PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU Oleh :
WISNU WARDHONO Abstrak Guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Guru dituntut memiliki persiapan yang matang, perencanaan pembelajaran yang sistematis dan aplikatif, serta semua tindakan guru harus terukur dengan baik, demikian pula guru harus berkemampuan yang meliputi unjuk kerja, penguasaan materi pelajaran, penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya. Fakta di lapangan menunjukan kompleknya permasalahan pendidikan kita. Tingkat kualitas dan kompetensi guru menjadi kendala utamanya, mulai dari guru yang tidak memiliki kelayakan kompetensi, hingga rendahnya tingkat profesionalisme guru itu sendiri. Oleh sebab itu pengembangan profesional guru merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan, pengambangan kompetensi guru yang dilaksanakan harus sesuai dengan kebutuhan, dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan kepribadian sesuai dengan kebutuhan profesinya
PEMBAHASAN Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Dalam konteks di atas, peran dan fungsi guru bukan lagi sekedar pentransfer ilmu dan pembuka wawasan bagi para siswa didik, guru juga dituntut untuk menjadi agen perubahan dan membuat masa depan pendidikan menjadi lebih baik. Hal ini memang tidaklah mudah sebab membutuhkan guru yang profesional, yaitu guru yang memiliki pengetahuan luas, ketrampilan dan kemampuan memahami tugas-tugas yang dibebankan kepadanya serta mampu mengaktualisasikan kurikulum yang ada.
Karena itu, setiap guru dituntut memiliki persiapan yang matang, perencanaan pembelajaran yang sistematis dan aplikatif, serta semua tindakan guru harus terukur dengan baik, agar tidak salah dalam mengajar. Guru diharapkan dapat memahami konsep, petunjuk, dan nilai-nilai yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan silabus dan persiapan pengajaran sebagai wujud dari kadar kompetensi guru. Menurut Saud U.S. (2012) Guru paling tidak mempunyai ciri-ciri : Mempunyai komitmen pada proses belajar mengajar, menguasai secara mendalam materi pelajaran dan cara mengajarkannya, mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya, dan merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya yang memungkinkan mereka untuk selalu meningkatkan profesionalismenya Pendidikan sebagai salah satu bidang kajian sosial selalu menemui pengaruh-pengaruh yang terjadi di dalam masyarakat. Dunia yang sedang mengalami perubahan menuntut agar gaya maupun pendekatan pendidikan juga disesuaikan dengan tuntutan zaman. Berkenaan dengan perubahan atau pengembangan kurikulum, terjadi pula inovasi dalam proses pembelajaran, yang menyebabkan pula perubahan dalam peranan guru. Perubahan dalam peranan guru ini disebabkan oleh tuntutan pendidikan yang harus berubah. Pendidikan yang di dasarkan pada “ mengingat” dewasa ini telah diganti dengan bermacam-macam metode untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam pengamatan, analisis dan penalarannya. Dengan pengayaan isi program pendidikan, peran guru dituntut untuk menguasai pendekatan pembelajaran, metode, dan teknik pembelajaran. Ketiga pengertian ini mempunyai hubungan yang hirarki. Guru sebagai salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan yang sangat mempengaruhi hasil pendidikan. Oleh karena itu, tidak semua orang dapat menjadi guru, kecuali memperoleh pendidikan profesional untuk jabatan tersebut. A. Profesionalisme Guru Dewasa ini ada kecenderungan dalam masyarakat untuk menuntut profesionalisme dalam bekerja, hal tersebut menunjukkan refleksi dari adanya tuntutan yang semakin besar dalam masyarakat akan proses dan hasil kerja yang berkualitas. Demikian pula tuntuan masyarakat terhadap guru, tuntutan dan harapan masyarakat yang terus meningkat dan berubah membuat guru semakin ditantang. Menurut Saud US (2012) Perubahan yang terjadi pada masyarakat melahirkan tuntutan baru terhadap peran (role exspectation) yang seharusnya dimainkan oleh guru. Akibatnya setiap penambahan kemampuan guru selalu berpacu dengan meningkatnya kemampuan dan harapan masyarakat tersebut kadang lebih cepat dari kemampuan guru untuk memenuhinya.
Menurut Tilaar H.A.R. (2002) Adapun pengertian profesionalisme itu sendiri adalah, “suatu pandangan bahwa suatu keahlian tertentu diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang mana keahlian itu hanya diperoleh melalui pendidikan khusus atau latihan khusus”. Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Guru yang profesional memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas
pendidikan dan pengajaran dengan baik. serta
memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Setiap guru adalah merupakan pribadi yang berkembang. Bila perkembangan ini dilayani, sudah tentu dapat lebih terarah dan mempercepat laju perkembangan itu sendiri, yang pada akhirnya memberikan kepuasan kepada guru-guru dalam bekerja di sekolah sehingga sebagai pekerja, guru harus berkemampuan yang meliputi unjuk kerja, penguasaan materi pelajaran, penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya. (Pidarta ,1999) Menurut Bafadal I, (2003) Guru dengan visi yang tepat memiliki pandangan yang tepat tentang pembelajaran yaitu (1) pembelajaran merupakan jantung dalam proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan terletak pada kualitas pembelajarannya, dan sama sekali bukan pada aksesoris sekolah, (2) pembelajaran tidak akan menjadi baik dengan sendirinya, melainkan melalui proses inovasi tertentu, sehingga guru dituntut melakukan berbagai pembaruan dalam hal pendekatan, metode, tehnik, strategi, langkah-langkah, media pembelajaran mengubah “status quo” agar pembelajaran menjadi lebih berkualitas, dan (3) harus dilaksanakan atas dasar pengabdian, sebagaimana pandangan bahwa pendidikan merupakan sebuah pengabdian, bukan sebagai sebuah proyek. Guru dengan aksi inovatif dan mandiri memiliki pandangan sebuah harapan tidak akan berarti apaapa bilamana tidak diiringi dengan berbagai program kerja pembaruan menuju pembelajaran yang berkualitas. Untuk menopang ketercapaian visi tersebut, guru harus harus mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan guna melaksanakan profesinya agar mencapai hasil yang memuaskan. Menurut Mulyasa (2007) Kompetensi yang di persyaratkan diantaranya pertama kompetensi paedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya; kedua kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus dimiliki guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif dan beribawa, menjadi tauladan bagi peserta didik, dan berahlak mulia; ketiga kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasaoi nateri yang diajarkan; keempat kompetensi sosial adalah
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif, berinteraksi dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan mayarakat sekitar. Kompetensi tersebut merupakan modal dasar bagi guru dalam membina dan mendidik peserta didik sehingga tercapai mutu pendidikan yang akan menghasilkan peserta didik yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang paripurna. B. Tantangan dan Permasalahan Pengembangan Guru Kompleknya masalah yang meliputi dunia kependidikan dewasa ini masih perlu mendapat perhatian dari semua pihak. Mulai dari kualitas tenaga pendidik yang belum mencapai target hingga masalah kesejahteraan guru. Fakta di lapangan, permasalahan jauh lebih kompleks dalam lingkungan pendidikan kita. Tingkat kualitas dan kompetensi guru menjadi kendala utamanya, mulai dari guru yang tidak memiliki kelayakan kompetensi untuk mengajar mata pelajaran tertentu, hingga rendahnya tingkat profesionalisme guru itu sendiri. Padahal profesionalitas guru dalam menciptakan proses dan luaran pendidikan persekolahan yang bermutu merupakan prasyarat terwujudnya sumber daya manusia Indonesia yang kompetitif dan mandiri di masa datang. Oleh karena itu diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan kontinyu bagi peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional guru. Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan beratnya tantangan yang dihadapi oleh Guru dalam usaha meningkatkan keprofesionalannya, Menurut Dedi Supriadi (1999) ada 5 tantangan yang dihadapi profesi guru : Kekurang jelasan tentang definisi profesi keguruan, Desakan kebutuhan masyarakat, dan sekolah akan guru, sulitnya standar mutu guru dikendalikan dan dijaga, PGRI belum banyak aktif melakukan kegiatan-kegiatan yang secara sistematis dan langsung berkaitan dengan peningkatan profesionalisme guru, dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat melahirkan tuntutan-tuntutan baru terhadap peran yang seharusnya dimainkan oleh guru C. Pengembangan Profesionalisme Guru Pengembangan profesionalisme guru dilakukan berdasarkan kebutuhan institusi kelompok guru dan individu guru, menurut Danim dalam Saud US. (2012) “dari perspektif institusi,
pengembangan
guru
dimaksudkan
untuk
merangsang,
memelihara
dan
meningkatkan kualitas dalam memecahkan masalah-masalah keorganisasian”. Selanjutnya dikatakan bahwa pengembangan guru berdasarkan kebutuhan institusi adalah penting, namun hal yang lebih penting adalah berdasarkan atas kebutuhan individu guru untuk menjalani profesionalisme guru, karena substansi kajian dan konteks pembelajaran selalu berkembang
dan berubah, menurut dimensi ruang dan waktu, guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya. Dalam penelitian mutakhir dalam Munandar ( 2001) dijelaskan: guru perlu memiliki seperangkat keterampilan dan kompetensi agar dapat mengajar secara efektif, yaitu 1) Pengetahuan tentang watak dan kebutuhan siswa berbakat, 2) Keterampilan menggunakan teks dan tes, 3) Keterampilan menggunakan dinamika kelompok, 4) Keterampilan dalam bimbingan dan konseling, 5) Keterampilan dalam pengembangan pemikiran kreatif, 6) Keterampilan menggunakan strategi seperti simulasi, 7) Keterampilan memberikan kesempatan belajar pada semua tingkat kognitif (mulai tingkat rendah sampai tingkat tinggi), 8) Keterampilan dalam menghubungkan dimensi kognitif dan afektif, 9) Pengetahuan tentang perkembangan baru dari pendidikan, 10) memiliki pengetahuan tentang riset mutakhir mengenai perkembangan siswa. Menurut Mulyasa (2003) “Banyak cara yang dapat dilakukan guna mengembangkan keterampilan dan kompetensi guru, baik perorangan maupun kelompok atau dalam satu sistem yang diatur oleh lembaga, antara lain dengan cara on the job training dan in service Training”. Sedangkan menurut Castetter ada lima model pengembagan guru yang dapat dilakukan, seperti yang terdapat dalam tabel di bawah ini : Tabel Model Pengembangan Guru Model Pengembangan Guru Individual Guided Staff Development
Keterangan
Para guru dapat menilai kebutuhan belajar mereka dan mampu belajar aktif serta mengarahkan diri sendiri. Para guru harus dimotivasi saat menyeleksi tujuan belajar berdasar penilaian personil dan kebutuhan mereka Observation/Assessment Observasi dan penilaian dari instruksi menyediakan guru dengan data yang dapat direfleksikan dan dianalisis untuk tujuan peningkatan belajar siswa. Refleksi oleh guru pada praktiknya dapat ditingkatkan oleh observasi lainnya. Involvement in a Development/ Improvement Pembelajaran orang dewasa lebih efektif Process ketika mereka perlu untuk mengetahui atau perlu memecahkan suatu masalah. Guru perlu untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui keterlibatan pada proses peningkatan sekolah atau pengembangan kurikulum Training Ada teknik-teknik dan perilaku-perilaku yang pantas untuk ditiru guru dalam kelas. Guru-guru dapat merubah perilaku mereka dan belajar meniru perilaku dalam kelas mereka
Inguiri
Pengembangan profesional adalah studi kerjasama oleh para guru sendiri untuk permasalahan dan isu yang timbul dari usaha untuk membuat praktik mereka konsisten dengan nilai-nilai bidang pendidikan
Sumber : Castetter dalam Saud US.(2012) Beberapa model pengembangan ini sengaja dirancang untuk menghadapi pembaharuan pendidikan.
Guna
meningkatkan
profesionalitas
guru
dalam
rangka
menghadapi
pembaharuan tersebut maka perlu dilakukan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan yang dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan, dan berkelanjutan. Menurut Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional (2005) alternatif pengembangan profesional guru antara lain : program peningkatan kualifikasi pendidikan guru, program penyetaraan dan sertifikasi, program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi, program supervisi pendidikan, program pemberdayaan MGMP, simposium guru, program pelatihan, membaca dan menuis jurnal atau karya ilmiah, partisipasi dalam pertemuan ilmiah, melakukan penelitian, magang, mengikuti berita aktual, berpartisipasi aktif dalam organisasi profesi, menggalang kerjasama dengan teman sejawat. Pada hakikatnya pengembangan guru adalah pengambangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga jarak antara pengetahuan , keterampilan, kompetensi sosial dan kepribadian sesuai dengan kebutuhan profesinya. Menurut Mulyasa (2013) “Pengembangan guru berkelanjutan sangat penting mengingat perspektif ke depan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni akan semakin pesat dan merambah berbagai aspek kehidupan yang semuanya mempengaruhi tugas dan fungsi guru”.
DAFTAR PUSTAKA Bafadal I, (2003), Peningkatan Profesional Guru SD, Jakarta, Bumi Aksara Bimo Walgito. 2001. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Penerbit Andi Castetter WB. (1981) The Personnel Function in Education Administration Pensylvania, Macmillan Malingi Bahtiar, 2009. Mempersiapkan Kompetensi Menuju Sertifikasi Guru/ IAIN Mataram NTB. Mataram Mulyasa 2007, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung PT Remaja Rosdakarya Mulyasa 2013, Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru, Bandung PT. Rosda
Munandar, M. 2001. Budgeting, Perencanaan Kerja Pengkoodinasian Kerja Pengawasan Kerja Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE Universitas Gajah Mada. Pidarta .1999. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara. Saud US. 2012, Pengembangan Profesi Guru, Bandung PT. Alfabeta Supriadi dedi (1999), Mengangkat Citra dan Martabat Guru, Yogyakarta, Adicta Karya Nusa Sutaryadi, 1990. Administrasi pendidikan. Surabaya: Usaha nasional Tilaar H.A.R. (2002), Membenahi Pendidikan Nasional ,Jakarta: PT. Rineka Cipta,