PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA KELAS 4 SD Oleh Cerianing Putri Pratiwi
[email protected]
ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbicara melalui penggunaan media Flash Card, (2) meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui penggunaan media Flash Card. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pada penelitian ini sumber datanya adalah guru dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari (a) observasi, (b) wawancara, dan (c) tes. Metode analisis data yang yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif komparatif. Proses pembelajaran pada aspek perhatian dan keaktifan telah mengalami peningkatan dari pra tindakan hingga siklus II. Hasil tes berbicara siswa dari pra tindakan hingga siklus II sudah mengalami peningkatan. Pada pra tindakan nilai rata-rata kelas 71, 75. Tingkat keberhasilan sebesar 45%. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas naik menjadi 76. Tingkat keberhasilan sebesar 75%. Siklus II sudah mengalami peningkatan dari siklus I. Nilai rata-rata kelas 84, 5 dan semua siswa sudah mendapatkan nilai tuntas. Hal tersebut menunjukkan bahwa media Flash Card dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Kata Kunci: berbicara, media, Flash Card
114
A. PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Di dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan berbahasa, diantaranya yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berbicara adalah suatu kebutuhan manusia untuk berkomunikasi dengan seseorang secara langsung bertatap muka atau secara tidak langsung melalui alat komunikasi berupa kata-kata yang mengekspresikan perasaan dan gagasan seseorang. Hal itu sejalan dengan pendapat Tarigan (2008: 16) “berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan”. Tujuan dari berbicara adalah untuk berkomunikasi, menyampaikan informasi. Menurut Tarigan (dalam Saddhono dan Slamet, 2014: 59) menyatakan bahwa tujuan berbicara meliputi, (1) menghibur, (2) menginformasikan, (3) menstimulus, (4) meyakinkan, dan (5) menggerakkan. Keterampilan berbicara ini tidak bisa dipisahkan dalam pelajaran bahasa Indonesia. Fungsi keterampilan berbicara ini sangat penting diajarkan dalam pendidikan. Setiap manusia dituntut terampil dalam berbicara untuk berkomunikasi dalam kehidupan
sehari-harinya dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, dan perasaan. Melihat dari proses pembelajaran sekarang guru masih kreatif dalam menyampaikan materi, sehingga siswa cenderung bosan dan kurang aktif dalam pembelajaran. Selain itu, siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran terutama pada keterampilan berbicara. Dalam berbicara, siswa cenderung pasif karena malu sehingga dapat menghambat keterampilan berbicara siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu menemukan cara agar pembelajaran tidak terpacu pada guru yang hanya ceramah saja. Sebaiknya, pembelajaran terpacu pada siswa, agar siswa aktif dan pembelajaran terasa menyenangkan. Guru harus mampu membuat siswa berani berbicara terutama berbicara di depan umum. Banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatan keterampilan berbicara siswa, salah satunya yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang inovatif. Kurniawan (2014: 176) media pembelajaran diartikan sebagai wahana atau tempat yang dimuati pesan yang akan disampaikan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Anak usia sekolah dasar membutuhkan suatu media konkrit dalam mendukung pemahaman dan daya ingat peserta didik dalam suatu pembelajaran serta sudah memiliki kemampuan mengkoordinasikan pandangan-pandangan orang lain dengan pandangannya sendiri (Syah, 2014:127). Hal itu dikarenakan anak 115
sekolah dasar masih pada tahap operasional konkrit. Pada tahap operasional konkrit media yang dibutuhkan adalah media yang nyata yang dapat dilihat maupun dirasakan oleh peserta didik, salah satu media yang mendukung adalah media visual. Media visual adalah media yang memberikan gambaran menyeluruh dari yang konkrit sampai yang abstrak. Media visual lebih bersifat realistis dan dapat dirasakan oleh sebagian besar panca indra kita terutama oleh indra penglihatan. Salah satu media visual yaitu media pembelajaran Flash Card. Flash card adalah kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata, yang diperkenalkan oleh Glenn Doman. Kartu ini dimainkan dengan cara diperlihatkan kepada anak hanya dalam waktu beberapa menit untuk masing-masing kartu. Tujuannya adalah untuk melatih kemampuan otak kanan untuk mengingat gambar dan kata-kata. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbicara melalui penggunaan media Flash Card, (2) meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui penggunaan media Flash Card. B. ISI Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut Sanjaya (2012: 26) penelitian tindakan kelas diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melalui berbagai
tindakaan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Data adalah pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun angka. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa fakta dan informasi mengenai keterampilan berbicara siswa kelas IV SD menggunakan media Flash Card. Arikunto (2006:129) menyatakan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Pada penelitian ini sumber datanya adalah guru dan siswa. Guru bertindak sebagai informan, yaitu orang yang memberikan informasi tentang keterampilan berbicara siswa kelas IV SD. Siswa bertindak sebagai subjek, yaitu seseorang yang melaksanakan kegiatan dan diberi tindakan. Sasaran yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah media Flash Card mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari (a) observasi, (b) wawancara, dan (c) tes. Setelah melakukan observasi, wawancara, pemberian tugas, maka langkah berikutnya adalah memaparkan dan menganalisis data. Menurut Wiyono dan Burhannuddin (2007: 90) analisis data adalah proses penyusunan data agar bisa ditafsirkan dan disimpulkan. Metode analisis data yang yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif komparatif. Analisis data deskriptif kualitatif akan digunakan untuk mengalisis data verbal, yaitu data hasil pengamatan pembelajaran 116
berbicara siswa kelas IV SD dengan menggunakan Flash Card. Analisis data deskriptif komparatif untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antarsiklus. Prosedur Penelitian ini adalah setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Indikator keberhasilan tindakan meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan penggunakan media Flash Card adalah ada jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa dalam kelas tersebut. Hasil Penelitian Untuk mengetahui kondisi di lapangan dilakukan observasi pra tindakan melalui pengamatan dan tes. Dari pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran berbicara. Siswa masih malu untuk berbicara di depan umum. Hal itu dikarenakan siswa kurang terbiasa berbicara di depan umum sehingga mereka kesulitan untuk berbicara di depan umum. Nilai keterampilan berbicara pada pratindakan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 1 data nilai pratindakan Jumlah Total No Nilai Siswa Nilai 1 55 1 55 3 60 4 240 4 65 2 130 5 70 2 70 6 75 3 375 7 80 7 480 8 85 1 85 Jumlah 1435 Rata-rata 71,75 Berdasarkan hasil pratindakan, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai keterampilan
berbicara siswa masih rendah, hanya sebesar 71,75. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Siklus I Tahap perencanaan tindakan di siklus I dimulai dari penemuan masalah yang dilanjutkan dengan merancang tindakan yang akan dilakukan. Hasil perencanaan siklus I yaitu (a) merancang sekenario pembelajaran, (b) peneliti menyusun RPP, (c) peneliti menyiapkan instrumen penilaian dan catatan lapangan pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara. 2. Pelaksanaan Proses pelaksanaa pembelajaran pada siklus I, dimulai dengan guru memberi penjelasan tujuan pembelajaran. Kemudian, guru memberikan apersepsi pada kelas tentang berbicara menjelaskan petunjuk penggunaan suatu alat. Apersepsi diberikan untuk menggali pengetahuan siswa. Setelah itu, guru memberikan penjelasan tentang pembelajaran hari ini yaitu menjelaskan petunjuk penggunaan suatu alat dengan bahasa yang baik dan benar. Guru memberikan contoh petunjuk menggunakan dasi. Siswa mengamati penjelasan guru. Setelah selesai memberikan contoh, guru mengeluarkan beberapa kartu. Kartu tersebut berisi gambar suatu alat dan cara menggunakannya. Kemudian guru memberi penjelasan pada siswa tentang tugas yang akan diberikan. Tugas tersebut yaitu menjelaskan petunjuk penggunaan suatu alat berdasarkan kartu yang dipilih. Semua siswa akan maju dan menjelaskan isi kartu tersebut. Setelah siswa paham dengan tugas yang diberikan guru, guru 117
memanggil siswa dengan nomor urut satu. Siswa tersebut memilih satu kartu, lalu membaca sekilas kartu tersebut dan setelah itu siswa menjelaskan petunjuk alat berdasarkan kartu yang telah dipilih. Begitu seterusnya sampai semua siswa maju. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan refleksi dan menutup pembelajaran. 3. Observasi Hasil observasi berupa catatan lapangan saat pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media Flash Card. a. Penilaian kualitas proses pembelajaran Penggunaan media Flash Card untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas IV pada siklus I mendapatkan respons yang baik dari siswa. Berdasarkan hasil pengamatan pada saat berlangsungnya pembelajaran pada siklus I, sikap siswa dalam memperhatikan penjelasan guru cukup baik. Siswa sudah mulai berminat dengan pembelajaran berbiacara. Rasa malu siswa pada saat berbicara di depan umum sudah mulai berkurang. Siswa mulai aktif berbicara di depan umum. Berikut adalah rincian evaluasi proses pada siklus I. Tabel 2 Data Proses Pembelajaran Siklus 1 No.
Nilai
1 2 3 4 5
90 85 80 75 70 Ratarata
Jumlah Siswa Perhatian Keaktifan siswa dalam dalam pembelajaran pembelajara n berbicara 4 7 8 5 6 5 1 3 1 0 83,25
b. Penilaian Keterampilan Berbicara Tes ini berupa tes berbicara menjelaskan petunjuk penggunakan alat berdasarkan Flash Card yang sudah disiapkan guru. Penilaian tes saat siswa menjelaskan petunjuk penggunaan alat. Yang dinilai pada tes berbicara yaitu kejelasan, kelancaran, ketepatan, dan kesesuaian dengan Flash Card . Hasil analisis data pada siklus II tersebut diperoleh skor rata-rata pada siklus I adalah 76. Sesuai dengan kategori nilai tersebut termasuk dalam kategori cukup. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90, sedangkan nilai terendah adalah 60. Siswa yang tidak tuntas ada 5 siswa, sedangkan siswa yang tuntas ada 15 siswa. Tingkat ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 75%. Hal ini berarti pembelajaran sudah berhasil, karena sudah mencapai indikador keberhasilan. Prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini. Tabel 3 Skor Penilaian keterampilan berbicara siklus I No. Nilai Jumlah Jumlah Siswa Nilai 1 90 2 180 2 85 2 170 3 80 5 400 4 75 6 450 5 70 1 70 6 65 2 130 7 60 2 120 Jumlah 20 1520 Rata76 rata
84
118
a. Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian indikator yang telah dirumuskan. Berdasarkan hasil siklus I dapat diketahui bahwa indikator pencapaian sudah tercapai, akan tetapi kurang maksimal sehingga diperlukan lagi perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Siklus II Rencana tindakan siklus II hampir sama dengan perencanaan pada siklus I. Akan tetapi, pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. Hasil perencanaan siklus I yaitu (a) merancang sekenario pembelajaran, (b) peneliti menyusun RPP, (c) peneliti menyiapkan instrumen penilaian dan catatan lapangan pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara. 2. Pelaksanaan Proses pembelajaran siklus II, dilakukan setelah adanya revisi berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini yaitu Flash Card dibuat lebih menarik lagi dan lebih bervariasi. Pembelajaran dimulai ketika guru memasuki kelas, mengucapkan salam, dan meneliti kesiapan siswa. Setelah itu, guru mengabsen siswa. Setelah selesai, guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Siswa menanggapi penjelasan guru dengan antusias. Kemudian guru memberi apersepsi tentang petunjuk penggunaan alat. Siswa diberi
beberapa pertanyaan dan siswa sangat antusias menjawab beberapa pertanyaan dari guru tentang petunjuk menggunakan alat. Setelah itu, guru menunjukkan Flash Card pada siswa. Siswa nomor urut satu maju dan mengambil satu Flash Card . Siswa tersebut membaca sekilas Flash Card dan menjelaskan petunjuk penggunaan alat berdasarkan apa yang ada di Flash Card. Begitu seterusnya sampai siswa nomor urut dua puluh. Setelah semua siswa maju, guru melakukan refleksi bersama dengan siswa. Setelah itu, guru memberi tugas dan menutup pembelajaran. 3. Observasi Hasil observasi berupa catatan lapangan saat pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media Flash Card. a. Penilaian kualitas proses pembelajaran Penggunaan media Flash Card untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas IV pada siklus II mendapatkan respons yang sangat baik dari siswa. Keterampilan berbicara siswa tampak lebih meningkat. Sikap siswa dalam memperhatikan penjelasan guru lebih baik dari siklus sebelumnya. Pada saat pembelajaran, siswa tampak lebih aktif dari siklus I. Siswa lebih percaya diri dalam berbicara di depan umum. Siswa tidak takut lagi dalam berbicara di depan umum. Hal itu menyebabkan semangat belajar siswa meningkat. Berikut hasil penilaian kualitas proses pembelajaran.
119
Tabel 4 Data Proses Pembelajaran Siklus II N Nilai Jumlah Siswa o. Perhatian Keaktifan siswa dalam dalam pembelajar pembelaj an aran berbicara 1 95 3 2 2 90 6 9 3 85 5 6 4 80 6 3 Ratarata 86.5 87.5 b.
Penilaian Keterampilan Berbicara Tes ini berupa tes berbicara menjelaskan petunjuk penggunakan alat berdasarkan Flash Card yang sudah disiapkan guru. Penilaian tes saat siswa menjelaskan petunjuk penggunaan alat. Yang dinilai pada tes berbicara yaitu kejelasan, kelancaran, ketepatan, dan kesesuaian dengan Flash Card. Hasil analisis data pada siklus II tersebut diperoleh skor rata-rata pada siklus I adalah 84,5. Pada siklus II, semua siswa sudah mendapatkan nilai tuntas. Nilai tertinggi pada siklus II yaitu 95, sedangkan nilai terendah adalah 75. Tingkat ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 100%. Hal ini berarti pembelajaran sudah berhasil, karena sudah mencapai indikador keberhasilan. Prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3 Skor Penilaian keterampilan berbicara siklus I No. Nilai Jumlah Jumlah Siswa Nilai 1. 95 1. 90 2. 85 3. 80 4. 75 Jumlah Rata-rata
3 3 5 7 2 20
285 270 425 560 150 1690 84,5
4. Refleksi Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti bersama guru pada akhir siklus II menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media Flash Card secara umum telah berjalan sesuai dengan rencana. Dari hasil pembelajaran diketahui bahwa media Flash Card dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Pembahasan 1. Peningkatan kualitas proses pembelajaran berbicara melalui penggunaan media Flash Card Pada pra tindakan ada banyak permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam hal berbicara. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pendapat ke dalam kalimat yang benar. Siswa cenderung malu dan kurang percaya diri karena belum terbiasa berbicara di depan umum. Minat siswa terhadap pembelajaran berbicara juga rendah, hal itu karena siswa merasa bosan dengan 120
pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan berbicara dianggap angin lalu oleh para siswa. Hal itu menyebabkan keterampilan siswa masih rendah. Oleh sebab itu, diperlukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media yang inovatif. Salah satu media pembelajaran yang inovatif yaitu media Flash Card. Pada siklus I, aktivitas pembelajaran siswa kelas IV dalam mengikuti pembelajaran menggunakan media Flash Card sudah berjalan sesuai dengan rencana. Proses pembelajaran berjalan baik, siswa menjadi lebih antusias mengikuti pembelajaran. Siswa lebih berminat dalam mengikuti pembelajaran berbicara. Hal itu disebabkan siswa tertarik dengan media yang dibawa guru. Dengan media Flash Card, siswa menjadi berani berbicara di depan umum. Siswa tampak lebih aktif dan percaya diri. Perhatian siswa pada siklus satu memiliki ratarata 83,25, sedangkan keaktifan siswa 84. Pada siklus II, aktivitas pembelajaran siswa bertambah lebih baik lagi dari siklus I. Siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Bahkan sebagian siswa berebut untuk berbicara lebih dulu. Hal itu menunjukkan keberanian siswa dalam berbicara mengalami peningkatan. Hal itu juga menunjukkan rasa malu siswa untuk berbicara di depan umum sudah berkurang. Nilai rata-rata perhatian siswa terhadap
pembelajaran juga sudah meningkat 86,5, sedangkan nilai rata-rata keaktifan siswa 87,5. Hal itu membuktikan bahwa kualitas pembelajaran dari pra tindakan, siklus I, hingga siklus II mengalami peningkatan. Dari sebelum tindakan hingga siklus II, kegiatan proses pembelajaran mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna. Siswa pun dapat melatih keberanianya dalam mengungkapkan pendapat, menghilangkan rasa malu mereka saat berbicara di tempat umum dan mengembangkan kemampuan berbicara mereka. 2. Peningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui penggunaan media Flash Card. Tes berbicara siswa menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian ini telah tercapai sehingga tindakan dihentikan. Dari indikator yang telah ditetapkan, penggunaan media Flash Card untuk meningkatkan kemampuan berbicara dapat dikatakan berhasil. Dapat dikatakan berhasil karena hari tes berbicara dari pra tindakan, siklus I, hingga siklus II sudah mengalami peningkatan dan indikator keberhasilan sudah tercapai. Pada hasil tes pra tindakan, nilai rata-rata kelas tes berbicara yaitu 71,75. Dari 20 siswa, ada 11 siswa yang masih mendapatkkan nilai di bawah KKM yaitu 75. Siswa yang tuntas hanya ada 9. Hal itu menunjukkan belum ada 50% siswa yang mendapatkan nilai 121
tuntas. Pada siklus I, hasil tes berbicara sudah mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas sudah meningkat dari pra tindakan. Nilai rata-rata kelas pada siklus I yaitu sebesar 76. Dari 20 siswa, ada 5 siswa yang memiliki nilai belum tuntas, sedangkan 15 siswa sudah mendapatkan nilai tuntas. Hal itu menunjukkan yang mendapatkan nilai tuntas ada 75%. Hasil tes berbicara pada siklus II sudah mengalami peningkatan dari siklus I. Nilai rata-rata kelas pada siklus II naik menjadi 84,5. Pada siklus II ini, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Semua siswa mendapatkan nilai tuntas. Hal tersebut menunjukkan bahwa media Flash Card dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada saat pra tindakan, proses pembelajaran masih kurang maksimal. Siswa masih malu pada saat berbicara di depan umum. Hal itu disebabkan siswa kurang terlatih berbicara di depan umum. Antusias siswa dalam mengiktui pembelajaran masih kurang maksimal. Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang baik. Keaktifan siswa pun masih cukup rendah. Setelah diadakan tindakan pada siklus I, proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Siswa terlihat lebih antusias karena minat belajar siswa meningkat. Siswa sudah banyak yang berani berbicara di
depan umum. Perhatian siswa pada pembelajaran semakin meningkat. Keaktifan siswa pun sudah mengalami peningkatan. Pada siklus II, antusias siswa semakin meningkat. Siswa terlihat begitu berminat mengikuti pembelajaran. Perhatian siswa tercurah penuh pada pembelajaran. Semua siswa sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hasil tes berbicara siswa dari pra tindakan hingga siklus II sudah mengalami peningkatan. Pada pra tindakan nilai rata-rata kelas 71, 75 dan siswa yang mendapatkan nilai belum tuntas ada 55%. Pada siklus I sudah mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas naik menjadi 76. Siswa yang belum tuntas ada 25%. Siklus II sudah mengalami peningkatan dari siklus I. Nilai rata-rata kelas 84, 5 dan semua siswa sudah mendapatkan nilai tuntas. Hal tersebut menunjukkan bahwa media Flash Card dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Saran Diharapkan media Flash Card dijadikan alternatif penerapan media pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada pembelajaran berbicara. Selain itu, diharapkan akan berkembang media-media yang inovatif guna memperbaiki proses pembelajaran.
122
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Kurniawan, Deni. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu (Teoti, Praktik, dan Penilaian). Bandung: Alfabeta.s Saddhono, Kundaru dan Slamet Y. (2014). Pembelajaran Keterampilan Bahasa Indonesia . Yogyakarta: Graha Ilmu. Sanjaya, Wina. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Syah, Muhibbin. 2014. Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tarigan, H.G. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wiyono, Bambang Budi dan Burhanuddin. 2007. Metodologi Penelitian (Pendekatan Kuantiatif, Kualitatif, dan Action Research). Malang: FIP Universitas Negeri Malang.
123