Penyelidikan Head On di Daerah Panas Bumi Jaboi Wilayah Kota Sabang - Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Oleh : Sri Widodo, Edi Suhanto Subdit Panas Bumi - Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral Badan Geologi Sari Daerah penyelidikan panas bumi Jaboi, ini secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Suka Jaya dan sebagian kecil kecamatan Suka Karya. Bentang alam daerah penyelidikan terdiri dari 3 (tiga) satuan yaitu : Satuan morfologi dataran rendah, Satuan morfologi perbukitan sedang-landai, Satuan morfologi vulkanik (G. Leumo Matee, Kulam dan Ba’u). Susunan stratigrafinya terdiri dari 4 kelompok utama yaitu Batuan Sedimen Tersier; Satuan batuan vulkanik pulau Weh berumur Kuarter - Tersier, Satuan batuan vulkanik muda berumur Kuarter dan Batu Gamping Terumbu. Beberapa jenis manifestasi panas bumi yang terdapat disini antara lain berupa batuan terubah, solfatar (hembusan gas), fumarol, sinter belerang di lereng timur G. Luemo Matee yang cukup luas dengan temperatur berkisar antara 82 – 99 oC. Jenis lainnya adalah air panas Jaboi yang juga dilengkapi dengan pemunculan sinter karbonat mempunyai temperatur antara 68 - 71 oC. Manifestasi lain berupa air panas yang muncul di desa Keuneukai dengan suhu 40 – 62 oC, pH normal 6-7. Pemunculan sistem panas bumi dan manifestasinya di daerah penyelidikan ini dikontrol oleh aktivitas sesar yang cukup rumit di sekitar G. Seumeureguh dan Leumo Matee. Keberadaan batuan ubahan hidrotermal yang berintesitas tinggi - sedang pada tubuh G. Leumo Matee, menunjukkan bahwa aktivitas struktur sesar yang menyebabkan terjadi rekah-rekah batuan sehingga terbentuk suatu sistem panas bumi. Pada areal sekitar panas bumi Jaboi terdapat beberapa struktur yang memotong lokasi tersebut antara lain sesar Ceunohot berarah barat daya – timur laut, sesar Leumo Matee berarah Barat laut – tenggara, sesar Labu Ba’u berarah utara – selatan dan sesar Keuneukai berarah hampir utara – selatan. Sesarsesar inilah yang sangat berperan dalam pemunculan manifestasi (air panas, sinter karbonat dll.) di permukaan. 1. Pendahuluan Daerah penyelidikan panas bumi Jaboi termasuk ke dalam wilayah administrasi Kota Sabang, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (Gambar 1). Penyelidikan Head On di wilayah ini dilaksanakan dalam areal dengan posisi geografi 755,000 – 760,000 mT dan 639,000 – 645,000 mU. Penyelidikan Head On ini dilaksanakan untuk membuktikan keberadaan beberapa struktur diduga dari hasil penyelidikan geologi dan analisis citra satelit. Struktur-struktur inilah yang diduga mengontrol terbentuknya sistem panas bumi di daerah Jaboi.
Lokasi &
2. Struktur Geologi Berdasarkan hasil pemetaan geologi dan interpretasi citra satelit, terdapat beberapa struktur yang arah umumnya adalah barat laut – tenggara dan utara – selatan (Gambar 2). Pada areal sekitar panas bumi Jaboi terdapat beberapa struktur yang memotong lokasi tersebut antara lain a) sesar Ceunohot berarah barat daya – timur Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
Gambar 1. Indeks Lokasi Penyelidikan laut yang memotong alterasi dan air panas, b) sesar Leumo Matee, berarah Barat laut – tenggara yang membelah G. Leumo Matee, c) sesar Labu 4-1
Ba’u berarah utara – selatan yang menyusur dari arah Balohan sampai desa Jaboi dan d) sesar Keuneukai berarah hampir utara – selatan yang melalui mata air panas Keuneukai. Sesar Ceunohot dan Leumo Matee merupakan sesar normal yang paling muda berarah timur laut-barat daya dan barat laut-tenggara dan membentuk lembah yang berposisi antara tubuh vulkanik Semeureuguh dan Leumo Matee. Struktur sesar ini sebagai sesar kontrol geologi serta pemunculan manifestasi panas bumi daerah Jaboi. Indikasi lain keberadaan sesar ini adalah dipermukaan dinding gawir patahan, kekar gerus, topografi yang membentuk lembah dan meralisasi. Sesar Laba Ba’y juga termasuk sesar utama yang berposisi di sebelah timur yang membentuk suatu kelurusan pemunculan kerucut-kerucut vulkanik dan diperkirakan terbentuk akibat gejala tektonik regional pada zaman Tersier Atas sebagai kontrol pembentukan kerucut vulkanik muda Leumo Metee dan pemunculan menifestasi panas bumi Jaboi. 3. Metode Penyelidikan Penyelidikan Head On pada prinsipnya hampir sama dengan penyelidikan pemetaan geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger yang pengukuran beda potensialnya dilakukan dalam satu lintasan lurus dengan jarak titik ukur dan bentangan elektroda potensial (MN) tetap pada bentangan elektroda arus (AB) yang berubah (A1B1, A2B2, ......., AnBn). Dalam pengukuran Head On ini yang diukur (dibaca dalam voltmeter) adalah beda potensial MN pada bentangan elektroda arus AB, AC dan BC, sehingga tahanan jenis semu yang didapat dari pengukuran lapangan adalah ρAB, ρAC dan ρBC. B
B
B
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah : a)
Penyelidikan Head On ini digunakan untuk membuktikan keberadaan suatu struktur geologi b) Bentangan elektroda arus AB dan elektroda potensial (MN) berada dalam satu lintasan lurus. c) Titik C ditempatkan jauh dari lintasan pergeseran AB (± 4 km) dan berada dalam jalur struktur yang akan dibuktikan keberadaannya. d) Keberadaan struktur dilihat dari kurva perpotongan antara nilai ρAC – ρAB dengan ρBC – ρAB.
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
4. Lintasan Pengukuran Head On Daerah Jaboi Pengukuran head on di daerah panas bumi Jaboi, Kota Sabang dilakukan pada dua lintasan berikut ini. 1) Lintasan B berarah umum barat laut – tenggara (N 292°E) dengan interval antar titik ukur 100 m. Jumlah titik pengukuran di lintasan ini sebanyak 17 titik mulai dari titik ukur B-4800 s.d. B-6400. 2) Lintasan C berarah umum barat laut – tenggara (N 292°E) dengan interval antar titik ukur 100 m dan jumlah titik pengukuran sebanyak 14 titik dimulai dari titik C-4400 s.d. C-5700. 5. Interpretasi Struktur Head On a. Kurva Perpotongan Perpotongan antara ρAC-AB dan ρBC-AB, untuk lintasan B terdapat pada: B
1) kelompok pertama adalah titik-titik B-4900, B4860, dan B-4870 yang dijumpai pada bentangan AB/2 = 200, 400, dan 500 m. Kelompok ini membentuk suatu kelurusan relatif tegak. 2) kelompok kedua pada bentangan AB/2 = 200, 400, 500, 600 dan 800 m yaitu di titik-titik B5610, B-5850, B-5850, B-5820, dan B-5520. Kelompok ini membentuk suatu kelurusan tegak dengan bersudut 85° yang terjadi pembelokan pada bentangan AB/2 = 200 dan 800 m. 3) Titik-titik perpotongan yang muncul pada bentangan tertentu, seperti B-5100 pada bentangan AB/2 = 200 m, B-5040 dan B-5150 pada bentangan AB/2 = 500 m. b. Analisis Struktur Pada lintasan B (B-4800 s.d. B-6400) ini, terdapat empat titik perpotongan (lihat Gambar 3) yang melalui titik-titik ukur berikut ini. 1) B-4900 yang memanjang ke bawah dengan memotong titik B-4870 sampai kedalaman setara dengan bentangan AB/2=500m. 2) B-5100 dengan dip hampir tegak yang dijumpai pada setiap bentangan AB. 3) B-5600 yang di kedalaman miring ke titik B5500 dan dijumpai pada bentangan AB/2 = 200 dan 800m. 4) B-5900 yang di kedalaman mengarah ke B5800, dijumpai pada bentangan AB/2 = 400, 500, dan 600. Kelurusan ke-1 dan ke-2 ini membentuk suatu zona struktur dengan dip hampir tegak. Struktur ini berhubungan dengan keberadaan zona alterasi 3 yang berada tidak jauh di sebelah selatan titik B-4800 (± 200 m).
4-2
Kelurusan ke-2 dan ke-3 juga membentuk suatu zona struktur yang berbuhungan dengan zona pemunculan mata air panas Jaboi di sekitar titik B-5600 s.d. B-6000. Pada lintasan C dijumpai empat kelurusan yang melalui titik-titik ukur C-4650, C-5000, C-5380, dan C-5650 (lihat Gambar 3-4). Kelurusan yang melaui titik ukur C-4650, C-5380, dan C-5650 hanya dijumpai pada bentangan AB/2 = 200m atau setara dengan kedalaman 100 meter. Pada kelurusan yang melintasi titik ukur C-5000 didapati memanjang ke bawah melalui bawah titik ukur C-5040, sehingga membentuk suatu zona struktur yang hampir tegak. Struktur ini berhubungan dengan munculnya manifestasi panas bumi di kaki timur G. Leumo Matee yang berupa alterasi, solfatar, fumarola, air panas dan sebagainya. Perpotongan di titik C-4950 (alterasi) dapat dihubungkan dengan yang memotong B-5900 (air panas Ie Seum) sehingga membentuk kelurusan yang mungkin memanjang ke arah barat daya sehinggamemotong lintasan D dan E (?). 6. Diskusi Kelurusan/struktur yang dihasilkan dari interpretasi Head On, bila dibandingkan dengan struktur hasil analisis geologi terdapat kecocokan dalam pola dan arah struktur. Tetapi dalam pengukuran Head On dijumpai beberapa struktur minor yang tidak terpetakan oleh metode geologi. Hal ini dapat dilihat pada kelurusan yang melalui B-4900, kemudian yang melalui C-4650, C-5400 dan C-5650. Kelurusan ini memang dijumpai hanya sampai kira-kira kedalaman 200 – 300 m di bawah permukaan tanah. Struktur yang memotong zona alterasi utama (C4950) dan mata air panas Ie Seum (B-6000) ini berhubungan erat dengan pemunculan sebagian besar manifestasi di daerah panas bumi Jaboi. Struktur ini disebut sesar Ceunohot dalam analisis pemetaan geologi. Struktur yang melalui B-5200 kemungkinan besar adalah sesar Labu Ba’u yang berarah hampir
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
utara –selatan dan menyusur di bagian timur perbukitan Cot Damar/Maralon(?). Aktivitas struktur-struktur utama ini juga ditunjang oleh struktur minor yang meluluskan air panas ataupun uap panas ke permukaan, seperti yang muncul di B-4900, struktur ini berhubungan dengan pemunculan zona alterasi (sekitar BC-800). 7. Simpulan 1) Pada areal sekitar panas bumi Jaboi terdapat beberapa struktur yang memotong lokasi tersebut antara lain a) sesar Ceunohot berarah barat daya – timur laut, b) sesar Leumo Matee, berarah Barat laut – tenggara, c) sesar Labu Ba’u berarah utara – selatan dan d) sesar Keuneukai berarah hampir utara – selatan. 2) Struktur sesar Ceunohot yang memotong zona alterasi utama (C-4950) dan mata air panas Ie Seum (B-6000) berperan besar dalam pemunculan sebagian besar manifestasi di daerah panas bumi Jaboi. 3) Sesar lain yang diduga berperan besar dalam pembentukan sistem panas bumi daerah ini adalah sesar Leumo Matee yang membelah G. Leumo Matee. DAFTAR PUSTAKA Akbar
N. dan Dendi SK. 1983. Survei kenampakan Panas Bumi di P.Weh, Kotamadya Sabang. DI. Aceh. Laporan Penyelidikan Panas Bumi, Direktorat Vulkanologi. Sutarwan A.H. 1984. Penentuan perangkap panas bumi dengan menggunakan cara Geolistrik Tahanan Jenis di daerah Jaboi, Pulau Weh, D.I Aceh. Skipsi/Tugas Akhir Hochstein, MP. 1982. Introduction to Geothermal Prospecting. Geothermal Institute. University of Auckland. New Zealand Telford, W. M., Geldart, L. P., Sheriff, R. E., Keys, D. A., 1990. Applied Geophysics. Cambridge University Press, London
4-3
Sesar Labu Ba’u Sesar Leumo Matee
JABOI Sesar Ceunohot Sesar Keuneukai Gambar 2. Peta struktur geologi dan interpretasi CITRA SATELIT Barat laut
Tenggara
Lintasan B
200 B-4800
Mata Air Panas
B-5000
B-5200
B-5400
B-5600
B-5800
B-6000
B-6200
B-6400
0
-200
-400
Gambar 3. Interpretasi Struktur Head On di Lintasan B Barat laut
200
Tenggara
Lintasan C
C-4400 C-4600 C-4800
C-5000
C-5200
C-5400
C-5600
0
-200
-400 Fumarola, solfatar, alterasi
Kontur tahanan jenis dari AB
Gambar 4. Interpretasi Struktur Head On di Lintasan C Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
4-4
645000 BALOHAN
A-3500
COT ABEUKEE Blang Garut
644500
A-4000 ALUE PRUMPING
COT MARALON
A-4500
644000
PETA TAHANAN JENIS SEMU DAN STRUKTUR HEAD ON DAERAH PANAS BUMI JABOI, KOTA SABANG PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM
F-5000
365.2
AB = 500 m
A-5000
U
A-5500
F-4500 A-6000
643500
B-2500 A-6500
Cot Leumo Mate B-3000
Batee Shok
B-4000 Kr. Ceu
B-4500
t nono
642500
F-3500
0
B-5000 B-5200 B-5500 CEUNOHOT B-5700 F-3000
Cot Kenaldi
C-2500
F-4000
COT PANGKALE
B-3500
643000
Paya Karing C-3000
C-4000 C-5000
D-3000 Paya Semisi E-2500
10 - 30 ohm meter
F-2500
C-4500
D-2500 641500
30 - 100 ohm meter C-5500
D-3500 E-3000
> 100 ohm meter
F-2000
D-4000
641000
D-4500
Struktur Interpretasi Head On
G-3000
D-5000
Batas Alterasi, fumarol, solfatar Jaboi
F-1500 COT SIMEUREUGUN
640500
1500 meter
< 10 ohm meter
SUKA JAYA
D-2000
1000
Keterangan
C-3500
642000
500
G-2500
Kontur tahanan jenis semu F-1000 Beurawan COT LAMPASE
640000
C-1000
Titik pengukuran
U. Batee Meuon
Sungai
H-3000 H-3500
Keuneukai
Jalan
H-4000
639500
H-4500 H-5000
Kontur topografi
100
Meureulo
639000 755000
756000
757000
758000
759000
760000
Gambar 5. Peta Struktur Interpretasi Head On
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
4-5