Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 02 No. 01 Januari
2014
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR DENGAN KEMAMPUAN BERPIDATO Oleh: Erna Ikawati1 Abstract Ability in speech is strong enough affected by mastering good and correct language. Teaching a good and correct language needs full attention in order to be better in speech. A teacher must focus and motivate students to apply good and correct language aspecially in speech. Keywords: Good and Correct language, ability and speech
1
Erna Ikawati adalah Dosen Bahasa Indonesia Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Padangsidimpuan
Penggunaan Bahasa ........................ Erna Ikawati
IAIN
86
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 02 No. 01 Januari
2014
Pendahuluan Bahasa merupakan bagian kehidupan masyarakat penuturnya dan digunakan sebagai salah satu alat komunikasi. Bagi masyarakat Indonesia, Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, diharapkan setiap warga mampu menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting. Sebab Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa negara dan Bahasa nasional. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa negara diungkapkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia pasal 36 yang menyatakan bahwa Bahasa negara adalah Bahasa Indonesia.”2 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa nasional tertuang dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Sebagai Bahasa negara dan Bahasa nasional, Bahasa Indonesia berfungsi antara lain sebagai Bahasa resmi kenegaraan, Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, lambang identitas nasional, serta alat penghubung antarbudaya dan antardaerah. Sehubungan dengan fungsi Bahasa Indonesia di atas, baik sebagai Bahasa negara maupun Bahasa nasional, maka setiap warga diharapkan mampu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan menumbuhkan sikap bangga terhadap Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang baik dan benar didasarkan pada kondisi dan situasi pada saat penggunaan Bahasa Indonesia itu sendiri. Bila kita berada pada situasi yang formal, maka sebaiknya kita harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baku, sedangkan bila kita berada pada situasi yang tidak formal, sebaiknya kita menggunakan Bahasa Indonesia yang dibutuhkan pada
2
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36, hlm. 7.
Penggunaan Bahasa ........................ Erna Ikawati
87
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 02 No. 01 Januari
2014
keadaan tersebut. Jadi, Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan kondisi dan situasi yang dibutuhkan. Keterampilan berbicara merupakan salah satu sarana yang lazim kita gunakan dalam berkomunikasi. Keterampilan berbicara merupakan media komunikasi yang terjadi secara langsung, secara tatap muka dengan lawan bicara. Kemampuan berpidato merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa tersebut. Kemampuan berpidato adalah kemampuan dalam berkomunikasi kepada orang lain dengan menggunakan bentuk bahasa tertentu
dan
bertujuan
untuk
menyampaikan
informasi
yang
ingin
disampaikan kepada pendengar. Perlu kita ketahui bersama bahwa dalam kehidupan sehari-hari seharusnya kita menggunakan Bahasa Indoesia yang baik dan benar, sehingga kita tujuan dari komunikasi yang kita lakukan dapat tercapai. Namun kenyataan dilapangan masih banyak siswa yang kurang memahami penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, sebagai seorang pendidik kita perlu berupaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia kita sebagai pendidik diharapkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Sehingga para peserta didik mampu menguasai serta menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam komunikasinya. Selain itu, hal-hal yang dapat dilakukan oleh para pendidik untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah menyediakan fasilitas belajar yang dapat menunjang kemampuan siswa dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, seperti laboratorium Bahasa, buku-buku pelajaran yang
Penggunaan Bahasa ........................ Erna Ikawati
88
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 02 No. 01 Januari
2014
relavan, dan memberikan latihan-latihan yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, seperti berpidato. Kemampuan Berpidato Berpidato merupakan salah satu bagian dari keterampilan berBahasa, yakni keterampilan berbicara, dimana si pembicara menyampaikan sesuatu yang ingin disampaikan kepada si pendengar baik secara langsung maupun tidak langsung. Kemampuan
berpidato
merupakan
suatu
kemampuan
dalam
mengungkapkan pikiran, pendapat, dan gagasan kepada orang banyak melalui bentuk kata-kata dan salah satu bagian komunikasi lisan yang dilakukan oleh si pembicara di depan orang banyak dengan tujuan dan maksud tertentu. Sejalan dengan itu, Anwar Hasnun mengemukakan kemampuan berpidato adalah: “berbicara di hadapan umum. Tetapi tidak semua pembicaraan di depan umum lantas dikatakan pidato. Pidato bentuk kegiatan berBahasa secara lisan dalam situasi tertentu untuk tujuan tertentu, kepada orang tertentu.”3 Kemudian Zaenal Arifin dan Amran Tasai menambahkan kemampuan berpidato adalah: “merupakan salah satu wujud kegiatan berBahasa lisan. Oleh sebab itu, berpidato memerlukan dan mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan Bahasa lisan yang didukung oleh aspek nonbahasa, seperti ekspresi wajah, kontak pandang, dan intonasi suara.”4 Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan berpidato merupakan salah satu kegiatan berbahasa lisan dengan 3
Anwar Hasnun, Pedoman & Petunjuk Praktis Karya Tulis, (Yogyakarta: Absolute, 2004), hlm. 94 Zaebal Arifin dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akapress, Cet. XI 2009), hlm. 228
4
Penggunaan Bahasa ........................ Erna Ikawati
89
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 02 No. 01 Januari
2014
ekspresi-ekspresi tertentu yang bertujuan untuk meyakinkan si pendengar tentang apa yang disampaikan oleh si pembicara. Selain itu, berhasil atau tidaknya seseorang di dalam berpidato tergantung kepada keberhasilan si pembicara dalam menyampaikan isi pidatonya kepada si pendengar sehingga si pendengar mengerti maksud si pembicara. Pidato yang baik ditandai oleh beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: “1) isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung, 2) isinya menggugah dan bermamfaat bagi pendengar, 3) isinya tidak menimbulkan pertentangan sara, 4) isinya jelas, 5) isinya benar dan objektif, 6) Bahasa yang dipakai mudah dipahami, 7) Bahasanya disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat.”5 Didasarkan pada kriteria berpidato yang baik di atas, maka jelas bahwa dalam pidato tersebut dibutuhkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menumbuhkan rasa percaya diri untuk mencapai tujuan pidato tersebut. Menurut Kustadi Suhandang, ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menumbuhkan rasa percaya diri sebelum berpidato, antara lain: 1) Persiapan diri sepenuhnya, 2) Membiasakan diri dengan situasi pidato, 3) Libatkan apa yang diperlukan untuk berkomunikasi, 4) Latihan, 5) Pengembangan gambaran diri komunikator.”6 Untuk memperjelas langkah-langkah tersebut di atas, berikut disajikan uraianya satu per satu. 1.
Persiapan diri sepenuhnya. Langkah ini merupakan faktor
terpenting dalam menambahkan
keyakinan diri sebagai seorang pembicara. Adapun yang harus dipersiapkan itu meliputi segala sesuatu yang akan kita perbuat dalam rangka 5
Ibid., hlm, 228 Kustadi Suhandang, Retorika, Strategi, Teknik, dan Taktik Pidato, (Bandung: Nuansa, 2009), hlm. 209211
6
Penggunaan Bahasa ........................ Erna Ikawati
90
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 02 No. 01 Januari
2014
melaksanakan pidato, diawali dengan berpikir tentang pidato yang akan disampaikan dalam waktu yang telah disediakan. 2.
Membiasakan diri dengan situasi pidato Lebih akrab dengan situasi pidato, dalam arti mengenali ruangan di
mana akan berpidato, pengaturan kursi di ruangan, tipe hadirin yang akan dihadapi, dan sebagainya. 3.
Libatkan apa yang diperlukan untuk berkomunikasi Misalnya dengan menggunakan naskah, latihan yang terus-terus di
ulang, dan sebagainya. 4.
Latihan Latihan berpidato dan cara penyajiannya sangat penting untuk
meningkatkan rasa percaya diri. Kurangnya percaya diri seringkali disebabkan oleh kekhawatiran terhadap suatu kegagalan. Dengan meningkatkan latihan kita bisa mempelajari adanya peluang akan terjadinya kegagalan sehingga kita pun bisa memikirkan penghindarannya. 5.
Pengembangan gambaran diri komunikator Dengan cara ini kita memandang diri kita sebagai orang yang mampu,
cakap, sangat penting, dan yakin sebagai seorang komunikator yang efektif dalam menjelaskan pesan komunikasinya kepada orang lain. Gambaran demikian bisa mempertinggi pemikiran tentang diri sebagai pembicara yang memiliki rasa percaya diri. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
kemampuan
berpidato
adalah
suatu
kemampuan
dalam
berkomunikasi langsung dengan tujuan menyampaikan pesan-pesan tertentu
Penggunaan Bahasa ........................ Erna Ikawati
91
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 02 No. 01 Januari
2014
kepada pendengar dengan menggunakan ekspresi/mimik sebagai penegasi makna yang ingin disampaikan tersebut. Selain itu, kemampuan berpidato tersebut juga memutuhkan rasa percaya diri dalam menyampiakan pesan pidato kepada pendengar sehingga tujuan dari pidato yang diinginkan dapat dicapai. Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah salah satu ragam Bahasa yang penggunaannya disesuaikan dengan situasi yang ada, baik itu formal maupun nonformal. Bahasa Indonesia yang baik dan benar pada situasi formal adalah Bahasa yang baku, sedangkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar pada situasi nonformal adalah Bahasa yang tidak baku. Menguasai penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai salah satu alat komunikasi yang penggunaannya disesuaikan dengan situasi yang ada, baik itu resmi maupun tidak resmi. Apabila pada situasi resmi maka harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baku, sedangkan apabila kita berada pada situasi yang tidak resmi maka seharusnya kita menggunakan Bahasa Indonesia yang tidak baku. Hal ini sesuai dengan pendapat Lamuddin Finoza yang menyatakan bahwa menguasai Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah: “Bahasa yang maknanya dapat dipahami dan sesuai dengan situasi pemakaiannya serta tidak menyimpang dari kaidah Bahasa baku.” 7 Zaenal Arifin dan Amaran Tasai berpendapat bahwa: “Bahasa yang benar adalah Bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten, sedangkan
7
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), hlm. 17
Penggunaan Bahasa ........................ Erna Ikawati
92
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 02 No. 01 Januari
2014
yang dimaksud dengan Bahasa yang baik adalah Bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannya.” 8 Beradasarkan pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa yang dimaksud dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indoensia yang digunakan sesuai dengan situasinya, baik formal maupun nonformal. Pada situasi formal digunakan Bahasa yang baku, sedangkan pada situasi nonformal sebaiknya digunakan Bahasa yang tidak baku, sehingga makna Bahasa itu dapat dipahami dengan jelas. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita akan mengalami kesulitan dalam menentukan apakah Bahasa yang digunakan baik dan benar. Oleh karena itu, kita membutuhkan suatu aturan atau kriteria tertentu yang digunakan dalam menentukan bahasa yang baik dan benar. Bahasa yang benar adalah Bahasa yang digunakan sesuai dengan tata Bahasa yang ada, sedangkan Bahasa yang baik merupakan ragam Bahasa yang penggunaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat menggunakan Bahasa. Senada dengan uaraian di atas, Dendy Sugono berpendapat bahwa: “Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan Bahasa yang benar adalah kaidah bahasa. Kaidah bahasa itu meliputi aspek: tata bunyi, tata bahasa (kata dan kalimat), kosa kata (termasuk istilah), ejaan, dan makna. Sedangkan kriteria penggunaan bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam Bahasa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi, baik dari segi tujuan, topik, tempat pebicaraan, dan lain-lain”.9 Pada aspek tata bunyi, misalnya kita menerima bunyi /f/, /v/, dan /z/. Oleh karena itu, kata-kata yang benar adalah fajar, fakir, motif, aktif, variabel, zakat, dan izin, bukan pajar, aktip, pariabel, jakat, dan ijin.
8 9
Zaenal Arifin dan Amaran Tasai, Op.cit., hlm. 27 Dendy Sugono, Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar, (Jakarta: Gramedia, 2009), hlm. 22-23
Penggunaan Bahasa ........................ Erna Ikawati
93
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 02 No. 01 Januari
2014
Pada aspek tata bahasa, mengenai bentuk kata misalnya, bentuk yang benar adalah ubah, mencari, terdesak, ,mengebut, tegakkan dan pertanggungjawaban, bukan obah/rubah/robah, nyari, kedesak, ngebut, tegakan, dan pertanggung jawab. Pada aspek kosa kata, kata-kata seperti bilang, kasih, entar, dan udah, lebih baik diganti dengan berkata/mengatakan, member, sebentar, sudah. Dalam hubungannya dengan peristilahan, istilah dampak (impact), bandar udara, keluaaran (output), dan pajak tanah (land tax) dipilih sebagai istilah yang benar daripada istilah pengaruh, pelabuhan udara, hasil, dan pajak bumi. Dari segi ejaan, penulisan yang benar adalah analisis, hakikat, objek, jadwal, kualitas, dan hierarki. Dari segi makna, penggunaan Bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Berdasarkan pendapat dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan menguasai penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah suatu kemampuan dalam menggunakan salah satu ragam bahasa dengan memperhatikan situasi yang ada, apabila berada pada situasi resmi, bahasa yang digunakan adalah bahasa baku, sedangkan apabila berada pada situasi yang tidak resmi bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak baku sehingga makna bahasa itu dapat disampaikan dengan jelas. Menguasai penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berpidato akan memudahkan komunikator dalam menyampaikan tujuan pidato yang ingin disampaikannya kepada pendengar. Dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar itu pula makna Bahasa yang disampaiknnya akan lebih mudah dipahami oleh pendengar. Simpulan Kemampuan berpidato sangat besar dipengaruhi oleh menguasai penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar yang dimiliki siswa.
Penggunaan Bahasa ........................ Erna Ikawati
94
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 02 No. 01 Januari
2014
Pengajaran menguasai penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar perlu diperhatikan lagi supaya lebih baik dalam kemampuan berpidato. Adapun upaya yang dapat dilakukan yaitu memperbanyak buku-buku yang berhubungan dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan kemampuan berpidato. Selain itu, guru hendaknya memperhatikan dan memotivasi siswa dalam menguasai penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan kemampuan berpidato. Sebab perhatian setiap siswa dapat saja memiliki sikap, minat yang baik ataupun positif terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia secara umum. Khususnya untuk meningkatkan penguasaan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan kemampuan berpidato. Referensi Arifin, Zaebal dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akapress, Cet. XI 2009 Chaer, Abdul, Kajian Bahasa Jakarta : Rineka Cipta, 2007 Finoza, Lamuddin, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009 Hasnun, Anwar, Pedoman & Petunjuk Praktis Karya Tulis, Yogyakarta: Absolute, 2004 Sugono, Dendy, Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar, Jakarta: Gramedia, 2009 Suhandang, Kustadi, Retorika, Strategi, Teknik, dan Taktik Pidato, Bandung: Nuansa, 2009 Syah, Muhibbib, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000
Penggunaan Bahasa ........................ Erna Ikawati
95