Pengembangan Wisata Bahari di Wilayah Pesisir Selatan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI WILAYAH PESISIR SELATAN KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YULIA ASYIAWATI DAN SINUNG RUSTIJARNO
1
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota – UNISBA Jalan Tamansari No.1 Bandung
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi dan peluang pengembangan obyek dan daya tarik wisata bahari di wilayah pesisir selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.. Penelitian dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2002 di wilayah Pantai Parangtritis, Samas dan Pandansimo. Penelitian menggunakan metode survai, analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat pengunjung tertuju pada obyek wisata alam pantai, wisata budaya dan kesenian dan pembentukan gumuk pasir (sand dunes). Jumlah pengunjung obyek tujuan wisata pantai pada tahun 1997 mencapai 1.335.618 orang, meningkat menjadi 1.756.874 orang pada tahun 2002 dengan laju peningkatan mencapai 7,89% per tahun. Pendapatan wisata pantai pada tahun 2001 memberikan kontribusi sebesar Rp 2.556.898.250 atau 98,92% terhadap pendapatan sektor pariwisata Kabupaten Bantul, dengan laju pertumbuhan sebesar 31,90% per tahun selama periode 1997-2001. Pengembangan obyek wisata bahari di Kabupaten Bantul dapat dilakukan dengan 1) Implementasi kebijakan pengembangan pariwisata berdasarkan hasil studi pengembangan obyek wisata, 2) Strategi promosi dengan penerapan teknologi informasi melalui media elektronik terutama internet, dengan membuka situs pariwisata, 3) Implementasi Sapta Pesona pariwisata (aman, indah, tertib, bersih, ramah-tamah dan kenangan), 4) Pemulihan kondisi ekonomi nasional dan jaminan keamanan dan kenyamanan berwisata, 5) Menambah event-event wisata dan diversifikasi produk wisata, aspek kelestarian lingkungan dan pembenahan fasilitas dan akses obyek wisata (taman bermain, akuarium biota laut, marine science tour) dan penataan lingkungan sekitar pantai.
Kata kunci : wisata, bahari, pesisir
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta
Jurnal PWK Unisba
1
Pengembangan Wisata Bahari di Wilayah Pesisir Selatan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
1. Pendahuluan
Kabupaten Bantul didominasi oleh obyek
Kekayaan
alam
merupakan
sumberdaya utama yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi wilayah. Salah satu andalan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada era otonomi daerah adalah sektor kepariwisataan, dengan sifatnya yang
multi
sektor
berpotensi pendapatan
dan
untuk yang
multi
akan menghasilkan pendapatan wilayah dari berbagai sisi diantaranya retribusi obyek
wisata,
pajak
hotel,
restoran dan industri makanan, perijinan usaha pariwisata maupun penyerapan tenaga kerja dari sektor formal maupun informal. Kabupaten Bantul memiliki potensi wisata cukup berlimpah dan bervariasi. Obyek
wisata
di
unggulan
Bantul
sebagai
wilayah.
komoditas
Tujuan
penelitian
untuk mengetahui potensi dan peluang pengembangan obyek dan daya tarik wisata bahari di wilayah pesisir selatan Kabupaten
Bantul,
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
2. Metodologi
Dengan
berkembangnya sektor kepariwisataan
masuk
pantai
efek
menghasilkan besar.
wisata
Penelitian dilakukan di wilayah pesisir Kabupaten Bantul yaitu Pantai Parangtritis, Samas dan Pandansimo pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2002. Metode penelitian menggunakan cara survai (Singarimbun dan Effendie, 1996)
dan
observasi
lapang.
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan
mengumpulkan
instansi
yang
terkait,
literatur analisis
dari data
dilakukan secara deskriptif kuantitatif.
dapat
dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu wisata alam serta wisata budaya dan
sejarah.
Kegiatan
3. Hasil dan Pembahasan
pariwisata
Minat pengunjung tertuju pada
merupakan kegiatan yang strategis untuk
obyek wisata alam pantai, wisata budaya
dikembangkan
Bantul
dan kesenian dan pembentukan gumuk
dalam upaya meningkatkan pendapatan
pasir (sand dunes). Jenis obyek dan
daerah dan memperluas lapangan usaha
daya tarik wisata yang terdapat di
dan kesempatan kerja. Masyarakat di
wilayah penelitian berupa wisata alam,
wilayah pesisir Kabupaten Bantul sejak
wisata
lama
pemenuhan
rekreasi. Sebaran obyek dan daya tarik
kebutuhan hidup dari kegiatan pertanian
wisata di wilayah pesisir Kabupaten
dan pariwisata (Asyiawati et. al., 2002).
Bantul tercantum pada Tabel 1.
di
Kabupaten
mengandalkan
sejarah/budaya,
dan
taman
Kegiatan pariwisata yang dilakukan di
2
Jurnal PWK Unisba
Pengembangan Wisata Bahari di Wilayah Pesisir Selatan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
Tabel 1. Sebaran Obyek dan Daya Tarik Wisata di Wilayah Pesisir Kabupaten Bantul No 1
Jenis Objek Wisata Wisata Alam a. Pantai
Nama Obyek Wisata
b. Goa Wisata Sejarah/Budaya a. Petilasan/Ziarah
2
b. Monumen c. Makam/Ziarah 3
Taman Rekreasi/Pemandian
Lokasi
1. Parangtritis, 2. Samas 3. Patehan 4. Pandansimo Goa Tapan/Langgeng
Desa Parangtritis Desa Srigading Desa Gadingsari Desa Poncosari Desa Parangtritis
1. Petilasan Pandansari 2. Petilasan Pandan Payung 3. Petilasan dan Ziarah Pandansimo 4.Petilasan dan Ziarah Parangkusumo Monumen Pangsar Jend. Sudirman 1. Makam Syech Belabelu 2. Makam Syech Maulana Magribi 1. Arena mainan anak
Desa Poncosari Desa Poncosari Desa Poncosari Desa Parangtritis Desa Parangtritis Desa Parangtritis Desa Parangtritis Desa Parangtritis
2. Pemandian Parangwedang 3. Kolam renang Parangtritis Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul. (2000).
Diantara jenis obyek tujuan wisata yang
ada,
yang
mengalami
perkembangan yang cukup pesat dilihat dari minat para pengunjung pada tahun terakhir
adalah
wisata
budaya
wisata
alam
(berupa
pantai, upacara
labuhan), dan pengamatan pembentukan gumuk pasir di Parangtritis, hal ini ditandai dengan banyaknya kunjungan wisatawan.
Jumlah
wisatawan
yang
berkunjung pada obyek wisata pantai yang terdiri dari Pantai Pandansimo, Samas dan Parangtritis pada tahun 2001
adalah
Desa Parangtritis Desa Parangtritis
1,756,874
jiwa
dengan
laju
pertumbuhan pengunjung sebesar 7,89% per tahun yang dihitung mulai tahun 1997. Yang paling banyak dikunjungi oleh
wisatawan
adalah
Pantai
Parangtritis, hal ini disebabkan karena banyaknya obyek dan daya tarik wisata serta
didukung
dengan
penyediaan
fasilitas yang memadai dibandingkan dengan obyek tujuan wisata lainnya. Jumlah wisatawan yang berkunjung pada obyek daerah tujuan wisata di wilayah pesisir
Kabupaten
Bantul
tercantum
dalam Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Wisatawan di Daerah Tujuan Wisata Wilayah Pesisir Kabupaten Bantul, Tahun 1997 – 2001 Jumlah Wisatawan (orang)
No Daerah Tujuan Wisata 1997
1998
1999
2000
1 Parangtritis 1.282.700 1.024.017 1.370.000 1.140.275 2 Samas 41.384 55.147 57.173 38.901 3 Pandansimo 11.534 35.094 39.990 40.717 Jumlah 1.335.618 1.114.258 1.467.163 1.219.893 Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Bantul, Tahun 1997-2002
Jurnal PWK Unisba
2001 1.641.100 48.540 67.234 1.756.874
LPP (%) 6,99 4,32 120,73 7,89
3
Pengembangan Wisata Bahari di Wilayah Pesisir Selatan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Bantul
salah
satunya
obyek
tujuan
memberikan
wisata.
Wisata
kontribusi
pantai
terhadap
bersumberkan dari sektor pariwisata.
pendapatan sektor pariwisata Kabupaten
Pendapatan dari obyek wisata pantai
Bantul sebesar Rp. 2.556.898.250,- atau
memberikan kontribusi yang cukup besar
98,92%
terhadap PAD Kabupaten Bantul. Hal ini
keseluruhan sektor pariwisata, dengan
terlihat dari jumlah pendapatan yang
rata-rata
diterima
obyek
31,90% per tahun yang dihitung mulai
tujuan wisata yang terdapat di Kabupaten
tahun 1997 (Tabel 3.). Oleh karena itu
Bantul.
sektor
obyek wisata pantai merupakan asset
pariwisata Kabupaten Bantul pada tahun
yang potensial untuk dikembangkan di
2001
Kabupaten Bantul untuk meningkatkan
dari
masing-masing
Jumlah
pendapatan
adalah
sebesar
Rp.
2.584.728.500,-, yang berasal dari enam
dari
laju
jumlah
pendapatan
pertumbuhan
sebesar
pendapatan daerah.
Tabel 3. Jumlah Pendapatan Wisata Pantai Wilayah Pesisir Kabupaten Bantul, Tahun 1997 - 2001 No Daerah Tujuan Wisata 1 2 3
Parangtritis
1997
1998
Jumlah Pendapatan (Rp) 1999 2000
1.100.000.000 1.195.082.121 1.735.120.600 1.724.458.100
Samas
20.692.050
Pandansimo
21.676.475
2.786.725
7.918.625
22.524.875 8.955.425
33.465.400 15.268.875
LPP (%)
2001 2.488.734.000
31,56
42.951.500 25.212.750
26,89 201,19
Jumlah 1.123.478.775 1.224.677.221 1.766.600.900 1.773.192.375 2.556.898.250 Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Bantul, Tahun 1997-2002
4. Keadaan
Sosial
dan
Budaya
mayoritas etnis penduduk di wilayah penelitian
Masyarakat
31,90
merupakan
etnis
Jawa.
Dalam menunjang kegiatan wisata
Adapun kegiatan-kegiatan budaya yang
diperlukan dukungan dari potensi budaya
dilakukan oleh masyarakat di wilayah
daerah, karena hal ini sangat membantu
penelitian adalah upacara adat dan
upaya pemasaran wisata yang dilakukan.
kesenian.
Obyek budaya mempunyai bentuk dan
Kegiatan-kegiatan upacara adat
corak yang sangat beragam dan berbeda
yang unik dilakukan di wilayah penelitian
untuk
meliputi
setiap
kawasan,
dan
budaya
Upacara
adat
Desa,
Bekti
oleh
Pertiwi, dan Upacara Labuhan Kraton
masyarakat di wilayah penelitian untuk
Yogyakarta. Upacara Adat desa pada
menarik para wisatawan. Pada umumnya
umumnya bersih desa/sedekah bumi,
budaya masyarakat di wilayah penelitian
nyadran. Upacara ini diselenggarakan
didominasi oleh budaya Jawa karena
setahun sekali pada bulan-bulan Jawa
tersebut
4
terus
dipertahankan
Jurnal PWK Unisba
Pengembangan Wisata Bahari di Wilayah Pesisir Selatan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
(Sapar, Sura) atau sebelum
panen
Salah satu labuhan untuk kepentingan
(Ruwah), misalnya upacara bersih desa
khusus adalah labuhan yang diadakan
diselenggarakan
pada saat Sri Sultan berkenan akan
pada
sesudah
selesai
upacara
adat
bulan
panen.
Sapar
Sedangkan
Labuhan
menikahkan
putera/puterinya.
Kraton
Pelaksanaan labuhan khusus berbeda
Yogyakarta merupakan upacara adat
dengan labuhan rutin, dimana labuhan
yang dilakukan oleh Kraton Yogyakarta.
khusus
Labuhan berasal dari kata labuh yang
sederhana dan tidak banyak diikuti dan
artinya
disaksikan
sama
dengan
larung
yaitu
diselenggarakan
oleh
sangat
masyarakat
umum.
membuang sesuatu ke dalam air (sungai
Kegiatan kesenian yang diselenggarakan
atau laut). Ada juga pendapat bahwa
di wilayah penelitian berupa seni tari
labuhan berarti memberi sesaji kepada
(reog,
jathilan,
roh halus yang berkuasa di suatu tempat
orang),
seni
(Sri
srandul),
Sumarsih
et.
al.,
1990
dalam
Soenarto et al., 2000).
slawatan,
Menurut bahasa Jawa, labuhan
tari-tari theater
seni
dan
(ketoprak
musik
gejok
wayang dan
(karawitan,
lesung,
mocopat,
therbanan, thek-thek).
disebut labuh dalem. Kata dalem dipakai
Faktor yang berpengaruh dalam
untuk menyebut Sri Sultan. Labuhan
pengembangan wisata bahari di Bantul
disebut labuh dalem karena adat ini atas
terbagi dalam dua hal yaitu faktor internal
kehendak raja beserta para kerabat
dan eksternal. Faktor internal meliputi :
Kraton
1)
Yogyakarta.
Penyelenggaraan
Penerapan
kebijakan
pemerintah
labuhan dilaksanakan pada waktu Sri
daerah tentang pengembangan obyek
Sultan Hamengku Buwono IX yang dapat
wisata
dikatakan
meskipun potensi cukup tersedia, 2)
berbeda
dengan
belum
optimal
dilakukan,
penyelenggarakan labuhan sebelumnya.
Strategi
Pada masa pemerintahan Sri Sultan
konvensional,
Hamengku Buwono I, upacara labuhan
kepada
diadakan
penobatan
terutama implementasi Sapta Pesona
seorang raja, dimana pelaksanaannya
dan 4) Lemahnya koordinasi antara
satu
penobatan
pelaku pariwisata, Pemerintah Daerah
berlangsung (jumenengan). Disamping
dan pihak terkait. Faktor eksternal yang
ketiga
lagi
mempengaruhi kunjungan wisatawan di
peristiwa labuhan yang diadakan untuk
Kabupaten Bantul antara lain : 1) Kondisi
kepentingan
perekonomian
apabila
hari
terjadi
sesudah
labuhan
tersebut,
khusus,
pelaksanaannya
tidak
ada
dimana tentu
waktu dan
disesuaikan dengan kebutuhan yang
promosi 3)
wisatawan
wisata
cenderung
Pelayanan masih
nasional
yang
Prima kurang
belum
mantap dan 2) Citra negatif keamanan dan kenyamanan wisata di Indonesia.
dilaksanakan hanya di Parangkusumo.
Jurnal PWK Unisba
5
Pengembangan Wisata Bahari di Wilayah Pesisir Selatan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
Pengembangan bahari
di
obyek
1. Minat pengunjung obyek wisata di
langkah
kawasan pesisir Kabupaten Bantul
kebijakan
tertuju pada obyek wisata alam
pengembangan pariwisata berdasarkan
pantai, wisata budaya dan kesenian
hasil studi pengembangan obyek wisata
dan pembentukan gumuk pasir (sand
yang pernah dilakukan lembaga terkait,
dunes).
yaitu
:
dengan 1)
Bantul
5. Kesimpulan
dapat
dilakukan
Kabupaten
wisata
beberapa
Implementasi
2) Strategi promosi dengan penerapan
2. Jumlah pengunjung obyek tujuan
teknologi
informasi
melalui
media
elektronik
terutama
internet
dengan
mencapai
pariwisata
Bantul,
meningkat menjadi 1.756.874 orang
membuka
situs
wisata
pantai
pada
tahun
1.335.618
1997 orang,
dilengkapi dengan data yang terbaru, 3)
pada
Implementasi Sapta Pesona pariwisata
peningkatan mencapai 7,89% per
(aman, indah, tertib, bersih, ramah-tamah
tahun. Pendapatan wisata pantai
dan
pada
kenangan),
kualitas
pelayanan
tahun
2002
tahun
2001
dengan
laju
memberikan
kepariwisataan yang baik merupakan
kontribusi sebesar Rp 2.556.898.250
sarana
untuk
atau 98,92% terhadap pendapatan
wisatawan,
sektor pariwisata Kabupaten Bantul,
4) Pemulihan kondisi ekonomi nasional
dengan laju pertumbuhan sebesar
dan jaminan keamanan dan kenyamanan
31,90% per tahun selama periode
berwisata, 5) Menambah event-event
1997-2001.
promosi
meningkatkan
yang
efektif
jumlah
wisata dan diversifikasi produk wisata,
3. Pengembangan obyek wisata bahari
festival budaya lokal (upacara adat),
di Kabupaten Bantul dapat dilakukan
pertunjukan kesenian (seni tari, theater
dengan 1) Implementasi kebijakan
dan seni musik) dan aspek kelestarian
pengembangan pariwisata berdasar-
lingkungan
penyu),
kan hasil studi pengembangan obyek
pembenahan fasilitas dan akses obyek
wisata yang pernah dilakukan lemba-
wisata
ga
(konservasi
diantaranya
taman
bermain,
terkait,
2)
Strategi
promosi
akuarium biota laut, marine science tour,
dengan penerapan teknologi informa-
pencitraan
dengan
si melalui media elektronik terutama
Parangtritis dengan citra baru sebagai
internet dengan membuka situs pari-
daerah wisata kuliner masakan laut yang
wisata,
murah
Pesona pariwisata (aman, indah,
dan
baru
semisal
higienis
dan
penataan
3)
bersih,
Implementasi
Sapta
lingkungan sekitar pantai berpeluang
tertib,
meningkatkan pendapatan masyarakat
kenangan), 4) Pemulihan kondisi
dan wilayah.
ekonomi keamanan
6
ramah-tamah
nasional dan
dan
dan
jaminan
kenyamanan
Jurnal PWK Unisba
Pengembangan Wisata Bahari di Wilayah Pesisir Selatan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
berwisata, 5) Menambah event-event wisata
dan
diversifikasi
5. Sunarto, S. Wirosuprojo, Langgeng
produk
W.S., Widyastuti, Mardiatno, Sudarno
wisata, aspek kelestarian lingkungan
A.M., 2000. Kajian Profil Kawasan
dan pembenahan fasilitas dan akses
Pantai
obyek
Yogyakarta.
wisata
diantaranya
taman
Provinsi
Daeah 2000.
Istimewa Badan
bermain, akuarium biota laut, marine
Pengendalian Dampak Lingkungan
science
Daerah
tour,
dan
penataan
lingkungan sekitar pantai.
(BAPEDALDA)
Daerah
Istimewa
Provinsi Yogyakarta
kerjasama dengan Fakultas Geografi 6. Daftar Pustaka
Universitas
1. Asyiawati, Y,
J. Purwanto, E.
Gadjah
Mada.
Yogyakarta.
Rustiadi, H. Hardjomidjojo. 2002. Pendekatan Sistem Dinamik Dalam Penataan Ruang Wilayah Pesisir (Studi
Kasus
:
Wilayah
Pesisir
Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta).
Program
Studi
Sumberdaya Pesisir
Tesis.
Pengelolaan dan
Lautan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 2. Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul. 1997-2002. Laporan Tahunan Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul. 2002. 3. Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul. 2000.
Rencana
Pengembangan
Pariwisata
Induk (RIPP)
Bantul Tahun 2000. Bantul. 4. Singarimbun, M dan S. Effendie. 1996. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.
Jurnal PWK Unisba
7