PENGGUNAAN APLIKASI SIMPUN UNTUK PENYUSUNAN PERENCANAAN STRATEGIS Oleh : Ir. Fathurrahman Fungsional Perencana Muda, Bappeda Banjar
PENDAHULUAN Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas perencanaan adalah terjadinya kesalahan yang berulang (repeating) dalam proses mekanisme
perencanaan
yaitu
minimalnya
penggunaan
dokumen
perencanaan sebagai satu kesatuan dokumen, dokumen perencanaan tidak dibuat atau dokumen tidak dipakai sebagai panduan arah untuk pembuatan hirarki dokumen perencanaan berikutnya yang lebih rinci (detail), Secara umum RPJMD, RKPD, KUA PPAS, Renstra, Renja dan Lakip banyak dipahami secara dokumen terpisah.
Antara Renstra, Renja dengan Lakip
seakan ada jarak. Ketika penyusunan Renstra, Renja tidak banyak terfikir bagaimana nantinya pelaksanaannya dapat dievaluasi secara terukur. Sebaliknya penyusunan Lakip tidak banyak mengacu pada Renstra yang telah dibuat untuk jangka menengah (5 tahun) dan rencana detail Renja yang telah dibuat untuk jangka waktu 1 tahun berjalan . akar masalah karena pembelajaran Renstra,
Hal ini berasal dari dari
Renja
dan Lakip dilakukan
secara terpisah pada kegiatan-kegiatan training oleh berbagai nara sumber yang tidak duduk bersama pada waktu tertentu. Hal ini lebih diperparah lagi dengan kurangnya studi kasus secara langsung pada waktu praktek. Nara sumber umum lebih banyak menyentuh wilayah teoritis, wilayah deskriptis bukan praktisi langsung dalam penyusunan Renstra, Renja dan Lakip. Sehingga audien kemudian mengalami kesulitan tentang gambaran utuh korelasinya. Konsep-konsep mendasar tentang visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan memang semestinya menjadi wilayah pemikiran para pemegang kebijakan (eselon II dan III). Namun kenyataannya banyak ”dihandle” oleh 12 orang eselon IV dan para stafnya.
Hasilnya dapat ditebak ! dengan 1
keterbatasan kompetensi dan kapabilitas perencana tersebut.
Tentunya
mereka tidak dapat dipersalahkan sepenuhnya pada level tertentu. Yang patut kita pertanyakan kemana posisi para pemegang kebijakan/ pengambilan keputusan yang semestinya memilki ”mindset” strategis jangka panjang dan jangka menengah.
Bukan sebatas manisnya retorika kalimat.
Tetapi
diharapkan dapat diwujudkan secara metodologis yang bertanggung jawab ALTERNATIF SOLUSI PRAKTIS. SIMPUN adalah solusi praktis yang menggabungkan konsep Renstra, Rencana Kinerja Tahunan (Renja) , Penetapan Kinerja (Tapkin) dan Laporan Kinerja (Lakip), Laporan keuangan serta informasi pendukung lainnya dalam satu kesatuan manajemen file. Sehingga cukup dengan sekali ”entri” data sudah dapat memenuhi tabel-tabel yang standar yang diperlukan oleh semua format tersebut di atas (yang diatur oleh peraturan-perundangan dari kementrian / lembaga yang berbeda-beda). Sehinga dalam 5 tahun masa jabatan Kepala Daerah setiap, SKPD cukup memiliki arsip 5 file saja. SIMPUN adalah aplikasi sederhana berbasis microsoft office – excell yang sangat familiar bagi pengguna komputer. Dengan sentuhan penguna yang dieksplore kemampuan keterampilan berkomputernya aplikasi ini menjadi sistem data base yang terbuka dan mudah serta aman. Sehingga banyak orang yang bisa mengakses atau menggunakannya tanpa memerlukan pelatihan eksklusif secara khusus.
Untuk memperkaya materi setiap sel
whorksheet dapat pula di-link-kan dengan file-file lain di dalam dan di luar excell. SIMPUN dalam bahasan daerah Banjar adalah sesuatu himpunan perilaku yang baik dalam bekerja seperti teratur, rapi, teliti, tuntas namun dalam konteks perencanaan pembangunan adalah singkatan dari hurup SIMPUN (Sistematic,
Integrated,
Modernize,
Participate,
Urgency,
Networking)
memadukan beberapa dokumen pokok perencanan seperti Rencana Strategis, Rencana Kinerja dan Laporan Kinerja Instasi Pemerintah dan laporan keuangan serta menu-menu informasi pendukung lain dalam 1 (satu) kesatuan manajemen file yang sistematis, terintegrasi, melibatkan beberapa 2
stake holder berdasarkan beberapa peraturan perundangan kementerian dan lembaga yang terpisah menjadi satu jaringan kerja. TA’RIF PERENCANAAN Perencanaan adalah kegiatan-kegiatan pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa depan guna mencapai tujuan yang diinginkan, serta pemantauan dan penilaian atas perkembangan hasil pelaksanaannnya yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan Kegiatan Perencanaan adalah suatu proses yang dilakukan secara teratur, sistematis, berdasarkan pengetahuan, metode, ataupun teknis tertentu yang menghasilkan rencana kebijaksanaan, rencana program dan rencana proyek serta pemantauan dan penilaian atas perkembangan hasil pelaksanaan. Proses yang dimaksud meliputi langkah-langkah sebagai berikut : a.
Identifikasi Permasalahan.
b.
Perumusan Alternatif Kebijakan.
c.
Pengkajian Alternatif.
d.
Penentuan Alternatif dan Rencana.
e.
Pengendalian Pelaksanaan.
f.
Penilaian Hasil Pelaksanaan
Dari ta’rif di atas nampak jelas bahwa perencanaan bukan semata-mata proses merencanakan tetapi sampai kepada proses pengendalian dan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan perencanaan itu sendiri. Aplikasi ini membantu dalam penerapan langkah-langkah proses perencanaan tersebut di atas.
3
TAMPILAN AWAL APLIKASI SIMPUN MENU UTAMA
Seluruh tabel-tabel perencanaan tersedianya menunya pada tampilan awal aplikasi ini. Adapun alur pikir sederhananya ada pada menu anatomi alur pikir yang merupakan ringkasan tahapan penyusunan perencanaan, yang terdiri dari lima tahapan, yaitu : I. Penyusunan visi dan misi; II. Penyusunan tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan; III. Penyusunan renstra (melengkapi indikator kinerja, target, program, pendanaan); IV. Penyusunan rencana aksi; V. Penyusunan usulan SKPD Penyusunan tahapan di atas dilakukan secara sistematis, Artinya pengentrian data harus berurutan (dalam sistem yang cangkih pengentrian data akan tertolak (access denied) secara otomatis apabila tahapan sebelumnya belum lengkap dan benar. 4
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada ilustrasi berikut : MENU ANATOMI ALUR PIKIR
MENU TUPOKSI DAN SOTK
5
Pengisian menu ini sesuai dengan Peraturan Daerah yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi SKPD masing-masing.
Kedudukan, tugas pokok dan fungsi merupakan pembatas terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan disusun SKPD agar tidak melampaui kewenangan.
Tupoksi juga memberikan inspirasi terhadap tujuan dan
sasaran yang akan dicapai serta strategi (arah kebijakan dan program) yang akan dilaksanakan.
6
MENU ISU STRATEGIS
Aspek isu strategis :
Aspek Kesejahteraan
Aspek Pelayanan Umum
Aspek Daya Saing
Aspek Demografi dan geografi
Kriteria isu strategis :
Memiliki pengaruh besar thd pencapaian sasaran renstra (20%)
Merupakan tugas dan tanggugjawab SKPD (10%)
Dampak yang ditimbulkannya terhadap publik (20%)
Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah (10%)
Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani (15%)
Prioritas janji politik yang perlu ditangani (25%)
Setiap isu strategis memiliki bobot tertentu. Jika angka penilaian (misalnya 1 s.d. 6) dikalikan dengan bobot akan diperoleh skor. Pada contoh ilustrasi menu di atas, skor untuk isu strategis rendahnya indeks pendidikan diperoleh skor 3.45. Skor ini biasanya merupakan hasil pembahasan dan kesepakatan
7
tim. Kemudian tentukan urutan skor untuk memperoleh urutan rangking isu strategis yang akan diprioritaskan untuk ditangani. MENU VISI Visi dan Misi merupakan langkah awal perencanaan dasar (pondasi) pada level merah pada anatomi alur pikir. yaitu merupakan tanggung jawab utama pejabat eselon II SKPD. Kualitas bangunan perencanaan strategis berikutnya sangat ditentukan pada tahapan pondasi ini.
Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu tertentu (lima tahun) atau.rumusan umum mengenai keadaan ideal yang diinginkan organisasi pada akhir periode perencanaan. Diantara rumusan visi adalah memuat kalimat yang singkat, padat, jelas, tegas, mengandung beberapa pokok pikiran serta memberikan arah dan membangkitkan spirit untuk diwujudkan.
8
PENJABARAN VISI Visi memuat pokok-pokok pikiran (keyword) yang kemudian diperjelas pada kalimat penjelasan-penjelasan visi. Contoh visi : Terwujudnya negeri impian yang cerdas, sehat, sejahtera, mandiri dan bermartabat dalam suasana berkehidupan yang agamis. Pokokpokok pikirannya adalah :
cerdas;
sehat;
sejahtera;
mandiri;
modern
bermartabat.
Namun bisa saja kalimat visi singkat namun mengandung beberapa pokok pikiran tertentu. Penjelasan yang lebih lengkap dituangkan pada penjelasan masing-masing pokok pikiran. Perhatikanlah baik-baik ilustrasi berikut :
9
MENU MISI
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi atau menjelaskan bagaimana cara supaya visi pada masing-masing pokok pikiran visi dapat terwujud). Secara umum misi merupakan kata kerja yang dimulai dengan kata Me… Untuk memudahkan pemahaman lihat ilustrasi berikut :
10
Dari ilustrasi di atas, terlihat jelas bahwa misi-misi yang dibangun berkaitan langsung dengan pokok-pokok pikiran pada visi. Contoh kalimat misi yang secara umum berlaku untuk SKPD adalah berkaitan dengan penyelenggaraan administrasi manajemen berkantoran, misalnya : Mewujudkan pengelolaan administrasi dan keuangan perkantoran yang tertata, tertib dan lancar didukung potensi sumber daya aparatur yang bersih, berdisiplin dan profesional. Disarankan jumlah misi terpilih sesuai dengan jumlah pokok-pokok pikiran visi terpilih dan cukup tidak melebihi 6 buah, namun telah mencakup seluruh arternatif langkah-langkah utama yang akan ditempuh.
MENU TUJUAN DAN SASARAN Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan dan mengatasi isue strategis daerah yang dihadapi. Rumusan pernyataan tujuan biasaya disusun dengan membalikkan pernyataan isu, permasalahan dan peluang menjadi suatu kalimat positif yang ringkas. Biasanya menggunakan suatu kata kerja (Me….) yang menjelaskan arah keinginan /preferensi (lebih/ kurang) dan suatu kata benda yang menjelaskan obyek yang menjadi perhatian. Misalnya Meningkatkan produksi tanaman pangan, Menurunkan angka kemiskinan. Dalam menentukan tujuan tidaklah mutlak harus terukur, kuantitatif ataupun tangible, namun setidaknya dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dicapai dimasa mendatang Sasaran Strategis adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesipik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari Tujuan. Sasaran adalah hasil yag diharapkan/ dicapai dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional untuk dapat diaksanakan dalam jangka waktu lima tahun ke depan (diuraikan mulai tahun I s.d tahun V). Perumusan sasaran yang baik 11
memenuhi kriteria SMART+C (Spesipic, Measurable, Achievable, Result Oriented, Time Bound, Continously improve). a. Spesipic (spesifik, jelas, tegas, tidak ngambang) b. Measurable (mudah terukur secara kuantitatif) c. Achievable (realistis, dapat dicapai) d. Result Oriented (berorientasi pada hasil bukan pada proses) e. Time Bound (adanya batasan waktu tertentu) f. Continously (peningkatan yang berkelanjutan). . Sebelum memasukan pernyataan tujuan dan sasaran strategis pada tabel berikut :
proses
tahapan
perencanaan
sebelumnya
adalah
merumuskan
permasalahan pokok dan identifikasi faktor-faktor penyebabnya. Umumnya metode yang dipergunakan SKPD adalah analisa pohon masalah (problem tree analysis).
Metode ini merupakan materi kurikulum pada diklat-diklat
penjenjangan struktural yang tentunya sudah dipahami oleh para pejabat dan dapat diterapkan untuk perumusan tujuan dan sasaran strategis. Proses perumusan permasalahan pokok dan penyebabnya seharusnya melibatkan stakeholder (mitra kerja terkait) agar diperoleh perencanaan yang 12
berkualitas. Seringkali perumusannya hanya disusun oleh 1-2 orang saja yang belum tentu memiliki kompetensi dan kapabilitas yang memadai. Gagasan permasalah pokok dapat digali dari isu strategis yang terkait dengan masing-masing misi, yang meliputi aspek : kesejahteraan, pelayanan umum, daya saing serta demografi dan geografi. Pada metode analisa pohon masalah : permasalahan dan faktor-faktor penyebabnya dirumuskan dalam kalimat negatif, maka tujuan dan sasaran sebaliknya dirumuskan dalam kalimat positif. Tujuan adalah kalimat positif dari permasalahan, sedangkan sasaran-sasaran adalah kalimat positif dari faktor-faktor penyebab permasalahan. Selengkapnya hal ini akan dijelaskan lebih lengkap pada makalah berikutnya. (Langkah-langkah Praktis Kerangka Logis Perencanaan Strategis). Terkadang terjadi kerancuan pemahaman SKPD terhadap tujuan dan sasaran. Keduanya adalah wujud keadaan yang diinginkan pada akhir waktu tertentu. Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai (manfaat, dampak) dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun sedangkan sasaran adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan (outcome) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Umumnya perumusan kalimat menggunakan kata sifat yang dimulai kata Ter- atau Me-.... . nya.) Setiap misi bisa terdiri dari 1atau beberapa tujuan dan setiap tujuan bisa terdiri dari 1 atau beberapa sasaran. Kegagalan atau keberhasilan perencanaan pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas tahapan ini. Kegagalan pembangunan dari aspek perencanaan disebabkan karena kesalahan perumusan permasalahan pokok dan faktor yang penyebabnya yang tidak tepat sehingga program dan kegiatan yang dilaksanakan tidak memecahkan masalah pembangunan. Untuk
mempermudah
pemahaman
perumusan
tujuan
dan
sasaran
berdasarkan metode analisa pohon masalah dapat diambil contoh pada kasus transportasi publik pada SKPD Dinas Perhubungan sbb.:
13
14
INDIKATOR KINERJA SASARAN Rumusan sasaran strategis memerlukan ukuran yang dapat menunjukkan indikator keberhasilan atau kegagalan pencapainya.
Indikator juga
menunjukkan perubahan besaran per satuan waktu. Yang dimaksud besaran disini misalnya adalah : peningkatan/ penurunan, perkembangan/ penyusutan, pembesaran/ pengecilan. meluas/ menyempit. Misalnya peningkatan produksi padi, menurunkan jumlah perumahan kumuh dsb. Pengertian peningkatan tidak selalu berkonotasi yang positif,demikian juga pengertian penurunan tidak selalu berkonotasi negatif.
Hal ini
tergantung kontek sasaran yang dimaksud (teknis perhitungan akan dijelaskan pada menu selanjutnya). Untuk lebih mempermudah pemahaman dapat dicontohkan dengan beberapa ilustrasi berikut : Meningkat JUMLAH DESA MANDIRI
TAHUN 2010 2015 10
JUMLAH 20 15 10 5 0
16
DESA MANDIRI 16 10
2010
2015 TAHUN
15
Menyebar/ Berkembang
Membesar
Meluas
Meluas
Yang dimaksud satuan waktu disini misalnya : bulanan, triwulanan, tahunan, 3 tahun, 5 tahun dst. Satuan waktu 1 tahun atau kurang disebut perencnaan jangka pendek.
Satuan waktu 3-5 tahun disebut perencanaan jangka
menengah. Satuan waktu 25 tahun atau lebih disebut perencanaan jangka panjang. Satuan besaran (volume target) bisa berbagai macam, seperti yang tercantum pada indikator utama (IKU), indikator kinerja kunci (IKK), standar 16
pelayanan minimum (SPM) dsb. Namun yang harus dipertimbangkan adalah yang berupa satuan % (persen) karena memerlukan penjelasan data pendukung yang lebih rumit. Padahal penyediaan data yang akurat merupakan salah satu titik lemah kebanyakan SKPD. Secara khusus indikator kinerja utama pemerintah daerah diatur dalam Permen PAN Nomor : PER/20/M.PAN/11/2008, meliputi beberapa aspek sebagai berikut. :
17
MENU STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Strategi adalah penjelasan pemikiran secara konseptual, analitis, realistis, rasional dan komprehensif tentang berbagai langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Umumnya untuk merumuskan strategi SKPD menggunakan metode analisa SWOT. MENU ANALISA SWOT
18
Analisa SWOT meliputi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan tantangan (Threats).
Langkah ini merupakan
salah satu langkah awal sebelum menentukan arah kebijakan perencanaan strategis. Dari identifikasi SWOT akan dihasilkan alternatif langkah prioritas yang memberikan arah kebijakan yang akan ditempuh. Selanjutnya dilakukan analisis asumsi yang mendukung dan berkontribusi positif terhadap pilihan alternatif kebijakan. Kemudian ditentukan pula faktor-faktor kunci yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan kebijakan. Kebijakan adalah Arah/ tindakan yang diambil pemerintah daerah untuk mencapai tujuan dalam jangka tertentu (lima tahun).
Ilustrasi dibawah ini
mempermudah kita memahami hubungan bagaimana arah dan target sasaran strategis dapat dicapai dengan menerapkan strategi terpilih pada pelaksanaan waktu (tahun) tertentu.
19
Arah kebijakan ini akan berimplikasi terhadap alokasi pendanaan programprogram SKPD sesuai dengan waktu (tahun anggaran) yang tepat. Secara praktis strategi juga dapat bermakna langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi Program adalah instrumen kebijakan yang berisi 1 atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh
alokasi
anggaran
atau
kegiatan
masyarakat
yang
dikoordinasikan oleh Bappeda Pada prinsipnya strategi, kebijakan dan program merupakan ”action” terhadap keadaan yang diinginkan dimasa depan.
20
MENU RENCANA STRATEGIS Yang dimaksud dengan rencana strategis disini adalah perencanaan komprehensif mengenai kinerja dan finansial yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran yang akan dicapai dan strategi, kebijakan serta program yang akan dilaksanakan untuk mencapainya. Dari entri data menu-menu sebelumnya, maka secara otomatis akan masuk ke menu sasaran strategis dengan tampilan sbb. :
Selanjutnya tinggal melengkapi dengan mengentri data indikator kinerja (awal dan akhir) serta target kinerja selama 5 tahun. Perencanaan finansial (pendanaan) selayaknya mengacu pada arah kebijakan perencanaan kinerja. Karena itu agar terwujudnya sinkronisasi rasional antara perencanaan kinerja dan perencanaan finansial, sebaiknya keduanya menjadi satu tampilan saja, seperti ilustrasi berikut :
21
Untuk memenuhi standar penulisan (print out) dokumen perencanaan bisa saja form perencanaan kinerja dan perencanaan finansia “diprintout” secara terpisah. MENU RENCANA AKSI Rencana aksi yang dimaksud disini adalah penjabaran detail dari programprogram terpilih pada form rencana strategis menjadi masing-masing kegiatan meliputi informasi :
nama kegiatan,
lokasi,
waktu pelaksanaan,
kelompok sasaran penerima manfaat,
tolok ukur & target kinerja capaian program
indikator kinerja outcome dan targetnya selama 5 tahunan
indikator kinerja output dan targetnya selama 5 tahunan
pembiayaan kegiatan selama 5 tahunan.
penanggung gugat kegiatan
rumus perhitungan kinerja.
22
Dengan cara mengentri data-data di atas pada sel-sel berikut :
23
diantaranya
dapat kita tampilkan menu kinerja tahunan (Renja) SKPD
sebagai berikut :
Menu ini merupakan perencanaan aksi (action plan) perincian dari setiap program yang akan dilaksanakan beserta indikator dan satuan setiap kegiatan yang dirinci dalam format input (masukan, terutama dana), output (keluaran), dan out come (hasil). Dari menu rencana aksi juga akan menuntun pengisian format RKA, sehingga nampak jelas ketersambungan yang rasional antara dokumen renstra, renja 24
hingga menjadi dokumen RKA (Rencana Kerja Anggaran) akan menjadi DPA (Daftar Pelaksanaan Anggaran) yang ada di SKPD BPKAD.
Pada format RKA/ DPA di atas, pengisian : capaian program, keluaran (output, hasil (out come) dan kelompok sasaran kegiatan yang dilakukan oleh SKPD pada aplikasi SIMDA banyak ditemukan kesalahan pemahaman, ketidaklengkapan pengisian atau bahkan kosong (tidak diisi). Pada ilustrasi di atas, dicontohkan pemahaman sebagai berikut :
Kegiatan pelatihan keterampilan peningkatan kualitas dan produktivitas hasil jahitan, di kecamatan A dan B selama 3 bulan.
capaian program adalah ibu-ibu rumah tangga yang bergerak dalam usaha jahit menjahit, sebanyak 5.000 orang.
Keluaran (out put) kegiatan adalah terlatihnya ibu-ibu rumah tangga mendayagunakan peralatan jahit menjahit secara optimal sebanyak 500 orang (atau 500 orang/ 5.000 orang = 10 % saja).
Hasil (out come) kegiatan adalah meningkatnya kemampuan ibu-ibu rumah tangga yang dilatih. Misalnya yang meningkat kemampuan hanya 450 orang dari 500 orang yang dilatih, maka out come-nya hanya 450 orang/ 5.000 orang = 9 % saja dari capaian program yang ingin dicapai. 25
MULTIMEDIA Untuk melengkapi informasi perencanaan, aplikasi SIMPUN juga dilengkapi lagi dengan menu manajemen data base, peta, foto dan video. MENU DATA BASE
Data-data yang ditampilkan dalam Rencana Strategis maupun Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) bersifat global. Adapun data-data pendukungnya secara lebih terperinci dan dapat dipertanggungjawabkan disediakan pada Menu Data Base yang memenuhi kriteria SIMPATIK (Sederhana, Informatif, Mudah, Partisipatif, Akuntabel, Terpadu, Interaktif, Komunikatif)
26
MENU PETA Menu peta menggambarkan posisi lokasi-lokasi kegiatan
MENU FOTO Menu foto bermanfaat memperjelas hal-hal yang sudah atau belum diterangkan dalam bahasa huruf dan angka.
Tampilan foto kegiatan akan muncul dengan cara me-link-kan file/ polder tertentu 27
MENU VIDEO Menu video bermanfaat memperjelas hal-hal yang sudah atau belum diterangkan dalam bahasa huruf dan angka.
Tampilan video kegiatan akan muncul dengan cara me-link-kan file/ polder tertentu MENU PENULISAN RENSTRA
28
Dengan menu di atas, perencana di SKPD tidak perlu repot-repot membuat tabel-tabel.
Justeru bermanfaat membantu memandu membuat narasi
dokumen perencanaan. Untuk keperluan penulisan Renstra SKPD, telah disediakan pada outline tabel-tabel yang diperlukan antara lain adalah sebagai berikut :. Bab II. Tabel T IV C.2
Bab II. Tabel T IV C.3
29
Bab III. Tabel IV C.9
Tabel III. Tabel IV C.11
30
Bab III. Tabel IV C.13
Bab III. Tabel IV C.12
31
Bab III. Tabel IV C.15
Bab III. Tabel IV C.16
32
Bab III. Tabel IV C.17-18
Bab IV. Tabel T-IV C.24
33
Bab V. Tabel T-IV C.28
Bab VI. Tabel T-IV C.29
34
MENU PENULISAN LAKIP Aplikasi SIMPUN juga dilengkapi dengan desain evaluasi kinerja dan keuangan sesuai dengan format Lakip, antara lain meliputi
Penetapan
kinerja
yang
nantinya
berkaitan
dengan
pengukuran
pencapaian sasaran strategis (PPS)
Ringkasan eksekutif.
Penetapan kinerja kegiatan yang nantinya berkaitan dengan pengukuran kinerja kegiatan (PKK)
Penerimaan dan belanja program dan kegiatan.
Analisis sederhana efektivitas dan efisiensi.
MENU PENETAPAN KINERJA (TAPKIN)
Pada menu kuantitas indikator sasaran yang akan dicapai dalam 1 tahun ditetapkan setelah disepakati bersama antara Kepala daerah dengan pimpinan SKPD. Menu ini merupakan perjanjian rencana kinerja (agreement plan) atau kontrak kerja (MoU) yang nantinya akan diukur dengan Lakip.
35
MENU PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN (PPS)
Menu ini merupakan hasil realiasi kinerja sasaran pada Menu Penetapan Kinerja yang telah dilaksanakan. Secara teknis operasional aflikasi entri data realisasi kuantitatif dilakukan pada Menu Rencana Strategis. MENU RINGKASAN EKSEKUTIF
36
Dari Menu PPS kita dapat memperoleh format Ringkasan Eksekutif yang diperlukan pada bagian awal Lakip. Pada format inilah diketahui besaran capaian kinerja sasaran suatu SKPD yang digolongkan dalam kriteria Sangat Baik, Baik, Cukup Baik atau Kurang Baik. MENU PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN (PKK)
Menu ini merupakan hasil dari entri data Menu RKT (Renja) yang datanya di-entri dari Menu Rencana Aksi. Dengan modifikasi tampilan dan resume per program akan diperoleh informasi besaran capaian kinerja kegiatan (PKK) baik input, out put maupun outcome.
Tabel ini merupakan bahan untuk
analisis kinerja kegiatan dan pada Lakip.
37
MENU PENGUKURAN PENCAPAIAN KEUANGAN
38
Menu ini memberikan informasi mengenai besaran prosentase penyerapan dana untuk setiap kegiatan maupun rekapitulasi per program.
Sehingga
dapat pula menjadi bahan analisis Lakip untuk melihat evaluasi program atau kegiatan yang mungkin kurang berjalan sesuai dengan harapan. Penyerapan anggaran
program/
kegiatan
dapat
dikategorikan
berdasar
besarnya
prosentasi serapan dana, misalnya : optimal/cukup optimal/belum optimal atau tidak optimal.
39
ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS
Menu ini bermanfaat untuk analisis efektifitas dan efisiensi penggunaan dana yaitu dengan membandingkan antara kinerja outcome kegiatan
dengan
serapan dana. Hal ini dapat menjadi pertimbangan dalam penyusunan RKT tahun berikutnya. SELEKSI USULAN KEGIATAN SKPD Diantara faktor penyebab rendahnya kualitas perencanaan daerah adalah ketiadaan ”tools ” pada proses seleksi usulan SKPD dalam waktu yang relatif singkat.
Oleh karena itu tim penulis menawarkan wacana adanya tools
aplikasi sederhana sebagaimana yang ditampilkan berikut ini :
40
41
42
PENUTUP Penulis menyadari bahwa tidaklah mudah memahami buku jika tidak langsung berdampingan langsung dengan praktek aplikasi SIMPUN sebagai satu kesatuan. Namun paling tidak, buku ini menginformasikan sebagian kandungan manfaat aplikasi SIMPUN. Harapan kami, semoga aplikasi SIMPUN ini dapat dikembangkan lagi oleh para ahli perencana yang berkolaborasi dengan para ahli IT.
Akhirnya kami ucapkan alhamdulillah.
Semoga Allah SWT meridhai amal perbuatan kami dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat perencana khususnya dan pembangunan daerah secara umum. Martapura,
Desember 2015
Penyusun
43
DAFTAR PUSTAKA Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksana
Rencana
Pembangunan Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri
RI No. 54 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan PP No. 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah Permen PAN Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama Permen PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyususunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah Perpen PAN & RB No. 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Juknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
44
45