PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII A DI MTs MAFTAHULFALAH SINANGGUL TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) dalam Bidang Pendidikan Islam
Oleh : ULIN NIKMAH NIM : 131310000434
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU) JEPARA 2015 i
NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lampiran
: 2 (Dua) eksemplar
Hal
: Naskah Skripsi Ulin Nikmah
Kepada Yth Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara di Jepara
Assalamu`alaikum Wr Wb, Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirimkan naskah skripsi Saudari: Nama
: Ulin Nikmah
NIM
: 131310000434
Fakultas
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: “Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015”
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat di munaqosahkan. Demikian harap menjadikan maklum Wassalamu`alaikum Wr Wb,
Jepara,
Agustus 2015
Pembimbing
Drs. H. Akhirin, M. Ag
ii
DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran – pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan dan disebutkan dalam daftar purtaka.
Jepara,
Agustus 2015
Deklarator
Ulin Nikmah
iii
ABSTRAK
ULIN NIKMAH. (NIM: 131310000434). Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aplikasi strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015 dan mendeskripsikan kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif Penelitian ini dilaksanakan sejak Februari sampai Mei 2015, dilakukan di MTs Maftahul Falah Sinanggul. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/ 2015, sebanyak 40 siswa terdiri dari 18 peserta didik laki-laki dan 22 peserta didik perempuan. Seorang sebagai pengajar (guru Aqidah Akhlak) dan seorang sebagai pengamat/observer (peneliti). Analisis data menggunakan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar kondisi awal (kegiatan 1), hasil belajar setelah kegiatan 2, hasil belajar setelah kegiatan 3 (post - tes). Kemudian dilanjutkan refleksi, menarik simpulan berdasarkan deskriptif komparatif, membuat ulasan berdasar simpulan, dan menentukan tindak lanjut. Data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap kegiatan, dengan membandingkan proses pembelajaran kondisi awal (kegiatan 1) dengan kegiatan 2, membandingkan proses pembelajaran kegiatan 2 dengan kegiatan 3. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, dokumentasi dan wawancara mengenai penggunaan strategi pembelajaran kooperatif. Kondisi awal sebelum penggunaan strategi pembelajaran kooperatif dengan kondisi akhir sesudah penggunaan strategi pembelajaran kooperatif nilai rata-rata tes dari 65 menjadi 87 mengalami peningkatan sangat bagus sehingga bisa disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran kooperatif bisa meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015
Kata kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Belajar Aqidah Akhlak.
iv
MOTTO
Sesungguhnya kekayaan yang paling tinggi nilainya adalah pikiran, kemiskinan yang paling rendah adalah kebodohan, kesepian yang paling menakutkan adalah ketika kita bangga pada diri sendiri, nasib paling mulia adalah budi pekerti yang luhur (Ali Bin Thalib)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada 1. Bapak dan Ibuku tersayang yang selalu membuatku tetap tegar,bersemangat,
sabar dalam menjalani hidup 2. Kakakku tercinta 3. Kakak, beserta keluargaku 4. Almamaterku, UNISNU Jepara
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Ilahi Robbi, Allah SWT. Berkat karunia dan inayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi dengan judul:” Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015” dengan tuntas dan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa saya berikan kepada Nabi Besar, Nabi akhir zaman Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Skripsi ini penulis susun dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata 1 (S.1) dalam ilmu tarbiyah jurusan tarbiyah prodi PAI Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara. Penulisan skripsi ini selesai berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis tidak akan lupa mengucapkan terima kasih kepada: 1. ..……… , selaku Direktur Universitas Islam Nahdlatul Ulama’ (UNISNU) Jepara yang telah memberikan fasilitas sehingga skripsi ini bisa selesai 2. ……………, sebagai ketua Program studi tarbiyah yang telah telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai 3. …………………… sebagai Dosen Pembimbing I yang telah telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai . 3. ………………, selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. …………….., Sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif yang telah membekali ilmu pengetahuan sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen jurusan Tarbiyah Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara yang telah membekali ilmu kepada penulis sehingga skripsi ini selesai 6. Seluruh karyawan dan sekretariat ilmu tarbiyah jurusan tarbiyah prodi PAI Universitas Islam Nahdlatul Ulama’ (UNISNU) Jepara yang membantu memperlancar penyusunan skripsi ini. Semoga bimbingan maupun bantuan dari berbagai pihak diberkati Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya, untuk itulah penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna penyempunaan skripsi ini. Semoga pelaksanaan dan hasil penelitian ini nantinya berguna bagi kita semua Wassalamu’alaikumWr. Wb Jepara,
2014 Penulis
vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii PENGESAHAN ............................................................................................................... iii DEKLARASI ................................................................................................................... iv ABSTRAK ....................................................................................................................... v MOTO.............................................................................................................................. vi PERSEMBAHAN ............................................................................................................ vii KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. viii DAFTAR ISI.................................................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................................... 1 B. Penegasan Istilah .............................................................................................. 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................................... 8 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pembelajaran kooperatif ..................................................................... 13 1. Pengertian Strategi Pembelajaran kooperatif ............................................... 13 2. Ciri - Ciri Pembelajaran kooperatif .............................................................. 14 3. Unsur - Unsur Pembelajaran kooperatif....................................................... 15 4. Langkah - Langkah Strategi Pembelajaran kooperatif ................................. 15 B. Pembelajaran Aqidah Akhlak.......................................................................... 16 1. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak ................................................... 16 2. Ruang lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak ............................................ 17 3. Fungsi Pembelajaran Aqidah Akhlak ........................................................ 17 4. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak ........................................................ 18 C. Kemampuan Belajar Siswa ............................................................................. 20 1. Pengertian Kemampuan Belajar Siswa ....................................................... 21 2. Ruang lingkup Kemampuan Belajar Siswa................................................ 21 D. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan ...................................................... 22 E. Kerangka Pemikiran Teoretis .......................................................................... 23
viii
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian .............................................................................. 25 1. Jenis Penelitian............................................................................................. 25 2. Desain Penelitian ......................................................................................... 27 B. Jenis dan Sumber Data ..................................................................................... 28 1. Jenis Data ..................................................................................................... 28 2. Sumber Data................................................................................................. 28 C. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................... 29 D. Metode Pengumpulan Data`............................................................................. 30 1. Observasi (pengamatan)............................................................................... 30 2. Wawancara ................................................................................................... 31 3. Dokumentasi ................................................................................................ 33 E. Validitas Data .................................................................................................... 34 1. Perpanjangan Pengamatan ............................................................................ 34 2. Meningkatkan Ketekunan ............................................................................. 35 3. Triangulasi .................................................................................................... 35 F. Metode Analisis Data ........................................................................................ 35 G. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian................................................................................ 39 1. Deskripsi Informan ....................................................................................... 46 2. Deskripsi Hasil Temuan ................................................................................ 46 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………….…….70 B. Saran – Saran……………………………………………………………..….71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
ix
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Aqidah Akhlak sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, berbudi luhur dan berbudaya. Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan Akidah Akhlak dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan perilaku terpuji dan menghindari perilaku tercela dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini institusi pendidikan harus diupayakan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa.1 Maka dari itu sebagai guru khususnya guru Aqidah Akhlak harus berupaya agar siswa meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak mengingat kemampuan belajar Aqidah Akhlak sangat penting peranannya dalam Menumbuhkembangkan akidah Akhlak melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Akhlak sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Sekarang ini guru harus mampu mengelola pembelajaran, menguasai materi dan mengevaluasi pembelajaran, memberikan bimbingan 1
Triatna Cepi, Guru sebagai Mentor (Bandung: CV Citra Praya, 2008), hlm 13
2
kepada peserta didik sehingga peserta didik bisa lebih meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak.2 Namun, sayangnya, pada kenyataannya kemampuan belajar Aqidah Akhlak di kalangan siswa MTs Maftahul Falah Sinanggul, belum seperti yang diharapkan. Kondisi ini tidak lepas dari proses pembelajaran Aqidah Akhlak di sekolah yang dinilai belum berhasil dalam membantu siswa menguasai kemampuan belajar Aqidah Akhlak. Sementara itu, hasil observasi empirik di lapangan juga menunjukkan fenomena bahwa kemampuan belajar Aqidah Akhlak siswa MTs Maftahul Falah Sinanggul berada pada tingkat yang rendah. Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada hari Kamis 4 Desember 2014, peneliti melihat bahwa kemampuan belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VIII MTs Maftahul Falah Sinanggul, hanya 20% (8 siswa) dari 40 siswa yang dinilai sudah memiliki kemampuan belajar Aqidah Akhlak dalam situasi formal di dalam kelas. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan belajar Aqidah Akhlak, di antaranya mampu menjawab pertanyaan terkait dengan Aqidah Akhlak, mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak, ada dua faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kemampuan belajar Aqidah Akhlak, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Yang termasuk faktor eksternal, diantaranya pengaruh kebiasaan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dari faktor internal, pendekatan pembelajaran, metode, media, atau sumber pembelajaran yang digunakan oleh guru memiliki pengaruh yang cukup
2
Taufani C.K, Wilkipedia untuk Guru (Bandung: PT Globalindo Universal Multikreasi, 2008), hlm 24
3
signifikan terhadap tingkat kemampuan belajar Aqidah Akhlak bagi siswa MTs. Pada umumnya, guru Aqidah Akhlak cenderung menggunakan pendekatan yang konvensional dan miskin inovasi sehingga kegiatan pembelajaran kemampuan belajar Aqidah Akhlak berlangsung monoton dan membosankan. Para peserta didik tidak diajak untuk belajar Aqidah Akhlak, tetapi cenderung diajak belajar tentang Aqidah Akhlak. Artinya, apa yang disajikan oleh guru di kelas bukan bagaimana siswa punya kemampuan belajar Aqidah Akhlak, melainkan diajak untuk mempelajari teori tentang Aqidah Akhlak. Akibatnya, kemampuan belajar Aqidah Akhlak hanya sekadar melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional dan kognitif belaka, belum manunggal secara emosional dan afektif. Ini artinya, rendahnya kemampuan belajar Aqidah Akhlak bisa menjadi hambatan serius bagi siswa untuk menjadi siswa yang cerdas, kritis, kreatif, berbudi luhur dan berbudaya. Jika kondisi semacam itu dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin kemampuan belajar Aqidah Akhlak di kalangan siswa MTs akan terus berada pada posisi yang rendah. Para siswa akan terus-menerus mengalami kesulitan dalam menguasai kemampuan belajar Aqidah Akhlak. Dalam konteks demikian, diperlukan pendekatan pembelajaran kemampuan belajar Aqidah Akhlak yang inovatif dan kreatif, sehingga proses pembelajaran bisa berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan. Siswa tidak hanya diajak untuk belajar tentang Aqidah Akhlak secara rasional dan kognitif, tetapi juga diajak untuk belajar dan berlatih menerapkan Aqidah Akhlak dalam konteks dan situasi yang sesungguhnya
dalam
suasana
yang
dialogis,
interaktif,
menarik,
dan
4
menyenangkan. Dengan cara demikian, siswa tidak akan terpasung dalam suasana pembelajaran yang kaku, monoton, dan membosankan. Di dalam proses belajar mengajar siswa harus diperhatikan dan diposisikan sesuai dengan kemampuannya, guru hendaknya memegang peranan sebagai mediator dalam belajar.3 Pembelajaran kemampuan belajar Aqidah Akhlak menjadi sajian materi yang selalu dirindukan dan dinantikan oleh siswa. Fenomena-fenomena yang terjadi di MTs Maftahul Falah Sinanggul menarik untuk dijadikan dasar penelitian, berdasarkan itulah maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul: ” Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII A di MTs MaftahulFalah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015 Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor internal yang diduga menjadi penyebab rendahnya tingkat kemampuan belajar Aqidah Akhlak, yaitu kurangnya inovasi dan kreativitas dan kualitas guru dalam menggunakan pendekatan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran kemampuan belajar Aqidah Akhlak berlangsung monoton dan membosankan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa diajak untuk belajar Aqidah Akhlak secara komprehensif. Dalam strategi pembelajaran kooperatif, guru memberi kesempatan kepada siswa 3
Triatna Cepi, Guru sebagai Mentor (Bandung: CV Citra Praya, 2008), hlm 3
5
untuk mengembangkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak. Melalui strategi pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, para siswa akan mampu mengembangkan potensi intelektual, sosial, dan emosional yang ada dalam dirinya, selain itu, mereka juga akan terlatih untuk menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya dalam menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalam dirinya. Pembelajaran sendiri pada dasarnya di dalamnya terdapat interaksi yang kuat antara pendidik dan peserta didik dengan tanpa ada perasaan tertekan4. Yang tidak kalah penting, para siswa akan mampu belajar Aqidah Akhlak secara efektif dan efisien. Berdasarkan permasalahan tentang rendahnya kemampuan belajar Aqidah Akhlak siswa maka peneliti melihat Bapak Nursalim sebagai guru Aqidah Akhlak ingin
mencoba memecahkan masalah ini
dengan menerapkan strategi
pembelajaran kooperatif dalam proses belajar-mengajar. Dalam strategi pembelajaran kooperatif, siswa bekerja sama dalam kelompok kecil terdiri dari 4 atau 5 siswa, dengan memberi reward bila kelompok mereka berhasil. Masingmasing kelompok merupakan kelompok yang heterogen menurut kemampuan, jenis kelamin, suku, dan ras. Mereka belajar sampai anggauta kelompoknya semua mengerti materi yang sedang dipelajari. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara yang paling sederhana dan paling fleksibel dalam belajar bersama dalam kelompok, peserta didik termotivasi untuk saling
4
Khaeruddin, KTSP Konsep dan Implementasinya di Madrasah (Yogyakarta: Nuansa Aksara, 2007), hlm 220
6
mendukung dan saling tolong menolong satu sama lain dalam memahami materi pelajaran dan berusaha agar menjadi kelompok super. Pada dasarnya peneliti ingin mengetahui apakah penggunaan strategi pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa klas VIII A MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini mengambil lokasi di MTs Maftahul Falah Sinanggul Mlonggo Jepara, karena ada hal yang mendasari pemilihan lokasi ini yaitu: 1. Di MTs Mafthul Falah Sinanggul Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara belum pernah ada penelitian sebelumnya yang meneliti tentang penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak 2. Mengetahui
penggunaan
strategi
pembelajaran
untuk
meningkatkan
kemampuan belajar Aqidah Akhlak siswa di MTs Maftahul Falah Sinanggul. 3. MTs Mafthul Falah Sinanggul merupakan salah satu sekolah yang bagus di Desa Sinanggul Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan untuk mewujudkan kesatuan berpikir serta membatasi masalah, peneliti memberikan penjelasan dan penegasan tentang arti dari beberapa istilah yang tercantum dalam judul penelitian, sebagai berikut: 1. Strategi Pembelajaran Kooperatif
7
Strategi pembelajaran kooperatif tidak sama dengan hanya sekedar belajar dalam kelompok5. Strategi pembelajaran sendiri berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa.6 Strategi pembelajaran merupakan strategi atau teknik yang harus dimiliki oleh para pendidik maupun calon pendidik. Hal tersebut sangat dibutuhkan dan sangat menentukan kualifikasi atau layak tidaknya menjadi seorang pendidik, karena proses pembelajaran itu memerlukan seni, keahlian dan ilmu guna menyampaikan materi kepada siswa sesuai tujuan, efesien, dan efektif. Strategi pebelajaran kooperatif menciptakan siswa berani bekerja sama saling berkoordinasi dalam usaha melengkapi tugas. Dari pernyataan tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa Strategi Pembelajaran Kooperatif artinya proses belajar mengajar dimana siswa mendiskusikan materi pelajaran bersama dalam kelompok. Jika mereka punya masalah mereka akan mencari solusi bersama. Siswa saling bertukar pendapat dan ide mereka dalam kelompoknya 2. Pembelajaran Aqidah Akhlak Pembelajaran Aqidah Akhlak adalah suatu usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap siswa dengan tujuan agar dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai way of life (jalan kehidupan). Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (aksioma)
5
Anita lie, Cooperative Learning (Jakarta: Grasindo. PT Gramedia Widiasarana, 2010), hlm
29 6
Wena Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu tinjauan Konseptual Operasional,(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012), hlm 21.
8
oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah.7 Menurut bahasa, kata akhlak berarti budi pekerti, watak, tabiat, dan perangai. Akhlak adalah perilaku yang dipantulkan dari keadaan aqidah seseorang.8 3. Kemampuan Belajar Siswa Kemampuan belajar siswa adalah kemampuan yang harus dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran. Kemampuan tersebut adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Seseorang yang telah memiliki kemampuan dalam bidang tertentu bukan hanya mengetahui tetapi akan terpola dalam perilaku sehari-hari. Kemampuan belajar siswa sendiri merupakan kemampuan seseorang dalam melaksanakan kewajiban- kewajiban dalam belajar secara bertanggung jawab dan layak9.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Mengingat begitu banyaknya masalah pembelajaran maka dalam penelitian yang peneliti laksanakan ini, peneliti membatasi permasalahan hanya mengenai strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan
7
Musthafa Aris, Hikmah Akidah Akhlak,(Surakarta: Akik Pusaka, 2014), hlm 2 Muqoddas Ali, Membangun Karakter Bangsa melalui Akidah & Akhlak, (Semarang: Rafi Sarana Perkasa, 2014), hlm 7 9 Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami (Bandung: PT Rfika Aditama, 2010), hlm 44 8
9
belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membuat perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Bagaimana
strategi
pembelajaran
kooperatif
untuk
meningkatkan
kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015? b. Bagaimana aplikasi strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015 c. Apa kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk: a. Mendeskripsikan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015
10
b. Mendeskripsikan
aplikasi
strategi
pembelajaran
kooperatif
untuk
meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015 c. Mendeskripsikan
kelebihan
dan
kelemahan
strategi
pembelajaran
kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan tidak hanya sekedar bermanfat sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1), tetapi juga dapat bermanfaat bagi beberapa pihak baik bermanfaat secara teoretis maupun bermanfaat secara praktis antara lain: 1. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk memperluas, memperdalam teori dan konsep tentang strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk peneliti berikutnya khususnya peneliti yang melakukan penelitian berkaitan dengan ruang lingkup strategi pembelajaran kooperatif khususnya, dan ruang lingkup penelitian strategi pembelajaran pada umumnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis
11
Penulis memperoleh pengalaman yang sangat berharga dan juga pengetahuan baru tentang dunia pendidikan dan hal ini tentu saja berguna bagi
penulis
untuk
mempersiapkan
diri
dalam
meningkatkan
profesionalisme dan meningkatkan rasa percaya diri di dunia kerja. Di samping itu juga bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan serta wawasan mengenai strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak b. Bagi Guru Aqidah Akhlak Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan tentang strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan siswa belajar Aqidah Akhlak, Sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar Aqidah Akhlak sehingga tercipta siswa yang berintelektual islami dan memiliki skill yang memadai dan juga sebagai koreksi dalam penerapan
strategi
pembelajaran
kooperatif
untuk
meningkatkan
kemampuan belajar Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul. c. Bagi Kepala Sekolah Dapat dijadikan sebagai salah satu acuan pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kemampuan belajar siswa dalam setiap mata pelajaran, khususnya kemampuan belajar siswa dalam Aqidah Akhlak.
12
d. Bagi Institusi Pendidikan Dengan adanya penelitian ini institusi pendidikan memperoleh kajian berharga dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berguna di kalangan akademik. Penelitian ini bisa dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi terhadap strategi pembelajaran dan bisa dijadikan sebagai bahan kajian untuk mendukung proses pembelajaran agar mendapatkan output yang lebih baik e. Bagi Peneliti Lain: Penelitian ini bisa digunakan sebagai tambahan referensi di dalam melaksanakan penelitian selanjutnya
13
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam landasan teori membahas tiga bagian penting yaitu landasan teori yang menjelaskan teori-teori secara umum yang relevan dengan penelitian, menjelaskan tentang hasil penelitian terdahulu yang relevan dan berkaitan erat dengan masalah yang diteliti, dan menyajikan kerangka pemikiran teoretis. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dasar - dasar teoretis yang diperoleh dari literatur - literatur seperti buku buku maupun majalah yang berhubungan dengan penelitian A. Strategi Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif Secara bahasa strategi sendiri bisa diartikan sebagai siasat, kiat, atau cara.10 Pembelajaran sendiri merupakan suatu aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa berkaitan langsung dengan aktivitas guru11. Strategi pembelajaran merupakan strategi atau teknik mengajar yang sangat dominan dalam meraih keberhasilan dalam mengajar. Secara umum strategi diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan
10 11
Sutikno Sobry, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hlm 3 Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), hlm 63
14
murid dalam perwujudan interaksi antara keduanya untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Istilah pembelajaran tidak lagi mengarah pada transfer materi, tetapi lebih pada bagaimana mengembangkan potensi peserta didik secara optimal12. Pembelajaran kooperatif sebagai strategi pembelajaran tidak hanya sekedar belajar kelompok. Strategi pembelajaran kooperatif ini membuat guru mengatur kelas seefektif mungkin karena dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran Aqidah Akhlak dan cara – cara bersosialisasi dalam belajar. Berdasarkan pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwa pengertian strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar bekerja sama diantara siswa dalam kelompok. 2. Ciri – Ciri Pembelajaran Kooperatif Ciri- ciri pembelajaran kooperatif adalah: a. Adanya rasa tanggung jawab masing-masing anggauta kelompok b. Masing - masing anggauta kelompok bisa berkomunikasi secara langsung bertatap muka dan saling mengevaluasi dalam kelompoknya c. Bisa lebih mengefektifkan tujuan pembelajaran d. Bisa menambah pengetahuan, kemampuan, dan sikap bekerja sama dalam belajar13.
12
Triatna Cepi, Guru Sebagai Mentor, (Bandung: CV Citra Praya, 2008), hlm 5 Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010), hlm 29 13
15
Berdasarkan pendapat Anita Lie mengenai ciri- ciri pembelajaran kooperatif, penulis bisa menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu stra tegi pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak 3. Unsur - Unsur Pembelajaran Kooperatif Ada 5 unsur dalam pembelajaran kooperatif, mereka adalah: a. Saling bergantung secara positif b. Tanggung – jawab secara individu
c. Saling tatap muka
d. Saling berkomunikasi dalam kelompok e. Evaluation of group process14 4. Langkah – Langkah Strategi Pembelajaran Kooperatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak Dalam penelitian ini peneliti meneliti strategi pembelajaran koopratif. Melalui strategi pembelajaran koopratif, guru dapat memotivasi siswa dalam belajar Aqidah Akhlak dengan menarik. Siswa dapat memperkaya kemampuan mereka
untuk
bisa menguasai pembelajaran Aqidah Akhlak. Siswa dapat
bekerja sama dengan teman sekelompoknya secara aktif. Di dalam strategi
14
hlm 31
Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010),
16
pembelajaran kooperatif bisa digunakan sebagai dasar dalam belajar. Di dalam strategi pembelajaran koopratif menggunakan langkah – langkah pembelajaran sebagai berikut: a. Guru menerangkan materi Aqidah Akhlak secara singkat b. Membiarkan siswa mempelajarinya c. Guru memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi pembelajaran d. Siswa diminta mendiskusikan pertanyaan- pertanyaan tersebut dalam kelompoknya e. Salah satu siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya15
B. Pembelajaran Aqidah Akhlak 1. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak Pembelajaran Aqidah Akhlak adalah salah satu mata pelajaran pendidikan agama yang diajarkan di MTs yang dikembangkan dari ajaranajaran dasar yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits yang secara integratif menjadi sumber nilai dan landasan moral spiritual yang kokoh dalam pengembangan keilmuan. Pembelajaran Aqidah Akhlak tidak hanya mengantarkan siswa untuk menguasai pengetahuan Aqidah Akhlak tetapi yang terpenting adalah menekankan keutuhan dan keterpaduan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga siswa dapat mengamalkan Aqidah
15
Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010), hlm
31
17
Akhlak dalam kehidupan sehari-hari, untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa serta pencegahan dari akhlak tercela16. 2. Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak Secara garis besar, ruang lingkup materi pokok pada mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah sebagai berikut: a. Hubungan vertikal antara manusia dengan Khaliqnya (Allah SWT) mencakup segi aqidah, meliputi: iman kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Kiamat, serta Qadla dan Qadar. b. Hubungan horizontal antara manusia dengan manusia, meliputi: akhlak dalam pergaulan sesama manusia, kewajiban membiasakan akhlak yang baik terhadap diri sendiri, orang lain, serta menjauhi akhlak yang buruk. c. Hubungan manusia dengan lingkungan, meliputi: akhlak manusia terhadap alam lingkungan, baik lingkungan dalam arti luas maupun makhluk hidup selain manusia yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan17. 3. Fungsi Pembelajaran Aqidah Akhlak a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. b. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman, dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari
16 17
https://tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/01-agama-islam-smp1.pdf . http://library.walisongo.ac.id. Diakses Sabtu, 4 April 2015
18
c. Pencegahan, yaitu mencegah hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang membahayakan dan menghambat perkembangan menuju manusia Indonesia seutuhnya d. Pengajaran, yaitu menyampaikan informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak 4. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak a. Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan akan hal-hal yang harus diimani sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari. b. Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan alam lingkungannya. c. Siswa memperoleh bekal tentang Aqidah Akhlak untuk mencapai baik SK (Standar Kompetensi maupun) KD (Kompetensi Dasar) pembelajaran Aqidah Akhlak. Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.18 Berikut ini adalah tabel Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Aqidah Akhlak.
18
. http://library.walisongo.ac.id. Diakses Sabtu, 4 April 2015
19
Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mapel Aqidah Akhlak
A.
Kelas VIII, Semester 1 STANDAR KOMPETENSI 1. Meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT
2. Menerapkan akhlak terpuji kepada diri sendiri
3. Menghindari akhlak tercela kepada diri sendiri
KOMPETENSI DASAR 1.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah SWT 1.2 Menunjukkan bukti/dalil kebenaran adanya kitab-kitab Allah SWT 1.3 Menjelaskan macam-macam, fungsi, dan isi kitab Allah SWT 1.4 Menampilkan perilaku mencerminkan beriman kepada kitab Allah SWT 2.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur dan qana’ah 2.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh- contoh perilaku tawakal, ikhtiyar, sabar syukur dan qana’ah 2.3 Menunjukkan nilai-nilai positif dari tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur dan qana’ah dalam fenomena kehidupan. 2.4 Menampilkan perilaku tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur dan qana’ah 3.1 Menjelaskan pengertian ananiah, putus asa,ghadab, tamak dan takabur 3.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh- contoh perbuatan ananiah, putus asa, ghadab, tamak dan takabur 3.3 Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan ananiah, putus asa, ghadab, tamak, dan takabur 3.4 Membiasakan diri menghindari perilaku ananiah, putus asa, ghadab, tamak, dan takabur
Kelas VIII, Semester 2 STANDAR KOMPETENSI 4. Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah
KOMPETENSI DASAR 4.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya beriman kepada Rasul
20
Allah SWT 4.2 Menunjukkan bukti/dalil kebenaran adanya Rasul Allah SWT 4.3 Menguraikan sifat-sifat Rasul Allah SWT 4.5 Menampilkan perilaku yang mencerminkan beriman kepada Rasul Allah dan mencintai Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan 5 Memahami mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya (karamah, ma’unah, dan irhash)
6. Menerapkan akhlak terpuji kepada sesama
7. Menghindari akhlak tercela kepada sesama
5.1 Menjelaskan pengertian mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya (karamah 5.2 Menunjukkan hikmah adanya mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya (karamah, ma’unah, dan irhash) bagi Rasul Allah dan orang-orang pilihan Allah 6.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya husnuzh-zhan, tawaadhu’, tasaamuh, dan ta’aawun 6.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh perilaku husnuzh-zhan, tawaadhu’ 6.3 Menunjukkan nilai-nilai positif dari husnuzh-zhan, tawaadhu’, tasaamuh, dan ta’aawun dalam fenomena kehidupan 6.4 Membiasakan perilaku husnuzh-zhan, tawaadhu’, tasaamuh, dan ta’aawun dalam kehidupan sehari-hari 7.1 Menjelaskan pengertian hasad, dendam ghibah, fitnah, dan namiimah 7.2 Mengidentifikasi bentuk perbuatan hasad, dendam, ghibah, fitnah 7.3 Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan hasad, dendam, ghibah, f 7.4 Membiasakan diri menghindari perilaku hasad, dendam, ghibah, fitnah dan namiimah dalam kehidupan seharihari19
C. Kemampuan Belajar Siswa
19
https://tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/01-agama-islam-smp1.pdf
21
1. Pengertian Kemampuan Belajar siswa Kemampuan Belajar siswa adalah sesuatu yang harus dimiliki siswa sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu dalam hal ini tentu saja berkaitan dengan belajar. Hal ini bisa ditunjukkan sebagai kemahiran, ketepatan dan keberhasilan bertindak sehubungan dengan belajar. 2. Ruamg Lingkup Kemampuan siswa Ruamg lingkup kemampuan siswa yang dimaksud adalah kemampuan yang termaktub di dalam silabus Aqidah Akhlak yang sudah mencakup kemampuan siswa secara keseluruhan baik aspek kognitif, afektif maupun aspek psikomotor. Adapun ruang lingkup kemampuan siswa secara umum dalam pembelajaran Aqidah Akhlak: (a) hafal surat-surat pilihan, mampu membaca, menulis, mengartikan, dan memahami ayat-ayat Al-Qur’an, serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari; (b) beriman dengan mengenal, memahami, dan menghayati rukun iman serta mampu berperilaku sebagai orang yang beriman; (c) terbiasa berperilaku dengan sifat-sifat terpuji, serta mampu menghindari sifat-sifat yang tercela, dan bertatakrama dalam kehidupan sehari-hari; (d) mengenal, memahami, menghayati, mampu dan mau mengamalkan ajaran-ajaran Islam tentang ibadah dan muamalah; (e) memahami, menghayati, dan mampu mengambil manfaat yang terkandung dalam tarikh Islam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
22
D. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan Sebagai perbandingan penulis kemukakan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Iis Rostiawati, dalam skripsinya yang berjudul Strategi Pembelajaran Membaca dan Menulis Al-Qur’an di SMU Islam 3 Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisa tentang pelaksanaan pembelajaran
membaca
dan
menulis
Al-Qur’an,
penerapan
strategi
pembelajaran dan faktor penghambat pembelajaran membaca dan menulis AlQur’an di SMU Islam 3 Sleman sekaligus cara mengatasinya. Dalam penelitiannya, Iis Rostiawati memfokuskan penelitiannya pada strategi dalam pembelajaran Al-Qur’an di SMA Islam 3 Sleman. 2. Ismail, dalam skripsinya yang berjudul Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Kelas Akselerasi di SMA Negeri 1 Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisa secara kritis tentang penerapan strategi pembelajaran PAI pada kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Yogyakarta.
Fokus
penelitiannya
mengenai
pelaksanaan
strategi
pembelajaran, evaluasi, dan hubungan antara strategi dengan evaluasi pembelajaran PAI pada kelas akselerasi20.
20
2015
Media Pembelajaran, www.akhmadsudrajat.wordpress.com diakses Rabu, 17 Desember
23
3. Widyaningsih HI, dalam skripsinya yang berjudul Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMK PIRI Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis secara kritis tentang strategi pembelajaran pendidikan agama Islam berbasis kompetensi di SMK Piri Sleman. Dalam penelitiannya, Widyaningsih lebih menitik beratkan pada strategi pembelajaran berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).21 Berdasarkan dari ketiga hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian-penelitian tersebut memiliki kesamaan dalam pengkajian tentang strategi pembelajaran. Namun dari masing-masing penelitian tersebut memiliki perbedaan dalam variabel-variabel yang mengikutinya atau obyek kajiannya. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak yang termuat dalam silabus pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Objek penelitiannya pada kelas biasa bukan kelas akselerasi yang pernah diteliti oleh saudara Ismail.
E. Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis sebagai pedoman acuan dalam melaksanakan penelitian tentang strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
21
http://www.ditpais.info. iqbalnurhadi.web.IdI diakses Rabu, 17 Desember 2015.
24
kemampuan belajar Aqidah Akhlak. Di sini akan terlihat bahwa strategi pembelajaran kooperatif di MTs Maftahul Falah Sinanggul sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar Aqidah Akhlak untuk lebih jelasnya penulis menggambarkan kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 1 Alur Kerangka Pemikiran Teoretis
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Kemampuan Belajar Aqidah Akhlak
25
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini berjudul strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang pendidikan. . A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Dalam dunia pendidikan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositiveme digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah22. Sesuai dengan hakikat penelitian kualitatif maka penelitian ini bersumber pada pengamatan kualitatif di lapangan (field research). Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Tetapi pada kenyataannya mungkin saja pada penelitian kualitatif ada data berupa angka-angka, tetapi sebenarnya angka-angka tersebut hanya berguna untuk menjelaskan sesuatu saja. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau 22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 15
26
perpektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya. Pehamanan diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan, dan melalui penguraian pemaknaan partisipan. Tentang situasi-situasi dan peristiwa-peristiwa. Pemaknaan partisipan meliputi perasaan, keyakinan, ideide, pemikiran dan kegiatan dari partisipan Dalam penelitian kualitatif penentuan sampel dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung dengan tehnik purposive sampling yang didasari bahwa pada proposal masih bersifat sementara dan akan berkembang kemudian setelah peneliti di lapangan. Dalam hal ini peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara lebih mendalam. Berdasarkan pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwa di penelitian kualitatif, peneliti akan meneliti kejadian berkaitan dengan fokus penelitian. Metode
penelitian
ini
menggunakan
metode
fenomologis/
metode
impresionistik. Berakar dari sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Salah satu pendekatan dalam ilmu sosial yang dipergunakan untuk membantu memahami berbagai gejala sosial. Fenomenologi dalam penelitian diperlukan sebagai tahapan untuk mengetahui dan menghasilkan pengertian mengenai benda/tempat/manusia. Pengetahuan dan pengertian yang muncul pada persepsi personal/subjektif
27
bisa jadi berbeda-beda meski menunjuk pada tempat/orang yang sama. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan penelitian non hipotesis yang berarti dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis karena tidak bersifat menguji melainkan memaparkan temuan dari penelitian dan mencari jawaban terhadap permasalahan yang ingin diketahui. Sejalan dengan metode di atas, maka informan yang peneliti tetapkan sebagai sumber data informan adalah guru Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul23. 2. Desain penelitian Desain penelitian adalah kerangka kerja atau rencana untuk melakukan studi yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan skripsi. Desain penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut: Penyusunan Skripsi
Obyek
Guru MTs Maftahul Falah Sinanggul
Fokus Penelitian
Proposal Penelitian Data Awal Metode Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data PERMASALAHAN
PEMECAHAN
OUTPUT
Gambar 2 Desain Penelitian
23
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 397
28
B. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang sesuai dengan fokus penelitian, yaitu tentang penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015 2. Sumber Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data-data penelitian diperoleh24. Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti memperoleh data-data penelitian dari dua sumber yaitu sumber data primer dan data sekunder a. Sumber Data Primer Data primer merupakan data-data penelitian yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumber data, baik yang dilakukan peneliti dengan atau melalui cara wawancara, observasi dan alat lainya. Dalam penelitian ini sumber data peneliti peroleh dari guru (Bapak Nursalim, S. Pd I dan kepala sekolah Bapak Drs. Subur, M. Si
24
hlm172
Arikunto. S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
29
b. Sumber Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung diperoleh dari subjek penelitian. Data skunder berupa data dokumentasi yang bisa terdiri dari foto siswa saat proses pembelajaran, buku-buku bisa berupa buku paket atau LKS, maupun arsip-arsip resmi bisa berupa daftar nilai siswa.
C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan yakni mulai bulan November 2014 dan diperkirakan berakhir pada bulan Maret 2015. 2. Tempat Penelitian Penelitian mengambil tempat di MTs Maftahul Falah Sinanggul Mlonggo Jepara. Pemilihan tempat ini dilakukan secara purposive (sengaja), dengan pertimbangan dan alasan sebagai berikut: a. Di MTs Mafthul Falah Sinanggul belum pernah ada penelitian sebelumnya yang meneliti tentang penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015 b. Untuk mengetahui dan meningkatkan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs MaftahulFalah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015
30
D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam sebuah penelitian, karena pada dasarnya tujuan utama dari sebuah penelitian adalah mendapatkan data - data. Peneliti harus mengetahui metode pengumpulan data karena tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka seorang peneliti tidak akan mendapatkan data-data seperti yang diharapkan atau mendapatkan data-data yang memenuhi standar yang telah ditetapkan25. Adapun dalam pengkajian skripsi ini penulis laksanakan ini penulis menggunakan metode pengumpulan data penelitian dengan menggunakan berbagai macam cara seperti berikut : 1. Observasi (Pengamatan) Observasi (pengamatan) merupakan salah satu teknik ataupun cara mengumpulkan data-data dengan jalannya proses yaitu mengadakan pengamatan terhadap kegiatan atau aktivitas yang sedang berlangsung26. Observasi ini peneliti gunakan sebagai instrumen pengumpul data, dan tentu saja peneliti dalam melaksanakan observasi menggunakan lembar observasi seperti yang terdapat dalam lampiran
25
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 308 26 Sukmadinata, Syaodih Nana, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm 220
31
Penelitian ini menggunakan observasi non participant, karena peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen. Instrumentasi yang digunakan adalah observasi terstruktur, karena observasi yang dilakukan sudah dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan di Langkah-langkah metode pengumpulan data dengan observasi di MTs Maftahul Falah Sinanggul adalah sebagai berikut: a). Peneliti menentukan pokok persoalan yang peneliti amati, b). Khusus pengamatan pelaksanaan strategi pembelajaran Aqidah Akhlak, peneliti mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung yang dilakukan guru Aqidah Akhlak. Peneliti menulis hasil pengamatan secara sistematis 2. Metode Wawancara Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal atau dalam bentuk percakapan bertujuan memperoleh informasi. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui dari responden
lebih mendalam27. Wawancara terhadap guru dan kepala
sekolah ( Bapak Nursalim, S. Pd I dan Bapak Drs. Subur, M. Si ), pertanyaan beserta jawaban diberikan secara verbal. Komunikasi ini dilakukan dengan keadaan saling berhadapan, namun komunikasi dapat juga dilaksanakan melalui telepon. Wawancara dapat dilakukan secara tersusun maupun tidak
27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 317
32
tersusun, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan wawancara
tersusun.
Wawancara
tersusun
adalah
wawancara
yang
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya, tetapi pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada dua subyek, yakni Kepala Sekolah dan Guru Aqidah Akhlak MTs Maftahul Falah Sinanggul. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Membuat daftar pertanyaan yang peneliti gunakan sebagai pedoman wawancara, adapun daftar pertanyaan (pedoman wawancara) sebagai berikut: Tabel 2 Daftar Pertanyaan (Panduan Wawancara Tentang Pembelajaran) No 1
Informan Kepala Sekolah
2
Guru Aqidah akhlak
Pertanyaan Bagaimana tanggapan Bapak mengenai strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru Aqidah akhlak? Apa kebijakan-kebijakan yang Bapak terapkan untuk mengembangkan potensi guru-guru di MTs Maftahul Falah terkait dengan pembelajaran Apa saja yang biasanya menjadi kendala dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru-guru di MTs Maftahul Falah Sinanggul, khususnya guru Aqidah akhlak? Persiapan apa yang dilakukan bapak sebelum melaksanakan pembelajaran aqidah akhlak? Bagaimana Bapak menerapkan strategi pembelajaran Aqidah akhlak dari awal sampai akhir untuk mencapai keberhasilan peserta didik ? Apa yang menjadi problem Bapak dalam menerapkan strategi pembelajaran kooperatif mata pelajaran Aqidah Akhlak ? Apakah bapak selalu memberikan tugas kepada siswa?
33
Dalam wawancara ini peneliti menuliskan apa yang disampaikan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru Aqidah Akhlak. Peneliti menulis hasil wawancara secara cermat dan jujur apa adanya. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dkumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang28. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dari sumber-sumber yang ada yaitu berupa dokumen-dokumen penting seperti dalam tabel berikut: Tabel 3 Pedoman Dokumentasi 1 2 3 4 5 6
Perangkat Pembelajaran Silabus dan RPP Buku ajar, LKS Media Pembelajaran Daftar Nilai Jurnal Pembelajaran
Pelaksanaan dokumentasi dalam penelitian ini sangat penting untuk mengetahui segala sesuatu seperti yang terangkum pada tabel 3 atau hal-hal lain yang berhubungan dengan penelitian di MTs Maftahul Falah Sinanggul. Untuk pelaksanaan dokumentasi ini peneliti akan cukup melihat data - data yang ada di MTs Maftahul Falah Sinanggul. Misalnya, data-data yang
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 329
34
tersimpan dalam file-file komputer atau data-data yang bisa dilihat di papan pengumuman
E. Validitas Data Uji validitas data atau keabsahan terhadap data hasil penelitian kualitatif dilakukan dengan cara: 1. Perpanjangan Pengamatan Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih dianggap orang asing, masih dicurigai sehingga informasi yang diberikan belum lengkap, tidak mendalam dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan. Dengan adanya perpanjangan pengamatan ini berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru29. Dalam pepanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, difokuskan pada pengujian terhadap data yang pernah diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
29
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 369
35
2. Meningkatkan Ketekunan Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati 3. Triangulasi Triangulasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan trianggulasi, maka sebenarnya peneliti melakukan pengumpulan data yang sekaligus menguji keabsahannya, yakni data yang valid dari berbagai sumber data.30
F. Metode Analisis Data Metode analisis data adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencari dan menemukan data menyusun transkip wawancara, catatan-catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti dengan
30
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta, 2009 hlm 368
36
teknik-teknik pengumpulan data lainnya31. Sehubungan dengan hal tersebut di atas dalam menganalisis hasil temuan ini menggunakan tiga macam analisis yaitu a. Reduksi Data (Data Reduction) Langkah awal ini untuk memudahkan pemahaman terhadap data penilaian yang sudah terkumpul, reduksi data dilakukan dengan cara mengelompokan data berdasarkan aspek-aspek permasalahan penelitian. b. Penyajian Data (Data Display) Data yang telah direduksi, kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi berdasarkan aspek-aspek dan penelitian, penyajian data dimaksudkan untuk memudahkan peneliti menafsirkan data dan menarik kesimpulan. c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan berdasarkan pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan, sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan ini dilakukan secara bertahap, pertama menarik kesimpulan sementara, namun seiring dengan bertambahnya data, maka harus dilakukan verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data yang telah ada. Berdasarkan verifikasi data ini selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan akhir temuan penelitian.
31
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 337.
37
G. Sistematika Penulisan Dalam rangka memberikan gambaran yang jelas dan komprehensif dan untuk memudahkan pemahaman kandungan isi skripsi, peneliti akan menjelaskan sistematika penulisan secara garis besarnya. Skripsi terdiri dari lima bab yang masing-masing bab saling terkait. Bab Pertama: Pendahuluan berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat Penelitian Bab Kedua: Landasan Teori Pada landasan teori memuat beberapa pembahasan: A. Strategi Pembelajaran Kooperatif yang meliputi, 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif, 2). Ciri – Ciri Pembelajaran Kooperatif, 3. Unsur - Unsur Pembelajaran Kooperatif, 4. Langkah – Langkah Strategi Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak. B. Pembelajaran Aqidah Akhlak, yang meliputi: 1.Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak, 2. Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak, 3. Fungsi Pembelajaran Aqidah Akhlak, 4. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak. C. Kemampuan Belajar Siswa, yang meliputi: 1. Pengertian Kemampuan Belajar siswa, 2. Ruamg Lingkup Kemampuan Belajar Siswa. D. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan Bab Ketiga: Metode Penelitian. Dalam Metode Penelitian ini membahas tentang Jenis dan desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, validitas data, teknik analisis data, sistematika penulisan
38
Bab Keempat, Hasil Penelitian dan Pembahasan yang meliputi: Deskripsi objek penelitian, Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab Kelima: Penutup, berisi kesimpulan dan saran/rekomendasi
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menyajikan deskripsi tentang objek penelitian, sebagai berikut: MTs Maftahul Falah Sinanggul terletak merupakan salah satu sekolah di Sinanggul yang berlokasi di Jln. Jepara-Bangsri Km-8 tepatnya di Desa Sinanggul RT: 30 RW: 06, Kecamatan Monggo, Kabupaten Jepara. Perlu diketahui bahwa berdasarkan letak geografis MTs Maftahul Falah Sinanggul berada di pinggiran kota jepara, berada di lingkungan pedesaan, tetapi meskipun terletak di pedesaan namun banyak kemudahan-kemudahan yang bisa diperoleh baik masalah transportasi maupun komunikasi, sehingga bisa dikatakan bahwa MTs Maftahul Falah Sinanggul sangat strategis untuk pengembangan kualitas sekolah. MTs Maftahul Falah Sinanggul mempunyai guru sebanyak 21 guru, yang terdiri dari 12 orang Guru tetap dan 9 orang Guru yang tidak tetap, dari jumlah guru tersebut 19 orang yang lulusan S1, 1 orang lulusan D1 dan 1 orang lagi lulusan S2, sedangkan jumlah guru yang sudah bersertifikat pendidik sebanyak 5 orang, MTs Maftahul Falah Sinanggul juga memiliki areal yang cukup luas untuk pengembangan baik gedung maupun lapangan olah raga, sarana prasarana, MTs Maftahul Falah Sinanggul MTs Maftahul Falah Sinanggul yang dimiliki adalah 7
40
ruang kelas, 1 ruang kantor guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang multimedia. (Dokumentasi MTs Maftahul Falah Sinanggul yang dikutip hari Selasa, 2 Pebruari 2015)
a. Sejarah Berdirinya MTs Maftahul Falah Sinanggul MTs Maftahul Falah Sinanggul merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berdiri di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Maftahul Falah, yang didirikan oleh H Abdul Bashir, BA dengan Akta Notaris No 22/35/1985 karena beliau merasa terpanggil selaku seorang muslim untuk mengabdikan dirinya dalam mengemban ajaran agama serta menanamkannya kepada putera-puteri Islam selaku penerus perjuangan Rasulullah S.A.W. Yayasan ini mulai mendirikan lembaga pendidikan formal sejak tahun 1982 dengan konsep latar belakang berdirinya yaitu bahwa pendidikan merupakan wahana penting dalam pembentukan generasi penerus yang handal. MTs Maftahul Falah Sinanggul didirikan di atas sebidang tanah dengan luas 2019 m2 dan beralamatkan di RT:30 RW:06 di Desa Sinanggul, Kecamatan Monggo, Kabupaten Jepara. Pada waktu itu yang menjabat pertamakali sebagai kepala sekolah adalah Bapak Edy showan. Beliau menjabat sampai tahun 1999. Selanjutnya Beliau diganti dengan Bapak Kusirun Ampd sampai tahun 2009, selanjutnya mulai tahun 2009 pimpinan kepala sekolah diganti oleh Bapak Muhammad Subur sampai sekarang. MTs Maftahul Falah Sinanggul kini telah mendapat tanggapan dan simpati yang besar dari masyarakat Sinanggul dan
41
sekitarnya.
Sebagaimana
lazimnya
setiap
organisasi,
yayasan
ini
mempunyai asas, dasar serta tujuan yang jelas bagi tercapainya sasaran yang diharapkan. Untuk itu beliau (H Abdul Bashir, BA) memberi petunjuk bahwa Yayasan Pendidikan Islam Maftahul Falah ini berasaskan Islam Ahlisunnah Wal Jama`ah dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, serta bertujuan untuk turut membina puteraputeri Islam agar menjadi insan yang berilmu ilmiah dan beramal amaliah yang dilandasi dengan akhlaqul karimah serta sanggup berbakti terhadap nusa, bangsa dan agama Selain kegiatan intrakurikuler yang berisikan mata pelajaran muatan nasional dan lokal, madrasah ini juga mengadakan kegiatan ekstrakurikuler untuk para siswa, diantaranya muhadharah (latihan berpidato), PRAMUKA, PLDK (Pendidikan dan Latihan Dasar Kepemimpinan), pecinta alam, kesenian (marawis), pembelajaran kitab kuning, kursus komputer dan bahasa. (Hasil wawancara dengan kepala MTs Maftahul Falah Sinanggul pada hari Senin, 2 Pebruari 2015) b. Tujuan Pendidikan MTs Maftahul Falah Sinanggul Tujuan pendidikan MTs Maftahul Falah Sinanggul adalah untuk mengembangkan pemahaman, sikap dan keterampilan yang memadai dalam IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), sehingga mampu menghasilkan tamatan/lulusan yang berilmu pengetahuan, terampil, berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, selain itu juga menyiapkan siswa untuk berperan
42
dalam masyarakat, menjadi pembelajar yang mandiri untuk keperluan pendidikan agama (relegion education), pengembangan kepribadian (personality development), dan pengembangan kognitif. MTs Maftahul Falah Sinanggul juga bertujuan menyiapkan lulusan untuk memasuki dunia global dimana di era globalisasi ini menyebabkan terjadinya persaingan bebas di berbagai bidang, kemajuan teknologi industri dan komunikasi begitu cepat sehingga membutuhkan sumber daya manusia berkualitas yang memiliki kompetensi terutama di bidang agama Islam yang bisa diandalkan agar dapat berkompetitif secara global. Pendidikan merupakan kegiatan sadar untuk mengembangkan minat dan bakat serta potensi peserta didik (Data dokumen MTs Maftahul Falah Sinanggul diambil pada tgl 2 Pebruari 2015)
c. Data Guru, Staf TU dan Siswa MTs Maftahul Falah Sinanggul 1). Data Guru Tenaga pengajar di MTs Maftahul Falah ini jumlahnya ada 21 orang. Dengan keberadaan guru yang berjumlah 21 orang ini harapan MTs Maftahu Falah Sinanggul bisa berkompetensi dengan bagus baik dalam hal akademik maupun dalam hal non akademik peserta didik. Agar lebih jelas tentang nama guru, Jabatan/tanggung jawab yang dipegang dan status pendidikannya maka penulis menyajikan tabel daftar guru Maftahul Falah sebagai berikut:
43
Tabel 4 Daftar Guru MTs Maftahul Falah
No
Nama
Jabatan
Pendidikan
1
Muhammad Subur, S.Pd, M.Si
Kepala Sekolah
S2
2
Drs Junaidi
Waka Kurikulum
S1
3
Haris Budiawan, S.Pd
Waka Kesiswaan
S1
4
Nur Faqih, S.Pd
Waka Sarpras
S1
5
I`in Afidatun, S.Pd I
Pengelola Perpustakaan
S1
6
Nur Salim, S.Pd I
Guru
S1
7
Sutriyono, SH
Bendahara
S1
8
Nafi`ul Inayah, S.Pd
Guru
S1
9
Mustamir, S.Pd I
Guru
S1
10
Achmad Salim
Guru
D1
11
Muhlis, S.Pd I
Guru
S1
12
Akhsan Maskur, S.Pd I
Guru/Multi media
S1
13
Asiyah Nur H, S.Pd
Guru
S1
14
Fadlolin, S.Pd I
Guru/Waka Sekolah
S1
15
ddatun Nasriyah, S.Pd I
Guru
S1
16
Fatihul Khoir, S.Pd
Guru
S1
17
Novita Handayani, S.Pd
Guru
S1
18
Adib Dwi Rohman, S.Pd
Guru
S1
19
Hanafi, S.Pd I
Guru
S1
20
Drs Rosyidi Arif
Guru
S1
22
M Izudin, S.Ag, M.Pd
Guru
S2
22
Fatroni, S.Ag
Humas
S1
Data dokumen MTs Maftahul Falah Sinanggul diambil pada tgl 2 Pebruari 2015)
2). Data Staf TU MTs
Maftahul
Falah
mempunyai
karyawan
atau
tenaga
administrasi 3 orang pegawai tetap, terdiri dari 1 orang kepala TU, dan 2
44
orang staf TU dan 1 orang penjaga sebagaimana yang tercantum dalam tabel dibawah ini: Tabel 5 Data Staf TU MTs Maftahul Falah Sinanggul No
Nama
Jabatan
Pendidikan
2
Dyah Kholifah, S.Pd
Kepala TU
S1
3
M. Syaiful
Staf TU
D2
4
Abdul Muis, S.Pd I
Staf TU
S1
5
Abdul Syukur
Penjaga
SD
(Data Dokumen MTs Maftahul Falah Pada Tgl 4 Pebruari 2015) 3). Data Siswa MTs Maftahul Falah Siswa MTs Maftahul Falah tahun ajaran 2014/2015 pada bulan Februari 2015 berjumlah anak terdiri dari: Kelas VII ada 2 kelas : VIIA, VIIB Kelas VIII ada3 kelas: VIIIA, VIIIB, VIIIC Kelas IX ada2 Kelas : IX A, IXB Tabel 6 Data Siswa MTs MTs Maftahul Falah tahun ajaran 2014/2015 Kelas
Putera
Puteri
Jumlah
VII
12
24
36
VIII
15
25
40
IX
11
28
39
Jumlah
38
77
105
(Data Dokumen MTs Maftahul Falah Pada Tgl 4 Februari 2015)
45
d. Lokasi Dan Sarana Prasarana Luas lokasi yang digunakan oleh MTs Maftahul Falah adalah 2360 m2, dengan menggunakan tanah seluas ini didirikan beberapa ruang kelas, kantor Tata Usaha, ruang guru, ruang kepala sekolah, tempat ibadah dan sebagainya. Sesuai hasil pengamatan dan dokumen yang ada, didapatkan data bahwa sekolah tersebut sampai akhir tahun berusaha melengkapi sarana dan prasarana yang belum ada atau masih kurang. Kesemuanya diusahakan dan disediakan agar kemajuan madrasah dapat terwujud. Adapun sarana prasarana yang telah dimiliki oleh MTs Maftahul Falah adalah sebagai berikut dalam tabel dibawah ini: Tabel 7 Data Sarana Prasarana MTs Maftahul Falah No
Jenis Ruang
Jumlah Ruang
Keterangan
1
Ruang Kelas
7
Baik
2
Ruang Kep. Madrasah
1
Baik
3
Ruang Guru
1
Baik
4
Ruang TU
1
Baik
5
Ruang Perpustakaan
1
Baik
6
Masjid/Mushola
1
Baik
7
Ruang UKS
1
Baik
8
Ruang BP
1
Baik
9
Kamar Mandi/WC Guru
1
Baik
10
Kamar Mandi/WC Siswa
3
Baik
(Data Dokumen MTs Maftahul Falah Pada Tgl 4 Pebruari 2015)
Demikianlah gambaran umum MTs Maftahul Falah Sinanggul secara
singkat tentang keadaannya yang sebenarnya.
46
1. Deskripsi Informan Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan sejumlah informan seperti yang tertera dalam tabel sebagai berikut: Tabel 8 Deskripsi Informan No 1 2
NAMA Drs. Muhammad Subur, M.Si Nur Salim, S.Pd I
USIA 48 34
JABATAN Kepala sekolah Guru Aqidah Akhlak
KET
2. Deskripsi Hasil Temuan a. Wawancara dengan Kepala Sekolah Bapak Subur, S.Pd, M.Si (Kepala Sekolah MTs Maftahul Falah) 1).Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015 Hasil wawancara dengan Bapak Subur, S.Pd, M.Si selaku Kepala Sekolah MTs Maftahul Falah tentang tanggapan beliau mengenai penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul. Hasil
wawancara
menunjukkan
bahwa
penggunaan
strategi
pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul memang terbukti hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kemampuan belajar Aqidah Akhlak
47
setelah guru Aqidah akhlak menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Meningkatnya kemampuan belajar Aqidah Akhlak bisa dilihat dari hasil nilai siswa sebelum pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dan sesudah menggunakan strategi pembelajaran kooperatif (data bisa dilihat pada lampiran). Sebelumnya guru Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul biasanya menggunakan strategi pembelajaran konvensional yang sejak dulu digunakan tanpa ada inovasi lebih lanjut. Strategi tersebut yaitu ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Metode ceramah merupakan metode yang paling dominan digunakan oleh guru Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul.
2). Kebijakan Bapak Subur, S.Pd, M.Si, selaku Kepala Sekolah untuk mengembangkan potensi guru di MTs Maftahul Falah terkait dengan pembelajaran Aqidah Akhlak Hasil wawancara dengan Bapak Subur, S.Pd, M.Si, selaku Kepala Sekolah MTs Maftahul Falah mengenai kebijakan yang dterapkan Bapak
Subur,
S.Pd,
M.Si,
selaku
Kepala
Sekolah
untuk
mengembangkan potensi guru di MTs Maftahul Falah terkait dengan pembelajaran Aqidah Akhlak. Menurut bapak Muhammad Subur, S.Pd, M.Si selaku kepala MTs Maftahul Falah Sinanggul pengembangan potensi guru di MTs Maftahul Falah terkait dengan pembelajaran
48
Aqidah Akhlak sangat penting. Dalam kesempatan ini Beliau berkata: “Pengembangan potensi guru di MTs Maftahul Falah terkait dengan pembelajaran Aqidah Akhlak ini kami laksanakan melalui berbagai kegiatan
misalnya
mengirim
guru
untuk
mengikuti
pelatihan,
mengadakan supervisi dan memberi kompensasi (pemberian reward). Pelatihan bagi tenaga pendidik dan kependidikan harus kami lakukan tidak hanya guru Aqidah Akhlak saja tetapi semua guru mulai dari level tertinggi dan terendah, para staf atau guru baik yang masih baru maupun yang sudah lama, kami lebih sering mengirim guru atau staf kami, apabila ada pelatihan di tempat lain dibandingkan kami mengadakan sendiri pelatihan di sekolah. Dengan melakukan hal-hal di atas kami mengharapkan potensi guru tidak hanya guru Aqidah Akhlak tetapi juga seluruh guru di MTs Maftahul Falah bisa berkembang dengan bagus
3). Kendala dalam Kegiatan Belajar Mengajar oleh Guru-Guru di MTs Maftahul Falah Sinanggul, Khususnya Guru Aqidah akhlak Hasil wawancara dengan Bapak Subur, S.Pd, M.Si, selaku Kepala Sekolah MTs Maftahul Falah mengenai kendala yang biasanya terjadi dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru-guru di MTs Maftahul Falah Sinanggul, khususnya guru Aqidah akhlak. Menurut bapak Kepala sekolah ada beberapa kendala diantaranya penggunaan media di MTs Maftahul Falah Sinanggul terlihat masih terkesan sederhana. Media
49
elektronik yang berupa LCD, komputer, dan sebagainya belum digunakan oleh guru Aqidah Akhlak. Sementara ini media yang sering bersinggungan langsung dengan pembelajaran Aqidah akhlak adalah media cetak. Misalnya buku paket Aqidah akhlak, buku-buku lain yang mendukung materi pelajaran Aqidah akhlak. Sedangkan sarana tulisnya menggunakan papan tulis dan kapur. Kendala lain adalah pengelolaan kelas di MTs Maftahul Falah Sinanggul menunjukkan kondisi yang jauh dari harapan. Pasalnya kebanyakan guru belum begitu memperhatikan persoalan ini, sehingga keadaan kelas terkesan begitu-begitu saja tanpa ada semangat untuk berubah. Kendala lain lagi yang paling urgen yang dihadapi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul adalah kurangnya SDM (guru) yang kreatif, inovatif, penguasaan teknologi yang masih minim, dan ketersediaan sarana prasarana pembelajaran yang belum memadai.
b. Wawancara dengan Bapak Nur Salim, S.Pd I (Guru Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul) 1). Persiapan Bapak Nur Salim, S.Pd I sebelum melaksanakan pembelajaran Aqidah Akhlak Hasil wawancara dengan Bapak Nur Salim, S.Pd I selaku guru Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul terkait dengan persiapan yang dilakukan Bapak Nur Salim, S.Pd I selaku guru Aqidah
50
Akhlak sebelum melaksanakan pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas. Menurut Bapak Nur Salim, S.Pd I persiapan sebelum melaksanakan pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas itu penting karena mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan
informasi
dari
guru
kepada
siswa32
adalah
mempersiapkan: a. Perangkat Pembelajaran berupa silabus dan RPP b. Buku ajar, LKS (Lembar Kerja Siswa) c. Media pembelajaran d. Daftar nilai e. Jurnal pembelajaran . Disamping persiapan tersebut Bapak Nur Salim, S.Pd I juga mempersiapkan diri mengenai penampilan harus rapi, kondisi kesehatan fit, kondisi mental juga harus bagus dan penguasaan materi harus mantap shingga peserta didik menjadi lebih bersemangat dalam belajar.
B. Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul Hasil wawancara dengan Bapak Nur Salim, S.Pd I selaku guru Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul terkait dengan 32
Pupuh Fathurrohman, Strategi BelajarMengajar,(Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hlm 7
51
penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah akhlak siswa kelas VIIIA di MTs Maftahul Falah. Hasil wawancara menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah tepat, hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kemampuan belajar Aqidah Akhlak terutama Akhlak terpuji dan tercela setelah guru Aqidah akhlak menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Meningkatnya kemampuan belajar Aqidah Akhlak bisa dilihat dari hasil nilai siswa tidak maupun menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Berikut ini penjelasan mengenai pembelajaran tidak menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dan pelaksanaan post tes. a). Pembelajaran Tidak Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif Kegiatan pembelajaran ini dilakukan pada tanggal 28 Maret, 2015. Pada tahap pertama ini, guru menggunakan cara konvensional (guru sebagai pusat belajar) dalam mengajar Aqidah Akhlak. Hal ini dilakukan untuk mengetahui nilai siswa dalam belajar Aqidah Akhlak bilamana tidak menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Proses belajar mengajar dimulai dengan guru mengajar bagaimana memahami pelajaran Aqidah Akhlak dengan seksama. Hal ini membuat kelas tenang. Semua siswa sepertinya memperhatikan guru,
52
tetapi tidak bisa dipastikan bahwa semua siswa memperhatikan apa yang telah dikatakan guru mereka. Hanya ada beberapa siswa yang aktif bertanya kepada guru selama proses belajar mengajar. Seperti yang terlihat dalam wawancara antara Peneliti yang dalam hal ini bertindak sebagai pengamat (Observer) dan Guru Aqidh Akhlak berikut ini: O: Bagaimana respon siswa sehubungan dengan strategi mengajar Ibu (tidak menggunakan strategi pembelajaran kooperatif)? G: Kelas relatif tenang. Beberapa siswa aktif menjawab pertanyaan saya sehubungan dengan Aqidah Akhlak O: Apa yang dilakukan siswa lainnya? G: Sesungguhnya mereka (para siswa) memperhatikan saya, tetapi ketika saya cek dengan pertanyan mereka tidak bisa menjawab dengan baik. O: Jadi, ini bisa dikatakan bahwa sesungguhnya mereka tidak memperhatikan penjelasan Ibu tetapi mereka sedang memikirkan yang lain. G: Ya, mereka cenderung tenang dan malas selama pelajaran Aqidah Akhlak dan hanya ada beberapa siswa yang rajin. Berdasarkan pengamat (observer) yang sekaligus sebagai peneliti, kondisi ini tidak menarik untuk kelas Aqidah Akhlak. Ini merupakan kegiatan yang membosankan bagi siswa. Sehingga
53
hasilnyapun jauh dari harapan. Ini terbukti dengan nilai rata-rata hanya 65, (lihat lampiran 1). Berdasarkan hasil belajar tidak menggunakan strategi pembelajaran kooperatif yang tercantum pada lampiran 1 peneliti membuat tabel hasil belajar sebagai berikut: Tabel 9 Hasil Belajar Siswa Tidak Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif No
Uraian
1 2 3
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata
Hasil Belajar Siswa Tidak Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif 80 60 65
Berdasarkan hasil nilai pada pembelajaran tidak menggunakan strategi pembelajaran kooperatif) belum memuaskan maka peneliti memutuskan menggunakan strategi mengajar yang lain yang bisa membuat siswa lebih aktif dan lebih interaktif di dalam kelas yaitu menggunakan strategi pembelajaran kooperatif b). Pembelajaran Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 April, 2015. Mengetahui hasil tes siswa pada pembelajaran sebelum menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tidak cukup memuaskan, maka peneliti memutuskan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif untuk memecahkan
masalah
tersebut.
Perencanaan
pada
pembelajaran
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dengan cara menyiapkan perangkat pembelajaran seperti; RPP yan berfokus pada kerja kelompok
54
dan materi Aqidah Akhlak yang selaras dengan silabus, dan soal-soal yang terdiri dari 10 soal pilhan ganda tentang pertanyaan Aqidah Akhlak. Disamping itu lembar skema observasi juga penulis siapkan dengan baik, hal ini untuk mengamati partisipasi siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak (hal ini dapat dilihat pada lampiran). Siswa tidak gaduh ketika guru yang sekaligus peneliti masuk kelas. Sebelum pembeljaran dimulai, guru memberi kesempatan siswa untuk membentuk kelompok. Aktivitas ini membuat kelas gaduh karena mereka harus mengubah posisi tempat duduk mereka agar bisa menjadi kelompok yang bagus. Siswa masih sedikit
kebingungan
dan
memerlukan
pertolongan
guru.
Guru
memerankan perannya sebagai fasilitator. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa peran guru di dalam strategi pembelajaran kooperatif adalah sebagai fasilitator artinya guru memfasilitasi siswa selama proses belajarmengajar di dalam kelas. Dalam sudut pandang pembelajaran, guru harus melatihkan kemampuannya dalam posisi sebagai fasilitator33. Sebagai fasilitator, guru merencanakan proses belajar-mengajar, materi pelajaran yang akan diajarkan, bagaimana cara menyampaikan pelajaran, apa tujuannya, kemudian membantu dan membimbing siswa agar bisa belajar sendiri. Guru membuat perubahan dalam menangani siswa, guru lebih sering berjalan mengelilingi siswa. Hal ini membuat siswa merasa bahwa
33
Taufani C.K, Wikipedia untuk Guru, (Bandung: PT Globalindo Universal Multikreasi, 2008), hlm1 5
55
mereka dibimbing dan diarahkan guru untuk melakukan yang terbaik bagi kelompoknya. Menurut observer, proses belajar-mengajar berjalan lancar. Siswa bisa berdiskusi dengan baik. Pada dasarnya berdiskusi merupakan proses interaksi antara dua atau lebih yang terlibat saling tukar menukar pengalaman, informasi. Memecahkan masalah semuanya harus aktif, tidak boleh ada yang pasif hanya sebagai pendengar saja34 Mereka aktif bekerja dalam kelompoknya dan saling tukar pendapat
dalam
memecahkan masalah dalam kelompoknya agar tujuan tercapai. Mereka menghemat waktu dengan membagi tugas untuk masing-masing angauta kelompok. Usaha belajar siswa untuk meningkatkan belajar tampak pada kegiatan pembelajaran ini. Tujuan tercapai dan usaha belajar sehubungan dengan peningkatan keberhasilan kelompoknya agar menjadi kelompok super dengan menerapkan aturan kelompoknya. Selanjutnya masiing – masing kelompok menyajikan hasil diskusi mereka. Kelas menjadi gaduh ketika guru mengumumkan penghargaan pada masing-masing kelompok. Reward diumumkan dipapan pengumuman. Hal ini membuat mereka senang dan tertarik. Penghargaan ini membuat mereka lebih termotivasi untuk melakukan yang terbaik agar kelompoknya menjadi kelompok super. Hal ini juga berdasarkan wawancara antara Peneliti dengan siswa berikut ini: P: Bagaimana dengan rewardnya, apakah kamu menyukainya? 34
Roestiyah N.K, Strategi BelajarMengajar,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hlm 5
56
S: Ya, tentu saja. P: Mengapa? S1: Karena itu memotivai saya dan kelompok saya bekerja giat agar menjadi kelompok super. Reward juga juga berbentuk unik dan lucu. Saya menyukainya. S2: Itu sebenarnya memotivasi saya untuk memahami pelajaran Aqidah Akhlak. S3: Rewardnya kreatif dan kami juga bisa mengukur kemampuan kami dalam memahami pelajaran Aqidah Akhlak karena adanya reward. S4: Saya suka itu tetapi saya sesungguhnya tidak puas dengan penghargaan kelompok kami, tetapi apa yang akan saya katakan, itu adalah usaha maksimum kami. Melalui pemberian reward, siswa akan saling membantu dalam kelompoknya untuk menguasai materi pelajaran. Pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam belajar Aqidah Akhlak dengan adanya reward sangat bagus. Ada empat kelompok yang mendapat reward menjadi kelompok super. Mereka adalah kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, dan kelompok 7. Ada empat kelompok yang menjadi kelompok bagus, Mereka adalah kelompok 4, kelompok 5, kelompok 6 dan kelompok 8. Selanjutnya guru meminta siswa untuk kembali ketempat duduk masing-masing untuk mengerjakan tes secara individu. Setelah selesai lembar jawaban siswa dikumpulkan. Guru mengatakan bahwa siswa lebih senang berada di
57
pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dari pada di pembelajaran yang tidak menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Hal ini terbukti dengan perolehan hasil tes yang rata-ratanya lebih tinggi dari sebelumnya. Nilai rata-rata siswa meningkat dari 65 menjadi 77 (lihat lampiran 2). Berdasarkan hasil nilai belajar pada pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif yang tercantum pada lampiran 2 peneliti bisa membuat tabel hasil belajar sebagai berikut: Tabel 10 Hasil Belajar Siswa Sesudah Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif No
Uraian
1 2 3
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata
Hasil Belajar Siswa Sesudah Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif 90 70 77
1). Hasil Observasi: a. Guru dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran bagus. b. Guru memotivasi siswa dengan bagus. c. Siswa melakukan diskusi dengan baik. d. Siswa hanya sedikit yang memerlukan pertolongan guru. e. Siswa lebih aktif untuk memecahkan masalah. f. Proses pembelajaran lancer
.
58
2). Hasil Refleksi: a. Guru seharusnya memberi sering motivasi pada siswa agar terbiasa belajar Aqidah Akhlak. b. Guru seharusnya lebih aktif memberi motivasi pada siswa agar berani mengutarakan buah pikirannya, menyatakan secara obyektif, saling mengerti dan tolong-menolong selama belajar kelompok. c). Post-Tes Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 April 2015. Siswa bertanya kepada guru mengapa mereka tidak diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif lagi. Mereka (siswa) suka diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Guru menerangkan pada mereka
bahwa
strategi
pembelajaran
kooperatif
hanya
untuk
membuktikan peningkatan kemampuan siswa dalam belajar Aqidah Akhlak. Kelas menjadi tenang lagi ketika guru berjanji akan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif lagi lain waktu. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh kuat terhadap siswa. Disamping peningkatan juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, menyenangkan dalam artian suasana pembelajaran membuat siswa memusatkan perhatian secara penuh sehingga bisa meningkatkan hasil belajarnya35. Dalam post-
35
Dasim Budimansyah, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,dan Menyenangkan,(Bandung: PT Genesindo, 2010), hlm 71
59
tes ini, guru menggunakan teknik konvensional dalam mengajar Aqidah Akhlak (guru-pusat pembelajaran). Kemudian, murid juga mengerjakan soal Aqidah Akhlak. Hal ini dilakukan untuk mengetahui nilai akhir setelah siswa diajar menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Jika ini dibandingkan dengan pembelajaran yang sebelum menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, maka hal ini akan menunjukkan perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata siswa. Nilai rata-rata pada pembelajaran yang belum menggunakan strategi pembelajaran kooperatif hanya 65, dan pada pos-tes, nilai rata-rata mengalami peningkatan menjadi 87 (lihat lampiran 3). Berdasarkan hasil nilai belajar tindakan post tes yang tercantum di lampiran peneliti bisa membuat tabel hasil belajar tindakan post siklus sebagai berikut: Tabel 11 Hasil Tindakan Post - Tes No 1 2 3
Uraian Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata
Hasil Tindakan Post Tes 100 80 87
1). Problem Bapak Nur Salim, S.Pd I dalam Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Aqidah akhlak Siswa Kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Hasil wawancara dengan Bapak Nur Salim, S.Pd I selaku guru Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul terkait dengan problem Bapak Nur Salim, S.Pd I dalam penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk
60
meningkatkan kemampuan belajar Aqidah akhlak siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul terletak pada siswa. Sebagus apapun strategi yang saya gunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak tetapi kalau siswa tidak berkosentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran maka hasilnya tidak akan memenuhi harapan. Sebagian besar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran ngantuk, dengan alasan kalau di rumah bekerja membantu kedua orang tua yang dari segi ekonomi serba kekurangan, ada juga yang ngobrol sendiri, melamun, sakit banyak pikiran karena korban dari broken home karena orang tuanya menikah lagi. Jadi wajar saja kalau ada beberapa siswa yang mempunyai beban di luar sekolah, sehingga menjadi beban pikiran ketika proses pembelajaran yang mengakibatkan susah berkonsentrasi. Problem lain kemungkinan terletak pada media pembelajaran yang belum memadai
2). Pemberian Tugas Kepada Siswa Hasil wawancara dengan Bapak Nur Salim, S.Pd I selaku guru Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul terkait dengan pemberian tugas kepada siswa. Dalam kesempatan ini Bapak Nur Salim, S.Pd I berkata: “Pemberian tugas kepada siswa itu sangat penting dan bermanfaat sekali karena bisa untuk menanamkan dan sekaligus membudayakan siswa agar rajin belajar di luar sekolah. Saya memberikan tugas kepada siswa setiap saya selesai mengajar, hal ini saya maksudkan agar mau tidak mau siswa harus membuka
61
buku untuk mengerjakan tugas mereka, dengan mengerjakan tugas secara otomatis mereka belajar 3). Deskripsi Hasil Observasi a. Hasil Observasi di Kelas tentang Kegiatan Pembelajaran Aqidah Akhlak yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif. Hasil observasi peneliti tentang pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam, dilanjutkan dengan membaca Asma’ul Husna, pembacaan Asma’ul Husna ini merupakan budaya yang dirutinkan setiap hari sebelum pelajaran dimulai, budaya ini untuk semua mata pelajaran tak terkecuali. Sebelum pembelajaran dimulai, guru memberi kesempatan siswa untuk membentuk kelompok. Aktivitas ini membuat kelas gaduh karena mereka harus mengubah posisi tempat duduk mereka agar bisa menjadi kelompok yang bagus. Siswa masih sedikit
kebingungan
dan
memerlukan
pertolongan
guru.
Guru
memerankan perannya sebagai fasilitator. Sebagai fasilitator, guru membantu dan membimbing siswa agar bisa belajar sendiri. Guru lebih sering berjalan mengelilingi siswa. Hal ini membuat siswa merasa bahwa mereka dibimbing dan diarahkan guru untuk melakukan yang terbaik bagi kelompoknya. Menurut observer, proses belajar-mengajar berjalan lancar. Siswa bisa berdiskusi dengan baik. Mereka aktif bekerja dalam kelompoknya dan saling tukar pendapat dalam memecahkan masalah
62
dalam kelompoknya. Usaha belajar siswa untuk meningkatkan belajar tampak pada kegiatan pembelajaran ini. Selanjutnya masing – masing kelompok menyajikan hasil diskusi mereka. Kelas menjadi gaduh ketika guru mengumumkan penghargaan / reward pada masing-masing kelompok. Reward diumumkan dipapan pengumuman. Hal ini membuat mereka senang dan tertarik. Penghargaan ini membuat mereka lebih termotivasi untuk melakukan yang terbaik agar kelompoknya menjadi kelompok super. Pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam belajar Aqidah Akhlak dengan adanya reward sangat bagus. Hal ini terbukti dengan perolehan hasil tes rata-ratanya lebih tinggi dari sebelum menggunakan strategi pembelajaran koopertif. Nilai rata-rata siswa meningkat dari 65 menjadi 77 (lihat lampiran 2). Selanjutnya guru meminta siswa untuk kembali ketempat duduk masing-masing untuk mengerjakan tes secara individu. Setelah selesai lembar jawaban siswa dikumpulkan. Selanjutnya guru menutup pelajaran. Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat rangkuman pelajaran serta menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. b. Hasil Observasi di Kelas terkait dengan Penggunaan Media Pembelajaran Aqidah Akhlak Hasil observasi yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul terlihat masih terkesan sangat sederhana. Guru pembelajaran
63
Aqidah Akhlak terkait dengan penggunaan media dalam pembelajaran Aqidah Akhlak belum bervariasi. Media elektronik yang berupa LCD, komputer, dan lain sebagainya belum digunakan sama sekali oleh guru pengampu pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul Mlonggo. Padahal sudah beberapa tahun yang lalu media elektronik tersebut disediakan oleh pihak sekolah, meskipun jumlahnya masih sangat minim sekali. Media pembelajaran yang sering digunakan guru dalam pembelajaran Aqidah Akhlak adalah media cetak. Misalnya buku paket Aqidah Akhlak, buku-buku lain yang mendukung materi pelajaran Aqidah Akhlak. Sedangkan sarana alat tulisnya menggunakan papan tulis dan kapur.
C. Pembahasan 1. Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas VIIIA di MTs Maftahul Falah Sinanggul. Strategi pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru Aqidah Akhlak (Bapak Nur Salim, S. Pd I) adalah metode yang masih konvensional (guru sebagai pusat pembelajaran) jadi tanpa ada inovasi lebih lanjut. Metode tersebut yaitu ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Maka hasil belajar siswa tidak seperti yang diharapkan. Melihat hasil belajar Aqidah Akhlak yang tidak bagus maka Bapak Nur Salim, S. Pd I memutuskan menggunakan strategi
64
pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak. Adapun kegiatan pembelajaran kooperatif terdiri dari: a. Persiapan Pembelajaran Di dalam persiapan, guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang harus dilaksanakan dalam merencanakan program pembelajaran36. Persiapannya
berupa
RPP
(Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran),
mempersiapkan bahan ajar dan sumber belajar, media pembelajaran, menentukan tugas yang akan diberikan kepada peserta didik. b. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya: 1). Kegiatan Awal: Pada kegiatan awal ini guru memberi salam dilanjutkan dengan pembacaan
asma’ulhusna
dan
tegur
sapa,
mengabsen
siswa,
menjelaskan tujuan pembelajaran, memberi apersepsi dan motivasi kepada siswa misalnya dengan menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelari berikut kompetensi yang harus dikuasai siswa. 2). Kegiatan Inti Dalam kegiatan inti guru memberi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi melalui pemberian informasi tentang pelajaran Aqidah Akhlak, memfasilitasi peserta didik dapat informasi untuk bahan 36
Abdul Majid, Perencanan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 21
65
diskusi, melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Kemudian guru mempersilahkan siswa berkelompok, tiap kelompok terdiri 5 siswa, guru membagi lembar kerja siswa dan siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk memecahkan masalah yang ada di lembar kerja siswa, guru berkeliling untuk memastikan bahwa siswa bekerja bersama dengan baik dan membuat kelas tidak kacau, guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. Setelah selesai guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, guru meminta siswa kembali ke tempat duduknya masing-masing, guru membagi lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara individu. Pada dasarnya dalam pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif guru berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator, guru memberi motivasi siswa yang kurang atau belum berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran, guru memberi reward / tanda penghargaan berupa kartu kepada kelompok yang berprestasi 3). Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama siswa membuat rangkuman pelajaran, guru melakukan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, guru memberi umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, guru merencanakan kegiatan tindak
66
lanjut
dalam,
pengayaan,
memberikan
tugas
baik
tugas
individual/kelompok, guru juga menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya, guru juga memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Kalau tidak ada yang bertanya maka guru yang balik bertanya kepada siswa. Hal ini dipergunakan untuk menguji sejauh mana pemahaman peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang baru saja disampaikan. Dan yang terakhir guru menutup pembelajaran dengan memberi salam.
2. Kebijakan Kepala Sekolah untuk Mengembangkan Potensi Guru di MTs Maftahul Falah terkait dengan Pembelajaran Aqidah Akhlak Pengembangan potensi guru di MTs Maftahul Falah terkait dengan pembelajaran Aqidah Akhlak dilaksanakan Kepala Sekolah melalui berbagai kegiatan misalnya mengirim guru untuk mengikuti pelatihan baik di tingkat kabupaten maupun propinsi, mengadakan supervisi dan memberi kompensasi (pemberian penghargaan / reward). Pelatihan bagi tenaga pendidik dan kependidikan harus kami lakukan tidak hanya bagi guru Aqidah Akhlak saja tetapi bagi semua guru mulai dari level tertinggi sampa level terendah, para staf atau guru baik yang masih baru maupun yang sudah lama mengabdikan dirinya di MTs Maftahul Falah, Kepala Sekolah di MTs Maftahul Falah lebih sering mengirim guru atau staf nya, apabila ada pelatihan di tempat lain
67
dibandingkan mengadakan sendiri pelatihan di sekolah, karena pelatihan di tempat lain bisa memperluas cakrawala pengetahuan guru. Dengan melakukan hal-hal di atas diharapkan potensi seluruh guru di MTs Maftahul Falah bisa berkembang dengan bagus
3. Persiapan Bapak Nur Salim, S.Pd I sebelum Melaksanakan Pembelajaran Aqidah Akhlak Persiapan yang dilakukan Bapak Nur Salim, S.Pd I selaku guru Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah, sebelum melaksanakan pembelajaran sudah bagus, karena Beliau sudah mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik diantaranya, silabus, RPP (Rencana Program Pembelajaran), buku ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), media pembelajaran, daftar nilai, dan jurnal pembelajaran. Disamping persiapan tersebut, Bapak Nur Salim, S.Pd I mempersiapkan diri mengenai penampilan yang rapi, kondisi kesehatan fit, kondisi mental yang bagus dan penguasaan materi yang mantap, hal ini penting karena membuat siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar
4. Pemberian tugas kepada siswa Pemberian tugas kepada siswa itu sangat penting dan bermanfaat sekali karena bisa untuk menanamkan dan sekaligus membudayakan siswa agar rajin belajar di luar sekolah. Pemberian tugas kepada siswa dilakukn setiap selesai pembelajaran, hal ini dimaksudkan agar mau tidak mau siswa harus membuka
68
buku untuk mengerjakan tugas mereka, dengan mengerjakan tugas secara otomatis mereka belajar 5. Hasil Observasi di Kelas tentang Kegiatan Pembelajaran Aqidah Akhlak yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif. Hasil observasi peneliti tentang pembelajaran Aqidah Akhlak, pembelajaran sudah berjalan dengan bagus diawali dengan guru mengucapkan salam, dilanjutkan dengan membaca Asma’ul Husna. Sebelum pembeljaran dimulai, guru memberi kesempatan siswa untuk membentuk kelompok. Guru memerankan perannya sebagai fasilitator. Guru lebih sering berjalan mengelilingi siswa. Hal ini membuat siswa merasa bahwa mereka dibimbing dan diarahkan guru untuk melakukan yang terbaik bagi kelompoknya. Menurut observer, proses belajar-mengajar berjalan lancar. Siswa bisa berdiskusi dengan baik. Selanjutnya masing – masing kelompok menyajikan hasil diskusi mereka. Kelas menjadi gaduh ketika guru mengumumkan penghargaan pada masing-masing kelompok. Reward diumumkan dipapan pengumuman. Pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam belajar Aqidah Akhlak dengan adanya reward sangat bagus. Selanjutnya guru meminta siswa untuk kembali ketempat duduk masing-masing untuk mengerjakan tes secara individu. Setelah selesai lembar jawaban siswa dikumpulkan. Selanjutnya guru menutup pelajaran. Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama siswa membuat rangkuman pelajaran; melakukan refleksi
69
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, merencanakan memberikan tugas individu; menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 6. Hasil Observasi di Kelas terkait dengan Penggunaan Media Pembelajaran Aqidah Akhlak Hasil observasi yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul terlihat masih terkesan sangat sederhana. Guru pembelajaran Aqidah Akhlak terkait dengan penggunaan media dalam pembelajaran Aqidah Akhlak belum bervariasi. Media elektronik yang berupa LCD, komputer, dan lain sebagainya belum digunakan sama sekali oleh guru pengampu pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul Mlonggo. Padahal sudah beberapa tahun yang lalu media elektronik tersebut disediakan oleh pihak sekolah, meskipun jumlahnya masih sangat minim sekali. Media pembelajaran yang sering digunakan guru dalam pembelajaran Aqidah Akhlak adalah media cetak. Misalnya buku paket Aqidah Akhlak, buku-buku lain yang mendukung materi
pelajaran
Aqidah
Akhlak.
menggunakan papan tulis dan kapur.
Sedangkan
sarana
alat
tulisnya
70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa: 1. Strategi
pembelajaran
kooperatif
lebih
efektif
untuk
meningkatkan
kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai disetiap kegiatan pembelajaran. Hasil nilai rata-rata kegiatan 1 adalah 65, hasil nilai rata-rata kegiatan 2 adalah 77, dan hasil nilai rata-rata kegiatn 3 (post tes) adalah 87. Hal ini membuktikan bahwa strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi yang efektif untuk meningkatkan kemampuan belajar aqidah akhlak siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul, Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Aplikasi strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015 sudah berjalan dengan bagus, suasana belajar menjadi kondusif, baik siswa maupun guru bisa merasakan adanya kemudahan dalam proses belajar mengajar 3. Kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif a. Kelebihan strategi pembelajaran kooperatif
71
1). Siswa dengan mudah memahami materi pelajaran 2). Partisipasi siswa dalam belajar lebih bagus. 3). Strategi pembelajaran kooperatif menekankan pada kerja sama antar siswa dalam kelompok. 4). Siswa lebih dominan dan lebih percaya diri dalam pembelajaran. b. Kelemahan strategi pembelajaran kooperatif: 1). Membutuhkan banyak waktu 2). Membuat siswa tidak mengerti apa yang harus dilakukan terutama ketika belajar kelompok. 3). Siswa yamg bekerja hanya siswa yang pandai.
B. Saran-saran Dari kesimpulan di atas, ada beberapa saran untuk siswa, guru, dan peneliti yang akan datang. 1. Untuk Siswa a. Siswa seharusnya terbiasa dengan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif yang diterapkan oleh guru Aqidah Akhlak. b. Siswa seharusnya terbiasa aktif berpartisipasi selama kerja kelompok, mengutarakan buah pikirannya, mengutarakan secara objektif, dan bagaimana saling menghormati pendapat orang lain dalam forum.
72
2. Untuk Guru a. Guru memerlukan strategi pembelajaran yang menarik dan bisa membuat siswa memahami materi pelajaran yang diberikan. Guru bisa menggunakan strategi pembelajaran kooperatif sebagai salah satu alternatif strategi dalam mengajar Aqidah Akhlak, karena kemungkinan siswa bisa merasa bosan jika guru selalu menggunakan cara-cara konvensional dalam mengajar. b. Guru seharusnya menggunakan strategi pembelajaran yang menarik agar tidak membosankan dalam mengajar 3. Untuk Peneliti berikutnya Peneliti berharap untuk peneliti-peneliti berikutnya yang tertarik dengan penelitian yang memiliki fokus penelitian yang sama (mengajar Aqidah Akhlak dan strategi pembelajaran kooperatif) punya input untuk mengembangkan penelitian mereka melalui penelitian ini bahkan meskipun dari sudut pandang yang berbeda. Peneliti juga berharap penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan menganalisis mengajar Aqidah Akhlak dan strategi pembelajaran kooperatif.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini, 2006: Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta. Alwi Hasan. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Grasindo Jakarta. Budimansyah Dasim 2008, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, PT Genesindo Bandung. Hendy Hermawan, 2006 Model-Model Pembelajaran Inovatif, CV Citra Praya Bandung. Muqoddas Ali, 2014: Membangun Karakter Bangsa melalui Akidah & Akhlak, Rafi Sarana Perkasa Bandung. Musthafa Aris, 2014: Hikmah Akidah Akhlak, Akik Pusaka Surakarta. Majid Abdul, 2009: Perencanaan Pembelajaran, PT Rosdakarya Bandung. Nasir Karim, 2010: Strategi Pendidikan, Pustaka Pelajar Yogyakarta. Pupuh, 2010: Strategi Belajar Mengajar, PT Refika Aditama Bandung. Sukmadinata, 2006: Metodologi Penelitian Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya Bandung. Sugiyono, 2009: Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, Alfabeta Bandung. Suharsimi
Arikunto,
2008
Penelitian
Tindakan
Kelas,
PT
Aksara Jakarta. Sutikno Sobry, 2010: Strategi Belajar Mengajar, PT Refika Aditama Bandung.
Bumi
Taufani CK, 2008, Wikipedia untuk Guru, PT Globalindo Universal Multikreasi Bandung Triatna Cepi, 2008: Guru Sebagai Mentor, CV Citra Praya Bandung. Wena Made, 2012, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu tinjauan Konseptual operasional, PT Bumi Aksara Jakarta.
Lampiran 1 HASIL TES SISWA PADA KEGIATAN I (PEMBELAJARAN TIDAK MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF) NO Nama 1 Koniatul Umah 2 Indah Saputri 3 Elsa Eviana 4 Fani Fadila 5 Elya Imroatul Nisa 6 Elsa Ayu Sofia 7 Yasmi Atika 8 Shinta Eka Rukmana 9 Muhammad Khoir 10 Riskina Oktavia 11 Abdi Nurhuda 12 Fandi Hermawan 13 Yuni Widianti 14 Ahmad Supriyanto 15 Ahmad Riski Maulana 16 M ferdi Maulidi 17 Jeki Adi Surya 18 Rian Faturrohman 19 Danang Ardiansyah 20 Fendrisna Septiawan 21 Roidiansyah 22 Muhammd Sodikun 23 Rian Eko Nurse 24 Erik Riansyah 25 Ayu Maulinda 26 Elinda Putri 27 Novia ramadni 28 Beni zefria 29 Silvia Saputri 30 Nadia husna 31 Risa Umami 32 Fitriani 33 Iwan Fauzan 34 Misdakul Ulum 35 Amirulatif Afudin 36 Syrifatul Ulya 37 Muhammad alvianto 38 Nesti Silviana 39 Ahmad Zaki Mubarok 40 Nanang Asrofi Nilai rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Hasil Tes Siswa 60 60 70 70 60 70 60 70 60 80 60 60 60 80 60 70 60 60 70 70 60 70 70 60 70 60 70 70 70 70 60 70 80 60 60 70 70 60 70 60 65 70 60
Lampiran 2 HASIL TES SISWA PADA KEGIATAN 2 (PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF) NO Nama 1 Koniatul Umah 2 Indah Saputri 3 Elsa Eviana 4 Fani Fadila 5 Elya Imroatul Nisa 6 Elsa Ayu Sofia 7 Yasmi Atika 8 Shinta Eka Rukmana 9 Muhammad Khoir 10 Riskina Oktavia 11 Abdi Nurhuda 12 Fandi Hermawan 13 Yuni Widianti 14 Ahmad Supriyanto 15 Ahmad Riski Maulana 16 M ferdi Maulidi 17 Jeki Adi Surya 18 Rian Faturrohman 19 Danang Ardiansyah 20 Fendrisna Septiawan 21 Roidiansyah 22 Muhammd Sodikun 23 Rian Eko Nurse 24 Erik Riansyah 25 Ayu Maulinda 26 Elinda Putri 27 Novia ramadni 28 Beni zefria 29 Silvia Saputri 30 Nadia husna 31 Risa Umami 32 Fitriani 33 Iwan Fauzan 34 Misdakul Ulum 35 Amirulatif Afudin 36 Syrifatul Ulya 37 Muhammad alvianto 38 Nesti Silviana 39 Ahmad Zaki Mubarok 40 Nanang Asrofi Nilai rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Hasil Tes Siswa 70 70 80 80 80 80 70 80 80 90 70 80 70 90 70 80 70 70 80 80 70 80 90 70 80 70 80 80 90 80 70 80 90 70 70 80 80 80 80 70 77 90 70
Lampiran 3 HASIL TES SISWA PADA KEGIATAN (POST TES) NO Nama 1 Koniatul Umah 2 Indah Saputri 3 Elsa Eviana 4 Fani Fadila 5 Elya Imroatul Nisa 6 Elsa Ayu Sofia 7 Yasmi Atika 8 Shinta Eka Rukmana 9 Muhammad Khoir 10 Riskina Oktavia 11 Abdi Nurhuda 12 Fandi Hermawan 13 Yuni Widianti 14 Ahmad Supriyanto 15 Ahmad Riski Maulana 16 M ferdi Maulidi 17 Jeki Adi Surya 18 Rian Faturrohman 19 Danang Ardiansyah 20 Fendrisna Septiawan 21 Roidiansyah 22 Muhammd Sodikun 23 Rian Eko Nurse 24 Erik Riansyah 25 Ayu Maulinda 26 Elinda Putri 27 Novia ramadni 28 Beni zefria 29 Silvia Saputri 30 Nadia husna 31 Risa Umami 32 Fitriani 33 Iwan Fauzan 34 Misdakul Ulum 35 Amirulatif Afudin 36 Syrifatul Ulya 37 Muhammad alvianto 38 Nesti Silviana 39 Ahmad Zaki Mubarok 40 Nanang Asrofi Nilai rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Nilai Post Tes 80 90 90 80 100 80 80 90 90 70 90 90 90 90 90 90 80 80 80 90 90 90 90 90 90 90 90 80 90 90 90 80 100 80 90 90 80 100 80 80 87 100 70
Lampiran 4 HASIL NILAI TES KELOMPOK
Nama Anggauta Kelompok 1 1. Koniatul Umah 2. Indah Saputri 3. Elsa Eviana 4. Elsa Eviana 5. Elya Imroatul Nisa Penghargaan/reward
Nilai Tes Kelompok
Nama Anggauta Kelompok 2 1. Elsa Ayu Sofia 2 Shinta Eka Rukmana 3. Yasmi Atika 4. Muhammad Khoir 5. Riskina Oktavia Penghargaan/reward
Nilai Tes Kelompok
Nama Anggauta Kelompok 3 1. Abdi Nurhuda 2. Fandi Hermawan 3. Yuni Widianti 4. Ahmad Supriyanto 5. Ahmad Riski Maulana Penghargaan/reward
Nilai Tes Kelompok
Nama Anggauta Kelompok 4 1. M ferdi Maulidi 2. Jeki Adi Surya 3. Rian Faturrohman 4. Danang Ardiansyah 5. Fendrisna Septiawan Penghargaan/reward
Nilai Tes Kelompok
90
Kelompok Super
90
Kelompok Super
90
Kelompok Super
80
Kelompok Bagus
Nama Anggauta Kelompok 5 1. Roidiansyah 2. Muhammd Sodikun 3. Rian Eko Nurse 4. Erik Riansyah 5. Ayu Maulinda Penghargaan/reward
Nama Anggauta Kelompok 6 1. Elinda Putri 2. Novia ramadni 3 Beni zefria 4. Beni zefria 5. Nadia husna Penghargaan/reward
Nilai Tes Kelompok
80
Kelompok Bagus
Nilai Tes Kelompok
80
Kelompok Bagus
Nama Anggauta Kelompok 7 1. Risa Umami. 2. Fitriani 3. Iwan Fauzan 4. Misdakul Ulum 5. Amirulatif Afudin Penghargaan/reward
Nilai Tes Kelompok
Nama Anggauta Kelompok 8 1. Syrifatul Ulya 2. Muhammad alvianto 3. Nesti Silviana 4. Ahmad Zaki Mubarok 5. Nanang Asrofi Penghargaan/reward
Nilai Tes Kelompok
90
Kelompok Super
80
Kelompok Bagus
KARTU PENGHARGAAN/REWARD
Selamat kelompok anda menjadi
KELOMPOK SUPER
Kelompok Berhasil
Penghargaan/reward bagi usaha yang berhasil Nama Kelompok
Selamat kelompok anda menjadi
KELOMPOK BAGUS
Penghargaan/reward bagi usaha yang berhasil Nama Kelompok
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PADA KEGIATAN 1 (Pembelajaran Tidak Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif) Madrasah : MTs Maftahul Falah Sinanggul Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak Kelas/Semester : VIII (Delapan) / 2 Standar Kompetensi : 4. Menerapkan akhlak terpuji Kompetensi Dasar Alokasi Waktu
: 7.1. Mengidentifikasi bentuk dan contoh perilaku qana`ah, zuhud, dan sabar : 4 x 40 menit
1. Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran, diharapkan peserta didik: - Mampu menyebutkan contoh sikap qana`ah, zuhud, dan sabar - Mampu menunjukkan ciri-ciri sikap qana`ah, zuhud, dan sabar Karakter siswa yang diharapkan : Religius, rasa ingin tahu, gemar membaca Kewirausahaan kreatif: Percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, mampu mencari sumber belajar sendiri, mendeskripsikan konsep dengan kata-kata sendiri 2. Materi Pembelajaran: Akhlak terpuji (perilaku qana`ah, zuhud, dan sabar ) 3. Metode Pembelajaran: Ceramah 4. Langkah-langkah Pembelajaran A.Kegiatan Awal - Salam dan tegur sapa - Mengabsen siswa - Menjelaskan tujuan pembelajaran Apersepsi : Guru bertanya tentang akhlak terpuji Motivasi : Menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelajari B. Kegiatan Inti Eksplorasi Siswa mendengarkan informasi perilaku qana`ah, zuhud, dan sabar Elaborasi: Dalam kegiatan elaborasi, guru: Meminta siswa mempelajari akhlak terpuji (qana`ah, zuhud, dan sabar ) Membagi lembar kerja siswa Meminta siswa menjawab pertanyaan yang berkaitan akhlak terpuji
Meminta siswa mengumpulkan lembar jawab jika selesai mengerjakan Konfirmasi: Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Kegiatan Penutup: Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman pelajaran; melakukan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan merencanakan memberikan tugas individu; menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Guru menutup kegiatan pembelajaran 3. Sumber belajar: Buku – buku yang relevan 4.Penilaian Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Religius, disiplin, peduli social, tanggung jawab
Indikator Pencapaian Mengidentifikasi sikap perilaku qana`ah, zuhud, dan sabar
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
Pilihan ganda
Pilihlah jawaban yang benar
Tes tulis
5. Pedoman Penilaian: 1. Untuk tiap nomor, tiap jawaban benar skor 1 2. Jumlah skor maksimal 10 x 1 = 10 3. Nilai maksimal = 10 6. Rubrik Penilaian Uraian Jawaban benar Nilai maksimal = 10 Mengetahui; Kepala MTs Sinanggul
Drs. Subur, M. Si
Skor 1 10
Mlonggo, 25 Pebruari 2015 Guru Mapel Aqidah Akhlak,
Nur Salim, S. Pd I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PADA KEGIATAN 2 (Pembelajaran Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif) Madrasah : MTs Maftahul Falah Sinanggul Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak Kelas/Semester : VIII (Delapan) / 2 Standar Kompetensi : 4. Menghindari akhlak tercela Kompetensi Dasar : 7.1.Mengidentifikasi hikmah menghindari akhlak tercela (judi, zina, miras dan mencuri) Alokasi Waktu : 4 x 40 menit 1.Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran, diharapkan peserta didik: Mampu menyebutkan hikmah menghindari akhlak tercela (judi, zina, miras dan mencuri) Karakter siswa yang diharapkan : - Religius, rasa ingin tahu, gemar membaca Kewirausahaan kreatif: Percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, mampu mencari sumber belajar sendiri 2.Materi Pembelajaran: Hikmah menghindari akhlak tercela: judi, zina, miras dan mencuri 3. Metode Pembelajaran: Ceramah 4. Langkah-langkah Pembelajaran A.Kegiatan Awal - Salam dan tegur sapa - Mengabsen siswa - Menjelaskan tujuan pembelajaran Apersepsi : Guru bertanya tentang akhlak tercela Motivasi : Menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelajari B.
Kegiatan Inti Eksplorasi:
Siswa mendengarkan informasi hikmah menghindari akhlak tercela: judi, zina, miras dan mencuri Elaborasi: Dalam kegiatan elaborasi, guru: mempersilahkan siswa berkelompok, tiap kelompok terdiri 5 siswa membagi soal beserta lembar jawab siswa Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menentukan jawaban yang benar Guru berkeliling untuk memastikan bahwa siswa bekerja bersama dengan baik dan membuat kelas tidak kacau Guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif mempersilahkan tiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Guru meminta siswa kembali ke tempat duduknya masing-masing Guru membagikan lembar kerja yang lain dan diminta siswa mengerjakannya secara individu / sendiri-sendiri Siswa mengumpulkan hasil kerjanya setelah selesai. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan Membei motivasi siswa yang kurang atau belum berpartisipasi secara aktif Guru memberi reward / tanda penghargaan berupa kartu kepada kelompok yang berprestasi C. Kegiatan Penutup: Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama siswa membuat rangkuman pelajaran; melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan merencanakan memberikan tugas individu; menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Guru menutup kegiatan pembelajaran 5.Sumber belajar: Buku – buku yang relevan
6. Penilaian Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Religius, disiplin, peduli social, tanggung jawab
Indikator Pencapaian Mengidentifikasi hikmah menghindari akhlak tercela: judi, zina, miras dan mencuri
Teknik Penilaian Tes tulis
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
Pilihan ganda
Pilihlah jawaban yang benar
7. Pedoman Penilaian: 1. Untuk tiap nomor, tiap jawaban benar skor 1 2. Jumlah skor maksimal 10 x 1 = 10 3. Nilai maksimal = 10 8. Rubrik Penilaian Uraian Jawaban benar Nilai maksimal = 10
Mengetahui; Kepala MTs Sinanggul
Drs. Subur, M. Si
Skor 1 10
Mlonggo, 25 Pebruari 2015 Guru Mapel Aqidah Akhlak,
Nur Salim, S. Pd I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PADA KEGIATAN 3 (POST TES) Madrasah Mapel Kelas/Smt SK
: MTs Maftahul Falah Sinanggul : Aqidah Akhlak : VIII (Delapan) / 2 : 4. Menerapkan akhlak terpuji 3. Hikmah menghindari akhlak tercela KD : 7.1. Mengidentifikasi perilaku qana`ah, zuhud, dan sabar 3. 2. Mengidentifikasi hikmah menghindari akhlak tercela Alokasi Waktu: 4 x 40 menit 4. Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran, diharapkan peserta didik: - Mampu menyebutkan contoh sikap qana`ah, zuhud, dan sabar - Mampu menunjukkan hikmah menghindari akhlak tercela Karakter siswa yang diharapkan : Religius, rasa ingin tahu, gemar membaca Kewirausahaan kreatif: Percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, mampu mencari sumber belajar sendiri, mendeskripsikan konsep dengan kata-kata sendiri 5. Materi Pembelajaran: - Akhlak terpuji (perilaku qana`ah, zuhud, dan sabar ) - Hikmah menghindari akhlak tercela (judi, zina, miras dan narkoba) 3. Metode Pembelajaran: Ceramah 4. Langkah-langkah Pembelajaran A.Kegiatan Awal: - Salam dan tegur sapa - Mengabsen siswa - Menjelaskan tujuan pembelajaran Apersepsi : Guru bertanya tentang akhlak terpuji dan akhlak tercela Motivasi : Menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelajari B. Kegiatan Inti Eksplorasi: Menjelaskan pemberian tes tentang Akhlak terpuji da hikmah menghindari akhlak tercela Elaborasi: Dalam kegiatan elaborasi, guru: Meminta siswa mempelajari akhlak terpuji: qana`ah, zuhud, dan sabar serta menghindari akhlak tercela (judi, zina, miras dan narkoba)
Membagi lembar kerja siswa Meminta siswa menjawab soal tentang akhlak terpuji dan hikmah menghindari akhlak tercela Meminta siswa mengumpulkan lembar jawab jika selesai mengerjakan Konfirmasi: Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru memberikan penguatan dan penyimpulan C. Kegiatan Penutup: Dalam kegiatan penutup, guru: melakukan penilaian refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan merencanakan memberikan tugas individu; Guru menutup kegiatan pembelajaran 6. Sumber belajar: Buku – buku yang relevan 7. Penilaian Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Religius, disiplin, peduli social, tanggung jawab
Indikator Pencapaian Mengidentifikasi sikap perilaku qana`ah, zuhud, dan sabar Mengidentifikasi hikmah perbuatan tercela
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
Pilihan ganda
Pilihlah jawaban yang benar
Tes tulis
5. Pedoman Penilaian: 1. Untuk tiap nomor, tiap jawaban benar skor 1 2. Jumlah skor maksimal 10 x 1 = 10 3. Nilai maksimal = 10 6. Rubrik Penilaian Uraian Jawaban benar Nilai maksimal = 10 Mengetahui; Kepala MTs Sinanggul
Drs. Subur, M. Si
Skor 1 10
Mlonggo, 25 Pebruari 2015 Guru Mapel Aqidah Akhlak,
Nur Salim, S. Pd I
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK (Observasi dilakukan pada 10 April 2015) NO A.
B.
C.
AKTIVITAS
TINGKATAN
Persiapan Guru 1. RPP
1 3 4 5
2. Pemilihan Materi Pelajaran yang sesuai
1 3 4 5
3. Pemilihan media yang sesuai
1 2 3 5
Pengelolaan Kelas 1. Pendahuluan dan Penjelasan Materi Pelajaran
1 3 4 5
2. Mengatur Kelas
2 3 4 5
3. Motivasi siswa
2 3 4 5
Aktivitas Siswa 1. Konsentrasi siswa terhadap presentasi guru
1 2 4
2. Semangat siswa dalam belajar
1 3 4 5
3. Keseriusan siswa dalam memahami materi pelajaran
1 3 4 5
4. Kesenangan siswa selama diskusi
1 3 4 5
5. Siswa aktif memecahkan masalah
2 3 4 5
6. Komunikasi siswa selama kerja kelompok
2 3
Keterangan: 1 : Bagus sekali 2 : Bagus 3 : Rata-rata 4 : Buruk 5 : Buruk sekali
5
4 5
PANDUAN WAWANCARA TENTANG PEMBELAJARAN
No 1
Informan Kepala Sekolah
Daftar Pertanyaan Bagaimana tanggapan Bapak mengenai strategi pembelajaran kooperatif yang diterapkan oleh guru Aqidah akhlak? Apa
kebijakan
yang
Bapak
terapkan
untuk
mengembangkan potensi guru Aqidah akhlak di MTs Maftahul Falah terkait dengan pembelajaran? Apa saja yang biasanya menjadi kendala dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru-guru di MTs Maftahul Falah Sinanggul, khususnya guru Aqidah akhlak? 2
Guru Aqidah akhlak
Persiapan apa yang dilakukan bapak sebelum melaksanakan pembelajaran aqidah akhlak? Bagaimana
Bapak
menerapkan
strategi
pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran Aqidah akhlak yang Bapak ampu dari awal sampai akhir untuk mencapai keberhasilan peserta didik ? Apa
yang
menjadi
problem
Bapak
dalam
menerapkan strategi pembelajaran kooperatif mata pelajaran Aqidah Akhlak ? Apakah bapak selalu memberikan tugas kepada siswa?
FOTO – FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN 1 (Pembelajaran tidak menggunakan strategi pembelajaran kooperatif)
Siswa sedang mengerjakan tes secara individu
Foto diambil pada 28 Maret 2015
FOTO – FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN 2 Pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Siswa sedang mengerjakan tes kelompok
Foto diambil pada 10 April 2015
Siswa sedang mempresentasikan hasil kerja kelompok
Siswa sedang mengerjakan tes secara individu
FOTO – FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN 3 POST TES Siswa sedang mengerjakan post tes secara individu
WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH MTs MAFTAHUL FALAH SINANGGUL
WAWANCARA DENGAN GURU AQIDAH AKHLAK MTs MAFTAHUL FALAH SINANGGUL
RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
Nama
: Ulin Nikmah
Tempat dan Tanggal Lahir
: Jepara, 9 Juli 1993
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Desa Sinanggul, RT 33 RW 06, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara
Orang Tua
: 1. Ayah : Surawi 2. Ibu
: Khotimah
Pendidikan Formal 1. MI Miftahul Falah Sinanggul Mlonggo lulus tahun 2005 2. MTs Miftahul Falah Sinanggul Mlonggo lulus tahun 2008 3. MA Miftahul Falah Sinanggul Mlonggo lulus tahun 2011 4. Masuk Fakultas Tarbiyah UNISNU Jepara tahun 2011
Jepara,
Agustus 2015
Hormat Saya, Penulis
Ulin Nikmah