PENGGUNAAN SISTEM BILANGAN BINER PADA PERANCANGAN RPM METER DIGITAL Yusro Al Hakim Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo
Abstrak Telah dirancang dan dibuat sebuah alat RPM Meter Digital. Alat ini berfungsi untuk menghitung banyaknya suatu putaran dan hasilnya ditampilkan secara digital(angka numerik). Penulis merancang dan membuat alat ini meneliti penggunaan sistem biner pada unjuk kerja alat tersebut. Alat ini juga bisa dikembangkan menjadi alat pengukur jarak yang di tempuh sebuah objek yang bergerak. RPM Meter Digital terdiri dari blok catu daya, blok transduser dengan opto isolator tipe 860 D, dan counter IC 7490 serta IC 7447 sebagai dekoder/driver segmen seven sebagai display. Blok catu daya berfungsi sebagai pencatu daya keseluruhan sistem, blok transduser sebagai sensor/pengindera putaran suatu objek yang berputar. Setiap 1 kali putaran maka transduser ini akan menghasilkan sederet pulsa high dan low yang terhitung 1 putaran. Sinyal output tarnsduser ini sebagai input counter dan akan dicacah atau dihitung oleh IC 7490 untuk ditampilkan sebagai hasil berupa angka numerik pada display segmen seven. Dari penelitian, diperoleh data hasil percobaan sama dengan data tabel kebenaran yang baku, hal ini menunjukkan alat telah bekerja dengan baik. Kata kunci : putaran ,pulsa, diplay segmen seven Pendahuluan Jika diperhatikan, kecende-
kan
dengan
kode-kode
digital.
rungan piranti-piranti elektonika
Kode-kode digital tersebut kadang
sekarang ini sedang menuju era
sudah diubah menjadi kode-kode
digital.
lain yang mudah dimengerti manu-
Tampilan-tampilan
data
ataupun pengolahan sinyal dan
sia sesuai tujuan pemanfaatannya.
pengontrolan data direpresentasi62 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan RPM Meter Digital
Kelebihan-kelebihan sistem
diterapkan pada mesin-mesin kare-
digital dibandingkan dengan sistem
na berbagai faktor, dan yang termu-
analog menjadikannya sebagai sis-
dah adalah menggunakan sistem
tem yang dipilih dalam piranti-
bilangan biner(basis-2). Sistem bi-
piranti elektronika. Kemudahan da-
ner hanya mengenal kode 1 (high)
lam desain, kemudahan penyim-
dan 0(low) untuk menggambarkan
panan data, ketinggian tingkat pre-
sebuah kondisi mesin, sehingga
sisi dan akurasi, kemudahan untuk
sangat mudah untuk diolah sesuai
diprogram, kemampuan menang-
peruntukan.
gulangi noise, dan tingkat efektifi-
Oleh karenanya sistem bi-
tas komponen merupakan kelebih-
ner banyak digunakan pada hampir
an-kelebihan sistem tersebut.
semua piranti-piranti digital.Dalam
Sistem digital yang diguna-
penelitian ini, penulis mendesain
kan dalam piranti-piranti elektro-
RPM meter digital untuk menun-
nika tersebut menggunakan sistem
jukkan penggunaan sistem biner
bilangan yang ada pada mate-
dalam operasinya. RPM
matika. Sistem bilangan matema-
digital ini berfungsi sebagai piranti
tika yang sering digunakan pada
pencacah putaran digital.
meter
sistem digital piranti elektronika
RPM meter ini bisa digu-
adalah sistem biner(basis-2), sistem
nakan untuk mengukur besaran fisi-
oktal(basis-8), sistem desimal (ba-
ka yang lebih aplikatif
sis-10) dan sistem heksa desimal
pengukur jarak, mengetahui kece-
(basis-16).
patan objek, menghitung kekuatan
Sedangkan, dalam kehidupan sehari-hari manusia terbiasa
seperti
debit air dan juga debit angin dan lain-lain.
dengan sistem basis-10 atau yang
Berdasarkan uraian diatas
dikenal dengan desimal (angka 0 -
maka peneliti akan mengaji per-
9). Akan tetapi sistem desimal sulit
masalah yang ada sebagai berikut :
Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan RPM Meter Digital
63
Bagimanakah sistem biner atau
yang berbobot, artinya suatu angka
basis-2 digunakan pada perancang-
numerik akan mempunyai nilai
an RPM meter digital.
yang tergantung pada posisi relatif
Dalam penelitian ini masa-
terhadap angka-angka yang lain-
lah dibatasi pada RPM meter digi-
nya. Sebagai contoh 525,5 nilai 5 di
tal yang memiliki tampilan display
belakang koma berbeda dengan
minimal 1 digit yaitu mulai angka 0
nilai 5 di depan koma begitu pula
sampai dengan 9 dengan operasi
nilanya berbeda dengan nilai yang
aritmatika penjumlahan.
berada disisi paling kiri .Ilustrasi tersebut bisa digambarkan berikut ini :
Manfaat Penelitian Manfaat utama penelitian adalah
mengetahui
penggunaan
sistem biner dalam RPM meter digital. Sedangkan manfaat yang lainnya adalah perancangan RPM meter digital ini bisa dikembangkan sebagai piranti lain yang diperlukan
Pembobotan ini berlaku untuk konversi(pengubahan) ke sistem basis10 dari semua sistem bilangan.
dalam pengukuran-pengukuran fisi1.
ka.
Sistem
Bilangan
Desimal
(basis-10) Basis-10 mempunyai angka
Kajian Teori Di sini dibahas tentang sistem bilangan matematika yang digunakan elektronika ditulis Bignel
sebanyak 10(sepuluh) jenis yatu : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9. Nilai suatu bilangan basis-10 dinyatakan dengan
dan Donovan(2000: 15) bahwa sis-
(Nx10 ) dengan
tem bilangan yang ada di mate-
= 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan
matika merupakan sistem bilangan
a = ….-3,-2,-1,0,1,2,3…
a
64 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan RPM Meter Digital
Contoh
sistem bilangan biner(basis-2) yang 32510 = 3.102 +2.101+5.100 0
-1
digunakan
dalam
perancangan
RPM meter digital dengan IC 7490
0,610 = 0.10 +6.10
4 bit biner. Begitu pula mikrokon2.
Sistem Bilangan Biner(basis2)
troller IC 8051 yang menggunakan sistem bilangan heksadesimal da-
Basis 2 atau sistem biner
lam operasinya.
mempunyai angka numerik 0 dan 1, nilai bilangan basis-2 jika ditulis
4.
dalam basis-10 dapat ditulis
Konversi Biner(basis-2)
ke
Desimal (basis-10)
(Nx2 ) dengan = 0,1 dan
Cara mengkonversi biner ke
a
(Nx10 ) a
a =….-3,-2,-1,0,1,2,3…
desimal dengan rumus
Contoh
seperti contoh sebelumnya, dengan
11102 = 1.23+1.22+1.21+0.20
N = 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan a = ….-
= 8+4+2+0 = 1410 1
0
-1
3,-2,-1,0,1,2,3…. -2
10,001 = 1.2 +0.2 +0.2 +0.2 -3
+1.2
Contoh: 11102 = 1.23+1.22+1.21+0.20
= 2+0+0+0+0,125
= 8+4+2+0 = 1410
= 2,12510 5. 3.
Konversi Sistem Bilangan
Konversi
Desimal(basis-10)
ke Biner(basis-2)
Sistem bilangan dapat di-
Konversi basis 10 ke basis 2
konversi ke sistem bilangan yang
yang paling populer adalah dengan
lainnya.Ini diperlukan agar data-
pengisian bobot posisi bit disam-
data bisa dibaca dan diolah oleh
ping bisa dengan pembagian ber-
mesin yang mempunyai desain
ulang. Bobot bit pada sistem biner
dengan sistem bilangan yang lain.
akan mempunyai nilai tertentu pada
Sebagai contoh adalah penggunaan Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan RPM Meter Digital
65
sistem desimal. Ilustrasi tersebut
a. mengisi
bisa dituliskan sebagai berikut
bit
pada
bobot
sehingga nilai binernya sama dengan nilai desimalnya,
……Bit4 bit3 bit2 bit1 ……. 23 22 21 20 ……. 8 4 2 1 Cara mengkonversinya adalah
b. menambahkan bit 0 untuk melengkapi bit
dengan cara berikut : Contoh.Konversi 1010 ke biner
Secara umum nilai desimal
perkalian dan pembagian. Sebagai
(D) yang mampu ditampilkan dari
operasi utama adalah operasi pen-
data sebanyak N bit dirumuskan
jumlahan dan pengurangan. Dalam
sebagai berikut :D = 2N-1. Misal
perancangan ini yang digunakan
ada 4 bit data biner, berarti angka
adalah operasi aritmetika penjum-
desimal yang bisa ditampilkan
lahan.
4
adalah D = 2 -1 = 1510
operasi
Tabel
kebenaran
penjumlahan
untuk adalah
sebagai berikut : 6.
Operasi Aritmatika Sistem Biner Operasi aritmetika pada bi-
ner sama dengan operasi sistem
carry in A B + carry out sum
bilangan yang lain yaitu mencakup operasi penjumlahan, pengurangan, 66 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan RPM Meter Digital
Tabel 1. Tabel Kebenaran Operasi Penjumlahan pada Sistem Biner Carry in 0 0 0 0 1 1 1 1 7.
A
B
0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 0 1 0 1
Carry out 0 0 0 1 0 1 1 1
sum 0 1 1 0 1 0 0 1
Tranducer Opto Isolat Opto coupler merupakan
sensor yang berbasis dioda emitter cahaya dan penyensor. Ada berbagai jenis opto elektronika anatra lain opto interruptor, opto reflektro dan opto coupler. Pada perancangan ini digunakan opto elektronika jenis opto isolator. Opto isolator ini bekerja dengan sistem
Gambar 2. Rangkaian Opto isolator 8.
IC Counter UP 7490 IC counter 7490 merupakan
IC
TTL
BCD(binary
coded
desimal). IC ini mempunyai 4(empat) bit keluaran. IC ini mampu melakukan operasi penjumlahan biner dengan kemampuan tambahan berupa reset ke 0 pada semua kondisi biner, dengan menghubungkan kaki RO ke logika 1/high. IC 7490 memiliki 14 pin/kaki dengan catu daya berupa Vcc sebesar 5 volt dan ground. 9.
IC Decoder/Segment Seven
penghentian cahaya yang dibang-
Driver 7447
kitkan oleh emiiter dioda sehingga
IC 7447
merupakan IC
hal ini akan menghasilakn kondisi
pendekode dan penggerak segmen
high dan low atau kondisi biner 0
seven. IC ini merupakan IC TTL
dan 1. Rangkaian opto isolator
dengan output berupa aktif low. IC
yang digunakan adalah type 860D
7447 biasanya digunakan bersama
dan digambarkan sebagai berikut.
IC 7490 untuk menampilkan data biner yang diubah menjadi desimal
Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan RPM Meter Digital
67
berupa display numerik(0-9). IC ini
mon kathode menggunakan katho-
juga memiliki catu daya Vcc
da sebagai kaki bersama bersama
sebesar 5 Volt dan ground. Input
dalam kerjanya. Segmen seven
data IC 7447 sebanyak 4 bit biner
membutuhkan catu daya sebesar 5
dan keluaran sebanyak 7(tujuh) bit.
Volt.
Tujuh bit ini ditampilkan berupa angka numerik (0-9). f e
10. Display Segment Seven Segmen seven terdiri dari
a g b c d
8(delapan) LED(tujuh segmen se-
Gambar 3. Segmen Seven
ven dan satu koma). Format tampilan
segmen
seven
mampu
IC 7490, 7447 dan segmen
menampilkan ngka numerik (0-9).
seven digunakan bersama-sama da-
Ada dua tipe dari segmen seven
lam rangkain pada penelitian ini
yaitu common kathode dan common
untuk melakukan operasi penjum-
anodhe. Pada common anodhe,
lahan biner.Berikut tabel kebenaran
anodhe dibuat jadi titik bersama da-
dari unjuk kerja gabungan tersebut.
lam kerjanya, sedangkan pada com-
Tabel 2 Tabel Kebenaran IC 7490 dan Decoder IC 7447 Desimal
Input(IC 7447)
Output IC 7447
D
C
B
A
A
b
c
d
E
f
g
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
2
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
3
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
4
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
68 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan RPM Meter Digital
5
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
6
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
7
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
8
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
Metodologi Penelitian Blok Diagram RPM meter digital secara keseluruhan diperlihatkan sebagai berikut :
Gambar 4. Blok Keseluruhan Sistem RPM Meter Digital Sebagai transduser(sensor)
setiap pulsa yang masuk ke input
untuk mendeteksi putaran diguna-
IC 7490 secara tepat dan cepat. IC
kan rangkaian opto isolator type
ini mengolah data menjadi 4(empat
860D. Optoisolator ini menghasil-
bit biner data) yang akan didekode
kan sinyal high dan low untuk satu
oleh IC 7447 dan ditampilkan
perubahan level tegangan/ satu
menjadi angka numerik dari 0-9.
putaran. Keluaran transduser ini
Semua blok rangkaian di catu oleh
sebagai input IC 7490 dan akan
+Vcc sebesar 5 Volt. Menurut
dicacah atau dihitungnya. IC 7490
(Dany K dkk : 2004), Rumus RPM
akan menghitung naik(count up) Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan RPM Meter Digital
69
meter digital
diberikan sebagai
berikut : RPM =
Pada penelitian ini jumlah lubang yang ada pada piringan sebanyak
Tampilan JumlahLuba ng
x
60 det ik
1(satu) buah dan gatetime yang diambil adalah 1(satu) menit atau
gatetime
60 detik. Sehingga Tampilan yang muncul RPM(
akan
merupakan
banyaknya
nilai
putaran
per
menit). 1.Perancangan Opto Isolator
Gambar 5. Perancangan Opto Isolator Optoisolator ini terdiri dari
jumlah putaran yang dicacah. Seba-
rangkaian pengiterupsi. Keluaran
gai uji coba pada penelitian ini,
yang masih lemah dikuatkan tran-
digunakan 1(satu) lubang pada piri-
sistor 2SC945 dan diolah agar lebih
ngan yang dipasang pada sebuah
bagus dan tepat berupa gelombang
motor DC.
kotak/sinyal digital oleh kapasitor dan IC 7414. Jumlah gelombang kotak yang dihasilkan merupakan
70 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan RPM Meter Digital
2. Perancangan Counter dan Dekoder/Segmen Seven Driver
11, 8,9,12. Empat bit keluaran ini akan didekode menjadii
angka
Pada perancangan peneli-
desimal dari 0-9 pada segmen
tian ini IC counter yang digunakan
seven. Proses konversi ini akan
adalah IC counter 4 bit. IC 7490 ini
memenuhi tabel kebenaran IC 7490
bisa direset (dibuat ke 0) jika kaki
dan 7447 pada tabel 2. Rangkaian
RO dihubungkan dengan +Vcc.
lengkap Perancangan Counter dan
Keluaran 4 bit biner ini masing-
dekoder/segmen seven driver pada
masing pada QDQcQBQA pada kaki
gambar 6.
Gambar 6. Perancangan Counter dan Display RPM Meter Digital
+Vcc
+Vcc
IC 7414
+Vcc
+Vcc 180 ohm
4K7 12 Ohm
1F Tr 2SC945
3K3
Opto isolator
Gambar 7. Rangkaian Perancangan RPM Meter Digital Satu Digit Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan RPM Meter Digital
71
Analisis Data Berikut adalah data dari perancangan yang telah dilakukan. Tabel 3 Tabel Data dari perancangan RPM Meter digital Keluaran pada IC Counter IC 7490 Q D/ LED D
Q C/ LED C
Q B/ LED B
QA/ LED A
0/mati 0/mati 0/mati 0/mati 0/mati 0/mati 0/mati 0/mati 1/nyala 1/nyala
0/mati 0/mati 0/mati 0/mati 1/nyala 1/nyala 1/nyala 1/nyala 0/mati 0/mati
0/mati 0/mati 1/nyala 1/nyala 0/mati 0/mati 1/nyala 1/nyala 0/mati 0/mati
0/mati 1/nyala 0/mati 1/nyala 0/mati 1/nyala 0/mati 1/nyala 0/mati 1/nyala
Dari data yang diperoleh
Keluaran IC 7447/ Rangkaian segmen seven Driver a b c d E f g Desi mal 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 2 1 1 1 1 0 0 1 3 0 1 1 0 0 1 1 4 1 0 1 1 0 1 1 5 0 0 1 1 1 1 1 6 1 1 1 0 0 0 0 7 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 0 1 1 9 an pada display segmen seven
terlihat bahwa RPM meter digital
adalah 0.
bersesuaian dengan tebel kebenaran
QDQCQBQA
pada tabel 2. Hal ini menunjukkan
0
0 0
0
bahwa alat telah bekerja dengan baik.
Adapun
tampilan
angka-
2. Tampilan angka 1 Saat IC 7490 mendapat 1
angka dari 0 sampai 9 dapat Diana-
input pulsa(terdiri sederet high dan
lisis sebagai berikut.
low)dari opto isolator, maka pulsa 1. Tampilan angka nol(0)
ini akan dicacah oleh IC tersebut
IC 7490 secara otomatis
sebagai 1(satu ) bit input. Kemu-
mempunyai keluaran low pada 4 bit
dian IC 7490 ini melakukan operasi
outputnya,
penjumlahan bit dan hasil operasi
ketika
dihubungkan
dengan catu daya, sehingga tampil-
ini
berupa
4(empat)
bit
pada
72 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan RPM Meter Digital
keluarannya dan ditahan/ latch oleh
4. Tampilan angka 3
IC tersebut :
Bit 0010 pada QaQbQcQd
QDQCQBQA
tersebut
kemudian
dijumlahkan
0 0 0 0
dengan 0001 yang merupakan 1
0 0 0 1+
pulsa berikutnya dari transduser
0 0 0 1
opto isolator 860D, sehingga tampilan yang muncul pada segmen
3. Tampilan angka 2
seven adalah angka 3 :
Ketika IC 7490 mendapat 1 input pulsa(terdiri sederet high dan low) berikutnya, maka pulsa ini
5.
QDQCQBQA
0
0 1 0
0
0 0 1+
akan dicacah oleh IC tersebut
0
0 1 1
sebagai 1(satu ) bit input.Hasil operasi pertama tadi dijumlahkan
5. Tampilan angka 4
dengan 1 bit pulsa yang dicacah
Saat Optoisolator 860 D
tersebut. Kemudian IC 7490 ini
kembali mendeteksi 1 putaran, ma-
melakukan operasi penjumlahan bit
ka Optoisolator ini menghasilkan
dan hasil operasi ini berupa 4
1(satu) deret pulsa berikutnya. Satu
(empat) bit pada keluarannya, 4
deret pulsa high dan low ini kem-
(empat ) bit keluaran ini kemudian
bali dijumlahkan oleh IC 7490 se-
didekode
bagai IC counter tersebut. Setelah
oleh
IC
7447
yang
ditampilkan berupa angka 2
dilakukan operasi penjumlahan ter-
QDQCQBQA
sebut, hasil 4 bit 2output ini seba-
0
0 0 1
gai input IC 7447 dan didekode
0
0 0 1+
menjadi angka 4.
0
0 1 0
QDQCQBQA 0
0
1 1
0
0
0 1+
0
1
0 0
Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan RPM Meter Digital
73
(output pada QdQcQbQa menjadi
6. Tampilan angka 5 Setiap putaran yang ter-
0000). Limpahan bit/over flow bit
deteksi optoisolator 860 D akan
ini akan dicacah oleh IC 7490 yang
merupakan bit input bagi IC 7490.
bekerja sebagai puluhan apabila
Pada putaran ke 5, maka output
RPM meter digital ini diseting
pada QdQcQbQa akan bernilai
lebih dari 1 digit.
01001, dan kode 4 bit ini sesuai
Disamping RPM meter di-
dengan tabel kebenaran IC 7490
gital mempunyai kemampuan men-
akan didekode menjadi angka 5
cacah yang tinggi, RPM meter di-
pada segmen seven. Berikut operasi
gital ini juga memiliki kemampuan
penjumlahan dari angka 4 menjadi
untuk reset(menampilkan angka 0),
angka 5.
sehingga RPM meter Digital mem-
QDQCQBQA
punyai kemampuan kalibrasi yang
0
1 0
0
tinggi. Berikut gambar-gambar ha-
0
0 0
1+
sil penelitian perancangan RPM
0
1 0
1
meter Digital yang menggunakan operasi biner dalam sistem ker-
Dengan cara yang sama
janya.
apabila sederet pulsa diberikan ke input IC 7490 maka pulsa ini akan dicacah oleh IC tersebut menjadi angka 6, 7, 8 dan 9. 7. Tampilan angka setelah angka 9 Setelah IC mencacah pulsa sampai 9 kali, kemudian sederet pulsa masuk ke input IC 7490,
Gambar 8. .Blok Catu . Transduser
maka IC tersebut akan kembali ke 0 74 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan RPM Meter Digital
Penutup 1. Berdasarkan hasil penelitian
.
diperoleh bahwa RPM Meter digital yang dirancang menggunakan sistem bilangan biner dan operasi aritmetika penjumlahan dalam operasinya. Gambar 9. Tampilan Angka 0 (QDQCQBQA = 0000).
2. Data-data hasil penelitian sama (QDkebeQCQBQA = 0000) persis dengan dari data naran. Artinya alat telah bekerja dengan baik 3. Sesuai dengan rumusan yang ada, tampilan alat ini merupakan hasil pencacahan dari putaran, karena gate time yang digunakan menit..
Gambar 10. Tampilan Angka 8 (QDQCQBQA=1000)
RPM=
adalah
1(satu)
Gambar 11. Tampilan angka 8 Tampilan JumlahLuba ng
x
60 det ik gatetime
Mengingat alat RPM Meter digital ini sangat dibutuhkan dalam pengukuran-pengukuran Gambar 11. Tampilan Angka 8 (QDQCQBQA = 0111)
besaran
Fisika lain maka disarankan alat ini dikembangkan
lebih
jauh
lagi
dengan menambah jumlah digit Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan RPM Meter Digital
75
yang tampil sehingga jangkauan pengukuran besarannya juga akan bertambah. Daftar Pustaka Bignell, Donovan. 2000. Digital Electronic 4th edition. USA: DELMAR K, Danny.2004. Mikrocontroller Keluarga IC 8051. Surabaya: Innovative Electronics Sumarna. 2000. Elektronika Digital. Jogjakarta: FKIP UNY Tocci,Ronald J. 2002. Digital System Priciples and Applications 5th edition. USA: Prentice Hall International Inc. Woolard,Barry G. 1988. Elektronika Praktis. Jakarta: PT.Pradnya Paramita
76 Yusro Al Hakim : Penggunaan Sistem Bilangan Biner pada Perancangan RPM Meter Digital