PENGETAHUAN PRODUK DAN AKAD SYARIAH PADA KARYAWAN BANK BCA SYARIAH PUSAT
SKRIPSI Diajukan kepada Jurusan Perbankan Syariah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh : FARAH DHIBA LUBIS NIM : 1112046100026
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M
i
ii
iii
PENGETAHUAN PRODUK DAN AKAD SYARIAH PADA KARYAWAN BANK BCA SYARIAH PUSAT
ABSTRAK Farah Dhiba Lubis, NIM 1112046100026. Pengetahuan Produk dan Akad Syariah pada Karyawan Bank BCA Syariah Pusat. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis , Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1437 H/2016 . Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis Pengetahuan Produk dan Akad Syariah pada Karyawan Bank BCA Syariah Pusat. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dengan memberikan kuesioner kepada Karyawan Bank BCA Syariah Pusat dengan total populasi sebanya 60 responden. Untuk menganalisis penelitian, penulis menggunakan alat analisis yaitu analisis faktor dengan bantuan analisis program versi 23. Hasil penelitian ini adalah Pengetahuan Produk dan Akad Perbankan Syariah pada Karyawan Bank BCA Syariah Pusat ytu 19 variabel yang diteliti menunjukkan dalam 5 faktor yang terbentuk yaitu faktor prinsip syariah, faktor pengetahuan produk, faktor religiusitas, faktor perbedaan bank syariah dengan bank konvensional dan faktor evaluasi kerja . iantara 5 faktor yang terbentuk tersebut, faktor yang paling mempengaruhi karena memiliki nilai korelasi yang cukup karena di atas angka 0,5. Faktor tersebut adalah faktor prinsip syariah. Dari faktor yang terbentuk diatas, faktor yang paling dominan dalam menentukan Pengetahuan Produk dan Akad Perbankan Syariah adalah faktor prinsip syariah karena nilai korelasinya yang paling tinggi yaitu 0,591. Kata kunci
: Pengetahuan, Produk, Akad
Pembimbing
: Dwi Nur’aini Ihsan, SE, MM
Daftar pustaka
: tahun 2006 sampai dengan tahun 2016
iv
PRODUCT KNOWLEDGE AND EMPLOYEES Akad ISLAMIC CENTER ISLAMIC BANK BCA
ABSTRACT Farah Dhiba Lubis, NIM 1112046100026. Product Knowledge and Akad Islamic Banking at Bank BCA Syariah Employee Center. The concentration of Islamic Banking, Muamalat Studies Program, Faculty of Sharia and Law, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, in 1437 H / 2017 This research was conducted with the aim to analyze the Product Knowledge and Akad Syariah Bank Syariah BCA Employee Center. In this study, the data used is primary data by providing questionnaires to employees of Bank BCA Syariah sebanya population centers with a total of 60 respondents. To analyze the study, the authors used an analysis tool is factor analysis with the help of program analysis SPSS version 23. The result of this research is the Product Knowledge and Akad Islamic Banking on Employees of Bank BCA Syariah Center ytu 19 variables studied showed the 5 factors formed is factor Islamic principles, knowledge factor, factor of religiosity, factor difference Islamic banks with conventional banks and factor job evaluation , beetween 5 form factor, the factors that most influence because it has enough correlation value as above 0.5. The factor is the factor of Islamic principles. Of the factors that form the above, the most dominant factor in determining Akad Product Knowledge and Islamic Banking is the Islamic principles factor for the correlation highest of 0.591. Keywords: Product Knowledge and Akad
v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat Taufiq, Hidayah dan Keajaiban-Nya, sehingga penelitian skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammamd SAW, Saudara, Keluarga dan Para Shabatnya. Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum , UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Proses penelitian skripsi ini bukan tidak ada hambatan, melainkan penuh dengan liku-liku yang membuat penulis harus bekerja keras dalam mengumpulkan data-data yang sesuai dengan maksud dan tujuan melakukan penelitian. Untuk itu, penulis dengan ikhlas ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Arief Mufriani, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA selaku Ketua Jurusan Program Studi Muamalat (Perbankan Syariah ) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E, MBA, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah Fakultas ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dr. Abdurrauf, MA., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalat (Perbankan Syariah ) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Fitri Damayanti, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, SE, MM , selaku Dosen pembimbing yang senantiasa membimbing dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran-saran. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Bapak Diki selaku Kepala HRD Bank BCA Syariah Pusat serta Seluruh staf Bank BCA Syariah Pusat yang telah memberikan keleluasaan bagi penulis untuk mendapatkan data dan melakukan penelitian. 8. Seluruh Dosen serta segenap Civitas Akademika Fakultas Syariah dan Hukum yang telah mengajari dan mencurahkan ilmu dan pengalaman akademisnya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
9. Kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Alm. Fahmil Lubis dan Ibunda Almh. Sumiaty Sagala dan Bapak Wagianto dan ibunda Masitah Lubis yang selalu memberikan kasih sayangnya dan disetiap katakatanya mengalir doa untuk kebahagiaan dan kesuksesan penulis dalam meniti kehidupan dunia dan di akhirat kelak. Ananda persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua tercinta. 10. Kepada adik – adik Gustina Masreny , Mahathir M. Lubis , Anggi Novia , dan Nazwa Aurani dan keluarga besar Lubis yang selalu mensupport dan membimbing penulis dengan sepenuh hati. 11. Teman – teman kos-kosan tersayang Putri Handayani SE , Shavira Agna S.Psi telah mensupport penulis sampai selesai mengerjakan skripsi ini 12. Kepada Dini Hardianti S.Ked travelmate penulis terima kasih atas segala support dibalik layar mengerjakan skripsi ini. 13. Sahabat – sahabat Cengek Alay khususnya Azila, Tisa, teh Anis, Eka rahayu, Rahma, Umi, Meyda, Rinrin, Adila terima kasih atas segala support dibalik layar mengerjakan skripsi ini. 14. Teman – teman seperjuangan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Angkatan Perbankan Syariah 2012 , teman-teman kelas A Perbankan Syariah khususnya Kevin, Kamal, Fawaz,
viii
Taufik, dan Teman – teman seperjuangan KKN CETAR 2015 terimakasih atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis. Akhir kata, penulis berharap kritik dan saran terhadap karya tulis ini yang jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan ataupun kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga karya sederhana ini dapat berguna, sehingga dapat memberikan wawasan kepada para pembaca.
Jakarta, February 2017 Penulis
Farah dhiba Lubis
ix
DAFTAR ISI
HalamanJudul.......................................................................................................... i Lembar Persetujuan Pembimbing .................................................................... ......ii Lembar Pengesahan Panitia Ujian ................................................................... .....iii Lembar Pernyataan........................................................................................... .....iv Abstract............ ................................................................................................ ......v Abstrak ............................................................................................................. ......vi Daftar Riwayat Hidup............ .......................................................................... .....vii KataPengantar .................................................................................................. ....viii Daftar Isi........................................................................................................... .....ix Daftar Tabel ..................................................................................................... .....xi Daftar Gambar .................................................................................................. ...xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. .1 B. Pembatasan Masalah Rumusan Masalah ..................................................... .7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... .8 D. Riview studi terahulu.....................................................................................9 E. Kerangka Pemikiran.....................................................................................11 F. Teknik Penulisan..........................................................................................12 G. Sistematika Penulisan...................................................................................12 BAB II LANDASAN TEORI A. Akad Bank Syari’ah ..................................................................................... 14 1. Pola titipan ................................................................................................. 14 2. Pola pinjaman ............................................................................................ 15 3. Pola bagi hasil ........................................................................................... 16
x
4. Pola Jual Beli ............................................................................................. 20 5. Pola Sewa .................................................................................................. 23 6. Pola lainnya ............................................................................................... 24 B. Produk Bank Syariah dan Jasa Perbankan Syariah...................................... 30 1. Produk Pendanaan Dana ............................................................................ 30 2. Produk Penghimpun Dana ......................................................................... 34 3. Produk Jasa Perbankan .............................................................................. 36 C. Knowledge (Pengetahuan) .............................................................................. 36 BAB III METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 38 B. Waktu dan Tempat ................................................................................. 39 C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 39 D. Populasi Penelitian .................................................................................. 39 E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 41 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.....................................................44 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................ 53 1. Sejarah Berdirinya BankBCA Syariah.............................................. 53 2. Visi, Misi, Tujuan BCA Syariah ...................................................... 54 3. Produk dan Jasa ............................................................................... 55 B. Uji Validitas ........................................................................................... 57
xi
C. Uji Realibitas ........................................................................................ 59 D. Analisa Skala Likerts (jelaskan hasil ujinya dan pertanyaan quesioner).60 E. Karakteristik Responden69 F. Hasil Analisis Faktor............................................................................... 72 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................. 87 B. Saran ....................................................................................................... 88 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL No. Keterangan Halaman 1.1
Review Studi Terdahulu ................................................................... 9
2.1
Perbandingan tabungan Wadiah dan Mudharabah .......................... 32
2.2
Produk-produk
pembiayaan..............................................................35 2.3
Produk-produk Jasa .......................................................................... 36
3.1
Skala Likert.......................................................................................42
3.2
Skor Ideal..........................................................................................43
3.3 Rating Scale.......................................................................................44 3.4 Ukuran KMO.....................................................................................48 4.1
Uji Validitas ..................................................................................... 57
4.2
Uji Reliabilitas ................................................................................. 59
4.3
Penentuan Skor jawaban .................................................................. 60
4.4
Skor Ideal ......................................................................................... 60
4.5
Daftar Pertanyaan Kuesioner ........................................................... 61
4.6
Pertanyaan Segala aktivitas bank syariah harus sesuai dengan ketentuan syariah ................................................................. 61
4.7
Pondasi dari produk-produk dan layanan bank syariah adalah akad- akad dalam fiqh muamalat ........................................... 62
4.8
Bank syariah adalah bank dengan pendapatan yang identik dengan bagi hasil ..................................................................... 62
xiii
4.9
Bank syariah menghindari segala transaksi dan kegiatan yang berhubungan dengan riba dan sejenisnya ................................... 63
4.10 Memahami akad-akad mudharabah yang diterapkan pada produk pendanaan ..................................................................................... 63 4.11 Memahami akad-akad murabahah yang diterapkan pada produk pembiayaan ................................................................................... 64 4.12 Memahami akad-akad kafalah yang diterapkan pada produk jasa64 4.13 Persepsi bank syariah berbeda dengan bank konvensional65 4.14 Persepsi penetapan dalam memperoleh keuntungan pada bank syariah berbeda dengan bank konvensional65 4.15 Persepsi pelayanan bank syariah berbeda dengan bank konvensional66 4.16 Mengikuti pelatihan/pendidikan tentang bank syariah sebelum menjadi pegawai bank syariah66 4.17 Mendapatkan pelatihan minimal satu kali setahun dari bank syariah67 4.18 Bank syariah melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan bank syariah sesuai jangka waktu yang ditetapkan67 4.19 Membiasakan untuk selalu bersedekah di setiap kesempatan yang ada68 4.20 Selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi ekonomi dalam kehidupan pribadi68 4.21
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin .................... 69
xiv
4.22 Karakteristik Responden berdasarkan Usia..................................... 69 4.23
Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir .......... 70
4.24 Karakteristik Responden berdasarkan Status Pernikahan ............... 70 4.25 Karakteristik Responden berdasarkan Lama sudah bekerja Di BCAS ........................................................................................71 4.26 KMO and Bartlett's Test ................................................................72 4.27 Anti Image Correlation .................................................................73 4.28 Communalities ..............................................................................74 4.29 total variance explained ................................................................77 4.30 Component matrix .........................................................................79 4.31
rotated component matrix ...........................................................80
4.32
Component Transformation Matrix .............................................85
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era persaingan bebas saat ini diharapkan pengetahuan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi sumber daya manusia khususnya bagi dunia perbankan. Hal ini bertujuan mengukur pengaruh dari knowledge terhadap kinerja karyawan. Dengan mendasarkan pada fakta tentang manfaat dari upaya berbagi pengetahuan bagi organisasi tersebut, maka perlu upaya untuk mendorong karyawan agar bersedia memiliki kemauan untuk pengetahuan ekonomi berlandaskan syariah1. Hal ini mengingat bahwa tidak semua orang memiliki kemauan untuk berbagi pengetahuannya dengan orang lain. Karena tidak semua orang memiliki jiwa sosial, tidak semua orang tidak mementingkan diri sendiri sehingga banyak orang yang mempertanyakan manfaat dari berbagi pengetahuan dengan orang lain. Lebih lanjut kinerja karyawan akan mencapai hasil yang lebih maksimal apabila didukung dengan pengetahuan yang dimiliki. Setiap karyawan diharapkan dapat terus menggali pengetahuannya dan tidak hanya bergantung atau terpaku pada sistem yang ada. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap karyawan mempunyai peran di dalam meningkatkan perusahaannya. Perbankan syariah atau perbankan islam adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum islam yaitu Al-Quran atau Al-Hadits 1
Asnaini, “Pengembangan Mutu SDM Perbankan Syariah Sebagai Upaya Pengembangan Ekonomi Islam” Jurnal Ekonomi Islam Vol. II, No. 1, Juli 2008
1
(syariah). Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestsi pada usaha-usaha berkategori terlarang (haram). Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan alquran dan hadist. SDM perbankan syariah harus memiliki pengetahuan dan pemahaman di bidang bisnis, memahami implementasi prinsip-prinsip bisnis Islam, memiliki komitmen yang kuat untuk menerapkan prinsip-prinsip syariah, dan konsisten dalam
bekerja.
(Berilmu
dalam
bekerja,
bekerja
dengan
ilmu
dan
akhlak/mengetahui, memahami dan menghayati pekerjaanya).2 Timbulnya bank syariah di Indonesia kebanyakan dari bank-bank konvensional yang membuka cabang bank syariah, dikhawatirkan banyak bank syariah tidak memiliki sumber daya manusia yang berkualitas karena tidak memiliki pengalaman dalam akademik, maupun praktek transaksi-transaksi dan akad-akad syariah karena berasal dari bank konvensional. Sebagai dasar dari praktek perbankan Syariah Inilah yang saat ini menjadi perhatian semua pihak, baik akademisi, ekonomi Islam maupun praktisi bank berpikir keras bagaimana teori-teori ekonomi Islam yang aturannya jelas, baik dan benar akan dapat diaplikasikan dengan jelas, baik dan benar pula. Jika ini yang menjadi tujuan, maka para pelaksana bank Syariah harus mengerti dan memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan perbankan Syari’ah.. Sehingga bila
2
Asnaini, “Pengembangan Mutu SDM Perbankan Syariah Sebagai Upaya Pengembangan Ekonomi Islam” Jurnal Ekonomi Islam Vol. II, No. 1, Juli 2008
2
bank Syariah tersebut dirasakan sulit, mahal dan secara substansi tidak berbeda dengan bank-bank lain, maka pernyataan ini perlu didiskusikan lagi.3 Produk-produk dan transaksi Bank Syariah sangat berbeda dan lebih beragam dibandingkan dengan Bank Konvensional. Karyawan bank syariah dituntut mampu menghafal dan memahami produk-produk mapun transaksi bank syariah. Lembaga keuangan syariah harus cermat menilai orang-orang yang berada dibagian pimpinan terhadap pengetahuannya tentang Produk-produk dan transaksi syariah. Tingkat pengetahuan dan kemampuan karyawan sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan suatu bank. Dimana nasabah akan merasa puas jika informasi yang diperoleh dari pihak bank sesuai dengan yang diinginkan nasabah pada umumnya. Maka dari itu, setiap karyawan dituntut untuk mengetahui semua produk-produk dan transaksi syariah di bank itu sendiri. Tidak terkecuali karyawan di bank syariah. Berdasarkan hal itu, dapat dikatakan SDM merupakan tulang punggung dalam menjalankan roda kegiatan operasional suatu bank. Untuk itu penyediaan sumber daya manusia (bankir) sebagai motor penggerak operasional bank haruslah di siapkan sebaik mungkin sehingga mereka memiliki kemampuan dalam menjalankan setiap transaksi perbankan dengan baik, untuk penyediaan SDM (bankir) sebagai motor penggerak operasional bank haruslah disiapkan sedini mungkin.4
3
Asnaini, “Pengembangan Mutu SDM Perbankan Syariah Sebagai Upaya Pengembangan Ekonomi Islam” Jurnal Ekonomi Islam Vol. II, No. 1, Juli 2008 4 Kasmir, Manajemen Perbankan , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), Edisi 1,Cet ke-4 h.133
3
Perkembangan keuangan Islam dan perbankan dilaporkan semakin di banyak negara di dunia termasuk Pakistan, Mesir, Bahrain, Indonesia, Inggris Raya, Prancis, Kuwait, Afghanistan, Trki, Somalia dan dll. Hari ini, aset perbankan syariah secara komprehensif mencapai $ 1,3 triliun 2011, merekomendasikan pengembangan tahunan normal 19% selama empat tahun terakhir. Selama 2013, aset perbankan syariah global yang telah mencapai $ 1.800.000.000.000 Triliun mewakili pertumbuhan tahunan rata-rata 17%.5 Pertumbuhan perbankan syariah terus menjadi positif di mana ia tumbuh 50% lebih cepat dari secara keseluruhan sector perbankan. Di Malaysia, pangsa pasar aset perbankan syariah saat ini hampir 30%. Diharapkan bahwa laba bank syariah akan meningkat menjadi 25% pada tahun 2015. Kenyataan bahwa sektor perbankan syariah telah memperpanjang seluruh dunia karena peningkatan permintaan di kalangan konsumen terhadap produk dan layanan perbankan syariah telah menyebabkan beberapa masalah yang berhubungan dengan staf kompetensi. Selain itu, para bankir Islam sendiri tidak cukup memahami perbedaan antara Islam dan sistem perbankan konvensional. Hal ini karena sebagian
besar
staf
perbankan
syariah
adalah
dari
sistem
perbankan
konvensional,maka proses mentransfer pengetahuan membutuhkan banyak usaha dan pelaksanaan kuat. Pandangan ini didukung oleh Baba dan Amin yang menemukan persepsi antara lepas pantai bankir menunjukkan bahwa mereka tidak melihat
perbedaan
antara
perbankan
5
Islam
dan
konvensional.
Diskusi
Jurnal of Islamic Studies and Culture “Factor Influencing Products’ Knowledge of Islamic Banking Employees” June 2015 Vol.3,No 1
4
menunjukkan bahwa memahami prinsip-prinsip atau konsep produk Islam di kalangan bankir di tingkat minimum.6 Pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai bank umum syariah. Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010, dengan memperoleh izin tersebut. BCA Syariah hingga saat ini memiliki 49 jaringan cabang yang terdiri dari 9 Kantor Cabang (KC), 3 Kantor Cabang Pembantu (KCP), 3 Kantor Cabang Pembantu Mikro Bina Usaha Rakyat (BUR), 8 Kantor Fungsional (KF) dan 26 Unit Layanan Syariah (ULS) yang tersebar di wilayah DKI Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi, Surabaya, Semarang, Bandung, Solo dan Yogyakarta (data per Agustus 2016).7 Namun, berdasarkan hasil wawancara oleh BCA Syariah Pusat proses rekrutmen oleh calon tenaga kerja tidak ada yang membedakan dengan proses rekrutmen oleh bank BCA konvensional. Hal ini mengacu pada sedikitnya pemahaman semua karyawan di BCA Syariah Pusat tentang bank syariah.8 Untuk itulah tantangan tersendiri bagi divisi HRD rekrutmen dalam fungsi operasionalnya dalam pengadaan tenaga kerja memiliki beban yang berat untuk menentukan calon karyawan agar dapat memastikan bahwa tenaga kerja yang direkrut mengetahui pemahaman transaksi-transaksi dan akad-akad syariah.
6
Jurnal of Islamic Studies and Culture “Factor Influencing Products’ Knowledge of Islamic Banking Employees” June 2015 Vol.3,No 1 7 http://www.bcasyariah.co.id/profil-korporasi/sejarah/ 8 Wawancara dengan Diki HRD Bank BCA Syariah Pusat Januari 2016.
5
Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah yang pesat membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi dan terus meningkat, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Masih timpangnya permintaan dan penawaran SDM merupakan tantangan yang harus dihadapi semua pihak terkait, tidak saja dari kalangan akademisi dan praktisi, namun juga dari regulator dan lembaga multilateral.
Sebagai
perwujudan
komitmen
untuk
proaktif
mendorong
pengembangan ekonomi dan keuangan Islam di Indonesia, Bank Indonesia bekerja sama dengan Islamic Research and Training Institute – Islamic Development Bank (IRTI – IDB) 3 hal yang perlu diadopsi dalam pengembangan SDM syariah.
Pertama adalah 'link and match'. Pengajaran ekonomi syariah harus dapat menyediakan materi pengajaran yang relevan dengan tantangan terkini, agar siap bersaing dan dapat memenuhi kebutuhan pasar. Kedua, program pengembangan berbasis teknologi. Saat ini adalah era teknologi digital. Di bidang teknologi keuangan, banyak start-up yang menyediakan jasa keuangan dengan biaya yang lebih murah dan persyaratan yang lebih mudah. Sebagian start-up juga mulai menggunakan keuangan syariah sebagai model bisnisnya mudah. Tujuan penyelenggaraan untuk mendiskusikan tantangan SDM syariah terkini di negaranegara berkembang terkait pemberdayaan ekonomi. Selain itu, dari diskusi ini akan diperoleh solusi terbaik dalam menghasilkan SDM yang kompetitif di tingkat nasional dan global bagi negara-negara berkembang. Topik yang dibahas meliputi berbagai hal. Pertama, kebutuhan adanya roadmap tentang SDM yang kompetitif. Kedua, intervensi dan kontribusi IDB dalam membangun SDM yang
6
kompetitif di pendidikan tinggi nasional dan Islam. Ketiga, Beasiswa IDB dan kontribusinya untuk pengembangan SDM di Indonesia. Terakhir, strategi untuk mendorong pengembangan SDM di industri keuangan syariah.9
Berdasarkan hal di atas, maka penulis berkeinginan untuk meniliti lebih lanjut dalam sebuah skripsi yang berjudul “PENGETAHUAN PRODUK DAN AKAD SYARIAH PADA KARYAWAN BANK BCA SYARIAH PUSAT”.
B. Pembatasan Masalah Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini hanya dibatasi pengetahuan karyawan terhadap transaksi dan akadakad syariah di BCA Syariah. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan karyawan terhadap transaksi dan akad-akad syariah, penulis memperoleh data tersebut melalui wawancara dengan pihak HRD BCA Syariah Pusat. Pendekatan teori yang digunakan adalah tentang pengetahuan produk dan akad akan mempengaruhi pengetahuan Karyawan BCA Syariah. Periode waktu penelitian pada bulan september 2016.
2. Rumusan Masalah Berdasarkan
pembatasan
masalah
di
atas,
maka
peneliti
dapat
merumuskan masalah sebagai berikut: 9
Keynote Speech Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hendar pada Seminar IDB : Mencetak Sumber Daya Manusia yang Kompetitif bagi Pemberdayaan Ekonomi , Jakarta 13 Mei 2016 http://www.bi.go.id/BI-dan-IDB-Tingkatkan-Kualitas-SDM-Ekonomi-Syariah
7
a. Bagaimana analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada karyawan bank BCA Syariah Pusat? b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada karyawan bank BCA Syariah Pusat ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang penulis rumuskan diatas maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini, diantaranya : a. Untuk mengetahui analisis bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan karyawan terhadap produk dan akad syariah di Bank Central Asia Syariah. b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengetahuan karyawan terhadap produk dan akad syariah di Bank Central Asia Syariah. 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: a. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat diharapkan memberikan rekomendasi dan dijadikan sebagai input atau masukan untuk bank agar senantiasa mengupayakan peningkatan pengetahuan produk dan akad syariah pada Karyawan BCA Syariah Pusat. b. Bagi penulis, bermanfaat untuk menambah pengalaman dan khazanah keilmuan dalam menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah
8
terutama pengetahuan produk dan akad syariah dalam meningkatkan kompetensi diri dan kecerdasan intelektual. c. Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai hasil bagaimana pengetahuan karyawan terhadap pengetahuan produk dan akad syariah. d. Lingkungan akademik sebagai bahan diskusi dan rujukan serta untuk penelitian lebih lanjut. D. Riview studi terahulu Pembahasan dalam penelitian ini penulis melakukan telaah studi terdahulu pada hasil penelitian yang pembahasannya menyerupai dengan pembahasan yang akan diangkat oleh penulis yaitu, NO. 1.
Peneliti Endri Harnanto (Fakultas Syariah dan Hukum Perbankan Syariah 2011) Skripsi Kompotensi SDM BankDKI Syariah dan Pengaruhnya terhadap Prestasi Kerja.
2.
Asnaini, Jurnal Ekonomi Islam. Pengembangan Mutu SDM perbankan Syariah: Sebagai Upaya Pengembangan Ekonomi Islam.
Metode Membahas tentang Kompotensi SDM dalam menyeleksi karyawan yang merupakan tugas dari divisi HRD pada suatu perusahaan. Metode digunakan adalah dengan metode kualitatif yaitu dengan penelitian lapangan (fieldresearch).
9
Hasil Berdasarkan penelitian ini, terdapat pengaruh yang signifikan dan nyata antara kompotensi terhadap prestasi kerja karyawan pada Bank DKI Syariah. Pengembangan mutu SDM perbankan syari’ah merupakan tanggung jawab bersama. Pendidikan dan pelatihan tentang perbankan syari’ah adalah upaya jangka
3.
Sri Budiani (Fakultas Ekonomi,Universitas Kristen Petra) Jurnal Pengaruh knowledge management terhadap kinerja Karyawan: studi kasus departemen Front office surabaya plaza hotel.
Membahas tentang sejauh mana knowledge management berperan di dalam meningkatkan kinerja karyawan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research) dengan metode kuantitatif.
4.
Achmad Nurofi (Dosen STIE Totalwin Semarang) Jurnal peran berbagi pengetahuan terhadap Kinerja individu dan kinerja organisasi
Membahas tentang mengeksplorasi dampak berbagi pengetahuan pengaruhnya terhadap kinerja individu.
5.
Yusrina, SE, MM Jurnal Penerapan Knowledge Managemen di Bank BRI
Mengetahui penerapan knowledge management di bank BRI.
10
pendek yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu SDM perbankan syari’ah saat ini. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa secara keseluruhan implementasi knowledge management di Surabaya Plaza Hotel sudah cukup baik, juga pemahaman Standard Operation Procedure yang baik akan berpengaruh pada kinerja karyawan. Dengan hasil bahwa berbagi pengetahuan memiliki pengaruh pada kinerja individu yang pada akhirnya berdampak peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan. Menghasilka kinerja yang baik, maka perusahaan
membutuhkan sistem yang baik pula. Mengetahui sejauh mana knowledge management berperan didalam menngkatkan kinerja karyawan khususnya di bank BRI.
E. Kerangka Pemikiran Gambar 1.1 : Prosedur Analisis Faktor10
BANK BCA SYARIAH
Karyawan Bank BCA Syariah
Implementasi 1. Pengetahuan Akad 2. Pengetahuan Produk
Menghitung Korelasi antara Indikator yang diobservasi Analisis Faktor
F. Teknik Penulisan
10
Ekstraksi Faktor
Rotasi Faktor
Agus widarjono , Analisis Multvariat Terapan, (Yogyakarta:UPP STIM YKPN , 2015), h.194
11
Teknik penulisan ini merajuk pada Buku Pedoman Penulisn Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum 2016. G. Sistematika Penulisan Untuk lebih memudahkan dalam pembahasan skripsi ini. Penulis menyusunnya secara sistematik. Adapun setiap babnya terdiri dari: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini penulis membahas mengenai latar belakang masalah
yang
akan
diteliti,
identifikasi
masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS Bab ini penulis akan membahas mengenai teori yang digunaka pada penulisan skripsi terkait diantaranya: Konsep Akad, Konsep Produk,dan Konsep Knowledge. review studi terdahulu dan kerangka pemikiran. Hal tersebut dibahas dengan maksud memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahn yang penulis bahas dalam penelitian ini.
BAB III
METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM BCA SYARIAH.
12
Bab ini meliputi tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, instrumen penelitian, variabel penelitian dan definisi operasioanl. Pada bab ini juga meliputi gambaran umum
BCA Syariah
yang berupa Sejarah singkat
perusahaan, profil perusahaan, Visi dan Misi BCA Syariah, Produk dan Jasa BCA Syariah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi mengenai pembahasan hasil penelitian berupa penyajian analisis hasil penelitian yang telah dilakukan dan kemudian akan dipaparkan secara sistematis. Membahas tentang Uji Validitas, Realibilitas, Karakteristik Responden, dan Analisa faktor-faktor yang menjadi pengetahuan akad dan produk perbankan syariah pada Karyawan BCA Syariah.
BAB V
PENUTUP Bab
ini
merupakan
akhir
dari
seluruh
rangkaian
pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis mengenai hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini.
13
BAB II LANDASAN TEORI
D. Akad Bank Syari’ah 1. Pola Titipan Wadi’ah Wadi‟ah itu diambil dari lafazh wad‟ al-sya‟i (menitipkan sesuatu ) dengan makna meninggalkannya. Dinamakan sesuatu yang dititipkan seseorang kepada yang lain untuk menjaganya bagi dirinya dengan Wadi‟ah karena ia meninggalkannya pada pihak yang dititipi.11 Adapun dalil dibolehkannya melakukan transaksi wadi’ah adalah ayat dan Hadits sebagai berikut: firman Allah Swt. yang berbunyi :
ذ ئَِنٰٗ أَْْهَِٓب ِ َََُأْيُ ُس ُك ْى َأٌْ رُ َإّدُٔا انْأَيٚ ٌََّ انه َ ِئ Artinya : “Sungguh Allah memerintahkanmu untuk menyampaikan amanat kepada orang yang berhak menerimanya” (QR. An-Nisa’ : 58)
Hadits Nabi Saw yang berbunyi :
ٍَ َيٍْ خَبَك ْخ ُ ك َٔنَب َر َ َُ ًٍََ ائْز ِ َا ّّدِ انْبَيَب َ َخ اِنٰٗ َي
11
Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015), h.2
14
Yang artinya : “Laksanakanlan amanat dari orang yang memberi amanat tersebut kepadamu dan janganlah kamu mengkhianati orang yang telah mengkhianatimu” (HR. Abu Dawud) Akad Wadi „ah yad Dhamanah ini akhirnya banyak dipergunakan dalam aplikasi perbankan syariah dalam produk-produk pendanaan. a. Titipan Wadi‟ah yad Amanah Secara umum Wadi’ah adalah titipan murni dari pihak penitip ( muwaddi‟) yang mempunyai barang/aset kepada pihak penyimpan (mustawda‟) yang diberi amanah/kepercayaan. Pihak penerima titipan harus menjaga dan memelihara barang titipan dan tidak diperkenankan untuk memanfaatkannya.12 b. Titipan Wadi‟ah yad Dhamanah Wadi‟ah yad Dhamanah adalah akad antara dua pihak, satu pihak sebagai pihak yang menitipkan (nasabah) dan pihak lain sebagai pihak yang menerima titipan. Dalam aplikasi perbankan, akad Wadi‟ah yad Dhamanah dapat diterapkan dalam produk penghimpunan dana pihak ketiga antara lain giro dan tabungan. 2. Pola pinjaman a.
Al-qardh Al-qardh secara bahasa berarti qath‟(potongan), dimana harta diletakkan
kepada peminjam
sebagai pinjaman, karena muqridh (pemberi pinjaman)
memotong sebagian harta13.
12
Ismail ,”Perbankan Syariah” Jakarta:Kencana 2011 , h.60 Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015), h.144 13
15
Dasar dari al-Qur’an adalah firman allah swt:
ًْسَحِٛظعَبفًب كَض ْ عٌعِفً ُّ نَ ُّ َأُٛ َحسًَُب ف َ ض اهللَ لَ ْسظًب ُ َُمًسٚ َِ٘يٍْ ذَا اَنر Artinya: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada allah pinjaman yang baik (menafkahkan harta di jalan allah), maka allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.” (Q.S Al-Baqarah :245) Dasar dari as-sunnah :
ك زٔاِ اثٕ ّدأّد َ َ ٍ خَب ْ ٍ َي ْخ ُ ا ِّد انْبَيَب َخِ اِنَٗ َيٍِ ا َْزًََ َُكَ َٔالَ َر Yang artinya : “Laksanakanlan amanat dari orang yang memberi amanat tersebut kepadamu dan janganlah kamu mengkhianati orang yang telah mengkhianatimu” (HR. Abu Dawud) Dalam aplikasinya di perbankan syariah , qardh biasa digunakan untuk menyediakan dana talangan kepada nasabah prima dan untuk menyumbang sektor usaha kecil/mikro atau membantu sektor sosial. Dalam hal yang terakhir, skema peminjamannya disebut qardhul hasan. 3. Pola bagi hasil a. Pengertian Mudharabah Mudharabah adalah akad perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk melakukan kerja sama usaha. Satu pihak akan menempatkan modal sebesar 100% yang disebut dengan shahibul mal, dan pihak lainnya sebagai pengelola usaha,
16
disebut mudharib. Bagi hasil dari usaha yang dikerjasamakan dihitung sesuai dengan nisbah yang di sepakati antara pihak-pihak yang bekerja sama. 14 Dasar Hukum Mudharabah dari AI-Qur'an surat AI- Muzammil (73) ayat 20 sebagai berikut;
....ٖعْسِثٌٌَٕ فِٗ األَزْضِ َٖجْ َزغٌٕ ٌَ يٍِ َفعْمِ اهلل َ ٌٌََٔٔءَاخَس... “… dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia
Allah SWT …” (al-Muzzammil: 20) b. Jenis-jenis Mudharabah15 1) Mudharabah Muthlaqah Mudharabah Muthlaqah, yaitu bentuk kerja sama antara shahibul mal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha waktu dan daerah bisnis.
2) Mudharabah Muqayyadah Mudharabah Muqayyadah, yaitu akad Mudharabah dimana shahibul mal membatasi jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. c. Pengertian Musyarakah Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dari risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. 14
Ismail ,”Perbankan Syariah” Jakarta:Kencana 2011 , h.83 Nurul Huda & Mohamad Heykal,” Lembaga Keuangan Islam” , Jakarta:PT Fajar Interpratama:2013, h.77 15
17
Dalam ayat lain Allah berfirman:
ٍْ انْخَهطَبءِنََٖجْخٗ َث ْععُ ُٓى َ ٗ َِعبَجَّ ء َٔئٌَ كَضِْٖسًا ِي َ ك ئِن َ ُِ َلَبلَ نَ َمدْ ظَهَ ًَكَ ِثسُإَا لِ َ ْعج ٍَْٖ ءَا يَُُٕأ َٔعًَِهُٕااَاّصَِهحَذِ َٔلَهِْٖمٌ يَب ُْى ْ ِعَهَٗ َثعْطٍ ئِالَ انَص Yang artinya: “Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh dan amat sedikit mereka ini…(QS Shad, 38:24) Akad Musyarakah ada empat macam16: 1) Syirkah al-milk atau syirkah amlak atau syirkah kepemilikan, yaitu kepemilikan bersama dua pihak atau lebih dari suatu properti dan 2) Syirkah al‟aqd atau syirkah „ukud atau syirkah akad, yang berarti kemitraan yang terjadi karena adanya kontrak bersama, atau usaha komersial bersama. Syirkah al-„aqd sendiri ada empat ( Mazhab Hambali memasukkan syirkah mudharabah sebagai syirkah al-„aqd yang kelima ) , satu yang disepakati dan tiga yang diperselisihkan yaitu : a) Syirkah al-amwal atau syirkah al’Inan , yaitu usaha komersial bersama ketika semua mitra usaha ikut andil menyertakan modal dan kerja, yang tidak harus sama porsinya, kedalam perusahaan. Para ulama sepakat membolehkan bentuk syirkah ini.
16
Nurul Huda & Mohamad Heykal,” Lembaga Keuangan Islam” , Jakarta:PT Fajar Interpratama:2013, h.69-70
18
b) Syirkah al-mufawadhah, yaitu usaha komersial bersama dengan syarat adanya kesamaan pada penyertaan modal, pembagian keuntungan, pengelolaan, kerja, dan orang. c) Syirkah al-a‟mal atau syirkah Abdan, yaitu usaha komersial bersama ketika semua mitra usaha ambil bagian dalam memberikan jasa kepada pelanggan. d) Syirkah al-wujuh adalah usaha komersial bersama ketika mitra tidak mempunyai investasi sama sekali. Mereka membeli komoditas dengan pembayaran tangguh dan menjualnya tunai. 4. Pola Jual Beli a. Murabahah17 Murabahah adalah jual beli barang dengan alat tukar disertai tambahan yang telah ditentukan (resale with a started profit). Beberapa dalil yang memperbolehkan praktek akad jual beli murabahah adalah firman Allah swt: a. An nisa [4]: 29
ٌَ رَس ْ ّ أٌَ َركُ ٌَْٕ رِجَ َسحُ َءٜرأْ كُهُٕأ أَ يََْٕن ُكىْ ثَْٖ َُ ُكىْ ثِبَنْ َجطِمِ َئٜ ٍَٖ ءَا يَُُٕأ ْ َِٖأَُٖٓبَ ا نَر ّ زحًًِْٖب َ ٌْ ااهلل كبَ ٌَ ِث ُكى َ سكُ ْى ِئ َ اضٍ يِ ُْ ُكىْ َٔألَ َمْزُهٌٕا اََْ ُف Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
17
Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015), h.14
19
dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An Nisa [4]: 29) Hadits
ِّ َْٖٗ انهَّ ءَن َ ٖ َٖمُْٕلُ لَب لَ َزسُٕلُ ّصَه َ ِخدّز ُ ٖ ِد ان ْ ِسع َ ذ أََٖب ُ ٌْ أَ ثِِّْٖ لَب لَ سَ ًِع ْ َء ٍْعُ َ َءٌْ رَساَضََٛٔسََه َى اَِ َى انْج Artinya : Dari Abu Sa‟id Al-khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, “sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka” Bentuk – bentuk akad murabahah antara lain: 1) Murabahah sederhana Murabahah sederhana adalah bentuk akad murabahah ketika penjual memasarkan barangnya kepada pembeli dengan harga sesuai harga perolehan ditambah marjin keuntungan yang diinginkan. 2) Murabahah kepada pemesan Bentuk murabahah ini melibatkan tiga pihak, yaitu pemesan, pembeli dan penjual. Bentuk murabahah ini juga melibatkan pembeli sebagai perantara karena keahliannya atau karena kebutuhan pemesan akan pembiayaan. Bentuk murabahah inilah yang diterapkan perbankan syariah dalam pembiayan. a. Salam Salam merupakan jual beli barang dimana pembeli memesan barang dengan spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya, dengan pembayaran yang dilakukan sebelum barang tersebut selesai dibuat, baik secara tunai maupun
20
angsuran, dan penyerahan barangnya dilakukan pada suatu saat yang disepakati di kemudian hari.18 b. Ishtishna Istishna merupakan kontrak penjualan antara mustashni’ (pemesan) dan shani‟
(pembuat).
Dalam
kontrak
ini
shani‟
menerima
pesanan
dari
mustashni’untuk membuat barang (mashnu‟) menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada mustashni’, serta kedua belah pihak bersepakat atas harga serta sistem pembayarannya.19 Akad istishna' adalah akad yang halal dan didasarkan secara sayr'i di atas petunjuk Al-Quran, As-Sunnah dan Al-Ijma' di kalangan muslimin. Al-Quran
ْعَ َٔحَ ّسَ َو انسِّثبَََٛٔأحَ ّمَ انهَّ ُّ انْج “Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”. (Qs. Al Baqarah: 275) Berdasarkan ayat ini dan lainnya para ulama' menyatakan bahwa hukum asal setiap perniagaan adalah halal, kecuali yang nyata-nyata diharamkan dalam dalil yang kuat dan shahih. Hadist :
ٌَ ّ َم نَ ُّ ِئِٛجىِ فَم َ ت ئِنَٗ ا ْن َع َ ُكْزَٚ ٌ ْ َٗ انهَّ ِّ ص كَب َأَزَا َّد َأ ّ ِ اهلل عُّ َأٌَّ َجٙعَُْأََسٍ زظ َِٗبظِِّ فَٛكَأََِّٗ أََْظُ ُس ئِنَٗ ث:َلَبل.ٍّصطََُعَ خَبرًًَب يُِْفِعَّخ ْ فَب.ٌِّْ خَب ِرىٌَٛ ئِالَّ كِزَبثًب عَه َ َُٕمْجَهَٚج َى ال َ ا ْن َع زٔاِ يسهى.ِِ ِدَٚ
18
Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015), h.29 19 Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015), h.40
21
“Dari Anas RA bahwa Nabi SAW hendak menuliskan surat kepada raja nonArab, lalu dikabarkan kepada beliau bahwa raja-raja non-Arab tidak sudi menerima surat yang tidak distempel. Maka beliau pun memesan agar ia dibuatkan cincin stempel dari bahan perak. Anas menisahkan: Seakan-akan sekarang ini aku dapat menyaksikan kemilau putih di tangan beliau." (HR. Muslim) Sebagai bentuk jual beli forward, istishna mirip dengan salam. Namun, ada beberapa perbedaan diantara keduanya, antara lain: 1) Objek istishna selalu barang yang harus diproduksi, sedangkan objek salam bisa untuk barang apa saja, baik harus diproduksi lebih dahulu maupun tidak diproduksi lebih dahulu. 2) Harga dalam akad salam harus dibayar penuh dimuka, sedangkan harga dalam akad istishna tidak harus dibayar penuh di muka melainkan dapat juga dicicil atau dibayar dibelakang. 3) Akad salam efektif tidak dapat diputuskan secara sepihak, sementara dalam istishna akad dapat diputuskan sebelum perusahaan mulai memproduksi. 4) Waktu penyerahan tertentu merupakan bagian penting dari akad salam, namun dalam akad istishna tidak merupakan keharusan. 5. Pola Sewa a. Ijarah Ijarah, yakni jual beli antara mal dengan manfaah. Jenis akad untuk mengambil manfaad dengan jalan penggantian.
22
Ada dua pihak yang terlibat dalam akad Ijarah, yaitu pemberi sewa (mu‟ajjir) dan penyewa (musta‟jir).20 Dasar –dasar hukum atau rujukan Ijarah adalah Al-Qur’an, Al-Sunnah, dan AlIjma’. 1.
Dasar hukum Ijarah dalam Al-Qur’an adalah :
) فَبءِ ٌَ اَزظَ ْعٍَ نَ ٌك ْى فَبءَ رُ ٍَُْْٕ اُجُٕ زٍََُْ ( ا نطالق “Jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untukmu, maka berikanlah upahnya.”(Al-Talaq: 6). 2.
Dasar Hukum Ijarah Dari Al-Hadits:
( ِعُبنسشالعجدزٔاٛسحأثْٚسًاَاجَسَاسْزَأْيٍَِ) ْسِٛعًَْ ْهجَٛ َْاجْسَُْفَه “Barang siapa yang meminta untuk menjadi buruh, beritahukanlah upahnya.” (HR. Abdul Razaqdari Abu Hurairah). b. Ijarah Al muntahiya bit- tamlik Ijarah Al muntahiya bit- tamlik merupakan salah satu bentuk kegiatan usaha bank syariah yang dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah. Sedangkan yang dimaksud prinsip syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang dimiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.21
20
Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015), h.88 21 A.Wangsawidjaja, “Pembiayaan Bank Syariah” , Jakarta: Kompas Gramedia, 2012. H.268
23
6. Pola lainnya a. Wakalah Merupakan akad antara dua pihak yang dimana pihak satu menyerahkan, mendelegasikan, mewakilkan atau memberikan mandat kepada pihak lain, dan pihak lain menjalankan amanat sesuai permintaan pihak yang mewakilkan. Al wakalah dapat diartikan sebagai pelimpahan kekuasaan seseorang kepada orang lain dalam menjalankan amanat tertentu. Dalam aplikasi perbankan, bank syariah sebagai penerima mandat, mendapat kuasa dari nasabah untuk mewakili urusannya.22 1. Dasar hukum wakalah dalam Al-Qur’an adalah :
َُِٕفِّكٚ دَا ِئّصْالحًبُِٚسٚ ٌٍْ أَْْهَِٓب ِئ ْ حكًًَب ِي َ َٔ ٍِِّ أَْْه ْ حكًًَب ِي َ ًَُِِْٓب فَبثْعَضُٕاََِٛٔئٌْ خِفْ ُزىْ شِمَبقَ ث سًاًًِٛب خَجٌِٛ عَه َ ٌَ انهََّّ كَب ّ ًََُُْٓب ِئَٛانهَُّّ ث “Dan jika kalian khawatirkan terjadi persengketaan di antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga wanita. Jika kedua hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-istri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. An-Nisa’ [4]: 35). 2.
As-Sunnah Rasullulah SAW semasa hidupnya pernah memberikan kuasa kepada
sahabatnya dan banyak hadist yang menunjukan dibolehkannya praktek wakalah. Hadist tersebut diantaranya:
22
Ismail ,”Perbankan Syariah” Jakarta:Kencana 2011 , h.194
24
َُّش اَثَبزَافِ ٍع يَْٕن َ َِّْ َٔسََهىَ َثعََٛ ّصَهَٗ انهَُّ عَهٌِٙ انَُج َ َا, ٍسَبزَٚ ًٍََْبٌَ ْثَٛعٍْ سُه َ َٔ َخْسُطَٚ ٌَُْْخِ لَجْ َم َاِٚ ََُْٕٔ ثِبنْ ًَد,ِذ ا ْنحَبزِس َ ًُُِْْْٕ َخَ ثَٛ فَصَ َٔجَب ُِ ي,ِال ِيٍَ األَ َْصَبز ًج ُ َٔ َز “Dan dari Sulaiman bin Yasar: Bahwa Nabi saw, mengutus Abu Rafi‟, hamba yang pernah dimerdekakannya dan seorang laki-laki Anshar, lalu kedua orang itu menikahkan Nabi dengan Maimunah binti Harits dan pada saat itu (nabi saw) di Madinah sebelum keluar (ke mieqat Dzil Khulaifah)”. (HR Maliki dalam Muwaththa’) Contoh penggunaan dalam jasa perbankan, antara lain L/C (Letter of credit), transfer, kliring, RTGS, inkaso, dan pembayaran gaji.
b. Kafalah23 Kafalah berarti orang yang mempunyai hak mengerjakan tanggungan pemberi beban serta bebannya sendiri yang disatukan, baik menanggung pekerjaan yang sesuai (sama) maupun pekerjaan yang berbeda. Landasan Hukum Kafalah Q.S. Yusuf (12) : 72
Artinya : “Penyeru-penyeru itu berkata : “Kami kehilangan piala Raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya”.
23
Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015), h.127
25
Banyak hadits yang dapat dijadikan landasan keabsahan wakalah, di antaranya,
َُِش أَثبَ َز افِعٍ َٔ زَ جُال ِيٍَ األَ َْصَب زِ فَصََٔجب َ َِّْ َٔ سََهىَ َثعََٛأٌَ زَ سُٕ َل اهللِ ّصَمَ هلل عَه ًُِْٕ َخَ ثُِْذَ ا ْنحَبزِ سَٛي “Bahwasanya Rasulullah saw. mewakilkan kepada Abu Rafi‟ dan seorang Anshar untuk mewakilinya mengawini Maimunah binti al-Harits.”(Malik no. 678, kitab al-Muwaththa’, bab Haji) Jenis kafalah ada tiga, yaitu : 1) Kafalah Bit Taslim, yaitu jaminan pengembalian barang yang disewa 2) Kafalah Al-Munjazah, yaitu jaminan mutlak tanpa batas waktu 3) Kafalah Al-Mualaqah, yaitu jaminan yang dibatasi jangka waktu tertentu. c. Hiwalah Hiwalah adalah memindahkan tagihan dari tanggung jawab yang berutang kepada yang lain yang punya tanggung jawab kewajiban pula.24 Landasan hukum yang memperbolehkanya melakukan hiwalah yaitu dengan dalil dari hadits nabi Muhammad SAW, yaitu:
ٔئذاأرجع احدكى عهٗ يهئ,ُ ظهىُٙ لبل زسٕل اهلل ص (يطم انغ:سح لبلٚ ْسٙعٍ أث )حزمٛم فهٛخ ألحًد (ٔيٍ احٚ زٔاٙ ٔف.ّٛزجع) يزفك عهٛفه
Artinya :” dari Abi Hurairah, ia berkata : telah bersabda Rosulullah SAW. : Penahanan orang yang mampu itu satu kezhaliman ; dan apabila seorang dari
24
Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015), h.136
26
pada kamu diserahkan kepada seorang yang mamapu , hendaklah ia menerima serahan itu. Muttafaq „alaih ; dan pada suatu riwayat oleh ahmad (sabdanya): dan barang siapa dihiwalahkan hendaklah ia terima”. Beberapa produk jasa bank syariah yang menggunakan akad al-Hawalah antara lain: factoring atau anjak piutang , post dated check, dan Bill discounting. d. Rahn Rahn berarti menjadikan sebuah barang sebagai jaminan utang yang dapat dijadikan pembayar apabila tidak bisa membayar utang.25 Dalam surat al-Baqarah ayat 283 Allah berfirman :
ُ َإ ِّدْٛع ُكىْ َث ْععًب فَه ُ ٌ أَ ِيٍَ َث ْع ْ ٌ يَمْجُٕظَخٌ فَِا ٌ جدُٔا كَبرِجًب فَسَِْب ِ َِٔئٌْ كُُْ ُزىْ عَهَٗ سَفَسٍ ََٔنىْ َر كْزًَُْٓب فَاِ َ ُّ آَ ِصىٌ لَهْجُُّ َٔانهَُّ ثًَِبَٚ ٍْك انهََّ زَثَُّ َٔنَب َركْزًُُٕا انّشََٓب َّدحَ َٔ َي ِ ََزٍْٛ أَيَب َزَُّ َٔن َ ًِ ُاَنرِ٘ اؤْر ٌىَِٛرعًَْهٌَُٕ عَه Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Baqarah : 283)
25
Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015), h.102
27
Kemudian dalam sebuah Hadist Rasulullah dikatakan bahwa :
ٍِ انَْأسْ َّٕد ْع َ َىٍِْٛ ئِثْسَا ْع َ َُخَ حَدَصََُب انَْأعْ ًَشِٚٔحدَصََُب أَثُٕ ُيعَب َ َٗسُِٕٛسُفُ ْثٍُ عٚ حدَصََُب َ ٘ ٍ َُِّٕٓدٚ ٍِّْْ َٔسََه َى ِيَٛذ اشْزَسَٖ َزسُٕ ُل انهَِّ ّصَهَٗ انهَُّ عَه ْ َ انهَُّ عََُْٓب لَبنٙ َ ِعٍْ عَب ِئّشَخَ َزظ َ َُّئَخٍ َٔزَََُْ ُّ ّدِ ْزعِٛطعَبيًب ثِ َُس َ Artinya : Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin 'Isa telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Ibrahim dari Al aswad dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membeli makanan dari orang Yahudi secara angsuran dan menjaminnya dengan menggadaikan baju besi Beliau". Akad Rahn diperbolehkan karena adanya kemaslahatannya (faedah maupun manfaat) yang terkadung dalam rangka hubungan antar sesama manusia.26
e. Sharf Merupakan pelayanan jasa bank syariah dalam pertukaran mata uang. Pertukaran antara valas dan rupiah dibolehkan apabila pertukaran ini tidak ditujukan untuk spekulasi. Arti harfiah sharf adalah penambahan, penukaran, penghindaran, pemalingan, atau transaksi jual beli. Sharf dapat diartikan transaksi jual beli antara mata uang yang satu an mata uang lainnya.27
26 27
Ismail ,”Perbankan Syariah” Jakarta:Kencana 2011 , h.209-210 Ismail ,”Perbankan Syariah” Jakarta:Kencana 2011 , h.215
28
Dalam Al-quran tidak ada penjelasan mengenai jual beli sharf itu sendiri, melainkan hanya menjelaskan dasar hukum jual beli pada umumnya yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 275, yaitu:
ٍَ انْ ًَسِ ذَِنك َ ٌ ِي ُ طَبْٛ ََ َزخَ َجطُ ُّ انّشٚ َِ٘مُٕ ُو اَنرٚ ٌ ئِالَ كًََب َ َُٕمُٕيٚ ٌَ انسِثَب ال َ َُٕ ْأكُهٚ ٍَِٚاَنر ِِّعظَخٌ يٍِ زَث ِ ْٕ َْعَ َٔحَ َس َو انسِثَب فًٍََ جَبء ُِ يَْٛ ُع يِضْ ُم انسِثَب ََٔأحَ َم انهّ ُّ انْجَٛثِأَ َ ُٓىْ لَبنُٕ ْا ئِ ًََب انْج ﴾٥٧٢﴿ ٌََُٔٓب خَبِندِٛة انَُب ِز ُْىْ ف ُ ّصحَب ْ ك َأ َ فَبَزَََٓٗ فَهَ ُّ يَب سَهَفَ َٔأَيْ ُس ُِ ئِنَٗ انهِّّ َٔ َيٍْ عَبّدَ فَأُْٔنَـ ِئ “Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” Menurut Al-Hadis
ُِّ َٔسَهّى انرََْتُ ثِبنرََْتِ َٔان ِفعَخَٛٗ اهلل عَه ّ دانخُدزِ٘ لَب َل َزسُٕ ُل اهلل ّصَهِٛسع َ ِٙعٍَ اث َدًا فًٍََ شَاّدَٚ ٍدَٛ ِح يَضَهًب ثًِِضمٍ ث ِ سِ َٔانزًّسُ ثِبنزًّسِ َٔانًِهحُ ثِبنًِهِّٛشع ّ سُ ثبِنِّٛشع َ ثِبن ِفعَخِ َٔانجُسُ ثِبنجُسِ َٔان ٌِّ سََٕاءِٛخدَ َٔانًُعطِٗ ف ِ أَاسزَصَاّدَ فَمَد اَزثَٗ ا َال Artinya : “Emas hendaklah dibayar dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, tepung dengan tepung, kurma dengan kurma, garam dengan garam, bayaran harus dari tangan ke tangan (cash). Barang siapa memberi
29
tambahan atau meminta tambahan, sesungguhnya ia telah berurusan dengan riba. Penerima atau pemberi sama-sama bersalah.”(HR. Muslim)
f. Ujr Ujr adalah imbalan yang diberikan atau yang dimita atas suatu pekerjaan yang dilakukan. Akad ujr diaplikasikan dalam produk-produk jasa keuangan bank syariah (fee based service), seperti untuk penagajian, penyewaan safe deposit box, penggunaan ATM, dan sebagainya.28 E. Produk Bank Syariah dan Jasa Perbankan Syariah29 1. Produk Pendanaan Produk – produk pendanaan bank syariah ditujukan untuk mobilisasi dan investasi tabungan untuk pembangunan prekonomian dengan cara yang adil sehingga keuntungan yang adil dapat dijamin bagi semua pihak. Produk-produk pendanaan bank syariah mempunyai empat jenis yang berbeda, yaitu: 1) Giro, dengan prinsip wadi‟ah atau qardh 2) Tabungan, dengan prinsip wadi‟ah, qard, atau mudharabah. 3) Deposito/investasi, dengan prinsip mudharabah,dan 4) Obligasi/sukuk, dengan prinsip mudharabah, ijarah , dan lain-lain. a. Pendanaan dengan prinsip Wadi’ah 1) Giro wadi’ah
28
Ascarya, “AKAD & PRODUK BANK SYARIAH”,Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2007, h.110 29 Adiwarman A.Karim “BANK ISLAM Analisis Fiqih dan Keuangan edisi keempat” Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2010
30
Giro wadi‟ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening giro (current acoount) untuk keamanan dan kemudahan pemakainya. Beberapa fasilitas Giro wadi‟ah yang disediakan untuk nasabah antara lain: cek, Giro, kartu ATM, dll. 2) Tabungan wadi‘ah Tabungan wadi’ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening tabungan (savings account) untuk keamanan dan kemudahan pemakaiannya, seperti giro wadi‟ah, tetapi tidak sefleksibel giro wadi‟ah, karena nasabah tidak dapat menarik dananya dengan cek. Karakteristik tabungan wadi’ah ini juga mirip dengan tabungan pada bank konvensional ketika nasabah penyimpan diberi garansi untuk dapat menarik dananya sewaktu-waktu dengan menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan bank, seperti kartu ATM, dan sebagainya tanpa biaya. b. Pendanaan dengan Prinsip Qardh Giro dan Tabungan Qardh memiliki karakteristk menyerupai giro dan tabungan wadiah. Bank sebagai peminjam dapat memberikan bonus karena bank menggunakan dana untuk tujuan produktif dan menghasilkan profit. Bonus tabungan qardh juga lebih besar daripada bonus giro qardh karena bank lebih leluasa dalam menggunakan dana untuk tujuan produktif. Bentuk simpanan qardh seperti ini tidak umum digunakan oleh bank syari Iran menggunakan akad qardh untuk simpanan. c. Pendanaan dengan prinsip Mudharbah 1) Tabungan Mudharabah
31
ah. Hanya bank syariah di
Mudharabah merupakan prinsip bagi hasil dan bagi kerugian ketika nasabah sebagai pemilik modal (shahibul mal) menyerahkan uangnya kepada bank sebagai pengusaha (mudharib) untuk diusahakan. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan dan kerugian ditanggung oleh pemilik dana atau nasabah. Tabel 2.1 Perbandingan tabungan Wadiah dan Mudharabah No.
Tabungan Mudharabah
Tabungan Wadi‟ah Titipan
1
Sifat Dana
Investasi
2
Penarikan
3
Insentif
Hanya dapat dilakukan Dapat dilakukan priode/waktu tertentu setiap saat Bagi hasil Bonus (jika ada)
4
Pengembalian Modal
Tidak dijamin dikembalikan Dijamin 100% dikembalikan 100%
2) Deposito/Investasi Umum (tidak terikat) Bank syariah menerima simpanan deposito berjangka (pada umumnya untuk satu bulan keatas) ke dalam rekening investasi umum (general investment account) enan prinsip Mudharabah al-muthlaqah. Investasi umum ini sering disebut juga sebagai investasi tidak terikat. Nasabah rekening investasi lebih bertujuan untuk mencari keuntungan daripada untuk mengamankan uangnya. 3) Deposito/Investasi Khusus (terikat) Selain rekening investasi umum, bank syariah juga menawarkan rekening investasi khusus (special investment acoount) kepada nasabah ynag ingin menginvestasikan dananya langsung dalam proyek yang disukainya yang dilaksanakan oleh bank dengan prinsip mudharabah al-muqayyadah.
32
Investasi khusus ini ada dua jenis, yaitu investasi khusus “excuting” (on balance sheet) dan investasi khusus “channeling” (off balance sheet), dengan karakteristik masing-masing sebagai berikut. a) Investasi Khusus On Balance Sheet (excuting) (1) Pemodal menetapkan syarat (2) Kedua pihak sepakat dengan syarat usaha, keuntungan (3) Bank menerbitkan bukti investasi khusus,dan (4) Bank memisahkan dana b) Investasi Khusus Off Balance Sheet (channeling) (1) Penyaluran langsung ke nasabah, (2) Bank menerima komisi (3) Bank menerbitkan bukti investasi khusus dan (4) Bank mencatat di rekening administrasi 4) Sukuk Al-Mudharabah Akad mudharabah juga dimanfaatkan oleh bank syariah untuk penghimpunan dana dengan menerbitkan Sukuk yang merupakan obligasi syariah. Dengan obligasi syariah, bank mendapatkan alternatif sumber dana berjangka panjang (lima tahun atau lebih) sehingga dapat digunakan untuk pembiayaan – pembiayaan berjangka panjang. d. Pendanaan dengan Prinsip ijarah 1) Sukuk Al-Ijarah Proses penerbitan sukuk jenis lain hampir serupa. Bedanya pada akad syariah yang mendasarinya. Sebagai contoh, Sukuk al-Mudharabah diterbitkan
33
berdasarkan suatu transaksi atau proyek investasi bagi hasil yang sedang atau akan dilakukan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan dalam Al – Qur’an
ٌَسًا َِٔئِٛ ا ْنخُهَطَبءِ ِيٍَ آَصَِٙ ْجغٍََٛ ئِنَب َثعْطٍ عَهَٰٗ َث ْععُ ُٓىْ نِٚانصَبنِحَبدِ َٔعًَِهُٕا َُٕاوَ اَنر “Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang – orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh” (Shad : 24). 2. Produk Pembiayaan Dana30 Produk-produk pembiayaan bank syariah dapat menggunakan empat pola yang berbeda. 1) Pola bagi hasil, untuk investment financing: a) Musyarakah b) Mudharabah 2) Pola jual beli, untuk trade financing: a) Murabahah b) Salam c) Istishna 3) Pola sewa, untuk trade financing: a) Ijarah b) Ijarah muntahiya bittamlik 4) Pola pinjaman, untuk dana talangan a) Qardh 30
Adiwarman A.Karim “BANK ISLAM Analisis Fiqih dan Keuangan edisi keempat” Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2010,h.107
34
Tabel 2.2 Produk-produk pembiayaan No
Produk Pembiayaan
Prinsip
1.
Modal Kerja
Mudharabah, Musyarakah, Murabahah,Salam Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Istishna, Ijarah, Ijarah Muntahiya Bittamlik investasi, Murabahah, Ijarah Muntahiya Bittamlik, Musyarakah Mutanaqisah
2.
Investasi
3.
Pengadaan Barang Aneka Barang
4.
Perumahan, Properti
Murabahah, Ijarah Muntahiya Bittamlik, Musyarakah Mutanaqisah
5.
Proyek
Mudharabah, Musyarakah
6.
Ekxpor
Mudharabah, Murabahah
7.
Produksi Agribisnis / Sejenis
Salam, Salam Paralel
Musyarakah,
8. Anufaktur, Konstruksi Istishna, Istishna Paralel 9. Penyertaan Musyarakah 10. Surat Berharga Mudharabah, Qard 11. Sewa Beli Ijarah Muntahiya Bittamlik 12. Akuisisi Aset Ijarah Muntahiya Bittamlik Sumber : Pembiayaan dalam perbankan syariah menurut Al-Harran (1999) 3. Produk Jasa Perbankan Tabel 2.3 Produk-produk Jasa No.
Produk
Prinsip
1. 2. 3.
Jasa Keuangan Dana Tabungan Anjak Piutang L/C, Transfer, Inkaso, Kliring, RTGS, dsb
Qardh Hiwalah Wakalah
4.
Jual Beli Valuta Asing
Sharf
35
5. 6. 7. 8.
Gadai Payroll Bank Garansi Jasa Nonkeuangan Safe Deposite Box
9.
Jasa Keagenan Investasi Terikat (Channeling)
Rahn Ujr / Wakalah Kafalah Wadiah yad amanah / Ujr Mudharabah muqayyadah
Kegiatan Sosial 10.
Pinjaman Sosial fvc
Qardhul Hasan
Sumber : Pembiayaan dalam perbankan syariah menurut Al-Harran (1999) F. Knowledge (Pengetahuan)31 Secara bahasa science berarti “keadaan atau fakta mengetahui dan sering diambil dalam arti pengetahuan (Knowledge) yang dikontraskan dengan intuisi dan kepercayaan. Dasar – dasar Ilmu pengetahuan 1. Kerangka Berpikir Ilmiah Secara epistemologis, kegiatan berpikir ilmiah melingkupi suatu rantai berpikir logis yang merupakan pengkajian sesuatu yang umum (general) untuk menghasilkan sesuatu yang khusus (specific). a. Penalaran, berarti berpikir dengan menggunakan nalar (rasio). Penalaran merupakan sintesis antara penalaran deduktif dan induktif. b. Logika, merupakan asas dari penalaran itu sendiri. Dalam logika, berpikir berarti menyusun silogisme-silogisme untuk mendapat kesimpulan yang tepat dengan menghilangkan setiap kontradisi.
31
Jalaluddin,”FILSAFAT Ilmu Pengetahuan”(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada 2013)h.98
36
c. Analisis, diartikan sebagai proses akal untuk memecahkan masalah kedalam bagian- bagiannya menurut metode yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip tertentu. d. Konseptual, Berpikir atas dasar dan mengacu kepada konsep tertentu. Pengembangan konseptual yang bersifat kntemplatif kemudian disusul dengan penerapan konsep-konsep ilmiah ke masalah-masalah praktis. e. Kritis, Karakteristik dari suatu penalaran yang selalu menyelidiki, yang tidak mau menerima pengalaman-pengalaman begitu saja secara pasif-resptif, tetapi ingin terus mencari sampai sedalam-dalamnya akar dari semua fenomena yang begitu beragam di alam ini. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku Menurut Notoadmojo, pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal terdiri dari pendidikan, minat, pengalaman, dan usia. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari ekonomi, kebudayaan, dan kebudayaan.32 Menurut Azwar, sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan dan agama, serta faktor emosi dalam diri individu.33
32
Soekidjo Notoatmodjo,”Promosi Kesehatan dn Prilaku Kesehatan”(Jakarta:Rineka Cipta 2012)h.18 33
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.h.19
37
BAB III METODE PENELITIAN G. Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, hubungan antara peneliti dengan yang diteliti bersifat independen. Dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, maka peneliti kuantitatif hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data.34 Pada umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Selanjutnya data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan teknik probability sampling (random). Berdasarkan data dari sampel tersebut, selanjutnya peneliti membuat generalisasi (kesimpulan sampel diberlakukan kepopulasi di mana sampel tersebut diambil.35 Dalam penelitian ini, menjelaskan tentang pengetahuan produk dan akad syariah pada karyawan Bank BCA Syariah Pusat. Sedangkan penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis dari sumber-sumber yang diperoleh. Lalu dianalisis lebih lanjut kemudian diambil suatu kesimpulan.
34
Sugiyono, “Memahami Penelitian Kuantitatif”.(Bandung:Anggota Ikatan Penerbit Indonesia(IKAPI),2014)h.5 35 Sugiyono, “Memahami Penelitian Kuantitatif”.(Bandung:Anggota Ikatan Penerbit Indonesia(IKAPI),2014)h.7
38
H. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data melalui kuesioner yang disebar ke Karyawan Bank BCA Syariah Pusat. Obyek yang menjadi sasaran penelitian adalah Karyawan Bank BCA Syariah. Penelitian ini berlokasi di Jl. Jatinegara Timur No. 72 – Jakarta Timur 13310, pada divisi Human Resource Departement (HRD) atau divisi Sumber Daya Manusia (SDM) group syariah dan Karyawan-karyawan BCA Syariah. Yang dilakukan pada bulan september 2016. I. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari ajwaban responden nilai atau skor 1 - 4 sumber data yang digunakan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden berupa jawaban terhadap kuesioner. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan pengisian kuesioner pada karyawan BCA Syariah Pusat. Selain itu dilakukan juga pengamatan, wawancara dan pencatatan langsung di lapangan. J. Populasi Penelitian 1. Populasi Populasi
diartikan
sebagai
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peniliti
untuk
39
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya.36 Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini populasinya adalah 150 Karyawan Bank BCA Syariah. 2. Sampel Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu. Populasi itu misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu, jumlah guru dan murid disekolah tertentu dan sebagainya.37 Berdasarkan peneletian ini, maka setiap Karyawan Bank BCA Syariah memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Sesuai dengan karakteristik sample tertentu yang dibutuhkan, maka teknik pengambilan Probability Sampling yang dipilih adalah teknik Random Sampling, yaitu teknik yang paling sederhana, sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi. Responden dalam penelitian ini adalah Karyawan BCA Syariah dengan jumlah 150 Karyawan, untuk itu sebanyak 60 Karyawan yang dijadikan sample dalam penelitian ini. Sedangkan metode pengambilan sampelnya menggunakan metode Slovin :
Keterangan : n
= Ukuran Sample
N = Ukuran populasi e
= batas toleransi kesalahan (Peneliti menggunakan 10%)
36
Muchlis Anshori & Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Surabaya:Airlangga Universty Press,2009.h.49 37 Muchlis Anshori & Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Surabaya:Airlangga Universty Press,2009.h.49
40
Jadi : n =
150 1 + 150 (10%)
n = 150 2.5 n = 60 K. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengadakan penelitian dengan dua metode, yaitu: 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu penulis terjun langsung ke lokasi penelitian dengan melakukan penyebaran angket atau kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yaitu karyawan Bank BCA Syariah Pusat. Kuesioner
adalah
memberikan/membagikan
metode lembar
pengumpulan pertanyaan
yang
data
dengan
berkaitan
dengan
pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada Karyawan Bank BCA Syariah. Kuesioner yang digunakan penulis menggunakan skala Likert, yaitu suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan model skala likert , yaitu dengan memberikan nilai pada setiap jawaban yang diberikan oleh responden sesuai dengan format R.S.Likert.
41
1. Pengertian Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekolompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikaor variabel. Selajutnya variabel tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi (tingkatan) dari “sangat positif” sampai “sangat negatif”.38 2.
Penentuan Skor jawaban
Skor jawaban merupakan nilai jawaban yang akan diberikan oleh responden, menurut sugiono dijelaskan pada bukunya bahwa hal pertama yang harus kita lakukann adalah menentukan skor dari tiap jawaban yang akan diberikan. Contohnya, sikap yang akan kita pakai yaitu “setuju”. Lihat tabel dibawah ini. Tabel 3.1 Skala Likert No.
Keterangan
Angka
1.
Sangat Setuju (SS)
4
2.
Setuju
3
3.
Kurang Setuju (KS)
2
4.
Tidak Setuju (TS)
1
(S)
38
Muchlis Anshori & Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Surabaya:Airlangga Universty Press,2009.h.68
42
3. Skor Ideal Skor Ideal merupakan skor yang digunakan untuk menghitung skor untuk menentukan rating scale dan jumlah seluruh jawaban. Untuk menghitung jumlah skor ideal (kriterium) dari seluruh item, digunakan rumus berikut, yaitu. Skor Kriterium = Nilai skala x Jumlah Responden Seandainya skor tertinggi adalah 4 dan jumlah respondennya 60, maka dapat dirumuskan menjadi: Tabel 3.2 Skor Ideal Rumus
Skala
4x60=240
SS
3x60=180
S
2x60=120
KS
1x60=60
TS
Selajutnya semua jawaban responden dijumlahkan dan dimasukkan kedalam rating scale dan ditentukan daerah jawabannya. 4. Rating Scale Selanjutnya, skor yang telah diperoleh kemudian dimasukkan kedalam Rating Scale berikut ini: 0
60
120
180
240
TS
KS
S
SS
43
Rating scale berfungsi untuk mengetahui hasil data angket (kuesioner) dan wawancara secara umum dan keseluruhan yang didapat dari penilaian angket (kuesioner) dan wawancara. Dengan ketentuan sebagai berikut. Tabel 3.3 Rating Scale Nilai jawaban Skala 181-240
SS
121-180
S
61-120
KS
0-60
TS
1. Persentase persetujuan Sedangkan untuk mengetahui jumlah jawaban dari para responden melalui persentase, yaitu gunakan rumus sebagai berikut: P=
f x 100% n keterangan p
: presentse
f
: frekuensi dari setap jawaban angket
n
: jumlah skor ideal
100
: bilangan tetap
L. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data primer yang telah diperoleh melalui hasil kuesioner yang telah diisi Karyawan Bank BCA Syariah Pusat akan ditabulasi dan diolah menggunakan
44
rumus statistika menggunakan program Microsoft excel 2103 dan SPSS for windows ver. 23. 1. Uji Validitas Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keahian suatu instrument (alat ukur). Instrument yang valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.39 Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas adalah rumus Product-Moment Pearson:
Dimana: n
= jumlah subyek
r xy
= koefisien korelasi
x
= skor setiap item
y
= skor total
(∑ x)2
= kuadrat jumlah skor item
∑ x2
= jumlah kuadrat skor item
(∑ y)2
= kuadrat jumlah skor total
∑ y2
= jumlah kuadrat skor total
1) Uji Reliabilitas 39
Muchlis Anshori & Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Surabaya:Airlangga Universty Press,2009.h.83
45
Uji realibilitas digunakan untuk mengukur tingkat keandalan suatu instrumen. Instrumen yang reliabel akan menunjukkan bahwa instrumen tersebut akan mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya (dapat diandalkan). Teknik pengukuran reliabilitas instrument lam penelitian ini menggunakan rumus Alpha, yaitu:40
Dimana: r11
=realibilitas yang dicari
n
= Jumlah item dalam skala
∑σt2
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
σt2
= Varian total
2) Analisis Faktor A. Analisis faktor Analisis faktor dilakukan dengan suatu asumsi bahwa instrument dapat dikatakan valid jika setiap faktor yang membentuk instrument tersebut sudah valid.41 Teknik analisis faktor merupakan sebuah analisis yang mencari hubungan interdependensi antar variabel, sehingga mampu mengidentifikasi dimensidimensi atau faktor-faktor yang menyusunnya. Manfaat dari analisis faktor adalah melakukan peringkasan variabel berdasarkan tingkat keeratan hubungan antar variabel. 40
Suharmi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm 171 Muchlis Anshori & Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Surabaya:Airlangga Universty Press,2009.h.85 41
46
B. Prosedur analisis factor42 Langkah pertama adalah menghitung matrik korelasi untuk mengetahui syarat kecukupan bagi data di dalam analisis faktor. Langkah selanjutnya adalah mencari faktor atau ekstraksi faktor (extracting factor). Ekstraksi faktor ini mencari faktor yang mampu menjelaskan korelasi antara indikator yang diteliti. Langkah ketiga adalah rotasi faktor yaitu mencari faktor yang mampu mengoptimalkan korelasi antara indikator independen yang diobservasi. C. Menghitung korelasi indikator Ada beberapa ukuran yang bisa digunakan untuk syarat kecukupan data sebagai rule of thumb yaitu: 1. Korelasi matrik antarindikator atau indikator Metode yang pertama adalah memeriksa korelasi matrik. Tingginya korelasi antara indikator mengidentifikasikan bahwa indikator-indikator tersebut dapat dikelompokkan ke dalam sebuah indikator yang bersifat homogen sehingga setiap indikator mampu membentuk faktor umum atau faktor konstruk. Sebaliknya korelasi yang rendah antara indikator-indikator mengidentifikasikan bahwa indikator-indikator tersebut tidak homogen sehingga setiap indikator tidak mampu membentuk faktor umum atau faktor konstruk. 2. Korelasi parsial
42
Agus widarjono , Analisis Multvariat Terapan, (Yogyakarta:UPP STIM YKPN , 2015), h.194
47
Metode kedua adalah memeriksa korelasi parsial yaitu mencari korelasi satu indikator dengan indikator lain dengan mengontrol indikator lain. korelasi parsial ini disebut dengan negative anti-image correlations. Untuk bisa dimasukkan di dalam analisis faktor korelasi parsial ini seharusnya sekecil mungkin. Namun tidak ada ukuran yang parsial seberapa kecil korelasi parsial. Biasanya besarnya penentuan korelasi parsial ini bersifat subjektif. 3. Kaiser-Meyer Olkin (KMO) Metode ini paling banyak digunakan untuk melihat syarat kecukupan data untuk analisis faktor. Metode KMO ini mengukr kecukupan sampling secara menyeluruh kecukupan sampling untuk setiap indikator. Metode ini mengukur homogenitas indikator, Metode KMO ini tidak memerlukan uji statistika, tetapi ada petunjuk yang bisa digunakan untuk melihat homogenitas indikator seperti yang disarankan oleh Kaiser sebagai berikut. Adapun formula untuk menghitung KMO sebagai berikut. KMO Dimana
= koefisien korelasi;
= koefisien korelasi parsial
Tabel 3.4 Ukuran KMO Ukuran KMO
Rekomendasi
≥ 0.90
Sangat baik
0.80 – 0.89
Berguna
0.70 – 0.79
Biasa
0.60 – 0.69
Cukup
48
0.50 – 0.59
Buruk
≤ 0.50
Tidak diterima
Secara umum tingginya KMO sangat diperlukan. Dari tabel tersebut maka disarankan untuk paling tidak di atas 0.80 . Namun, di atas 0.5 biasanya masih diakomodasi untuk penentuan analisis faktor. Sebagaimana KMO, semakin tinggi nilai koefisien korelasi MSA maka sangat beralasan untuk memasukkan indikator secara individual di dalam analisis faktor. 4. Barlett‟s test of sphericity Uji Barlett ini merupakan uji statistik untuk signifikansi menyeluruh dari semua korelasi di dalam matrik korelasi. Di dalam hal ini kitamenguji hipotesis nol bahwa data yang diobservasi merupakan sampel dari distribusi populasi normal multivariat yang mana semua koefisien korelasi besarnya nol. Uji ini biasanya bisa diproksi dengan menggunakan uji distribusi Chi Squares. D. Ekstraksi faktor Langkah kedua di dalam analisis faktor adalah ekstraksi faktor(extraction). Ekstraksi faktor adalah suatu metode yang digunakan untuk mereduksi data dari beberapa indikator untuk menghasilkan faktor yang lebih sedikit yang mampu menjelaskan korelasi antara indikator yang diobservasi. Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk melakukan Ekstraksi faktor yaitu: 1. Principal Component Analysis
49
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis) merupakn metode yang paling sederhana
didalam melakukan ekstraksi faktor.
Metode ini membentuk kombinasi linier dari indikator yang diobservasi. Komponen utama yang pertama adalah kombinasi yang menjelaskan jumlah varian yang paling besar kedua dan tidak berhubungan dengan komponen utama yang pertama. Komponen utama berikutnya menjelaskan porsi yang lebih kecil dari varian sampel total dan tidak berhubungan dengan yang lainnya. 2. Principal Axis Factoring Metode ini hampir sama dengan metode Principal Component Analysis sebelumnya kecuali matrik korelasi diaogonal diganti dengan sebuah estimasi indikator kebersamaan (communalities), namun tidak sama dengan Principal Component Analysis dimana indikator kebersamaan yang awal selalu diberi angka 1.langkah pertama didalam metode ini adalah mencari koefisien korelasi multipel yang dikuadratkan (squared multiple correlation coefficients) yang digunakan sebagai estimasi awal dari indikator kebersamaan. Kemudian berdasarkan langkah pertama ini,sejumlah faktor yang diperlukan diekstraksi. Indikator kebersamaan kemudian diestimasi kembali dari factor loading dari faktor kembali diekstraksi dengan indikator kebersamaan baru yang menggantikan indikator kebersamaan yang lama. Metode ini terus dilakukan sapai terjadi perubahan kecil dan bisa diabaikan di dalam estimasi indikator kebersamaan.
50
3. Unweighted Least Squares Metode Unweighted Least Squares adalah prosedur untuk meminimumkan jumlah perbedaan
yang dikuadratkan antara matrik korelasi yang
diobservasi dan yang diproduksi dengan mengabaikan matrik diagonal dari sejumlwh fktor tertentu. 4. Generalized Least Squares Metode Generalized Least Squares adalah metode meminimumkan error sebagaimana metode Unweighted Least Squares. Namun, korelasi diberi timbangan sebesar keunikan dari indikator (error). Korelasi dari indikator yang mempunyai error yang besar diberi timbangan yang lebih kecil dari indikator yang mempunyai error yang kecil. 5. Maximum Likelihood Maximum Likelihood merupakan suatu prosedur ekstraksi faktor yang menghasilkan
estimasi
parameter
yang
paling
mungkin
untuk
mendapatkan matrik korelasi observasi jika sampel mempunyai distribusi normal multivariat. Korelasi diberi timbangan sebesar keunikan dari indikator (error) dan metode algorithm secara iteratif digunakan untuk melakukan ekstraksi faktor. Jika kita menggunakan metode Generalized Least Squares atau Maximum Likelihood untuk melakukan ekstraksi faktor dan kita mengasumsikan bahwa sampel diambil dari distribusi populasi normal multivariat maka kita harus menggunakan uji goodness of fit untuk syarat kecukupan model. Dalam sampel besar, goodness of fit akan mengikuti distribusi statistika
51
Chi Squares (x2). Derajat kebebasan Chi Squares tergantung dari jumlah faktor umum dan jumlah indikator. E. Rotasi faktor Setelah kita melakukan ekstraksi faktor, langkah selanjutnya adalah Rotasi faktor (rotation). Rotasi faktor ini diperlukan jika metode ekstraksi faktor belum menghasilkan komponen faktor utama yang jelas. Tujuan dari rotasi faktor ini agar dapat memperoleh struktur faktor yang lebih sederhana agar mudah diinterpretasikan. Ada beberapa metode rotasi faktor yang bisa digunakan yaitu: 1. Varimax
method
adalah
metode
rotasi
orthogonal
untuk
meminimalisasi jumlah indikator yang mempunyai factor loading tinggi pada tiap faktor. 2. Quartimax method adalah metode rotasi untuk meminimalisasi jumlah faktor yang digunakan untuk menjelasskan indikator. 3. Equamax method adalah metode gabungan antara Varimax method yang meminimalkan
indikator
meminimalkan faktor.
52
dan
Equamax
method
yang
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1) Sejarah Berdirinya Bankl BCA Syariah PT. Bank BCA Syariah berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan usaha dengan prinsip-prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2009 dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah pada hari Senin tanggal 5 April 2010.43 Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat mengenai ekonomi syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka berdasarkan akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, .PT.Bank Central Asia, Tbk (BCA) mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah. Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan Notaris Pudji Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang perubahan kegiatan usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik 43
Annual Report Bank BCA Syariah, 2015
53
Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010. Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997% dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh PT BCA Finance.44 Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan memperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai bank umum syariah. 2) Visi, Misi, Tujuan BCA Syariah45 BCA Syariah mencanangkan untuk menjadi pelopor dalam industri perbankan syariah Indonesia sebagai bank yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran, penghimpun dana dan pembiayaan bagi nasabah perseorangan, mikro, kecil dan menengah. Masyarakat yang menginginkan produk dan jasa perbankan yang berkualitas serta ditunjang oleh kemudahan akses dan kecepatan transaksi. a. Visi Menjadi Bank Syariah Andalan dan Pilihan Masyarakat b. Misi
44 45
http://www.bcasyariah.co.id/profil-korporasi/sejarah/, 2015 http://www.bcasyariah.co.id/profil-korporasi/sejarah/, 2015
54
1) Mengembangkan SDM dan infrastruktur yang handal sebagai penyedia jasa keuangan syariah dalam rangka memahami kebutuhan dan memberikan layanan yang lebih baik bagi nasabah. 2) Membangun institusi keuangan syariah yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran, penghimpunan dana dan pembiayaan bagi nasabah bisnis dan perseorangan. 3) Produk dan Jasa Bank BCA Syariah membagi jenis produk menjadi dua, yaitu: a. Pendanaan Tahapan iB adalah rekening tabungan yang menyediakan berbagai manfaat yang memudahkan Anda dalam transaksi perbankan berdasarkan prinsip Wadiah (titipan) atau Mudharabah (bagi hasil). Wadiah (titipan) ialah adalah titipan murni dari pihak penitip ( muwaddi‟) yang mempunyai barang/aset kepada pihak penyimpan (mustawda‟) yang diberi amanah/kepercayaan. Pihak penerima titipan harus menjaga dan memelihara barang titipan dan tidak diperkenankan untuk memanfaatkannya. Mudharabah (bagi hasil) ialah transaksi pendanaan dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. b. Pembiayaan Modal Kerja
55
Merupakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah untuk membantu usaha nasabah dalam memenuhi kebutuhan modal kerja seperti penyediaan barang dagangan, bahan baku dan kebutuhan modal kerja lainnya. 1) Pembiayaan modal kerja murabahah bca syariah ib Pembiayaan modal kerja murabahah adalah produk penyaluran dana dimana BCA Syariah membiayai pembelian barang-barang kebutuhan modal kerja yang diperlukan oleh Nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan margin keuntungan bank yang disepakati. Manfaat: a)
Membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan barang dagangan atau bahan baku.
b)
Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan jumlah angsuran yang tetap selama jangka waktu pembiayaan.
c)
Nasabah dapat memilih jangka waktu dimana jangka waktu maksimal adalah 5 tahun.
2) Pembiayaan modal kerja mudharabah bca syariah ib Pembiayaan modal kerja Mudharabah adalah produk penyaluran dana dimana
BCA
Syariah
membiayai seluruh kebutuhan
modal
kerja
yang
dibutuhkan nasabah dengan menggunakan metode bagi untung dan rugi (gross profit and loss sharing) berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Manfaat: a)
Membiayai seluruh kebutuhan modal kerja nasabah
b)
Nisbah bagi hasil tetap antara Bank dan Nasabah
56
c)
Pengembalian pembiayaan sesuai kesepakatan bank dan nasabah
3) Pembiayaan modal kerja musyarakah bca syariah ib Pembiayaan modal kerja musyarakah adalah produk penyaluran dana dimana BCA Syariah membiayai sebagian kebutuhan modal kerja nasabah dengan menggunakan metode bagi untung dan rugi (gross profit and loss sharing) berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Manfaat: a)
Membiayai sebagian kebutuhan modal kerja nasabah
b)
Nisbah bagi hasil tetap antara Bank dan Nasabah
c)
Pengembalian pembiayaan fleksibel sesuai kesepakatan bank dan nasabah
B. Uji Validitas Untuk menguji butir-butir pertanyaan dalam kuesioner maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan memberikan 19 butir pertanyaan kuesioner kepada 60 orang responden (n=30) yang menggunakan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan r tabel signif 5% = 0,361. Butir-butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dilihat dari nilai Correlated Item-Total Correlation pada tabel berikut. Tabel 4.1 Uji Validitas Butir segala aktivitas harus syariah pondasi dari produkproduk
Koefisien r
r table
Keterangan
0,688
0,361
Valid
0,597
0,361
Valid
57
bank yg identik bagihasil menghindari riba memahami mudharabah pendanaan memahami wadiah pendanaan memahami musyarakah pembiayaan memahami murabahah pembiayaan memahami IMBT pembiayaan memahami kafalah jasa berbeda bank syariah dan konvensional berbeda penetapan keuntungan berbeda pelayanan bank syariah dan konvensional mengikuti pelatihan mendapatkan pelatihan bank syariah melakukan evaluasi Bersedekah rutin zakat berusaha jujur
0,565
0,361
Valid
0,677
0,361
Valid
0,764
0,361
Valid
0,764
0,361
Valid
0,764
0,361
Valid
0,764
0,361
Valid
0,764
0,361
Valid
0,726
0,361
Valid
0,487
0,361
Valid
0,691
0,361
Valid
0,532
0,361
Valid
0,491
0,361
Valid
0,465
0,361
Valid
0,504
0,361
Valid
0,458
0,361
Valid
0,458
0,361
Valid
0,529
0,361
Valid
Ketentuan yang digunakan untuk Uji Validitas dengan Correlated Item-Total Correlation yaitu jika: a. r hitung > r tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan valid b. r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan tidak valid
58
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ke 19 butir pertanyaan valid karena r
hitung
> r
tabel
(0,361). Semua butir pertanyaan valid maka selanjutnya dapat
dianalisis menggunakan analisis faktor.
C. Uji Reliabilitas Uji Reabilitas digunakan untuk mengukur tingkat keandalan suatu instrumen. Instrumen yang reliabel akan menunjukkan bahwa instrumen tersebut akan mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya (dapat diandalkan). Dasar pengambilan keputusan adalah: a. Jika α positif dan α > 0,6 maka butir atau variabel tersebut reliabel b. Jika α positif tetapi α < 0,6 tabel maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,923
19
Dapat dilihat pada tabel di atas uji reliabilitas pada 30 kuesioner menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha yang dapat diterima karena 0,923 > 0,361. Maka ke 19 butir variabel tersebut layak diuji dengan analisis faktor untuk mengukur
59
pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada karyawan bank bca syariah pusat.
D. Analisa Skala Likerts (jelaskan hasil ujinya dan pertanyaan quesioner) 1.
Penentuan Skor jawaban Tabel 4.3 Penentuan Skor jawaban No.
Keterangan
Angka
1.
Sangat Setuju (SS)
4
2.
Setuju
3
3.
Kurang Setuju (KS)
2
4.
Tidak Setuju (TS)
1
(S)
2. Skor Ideal Skor Kriterium = Nilai skala x Jumlah Responden skor tertinggi adalah 4 dan jumlah respondennya 60, maka dpat dirumuskan menjadi: Tabel 4.4 Skor Ideal Rumus
Skala
4x60=240
SS
3x60=180
S
2x60=120
KS
1x60=60
TS
3. Rating Scale
60
0
60
120
180
240
TS
KS
S
SS
Dengan ketentuan sebagai berikut. Nilai jawaban
Skala
181-240
SS
121-180
S
61-120
KS
0-60
TS
Tabel 4.5 Daftar Pertanyaan Kuesioner Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
SS
S 52 49 52 52 41 42 44 43 42 39 50 23 42 44 49
KS 8 11 8 8 19 18 16 16 18 21 8 36 14 16 10
TS 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 1 3 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
Tabel 4.6 Pertanyaan Segala aktivitas bank syariah harus sesuai dengan ketentuan syariah Pertanyaan TS KS
Skala jawaban x nilai skala Hasil 0x1= 0x2=
61
0 0
S SS Total Rating Scale Persentase Jawaban
8x3= 52 x 4 =
24 208 232
Sangat Setuju (232 : 240)* 100% = 96%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 232 terletak pada rating scale Sangat Setuju. Tabel 4.7 Pondasi dari produk-produk dan layanan bank syariah adalah akad- akad dalam fiqh muamalat Pertanyaan TS KS S SS Total Rating Scale Persentase Jawaban
Skala jawaban x nilai skala Hasil 0x1= 0x2= 11 x 3 = 49 x 4 =
0 0 33 196 229
Sangat Setuju (229 : 240)* 100% = 95%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 229 terletak pada rating scale Sangat Setuju. Tabel 4.8 Bank syariah adalah bank dengan pendapatan yang identik dengan bagi hasil Pertanyaan TS KS S SS Total Rating Scale Persentase Jawaban
Skala jawaban x nilai skala Hasil 0x1= 0x2= 8x3= 52 x 4 = Sangat Setuju (232 : 240)* 100% = 96%
62
0 0 24 208 232
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 232 terletak pada rating scale Sangat Setuju. Tabel 4.9 Bank syariah menghindari segala transaksi dan kegiatan yang berhubungan dengan riba dan sejenisnya Pertanyaan TS KS S SS Total Rating Scale Persentase Jawaban
Skala jawaban x nilai skala Hasil 0x1= 0x2= 8x3= 52 x 4 =
0 0 24 208 232
Sangat Setuju (232 : 240)* 100% = 96%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 232 terletak pada rating scale Sangat Setuju. Tabel 4.10 Memahami akad-akad mudharabah yang diterapkan pada produk pendanaan Pertanyaan TS KS S SS Total Rating Scale Persentase Jawaban
Skala jawaban x nilai skala Hasil 0x1= 0x2= 19 x 3 = 41 x 4 =
0 0 57 164 221
Sangat Setuju (221 : 240)* 100% = 92%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 221 terletak pada rating scale Sangat Setuju.
63
Tabel 4.11 Memahami akad-akad murabahah yang diterapkan pada produk pembiayaan Pertanyaan TS KS S SS Total Rating Scale Persentase Jawaban
Skala jawaban x nilai skala Hasil 0x1= 0x2= 18 x 3 = 42 x 4 =
0 0 54 168 222
Sangat Setuju (222 : 240)* 100% = 92%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 222 terletak pada rating scale Sangat Setuju.
Tabel 4.12 Memahami akad-akad kafalah yang diterapkan pada produk jasa Pertanyaan TS KS S SS Total Rating Scale Persentase Jawaban
Skala jawaban x nilai skala Hasil 0x1= 0x2= 16 x 3 = 44 x 4 =
0 0 48 176 224
Sangat Setuju (224 : 240)* 100% = 93%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 224 terletak pada rating scale Sangat Setuju.
64
Tabel 4.13 Persepsi bank syariah berbeda dengan bank konvensional Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil TS 0x1= 65uh4te6h7jnyyKS 1x2= S 16 x 3 = SS 43 x 4 = Total Rating Scale Sangat Setuju Persentase (222 : 240)* 100% = 92% Jawaban
0 2 48 172 222
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 222 terletak pada rating scale Sangat Setuju.
Tabel 4.14 Persepsi penetapan dalam memperoleh keuntungan pada bank syariah berbeda dengan bank konvensional Pertanyaan TS KS S SS Total Rating Scale Persentase Jawaban
Skala jawaban x nilai skala Hasil 0x1= 0x2= 18 x 3 = 42 x 4 =
0 0 54 168 222
Sangat Setuju (222 : 240)* 100% = 92%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 222 terletak pada rating scale Sangat Setuju.
65
Tabel 4.15 Persepsi pelayanan bank syariah berbeda dengan bank konvensional Pertanyaan TS KS S SS Total Rating Scale Persentase Jawaban
Skala jawaban x nilai skala Hasil 0x1= 0x2= 21 x 3 = 39 x 4 =
0 0 63 156 219
Sangat Setuju (219 : 240)* 100% = 91%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 219 terletak pada rating scale Sangat Setuju.
Tabel 4.16 Mengikuti pelatihan/pendidikan tentang bank syariah sebelum menjadi pegawai bank syariah Pertanyaan TS KS S SS Total Rating Scale Persentase Jawaban
Skala jawaban x nilai skala Hasil 0x1= 2x2= 8x3= 50 x 4 =
0 4 24 200 228
Sangat Setuju (228 : 240)* 100% = 95%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 228 terletak pada rating scale Sangat Setuju.
66
Tabel 4.17 Mendapatkan pelatihan minimal satu kali setahun dari bank syariah Pertanyaan TS KS S SS Total Rating Scale Persentase Jawaban
Skala jawaban x nilai skala Hasil 0x1= 1x2= 36 x 3 = 23 x 4 =
0 2 108 92 202
Sangat Setuju (202 : 240)* 100% = 84%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 202 terletak pada rating scale Sangat Setuju.
Tabel 4.18 Bank syariah melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan bank syariah sesuai jangka waktu yang ditetapkan Pertanyaan TS KS S SS Total Rating Scale Persentase Jawaban
Skala jawaban x nilai skala Hasil 0x1= 3x2= 14 x 3 = 42 x 4 =
0 6 42 168 216
Sangat Setuju (216 : 240)* 100% = 90%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 216 terletak pada rating scale Sangat Setuju.
67
Tabel 4.19 Membiasakan untuk selalu bersedekah di setiap kesempatan yang ada Pertanyaan TS KS S SS Total Rating Scale Persentase Jawaban
Skala jawaban x nilai skala Hasil 0x1= 0x2= 16 x 3 = 44 x 4 =
0 0 48 176 224
Sangat Setuju (224 : 240)* 100% = 93%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 224 terletak pada rating scale Sangat Setuju.
Tabel 4.20 Selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi ekonomi dalam kehidupan pribadi Pertanyaan TS KS S SS Total Rating Scale Persentase Jawaban
Skala jawaban x nilai skala Hasil 0x1= 1x2= 10 x 3 = 49 x 4 =
0 2 30 196 228
Sangat Setuju (228 : 240)* 100% = 95%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 228 terletak pada rating scale Sangat Setuju.
68
E. Karakteristik Responden Berdasarkan kuesioner yang telah disebar dalam penelitian ini, sebanyak 60 responden dari karyawan BCA Syariah Pusat terbagi berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, status dan lama sudah bekerja di BCA Syariah. Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner maka diperoleh data sebagai berikut: 1. Jenis Kelamin Tabel 4.21 Jenis Kelamin
Valid
Valid
Cumulative
Frequency
Percent
Percent
Percent
laki-laki
27
45,0
45,0
45,0
Perempuan
33
55,0
55,0
100,0
Total
60
100,0
100,0
Dari sebaran diatas dapat dilihat bahwa dari sebaran jenis kelamin responden terdapat 27 responden atau (45%) berjenis kelamin laki-laki, dan 33 responden atau (55%) berjenis kelamin perempuan. 2. Usia Responden Tabel 4.22 Usia
Valid
Valid
Cumulative
Frequency
Percent
Percent
Percent
<25tahun
13
21,7
21,7
21,7
26-35 tahun
43
71,7
71,7
93,3
36-45 tahun
4
6,7
6,7
100,0
Total
60
100,0
100,0
69
Dari sebaran diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan sebaran usia responden terdapat 13 responden berusia < 25 tahun, 43 responden berusia 26-35 tahun, dan 4 responden berusia 36-45 tahun. 3. Pendidikan Terakhir Tabel 4.23 Pendidikan Terakhir Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
D3
13
21,7
21,7
21,7
S1
46
76,7
76,7
98,3
S2
1
1,7
1,7
100,0
Total
60
100,0
100,0
Dalam penelitian ini karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir didominasi oleh S1 dengan persentase sebesar 76,7% (46 orang), dan persentase terkecil adalah S2 dengan persentase 1,7% (1 orang) dengan pendidikan terakhir lainnya yaitu D3 dengan persentase sebesar 21,7% (13 orang). 4. Status Pernikahan Tabel 4.24 Status Pernikahan
Frequency Valid
Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
Menikah
26
43,3
43,3
43,3
belum menikah
34
56,7
56,7
100,0
Total
60
100,0
100,0
70
Dalam
penelitian
ini
karakteristik
responden
berdasarkan
status
pernikahan adalah menikah dengan persentase sebesar 43,3% (26 orang), dan persentase belum menikah dengan persentase sebesar 56,7 % (34 orang).
5. Lama sudah bekerja di BCAS Tabel 4.25 Lama sudah bekerja di BCAS Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
< 1 tahun
8
13,3
13,3
13,3
2-3 tahun
41
68,3
68,3
81,7
4-5 tahun
11
18,3
18,3
100,0
Total
60
100,0
100,0
Dalam penelitian ini karakteristik responden berdasarkan lamanya menjadi karyawan di BCAS didominasi oleh 2-3 tahun dengan persentase sebesar 68,3% (41 orang), dan persentase terkecil adalah <1 tahun dengan persentase 13,3% (8 orang) dan 4-5 tahun dengan lamanya menjadi karyawan di BCAS persentase sebesar 18,3 (11 orang). 700
664
600 500 400 300
227
200 8
100 0 1
71
1
Dari nilai masing –masing faktor bahwa mampu menjelaskan sangat setuju sejumlah 664 orang, setuju sejumlah 227 orang , kurang setuju sejumlah 8 orang, dan tidak setuju sejumlah 1 orang . F. Hasil Analisis Faktor Analisis
faktor
digunakan
untuk
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada karyawan bank BCA Syariah Pusat. Ada 15 kuesioner yang harus diisi kepada karyawan tentang pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada karyawan bank BCA Syariah Pusat. Setiap responden harus menjawab dengan pilihan 4 (Sangat Setuju (SS) ), 3 (Setuju(S)), 2 (Kurang Setuju (KS)) dan 1 (Tidak Setuju (TS)) diambil sebanyak 60 responden pada karyawan bank BCA Syariah Pusat. Hasil Analisis factor dengan menggunakan program SPSS 23.0 sebagai berikut. Tabel 4.26 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
,631
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
924,458
Df
105
Sig.
,000
Tabel 4.26 menyajikan analisis korelasi matrik antara indikator yang ada untuk mengetahui apakah indikator-indikator tersebut layak dianalisis dengan analisis faktor. Syarat kecukupan yang pertama adalah dari Keiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (K-M-O MSA) adalah 0,631 maka memenuhi syarat kecukupan untuk Analisis factor. Sehingga proses Analisis factor bisa dilajut. Selain itu Bartlett's Test menunjukkan nilai 924,458 dengan tingkat
72
signifikansi 0,000. Sehingga dengan metode Bartlett's memenuhi persyaratan Analisis factor. Setelah terpenuhi syarat Analisis factor, langkah selanjutnya adalah melihat indikator-indikator mana yang layak untuk Analisis factor. Prosedurnya jika nilai MSA ≥ 0,5 maka indikator tersebut layak untuk digunakan untuk Analisis factor dan sebaliknya jika nilai MSA ≤ 0,5 maka indikator tersebut tidak layak. Informasi ini tersedia di dalam Anti Image Correlation yang diberi tanda “a” yang membentuk garis diagonal. Adapun hasil Analisis factor dengan 15 indikator dapat ditampilkan sebagai berikut:
Tabel 4.27 Anti Image Correlation
Anti-image Correlatio n
segala aktivitas harus syariah
,606a
-,275
,006
-,693
-,711
,708
-,447
-,063
-,068
-,039
,182
,184
,029
,352
,617
pondasi dari produk-produk
-,275
,652a
-,017
-,053
,053
,227
-,397
,299
-,275
-,223
-,555
,011
,085
-,542
,600
bank yg identik bagihasil
,006
-,017
,749a
-,503
-,155
,309
-,317
-,354
,275
-,378
,112
-,239
,222
-,008
,041
-,503
a
,685
-,806
,604
,081
-,108
,239
-,256
-,010
-,084
-,153
,322
a
-,809
,325
,203
-,134
,207
-,311
-,118
-,263
-,008
,329
menghindari riba
-,693
-,053
,576
memahami mudharabah pendanaan
-,711
,053
-,155
,685
,596
memahami murabahah pembiayaan
,708
,227
,309
-,806
-,809
,522a
-,808
-,026
,048
-,324
-,113
,178
,199
-,031
,195
memahami kafalah jasa
-,447
-,397
-,317
,604
,325
-,808
,589a
-,185
,017
,313
,488
-,222
-,045
,075
,045
berbeda bank syariah dan konvensional
-,063
,299
-,354
,081
,203
-,026
-,185
,701a
-,076
-,183
-,454
,170
-,249
,035
,184
berbeda penetapan keuntungan
-,068
-,275
,275
-,108
-,134
,048
,017
-,076
,860a
-,443
,217
-,054
-,110
,013
,082
berbeda pelayanan bank syariah dan konvensional
-,039
-,223
-,378
,239
,207
-,324
,313
-,183
-,443
,717a
,244
-,066
-,168
,104
,128
,182
-,555
,112
-,256
-,311
-,113
,488
-,454
,217
,244
,595a
-,135
-,122
,301
,425
,184
,011
-,239
-,010
-,118
,178
-,222
,170
-,054
-,066
-,135
,751a
-,145
-,133
,067
-,145
a
-,415
,200
a
mengikuti pelatihan mendapatkan pelatihan bank syariah melakukan evaluasi Bersedekah berusaha jujur
,029
,085
,222
-,084
-,263
,199
-,045
-,249
-,110
-,168
-,122
,720
,352
-,542
-,008
-,153
-,008
-,031
,075
,035
,013
,104
,301
-,133
-,415
,618
-,617
,600
-,041
,322
,329
-,195
-,045
,184
-,082
-,128
-,425
,067
,200
-,794
73
,794 ,556 a
Tabel 4.28 Communalities Initial
Extraction
segala aktivitas harus syariah
1,000
,812
pondasi dari produk-produk
1,000
,738
bank yg identik bagihasil
1,000
,863
menghindari riba
1,000
,880
memahami mudharabah pendanaan
1,000
,962
memahami murabahah pembiayaan
1,000
,981
memahami kafalah jasa
1,000
,955
berbeda bank syariah dan konvensional
1,000
,706
berbeda penetapan keuntungan
1,000
,692
1,000
,740
mengikuti pelatihan
1,000
,896
mendapatkan pelatihan bank syariah
1,000
,602
melakukan evaluasi
1,000
,831
Bersedekah
1,000
,839
berusaha jujur
1,000
,859
berbeda
pelayanan
bank
syariah
dan
konvensional
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel dipengaruhi segala aktivitas bank syariah harus sesuai dengan ketentuan syariah angkanya adalah 0,812, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 81,2% varians dipengaruhi segala aktivitas bank syariah harus sesuai dengan ketentuan syariah di BCA Syariah bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel pondasi dari produk-produk dan layanan bank syariah adalah akad-akad dalam fiqh muamalat angkanya adalah 0,738, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 73,8% varians dari produk-produk dan layanan bank syariah adalah akad-akad dalam fiqh muamalat bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel bank syariah adalah bank dengan 74
pendapatan yang identik dengan bagi hasil angkanya adalah 0,863, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 86,3% varians dari bank syariah adalah bank dengan pendapatan yang identik dengan bagi hasil bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel bank syariah menghindari segala transaksi dan kegiatan yang berhubungan dengan riba dan sejenisnya angkanya adalah 0,880, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 88,0% varians dari bank syariah menghindari segala transaksi dan kegiatan yang berhubungan dengan riba dan sejenisnya. Untuk variabel memahami akad-akad mudharabah yang diterapkan pada produk pendanaan adalah 0,962, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 96,2% varians dari memahami akad-akad mudharabah yang diterapkan pada produk pendanaan bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel memahami akad-akad mudharabah yang diterapkan pada produk pembiayaan angkanya adalah 0,981, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 98,1% varians dari memahami akad-akad mudharabah yang diterapkan pada produk pembiayaan bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel memahami akad-akad kafalah yang diterapkan pada produk jasa angkanya adalah 0,955, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 95,5% varians dari memahami akad-akad kafalah yang diterapkan pada produk jasa bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel bank syariah berbeda dengan bank konvensional
angkanya adalah 0,706, hal ini
menunjukkan bahwa sekitar 70,6% varians dari bank syariah berbeda dengan bank konvensional bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel penetapan dalam memperoleh keuntungan pada bank syariah berbeda dengan bank konvensional angkanya adalah 0,692, hal ini
75
menunjukkan bahwa sekitar 69,2% varians dari penetapan dalam memperoleh keuntungan pada bank syariah berbeda dengan bank konvensional bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel pelayanan bank syariah berbeda dengan bank konvensional angkanya adalah 0,740, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 74,0% varians dari pelayanan bank syariah 4berbeda dengan bank konvensional
bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel
mengikuti pelatihan/pendidikan tentang bank syariah sebelummenjadi pegawai bank syariah angkanya adalah 0,896, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 89,6% varians dari mengikuti pelatihan/pendidikan tentang bank syariah sebelum menjadi pegawai bank syariah bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel mendapatkan pelatihan minimal satu kali setahun dari bank syariah angkanya adalah 0,602, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 60,2% varians dari mendapatkan pelatihan minimal satu kali setahun dari bank syariah bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel bank syariah melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan bank syariah sesuai jangka waktu yang ditetapkan angkanya adalah 0,831, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 83,1%varians dari bank syariah melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan bank syariah sesuai jangka waktu yang ditetapkan bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel membiasakan untuk selalu bersedekah disetiap kesempatan yang ada angkanya adalah 0,839, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 83,9% varians dari membiasakan
untuk selalu
bersedekah disetiap kesempatan yang ada bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi
76
ekonomi dalam kehidupan pribadi angkanya adalah 0,859, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 85,9% varians dari selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi ekonomi dalam kehidupan pribadi bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Dalam pengolahan ini terbentuk 5 faktor yang mempengaruhi pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada karyawan Bank BCA Syariah Pusat. Pembentukan faktor-faktor ini terdapat pada tabel total variance explained disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.29 Total Variance Explained Com
Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared
Rotation Sums of Squared
Loadings
Loadings
pone nt
Total
% of
Cumulat
Varianc
ive %
Total
e
% of
Cumulative
Varian
%
Total
ce
% of
Cumulative
Varianc
%
e
1
6,421
42,806
42,806
6,421
42,806
42,806
3,380
22,535
22,535
2
1,986
13,239
56,045
1,986
13,239
56,045
3,020
20,132
42,667
3
1,835
12,231
68,276
1,835
12,231
68,276
2,357
15,710
58,378
4
1,093
7,285
75,561
1,093
7,285
75,561
2,166
14,440
72,818
5
1,022
6,812
82,373
1,022
6,812
82,373
1,433
9,556
82,373
6
,732
4,883
87,256
7
,686
4,570
91,826
8
,337
2,247
94,073
9
,282
1,878
95,952
10
,250
1,666
97,618
11
,183
1,223
98,841
12
,092
,612
99,453
13
,056
,372
99,824
14
,022
,146
99,971
15
,004
,029 100,000
77
Pada tabel di atas terllihat kelima faktor yang terbentuk ini memiliki angka eigenvalue di atas 1 sehingga proses faktoring berhenti pada 5 faktor saja. Kelima faktor ini dapat menjelaskan 82,373% dari total keragaman faktor yang terbentuk. Eigenvalues menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung keragaman 15 variabel yang dianalis.
Gambar 4.2
Jika Tabel total variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perhitungan angka, maka untuk menampilkan hal tersebut dengan grafik dapat dilihat pada Scree Plot di atas, yaitu grafik yang menunjukkan dampak factoring terhadap angka eigenvalue. Terlihat bahwa dari faktor satu ke faktor dua (garis dari sumbu Component Number = 1 ke 2), arah garis menurun dengan cukup tajam. Kemudian dari faktor 2 ke 3, 3 ke 4, 4 ke 5, dan 5 ke 6 garisnya menurun, akan tetapi dengan sudut lebih kecil. hal ini menunjukkan bahwa untuk meringkas ke limabelas faktor tersebut sangat tepat jika dibentuk 5 faktor.
78
Analisis selanjutnya dilakukan pada Component Matrix pada Tabel yang menunjukkan distribusi dari 15 variabel pada 5 faktor yang menunjukkan distribusi dari 15 pada lima faktor yang dibentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah factoring loadings,yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor pertama sampai faktor keenam. Proses penentuan variabel asal kedalam faktor dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi setiap baris yang didasarkan pada angka mutlak terbesar dari nilai factor loadings yang diberikan setiap variabel terhadap masingmasing faktor. Tabel 4.30 Component Matrix
a
Component 1
2
3
4
5
segala aktivitas harus syariah
,823
,161
-,131
-,252
-,171
menghindari riba
,777
,008
-,500
-,068
-,147
berbeda penetapan keuntungan
,722
,260
,293
,036
,127
,716
-,642
,101
,163
,025
bank yg identik bagihasil
,711
,234
-,292
-,421
,201
pondasi dari produk-produk
,699
,485
-,098
,071
-,009
,697
-,688
,120
,074
,046
memahami kafalah jasa
,675
-,597
,343
-,078
,145
berusaha jujur
,657
-,013
,366
-,259
-,476
,627
,302
,225
-,205
,405
Bersedekah
,611
,321
,456
,049
-,389
mengikuti pelatihan
,572
-,106
-,614
,345
-,249
,513
-,086
-,573
-,022
,326
,489
,314
,025
,701
-,025
memahami mudharabah pendanaan
memahami murabahah pembiayaan
berbeda pelayanan bank syariah dan konvensional
berbeda bank syariah dan konvensional melakukan evaluasi
79
mendapatkan pelatihan bank
,383
syariah
,220
,382
,283
,424
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 5 components extracted.
Dalam tabel Component matrix ini, masih ada beberapa variabel yang tidak terlihat perbedaan nyata pada nilai loading factor, sehingga sulit untuk menentukan variabel tersebut masuk variabel yang mana. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa nilai loading factor yang dibawah 0,5. Padahal syarat suatu variabel masuk ke dalam suatu faktor, nilai loading factor harus diatas 0,5. Untuk melihat perbedaan yang nyata pada nilai loading factor dari setiap variabel, maka harus dilakukan proses rotasi. Rotasi dalam penelitian ini adalah rotasi dengan metode Varimax, yang bertujuan untuk memperbesar nilai loading factor yang awalnya memang sudah besar dan memperkecil nilai loading factor yang awalnya memang sudah kecil, sehingga diperoleh distribusi loading factor yang lebih jelas dan lebih nyata. Tabel 4.31 Rotated Component Matrix
a
Component 1
2
3
4
5
menghindari riba
,839
,246
,258
-,020
,217
bank yg identik bagihasil
,797
,066
,230
,373
-,177
,750
,228
-,255
,133
,096
mengikuti pelatihan
,670
,248
,050
-,260
,562
segala aktivitas harus syariah
,659
,199
,543
,205
,043
pondasi dari produk-produk
,530
-,079
,393
,426
,338
,215
,952
,131
,070
,077
berbeda bank syariah dan konvensional
memahami murabahah pembiayaan
80
memahami mudharabah
,221
,926
,136
,075
,178
memahami kafalah jasa
,096
,906
,213
,263
-,100
berusaha jujur
,147
,340
,845
,079
-,042
Bersedekah
,021
,097
,814
,307
,267
,329
,118
,236
,744
-,091
-,073
,151
,033
,710
,262
berbeda penetapan keuntungan
,242
,213
,426
,608
,190
melakukan evaluasi
,122
,048
,155
,331
,825
pendanaan
berbeda pelayanan bank syariah dan konvensional mendapatkan pelatihan bank syariah
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 12 iterations.
Hasil dari rotasi Varimax ini tidak merubah jumlah faktor yang telah terbentuk, melainkan hanya merubah nilai loading factor saja. Berdasarkan hasil dari rotasi pada Tabel rotated component matrix, setiap variabel yang terdapat pada faktor yang terbentuk tersebut harus memenuhi ketentuan cut off point, dimana nilai loading factor nya harus lebih besar dari 0,5, agar variabel tersebut secara nyata termasuk kedalam bagian dari suatu faktor. Setelah dilakukan rotasi, maka dapat dengan mudah menentukan variabelvariabel mana yang akan masuk ke lima faktor tersebut. Dilihat dari nilai factor loading, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Variabel akan merekomendasikan bank syariah menghindari segala transaksi dan kegiatan yang berhubungan dengan riba yang terbesar adalah pada kolom faktor pertama yaitu sebesar 0,839, sehingga variabel akan merekomendasikan bank syariah menghindari segala transaksi dan kegiatan yang berhubungan dengan riba dimasukkan kedalam faktor pertama.
81
2. Variabel bank syariah adalah bnak dengan penapatan yang identik dengan bagi hasil nilai loading terbesar pada kolom faktor pertama yaitu sebesar 0,797, sehingga variabel bank syariah adalah bnak dengan penapatan yang identik dengan bagi hasil masuk pada faktor pertama. 3. Variabel bank syariah berbeda dengan bank konvensional dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor pertama yaitu sebesar 0,750, sehingga variabel bank syariah berbeda dengan bank konvensional masuk pada faktor pertama. 4. Variabel mengikuti pelatihan/pendidikan tentang bank syariah sebelum menjadi pegawai bank syariah dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor
pertama
yaitu
sebesar
0,670,
sehingga
variabel
mengikuti
pelatihan/pendidikan tentang bank syariah sebelum menjadi pegawai bank syariah masuk pada faktor pertama. 5. Variabel segala aktivitas bank syariah harus sesuai dengan ketentuan syariah dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor pertama yaitu sebesar 0,659, sehingga variabel segala aktivitas bank syariah harus sesuai dengan ketentuan syariah masuk pada faktor pertama. 6. Variabel pondasi dari produk-produk dan layanan bank syariah adalah akadakad dalam fiqh muamalat dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu sebesar 0,530, sehingga variabel pondasi dari produk-produk dan layanan bank syariah adalah akad-akad dalam fiqh muamalat masuk pada faktor pertama.
82
7. Variabel memahami akad-akad murabahah yang diterapkan pada produk pembiayaan dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu sebesar 0,952, sehingga variabel memahami akad-akad murabahah yang diterapkan pada produk pembiayaan masuk pada faktor kedua. 8. Variabel memahami akad-akad mudharabah yang diterapkan pada produk pendanaan dengan
nilai loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu
sebesar 0,926, sehingga variabel memahami akad-akad mudharabah yang diterapkan pada produk pendanaan masuk pada faktor kedua. 9. Variabel memahami akad-akad kafalah yang diterapkan pada produk jasa dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu sebesar 0,906, sehingga variabel memahami akad-akad kafalah yang diterapkan pada produk jasa masuk pada faktor kedua. 10. Variabel selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi ekonomi dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor ketiga yaitu sebesar 0,845, sehingga variabel selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi ekonomi dimasukkan pada faktor ketiga. 11. Variabel membiasakan untuk selalu bersedekah dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor ketiga yaitu sebesar 0,814, sehingga variabel membiasakan untuk selalu bersedekah dimasukkan pada faktor ketiga. 12. Variabel pelayanan bank syariah berbeda dengan bank konvensional dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor keempat yaitu sebesar 0,744, sehingga variabel pelayanan bnak syariah berbeda dengan bank konvensional dimasukkan nasabah pada faktor keempat.
83
13. Variabel mendapatkan pelatihan minimal dari bank syariah dengan
nilai
loading terbesar pada kolom faktor keempat yaitu sebesar 0,710, sehingga variabel mendapatkan pelatihan minimal dari bank syariah dimasukkan pada faktor keempat. 14. Variabel penetapan keuntungan berbeda pada bank syariah dengan bank konvensional dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor keempat yaitu sebesar 0,608, sehingga variabel penetapan keuntungan berbeda pada bank syariah dengan bank konvensional dimasukkan pada faktor keempat. 15. Variabel bank syariah melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan bank syariah dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor kelima yaitu sebesar 0,825, sehingga variabel bank syariah melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan bank syariah dimasukkan pada faktor kelima. Penjelasan kelima faktor yang terbentuk tersebut adalah: 1. Faktor pertama terdiri dari variabel bank syariah adalah bank dengan pendapatan yang identik bagi hasil juga menghindari riba,bank syariah berbeda dengan bank konvensional,mengikuti pelatihan/pendidikan tentang bank syariah ,segala aktivitas bank syariah harus dengan ketentuan syariah,pondasi dari produk-produk dan layanan bank syariah adalah akadakad dalam fiqh muamalat. 2. Faktor kedua terdiri dari variabel memahami akad-akad mudharabah pada produk pendanaan, akad-akad murabahah pada produk pembiayaan dan akadakad kafalah pada produk jasa.
84
3. Faktor ketiga terdiri dari variabel membiasakan untuk selalu bersedekah dan selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi ekonomi dalam kehidupan pribadi. 4. Faktor keempat terdiri dari variabel penetapan dalam memperoleh keuntungan dan pelayanan bank syariah berbeda dengan bank konvensional sert mendapatkan pelatihan minimal satu kali setahun dari bank syariah. 5. Faktor kelima yang terdiri dari variabel bank syariah melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan bank syariah sesuai jangka waktu yang ditetapkan. Tabel 4.32 Component Transformation Matrix Component
1
2
3
4
5
1
,591
,488
,454
,388
,236
2
,133
-,836
,269
,418
,192
3
-,745
,213
,429
,445
-,131
4
-,268
,098
-,256
,022
,923
5
,077
,091
-,687
,690
-,194
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Pada Tabel 4. 32 diatas, angka-angka yang terdapat dalam garis diagonal dari kiri atas ke kanan bawah, yaitu antara component 1 dengan Component 1, component 2 dengan Component 2, component 3 dengan Component 3, component 4 dengan Component 4, component 5 dengan Component 5, dan menunjukkan bahwa faktor yang terbentuk tersebut sudah cukup karena memiliki nilai korelasi yang cukup tinggi yaitu diatas 0,5. Selanjutnya pemberian nama untuk faktor-faktor yang terbentuk untuk mencerminkan karakteristik dari variabel-variabel yang membentuknya untuk kemudian
dapat
diinterpretasikan
faktor
85
yang
secara
bersama-sama
mempengaruhi pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada karyawan Bank BCA yariah Pusat. Kelima faktor ini memiliki nilai korelasi yang cukup tinggi yaitu faktor 1, 2, 3, 4, dan 5, dan faktor ini dapat dinamakan sebagai berikut: 1. Faktor pertama terdiri dari variabel bank syariah adalah bank dengan pendapatan yang identik bagi hasil juga menghindari riba,bank syariah berbeda dengan bank konvensional,mengikuti pelatihan/pendidikan tentang bank syariah ,segala aktivitas bank syariah harus dengan ketentuan syariah,pondasi dari produk-produk dan layanan bank syariah adalah akad-akad dalam fiqh muamalat dinamakan dengan faktor prinsip syariah. 2. Faktor kedua terdiri dari variabel memahami akad-akad mudharabah pada produk pendanaan, akad-akad murabahah pada produk pembiayaan dan akadakad kafalah pada produk jasa dinamakan dengan faktor pengetahuan produk. 3. Faktor ketiga terdiri dari variabel membiasakan untuk selalu bersedekah dan selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi ekonomi dalam kehidupan pribadi dinamakan dengan faktor religiusitas. 4. Faktor keempat terdiri dari variabel penetapan dalam memperoleh keuntungan dan pelayanan bank syariah berbeda dengan bank konvensional sert mendapatkan pelatihan minimal satu kali setahun dari bank syariah dinamakan dengan faktor perbedaan bank syariah dengan bank konvensional. 5. Faktor kelima yang terdiri dari variabel bank syariah melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan bank syariah sesuai jangka waktu yang ditetapkan dinamakan dengan faktor evaluasi kerja.
86
BAB V PENUTUP C. Kesimpulan Berdasarkan
pembahasan
hasil
penelitian
tentang faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada karyawan Bank BCA Syariah Pusat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari 19 variabel yang diteliti, variabel yang dapat mempengaruhi pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada karyawan Bank BCA Syariah Pusat dapat diringkas menjadi 5 faktor yaitu : Faktor pertama terdiri dari variabel bank syariah adalah bank dengan pendapatan yang identik bagi hasil juga menghindari riba,bank
syariah
berbeda
dengan
bank
konvensional,mengikuti
pelatihan/pendidikan tentang bank syariah ,segala aktivitas bank syariah harus dengan ketentuan syariah,pondasi dari produk-produk dan layanan bank syariah adalah akad-akad dalam fiqh muamalat dinamakan dengan faktor prinsip syariah. Faktor kedua terdiri dari variabel memahami akad-akad mudharabah pada produk pendanaan, akad-akad murabahah pada produk pembiayaan dan akad-akad kafalah pada produk jasa dinamakan dengan faktor pengetahuan produk. Faktor ketiga terdiri dari variabel membiasakan untuk selalu bersedekah dan selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi ekonomi dalam kehidupan pribadi dinamakan dengan faktor religiusitas. Faktor keempat terdiri dari variabel penetapan dalam memperoleh keuntungan dan pelayanan bank syariah berbeda dengan bank konvensional sert mendapatkan pelatihan minimal satu kali setahun dari bank syariah dinamakan dengan faktor perbedaan bank syariah
87
dengan bank konvensional. Faktor kelima yang terdiri dari variabel bank syariah melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan bank syariah sesuai jangka waktu yang ditetapkan dinamakan dengan faktor evaluasi kerja. 2. Diantara kelima faktor yang terbentuk tersebut, terbentuk faktor yang paling mempengaruhi karena memiliki nilai korelasi yang cukup karena di atas angka 0,5. Faktor tersebut adalah faktor prinsip syariah . 3. Dari kelima faktor yang terbentuk di atas, faktor yang paling dominan dalam menentukan keputusan faktor prinsip syariah, karena nilai korelasinya yang paling tinggi yaitu 0,591. 4. Bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada karyawan Bank BCA Syariah Pusat berasumsi tolak belakang terhadap realita pengetahuan pribadinya. D. Saran Berdasarkan hasil penelitian, beberapa masukan yang dapat diberikan untuk Bank BCA Syariah Pusat untuk 1. Bank BCAS harus melakukan pembelajaran berbasis mengenai produknya melalui e-learning pada Bank BCAS dan bisa diakses oleh karyawan Bank BCAS Pusat. 2. Meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki dengan melakukan pelatihan-pelatihan khususnya terhadap produk dan akad perbankan syariah pada karyawan BCA Syariah Pusat. 3. Melakukan evaluasi kerja lebih dari sekali dalam setahun.
88
4. Mengutamakan skill dan pengetahuan tentang bank syariah dalam melakukan prekrutan SDM yang baru. DAFTAR PUSTAKA Annual Report Bank BCA Syariah, 2015 Anshori
Muchlis
&
Sri
Iswati,
Metodologi
Penelitian
Kuantitatif,
Surabaya:Airlangga Universty Press,2009 Asnaini, Pengembangan Mutu SDM Perbankan Syariah Sebagai Upaya Pengembangan Ekonomi Islam” Jurnal Ekonomi Islam Vol. II, No. 1, Juli 2008
Azwar Saifuddin, Penyusunan Skala Psikologi, Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012 Ghozali, Imam “Aplikasi Analisis Multivariate dengan ProgramvSPSS , Semarang:Universktas Diponegoro , 2006 Huda Nurul & Mohamad Heykal,” Lembaga Keuangan Islam” , Jakarta:PT Fajar Interpratama:2013 Ismail , Perbankan Syariah, Jakarta:Kencana 2011 Jalaluddin,”FILSAFAT Ilmu Pengetahuan” Jakarta:PT RajaGrafindo Persada 2013 Janwari Yadi, Lembaga Keuangan Syariah , Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015 Jurnal of Islamic Studies and Culture “Factor Influencing Products’ Knowledge of Islamic Banking Employees” June 2015 Vol.3,No 1
89
Karim Adiwarman A. “BANK ISLAM Analisis Fiqih dan Keuangan edisi keempat” Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2010 Kasmir. Manajemen Perbankan , Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003 Notoatmodjo Soekidjo,”Promosi Kesehatan dn Prilaku Kesehatan”Jakarta:Rineka Cipta 2012 Rochaety Ety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS Sangadji Etta Mamang, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertasi : Himpunan Jurnal Penelitian, Yogyakarta: ANDI, 2013 Sugiyono, “Memahami Penelitian Kuantitatif”.Bandung:Anggota Ikatan Penerbit Indonesia(IKAPI), 2014 Santoso Singgih, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006 Wawancara dengan Diki HRD Bank BCA Syariah Pusat Januari 2016. Wangsawidjaja A, Pembiayaan Bank Syariah , Jakarta: Kompas Gramedia, 2012 Widarjono Agus, Analisis Multvariat Terapan, Yogyakarta:UPP STIM YKPN,2015 http://www.bcasyariah.co.id/ http://www.bi.go.id
90