VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) DI SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK FULLDAY Maulidya ulfah FIPS IKIP Veteran Semarang Email :
[email protected]
ABSTRAK Pembelajaran PAIKEM dirancang agar mengaktifkan anak dan mengembangkan kreativitas sehingga efektif dengan inovatif namun tetap menyenangkan. Siswa melakukan kegiatan beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap dan pemahaman dengan mengutamakan belajar sambil bermain dan bekerja, guru menggunakan berbagai sumber belajar dan alat bantu. Sekolah fullday adalah model sekolah umum sehari penuh yang memadukan sistem pengajaran secara intensif. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan secara kualitatif, dengan mengambil latar penelitian di Sekolah TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Fullday Yogyakarta. Pengumpulan datanya dengan observasi, wawancara bebas terpimpin dan dokumentasi. Data yang sudah didapatkan, selanjutnya dianalisis dengan konsep analisa data mengalir. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber ganda dan metode ganda. Hasil penelitian menunjukkan pengembangan PAIKEM dilaksanakan melalui pola kehidupan yang Islami dan dituangkan dalam kegiatan bermain dan belajar di lingkungan sekolah. Pelaksanaan PAIKEM bertujuan untuk mewujudkan visi sekolah yang tertuang dalam semboyan unggul dalam kecerdasan spiritual, emosional dan intelektual. Pendekatan yang dominan adalah keteladanan dan pembiasaan. Prinsip pengembangan PAIKEM antara lain: keterampilan bertanya dan pengelolaan kelas. Metode yang dikembangkan meliputi: bercerita, bermain, bernyanyi, tanya jawab, karyawisata, proyek, sosiodarama, demonstrasi. Hasil pelaksanaannya di lingkungan sekolah baik, hal ini dapat dilihat dari pengabdian tinggi para guru, keaktivan siswa, penilaian pihak atasan, reputasi sekolah yang baik, pelaksanaan tiga ranah psikologis pembelajaran yang sudah di terapkan, prestasi siswa dan guru serta dukungan sarana dan lingkungan. Kata Kunci : Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
I. PENDAHULUAN Para
praktisi
pendidikan
menganggap
bahwa
perubahan
paradigma
penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa aspek pendidikan. Hal ini terkait erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini yang senantiasa mengalami perubahan. Dalam proses kependidikan, perubahan meliputi berbagai komponen yang sangat terkait antara satu dengan yang lain, antara lain sarana prasarana, sistem administrasi, kurikulum, metode pembelajaran, proses penilaian, MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
59
VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
profesionalisme, edukasi, media pengajaran. Perubahan dan
perkembangan yang
dimaksud tentunya secara langsung berpengaruh terhadap efisiensi dan efektivitas belajar mengajar baik secara fisik maupun psikis. Selain itu, dalam konteks sebuah proses, perubahan juga menunjang pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan baik secara Nasional maupun kelembagaan bahkan dalam setiap proses pengajaran. Fenomena di atas merupakan faktor utama dalam menentukan strategi pembelajaran maupun model pembelajaran yang diberlakukan oleh Pemerintah dalam rangka mengembangkan kualitas pembelajaran. Adapun strategi pembelajaran yang dibuat bertujuan agar siswa lebih aktif dan kreatif sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan siswa sehingga kegiatan belajar mengajar di sekolah terus menyenangkan. Sebagaimana prinsip dalam buku quantum learning bahwa belajar itu haruslah mengasyikkan dan berlangsung dalam suasana gembira sehingga pintu masuk untuk informasi baru akan lebih lebar dan terekam dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran pada usia taman kanak-kanak yang masih dalam lingkup anak usia dini, mempunyai peranan penting dalam membentuk watak dan perilaku
anak.
Oleh
karena
itu,
setiap
proses
pembelajaran
seharusnya
mempertimbangkan perlunya mengevaluasi setiap nilai-nilai pendidikan dalam kegiatan pembelajaran. Pendidikan dengan Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) mempunyai peranan yang sangat penting sekali dalam memberikan bekal kepada anak didik dalam hal kerangka berpikir (made of though). Komponen yang diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut, diantaranya adalah kurikulum, pendidik, strategi pembelajaran. Siswa diajak untuk berpikir aktif sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan dan materi dapat dipahami siswa dengan mudah. Melihat fenomena yang terjadi dalam pendidikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengembangan PAIKEM sekolah yang berbasis fullday. TK ’Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta sebagai lembaga pendidikan taman kanak-kanak fullday school, memiliki ciri khas dengan mengangkat visi terwujudnya anak didik yang unggul dalam kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Sekolah ini merupakan lembaga penyelenggara pendidikan tingkat usia dini yang menyelenggarakan proses pendidikan dari anak usia dua sampai enam tahun yang dilaksanakan secara fullday atau sehari penuh.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
60
VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
II. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pengembangan PAIKEM di Sekolah PAIKEM terhadap siswa di TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta melalui pola hidup Islami yang dituangkan dalam kegiatan bermain dan belajar dari pagi sampai sore (fullday) di lingkungan sekolah. PAIKEM ini merupakan upaya sekolah demi mewujudkan anak didik yang unggul dalam kecerdasan spiritual, emosional dan intelektual dengan semboyan yakni, mendidik dengan kasih sayang ibu. Pengembangan PAIKEM di atas dapat memberikan ruang gerak kepada seluruh warga sekolah terutama pendidik terhadap peran sertanya dalam mendidik siswa dengan kasih sayang, memberikan contoh atau teladan yang baik di dalam maupun di luar kelas dalam lingkungan sekolah. 1. Dasar dan Tujuan Pengembangan PAKEM Pengembangan PAIKEM dalam pelaksanaannya di TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta menggunakan landasan al Qur’an. Pada aktivitas pembelajaran sangat
penting
untuk
menciptakan
suasana
yang
menggembirakan
dan
menciptakan kesan baik pada diri siswa. Guru menjadi teladan bagi siswanya, maka harus memberikan kehalusan dan kelembutan. Aktivitas pembelajaran juga mengacu pada: 1) UU No. 20 tahun 2003 pasal 4 ayat 3 bahwa pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. 2) PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 bahwa bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, keativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 2. Pendekatan dalam Pengembangan PAKEM Pada pendekatan pembelajaran, peneliti merujuk pada psikologi pendidikan. Prinsip psikologi pendidikan memusatkan pada proses dari guru kepada siswa yang memperhatikan tentang informasi, ketrampilan, nilai dan sikap. Adapun komponenkomponen penting dalam psikologi pendidikan jika dihubungkan dengan PAIKEM di TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta meliputi: a. Dinamika sosial dalam kelas Pada proses pembelajaran banyak ditemui dinamika sosial dalam kelas mulai dari kepribadian guru yang tegas, disiplin, santai dalam mendidik siswa. Ketika siswa ramai saat guru berbicara maka terdapat variasi guru dalam MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
61
VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
menenangkan siswa, diantaranya ada sebagian guru yang langsung menyuruh siswanya diam, ada pula yang mengalihkan dengan cerita, nyanyian dan mengajak bermain. b. Psikologi Belajar Suasana belajar diatur sedemikian rupa sehingga anak didik dapat dengan mudah memahami materi dan nilai-nilai dalam pembelajaran dengan proses penerimaan yang baik sehingga dapat diingat dan terekam dalam memori otak lebih lama sehingga perilaku siswa dapat menjadi lebih baik dengan pembiasaan sehari-hari. c. Motivasi dan pengelolaan kelas Guru-guru memberi motivasi yang tinggi kepada siswa agar siswa senang masuk sekolah dan senang terhadap kegiatan bermain dan belajar. Selain itu, kelas diatur senyaman mungkin agar siswa lebih mudah menerima materi pelajaran. d. Penjelasan teori Pada proses pembelajaran terlebih dahulu seorang guru harus memiliki tujuan yang jelas, hal ini tertuang dalam beberapa indikator pembelajaran yang terdapat dalam program semester, rancangan kegiatan mingguan dan rancangan kegiatan harian. e. Perbedaan Individu TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta memiliki siswa-siswa dengan beraneka ragam individu seperti status keluarga, ekonomi, intelegensi dan kreativitas.
Pada
pelaksanaan
pengembangan
PAIKEM
yakni
dengan
kerjasama, yang kaya tidak sombong dan yang miskin tidak rendah diri, siswa yang pintar dapat membantu siswa yang belum tahu. Peraturan sekolah pun tidak membolehkan siswa membawa mainan dan makanan sendiri dari rumah. Jadi, tidak timbul rasa iri dalam jiwa siswa dan ada hubungan antar sesama dan tidak merugikan antara siswa yang satu dengan yang lain. Pembelajaran secara fullday memberikan manfaat yakni: ikatan emosional antara siswa makin erat. f. Pengukuran dan Statistik Pengukuran dan statistik dapat disebut juga dengan evaluasi atau hasil belajar siswa. Hasil belajar dengan pengembangan PAIKEM dapat diamati secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendekatan dalam pengembangan PAIKEM pada siswa di TK ‘Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta mengutamakan modeling melalui keteladanan, MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
62
VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
nasihat yang baik dan penuh kasih sayang melalui pendekatan yang tegas dan konsisten dalam memberikan ganjaran kepada siswa yang rajin, aktif, kreatif, patuh, berdedikasi tinggi, dan berprestasi atau dalam memberikan sanksi terhadap siswa yang melanggar, semuanya itu berorientasi pada upaya membantu siswa untuk memahami diri dan lingkungannya. Upaya sekolah ini diwujudkan melalui prinsip kebersamaan, terbuka, akrab, melayani, dan memahami siswa dengan mengenalkan pembelajaran taman kanak-kanak, melibatkan, mengikutsertakan, tanpa mengandung unsur pemaksaan dan membiasakan siswa dalam aneka kegiatan pembelajaran sekolah, nilai kebersihan, nilai kerapian, nilai kesungguhan, nilai tanggung jawab dan kejujuran. Beberapa pendekatan yang digunakan sekolah dalam pengembangan PAIKEM pada siswa di lingkungan sekolah antara lain: a. Keteladanan Keteladanan adalah memberikan contoh-contoh atau teladan yang baik kepada siswa melalui contoh-contoh konkrit baik langsung maupun tidak langsung supaya ditiru dan dilaksanakan. Keteladanan yang diperlihatkan pendidik sesuai dengan kepribadian guru masing-masing. Oleh sebab itu, maka tindakan yang dilakukan guru bisa sama, tetapi sesungguhnya menggunakan pendekatan yang berbeda; ada luwes, dan ada yang tidak keras, persuasif dan personal. Adanya variasi pendekatan yang digunakan guru adalah atas pertimbangan prinsip perbedaan dan kebutuhan individual siswa. Menurut orang tua siswa, para guru lebih banyak memberikan contoh daripada menyuruh, misalnya dalam pelaksanaan aksi kebersihan sekolah (semutlis), mengucapkan salam, tersenyum, membuang sampah pada tempatnya. b. Pembiasaan atau Training Pembiasaan adalah cara yang baik untuk menanamkan nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan tertentu. Selain itu, dapat menambah kecepatan atau ketepatan serta kesempurnaan dalam melakukan sesuatu. Dalam upaya mengefektifkan pendekatan pembiasaan, maka dibuat buku khusus pembiasaan siswa. Buku tersebut diisi oleh guru dalam bentuk narasi singkat. Diantara pembiasaan siswa yang terdapat dalam buku tersebut antara lain: mengucapkan salam, bersalaman, raut wajah atau emosi, bermain, mendengarkan, mengerjakan tugas dll.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
63
VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
c. Tematik TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta dalam perencanaaan pengembangan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan menggunakan pendekatan tematik. Dalam waktu satu tahun tema-tema yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Semester I, tema: diri sendiri, lingkunganku, kebutuhanku, binatang dan tanaman. 2) Semester II, tema: rekreasi, pekerjaan, air udara api, alat komunikasi, tanah air, transportasi, alam semesta, 3. Prinsip Pengembangan PAIKEM Pada proses belajar mengajar terdapat prinsip-prinsip pembelajaran yang harus diperhatikan guru. Prinsip-prinsip pada pengembangan PAIKEM di TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta diantaranya adalah a. Ketrampilan Bertanya Ketrampilan bertanya merupakan basic inquri, yaitu siswa lebih aktif, kreatif dan menyenangkan dalam belajar dan bermain dengan suasana yang hidup dan progresif sehingga siswa dapat menyerap kegiatan dengan mudah. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki bermacam-macam strategi pembelajaran sehingga dapat mendorong siswa untuk terampil bertanya. Strategi pembelajaran di TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta bertujuan untuk 1) Mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa Siswa diberi kebebasan untuk berpikir sesuai dengan pemahamannya sedangkan guru memberi pengarahan dan bimbingan agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2) Menggali informasi Siswa yang bertanya dapat diamati bagaimana siswa tersebut mencari informasi. 3) Memantau pemahaman siswa Guru pada proses pembelajaran selalu memperhatikan perkembangan pemahaman siswa dengan cara memberikan pertanyaan. Pemahaman siswa ini dapat berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan maupun materi yang telah diajarkan.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
64
VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
4) Membangkitkan tanggapan siswa Guru memberikan suatu cerita gagasan atau masalah yang kemudian siswa memberikan pendapatnya. Hal ini dapat membedakan siswa yang aktif dan siswa yang pasif. 5) Mengetahui sejauhmana keinginan siswa 6) Membangkitkan keberanian siswa dalam bertanya Pada pengembangan PAIKEM interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan siswa yang lebih banyak dapat menciptakan suasana pembelaj aran yang saling memiliki dan mendukung untuk membimbing dan kerjasama dalam proses belajar mengajar. b. Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas sangat penting agar suasana di kelas dapat kondusif dan nyaman untuk belajar. Seorang guru jika tidak mampu dalam menguasi kelas maka siswanya akan ramai dan proses pembelajaran akan terganggu. Prinsip pengembangan PAIKEM adalah mementingkan pada kreativitas siswa dan ketrampilan guru dalam proses pembelajaran serta pengelolaan kelas yang baik, nyaman dan menyenangkan. 4. Pemilihan Metode Metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran anak agar mencapai kompetensi yang ditetapkan. Metode yang digunakan guru TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta antara lain: a. Metode bercerita Metode bercerita adalah cara bertutur kata dengan penyampaian cerita atau memberikan penjelasan kepada anak secara lisan, misalnya pada kegiatan shiroh sejarah Nabi dan sahabat. Teknik ini mengandalkan kemampuan seorang guru untuk berbicara panjang lebar, memiliki kemampuan layaknya artis dan mampu menyelipkan pesan-pesan moral, intelektual. b. Metode Bernyanyi Metode beryanyi adalah metode pembelajaran yang menggunakan media nyanyian sebagai wahana belajar anak. Musik sangat mempengaruhi kehidupan anak-anak. Metode bernyanyi yang dilengkapi dengan musik akan sangat membantu anak melakukan pendewasaan diri dan melakukan kegitan dengan hati senang.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
65
VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
c. Metode Bermain Metode bermain dengan menerapkan permainan atau mainan tertentu sebagai
wahana
pembelajaran
siswa.
Metode
ini
dapat
meningkatkan
kemampuan berimajinasi, berkreativitas dan berinovasi. d. Metode Bercakap-cakap Metode bercakap-cakap dengan bertanya jawab antara anak dengan guru atau antara anak dengan anak. Bercakap-cakap dapat dilaksanakan dalam bentuk 1) bercakap-cakap menurut tema 2) bercakap-cakap bebas 3) bercakap-cakap berdasarkan gambar seri. e. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab dilaksanakan dengan cara mengajukan pertanyaan tertentu kepada anak. Metode ini digunakan untuk 1) mengetahui pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki anak 2) memberi kesempatan anak untuk bertanya 3) mendorong keberanian anak untuk mengemukakan pendapat. f. Metode Karyawisata Metode ini dilakukan dengan mengajak anak mengunjungi objek-objek edukatif yang sesuai dengan tema. Metode ini di TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta dikenal dengan kegiatan pengenalan lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan setiap dua sampai tiga bulan sekali, misalnya: Museum Dirgantara Laksda Adisucipto, pemadam kebakaran di Balaikota, Taman Pintar dll. g. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi dilakukan dengan cara mempertunjukkan atat memperagakan suatu cara atau suatu ketrampilan. Tujuannya agar anak memahami dan dapat melakukannya dengan benar, misalnya: mengupas buah, memotong rumput, menanam bunga, mencampur warna, meniup balon kemudian melepaskannya, menggosok gigi, mencuci tangan, terjadinya gerhana matahari, terjadinya hujan, terjadinya gunung meletus h. Metode Sosiodrama atau Bermain Peran Metode Sosiodrama adalah cara memberikan pengalaman kepada anak melalui bermain peran yakni anak diminta memainkan peran tertentu dalam suatu permainan peran, misalnya: bermain jual beli sayur mayur, bermain menolong anak yang jatuh, bermain menyayangi keluarga, belajar memghibur teman yang sedih, dll.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
66
VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
i. Metode Proyek Metode proyek adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari sebagai bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan. j. Sistem Area Sistem
area dengan titik tekan pada minat
belajar
anak
yang
dikembangkan oleh Creative Pre-school atau Creative Center For Chilhood Research and Training (CCCRT) Florida, AS, yang kemudian diadopsi Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah adalah pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. k. Card Sort Guru menggunakan metode ini pada kegiatan hadits, bahasa arab, bahasa Inggris. Variasi yang digunakan pada pembelajaran card sort ini dengan lari estafet. Gerakan fisik yang dilakukan siswa dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas yang telah letih Siswa yang berhasil akan diberikan hadiah oleh guru berupa tanda bintang, pemberian hadiah ini dapat mendorong siswa untuk lebih aktif, memperkuat rasa tanggung jawab. l. Reading aloud Guru menggunakan metode reading aloud dengan menyuruh salah satu siswanya yang sudah dapat membaca, misalnya pada kegiatan area untuk kemampuan berbahasa. Membaca suatu teks dengan keras dapat membantu siswa memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaanpertanyaan pada diri siswa, dan memotivasi siswa yang belum bisa membaca untuk berusaha dengan semangat agar dapat membaca Guru dalam melakukan proses belajar mengajar memanfaatkan media indoor dan outdoor. Media alat/media edukatif dalam ruangan (indoor) dalam kegiatan pembelajaran antara lain: kertas lipat, jarum cocok, bantalan, was, puzzle, balok, majalah, dadu, berbagai macam alat musik. Media alat/media edukatif luar ruangan (outdoor) dalam kegiatan pembelajaran antara lain: papan titian, ayunan (FM.III.9), sepeda (FM.III.13), bola dunia (FM.III.5), panjatan (FM.III.5), bola besar (FM.III.4). 5. Bentuk-bentuk Pengembangan PAIKEM di Sekolah Pembelajaran dengan aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan yang dilaksanakan di TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta mencakup semua kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan selama seharian di sekolah. Lebih dari MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
67
VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
itu, hampir semua guru turut serta dalam mengembangkan PAIKEM. Guru-guru berupaya memperhatikan setiap proses belajar dan bermain siswa di sekolah bahkan memonitor pembelajaran di rumah dengan cara berkomunikasi dengan orang tua siswa. Pengembangan kegiatan pembelajaran siswa di TK ‘Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta meliputi dua bidang pengembangan yang dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Bidang Pengembangan Pembiasaan Bidang
pengembangan
pembiasaan
merupakan
kegiatan
yang
dilaksanakan secara terus-menerus dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Bidang pengembangan ini meliputi aspek perkembangan moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian. Bidang pengembangan pembiasaan di TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Kegiatan Rutin Kegiatan Rutin adalah kegiatan yang dilakukan di sekolah setiap hari. Siswa TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta dalam setiap harinya melakukan kegiatan sebagai berikut: 07.00 – 08.00 :
privat Iqro’ dan latihan membaca
08.00 – 08.30 :
pembukaan, hafalan hadits dan doa
08.30 – 09.00 :
tahfidz (hafalan surat – surat pendek)
09.00 – 10.00 :
inti I (area, mengacu kurikulum dari Dinas)
10.00 – 10.45 :
makan snack, istirahat
10.45 – 11.15 :
inti II (kurikulum keagamaan dan yayasan, sesuaI jadwal kelompoknya: kemuhammadiyahan, Uluhiyah, rububiyah, bahasa arab, bahasa inggris)
11.15 – 12.30 :
wudhu, ganti baju, sholat, makan siang, gosok gigi
12.30 – 13.00 :
kegiatan ekstra (sesuai jadwal: melukis, drumband, menari, jarimatika,renang), penutupan
13.00 – 14.30 :
tidur siang, pulang
2) Kegiatan Spontan Kegiatan Spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan. Pada observasi yang dilakukan penulis di lingkungan TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta, kegiatan spontan yang dapat diamati adalah a) Meminta tolong sesama teman dengan baik. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
68
VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
b) Menawarkan bantuan. c) Memberi ucapan selamat kepada teman yang mencapai prestasi baik. d) Menjenguk teman yang sakit. e) Membantu teman yang terjatuh dari alat mainan luar kelas. 3) Kegiatan Pemberian Teladan Kegiatan yang dilakukan dengan memberi teladan atau contoh yang baik kepada anak, misalnya: a) Memungut sampah dan membuangnya ke tempat sampah. b) Memakai pakaian yang rapi. c) Mengucapkan salam dan tersenyum saat bertemu. d) Bertutur kata ramah dan tersenyum ketika berjumpa dengan siapa pun. 4) Kegiatan Terprogram Kegiatan yang diprogram adalah kegiatan yang telah direncanakan dalam kegiatan pembelajaran Dalam kurikulum taman kanak-kanak terdapat dua pilihan kegiatan terprogram, yakni kegiatan kelompok dan kegiatan individual. Kebijakan TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta adalah memilih menggunakan kegiatan individual. Kegiatan individual atau area artinya setiap anak dimungkinkan memilih kegiatan sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing. Pembelajaran individual berdasarkan minat menggunakan sepuluh area, yakni: area agama, area balok, area berhitung, area IPA, area musik, area seni, area pasir air, area luar kelas,area membaca dan menulis. 5) Kegiatan khusus Ada
beberapa
kegiatan
pembelajaran
lain
yang
sasaran
pelaksanaannya insidental dan pada waktu-waktu khusus, diantaranya: a) Pengajian Wali siswa (parenting) b) Pembelajaran Zakat Fitrah dan Qurban c) Sholat Gerhana, Sholat Hari Raya Idul Fitri dan Adha d) Pengenalan lingkungan (rekreasi) b. Bidang Pengembangan Bidang pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya, yaitu berbahasa, kognitif, fisik motorik,sosial, emmosi, estetika, agama dan seni.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
69
VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
B. Hasil Pengembangan PAIKEM di Sekolah Berdasarkan penelitian tentang pengembangan PAIKEM, yang merupakan upaya TK ‘Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan ‘Aisyiyah, Muhammadiyah dan visi sekolah yang telah ditetapkan, maka PAIKEM yang dikembangkan di sekolah merupakan pembelajaran terpadu di lingkungan sekolah sepanjang hari atau fullday dari mulai pukul 08.00-14.30, baik itu dalam kegiatan formal maupun non formal dengan mengacu kepada perpaduan kurikulum Nasional dan kurikulum yayasan atau sekolah TK ‘Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta. Hasil pengembangan PAIKEM dapat dilihat dari evaluasi terhadap pembelajaran pada siswa yang dilakukan setiap saat dan waktu-waktu yang telah ditentukan. Indikasi siswa secara kualitatif prestasi belajarnya semakin meningkat. Penilaian yang telah dilakukan secara lengkap adalah sebagai berikut: 1. Penilaian setiap proses dengan unjuk kerja (performance), hasil karya (product), penilaian sikap, portofolio, penugasan. 2. Penilaian harian Penilaian harian merupakan hasil evaluasi dari pembelajaaran siswa selama satu hari di sekolah. Kelebihan dari sekolah ini adalah membagikan hasil penilaian harian tersebut setiap hari sehingga kegiatan siswa dapat terpantau pula oleh orang tua. 3. Penilaian mingguan Penilaian mingguan merupakan hasil evaluasi dari pembelajaaran siswa selama satu minggu di sekolah. Penilaian mingguan ini meliputi: aqidah rububiyah, aqidah uluhiyah, kemuhammadiyahan, bahasa arab, bahasa Inggris, area. Evaluasi dilakukan dengan mendiskripsikan secara singkat pada salah satu kolom dari ketiga kolom yang ada. Kolom pertama dengan tanda sangat mampu, kolom kedua dengan tanda kegiatan dan kolom ketiga
(bulatan penuh isi) artinya siswa
(centang) artinya mampu melakukan
(bulatan kosong) artinya siswa tidak bisa maka
membutuhkan bimbingan guru. 4. Penilaian semester Penilaian semester merupakan hasil akhir evaluasi dari pembelajaaran siswa selama enam bulan di sekolah. Penilaian ini terangkum dalam bentuk buku rapor. Selain membagikan rapor, maka juga dibagikan hasil karya siswa selama satu semester.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
70
VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
Selain penilaian di atas, sekolah ini juga menggunakan penilaian berupa buku anekdot harian dan buku gejala awal kesulitan anak. Buku-buku ini untuk mengetahui perkembangan kepribadian anak. Adapun faktor-faktor pendukung dalam pengembangan PAIKEM adalah: 1. Para guru yang memiliki pengabdian mengajar yang tinggi a. Pemegang tampuk kepemimpinan atau kepala sekolah memiliki karakter ulet, bijaksana, komunikatif dan demokratis. b. Para guru yang belum memiliki jenjang pendidikan strata satu (S1) bersedia sekolah sambil mengajar. c. Teladan guru yang tidak bosan-bosannya memberikan contoh, nasehat, memberikan bimbingan. d. Komunikasi yang baik antara guru dengan wali siswa. 2. Motivasi siswa untuk aktif mengikuti pelajaran dan bermain di sekolah dengan senang. Behaviorisme memandang bahwa perilaku erat kaitannya dengan prinsip reinforcement (reward and punishment), siswa berperilaku karena dirangsang oleh hukuman dan hadiah. Dengan demikian motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah dapat mempengaruhi keterlibatannya dan keaktivan siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah. 3. Status TK ‘Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta sebagai sekolah fullday yang kaya kegiatan belajar dan bermain. 4. Keadaan sarana prasarana dan lingkungan yang menunjang didalam maupun di luar kelas sudah mencukupi untuk pengembangan PAIKEM siswa. 5. Manajemen pengelolaan sekolah yang sudah tertata rapi, dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Manajemen di sekolah ini meliputi: manajemen sumber daya manusia, manajemen waktu, manajemen mutu, manajemen konflik. 6. Pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan penjabaran kurikulum yang diacu TK ‘Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta, dengan semboyan mendidik siswa penuh dengan kasih sayang ibu. 7. Setting tempat pembelajaran yang berpindah-pindah menjadikan anak tidak bosan dan menarik anak untuk aktif mengikuti kegiatan belajar sambil bermain di sekolah. Pembelajaran tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas namun juga di luar kelas. Variasi duduk yang bervariasi juga dapat menarik siswa untuk tidak bosan belajar dan bermain. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
71
VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
8. Semakin meningkatnya kepercayaan dan harapan dari masyarakat dalam pengembangan pembelajaran sehingga meningkatkan kualitas pendidikan. 9. Komunikasi yang lancar antara sekolah (guru), yayasan, warga masyarakat sekitar dan orang tua atau wali siswa. Hal ini terbukti dalam wadah komite sekolah yang sering melakukan pertemuan untuk membantu pengembangan sekolah. Namun
demikian,
terdapat
pula
hambatan
dalam
proses
perjalanan
pengembangan PAIKEM siswa di TK ‘Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta, antara lain: 1. Latar belakang pendidikan guru yang bukan jurusan pendidikan TK atau PAUD dan ada yang belum strata satu (S1). 2. Adanya perbedaan pandangan sebagian guru dengan model PAIKEM karena merupakan model dari barat yang diadopsi oleh Pemerintah. 3. Pendidikan yang tidak terpadu antara di sekolah dan di rumah. 4. Dukungan yang kurang pada sebagian keluarga atau orang tua. Hal ini dikarenakan kesibukan dari pekerjaan mereka. 5. Pemberian pola asuh yang beragam dari masing-masing siswa. Melihat dari kuantitas dan tingkat kualitas dari faktor pendukung dan penghambat di atas, menurut penulis TK ‘Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta mampu untuk segera mengatasi penghambat yang merintangi proses pengembangan PAIKEM dan menyempurnakannya agar lebih baik. Diantara upaya sekolah mengatasi hambatan tersebut antara lain: 1. Komite sekolah mengadakan pengajian rutin orang tua siswa setiap bulan di sekolah. 2. Guru-guru diikutkan dalam kelompok organisasi, seperti: IGTK (Ikatan Guru Taman Kanak- kanak), IGB (Ikatan Guru Bustanul Athfal), KKG, KKTK. 3. Sekolah bekerjasama dengan komite mengadakan kegiatan pengembangan kompetensi guru. 4. Kepala sekolah mengadakan supervisi terhadap guru di dalam dan di luar kelas tetapi tetap di lingkungan sekolah. 5. Mengadakan kerja sama dengan dinas pendidikan dan lembaga-lembaga terkait dalam
rangka
pengembangan
PAIKEM,
misalnya:
dinas
kebakaran
Kota
Yogyakarta, Museum Dirgantara, catering 7 rasa, stasiun Jogja TV, BMT An Ni’mah,
kebun
binatang
Gembiraloka,
percetakan
Melati
Grafika,
PKU
Muhammadiyah dll.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
72
VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
6. Para guru secara bergiliran mengikuti seminar, workshop, pelatihan yang terkait dengan pengembangan PAIKEM. Gambaran sebelum dan sesudah pengembangan PAIKEM di TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta, yakni sebagai berikut: Tabel 1 Daftar Perbandingan Sebelum dan Sesudah Pengembangan PAIKEM di Sekolah Sebelum Sesudah
No. 1.
Lebih kepada pencapaian materi
Lebih kepada proses dan pencapaian hasil
2.
Lebih banyak menyampaikan materi
Guru sebagai fasilitator, motivator
3.
Pembelajaran tenang
Siswa bertanggungjawab pada tugasnya (ramai)
4.
Interaksi guru dan murid sedikit
Interaksi guru dan murid banyak
5.
Siswa pasif
Siswa aktif
6.
Metode monoton
Metode variatif
7.
Penilaian subjektifitas
Penilaian Objektif
III. KESIMPULAN Setelah melakukan analisis sebagaimana yang telah diuraikan maka penulis menarik kesimpulan dari penelitian tentang pengembangan PAIKEM di sekolah fullday (TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta), sebagai berikut: 1. Pengembangan PAIKEM dilaksanakan melalui pola hidup Islami yang dituangkan dalam kegiatan bermain dan belajar dari pagi sampai sore (fullday) di lingkungan sekolah. 2. Pendekatan
PAIKEM
di
TK
'Aisyiyah
Nyai
Ahmad
Dahlan
Yogyakarta
mengutamakan modeling melalui keteladanan, nasihat yang baik dan penuh kasih sayang, melalui pembiasaan dalam pembelajaran kegiatan sehari-hari. 3. Prinsip dalam pengembangan PAIKEM yakni: keterampilan bertanya dan pengelolaan kelas. Metode yang dipergunakan adalah metode bercerita, bermain, bernyanyi, bercakap-cakap, tanya jawab, karya wisata, demonstrasi, sosiodrama dan proyek. 4. Pengembangan PAIKEM di TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta dilaksanakan secara integrasi dalam semua kegiatan di sekolah. 5. Hasil pengembangan Pembelajaran PAIKEM di TK 'Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta yang dipraktikkan secara integrasi di lingkungan sekolah dapat dipandang efektif dan berhasil, hal ini dilihat dari: penilaian pihak atasan, reputasi MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
73
VOL : XX, NO : 2, JUNI 2013
sekolah, cakupan tiga ranah psikologis pembelajaran, kegembiraan siswa, keaktivan dan rasa senang siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah dan evaluasi yang lengkap. 6. Faktor-faktor pendukung secara kuantitas lebih banyak untuk mendukung pengembangan PAIKEM di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Bobbi De Potter, dan Mike Hernacki, (2002), Quantum Learning (Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan), Kaifa, Bandung. Dave Maier, (2002), The Accelerated Learning Handbook, Erlangga, Jakarta. Elizabet B Hurlock, (1993), Perkembangan Anak II, Erlangga, Jakarta. Hamruni, (2009), Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif
Menyenangkan,
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Hernowo, (2006), Menjadi Guru Yang Mau dan Mampu Mengajar Secara Menyenangkan, Mizan Learning Center, Bandung. Lexy Moleong, (2005), Metodelogi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Mathew B Milles, (1992) dan Michael A. Huberman, Analisis Data Kualitatif, UI Press, Jakarta. Mel Silbermen, (2005), Active Learning (101 Strategi Pembelajaran Aktif), Yappendis, Yogyakarta. Robert Bogdan dan J. Steven Taylor, (1993), Kualitatif: Dasar-dasar Penelitian, Surabaya: Usaha Nasional, Surabaya.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
74