9
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017
PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG MOBILISASI DINI PASIEN DI ICU RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA Muhamat Nofiyanto1*, Muhamad Munif2, Miftafu Darussalam3 1,2,3
Stikes Jenderal A. Yani Yogyakarta Jl.Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping,
Sleman,D.I.Yogyakarta 55294, e-mail:
[email protected] ABSTRACT Background: Early mobilization is necessary in critically ill patients in Intensive Care Unit (ICU) to prevent hypovolemia which endangers patient’s life. The role of nurses in early mobilization is important by providing explanations and motivating patients to achieve the purpose of healing. Guidance and intensive intervention from nurses can reduce the recurrence of disease. Objective: To investigate the level of knowledge and attitude of nurses on patients early mobilization in ICU of RSUD Panembahan Senopati Bantul. Method: A descriptive, cross sectional study, was applied on 20 nurses in ICU of RSUD Panembahan Senopati Bantul. Univariate data analysis was administered to characteristics of respondents, knowledge, attitudes, and cross-tabulations. Result: Most of nurses have good level of knowledge (70%), and on attitude domain, most nurses are being supportive (75%) in terms of early mobilization to patients. Nurses whose age are 22-35 years old (10%), male (10%), have been working for 1 month up to 5 years (10%), have background of 3 years diploma in nursing (10%) fall into poor knowledge category. Similar characteristics contribute to attitude domain where nurses whose age are 22-35 years old (25%), male (15%), have been working for 1 month up to 5 years (25%), have background of 3 years diploma in nursing (35%) are placed into unsupportive category. Conclusion: The level of knowledge of nurses on patients early mobilization is in good category where the attitude is in supportive category. Keywords:
Knowledge, attitude of nurses, early mobilization.
PENDAHULUAN Pasien dengan
aktivitas
sakit
kritis
penyakit
atau
mengancam
adalah
keselamatan
pasien
yang
dapat
pasien
secara
menimbulkan
yang
komplikasi seperti Trombosis Vena Dalam
jiwa,
tidak
(TVD).2
atau mereka tidak ingat bahwa mereka sedang dirawat.
mobilitas
kondisi
menyadari tingkat keparahan kondisinya, 1
signifikan
dan
Ketidakstabilan
hemodinamik
dapat
menjadi hambatan dilakukannya mobilisasi.
Pasien dengan kondisi
Perubahan hemodinamik yang tidak stabil
semacam ini sering dijumpai di Intensive
menjadikan alasan perawat di ICU untuk
Care Unit (ICU) dan biasanya membutuhkan
menghentikan
berbagai
yang
Mobilisasi dini diperlukan untuk mencegah
berguna untuk memantau kondisi dan juga
dan membatasi kecemasan dan depresi,
untuk menjaga kelangsungan hidup pasien
mencegah tromboemboli, menurunkan angka
tersebut, misalnya ventilator, alat dialisis, dan
morbiditas, serta memperbaiki fungsional
masih banyak lainnya. Penggunaan alat-alat
kardiovaskular
macam
alat
kedokteran
ini akan menyebabkan adanya pengurangan
kegiatan
dan
mobilisasi.3
mengurangi
kekambuhan pada pasien.
4
tingkat
10
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017
Pasien kritis dengan masa rawat yang
Menurut Perme et al.9, pengetahuan
lama akan menimbulkan banyak masalah
dan keterampilan sangat diperlukan dalam
kesehatan
menangani
yang
muncul,
di
antaranya
pasien
kritis
agar
tidak
pneumonia, kelemahan, nyeri akut, hingga
memengaruhi pengambilan keputusan klinis
masalah semua fungsi organ tubuh karena
serta program pengobatannya. Berdasarkan
pengaruh infeksi yang didapat saat dirawat di
studi pendahuluan di RSUD Panembahan
ICU hingga berujung kematian. Imobilisasi
Senopati Bantul jumlah pasien rata-rata
pasien di ICU memberikan kontribusi pada
perbulan yang membutuhkan perawatan di
komplikasi lanjut yang cukup tinggi pada
ruang
pasien dengan kondisi kritis hingga berakhir
wawancara dengan 3 perawat menunjukkan
pada kematian. Pada pasien kritis yang
bahwa 1 perawat tidak melakukan mobilisasi
mengalami imobilisasi akan memunculkan
karena memandirikan pasien dan keluarga,
dampak
karena pada
sedangkan 2 perawat selalu mengingatkan
posisi imobilisasi konsumsi oksigen pada
pasien untuk mobilisasi setiap 2 jam sekali.
yang
merugikan
pasien kritis akan meningkat.
5
ICU
sebanyak
14
pasien.
Hasil
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti
Mobilisasi dini pasien kritis di ICU jika
tertarik untuk meneliti pengetahuan dan sikap
tidak segera dilakukan dapat menimbulkan
perawat tentang mobilisasi dini pasien di ICU
hipovolemi yang menyebabkan viskositas
RSUD Bantul.
darah meningkat sehingga mudah terjadinya
Tujuan penelitian ini adalah untuk
emboli, ventilasi paru akan berkurang akibat
mengetahui gambaran tingkat pengetahuan
mengecilnya
kekuatan
dan sikap perawat tentang mobilisasi dini
kontraksi otot dan jumlah massa otot rangka
pasien di ICU RSUD Panembahan Senopati
akan
volume
menurun.6
Peran
paru,
perawat
dalam
Bantul, Yogyakarta.
mobilisasi dini penting, yaitu memberikan penjelasan dan memotivasi pasien demi tercapainya tujuan kesembuhan, bimbingan
BAHAN DAN CARA PENELITIAN Penelitian ini
merupakan penelitian
perawat dan intervensinya yang intensif
deskriptif kuantitatif non-experiment.10 Lokasi
dapat mengurangi kekambuhan penyakit.7
penelitian berada di ruang ICU RSUD
Program
ini
Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta.
dikembangkan oleh perawat sebagai bagian
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 26
dari komponen dalam rumah sakit rehabilitasi
s.d. 28 September 2016 dengan teknik
jantung, yang dapat meningkatkan tidak
sampling total sebanyak 20 responden.
early
mobilization
saat
hanya fisik dan hasil jantung tetapi juga
Variabel dalam penelitian ini adalah
mental dan psikologis kesejahteraan sebelum
variabel pengetahuan dan variabel sikap. Alat
pulang dari rumah sakit.8
pengumpulan data yang digunakan adalah
11
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017
lembar
data
kuesioner
karakteristik
pengetahuan
responden,
perawat
dalam
mobilisasi dini pasien di ICU, dan kuesioner sikap perawat tentang mobilisasi dini pasien di ICU. Uji validitas instrumen dilakukan dengan
menggunakan
korelasi
pearson
product moment, sedangkan uji reliabilitas menggunakan teknik Alfa Cronbach. Hasil uji validitas di ICU RSUD Sleman terhadap 10 perawat didapatkan seluruh item (25 item pertanyaan
pengetahuan
dan
20
item
pertanyaan sikap) valid dengan rentang skor
Tabel 1. Karakteristik Perawat ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Karakteristik 22 - 35 tahun 36 - 45 tahun 46 - 55 tahun Jenis Laki-laki Kelamin Perempuan Lama kerja 1 bulan-5 tahun 6 tahun-10 tahun 11 tahun-15 tahun Pendidikan Ners S1 D3 Jumlah Usia
f 11 8 1 6
% 55,0 40,0 5,0 30,0
14 8
70,0 40,0
10
50,0
2
10,0
3 2 15 20
15,0 10,0 75,0 100
0.658-0.911 (>0.633) untuk pengetahuan, dan sikap 0.666-0.917 (>0.633). Seluruh
Tabel 2 menunjukkan gambaran tingkat
instrumen juga reliabel dengan skor 0.980
pengetahuan responden tentang mobilisasi
(>0.6) untuk pengetahuan dan sikap 0.964
dini pada pasien yang dirawat di ICU.
(>0.6). Data yang sudah terkumpul kemudian
Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Tentang Mobilisasi Dini
dilakukan editing, coding, entry data, dan tabulating. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif menggunakan ukuran sebaran
data
dalam
frekuensi
dan
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah
f 14 4 2 20
% 70,0 20,0 10,0 100
persentase. Dari tabel 2 terlihat bahwa masih ada perawat yang memiliki pengetahuan cukup
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik
Responden
dan
Tingkat
(20%) dan kurang (10%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Sugijati
Pengetahuan tentang Mobilisasi Dini
masih Tabel 1 responden responden
menunjukkan karakteristik
penelitian. berusia
Sebagian
22-35
tahun
besar (55%),
terdapat
12
11
yang menemukan perawat
dengan
pengetahuan cukup dan 2 perawat dengan pengetahuan kurang tentang mobilisasi di RSUP Mataram.
berjenis kelamin perempuan (70%), lama
Pengetahuan kategori cukup dan kurang
bekerja 6-10 tahun (50%), dan berpendidikan
terbanyak pada indikator indikasi dan kontra
diploma 3 keperawatan (75%).
indikasi mobilisasi dini serta safety alert. Pengetahuan perawat tentang indikasi dan kontraindikasi
mobilisasi
dini
sangat
12
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017
dibutuhkan dalam memberikan terapi pada
pentingnya
pasien ICU. Salah satu Indikasi mobilisasi
mencapai tujuan.10 Ini menunjukkan bahwa
adalah pasien tirah baring lama. Mobilisasi
semakin tinggi tingkat pengetahuan perawat
dilakukan jika saturasi oksigen lebih dari 88%
akan semakin tinggi pula peranannya dalam
selama aktivitas dan denyut jantung normal.
tindakan mobilisasi dini pasien.12 Untuk itu,
Kontraindikasi
pasien
perawat perlu memiliki pengetahuan yang
yang mengalami pusing, perubahan pola
memadai tentang mobilisasi. Pengetahuan
pernapasan, nyeri dada, pucat berlebihan,
yang kurang akan berdampak pada tingkat
atau kulit teraba dingin.9
kesembuhan pasien.11
Safety peringatan
mobilisasi
alert
adalah
pengamanan
meliputi
suatu untuk
melakukan
kegiatan
untuk
bentuk menjaga
Sikap Perawat Dalam Mobilisasi Dini
keselamatan dan kenyamanan pasien saat
Tabel
dilakukan
perawat tentang mobilisasi dini pada pasien
mobilisasi
agar
terbebas
dari
cedera. Salah satu bentuk safety alert
fasilitasi bantuan dari perawat (asistensi) pada saat
pasien latihan berjalan dan
kembali ke tempat tidur.
menunjukkan
gambaran
sikap
yang dirawat di ruang ICU. Tabel 3. Sikap Perawat Tentang Mobilisasi Dini
adalah penggunaan alat bantu mobilisasi (ikat pinggang, walker, dan kursi roda), serta
3
Sikap Mendukung Tidak mendukung Jumlah
f 15 5 20
% 75,0 25,0 100
Dari tabel 3 terlihat bahwa masih
Aspek pengetahuan dalam melakukan
terdapat perawat yang memiliki sikap tidak
suatu tindakan keperawatan merupakan hal
mendukung
yang sangat penting untuk dimiliki perawat
sebagian besar berada pada komponen
agar tidak memengaruhi keputusan klinis
konatif. Hasil penelitian ini sejalan dengan
serta
temuan Hastuti, 12 di mana masih terdapat 12
program
pengobatan
yang
akan
mobilisasi
dini
(25%)
yang
diberikan kepada pasien. Dalam tindakan
orang
non
dini,
mendukung tindakan mobilisasi dini fase akut
tindakan untuk memperhatikan keselamatan
pasien stroke di bangsal Anggrek I RSUD Dr.
pasien
demi
Moewardi Surakarta. Sikap yang kurang
kenyamanan dan kelancaran penanganan
pada aspek konatif menunjukkan perilaku
terapi. 9
mobilisasi dini belum menjadi kebiasaan
farmakologi
juga
seperti
sangat
mobilisasi
penting
Tingkat pengetahuan berkorelasi linier dengan
pemahaman
memiliki
sikap
tidak
yang dilakukan perawat. Komponen konatif
dalam
adalah aspek kecenderungan berperilaku
melakukan sesuatu, di mana semakin tinggi
tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki
tingkat
maka
oleh seseorang yang berkaitan dengan obyek
semakin tinggi pula seseorang memahami
sikap yang dihadapi.18 Kaitan ini didasari oleh
pengetahuan
seseorang
perawat
seseorang,
13
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017
asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak
memengaruhi
Kecenderungan
perilaku.
berperilaku
Tabel 4 menggambarkan uji silang antara
pengetahuan
perawat
dengan
secara
karakteristik perawat itu sendiri. Hasil tabulasi
konsisten, selaras dengan kepercayaan dan
silang antara usia dengan pengetahuan
perasaan ini membentuk sikap individu.
perawat dalam mobilisasi dini pasien di ICU
Pada umumnya perawat mempunyai
RSUD
Panembahan
Senopati
Bantul
waktu yang singkat dengan beban kerja yang
Yogyakarta menunjukkan pengetahuan yang
kompleks, perawat tidak hanya melakukan
baik terbanyak pada responden usia 36-45
tindakan keperawatan pada satu pasien saja
tahun
namun harus secara keseluruhan. Kondisi
kurang terbanyak pada responden usia 22-35
tersebut menyebabkan keterbatasan waktu
tahun (20%).
perawat dalam melakukan tindakan yang
memengaruhi pengetahuan adalah usia.13
memerlukan waktu lama, sehingga perawat
Semakin dewasa usia akan berpengaruh
cenderung
terhadap
terhadap tingkat pengetahuan yang dimiliki
keterampilan/tindakan yang paling diperlukan
dan bagaimana cara mendapatkan informasi
untuk
tersebut.
lebih
kesembuhan
memperhatikan
fokus
pasien,
mobilisasi
dan
kurang
(ROM)
pada
pasien.11
Usia 22-35 tahun 36-45 tahun 46-55 tahun Jumlah Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Lama kerja 1 bulan-5 tahun 6 tahun-10 tahun 11 tahun-15 tahun Jumlah Pendidikan Ners S1 D3 Jumlah
sedangkan
pengetahuan
Salah satu faktor yang
Kemampuan
seorang
perawat
untuk berpikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan akan terus meningkat secara
Tabel 4. Pengetahuan Berdasarkan Karakteristik Perawat Karakteristik
(40%),
teratur
Pengetahuan perawat B C K Total % % % %
selama
usia
dewasa
dengan
banyaknya kasus dan pengalaman yang diperoleh selama perawat bekerja. 14 Berdasarkan karakteristik jenis kelamin,
25,0 40,0 5,0 70,0
20,0 0 0 20,0
10,0 0 0 10,0
55,0 40,0 5,0 100
tidak terdapat perempuan yang memiliki
10,0 60,0 70,0
10,0 10,0 20,0
10,0 0 10,0
30,0 70,0 100
kelebihan dibandingkan dengan perawat laki-
15,0 45,0 10,0 70,0
15,0 5,0 0 20,0
10,0 0 0 10,0
40,0 50,0 10,0 100
15,0 10,0 45,0 70,0
0 0 20,0 20,0
0 0 10,0 10,0
15,0 10,0 75,0 100
tingkat
pengetahuan
perempuan
pada
kurang.
umumnya
Perawat
mempunyai
laki yang terletak pada kesabaran, ketelitian, tanggap, kelembutan naluri dalam mendidik, merawat,
mengasuh,
membimbing.
melayani,
dan
15
Berdasarkan
lama
kerja
perawat,
terdapat 2 perawat dengan lama kerja 1 bulan-5 tahun yang memiliki pengetahuan kurang. Sedangkan perawat dengan lama kerja 6 tahun-10 tahun dan 11 tahun – 15
14
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017
tahun tidak ada yang memiliki pengetahuan
pengaruh faktor emosional merupakan faktor
kurang. Innayatullah16 menjelaskan bahwa
pembentuk sikap.18
masa
kerja
berpengaruh
terhadap
pengetahuan dan pengalaman klinik seorang perawat. Hal tersebut terjadi karena semakin
Tabel 5. Sikap Berdasarkan Karakteristik Karakteristik
M %
lama perawat bekerja, maka semakin banyak kasus yang ditanganinya, sehingga semakin meningkat
pengalamannya.
15
Lamanya
seseorang bekerja menentukan banyak atau sedikitnya pengalaman mereka. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan.10 Berdasarkan karakteristik pendidikan, perawat dengan pendidikan Ners dan S1 tidak ada yang memiliki pengetahuan kurang, sedangkan
perawat
berpendidikan
D3
terdapat 2 orang yang memiliki pengetahuan kurang. Pendidikan merupakan faktor yang memengaruhi pengetahuan. Pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun pendidikan non formal
yang
diinginkan
adalah
adanya
perubahan kemampuan, penampilan, atau perilakunya.17 Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal baru dan akan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut.10
perawat
dalam
mobilisasi
dini
menunjukkan sebanyak 5 orang perawat berusia 22-35 tahun yang memiliki sikap tidak mendukung
mobilisasi
dini.
Umur
menentukan banyak sedikitnya pengalaman pribadi seseorang. Di samping itu umur juga berpengaruh terhadap emosi dalam diri individu.
Usia (tahun) 22-35 36-45 46-55 Jumlah Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Lama kerja 1 bulan-5 th 6 tahun-10 th 11 th-15 th Jumlah Pendidikan Ners S1 D3 Jumlah
30,0 40,0 5,0 75,0
25,0 0 0 25,0
55,0 40,0 5,0 100
15,0 60,0 75,0
15,0 10,0 25,0
30,0 70,0 100
15,0 50,0 10,0 75,0
25,0 0 0 25,0
40,0 50,0 10,0 100
15,0 10,0 50,0 75,0
0 0 25,0 25,0
15,0 10,0 75,0 100
Berdasarkan jenis kelamin, memiliki
sikap
yang
terhadap
mobilisasi
daripada
perempuan.
karakteristik
tidak dini
mendukung
lebih
Pada
perempuan
laki-laki
banyak dasarnya
dan
laki-laki
memang berbeda, bukan hanya dari segi fisik saja, tetapi juga dalam hal berpikir dan
Hasil tabulasi silang antara usia dengan sikap
Sikap perawat TM Total % %
Pengalaman
pribadi
dan
juga
bertindak.
Perempuan
cenderung
lebih
mampu menjadi pendengar yang baik dan tidak selalu berfokus terhadap diri sendiri, sementara
laki-laki
tidak
demikian.
Hal
tersebut menjadikan laki-laki lebih acuh dan orientasi terhadap pasien menjadi kurang dan dalam hal ini adalah sikap terhadap mobilisasi dini pasien 19 Berdasarkan
lama
kerja
perawat,
terdapat 5 perawat dengan lama kerja 1
15
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017
bulan-5 tahun yang memiliki sikap tidak
kontraindikasi,
mendukung
perawat dalam mobilisasi dini pasien di ICU
mobilisasi
dini.
Sedangkan
dan
safety
RSUD
dan 11 tahun – 15 tahun tidak ada yang tidak
Yogyakarta menunjukkan sebagian besar
mendukung mobilisasi dini. Hal tersebut bisa
mendukung
dipengaruhi oleh pengalaman yang diperoleh
Meskipun demikian, masih terdapat perawat
selama
yang
kerja
yang
dijalani.
Senopati
Sikap
perawat dengan lama kerja 6 tahun-10 tahun
masa
Panembahan
alert.
pelaksanaan
memiliki
sikap
Bantul
mobilisasi
tidak
dini.
mendukung
Pengalaman yang baik akan meninggalkan
mobilisasi dini. Aspek konatif menjadi aspek
kesan yang mendalam bagi jiwa seseorang
yang paling banyak belum dimiliki oleh
dan
perawat.
akan
bersifat
kehidupannya. seseorang
20
positif
dalam
Apa yang telah dialami
akan
memengaruhi
ikut
membentuk
penghayatan
dan
Rumah sakit khususnya bagian diklat hendaknya
secara
kontinyu
memberikan
terhadap
pelatihan tentang safety alert yang bertujuan
stimulus sosial yang akan menjadi salah satu
untuk memberikan rasa aman, nyaman, dan
dasar terbentuknya sikap.
18
mengutamakan keselamatan dalam menuju
Berdasarkan karakteristik pendidikan,
proses kesembuhan pasien, terutama dalam
perawat dengan pendidikan Ners dan S1
melakukan tindakan mobilisasi dini di ICU
tidak ada yang tidak mendukung mobilisasi
dan sesegera mungkin membuat Standar
dini, sedangkan perawat berpendidikan D3
Operasional
terdapat 5 orang yang tidak mendukung
mobilisasi dini pada pasien di ICU, agar
mobilisasi dini. Tingkat pendidikan yang lebih
pengetahuan perawat semakin meningkat
rendah akan menghambat perkembangan
dan mengubah sikap perawat yang tidak
sikap
seseorang
informasi,
dan
Prosedur
untuk
tindakan
terhadap
penerimaan,
mendukung menjadi mendukung mobilisasi
lain-lain
yang
dini.
baru
diperkenalkan.20 KEPUSTAKAAN KESIMPULAN
1. Chronic Kidney Disease [Internet]. 2012
Pengetahuan perawat dalam mobilisasi
[cited 13 Agustus 2016]. Available from:
dini pasien di ICU RSUD Panembahan
http://emedicine.medscape.com/article/23
Senopati Bantul Yogyakarta menunjukkan
8798-overview#showall.
sebagian
besar
pengetahuannya
baik.
2. Departemen
Kesehatan
Republik
Meskipun demikian, masih terdapat perawat
Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia.
yang
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
memiliki
pengetahuan
cukup
dan
kurang. Aspek pengetahuan yang masih kurang adalah pada pemahaman indikasi,
Indonesia; 2009.
16
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017
3. Muttaqin A. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskular dan
hematologi.
Jakarta:
Salemba
Medika; 2009. 4. Benson respon
H,
(ROM) pada pasien stroke. Media Bina Ilmiah. 2016;10(2):55-9. 12. Hastuti
LFT,
Murtutik
L.
Hubungan
pengetahuan dan sikap perawat terhadap Proctor
relaksasi.
W. Dasar–dasar
Edisi
1.
Bandung:
Penerbit Kaifa; 2000.
tindakan mobilisasi dini pasien stroke fase akut di bangsal anggrek I RSUD Dr. Moewardi
5. Jevon P, Ewens B. Pemantauan pasien kritis. Edisi 2. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2009.
Surakarta.
nursing: A holistic approach. Edisi 10. Philadelphia:
Wolters
Kluwer
Health;
2013.
13. Samsunuwiyati, & Kartono, L.I. 2006. Manusia.Pengantar
tentang
Psikologi.
patient with coronary heart disease. Med J Indones. 2004;13(2):102-6.
Refika
Singkat Aditama:
Bandung 14. Potter P, Perry A. Buku ajar fundamental keperawatan:
7. Lefrandt RL. The levels of Hs-CRP in
Ilmu
Keperawatan Indonesia. 2012;1(1).
Perilaku
6. Morton PG, Dorrie KF. Critical care
Jurnal
Konsep,
proses,
dan
praktik. Edisi 4 ed. Jakarta: EGC; 2006. 15. Zakiyah
A.
Hubungan
karakteristik
sikap
perawat
dan
dengan
8. Cortes OL, Villar JC, Devereaux P,
pendokumentasian asuhan keperawatan
DiCenso A. Early mobilisation for patients
di rumah sakit umum sidoarjo. Jurnal
following acute myocardiac infarction: A
Keperawatan Sehat. 2012;5(1).
systematic review and meta-analysis of experimental Journal
studies. of
C,
Hubungan
Studies.
perawat tentang asuhan keperawatan dengan pedoman NANDA NOC dan NIC
R.
Early
di Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang.
mobility and walking program for patients
Purwokerto:
in
Soedirman; 2014.
intensive
care
units:
tingkat
pendidikan dengan tingkat pengetahuan
Nursing
Chandrashekar
I.
International
2009;46(11):1496-504 9. Perme
16. Inayatullah
Creating
a
standard of care. American Journal of Critical Care. 2009;18(3):212-21. 10. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007. 11. Sugijati. Hubungan pengetahuan dengan keterampilan perawat tentang mobilisasi
17. Azwar
S.
Universitas
Jenderal
Sikap manusia teori dan
pengukurannya.
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar Offset; 2007. 18. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Edisi 1. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. 19. Bastable S. Perawat sebagai pendidik. Jakarta: EGC; 2002.
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017
20. Mubarak WI, Chayatin N, Rozikin K, Supradi.
Promosi
kesehatan
sebuah
pengantar proses belajar mengajar dalam pendidikan. 2007.
Yogyakarta:
Graha
Ilmu;
17