607
Unmas Denpasar
PENGEMBANGAN RANCANGAN LANSKAP AIR TERJUN TUNAN DESA TALAWAN KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA Ingerid Lidia Moniaga, Amanda Sutarni Sembel Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi
[email protected] ABSTRAK Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara memiliki beberapa lokasi air terjun yang jernih dan alami. Salah satunya yakni air terjun Tunan yang terletak di desa Talawaan Kabupaten Minahasa Utara dengan jarak sekitar 25 km dari Kota Manado dan dapat dicapai dengan kendaraan bermotor kira-kira 6 km dari desa Talawaan dan dilanjutkan dengan berjalan kaki dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Air terjun ini bersumber dari sungai diatas gunung yang mengalir melewati tebing terjal dengan ketinggian 60 m. Tujuan pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini, yaitu memberi pembinaan dan pendampingan pada kelompok masyarakat desa Talawaan dalam bantuan teknis rancangan lanskap wisata air terjun Tunan Desa Talawaan. Pembinaan dan pendampingan yang dilakukan untuk menangani beberapa masalah prioritas yang dilakukan dengan tahapan diantaranya : (1) Penyuluhan dan (2) Pelatihan. Target luaran yang ingin dicapai pada pembinaan dan pendampingan masyarakat desa Talawaan adalah (1) meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam penataan suatu lanskap wisata alam berdasarkan potensi dan sumberdaya alam yang tersedia, mewujudkan suatu bentukan lanskap yang fungsional, indah, dan memuaskan bagi penggunanya serta berkelanjutan (2) memahami dan melakukan kegiatan praktek mengembangkan kawasan wisata alam, (3) memiliki kemampuan dalam mengelola lanskap wisata alam, (4) meningkatkan kualitas lingkungan desa, (5) menghasilkan artikel ilmiah yang dapat dipublikasikan pada jurnal akreditasi. Kata Kunci : Lanskap wisata alam, Air terjun Tunan PENDAHULUAN Analisis Situasi Kabupaten Minahasa Utara merupakan salah satu dari 15 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara dengan jarak tempuh ke lokasi sekitar 25 km dari Kota Manado sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Daerah ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Minahasa dengan luas wilayah 918,97 km2 dan jumlah penduduk 224.381 jiwa. Berdasarkan kondisi geografis dan faktor pendukung yang ada, pariwisata Minahasa Utara sangat potensial sebagai daya tarik wisata diantaranya wisata alam. Kabupaten ini memiliki beberapa lokasi air terjun yang jernih dan alami, salah satunya yakni air terjun Tunan yang terletak di desa Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Jarak pencapaian lokasi air terjun Tunan dari desa Talawaan dengan menggunakan kendaraan bermotor kira-kira 6 km dan berjalan kaki dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Air Terjun Tunan di desa Talawaan ini bersumber dari sungai diatas gunung yang mengalir melewati tebing terjal dengan ketinggian 60 m. Objek wisata Air Terjun Tunan yang memiliki potensi alam dengan kealamian ekosistemnya menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara dalam Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
608
Unmas Denpasar
pengembangan kawasan-kawasan objek wisata. Namun aksesibilitas yang jauh, infrastruktur yang belum optimal dan fasilitas penunjang yang belum memadai di lokasi Air Terjun Tunan menyebabkan para wisatawan lokal, nusantara, dan mancanegara masih kurang mengunjungi lokasi ini. Permasalahan lain yang terdapat di lokasi ini yaitu belum teroptimalisasinya potensi lansekap kawasan di bidang perancangan yang mempertimbangkan faktor-faktor analisis tapak dan ruang luar. Selain itu pengembangan kawasan wisata dalam upaya pemenuhan kebutuhan ruang dan kelengkapan akomodasi bagi aktivitas wisata belum juga tersedia dan mempertimbangkan adaptasi terhadap kondisi bentang alam dan karakter fisik yang berpengaruh pada suatu perencanaan lanskap kawasan wisata alam, yang mengutamakan nilai-nilai ekologis dan keberlanjutan. Tujuan kegiatan pengabdian di desa Talawaan yakni untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan dan perancangan kawasan wisata alam air terjun Tunan, memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan pemerintah dalam merancang kawasan wisata alam yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan melalui pembagian liflet-liflet, brosur, poster, dan bantuan teknis gambar disain kawasan wisata air terjun Tunan. Sehingga tujuan pemberdayaan masyarakat dalam partisipasi pembangunan objek-objek wisata menjadi model yang dapat diterapkan pada lokasi-lokasi wisata lain di wilayah Kabupaten Minahasa Utara. Permasalahan Mitra Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat dirumuskan masalah prioritas yang perlu ditangani oleh kelompok masyarakat desa Talawaan dan pendamping dari perguruan tinggi yaitu : 1. Tidak tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang dapat mendisain atau merancang kawasan air terjun Tunan sebagai objek wisata alam yang representatif dan berproduk arsitektur lanskap. 2. Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya rancangan lanskap kawasan wisata air terjun Tunan yang tanggap terhadap lingkungannya. 3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang rancangan lanskap kawasan wisata air terjun Tunan yang adaptif terhadap kebutuhan ruang dan fasilitas rekreasi. 4. Kurangnya pemahaman masyarakat dalam penyajian informasi visual arsitektur pada kawasan wisata air terjun Tunan. 5.
Gambar 1. Kondisi Wisata Air Terjun Tunan Yang Masih Kurang Optimal dalam Perencanaan dan Perancangan Lansekap
TARGET DAN LUARAN Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
609
Unmas Denpasar
Target luaran yang ingin dicapai pada pembinaan dan pendampingan kelompok masyarakat desa Talawaan adalah (1) Menyediakan bantuan teknis berupa produk gambar disain atau rancangan lanskap Kawasan Wisata Air Terjun Tunan (2) Mengembangkan kegiatan praktek pengelolaan sumberdaya wisata dengan memperhatikan aspek ekologis, estetika, dan ekonomis (3) Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan wisatawan/pengunjung sehingga berimplikasi meningkatkan aspek ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa Talawaan, (4) Menghasilkan artikel ilmiah yang dapat dipublikasikan pada jurnal akreditasi. Jika kelompok masyarakat desa Talawaan berhasil menerapkan pengembangan dan pengelolaan yang melibatkan peran aktif masyarakat, maka kelompok masyarakat desa Talawaan ini diharapkan menjadi penggerak atau motivator bagi kelompok-kelompok masyarakat lainnya dalam pengembangan kawasan-kawasan wisata air terjun sebagai objek wisata alam yang ada di wilayah Kabupaten Minahasa Utara. METODE PELAKSANAAN Berdasarkan permasalahan kelompok masyarakat desa Talawaan maka diperlukan pembinaan dan pendampingan terhadap kelompok tersebut. Pembinaan dan pendampingan yang dilakukan untuk menangani beberapa masalah prioritas yang dapat dilakukan dengan tahapan diantaranya : 1. Penyuluhan Penyuluhan dilakukan terhadap anggota kelompok masyarakat dengan tujuan memperluas wawasan pengetahuan kelompok-kelompok tersebut, tentang cara merencanakan dan merancang kawasan wisata alam dengan memahami prinsip-prinsip dan unsur-unsur dalam mendisain wisata rekreasi alam. Materi penyuluhan menyangkut pengembangan rancangan lansekap kawasan air terjun Tunan. Untuk kegiatan penyuluhan disiapkan brosurbrosur. 2. Pelatihan Setelah dilakukan penyuluhan terhadap anggota kelompok masyarakat, selanjutnya dilakukan pelatihan bagi anggota kelompok masyarakat desa Talawaan. Pelatihan dimaksud adalah praktek penerapan teknologi. a. Rancangan dan pembuatantaman dengan pemilihan jenis-jenis tanaman yang mudah diperoleh di lokasi sekitar tapak dan toleran terhadap panas matahari. b. Penerapan komponen-komponen pelengkap lansekap atau site furniture sebagai unsur pembentuk keindahan ruang luar c. Penyediaan bantuan teknis berupa produk rancangan atau disain lansekap air terjun Tunan desa Talawaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Lanskap Air Terjun Tunan Dengan Pendekatan Tapak dan Tematik Konsep perancangan lanskap pada Air Terjun Tunan di Desa Talawaan dilakukan dengan tahapan evaluatif dan dua pendekatan, yakni : a. Pendekatan Tapak dan Lingkungan
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
610
Unmas Denpasar
Pendekatan ini, melakukan pengamatan lapangan pada tapak dan dan dikembangkan menjadi konsep disain ruang luar.Tahap pendekatan tapak dilakukan dengan mengidentifikasi objek wisata yang telah ada dan mengevaluasi elemen-elemen lanskap yang perlu dikembangkan pada objek tersebut. b. Pendekatan Tematik Tema yang dipilihyakni‘Arsitektur Lansekap’. Arsitektur Lansekap ialah perpaduan ilmu pengetahuan dan seni dalam pengaturan tata ruang luar yang memperhatikan aspek-aspek keindahan, keteraturan, kebersihan, ekologi, sosial budaya, dan ekonomi guna memciptakan suatu keseimbangan, keselarasan, dan keberlanjutan lingkungan alami dan lingkungan buatan. Beberapa elemen-elemen ruang luar yang telah tersedia pada objek Air Terjun Tunan dibagi atas 4 bagian evaluasi diantaranya : 1. Area Penerima,yang terdiri atas 3 fasilitas yakni pos jaga, gerbang masuk, dan jalur pejalan kaki (pedestrian way) Pedestrian way adalah tempat yang diperuntukkan oleh para pejalan kaki dengan pola tertentu untuk menghubungkan suatu tempat dengan tempat lain. Kondisi pedestrian way pada lokasi masih cukup baik dengan penggunaan material yang nyaman bagi pejalan kaki yaitu material batu pecah. Namun jarak tempuh yang berkisar ± 400 meter dari gerbang masuk lokasi perlu dikembangkan rekayasa lanskap dengan cara menciptakan suasanasuasana yang berbeda disetiap tahapan pedestrian sehingga jarak tempuh tidak terkesan jauh dan sempit.
Gambar 2. Area Penerima 2. Area Service, yang terdiri atas 3 fasilitas yakni parkir, toilet, dan kantin
Area service merupakan fasilitas pelayanan yang diperuntukkan bagi pengunjung lokasi seperti fasilitas parkir, toilet, dan kantin. Jarak lokasi Air Terjun Tunan yang cukup jauh dari Desa Talawaan perlu ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Sebagai tempat rekreasi dengan aktivitas kegiatan di ruang terbuka kebutuhan akan tempat parkir dalam suatu perancangan lanskap menjadi bagian prasarana lingkungan. Lokasi di mana kendaraan diparkirkan dinamakan fasilitas parkir. Fasilitas parkir yang tersedia pada lokasi Air Terjun Tunan dari kriteria dan prinsip tempat parkir telah cukup memenuhi namun Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
611
Unmas Denpasar
ada elemen-elemen lain yang perlu dilengkapi diantaranya tempat tunggu sopir. Demikian pula dengan fasilitas kantin sebagai pelengkap area rekreasi telah cukup memenuhi kebutuhan santai pengunjung berupa makanan dan minuman ringan. Sedangkan fasilitas toilet sebagai pelengkap sanitasi lingkungan rekreasi yang merupakan fasilitas penting dan harus dirawat, kondisi di lokasi telah rusak dan tidak berfungsi.
Gambar 3. Area Service
3.
Area Rekreasi,yang terdiri atas 3 fasilitas yakni ruang terbuka (open space), ruang pertemuan, air terjun (falling water) Area rekreasi yang terdiri dari 3 fasilitas ini merupakan ruang terbuka (open space). Pengertian ruang terbuka (open space) ialah ruang-ruang yang terbuka dan tidak tertutup (seperti bangunan) yang diisi oleh tanaman, tumbuhan, ataupun perkerasan (plaza). Ruang terbuka pada objek rekreasi Air Terjun Tunan ini berfungsi sebagai tempat rekreasi atau bersantai para pengunjung. Namun ruang terbuka pada lokasi ini belum dilengkapi oleh elemen-elemen lanskap ruang terbuka diantaranya : bangku taman, lampu, dan penghijauan yang bersifat dekoratif, skulptur, dan sebagainya. Karenanya optimalisasi lanskap pada area ini perlu dikembangkan sehingga kualitas ruang terbuka pada area rekreasi utama yakni Air Terjun Tunan menjadi lebih menarik dan bernilai arsitektur lanskap.
Gambar 4. Area Rekreasi
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
612
Unmas Denpasar
4.
Fasilitas penunjang rekreasi,yang terdiri atas 3 fasilitas yakni tempat duduk, tempat sampah, taman, dan papan informasi Sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik lokasi, juga menambah rasa nyaman karena bebas dari kotoran sampah dan bau-bauan yang tidak menyenangkan. Untuk memenuhi hal tersebut kiranya perlu ditempatkan dan disediakan bak sampah sebagai elemen lanskap serta tempat pembuangannya. Keindahan merupakan hal yang perlu pula diperhatikan guna memperoleh kenyamanan. Hal tersebut mencakup masalah kepuasan batin dan pancaindra, hingga rasa nyaman dapat diperoleh (Hakim R, dan Utomo, H, 2008). Namun pada fasilitas penunjang rekreasi nilai kebersihan dan kenyamanan masih kurang optimal. Hal ini teramati melalui tindakan-tindakan fandalisme (merusak bangku-bangku melalui tindakan coret-coret) para pengunjung yang belum bertanggung jawab dalam menjaga fasilitas yang telah tersedia yaitu bangku-bangku taman. Hal lainnya tempat sampah yang tersedia belum difungsikan dengan baik, karena kenyataannya para pengunjung masih membuang sampah di sembarang tempat. Kesadaran lingkungan para pengunjung belum teredukasi atau tersosialisasi melalui pembinaan pemerintah desa dan petugas objek wisata.
Gambar 5. Area Penunjang Rekreasi Peran Serta Masyarakat Dalam Pengembangan Objek Wisata Untuk mengembangkan objek wisata menjadi daya tarik rekreasi yang diminati oleh para pengunjung maka peran serta dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan. Keikutsertaan masyarakat dalam mengembangkan objek wisata Air Terjun Tunan dapat diwujudkan melalui program gotong royong yakni kerja bhakti bersama masyarakat desa pada waktu-waktu yang telah disepakati bersama. Program kerja bhakti atau partisipasi masyarakat dalam membersihkan lingkungan sekitar objek wisata bertujuan agar kebersihan dan keindahan lingkungan wisata tetap terjaga dan terpelihara dengan baik sehingga, pemeliharaan kebersihan tidak membutuhkan biaya yang besar. Dengan demikian diharapkan masyarakat terlibat bersama dengan pemerintah untuk ikut menjaga dan melestarikan sumber daya alam yang ada yakni objek wisata Air Terjun Tunan di Desa Talawaan. Pengembangan lain yang dapat dilakukan guna mengoptimalkan objek wisata di Kabupaten Minahasa Utara yakni dengan melakukan kegiatan kemitraan dengan perguruan tinggi berupa penyuluhan dan pelatihan, untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
613
Unmas Denpasar
masyarakat terhadap pengembangan lanskap objek wisata guna meningkatkan kualitas lanskap; melalui penyebarluasan informasi Ipteks bagi Masyarakat (IbM) yang dilakukan oleh institusi pendidikan dalam kegiatan ini Universitas Sam Ratulangi. Program partisipasi masyarakat bertujuan menyadarkan masyarakat Desa Talawaan agar memahami pentingnya melestarikan objek wisata Air Terjun Tunan dalam meningkatkan kualitas lingkungan terutama pengelolaan terhadap sumber daya air dan hutan lindung yang berada di sekitar objek wisata tersebut. Mengedukasi masyarakat akan nilainilai lingkungan dan potensi sumber daya alam yang dimiliki di Desa Talawaan Kabupaten Minahasa Utara, diharapkan membentuk masyarakat yang sadar lingkungan, mandiri, bertanggung jawab dan berwawasan ekologis. Konsep Pengembangan Disain Lanskap Air Terjun Tunan Konsep Disain Lanskap Air Terjun Tunan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan Forum Group Disscusion (FGD) yakni kegiatan pertemuan yang dilakukan oleh institusi perguruan tinggi pelaksana kegiatan pengabdian dan kelompok mitra untuk memfasilitasi keinginan kelompok mitra dalam melengkapi hasil disain evaluatif yang telah dilakukan. Tujuan pengembangan konsep disain lanskap dalam wujud bantuan teknis yaitu memotivasi pemerintah, masyarakat dan pihak swasta agar terus termotivasi untuk mengembangkan dan mengelola objek wisata Air Terjun Tunan sebagai salah satu potensi pariwisata di Kabupaten Minahasa Utara. Konsep Disain Lanskap Air Terjun Tunan dikembangkan dengan menggunakan teori eksistensi ruang dan sequence. Pengertian pokok dari eksistensi adalah ada-nya atau keadaan atau kehadirannya. Eksistensi ruang adalah tentang adanya ruang. Gunadi, S menguraikan penjelasan ruang menurut Lao Tzu adalah bukan hanya sesuatu yang dibatasi secara fisik oleh lantai, dinding, dan langit-langit, tetapi ‘kekosongan’ yang terkandung di dalam pembatas ruang tadi. Jadi sebenarnya ruang kosong sudah exist tetapi eksistensinya disana perlu diperjelas dengan pembatas-pembatasnya. Dalam penciptaan lingkungan hidup manusia kita harus memperhatikan hubungan bagian yang satu terhadap yang lain. Bahwa hubungan-hubungan tersebut haruslah bersifat kontinyu dan berurutan yang tersusun dalam satu sequence. Masalah penglihatan disini sangat menentukan adanya hubungan tersebut. Memang pada kenyataannya bahwa pemandangan yang kita lihat tidak hanya berguna tetapi juga akan menimbulkan kenangan dan pengalaman. Dan reaksi emosional pada diri kita akan mempengaruhi pikiran terhadap pemandangan yang muncul di depan kita. Konsep sequence secara jelas dapat dikembangkan pada serial visionyaitu urut-urutan pemandangan yang berbeda di setiap tahapan perjalanan dan kontras-kontras yang muncul dengan tiba-tiba secara bergantian sehingga menghidupkan suasana site (ruang) tersebut. Teori inilah yang dikembangkan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Talawaan melalui bantuan teknis rancangan lanskap air terjun Tunan. Tahapan-tahapan pemandangan atau lansekap yang bisa dikembangkan pada Air Terjun Tunan antara lain sebagai berikut :
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
614
Unmas Denpasar
Gambar 6. Area Penerima (Gerbang Masuk Lokasi)
Zona Penerima,pada gambar 6terdiri atas jembatan dan gerbang penerima. Kondisi jembatan yang dibagi dua jalur dengan dimensi ukuran satu orang terasa sempit dan kurang nyaman dilalui. Konsep Area main entrance (gerbang masuk utama) haruslah menciptakan kesan terbuka dan menarik pengunjung untuk masuk ke lokasi wisata. Sehingga solusi lansekap yang dapat dikembangkan dalam rancangan ruang luar pada segmen jembatan yaitu dua jalur jembatan dirubah menjadi tanpa sekat dinding masif dan lebar jembatan dibuat selebar 2.5 meter. Hal tersebut bertujuan menciptakan kesan luas dan menerima para pengunjung. Elemen tanaman yang melengkapi segmen jembatan yaitu dengan meletakkan tanaman merambat seperti markisa, air mata pengantin, flame of irian, yang dikombinasikan dengan hard material dengan bahan besi. Unsur ruang luar yang tercipta ‘Insubstantial Space’ yaitu ruang dibawah pergola.
Gambar 7. Area Pedestrian Zone Penerima
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
615
Unmas Denpasar
Gambar 9. Optimalisasi Area Genangan dengan Tanaman Air
Gambar 8 dan 9 merupakan pemandangan yang berada pada lokasi pinggiran sungai. Arsitektur lansekap tidak hanya dibatasi pada penglihatan pemandangan saja tetapi juga bisa dinikmati oleh indra pendengaran manusia melalui stimulasi suara-suara alam seperti suara gemerincik air sungai dan kicauan burung di pohon yang dapat mensugesti rasa tenang dan rileks, itu juga merupakan penciptaan lansekap. SIMPULAN 1. Pembinaan dan pelatihan arsitektur lansekap kepada masyarakat merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam mengelola dan menjaga bentang alam baik yang alami maupun buatan. 2. Unsur-unsur keindahan (estetika), kebersihan, dan kenyamanan perlu diedukasikan kepada masyarakat guna menciptakan lansekap Air Terjun Tunan yang berkualitas, berwawasan lingkungan, dan lestari. 3. Partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam menjaga, mengelola, dan melestarikan kawasan wisata Air Terjun Tunan Desa Talawaan harus terus bersinergi guna menciptakan lansekap yang indah, bersih, dan menarik. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Kementerian Ristek dan Teknologi Pendidikan Tinggi yang telah membiayai kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) mono tahun anggaran 2016. 2. Universitas Sam Ratulangi melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, yang telah menfasilitasi penulis mendapatkan informasi-informasi kegiatan pengabdian. 3. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, yang telah memotivasi penulis untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
616
Unmas Denpasar
4.
Segenap pribadi; dosen, teman, dan sahabat yang turut membantu proses kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.
DAFTAR PUSTAKA Meray, C. 2015. Laporan Perancangan Waterfall Resort Talawaan. Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Sam Ratulangi Manado. Hakim R, dan Utomo, H.2008. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, Prinsip-Unsur dan Aplikasi Disain. Bumi Aksara. Gunadi, S. Diktat Kuliah Arsitektur Lansekap. Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016