PENGEMBANGAN WORKBOOK BERBAHASA INGGRIS MATERI LINGKARAN UNTUK PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING BAGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 4 MALANG
Ivatus Sunaifah dan Cholis Sa’dijah Guru Matematika SMAN 4 Malang, Dosen Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected],
[email protected] ABSTRAK: Workbook merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan oleh siswa SMA kelas XI IPA. Dalam pengembangan ini dihasilkan workbook materi lingkaran berbahasa Inggris bagi siswa SMA kelas XI Akselerasi SMAN 4 Malang untuk pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing. Pengembangan workbook dilakukan dengan model 3D (Define, Design, Develop) dari model 4D (Define, Design, Develop, Disseminate) yang dirumuskan oleh Thiagarajan, Semmel & Semmel. Hasil validasi dari tiga orang validator menunjukkan bahwa workbook, RPP dan instrumen penelitian yang disusun telah memenuhi kriteria kevalidan. Selanjutnya dilakukan uji coba di lapangan untuk mengukur kepraktisan dan keefektifan workbook hasil pengembangan. Hasil uji coba di lapangan menunjukkan bahwa workbook telah memenuhi kriteria kepraktisan dan keefektifan. Kata kunci: pengembangan, workbook, lingkaran, penemuan terbimbing. Salah satu bagian dalam standar isi matematika KTSP 2006 adalah aljabar dan geometri (Depdiknas, 2006). Cabang aljabar dan geometri yang dipelajari pada jenjang SMA kelas XI program IPA adalah persamaan lingkaran dan garis singgungnya, yang masih dianggap sulit oleh kebanyakan peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pada akhir materi di mana peserta didik kelas XI Akselerasi di SMAN 4 Malang yang mendapatkan nilai KKM (80) kurang dari 80% dari total peserta didik. Dalam upaya untuk mengatasi kesulitan peserta didik mempelajari materi persamaan lingkaran dan garis singgungnya, maka dikembangkan bahan ajar dalam bentuk workbook. Hal ini didasari oleh Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa seorang guru harus meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Penyusunan bahan ajar harus memperhatikan faktor lain, diantaranya adalah peserta didik tingkat SMA masih menemukan kesulitan dalam menghubungkan simbol-simbol yang menyebabkan pemahaman konseptual peserta didik tidak utuh sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan konsep (Gabel, 1993). Menurut Suherman (2001) peserta didik pada sekolah menengah masih memerlukan bantuan guru, sehingga belum memungkinkan untuk menemukan konsep secara murni sehingga menyarankan pembelajaran dengan menggunakan penemuan terbimbing. Terkait dengan metode penemuan terbimbing, Perdata (2002:34) menyatakan bahwa metode penemuan terbimbing ada775
Sunaifah dan Sa;dijah, Pengembangan Workbook Berbahasa Inggris, 776
lah suatu metode dalam kegiatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif untuk menemukan pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang telah dimilikinya di bawah bimbingan guru atau orang lain. Lebih lanjut Markaban (2006:15) mengatakan bahwa dengan model penemuan terbimbing peserta didik bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan. Dengan penemuan terbimbing, peran peserta didik cukup besar karena pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru tetapi pada peserta didik. Sejalan dengan Markaban, Purnomo (2011) menyatakan bahwa metode penemuan terbimbing memungkinkan guru melakukan bimbingan dan menjadi penunjuk jalan dalam membantu peserta didik untuk mempergunakan ide, konsep dan ketrampilan yang mereka miliki untuk menemukan pengetahuan yang baru. KAJIAN PUSTAKA Metode Penemuan Terbimbing Menurut Jerome Bruner (Cooney: 1975, 138), penemuan adalah suatu proses. Proses penemuan dapat menjadi kemampuan umum melalui latihan pemecahan masalah, praktek membentuk dan menguji hipotesis. Menurut Bruner, belajar dengan penemuan adalah kegiatan belajar yang menghadapkan peserta didik dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil yang menuntut mencari jalan pemecahan. Metode penemuan yang dipandu oleh guru disebut model pembelajaran dengan penemuan terbimbing. Guru membimbing peserta didik jika diperlukan dan peserta didik didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru dan sampai seberapa jauh peserta didik dibimbing tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari. Dengan model penemuan terbimbing, peserta didik bebas menyelidiki dan menarik
kesimpulan. Terkaan, intuisi dan mencobacoba (trial and error) hendaknya dianjurkan dan guru membantu peserta didik agar mempergunakan ide, konsep dan ketrampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan yang baru. Dalam model pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing, pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru tetapi pada peserta didik (Markaban, 2006). Langkah-langkah melaksanakan metode penemuan terbimbing adalah; (1) merumuskan masalah yang akan diberikan kepada peserta didik dengan data secukupnya, perumusannya harus jelas agar peserta didik tidak salah menafsirkan. (2) dengan data yang diberikan guru, peserta didik menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut dengan bimbingan guru. Bimbingan guru yang diberikan mengarahkan peserta didik bisa dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan. (3) Peserta didik menyusun konjektur (dugaan) dari hasil analisis yang dilakukannya. (4) Guru memeriksa konjektur yang telah dibuat peserta didik untuk meyakinkan kebenaran prakiraan peserta didik. (5) Guru memberikan tes untuk memeriksa apakah hasil penemuan tersebut benar (Markaban, 2006). Workbook Dalam pembelajaran di sekolah menengah sering dijumpai LKS (Lembar Kegiatan Siswa) atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai worksheet. Menurut kamus online the free dictionary, worksheet adalah selembar kertas yang berisi latihan yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Kumpulan dari worksheet ini jika dibendel menjadi satu buku disebut sebagai buku kerja (workbook). Jadi LKS bisa juga disebut sebagai workbook. Masih menurut kamus online the free dictionary, workbook adalah: (1) a booklet containing problems and exercises that a student may work directly on the pages, (2) a book in which a
777, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
record is kept of work proposed or accomplish. Buku kerja bagi peserta didik (workbook) merupakan salah satu bentuk bahan ajar. Workbook digunakan sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Workbook merupakan kumpulan dari lembar-lembar kegiatan peserta didik yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teori atau praktek (Depdiknas, 2007). Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka dalam pengembangan ini dirumuskan workbook adalah sebuah buku yang berisi permasalahan yang dapat menuntun peserta didik agar dapat menemukan konsep dan dilengkapi latihan untuk dikerjakan pada saat tatap muka di kelas dan juga latihan untuk dikerjakan di rumah serta dirancang agar peserta didik bisa secara langsung mengerjakan pada halaman buku tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil validasi dari ahli diperoleh hasil bahwa workbook, RPP, dan instrumen penelitian telah valid. Meskipun secara umum workbook, RPP dan instrumen penelitian telah valid tetapi sebelum digunakan dalam fase uji coba perlu dilakukan beberapa revisi terlebih dahulu. Revisi ini dilakukan sesuai dengan catatan dan saran dari para validator. Berdasarkan hasil uji coba di lapangan diperoleh hasil bahwa kepraktisan workbook lingkaran termasuk dalam kategori tinggi. Demikian juga dengan uji keefektifan diperoleh hasil bahwa keefektifan workbook lingkaran termasuk dalam kategori tinggi. Pada saat uji coba (tatap muka) secara umum aktivitas guru dan peserta didik semua sesuai dengan RPP yang telah dirancang. Namun demikian masih terdapat kendala seperti ketika sesi diskusi kelompok untuk menyelesaikan
masalah yang terdapat pada workbook . Misalnya pada tatap muka pertama permasalahan dalam diskusi antar anggota kelompok terjadi pada saat yang hampir bersamaan, sehingga guru melakukan pendampingan secara bergantian. Misalnya masalah di kelompok 2 dan kelompok 3 yang mempunyai tema masing-masing menentukan persamaan lingkaran yang berpusat di (a,b) dan berjari-jari r; dan menentukan bentuk umum dari persamaan lingkaran. Di kelompok 2 terjadi masalah yaitu terdapat anggota kelompok yang berbeda pendapat untuk menentukan persamaan lingkaran dengan pusat (a,b) dan berjari-jari r. Salah satu anggota memperoleh persamaan lingkaran melalui teorema Pythagoras dan anggota yang lain memperoleh persamaan lingkaran melalui jarak dua titik. Dalam masalah ini guru memberikan scaffolding pertama yaitu meminta kedua anggota kelompok tersebut untuk menggambar lagi lingkaran dengan pusat (a,b) dan sebuah titik yang terletak pada lingkaran. Setelah peserta didik tersebut selesai menggambar guru memberikan scaffolding kedua, yaitu meminta peserta didik untuk menuliskan persamaan apa yang dapat dituliskan berdasarkan gambar. Melalui dua scaffolding tersebut guru meminta anggota kelompok 2 untuk menyimpulkan bagaimana cara menentukan persamaan lingkaran dengan pusat (a,b) dan berjari-jari r sehingga masalah terselesaikan. Di kelompok 3 masalah yang terjadi adalah beberapa anggota kelompok masih bingung untuk menentukan pusat dan jari-jari lingkaran dengan melengkapkan kuadrat sempurna ketika persamaan lingkaran dinyatakan dalam bentuk umum. Melalui tanya jawab di kelompok tersebut diketahui bahwa kesulitan peserta didik terfokus pada melengkapkan kuadrat sempurna untuk mendapatka persamaan lingkaran dalam bentuk baku. Dalam masalah ini guru meminta salah satu anggota ke-
Sunaifah dan Sa;dijah, Pengembangan Workbook Berbahasa Inggris, 778
lompok yang belum memahami untuk menuliskan langkah apa saja yang harus dilakukan untuk melengkapkan kuadrat sempurna dari persamaan lingkaran dalam bentuk umum. Scaffolding diberikan ketika peserta didik mulai menuliskan langkah yang kurang benar. Setelah proses scaffolding selesai guru memeriksa pemahaman anggota kelompok secara acak melalui tanya jawab seperti “coba kalo saya punya persamaan lingkaran x 2
y 2 2x 5 0
, Rani di mana titik pusatnya?” sampai semua anggota kelompok jelas. PENUTUP Kesimpulan Produk ini dikaji berdasarkan kajian analisis, yaitu didasarkan pada landasan teoritik yang sesuai. Selain itu juga dipaparkan kekuatan dan kelemahan hasil pengembangan. Workbook lingkaran hasil pengembangan memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) workbook lingkaran dikembangkan dengan metode penemuan terbimbing dengan sintaks: a) merumuskan masalah dengan data secukupnya; b) menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data; c) menyusun konjektur (dugaan) dari hasil analisis; d) memeriksa konjektur yang telah dibuat; e) memeriksa kebenaran hasil penemuan, (2) workbook hasil pengembangan memuat komponenkomponen sebagai berikut: a) cover, b) kata pengantar (preface), c) materi prasyarat (prerequisite), d) materi, e) isi, f) tugas Kelebihan workbook lingkaran ini adalah (1) workbook disusun berdasarkan pendekatan penemuan terbimbing untuk mengurangi pembelajaran berorientasi teacher center, (2) workbook ditulis dengan berbahasa Inggris, (3) pada setiap sub topik workbook memberikan informasi dasar untuk membantu peserta didik dapat menemukan konsep serta satu atau dua masalah untuk memahamkan, (4) work-
book memberikan masalah untuk didiskusikan secara kelompok pada saat tatap muka di kelas untuk setiap sub topik, (5) workbook juga memberikan exercises untuk latihan mandiri di luar tatap muka agar peserta didik lebih mantap tentang konsep pada tiap sub topik, (6) workbook merupakan produk yang valid, praktis dan efektif karena telah melalui proses. Dalam kelebihan selalu disertai dengan kelemahan. Kelemahan workbook lingkaran adalah (1) workbook hanya didesain untuk peserta didik SMAN 4 Malang kelas XI IPA program akselerasi tahun ajaran 2012/2013, (2) workbook juga masih perlu dikaji lagi tentang metode penemuan terbimbing yang digunakan. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan pemanfaatan workbook lingkaran disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) hendaknya memperhatikan alokasi waktu, mengingat pelaksanaan proses pembelajaran lebih menekankan pada proses menemukan konsep yang memerlukan banyak waktu, (2) bagi guru yang hendak menggunakan workbook lingkaran sebagai bahan ajar, disarankan untuk mempelajari terlebih dahulu mengingat belum tersedianya buku guru dalam hasil pengembangan ini, (3) pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan workbook, disarankan guru selalu melakukan pendampingan agar aktivitas peserta didik dapat optimal sesuai dengan tujuan penulisan workbook, (4) workbook lingkaran bukan satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik, hendaknya guru menyarankan peserta didik agar membaca dan mempelajari sumber belajar yang lain untuk mendampingi penggunaan workbook lingkaran ini. Agar produk workbook lingkaran ini lebih baik lagi, maka disarankan beberapa hal terkait pengembangan lebih lanjut. Beberapa saran tersebut antara lain: (1) jika akan dilakukan pengembangan lebih lanjut
779, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
pada produk ini, sebaiknya dikembangkan buku guru untuk mendampingi workbook lingkaran bagi peserta didik, (2) jika akan melakukan pengembangan yang sama, dis-
arankan untuk memilih materi lain pada mata pelajaran Matematika.
DAFTAR RUJUKAN Cooney, D. 1975. Dynamics of Teaching Secondary School Mathematics. U.S.A. Houghton: Mifflin Company Depdiknas. 2005. Undangundang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. (online). http://advokatrgsmitra.com, diakses tanggal 17 Januari 2012. Depdiknas. 2006. KTSP. Jakarta. Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan KTSP. Jakarta. Gabel, D. L. 1993. Use of The Particle Nature of Matter in Developing Conceptual Understanding. Bloomington: Indiana University. Markaban. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing. Yoyakarta: Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Matematika. (online). http://p4tkmatematika.org/downloa ds/ppp/PPP_Penemuan_terbimbing .pdf, diakses tanggal 11 April 2012.
Perdata, I.B.K. 2002. Studi Komparasi tentang Efektivitas Metode Penemuan dan Metode Ekspositori dalam Pembelajaran Matematika Kelas 1 Caturwulan 1 SMU Negeri 7 Denpasar Tahun Pelajaran 2001/2002. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Purnomo, Y. P. 2011. Keefektifan Model Penemuan Terbimbing dan Cooperative Learning Pada Pembelajaran Matematika. Jurnal Kependidikan. Volume 41. Nomor 1 tahun 2011: 37-54. Suherman, dkk. (2001). Common TexBook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung. Thiagarajan, S., Semmel, D. S., Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children. Bloomingtoon: Indiana University.