PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PEMBENTUKAN PROTOTIPE PETA DASAR PENGAIRAN (STUDI KASUS : KABUPATEN SIDOARJO) Danar Linsa Setiawati1, DR. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, M.Sc1 Program Studi Teknik Geomatika FTSP-ITS1, Surabaya, 60111, Indonesia Email:
[email protected] Abstrak Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi. Potensi Kabupaten Sidoarjo untuk pertanian dan perikananannya cukup tinggi, oleh karena itu untuk mempertahankan potensinya tersebut maka diperlukan suatu pengelolaan sumber daya air permukaan, yang berfungsi sebagai evaluasi, monitoring serta operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi tersebut. Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan Sistem Informasi Geografis berbasis Web (SIG Web) dalam pembentukan peta dasar pengairan dengan menggunakan peta topografi Kabupaten Sidoarjo dengan skala 1:25.000 sebagai peta dasar, peta pengairan dan data inventarisasi saluran irigasi dan saluran pembuang dari Dinas PU Pengairan Kabupaten Sidoarjo. Pengolahan data menggunakan software AutoCAD Land Desktop 2004 dan ArcGIS 9.3 untuk pengolahan peta, MySQL untuk pembuatan database, Apache untuk pembuatan program web server dan MapServer untuk menampilkan peta di web. Hasil yang diperoleh dari pembuatan SIG Web peta dasar pengairan ini adalah terdapat 2 saluran primer, 38 saluran sekunder (yang memiliki ID), dan 40 saluran pembuang yang tersebar di seluruh Kabupaten Sidoarjo. Dari jaringan irigasi Delta Brantas ini dapat digunakan untuk irigasi pertanian di wilayah Kabupaten Sidoarjo seluas 22.947 Ha tanah pertanian. SIG Web Prototipe Peta Dasar Pengairan dapat dikunjungi di website dengan alamat http://www.sigpengairan-sidoarjo.web.id/. Kata kunci : Jaringan Irigasi, SIG Web, Peta Dasar (29,20%) merupakan daerah pertanian. Potensi pertanian dan perikananannya cukup tinggi, oleh karena itu untuk mempertahankan potensinya tersebut maka diperlukan suatu pengelolaan sumber daya air permukaan, dimana berfungsi sebagai evaluasi, monitoring serta operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi dan drainase lintas kabupaten/kota. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Satu wilayah kabupaten memiliki satu Daerah Irigasi (DI), untuk Kabupaten Sidoarjo
PENDAHULUAN Latar Belakang Topografi Kabupaten Sidoarjo merupakan suatu delta, yang terbentuk oleh sedimen dari muara Sungai Brantas. Sehingga Kabupaten Sidoarjo terletak diantara dua aliran sungai yaitu Sungai Surabaya dan Sungai Porong yang merupakan cabang dari Sungai Brantas yang berhulu di Kabupaten Malang. Dari bentuk topografi yang dimilikinya, wilayah Sidoarjo dibagi menjadi tiga wilayah berdasarkan tutupan lahanya yaitu wilayah bagian timur (29,99%) merupakan daerah pertambakan, wilayah bagian tengah (40,81%) merupakan pemukiman, perdagangan, dan pusat pemerintahan, dan wilayah bagian barat 1
Daerah Irigasinya disebut dengan Delta Brantas. Di Kabupaten Sidoarjo sampai saat ini belum tersedia adanya peta dasar pengairan, yang dapat menunjang pengelolaan dan pemeliharaan saluran pengairan. Oleh karena itu, untuk memperoleh suatu pengelolaan dan pemeliharaan saluran yang sesuai dengan fungsinya maka dibutuhkan suatu prototipe peta dasar pengairan yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan peta-pata tematik lainnya yang berkaitan dengan sistem pengairan di wilayah Sidoarjo. Yang dimaksud dengan prototipe disini merupakan suatu model yang digunakan sebagai contoh/acuan yang sesuai dengan ketentuankatentuan yang ada. Dalam hal ini Sistem Informasi Geografis dimanfaatkan untuk menampilkan persebaran jaringan sungai yang digunakan sebagai saluran irigasi dan saluran pembuang untuk sarana pengairan ke dalam bentuk web yang biasa disebut dengan Sistem Informasi Geografis Web (SIG Web). SIG Web ini dapat digunakan secara interaktif dan dapat dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan prototipe peta dasar pengairan menggunakan SIG Web dapat digunakan untuk memudahkan dalam suatu pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan dengan pengelolaan, monitoring, dan pemeliharaan saluran pengairan di wilayah tersebut.
3.
4.
5. 6.
skala 1 : 25.000, Peta Pengairan dalam hal ini adalah saluran irigasi dan saluran pembuang Kabupaten Sidoarjo. Database Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Sidoarjo, dalam hal ini data yang digunakan mengenai data inventarisasi saluran irigasi dan saluran pembuang Delta Brantas di Kabupaten Sidoarjo. Data saluran irigasi meliputi saluran primer dan saluran sekunder. Perencanaan sistem informasinya menggunakan AutoCAD Land Desktop 2004 dan ArcGIS 9.3. Pembuatan basis data menggunakan Software MySQL. Pembuatan interface aplikasi menggunakan PHP + MapServer.
Tujuan Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk membuat suatu Sistem Informasi Geografis berbasis web tentang pengairan untuk saluran irigasi dan saluran pembuang di Kabupaten Sidoarjo yang nantinya dapat digunakan sebagai prototipe peta dasar pengairan Kabupaten Sidoarjo. Manfaat Penelitian Manfaat dari penulisan tugas akhir ini yaitu: 1. Sistem Informasi Geografis pengairan Kabupaten Sidoarjo ini dapat dimanfaatkan aplikasinya dalam bentuk web baik secara internal oleh Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Sidoarjo dan Teknik Geomatika ITS maupun secara eksternal. 2. Kemudahkan dalam mendapatkan informasi geografis pengairan untuk pelaksanaan pengelolaan dan pembangunan/perbaikan sistem pengairan jaringan irigasi lintas kabupaten/kota. 3. Prototipe peta dasar pengairan ini dapat dijadikan acuan untuk pembuatan peta tematik yang berhubungan dengan
Rumusan Permasalahan Rumusan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah bagaimana membuat prototipe peta dasar pengairan Kabupaten Sidoarjo dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis yang berbasis Web. Batasan Permasalahan Batasan masalah dari penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Daerah penelitian adalah Kabupaten Sidoarjo. 2. Data yang digunakan adalah Peta Topografi RBI Kabupaten Sidoarjo 2
jaringan sistem pengairan yang lainnya, khususnya untuk wilayah Kabupaten Sidoarjo. 4. Dapat dijadikan evaluasi bagi instansi terkait untuk memperbiki sistem dan jaringan irigasi yang masih belum memadai. 5. Sebagai pembelajaran untuk pembuatan Sistem Informasi Geografis berbasis Web dalam studi kasus yang lainnya.
3. Bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan 4. Bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto Kabupaten Sidoarjo terbagi dalam 18 Kecamatan, yang terdiri dari Kecamatan Balongbendo, Buduran, Candi, Gedangan, Jabon, Krembung, Krian, Prambon, Porong, Sedati, Sidoarjo, Sukodono, Taman, Tanggulangin, Tarik, Tulangan, Waru, dan Wonoayu.
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi kegiatan ini dilakukan di Kabupaten Sidoarjo. Secara geografis Sidoarjo terletak pada koordinat 703’0” – 705’0” Lintang Selatan dan 1120 5’0” – 11209’0” Bujur Timur. Luas dari Kabupaten Sidoarjo adalah 63.438,53 Ha atau 634,34 km2.
Data dan Peralatan Data yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Peta Topografi RBI Kabupaten Sidoarjo skala 1: 25.000 2. Peta Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Brantas Kabupaten Sidoarjo Skala 1:50.000 3. Data Inventarisasi Saluran Irigasi dan Saluran Pembuang (Afvoer) Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Sidoarjo 4. Rencana Tata Ruang Tanam Global (RTTG) MT 2009-2010 daerah Irigasi Delta Brantas Wilayah Kabupaten Sidoarjo 5. Foto objek/ Dokumentasi Peralatan yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah: 1. Perangkat Keras (Hardware) a. Laptop DELL 1440 Intel® Core™2 Duo T6500 RAM 2GB untuk mengolah data dan menulis laporan. b. Printer Canon Inkjet ip 1980 untuk pencetakan laporan 2. Perangkat Lunak (Software) a. Sistem Operasi Windows 7 ultimate b. Software Autodesk Land Desktop 2004 untuk proses dijitasi dan editing peta c. Software ArcGIS 9.3 untuk editing peta dan proses pembuatan Sistem Informasi Geografis d. Software Apache untuk pembuatan program web server
Gambar 1. Lokasi Penelitian (sumber: http://www.google.co.id/) Secara administratif, Kabupaten Sidoarjo dibatasi oleh: 1. Bagian Utara berbatasan dengan Kota Surabya dan Kabupaten Gresik. 2. Bagian Timur berbatasan dengan Selat Madura 3
e. My SQL untuk pembuatan basis data f. Map Server untuk menampilkan peta di web g. Microsoft Office Word 2007 untuk penulisan laporan h. Microsoft Office Excell 2007 untuk penulisan laporan i. Microsoft Office Visio 2007 untuk pembuatan flowchart 3. Digital Camera untuk dokumentasi lokasi
3.
Pengolahan Data Data Nonspasial/ Atribut
Data Spasial
Peta RBI Kab. Siodoarjo Skala 1:25000
Data Inventarisasi Saluran Irigasi dan Afvoer DPU Pengairan Kab. Sidoarjo
Peta Pengairan DPU Brantas Kab. Sidoarjo Skala 1: 50.000
Tahap Pengumpulan Data
4.
Rencana Tata Tanam Global 2009-2010
Daerah Irigasi Delta Brantas Kab.Sidoarjo
Digitasi Peta
Editing Peta & Pembentukan SIG
Import to *.dxf
Import to *.shp
Install ms4w (localhost)
Ms4w
Data .*shp dicopy di ogr2ogr
Unistall Ms4w
5. Aktifkan MySQL & Apache di XAMPP
Membuat Basis Data MySQL
Localhost
6.
Konversi data .*shp
Uninstal Apache di XAMPP
Install Ms4w
Ms4w
Membuat Mapfile & Script
Download & copy GeoExt, Ext, Openlayer di ms4w
PhpMyAdmin localhost
Upload data di ms4w ke server
Tahap Pengolahan Data
Interface
Web Server
SIG Web Prototipe Peta Dasar Pengairan Kab. Sidoarjo
7.
Tahap Akhir
Gambar 2. Tahap Pengolahan Data 8. 1. Melakukan digitasi peta RBI Kabupaten Sidoarjo skala 1:25.000 di software AutoCAD Land Desktop 2004 . Agar peta memiliki titik acuan yang akurat, dilakukan proses rubbersheet terlebih dahulu. Dari hasil digitasi tersebut peta disimpan dalam format data *.dxf. 2. Membuat file geodatabase di ArcCatalog untuk menyimpan hasil import data *.dxf
9.
4
dari software AutoCAD Land Dekstop 2004 menjadi data geodatabase (*.gdb), hal ini untuk mempermudah menampilkan peta digital tersebut di ArcMap. Sebelum dilakukan pengolahan terhadap layer-layer yang telah dibuat sebelumnya pada ArcCatalog, memberi sistem proyeksi koordinat terlebih dahulu pada masing-masing layer yang digunakan. Sistem proyeksi yang digunakan adalah UTM WGS 84 zona 49S. Pemberian sistem proyeksi koordinaat ini menggunakan fungsi dari Toolbar ArcToolbox pada Software ArcGIS 9.3. Install ms4w untuk menjalankan MapServer di localhost. Memindahkan data .*shp ke dalam ogr2ogr pada ms4w. Kemudian uninstall ms4w, aktifkan MySQL dan Apache pada Control Panel XAMPP. XAMPP ini software yang digunakan untuk pembuatan basis data MySQL. Membuat basis data baru dengan tools MySQL yang dikenal dengan PhpMyAdmin. Dari hasil pengolahan data di software ArcGIS 9.3, data disimpan dalam format data *.shp. Data tersebut di konversi ke software MySQL, dengan membuat database-nya untuk menyimpan data spasial dan data attributnya. Hasil konversi dapat dicek pada PhpMyAdmin di localhost. Setelah proses tersebut, data akan ditampilkan pada web dengan menggunakan Map Server, diawali dengan membuat MapFile terlebih dahulu. Membuat dan merancang script, dengan menggunakan bahasa php. Hal tersebut ditujukan untuk mendesign tampilan dari SIG Web, fungsi-fingsi tools yang akan digunakan, serta kinerja aplikasi dari SIG Web yang telah dibuat. Membagi dan mendapatkan akses data spasial dari Map Server dengan menggunakan protokol wms dan wfs. Output wms berupa raster sedangkan wfs
berupa vektor. Dalam pembentukan SIG Web, fasilitas yang digunakan dapat memanfaatkan control dari Ext, GeoExt dan OpenLayer. Proses yang dilakukan untuk memanggil control tersebut menggunakan Php. Pada aplikasi tersebut terdiri dari 4 menu utama yaitu Home, Background, Description, dan Map. 10. Setelah proses di localhost selesai, kemudian upload data di ms4w ke server. Editing script untuk menampilkan data pada web.
Analisa data pengairan, bertujuan untuk mengetahui apakah data yang ada sesuai dengan keadaan dilapangan yang sebenarnya. HASIL DAN ANALISA Pengolahan Data Spasial 1. Hasil Data Spasial Data spasial yang didapat dari hasil editing peta topogrfi Kabupaten Sidoarjo skala 1:25.000, dari data tersebut kemudian dibedakan menjadi beberapa layer dan memasukkan data attribut pada layer tersebut. Layer tersebut antara lain: a. Layer Kabupaten Kabupaten Sidoarjo b. Layer Kecamatan Kabupaten Sidoarjo c. Layer Kelurahan Kabupaten Sidoarjo d. Layer Sungai di Kabupaten Sidoarjo e. Layer Saluran Irigasi di Kabupaten Sidoarjo f. Layer Saluran Pembuang di Kabupaten Sidoarjo g. Layer Jalan di Kabupaten Sidoarjo h. Layer Jalan Kereta Api di Kabupaten Sidoarjo Layer-layer tersebut dioverlay-kan menggunakan Software ArcGIS 9.3, sehingga diperoleh suatu peta dasar pengairan yang berisi sebaran saluran irigasi dan saluran pembuang di Kabupaten Sidoarjo.
Analisa Data Analisa data bertujuan untuk menganalisis/mengevaluasi hasil dari pengolahan data yang dilakukan. Analisa data ini meliputi: 1. Analisa data spasial, bertujuan untuk mengetahui jumlah dan kapasitas dari layer yang digunakan serta penjelasan mengenai layer tersebut. Sehingga dapat diketahui pengaruh yang ditimbulkan terhadap program aplikasi yang akan dijalankan. 2. Analisa dari pengujian SIG Web, bertujuan untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut sudah berjalan sesuai yang diinginkan oleh pengguna. Proses sistem aplikasi program dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini. Tools Cari Data: - Kecamatan - Kelurahan - Saluran Irigasi - Saluran Pembuang
Pencarian Data pada Panel Pencarian Tidak Proses Pencarian Data
Ya
Tampil list data pada Grid Panel
Pencarian Lokasi
Proses Pencarian Data
Ya
Proses Identifikasi Data
Ya
Gambar 4. Peta Dasar Pengairan Kabupaten Sidoarjo
Hasil Pencarian Data Tampil di Mappanel
Tidak
Identifikasi Data Tidak
2. Analisa Data Spasial Data spasial yang telah dikelompokkan menjadi beberapa layer tersebut, maka selanjutnya dimasukkan informasinya sehingga nantinya dapat diidentifikasi informasinya berdasarkan ID yang dibutuhkan masing-masing layer. Masing-masing layer memiliki feature type
Data yang teridentifikasi Tampil di Mappanel dan informasi detail data tampil pada Panel Informasi
Sistem Informasi Geografis Web
Gambar 3. Diagram Alir Proses Aplikasi Program 5
Kekurangan dari layer-layer tersebut diatas antara lain: a. Pada layer sungai, layer saluran irigasi dan layer saluran pembuang, masih banyak terdapat polyline yang belum tersambung menjadi satu polyline, maka dibutuhkan penggabungan polyline (merge), ini dimaksudkan agar satu saluran irigasi dan saluran pembuang merupakan satu polyline dengan satu ID. b. Untuk layer saluran irigasi dan layer saluran pembuang, sebelum dilakukan pemotongan polyline untuk mendapatkan panjang saluran irigasi dan saluran pembuang yang diinginkan, harus dicek terlebih dahulu vertex dari polyline tersebut. Agar pada saat pemotongan polyline (split), tidak terjadi split ditengah-tengah polyline.
yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan. Keterangan dari layer-layer tersebut antara lain: a. Layer Batas Kabupaten, memiliki feature type berupa polygon yang terdiri dari 1 polygon besar, merupakan batas wilayah dari Kabupaten Sidoarjo. b. Layer Batas Kecamatan, memiliki feature type berupa polygon yang terdiri dari 18 polygon. Jumlah polygon tersebut merupakan jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo. c. Layer Batas Kelurahan, memiliki feature type berupa polygon yang terdiri dari 353 polygon. Jumlah polygon tersebut merupakan jumlah kelurahan yang ada di Kabupaten Sidoarjo. d. Layer Sungai, memiliki feature type berupa polyline yang terdiri dari 820 polyline . e. Layer Saluran Irigasi, memiliki feature type berupa polyline yang terdiri dari 40 polyline warna biru. Yang membedakan antara saluran primer dan saluran sekunder adalah ketebalan polyline yang digunakan. Jumlah polyline tersebut merupakan jumlah saluran irigasi di Kabupaten Sidoarjo yang telah memiliki ID. f. Layer Saluran Pembuang, memiliki feature type berupa polyline yang terdiri dari 40 polyline warna merah. Jumlah polyline tersebut merupakan jumlah saluran pembuang di kabupaten Sidoarjo yang dapat dipetakan dan telah dibuatkan ID-nya. g. Layer Jalan, memiliki feature type berupa polyline yang terdiri dari 36 polyline warna cokelat. Layer jalan menunjukkan ruas jalan yang melintasi Kabupaten Sidoarjo. h. Layer Jalan Kereta Api, memiliki feature type berupa polyline yang terdiri dari 3 polyline warna hitam. Ketiga polyline tersebut merupakan jalur kerata api yang melintas di Kabupaten Sidoarjo.
Pengujian SIG Web 1. Hasil SIG Web Tampilan yang dibuat pada aplikasi ini terdiri dari 4 menu utama, dimana menu tersebut memiliki isi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Keempat menu utama tersebut antara lain: a. Home, berisi tentang judul dari aplikasi Sistem Informasi Geografis Web. Pada menu Home ini juga mencantumkan nama, NRP, Program Studi dan Perguruan Tinggi dari yang membuat aplikasi ini. b. Background, berisi tentang latar belakang dari pembuatan aplikasi SIG Web Peta Dasar Pengairan Kabupaten Sidoarjo. c. Map, berisi tentang prototype peta pengairan Kabupaten Sidoarjo dengan menggunakan aplikasi SIG Web. Uji coba SIG Web ini bertujuan untuk mengetahui apakah aplikasi SIG Web sudah berjalan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh pengguna. Hal ini dilakukan untuk memeriksa fungsi-fungsi yang ada pada aplikasi tersebut, apakah sudah berjalan dengan baik atau belum. 6
2. Uji Coba Tools Penunjang Aplikasi SIG Web Uji coba ini dilakukan untuk mencoba tools yang digunakan dalam aplikasi SIG Web. Tabel 1. Tools Pada Tampilan Menu Map No. 1.
Tools
No. 9.
Nama
Fungsi
Cari Kecamatan
Menampilkan Combo Box untuk pencarian kecamatan
2.
Cari Kelurahan
Menampilkan Combo Box untuk pencarian kelurahan
3.
Cari Saluran Irigasi
Menampilkan Combo Box untuk pencarian saluran irigasi
4.
Cari Saluran Pembuang
Menampilkan Combo Box untuk pencarian saluran pembuang
5.
Search
Pencarian data
6.
Navigation
Melakukan pergeseran peta kekanan, kekiri, kebawah dan keatas
7.
Koordinat
Pendeteksi koordinat pada tampilan peta
8.
Scale Selector
Pendeteksi koordinat pada tampilan peta 7
Tools
Nama
Fungsi
Zoom Sleder
Melakukan perbesaran dan perkecilan peta sesuai dengan skala yang telah ditentukan.
3. Uji Coba Pencarian Data Uji coba ini dilakukan dengan cara mengetik nama dari feature yang akan dilakukan pencarian pada Panel Pencarian. Ketik nama feature untuk melakukan pencarian Kecamatan dan Kelurahan, sedangkan untuk pencarian Saluran Irigasi dan Saluran Pembuang cukup ketik ID-nya. Selain itu, apabila kurang mengatahui nama atau ID dari data tersebut cukup ketik bintang (*) kemudian klik tools Search. Setelah itu memilih data yang akan dilakukan pencarian pada Grid Panel. 4. Uji Coba Pencarian Lokasi Uji coba ini dilakukan dengan cara klik pada data yang akan dilakukan pencarian. 5. Uji Coba Identifikasi Data Uji coba ini dilakukan untuk mengidentifikasi data/ untuk mengetahui informasi yang ada pada data tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan double klik pada data yang akan diidentifikasi. 6. Analisa Uji Coba Dari hasil serangkaian uji coba yang telah dilakukan, dapat dijadikan evaluasi terhadap hasil yang didapat. Hasil tersebut antara lain: a. Tools yang digunakan pada aplikasi SIG Web, khususnya yang digunakan pada menu Map yaitu Navigation, Zoom Sleder, Search, Cari Kecamatan, Cari Kelurahan, Cari Saluran Irigasi, Cari Saluran Pembuang, Koordinat, dan Scale Selector.
gambar (png). Jenis dari wms ini antara lain jpg, png,gif, tiff.
b. Tools Scale Selector, bisa berubah secara otomatis apabila peta diperbesar ataupun diperkecil dengan menggunakan Zoom Sleder atau dengan menggerakkan Scroll Mouse. c. Tools pendeteksi koordinat (Mouse Pointer Poisition), akan berubah-ubah bilangan koordinatnya sesuai dengan pergerakan kursor mouse pada peta. d. Mappanel akan aktif menampilkan peta sesuai dengan layer yang akan digunakan pada Layer Panel. e. Legend Panel akan aktif menampilkan secara otomatis legenda dari peta (menyesuaikan dengan layer yang digunakan). f. Indeks Peta akan aktif secara otomatis zoom terhadap peta yang tampil pada Mappanel. g. Pada fasilitas pencarian data, Panel Pencarian akan aktif setelah menekan tools dari data yang akan dilakukan pencarian (Tools Cari Kecamatan, Tools Cari Kelurahan, Tools Cari Saluran Irigasi, dan Tools Cari Saluran Pembuang). Sedangkan Grid Panel aktif apabila ditekan tools Search terlebih dahulu. h. Pada fasilitas pencarian lokasi, pencarian aktif apabila memilih salah satu data pada Panel Feature Grid. i. Pada fasilitas identifikasi data, Mappanel akan otomatis melakukan zoom terhadap data yang teridentifikasi. Sedangkan pada Panel Informasi akan secara otomatis menampilkan informasi dari data yang telah teridentifikasi tersebut. j. Menggunakan protocol wms dan wfs untuk pembagian dan mengakses data. Sumber data wfs yang digunakan yaitu data spasial tipe vektor (shapefile), pada penelitian ini yang dimaksud adalah layerlayer pada peta. Jenis dari wfs disini dapat berupa polygon dan line. Sedangkan data wms berupa layer peta yang diimplementasikan dalam format file
Kekurangan yang terdapat pada aplikasi SIG Web ini adalah: a. Proses Load data sangat lambat, hal ini disebabkan karena menggunakan wfs, dimana protokol ini dapat mempublikasikan data geospasialnya hingga diperoleh informasi detail unsurunsur spasial yang terkait (geometri maupun attributnya). b. Tidak ada fasilitas penambahan data, baik data spasial maupun data attribut. Penambahan data dapat dilakukan secara manual diluar aplikasi program. c. Tidak ada fasilitas pencetakan peta secara keseluruhan. d. Tidak menampilkan label pada peta. e. Tidak menampilkan grid dan graticul dari peta. f. Tidak menggunakan skala grafik. Pengolahan Data Pengairan 1. Hasil Data Pengairan Dari hasil pengolahan data dan pengecekan data inventarisasi yang didapat dari survey yang dilakukan didapatkan 54 saluran irigasi dan 53 saluran pembuang, meliputi: Tabel 2. Identifikasi Data Pengairan No
1 2
Nama Saluran Irigasi
Jumlah Lokasi 54
Dapat Dipetakan Ya Tidak
Ya
Tidak
53
40
14
1
ID
Saluran 53 40 9 40 Pembuang (Sumber: Hasil Pengolahan Data)
Saluran irigasi merupakan saluran pembawa. Jenis saluran irigasi terbagi menjadi dua yaitu saluran primer dan saluran sekunder. Jumlah untuk saluran tersebut yaitu 2 saluran primer dan 52 saluran sekunder (yang memiliki ID maupun belum memiliki). 8
9
Sedangkan untuk saluran pembuang yang dimaksud adalah saluran pembuang primer (afvoer). Dari tabel 1.1 tersebut diatas data pengairan yang belum memiliki kelengkapan antara lain: - 1 saluran irigasi yang tidak dapat dipetakan yaitu Saluran Juwat, - 14 saluran irigasi yang belum memiliki ID yaitu Saluran Durung, Saluran Mindi, Saluran Tambakrejo, Saluran Dungus, Saluran Bandilan, Bangil Tak, Kali Surabaya, Kali Porong, Saluran Jabon, Sluran Kedung Turi, Saluran Krikilan, Saluran Mindugading dan Saluran Putat. - 4 saluran pembuang yang belum ada data inventraisasinya yaitu Saluran Buyuk, Saluran Balongbendo, Saluran Krembung dan Saluran Buncitan. - 9 saluran pembuang yang tidak dapat dipetakan antara lain Saluran Sidoarjo, Saluran Kedungan, Saluran Kedung Kampil, Saluran II, Saluran Petikan, Saluran Lajuk, Saluran Ploso, Saluran Water Start Kanal II, dan Saluran Gedang rowo Lor. Selain itu, ditinjau dari segi RTTG Irigasi Delta Brantas, luas baku tanah yang butuh pengairan di tiap-tiap kecamatan dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3. Rencana Tata Tanam Global Daerah Irigasi Delta Brantas Kabupaten Sidoarjo No. Kecamatan Luas Baku Tanah (Ha) 1. Balongbendo 1.691 2. Krian 1.397 3. Tarik 2.068 4. Prambon 2.112 5. Wonoayu 2.110 6. Waru 84 7. Taman 842 8. Buduran 748 9. Gedangan 727 10. Tulangan 1.846 11. Tanggulangin 1.226 12. Candi 1.048
13. 14. 15. 16. 17. 18.
Sidoarjo 459 Sedati 543 Sukodono 1.712 Krembung 1.847 Jabon 1.520 Porong 967 Total 22.947 (Sumber: Peraturan Bupati Sidoarjo No 42 2009) 2. Analisa Data Pengairan Dari hasil pengolahan data dan survei, dapat dilakukan beberapa evaluasi terhadap hasil yang diperoleh, antara lain: a. Terdapat 54 saluran irigasi dan 53 saluran pembuang, dengan panjang keseluruhan dari saluran pengairan tersebut yaitu ± 463.462,9 meter untuk saluran irigasi (± 97.680,893 meter saluran primer dan ± 365.782,007 meter) dan ± 462.086,172 meter untuk saluran pembuang. b. Ditinjau dari kelengkapan data pengairan, data tersebut banyak yang masih belum memiliki kelengkapan. Hal tersebut dapat mempengaruhi proses pemetaan. c. Dari jumlah saluran pengairan yang ada, perbandingan jumlah dari saluran irigasi (pembawa) dengan saluran pembuang (afvoer) seimbang. Karena hal ini dapat mempengaruhi kelancaran aliran pengairan. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pembuatan prototype peta dasar pengairan menggunakan SIG Web dapat diambil kesimpulan: 1. Dengan menggunakan peta topografi dengan skala 1:25.000 dan data penunjang lainnya dapat dihasilkan sebuah prototype peta dasar pengairan sehingga diperoleh sebaran saluran irigasi dan saluran pembuang. 2. Terdapat 54 saluran irigasi dan 53 saluran pembuang, dengan panjang keseluruhan dari saluran pengairan tersebut yaitu ± 463.462,9 meter untuk saluran irigasi (± 9
3.
6.
7.
8.
9.
menggunakan tools serta fasilitas yang digunakan pada SIG Web tersebut. 10. Dengan menggunakan servis untuk SIG Web yang disediakan oleh Map Server yaitu WMS dan WFS, output dapat berupa raster maupun vektor. Namun dari servis tersebut membuat aplikasi menjadi berat, namun dapat melakukan pencarian data.
97.680,893 meter saluran primer dan ± 365.782,007 meter) dan ± 462.086,172 meter untuk saluran pembuang. Dari identifikasi data pengairan yang ada didapat: - 53 saluran irigasi yang dapat dipetakan dan 1 saluran irigasi yang tidak dapat dipetakan, - 40 saluran irigasi yang telah memiliki ID dan 14 saluran irigasi yang belum memiliki ID, - 53 saluran irigasi yang sudah terinventarisasi dan 1 saluran yang belum terinventarisasi, - 40 saluran pembuang yang dapat dipetakan dan 9 saluran pembuang yang tidak dapat dipetakan, - 40 saluran pembuang yang telah memiliki usulan ID dan 9 saluran pembuang yang belum memiliki, - 49 saluran pembuang yang sudah terinventarisasi dan 4 saluran pembuang yang belum terinventarisasi. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Web peta pengairan yang telah dihasilkan dapat membantu evaluasi bagi instansi terkait untuk memperbaiki sistem dan jaringan irigasi yang masih belum memadai. Selain itu juga dapat membantu dalam proses pelaksanaan pengelolaan dan pembangunan/perbaikan sistem pengairan jaringan irigasi lintas kabupaten/kota. Tools yang digunakan pada aplikasi SIG Web, khususnya yang digunakan pada menu Map yaitu Navigation, Zoom Sleder, Search, Cari Kecamatan, Cari Kelurahan, Cari Saluran Irigasi, Cari Saluran Pembuang, Koordinat dan Scale Selector. Sedangkan fasilitas yang ada pada program aplikasi yaitu Layer Panel, Mappanel, Orientasi, Legend Panel, Indeks Peta, Panel Pencarian, Grid Panel, dan Panel Informasi. Dengan memanfaatkan control dari Ext, GeoExt dan OpenLayer, dapat dilakukan dengan mudah dalam menampilkan dan
Saran Bagi Dinas Pekerjaan Umum Pengairan: 1. Menghimbau untuk melakukan pendataaan (inventarisasi) ulang, dimaksud untuk updating data, karena dari pengolahan data yang di dapat banyak data yang tidak sesuai dengan hasil pengolahan yang didapat. 2. Membuat standarisasi penamaan atau pembuatan ID untuk saluran irigasi, karena untuk saluran irigasi hanya memiliki notasi saja. Untuk pembentukan ID saluran pembuang dapat menggunakan masukan dari pembentukan ID dalam penelitian ini. Bagi Program Studi Teknik Geomatika ITS: Menghimbau agar memiliki server sendiri untuk menampung hasil Tugas Akhir mahasiswa yang mengambil bidang Geomatika. Hal ini disebabkan karena pencarian hosting yang support SIG secara lengkap sangat susah. DAFTAR PUSTAKA Abidin, H.Z. 2007. Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta: PT.Pradnya Paramita. Affandi, A.R. 2008. Penyediaan Peta Dasar Dalam Pembuatan Peta Kadaster Laut Sebagai Masukan Kebijkakan Dalam pengaturan Ruang Laut di Indonesia (Studi Kasus: Perairan Selat Madura). Surabaya: Teknik Geomatika FTSP-ITS.
10
____.
2009. Jawa Timur,
. Dikunjungi pada tanggal 16 Januari 2010, jam 15.10 WIB. ____. 2009. Pengertian Web,
. Dikunjungi pada tanggal 14 Februari 2010, jam 21.30 WIB. ____. 2010. Peta, . Dikunjungi pada tanggal 5 Februari 2010, jam 5.45 WIB.
Aronoff, S. 1989. Geographic Information Systems: a Management Perspective. Ottawa: WDL Publications. Aziz, M., dan Pujiono, S. 2006. Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan Web. Yogyakarta: Gava Media. Demers, M.N. 1997. Fundamentals of Geographic Information Systems. New York: John Willey. GIS Konsorsium Aceh Nias. 2007. Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar. URL:http://www.ziddu.com/. Dikunjungi pada tanggal 11 Januari 2010, jam 15.38 WIB. Khomsin. 2004. Buku Ajar Pemetaan Digital. Surabaya: Program Studi Teknik Geodesi FTSP- ITS. Mulyanto, H.R. 2007. Sungai, Fungsi & SifatSifatnya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Prahasta, E. 2006. Membangun Aplikasi Webased GIS dengan Map Server. Bandung: Informatika. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pola Tata Guna Air Irigasi Kabupaten Sidoarjo. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2006 tentang Irigasi. Simarmata, J., dan Paryudi, I. 2006. Basis Data. Yogyakarta: Penerbit Andi. Suprapto, A. 2006. Catatan Kuliah Peta dan Kegunaannya di Bidang Teknik Pertanian. Yogyakarta: Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologio Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Sugiri, dan Saputro, H. 2007. Pengelolaan Database MySQL dengan PhpMyAdmin. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suroso. 2008. Jaringan Irigasi, URL:http://surososipil.files.wordpress. com/. Dikunjungi pada tanggal 25 Nopember 2010, jam 18.00 WIB. ____. 2008. Macam-macam Data Pada GIS. . Dikunjungi pada tanggal 21 Januari 2010, jam 12.31 WIB. 11
LAMPIRAN
Judul Aplikasi Layer Panel Menu Utama Navigation Mappanel Zoom Sleder Orientasi Tools Pencarian
Legend Panel Indeks Peta
Koordinat (Mouse Scale Selector Pointer Position) Panel Pencarian
Gambar 5. Layuot Peta Dasar Pengairan Kabupaten Sidoarjo
Panel Informasi
Grid Panel
Gambar 9. Interface Aplikasi SIG Web Pada Menu Map
Kecamatan yang Teridentifikasi Tools pencarian yang digunakan
Gambar 6. Interface Home Pada Web
Pencarian Data Kecamatan
Informasi Detail Kecamatan yang Teridentifikasi
Kecamatan yang dipilih
Gambar 10. Interface Aplikasi SIG Web Untuk Pencarian Kecamatan Kelurahan yang Teridentifikasi
Gambar 7. Interface Backgroud Pada Web
Tools pencarian yang digunakan
Pencarian Data Kelurahan
Informasi Detail Kelurahan yang Teridentifikasi
Kelurahan yang dipilih
Gambar 11. Interface Aplikasi SIG Web Untuk Pencarian Kelurahan
Gambar 8. Interface Description Pada Web
12
Saluran Irigasi yang Teridentifikasi Tools pencarian yang digunakan
Pencarian Data Saluran Irigasi
Saluran Irigasi yang dipilih
Informasi Detail Saluran Irigasi yang Teridentifikasi
Gambar 12. Interface Aplikasi SIG Web Untuk Pencarian Saluran Irigasi
Saluran Pembuang yang Teridentifikasi Tools pencarian yang digunakan Pencarian Data Saluran Pembuang Saluran Pembuang yang dipilih
Informasi Detail Saluran Pembuang yang Teridentifikasi
Gambar 13. Interface Aplikasi SIG Web Untuk Pencarian Saluran Pembuang
13