mata pencaharian tentu akan berdampak pada meningkatnya angka kemiskinan, bertambahnya jumlah keluarga yang tak mampu mengakses layanan pendidikan,
29
Pasal 36 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri no 41 Tahun 2012 tentang Pedoman Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
71 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA No
Uraian Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang 39 Tahun 1999: Setiap orang berhak untuk hidup, memertahankan hidup, dan meningkatkan taraf kehidupan Pasal 6 ayat (1) Kovenan Hak Sipil dan Politik: Setiap manusia berhak atas hak hidup yang melekat pada dirinya 2. Hak untuk bebas dari penyiksa Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang 39 Tahun 1999: -an, perlakuan keji yang Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, melanggar penghukuman atau perlakuan keji, tidak manusiawi, Kemanusi-aan merendahkan derajat dan martabat kemanusiaannya. Pasal 7 Kovenan Hak Sipil dan Politik: Tidak seorangpun yang dapat dikenakan penyiksaan atau perlakuan atau hukuman lain yang keji, tidak manusiawi atau merendahkan martabat. 3. Hak atas hidup yang sehat Pasal 9 ayat (3) undang-undang 39 tahun 1999: Setiap orang berhak atas lingkungan yang baik dan sehat. Pasal 12 Kovenan Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya: Negara pihak dalam kovenan ini mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai atas kesehatan fisik dan mental. 4. Hak Atas Pendidikan Pasal 12 undang-undang 39 tahun 1999: Setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya… Pasal 13 Kovenan Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya: Negara-negara pihak pada kovenan ini mengakui hak setiap orang atas pendidikan. 5. Hak Atas Pekerjaan Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang 39 Tahun 1999: Setiap warga Negara, sesuai dengan bakat, kecakapan, dan kemampuan, berhak atas pekerjaan yang layak. Pasal 6 Kovenan Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya: Negara pihak dari kovenan ini mengakui hak atas pekerjaan, termasuk hak semua orang atas kesempatan untuk mencari nafkah melalui pekerjaan yang dipilih atau diterimanya secara bebas… Tabel 2. Potensi Pelanggaran Hak Dalam Praktik Penggusuran 1.
Jenis Hak Hak Untuk Hidup
3. Perbuatan yang bertentangan dengan
telah merinci kewajiban-kewajban yang
kewajiban hukum si pelaku Telah
dijelaskan
harus dilakukan oleh pemerintah pada sebelumnya
berbagai
tingkatan.
Bahkan,
bahwa dalam menghadapi para PKL yang
unsur
berdagang pada area yang tidak sesuai
tergabung dalam sebuah tim penataan dan
peruntukannya,
pemberdayaan PKL yang ada pada setiap
pemerintah
melakukan
serangkaian proses kecuali penggusuran.
penyelenggara
berbagai
pemerintahan
tingkatan daerah.
Berbagai peraturan perundang-undangan No
Jabatan 1. Menteri Dalam Negeri
2. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Tugas/wewenang Pasal 14 ayat (1) Peraturan Presiden no 125 tahun 2012: Menteri dalam negeri menjabat sebagai ketua merangkap anggota dalam Tim Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan PKL Pusat Pasal 14 ayat (1) Peraturan Presiden no 125 tahun 2012: Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menjabat sebagai sekretaris merangkap anggota dalam tim oordinasi penataan dan
72 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA pemberdayaan PKL Pusat Pasal 14 ayat (1) Peraturan Presiden no 125 tahun 2012: Menyediakan unit kerja yang berfungsi sebagai sekretariat dalam pelaksanaan tugas tim koordinasi penataan dan pemberdayaan PKL Pusat. 3. Anggota Tim Koordinasi Pasal 14 ayat (1) Peraturan Presiden no 125 tahun 2012 : Menetapkan menteri perdagangan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Perindustrian, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, beserta kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagai anggota dari tim koordinasi penataan dan pemberdayaan PKL Pusat Pasal 11 ayat (1) Peraturan Presiden no 125 tahun 2012 : Pelaksanaan koordinasi penataan dan pemberdayaan PKL, didukung oleh Tim Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan PKL 4. Gubernur Pasal 20 ayat (2) Peraturan Presiden no 125 tahun 2012: Keanggotaan Tim Penataan dan Pemberdayaan PKL Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh gubernur yang berunsurkan kepala satuan kerja perangkat daerah, pelaku usaha, dan asosiasi terkait. Pasal 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 41 Tahun 2012: Gubernur melakukan penataan PKL melalui a) Fasilitasi penataan PKL lintas kabupaten/kota di wilayahnya; b) Fasilitasi kerjasama penataan PKL antar kabupaten/kota di wilayahnya; c) Pembinaan Bupati/Waikota di wilayahnya. 5. Bupati/Walikota Pasal 23 ayat (2) Peraturan Presiden no 125 tahun 2012 : Keanggotan Tim Penataan dan Pemberdayaan PKL Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh bupati/walikota yang berunsurkan keala satuan kerja perangkat daerah, pelaku usaha, dan asosiasi terkait. Pasal 8 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 41 Tahun 2012: Bupati/walikota melakukan penataan PKL dengan cara a) Pendataan PKL; b) Pendaftaran PKL; c) Penetapan Lokasi PKL; d) Pemindahan PKL dan Penghapusan lokasi PKL; e) Peremajaan Lokasi PKL Pasal 36 ayat (1-3) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 41 Tahun 2012: PKL yang menempati lokasi yang tidak sesuai peruntukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (2) dapat dilakukan pemindahan atau relokasi PKL ke tempat/ruang yang sesuai peruntukannya. Pengapusan lokasi tempat berusaha PKL yang telah dipindahkan ditertibkan dan ditata sesuai dengan fungsi peruntukannya. Pemindahan PKL dan Penghapusan lokasi PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Bupati/Waikota. Tabel 3. Tugas dan Wewenang Pejabat penggusuran bertentangan dengan Dalam Penanganan Pedagang Kaki Lima
kewajiban pemerintah.
Berdasarkan tabel tersebut, dapat
Terpenuhinya
dengan mudah terlihat bahwa kewajiban
kedua
pemerintah ialah menata dan merelokasi
seharusnya,
bukan
ketiga
pertama,
sekaligus
telah
memenuhi pula kriteria perbuatan yang
para PKL yang berjualan pada tempat yang tidak
dan
kriteria
bertentangan
melakukan
dengan
perundangundangan
penggusuran. Hal ini menunjukkan bahwa
yang
peraturan berlaku
sebagaimana disyaratkan pada undang73 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
undang no 9 tahun 2004 sebagai dasar
Merujuk pada pemahaman bahwa
mengajukan gugatan terhadap perbuatan
kesusilaan merupakan ideal yang ingin
penguasa atau pemerintah.
diwujudkan oleh seluruh manusia atau
4.
Perbuatan yang bertentangan dengan
sebuah bangsa, maka tepat kiranya bila
kesusilaan (geode zeden)
merujuk pada pembukaan undang-undang
Kesusilaan bersama dengan hukum
dasar 1945 sebagai konsensus kesusilaan
dan kebiasaan merupakan tatanan yang
(baca: cita-cita) bangsa Indonesia. Hanya
menciptakan hubungan serta keteraturan
dengan membaca paragraf pertama dari
antara anggota masyarakat. Kesusilaan
pembukaan undang-undang dasar 1945,
sendiri
dapat
diartikan
sebagai
ideal
yang
terlihat
keutamaan
posisi
dicitakan dalam kehidupan masyarakat.30
kemanusiaan serta keadilan sebagai dasar
Sementara kesusilaan menggambarkan apa
penilaian. ”..maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.”
yang „seharusnya‟, pada sisi lain kebiasaan menggambarkan
hal
yang
terjadi
„senyatanya‟. Oleh karena itu, kesusilaan berkaitan dengan sikap batin seorang
Pernyataan ini merepresentasikan
manusia yang sangat mungkin berbeda
cita bangsa Indonesia yang akan menolak
dengan sikap lahir. Sikap lahir inilah yang dikenal
sebagai
santun/kebiasaan.
31
noma Kemudian
segala jenis tindakan yang bertentangan
sopan
dengan
aturan
kemanusiaan
Termasuk
hukum menjadi titik kompromi antara
serta
didalamnya
keadilan. praktik
penggusuran yang bertentangan dengan
kesusilaan dan kebiasaan.
nilai
keadilan
dan
berpotensi
menghilangkan kemanusiaan seseorang. Pada paragraf ke-empat, ditegaskan kembali Indonesia
bahwa tidak
kehadiran lain
ialah
Negara sebagai
pelindung, pewujud kesejahteraan, serta
Gambar 3. Perbandingan Kesusilaan, Hukum, dan
berperan dalam menjaga ketertiban. Tentu
Kebiasaan
saja, praktik penggusuran yang sarat akan
30
Satjpto Rahadjo, 2006, Pengantar Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung. Hlm. 14-17. 31 YLBHI, 2007, Pedoman Bantuan Hukum di Indonesia: Pedoman Anda Memahami Dan Menyelesaikan Masalah Hukum, YLBHI Press, Jakarta. Hlm. 4.
kekerasan
dan
nir-solusi
sangat
bertentangan dengan peran Negara sebagai pelindung yang mensejaterahkan. Dengan 74 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
demikian, jelas sudah bahwa praktik
pelijk verkeer betaamt ten aanzien van
penggusuran
anders person of goed)
bertentangan
dengan
kesusilaan Indonesia.
Telah dijelaskan bahwa praktik
“...untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segena bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehiduan bangsa, dan ikut melaksanaan ketertiban dunia…”
penggusuran berpotensi menghilangkan hak-hak penting dari warga yang tergusur. Secara khusus penggusuran PKL tidak memperhatikan pedagang
kepentingan
untuk
memperoleh
para akses
ekonomi dan memenuhi hajat hidup mereka. Karena telah disepakati bahwa
Mengingat merupakan
norma
suatu
kesusilaan
norma
yang baik bagi para pedagang kaki lima
yang
ialah direlokasi berdasarkan kesepakatan
menggambarkan sikap batin seseorang,
bersama, bukan dilakukan relokasi paksa
maka penggunaan pembukaan undang-
atau penggusuran.
undang dasar 1945 tidak lain untuk
6. Bertentangan dengan asas-asas umum
mempermudah penulis menggambarkan
pemerintahan yang baik
kesusilaan yang hadir dalam batin para
Asas-asas
pendiri bangsa.
umum
pemerintahan
yang baik telah dikenal dan digunakan
Kesusilaan ini juga yang hingga
sebagai
kini diakui oleh warga Indonesia. Namun,
kebijakan
penulis sangat yakin tidak satu manusia
pemerintah.
pun di Indonesia yang membenarkan
kebijakan
yang sedang berjuang mempertahankan
undang-undang
selama
bertahun-tahun.
diakui secara eksplisit dalam undang-
5. Perbuatan yang bertentangan dengan
undang ini. Meski demikian, asas lain
sikap yang baik dalam bermasyarakat
yang tidak tertulis secara eksplisit tetap
kepentingan tegen
Melalui
oleh
Setidaknya terdapat delapan asas yang
hidupnya dan hidup keluarganya.
(indruist
dikeluarkan
pedoman tidak tertulis dalam penyusunan
yang notabene merupakan rakyat kecil
lain
kebijakan-
setelah sebelumnya hanya diakui sebagai
menolak penggusuran terhadap para PKL
orang
yang
atas
diadopsi sebagai sebuah aturan tertulis
lubuk hati masyarakat Indonesia pasti
memperhatikan
ukur
nomor 30 tahun 2014 asas-asas ini
praktik-paktik penggusuran. Jauh dalam
untuk
tolak
diakui dan dapat digunakan oleh hakim
de
sebagai dasar penilaian dalam persidangan.
zorgvuldigheid, welke in het maatschap 75 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Sumber
Philipus M. Hadjon, dkk Kepastian hukum Persamaan
Jenis Asas
Kepercayaan Kecermatan Jangan mencampuradukkan kewenangan Pemberian alasan Larangan bertindak sewenang-wenang
SF. Marbun dan Moh. Mahfud MD Kepastian hukum Kesamaan dalam mengambil keputusan pangreh Menanggapi penghargaan yang wajar Kecermatan Jangan mencampuradukkan kewenangan
Motivasi untuk setiap keputusan Penyelenggaraan kepentingan umum Kebijaksanaa Keadilan dan kewajaran Permainan yang layak Keseimbangan Meniadakan akibat keputusan yang batal Perlindungan atas pandangan hidup Tabel 4. Perbandingan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik
penggusuran, Perbedaan pemerintahan
atas
yang
asas-asas
ditawarkan
oleh
Sehingga
Ketidakberpihakan Kecermatan Tidak menyalahgunakan kewenangan Keterbukaan Kepentingan Umum Pelayanan yang baik Asas lain yang telah digunakan dalam putusan inkracht pada tingkat pengadilan pertama, tidak dibanding dan dikasasi.
maka
bila
bertentangan
bentuk perkembangan pada ilmu hukum.
hukum.
Karena sejatinya tidak terdapat daftar
jelas
sudah
dilaksanakan
dengan
asas
akan
kepastian
Penggusuran juga dapat dipandang
khusus yang menyebutkan apa saja asas-
bertentangan
asas pemerintahan yang baik. Melainkan Ia
menyalahgunakan
berkembang
terhadap
praktik
Kepastian hukum Kemanfaatan
penggusuran tidak memiliki dasar hukum.
undang-undang 30 tahun 2014 merupakan
menurut
UU 30/2014
khusus
melalui putusan peradilan. 32
dengan
PKL
asas
tidak
wewenang. tidak
Karena
terdapat
satu
kewenangan pun yang diberikan oleh
Praktik penggusuran tentu sangat
undang-undang kepada pemerintah untuk
bertentangan dengan asas-asas tersebut.
melakukan
Pada poin kepastian hukum, penggusuran
bahkan
jelas berseberangan dengan aturan yang
untuk mendata, membina, dan merelokasi
telah
PKL yang dianggap berjualan pada tempat
disusun
berkenaan
dengan
pengelolaan PKL. Karena tidak ada aturan tentang
PKL
yang
penggusuran.
sejatinya
Pemerintah
memiliki
kewajiban
yang menyalahi aturan.
mempersilahkan
Analisa serupa dapat dilakukan terhadap
32
Philipus M. Hadjon, dkk, 2015, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Hlm. 272.
asas-asas
ketidaksesuaian
lainnya.
praktik
Namun,
penggusuran
76 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
dengan
asas
kepastian
hukum
serta
3. Pemerintah harus menghentikan segala
larangan penyalahgunaan wewenang telah
upaya penggusuran, mematuhi aturan
mewakili
praktik
yang ada, serta melakukan pembinaan
asas-asas
terhadap para pedagang kaki lima demi
pertentangan
penggusuran
antara
dengan
pemerintahan yang baik.
menjaga pemenuhan atas hak asasi
Penutup
manusia para pedagang.
1. Praktik
penggusuran
di
Indonesia
Daftar Pustaka
sangat dekat artinya dengan aktifitas
Buku
pembongkaran suatu bangunan atau
Aldo Fellix Januardy, Kami Terusir:
pengusiran warga tanpa adanya tempat
Laporan
berpindah atau ganti rugi yang layak
Wilayah DKI Jakarta Januari-Agstus
dan
2015, Jakarta: LBH Jakarta, 2015
dilakukan
dengan
atau
tanpa
mengatasnamakan hukum yang serupa maknanya
dengan
konsep
Penggusuran
Paksa
di
Bagong Suyanto, Anatomi Kemiskinan
forced
dan
eviction.
Strategi
Penanganannya,
Malang: Intrans Publishing, 2013
2. Penggusuran
merupakan
perbuatan
Jonathan Crowther, Oxford Advanced
melawan hukum karena merupakan
Learner‟s
perbuatan yang melanggar undang-
University Press, 1995
undang yang berlaku; melanggar hak
Dictionary,
LBH Jakarta, Hukum Untuk Manusia atau
orang lain yang dijamin oleh hukum;
Manusia
bertentangan dengan kewajiban hukum
Jakarta: Jakarta, 2015
pemerintah;
Untuk
Hukum,
LBH
dengan
Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum:
kesusilaan (geode zeden); bertentangan
Pendekatan Kontemporer, Bandung:
dengan
Citra Aditya Bakti, 2013
sikap
bertentangan
Oxford
yang
baik
dalam
bermasyarakat untuk memperhatikan
Pedoman Bantuan Hukum di Indonesia:
kepentingan orang lain (indruist tegen
Pedoman Anda Memahami Dan
de
Menyelesaikan
zorgvuldigheid,
welke
in
het
maatschap pelijk verkeer betaamt ten
Masalah
Hukum,
Jakarta: YLBHI, 2007
aanzien van anders person of goed);
Philipus
M.
Hadjon
dkk,
Administrasi
Pengantar
bertentangan dengan asas-asas umum
Hukum
Indonesia,
pemerintahan yang baik.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2015 77 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Ridawan HR, Hukum administrasi Negara,
Berwibawa, Jurnal Kriminologi
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014
Indonesia, 2011
Satjpto Rahadjo, Pengantar Ilmu Hukum,
Udji Asiyah, Pedagang Kaki Lima
Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006
Membandel di Jawa Timur, Jurnal
SF Marbun dan Moh. Mahfud MD, Pokok-
Masyarakat dan Kebudayaan
pokok hukum administrasi Negara,
Politik, 2012
Yogyakarta: Liberty, 2011 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa
Perundang-undangan
Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa,
Undang-Undang Dasar 1945
2008
Undang-Undang No 20 Tahun 2008
United Nations, Fact Sheet No 25: Forced
Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Evictions, New York and Geneva:
Menengah
United Nations, 2014
Peraturan Presiden No 125 Tahun 2012
Jurnal Lucky
Tentang Koordinasi Penataan Dan At-Tamimi,
Pinggir
Rel
Deskritif
Resistensi
Warga
Surabaya:
Studi
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 41
Anti
Tahun 2012 Pedoman Penataan Dan
Resistensi
Tim
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
Penggusuran Masyarakat Pinggir Rel
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
Surabaya Terhadap Pembangunan Tol
Tengah
Kota
Peraturan Daerah Kabupaten Malang No
Surabaya,
15 Tahun 2013 Tentang Penataan
Universitas Airlangga, 2013
Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki
Sharit K Bhowmik, Legal Protection for
Lima
Street Vendors, Jurnal Economic
Internet
and Political Weekly, 2010
http://www.suara.com/news/2015/05/28/1
Sharit K Bhowmik, Street Vendor in Asia:
14354/kembali-tertibkan-pkl-ahok-
a Review, Jurnal Economic and
kita-bukan-menggusur, diakses
Political Weekly, 2005
pada 25 April 2016
Siti Manggar F, Penggusuran Sebagai
http://surabaya.tribunnews.com/2015/06/3
Implikasi Kebijakan Ruang
0/kronologi-bentrok-anggota-satpol-
Terbuka Hijau Dalam Perspektif
pp-kota-malang-dengan-pkl, diakses
HAM: Studi Kasus Penggusuran
pada 25 April 2017
Taman Bersih, Manusiawi, dan 78 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380