Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative…
PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN
Cerianing Putri Pratiwi1
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran menyimak cerita pendek melalui penggunaan model Cooperative Script dan (2) meningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek siswa melalui penggunaan model pembelajaran Cooperative Script. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Bulak 1 Bendo, Magetan, sedangkan objek penelitian ini pembelajaran menyimak cerpen mata pelajaran Bahasa Indonesia. Proses pembelajaran pada aspek perhatian, keseriusan, dan keaktifan terjadi peningkatan dari pra tindakan hingga siklus II. Dilihat dari hasil tes, menunjukkan bahwa model Cooperative Script mampu meningkatkan kemampuan menyimak siswa. Hal itu terbukti dari nilai evaluasi yang didapat siswa mengalami peningkatan. Pada pra tindakan nilai rata-rata kelas yaitu 62, pada siklus I rata-rata kelas 75,5, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas yaitu 89. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan menyimak siswa mengalami peningkatan. Kata Kunci: Menyimak, Cerpen, Model Cooperative Script.
1
Cerianing Putri Pratiwi, Dosen IKIP PGRI Madiun, Email:
[email protected]
ISSN 2338-0306
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 82
Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative…
bunyi-bunyi
PENDAHULUAN Dalam
kehidupan
sehari-hari,
tersebut
sehingga
mampu
berbicara.
menyimak merupakan salah satu kegiatan
Keterampilan menyimak itu perlu selalu
yang sangat penting. Menyimak merupakan
dilatih agar seseorang mampu menyerap hasil
proses mendengarkan lambang-lambang lisan
simakannya dengan baik. Berlatih menyimak
dengan penuh perhatian dan pemahaman guna
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
untuk mendapatkan informasi dari apa yang
dalam memahami ilmu dari apa yang disimak,
telah disimak. Dengan kemampuan menyimak
karena
seseorang dapat bersosial dengan orang lain.
mendapatkan informasi.
Dalam
lingkungan
menyimak
seseorang
siswa
juga
Melihat pentingnya peranan menyimak
menyimak
agar
bagi kehidupan, maka dalam kurikulum,
yang
terdapat standar kompetensi menyimak atau
disampaikan guru. Oleh karena itu, pada
mendengarkan. Dengan adanyanya strandar
keterampilan berbahasa terdapat kemampuan
tersebut, diharapkan semua peserta didik
menyimak.
mampu menyimak dengan baik. Pada Sekolah
memerlukan dapat
sekolah,
dengan
kemampuan
mengerti
pembelajaran
Tarigan (1980:2) menyatakan bahwa
Dasar
juga
terdapat
standar
kompetensi
keterampilan berbahasa (atau language arts,
menyimak. Salah satu standar kompetensi
language skill) dalam kurikulum di sekolah
yang ada pada tingkat SD adalah memahami
mencakup empat segi, yaitu keterampilan
cerita tentang suatu peristiwa dan cerita
menyimak
pendek anak yang disampaikan secara lisan.
berbicara
(listening
skill),
keterampilan
(speaking
skill),
keterampilan
Berdasarkan
hasil observasi pada
membaca (reading skill), dan keterampilan
pembelajaran menyimak cerita pendek di SD
menulis (writing skill). Keempat keterampilan
Negeri Bulak 1 Bendo Magetan, tampak ada
tersebut
Keempat
masalah pada pembelajaran tersebut. Masalah
dasarnya
tersebut yaitu model
saling
keterampilan
berhubungan.
tersebut
pada
pembelajaran yang
merupakan satu kesatuan. Dari keempat
dipakai oleh guru masih sederhana. Selain itu,
keterampilan tersebut, keterampilan menyimak
kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran
merupakan keterampilan yang penting untuk
menyimak cerita pendek juga mengganggu
diajarkan.
disebabkan
proses menyimak cerita pendek. Akibat kurang
keterampilan menyimak merupakan dasar
minat siswa terhadap pembelajaran menyimak
untuk
cerita
Hal
menguasai
tersebut
suatu
bahasa.
Belajar
pendek,
menyebabkan
lemahnya
berbahasa dimulai dari menyimak, bayi belajar
konsentrasi siswa saat menyimak. Siswa lebih
berbahasa untuk pertama kalinya dari proses
sering melamun daripada menyimak cerita
menyimak bunyi yang didengarnya lalu dari
pendek yang sedang dibacakan guru. Bahkan
proses menyimak tadi bayi akan menirukan
ada beberapa siswa yang berbicara dengan teman
ISSN 2338-0306
sebangkunya.
Hal
tersebut
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 83
Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative…
menyebabkan timbulnya sedikit gegaduhan,
KAJIAN TEORI
sehingga dapat merusak konsentrasi siswa
Menyimak
lainnya
yang
sedang
serius
menyimak.
Menurut
Tarigan
(1980:
Permasalahan lainnya yang ketahui dari hasil
menyimak adalah
wawancara
siswa
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan
mengalami kesulitan dalam menemukan unsur
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
cerita tentang cerita pendek yang didengarnya.
interpretasi
dengan
siswa
yaitu
suatu proses
28)
untuk
memperoleh
kegiatan
informasi,
Masalah yang terjadi pada pembelajaran
menangkap isi atau pesan serta memahami
menyimak sungguh memprihatinkan. Padahal
makna komunikasi yang telah disampaikan
kemampuan menyimak yang baik harus
oleh sang pembicara melalui ujaran atau
dimiliki oleh setiap orang, khususnya setiap
bahasa lisan. Menurut Soedjiatno (1991:4)
siswa.
menyimak adalah mendengarkan dengan baik-
Hal
mempunyai
itu
dikarenakan
peran
bagi
baik, dengan penuh perhatian akan apa yang
keberhasilan siswa dalam belajar. Oleh karena
diucapkan seseorang ataupun orang lain,
itu,
sehingga
perlu
dilakukan
pembelajaran Perbaikan
yang
menyimak
penting
perbaikan
menyimak
tersebut
cerita
dengan
pada
kemampuan
menangkap
dan
pendek.
memahami makna pesan yang terkandung
menggunakan
dalam bunyi, unsur kesanggupan mengingat
model pembelajaran Cooperative Script. Model pembelajaran Cooperative Script
pesan juga merupakan persyaratan yang dituntut
oleh
pengertian
menyimak.
dianggap mampu untuk mengatasi masalah
Berdasarkan pengertian menurut para ahli,
yang terjadi pada pembelajaran menyimak
maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
cerita
Pembelajaran
menyimak adalah suatu proses mendengarkan
Cooperative Script adalah model pembelajaran
dengan konsentratif dan penuh perhatian agar
di mana siswa bekerja berpasangan dan
mendapatkan informasi dari yang didengar dan
bergantian mengungkapan apa yang telah
mampu memahami apa yang telah disimak.
pendek.
Model
dikerjaan.
Tarigan (1980:57) berpendapat bahwa
Tujuan dalam penelitian ini adalah (1)
tujuan menyimak ada delapan, yaitu (1)
meningkatkan kualitas proses pembelajaran
menyimak untuk menyakinkan, (2) menyimak
menyimak cerita pendek melalui penggunaan
untuk belajar, (3) menyimak untuk menikmati,
model Cooperative Script, (2) meningkatkan
(4) menyimak untuk evaluasi, (5) menyimak
kemampuan menyimak cerita pendek siswa
untuk mengapresiasi, (6) menyimak untuk
melalui
mengkomunikasikan ide-ide, (7) menyimak
penggunaan
Cooperative Script.
model
pembelajaran
untuk
membedakan
menyimak
untuk
bunyi-bunyi,
memecahkan
(8)
masalah.
Menurut Soedjiatno (1991), ada beberapa tujuan
ISSN 2338-0306
menyimak,
yaitu
(1)
untuk
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 84
Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative…
mendapatkan fakta, untuk menganalisis fakta
Secara garis besar unsur pembangun
dan gagasan, untuk mendapatkan inspirasi,
cerpen adalah unsur instrinsik dan ekstrinsik.
untuk menghibur diri, juga untuk memperbaiki
Nurgiyantoro (2005: 23) menyatakan unsur
kemampuan bercakap-cakap.
instrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang
Tarigan
(1994:187)
menyebutkan
membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-
manfaat menyimak diklasifikasikan menjadi
unsur instrinsik terdiri dari; tema, penokohan,
tiga hal utama, yaitu (1) untuk menikmati, (2)
alur, latar, dan amanat sebagai unsur yang
meningkatkan pemahaman, dan (3) menilai hal
paling menunjang dan paling dominan dalam
yang disimak. Ada bebrapa faktor yang
membangun karya sastra (fiksi).
mempengaruhi
Model Pembelajaran Cooperative Script
kegiatan
menyimak,
dikemukakan oleh Hunt (dikutip Tarigan
Model Cooperative script terdiri dari
1994:97) menyebutkan ada lima faktor yang
dua kata yaitu Cooperative dan Script. Model
mempengaruhi menyimak, yaitu (1) sikap, (2)
pembelajaran ini termasuk model pembelajaran
motivasi, (3) pribadi, (4) situasi kehidupan,
kooperatif. Menurut Supriyono (2009:126)
dan (5) peranan dalam masyarakat.
skrip kooperatif merupakan belajar di mana
Cerita Pendek
siswa bekerja berpasangan dan bergantian
Sumardjo dan
Saini
menyatakan bahwa cerita
K.M ( 1994:30) adalah
dari apa yang telah dipelajari. Langkah-
cerita berbentuk prosa yang relatif pendek.
langkah model pembelajaran Cooperative
Ciri dari cerita pendek adalah cerita dengan
script pada pembelajaran menyimak cerpen ini
tujuan memberikan gambaran tajam dan jelas,
yaitu (1) Siswa menyimak cerpen lalu
dalam
dan
mengerjakan tugas yang diberikan guru, (2)
pada
Siswa berpasangan dengan teman sebangku,
pembacanya. Hal ini sejalan dengan pendapat
(3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang
Wiyanto (2005:77) yang menyatakan bahwa
pertama berperan sebagai pembicara dan siapa
cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang
yang berperan sebagai pendengar, (4) Siswa
hanya
dari
yang berperan sebagai pembicara membacakan
Menurut
hasil jawaban dari pertanyaan guru, sementara
bentuk
mencapai
efek
menceritakan
seluruh kehidupan
pendek
secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian
tunggal, tunggal
satu
utuh, pula
peristiwa
pelakunya.
Sumardjo (2007: 84), cerpen adalah seni
pendengar
keterampilan menyajikan cerita. Berdasarkan
jawaban dari pembicara, (5) Bertukar peran,
pendapat para ahli diatas,
yang semula sebagai pembicara bertukar
maka dapat
mengoreksi
disimpulkan bahwa cerpen adalah cerita
menjadi
pendek yang menceritakan sebagian kecil dari
Tanggapan dari guru, (7) penutup.
kehidupan pelaku utamanya yang langsung
METODE PENELITIAN
mengarah pada topik utama.
pendengar
menanggapi
sebaliknya,
(6)
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
ISSN 2338-0306
dan
dan
kelas
(PTK).
Penelitian
ini
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 85
Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative…
dilaksanakan di SD Negeri Bulak 1 Bendo,
(d) angket, (e) dan tugas. Pengujian validitas
Magetan. Penelitian ini berlangsung selama 5
data dalam penelitian ini dilakukan dengan
bulan,
cara trianggulasi.
yaitu
Agustus
sampai
dengan
Desember 2015. Rincian kegiatan penelitian tersebut
adalah
persiapan
Metode
analisis
data yang
yang
penelitian,
digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan
kualitatif dan deskriptif komparatif. Analisis
(perencanaan, tindakan, observasi, refleksi),
data deskriptif kualitatif akan digunakan untuk
penyusunan laporan penelitian, seminar hasil
mengalisis data verbal, yaitu data hasil
penelitian,
pengamatan pembelajaran menyimak cerpen
penyempurnaan
laporan
berdasarkan masukan seminar.
siswa kelas V SDN Bulak 1, Bendo, Magetan
Subjek pada penelitian ini adalah siswa
dengan menggunakan model pembelajaran
kelas V SDN Bulak 1 Bendo, Magetan tahun
Cooperative Script. Analisis data deskriptif
ajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa 20,
komparatif
terdiri dari siswa 13 putra dan 7 siswa putri.
dengan membandingkan hasil antarsiklus.
Penelitian ini mengambil objek penelitian
HASIL
pembelajaran menyimak cerpen mata pelajaran
PEMBAHASAN
Bahasa Indonesia.
Hasil Penelitian
untuk data kuantitatif, yakni
PENELITIAN
DAN
Pada penelitian ini ada dua data yaitu
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak
data verbal dan data nonverbal. Data verbal
dua siklus untuk meningkatkan kemampuan
pada penelitian ini yaitu
hasil rekaman
menyimak cerpen kelas V pada kompetensi
kegiatan menyimak cerpen siswa kelas V SDN
dasar mengidentifikasi unsur cerita (tokoh,
Bulak 1 Bendo Magetan dengan menggunakan
tema,
model pembelajaran Cooperative Script. Data
Sebelum melaksanakan tindakan, dilakukan
nonverbal pada penelitian ini adalah nilai hasil
observasi awal untuk mengetahui kondisi di
evaluasi kemampuan menyimak cerpen siswa
lapangan melalui pengamatan, angket, dan tes.
kelas V SDN Bulak 1 Bendo Magetan dengan
Dari pengamatan yang dilakukan diketahui ada
model pembelajaran Cooperative Script.
beberapa
latar,
amanat)
masalah
yang
pada
didengarnya.
pembelajaran
Pada penelitian ini sumber datanya
menyimak cerpen. Masalah tersebut yaitu
adalah guru dan siswa. Guru bertindak sebagai
model pembelajaran yang dipakai oleh guru
informan, yaitu orang yang memberikan
masih sederhana. Selain itu, siswa juga kurang
informasi tentang pembelajaran menyimak
minat terhadap pembelajaran menyimak cerita
cerpen di kelas V SDN Bulak 1 Bendo
pendek.
Magetan. Siswa bertindak sebagai subjek.
dengan pembelajaran menyebabkan siswa
Teknik
yang
tidak antusias dalam menyimak sehingga
digunakan pada penelitian ini terdiri dari (a)
konsentrasi siswa saat menyimak lemah.
observasi, (b) wawancara, (c) kajian dokumen,
Terlihat pada saat guru membacakan cerpen,
ISSN 2338-0306
pengumpulan
data
Dikarenakan siswa tidak berminat
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 86
Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative…
siswa ada yang melamun dan tidak menyimak
tersebut
cerita pendek yang sedang dibacakan guru.
gegaduhan,
Ada juga siswa yang berbicara sendiri atau
konsentrasi siswa lainnya yang sedang serius
mengobrol
sebangkunya.
menyimak. Evaluasi kemampuan siswa dalam
Perhatian siswa masih terbagi-bagi. Siswa juga
menyimak cerpen sebelum pra tindakan dapat
belum serius dalam menyimak cerpen. Hal
dilihat pada tabel berikut.
dengan
teman
menyebabkan sehingga
timbulnya dapat
sedikit merusak
Tabel 1 Skor Penilaian mengidentifikasi unsur cerpen pra tindakan No.
Nilai
1. 2. 3. 4. 5.
Melihat
80 70 60 50 40 Jumlah Rata-rata pembelajaran
Jumlah Nilai
2 4 11 2 1 20
160 280 660 100 40 1240 62
pada
oleh siswa. Guru mempersensi siswa. Guru
2 siswa
memberi penjelasan tujuan pembelajaran hari
mendapat nilai 80, 4 siswa mendapat nilai
ini. Untuk menghemat waktu, guru segera
70, 11 siswa mendapat nilai 60, 2 siswa
memulai dengan memberikan apersepsi pada
mendapat nilai 50, dan 1 siswa mendapatkan
kelas tentang unsur-unsur cerpen. Apersepsi
nilai 40.
diberikan untuk menggali pengetahuan siswa.
kondisi
hasil
Jumlah Siswa
pra tindakan,
tedapat
KKM pelajaran Bahasa Indonesia di
Setelah melakukan apersepsi, guru
SDN Bulak 1, Bendo, Magetan adalah 70.
membacakan cerpen yang berjudul “Moreli
Melihat KKM tersebut, maka diketahui dalam
Penyelamat
Bumi“.
pembelajaran pada pra tindakan ini masih ada
membacakan
cerpen,
14 siswa yang tidak tuntas. Hanya 6 siswa
pertanyaan tentang unsur-unsur cerpen. Siswa
yang mendapatkan nilai tuntas. Rata-rata
menjawab 10 pertanyaan tersebut pada lembar
kelas juga masih rendah yaitu 62.
jawaban yang diberikan guru. Setelah selesai
Siklus I
menjawab pertanyaan, guru membagi siswa Proses
pelaksanaan
pembelajaran
menyimak
menggunakan
model
Cooperative dilaksanakan Pembelajaran
Script
cerpen
pada
dalam
berpasangan.
Guru
memberi
dan
10
siswa
dengan
menetapkan siapa yang pertama berperan
pembelajaran
sebagai pembicara dan siapa berperan menjadi
siklus
satu
untuk
guru
selesai
I
ini
pertemuan.
ketika
pendengar.
Lalu
pembicara
membacakan
jawaban dari tugas yang diberikan guru.
guru
Sementara itu, pendengar mengoreksi apa
mengucapkan salam yang dijawab serentak
yang dibacakan pembicara. Setelah selesai,
ISSN 2338-0306
dimulai
tindakan
Setelah
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 87
Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative…
siswa saling bertukar peran. Berikut adalah
rincian
evaluasi
proses
pada
siklus
I.
Tabel 2 Data Proses Pembelajaran Siklus 1 No.
Nilai
1 2 3 4 5
90 85 80 75 70 Rata-rata
Perhatian siswa dalam pembelajaran 5 8 6 1 0 84,25
Evaluasi kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur cerpen pada siklus I
Jumlah Siswa Keseriusan menyimak cerpen
Keaktifan dalam pembelajaran menyimak 6 5 4 3 2 82,5
6 7 5 2 0 84,25
kunci jawaban dapat
dilihat pada tabel
berikut.
yang didasarkan pada deskriptor sesuai dengan
Tabel 3 Skor Penilaian mengidentifikasi unsur cerpen siklus I No. 1. 2. 3. 4
Nilai 90 80 70 60 Jumlah Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas, maka
Jumlah Siswa
Jumlah Nilai
4 7 5 4 20
360 560 350 240 1510 75,5
diputarkan dua kali.
diketahui bahwa hasil pembelajaran pada
Pembelajaran dimulai ketika guru
siklus I sudah mengalami peningkatan. Pada
mengucapkan salam, mengecek kehadiran
siklus I, siswa yang mendapatkan nilai tuntas
siswa,
ada 16, sedangkan siswa yang tidak tuntas ada
pertemuan pada siklus I. Guru menggali
4 siswa. Rata-rata kelas juga mengalami
ingatan siswa tentang unsur-unsur cerpen.
peningkatan yaitu dari 62 menjadi 75,5.
Setelah itu, guru memberitahukan tujuan
Siklus II
pembelajaran hari ini. Guru menyuruh siswa
Proses
pembelajaran
siklus
II,
melakukan
tanya
jawab
tentang
untuk menyiapkan diri menyimak, tenang, dan
dilakukan setelah adanya revisi berdasarkan
memusatkan
konsentrasi. Kemudian
hasil refleksi dari siklus I. Perbaikan yang
memutarkan rekaman cerpen selama dua kali.
dilakukan pada siklus II ini yaitu guru tidak
Siswa
lagi membacakan cerpen tetapi diganti dengan
menyimak cerpen, siswa dalam keadaan
sebuah rekaman. Cerpen juga diganti dengan
tenang, dan terlihat berkonsentrasi.
terlihat
sangat
antusias
guru
dalam
cerpen yang berjudul Kepompong. Rekaman ISSN 2338-0306
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 88
Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative…
Setelah selesai memutarkan rekaman,
jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru.
guru memberikan 10 pertanyaan seputar
Sementara itu, pendengar mengoreksi apa
cerpen yang telah disimak. Siswa menjawab
jawaban dari pembicara. Setelah selesai, siswa
pertanyaan dengan antusias. Setelah selesai
saling bertukar peran. Apabila semua siswa
menjawab
saling
sudah menjadi pembicara dan pendengar, guru
berpasangan dengan teman sebangku. Guru
dan siswa bersama-sama membahas jawaban
menetapkan siapa yang pertama berperan
dari pertanyaan yang diajukan guru. Berikut
sebagai pembicara dan siapa berperan menjadi
adalah rincian evaluasi proses pada siklus II.
pertanyaan,
siswa
pendengar. Kemudian pembicara membacakan
Tabel 4 Data Proses Pembelajaran Siklus II No.
Nilai
1. 2. 3. 4. 5.
Perhatian siswa dalam pembelajaran 8 10 2 0 0 91,5
95 90 85 80 75 Rata-rata
Evaluasi kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur cerpen pada siklus II
Jumlah Siswa Keseriusan menyimak cerpen
Keaktifan dalam pembelajaran menyimak 6 8 4 1 1 89,25
10 8 2 0 0 92
kunci jawaban dapat
dilihat pada tabel
berikut.
yang didasarkan pada deskriptor sesuai dengan
Tabel 5 Skor Penilaian mengidentifikasi unsur cerpen siklus II No.
Nilai
1. 2. 3.
100 90 80 Jumlah Rata-rata
Mengacu pada tabel di atas, maka diketahui
bahwa
mendapatkan
nilai
semua tuntas.
siswa Hal
sudah tersebut
Jumlah Siswa
Jumlah Nilai
4 10 6 20
400 900 420 1780 89
Pembahasan Pada
pembelajaran
pra
tindakan
diketahui bahwa banyak siswa yang kurang
menunjukkan bahwa pada siklus II sudah
berminat
mengalami peningkatan yang baik. Rata-rata
ketidakminatan siswa tersebut tampak pada
kelas juga sudah meningkat yaitu 89.
perhatian siswa kurang dalam mengikuti
ISSN 2338-0306
pada
pembelajaran
menyimak,
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 89
Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative…
pembelajaran.
Keseriusan
siswa
dalam
peningkatan
dibandingkan
dengan
menyimak juga masih kurang, hal tersebut
pembelajaran pra tindakan. Pada siklus I ini,
tampak ada siswa yang melamun, berbicara
ada 16 siswa yang mendapatkan nilai tuntas,
dengan teman sebangku, bahkan ada yang
sedangkan 4 anak mendapatkan nilai belum
mencorat-coret
tersebut
tuntas. Nilai rata-rata kelas juga mengalami
membuat konsentrasi dalam menyimak tidak
peningkatan yaitu dari 62 menjadi 75,5. Hal
maksimal sehingga hasil simakannya pun
tersebut menunjukkan adanya peningkatan
kurang bagus. Akhirnya siswa tidak bisa
pada siklus I meskipun kurang maksimal
menjelaskan unsur-unsur cerpen yang telah
karena masih ada 4 siswa yang belum tuntas.
bukunya.
Hal
disimak. Hasil evaluasi pada pra tindakan ini juga
masih
jauh
dari
harapan.
Pada
Berdasarkan hasil di siklus I, maka dilakukan
perbaikan
agar
kemampuan
pembelajaran Bahasa Indonesia, SDN Bulak 1
menyimak siswa lebih baik lagi. Perbaikan
memiliki KKM 70. Padahal siswa yang
tersebut dilakukan dengan membuat rekaman
mendapatkan nilai kurang dari 70 masih ada
cerpen dan mengganti cerpen. Rekaman
14 siswa, sedangkan yang mendapatkan nilai
tersebut akan diputar dua kali.
70 atau lebih dari 70 ada 6 orang. Jadi, siswa
Pada siklus II, guru memberikan
yang tuntas ada 6 orang dan yang 14 masih
apersepsi yang lebih menarik. Selain itu, guru
belum tuntas. Rata-rata kelas pun masih
juga memberikan cerita-cerita singkat yang
kurang yaitu 62. Melihat kondisi tersebut,
mampu memotivasi siswa. Siswa sangat
maka
untuk
memperhatikan setiap penjelasan dari guru.
meningkatkan kemampuan menyuimak siswa
Mereka tampak gembira dalam mengikuti
yaitu
pembelajaran. Keaktifan siswa juga sudah
disusunlah
sebuah
menggunakan
rencana
model
pembelajaran
cooperatif scrip.
meningkat, karena semua siswa sudah berani
Pada siklus I, proses pembelajaran
mengungkapan pendapat dan bertanya pada
dinilai pada aspek perhatian, keseriusan, dan
guru.
keaktifan dalam mengikuti pembelajaran. Pada
mengingatkan siswa untuk berkonsentrasi
siklus I, guru sudah menjalankan rencana yang
dalam menyimak rekaman yang akan diputar.
dibuat
memberikan
Siswa pun segera menyiapkan catatan kecil
sehingga
dan terlihat semangat. Lalu guru memutarkan
menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti
rekaman cerpen sebanyak dua kali. Keadaan
pembelajaran. Siswa mulai aktif bertanya
kelas sangat tenang. Semua siswa terlihat
jawab dengan guru. Siswa terlihat begitu
serius dan berkonsentrasi, sudah tidak ada lagi
memperhatikan apa yang dijelaskan guru. Pada
siswa yang berbicara sendiri atau bermain-
saat guru membacakan cerpen, siswa terlihat
main sendiri. Semua siswa menyimak rekaman
lebih serius, tenang, dan berkonsentrasi. Hasil
yang diputar guru dengan baik. Setelah itu,
evaluasi pada siklus I ini telah mengalami
siswa menjawab pertanyaan yang diberikan
dengan
apersepsi
ISSN 2338-0306
baik.
yang
Guru menarik
Memasuki
kegiatan
inti,
guru
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 90
Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative…
guru dengan disiplin. Hasil evaluasi pada
bertanya. Pada saat menyimak rekaman yang
siklus II juga mengalami peningkatan yang
diputar oleh guru, semua siswa serius dan
sangat baik. Pada siklus II ini, semua siswa
berkonsentrasi.
sudah mendapatkan nilai tuntas. Rata-rata kelas
juga
mengalami
Hasil
tes
pembelajaran
dari
pra
peningkatan
tindakan hingga siklus II, sudah mengalami
dibandingkan siklus I yaitu dari 75,5 menjadi
peningkatan. Pada pra tindakan siswa yang
89. Hal ini menunjukkan bahwa model
mendapatkan nilai tuntas hanya 6 siswa,
pembelajaran
sedangkan yang belum tuntas ada 14. Pada
Cooperative
Script
mampu
meningkatan kemampuan menyimak siswa.
siklus I, siswa yang mendapatkan nilai tuntas
SIMPULAN DAN SARAN
lebih banyak dari pra tindakan yaitu 16 siswa.
Sebelum dilaksanakan tindakan pada
Pada siklus II, semua siswa mendapatkan nilai
siklus I, proses pembelajaran menyimak di
tuntas. Nilai rata-rata kelas tiap siklus juga
SDN Bulak 1, Bendo, Magetan masih kurang
mengalami peningkatan, pada siklus I nilai
maksimal. Siswa masih terlihat belum antusias
rata-rata sebesar 75,5, sedangkan pada siklus II
dalam
itu
nilai rata-rata kelas sebesar 89. Berdasarkan
disebabkan minat siswa pada pembelajaran
hal tersebut, dapat diketahui bahwa model
menyimak kurang. Dikarenakan kurangnya
pembelajaran
minat siswa terhadap pembelajaran menyimak
meningkatkan kemampuan menyimak cerpen
menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi
siswa kelas V SDN Bulak 1, Bendo, Magetan.
mengikuti
pembelajaran.
Hal
Cooperative
Script
dapat
pada simakan cerpen yang dibacakan guru.
Berdasarkan simpulan di atas, maka
Setelah diadakan tindakan pada siklus I, proses
peneliti ingin memberikan saran kepada (1)
pembelajaran sudah berjalan dengan baik.
Guru, guru agar selalu memberikan model
Siswa terlihat lebih antusias karena minat
pembelajaran yang menyenangkan sehingga
belajar siswa meningkat. Perhatian siswa pada
siswa akan lebih aktif dalam menyimak dan
pembelajaran menyimak sudah meningkat.
prestasi pun meningkat. (2) Siswa, siswa agar
Hampir semua siswa sudah serius dan
terus meningkatkan kemampuan menyimak
berkonsentrasi pada saat menyimak cerpen
dengan terus berlatih menjadi penyimak yang
yang dibacakan guru. Pada siklus II, proses
baik agar pengetahuan siswa terus bertambah,
pembelajaran lebih meningkat lagi dari siklus
(3)
I. Semua siswa sudah terlihat antusias dalam
mengembangkan
peneliti
selanjutnya, model
agar
terus
pembelajaran.
mengikuti pembelajaran. Siswa terlihat begitu berminat untuk belajar. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan siswa juga aktif dalam
ISSN 2338-0306
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 91
Cerianing Putri Pratiwi, Penggunaan Model Cooperative…
DAFTAR PUSTAKA Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Soedjiatno. 1991. Keterampilan Menyimak dan Pengajarannya I. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas. _________. 1991. Keterampilan Menyimak dan Pengajarannya II. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas. Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1994.
Apresiasi
Kesusastraan.
Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Sumardjo, Jakob. 2007. Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarigan,
Henry Guntur. 1980. Menyimak
Sebagai
Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. ________, Henry Guntur. 1994. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wiyanto, Asul. 2005. Kesusastraan Sekolah. Jakarta: Grasindo.
ISSN 2338-0306
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 92