PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ANAK TENTANG TRADISI RUWATAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Maria Septi Hayuadhine NIM: 121134066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ANAK TENTANG TRADISI RUWATAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Maria Septi Hayuadhine NIM. 121134066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Puji dan syukur yang tak terhingga peneliti panjatkan atas selesainya skripsi ini. Banyak pihak yang turut mendukung baik langsung maupun tidak langsung dalam proses pembuatan skripsi ini, untuk itu dengan senang hati saya persembahkan skripsi ini kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang selalu memberikan kekuatan, kesabaran, kesehatan, dan selalu melimpahkan kasih-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini. 2. Kedua orang tua yang saya cintai dan sayangi, Bapak Tarcicius Suwardi Wardi Siwantara dan Ibu Maria Magdalena Sulasmi yang dengan tulus mencintai dan menyayangi saya, selalu memberikan dorongan, nasihat, doa, bimbingan, dan berjuang tanpa pamrih untuk kebahagiaan anakanaknya. 3. Adik yang saya kasihi, Agustina Dina Dinanti yang sudah memberikan penghiburan dikala sedang gundah gulana. 4. Andro Kurniawan Rakasiwi, kekasih yang dapat menjadi teman, sahabat, kakak, dan konsultan dari setiap masalah yang saya hadapi. 5. Keluarga besar Parto Ribut dan Karnomo, yang selalu memberikan dukungan, kekuatan, dan doa. 6. Sahabat-sahabat saya yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat bagi saya. 7. Teman-teman satu payung, yang selalu saling mendukung, saling berbagi pengalaman, dan keceriaan selama proses pembuatan skripsi ini. 8. Taman-teman satu angkatan PGSD 2012 dan teman-teman satu kelas yang sudah memberikan dorongan, dukungan, saling berbagi, saling menghibur selama berproses di Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.” ~Aristoteles~ "Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik." ~ Evelyn Underhill~
"Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putusputus-nya dipukul ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak dan gelombang itu." ~ Marcus Aurelius~
“Peluang tidak datang begitu saja tetapi bisa diciptakan.” ~Maria Magdalena Sulasmi~
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Februari 2016 Peneliti,
Maria Septi Hayuadhine
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma: Nama
: Maria Septi Hayuadhine
Nomor Mahasiswa
: 121134066
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ANAK TENTANG TRADISI RUWATAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempubilkasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 25 Februari 2016 Yang menyatakan
Maria Septi Hayuadhine
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Hayuadhine, Maria Septi. (2016). Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak tentang Tradisi Ruwatan dalam Kontek Pendidikan Karakter Kebangsaan. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Penelitian pengembangan ini berawal dari adanya potensi dan masalah yang terkait dengan tradisi ruwatan. Potensinya adalah dengan adanya tardisi ruwatan dapat membangun karakter anak. Masalah yang didapatkan oleh peneliti dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada 20 anak adalah kurang memahami arti dari tradisi ruwatan, kurang memahami tatacara pelaksanaan tradisi ruwatan, dan memerlukan buku cerita tentang tradisi ruwatan. Oleh karena itu, peneliti terdorong melakukan penelitian pengembangan berupa prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan. Prototipe buku cerita anak ini menggunakan enam langkah pengembangan meliputi: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validitas desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan. Prototipe buku cerita anak berisi 18 gambar yang mencerminkan tradisi ruwatan. Ada empat kegiatan dalam tradisi ruwatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter diantaranya adalah nilai gotong royong (olah rasa dan karsa), nilai reflektif (olah pikir), nilai bersyukur (olah hati), dan nilai berdaya tahan dan tangguh (olah raga). Prototipe divalidasi oleh ahli bahasa dengan skor 3,3 (rentang 1-4). Sehingga dikategotrikan “sangat baik”. Uji coba produk diujikan pada 10 anak di SD Kanisius Kenteng. Hasil dari refleksi menunjukkan 96,7% anak sudah memahami nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ruwatan. Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, prototipe buku cerita anak, tradisi ruwatan, pendidikan karakter kebangsaan.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Hayuadhine, Maria Septi. (2016). Children Book Prototype Development About Ruwatan Tradition Focusing on National Character Education. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teachers Education Study Program. Sanata Dharma University. This particular development research emerged from potential and problems that come with ruwatan tradition. This tradition has potential for developing children’s characters. From the questionnaires that had been distributed to 20 participants, the problems found were the lack of understanding about ruwatan tradition, its ceremonial procession, and the needs of its book. Therefore, the researcher was encouraged to conduct a development research on children book prototype about ruwatan tradition that focuses on national character education. This children book prototype was elaborated using six development stages which were: 1) potential and problems, 2) data gathering, 3) product design, 4) design validity, 5) design revision, 6) product testing. The purpose of this research was developing the children book prototype related to ruwatan tradition in national character education. This prototype consisted of 18 different stories about ruwatan tradition. There were four activities in ruwatan tradition that adopted the values of character education which were cooperation value (the feeling and the will), reflective value (thought), gratitude value (conscience), and endurance value (physical exercise). The prototype was validated by language expert with the score of 3,3 out of 4. Therefore, it was categorized as “very good”. Product testing was carried out to 10 children in Kanisius Kenteng elementary school. The result of general reflection showed that 96,7% the children had already understood the values within ruwatan tradition. Keyword: research and development, children book prototype, ruwatan tradition, national character education.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, karunia, dan kasih-Nya yang berlimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengembangan PROTOTIPE BUKU CERITA ANAK TENTANG TRADISI RUWATAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN. Penyusun skripsi ini menjadi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar. Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik tak lepas dari dukungan berbagai pihak. Atas peran tersebut, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.
Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2.
Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd.
selaku Kaprodi PGSD Universitas
Sanata Dharma. 3.
Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma.
4.
Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan mendampingi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan mendampingi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Drs. Sukawit, M.A. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Tegalrejo 2 yang telah memberikan ijin serta dukungan selama proses pelaksanaan penelitian di SD tersebut.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
Emanuel Sulistya Asmara, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Kenteng yang telah memberikan ijin untuk melakukan uji coba produk serta dukungan selama proses pelaksanaan penelitian di SD tersebut.
8.
Para dosen selaku ahli yang telah memberikan kontribusi dalam penelitian ini.
9.
Para siswa siswi SD Negeri Tegalrejo 2 dan SD Kanisius Kenteng, khususnya siswa siswi kelas 4 yang telah bekerja sama dengan baik selama proses penelitian.
10. Kedua orang tua, Tarcicius Suwardi Wardi Siswantara dan Maria Magdalena Sulasmi yang selalu mendukung dalam bentuk apapun. 11. Keluarga besar Parto Ribut dan Karnomo yang selalu memberi dukungan dan doa. 12. Teman-teman kolaboratif yaitu: Laras, Ayu, Reni, Siti, Nike, Ambar, Vinta, Tyas, Dian, Andro, Dani, dan Wahyu yang telah sama-sama berjuang. Peneliti juga menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan. Penelitia berharap, hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 25 Februari 2016 Peneliti,
Maria Septi Hayuadhine
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv HALAMAN MOTO ..............................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................................................... vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRAC ............................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ xii DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ...............................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................1 1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................4 1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................5 1.4. Manfaat Penelitian .....................................................................................5 1.5. Spesifikasi Produk .....................................................................................6 1.6. Definisi Operasional ..................................................................................6 BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................................8 2.1. Kajian Teori ...............................................................................................8 2.1.1. Tradisi Jawa ......................................................................................8 2.1.1.1. Pengertian Tradisi Jawa ............................................................8 2.1.1.2. Macam-Macam Tradisi Jawa ................................................ 9 2.1.2. Ruwatan ..........................................................................................12 2.1.2.1. Pengertian Ruwatan ................................................................12 2.1.2.2. Tujuan Upacara Ruwatan .......................................................12 2.1.2.3. Golongan Sukerta ...................................................................13 2.1.2.4. Tata Upacara Ruwatan ...........................................................14 2.1.2.5. Perlengkapan Upacara Ruwatan .............................................15 2.1.2.6. Nilai-Nilai dalam Ruwatan .....................................................17 2.1.3. Pendidikan Karakter Kebangsaan ...................................................18 2.1.3.1. Pengertian Karakter ................................................................19 2.1.3.2. Karakter Kebangsaan .............................................................19 2.1.3.3. Pendidikan Karakter Kebangsaan ..........................................21 2.1.3.4. Pendidikan Karakter dalam Tradisi Ruwatan .........................23 2.1.4. Buku Cerita Anak ...........................................................................23 2.1.4.1. Pengertian Buku Cerita Anak .................................................24 2.1.4.2. Tujuan Buku Cerita Anak .......................................................24 2.1.4.3. Macam-Macam Buku Cerita Anak .........................................25 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.5. Literasi Anak ...................................................................................26 2.1.6. Anak Usia 9-11 Tahun ....................................................................27 2.1.6.1. Psikologi Perkembangan Anak ..............................................28 2.1.6.2. Tugas Perkembangan Anak Usia 9-11 Tahun ........................30 2.2. Penelitian yang Relevan ...........................................................................31 2.3. Kerangka Berpikir ....................................................................................34 2.4. Pertanyaan Penelitian ...............................................................................36 BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................37 3.1. Jenis Penelitian .........................................................................................37 3.2. Setting Penelitian .....................................................................................37 3.2.1. Tempat Penelitian ...........................................................................37 3.2.2. Subjek Penelitian ............................................................................38 3.2.3. Objek Penelitian ..............................................................................38 3.2.4. Waktu Penelitian .............................................................................38 3.3. Prosedur Pengembangan ..........................................................................38 3.3.1. Potensi dan Masalah .......................................................................41 3.3.2. Pengumpulan Data ..........................................................................41 3.3.3. Desain Produk .................................................................................42 3.3.4. Validasi desain ................................................................................42 3.3.5. Revisi Desain ..................................................................................42 3.3.6. Uji Coba Produk .............................................................................42 3.4. Uji Coba Produk ......................................................................................43 3.5. Instrumen Penelitian ................................................................................43 3.5.1. Kisi-Kisi Lembar Wawancara ........................................................43 3.5.2. Kisi-Kisi Lembar Kuesioner ...........................................................44 3.5.3. Validator Kuesioner Pra Penelitian .................................................44 3.5.4. Kuesioner Anak Pra Penelitian .......................................................46 3.6. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................47 3.7. Teknik Analisis Data ................................................................................48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................51 4.1. Hasil Penelitian ........................................................................................51 4.1.1. Proses Pengembangan .....................................................................51 4.1.1.1. Potensi dan Masalah ..............................................................51 4.1.1.2. Pengumpulan Data ................................................................53 4.1.1.3. Desain Produk .......................................................................56 4.1.1.4. Validasi Desain ......................................................................59 4.1.1.5. Revisi Desain .........................................................................60 4.1.1.6. Uji Coba Produk ....................................................................62 4.1.2. Manfaat Prototipe Buku Cerita Anak ..............................................64 4.2. Pembahasan ..............................................................................................66 4.3. Kelebihan dan Kelemahan Prototipe .......................................................71 BAB V PENUTUP ...............................................................................................72 5.1. Kesimpulan ..............................................................................................72 5.2. Keterbatasan Penelitian ............................................................................72 5.3. Saran ........................................................................................................72 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................73
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN .........................................................................................................75 CURRICULUM VITAE ...................................................................................112
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara ......................................................................44 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian ....................................44 Tabel 3.3 Hasil Validasi Kuesioner Pra Penelitian oleh Ahli .........................44 Tabel 3.4 Kuesioner Anak Pra Penelitian .......................................................46 Tabel 3.5 Hasil Interval Skala 1-4 ..................................................................49 Tabel 4.1 Hasil Wawancara ............................................................................54 Tabel 4.2 Hasil Rekap Kuesioner Anak Pra Penelitian ...................................54 Tabel 4.3 Hasil Validasi Prototipe oleh Ahli Bahasa Indonesia .....................59 Tabel 4.4 Saran Validator Ahli Bahasa Indonesia dan Revisi ........................60 Tabel 4.5 Hasil Rekap Kuesioner Uji Coba Produk .......................................64
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Literatur Map dan Penelitian yang Relevan .....................................34 Gambar 3.1 Langkah-Langkah Pengembangan Menurut Sugiyono .....................39 Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan ...........................................40 Gambar 4.1 Sketsa Awal .......................................................................................57 Gambar 4.2 Perbaikan oleh Ahli Desain Grafis ....................................................58 Gambar 4.3 Anak-Anak sedang Membaca ...........................................................64 Gambar 4.4 Gambar-Gambar Yang Ada di Dalam Buku Cerita ..........................67 Gambar 4.5 Hasil Refleksi anak ............................................................................69 Gambar 4.6 Suasana Ketika Anak Membaca ........................................................70
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
Lampiran 1 ............................................................................................................75 a. Pedoman Wawancara ................................................................................75 b. Hasil Wawancara ......................................................................................76 Lampiran 2 ............................................................................................................77 a. Kisi-kisi Kuesioner Pra Penelitian ............................................................77 b. Validasi Kuesioner Pra Penelitian .............................................................78 c. Kuesioner Anak Pra Penelitian .................................................................84 d. Hasil Rekapitulasi Kuesioner Anak Pra Penelitian ...................................93 Lampiran 3 ............................................................................................................94 a. Validasi Prototipe Ahli Bahasa .................................................................94 b. Kuesioner Uji Coba Produk ......................................................................97 c. Hasil Rekapitulasi Kuesioner Uji Coba Produk ......................................104 Lampiran 4 ..........................................................................................................105 a. Surat Ijin Pra Penelitian di SD Negeri Tegalrejo 2 .................................105 b. Surat Ijin Uji Coba Produk di SD Kanisius Kenteng ..............................106 c. Surat Sudah Melakukan Pra Penelitian di SD Negeri Tegalrejo 2 ..........107 d. Surat Sudah Melakukan Uji Coba Produk di SD Kanisius Kenteng ......108 Lampiran 5 ..........................................................................................................109 a. Hasil Refleksi Anak ................................................................................109 b. Foto Kegiatan Penelitian .........................................................................110 Lampiran 6 ..........................................................................................................112 Curriculum Vitae ............................................................................................112
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional. 1.1. Latar Belakang Masalah Tradisi adalah kebiasaan yang diturunkan oleh nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat sampai sekarang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:645). Tradisi Jawa merupakan salah satu dari sekian banyak tradisi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Tradisi juga sering disebut upacara adat. Upacara adat adalah salah satu budaya yang sampai saat ini masih dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya, selain itu upacara adat juga merupakan kegiatan pewarisan nilai-nilai dari generasi kegenerasi selanjutnya atau secara turun temurun (Sulistyobudi dkk, 2013:73).Tradisi Jawa adalah suatu bentuk adat istiadat yang mengandung nilai-nilai moral, aturan-aturan yang sudah ada, dan sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Jawa. Terdapat berbagai macam tradisi yang ada di Jawa beberapa diantaranya adalah nyadran, nglarung, ruwatan, sekaten, dan masih banyak lagi. Tradisi nyadran adalah tradisi yang bertujuan untuk menghormati dan mendoakan arwah leluhur. Tradisi nglarung merupakan tradisi yang bertujuan untuk mengucapkan syukur atas hasil laut yang telah berlimpah. Tradisi ruwatan merupakan tradisi yang bertujuan untuk membebaskan diri seseorang dari sukerta (bahaya, kesialan, pengaruh jahat) yang dianggap mengganggu keselamatan hidup seseorang. Salah satu tradisi Jawa
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
adalah ruwatan yang memiliki nilai gotong royong, reflektif, syukur, berdaya tahan dan tangguh. Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya (Herawati, 2010:3). Ruwatan adalah salah satu upacara tradisional khususnya di wilayah Yogyakarta yang dilakukan sebagai upaya pembebasan diri seseorang dari sukerta (bahaya, kesialan, pengaruh jahat) yang dianggap mengganggu keselamatan hidup seseorang. Ruwatan bertujuan untuk membebaskan diri dari segala bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat yang mengancamnya. Tradisi ruwatan mengandung nilai-nilai luhur diantaranya nilai kebersamaan, nilai gotong royong, dan nilai ketuhanan. Nilai kebersamaan dan gotong royong dapat dilihat dari kagiatan-kegiatan dalam pelaksanaan tradisi ruwatan, masyarakat secara bersama-sama bergotong royong membantu mempersiapkan pelaksanaan tradisi ruwatan. Nilai ketuhanan terlihat saat anakyang akan diruwat bersujud dihadapan orang tuanya dan berdoa untuk memohon kepada Tuhan agar acara dapat terselenggara dengan lancar. Tradisi ruwatan mengandung nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan. Pendidikan karakter merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mendidik anakanak agar memiliki nilai-nilai kehidupan yang dapat menumbuh kembangkan kepribadian seorang anak (Megawangi & Gaffar dalam Kesuma, 2011:5). Nilainilai pendidikan karakter yang terkandung dalam tradisi ruwatan diantaranya adalah olah hati, olah pikir, olah raga/kinestetika, olah rasa dan karsa.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Olah hati meliputi bersyukur kepada Tuhan, hal tersebut ditunjukkan ketika tradisi ruwatan telah selesai diselenggarakan, keluarga menyediakan makanan tumpeng untuk disantap bersama oleh para warga. Olah pikir meliputi reflektif, hal tersebut ditunjukkan ketika pemotongan rambut anak yang diruwat. Hal tersebut melambangkan bahwa anak harus membuang pikiran yang buruk dan melakukan yang baik. Olah raga/kinestetika meliputi berdaya tahan dan tangguh hal tersebut ditunjukkan ketika seorang anak yang diruwat menerima srah-srahan yang berupa kelapa, tebu wulung, dan bunga melati. Hal tersebut melambangan bahwa seseorang harus memiliki ketangguhan dan berdaya tahan yang kuat . Olah rasa dan karsa meliputi gotong royong dan kebersamaan, hal tersebut dapat ditunjukkan ketika melakukan kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan tradisi ruwatan, masyarakat secara bersama-sama bergotong royong untuk membantu mempersiapkan pelaksanaan tradisi ruwatan. Pada zaman yang semakin modern ini, banyak anak yang sudah melupakan tradisi-tradisi Jawa kuhusnya ruwatan. Hal tersebut terbukti ketika peneliti melakukan wawancara pada empat anak, peneliti mendapatkan data awal bahwa semua anak tidak memahami tentang tradisi ruwatan, bahkan mereka tidak mengetahui bahwa tradisi ruwatan adalah bagian dari tradisi Jawa. Para orang tua kurang menanamkan pemahaman akan tradisi-tradisi Jawa yang kita miliki khususnya tradisi ruwatan yang sudah ada sejak dulu. Hal tersebut yang menjadikan anak-anak pada jaman sekarang ini mulai melupakan tradisi-tradisi Jawa khususnya tradisi ruwatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Pendidik juga ikut ambil bagian untuk membantu anak agar mereka dapat mengenal dan melestarikan budaya dan tradisi Jawa terutama tradisi ruwatan. Tradisi ruwatan sangat penting untuk diajarkan kepada anak didik kita, selain untuk mengajarkan tentang melestarikan budaya, di dalam tradisi ruwatan juga mengandung nilai-nilai yang dapat membentuk karakter anak yang dapat berguna bagi kehidupan. Peneliti melakukan pra penelitian di SD N Tegalrejo 2 pada anak usia 9-11 tahun yang berjumlah 20 anak. Penelitian tersebut dilakukan pada tanggal 4 Desember 2015. Peneliti menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan data tentang pemahaman anak terhadap tradisi ruwatan. Hasil dari kuesioner yang telah diisi oleh anak, menunjukkan bahwa sebanyak 85% anak kurang memahami arti dari tradisi ruwatan, sebanyak 85% anak kurang memahami tatacara pelaksanaan tradisi ruwatan, dan sebanyak 90% anak memerlukan buku cerita tentang tradisi ruwatan. Data tersebut membuktikan bahwa anak kurang memahami arti dari tradisi ruwatan
dan kurang memahami
tatacara
pelaksanaan tradisi
ruwatan.
Berdasarkan data tersebut peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak tentang Tradisi Ruwatan dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan”. 1.2. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah tersebut, peneliti fokus terhadap rumusan masalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
1.2.1. Bagaimana prosedur pengembangan prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam membangun karakter kebangsaan anak? 1.2.2. Apakah prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dapat membantu anak memahami nilai-nilai pendidikan konteks karakter kebangsaan? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1.3.1. Mendeskripsikan prosedur pengembangan prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam membangun karakter kebangsaan anak. 1.3.2. Menjelaskan prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dapat membantu anak memahami nilai-nilai pendidikan karakter karakter kebangsaan. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1. Bagi anak Anak dapat memahami nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan dalam tradisi ruwatan. 1.4.2. Bagi peneliti Mengembangkan prototipe tradisi ruwatan dalam upaya melestarikan salah satu tradisi Jawa. 1.4.3. Bagi masyarakat Jawa Masyarakat Jawa tetap melaksanakan tradisi ruwatan sebab memiliki nilainilai pendidikan karakter kebangsaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
1.5. Spesifikasi Produk Spesifikasi produk yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1.5.1.
Prototipe berupa buku cerita bergambar. Ada 17 gambar yang diberi penjelasan.
1.5.2.
Gambar 1-9 menceritakan tentang persiapan upacara ruwatan. Upacara persiapan tersebut menegaskan adanya nilai gotong royong (olah rasa dan karsa).
1.5.3.
Gambar 10-16 menunjukkan tentang puncak upacara ruwatan yang berisi kegiatan-kegiatan bagaimana seorang anak dipersiapkan untuk dapat diruwat atau dibebaskan dari marabahaya. Upacara tersebut mengandung nilai tentang pentingnya ketangguhan dan berdaya tahan anak dalam menolak Betara Kala (olah raga/kinestetika), sehingga memiliki kemampuan untuk bisa merefleksikan hal-hal yang baik dan menjauhi hal-hal yang buruk (olah pikir).
1.5.4.
Gambar 17 berisi upacara makan bersama sebagai ucapan syukur kepada Tuhan karena anak yang diruwat sudah terbebas dari marabahaya.
1.5.5.
Prototipe memuat refleksi untuk menggali pengetahuan anak tentang tradisi ruwatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan.
1.6. Definisi Operasional Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
1.6.1.
Prototipe Suatu karya tulis yang dijadikan buku sebagai panduan yang belum diproduksi secara masal.
1.6.2.
Buku cerita Sebuah buku yang berisi cerita dan gambar-gambar yang menarik bagi anak.
1.6.3.
Anak usia 9-11 tahun Anak dalam tahap operasional konkret, dalam tahap ini anak lebih menggunakan penalaran yang logis.
1.6.4.
Tradisi Ruwatan Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya (Herawati, 2010:3).
1.6.5.
Pendidikan karakter kebangsaan Pendidikan karakter kebangsaan yaitu usaha yang dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk membentuk sikap atau perilaku yang memenudi olah hati (beriman dan bertakwa), olah pikir (berpikir kritis, rasa ingin tahua), olah raga (bersih dan sehat, sportif) dan olah rasa dan karsa (kebersamaan dan gotong royong).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Pada BAB II ini akan menjelaskan tentang kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini akan membahas tentang tradisi Jawa, pendidikan karakter kebangsaan, buku cerita anak, anak usia 9-11 tahun. 2.1.1. Tradisi Jawa Tradisi Jawa ini akan menguraikan tentang pengertian tradisi Jawa, macammacam tradisi Jawa, ruwatan. 2.1.1.1. Pengertian Tradisi Jawa Tradisi adalah kebiasaan yang diturunkan oleh nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat sampai sekarang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:645). Tradisi merupakan penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:1208). Tradisi juga sering disebut upacara adat. Upacara adat adalah salah satu budaya yang sampai saat ini masih dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya, selain itu upacara adat juga merupakan kegiatan pewarisan nilainilai dari generasi kegenerasi selanjutnya atau secara turun temurun (Sulistyobudi dkk, 2013:73). Sejalan dengan definisi tersebut upacara adat merupakan suatu bentuk kegiatan sosial yang melibatkan warga masyarakat yang bertujuan untuk mencari keselamatan secara bersama-sama (Soepanto dalam Sulistyobudi, dkk, 2013:76).
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tradisi Jawa adalah suatu kebiasaan atau suatu budaya yang sudah ada sejak jaman dahulu yang masih dijalankan dan dipertahankan oleh masyarakat Jawa sampai sekarang. Selain itu tradisi Jawa juga mengandung nilai-nilai yang harus diturunkan dari generasi ke generasi. 2.1.1.2. Macam-macam tradisi Jawa Jawa sangat kaya akan tradisinya berikut ini merupakan beberapa tradisi yang ada di Jawa: 1. Nyadran Nyadran adalah suatu rangkaian kegiatan adat yang dilakukan oleh masyarakat setempat pada bulan ruwah. Nyadran dilakukan oleh orang Jawa sebagai penghormatan pada arwah yang sudah meninggal (Herawati, 2010:25). Nyadran bertujuan untuk mendoakan arwah leluhur yang sudah
meninggal.
Selain mendoakan arwah leluhur, kegiatan lain adalah menabur bunga di atas makam para leluhur. Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara nyadran adalah nilai spiritual hal tersebut terlihat ketika sedang berada dimakam, orang-orang mendoakan arwah leluhurnya masing-masing agar arwah tersebut bisa diterima dan tenang disisi Tuhan Yang Maha Esa (Herawati, 2010:30). Upacara nyadran juga mengandung nilai kebersamaan atau bergotong royong hal tersebut dapat dilihat ketika sebelum melakukan upacara nyadran para masyarakat membersihkan makam secara bersama-sama dan saling bergotong yorong menyipakan tempat yang akan digunakan untuk acara kenduri (Herawati, 2010:29). Nilai sosial juga terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
dalam upacara nyadran yaitu setelah melaksanakan kenduri tali silaturahmi antar masyarakat menjadi semakin erat (Herawati, 2010:30). 2. Ruwatan Ruwatan berasal dari kata ruwat, rumuwat, atau mengruwat yang memiliki arti mengapus kutukan, kemalangan, dan terbebas dari hal-hal yang tidak baik (Subalidinata dalam Sulistyobudi, dkk, 2013:4). Ruwatan merupakan upacara ritual dengan tujuan untuk membebaskan dan membersihkan seseorang dari sesuatu yang jahat dan terhindar dari hal-hal yang buruk yang dapat menimpa seseorang (Sulistyobudi, dkk, 2013:4). Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya (Herawati, 2010:3). Berdasarkan dari ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa ruwatan adalah upacara tradisional Jawa yang dilakukan untuk membebaskan diri seseorang dari hal-hal yang buruk seperti kutukan, bahaya, dan pengaruh jahat yang dapat mengancam keselamatan hidup seseorang. Ruwatan bertujuan untuk menghindarkan diri dari marabahaya dan malapetaka yang mengancam, menghindarkan diri dari pengaruh jahat yang timbul dari makhluk halus, menghindarkan diri dari bencana yang berasal dari alam (Herawati, 2010:14). Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara ruwatan adalah gotong royong atau kerjasama hal tersebut terlihat ketika para masyarakat secara bergotong royong untuk menyiapkan segala keperluan untuk upacara ruwatan, nilai sosial hal tersebut dapat dilihat kebesamaannya ketika memersiapkan upacara ruwatan dapat saling tolong menolong satu sama lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
selain itu dalam upacara ruwatan juga mengandung nilai spiritualnya yaitu ketika anak sukerta yang diruwat dimohonkan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar ia dapat terbebas dari marabahaya yang mengancamnya (Sulistyobudi, dkk, 2013:51-58). 3. Nglarung Upacara nglarung adalah suatu bentuk ungkapan rasa syukur para nelayan atas segala hasil laut yang berlimpah kepada Tuhan Yang Maha Esa selain sebagai ucapan syukur, upacara nglarung juga merupakan bentuk persembahan kepada penguasa Laut Selatan yaitu Ratu Kidul atau Kanjeng Nyai Roro Kidul (Sulistyobudi, dkk, 2013:74). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tradisi nglarung merupakan tradisi yang bertujuan untuk mengucapkan syukur atas hasil laut yang telah berlimpah dan persembahan kepada penguasa laut. Nilai-nilai yang terkandung di dalam tradisi nglarung adalah nilai gotong royong terlihat ketika semua masyarakat secara bergotong royong membersihkan lingkungan tempat pelelangan ikan, memasang tenda, dan memasang tarub, selain itu saat pelaksanaan inti upacara yaitu pada waktu sesaji akan dilabuh para warga juga secara bergotong royong ikut mendorong perahu yang dipakai untuk melabuh (Sulistyobudi, dkk, 2013:110). Upacara nglarung erat kaitannya dengan nilai spiritual yaitu sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hasil dan segala rahmatnya yang telah dilimpahkan, selain itu juga untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan dalam menjalani hidup (Sulistyobudi, dkk, 2013:111).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Dari ketiga tradisi tersebut peneliti akan membahas lebih lanjut tentang tradisi ruwatan. 2.1.2. Ruwatan Ruwatan ini akan membahas tentang pengertian dari ruwatan, tujuan dari ruwatan, golongan sukerta yang harus diruwat, tata upacara dalam ruwatan, perlengkapan yang ada di dalam ruwatan, dan nilai-nilai yang terkandung di dalam ruwatan. 2.1.2.1. Pengertian ruwatan Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya (Herawati, 2010:3). Ruwatan berasal dari kata ruwat, rumuwat, atau mengruwat yang memiliki arti menghapus kutukan, kemalangan, dan terbebas dari hal-hal yang tidak baik (Subalidinata dalam Sulistyobudi, dkk, 2013:4). Ruwatan merupakan upacara ritual dengan tujuan untuk membebaskan dan membersihkan seseorang dari sesuatu yang jahat dan terhindar dari hal-hal yang buruk yang dapat menimpa orang tersebut (Sulistyobudi, dkk, 2013:4). Berdasarkan dari ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa ruwatan adalah upacara tradisional Jawa yang dilakukan untuk membebaskan diri seseorang dari hal-hal yang buruk seperti kutukan, bahaya, dan pengaruh jahat yang dapat mengancam keselamatan hidup seseorang. 2.1.2.2. Tujuan upacara ruwatan Tujuan dari tradisi ruwatan adalah sebagai berikut (Herawati,2010:14):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
1.
Untuk menghindarkan diri dari marabahaya atau malapetaka yang mengancamnya.
2.
Untuk menghindarkan diri dari pengaruh jahat yang timbul dari makhluk halus
2.1.2.3. Golongan sukerta Berikut ini merupakan golongan sukerta yang harus diruwat diantaranya yaitu (Herawati, 2010:3-4): yang pertama anak laki-laki tunggal tanpa saudara yang sering disebut anak ontang-anting. Anak sukerta selanjutnya adalah untingunting yaitu anak perempuan tunggal tanpa saudara kandung, yang ketiga dhampit yaitu anak kembar laki-laki dan perempuan. Golongan sukerta yang kelima kedana-kedhini yaitu anak dua bersaudara laki-laki dan perempuan. Anak golongan sukerta yang selanjutnya adalah pendhawa yaitu anak lima bersaudara laki-laki semua, yang selanjutnya adalah pendhawi yaitu anak lima bersaudara perempuan semua. Golongan sukerta yang ketujuh adalah uger-uger lawang yaitu dua bersaudara laki-laki semua, yang kedelapan adalah kembang sepasang yaitu dua bersaudara perempuan semua. Anak sukerta yang selanjutnya adalah sendhang kapit pancuran yaitu tiga bersaudara, anak yang tengah berjenis kelamin perempuan, sedangkan anak yang sulung dan bungsu berjenis kelamin laki-laki, dan golongan sukerta yang terakhir adalah pancuran kapit sendhang yaitu tiga bersaudara, anak yang tengah berjenis kelamin aki-laki, sedangkan anak yang sulung dan bungsu berjenis kelamin perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
2.1.2.4. Tata upacara dalam ruwatan Tradisi ruwatan memiliki tatacara pelaksanaan, berikut ini merupakan tatacara pelaksanaan upacara ruwatan (Herawati, 2010:6-8): 1.
Upacara siraman Upacara siraman ditujukan pada anak yang akan diruwat. Siraman dilakukan oleh orang tua dengan menggunakan air yang ditaburi dengan berbagai macam bunga. Setelah upacara siraman anak yang akan diruwat mengenakan pakaian adat Jawa. Anak yang akan diruwat didampingi oleh sanak saudaranya dan dibimbing oleh dalang bersujud dihadapan orang tuanya untuk memohon doa restu. Setelah itu dalang membacakan doa untuk keselamatan anak sukerta dan agar acara dapat berjalan dengan lancar tidak ada suatu halangan apapun. Setelah itu sesaji dibawa ke tempat yang telah disediakan yaitu di tempat pertunjukan wayang. Anak sukerta didampingi oleh orang tuanya menuju tempat yang telah disediakan. Selanjutnya dalang menyerahkan sesaji yang telah dipersiapkan tadi.
2.
Pertunjukan wayang dengan lakon murwakala Acara inti pun dimulai dengan adanya pertunjukan wayang dengan lakon murwakala. Lakon murwakala menceritakan tentang perburuan Betara Kala terhadap tiga puluh enam jenis mangsanya yaitu anak sukerta seperti ontanganting, unting-unting, dampit, dan lain sebagainya. Sebelum acara selesai, dalang menghentikan sejenak pertunjukan wayangnya. Dalang melakukan acara srah-srahan yaitu orang tua menyerahkan anak sukerta pada dalang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
3.
Upacara srah-srahan Orang tua dari anak sukerta membawa gunting dan saputangan kemudian menyerahkan anak sukerta itu pada dalang. Gunting yang sudah dipersiapkan digunakan untuk menggunting rambut anak sukerta. Potongan rambut tersebut diletakkan di atas saputangan yang sudah dipersiapkan. Potongan rambut tersebut dibungkus dan diserahkan kepada dalang. Setelah selesai proses srah-srahan dalang kemudian melanjutkan pertunjukan wayang yang tinggal beberapa adegan lagi.
4.
Ucapan terimakasih Upacara ruwatan telah berakhir, orang tua dan si anak menghampiri dalang untuk mengucapkan terimakasih karena anaknya sudah terbebas dari marabahaya. Acara selanjutnya yaitu makan bersama dan dilanjutkan dengan tirakatan.
2.1.2.5. Perlengkapan upacara tradisi ruwatan Perlengkapan-perlengkapan yang digunakan untuk upacara ruwatan adalah sebagai berikut: tempat tirta atau tempat air, dupa, kemenyan, candu, bunga berbagai macam, biji-bijian, empon-empon, telor 4 macam (telor ayam, angsa, itik, dan burung), janur, daun jati, daun kluwih, lilin, pisang raja, kinang (suruh atau sirih, injet atau kapur, tembakau), jajanan pasar, lawe, duk, cerutu, tumpeng, minuman 48 macam (dhawet, rujak degan, arak, dan lain sebagainya), ayam, babi, potongan kuku atau rambut yang diruwat, pakaian yang diruwat (Sulistyobudi, dkk, 2013:39).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Perlengkapan-perlengkapan tersebut juga memiliki makna atau arti tersendiri. Makna dari perlengkapan-perlengkapan tersebut adalah sebagai berikut (Sulistyobudi, dkk, 2013:42-45): yang pertama tirta atau air sebagai lambang air suci atau air kehidupan, yang selanjutnya dupa, kemenyan, candu melambangkan bau wewangian yang harum semerbak dan pucuk dari dupa, kemenyan, dan candu sebagai lambang wahana penyimpanan doa permohonan. Berbagai macam bunga seperti bunga kanthil, melati, mawar merah dan putih, kenanga, dan bunga setaman memiliki lambang bau dan warna. Bunga kanthil melambangkan rasa cinta kasih, bunga melati melambangkan kesucian dan kemurnian dari dalam diri manusia, bunga mawar merah melambangkan pengharapan dunia yang indah dan mawar putih melambangkan rasa cinta kasih atau kepasrahan yang murni, bunga kenanga memiliki makna bahwa manusia harus selalu mengenang Sang Pencipta dan leluhur, sehingga manusia selalu ingat dan waspada dalam menjalani hidup, bunga setaman melambangkan berbagai macam bau dan warna yang ada di dunia. Biji-bijian seperti gabah, kedelai, jagung, kacang, dan lain sebagainya melambangkan sebuah harapan agar manusia menjadi biji yang baik, sehingga saat tumbuh bisa menjadi tanaman yang subur dan bermanfaat. Empon-empon bermanfaat sebagai bumbu masak dan juga kesehatan, sehingga empon-empon memiliki makna agar manusia selalu menjaga rasa dan kesehatan dengan baik. Telor ayam, angsa, bebek, dan burung melambangkan keempat penjuru mata angin yaitu angin Timur, Selatan, Barat, dan Utara. Selain itu juga sebagai simbol Bathara Guru/Putih, Bathara Bhrama/Merah, Bathara Mahadewa/Biru, Bathara Wisnu/Hitam, diharapkan manusia bisa menetas menjadi manusia yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Daun jati, kluwih, dan janur bermakna bahwa manusia harus dapat menemukan jati dirinya sebagai makhluk Tuhan. Lilin sebagai lambang pelita atau cahaya kehidupan. Pisang raja melambangkan bahwa kehidupan itu berbagai macam isinya. Lawe dan duk melambangkan manusia harus selalu melaksanakan kesucian dan selalu ingat dan waspada. Babi melambangkan kehidupan yang kotor, manusia diharapkan tidak mengikuti pola hidup babi. Pakaian sebagai lambang pribadi manusia. Rambut sebagai simbol mahkota yang dimiliki oleh manusia. Makna yang terakhir adalah tumpeng. Tumpeng memiliki makna bahwa kehidupan manusia harus dapat menyatu dengan alam. Perlengkapan-perlengkapan tersebut yang digunakan dalam upacara ruwatan. Perlengkapan tersebut juga mengandung banyak makna yaitu sebagai lambang kesucian, pengharapan, rasa, cinta kasih, kemurnian dan masih banyak lagi. Tentunya perlengkapan tersebut sangat berarti upacara ruwatan, karena barang-barang yang digunakan untuk sesaji tersebut merupakan bagian dari manusia dan berada disekeliling manusia. 2.1.2.6.
Nilai nilai dalam ruwatan
Ruwatan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut (Sulistyobudi, dkk, 2013:51-58): 1.
Gotong royong atau kerjasama Gotong royong merupakan suatu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat. Nilai gotong royong di dalam upacara ruwatan terlihat pada saat mempersiapkan pembuatan tempat sesaji, menata perlengkapan sesaji, memasang tenda dan membersihkan lingkungan sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
yang akan digunakan untuk upacara ruwatan. Warga bergotong royong dan ikut ambil bagian, tidak ada yang membeda-bedakan status sosialnya. 2.
Solidaritas Solidaritas adalah suatu bentuk kesatuan dan kebersamaan yang diusahakan oleh manusia untuk membentuk kesetiakawanan dalam kelompok atau masyarakat.. Bentuk solidaritas adalah saling menghormati satu dengan yang lain, saling tolong menolong, berperilaku baik. Adanya solidaritas tersebut maka kebersamaan dalam ruwatan menjadi lebih hikmad.
3.
Spiritual Spiritual erat kaitannya dengan kejiwaan, rohani, batin, mental, dan moral. Upacara ruwatan jelas sekali berkaitan dengan spiritual. Manusia memiliki empat unsur yaitu unsur tanah, api, air dan udara. Orang yang diruwat pada umumnya mengalami gangguan disalah satu unsur sehingga tidak ada keseimbangan ke empat unsur tersebut. Cara untuk menyeimbangkannya adalah dengan diruwat, agar sukerta yang ada di dalam tubuh seseorang tersebut dimohonkan ampun pada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilai tersebut apabila diajarkan akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan itu
adalah suatu pendidikan. Kebiasaan tentang nilai-nilai tersebut yang dapat membentuk karakter anak sedikit demi sedikit. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang pendidikan karakter kebangsaan. 2.1.3. Pendidikan Karakter Kebangsaan Pendidikan karakter kebangsaan ini akan membahas tentang pengertian dari karakter, karakter kebangsaan, dan pendidikan karakter kebangsaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
2.1.3.1. Pengertian dari karakter Karakter berasal dari Yunani dari kata charassein yang berarti membuat tajam atau membuat dalam (Bagus dalam Kurniawan, 2013:28). Suyanto dalam Kurniawan (2013:28), mendefinisikan karakter adalah sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas dalam diri seseorang. Karakter adalah sesatu yang sangat penting demi tercapainya tujuan hidup manusia. Sejalan dengan definisi tersebut, karakter merupakan dorongan pilihan seseorang sebagai penentu hal yang terbaik dalam hidup seseorang (Samani dkk, 2011:22). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Samani, dkk (2011:42), karakter adalah akhlak atau budi pekerti serta kejiwaan yang membedakan seseorang dengan yang lain. Kementrian Pendidikan Nasional dalam Samani, dkk (2011:42) berpendapat bahwa karakter adalah nilai-nilai yang baik yang ada dalam diri seseorang dan dituangkan dalam perilaku. Karakter merupakan ciri khas yang dimiliki oleh seseorang yang mengandung nilai, kemampuan, dan moral (Pemerintah Republik Indonesia, 2010:7). Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa karakter adalah suatu nilai perilaku yang menjadi ciri khas manusia yang berhubungan dengan sikap, moral, dan keterampilan. 2.1.3.2. Karakter kebangsaan Karakter bangsa merupakan kualitas yang dimiliki oleh bangsa yang memiliki ciri khas yang baik tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa sebagai hasil dari olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, olah raga (Pemerintah Republik Indonesia, 2010:7). Karakter kebangsaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
berlandaskan dengan filsafat Pancasila artinya setiap aspek dari karakter harus dilandasi dengan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila, untuk keterangan yang lebih lanjut akan dijelaskan sebagai berikut (Pemerintah Republik Indonesia, 2010:20-21): 1.
Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa Karakter Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seseorang tercermin antara lain dapat saling menghormati dan saling bekerjasama dengan umat agama lain, tidak memaksakan agama dan kepercayaan orang lain.
2.
Bangsa yang menjunjung kemanusiaan yang adil dan beradab Karakter kemanusiaan seseorang tercermin dalam persamaan derajat, hak dan kewajiban, saling mencintai, tenggang rasa, saling menghormati, saling bekerjasama dan bergotong royong dengan orang lain, dan lain sebagainya.
3.
Bangsa yang mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa Karakter kebagsaan seseorang tercermin dalam sikap persatuan, kesatuan, dan kepentingan bersama, rela berkorban demi bangsa dan negara, menjunjung tinggi bangsa Indonesia, dan lain sebagainya.
4.
Bangsa yang demokratis menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia Karakter kerakyatan seseorang tercermin dalam perilaku yang lebih mengutamakan kepentingan orang lain dan kepentingan negara, tidak memaksakan kehendak orang lain, mengutamakan musyawarah bersama dan memutuskan pendapat secara bersama demi kepentingan bersama, dan lainlain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
5.
Bangsa yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan Karakter keadilan sosial seseorang tercermin dalam perbuatan yang mencerminkan sikap gotong royong, adil, menghormati hak-hak orang lain, dan lain sebagainya.
2.1.3.3. Pendidikan karakter kebangsaan Pendidikan karakter diperlukan untuk mencapai karakter kebangasaan. Pendidikan karakter kebangsaan yaitu usaha yang dilakukan oleh suatu negara atau pemerintah melalui proses pendidikan dan pembelajaran guna mewujudkan kehidupan suatu bangsa dan negara dengan dasar ideologi, bermoral, bertoleran,bergotong royong, berakhlak mulia, berbudaya, dan berdasarkan Pancasila yang dijiwai oleh iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Pemerintah Republik Indonesia, 2010:7). Pendidikan karakter kebangsaan dapat membentuk individu-individu yang berkarakter yang dimaknai dalam empat bagian yaitu olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa. Keempat bagian tersebut akan dijelaskan secara lebih lanjut (Pemerintah Republik Indonesia, 2010:22). 1. Karakter yang bersumber dari olah hati Olah hati adalah kemampuan hidup manusia yang bersumber dari hati untuk mengelola aspek-aspek spiritual yang membentuk karakter manusia (Yaumi, 2014:53). Karakter yang bersumber dari olah hati adalah sebagai berikut: beriman dan bertakwa, bersyukur, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
2. Karakter yang bersumber dari olah pikir Olah pikir adalah berkaitan dengan otak, pikiran, dan cipta (Yaumi, 2014:45). Karakter yang bersumber dari olah pikir diantaranya adalah sebagai berikut: cerdas, kritis, kreatif, inovativ, ingin tahu, produktif, berorientasi ipteks, dan reflektif. 3. Karakter yang bersumber dari olah raga Olah raga merupakan suatu bentuk akivitas fisik yang melibatkan gerakan tubuh dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran tubuh atau jasmani (Yaumi, 2014:56). Karakter yang bersumber dari olah raga diantaranya adalah bersih dan sehat, sportif, tangguh, handal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih. 4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa Olah rasa lebih cenderung pada emosional, empati, perasaan moral (Yaumi, 2014:50).karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa adalah sebagai berikut: kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmoplit (mendunia), mengutamankan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja. Karakter olah hati, olah pikir, olah raga/kinestetika, dan olah rasa dan karsa juga terdapat di dalam tradisi ruwatan. Oleh kerena itu, peneliti akan menguraikan nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan yang terkandung dalam tradisi ruwatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
2.1.3.4. Pendidikan karakter dalam tradisi ruwatan Karakter yang terkandung dalam tradisi ruwatan diantaranya meliputi olah hati meliputi bersyukur kepada Tuhan, hal tersebut ditunjukkan ketika tradisi ruwatan telah selesai diselenggarakan, keluarga menyediakan makanan tumpeng untuk disantap bersama oleh para warga. Olah pikir meliputi reflektif, hal tersebut ditunjukkan ketika pemotongan rambut anak yang diruwat. Hal tersebut melambangkan bahwa anak harus membuang pikiran yang buruk dan melakukan yang baik. Olah raga/kinestetika meliputi berdaya tahan dan tangguh hal tersebut ditunjukkan ketika seorang anak yang diruwat menerima srah-srahan yang berupa kelapa, tebu wulung, dan bunga melati. Hal tersebut melambangan bahwa seseorang harus memiliki ketangguhan dan berdaya tahan yang kuat . Olah rasa dan karsa meliputi gotong royong dan kebersamaan, hal tersebut dapat ditunjukkan ketika melakukan kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan tradisi ruwatan, masyarakat secara bersama-sama bergotong royong untuk membantu mempersiapkan pelaksanaan tradisi ruwatan. Agar anak memahami nilai-nilai yang terkandung dalam tardisi ruwatan. Peneliti membuat buku cerita anak tentang tardisi ruwatan. Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut tentang buku cerita anak. 2.1.4. Buku Cerita Anak Buku cerita anak akan membahas tentang pengertian buku cerita anak, tujuan buku cerita anak, macam-macam buku cerita anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
2.1.4.1. Pengertian buku cerita anak Buku cerita anak adalah cerita yang ditujukan untuk anak-anak dengan memuat cerita yang menarik dan terdapat lebih banyak gambarnya (Hardjana, 2006:2). Sejalan dengan pendapat tersebut cerita anak adalah cerita yang ditulis dengan menggunakan sudut pandang anak, artinya cerita tersebut ditulis sesuai dengan pengalaman sehari-hari anak (Kurniawan, 2013:18).
Berdasarkan
beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa cerita anak adalah cerita yang ditujukan untuk anak-anak dan sesuai dengan pengalaman sehari-hari anak. Ciri khas dari cerita anak adalah sebagai berikut (Raines & Isbell, 2002:viii): jalan cerita yang mudah diikuti pleh anak-anak, kata dan ucapan yang berulang, kisah atau ceritanya yang dapat dengan mudah ditebak oleh anak, berisi tentang sekumpulan kegiatan, ceritanya lucu, cerita berisi kejadian yang dapat menarik minat anak, akhir yang baik dengan kesimpulan atau hasil refleksi, cerita berisi pesan atau moral yang jelas 2.1.4.2. Tujuan buku cerita anak Buku cerita anak dibuat oleh penulis tentunya memiliki tujuan yang berguna bagi anak-anak. Berikut ini merupakan tujuan dari buku cerita anak diantaranya adalah (Raines & Isbell, 2002:vii): buku cerita dapat membuat anak menjadi terinspirasi, membantu anak dalam perkembangan apresiasi kultural, memperluas pengetahuan
anak,
menimbulkan
kesenangan
tersendiri
bagi
anak,
mengembangkan imajinasi anak, dapat memotivasi anak untuk lebih banyak menggali literatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Dari beberapa tujuan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari buku cerita adalah dapat menambah informasi dan mengembangkan imajinasi anak. Selain itu setelah anak mendengarkan cerita, anak dapat menceritakan kembali dengan bahasanya sendiri. 2.1.4.3. Macam-macam bentuk buku cerita anak Buku cerita dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu fiksi dan non fiksi. Fiksi dalam bahasa Inggris ialah fiction yang diturunkan dari bahasa Latin fictio yang memiliki arti membentuk, membuat, mengandakan, dan menciptakan (Tarigan dalam Hardjana, 2006:4). Fiksi adalah cerita yang dibentuk, dibuat, diadakan, dan diciptakan. Cerita fiksi adalah cerita yang semula tidak ada kemudian dengan sengaja dibentuk, dibuat, diadakan, maupun diciptakan agar cerita tersebut menjadi ada (Hardjana, 2006:4). Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa carita fiksi merupakan cerita yang tidak nyata atau benar-benar terjadi. Cerita tersebut hanyalah sebuah karangan yang dibuat oleh penulis. Macam-macam dari cerita fiksi adalah novel, cerita pendek, cerkak, fabel, cerita bergambar, dan lain-lain (Hardjana, 2006:4). Lawan dari cerita fiksi ialah cerita nonfiksi. Cerita nonfiksi adalah cerita yang berdasarkan kenyataan (Hardjana, 2006:4). Tujuan dari cerita non fiksi adalah untuk menciptakan kembali segala sesuatu yang telah terjadi. Contoh dari cerita nonfiksi adalah biografi, sejarah, dan lain sebagainya (Hardjana, 2006:5). Peneliti menggunakan cerita fiksi untuk membuat buku cerita tentang tradisi ruwatan. Buku yang dibuat oleh peneliti termasuk fiksi karena buku tersebut berupa cerita yang dikarang dn termauk dalam cerita bergambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
2.1.5. Literasi Anak Kata “literasi” berasal dari bahasa Latin literatus, yang berarti orang yang belajar (Foster & Purves dalam Tiatri, 2004:44). Seorang literatus adalah orang yang memiliki kemampuan membaca, menulis, dan bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Latin (Tiatri, 2004:44). Dapat disimpulkan bahwa literasi anak adalah kemampuan membaca dan menulis yang dimiliki oleh anak. Membaca adalah proses bahasa, anak yang akan belajar membaca harus memahami hubungan antara bacaannya dan bahasanya (Abidin, 2012: 14). Membaca dikatakan dikatakan sebagai suatu proses karena dengan menggunakan bahasa yang dilisankan. Tujuan dari membaca adalah 1) memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan, 2) memperoleh informasi dan menambah wawasan, 3) dapat menambah kosa kata (Abidin, 2012:5-8). Berdasarkan penelitian dan data statistik yang dilakukan di Inggris dan Amerika, pertumbuhan bahasa yang normal pada anak adalah sebagai berikut (Mustafa, 2005:11): 1) anak usia 2 tahun mampu menguasai 275 kosakata, 2) anak usia 4 tahun mampu menguasai 1550 kosakata, 3) anak usia 6 tahun mampu menguasai 2560 kosakata, 4) anak usia 8 tahun mampu menguasai 3600 kosakata, 5) anak usia 10 tahun mampu menguasai 5700 kosakata, 6) anak usia 12 tahun mampu menguasai 7500 kosakata, 7) anak usia 14 tahun mampu menguasai 9000 kosakata. Anak yang memiliki IQ sedang dan cerdas mampu menguasai 12 ribu kosakata, sedangkan anak degan IQ jenius mampu menguasai 14 ribu kosakata. Anak dengan usia 9-11 tahun diharapkan mampu menguasai 3600 sampai 5700 kosakata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Faktor-faktor pendukung untuk meningkatkan keterampilan membaca adalah (Mustafa, 2005:69) yang pertama memilah-milah persoalan sehingga membuat anak bergairah membaca dan lebih serius. Faktor yang kedua memperhatikan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada anak kemudian memintanya untuk menjelaskan topik yang anak baca. Faktor yang selanjutnya adalah memanfaatkan informasi sekolah untuk menjelaskan manfaat membaca, yang keempat adalah menjelaskan secara singkat otobiografi tokoh-tokoh terkenal. Faktor yang kelima adalah menjelaskan kepada anak buku-buku terkenal dalam bidang ilmu pengetahuan kemanusiaan (humaniora). Faktor keenam memotivasi anak untuk membaca dengan serius dengan cara mengadakan lomba membaca, yang selanjutnya mengadakan pertemuan untuk mendengarkan bacaan yang baik. Faktor kedelapan meningkatkan kemampuan mendengar, kemampuan membaca cepat, kemampuan menghubungkan hasil bacaannya. Faktor kesembilan anak merangkum hasil bacaannya, yang selanjutnya menerbitkan majalah dinding yang memuat hasil karya anak. Faktor yang kesebelas perpustakaan sekolah hendaknya menyiapkan buku-buku dan cerita-cerita yang sesuai dengan tingkatan anak, dan faktor yang terakhir adalah menyediakan komputer. Fakto-faktor tersebut sangatlah mendukung minat anak dalam membaca. 2.1.6. Anak Usia 9-11 Tahun Anak usian 9-11 tahun akan membahas lebih lanjut tentang psikologi perkembangan anak dan tugas perkembangan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
2.1.6.1. Psikologi perkembangan anak Jean Piaget berpendapat bahwa tahap opersional konkret dimulai pada umur 7-11 tahun. Usia 9-11 tahun termasuk dalam operasional konkret. Tahap ini ditandai dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturanaturan yang logis (Anggota IKAPI, 2001:69). Dalam tahap ini anak-anak mulai menggunakan pemikiran yang logis untuk memecahkan suatu masalah. Tahap opersional konkret ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan kenyataan atau konkret. Ciri-ciri pemikiran konkret adalah sebagai berikut (Anggota IKAPI, 2001:77-86): a.
Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh Pada tahapan ini anak akan menggambarkan semua kejadian yang dialami. Anak juga akan menggambarkan seluruh ingatan, pengalaman dan objek yang dialami dan ditemui dalam kehidupan sehari-harinya
b.
Melihat dari berbagai macam segi Pada tahap ini anak lebih cenderung melihat suatu objek atau persoalan secara lebih menyeluruh dengan melihat aspek-aspeknya. Anak mulai melihat persoalan dari sudut pandang yang luas tidak hanya dari satu sudut pandang saja.
c.
Serasi Anak pada tahap ini mulai dapat menyusun atau mengatur unsur-unsur menurut besar kecilnya benda atau unsur tersebut. Misalnya jika anak diberikan 5 tongkat yang berbeda ukurannya, anak umur 7-11 tahun akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
dapat menyusunnya mulai dari tongkat yang paling pendek sampai tongkat yang paling panjang, sehingga akan terlihat serasi. d.
Klasifikasi Pada tahapan ini anak mulai dapat mengelompokkan dan menyatukan suatu objek sesuai dengan kesamaannya. Misalnya jika anak diberikan 5 benda yang berbentuk lingkaran yang memiliki ukuran sama dan berwarna merah, dengan 5 lima benda yang berbentuk segitiga dengan ukuran yang sama dan berwarna kuning. Benda-benda tersebut diletakkan secara acak, maka anak umur 7-11 tahun akan mengelompokkan benda tersebut sesuai dengan bentuk dan warnannya.
e.
Kausalitas Pada tahap ini, anak sudah lebih luas dan mendalam melihat sebab dan suatu kejadian. Tahap ini anak akan cenderung lebih banyak bertanya tentang mengapa bisa terjadi seperti itu, dan juga anak lebih suka meneliti terjadinya berbagai macam hal. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa ciri-ciri dari anak usia operasional
konkret adalah pemikiran anak yang sudah berdasarkan logika. Anak sudah dapat berpikir secara menyeluruh dengan melihat dari sudut pandang yang luas. Pemikiran anak dalam banyak hal sudah teratur dan terarah karena anak sudah dapat berpikir secara serasi, anak dapat mengklasifikasikan suatu objek dengan lebih baik, selain itu anak juga sudah bisa membuat kesimpulan sendiri, dan konsep bilangan anak sudah lebih lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
2.1.5.2. Tugas perkembangan anak usia 9-11 tahun Pada masa anak yang usianya 6-12 tahun, dunainya akan lebih banyak di luar misalnya di sekolah, di lingkungan tempat bermain, maupun di masyarakat. Terdapat tiga dorongan yang dialami oleh anak pada tahap ini yaitu 1) dorongan untuk keluar dari rumah dan masuk ke dalam kelompok sebayanya, 2) dorongan untuk melakukan berbagai permainan dan kegiatan yang menuntuk keterampilan dan gerakan fisik, 3) dorongan mental untuk masuk ke dunia konsep, pemikiran, interaksi, dan simbol-simbol (Hartinah, 2008:46). Dalam hal ini terdapat pula beberapa tugas perkembangan yang dituntut pada anak tahap ini yaitu diantaranya adalah sebagai berikut (Hartinah, 2008:46-47): yang pertama belajar keterampilan fisik karena pada tahapan ini anak akan lebih senang bermain, yang selanjutnya pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang berkembang. Pada tahap ini anak dituntut untuk senang berolahraga, menjaga kesehatan serta memiliki sikap yang tepat terhadap lawan jenisnya. Tugas perkembangan anak yang ketiga adalah belajar berteman dengan sebayanya, dalam tahap ini anak dituntut untuk mampu bergaul, bekerjasama, saling menolong, dan lain sebagainya. Tugas perkembangan yang selanjutnya ialah belajar untuk melakukan peranan sosial sebagai laki-laki maupun perempuan, yang kelima belajar menguasai keterampilan-keterampilan intelektual dasar yaitu, membaca, menulis, dan berhitung. Tugas perkembangan anak yang selanjutnya adalah pengembangan konsep-konsep diperlukan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menyesuaikan diri dan dapat berperilaku sesuai aturan yang ada dilingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Tugas perkembangan yang lebih lanjut adalah pengembangan moral, nilai, dan hati nurani. Pada tahap ini, anak dituntut untuk mampu menghargai perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan moral dan nilai yang telah berlaku. Selanjutnya memiliki kemerdekaan pribadi, pada masa ini anak mampu memilih, merancang, dan melakukan pekerjaan atau kegiatan tanpa tergantung pada orang tuanya. Tugas perkembangan yang terakhir adalah pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok sosial. Anak diharapkan memiliki sikap yang tepat terhadap lembaga-lembaga atau kelompok-kelompok yang ada di dalam masyarakat. 2.2. Penelitian yang Relevan Penelitian yang berkaitan dengan buku cerita anak tentang tradisi dalam konteks pendidikan karakter masih sangat terbatas untuk dijadikan sebagai sumber untuk penelitian yang relevan. Berikut ini merupakan hasil penelitian yang relevan yang bersangkutan dengan buku cerita anak tentang tradisi dalam kontek pendidikan karakter. Penelitian yang pertama dilakukan oleh Sutrisno (2015) dengan judul jurnal “Pengembangan Protipe Buku Delapan Permainan Tradisional Jawa untuk Membangun Karakter Anak”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengembangkan prototipe buku delapan permainan tradisional Jawa untuk membangun karakter anak. Masalah yang didapatkan oleh peneliti dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 50 anak yang dilakukan di Desa Minggir 3 ,Yogyakarta dan di Dusun Sejati Dukuh, Mertoyudan adalah terdapat 86% anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
lebih tertarik pada permainan elektronik dan hanya 14% anak yang masih mengenal permainan tradisional Jawa. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Darmoko (2002) yang berjudul “Ruwatan: Upacara Pembebasan Malapetaka Tinjauan Sosiokultural Masyarakat Jawa” (Jurnal Makara, Sosial Humaniora, Vol. 6, No. 1, Juni 2002). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengenalkan dan membahas lebih dalam mengenai ruwatan. Masyarakat Jawa selalu berusaha menjaga keharmonisan jagad raya. Apabila
terjadi
disharmonisasi
dalam
jagad
raya,
mereka
biasanya
menyelenggarakan upacara-upacara. Upacara ruwatan merupakan salah satu bentuk usaha masyarakat Jawa untuk menyeimbangi jagad raya dan kelabilan. Manusia oleh karena suatu sebab terkena sukerta (noda), maka ia harus diruwat (dibebaskan) dari malapetaka (mangsa Batara Kala). Dalam upacara ruwatan biasanya dipergelarkan wayang kulit, yang menyajikan lakon khusus murwakala atau sudamala. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Azizah (2013), dengan judul “Pengembangan Buku Cerita Rakyat Bahasa Jawa Berbasis Kontekstual di Kabupaten Brebes”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan buku bacaan cerita rakyat bahasa Jawa berbasis kontekstual. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian pengembangan (R&D). Prosedur penelitian yang dilakukan adalah analisis potensi dan masalah, pengumpulan data/informasi, desain produk, validasi desain/uji ahli, dan revisi prototipe/desain. Data dalam penelitian ini adalah data survai kondisi buku bacaan yang sudah ada, deskripsi angket kebutuhan dan deskripsi uji ahli. Pengumpulan data pada penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
menggunakan angket yang meliputi angket observasi, angket kebutuhan dan angket uji ahli. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut adalah buku bacaan cerita rakyat yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru. Bacaan disertai dengan gambar ilustrasi yang diberi warna yang menarik. Bacaan yang dikembangkan mengandung pesan moral sesuai dengan ketentuan penyusunan buku pengayaan atau buku bacaan kepribadian. Berdasarkan dari beberapa literatur penelitian yang relevan di atas, peneliti masih belum menemukan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter. Penelitian di atas masih terbatas pada penjelasan tentang tujuan dari buku cerita, penjelasan tentang tradisi ruwatan itu sendiri, dan juga penjelasan tentang pendidikan karakter bagi anak. Ketiga penelitian yang relevan tersebut belum saling berkaitan. Oleh karena itu, peneliti akan mengembangkan prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Marcelina Felix Sari Budi Sutrisno (2015) Pengembangan Prototipe Buku Delapan Permainan Tradisional Jawa untuk Membangun Karakter Anak Penelitian ini menghasilakan produk berupa prototipe buku tentang permainan tradisional Jawa yang dapat membangun karaker anak . Maria Septi Hayuadhine (2016)
Darmoko (2002) Ruwatan: Upacara Pembebasan Malapetaka Tinjauan Sosiokultural Masyarakat Jawa
Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak Tentang Tradisi Ruwatan Dalam Konteks Pendidikan Karakter
Penelitian ini membahas tentang tradisi ruwatan yang dapat membantu wawasan peneliti tentang tradisi ruwatan. Nur Azizah (2013) Pengembangan Buku Cerita Rakyat Bahasa Jawa Berbasis Kontekstual di Kabupaten Brebes Penelitian ini menghasilkan produk berupa buku cerita rakyat.
Gambar 2.1 Literatur Map dan Penelitian yang Relevan 2.3. Kerangka Berpikir Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan hal yang baru karena sebelumnya belum ada yang melakukan penelitian tentang prototipe buku cerita mengenai
tradisi
ruwatan.
Berdasarkan
tujuan
penelitian
terdahulu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
pengembangan buku cerita anak untuk usia 9-11 tahun tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan masih relevan untuk diteliti. Prototipe yang peneliti kembangkan berupa buku cerita anak dengan judul “Tradisi Ruwatan”. Prototipe buku tersebut dapat digunakan dimana saja baik da dalam ruangan maupun di luar ruangan. Prototipe buku digunakan untuk memfasilitasi anak dalam memahami tradisi ruwatan sebagai salah satu budaya Jawa yang memiliki nilai karakter kebangsaan. Prototipe berupa: (1) buku cerita anak berjudul “Tradisi Ruwatan”. (2) prototipe terdiri dari cove, kata pengantar, daftar isi, cerita tentang tradisi ruwatan, daftar pustaka, refleksi. (3) prototipe berisi 17 gambar yang berisikan nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan. Peneliti membuat prototipe buku cerita ini dikarenakan masih terbatasnya penelitian yang mengembangkan prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan. Selain itu, pada zaman yang semakin maju dan modern ini banyak anak-anak yang kurang memahami atau bahkan tidak mengetahui bahwa tardisi ruwatan tersebut adalah bagian dari tradisi Jawa. Pengetahuan tentang tradisi Jawa khususnya tradisi ruwatan masih sangatlah minim sekali. Para orang tua, guru, dan masyarakat yang ada di sekeliling anak kurang memberikan pengenalan dan pemahaman tentang tradisitradisi yang ada di Jawa. Lunturnya budaya dan tradisi Jawa dikarenakan generasi sekarang ini kurang memahami dan melestarikan budaya dan tradisi Jawa tersebut khususnya tradisi ruwatan. Hal tersebut mendorong peneliti untuk menyusun prototipe buku cerita yang berjudul “Tradisi Ruwatan”. Peneliti berharap prototipe buku cerita “Tradisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Ruwatan” dapat membantu anak untuk memahami dan ikut melestarikan tradisi ruwatan dan untuk membentuk karakter kebangsaan yang tercermin dalam buku cerita tersebut. 2.4. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut. 2.4.1
Bagaimana prosedur pengembangan prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam membangun karakter kebangsaan anak?
2.4.2
Apakah prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dapat membantu anak memahami nilai-nilai pendidikan konteks karakter kebangsaan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Bab III dalam metode penelitian ini akan membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, uji coba produk, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan oleh peneliti merupakan metode penelitian dan pengembangan atau yang sering disebut dengan Research and Development atau R&D. Reseacrh and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tertentu (Sugiyono, 2012:297). Penelitian ini disebut R&D karena peneliti ingin mengembangkan suatu
produk
yang dibutuhkan oleh anak. Penelitian
pengembangan ini akan mengembangkan produk berupa prototipe buku cerita bergambar tentang tradisi ruwatan untuk anak usia 9-11 tahun dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan di sekolah dasar. 3.2 Setting Penelitian Setting penelitian ini akan membahas tentang tempat penelitian, subjek penelitian, objek penelitian dan waktu penelitian. 3.2.1
Tempat Penelitian
Peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh data awal di daerah Kulon Progo lebih tepatnya di Dusun Duren Sawit, Bangaroya, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta. Penelitian untuk analisis kebutuhan anak dilaksanakan di SD Negeri Tegalrejo 2 tepatnya di jalan Wiratama 27, Tegalrejo, Yogyakarta. uji coba
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
produk dilaksanakan di SD Kanisius Kenteng yang beralamat di Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta. 3.2.2
Subjek Penelitian
Subjek uji penelitian yang akan diteliti adalah anak usia 9-11 tahun. 3.2.3
Objek Penelitian
Objek penelitiannya adalah prototipe pengembangan buku cerita anak tentang tradisi ruwatan untuk anak usia 9-11 tahun dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan. 3.2.4
Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu selama sembilan bulan. Terhitung mulai dari bulan Juni 2015 sampai bulan Februari 2016 3.3 Prosedur Pengembangan Prosedur prototipe pengembangan buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan dalam buku Sugiyono yang berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D” yang mengadaptasi langkah-langkah milik Brog dan Gall (Sugiyono, 2012:298). Prosedur pengembangan ini meliputi sepuluh langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3)desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produksi masal. Langkahlangkah penelitian dan pengembangan tersusun dalam bagan sebagai berikut :
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Potensi dan Masalah
Pengumpulan Data
Ujicoba Pemakaian
Revisi Produk
Revisi Produk
Desain Produk
Validasi Desain
Uji coba Produk
Revisi Desain
Produksi Masal
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Pengembangan Menurut Sugiyono Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan enam prosedur yang ada dalam buku Sugiyono dikarenakan keterbatasannya waktu, tenaga, dan biaya yang tidak memungkinkan peneliti melakukan semua langkah yang ada. Peneliti hanya menggunakan enam langkah tersebut diantaranya adalah (1) potensi dan masalah, (2) pengumulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, sehingga dapat menghasilkan produk prototipe pengembangan buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan. Prosedur penelitian dan pengembangan akan dijelaskan dalam gambar bagan berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak tentang Tradisi Ruwatan dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan
Tahap 1 Potensi dan Masalah
Potensi: tradisi ruwatan mengandung nilainilai berkaitan dengan pendidikan karakter kebangsaan. Masalah: anak-anak kurang memahami tradisi ruwatan.
Tahap 2 Pengumpulan Data
Wawancara Pembagian lembar kuesioner pra penelitian Pembagian kuesioner uji coba prototipe
Tahap 3 Desain Prototipe
Membuat cerita Menentukan gambar Membuat sketsa Konsultasi dan revisi Menggabungkan cerita dengan gambar oleh ahli desain grafis
Tahap 4 Validasi Prototipe
Tahap 5 Revisi Prototipe
Prototipe divalidasi oleh seorang ahli bahasa
Revisi Prototipe berdasarkan saran dari ahli bahasa
Tahap 6 Uji Coba Prototipe
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Digunakan Oleh Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
3.3.1
Potensi dan Masalah
Pada tahap potensi dan masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan anak di Yogyakarta yaitu dengan cara menyebarkan lembar kuesioner. Lembar kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah anak usia 9-11 tahun memerlukan buku cerita bergambar tentang tradisi ruwatan guna meningkatkan pendidikan karakter kebangsaan. Lembar kuesionerini akan disebarkan pada anak yang berusia 9-11 tahun di SD N Tegalrejo 2. Hasil dari lembar kuesioner ini nantinya akan digunakan untuk mengetahui kebutuhan anak. Oleh karena itu buku cerita bergambar tentang tradisi ruwatan ini disusun dan dikembangkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan konteks pendidikan karakter kebangsaan. 3.3.2
Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik kuesioner dengan cara menyebarkan lembar kuesioner pada anak yang berusia 9-11 tahun di SD Negeri Tegalrejo 2 dan teknik wawancara dengan anak-anak di Dusun Duren Sawit, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo. Kuesioner berisi 12 pernyataan yang akan digunakan untuk menganalisis kebutuhan anak. Pengumpulan data ini bertujuan agar peneliti memperoleh data sesuai dengan kebutuhan anak dan sebagai salah satu cara untuk mengetahui bentuk dari buku cerita bergambar yang dapat membantu anak agar dapat lebih memahami tradisi ruwatan dan membentuk karakter anak melalui buku cerita bergambar tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
3.3.3
Desain Produk
Produk yang dihasilkan berupa prototipe buku cerita bergambar tentang tradisi ruwatan untuk anak usia 9-11 tahun dalam konteks pendidikan karakter kebangasaan. Desain produk meliputi penulisan cerita, pemilihan gambar yang akan digunakan dalam membuat sketsa, pembuatan sketsa, tahap finishing sketsa yaitu dengan diberi warna. Langkah-langkah tersebut akan menjadi pedoman dalam pembuatan produk buku cerita bergambar. 3.3.4
Validasi Desain
Produk berupa prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan untuk anak usia 9-11 tahun dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan yang sudah dibuat, perlu divalidasi oleh ahli terlebih dahulu sebelum diuji cobakan. Validasi akan dilakukan oleh satu ahli Bahasa Indonesia. Validasi dilakukan dengan cara memberikan desain produk dan lembar kuesioner pada ahli. 3.3.5
Revisi Desain
Berdasarkan hasil validasi, peneliti melakukan revisi desain produk berupa buku cerita bergambar. Kritik dan saran dari ahli Bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai landasan untuk memperbaiki desain produk. 3.3.6
Uji coba Produk
Desain produk yang sudah direvisi kemudian diujikan pada 10 anak yang berusia 9-11 tahun di SD Kanisius Kenteng. Uji coba produk dimaksudkan agar anak mengetahui tradisi ruwatan dan dapat membentuk karakter anak. Anak diberikan lembar kuesioner untuk mengetahui sejauh mana pamahaman anak terhadap tradisi ruwatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
3.4 Uji Coba Produk Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data guna mengetahui kualitas buku cerita bergambar yang telah dibuat oleh peneliti. Data yang dari hasil uji coba produk digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan produk buku cerita bergambar. Dengan uji coba produk, prototipe buku cerita bergambar yang diteliti dan dikembangkan benar-benar telah teruji secara empiris. Uji coba dilakukan setelah divalidasi oleh pakar atau ahli yaitu ahli Bahasa Indonesia. Kegiatan uji coba lapangan dilakukan pada anak yang berusia 9-11 tahun di SD Kanisius Kenteng. 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini menggunakan dua teknik yaitu wawancara dan angket. Wawancara tidak terstruktur dilakukan untuk memperoleh data awal tentang sejauh mana anak mengetahui tentang tradisi ruwatan. Kuesioner digunakan untuk menganalisis kebutuhan anak tentang sejauh mana anak mengetahui tentang tradisi ruwatan dan tentang seberapa perlunya anak terhadap buku cerita bergambar. Kuesioner diberikan pada anak yang berusia 9-11 tahun di SD N Tegalrejo 2. Peneliti juga menggunakan kuesioner uji coba produk. Uji coba produk dilaksanakan di SD Kanisius Kenteng. Berikut ini adalah kisi-kisi yang digunakan untuk penelitian: 3.5.1
Kisi-Kisi Lembar Wawancara
Lembar wawancara digunakan untuk pra penelitian. Lembar wawancar ini ditujukan pada anak dan orang tua. Berikut ini adalah kisi-kisinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara No 1 2 3 4
3.5.2
Kisi-kisi Apakah arti dari ruwatan? Apa tujuan dari ruwatan? Apa saja yang harus dipersiapkan dalam tradisi ruwatan? Siapa saja yang ikut melakukan tradisi ruwatan?
Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian
Lembar kuesioner ini digunakan untuk pra penelitian. Lembar kuesioner ini ditujukan untuk 20 anak yang berusia 9-11 tahun. Berikut ini adalah kisi-kisi lembar kuesioner yang telah dilakukan oleh peneliti. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian No 1. 2. 3. 4.
Aspek
Nomor Item
Definisi ruwatan Tujuan ruwatan pada umumnya Kegiatan-kegiatan pada tradisi ruwatan Upaya mengenalkan budaya Jawa menggunakan buku cerita
3.5.3
1 dan 2 3 dan 4 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 11 dan 12
Validator Kuesioner Pra Penelitian
Kuesioner pra penelitian divalidasi oleh ahli Sejarah dan ahli IPA Universitas Sanata Dharma. Berikut ini merupakan tabel hasil validasi dari ahli. Tabel 3.3 Hasil Validasi Kuesioner Pra Penelitian oleh Ahli No
1.
Aspek
Nomor item pernyataan
Skor
1-12
2
Ahli IPA Saran
Skor
Bahasa a. Bahasa sesuai
dengan kaidah penulisan
- Perlu ditambah tanda baca dan kata-kata yang dihilangkan agar kalimat mudah
4
Ahli Sejarah Saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
b. Pilihan
1-12
2
1, 2, 3, 6, 8, 9
4
- Sudah mencerminka n olah hati
4
1, 2, 3, dan 7
2
-. 1 (olah hati) - 7 (olah hati, olah rasa )
3
4
4
3
5, 6, 9, 10
4
4
11-12
4
kalimat dapat dipahami oleh anak
2.
Pernyataan a. Pernyataan
yang diajukan kepada anak berkaitan dengan tradisi ruwatan (olah hati) b. Pernyataan yang diajukan kepada anak berkaitan dengan tradisi ruwatan (olah pikir) c. Pernyataan
dipahami - Belum SPO - Kalimat terlalu panjang untuk anak SD. Siswa bisa bingung dengan makna kalimatnya - Bahasa kurang komunikatif
3
yang diajukan kepada anak berkaitan dengan tradisi ruwatan (olah raga/kinestetik a) d. Pernyataan yang diajukan kepada anak berkaitan dengan tradisi ruwatan (olah rasa dan karsa) e. Pernyataan
yang diajukan kepada anak berkaitan dengan
Pernyataan perlu dilengkapi agar maksudnya jelas “siapa yang perlu buku”
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
perlunya buku tentang tradisi ruwatan jumlah Rata-rata
3.5.4
22 3,14
24 3,42
Kuesioner Anak Pra Penelitian
Kuesioner terdiri dari 12 pernyataan yang akan disebarkan pada anak usia 911 tahun di SD N Tegalrejo 2. Kisi-kisi tersebut digunakan peneliti untuk mengetahui sejauh mana anak memahami tradisi ruwatan dan seberapa perlunya anak terhadap buku cerita bergambar. Pernyataan yang diajukan mencakup pemahaman tentang definisi ruwatan, tujuan ruwatan, kegiatan-kegiatan pada tradsi ruwatan, dan upaya mengenalkan budaya Jawa menggunakan buku cerita. Berikut ini merupakan tabel kuesioner anak pra penelitian. Tabel 3.4 Kuesioner Anak Pra Penelitian Berilah tanda centang () pada kolom “Ya” atau “Tidak” No 1.
2.
3.
4. 5. 6. 7.
Pernyataan Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya. Ruwatan adalah salah satu upacara tradisional khususnya di wilayah Yogyakarta yang dilakukan sebagai upaya pembebasan diri seseorang dari sukerta (bahaya, kesialan, pengaruh jahat) yang dianggap mengganggu keselamatan hidup seseorang. Tradisi ruwatan bertujuan untuk membebaskan diri dari segala bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat yang mengancamnya. Ketika seseorang terbebas dari sakit atau bahaya, kesialan, pengaruh jahat, seseorang kembali sehat dan ceria. Dalam menyelenggarakan upacara ruwatan membutuhkan bantuan yang melibatkan banyak orang/gotong royong. Orang yang akan diruwat melakukan siraman yang disertai pembacaan doa oleh dalang Orang-orang yang menghadiri upacara ruwatan dapat
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
8.
9. 10.
11. 12.
merefleksikan cerita yang ada dalam pertunjukan wayang. Pada saat upacara srah-srahan, potongan rambut diserahkan pada dalang sebagai simbol pembebasan dari bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat. Orang tua mengucapkan rasa terimakasih kepada dalang karena telah mengruwat anaknya. Ketika pertunjukan wayang selesai secara bersama-sama menikmati hidangan yang telah disediakan oleh pihak keluarga. Saya memerlukan buku yang berisi penjelasan tentang ruwatan. Buku tentang ruwatan sebaiknya berupa buku cerita bergambar.
3.6 Teknik Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data pada R&D berupa data kulitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara mengenai seberapa jauh orang tua dan anak mengetahui tentang tradisi ruwatan atau sebagai data awal peneliti, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari menyebarkan kuesioner kebutuhan anak tentang seberapa jauh siswa mengetahui tentang tradisi ruwatan dan perlu atau tidaknya buku cerita bergambar bagi anak. Peneliti menggunakan beberapa teknik penelitian diantaranya wawancara dan kuesioner. 1.
Wawancara Wawancara juga sering disebut interview. Wawancara adalah pengumpulan
data melalui percakapan antara dua orang atau lebih untuk mengetahui suatu topik atau memperoleh suatu informasi (Basuki dan Hariyanto, 2014:61). Sejalan dengan pendapat tersebut, Arifin (2009:157) berpendapat bahwa wawancara adalah salah satu alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan dengan cara tanya jawab atau percakapan antara dua orang atau lebih untuk memperoleh informasi dan untuk melengkapi suatu data penelitian. Berdasarkan dari dua pendapat ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah salah satu alat evaluasi non-tes yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui tanya jawab atau percakapan antara dua orang atau lebih guna memperoleh informasi atau untuk melengkai data penelitian. 2.
Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh responden (Sugiyono, 2012:142). Arifin (2009:157) juga berpendapat bahwa kuesioner adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data untuk mendapatkan informasi dengan cara responden mengisi atau menjawab pernyataan yang diajukan. Berdasarkan pendapat dari dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kuesioner adalah salah satu alat penelitian yang digunakan untuk memperoleh informasi dan mengumpulkan data dengan cara responden menjawab daftar pertanyaan atau pernyataan yang diajukan oleh peneliti. 3.7 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh peneliti dianalisis secara kulitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa komentar-komentar yang telah dikemukakan oleh para ahli. Data kuantitatif berupa skor yang diberikan oleh para ahli. Data dianalisis oleh peneliti sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan suatu produk. Data kuantitatif diperoleh melalui instrumen penelitian berupa lembar kuesioner. Pedoman penskoran yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan nilai 1-4. Peneliti hanya menggunakan skala 1-4 dan bukan 1-5 dikarenakan responden cenderung akan memilihalternatif yang ada di tengah yaitu 3 dengan alasan dirasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
aman dan paling gampang (Arikunto, 2010:284). Kriteria untuk skala 1-4 adalah sangat baik, baik, tidak baik, dan sangat tidak baik. Hasil dari lembar kuesioner berupa data kuantitatif tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif. Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif menggunakan tabel konversi nilai skala empat berdasarkan skala Likert (Widoyoko, 2012:112). Penyusunan tabel klasifikasi menggunakan aturan yang sama dengan dasar jumlah skor responden, yaitu dicari skor tertinggi, skor terendah, jumlah kelas, dan jarak interval. Skor tertinggi (ideal)
= 4 (Sangat Baik)
Skor terendah
= 1 (Sangat Tidak Baik)
Jumlah kelas
= 4 (sangat tidak baik sampai sangat baik)
Jarak interval
= (4-1)/4 = 0,75 (rentang skor)
Hasil interval sangat baik, baik, tidak baik, sangat tidak baik adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Hasil Interval Skala 1-4 Rerata Skor >3,25 s/d 4 >2,5 s/d 3,25 >1,75 s/d 2,5 1,0 s/d 1,75
Klasifikasi Sangat Baik Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik
Hasil dari instrumen pra penelitian yang sudah divalidasi oleh ahli Sejarah yaitu 3,42 dan ahli IPA yaitu 3,14, menunjukkan bahwa kuesioner pra penelitian termasuk dalam rentang sangat baik dan baik sehingga dapat digunakan untuk memperoleh data kebutuhan anak. Kuesioner pra penelitian yang sudah divalidasi kemudian disebarkan pada anak yang berjumlah 20 anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Berdasarkan hasil dari penyebaran kuesioner pra penelitian, diperoleh data sebanyak 85% anak belum mengerti arti dari ruwatan, sebanyak 85% anak juga belum mengetahui kegiatan-kegiatan yang ada di dalam tradisi ruwatan, dan sebanyak 90% anak memerlukan buku cerita yang berisi penjelasan tentang tradisi ruwatan agar mereka dapat lebih memahami tentang tradisi ruwatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi tentang hasil penelitian untuk menjawab dua pertanyaan tentang 1) deskripsi prosedur pengembangan prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan, 2) menjelaskan manfaat prototipe bagi anak; serta pembahasan. 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini membahas tentang deskripsi prosedur pengembangan prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan dan penjelasan prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dapat membantu memahami nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan. 4.1.1. Deskripsi Prosedur Pengembangan Proses pengembangan yang dilakukan oleh peneliti sampai dengan langkah ke enam dari model R&D Sugiyono. Prosedur pengembangan tersebut adalah sebagai berikut: 4.1.1.1. Potensi dan Masalah Prosedur pertama dalam penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti adalah mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul terkait dengan tradisi-tradisi Jawa yang semakin lama semakin luntur. Peneliti melakukan wawancara dan menyebarkan angket untuk melihat masalah-masalah terkait dengan tradisi ruwatan. Peneliti melakukan wawancara pada empat anak dan dua orang tua untuk mendapatkan data awal tentang tradisi Jawa khususnya tradisi ruwatan.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Wawancara dilakukan pada tanggal 12 Juli 2015. Pada saat peneliti melakukan wawancara kepada empat anak, ternyata mereka kurang memahami tradisi ruwatan dan bahkan mereka tidak tahu apa itu ruwatan. Wawancara yang selanjutnya peneliti lakukan pada dua orang tua. Peneliti mendapatkan data hasil wawancara yang dilakukan pada dua orang tua yaitu mereka mengetahui tentang arti dari tradisi ruwatan yaitu sebagai sarana untuk membebaskan diri dari malapetaka atau bahaya yang mengancamnya, dan kagiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tradisi ruwatan. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa anak-anak pada jaman sekarang ini sudah tidak mengenal bahkan tidak mengetahui adanya tradisi ruwatan sebagai bagian dari tradisi Jawa yang mereka miliki. Hasil wawancara tersebut diperkuat oleh peneliti dengan melakukan penyebaran kuesioner pada anak usia 9-11 tahun yang berjumlah 20 anak di SD N Tegalrejo 2. Penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 4 Desember 2015. Hasil dari penyebaran kuesioner tersebut adalah sebanyak 85% anak kurang memahami arti dari tradisi ruwatan dan 85% anak juga belum mengatahui tentang tatacara pelaksanaan tradisi ruwatan. Berdasarkan
dari
hasil
wawancara
dan
kuesioner
peneliti
dapat
menyimpulkan bahwa orang tua kurang memberikan pemahaman tentang tradisi ruwatan pada anak, sehingga anak tidak memahami tentang tradisi ruwatan bahkan mereka tidak tahu bahwa tradisi ruwatan tersebut bagian dari tradisi Jawa. Jika pemahaman anak tentang tradisi ruwatan tersebut kurang maka semakin lama tradisi ruwatan akan luntur.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Kita sebagai pendidik juga ikut ambil bagian untuk membantu anak agar mereka dapat mengenal dan melestarikan budaya dan tradisi Jawa terutama tradisi ruwatan. Tradisi ruwatan tidak hanya dilakukan pada orang yang sukerta saja, tetapi setiap orang itu mempunyai sifat yang kotor, maka harus dibersihkan dari sifat kotor tersebut dengan tujuan untuk mencari keharmonisasian dan keselamatan dalam kehidupan (Sulistyobudi, 2013:5). Tradisi ruwatan sangat penting untuk diajarkan kepada anak didik kita selain mengajarkan anak didik kita untuk melestarikan budaya, di dalam tradisi ruwatan juga mengandung nilai-nilai yang dapat membentuk karakter anak yang dapat berguna bagi kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung di dalam tradisi ruwatan diantaranya adalah nilai gotong royong, dengan nilai tersebut anak dapat memiliki karakter bergotong royong dan saling membantu dalam suatu kegiatan atau pada saat memecahkan masalah. Tradisi ruwatan juga membantu anak untuk memiliki karakter beriman dan bertakwa, dengan nilai tersebut anak diajarkan untuk selalu bersyukur kepada Tuhan atas segala ramhat yang berlimpah dan untuk selalu berdoa kepada Tuhan agar dijauhkan dari segala yang jahat. Kecuali itu, anakanak juga akan menambah wawasan tentang budaya yang ada disekeliling mereka. 4.1.1.2. Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner. Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data ynga dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data awal tentang pemahaman anak terhadap tradisi ruwatan. Berikut ini merupakan hasil dari wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Tabel 4.1 Hasil Wawancara No
Pertanyaan
1
Apakah arti dari ruwatan?
2
Apa tujuan dari ruwatan?
3
Apa saja yang harus dipersiapkan dalam tradisi ruwatan?
4
Siapa saja yang ikut melakukan tradisi ruwatan?
Berdasarkan hasil dari wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada empat anak, peneliti mendapatkan data awal bahwa ke empat anak tersebut belum mengetahui dan memahami arti dari tradisi ruwatan, tujuan dari tradisi ruwatan, tatacara pelaksanaan tradisi ruwatan, dan orang-orang yang mengikuti tradisi ruwatan. Oleh sebab itu, peneliti sangat kesulitan menggali pemahaman anak karena anak benar-benar tidak mengetahui tentang tradisi ruwatan. Selain dari wawancara, peneliti menggunakan kuesioner untuk memperoleh data. Peneliti menyebarkan kuesioner pada 20 anak kelas 4 di SD N Tegalrejo 2. Berikut ini adalah hasil dari kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti. Tabel 4.2 Hasil Rekap Kuesioner Anak Pra Penelitian No
Pernyataan
1
Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya. Ruwatan adalah salah satu upacara tradisional khususnya di wilayah Yogyakarta yang dilakukan sebagai upaya pembebasan diri seseorang dari “sukerta” (bahaya, kesialan, pengaruh jahat) yang dianggap mengganggu keselamatan hidup seseorang. Tradisi ruwatan bertujuan untuk membebaskan diri dari
2
3
Jumlah anak yang memilih dari 20 anak Ya Tidak 6 14
Presentase
Ya 30%
Tidak 70%
3
17
15%
85%
6
14
30%
70%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
4
5
6 7
8
9 10
11 12
segala bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat yang mengancamnya. Ketika seseorang terbebas dari sakit atau bahaya, kesialan, pengaruh jahat, seseorang kembali sehat dan ceria Dalam menyelenggarakan upacara ruwatan membutuhkan bantuan yang melibatkan banyak orang/gotong royong. Orang yang akan diruwat melakukan siraman yang disertai pembacaan doa oleh dalang Orang-orang yang menghadiri upacara ruwatan dapat merefleksikan cerita yang ada dalam pertunjukkan wayang. Pada saat upacara srah-srahan, potongan rambut diserahkan pada dalang sebagai simbol pembebasan dari bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat. Orang tua mengucapkan rasa terimakasih kepada dalang karena telah mengruwat anaknya. Ketika pertunjukan wayang selesai secara bersama-sama menikmati hidangan yang telah disediakan oleh pihak keluarga. Saya memerlukan buku yang berisi penjelasan tentang ruwatan. Buku tentang ruwatan sebaiknya berupa buku cerita bergambar.
11
9
55%
45%
10
10
50%
50%
3
17
15%
85%
7
13
35%
65%
4
16
20%
80%
10
10
50%
50%
8
12
40%
60%
18
2
90%
10%
17
3
85%
15%
Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner yang telah disebarkan kepada 20 anak menunjukkan bahwa anak kurang memahami tentang arti tradisi ruwatan, kegiatan-kegiatan yang ada di dalam tradisi ruwatan. Sebagian dari anak-anak sudah mengetahui tentang nilai-nilai yang ada di dalam tradisi ruwatan. Nilainilai tersebut meliputi gotong royong, Ketuhanan, bertakwa, dan lain sebagainya. Tetapi sebagian dari anak-anak juga kurang mengetahui tentang nilai-nilai yang ada di dalam tradisi ruwatan. Agar anak lebih memahami tentang tradisi ruwatan, mereka memerlukan buku cerita yang berisi penjelasan tentang tradisi ruwatan. Data awal yang didapatkan oleh peneliti tersebut akan digunakan oleh peneliti untuk menjadi acuan dalam mengembangkan desain produk. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
dimaksudkan agar produk yang akan dikembangkan oleh peneliti bermanfaat bagi anak. Oleh karena itu, peneliti membentuk karakter anak melalui buku cerita tentang tradisi ruwatan, selain itu juga membantu anak untuk ikut melestarikan tradisi Jawa yang sudah ada sejak dulu. 4.1.1.3. Desain Produk Desain produk yang berupa prototipe buku cerita tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter. Produk ini disusun berdasarkan latar belakang yang diperoleh peneliti melalui wawancara dan penyebaran kuesioner. Setelah itu, peneliti menentukan bagian-bagian dari prototipe, seperti: judul, isi, daftar pustaka, dan cover. Judul dari prototipe yang dikembangkan oleh peneliti adalah “Prototipe Buku Cerita Anak tentang Tradisi Ruwatan dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan”. Isi dari prototipe ini meliputi kata pengantar, pendahuluan, penjelasan tentang arti dari ruwatan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tradisi ruwatan, dan nilai-nilai yang terkandung dalam ruwatan yang meliputi olah hati, olah pikir, olah raga/kinestetik, dan olah rasa dan karsa. Prototipe ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka yang digunakan untuk mendukung peneliti dalam mengembangkan prototipe ini. Peneliti membuat sketsa awal berupa gambar yang belum diberi warna dan belum diperbaiki oleh ahli desain grafis. Berikut ini adalah sketsa awal yang dibuat oleh peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Gambar 4.1 Sketsa Awal Peneliti meminta bantuan dari ahli desain grafis untuk memperbaiki produk berupa buku cerita tersebut. Awal mulanya, peneliti membuat sebuah cerita, kemudian cerita tersebut peneliti serahkan kepada ahli desain grafis. Berikut ini merupakan gambar yang sudah diperbaiki oleh ahli desain grafis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
\
Gambar 4.2 Perbaikan oleh Ahli Desain Grafis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
4.1.1.4. Validasi Desain Vaidasi desain dilakukan untuk memperoleh beberapa kritik dan saran yang disertai penilaian produk yang akan dikembangkan oleh peneliti. Produk divalidasi oleh ahli bahasa Universitas Sanata Dharma. Berikut ini adalah tabel hasil validasi dari ahli bahasa. Tabel 4.3 Hasil Validasi Prototipe oleh Ahli Bahasa No 1.
Item yang dinilai
Bahasa: a. Sesuai dengan kaidah penulisan EYD b. Dapat dipahami oleh anak 2. Format penulisan protitipe: a. Sesuai dengan kaidah penulisan buku b. Menggunakan kepustakaan sesuai dengan teori salah satu tradisi Jawa ruwatan dan pendidikan karakter 3. Isi: a. Buku memuat cerita tentang tradisi ruwatan b. Buku memuat 17 gambar tentang tradisi ruwatan c. Gambar-gambar diberi cerita d. Buku memuat nilai-nilai kerjasama, bergotong royong, dan ketuhanan e. Buku memuat refleksi yang berkaitan dengan tradisi ruwatan Jumlah
Skor (14) 3
4 3
3
Saran Masih terdapat kesalahan dalam pengetikan
Ditambahkan cover akhir, ukuran buku perlu diperhatikan Sumber perlu ditambah khususnya pada karakter
4
4 4 4
1
Belum ada refleksi dalam prototipe ini
30
Rata-rata skor yang diperoleh dari hasil validasi oleh ahli bahasa adalah 3,3. Berdasarkan hasil rata-rata tersebut, maka prototipe buku cerita sangat baik dan layak untuk digunakan. Selain itu prototipe tersebut juga sudak layak untuk diuji cobakan pada anak. Pedoman tersebut dapat dilihat pada tabel 3.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
4.1.1.5. Revisi Desain Peneliti melakukan revisi desain berdasarkan komentar yang diberikan oleh validator yaitu ahli bahasa Universitas Sanata Dharma. Kesalahan yang ada di dalam prototipe kemudian diperbaiki agar menjadi produk berupa prototipe buku cerita tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter yang lebih baik dari pada yang sebelumnya. Berikut ini merupakan tabel penjabaran saran dari validator beserta revisi yang dilakukan oleh peneliti. Tabel 4.4 Saran Validator Ahli Bahasa Indonesia dan Revisinya Sebelum Direvisi
Masih terdapat kesalahan penulisan dan juga tanda baca
Sesudah Direvisi
Peneliti mengecek kembali dan membenarkan kata-kata yang masih salah dalam pengetikannya
Belum ada cover akhir
Penelit menambahkan cover akhir pada prototipe buku cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Ukuran masih A4
Ukuran yang akan digunakan dalam prototipe buku cerita tersebut yaitu A5
Sumber masih terbatas khususnya pada pendidikan karakter
Peneliti menambahkan daftar pustaka tentang pendidikan karakter
Belum ada refleksi dalam prototipe ini
Peneliti menambahkan refleksi dalam prototipe buku cerita anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Cover buku yang belum direvisi
Cover buku yang sudah direvisi
Warna yang belum diperjelas
Warna yang sudah diperjelas
4.1.1.6. Uji Coba Produk Desain produk yang sudah peneliti revisi kemudian diuji cobakan pada anakanak di SD Kanisius Kenteng yang beralamat di Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo. Uji coba tersebut dilakukan pada hari Sabtu, 9 Januari 2016. Produk diuji cobakan pada 10 anak yaitu tujuh anak perempuan dan tiga anak laki-laki. Usia anak-anak tersebut di atas sembilan tahun. Uji coba produk ini bertujuan agar anak lebih memahami pengertian dari upacara ruwatan, menjadi tahu tentang kegiatan-kegiatan yang ada di dalam upacara ruwatan, nilai-nilai yang terkandung di dalam upacara ruwatan seperti nilai gotong-royong atau kebersamaan, beriman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersyukur pada Tuhan, hidup bersih dan sehat. Selain itu, anak-anak dapat ikut ambil bagian untuk melestarikan tradisi ruwatan. Uji coba produk dilakukan di dalam kelas empat. Uji coba produk dilakukan sebelum istirahat kedua. Sebelum uji coba produk dimulai, peneliti melakukan perkenalan pada anak-anak dan menyapaikan maksud dan tujuan datang ke SD Kanisius Kenteng. Sebelum produk dibagikan, peneliti melakukan tanya jawab seputar tradisi ruwatan pada anak-anak apakah mereka sudah mengetahui tentang tradisi ruwatan atau belum. Setelah melakukan tanya jawab, barulah peneliti menyebarkan produk pada anak yang berjumlah 10 anak. Setelah produk sudah disebarkan mulailah anak-anak membaca cerita tersebut. Selama proses uji coba tersebut peneliti mendampingi anak-anak saat membaca cerita tentang tradisi ruwatan. Setelah anak-anak selesai membaca, peneliti membagikan kuesioner yang ditujukan untuk anak. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah anak-anak bisa memahami isi dalam cerita tersebut. Setelah anak selesai mengisikan kusioner, anak-anak mengumpulkan kuesioner tersebut kepada peneliti. Proses uji coba pun selesai tepat pada waktunya yaitu sebelum istirahat kedua. Setelah selesai, peneliti berpamitan pada anak-anak dan pada guru-guru yang berada di kantor. Berikut ini merupakan gambar pelaksanaan uji coba di SD Kanisius Kenteng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Gambar 4.3 Anak-Anak sedang Membaca Gambar diatas menujukkan suasana ketika anak sedang membaca buku cerita tentang tradisi ruwatan. Pada saat membaca, anak-anak dapat secara serius memahami isi dari buku cerita tersebut. Keterbatasan buku tidak menjadikan penghalang bagi anak-anak untuk dapat dengan serius memahami buku cerita tersebut. 4.1.2. Manfaat Prototipe Buku Cerita Anak Setelah anak-anak selesai membaca buku cerita tersebut, peneliti meminta anak-anak untuk mengisikan lembar kuesioner. Lembar kuesioner tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah anak-anak memahami tentang tradisi ruwatan setelah membaca buku cerita tersebut. Berikut ini merupakan hasil rekapitulasi uji coba produk . Tabel 4.5 Hasil Rekap Uji Coba Produk No
Pernyataan
Setelah membaca buku cerita “Tradisi Ruwatan”, saya: Mengerti arti ruwatan sebagai permohonan untuk
Jumlah anak yang memilih dari 10 anak Ya Tidak
Presentase
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
1 2
3
4 5
6 7 8 9 10
membebaskan diri dari sakit, kecelakaan, dan pengaruh jahat. Mengerti arti ruwatan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan karena terbebas dari sakit, kecelakaan, dan pengaruh jahat. Mengetahui bahwa ruwatan memerlukan gotong royong untuk mempersiapkan tumpeng, makanan, dan tempat untuk ruwatan. Memahami bahwa ruwatan memiliki nilai kebersamaan. Mengerti bahwa siraman dalam tradisi ruwatan bertujuan untuk membebaskan diri dari sakit, kecelakaan, dan pengaruh jahat. Mengerti bahwa meminta doa restu pada orang tua itu penting. Mengerti bahwa sebelum melakukan kegiatan sebaiknya berdoa terlebih dahulu agar diberi kelancaran. Mengerti bahwa orang yang telah diruwat akan kembali sehat dan bersih. Buku cerita “Tradisi Ruwatan” membantu saya mengerti arti dari tradisi ruwatan Buku cerita “Tradisi Ruwatan” membantu saya melestarikan tradisi ruwatan
10
0
100%
0%
8
2
80%
20%
10
0
100%
0%
10 8
0 2
100% 80%
0% 20%
10
0
100%
0%
10
0
100%
0%
10
0
100%
0%
10
0
100%
0%
9
1
90%
10%
Berdasarkan hasil dari kuesioner yang telah disebarkan pada 10 anak dapat disimpulkan bahwa anak-anak menjadi lebih tahu dan memahami tentang arti tardisi ruwatan, anak juga lebih memahami bahwa tradisi ruwatan juga sebagai ucapan syukur karena sudah terbebas dari marabahaya tersebut. Nilai-nilai karakter yang ada di dalam cerita tentang tradisi ruwatan tersebut juga sudah tersampaikan pada anak-anak sehingga mereka mengetahui bahwa di dalam tradisi ruwatan terdapat nilai-nilai karakter. Anak-anak lebih memahami bahwa di dalam tradisi ruwatan terdapat gotong royong dan kebersamaan, nilai iman dan ketakwaan, dan nilai kebersihan dan kesehatan karena orang yang sudah diruwat akan kembali bersih. Buku tersebut juga dapat membantu anak untuk melestarikan tentang tradisi ruwatan yang sudah ada sejak jaman dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
4.2. Pembahasan Hasil validasi prototipe buku cerita oleh ahli bahsa mendapatkan skor ratarata 3,3 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil uji coba prototipe, anak dapat memahami nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam tradisi ruwatan. Hal yang mendorong tercapainya pemahaman tentang nilai-nilai pendidikan karakter adalah prototipe buku cerita tentang tradisi ruwatan disusun oleh peneliti dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Prototipe dikembangkan dalam bentuk buku cerita bergambar Jean Piaget berpendapat bahwa tahap opersional konkret dimulai pada umur 7-11 tahun. Usia 9-11 tahun termasuk dalam operasional konkret. Tahap ini ditandai dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturanaturan yang logis (Anggota IKAPI, 2001:69). Dalam tahap ini anak-anak mulai menggunakan pemikiran yang logis untuk memecahkan suatu masalah. Ciri-ciri pemikiran konkret adalah sebagai berikut (Anggota IKAPI, 2001:77-86): adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh, melihat dari berbagai macam segi, serasi, klasifikasi, dan kausalitas. Anak dalam tahapan ini, ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan kenyataan atau konkret. Oleh karena itu, peneliti dalam mengembangkan produk berupa buku cerita tentang tradisi ruwatan dilengkapi dengan gambar-gambar yang konkret dan yang ada di lingkungan sekitar anak Buku cerita anak adalah cerita yang ditujukan untuk anak-anak dengan memuat cerita yang menarik dan terdapat lebih banyak gambarnya (Hardjana,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
2006:2). Sejalan dengan pendapat tersebut cerita anak adalah cerita yang ditulis dengan menggunakan sudut pandang anak, artinya cerita tersebut ditulis sesuai dengan pengalaman sehari-hari anak (Kurniawan, 2013:18). Tujuan dari buku cerita adalah buku cerita dapat membuat anak menjadi terinspirasi, membantu anak dalam perkembangan apresiasi kultural, memperluas pengetahuan anak, menimbulkan kesenangan tersendiri bagi anak, mengembangkan imajinasi anak, dapat memotivasi anak untuk lebih banyak menggali literatur (Raines & Isbell, 2002:vii). Buku cerita anak dapat dibedakan menjadi dua yaitu fiksi dan non fiksi. Fiksi adalah cerita yang dibentuk, dibuat, diadakan, dan diciptakan. Cerita fiksi adalah cerita yang semula tidak ada kemudian dengan sengaja dibentuk, dibuat, diadakan, maupun diciptakan agar cerita tersebut menjadi ada dan cerita non fiksi adalah cerita yang berdasarkan kenyataan (Hardjana, 2006:4). Melalui buku cerita dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik dan berwarna, anak akan menjadi lebih bersemangat dalam membaca. Gambargambar yang ada di dalam cerita tradisi ruwatan, membantu anak untuk memperjelas maksud dari cerita yang ditulis oleh peneliti. Sehingga anak dapat menangkap dan memahami maksud dari cerita tersebut. Gambar-gambar tersebut dapat dilihat dalam prototipe buku cerita tradisi ruwatan. Berikut ini merupakan beberapa gambar yang ada di dalam buku cerita:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Gambar 4.4 Gambar-Gambar Yang Ada di Dalam Buku Cerita b. Prototipe yang dikembangkan cerita tentang tradisi ruwatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter Pendidikan karakter diperlukan untuk mencapai karakter kebangasaan. Pendidikan karakter kebangsaan yaitu usaha yang dilakukan oleh suatu negara atau pemerintah melalui proses pendidikan dan pembelajaran guna mewujudkan kehidupan suatu bangsa dan negara dengan dasar ideologi, bermoral, bertoleran,bergotong royong, berakhlak mulia, berbudaya, dan berdasarkan Pancasila yang dijiwai oleh iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Pemerintah Republik Indonesia, 2010:7). Pendidikan karakter kebangsaan dapat membentuk individu-individu yang berkarakter yang dimaknai dalam empat bagian yaitu olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa. Karakter yang terkandung dalam tradisi ruwatan diantaranya meliputi olah hati meliputi bersyukur kepada Tuhan, hal tersebut ditunjukkan ketika tradisi ruwatan telah selesai diselenggarakan, keluarga menyediakan makanan tumpeng untuk disantap bersama oleh para warga. Olah pikir meliputi reflektif, hal tersebut ditunjukkan ketika pemotongan rambut anak yang diruwat. Hal tersebut melambangkan bahwa anak harus membuang pikiran yang buruk dan melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
yang baik. Olah raga/kinestetika meliputi berdaya tahan dan tangguh hal tersebut ditunjukkan ketika seorang anak yang diruwat menerima srah-srahan yang berupa kelapa, tebu wulung, dan bunga melati. Hal tersebut melambangan bahwa seseorang harus memiliki ketangguhan dan berdaya tahan yang kuat . Olah rasa dan karsa meliputi gotong royong dan kebersamaan, hal tersebut dapat ditunjukkan ketika melakukan kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan tradisi ruwatan, masyarakat secara bersama-sama bergotong royong untuk membantu mempersiapkan pelaksanaan tradisi ruwatan. Berikut ini merupakan hasil refleksi yang diisi oleh anak.
Gambar 4.5 Hasil Refleksi anak c. Produk
yang
dikembangkan
dapat
membantu
anak
dalam
meningkatkan minat membaca Kata “literasi” berasal dari bahasa Latin literatus, yang berarti orang yang belajar (Foster & Purves dalam Tiatri, 2004:44). Seorang literatus adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
orang yang memiliki kemampuan membaca, menulis, dan bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Latin (Tiatri, 2004:44). Dapat disimpulkan bahwa literasi anak adalah kemampuan membaca dan menulis yang dimiliki oleh anak. Tujuan dari membaca adalah 1) memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan, 2) memperoleh informasi dan menambah wawasan, 3) dapat menambah kosa kata (Abidin, 2012:5-8). Pengetahuan anak tentang tradisi ruwatan akan bertambah dengan adanya buku cerita tentang tradisi ruwatan. Selain menambah pengetahuan, kosakata anak juga akan bertambah belalui buku cerita tersebut. kemampuan membaca yang dimiliki oleh anak juga akan meningkat. Anak akan lebih tertarik dengan buku cerita yang memiliki banyak gambar, huruf yang digunakan besar-besar dan jelas, serta isi cerita yang tidak terlalu panjang. Oleh karena itu peneliti mendesain produk berupa buku cerita tentang tradisi ruwatan dengan dilengkapi oleh gambar-gambar yang menarik, huruf yang digunakan besar dan jelas, dan isi cerita tidak terlalu panjang. Sehingga anak dapat dengan mudah memahami maksud dari buku cerita tersebut. anak juga akan lebih termotivasi untuk membaca. Berikut ini merupakan data ketika anak membaca buku cerita tradisi ruwatan:
Gambar 4.6 Suasana Ketika Anak Membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
4.3. Kelebihan dan Kelemahan Prototipe Peneliti memperoleh masukan produk dari hasil validasi dan uji coba, data-data yang diperoleh tersebut dapat membantu peneliti untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan prototipe yang peneliti kembangkan. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan prototipe yang dikembangkan oleh peneliti. 4.3.1. Kelebihan Prototipe Buku Cerita Prototipe buku cerita tentang tradisi ruwatan ini memiliki kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Prototipe berisi informasi tentang kegiatan-kegiatan yang ada di dalam tradisi ruwatan. 2) Informasi tengang kegiatan-kegiatan dikemas dalam bentuk cerita bergambar. 3) Terdapat 17 gambar yang berisi kegiatan tradisi ruwatan. 4) Prototipe buku cerita tentang tradisi ruwatan terdapat penjelasan mengenai nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan yang terkandung dalam tradisi ruwatan. 4.3.2. Kekurangan Prototipe Buku Cerita Prototipe buku cerita tentang tradisi ruwatan ini juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Huruf dalam cerita terlalu kecil, 2) terdapat cerita yang terlalu panjang. 3) Penggunaan bahasa belum menggunakan Kaidah Bahasa Indonesia yang baik. 4) Terdapat beberapa gambar yang kurang menonjolkan tentang nilai pendidikan karakter kebangasaan dengan kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP Bab V ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing subbab tersebut. 5.1. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter dikembangkan dengan prosedur penelitian dan pengembangan dari model pengembangan prototipe yang meliputi enam langkah, yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, dan 6) uji coba produk hingga menghasilkan produk berupa prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter. 2. Prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dari hasil refleksi dapat membantu anak memahami nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan. 5.2. Keterbatasan Penelitian 1. Uji coba terbatas pada 10 anak. 2. Dari beberapa tradisi Jawa, peneliti hanya mengembangkan buku cerita tentang tradisi ruwatan. 5.3. Saran 1. Uji coba prototipe akan lebih bagus jika dilakukan lebih dari 10 anak Sebaiknya prototipe yang dihasilkan lebih dari satu tradisi.
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama Anggota IKAPI. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Azizah, Nur. 2013. Pengembangan Buku Cerita Rakyat Bahasa Jawa Berbasis Kontekstual di Kabupaten Brebes. Sekripsi: Universitas Negeri Semarang Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2014. Asesmen Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Darmoko. 2002. Ruwatan: Upacara Pembebasan Malapetaka Tinjauan Sosiokultural Masyarakat Jawa. Dalam Makara, Sosial Humaniora, Vol. 6, No. 1, Juni 2002. Hardjana. 2006. Cara Mudah Mengarang Cerita Anak-Anak. Jakarta: Grasindo. Hartinah, Sitti. 2008. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama. Herawati, Nanik. 2010. Mutiara Adat Jawa. Yogyakarta: PT Intan Parwira. Kurniawan, Heru. 2013. Menulis Kreatif Cerita Anak. Jakarta: Permata Puri Media. Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: AR-RUZZ Media. Kesuma, Dharma. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Mustafa, Fahim. 2005. Agar Anak Anda Gemar Membaca. Bandung: Mizan Media Utama. Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Kebijakan Naskah Pembangunan Karaker Bangsa. Kemendiknas. Raines, Shirley dan Rebeca Isbell. 2002. 17 Cerita Moral Dan Aktivitas Anak.Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alvabeta. Sulistyobudi, Noor, Wahjudi Pantja Sunjanta dan Sujarno. 2013. Upacara Adat. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya. Sutrisno, Marcelina Felik Sari Budi. 2016. Pengembangan Prototipe Buku Delapan Permainan Tradisional Jawa Untuk Membangun Karakter Anak. Sekripsi: Universitas Sanata Dharama. Tiatri, Sri. 2004. Dari Anak Sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Tim Penyusun Kamus. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Tim Reality. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher. Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yaumi, Muhammad. 2014. Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, Dan, Implementasi. Jakarta: Prenadamedia Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 Lampiran 1a Pedoman Wawancara
No
Kisi-kisi
1
Apakah arti dari ruwatan?
2
Apa tujuan dari ruwatan?
3
Apa saja yang harus dipersiapkan dalam tradisi ruwatan?
4
Siapa saja yang ikut melakukan tradisi ruwatan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Lampiran 1b Hasil Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 Lampiran 2a Kisi-Kisi Kuesioner Pra Penelitian
No
Aspek
Nomor Item
1.
Definisi ruwatan
1 dan 2
2.
Tujuan ruwatan pada umumnya
3 dan 4
3.
Kegiatan-kegiatan pada tradisi ruwatan
5, 6, 7, 8, 9, dan 10
4.
Upaya mengenalkan budaya Jawa menggunakan buku
11 dan 12
cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 Lampiran 2b Validasi Kuesioner Pra Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 Lampiran 2c Kuesioner Anak Pra Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 Lampiran 2d Hasil Rekapitulasi Kuesioner Anak Pra Penelitian Nomor Soal Kode Probandus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 7 2 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3 3 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6 4 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6 5 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 4 6 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 5 7 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 4 8 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 8 9 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 3 10 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 12 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 5 13 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 3 14 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7 15 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 5 16 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 5 17 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 18 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 19 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 6 20 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 5 Jumlah 6 3 6 11 10 3 7 4 10 8 18 17 103 % 30,00 15,00 30,00 55,00 50,00 15,00 35,00 20,00 50,00 40,00 90,00 85,00 70,00 85,00 70,00 45,00 50,00 85,00 65,00 80,00 50,00 60,00 10,00 15,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 Lampiran 3a Validasi Prototioe Ahli Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 Lampiran 3b Kuesioner Uji Coba Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 Lampiran 3c Hasil Rekapitulasi Kuesioner Uji Coba Produk
Nomor Soal kode Probandus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 4 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 jumlah 10 8 10 10 8 10 10 10 10 9 95 % 100,00 80,00 100,00 100,00 80,00 100,00 100,00 100,00 100,00 90,00 0,00 20,00 0,00 0,00 20,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 Lampiran 4a Surat Ijin Pra Penelitian di SD Negeri Tegalrejo 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 Lampiran 4b Surat Ijin Uji Coba Produk di SD Kanisius Kenteng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 Lampiran 4c Surat Sudah Melakukan Pra Penelitian di SD Negeri Tegalrejo 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 Lampiran 4d Surat Sudah Melakukan Uji Coba Produk di SD Kanisius Kenteng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 Lampiran 5a Hasil Refleksi Anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Lampiran 5b Foto Kegiatan Penelitian
Kondisi Kelas ketika Anak sedang Membaca Buku Tradisi Ruwatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 Kegiatan Mengisi Kuesioner dan Melakukan Refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Curriculum Vitae
Maria Septi Hayuadhine merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Lahir di Kulon Progo pada tanggal 11 September 1993. Pendidikan dasar di peroleh di SD Negeri Tanjung dan tamat pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Kemasyarakatan Promasan dan tamat pada tahun 2009. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA K Stella Maris, Surabaya, tamat pada tahun 2012. Pada tahun 2012, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan di luar perkuliahan. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti peneliti. 1.
Peserta Bedah Buku Spritualitas Guru Kristiani “Roh Sang Guru” tahun 2013.
2.
Seksi Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi Kegiatan Perayaan Pekan Suci tahun 2013.
3.
Pengisi Acara Pelepasan Wisuda Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2013
4.
Peserta kuliah umum “Learning from the past for a better future: We and the 1965 tragedy” tahun 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
5.
Seksi Pendamping Kelompok Kegiatan Inisiasi Mahasiswa Baru Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2013.
6.
Peserta Studium Generale “Family Problems and Children’s Motivation to Learn” tahun 2014.
7.
Peserta Live Show Karawitan di TVRI pada tahun 2014.
8.
Pengisi Acara Pekan Kreativitas dan Malam Kreativitas Mahasiswa dengan tema: ”The Future Educator” tahun 2014.
9.
Anggota Devisi Konsumsi Pekan Kreativitas dan Malam Kreativitas Mahasiswa dengan tema: ”The Future Educator” tahun 2014.
10. Peserta Diseminasi Hasil Magang International Baccalaureate-Primary Years Programme (IB-PYP) tahun 2014. 11. Bendahara II Kegiatan Inisiasi Mahasiswa Baru Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2014. 12. Peserta kuliah umum “Diseminasi Hasil Magang Dosen: Pendidikan Luar Biasa” tahun 2014. 13. Peserta kuliah umum “Diseminasi Hasil Magang Dosen: Curiculum Cambridge” tahun 2014. 14. Peserta kuliah umum “Mental Health in Children: Theory and Reserach” tahun 2014. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak Tentang Tradisi Ruwatan dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan”.