PENGENALAN KOROSI
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI‐ITS
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
INTRODUKSI Definisi : perusakan, penurunan mutu material (logam) akibat terjadinya reaksi dengan lingkungannya. g g y
Korosi adalah suatu pokok bahasan yang menyangkut berbagai disiplin p ilmu seperti p : fisika, kimia, metalurgi, g elektrokimia, perekayasaan dan thermodinamika.
Fisika, Kimia
Ketahanan korosi
Thermodinamika
Rekayasa
Metalur gi gi Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
elektrokimia l k k
Klasifikasi menurut mekanisme terjadinya:
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
• Korosi temperatur rendah (low temperature corrosion/wet corrosion/electrochemical corrosion) Reaksi Elektrokimia Reaksi Elektrokimia mis: korosi di media yang mengandung uap air atau air atau di media elektrolit • Korosi temperatur tinggi (high temperature corrosion/dry p gg ( g p / y corrosion/chemical corrosion/ oxidation) / / Reaksi Kimia mis: korosi pada ruang bakar, sudu turbin gas
Unit Satuan LAJU KOROSI 1. 2. 3. 4.
Pengurangan berat Pengurangan berat = g atau mg g atau mg Berat/satuan luas permukaan logam = mg/mm2 Berat perluas perwaktu : mg/dm2.day (mdd), g/dm2.day, g/cm2.hour, g/m hour g/m2.h, moles/cm h moles/cm2.h h Dalam penetrasi per waktu : inch/year, inch/mounth, mm/year, miles/year (mpy), 1 mils = 1 milli inch = 0,001 inch
mpy = 534 W/DAT Dimana : i
W = berat yang hilang, mg b hil D = density benda uji korosi (g/cm3) A = luas permukaan , in2 T = waktu, hour
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Ekspresi satuan mpy (miles/year) bisa dihitung dengan rumus Ekspresi satuan mpy (miles/year) bisa dihitung dengan rumus
Laju Korosi
= massa/waktu = density. Vol/waktu = density.tebal.luas/waktu /
density.tebal.luas/waktu = Massa/waktu
(mpy) = (534)(mg)/(gr/cm3). (in2).(hour)
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
T b l/ kt M Tebal/waktu = Massa/density.luas.waktu /d it l kt
1. Siapkan beberapa coupon dari bahan yang akan diukur LK nya LK nya 2. Ukur dimensi masing2 coupon, timbang masing2 coupon 3. Masukkan coupon dalam media elektrolit selama waktu t t yang berbeda b b d 4. Lakukan kembali langkah 2 5. Plot dalam grafik selisih berat/luas vs waktu. 6. Dengan rumus persamaan umum garis (Dm/Ao)n = k.t hitunglah harga n dan k. 7 Harga n dan k dicari dengan melinierisasikan persamaan 7. Harga n dan k dicari dengan melinierisasikan persamaan umum secara logarithmik. 8. n menunjukkan derajat (power) dari persamaan dan k menunjukkan konstanta laju korosi (LK) yang mewakili j kk k t t l j k i (LK) kili kurva (persamaan garis).
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Cara menghitung laju korosi (LK)
Masukkan semua spesimen dalam elektrolit
t1 Æ m1 Æ Dm1 = m0‐m1 Æ Dm1/A0 t2 Æ m2 Æ Dm2 = m0‐m2 Æ Dm2/A0 t3 Æ m3 Æ Dm3 = m0‐m3 Æ Dm3//A0 t4 Æ m4 Æ Dm4 = m0‐m4 Æ Dm4/A0 t5 Æ m5 Æ Dm5 = m0‐m5 Æ Dm5/A0 t6 Æ m6 Æ Dm6 = m0‐m6 Æ Dm6/A0 Dst..dst..dst..
Dibuat grafik Dm/A0 sebagai fungsi t fungsi t ( Dm/A0 vs t )
t
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Siapkan beberapa Si k b b spesimen Ukur luas permukaan A0 dan permukaan A dan massa m0
Spesimen diambil p satu demi satu dengan waktu celup yang berbeda, lalu ditimbang
Dari rumus (Dm/Ao)n = k.t yang dikalikan dengan log, diperoleh : n. log (Dm/Ao) = log k + log t log (Dm/A ( /Ao) = (1/n) log t + (1/n) log k ) (1/ ) l t (1/ ) l k Persamaan diatas adalah persamaan garis lurus y = mx + c Dimana : y = log (Dm/Ao) m = (1/n) x = log t c = (1/n) log k c = (1/n) log k
m = (1/n) Æ n diperoleh
Log t
c = (1/n) log k, n sudah diperoleh dan k bisa dicari
k adalah konstanta laju korosi kurva lengkung
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Semua data (Dm/Ao) dan t yang ada dijadikan log (Dm/Ao) dan log t Lalu dibuat grafiknya : g y
Metode untuk mempelajari korosi Metode untuk mempelajari korosi 1. Theori klasik : theory elektrokimia 2. Theory modern : prinsip thermodinamika Theory modern : prinsip thermodinamika
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Pemilihan bahan pemilihan bahan yang tepat akan mengoptimumkan hambatan terhadap korosi dan sangat mengurangi biaya perawatan yang dibutuhkan selama masa pakai dari perawatan yang dibutuhkan selama masa pakai dari komponen tersebut.
Biaya Perawatan Biaya Perawatan Biaya awal rendah pera atan tinggi perawatan tinggi Biaya awal tinggi perawatan rendah t d h
waktu
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
bi biaya
Theory Klasik y (Prinsip Elektrokimia) KOROSI BASAH
(Prinsip Thermodinamika)
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Th Theory Modern M d
Theory Klasik
Katoda Anoda
Elektrokimi a
Reaksi Elektrokimia
Elektroli t
Pasivasi Pasivasi
Kontak
Pol. aktivasi Polarisasi P l K Pol. Konsentrasi t i
Lingkungan
Oksigen/ oxidizer
(elektrolite )
agitasi (pengadukan) agitasi (pengadukan)
Metalurgy (logam) (logam)
Temperatur, bakteri, konsentrasi, pasangan galvanic, pH, elektrolite, komposisi l k li k ii Kondisi permukaan, struktur, impurities batas butir kristal impurities, batas butir kristal dual phases
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Tiga aspek peninjauan korosi
ASPEK ELEKTROKIMIA REAKSI ELEKTROKIMIA PASIVASI POLARISASI Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
1. 2. 3 3.
Struktur Logam Struktur Logam e
Atom terdiri dari inti dan awan elektron. Inti bermuatan positip dan awan elektron bermuatan negatif. Besar muatan + dan – adalah sama Sehingga atom adalah sama. Sehingga atom tidak bermuatan (netral)
P+N
Pada inti terdapat proton yang bermuatan positip dan netron yang tidak bermuatan Pada inti terdapat proton yang bermuatan positip dan netron yang tidak bermuatan
Reaksi Elektrokimia Anoda : melepaskan elektron (terkorosi). reaksinya M ÆMn++ne‐ • Katoda : menerima elektron reaksinya ada beberapa kemungkinan ‐ Evolusi Hidrogen : 2 H+ + 2e‐ ÆH2 ‐ Reduksi Oksigen (diudara) :O2 + 2e‐ ÆO2‐ ‐ Redusi Oksigen (asam) : O2 + 4 H+ + 4e‐ Æ2H2O ‐ Redusi Oksigen (basa dan netral) : O2 + 2H2O + 4e‐ Æ 4 OH‐ ‐ Redusi Logam : M3+ + e‐ Æ M2+ ‐ Proses Pengendapan :M+ + e‐ Æ Mo Contoh : besi dalam larutan asam Fe + 2 HCl Æ FeCl2 + H2 oksidasi
Fe2+ + 2e‐ ((oksidasi))
Fe Æ 2H+ + 2e‐ Æ H2 (reduksi)
reduksi
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
•
Anoda (terkorosi) ELEKTRODA
Potensial anoda lebih rendah d/p Pot. k d katoda
Katoda (terproteksi/tak terkorosi) 4
1 . Anoda 2 . Katoda
1
2 3
Ada beda potensial antara anoda dan katoda
3. Elektrolit Elektrolit 4 . Kontak Metalik
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Korosi akan terjadi bila ada 4 komponen
Arus listrik mengalir dari elektrode dgn Pot. Tinggi (Katode) menuju elektrode dgn Pot. Rendah (anode). Sedangkan arus elektron e‐ mengalir dari elektrode dgn Pot. Rendah (Anode) menuju elektrode dgn Pot. Tinggi (Katode).
4
i
e ‐
i
1
2
3
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
e ‐
Apa yang terjadi di Anoda ??
Karena anode terpaksa p mengalirkan g elektronnya y via kontak metalik ke katode, maka agar tidak kelebihan muatan positip, anode terpaksa juga melepaskan proton (ion +) nya yang bermassa ke elektrolit. Ion positip tsb.(M+) bereaksi dengan ion negatip dari elektrolit (X‐) membentuk endapan yang melekat di anode sebagai karat (MX) atau mengendap dielektrolit. Anoda berkurang massanya (terkorosi) e ‐ 4 i
e ‐
1
2 M+ 3
X‐
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
i
Apa yang terjadi di Katoda ??
Karena katode menerima elektronnya y dari anode,, maka p pada p permukaan katode terjadi reaksi katodik, dimana elektron akan berada dipermukaan katode dan bereaksi dengan ion positip dari elektrolit misalnya H+ membentuk molekul H2 yang berupa gelembung gas. Dengan demikian katode terproteksi
4
i
e ‐
i
1
2 M+ 3
X‐
H+
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
e ‐
Bagaimana reaksi di Anode dan di Katoda ?? Misalnya Anoda Besi (Fe) dan katode Emas (Au) dilingkungan air (H2O) Misalnya Anoda Besi (Fe) dan katode Emas (Au) dilingkungan air (H2O)
e ‐
i
e ‐
Fe++ + H OH‐
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
i
Reaksi di Anode : R. Oksidasi, membuang elektron M Æ M+ + ne ‐ Untuk besi : Fe Æ Fe 2+ + 2 e –
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Reaksi di Katode : R. Reduksi, mengkonsumsi elektron Ada beberapa kemungkinan reaksi yang bisa terjadi • M+ + ne ‐ ÆM (mengendap) ÆM ( d ) • Pembentukan gas H2 : 2H+ + 2e ‐ ÆH2 • Reduksi Oksigen (asam) : O2 + 4H + +4e ‐ Æ 2H2O • Reduksi Oksigen (basa/netral) : O g ( / ) 2+ 2H2O+4e ‐ Æ4OH‐ • Reduksi ion logam : Fe3+ + e Æ Fe2+
O2 A = B = logam yang sama
A
B
A A d A = Anoda
A
B
K = Katoda PEB > PE > PEA
2
O2
A = Katoda
Pro of. Dr. Ir. SULLISTIJONO, D DEA
1
O2
A
B = Anoda
B
A
B
PEA > PEB 3
A = Katoda ; B = Anoda
4
B terdesolusi (terkorosi) bila waktu diperpanjang
A
B
Elektrolit D
Sekat berpori
Logam A = B, dimasukkan dalam elektrolit yang berbeda yaitu Elektrolit C dan D yang dipisahkan oleh sekat berpori. Bila A dan B dihubungkan akan terjadi beda potensial karena dicelup dalam larutan yang berbeda (sel elektrokimia)
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Elektrolit C
Rangkuman :
•
Arus listrik i akan mengalir dari elektrode satu ke yang lain karena adanya p beda potensial antar kedua elektrode. Beda potensial bisa disebabkan oleh : 1. Sel Galvanik 2. Sel Aerasi Diferensial 3 Sel Elektrokimia 3. Sel Elektrokimia Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
•
•Aliran arus listrik (i) berlawanan dengan arah aliran elektron. •Logam dengan PE (Potensial Elektroda) yang lebih rendah terhadap pasangannya akan berperan sebagai “anoda” (terkorosi), yang PE nya lebih tinggi k b b i“ d ” (t k i) PE l bih ti i sebagai “katode”(terproteksi).
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
•Anoda mengeluarkan e‐ sehingga kelebihan muatan (+). Agar logam (anoda) b d d l berada dalam kondisi seimbang maka muatan (+) berupa ion M k di i i b k t (+) b i M+ dilepaskan dil k didalam elektrolit.
Problem Sebuah lempeng logam “terkorosi” didalam elektrolit, tentukan katoda dan anodanya ‐0,44 Volt ,
Terkorosi
‐ + +
‐
‐
+
‐
‐ Anoda + Katoda ‐0 0,41 Volt 41 Volt
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
‐0,47 Volt 0 47 V lt
Polarisasi Penyimpangan laju reaksi elektrokimia (perubahan potensial elektroda) dari kondisi keseimbangannya kondisi keseimbangannya.
1.
Polarisasi Aktivasi Æ spesies aktif tinggi, tidak ada pengaruh agitasi
2.
Polarisasi Konsentrasi Æ difusi
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
2 type polarisasi
Polarisasi Konsentrasi (Encer)
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Polarisasi Aktivasi (Pekat)
Pasivasi
:
Hilangnya reaksi korosi akibat terbentuknya lapisan pasif pada permukaan logam pada permukaan logam. Pasivasi hanya terjadi pada logam tertentu (Cr, Ni, Al, Ti, Zr )dan pada media tertentu saja )dan pada media tertentu saja.
Lapisan pasif Logam
Logam aktif
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Logam pasif
ASPEK LINGKUNGAN •Oksigen/ oxidizer •Agitasi (pengadukan) •Temperatur, •Bakteri, •Bakteri •Konsentrasi, •Pasangan galvanic, •pH, •Komposisi
OKSIGEN / OXIDIXER 1
2
3
1 1.
C d l Cu dalam H H2SO4 + O O2 Fe dalam H2SO4 + O2
1 2 1 – 2
18 Cr 8Ni dalam H 18 Cr – 8Ni dalam H2SO4 + Fe + Fe33+ Ti dalam HCl + Cu2+
2
18 Cr – 8Ni dalam HNO 18 Cr 8Ni dalam HNO3 Hastelloy C dalam FeCl3
2 – 3
18 Cr – 8Ni dalam HNO3+ Cr2O3
1 – 2 – 3
18 Cr – 8Ni dalam H2SO4 (P) + HNO3(P)
Prof. Drr. Ir. SULISTIJJONO, DEA
Penambahan Oksigen/oxidizer
• Lingkungan Lingkungan dengan sirkulasi oksigen yang dengan sirkulasi oksigen yang berbeda akan memberikan laju korosi yang berbeda terhadap logam berbeda terhadap logam. • Sirkulasi Oksigen yang bagus akan cenderung mendorong reaksi katodik dan sebaliknya mendorong reaksi katodik dan sebaliknya daerah stagnant akan mendorong reaksi anodik (korosi) seprti ruang pengap celah anodik (korosi), seprti ruang pengap, celah sempit,dll.
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Aerasi
Agitasi /Aliran Agitasi /Aliran Pb dalam H2SO4 Fe dalam H2SO4 (p)
1
2
1: Fe dalam H2O+ O2 1‐2 : SS dlm H2SO4 + Fe3+
Agitasi/aliran/pengadukan
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Fe dalam HCl SS dalam H2SO4
Temperatur Temperatur
SS dlm H2NO3 SS dlm H2NO3 Ni dlm NaOH
Temperatur
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
SS dlm H2SO4 dl Ni dlm HCl Fe dlm HF temp tinggi
Konsentrasi A 2 1
B
•
A : 1
Ni dalam NaOH SS dalam HNO3 H t ll B d l Hastelloy B dalam HCl HCl 1 – 2 Pb dalam H2SO4 B
: Al dalam HNO3 SS dalam H2SO4 Fe dalam H2SO4
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Konsentrasi
H +
H‐OH
OH ‐
1 asam 7 netral 14 basa
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
pH p
Bakteri •
• •
Bukan bakteri yang memakan logam SO42‐ Æ S2‐ (bakteri) B kt i Bakteri yang memakan sulfat dan mengeluarkannya dalam bentuk k lf t d l k d l b t k reduksi sulfat seperti H2S, H2S (korosif) bereaksi dengan Fe Æ FeS (hitam) F + H2S Æ Fe + H S Æ FeS + H F S + H2 Pengujian FeS + HCl Æ FeCl2+ H2S (tercium bau busuk) Anaerob, sehingga bisa hidup dibawah kerak, deposit, shine dll.
a
c
b
d e
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
•
Komposisi Elektrolit Komposisi Elektrolit Adanya bahan pengotor pada elektrolit: CO2,; SO2 ; SO3 ; H2S Æ menurunkan pH Æ asam Æ korosif
Tanah A
Anodik
Tanah B
Katodik
PEA > PE > PEB
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
BEDA POTENSIAL MEDIA / GALVANIK BEDA POTENSIAL MEDIA / GALVANIK
Aspek Metalurgi (L (Logam) )
Oksida Kromium Komposisi -Dual
Phases
-Impurities p -Kadar
Cr dan Al didalam baja
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Struktur / sistem kristal Struktur / sistem kristal
Grain 1. Grain
Pot GB>Grain
GB ‐ Terkorosi
Impurities Pot A> pot B Elemen basis B Impurities
3. Dual Phase
A = Cu B = Zn
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
2. Impurities
K di i P Kondisi Permukaan k : Permukaan logam yang tidak rata menyebabkan erosi bila ada aliran aliran. Fluida Æ l d Æ Erosi deposit
Kebersihan permukaan, ada/tidaknya lapisan tipis dan zat asing dapat memberikan pengaruh kuat terhadap inisiasi dan kecepatan korosi.
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
Ceruk
Pengaruh Unsur Paduan Didalam Logam Ferrous
• • • • • • • • •
Se, Cu, Zr, Te, P : meningkatkan machinability. Mo : mempengaruhi passivity Mo : mempengaruhi passivity W : tidak berpengaruh terhadap korosi, memperbaiki sifat mekanik pada temperatur rendah dan tinggi. Mn : elemen penstabil austenit, pada pemberian beban impak akan p ,p p p menaikkan sifat mekaniknya. Ni : penstabil austenite, memperbaiki sifat mekanik pada temperatur tinggi. Cu : meningkatkan pengaruh Ni. Ti, Nb : mencegah presipitasi karbida. Co : pengaruhnya seperti Ni dan untuk prothese. Si : menghambat aksi oksigen/gas oksidator pada temperatur tinggi dan jika >3,5% menghambat korosi general/intergranular. B : kadar sangat rendah Æ menaikkan sifat mekanik pada temperatur ti i tinggi Cr : penstabil ferrite, menaikkan ketahanan korosi Al : menaikkan ketahanan korosi pd temperatur tinggi
Prof. Dr. Ir. SULISTIJON NO, DEA
• • •