PENGGUNAAN FASILITAS DAN STRATEGI PEMASARAN: STUDI KASUS GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS INDONESIA Kharisma Nadya Mega, S.Hum Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia Depok, 16424 Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini membahas mengenai perbandingan penggunaan fasilitas/layanan Perpustakaan Universitas Indonesia dengan fasilitas umum (tenant) oleh responden yang merupakan mahasiswa S2 UI. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret—Juni tahun 2013. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan fasilitas/layanan gedung Perpustakaan UI, fasilitas/layanan yang menjadi prioritas dan faktor strategi pemasaran yang mempengaruhi pemilihan suatu fasilitas/layanan. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Pengumpulan data yang dilakukan melalui kuisioner dan didukung dengan wawancara serta observasi langsung di lapangan. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan fasilitas/layanan Perpustakaan UI lebih baik dibanding tenant , namun masih ada fasilitas/layanan Perpustakaan UI yang sedikit digunakan. Prioritas fasilitas/layanan responden adalah ruang baca dan diskusi, dan faktor strategi pemasaran yang paling berpengaruh adalah faktor place namun promosi masih kurang. Saran yang dapat diberikan adalah posisi strategis sebaiknya ditempati oleh fasilitas/layanan Perpustakaan UI dan promosi Perpustakaan UI lebih ditingkatkan dan diletakkan di tempat-tempat strategis. Kata kunci: Fasilitas, Strategi Pemasaran, Gedung Perpustakaan Universitas Indonesia
Abstract This research describes the utility of building facilities and library facilities of UI Library, by respondents which are students of master degree in UI. The research takes place on March to June 2013. The purpose of this research is to reveal the utility and priority of building facilities and library facilities. The approach used in this research is Quantitative; it is by using survey methods. Data collected by questionnaire with 30 respondens. The result shows that the first priority for the facility utility in the library building is the reading and discussion room. It shows the utility of library facilities better than building facilities. However, few of those library facilities are less in use and also, the library needs to be promoted way more than before. For advice, library facilities / services should be placed at a strategic position in the UI library building, and for the promotion, the UI Library should more enhanced and placed it in strategic places. Keywords: Facilities, Marketing Strategy, University of Indonesia Library Building
Penggunaaan Fasilitas ..., Kharisma Nadya Mega, FIB UI, 2013
Pendahuluan Seiring dengan perkembangan zaman pada era digital ini, konsep pemasaran lebih menekankan kepada pendekatan psikologis yang mengikat emosi konsumen. Setiap perusahaan berlomba-lomba memasarkan produknya agar produk tersebut paling dicari dan melekat di hati para konsumen. Semua aspek pemasaran ditekankan kepada segmen konsumen. Seperti yang dikatakan Saez (2002: 1) “The marketing model in the digital age focuses on users, client, and customers”. Hal tersebut tak terkecuali pada perpustakaan. Perpustakaan sebagai lembaga nonprofit tak lepas dari persaingan dalam hal memasarkan produk dan layanannya. Terlebih lagi perpustakaan perguruan tinggi mempunyai peran yang sangat penting bagi sebuah perguruan tinggi. Bahkan perpustakaan perguruan tinggi sering digambarkan sebagai ‘the heart of a university’ atau jantung dari sebuah perguruan tinggi, gagasan yang awalnya dikemukakan oleh Presiden Universitas Harvard di abad 19 (Brophy, 2005) . Jantung berarti pusat dari suatu kehidupan perguruan tinggi. Perpustakaan sebagai jantung perguruan tinggi berarti perpustakaan sebagai komponen utama dalam suatu perguruan tinggi terutama dalam hal akademik yang berkaitan dengan tujuan perguruan tinggi yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi penelitian pengajaran dan pengabdian masyarakat. Latar Belakang Universitas Indonesia (UI) yang merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi terdepan di Indonesia, memiliki perpustakaan sebagai salah satu penunjang kegiatan akademik. Bahkan tahun 2010 UI membangun sebuah gedung megah untuk perpustakaan. Pembangunan gedung ini mengacu kepada rencana strategi UI di mana salah satunya adalah integrasi atau pemusatan di bidang sarana/fasilitas, sumber daya manusia, dan keuangan. Sistem integrasi Perpustakaan UI adalah sebagai learning commons yaitu salah satu komponen fasilitas pembelajaran yang merupakan tempat di mana semua sivitas akademika UI dapat bertemu dan berinteraksi untuk mengembangkan ide-ide yang pada akhirnya akan menghasilkan kolaborasi penelitian dari berbagai subjek. Pembangunan perpustakaan UI ini juga memiliki pengembangan yang jauh berbeda dari perpustakaan sebelumnya. Fasilitas pendukung yang banyak dan canggih telah dimiliki perpustakaan UI seperti pada ruang komputer yang menyediakan sebanyak 190 komputer Imac yang tentu saja dapat mengakses internet, serta hotspot yang dapat diakses di semua area perpustakaan, ruang baca dan diskusi yang luas dan nyaman yang memiliki fasilitas yang memadai. Selain itu perpustakaan UI juga memiliki fasilitas di luar fungsi perpustakaan yang sejatinya dapat mendukung kegiatan perpustakaan terutama dalam hal pemasaran perpustakaan agar menarik minat masyarakat UI untuk datang berkunjung ke perpustakaan UI. Fasilitas tenant yang berada di dalam gedung Perpustakaan UI tersebut antara lain bank, restaurant, café, toko buku, kantor pos, foto copy dan printer. Tenant yang merupakan perusahaan berbasis profit dapat dipastikan memiliki strategi pemasaran yang sangat baik dan terencana dengan baik pula. Hal tersebut
Penggunaaan Fasilitas ..., Kharisma Nadya Mega, FIB UI, 2013
tentu saja untuk mendukung tujuan perusahaan tersebut yaitu untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Mengingat keberadaan tenant tersebut adalah di dalam gedung Perpustakaan UI maka segmentasi pasar antara Perpustakaan UI dengan tenant adalah sama yaitu orang yang berkunjung ke gedung Perpustakaan UI yang mayoritas adalah sivitas akademika UI. Untuk itu perlu diketahui perbandingan penggunaan fasilitas/layanan antara Perpustakaan UI dengan tenant. faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengguna menggunakan layanan/fasilitas tersebut dan tentu saja mengetahui loyalitas pengguna melalui layanan/fasilitas yang menjadi prioritas pengguna ketika mengunjungi gedung Perpustakaan UI. Dengan mengetahui penggunaan fasilitas/layanan tersebut oleh pengguna maka dapat diukur efektivitas dari kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh Perpustakaan UI. Selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk terus meningkatkan layanan perpustakaan dan meningkatkan jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan tersebut, serta tentu saja penggunaan fasilitas/layanan gedung Perpustakaan UI yang tepat mendukung tercapainya visi misi Perpustakaan UI untuk menjadi Perpustakaan World Class Riset. Masalah Penelitian Masalah penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan fasilitas/layanan gedung Perpustakaan UI oleh mahasiswa S2 UI. Fasilitas/layanan gedung Perpustakaan UI apa yang menjadi prioritas mahasiswa S2 UI. Serta apa faktor strategi pemasaran yang mempengaruhi penggunaan suatu fasilitas/layanan gedung Perpustakaan UI. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan fasilitas/layanan gedung Perpustakaan UI oleh mahasiswa S2 UI, mengetahui prioritas penggunaan fasilitas/layanan gedung Perpustakaan UI, serta mengetahui faktor strategi pemasarana apa yang paling mempengaruhi pemilihan suatu fasilitas/layanan gedung Perpustakaan UI. Tinjauan Literatur Pemasaran Menurut Kotler (2000: 9), pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut Stanton (Dalam Angipora, 2002: 4) pengertian pemasaran dibagi ke dalam dua segmen yaitu dalam arti kemasyarakatan dan dalam arti bisnis. Dalam arti kemasyarakatan pemasaran adalah setiap kegiatan tukar-menukar yang bertujuan untuk memuaskan keinginan manusia. Dalam arti bisnis, pemasaran adalah sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar. Menurut De Saez (2002: 4) pemasaran dalam konteks perpustakaan berarti menciptakan pasar yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakai dengan
Penggunaaan Fasilitas ..., Kharisma Nadya Mega, FIB UI, 2013
kreativitas dan pengetahuan teknologi. Sebuah lembaga informasi juga harus mengidentifikasi kompetisi yang terjadi saat itu seperti teknologi agar suatu perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan sesuai perkembangan zaman dan tentu saja agar dapat bersaing dalam pasar. Bisnis utama yang dipasarkan dalam perpustakaan adalah produk dan jasa yang memberikan keuntungan bagi pemakai dan menjawab kebutuhan dari pengguna baik itu pengetahuan, pendidikan, maupun sosial. (De Saez, 2002:7). Dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam rangka mencapai tujuan dari suatu perusahaan tersebut. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut (Tjiptono dalam Teguh Santoso, 2011: 43). Strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan variabelvariabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran dan biaya pemasaran. (Teguh Santoso, 2011: 43) Salah satu strategi pemasaran yang paling sering digunakan adalah konsep bauran pemasaran. Kotler (2000: 18) mendefinisikan bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari konsep yang biasa disebut 4P, yaitu: 1. Product Merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Produk merupakan sentral kegiatan marketing, karena semua kegiatan dari unsurunsur marketing mix lainnya berawal dan berpatokan pada produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, produk dalam arti menyeluruh harus memperhatikan dan mempertimbangkan keselarasan unsur-unsur dari produk tersebut agar apa yang diterima oleh konsumen sudah merupakan keseluruhan dari usaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen. 2. Price (Harga) Merupakan jumlah pengorbanan yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan. Pengorbanan tersebut termasuk biaya, waktu dan tenaga. Selain penentuan harga produsen juga harus memperhatikan nilai dan manfaat dari produk yang dihasilkan guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen 3. Place (Tempat) Menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat dimanapun konsumen
Penggunaaan Fasilitas ..., Kharisma Nadya Mega, FIB UI, 2013
berada. Selain itu membuat tempat yang semenarik mungkin bagi konsumen 4. Promotion (Promosi) Merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan utama untuk menginformasikan, mengkomunikasikan, membujuk, mempengaruhi, dan mengingatkan konsumen agar membeli produk yang dihasilkan. (Angipora, 2002: 26-28) Sedangkan pada perusahaan berbasis jasa terdapat strategi tambahan 2P, yaitu: 1. People Menurut Lingga (2001: 197), sebelum layanan dipasarkan kepada pelanggan, konsep layanan harus terlebih dahulu dipasarkan kepada karyawan. Faktor kunci keberhasilan pemasaran internal terletak pada pengelolaan manusia yang memberikan layanan (people) atau manajemen sumber daya manusia. 2. Presentation Menurut Lingga (2001: 201), Pada tahap pemasaran interaktif terjadi kontak antara pihak perusahaan dan konsumen. Kualitas layanan kepada pelanggan dibuktikan pada tahap ini. Dengan demikian pemasaran interaktif dapat dikaitkan dengan presentation, yaitu suatu peluang bagi pemberi layanan untuk menampilkan layanannya yang terbaik kepada pelanggan, dan pelanggan dapat melihat penampilan layanan tersebut. Lingkungan Pemasaran Menurut Kotler (1997: 20), lingkungan pemasaran adalah berbagai aktor dan kekuatan di luar bagian pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan pelanggan sasaran. Kemudian disempurnakan lagi oleh Kotler (2000: 17), lingkungan pemasaran berarti persaingan yang menggambarkan hanya salah satu kekuatan di lingkungan tempat pemasar beroperasi. Angipora (2002: 50) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan pasar yang terdiri dari dua faktor yaitu: 1. Lingkungan Internal adalah suatu pengaruh lingkungan yang bersumber dari dalam perusahaan yang secara langsung akan berpengaruh pada kinerja perusahaan secara keseluruhan, terdiri aspek marketing mix, share of market, aspek reputasi kualitas produk, keunggulan teknologi, aspek sumber keuangan, aspek lokasi dan aspek jumlah kualitas SDM. 2. Lingkungan eksternal adalah suatu pengaruh lingkungan yang berasal dari luar perusahaan baik yang sangat dekat dengan perusahaan maupun yang agak jauh, dan secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi kegiatan perusahaan. Layanan Dan Fasilitas Perpustakaan Sebagai Produk Perpustakaan Menurut Philip Kotler dalam Lingga (2001: 193), layanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa
Penggunaaan Fasilitas ..., Kharisma Nadya Mega, FIB UI, 2013
pun. Dalam memberikan layanan, perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut sebagaimana yang termuat di Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (Departemen Pendidikan Nasional RI, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2004): a. Berorientasi pada kebutuhan dan kepentingan pengguna b. Diberikan kepada pengguna atas dasar keseragaman, keadilan dan kemerataan c. Dilaksanakan secara optimal dan dilandasi oleh peraturan yang jelas d. Dilaksanakan dengan cepat, tepat, dan mudah melalui cara yang teratur, terarah dan cermat American Library Associaton atau yang akrab kita kenal dengan ALA, menyebutkan layanan bagi pengguna di perpustakaan perguruan tinggi dalam ALA World Encyclopedia of Library and Information Services yang terdiri sebagai berikut: a. Layanan sirkulasi b. Layanan referensi/informasi Biasanya yang tercakup dalam layanan referensi ini adalah jasa kesiagaan informasi, penelusuran informasi dan silang layan. c. Layanan Teknis Proses teknis seperti pencarian, pemesanan, penerimaan, katalogisasi dan penyiapan bahan perpustakaan untuk digunakan, selalu menjadi layanan utama di perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi harus mampu menyediakan akses maksimum menuju koleksi.. d. Ruang dan fasilitas bagi pengguna Gedung atau fasilitas yang disediakan perpustakaan merupakan bagian dari layanan yang bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada pengguna. Perpustakaan Perguruan Tinggi Menurut Online Dictionary for Library and Information science, perpustakaan perguruan tinggi atau academic library adalah ‘A library that is an integral part of college, university, or other institution of postsecondary education, administered to meet the information and research needs of its students, faculty, and staff. Perpustakaan adalah bagian yang integral dari perguruan tinggi yang kehadirannya adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi dan penelitian sivitas akademiknya. Sebagai penunjang tercapainya visi misi suatu perguruann tinggi, menurut Sulistyo Basuki (1993:52) perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan yaitu memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkat akademis, menyediakan ruang belajar pada pemakai Perpustakaan, meyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai, dan menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi.
Penggunaaan Fasilitas ..., Kharisma Nadya Mega, FIB UI, 2013
Perilaku Konsumen Menurut Sumarwan (2004: 25) perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “why consumers do what they do” dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum pembelian, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah seorang individu membuat keputusan untuk melakukan hal-hal di atas Schiffman dan Kanuk mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Secara sederhana perilaku konsumen meliputi hal hal seperti apa yang dibeli konsumen? Mengapa mereka membeli? Di mana mereka membeli? Berapa sering mereka membeli? Berapa sering mereka menggunakan? (Sumarwan, 2004: 26) John A Howard dan Jagdish N Sheth menulis teori perilaku konsumen dalam buku “the theory of buyer behavior” mereka mengembangkan sebuah model pengambilan keputusan konsumen yang dikenal sebagai “Howard dan Sheth Model”. Dalam teori ini proses pengambilan keputusan konsumen dalam menggunakan produk dan jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu (a) kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen, (b) faktor perbedaan individu konsumen, (c) faktor lingkungan konsumen. Proses keputusan konsumen akan terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan loyalitas konsumen. (Sumarwan, 2004: 32) Tahapan Keputusan Konsumen Pada Penggunaan Suatu Produk Menurut Nugroho (2008: 16), terdapat beberapa tahapan ketika konsumen memutuskan suatu produk yang akan dipilih dan digunakan. Tahapan tersebut antara lain: 1. Pengenalan kebutuhan. Proses membeli diawali saat pembeli meyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal yaitu kebutuhan normal yang timbul dalam diri seseorang seperli lapar dan haus. Suatu kebutuhan juga bisa didorong karena rangsangan eksternal, misalnya sesorang yang melewati sebuah toko roti membeli roti tersebut karena tergiur oleh harum roti yang baru selesai dipanggang. (Nugroho, 2008: 16) 2. Pencarian Informasi. Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak mengenai suatu produk. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan membeli. Sumber informasi konsumen dapat dikelompokan menjadi empat kelompok. Pertama sumber pribadi seperti keluarga, teman, tetangga. Kedua sumber komersil seperti iklan, kemasan, tenaga penjualan. Ketiga sumber umum seperti media
Penggunaaan Fasilitas ..., Kharisma Nadya Mega, FIB UI, 2013
massa. Terakhir sumber pengalaman yaitu seperti pernah mengalamai atau menggunakan produk. (Nugroho, 2008: 17) 3. Evaluasi alternatif. Pada proses ini konsumen akan mengurangi jumlah alternative merek yang akan dipertimbangkan lebih lanjut. Konsumen akan membagi merek tersebut ke dalam beberapa kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok merek yang tidak berbeda atau tidak memliki kelebihan sehingga konsumen tidak termotivasi untuk mempertimbangkan lebih lanjut. Kedua adalah kelompok produk yang dinilai negative, hal tersebut bisa didapatkan dari orang sekitar atau pengalaman pribadi. Ketiga adalah sejumlah merek yang akan dievaluasi selanjutnya dan konsumen akan memilih satu dari merek tersebut. (Sumarwan, 2004: 304) 4. Keputusan membeli. Setelah tahap evaluasi, konsumen akan memilih suatu produk yang paling sesuai dengan perangkat kebutuhan. Pemilihan produk tersebut juga dapat disebabkan karena produk tersebut paling disukai konsumen. (Nugroho, 2008: 18) 5. Loyalitas Terhadap Produk. Konsumen yang merasa puas terhadap produk atau merek yang dikonsumsi atau digunakan akan membeli ulang produk tersebut dan menempatkan produk tersebut sebagai prioritas utama pilihan konsumen. Penggunaan terus menerus dan menjadikan produk sebagai prioritas menunjukkan loyalitas konsumen terhadap suatu produk. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif dan metode survei. Kuisoner digunakan sebagai instrument utama dalam penelitian ini. Kuisioner dibagikan kepada sample yang merupakan mahasiswa S2 UI sebanyak 30 responden. Pengambilan sampel berdasarakan accidental sampling yaitu sample diambil dari siapa saja yang berada di tempat penelitian selama penelitian berlangsung dan disesuaikan dengan tipe responden yang sudah ditetapkan. Objek pada penelitian ini adalah Penggunaan Fasilitas/layanan Gedung Perpustakaan UI sedangkan subjek penelitian adalah mahasiswa S2 UI. Pertanyaan dalam kuisioner berupa tahapan keputusan dalam menggunakan fasilitas/layanan gedung Perpustakaan UI yaitu tahapan pengenalan kebutuhan, tahap keputusan memilih, loyalitas, serta saran. Data yang telah diperoleh diolah menggunakan Microsoft excel 2007 dengan menggunakan rumus frekuensi dan persentase. Data yang telah dihitung persentasenya kemudian dibuatkan diagram dan dideskriptifkan agar lebih bermakna dan komunikatif. Analisis Dan Intepretasi Data Dalam penjabaran hasil penelitian ini, penulis menggunakan acuan theory buyer behavior dimana dalam menggunakan suatu produk oleh konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor dan juga melewati beberapa tahapan sampai akhirnya konsumen memilih produk yang paling melekat di hati mereka. Tahapan tersebut antara lain tahap pengenalan kebutuhan, tahap pencarian informasi, tahap keputusan memilih sampai akhirnya menimbulkan loyalitas.
Penggunaaan Fasilitas ..., Kharisma Nadya Mega, FIB UI, 2013
Tahap Pengenalan Kebutuhan Pada tahap ini, konsumen masih mencari-cari kebutuhan yang paling sesuai dengan dirinya. Konsumen mengenal kebutuhan dengan mencoba lebih dari satu produk untuk mendapatkan produk yang paling sesuai. Untuk itu pada pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai tahap pengenalan kebutuhan ini responden dibebaskan memilih lebih dari satu produk yaitu fasilitas/ layanan gedung Perpustakaan UI yang pernah mereka gunakan. Dari pertanyaan tersebut didapatkan hasil mengenai fasilitas/layanan gedung Perpustakaan UI yang pernah digunakan responden sebagai berikut:
30 25 20 15 10 5 0
Rujukan Literasi Informasi Sirkulasi OPAC R.Komputer Imac Ruang Baca & Diskusi Ruang Koleksi (buku, Loker Starbuck Cofee Restaurant Korea Green Tea Café Bank BNI Kantor Pos Times book store Pegadaian Kantin Print dan Fotocopy Fitnes centre Lainnya
Proporsi Penggunaan Layanan dan Fasilitas Gedung Perpustakaan UI
Melalui gambar tersebut dapat dilihat bahwa memang ternyata fasilitas Perpustakaan UI masih lebih banyak digunakan oleh responden dibandingkan dengan fasilitas tenant. Meskipun masih disayangkan masih ada beberapa fasilitas Perpustakaan yang sedikit digunakan. Seperti layanan rujukan, dari 30 responden hanya empat orang yang pernah menggunakan layanan rujukan. Padahal layanan tersebut sangat bermanfaat sekali dalam menunjang kegiatan akademik. Tahap Pencarian Informasi Pada tahap ini konsumen mencoba mencari informasi untuk terus mendapatkan produk yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Sumber informasi konsumen dapat dikelompokan menjadi empat kelompok. Pertama sumber pribadi seperti keluarga, teman, tetangga. Kedua sumber komersil seperti iklan, kemasan, tenaga penjualan. Ketiga sumber umum seperti media massa. Terakhir sumber pengalaman yaitu seperti pernah mengalamai atau menggunakan produk. (Nugroho, 2008: 17). Untuk itu pada tahap ini ditanyakan mengenai sumber informasi yang responden dapatkan mengenai suatu produk sampai akhirnya responden memutuskan fasilitas/layanan apa yang mereka pilih. Dari pertanyaan tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:
Penggunaaan Fasilitas ..., Kharisma Nadya Mega, FIB UI, 2013
Sumber Informasi 20 15 10 5 0
Media Promosi Teman Layanan/fasilitas Fasilitas umum/ Perpustakaan UI tenant (BNI) (Ruang baca & diskusi)
Mencari Tahu sendiri
Melalui gambar tersebut dapat dilihat bahwa sumber informasi terbesar mengenai fasilitas/layanan Perpustakaan UI adalah dengan mencari tahu sendiri, sedangkan pada fasilitas tenant responden mendapatkan informasi terbesar melalui media promosi. Dapat dilihat juga perbandingan sumber informasi media promosi antara Perpustakaan UI dengan tenant cukup signifikan. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa media promosi Perpustakaan UI masih kurang dan perlu disosialisasikan dengan lebih baik. Tahap Pemilihan Setelah responden mengenal kebutuhan mereka dan mencari informasi mengenai produk yang paling sesuai dengan mereka, akhirmnya sampailah pada tahapan dimana responden memilih suatu produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka dan paling melekat di hati mereka. Pada pertanyaan ini responden ditanyakan mengenai fasilitas/layanan gedung Perpustakaan yang paling sering mereka gunakan. Dari hasil jawaban responden diperoleh hasil fasilitas/layanan gedung Perpustakaan UI yang paling sering mereka gunakan adalah sebagai berikut: Persentase Layanan Dan Fasilitas Perpustakaan UI yang Paling Sering Digunakan Ruang Baca Dan Diskusi
13.30%
Fasilitas Umum ( Tenant) yang Paling Sering Digunakan
3.30%
10% BNI
3.30% 3.30%
Ruang Komputer Imac
26.70%
60%
Ruang Koleksi (buku, jurnal, skripsi, tesis, dll)
Restauran Korea
10% 3.30%
Kantor Pos
66.80%
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa fasilitas/layanan Perpustakaan UI yang paling sering digunakan adalah ruang baca dan diskusi, sedangkan layanan tenant yang paling sering digunakan adalah BNI.
Penggunaaan Fasilitas ..., Kharisma Nadya Mega, FIB UI, 2013
Intensitas Penggunaan Perbandingan intensitas penggunaan fasilitas/layanan antara Perpustakaan UI dengan tenant perlu diketahui. Hal tersebut bertujuan untuk melihat lebih jelas mana fasilitas/layanan yang paling sering digunakan oleh responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil intensitas penggunaan fasilitas/layanan gedung Perpustakaan UI sebagai berikut: Intensitas Penggunaan layanan dan fasilitas Perpustakaan UI Dalam Sebulan
100% 3.30% 80% 30%
< 3 kali 6.70% 37%
43%
3-‐-‐5 kali
13.30%
5-‐-‐10 kali
Lebih dari 10 kali
60%
5-‐-‐10 kali
40% 66.70% 20%
3-‐-‐5 kali
0% Kurang dari 3 Intensitas Penggunaan Fasilitas Umum kali Dalam Sebulan
> 10 kali
0%
50%
100%
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa intensitas penggunaan fasilitas/layanan Perpustakaan UI adalah 3—5 kali dalam sebulan, sedangkan fasilitas tenant kurang dari 3 kali. Hal tersebut menggmbarkan bahwa ternyata intensitas penggunaan fasilitas/layanan Perpustakaan UI lebih banyak dibandingkan tenant. Tahap Loyalitas Pada tahap ini konsumen sudah memiliki produk yang paling melekat di hati mereka, sehingga dalam kondisi apapun konsumen akan tetap memprioritaskan produk tersebut sebagai pilihan mereka. Oleh sebab itu ditanyakan fasilitas/layanan apa yang menjdi prioritas pengguna ketika berkunjung ke gedung Perpustakaan UI. Apakah lebih memilih fasilitas/layanan Perpustakaan UI atau memilih tenant sebagai prioritas pilihan pengguna. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil prioritas pilihan pengguna terhadap fasilitas/layanan gedung Perpustakaan UI sebagai berikut: Prioritas Pengguna Ke@ka Mengunjungi gedung Perpustakaan UI 20
Ruang baca dan diskusi
15 10
Ruang Komputer Imac
5 0 Prioritas Pertama
Prioritas Kedua
Prioritas KeWga
Ruang Koleksi
Penggunaaan Fasilitas ..., Kharisma Nadya Mega, FIB UI, 2013
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa loyalitas responden terhadap fasilitas/layanan Perpustakaan UI lebih baik dibanding fasilitas tenant. Hal tersebut dapat dilihat bahwa reponden menempatkan fasilitas ruang baca dan diskusi yang merupakan fasilitas Perpustakaan UI sebagai prioritas pertama, sedangkan fasilitas tenant yaitu BNI ditempatkan pada prioritas ketiga. Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas Melalui pertanyaan ini dapat dilihat faktor strategi pemasaran apa yang paling berpengaruh terhadap keputusan penggunaan suatu produk. Hal tersebut bertujuan untuk menjadi referensi bagi Perpustakaan UI agar dapat menerapkan strategi pemasaran yang sama pada fasilitas/layanan yang masih sedikit digunakan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil sebagai berikut:
20
Kenyamanan Tempat
15 Kebutuhan akan Produk
10 5
Produk yang ditawarkan Menarik
0 Alasan Alasan Alasan Prioritas Prioritas Prioritas Pertama Kedua KeWga
Kemudahan dan Kecepatan akses
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa ternyata faktor strategi pemasaran yang paling berpengaruh terhadap pemilihan suatu fasilitas/layanan gedung Perpustakaan UI adalah kenyamanan tempat yang merupakan bagian dari faktor strategi pemasaran yaitu place. Faktor place ini bahkan menjadi alasan pemilihan prioritas penggunaan fasilitas/layanan gedung Perpustakaan UI oleh responden. Kesimpulan Kesimpulan pada penelitian ini adalah penggunaan fasilitas/layanan Perpustakaan UI lebih baik dibandingkan dengan fasilitas/layanan tenant . Hal ini dapat dilihat dari poin penggunaan layanan/fasilitas gedung Perpustakaan UI. Layanan/fasilitas Perpustakaan UI lebih banyak digunakan oleh responden dibanding fasilitas/layanan tenant. Namun masih disayangkan ada beberapa layanan/fasiltas yang belum dimanfaatkan dengan baik oleh pengguna atau masih sedikit digunakan oleh pengguna. Misalnya saja pada layanan rujukan, dari total 30 responden layanan rujukan hanya digunakan oleh empat responden. Begitu juga pada layanan literasi informasi, dari 30 responden hanya tujuh responden yang pernah menggunakan layanan literasi informasi ini. Padahal layanan tersebut sangat bagus dan bermanfaat sekali dalam menunjang kegiatan akademik sivitas akademika UI. Selain itu dilihat dari sudut pandang strategi pemasaran dengan pendekatan 4 P (Produk, Place, Price, Promotion), dari keempat elemen tersebut tiga diantaranya sudah cukup berhasil. Hal ini dapat dilihat pada poin pertanyaan
Penggunaaan Fasilitas ..., Kharisma Nadya Mega, FIB UI, 2013
mengenai intensitas penggunaan layanan/fasilitas Perpustakaan UI yang lebih besar yaitu 3—5 kali dalam sebulan dibandingkan dengan intensitas penggunaan fasilitas umum (tenant) yang hanya kurang dari tiga kali dalam sebulan. Selain itu pada konsep place, layanan/fasilitas Perpustakaan juga sudah baik. Hal ini dapat dilihat pada poin jawaban mengenai alasan prioritas pertama yaitu ruang baca dan diskusi adalah kenyamanan tempat. Namun hal yang masih harus diperbaiki ialah konsep promotion pada fasilitas/layanan Perpustakaan UI. Hal ini dapat terlihat pada poin jawaban mengenai sumber informasi seputar layanan/fasilitas gedung Perpustakaan UI. Responden lebih mengetahui layanan/fasilitas Perpustakaan UI dengan mencari tahu sendiri, sedangkan pada fasilitas umum (tenant) responden mengetahui dari media promosi fasilitas tersebut. Berarti promosi Perpustakaan UI belum terlaksana atau tersosialisasikan dengan baik. Dilihat dari segi loyalitas, layanan/fasilitas Perpustakaan UI lebih dipilih responden dibanding layanan/fasilitas tenant. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan prioritas pilihan pengguna, penggunaan fasilitas/layanan gedung Perpustkaan UI oleh responden yang merupakan mahasiswa S2 menempatkan layanan/fasilitas Perpustakaan UI yaitu ruang baca dan diskusi sebagai prioritas pertama dan ruang koleksi sebagai prioritas kedua ketika mengunjungi Perpustakaan UI. Setelah itu baru menempatkan fasilitas umum (tenant) yaitu BNI sebagai prioritas ketiga. Berarti brand image yang melekat pada gedung Perpustakaan UI masih baik yaitu sebagai penunjang kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan akademik. Perpustakaan Universitas Indonesia sebaiknya menempatkan fasilitas/layanannya di posisi-posisi strategis di gedung Perpustakaan UI seperti yang dilakukan tenant. Dalam segi promosi pun harus lebih ditingkatkan dan disosialisasikan lagi agar pengguna mengetahui fasilitas/layanan Perpustakaan UI, karena dengan mengetahui maka pemanfaatan suatu fasilitas/layanan akan lebih maksimal. Daftar Acuan ALA world encyclopedia of library and information services (2nd ed.). (1986). Chicago: American Library Association Angipora, Marius. (2002). Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Brophy, Peter. (2005). The academic library (2nd ed). London: Facet. De Saez, Eileen E. (2002). Marketing concept for libraries and information services. London: Facet Departemen Pendidikan Nasional RI, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. (2004). Buku pedoman Perpustakaan perguruan tinggi (edisi ketiga). Jakarta Kotler, Philip. (2000). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo Kotler, Phillip & Anreasen. (1997). Strategic Marketing For Non Profit Organization. USA: Prentre Hall Lingga Purnama. (2001). Strategic Marketing Plan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Penggunaaan Fasilitas ..., Kharisma Nadya Mega, FIB UI, 2013
Nugroho J. Setiadi. (2008). Perilaku konsumen: konsep dan implikasi untuk strategi dan penelitian pemasaran. Jakarta: Kencana Online dictionary of library and information science. (n.d). Januari 7, 2013. http.www.abc-clio.com/ODLIS Sulistyo-Basuki. (1993). Pengantar Ilmu Perpustakaan dan informasi. Jakarta: Universitas Terbuka Teguh Santoso. (2011). Marketing Strategic: Meningkatkan Pangsa Pasar dan Daya saing. Yogyakarta: Oryza Ujang Sumarwan. (2004). Perilaku Konsumen: Teori dan penerapannya dalam pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia
Penggunaaan Fasilitas ..., Kharisma Nadya Mega, FIB UI, 2013