25 K
Institut Teknologi Bandung Departement of Civil Engineering
Peringatan 25 Tahun Pendidikan MRK di Indonesia
perak MRK
PENGEMBANGAN SISTEM BISNIS PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN KNOWLEDGE BASE MANAGEMENT SYSTEM Sudarto1, Budi Soesilo Soepandji2, Ismeth Abidin3 dan Bambang Trigunarsyah4 ABSTRAK: Dalam mengembangkan sistem bisnis jasa konstruksi yang ideal perlu diperhatikan beberapa kondisi dan permasalahan yang terjadi pada perusahaan jasa konstruksi di Indonesia, seperti: jumlah perusahaan yang terus meningkat namun tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kinerja, kepatuhan pada pihak yang terkait dalam usaha jasa konstruksi, kesadaran masyarakat akan manfaat dan pentingnya peran jasa konstruksi bagi kepentingannya masih perlu ditumbuhkembangkan, keterbatasan kemampuan pemerintah maupun swasta untuk membiayai pembangunan proyek-proyeknya dengan anggaran dalam negeri. Tujuan penelitian yang dibahas dalam makalah ini adalah identifikasi indikator dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan sebagai dasar untuk mengembangkan suatu sistem bisnis perusahaan jasa konstruksi yang ideal di Indonesia. Pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan studi literatur untuk mengidentifikasi indikator serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan jasa konstruksi, serta survai kepada para pakar mengenai kondisi eksisting dari perusahaan jasa konstruksi. Hasil awal penelitian menunjukkan perlunya dilakukan suatu tindakan perbaikan berupa tindakan koreksi terhadap permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan jasa konstruksi di Indonesia. Tindakan koreksi dilakukan pada tahap after process dan menggunakan pendekatan manajemen risiko. Dengan melakukan tindakan koreksi tersebut diharapkan dapat dikembangkan suatu sistem bisnis perusahaan jasa konstruksi di Indonesia yang profitable, growing, sustainable dan competitive. Dalam pencapaian keempat tujuan perusahaan tersebut perlu memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal serta market forces. KATA KUNCI: perusahaan jasa konstruksi, faktor sukses, indikator kinerja, tindakan koreksi, manajemen risiko 1. PENDAHULUAN Dalam menghadapi era pasar bebas yang diawali dengan penandatanganan kerjasama dalam AFTA, APEC dan komitmen internasional lainnya, yang menyebabkan proses globalisasi perekonomian dunia semakin meningkat serta terbukanya kerja sama di berbagai bidang yang memberikan kesempatan bagi para investor asing untuk mengembangkan usahanya di Indonesia, maka perlu adanya peningkatan kemampuan perusahaan-perusahaan khususnya perusahaan jasa konstruksi agar dapat menghadapi persaingan yang semakin ketatnya. Untuk menghadapi persaingan tersebut, maka perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif dengan melakukan berbagai macam perbaikan pada perusahaan jasa konstruksi guna meningkatkan kualitas kinerja perusahaan
1 Mahasiswa Program Doktor, Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Kampus UI Depok,email:
[email protected] 2 Guru Besar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 3 Dosen Pascasarjana Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 4 Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Kampus UI Depok
1
25 K
Institut Teknologi Bandung Departement of Civil Engineering
Peringatan 25 Tahun Pendidikan MRK di Indonesia
perak MRK
sehingga dapat mengembangkan suatu sistem bisnis perusahaan jasa konstruksi yang ideal dan memiliki kemampuan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing. Langkah-langkah perbaikan pada perusahaan jasa konstruksi tersebut dapat berupa suatu sistem pengendalian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan jasa konstruksi, yang dapat terjadi di luar perencanaan. Tolak ukur kesuksesan perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang dihasilkannya. Semakin tinggi kinerja perusahaan tersebut maka akan semakin sukses juga perusahaannya. Kinerja perusahaan itu memiliki 4 (empat) perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pelanggan dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Sebagai penyedia prasarana infrastruktur dan pendukung sektor ekonomi lainnya, industri jasa konstruksi mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap perekonomian nasional. Sehingga sangat penting untuk dikembangkan suatu sistem bisnis jasa konstruksi yang mempunyai kemampuan untuk profitable, growing, sustainable dan competitive. Beberapa faktor yang mempengaruhi dan menjadi penentu kesuksesan perusahaan jasa konstruksi, yaitu faktor internal antara lain adanya pengaruh tingkat produktivitas tenaga kerja dan peralatan, manajemen pengendalian proyek konstruksi, terjadinya kegagalan konstruksi, keselamatan kerja, penanganan material, penanganan konstruksi yang tidak sempurna, dan lain-lain; faktor eksternal antara lain adanya pengaruh dari kebijakan pemerintah yang memberikan pengaruh aspek legal di luar bidang moneter, ketersediaan material di pasar yang sesuai spesifikasi, keamanan di lingkungan proyek, dan hal-hal lain; serta faktor ketiga yang tak kalah pentingnya yaitu market forces (Wideman and Myers, 1992). Proses pengendalian terhadap faktor-faktor tersebut terdiri dari 3 (tiga) langkah yaitu melakukan pengukuran terhadap kemajuan perusahaan, melakukan evaluasi dengan cara merumuskan masalah dan langkah pemecahan serta melakukan tindakan koreksi atas masalah dan penyimpangan yang terjadi (Kerzner, 1995). Dalam melakukan tindakan koreksi diperlukan suatu kemampuan untuk mengambil keputusan berupa langkah apa saja yang harus dilakukan, prioritas perbaikan terhadap permasalahan yang terjadi dan lain sebagainya. Salah satu alat untuk membantu dan mempercepat proses pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan suatu kecerdasan buatan (artificial inteliigence) berupa sistem komputer yang berbasis knowledge base management system (KBMS). Makalah ini membahas indikator dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan sebagai dasar untuk mengembangkan suatu sistem bisnis perusahaan jasa konstruksi yang ideal di Indonesia dengan mengaplikasikan knowledge base management system berbasis manajemen risiko sebagai alat bantu dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan koreksi. Lingkup penelitian dibatasi pada faktor internal, eksternal dan market forces, sedangkan tindakan perbaikan berupa koreksi yang dilakukan pada tahap after process dan untuk pembuatan program knowledge base management system digunakan bahasa program C++. Topik bahasan dalam makalah ini merupakan bagian dari penelitian yang bertujuan menyusun dan membuat suatu sistem komputer yang berbasis knowledge base management system yang memiliki kemampuan dalam memberikan alternatif penyelesaian dan saran seperti tindakan koreksi terhadap permasalahan yang terjadi pada perusahaan jasa konstruksi di Indonesia. 2. INDUSTRI JASA KONSTRUKSI DI INDONESIA Industri jasa konstruksi adalah industri yang mencakup semua pihak yang terkait dengan proses konstruksi termasuk tenaga profesi, pelaksana konstruksi dan juga para pemasok yang bersamasama memenuhi kebutuhan pelaku dalam industri (Hillebrandt, 1985).
2
25 K
Institut Teknologi Bandung Departement of Civil Engineering
Peringatan 25 Tahun Pendidikan MRK di Indonesia
perak MRK
Jasa konstruksi adalah jasa yang menghasilkan prasarana dan sarana fisik. Jasa tersebut meliputi kegiatan studi, penyusunan rencana teknis/rancang bangun, pelaksanaan dan pengawasan serta pemeliharaannya. Mengingat bahwa prasarana dan sarana fisik merupakan landasan pertumbuhan sektor-sektor dalam pembangunan nasional serta kenyataan bahwa jasa konstruksi berperan pula sebagai penyedia lapangan kerja, maka jasa konstruksi penting dalam pembangunan nasional (Suraji, 2003). Peran industri konstruksi dalam ekonomi juga dapat dilihat dari segi potensi lapangan kerja, kebutuhan material dan dampaknya, peraturan publik yang mendukung ekonomi, dan termasuk dampak perluasan industri konstruksi terhadap ekonomi (Ofori, 1990). Industri konstruksi dapat dikategorikan sebagai salah satu industri yang berperan penting pada proses pembangunan ekonomi suatu negara. Lowe (2003) menyatakan bahwa kontribusi industri konstruksi terhadap total Gross Domestic Product (GDP) suatu negara maju lebih kurang 7%-10%. Adapun di negara yang sedang berkembang, industri konstruksi menghasilkan 3%-6% dari total GDP. Industri konstruksi juga memberikan kontribusi kepada pembukaan lapangan kerja serta distribusi pendapatan bagi masyarakat lapisan bawah (Lopes, 1997). 3. KONDISI PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DI INDONESIA Peranan jasa konstruksi makin meningkat tetapi belum optimal sebagaimana terlihat pada kenyataan bahwa pangsa jasa konstruksi asing di Indonesia masih cukup besar, juga proses pembangunan yang belum efektif dan efisien. Hasil penelitian yang dilakukan oleh World Bank terhadap negara-negara berkembang, bahwa sektor konstruksi mempunyai kontribusi dan pengaruh yang cukup penting terhadap pembangunan (World Bank, 1984). Sektor ini mempengaruhi hampir seluruh sektor di bidang perekonomian. Jalan, bendungan, pekerjaan irigasi, perumahan, sekolah, dan pekerjaan konstruksi lain adalah landasan fisik dimana usaha pengembangan dan peningkatan standar hidup dibentuk. Pada sebagian besar negara berkembang, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas konstruksi adalah penting, termasuk meningkatkan efisiensi biaya, waktu, dan kualitas pekerjaan konstruksi. Saat ini kontraktor nasional masih sangat kesulitan untuk bersaing dengan kontraktor asing yang mampu memperoleh finansial dengan bunga rendah di negaranya. Sementara kontraktor Indonesia, fasilitas jaminan bank-nya saja masih sering ditolak oleh pemilik proyek di luar negeri. Pemberian fasilitas khusus bagi kontraktor yang berupaya mendapatkan tender diluar negeri sudah banyak dilakukan di negara-negara lain seperti Singapura, Malaysia, Cina dan Korea, dengan harapan usaha jasa konstruksinya dapat menghasilkan devisa bagi negara (Konstruksi, 2000). Fasilitas tersebut disebabkan kontraktor di Korea atau Jepang digandeng investor swasta maupun pemerintah dari negaranya sendiri (Konstruksi, 2002). 4. INDIKATOR DAN FAKTOR KESUKSESAN PERUSAHAAN Tolak ukur kesuksesan perusahaan khususnya perusahaan jasa konstruksi dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang dihasilkannya. Semakin tinggi kinerja perusahaan tersebut maka akan semakin sukses juga perusahaannya. Kinerja perusahaan itu memiliki 4 (empat) perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pelanggan dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan and Norton, 1996). Selain menggunakan kinerja perusahaan sebagai alat ukur untuk mengetahui kesuksesan perusahaan, digunakaan juga indikator perusahaan yang mengindikasikan perusahaan tersebut dapat dikategorikan kedalam perusahaan yang sukses. Adapun indikator perusahaan tersebut dapat dikatakan sukses dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut untuk mendapatkan laba (profitable) (Team, 2004b), kemampuannya untuk terus tumbuh dan berkembang (growing) (Albach, 1965; Drucker, 1994), kemampuannya untuk mendapatkan proyek yang berkelanjutan (sustainable)
3
25 K
Institut Teknologi Bandung Departement of Civil Engineering
Peringatan 25 Tahun Pendidikan MRK di Indonesia
perak MRK
(Team, 2004a) serta yang tidak kalah penting adalah kemampuan perusahaan tersebut untuk bersaing (competitive) dengan perusahaan lain baik dari dalam maupun luar negeri (Porter, 2004) . Selain indikator kesuksesan perusahaan sebagai alat ukur, ada 3 (tiga) faktor utama yang menentukan kesuksesan dari perusahaan jasa konstruksi yaitu faktor internal, faktor eksternal, market forces (Teng, 2002). Dalam menentukan strategi untuk mengembangkan perusahaan harus memperhatikan faktor internal yang terdiri dari sumber daya manusia, manajemen, organisasi, pelanggan, dan manajemen sumber daya manusia, serta faktor eksternal yang terdiri dari lingkungan sosial politk, lingkungan yang menurut hukum, lingkungan yang kompetitif, lingkungan yang berteknologi, dan lingkungan ekonomi makro (Venegas and Alarcon, 1997). Agar suatu perusahaan dapat berkelanjutan, pemasaran di industri konstruksi perlu dikelola dengan baik. Dalam manajemen strategi pasar sebagai salah satu kekuatan dari faktor market forces ada 2 (dua) analisa yang dapat dilakukan (Aaker, 1984), yaitu: analisa internal dan analisa eksternal. Didalam penelitian ini, hal-hal yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan jasa konstruksi tercermin dan diukur oleh pada variabel indikator kinerja yang dipengaruhi oleh variabel penyimpangan/permasalahan yang terjadi, dampak yang diakibatkannya dan variabel penyebab terjadi permasalahan. Variabel indikator ini merupakan faktor pengukur kinerja dan kualitas perusahaan jasa konstruksi, karena variabel ini menilai hasil identifikasi variabel dampak dan penyebab yang pada akhirnya dapat mempengaruhi meningkat atau menurunnya kinerja dan kualitas perusahaan. Sedangkan variabel permasalahan, dampak dan variabel penyebab terjadinya masalah pada perusahaan jasa konstruksi, berdasarkan literatur yang ada dikelompokkan kedalam 3 (tiga) faktor utama penentu kesuksesan perusahaan jasa konstruksi, yaitu: faktor internal, faktor eksternal, dan market forces. Dari variabel permasalahan pada perusahaan jasa konstruksi, kemudian ditentukan variabel turunannya, yaitu variabel dampak dari permasalahan tersebut dan penyebab terjadinya permasalahan. Masing-masing permasalahan tersebut menghasilkan berbagai dampak terhadap perusahaan jasa konstruksi. Dampak ini juga dapat dikatakan sebagai faktor risiko yang perlu diidentifikasi dan dianalisa. Variabel dampak ini dicari melalui studi literatur dan survai kepada para pakar. Sedangkan variabel penyebab pada penelitian ini disebut sebagai sumber risiko. Dalam perusahaan jasa konstruksi, perlu diketahui faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan suatu perusahaan jasa konstruksi yang dalam hal ini disebut sebagai indikator kesuksesan. Penentuan indikator ini juga dicari melalui studi literatur dan kemudian dilakukan validasi kepada para pakar. Setelah ditentukan permasalahan, dampak, penyebab serta indikator dari kesuksesan suatu perusahaan tersebut, maka variabel terakhir yang dibutuhkan adalah variabel tindakan koreksi untuk mengantisipasi permasalahan yang terjadi. Tindakan koreksi yang didapat mangacu kepada penyebab beserta dampak dari terjadinya permasalahan tersebut. Secara garis besar, variabel-variabel dari penelitian ini terdiri dari: permasalahan pada perusahaan jasa konstruksi, dampak yang diakibatkannya (faktor risiko), penyebab terjadinya permasalahan (sumber risiko), indikator kesuksesan perusahaan, tindakan koreksi. Pada Gambar 1 dapat dilihat variabel permasalahan (Xi), dampak (Dij), penyebab (Pijk) didapat dengan cara studi literatur dan dilakukan validasi kepada pakar. Setelah mengidentifikasi variabelvariabel tersebut, maka dilakukan identifikasi variabel tindakan koreksi (Tijkl) dan kemudian dilakukan pengendalian terhadap tindakan koreksi tersebut dengan menggunakan pendekatan manajemen risiko.
4
25 K
Peringatan 25 Tahun Pendidikan MRK di Indonesia
Institut Teknologi Bandung Departement of Civil Engineering
perak MRK
Identifikasi
X1
D11
Pengendalian
P111
T1111
P112
T1121 T1122
D21 X1 D22
P211
T2111
P221
T2211
P222
T2221
Gambar 1. Model Hubungan Variabel Penelitian yang Digunakan
5.
TINDAKAN KOREKSI PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI
Di dalam industri jasa konstruksi, terkadang ada suatu kondisi yang cukup kompleks sehingga perlu dijadikan sebagai bahan pemikiran dalam proses pelaksanaan industri ini. Terkadang terjadi suatu kondisi ’chaos’ (kacau) selama proses konstruksi berlangsung. Chaos ini didefinisikan sebagai kondisi tertentu yang tidak dapat diprediksi di dalam struktur perilaku umum. Istilah umum untuk bidang ’chaos’ ini disebut ’teori kompleksitas’ (Singh and Singh, 2002). Suatu sistem yang stabil atau tidak stabil dapat menggambarkan perilaku yang tidak bisa diprediksi bila dipengaruhi oleh gangguan, perubahan, atau pengaruh eksternal. Selain itu ada beberapa kelemahan kontraktor nasional, antara lain dalam hal manajemen organisasi. Kelemahan lainnya adalah minimnya pengalaman terjun ke luar negeri, sehingga boleh dibilang, “lapangan” di mancanegara itu masih asing bagi kontraktor nasional. Namun kelemahan ini bisa diatasi dengan beberapa cara, misalnya dengan menjalin kerja sama kemitraan dengan perusahaan kontraktor asing, memperbaiki profesionalitas dan manajemen usaha, serta terus menerus mempelajari karakteristik bisnis konstruksi di berbagai negara (Suara Kontraktor, 2000). Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan serta kondisi ’chaos’ yang cukup kompleks perlu dilakukan suatu teknik pengendalian. Mekanisme pengendalian perusahaan pada dasarnya meliputi 3 (tiga) langkah/proses, yaitu: pengukuran kemajuan pekerjaan, evaluasi bagi sisa pekerjaan atau pekerjaan selanjutnya, serta jika diperlukan tindakan koreksi sesuai tujuan (Kerzner, 1995). Ruddock (2002) menyatakan bahwa perlu dilakukan pengukuran kegiatan konstruksi secara global dan internasional. Begitu pula dengan melakukan perbandingan kegiatan konstruksi secara internasional. Dimana hasil dari pengukuran ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan evaluasi terhadap perusahaan jasa konstruksi di Indonesia sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan/koreksi terhadap permasalahan yang terjadi. Tindakan koreksi merupakan tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki penyimpangan biaya yang terjadi dan sangat tergantung pada penyebab terjadinya penyimpangan serta dampak yang diakibatkannya berupa tingkat perbedaan penyimpangan antara realisasi dengan rencana (Russel and Fayek, 1994). Salah satu cara atau teknik yang dapat digunakan untuk pengendalian permasalahan yang terjadi pada perusahaan jasa konstruksi adalah dengan mengembangkan suatu sistem komputer yang berbasis knowledge base management system, yaitu suatu cabang dari aritifical intelligence yang merupakan suatu alat atau sistem komputer yang dapat berfungsi dan bertugas sebagai layaknya 5
25 K
Institut Teknologi Bandung Departement of Civil Engineering
Peringatan 25 Tahun Pendidikan MRK di Indonesia
perak MRK
seorang manusia (Mockler J. 1989). Knowledge base management system adalah sistem komputer yang bekerja seperti seorang expert (pakar) pada ruang lingkup aplikasi tertentu. Di dalam industri konstruksi, telah diketahui bahwa knowledge management (KM) dapat membawa inovasi dan peningkatan kinerja bisnis (Webb 1998; Egbu, Stugersand et al. 1999). Kegagalan dalam menangkap dan mentransfer knowledge dalam satu proyek, yang biasanya tersimpan dalam laporan dan sistem arsip yang tidak dibaca karena hilang atau pindah tempat mengakibatkan kegiatan yang sia-sia dan kinerja yang timpang (Carrillo et al, 2000). Pada penelitian ini, untuk melakukan tindakan koreksi terhadap perusahaan jasa konstruksi digunakan beberapa model penelitian. Model pertama menjelaskan mengenai hubungan faktorfaktor sistem bisnis perusahaan (Corporate Business System Driven) yang dapat meningkatkan kesuksesan perusahaan, model yang kedua mengenai hubungan pengaruh risiko-risiko pada perusahaan jasa konstruksi terhadap kesuksesan perusahaan serta model yang ketiga mengenai hubungan permasalahan (sumber risiko) dengan tindakan koreksi (treatment) terhadap kesuksesan perusahaan jasa konstruksi yang didapat dilihat pada Gambar 2. Y1 = f (Y2)
Y1 = f {(X)(Z)(T)}
Kesuksesan Perusahaan
Permasalahan perusahaan konstruksi Y2 = f{(X)(Z)(T)}
Gambar 2. Model Hubungan Tindakan Koreksi pada Perusahaan Konstruksi Terhadap Kesuksesan Perusahaan Jasa Konstruksi
Dari Gambar 2 dapat dilihat hubungan tindakan koreksi yang dilakukan terhadap permasalahan yang terjadi pada perusahaan jasa konstruksi. Dimana kesuksesan perusahaan jasa konstruksi dapat meningkat jika dilakukan tindakan koreksi terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi sebelum menimbulkan dampak kerugian yang tidak dapat dihindari lagi (irrevirsible) atau tidak dapat diserap oleh suatu perusahaan sehingga mengakibatkan collapse. Variabel Y1 pada model tersebut merupakan kesuksesan perusahaan jasa konstruksi, Y2 adalah permasalahan pada perusahaan jasa konstruksi, X merupakan dampak yang diakibatkan sedangkan Z adalah penyebab terjadinya permasalahan, Berdasarkan Gambar 2, selanjutnya dikembangkan suatu model yang lebih fokus terhadap masalah dalam penelitian ini, yaitu model tindakan koreksi terhadap faktor-faktor penentu kesuksesan perusahaan jasa konstruksi yang berbasis knowledge-base management system yang dapat dilihat pada Gambar 3.
6
25 K
Institut Teknologi Bandung Departement of Civil Engineering
Peringatan 25 Tahun Pendidikan MRK di Indonesia
perak MRK
KNOWLEDGE BASE SYSTEM
PROBLEMS CONTROL PROBLEMS
FAKTOR INTERNAL
FAKTOR ESKTERNAL
MARKET FORCES
1. 2. 3. 4.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA OPERASIONAL KEUANGAN
1. 2. 3. 4. 5.
EKONOMI MAKRO HUKUM & UNDANG-UNDANG SOSIAL POLITIK TEKNOLOGI & INOVASI LINGKUNGAN YG KOMPETITIF
1. ANALISA EKSTERNAL • ANALISA PELANGGAN • ANALISA PERSAINGAN • ANALISA PASAR • ANALISA LINGKUNGAN
SUCCESS RESPONS SYSTEM & DSS
CORRECTIVE ACTION
2. ANALISA INTERNAL • ANALISA KINERJA • PEMILIHAN STRATEGI
Gambar 2. Model KMBS Perusahaan Jasa Konstruksi (Diadaptasi dari (Latief, Abidin et al. 2002)
6. KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: -
Untuk dapat mewujudkan sistem bisnis perusahaan jasa konstruksi yang ideal di Indonesia perlu diidentifikasi terlebih dahulu masalah-masalah yang terjadi pada perusahaan jasa konstruksi sehingga dapat diketahui penyebab terjadinya masalah dan dampak yang diakibatkannya. Dengan mengacu terhadap data tersebut dapat dilakukan suatu tindakan perbaikan (koreksi) terhadap penyebab terjadinya permasalahan.
-
Dari studi literatur, didapatkan bahwa indikator kesuksesan perusahaan terdiri dari profitable, growing, sustainable dan competitiveness.
-
Faktor sukses perusahaan terdiri dari faktor internal, faktor eksternal dan market forces.
-
Perlu dilakukan benchmark terhadap negara lain mengenai sistem bisnis perusahaan jasa konstruksi.
-
Alat bantu untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan berupa tindakan koreksi adalah dengan menggunakan program komputer yang berbasis knowledge base management system.
7
25 K
Institut Teknologi Bandung Departement of Civil Engineering
7.
Peringatan 25 Tahun Pendidikan MRK di Indonesia
perak MRK
REFERENSI
Albach, H. (1965). Zur Theorie des Wachsenden Unternehmens, in Theorien des eizelwirtschftlichen und des Gesamtwirtschftlichen Wachstums. W. Krelle. Duncker & Humblot, Berlin. Carillo, P. M., C. J. Anumba, et al. (2002). "Knowledge Management Strategy For Construction:Key I.T. and Contextual Issues." Construction Informatics Digital Library, http://itc.scix.net/ Clark, J. J., T. C. Chiang, et al. (1989). Sustainable Corporate Growth: A Model and Management Planning Tool, Qourum Books. Drucker, P. F. (1994). Managing for Result. Butterworth-Heinemann, Oxford. Egbu, C., J. Stugersand, et al. (1999). Learning from Knowledge Management and TransOrganizational Innovations in Diverse Project Management Environments, W. P. Hughes. Proceedings of the 15 Annual Conference of the Association of Researchers in Construction Management (ARCOM), Liverpool, Liverpool John Mores University. Han, S. H. and J. E. Diekmann (2001). "Approaches for Making Risk-Based Go/No-Go Decision for International Projects." Journal of Construction Engineering and Management Vol. 127(No. 4 July/August). Hillebrandt, P. N. (1985). Economic Theory and The Construction Industry, Second Edition, Macmillan Press. London Kaplan, R. S. and D. Norton (1996). Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action. Harvard Business School Press. Kerzner, H. (1995). Project Management. A System Approach to Planning, Scheduling, and Controlling, Van Nostrand Reinhold. New York Latief, Y., I. Abidin, et al. (2002). Expert System Frame Work for Improvement Project Cost Performance with Selection Corrective Action. Proceeding of APEC Construction, Bali. Mockler. J, R. (1989). Knowledge Based System for Management Decisions, Prentice Hall. Singapore Ofori, G. (1998). "Sustainable Construction: Principles and A Framework for AttainmentComment." Construction Management and Economics. Porter, M. E. (1990). The Competitive Advantage of Nations. The Free Press, New York. Russell, A. D. and A. Fayek (1994). "Automated Corrective Action Selection Assistant." ASCEJournal of Construction Engineering and Management 120(No. 1 March): 11-33. Singh, H. and A. Singh (2002). "Principles of Complexity and Chaos Theory in Project Execution: A New Approach to Management." Cost Engineering Vol.44/No.2 December: 23-33. Suraji, A. (2003). Peta Kesiapan Industri Jasa Konstruksi Menuju Liberalisasi Perdagangan Jasa Konstruksi. Proceeding Seminar Nasional Peran Jasa Industri Era Otonomi Daerah dan AFTA/AFAS, Aryaduta Hotel, Jakarta, Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Team, C. E. (2004a). Sustainable Construction: An Introduction, Constructing Excellence Team, C. E. (2004b). Sustainable Construction: Constructors, Constructing Excellence Teng, M. (2002). Corporate Turnaround. Prentice-Hall, Inc, Alexandra Road, Singapore. Webb, S. P. (1998). Knowledge Management:Linchpin of Change. The Association for Information Management (ASLIB), London. Wideman, R. E. and R. H. Myers (1992). Project and Program Risk Management. A Guide to Managing Project Risk and Opportunities, Project Management Institute. Pennysylvania
8