J.Tek.Ling
Edisi Khusus
Hal. 198 - 209
Jakarta, Juli 2006
ISSN 1441 – 318X
PENGETAHUAN DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT DI SABANG - PULAU WEH, NANGROE ACEH DARUSSALAM SITI SUSIARTI Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi – LIPI Abstract The understanding on medicinal herbs and its usefulness by local people are very common in Indonesia. Most of the ethnics utilize it, without exception in Sabang - Weh Island, Nangroe Aceh Darussalam (NAD) province. To explore what kinds of plant which use as medicinal herbs, research was conducted in Iboih, Sabang, NAD. As a result at least 113 plant species, belong to 85 genera and 55 families were recorded as medicinal herbs. It was found that medicinal herbs in research site was employed either as a single or as compound, which contains some materials. It is recognized as 44 medicinal compound (ramuan obat 44), eventhough it does not always consist of 44 plants. Occasionally, this 44 medicinal compound is well known as ramuan daun segala daun. Medicinal herbs which are used by Iboih people are terrestrial orchids, gerangsang rimaung (Anoectochylus setaceus) and abeung - abeung (Oroxylum indicum). The later belong to Bignoniaceae and it is one of the endangered plants. Key words : Medicinal herbs, Sabang - Weh Island, Nangroe Aceh Darussalam (NAD) kebiasaan yang mentradisi selalu sejalan dengan ajaran agama islam yang dilaksanakan. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penelitian
Pengetahuan dan pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat lokal cukup banyak di Indonesia, begitu pula di Sabang - P. Weh, Nangroe Aceh Darussalam (NAD). NAD yang mendapat julukan nama yang amat mulia yaitu Serambi Mekah bukanlah suatu nama yang dibuat-buat tanpa makna, tetapi dalam hal ini sejarah telah mencatat, NAD pernah menjadi tempat untuk bertolak menuju tanah suci Mekah. Meskipun demikian informasi mengenai keanekaragaman hayati dari Propinsi NAD yang luasnya 57.365,57 km2 (11) dan khususnya Kotamadya Sabang yang luasnya 153 km2 ini masih jarang sekali.
Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasi pengetahuan tentang keanekaragaman tumbuhan terutama tumbuhan obat di sekitar kawasan konservasi P. Weh Sabang, NAD. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah data dan informasi untuk pengelolaan dan pengembangan selanjutnya.
Pola kehidupan masyarakat NAD diatur oleh hukum adat yang berdasarkan kaidahkaidah hukum agama Islam (12). Nilai-nilai dasar sosial pada masyarakat Aceh didasarkan pada pelaksanaan tuntutan ajaran agama islam, adat istiadat dan kebiasaan yang sudah mentradisi. Ajaran islam menuntut ‘amar ma’ruf nahi mungkar’, menyuruh mengajarkan yang baik yang diridhoi Allah, meninggalkan atau menghindari segala sesuatu yang jahat atau buruk yang dilarangnya. Adat istiadat dan
198
2. METODOLOGI Lokasi Penelitian dilakukan di desa Iboih, Sabang, NAD berada di sekitar kawasan konservasi Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Laut P. Weh - Sabang. Pengambilan data lapangan dilakukan dengan cara survei eksploratif, yaitu wawancara dan pengamatan langsung di lapangan. Wawancara dilakukan terhadap masyarakat setempat yang mengetahui dan menggunakan tumbuhan obat antara lain tetua adat dan dukun. Selain mencatat nama lokal dari jenis tumbuhan obat, juga cara pemakaian dan pemanfaatannya. Tumbuhan yang tercatat di koleksi dan dibuat herbariumnya. Spesimen bukti tumbuhan dikumpulkan kemudian dibawa ke Herbarium Bogoriense, Puslitbang Biologi, LIPI untuk identifikasi nama ilmiahnya.
Susanti, S. 2006
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Masyarakat Iboih, Sabang – P.Weh di sekitar kawasan konservasi umumnya pendatang dari sekitar daerah NAD misal dari Aceh besar, Sigli maupun Aceh Selatan. Masyarakat ini pada umumnya masih memanfaatkan tumbuhan yang ada di sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk tumbuhan untuk bahan obat. Pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat ini di Iboih cukup dikenal meskipun umumnya oleh generasi yang sudah lanjut. Pengetahuan tumbuhan obat ini ada yang sudah membuat dokumennya meskipun dalam buku kecil. Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Iboih tercatat tidak kurang dari 113 jenis tumbuhan (Tabel 1). Jenis-jenis tumbuhan tersebut umumnya masih tumbuh liar dan terdapat juga tumbuhan yang dibudidayakan. Tumbuhan liar yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat jarang diambil dari dalam hutan tetapi dari sekitar pemukiman. Tumbuhan yang dibudidayakan biasanya berfungsi ganda yaitu baik sebagai tanaman hias maupun tanaman buah. Jenis tumbuhan obat tersebut yang dimanfaatkan masyarakat termasuk dalam 85 marga dan 55 suku tumbuhan. Suku yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat adalah masing-masing dari suku Fabaceae (8 jenis), Euphorbiaceae (6 jenis), Asteraceae, Poaceae, Rutaceae dan Zingiberaceae (masing-masing famili 5 jenis), Anacardiaceae, Annonaceae, Rubiaceae dan Verbenaceae (masing-masing 4 jenis), Malvaceae, Myrtaceae, Arecaceae dan Piperaceae (masing-masing 3 jenis), sedangkan suku lainnya masing-masing 2 jenis dan 1 jenis. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat biasanya daun, kulit kayu, buah, getah maupun rimpangnya. Penggunaan tumbuhan obat bervariasi baik dalam bentuk tunggal maupun bentuk ramuan yang terdiri dari beberapa jenis tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Iboih sering untuk campuran ramuan obat. Bentuk ramuan yang dikenal secara umum oleh masyarakat adalah ramuan obat 44 yang berarti tersusun dari 44 macam/ jenis tumbuhan meskipun dalam prakteknya tidak selalu tepat terdiri 44 jenis tumbuhan. Ada juga yang mengistilahkan ramuan ini dengan ramuan daun segala daun. Ramuan obat 44 ini juga terdapat di pasar tradisional Banda Aceh. Dalam pemanfaatan tumbuhan untuk bahan obat, masyarakat Iboih juga memanfaatkan bahan rempah seperti pala, bawang merah dan bawang putih. Selain itu juga
jirai hitam/ jinten hitam (Nigella sativa), jirai putih/ jinten putih (Cuminum cyminum). Jirai hitam ini diketahui mempunyai sifat antibakteri (7). Jenis ini mampu menghambat pertumbuhan 10 isolat bakteri Gram positif antara lain: Bacillus cereus, Staphylococcus aureus dan 11 isolat bakteri Gram negatif antara lain Escheria coli dan Pseudomonas aeruginosa. Bakteri Gram positif yang paling sensitif adalah Bacillus polymixa dengan perlakuan minyak atsiri biji jinten hitam yang diperoleh dari destilasi uap. Jenis tumbuhan yang umum dikenal dan dimanfaatkan adalah yang berhubungan dengan penyakit malaria dan penyakit ‘si kura’ (sakit kembung pada perut yang konon biasanya bersamaan dengan penyakit malaria). Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan adalah getah dari nawah (Jatropha curcas) dan kulit kayu keranji (Intsia bijuga). Dari jenis-jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Iboih terdapat sejenis anggrek tanah yang sudah mulai langka yaitu gerangsang rimaung (Anoectochylus setaceus). Jenis ini selain dimanfaatkan sebagai obat sesak napas dan penambah darah juga dimanfaatkan untuk sayur sop dan dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Dalam pemberian nama lokal dari jenis tumbuhan obat dari masyarakat Iboih terdapat nama yang ada hubungannya dengan agama Islam yaitu shirothol mustaqim (Andrographis paniculata). Dalam ajaran agama Islam, kata ini berarti jalan yang lurus atau jalan yang benar. Diduga kemungkinan karena tumbuhan jenis ini benar-benar bermanfaat untuk masyarakat dalam menyembuhkan penyakit yaitu malaria. Jenis ini banyak ditemui bahkan di sepanjang jalan desa. Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat NAD ini juga terdapat 23 jenis dan marga yang sama dengan yang dimanfaatkan negara tetangga Thailand seperti delima bruek (Punica granatum), kasab (Desmodium triflorum), belimbing sago (Averrhoa carambola) (4). Meskipun jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sama, tetapi bagian tumbuhan yang dimanfaatkan berbeda. Pada belimbing sago, buahnya yang dimanfaatkan sebagai bahan obat sedangkan di Thailand selain buah juga akarnya. Ardan (3), melaporkan bahwa terdapat 75 jenis tumbuhan obat tradisional dimanfaatkan oleh masyarakat Minangkabau di desa Kubang Nan Raok, Solok, Sumatera Barat. Dari jumlah tersebut, sekitar 15 jenis tumbuhan dimanfaatkan sama sebagai tumbuhan obat di sekitar kawasan konservasi P. Weh, NAD. Jenis tumbuhan obat
Pengetahuan dan Pemanfaatan … J. Tek. Ling. PTL-BPPT. Edisi Khusus 198-2007
199
yang sama diantaranya Andrographis paniculata, Centella asiatica, Acorus calamus, dan Garcinia mangostana. Sedangkan Susiarti (13), melaporkan terdapat 91 jenis tumbuhan obat tradisional yang dimanfaatkan oleh masyarakat Minangkabau di sekitar kawasan C.A. Lembah Harau, Sumatera Barat dan sekitar 22 jenis tumbuhan yang sama dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan konservasi P. Weh, NAD. Jenis yang sama diantaranya Alstonia scholaris, Areca catechu dan Persea americana. Jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan di Iboih sama dengan yang dimanfaatkan masyarakat Minangkabau karena, masyarakat yang berasal dari Aceh Selatan, kebanyakan berasal dari Sumatera barat. Salix alba di daerah lainnya dimanfaatkan baik secara tradisional maupun secara medical sebagai analgesik (6), dari marga yang sama sajaloh (Salix tetrasperma) di Iboih, NAD, daunnya setelah ditumbuk dimanfaatkan untuk malaria dan campuran ramuan setelah melahirkan. Pada masyarakat Iboih dikenal penyakit seperti kurap besi, kencing meran, si kura dan barah dalam perut. Barah dalam perut yaitu bengkak dalam perut memanfaatkan daun rambutan dan daun durian. Di daerah Seulimeun (1) , Aceh Baru memanfaatkan jinten putih untuk barah dalam perut, juga untuk campuran penyakit cugong (leher membesar). Daun jarak di campur gula pasir dimanfaatkan untuk sakit kura. Sakit meuren (sakit kalau buang air) memanfaatkan tepung kanji, air masak, air kelapa dan garam. Muntah mencret atau muntaber memanfaatkan daun jeramo, kulit jamblang. Batuk darah memanfaatkan gadung daun ara lemo, santan kelapa hijau dan pisang abin. Demam panas atau sakit panas dingin memanfaatkan daun langsat.
Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan di Iboih diantaranya, abeung - abeung (Oroxylum indicum) dari suku Bignoniaceae dan dikategorikan sebagai tumbuhan langka karena jarang (2,10). Tidak kurang dari 65 jenis dari 113 jenis yang dimanfaatkan untuk tumbuhan obat oleh masyarakat NAD (Tabel 1) sudah diketahui komponen kimianya seperti alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol juga tanin (5,8,9,14). Pada jerangi (Acorus calamus) rimpang dan daunnya mengandung saponin dan flavonoid. Yodium (Jatropha multifida), batangnya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid dan tanin. Masyarakat NAD memanfaatkan getah dari yodium ini pada bekas luka, dengan cara menggosokkan. Dari komponen – komponen kimia yang sudah diketahui ini masih perlu diteliti lebih lanjut seperti bioassaynya. 4. KESIMPULAN Pengetahuan dan pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat di Iboih, sekitar kawasan konservasi P.Weh, NAD, tidak kurang dari 113 jenis dari 85 marga dan 55 suku. Tumbuhan yang dimanfaatkan umumnya masih tumbuh liar, hanya sebagian yang sudah dibudidayakan. Sejumlah jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengatasi 37 macam penyakit. Penyakit yang umum pada masyarakat Iboih adalah penyakit malaria. Dalam meramu tumbuhan obat dikenal juga dengan sebutan ramuan 44. Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan terdapat jenis yang sama dengan yang dimanfaatkan masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat.
Tabel 1. Daftar jenis tumbuhan obat , kosmetika dan racun yang dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar kawasan konservasi di Pulau Weh - Sabang, N.A.D. No 1
2
3
4
200
Nama Ilmiah Nama Daerah (Nama Umum) Acanthaceae Andrographis paniculata Sirotal mustakim (Sambiroto) Acanthaceae Graptophyllum pictum Puding Amaranthaceae Amaranthus sp. Lakoh sekeum Amaryllidaceae Crinum asiaticum Gandarusa (bawang2-an)
Bgn. Yg digunakan Daun
Daun
Cara pemanfaatan / Kegunaan Langsung direbus/dijemur dulu lalu tambah air, diminum /malaria Campuran ramuan / pendarahan , paska bersalin
Ket L
B
Daun, bunga
Campuran ramuan / paska bersalin
L
Daun
Digarang (sangrai), dipakai untuk perban / patah tulang
L
Susanti, S. 2006
5
6 7
8
9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19 20
21
22
23
24
Anacardiacaae Anacardium occidentale Jambe anak male (Jambu monyet) Anacardiaceae Rangas Anacardiaceae Lannea coromandelica Kedondong pagar Anacardiaceae Mangifera indica Mangga Annonaceae Kunyitnyit Annonaceae Annona muricata Sirsak Annonaceae Annona reticulata Ba’ serba Annonaceae Cananga odorata Bungong seula-nga Apiaceae Centella asiatica Pegaga Apiaceae Cuminum cyminum Jirai putih Apocynaceae Alstonia scholaris Rubeek Apocynaceae Ochrosia oppositifolia Mempelam pasih ( mangga laut) Araceae Acorus calamus Jerangi (jeringau) Araliaceae Notophanax sp. Tapak dara Arecaceae Ba’ iboih Arecaceae Areca catechu Pinang Arecaceae Cocos nucifera Ba’ U (kelapa) Asclepiadaceae Calotropis gigantea Rubi pasih Asteraceae Blumea balsamifera Capa (Sembung) Asteraceae Chromalaena odorata Rapuh atut
Kulit kayu
Dikikis, ditumbuk, direndam air panas 20 menit, diminum /muntaber
B
Daun muda
Campuran ramuan obat / gatal berair Campuran ramuan 44
L
Daun
L,B
Buah (biji)
Campuran ramuan / patah tulang
B
Daun
Mengandung racun
L
Daun
Campur bawang merah, abu, diremas, diminum airnya / batuk, Buahnya / sakit kuning Campuran ramuan / gusi bengkak
B
Bunga
Campuran untuk membuat bedak
B
Daun
L
Kulit kayu
Campur kunyit, temulawak, direbus / kesehatan, stamina Campuran ramuan obat / paska bersalin, barah perut, kurang sehat badan Direndam , diminum / malaria
L
Kulit kayu
Direbus / malaria
L
Rimpang
Campuran ramuan obat / sawan pada anak
B
Daun
Direbus / kencing manis
B
Pelepah btg muda Daun tua (kuning)
Diperas, diminum airnya / pendarahan Campuran ramuan 44
L
Buah
Santan, minyak atau airnya /gatal berair, keracunan , paska bersalin Digosokkan pada bekas terkena kutu babi
Daun
Biji
Daun, getah
Daun, akar
Direbus, diminum/malaria dan mandi/ paska bersalin
Daun
Diremas / luka
Pengetahuan dan Pemanfaatan … J. Tek. Ling. PTL-BPPT. Edisi Khusus 198-2007
L, B
R
B
B
L
L
L
201
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
202
Asteraceae Elephantopus scaber Tutup bumo Asteraceae Hyptis capitata Rumput cirik ba-bi Asteraceae Tagetes erectus Serunai Bignoniaceae Oroxylum indicum Abeung-abeung Bombacaceae Durio zibethinus Rin (durian) Bromeliaceae Ananas comosus Nanas Caricaceae Carica papaya Petik (Pepaya) Clusiaceae Calophyllum inophylum Bunut (nyamplung) Clusiaceae Garcinia mangostana Manggis Convolvulaceae Ipomoea aquatica Un rumpun Crassulaceae Kalanchoe laciniata Sesejuk (sidingin) Dioscoreaceae Dioscorea sp Gadung hitam Euphorbiaceae Aleurites moluccana Kemiri Euphorbiaceae Euphorbia hirta Tingku boh (gendong buah) Euphorbiaceae Glochidion molle Uke keleung (kutu elang) Euphorbiaceae Jatropha curcas Nawah (jarak pagar) Euphorbiaceae Jatropha multifida Yodium Euphorbiaceae Phyllanthus niruri Ba’me tano (Meniran) Fabaceae Abrus precatorius Saga
Daun, akar
Direbus / kencing meran ,diabetes?
L
Daun
Campuran ramuan / gusi bengkak
L
Daun
Diperas,campur air, kapur sirih, diminum /sakit perut
L, B
Pucuk daun
Campuran ramuan obat / masuk angin
L
Daun
Campuran ramuan obat / malaria dan kurang sehat badan
B
Daun muda
Campuran ramuan / pendarahan
B
Daun
Daun (campur kunyit) ditumbuk / malaria
B
Pucuk daun
Diremas / besihkan mata
L
Kulit kayu
Direbus /sakit maag
B
Daun
campur gula batu berdarah
L
Daun
Ditumbuk, digosokkan ke badan / demam panas
B
daun
Campuran ramuan / batuk pada anak-anak
L, B
Daun
Campuran ramuan / patah tulang
L,B
Getah
Diteteskan / mata merah
L
Daun
Campuran ramuan obat / terkena guna-guna (magis)
L
Getah
Campuran ramuan/ diare pada bayi, muntah darah dan si’kura’
L
Getah
Digosokkan langsung / luka
B
Daun
Direbus,diminum /malaria , campur kunyit / batu ginjal
L
Daun
Campur bawang merah yang diparut, air / batuk
L
Susanti, S. 2006
/ batuk
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60 61
62
63
Fabaceae Cassia alata Linggang (ketepeng) Fabaceae Cassia siamea Cibrik (johar) Fabaceae Derris sp. Jinu Fabaceae Desmodium triflorum Kasab Fabaceae Erythrina sp. Dadap Fabaceae Intsia bijuga Keranji Fabaceae Tamarindus indica Asam Lamiaceae Hyptis suaveolens Si rukus-rukus Lauraceae Cinnamomum burmanii Kayu manis Lauraceae Persea americana Puket (apokad) Lecythidaceae Barringtonia macrocarpa Puntit blang Leeaceae Leea indica Jerumo manok Liliaceae Alium sativa Bawang putih Liliaceae Allium cepa Bawang merah Loranthaceae Benalu Lythraceae Lawsonia inermis Pacar Magnoliaceae Jeumpa putih Magnoliaceae Michelia champaca Jeumpa merah Malvaceae Gossypium arboreum Kapas kain Malvaceae Hibiscus tiliaceus Ba’seron (waru)
Daun
Campur kapur sirih, digosokkan / kurap, gatal-gatal
L
Daun
Campur kunyit, direbus / sakit kuning
L
Akar
Ditumbuk /racun ikan
L, B
Daun
Campur abu dapur, bawang merah tunggal dan air, diperas / batuk pada anak2 dan dewasa Campuran ramuan obat / keracunan
L
Kulit kayu
Ditumbuk, diletakkan pd perut/ si’kura’, malaria
L
Daun
Campuran ramuan 44
L
Daun
Direbus / malaria
L
Kulit kayu
Ditumbuk, campur air / sakit kepala
R
Daun
Campuran ramuan obat / kencing meran (diabetes?)
B
Buah
Campuran ramuan obat / gatal berair (sakit rengas)
L
Pucuk bunga
Campur lada, ditumbuk, dibungkus dg. daun nawah / bisul pada ibu jari Campuran ramuan obat / masuk angin, gusi bengkak, paska bersalin dll. Campuran ramuan obat /demam, masuk angin, pendarahan Ditumbuk, untuk mandi / kurang sehat . Campuran ramuan /kena guna-guna Campuran ramuan/ bersalin
L
Daun
Umbi
Umbi
Daun, btg atau cabang Daun
Bunga
L
R
R L
B
Campuran ramuan bedak / kudis dan penyakit kulit lainnya Campuran ramuan bedak / kudis dan penyakit kulit lain
B
Daun
Campuran ramuan obat / batuk pada bayi
B
Pucuk daun
Campur air,diperas /panas dalam / tek. darah tinggi
L
bunga
Pengetahuan dan Pemanfaatan … J. Tek. Ling. PTL-BPPT. Edisi Khusus 198-2007
B
203
64
65
66
67
68a
68b
68c
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
204
Malvaceae Sida rhombifolia Ba’ jrun Melastomataceae Melastoma affine Un bee Meliaceae Azadirachta indica Buing Meliaceae Sandoricum koetjape Setui (sentul) Musaceae Musa paradisiaca Pisang abe Musaceae Musa paradisiaca Pisang emas Musaceae Musa paradisiaca Pisang raja Myristicaceae Myristica fragrans Pala Myrtaceae Eugenia aromatica Cengkeh Myrtaceae Psidium guajava Gelimah (jambu klutuk) Myrtaceae Syzygium cumini Jambe kling (jamblang)
Daun
Digiling, campur beras, ditaruh di perut sebagai bedak
L
Daun
Langsung kunyah atau direbus / diare, disentri
L
Kulit, daun
Direbus /diabetes , malaria
L
Kulit kayu
Campuran ramuan 44
L,B
Buah muda
Dikerok, diperas, diambil airnya, tambah garam /sakit maag
B
Kulit buah
Kulit bgn dalam dioleskan ke kulit / bekas cacar Campuran ramuan / pendarahan
B
Buah (biji)
Diparut, ditempelkan /sakit kepala
R
Bunga
Campuran ramuan obat / paska bersalin
B
Daun
Diremas atau direbus / diare
B
Daun
L
Nyctagynaceae Mirabilis jalapa Ba’ jret Orchidaceae Anoectochilus setaceus Gerangsang rimaung Oxalidaceae Averrhoa belimbi Belimbing sunti (b. wuluh) Oxalidaceae Averrhoa carambola Belimbing sago Pandanaceae Pandanus sp. Sekai (pandan duri) Piperaceae Piper betle Sirih selasih Piperaceae Piper nigrum Lada Piperaceae Piper sp. Culut
Biji
Campur kedondong pgr, kulit waru, kulit setui, daun sekai, daun pinang, dijemur, direbus,diminum (mandi)/ paska bersalin, dsbt obat 44 macam Ditumbuk sebagai bedak / panu
Daun, batang
Dicincang,direbus sebagai sayur sop / tambah darah
L
Bunga
Dg. ujung rambut ibu di gosokkan kegigi bayi /sakit gomen dan panas Dimakan sebagai obat / tekanan darah tinggi
B
Daun
Campuran ramuan 44
L
Daun
Diremas, disaring / bersihkan mata
B
Buah
Ditumbuk, ditempelkan / sakit kepala
R
Daun, akar, batang
Diperas, campur sedikit air, diminum / batuk senak (asma)
L
Buah
buah
Susanti, S. 2006
B
B
B
81 82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
Poaceae Buluh Poaceae Andropogon nardus Ba’re (sereh) Poaceae Imperata cylindrica Lalang (alang-alang) Poaceae Paspalum conjugatum Benaleung tamboh Poaceae Zea mays Jagung Polypodiaceae Diplazium esculentum Paku makan (pakis) Punicaceae Punica granatum Delima bruek (delima) Ranunculaceae Nigella sativa Jirai hitam Rasaceae Rosa chinensis Mawar Rhamnaceae Colubrina asiatica Peria pasih (peria laut) Rubiaceae Anthocephalus morindaefolius Medang Rubiaceae Gardenia jasminoides Melur Rubiaceae Morinda citrifolia Boh kemude (mengkudu) Rubiaceae Uncaria gambir Gambir Rutaceae Citrus aurantifolia Kuyun padi (jeruk nipis) Rutaceae Citrus aurantium Boh menthe Rutaceae Citrus hystrix Boh kruet (jeruk purut) Rutaceae Citrus sp. Boh makin Rutaceae Clausena harmandiana Rabun Salicaceae Salix tetrasperma
Pucuk Akar, batang Bunga tua
Campuran ramuan obat / kencing meran Campuran ramuan / malaria, masuk angin
L B
Dibakar sebagai abu, campur minyak kelapa (kelapa hijau) /kudis Campuran ramuan / kencing ‘meran’(tdk lancar)
L
Tongkol
Campuran ramuan obat / gatal
B
Daun
Campuran ramuan obat / batuk pada bayi
L
Buah muda
Ditumbuk, campur air, diminum / diare
B
Biji
Campuran ramuan obat / paska bersalin, sawan dll
R
Bunga
Campur air / badan panas, dan campuran membuat bedak
B
Daun
Diperas, campur air, mandi /gabag, cacar air
L,B
Kulit kayu
Campuran ramuan / sakit barah pada perut (tumor?)
L
Daun
campur inggu (sejenis damar), air lalu diminum / badan panas
B
Buah
Campuran ramuan obat / kurang sehat badan
L
Getah
Campuran ramuan obat / muntaber
R
Daun, buah
Campuran ramuan obat / malaria, masa kehamilan, sawan Diperas, ambil airnya, campuran ramuan / malaria
B
Dibelah 2, bgn tengah diolesi kapur sirih, dipanggang, digosokkan/kurap besi . Air buahnya/barah,usus buntu Campuran ramuan obat
B
Akar
Buah
Buah
Daun
L
B
B
Buah
Campuran ramuan obat / muntaber
L
Daun
Ditumbuk, tambahkan air / malaria, campuran ramuan
L
Pengetahuan dan Pemanfaatan … J. Tek. Ling. PTL-BPPT. Edisi Khusus 198-2007
205
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
Sajaloh Sapindaceae Erioglosum sp. Kelayu Sapotaceae Achras zapota Sawo Solanaceae Solanum torvum Trung cawing Verbenaceae Callicarpa longifolia Dama beso Verbenaceae Stachytarpeta jamaecensis Ekor anjing Verbenaceae Vitex sp. Mane (Laban) Verbenaceae Vitex trifolia Grupeung Zingiberaceae Curcuma longa Kunyit Zingiberaceae Curcuma xanthorrhiza Kunyit ketumbu (temulawak) Zingiberaceae Etlingera elatior Un kala Zingiberaceae Kaempferia galanga Cekuk (kencur) Zingiberaceae Zingiber officinale Halia (jahe) Panci-panci
Daun
paska bersalin Campuran ramuan obat / muntaber
L
Bh muda
Ditumbuk, diperas / diare
B
Akar, daun
Ditumbuk, tambahkan air, diminum / batuk yang sudah lama Campuran ramuan/ gusi bengkak, malaria
L, B
Daun
Campur kapur sirih / luka bengkak setelah jatuh
L
Daun muda
Campur jirai hitam dan jirai putih, digiling, ditempelkan / patah tulang Campuran ramuan obat / sawan (ayan)
L
Rimpang
Campuran ramuan / sakit kuning , gatal berair
B
Rimpang
Diambil sarinya / malaria, campur madu, telur / tambah darah paska bersalin Campuran ramuan obat / masa kehamilan
B
Rimpang
Campuran untuk membuat bedak
B
Rimpang
Direbus / masuk angin, badan kurang sehat
B
Daun
Campuran ramuan / gusi bengkak
L
Akar, batang,daun
Daun
Daun
L
L
L
Keterangan : L = Tumbuh secara liar (belum dibudidayakan penduduk) B = Sudah dibudidayakan R = Umumnya sebagai tumbuhan rempah Raok (Sumatera Barat). Hal: 132-138. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Etnobotani III. 5-6 Mei 1998, Denpasar, Bali, Puslit. Biologi-LIPI, Univ. Udayana & Univ. Mahasaraswati.
DAFTAR PUSTAKA 1. Alwisol, 1989. Pandangan Masyarakat Aceh Mengenai Kesehatan. Penelitian di Kecamatan Seulimeun, Aceh Baru. Dalam: Sianipar, Alwisol, M. Yusuf. Dukun, Mantra, Dan Kepercayaan Masyarakat. Hal. 139 – 198. 2.
3.
206
Anonim, 2003. Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan. National Document. National Development Planning Agency (Bappenas) 2003. 140 hal. Ardan, A.S. 1998. Penggunaan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Desa Kubang Nan
4.
Brun,V. & T. Schumacher. 1987. Traditional Herbal Medicine in Northern Thailand. University of California Press. London.
5. Djumidi dkk. 1999. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. V. Badan Litbang Kesehatan. Dep.Kes. R.I. 6.
Farnsworth, N.R. 1988. Screening Plants For New Medicines. In: Wilson & Peter
Susanti, S. 2006
(Eds.). Biodiversity. National Academy Press. Washington D.C. p: 83 – 97. 7.
Hasan, C.M. & M.A. Rashid. 2001. Chemistry And Biological Studies on Some Medicinal Plants of Bangladesh. In: Kosela dkk. (Eds.). Proc. Int. Seminar on Natural Products Chemistry and utilization of Natural Resources. p: 34 – 55.
8.
Hutapea, J.R. 1993. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. II. Badan Litbang Kesehatan. Dep.Kes. R.I.
9.
Hutapea, J.R. & Soerahso. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. III. Badan Litbang Kesehatan. Dep.Kes. R.I.
10. Mogea, J.P., D. Gandawidjaja, H. Wiriadinata, R.E. Nasution & Irawati. 2001. Tumbuhan Langka Indonesia. Puslit. Biologi – LIPI. 11. Puteh,A. 2001. Strategi dan Kebijakan Pengembangan Wilayah dan Perkotaan Di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Lokakarya Terbatas Pengembangan Wilayah dan Perkotaan Propinsi Nangroe Aceh Darussalam. 25 Nopember 2001. 12. Sulaiman,N.; R.Sufi & T.A. Jalil. 1992. Aceh, Manusia, Masyarakat, Adat Dan Budaya. Edisi I. Pusat Dokumentasi & Informasi Aceh. Banda Aceh. 13. Susiarti, S. 2001. Kajian Pemanfaatan Tumbuhan Obat Dan Racun Di Sekitar Kawasan Cagar Alam Lembah Harau, Sumatera Barat. Hal: 48-57. Dalam: Prosiding Seminar Sehari Hasil – Hasil Penelitian Bidang Ilmu Hayat. Pusat Studi Ilmu Hayati IPB. 14. Syamsuhidayat, S.S. & J.R. Hutapea. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. I. Badan Litbang Kesehatan. Dep.Kes. R.I.
Pengetahuan dan Pemanfaatan … J. Tek. Ling. PTL-BPPT. Edisi Khusus 198-2007
207