PENGETAHUAN DAN SIKAP TIM K 3 TENTANG UPAYA PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA DI RSUD KARIMUN TAHUN 2009
SKRIPSI
OLEH :
ALMALIK FAISAL HARAHAP NIM 061000271
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
PENGETAHUAN DAN SIKAP TIM K 3 TENTANG UPAYA PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA DI RSUD KARIMUN TAHUN 2009
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh
ALMALIK FAISAL HARAHAP NIM 061000271
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul PENGETAHUAN DAN SIKAP TIM K 3 TENTANG UPAYA PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA DI RSUD KARIMUN TAHUN 2009 Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : ALMALIK FAISAL HARAHAP NIM 061000271 Yang Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Hari Rabu, Tanggal 30 Juni 2009 Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji Ketua Penguji
Penguji I
(dr.Mhd.Makmur Sinaga, MS) NIP. 131655401
(Ir. Kalsum, MKes) NIP. 131964120
Penguji II
Penguji III
(Dra. Lina Tarigan, Apt,MS) NIP. . 132148541
(dr. Halinda Sari Lubis, MKKK) NIP. 132148541
Medan, Juni 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Dekan ( dr. Ria Masniari Lubis, M.Si ) NIP. 131 124 053 Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI, 2009
ABSTRAK
ALMALIK FAISAL HARAHAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TIM K3 TENTANG UPAYA PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA DI RSUD KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2009
Bidang keselamatan kerja merupakan hal yang tidak boleh dilupakan di rumah sakit. Keselamatan kerja merupakan upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meingkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan dan sikap Tim K3 tentang upaya penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di RSUD Kabupaten Karimun Tahun 2009. Penelitian ini adalah penelitian survei bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap Tim K3 tentang upaya penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di RSUD Kabupaten Karimun Tahun 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah Tim K3 yang ada di RSUD Kabupaten karimun berjumlah 18 orang yang juga dijadikan sampel (total sampling). Data yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan wawancara dan kuesioner, selain itu juga menggunakan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur lebih banyak berada pada kelompok umur 23-30 tahun 38,9%, tingkat pendidikan tamat D III sebanyak 55,5% dan seluruhnya rata-rata Tim K3 sudah bekerja selama 1-6 tahun 100%. Sedangkan tingkat pengetahuan dan sikap Tim K3 seluruhnya berada pada pengetahuan dan sikap baik tentang upaya Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana. Upaya program keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana sebagia besar sudah dijalankan berdasarkan standar mutu pelayanan kesehatan (SK No. 436/SK/Menkes/VI/1993). Perlunya mempertahankan tingkat pengetahuan dan sikap Tim K3 yang sudah baik dan lebih meningkatkan pelatihan yang berkelanjutan tentang upaya keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana di lingkungan RSUD Kabupaten Karimun.
Kata kunci : Pengetahuan, sikap, dan Upaya Tim K 3 Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
ABSTRACT
Almalik Faisal Harahap The knowledge and attitude of K3 Team on performance of work safety, vigilance of disaster and fire in Regional Publik Hospital of karimun District 2009 The work safety is in integral part of hospital management. The work safety is an attempt taken to guarantee the safety in workplace and to improve the health standard of the professionals/workers by preventive measure of accident and diseases related to the work. The objective of this research would be to know the knowledge andattitude of K3 team on implementation of work safety, fire and vigilance of disaster in Regional Publik Hospital of Karimun District 2009. This was a descriptive survey and research. The population of research was K3 team existing in Regional Public Hospital of Karimun District, 18 peoples and made to be sample (total sampling). The data used was primary data by using interview and distribution of questionnaires, in addition to secondary data. The result of research indicated that most individuals were in age group of 20-30 years, 38,9%; education of D III 55,5%; and almost K3 Team has been working for approximately 1-6 years, 100%. The knowledge and attitude of K3 Team on work safety program, fire and vigilance of disaster has been performed according to the quality standard of Health Service (SK No. 436)SK?Menkes/VI/1993). However, it is important to suggest that knowledge and attitude of K3 Team should be maintained and improved through sustainable training on work safety, fire , vigilance of disaster in Regional Public Hospital of Karimun District.
Keywords : knowledge, attitude and the attempt of K3 team
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Almalik Faisal Harahap
Tempat/tanggal lahir
: Binjai, 18 Nopember 1975
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status
: Kawin
Alamat Rumah
: Jl. Bukit Sidomulyo II No.27 RT.04/RW.07 Tanjung Balai Karimun, Kep. Riau
Alamat Kantor
: RSUD Karimun Jl. Poros No.1 Tanjung Balai Karimun, Kep. Riau
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Tahun 1981 – 1987
: SD
2. Tahun 1987 – 1990
: SMP
3. Tahun 1990 – 1993
: SMA
4. Tahun 1993 – 1997
: Akademi Teknik Elektromedis YBS - Medan
5. Tahun 2006 – sekarang
: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara-Medan
RIWAYAT PEKERJAAN 1. Tahun 1998 – 1999
: CPNS RSUD Tanjung Pinang
2. Tahun 1999
: PNS RSUD Tanjung Pinang
3. Tahun 1999 – 2002
: Teknisi Elektromedis RSUD Tanjung Pinang
4. Tahun 2003 – 2004
: Ka.IPS- RSUD Tanjung Pinang
5. Tahun 2004 – 2006
: Teknisi Elektromedis RSUD Karimun
6. Tahun 2006 – sekarang
: Tugas Belajar di FKM-USU Medan
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkat dan rahmat-Nya,
sehingga
“Pengetahuan,
dan
penulis Sikap
dapat Tim
menyelesaikan
K3
Tentang
skripsi
Upaya
dengan
judul
Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana Tahun 2009” guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Dra. Lina Tarigan, Apt, MS, selaku Ketua Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan sebagai Dosen Penguji I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah turut memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini. 3. Ibu dr. Halinda Sari Lubis, MKKK selaku Dosen Penguji II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak dr. MHd. Makmur Sinaga, MS, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan petunjuk ataupun saran dalam penyusunan skripsi ini.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
5. Ibu Ir. Kalsum, MKes, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan. 6. Ibu Ir. Indra Chahaya MSi sebagai Dosen Pembimbing Akademik di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. 7. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar serta sivitas akademika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. 8. Bapak Drg. Agung Martyanto, M.Kes selaku Direktur RSUD Karimun Kepulauan Riau yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengikuti tugas belajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan dan memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di RSUD. Karimun Kepulauan Riau. 9. Kepada kedua orang tua tercinta Bapak Alm. P. Harahap dan Ibu Faridah Hannum Saragih yang telah memberikan kasih sayang yang tak terhingga. 10. Kepada istriku tercinta Musrikah SKep, NS serta anak-anakku tersayang Nurul, Nisa, Dinda Fariz dan Farhan dan saudara-saudaraku tersayang. 11. Teman-teman Ekstensi angkatan tahun 2006 dan teman-teman satu peminatan K3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. 12. Seluruh sahabat, teman dan pihak yang telah banyak membantu penulis baik besar maupun kecil semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dapat memberikan balasan yang lebih baik.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima setiap kritik saran dan masukan dari berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih
Medan,
Juni 2009
Penulis
(Almalik Faisal Harahap)
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Persetujuan ...................................................................................
i
Abstrak ...................................................................................................................................
ii
Abstract ......................................................................................................................................
iii
Riwayat Hidup ..............................................................................................
iv
Kata Pengantar .............................................................................................
v
Daftar Isi .......................................................................................................
vii
Daftar Tabel ................................................................................................
ix
Daftar Lampiran ...........................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ................................................................. 1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 1.3.1. Tujuan Umum ................................................................ 1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................................
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku ..................................................................................................... 2.1.1. Pengetahuan (Knowledge) ............................................................. 2.1.2. Sikap (Attitude) ............................................................................... 2.2. Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di Rumah Sakit .......................................................................................................... 2.2.1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja ............................. 2.2.2. Landasan Hukum Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di Rumah Sakit ....................................... 2.2.3. Kondisi Kebijakan K3 RS saat ini ................................................. 2.2.4. Pokok-Pokok Kebijakan K3 RS .................................................... 2.2.6. Tujuan dan Sasaran K3 RS ............................................................ 2.2.7. Implikasi Kebijakan K3 RS di Rumah Sakit ................................
1 4 4 4 4 5
6 6 8 10 10 11 13 15 17 18
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
BAB III
BAB IV
BAB V
2.3. Kebakaran ................................................................................................ 2.3.1. Klasifikasi Kebakaran .................................................................... 2.3.2. Prinsip-Prinsip Pemadam Kebakaran ........................................... 2.3.3. Alat-Alat Pemadam Kebakaran .................................................... 2.4. Sistem Kewaspadaan Bencana ................................................................ 2.4.1. Gempa Bumi .................................................................................. 2.4.2. Banjir .............................................................................................. 2.4.3. Longsor ........................................................................................... 2.5. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................................
18 19 19 20 21 22 23 25 27
METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ...................................................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 3.2.1. Lokasi Penelitian ............................................................................ 3.2.2. Waktu Penelitian ............................................................................ 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 3.3.1. Populasi Penelitian ......................................................................... 3.3.2. Sampel Penelitian .......................................................................... 3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 3.4.1. Data Primer .................................................................................... 3.4.2. Data Sekunder ................................................................................ 3.5. Definisi Operasional ................................................................................ 3.6. Aspek Pengukuran ................................................................................... 3.7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ..................................................... 3.7.1. Teknik Pengolahan Data ................................................................ 3.7.2. Analisis Data ..................................................................................
28 28 28 28 29 29 29 29 29 29 29 30 31 31 32
HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ...................................................... 4.1.1. Data Geografi .................................................................................. 4.1.2. Sejarah Berdirinya Tim K3 ............................................................ 4.2. Karakteristik Tim K3 ............................................................................... 4.2.1. Umur Responden ........................................................................... 4.2.2. Tingkat Pendidikan ........................................................................ 4.2.3. Masa Kerja ..................................................................................... 4.3. Data Khusus Tim K3 ............................................................................... 4.3.1. Pengetahuan ................................................................................... 4.3.2. Sikap ............................................................................................... 4.3.3. Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana .................................................................. PEMBAHASAN 5.1. Gambaran Karakteristik Responden ......................................................
33 33 34 36 36 36 37 37 37 38 38
43
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
BAB VI
5.2. Data khusus Responden ........................................................................... 5.2.1. Pengetahuan ................................................................................... 5.2.2. Sikap ............................................................................................... 5.3. Upaya Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana .....
44 44 45 46
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan .............................................................................................. 6.2. Saran .........................................................................................................
55 56
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Distribusi Jumlah Tenaga Medis dan Non Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karimun Tahun 2009 .........................
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Tim K3 Berdasarkan Umur di RSUD Kabupaten Karimun tahun 2009 ..................................
Tabel 4.3.
37
Distribusi Frekuensi Tim K3 Berdasarkan Sikap di RSUD Kabupaten Karimun tahun 2009 ..................................
Tabel 4.7.
37
Distribusi Frekuensi Tim K3 Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di RSUD Kabupaten Karimun Tahun 2009 .................................
Tabel 4.6.
36
Distribusi Frekuensi Tim K3 Berdasarkan Masa Kerja di RSUD Kabupaten Karimun tahun 2009 ..................................
Tabel 4.5.
36
Distribusi Frekuensi Tim K3 Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUD Kabupaten Karimun tahun 2009 ..................................
Tabel 4.4.
34
37
Kriteria Program Upaya Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspaaan Bencana yang Ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karimun Tahun 2009 ....................................
Tabel 4.8.
38
Kriteria Program Upaya Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspaaan Bencana yang Tidak Ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karimun Tahun 2009 .....................................
38
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Kuesioner Penelitian .............................................................
59
Lampiran 2
: Kuesioner Penelitian Upaya Program Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana ..................................
64
: Permohonan Izin Peninjauan Riset/Wawancara/on The Job Training dari Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara ......................................................................................
74
: Surat Keterangan Telah Mengadakan Riset/Penelitian dari RSUD Kabupaten Karimun – Tanjung Balai Karimun .......................
75
Lampiran 5
: Master Data ...........................................................................................
77
Lampiran 6
: Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karimun No. 923/SK-DIR/IX/2006 Tentang Penetapan Tim Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K3) di Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karimun Masa Bhakti 2006-2008 ............................................................................................... 78
Lampiran 3
Lampiran 4
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Indonesia (Depkes RI, 1999). UU Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 pasal 23 tentang kesehatan kerja menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05/Men.1996 juga mengatur bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 100 orang atau lebih dan atau yang mengandung potensi bahaya wajib menerapkan sistem manajemen K3 (Bab III Pasal 3) (Wirawan, W, 2005). Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Upaya K3 sendiri sudah diperkenalkan dengan mengacu pada peraturan perundangan yang diterbitkan sebagai landasannya. Di samping UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja, upaya K3 telah dimantapkan dengan UU No. 23/1992 tentang Kesehatan, yang secara eksplisit mengatur kesehatan kerja. Dalam peraturan perundangan tersebut ditegaskan bahwa dalam setiap tempat kerja wajib diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Hal itu mengatur pula sanksi hukum bila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan tersebut (Hasyim, H, 2005). Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat, dengan kegiatan pokok berupa pelayanan medis, baik preventif, kuratif, maupun rehabilitatif. Sudah menjadi kewajiban institusi rumah sakit untuk memberikan pelayanan bagi penderita sebagai konsumen beserta pengunjung lainnya. Sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, rumah sakit perlu mempunyai pegawai atau karyawan yang perilakunya termotivasi secara baik, mengarah kepada tujuan organisasi dan aktivitas-aktivitasnya tidak mudah terganggu oleh gangguan-gangguan kecil (Qomariyatus, 2004). Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik dan sumber-sumber cedera ringan lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, ganggunan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut diatas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
karyawan di rumah sakit, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit (Wirawan, 2005). Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit sampai saat ini belum menjadi prioritas penting bagi rumah sakit. Rumah sakit masih lebih mementingkan kelangsungan usaha, keuntungan, pemenuhan kebutuhan logistik, sumber daya manusia dan (bila kondisi memungkinkan) pengembangan jenis pelayanan baru. Sementara itu karyawan rumah sakit, terutama mereka yang sebenarnya berisiko tinggi mengalami penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja seperti dokter, perawat, radiolog, petugas laboratorium dan lain-lain belum mendapatkan perhatian yang cukup (Depkes RI, 2008). Citra masyarakat bahwa rumah sakit adalah tempat yang sangat bersih sudah berlangsung lama, sehingga tenaga kerjanya tidak akan terserang penyakit karena tempat kerjanya yang bersih dan tahu seluk beluk penyakit. Rumah sakit masa kini, layaknya sebuah industri mempunyai beragam persoalan tenaga kerja yang rumit dengan berbagai risiko terkena penyakit akibat kerja sesuai dengan jenis pekerjaannya. Seiring dengan kemajuan teknologi kedokteran, ditemukannya penyakit baru serta kemunculan penyakit lama menjadikan rumah sakit tidak lagi menjadi tempat teraman untuk bekerja sehingga upaya pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit (K3RS = Occupational Health and Safety Program) tidak dilihat sebagai barang mahal, tapi seharusnya menjadi nilai tambah bagi organisasi rumah sakit itu sendiri (Wichaksana, 2002).
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan penulis di RSUD Kabupaten Karimun Kepulauan Riau bahwa rumah sakit tersebut merupakan RS tipe C dan sebagai institusi pelayanan publik
harus senantiasa memperhatikan aspek
keselamatan terhadap seluruh karyawan, pasien dan keluarga pasien serta pengunjung rumah sakit dari semua kemungkinan terjadinya Kecelakaan Kerja, sehingga pada tahun 2006 rumah sakit telah membentuk Tim Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K-3) di lingkungan RSUD Kabupaten Karimun. Perlunya mengikuti pelatihan bagi Tim K-3 untuk mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakan potensi bahaya keselamatan kerja kebakaran dan kewaspadaan bencana tersebut, sehingga diperlukan pengetahuan dan sikap tentang keselamatan dan kesehatan kerja bagi Tim K3. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan, sikap Tim K3 tentang upaya penyelenggaraan Keselamatan Kerja Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di RSUD Karimun Tahun 2009.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap Tim K3 tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di RSUD Karimun Tahun 2009.
1.3. Tujuan Penelitian Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap Tim K3 tentang upaya penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di RSUD Karimun Tahun 2009 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pengetahuan Tim K3 tentang upaya penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana 2. Untuk mengetahui sikap Tim K3 tentang upaya penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana 3. Untuk mengetahui upaya penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Bahan masukan bagi pihak RSUD Kabupaten Karimun dalam upaya memenuhi standar keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana. 2. Menambah wawasan peneliti dalam mengaplikasikan keilmuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya tentang Keselamatan Kerja, Kebakaraan dan Kewaspadaan Bencana. 3. Sebagai pedoman bagi penelitian selanjutnya terkait permasalahan K 3 khususnya tentang Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana. Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri (Notoatmodjo, 2003). Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga kadangkadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amatlah penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut (Depkes RI, 2008). 2.1.1. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni dengan indera penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Overt Behaivour) (Notoatmodjo, 2003). Ada enam tingkatan pengetahuan yaitu : 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari dengan menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya. Misalnya
pengetahuan tentang K3 2. Memahami (Comprehansion) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat
menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
menyimpulkan
dan
meramalkan terhadap objek yang dipelajari. Misalnya Tim K3 memahami efek-efek yang ditimbulkan apabila terjadi kecelakaan akibat kerja. 3. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). 4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat
bagan),
membedakan,
memisahkan,
mengelompokkan dan
sebagainya. Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
5. Sintesis (Synthesis) Sintesis yaitu menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi yaitu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteriakriteria yang telah ada. (Notoatmodjo, 2003). 2.1.2. Sikap (Attitude) Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk berespons (secara positif atau negatif) terhadap orang, obyek atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penelitian emosional/afektif (senang, benci, sedih dsb), disamping itu komponen kognitif (pengetahuan tentang obyek itu) serta aspek konatif (kecenderungan bertindak). Dalam hal ini pengertian sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003).
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Menurut Allport (1954) yang dikutip Notoatmodjo (2003), menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave) Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan: 1. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek) 2. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu tindakan dari sikap. Karena dari usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang itu menerima ide tersebut. 3. Menghargai (valuing)
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Menurut Suma’mur (1998), bahwa sikap keselamatan dan kesehatan kerja ada dua tafsiran yaitu tafsiran pertama adalah tingkat operasional dan meliputi keselamatan yang kompleks dari reaksi tenaga kerja terhadap pekerjaan dan lingkungannya, sedangkan tafsiran kedua bertalian dengan sikap tenaga kerja terhadap keselamatan atas nama dinamika psikologi 2.2.
Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di Rumah Sakit Bidang keselamatan kerja merupakan hal yang tidak boleh dilupakan di rumah
sakit. Semua pegawai yang bekerja di rumah sakit harus tahu dan mengerti serta melaksanakan sistem keselamatan kerja. Para tenaga kerja sebaiknya diberi kursus tentang kewaspadaan, bagaimana bersikap dan bertindak apabila terjadi musibah kebakaran dan bagaimana mengevakuasi pasien. Untuk itulah dibutuhkan suatu standar yang berlaku secara umum sebagai pedoman bagi seluruh tenaga kerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya (Djojodibroto, RD, 1997). 2.2.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kesehatan Kerja menurut WHO (1995), bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerjaan dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologinya (Depkes RI, 2007). Ditinjau dari segi keilmuwan, kesehatan dan keselamatan kerja dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja harus diterapkan dan dilaksanakan di setiap tempat kerja (perusahaan). Tempat kerja adalah setiap tempat yang didalamnya terdapat 3 (tiga) unsur yaitu : 1. Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomis maupun usaha sosial 2. Adanya sumber bahaya 3. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus menerus maupun hanya sewaktu-waktu (Manulang, 2001). Keselamatan kerja bertalian dengan kecelakaan kerja yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. Sedangkan kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial sehingga memungkinkan bekerja secara optimal (Husni, 2000). Sedangkan menurut Depkes RI (2007), kesehatan dan keselamatan kerja yaitu upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi. 2.2.2.
Landasan Hukum Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di Rumah Sakit Menurut undang-undang Keselamatan Kerja No. I Tahun 1970, syarat-syarat
Keselamatan Kerja seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya, berikut jenis-jenis bahaya akan diatur dengan perundang-undangan, yang diatur oleh UU ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, dipermukaan air, didalam air maupun di udara, yang berada dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Syarat-syarat tersebut ditetapkan untuk (Soepomo, 2001): 1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan 2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran 3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan 4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya 5. Memberi pertolongan pada kecelakaan 6. Memberi alat-alat perlindungan kepada para pekerja
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran 8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik, maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan. 9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. 10. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup. 11. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban 12. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan atau proses kerjanya. 13. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau barang. 14. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. 15. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang. 16. Mencegah terkena aliran listrik. 17. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
2.2.3. Kondisi Kebijakan K3-RS saat ini 1. Keadaan saat ini: a. Epidemiologi K3 masyarakat pekerja RS K3-RS merupakan program baru bagi rumah sakit, baru beberapa rumah sakit yang mempunyai panitia K3-RS, itupun kegiatannya belum terarah. Oleh karena itu data tentang angka kecacatan, kesakitan dan kematian akibat kerja belum ada di RS.
b. Supply vs demand pelayanan K3 Karena masih merupakan program baru maka supply vs demand untuk pelayanan K3-RS belum terlihat jelas. 2. Organisasi dan manajemen pekerja RS a. Perencanaan RS masih belum mempunyai perencanaan yang terarah tentang K3-RS, analisis situasi, identifikasi masalah yang belum dilaksanakan sehingga rencana upaya penanggulangan belum bisa disusun. b. Pendidikan Masih jarang sekali rumah sakit yang mempunyai tenaga berpendidikan K3 baik yang S1 maupun yang S2 c. Pemanfaatan dan pendidikan Beberapa rumah sakit yang telah mempunyai tenaga dengan pendidikan K3 namun belum dimanfaatkan secara optimal karena K3-RS belum dilaksanakan Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
di rumah sakit tersebut. Pembinaan K3 baik oleh pengelola maupun oleh panitia K3 belum berjalan sebagaimana mestinya d. Suplai dan logistik Dengan belum berjalannya K3-RS maka suplai dan logistik belum disediakan rumah sakit untuk kepentingan pelaksanaan K3RS. e. Financial dan kontrol Financial kontrol belum dilaksanakan oleh karena program belum juga berjalan
f. Informasi dan system development Dengan belum berfungsinya panitia K3-RS maka informasi dan system development belum berkembang pula (Aditama dan Hastuti, 2002). 2.2.4.
Pokok-Pokok Kebijakan K3-RS
1. Syarat-syarat K3-RS Rumah sakit agar memperhatikan syarat-syarat K3-RS dengan memperhatikan ancaman bahaya potensial di rumah sakit, yaitu ancaman bahaya biologi, kimia, fisika, ergonomi, ancaman bahaya psikososial, keselamatan dan kecelakaan kerja di rumah sakit. 2. Pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan K3-RS a. Pelaksanaan
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
-
Melakukan pemeriksaan kesehatan awal, pemeriksaan kesehatan khusus dan pemeriksaan kesehatan berkala
-
Pemberian paket penanggulangan anemia
-
Pemberian paket pertolongan gizi
-
Upaya-upaya yang dilakukan sehubungan dengan kapasitas dan beban kerja, misalnya pengaturan kerja bergilir, penempatan petugas pada jabatannya, pendidikan dan pelatihan petugas RS tentang K3
-
Pelaksanaan upaya penanggulangan bahaya potensial
-
Pelaksanaan cara kerja yang baik
-
Pengorganisasian dan pembagian tugas yang jelas
b. Pengawasan -
Melalui pengisian form K3-RS dan formulir check list 6 bulanan
-
Pemantauan diutamakan pada kasus kecelakaan, proses terlaksananya kegiatan K3-RS dan masukan sumberdaya
c. Pembinaan Pembinaan diarahkan agar rumah sakit melakukan upaya-upaya sehingga akan dicapai nihil kecelakaan dan nihil penyakit akibat kerja yang merupakan salah satu indikator keberhasilan K3-RS (Aditama dan Hastuti, 2002). 2.2.5. Keadaan dan Masalah K3RS
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Kinerja (performance) dari pekerja merupakan resultante dari tiga komponen kesehatan dan keselamatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan bagi pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja (Aditama dan Hastuti, 2002). 2.2.6.
Tujuan dan Sasaran K3-RS
1. Tujuan a. Tujuan umum Meningkatkan kemampuan hidup sehat masyarakat pekerja di rumah sakit guna mencapai derajat kesehatan yang optimal dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia untuk meningkatkan produktivitas kerja b. Tujuan khusus -
Terbentuknya dan terbukanya unit organisasi pembina dan pelaksana kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit melalui kerjasama lintas program dan lintas unit/instalasi
-
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kerja paripurna untuk masyarakat pekerja rumah sakit
-
Terpenuhinya syarat-syarat kesehatan dan keselamatan kerja di berbagai jenis pekerjaan rumah sakit
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
-
Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja di rumah sakit dalam menolong diri sendiri dari ancaman gangguan dan risiko kesehatan dan keselamatan kerja
-
Meningkatkan profesionalisme di bidang kesehatan dan keselamatan kerja bagi para pembina, pelaksana, penggerak dan pendukung program kesehatan kerja rumah sakit
-
Terlaksananya sistim informasi kesehatan kerja di rumah sakit
2. Sasaran -
Seluruh masyarakat pekerja di rumah sakit
-
Pimpinan dan pengelola rumah sakit
-
Petugas pembina kesehatan kerja di rumah sakit (Aditama dan Hastuti, 2002).
2.2.7.
Implikasi Kebijakan K3-RS Di Rumah Sakit Berdasarkan surat
edaran Direktur
Jenderal
Pelayanan Medik
No.
00.06.6.4.01497 tanggal 24 Februari 1995 maka di rumah sakit perlu ada satuan kerja yang menangani dan bertanggung jawab atas Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3-RS) yaitu dengan cara membentuk Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (PK3-RS). Pelaksanaan dari kebijakan K3 rumah sakit adalah unit-unit/instalasi-instalasi dan pengawasan pelaksanaanya adalah kepala unit/instalasi yang bersangkutan dengan dibantu oleh anggota PK3-RS. Pada tiap-tiap unit/instalasi agar membuat kebijakan, strategi, peraturan dan prosedur kerja tetap dengan tujuan untuk mencegah Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
kejadian kecelakaan/penyakit kerja yang khas untuk unit instalasinya (Aditama dan Hastuti, 2002). 2.3.
Kebakaran Peristiwa kebakaran terjadi disebabkan adanya beberapa faktor dan secara
garis besarnya dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu (Hasibuan, 2003) : 1.
Faktor manusia, seperti lalai, iri, dendam, kurang pengetahuan terhadap bahaya api, disengaja, motif asuransi, pencurian/perampokan/penjarahan, sakit jiwa dan lain-lain
2. Faktor hewan, seperti kucing, tikus dan lain-lain 3. Faktor alam, misalnya kemarau, angin puting beliung, petir, gunung meletus dan lain-lain. 2.3.1. Klasifikasi Kebakaran Di Indonesia kebakaran diklasifikasikan atas (Hasibuan, 2003) : 1. Klas A : Kebakaran bahan padat mudah terbakar, antara lain : kayu, kertas, plastik, kulit dan lan-lain 2. Klas B : Kebakaran jenis cairan dan gas seperti : minyak dan gas elpigi. LNG dan lain-lain 3. Klas C : Kebakaran peralatan listrik bermuatan antara lain : genset, trafo, AC, dan lain-lain 4. Klas D : Kebakaran jenis logam misalnya : Aluminium, Sodium, Potassium, Zirconium, Zincum dan lain-lain 2.3.2. Prinsip-Prinsip Pemadam Kebakaran Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Dalam melaksanakan pemadam kebakaran harus dilakukan beberapa cara yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan bila ditemukan kesulitan dalam pemadaman, dapat dikombinasikan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Smothering, yaitu suatu cara untuk melakukan pemadaman kebakaran yang dilaksanakan dengan menutupi bahan yang terbakar dan bertujuan untuk menghilangkan O2 2. Starvation, yaitu suatu cara untuk melakukan pemadaman kebakaran yang dilaksanakan untuk menghilangkan, mengambil dan mengurangi bahan. 3. Cooling, yaitu suatu cara untuk melakukan pemadaman kebakaran yang dilaksanakan dengan menurunkan suhu (mendinginkan) bahan yang terbakar agar temperatur panasnya turun dan api bisa padam karena panas tidak memenuhi persyaratan untuk menyala 4. Chain Reaction, yaitu suatu cara untuk mengatasi kebakaran yang bertujuan untuk membatasi reaksi rantai kimia 5. Emulsification yaitu suatu cara memadamkan/menanggulangi kebakaran dengan tujuan mengumpulkan, menumpukkan bahan 6. Disolvitation, yaitu suatu cara pemadaman/penanggulangan kebakaran yang dilakukan dengan cara melarutkan bahan dengan air, misalnya kebakaran bahan alkohol dilarutkan dengan air (Hasibuan, 2003). Disamping
prinsip-prinsip
diatas
yang
perlu
diperhatikan
dalam
penanggulangan kebakaran seperti :
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
1. Melakukan pemadaman tidak melawan arah angin, bila tidak memungkinkan maka harus memotong arah angin 2. Melakukan pemadaman seefektif mungkin sambil memperhatikan bahaya asap dan bahaya lain yang mungkin terjadi 3. Batasi penjalaran nyala api dan perkecil kerugian yang mungkin timbul 4. Utamakan keselamatan jiwa dan harta benda 5. Segera hubungi instansi terkait, antara lain Dinas Pemadaman Kebakaran, Polri, PLN, dan unit lain yang diperlukan 2.3.3. Alat-Alat Pemadam Kebakaran A.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) APAR (Fire Extinguisher) adalah suatu media yang berisi bahan pemadam
api dan memiliki tekanan baik dalam bentuk cartridge maupun store pressure. Penempatan dan penggunaan APAR sebagai berikut : 1. Digantung di dinding maksimum ketinggian 1,20 m pada puncak tabung 2. Mudah dilihat dan dijangkau (tidak terhalang oleh benda lain) 3. Periksa apakah siap dipakai atau tidak 4. Gunakan bila diperlukan 5. Cabut segel pengaman dan semprotkan langsung ke arah titik api sampai api padam 6. Tabung yang kosong/sudah digunakan harus diisi ulang (refiling) B. Hidran Kebakaran
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Hidran kebakaran terdiri dari dua jenis yaitu : hidran halaman dan hidran gedung. Hidran halaman adalah hidran yang penempatannya berada pada halaman (bagian luar) gedung, sedangkan hidran gedung yaitu hidran yang penempatannya terdapat di dalam gedung/bangunan. 2.4.
Sistem Kewaspadaan Bencana Bencana adalah kejadian yang tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan
kerugian jiwa, harta ataupun gangguan sosial masyarakat, sedangkan bencana alam yaitu suatu kejadian yang disebabkan oleh faktor alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir dan sebagainya yang menimbulkan bahaya dan kerugian materiil maupun jiwa (Hasibuan, 2003). Pencegahan terjadinya bencana disebut sebagai mitigasi yang definisinya adalah suatu usaha yang berkelanjutan untuk mereduksi atau meminimalkan dampak bencana yang terjadi. Tujuannya agar masyarakat dapat aman tanpa merasa takut beraktivitas di tempatnya.namun demikian mereka mengerti dan memahami betul lingkungannya dan selalu waspada (Anwar, 2003). 2.4.1. Gempa Bumi Setelah menyadari bahwa kita berdiam di kawasan yang rawan secara seismik, maka sikap akomodatif menjadi sangat penting untuk dilakukan guna mengurangi resiko bencana yang mungkin timbul, sehingga masyarakat perlu mengetahui kiatkiat menghadapi bencana gempa bumi sebelum, selama dan setelah bencana. Cara menghadapi bencana bahaya khusus gempa bumi yaitu sebagai berikut (Hasibuan, 2003) : Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
a. Jangan panik dan jangan berlari-lari b. Bila di dalam ruangan carilah tempat perlindungan misalnya dibawah meja atau dibawah tempat tidur c. Apabila keadaan darurat, evakuasi dilakukan keluar, jauh dari bangunan tinggi atau jaringan listrik d. Bila situasi telah aman segera berkumpul di tempat yang telah ditentukan dan tunggulah instruksi lebih lanjut. 2.4.2. Banjir Banjir adalah peristiwa terjadinya genangan di dataran banjir sebagai akibat terjadinya limpasan air dari sungai yang disebabkan debit air yang mengalir di sungai tersebut melebihi kapasitas pengalirannya. Masalah banjir merupakan masalah yang menyangkut lingkungan hidup dan terjadinya masalah umumnya merupakan akumulasi dari berbagai faktor penyebab yang sangat luas dan kompleks. Berbagai faktor penyebab tersebut dapat dibagi dua kelompok yaitu : faktor penyebab yang bersifat alamiah (yang menyangkut kondisi serta peristiwa alam), dan adanya pengaruh/campur tangan manusia yang bermukim dan melakukan berbagai kegiatan di daerah aliran sungai (DAS) baik di bagian hulu, tengah maupun hilir (http://www.pu.go.id).
A. Upaya dan Pencegahan Mengatasi Banjir a. Lingkup Tugas Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Kegiatan pengendalian dan penanggulangan banjir meliputi : 1. Melakukan penyelidikan, pengamatan, evaluasi dan analisis kemungkinan terjadinya banjir 2. Pembuatan peta rawan banjir 3. Pembangunan/perbaikan bangunan pengendali banjir, antara lain berupa bendungan dan waduk, tanggul sungai, sometan banjir, pelimpahan banjir, cek dam/sabo dan normalisasi sungai, perkuatan tebing, kantong pasir dan krib 4. Penyuluhan dan pelatihan bagi aparatur dan masyarakat (terutama yang bertempat tinggal di daerah rawan banjir). b. Langkah Upaya Ada 3 (tiga) langkah upaya yang harus dilakukan 1. Upaya yang sedang dilakukan sebelum terjadi bencana - Penyebarluasan peta daerah rawan banjir kepada Pemda Dati I dan Dati II (telah disiapkan untuk masing-masing Provinsi) - Pemantapan kesiagaan Satgas PU Penanggulangan Banjir di Dati I dan Dati II, serta memulai pembentukan posko-posko banjir di Kecamatan tertentu - Pendataan kondisi dan pengamanan bangunan pengendali banjir, termasuk sistem irigási - Penyediaan alat, bahan, sarana mobilisasi dan sarana komunikasi guna penanggulangan darurat akibat banjir - Pembangunan baru bangunan pengendali banjir dan normalisasi sungai
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
- Melaksanakan penyegaran pengendali banjir kepada seluruh Aparat Pengendali Banjir -
Melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat dalam menghadapi bahaya banjir
2. Upaya saat terjadi bencana - Bersama Aparat Pemda Satkorlak/Satlak, mengoperasikan sistem peringatan dini bagi penduduk untuk menyelamatkan diri -
Tanggap darurat, menyiapkan regu-regu penanggulangan darurat kerusakan bangunan pengendali banjir, serta penyiapan bantuan sarana penampungan pengungsi dengan fasilitas air bersih dan sanitasi
3. Upaya sesudah terjadi bencana Rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan pengendali banjir yang rusak akibat banjir dilakukan melalui program-program pembangunan yang baku. B. Penanganan Masalah Banjir Pada saat ini selain upaya struktur di Indonesia telah dilakukan upaya nonstruktur meski masih perlu ditingkatkan, antara lain berupa penanganan dan pengaturan
daerah
aliran
sungai
bagian
hulu
dalam
rangka
konservasi
tanah/pengendalian erosi dan sedimentasi, penataan ruang, pemberian peringatan dini kepada masyarakat (flood forecasting and early warning system) dalam rangka evakuasi penanggulangi banjir (flood fighting) (http://www.pu.go.id).
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
1. Upaya Struktur Berbagai jenis kegiatan yang bersifat struktur yang sering dilakukan adalah untuk : - Mencegah meluapnya air banjir sampai pada tingkat/besaran banjir tertentu - Merendahkan elevasi muka air banjir di sungai - Memperkecil debit banjir di sungai 2. Upaya Nonstruktur - Pengaturan penggunaan lahan di dataran banjir - Penerapan Building Codes - Penetapan batas sempadan sungai dan penertiban penggunaan lahan di daerah manfaat sungai - Peran serta swasta dan masyarakat. 2.4.3. Longsor Manajemen Bencana Longsor merupakan siklus dari tiga periode. Periode pra bencana terdiri dari aktivitas pencegahan dan kewaspadaan, periode bencana merupakan aktivitas penyelamatan dan periode pasca-bencana terdiri dari aktivitas recovery, rehabilitasi dan rekonstruksi. Meski demikian, fokus dari manajemen Bencana Longsor ini hendaknya terletak pada aktivitas mitigasi yang dalam siklus itu tercakup periode Pra Bencana, yang tujuannya mereduksi dampak bencana longsor (Anwar, H, Z, 2003).
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Mitigasi dalam manajemen bencana longsor terdiri dari beberapa elemen antara lain : a. Penyusunan database daerah potensi longsor hingga pembuatan peta mikrozonasi bencana (hazard map) b. Prediksi bencana longsor di areal potensi bencana tinggi c. Monitoring perubahan fisik yang terjadi pada suatu lereng d. Penerapan teknologi pencegahan longsor pada lereng yang rawan e. Penyusunan peraturan-peraturan atau perundang-undangan yang terkait dengan kebencanaan longsor f.
Sosialisasi mitigasi. Peraturan tentang pencegahan bencana longsor dan sosialisasi mitigasi bencana longsor merupakan tahap yang penting karena merupakan kunci keberhasilan suatu program manajemen bencana longsor yang telah direncanakan.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
2.5.
Kerangka Konsep Penelitian
Karakteristik Tim K-3 - Umur - Pendidikan - Masa Kerja
Perilaku Tim K3 - Pengetahuan - Sikap
- Baik - Sedang - Kurang
Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana
- Ada -Tidak Ada
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Desain Penelitian Desain atau rancangan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan tujuan
untuk mengetahui pengetahuan dan sikap Tim K3 tentang upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di RSUD Kabupaten Karimun Tahun 2009 3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian
akan
dilakukan
di
RSUD
Kabupaten
Karimun
dengan
pertimbangan : 1. Karena belum pernah dilakukan penelitian tentang pengetahuan dan sikap Tim K3 tentang upaya penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di RSUD Kabupaten Karimun. 2. Adanya dukungan dari pihak instansi RSUD. Kabupaten Karimun tempat peneliti bekerja. 3.2.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April – Juni 2009
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
3.3.
Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Tim K-3 yang ada di RSUD Kabupaten Karimun berjumlah 18 orang 3.3.2. Sampel Penelitian Berdasarkan populasi yang relatif kecil maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian (total sampling), yaitu sebanyak 18 orang 3.4.
Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer Data primer diperoleh dengan melalui wawancara kepada responden dengan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya 3.4.2. Data Sekunder Data sekunder dapat diperoleh dengan cara melihat pada catatan profil RSUD Kabupaten Karimun tentang Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana. 3.5.
Defenisi Operasional
1. Umur ádalah lamanya hidup responden dalam tahunan, yang dihitung sejak dilahirkan hingga saat responden diwawancarai. 2. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang telah diselesaikan atau ditamatkan responden.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
3. Masa Kerja ádalah waktu mulai responden bekerja sampai diadakan penelitian yang dihitung dalam tahunan. 4. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh Tim K3 5. Sikap adalah tanggapan/respon dari Tim K3 6. Upaya penyelenggaraan program adalah usaha serta kesiapan pihak rumah sakit dalam membenahi program keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana sehingga diperoleh suatu prosedur yang sesuai dengan kriteria dan perturan yang berlaku di Indonesia 3.6.
Aspek Pengukuran Aspek pengukuran dalam penelitian ini untuk mengukur variabel pengetahuan
dan sikap yang didasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan dari kuesioner yang disesuaikan dengan skor, nilai yang dikumpulkan dan dikategorikan menjadi tiga tingkat yaitu baik, sedang, dan kurang. a. Pengetahuan Pengetahuan ini dapat diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan sebanyak 10, sehingga diperoleh skor tertinggi 30. Pertanyaan no 1 – 4 , jika jawaban a diberi skor = 3, jika jawaban b diberi skor = 2 dan jika jawaban c diberi skor = 1. Pertanyaan no 4 – 6, jika jawaban a diberi skor = 1, jika jawaban b diberi skor = 3 dan jika jawaban c diberi skor = 2. Sedangkan pertanyaan no 7 – 10, jika jawaban a diberi skor = 2, jika jawaban b di beri skor = 1 dan jika jawaban c diberi skor = 3. Selanjutnya di kategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut (Pratomo, H, 1986) : Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
-
Pengetahuan baik, apabila jawaban responden benar > 75% atau memiliki skor > 23
-
Pengetahuan sedang, apabila jawaban responden benar 40-75% atau memiliki skor 12 - 23
-
Pengetahuan kurang, apabila jawaban responden benar < 40% atau memiliki skor < 12
b. Sikap Sikap dapat diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan, sehingga diperoleh skor tertinggi 30, dengan kriteria sebagai berikut : -
Jika jawaban (a) Setuju, diberi skor = 3
-
Jika jawaban (b) Ragu-ragu, diberi skor = 2
-
Jika jawaban (c) Tidak setuju, diberi skor = 1 Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi
sebagai berikut (Pratomo, H, 1986). -
Sikap baik, apabila jawaban responden benar > 75% atau memiliki skor > 23.
-
Sikap sedang, apabila jawaban responden benar 40-75% atau memiliki skor 12 - 23
-
Sikap kurang, apabila jawaban responden benar < 40% atau memiliki skor < 12
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data 3.7.1. Teknik Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut : 1. Editing (pemeriksaan data). Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atas pertanyaan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau terdapat kesalahan maka data harus dilengkapi dengan cara wawancara kembali terhadap responden. 2. Coding (pemberian kode) Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual. 3. Tabulating Memindahkan data dari daftar pertanyaan ke dalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan. 3.7.2. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel distribusi frekuensi yang selanjutnya akan dideskripsikan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner dan observasi dengan formulir check list.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Data Geografi RSUD Kabupaten Karimun merupakan rumah sakit pemerintah yang terletak di Jalan Sukarno-Hatta No.1 Kabupaten Karimun yang didirikan tahun 2001. RSUD Kabupaten Karimun sebagai salah satu rumah sakit tipe C dengan jumlah rata-rata kunjungan rawat jalan per hari ada 56 orang. Luas bangunan rumah sakit tersebut seluas 14.243 m². Adapun batas-batas wilayah RSUD Kabupaten Karimun adalah sebagai berikut : -
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tebing
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Meral
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tebing
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Karimun Untuk kelancaran jalannya pelayanan medis maupun tata usaha di kalangan
RSUD Kabupaten Karimun, maka pihak rumah sakit memiliki tenaga kepegawaian sebagai berikut :
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Tenaga Medis dan Non Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karimun Tahun 2009 No. 1.
2. 3. 4. 5.
6.
Daftar Tenaga Kepegawaian RSUD Kabupaten Karimun Tenaga Medis - Dokter Spesialis - Dokter Umum - Dokter Gigi Sarjana Kesehatan Lainnya Perawat Bidan Paramedis lainnya - Analis Laboratorium - Gizi - Asisten Apoteker - Kesehatan Lingkungan - Penata Radiologi - Fisioterapi - Elektromedik - Perekam Kesehatan Tenaga non Kesehatan Jumlah
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
11 7 1 3 85 16
4,60 2,92 0,41 1,25 35,56 6,69
5 2 7 2 3 2 4 4 87 239
2,09 0,83 2,92 0,83 1,25 0,83 1,67 1,67 36,40 100,0
Sumber : Data Profil RSUD Kab. Karimun (2009)
Berdasarkan tabel 4.1. diatas dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja medis dan non medis di RSUD Kabupaten Karimun yang terbanyak adalah dari tenaga non kesehatan atau yang mempunyai pendidikan umum sebanyak 36,4% 4.1.2. Sejarah Berdirinya Tim K3 RSUD Kabupaten Karimun sebagai institusi pelayanan publik harus senantiasa
memperhatikan
aspek
keselamatan
terhadap
seluruh
karyawan/karyawatinya, pasien & keluarga pasien serta pengunjung rumah sakit dari semua kemungkinan terjadinya Kecelakaan Kerja, Kebakaran dan Bencana. Sehingga pada tanggal 29 September 2006 dan berdasarkan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karimun No.023/SK-DIR/IX/2006 menetapkan Tim Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K-3) di Lingkungan RSUD Kabupaten Karimun untuk masa bakti 2006-2009. Adapun tanggung jawab dari Tim K-3 di lingkungan RSUD Kabupaten Karimun adalah sebagai berikut : 1. Menyusun langkah-langkah penanganan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K-3) di lingkungan RSUD Kabupaten Karimun 2. Mensosialisasikan kepada seluruh karyawan/karyawati RSUD Kabupaten Karimun tentang langkah-langkah penanganan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K-3). 3. Bersama-sama Institusi terkait di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam menangani peristiwa-peristiwa yang menyangkut Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K-3). Tim K3 di RSUD Kabupaten Karimun sudah melaksanakan prosedur manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dilingkungan rumah sakit, juga fasilitas sudah memadai untuk upaya pencegahan kecelakaan kerja meskipun belum pernah terdapat kasus kebakaran dan bencana alam dilingkungan tersebut. Susunan Tim K3 di lingkungan RSUD Kabupaten Karimun yaitu : 1. Pelindung
: Direktur RSUD Kabupaten Karimun
2. Pengarah
: Kasubbag Tata Usaha RSUD Kabupaten Karimun
3. Ketua
: Armansyah, ST
4. Sekretaris
: Zulkiflli, Amd
5. Anggota
: 1. M. Nurrokhim 2. Al Malik Faisal Harahap, AMTE 3. Agus Sumarno
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
4. Ahmad Usman 5. M. Hamid,AMG 6. Catur Budi Prabowo, Amd 7. Ariyadi, AMTE 8. Hijaskar, AMKL 9. M. Abduh Nasution, AMTE 10. Dardiwan 11. Nurfirman 12. Jainuddin 13. Suryadi 14. M. Risman, Amd 15. Hamid Sangaji 16. Hamzah
4.2. Karakteristik Tim K3 Karakteristik Tim K3 yang ada di RSUD Kabupaten Karimun meliputi umur, pendidikan, masa kerja dan jabatan. Adapun karakteristik Tim K3 dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut 4.2.1. Umur Responden Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Tim K3 Berdasarkan Umur di RSUD Kabupaten Karimun tahun 2009 No. Umur (tahun) N % 1. 23 – 30 7 38,9 2. 31 – 38 6 33,3 3. 39 – 46 5 27,8 Total 18 100,0
Berdasarkan tabel 4.2. diatas dapat diketahui bahwa Tim K3 lebih banyak berada pada kelompok umur 23 sampai dengan 30 tahun yaitu sebanyak 38,9%.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
4.2.2. Tingkat Pendidikan Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Tim K3 Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUD Kabupaten Karimun tahun 2009 No. Pendidikan N % 1. Tamat SLTA/STM 7 38,9 2. Tamat DIII 10 55,5 3. Tamat SI 1 5,6 Total 18 100,0
Berdasarkan tabel 4.3. diatas dapat diketahui bahwa Tim K3 lebih banyak berada pada tingkat pendidikan tamat D III yaitu sebanyak 55,5% 4.2.3. Masa Kerja Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Tim K3 Berdasarkan Masa Kerja di RSUD Kabupaten Karimun tahun 2009 No. Masa Kerja (tahun) N % 1. 1 – 2 0 0 2. 3 – 4 3 16,7 3. 5 – 6 15 83,3 Total 18 100,0
Berdasarkan tabel 4.4. diatas dapat diketahui bahwa Tim K3 lebih banyak memiliki masa kerja lebih dari 5-6 tahun yaitu sebanyak 15 orang (83,3%).
4.3. Data Khusus Tim K3 Data khusus Tim K3 dalam penelitian ini meliputi pengetahun, sikap. Adapun data khusus responden dapat dilihat pada tabel 4.5. berikut.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
4.3.1. Pengetahuan Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Tim K3 Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di RSUD Kabupaten Karimun Tahun 2009 No. Pengetahuan N % 1. Baik 18 100,0 2. Sedang 0 0 3. Kurang 0 0 Total 18 100,0
Berdasarkan tabel 4.5. diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan Tim K3 seluruhnya memiliki tingkat pengetahun baik yaitu sebesar 100%. Hal ini berarti Tim K3 sudah memiliki tingkat pengetahuan baik tentang upaya Keselamatan Kerja Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana. 4.3.2. Sikap Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Tim K3 Berdasarkan Sikap di RSUD Kabupaten Karimun tahun 2009 No. Sikap N % 1. Baik 18 100,0 2. Sedang 0 0 3. Kurang 0 0 Total 18 100,0
Berdasarkan tabel 4.6. diatas dapat diketahui bahwa Tim K3 seluruhnya memiliki sikap baik yaitu sebesar 100%. Hal ini berarti Tim K3 sudah memiliki sikap baik tentang upaya Keselamatan Kerja Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana. 4.3.3. Upaya Penyelenggaraan Upaya penyelenggaraan program keselamatan kerja,
kebakaran dan
kewaspadaan bencana yaitu usaha serta kesiapan pihak rumah sakit dalam membenahi program keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
sehingga diperoleh suatu prosedur yang sesuai dengan kriteria dan peraturan yang berlaku di Indonesia, dapat dilihat pada tabel 4.7. berikut. Tabel 4.7. Kriteria Program Upaya Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspaaan Bencana yang Ada di Rumah Sakit Umum Daerah Karimun Tahun 2009 Standar Kriteria I Falsafah dan Tujuan 1.Ada peraturan perundang-undangan tentang pencegahan dan penanggulangan bahaya, kebakaran dan bencana 2. Program tertulis untuk mencapai tujuan keselamatan kerja II Administrasi dan Pengelolaan 1.Bagan organisasi yang menggambarkan kedudukan, wewenang, tanggung jawab dan hubungan kerja dari unit keselamatan kerja, bahaya kebakaran serta kewaspadaan bencana dengan unit lain dalam rumah sakit dan hubungannya dengan instansi di luar rumah sakit 2. Uraian tugas yang jelas dan tertulis untuk semua petugas 3. Komunikasi yang berfungsi baik dan siap dipakai terus menerus serta efektif 4.Rekomendasi perihal peningkatan upaya keselamatan kerja, bahaya kebakaran dan kewaspadaan terhadap bencana III Staf dan Pimpinan 1. Staf yang terlatih 2. Tugas, tanggung jawab serta jadwal kerja dan latihan kerja tertulis untuk staf IV Fasilitas dan Peralatan 1. Staf mampu dan terampil menggunakan fasilitas dan peralatan yang tersedia 2. Manual penggunaan peralatan 3. Fasilitas untuk menyimpan bahan berbahaya yang tepat guna 4. Jalan keluar khusus bila terjadi bencana V Kebijakan dan Prosedur 1. Prosedur tertulis tentang keselamatan kerja pada unit : - sterilisasi sentral - tempat pengolahan makanan - tempat cuci - laboratorium - kamar operasi - gudang/tempat penyimpanan barang - radiologi 2. Peraturan khusus untuk tempat-tempat beresiko, antara lain : - unit yang banyak terdapat bahan kimia - tempat penyimpanan cairan mudah terbakar Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
- tempat penyimpanan bahan-bahan yang mudah menguap dan terbakar 3. Penyimpanan dan pengamanan gas sesuai peraturan dan kondisi setempat serta digunakan menurut pedoman kerja : - tempat penyimpanan secara terpisah oksigen dan gas lain yang mudah terbakar - pengawasan terhadap penyimpanan silinder gas dan yang berukuran besar dalam posisi tegak - tanda yang jelas pada gas anestesi sesuai peraturan yang berlaku - tanda secukupnya pada tempat penyimpan silinder gas sesuai peraturan - tempat penyimpanan berventilasi cukup dengan kontruksi tahan api dengan pengamanan yang baik dan diberi tanda yang jelas 4. Tenaga Listrik pengganti bagi ruangan dan peralatan medis yang vital untuk dapat dipergunakan setiap saat 5. Alat penghisap dalam keadaan gawat darurat (emergency suction) dan pemasokan oksigen pada tempat-tempat penting (mis. kamar operasi, kamar pulih, kamar bersalin, kamar perawatan bayi, unit perawatan intensif dan UGD 6. Perlengkapan keamaann pasien antara lain : - sandaran/pegangan sepanjang jalan - pegangan dan sistem alarm di toilet dan kamar mandi pasien - pintu-pintu toilet atau kamar mandi pasien yang dapat dibuka dari luar dalam keadaan darurat - alat untuk memanggil perawat terjangkau oleh pasien - tempat tidur dapat diatur tingginya, dilengkapi penahan pada tepinya yang dapat digunakan menurut kebutuhan pasien 7. Pada tempat banyak anak-anak - pengamanan/penutup pada sumber listrik - pintu kamar dapat dibuka dibuka dari luar - pembatas untuk mencegah masuk ke daerah berbahaya - tempat penyimpanan bahan pembersih dan bahan berbahaya lainnya yang berlabel dan di luar jangkauan anak-anak 8. Kendali otomatis pada sumber air panas untuk pasien 9. Pintu dan kuncinya pada tempat penjemuran dan penyimpanan pakaian 10. Rambu-rambu atau tanda-tanda yang dipasang di seluruh RS yang jelas dan mudah dimengerti 11. Dokumentasikan hasil inspeksi keamanan di seluruh RS yang dilakukan secara teratur pada unit keselamatan 12. Staf yang paham dengan program keselamatan 13. Peraturan pencegahan kebakaran pada setiap bangunan 14. Pola dan kontruksi bangunan dapat mengurangi resiko penyebaran api dan asap. Misal : ventilasi yang baik, pembagian-pembagian ruangan 15. Peralatan yang diakui keunggulannya untuk mendeteksi api, kebakaran beserta sistem alarmnya dan ada di seluruh bagian RS 16. Pemadaman api otomatis pada tempat-tempat yang penting Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
17. Peralatan pemadaman api pada tempat-tempat yang sesuai dan mudah dicapai 18. Pemeliharan dan uji coba terhadap semua sistem dan peralatan pemadam api, terutama pada : - boiler, ruang pemanas, ruang perlengkapan - ruang laundry dan linen - dapur - bengkel - ruang elektrik - laboratorium - ruangan tempat pengumpulan dan pembuangan limbah - tempat penyimpanan benda-benda mudah terbakar 19. Rambu-rambu penunjuk tempat peralatan pemadam api yang di pasang di tempat yang mudah dilihat 20. Pintu keluar darurat untuk menyelamatkan diri memadai di seluruh gedung, sesuai peraturan 21. Pintu-pintu keluar, lorong-lorong, jendela dan tngga yang cukup lebar untuk menyelamatkan pasien dengan brankar 22. Cerobong asap/api yang dapat dibuka/tutup secara manual, kecuali pada sistem elektrik otomatis sesuai sistem deteksi api 23. Tanda dilarang merokok pada tempat-tempat umum 24. Cara dan metode penanggulangan untuk rakyat yang diinformasikan kepada seluruh pegawa dan di cantumkan di seluruh bagian RS dan dilakukan pelatihan dan simulasi sekali dalam setahun dan ada laporan mengenai pelatihan kebakaran dan evakuasinya VI
VII
Pengembangan Staf dan Program Pendidikan 1. Jadwal pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan bagi semua staf di RS Evaluasi dan Pengendalian Mutu 2. Penerapan semua peraturan perundang-undanganyang berkaitan denan keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana
Berdasarkan tabel 4.7. diatas menunjukkan bahwa kriteria atau standar program upaya Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana yang telah ada di RSUD Kabupaten Karimun.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Tabel 4.8. Kriteria Program Upaya Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspaaan Bencana yang Tidak Ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karimun Tahun 2009 Standar Kriteria III Staf dan Pimpinan 1. Latar belakang pendidikan pimpinan rumah sakit tentang keselamatan kerja, bahaya kebakaran dan bencana V Kebijakan dan Prosedur 2. Peraturan khusus untuk tempat-tempat beresiko, antara lain : - perizinan penyimpanan, penggunaan dan pengamanan benda-benda radioaktif 3. Prosedur penanggulangan terhadap kontaminasi bahan-bahan sitotoksik dan radioaktif 15. Bukti tertulis hasil inspeksi pencegahan bahaya kebakaran oleh Dinas Pemadam Kebakaran minimal sekali dalam tiga tahun atau pada saat perubahan gedung, pengembangan ataupun peningkatan RS 16. Bukti pelaksanaan dari rekomendasi yang telah diterima berdasarkan inspeksi diatas 17. Persetujuan tertulis dari pihak berwenang sehubungan dengan bangunan-bangunan baru, pekerjaan ataupun perubahan-perubahan 27. Pintu-pintu ruangan sistem, pintu keluar yang tidak boleh terkunci dari dalam (kecuali bila dibutuhkan secara khusus, misalnya unit prikiatri) VI Pengembangan Staf dan Program Pendidikan 1.Pengembangan metode keselamatan kerja, bahaya kebakaran dan bencana 2. Rujukan tertulis dalam upaya peningkatan metode VII Evaluasi dan Pengendalian Mutu 1. Penanggulangan kasus akibat kecelakaan kerja, kebakaran dan bencana, belum terjadi kasus akibat kecelakaan kerja, kebakaran dan bencana. 2. Dokumentasi tentang semua kejadian kecelakaan kerja, kebakaran dan bencana, belum terlaksana karena belum pernah terjadi kecelakaan kerja, kebakaran dan bencana 3. Rujukan upaya penyempurnaan pencegahan dan penanggulangan keselamatan kerja, kebakaran dan bencana
Berdasarkan tabel 4.8. diatas merupakan standar atau upaya yang belum ada dalam program upaya keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana di RSUD Kabupaten Karimun.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Karakteristik Responden Hasil penelitian karakteristik melalui wawancara kepada responden dapat dilihat bahwa Tim K3 yang berada di RSUD Kabupaten Karimun lebih banyak pada kelompok umur 23 – 30 tahun yaitu 7 orang (38,9%), dan yang terendah berada pada kelompok umur 39 - 46 tahun sebesar 5 orang (27,8%). Sedangkan pendidikan Tim K3 mayoritas berpendidikan tamat D III yaitu sebesar 10 orang (55,5%), hal ini menunjukkan bahwa pendidikan responden dikategorikan baik, berarti bahwa responden sudah mengetahui upaya program penyelenggaraan keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana.. Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003). Masa kerja yang pernah dijalani responden sebagai Tim K3 di RSUD Kabupaten Karimun seluruh responden sudah bekerja lebih dari 1-6 tahun (100%) hal ini sesuai dengan penelitian di lapangan bahwa mereka yang bekerja lebih dari 1-6 tahun sudah lebih mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah adanya bahaya-bahaya di rumah sakit. Masa kerja penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang dalam bekerja, semakin lama seseorang bekerja seharusnya semakin baik dalam melakukan segala pekerjaannya. Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
5.2. Data Khusus Responden 5.2.1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni dengan indera penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Overt Behaivour) (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan tingkat pengetahuan dari 18 Tim K3 yang diteliti seluruhnya (100%) memiliki tingkat pengetahuan baik, hal ini sudah sejalan dengan pendidikan yang dimiliki karena lebih banyak yang mempunyai pendidikan tamat DIII, serta didukung dari lama mereka bekerja dimana berdasarkan hasil wawancara seluruh responden bekerja 1-6 tahun, sehingga dalam kemampuan menjawab kuesioner serta pemahaman mereka sudah baik tentang upaya Keselamatan Kerja Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana, serta dapat menciptakan suatu sistem dan akan lebih mudah mencapai sasaran dari sistem Manajemen K3 di rumah sakit. Hal ini karena responden setiap 1 (satu) tahun sekali selalu mengikuti pelatihan-pelatihan tentang K3 yang diberikan oleh pihak rumah sakit yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pemadam Kebakaran. Menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
5.2.2. Sikap Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk berespons (secara positif atau negatif) terhadap orang, obyek atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penelitian emosional/afektif (senang, benci, sedih dsb), disamping itu komponen kognitif (pengetahuan tentang obyek itu) serta aspek konatif (kecenderungan bertindak). Dalam hal ini pengertian sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003). Hasil penelitian dan wawancara seluruh Tim K3 (100%) sudah memiliki sikap baik tentang upaya Keselamatan Kerja Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana. Menurut Suma’mur (1998), bahwa sikap keselamatan dan kesehatan kerja ada dua tafsiran yaitu tafsiran pertama adalah tingkat operasional dan meliputi keselamatan yang kompleks dari reaksi tenaga kerja terhadap pekerjaan dan lingkungannya, sedangkan tafsiran kedua bertalian dengan sikap tenaga kerja terhadap keselamatan atas nama dinamika psikologi. Menurut Djojodibroto, (1997), para tenaga kerja sebaiknya diberi kursus tentang kewaspadaan sehingga mereka mengerti bagaimana bersikap dan bertindak apabila terjadi musibah kebakaran dan bagaimana mengevakuasi pasien. Untuk itu dibutuhkan suatu standar yang berlaku secara umum sebagai pedoman bagi seluruh tenaga kerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sikap baik yang dimiliki seluruh Tim K3 menunjukkan bahwa seluruh pengurus Tim K3 setuju apabila menerapkan program K3 di rumah sakit dapat mencegah kecelakaan, kebakaran dan meningkatkan kewaspadaan bencana serta Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
dapat meningkatkan citra dari pada rumah sakit itu sendiri. Tim K3 harus mensosialisasikan program K3 yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan petunjuk pimpinan rumah sakit. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan yaitu : 1). Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, 2). Sikap akan ikut atau tidak diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, 3). Sikap akan ikut atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang, 4). Nilai didalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat (Notoatmodjo, 1993).
5.3. Upaya Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana Hasil observasi langsung di RSUD Kabupaten Karimun bahwa upaya dalam Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana sudah dilakukan oleh seluruh pengurus Tim K3, dari 7 (tujuh) standar pelayanan kesehatan
yang
ditentukan sudah ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karimun meskipun dari masing-masing standar belum semua kriteria dipenuhi. Berikut ini akan dijelaskan mengenai kriteria-kriteria tersebut.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
I. Standar 1 : Falsafah dan Tujuan Peraturan perundang-undangan tentang pencegahan dan penanggulangan bahaya, kebakaran dan bencana dan program tertulis untuk mencapai tujuan keselamatan kerja sudah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan II. Standar 2 : Administrasi dan Pengelolaan Dari 4 (empat) kriteria yang ada di standar 2 (dua) sudah dipenuhi oleh RSUD Kabupaten Karimun. -
Uraian tugas yang jelas dan tertulis untuk semua petugas, sudah ada di setiap ruangan masing-masing baik tenaga kerja medis maupun non medis.
-
Komunikasi yang berfungsi baik dan siap pakai terus menerus serta efektif, alat komunikasi yang digunakan berupa interkom, telepon, sound system beserta loud speaker yang terdapat disetiap ruangan
-
Bagan organisasi yang menggambarkan kedudukan, wewenang, tanggung jawab dan hubungan kerja dari unit keselamatan kerja, bahaya kebakaran serta kewaspadaan bencana dengan unit lain dalam rumah sakit dan hubungannya dengan instansi di luar rumah sakit sudah ada.
-
Rekomendasi perihal peningkatan upaya keselamatan kerja, bahaya kebakaran dan kewaspadaan terhadap bencana, sudah dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
III. Standar 3. Staf dan Pimpinan Kriteria yang sudah dipenuhi : 1. Staf yang terlatih, semua staf terlatih di bidangnya masing-masing dan bekerja berdasarkan standar profesi pekerjaannya. Dalam standar profesi tersebut sudah tercakup upaya-upaya untuk mencapai tujuan keselamatan kerja. 2. Tugas, tanggung jawab serta jadwal kerja dan latihan kerja tertulis untuk staf, hal `ini diatur tersendiri oleh kepala ruangan masing-masing setiap minggunya. 3. Latar belakang pendidikan pimpinan rumah sakit tentang keselamatan kerja, bahaya kebakaran dan bencana, sudah sesuai dengan pekerjaan dan ditambah dengan pelatihan-pelatihan yang diperoleh dari rumah sakit. IV. Standar 4 : Fasilitas dan Peralatan Kriteria yang sudah dipenuhi : 1. Staf mampu dan terampil menggunakan fasilitas dan peralatan yang tersedia, semua staf mampu dan terlatih di bidangnya masing-masing serta bekerja berdasarkan standar profesi pekerjaannya. 2. Manual penggunaan peralatan, manual penggunaan peralatan ini terdapat di ruangan dimana peralatan tersebut berada 3. Fasilitas untuk menyimpan bahan berbahaya yang tepat guna, semuabahan berbahaya disimpan di laboratorium 4. Jalan keluar khusus bila terjadi bencana, ada disetiap ruangan.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
V. Standar 5 : Kebijakan dan Prosedur Kriteria yang sudah dipenuhi : 1. Prosedur tertulis tentang keselamatan kerja pada unit : - sterilisasi sentral - tempat pengolahan makanan - tempat cuci - laboratorium - kamar operasi - gudang/tempat penyimpanan barang - radiologi Prosedur tersebut berupa manual penggunaan peralatan yang sudah mencakup upaya keselamatan kerja. 2. Peraturan khusus untuk tempat-tempat beresiko, antara lain : - unit yang banyak terdapat bahan kimia - tempat penyimpanan cairan mudah terbakar - tempat penyimpanan bahan-bahan yang mudah menguap dan terbakar 3. Penyimpanan dan pengamanan gas sesuai peraturan dan kondisi setempat serta digunakan menurut pedoman kerja : - tempat penyimpanan secara terpisah oksigen dan gas lain yang mudah terbakar - pengawasan terhadap penyimpanan silinder gas dan yang berukuran besar dalam posisi tegak - tanda yang jelas pada gas anestesi sesuai peraturan yang berlaku - tanda secukupnya pada tempat penyimpan silinder gas sesuai peraturan Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
- tempat penyimpanan berventilasi cukup dengan kontruksi tahan api dengan pengamanan yang baik dan diberi tanda yang jelas Sudah dilaksanakan sesuai dengan pedoman kerja masing-masing bidang yang di dalamnya sudah tercakup upaya keselamatan kerja. 4. Tenaga Listrik pengganti bagi ruangan dan peralatan medis yang vital untuk dapat dipergunakan setiap saat. Berupa tenaga listrik dari genset sebanyak 2 unit yang digunakan jika listrik mengalami pemadaman dari PLN. 5. Alat penghisap dalam keadaan gawat darurat (emergency suction) dan pemasokan oksigen pada tempat-tempat penting (mis. kamar operasi, kamar pulih, kamar bersalin, kamar perawatan bayi, unit perawatan intensif dan UGD, tersedia di ruangan masing-masing. 6. Perlengkapan keamaann pasien antara lain : - sandaran/pegangan sepanjang jalan - pegangan dan sistem alarm di toilet dan kamar mandi pasien - pintu-pintu toilet atau kamar mandi pasien yang dapat dibuka dari luar dalam keadaan darurat - alat untuk memanggil perawat terjangkau oleh pasien - tempat tidur dapat diatur tingginya, dilengkapi penhan pada tepinya yang dapat digunakan menurut kebutuhan pasien Semua perlengkapan tersebut sudah ada sejak rumah sakit didirikan, karena sudah merupakan kebutuhan dasar dalam usaha perawatan pasien. 7. Pada tempat banyak anak-anak - pengamanan/penutup pada sumber listrik Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
- pintu kamar dapat dibuka dibuka dari luar - pembatas untuk mencegah masuk ke daerah berbahaya - tempat penyimpanan bahan pembersih dan bahan berbahaya lainnya yang berlabel dan di luar jangkauan anak-anak Tempat tersebut terdapat pada unit penitipan bayi dan unit anak. 8.
Kendali otomatis pada sumber air panas untuk pasien, tersedia disetiap ruanga.
9.
Pintu dan kuncinya pada tempat penjemuran dan penyimpanan pakaian
10. Rambu-rambu atau tanda-tanda yang dipasang di seluruh RS yang jelas dan mudah dimengerti. Rambu-rambu tersebut terdapat pada tempat-tempat tertentu di seluruh bagian rumah sakit 11. Dokumentasikan hasil inspeksi keamanan di seluruh RS yang dilakukan secara teratur pada unit keselamatan 12. Staf yang paham dengan program keselamatan. Semua staf paham dan bekerja sesuai dengan standar profesi masing-masing 13. Peraturan pencegahan kebakaran pada setiap bangunan. Peraturan dibuat di setiap ruangan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 14. Pola dan kontruksi bangunan dapat mengurangi resiko penyebaran api dan asap. Misal : ventilasi yang baik, pembagian-pembagian ruangan. Pola dan kontruksi bangunan RSUD Kabupaten Karimun sudah memadai sejak awal rumah sakit berdiri. 15. Peralatan yang diakui keunggulannya untuk mendeteksi api, kebakaran beserta sistem alarmnya dan ada di seluruh bagian RS. Peralatan tersedia dalam ruangan bagian atas. Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
16. Pemadaman api otomatis pada tempat-tempat yang penting, tersedia di setiap ruangan 17. Peralatan pemadaman api pada tempat-tempat yang sesuai dan mudah dicapai. Peralatan yang dimaksud berupa hidran kebakaran, yakni 10 unit 18. Pemeliharan dan uji coba terhadap semua sistem dan peralatan pemadam api, terutama pada : - boiler, ruang pemanas, ruang perlengkapan - ruang laundry dan linen - dapur - bengkel - ruang elektrik - laboratorium - ruangan tempat pengumpulan dan pembuangan limbah - tempat penyimpanan benda-benda mudah terbakar Pemeliharaan dilakukan secara berkala dan uji coba dilakukan satu tahun sekali 19. Rambu-rambu penunjuk tempat peralatan pemadam api yang di pasang di tempat yang mudah dilihat, ada disetiap ruangan. 20. Pintu keluar darurat untuk menyelamatkan diri memadai di seluruh gedung, sesuai peraturan Ada disetiap ruangan dan sudah sesuai peraturan. 21. Pintu-pintu keluar, lorong-lorong, jendela dan tangga yang cukup lebar untuk menyelamatkan pasien dengan brankar. Semua pintu memungkinkan untuk menyelamatkan pasien dangan brankar Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
22. Cerobong asap/api yang dapat dibuka/tutup secara manual, kecuali pada sistem elektrik otomatis sesuai sistem deteksi api, sudah tersedia 23. Tanda dilarang merokok pada tempat-tempat umum. Tanda tersebut terdapat di tempat- tempat tertentu di seluruh bagian rumah sakit 24. Cara dan metode penanggulangan bahaya kebakaran yang diinformasikan kepada seluruh pegawai dan di cantumkan di seluruh bagian RS dan dilakukan pelatihan dan simulasi sekali dalam setahun dan ada laporan mengenai pelatihan kebakaran dan evakuasinya VI. Standar 6 : Pengembangan Staf dan Program Pendidikan 1. Jadwal pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan bagi semua staf di RS. Jadwal pelaksanaan program diadakan bagi semua staf rumah sakit dan dilaksanakan sekali dalam setahun juga ada pelatihan dari Dinas Kesehatan kepada Tim K3 tentang K3 di rumah sakit. VII. Standar 7 : Evaluasi dan Pengendalian Mutu 1. Penerapan semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana, sudah diterapkan dengan pembentukan Tim K3 Menurut Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 tahun 1970 pasal 10, Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) guna memperkembangkan kerjasama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja di tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di bidang keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka melancarkan usaha berproduksi (Suma’mur, 1998). Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
P2K3 adalah sebuah panitia yang dibentuk untuk suatu tempat kerja yang menggunakan tenga kerja 50 sampai dengan 100 orang. Panitia ini beranggotakan unsur-unsur dari pemerintah, pemberi kerja dan penerima kerja dan bertugas memberi pertimbangan dan membantu pelaksanaan usaha pencegahan kecelakaan dalam tempat kerja yang bersangkutan serta dapat memberikan penjelasan dan penerangan pada para tenaga keja yang bersangkutan. Untuk tempat kerja yang menggunakan tenaga kerja kurang dari 50 orang diharuskan adanya seorang petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), sedang untuk tempat kerja yang menggunakan tenaga kerja lebih dari 100 orang harus ada seorang ahli K3 (Silalahi, B,N.B, 1985). Di rumah sakit Umum Daerah Karimun terdapat 239 orang tenaga kerja, oleh karena itu sudah seharusnya di rumah sakit tersebut sudah ada ahli K3. Alasan mengapa di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karimun belum semua terpenuhi standar pelayanan kesehatan tersebut karena rumah sakit ini baru berdiri selama 7 (tujuh) tahun dan belum ada ahli K3 serta rumah sakit ini sejak berdiri belum pernah terdapat kasus kebakaran dan bencana alam ataupun kecelakaan kerja yang berarti, sehingga semua fasilitas yang digunakan dianggap sudah memadai untuk upaya pencegahan kecelakaan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik responden meliputi umur, pendidikan dan masa kerja. Tim K3 lebih banyak berada pada kelompok umur 23-30 tahun yaitu sebanyak 7 orang (38,9%), tingkat pendidikan tamat D III yaitu sebanyak 10 orang (55,5%) dan masa kerja dari Tim K3 lebih banyak yang sudah bekerja selama 5-6 tahun (83,3%) 2. Tingkat pengetahuan Tim K3 terhadap upaya Keselamatan Kerja Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana seluruhnya
(100%) berada pada tingkat pengetahuan
baik. 3. Sikap Tim K3 seluruhnya (100%) juga berada pada sikap baik tentang upaya Keselamatan Kerja Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana. 4. Upaya penyelenggaraan keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana di RSUD Kabupaten Karimun berdasarkan SK Menkes No. 436/SK/1993 terdapat 7 (tujuh) standar pelayanan kesehatan yaitu : a. Standar yang sudah dijalankan secara keseluruhan, standar I: Falsafah dan Tujuan, standar II : Administrasi dan Pengelolaan, standar III : Staf dan Pimpinan dan standar IV : Fasilitas dan Peralatan, b. Standar V Kebijakan dan Prosedur masih ada standar yang belum dijalankan, juga Standar VI : Pengembangan Staf dan Program ada 2 (dua) standar yang Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
belum dilaksanakan dan standar VII : Evaluasi dan Pengendalian Mutu hanya 1 (satu) standar yang sudah dijalankan.
6.2. Saran 1. Perlu dipertahankan tingkat pengetahuan dan sikap Tim K3 yang sudah baik dengan pelatihan-pelatihan yang terjadwal dan terprogram dengan baik 2. Perlunya pelatihan yang berkelanjutan untuk lebih meningkatkan Upaya Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di RSUD Kabupaten Karimun 3.
Perlunya sosialisai yang berkelanjutan kepada seluruh karyawan dan karyawati RSUD Kabupaten Karimun tentang Upaya Program Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana
4. Perlunya dipenuhi semua kriteia yang sesuai dengan upaya program yang telah ditentukan oleh pihak rumah sakit
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y dan Hastuti, T. 2002. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Anonim, Advokasi Sebagai Alat Perubahan. 13 Oktober 2008. www.Depkes RI.com. ______, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 432/Menkes/2007 Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Di Rumah Sakit. http:www.geogle.com./sean Perundang-undangan tentang K3RS. Astono, S. 2002. Poliklinik Perusahaan Sebagai Salah Satu Subsistem Upaya Kesehatan di Perusahaan, 13 Oktober 2008. http://www.kalbe.co.id/ files/cdk/files/cdk_136_kesehatan_kerja.pdf Djojodibroto, R. D 1999. Kesehatan Kerja Di Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Hasyim, H. 2005. Manajemen Hiperkes dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (Tinjauan Kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Institusi Sarana Kesehatan). 13 Oktober 2008. http://www.jmpk-online.net/files/vol-08-02-2005-1.pdf Husni, L. 2000. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Manulang, S H. 2001. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta Notoatmodjo, S. 1999. Metode Penelitian Kesehatan. (Edisi Revisi). Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Pratomo, H dan Sudarti, 1986. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta Robbins, S. P. 2001. Perilaku Organisasi. Edisi Kedelapan. Penerbit PT. Prenhallindo. Jakarta.
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
Qomariatus & Sholilah,. 2004. Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) Untuk Meminimalkan Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja. 13 Oktober 2008. http://www.adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=jiptunair-gdl-s2-2004-sholihahqo988&PHPSESSID=735f99a341908093de36c5a6ffbdf67c Thoha, M. (2007). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Wirawan, S. 1992. Psikologi Pembangunan. Penerbit PT. Gramedia Sarana Indonesia. Jakarta. Wirawan, W. (2004). Penegakan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) dan Peran Dinas Kesehatan. 13 Oktober 2008. www.geogle.com/komunitas e.learninguniversitasgadjahmada
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TIM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TENTANG UPAYA PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA DI RSUD KARIMUN TAHUN 2009
No. Responden
:
I. Identitas Responden 1. Nama
:
2. Umur
:
3. Pendidikan
: a. SMA/STM
4. Masa Kerja
:
5. Jabatan
:
b. DIII
c. SI
II. PENGETAHUAN Petunjuk : Dimohon kepada saudara untuk memeberikan jawaban dari opsi yang tersedia dari pertanyaan di bawah ini, dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban (opsi) yang saudara pilih. 1. Menurut saudara apakah upaya penyelenggaraan keselamatn kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana (K3) itu di RS ? a. Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K3) adalah bagian dari sistem manajemen dengan membentuk tim K3
yang
bertugas
untuk
menyusun
langkah-langkah
penanganan,
mensosialisasikan kepada seluruh karyawan/karyawati dan bekerja sama dengan instansi terkait tentang upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K3).
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
b. Upaya penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K3) adalah bagian dari sistem manajemen di RS dengan membentuk Tim K3 c. Upaya penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K3) adalah bagian dari sistem manajemen di RS. 3. Menurut saudara, apakah Dasar Hukum yang dijadikan dalam pembentukan Tim K3 di RS? a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dan Undangundang No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan b. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan c. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja 4. Menurut saudara, apakah hal yang paling utama dalam menerapkan Upaya penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K3) di RS? a. Komitmen dan kebijakan Pimpinan Rumah Sakit, pengawasan, peran serta Tim K3, peran serta karyawan dan karyawati RS. b. Peran serta Tim K3, peran serta karyawan dan karyawati, komitmen dan kebijakan pimpinan RS. c. Komitmen dan kebijakan Rumah Sakit. 5. Menurut saudara apakah tujuan dari Upaya penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K3) di RS? a. Menciptakan System keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana (K3). b. Menciptakan System K3, mencegah dan mengurangi kecelakaan, mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran, meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan menanggulangi bencana. c. Mencegah dan mengurangi Kecelakaan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana 5. Menurut saudara apakah yang menjadi sasaran dari upaya penyelenggaraan Keselamatan Kerja dan Kewaspadaan Bencana di rumah sakit? Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
a. Gedung dan sarana RS, karyawan/karyawati RS. b. Seluruh pasien beserta penunggu atau keluarganya, pengunjung dan karyawan/karyawati RS, gedung dan sarana RS. c. Seluruh pasien beserta penunggu atau keluarganya dan pengunjung RS. 6.
Menurut saudara siapa sajakah yang berperan dalam melaksanakan upaya Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di Rumah Sakit? a. Tim K3 b. Seluruh karyawan/karyawati RS, Tim K3 dan pimpinan RS c. Pimpinan Rumah sakit dan Tim K3
7.
Menurut saudara komitmen pimpinan RS dalam penerapan K3 ini dapat diwujudkan dalam? a. Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3. b. Merencanakan K3 yang terkoordinasi c. Merencanakan K3 yang terkoordinasi, pelatihan teknis Tim K3, penyediaan anggaran, penilaian kinerja Tim K3 dan tindakan lanjutan pelaksanaan K3 tersebut.
8.
Menurut saudara apakah peran serta seluruh karyawan dan karyawati dalam penerapan K3 di Rumah Sakit? a.
Mematuhi prosedur kerja (SOP) dan menjaga penerapan K3 di tempat kerja
b.
Mematuhi prosedur kerja (SOP)
c.
Memberikan masukan dalam pembuatan kebijakan K3 melalui wakil-wakil karyawan, menjaga penerapan K3 dan mematuhi prosedur kerja (SOP)
9. Menurut saudara, apakah tugas pokok dan fungsi dari tim K3 a. Merumuskan kebijakan, peraturan dan pedoman petunjuk pelaksanaan dan prosedur b. Membuat program kerja c. Melakukan semua tugas pokok dan fungsi mulai dari membuat program, merumuskan kebijakan, peraturan, petunjuk pelaksanaan dan prosedur, melakukan investgasi bila ada kecelakaan kerja, kebakaran dan bencana dan
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
memberi rekomendasi kepada pimpinan RS mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan K3. 10. Menurut saudara unsur apakah yang terlibat dalam menciptakan system K3 di RS a. Manajemen RS, Tim K3 dan karyawan/karyawati RS b. Manajemen RS c. Manajemen RS, Tim K3, Karyawan/Karyawati RS dan lingkungan RS B. Sikap Petunjuk : Dimohon kepada saudara untuk memberikan jawaban pada opsi yang tersedia dari pertanyaan dibawah ini, dengan memberi tanda silang (x) pada jawaban (opsi) yang saudara pilih. 1. Program K3 perlu dibentuk di RS karena memiliki potensi bahaya a. Setuju
b. Ragu-ragu
c. Tidak Setuju
2. Penerapan program K3 di Rumah sakit dapat dicegah kecelakaan, kebakaran dan meningkatkan kewaspadaan bencana a. Setuju
b. Ragu-ragu
c. Tidak Setuju
3. Penerapan program K3 di rumah sakit dapat meningkatkan citra Rumah Sakit a. Setuju
b. Ragu-ragu
c. Tidak Setuju
4. Komitmen dan kebijakan K3 oleh pimpinan rumah sakit harus dapat diketahui, dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh tim K3 a. Setuju
b. Ragu-ragu
c. Tidak Setuju
5. Tim K3 harus mensosialisasikan program K3 yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan petunjuk pimpinan rumah sakit. a. Setuju
b. Ragu-ragu
c. Tidak Setuju
6. Kerja sama yang baik dan terkoordinasi antara tim K3, karyawan/karyawati, merupakan hal yang mendukung terlaksananya K3 di rumah sakit, selain penyediaan anggaran oleh pimpinan rumah sakit a. Setuju
b. Ragu-ragu
c. Tidak Setuju
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.
7. Rumah Sakit perlu mengadakan pelatihan tentang K3 yang berkesinambungan di rumah sakit : a. Setuju
b. Ragu-ragu
c. Tidak Setuju
8. Setiap karyawan-karyawati, dan setiap pengunjung di lingkungan rumah sakit harus berperan serta dalam menjaga dan mengendalikan pelaksanaan K3 : a. Setuju
b. Ragu-ragu
c. Tidak Setuju
9. Seluruh karyawan harus mematuhi prosedur kerja (SOP) di rumah sakit a. Setuju
b. Ragu-ragu
c. Tidak Setuju
10. Rumah sakit sebaiknya melakukan audit tentang penilaian kinerja K3 sekurangkurangnya 1 kali dalam 3 tahun : a. Setuju
b. Ragu-ragu
c. Tidak Setuju
Almalik Faisal Harahap : Pengetahuan Dan Sikap Tim K 3 Tentang Upaya Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rsud Karimun Tahun 2009, 2010.