Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PENGEMBANGAN SIG UNTUK PERENCANAAN WISATA AIR DI KALIMAS KOTA SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN DATA MULTISTAGE Ronny Durrotun Nasihien, Teguh Hariyanto, Yuwono
[email protected] Program Magister Teknik Sipil dan Perencanaan Bidang Keahlian Inderaja Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Raya Sukolilo – Surabaya
ABSTRAK Sungai Kalimas menyimpan potensi untuk dijadikan sebagai tujuan wisata yang menjanjikan. Selama ini pengelola pariwisata belum ada yang melirik sungai sebagai obyek wisata, penataan Kalimas perlu diikuti dengan pembangunan kepariwisataan di sekitar Kalimas tersebut, termasuk wisata olah raga, transpotasi air dan permainan air, disamping memiliki potensi yang berkaitan dengan aspek fungsi dan aksebilitas. Dalam penelitian ini akan dilakukan evaluasi terhadap penelitian kawasan dengan kendala-kendala yang ada dengan memanfaatkan teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. Penginderaan Jauh dipergunakan sebagai interpretasi dan klasifikasi lahan di sekitar kawasan. SIG sebagai analisa dengan batasan sebagai dasar analisa adalah pembuatan alternatif kawasan berdasarkan data citra Quickbird tahun 2006 dan peta garis Kecamatan tahun 2002 dari BAPPEKO Surabaya. Dalam penelitian tentang penentuan perencanaan kawasan wisata air dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan pengamatan pengideraan jauh menunjukkan bahwa 3(tiga) tempat yang sesuai dengan pengamatan untuk sarana wisata air sebagai sarana olah air, dan 2(dua) rute untuk sarana transpotasi air sebagai penunjang wisata air. Kata kunci: Wisata, Sistem Informasi Geografis (SIG), Kawasan Perencanaan
PENDAHULUAN Sejarah Kali mas menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah keberadaan Kota Surabaya. Bukti sejarah mencatat dalam prasasti Trowulan I yang berangka tahun 1358 M bahwa Surabaya merupakan sebuah desa di tepian sungai yang berfungsi sebagai tempat penyeberangan. (Handinoto,1996). Keberadaan Kalimas yang merupakan anak sungai dari Kali Brantas juga menjadi pintu bagi lalu lintas sungai di masa lalu, di mana sejarah mencatat bahwa sungai ini dapat dilayari dari hilir (Surabaya) hingga ke hulu (Kediri, Mojokerto). Dalam upaya mengintegrasikan kegiatan pembangunan khususnya pada kawasan sekitar sungai yang mempunyai fungsi perlindungan perlu dilakukan pengaturan/perencanaan sehingga akan lebih memberikan penatapan secara formal terhadap fungsi kawasan, dan tercapainya sungai yang subur, maka sistem konservasi air disepanjang sungai dapat terjaga, di daerah tengah (midstream) sampai hulu, penentuannya harus didasarkan pada pertimbangan kontur geografis- morphologis, hidrologis seperti tinggi muka air banjir. Untuk Menunjang keperluan diatas dan untuk memberikan informasi yang jelas tentang perkembangan dan penggunaan lahan maka di
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
digunakanlah teknologi SIG sebagai alat (tool) dari pemrosesan citra satelit dengan Data Multistage diantaranya dengan citra resolusi sedang atau tinggi dalam mengetahui perkembangan pada daerah penelitian, dari Sistem Informasi Geografis ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi pada masyarakat luas dengan kondisi lingkungan dan geografisnya dan kedepannya juga memberikan informasi pada generasi yang akan datang, dengan Data Multistage ini dapat mengambil suatu gambaran secara terdahulu dan masa yang akan datang serta dapat berjenjang akan kemudian hari dalam melakukan penelitian lebih lanjut, Pemanfaatan akan tekonolgi Sistem Informasi Geografis ini juga sangat bermanfaat akan perkembangan akan budaya. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dilaksanakannya kegiatan Penelitian adalah untuk mengetahui potensi kawasan wisata air dalam mengembangkan perencanaan sebagai tempat wisata air, Adapun tujuan nya sebagai berikut : a. Untuk mendapatkan rencana pengaturan kawasan yang komprehensif, aplikatif dan konsisten serta fungsional akan wisata air dan perkembangannya. b. Menciptakan lingkungan dan wisata yang sehat, teratur, aman serta efisien dengan memberikan fasilitas pelayanan yang lengkap, tepat sesuai dengan rencana tata ruang dengan memperhatikan kondisi dan potensi yang ada. c. Mengaplikasikan teknik penginderaan jauh dengan menggunakan citra satelit. d. Mengimplementasikan teknologi sistem informasi geografis untuk analisis data spasial. e. Evaluasi pemilihan area wisata terbaik dari kawasan yang ada METODOLOGI PENELITIAN Data Yang Digunakan Data adalah merupakan sumber informasi utama dari sebuah penelitian, Pada penelitian ini data yang digunakan dapat digolongkan pada dua kelompok besar sebagai berikut : a. Data Penginderaan jauh 1. Citra satelit resolusi tinggi (Quickbird tahun 2006) b. Data Peta dan Lapangan 1. Peta Garis Kecamatan Kota Surabaya tahun 2002,skala 1 : 5.000 2. Data Lapangan diperoleh dengan cara cek langsung kelapangan (ground truth) c. Parameter Penentuan daerah Wisata Air 1. Syarat teknis a) Potensi Daerah Terbuka, b)Potensi Sarana dan sarana, c) Area Permukiman, d) Akses Aksebilitas yang mudah, d) Keunikan Obyek, e) Potensi untuk olah raga air. 2. Syarat sosial ekonomis a) Akses melewati minimum wilayah permukiman, b)Pertimbangan sosial ekonomis dari wilayah wisata air
ISBN : 978-602-97491-1-3 B-15-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Perangkat Pengolah Data a. Perangkat keras/hardware -Satu unit Komputer AMD Turion 64 dengan Ram 2 Gigabite, Hardisk 160 GB, 2) Satu unit printer, 3) GPS garmin R60csx b. Perangkat Lunak/ software ER Mapper versi 7, Arcview v 3.3,Auto CAD, Microsoft word, Exel. Tahapan Penelitian a) Pengolahan Data Citra Penginderaan Jauh, b)Memasukan Data dalam Sistem Informasi Geografis, c)Pembuatan Peta Tematik dan Situasi sekitar Wilayah Sungai Kalimas, d) Evaluasi hasil Pengolahan Data. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di kota surabaya, secara geografis terletak pada garis lintang Selatan antara 7° 9’- 7° 21’ dan 112°36’ - 112°57’ Bujur Timur dengan luas wilayah 33.048 Ha dengan study kawasan sepanjang sungai Kalimas Surabaya di titik awal pertemuan antara laut dan sungai kalimas dengan Pelabuhan laut di tanjung perak dan titik akhir daerah Wonokromo Surabaya sepanjang 12 km. Dengan acuan bahwa daerah ter sebut merupakan pada masa kolonial belanda merupakan sarana transpotasi perdagangan dan pemerintahan Kota Surabaya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Koreksi Citra Koreksi geometrik memiliki tiga tujuan utama, yaitu : 1. Melakukan rektifikasi (pembetulan) atau restorasi (pemulihan) citra agar koordinat citra sesuai dengan koordinat geografis. 2. Registrasi (mencocokkan) posisi citra dengan peta Garis Kotamadya Surabaya kala 1: 5.000 produksi BAPPEKO SURABAYA tahun 2002, dan titik GCP yang diukur dengan GPS (Global Positioning System). 3. Registrasi citra ke peta atau transformasi sistem koordinat citra ke peta, yang menghasilkan citra dengan sistem proyeksi tertentu. Sistem koordinat yang dipakai dalam rektifikasi di penelitian ini adalah Geodethic projection dan dipakai datum Ellipsoid WGS 84, Koreksi geometrik dilakukan dengan bantuan software remote sensing yaitu ER Mapper 7
ISBN : 978-602-97491-1-3 B-15-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010 Tabel 1. Data Rectifikasi
Interpretasi Citra Interpretasi dilakukan dengan mengamati objek di citra secara visual. Dalam citra resolusi tinggi objek-objek lahan tampak jelas batas-batasnya. Setelah identifikasi objek dilakukan dengan digitasi on-screen pada objek tersebut dengan menidentifikasi yang terdapat dalam Citra.
Gambar 1. Identifikasi Citra Quickbird
Penampalan Melakukan penampalan atau overlay dari citra yang terkoreksi memiliki nilai Root Mean square (RMS ) < 1 pixel dengan peta dasar yaitu dengan peta garis Kota Surabaya khusunya pada bagian dari sungai Kalimas Kota Surabaya dengan menggunakan ArcView GIS 3.3. dari hasil rectifikasi didapat nilai RMS adalah 0,689 dengan mengambil 10 titik GPC.
ISBN : 978-602-97491-1-3 B-15-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Gambar 2 Penampalan pada posisi pintu air Ngagel
Hasil dari identifikasi Kalimas Surabaya memiliki panjang 12 km dan berada di daerah Wilayah administratif Surabaya Utara, Surabaya Timur, Surabaya Selatan dan Surabaya Pusat dengan wilayah kecamatan terbagi dalam wilayah 8 Kecamatan yaitu; Kecamatan Pabean Cantikan, Kecamatan Semampir, Kecamatan Krembangan, Kecamatan Wonokromo, Kecamatan Tegalsari, Kecamatan Genteng, Kecamatan Bubutan dan Kecamatan Simokerto. Tabel 2. Wilayah yang dilalui kalimas
Penentuan Pemilihan Lokasi Dalam Penelitian dilakukan pemilihan atau kreteria lokasi yang tepat sebagai kawasan wisata air dan pemilihan rute jalur transpotasi perahu, dari kreteria pemilihan tersebut dapat dibuat adanya kreteria utama dan kreteria tambahan.
ISBN : 978-602-97491-1-3 B-15-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010 Tabel 3. Tabel Pemilihan alternatif
Catatan : √ = ada, - = tidak ada Sumber : Jamniaton Damanik & helmut F Weber,
Perencanaan Ekowisata
Dari tabel diatas dapat ditarik suatu kesimpulan untuk kreteria pemilihan lokasi wisata air sebagai sarana olah raga dan lokasi wisata air sebagai sarana transpotasi air disamping sebagai sarana penunjang pada obyek yang di kehendaki atau dipilih. Dalam pemilihan tersebut dapat dilihat dalam tabel matrik. Tabel 4. Tabel Matrik pemilihan
Untuk pemilihan lokasi wisata air sebagai sarana olah raga dapat dipilh lokasi I, II dan III, untuk lokasi jalur transpot / perahu yaitu lokasi IV, V, VI Kendala dan kondisi Sekitar Daerah Penelitian Ada beberapa kendala yang terdapat di aliran kalimas ini diantaranya adalah masalah jembatan dan Dam yang melintas jalur sungai dimana sebagai penghubung dari wilayah-wilayah Kecamatan yang terlewati, diantaranya adalah ; 1. Untuk jalur pintu air Ngagel sampai dengan dam karet Gubeng sekitar kawasan Kayoon adalah ; a).Jembatan Bungkuk, b.) Jembatan BAT, c). Jembatan Keputran, d).Jembatan Kayoon. hampir semua jembatan tersebut memiliki kerendahan dari bawah jembatan dari permukaan air rata-rata adalah 2,5 meter, 2. Untuk jalur jembatan Kayoon sampai dengan jembatan Pemuda terkendala adanya dam karet Gubeng dimana daerah tersebut sudah terbangun sebuah dam dengan beda elevasi muka air di kayoon dengan dam berdasarkan pengamatan dilapangan sekitar 2,5-3 meter. Lebar penampang rata-rata berdasarkan info dari Perum Jasa Tirta yang ditulis dalam artikel (Permasalahan dan Solusi Kawasan Pelestarian Kota Lama Kalimas, ISBN : 978-602-97491-1-3 B-15-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
retno hastijani, 2010) memiliki lebar yang variatif antara 20-35 meter dan bagian terlebar terdapat di kawasan pintu air Ngagel yaitu sekitar 35 meter, dan paling sempit terdapat di jalan Bongkaran dan jalan Karet yang termasuk dalam kecamatan Pabean Cantikan dan memiliki kedalaman sungai antara 1- 3 meter dan pada saat air laut pasang sekitar 1-2 meter. Seperti dapat dilihat dalam tabel yang di ambil dari Jurnal Aplikasi ISSN.1907-753X , Volume 2 , Nomer 1, Pebruari 2007. Tabel 5. Tabel elevasi air
Hasil Dari Analisa SIG Dari hasil analisa citra Quickbird dan peta garis 2002 di dapat tampilan SIG adalah :
Gambar 3. SIG pada kawasan jembatan pethekan
KESIMPULAN Dari hasil pengolahan data maka dapat diberikan Kesimpulan , sebagai berikut : Data Citra Quickbird tahun 2006 memberikan informasi yang up to date pada kawasan lahan yang kemudian dibandingkan dengan peta garis yang diterbitkan tahun 2002 skala 1 : 5000 memberikan koreksi ketelitian terhadap RMS (Root mean square) rata-rata sebesar 0,692 pixel, dan sudah masuk toleransi karena yang disyarakan adalah < 1 pixel.Sesuai dengan syarat-syarat dalam pemilihan kreteria tempat wisata air didapatkan: a). Untuk pemilihan kawasan wisata air didapatkan sebagai sarana olah raga berada di kawasan pintu air Ngagel, Kayoon (pasar bunga) dan kawasan jembatan Pemuda (Monkasel). b). Untuk pemilihan kawasan penunjang wisata air sebagai sarana transpotasi air yaitu rute jembatan Yos Sudarso menuju jembatan Petekan sebagai perjalanan wisata pendidikan, Hampir tidak semua kawasan dapat dijadikan tempat wisata air sebagai sarana olah raga air dan wisata air sebagai transpotasi, karena kawasan Kalimas memiliki kawasan yang terbatas area terbukanya dan tidak semua jalur sungai Kalimas dapat dilalui oleh perahu mulai dari hulu sampai dengan hilir karena masih terdapat jembatan yang melintas jalur tersebut yang terlalu rendah. ISBN : 978-602-97491-1-3 B-15-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
SARAN Berikut adalah saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan penelitian selanjutnya baik oleh mahasiswa atau pun pihak lain yang terkait : 1. Penghijauan di bantaran atau stren kalimas, Untuk menjaga kekuatan bantaran sungai diperlukan pagar hidup atau pepohonan yang dapat menyerap air. 2. Pembangunan dan penambahan ruang publik untuk interaksi sosial. 3. Penataan gedung di sekitar sungai, Untuk merangsang kepedulian warga terhadap Kalimas perlu diperhitungkan penataan gedung-gedung yang ada di kiri dan kanan sungai. Gedung-gedung seharusnya menghadap ke sungai dan bukan membelakanginya. 4. Penyediaan alat Transportasi air, Kalimas dapat dijadikan alternatif sebagai sarana transportasi air massal. 5. Adanya Kerjasama , Upaya peningkatan pihak yang terkait dalam peningkatan nilai sejarah baik sebagai cagar budaya mapun sebagai sarana pariwisata edukatif. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifudin,1997, Metodologi Penelitian, Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Anonim, Peraturan Walikota Surabaya No. 36 , 2006, Surabaya Anonim, Rencana Tata Ruang Kota surabaya: Bappeko Pemkot Surabaya Etikawati Triyosoputri , dosen Unmer Malang, artikel Eko Budiyanto,Sistem Informasi Geografis mrnggunakan ArcView GIS,2002 Janianto dan F. Weber helmut, Perencanaan Ekowisata, dari Teori dan Aplikasi Muhammad Jafar Elly, Sistem Informasi Geograf, Menggunakan Aplikasi Arview 3.2 dan ERMapper 6.4 Nyoman Pendit,1990, artikel dari internet Prahasta, eddy, Sistem Informasi Geografis : Konsep-konsep dasar, Informatika,Press, Bandung, 2001 Retno Hastijani, Permasalahan dan Solusi Pelestarian Kota Lama Kalimas, 2010 Lillesand, TM & Kiefer, RW, Remote sensing and Image Interpretation,Jhon Wiley & Sons, New York ,1979 Murai, Shunji, Remote Sensing note, Japan Associaton on Remote sensing, Japan, 1975 Wyatt,Peter & Martin Ralphs, GIS in Land Property Management Wijayanti, http;// wijayanti.multiply.com/journal Yoeti, Oka. H, Pariwisata Budaya, Masalah dan Solusinya , Jakarta 2006 Yousri Nur Raja Agam MH, Ketua Yayasan Peduli Surabaya Zahnd, Markus, Perancangan Kota Secara Terpadu , Teori Perancangan kota dan Penerapananya, Semarang 2006
ISBN : 978-602-97491-1-3 B-15-8