KINERJA DOSEN DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, INOVATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN Astina Sumaga Pengawas Pendidikan Kota Gorontalo Abstrak Adapun salah satu prinsip paling penting dari psykologi pendidikan adalah guru tidak boleh semata-mata untuk memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini dengan cara : mengajar dan membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, memberikan ide-ide dan mengajak mereka agar menyadari dan menggunakan senidri ide-ide dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Guru dapat memberikan kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi tetapi harus diupayakan siswa sendiri yang memanjat tangga itu.Berdasarkan uraian di atas mendorong penulis untuk meneliti kinerja dosen dalam pengelolaan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (Studi kasus pada dosen peserta TOT ALFHE di UNG. Kata kunci: Pembelajaran, aktif, kreatif, dan menyenangkan I.
PENDAHULUAN Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat itneraksi dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau diamati dalam bentuk perubahan reaksi dan sikap secara mental dan fisik. Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kondisi dalam proses belajar mengajar yang berasal dari dalam diri sendiri sehingga terjadi perubahan tingkah laku yaitu kecerdasan, bakat (aptitude), keterampilan (kecakapan), minat, motivasi, kondisi fisik dan mental. Faktor eksternal adalah kondisi dari luar individu peserta didik yang mempengaruhi belajarnya, seperti : lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat (keadaan sosio-ekonomis, sosial kultural dan keadaan masyarakat). Pada hakekatnya belajar dapat dilakukan oleh siapa saja baik anak-anak maupun manusia dewasa. II. PEMBAHASAN Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian yang berlangsung di dalam peserta didik (Winkel, 1991). Pengaturan peristiwa pembelajaran dilakukan secara seksama dengan maksud agar terjadi beljaar dan membuat berhasil guru (Gagne, 1985). Oleh karena itu pembelajaran perlu dirancang, ditetapkan tujuannya sebelum dilaksanakan dan dikendalikan pelaksanaannya (Miarso, 1993). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah terdiri dari:
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan pribadi guru sebagai pengelola kelas. Guru harus dapat melaksanakan proses pembelajaran, oleh sebab itu guru harus memiliki persiapan mental, kesesuaian antara tugas dan tanggung jawab, penguasaan bahan, kondisi fisik dan motivasi kerja. Faktor eksternal adalah kondisi yang timbul atau datang, dari luar pribadi guru antara lain keluarga dan lingkungan pergaulan di masyarakat. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah faktor lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan sekolah. Berdasarkan pendekatan yang digunakan secara umum ada 2 strategi pembelajaran yaitu : yang berpusat pada guru (teacher centre oriented) dan strategi berpusat pada peserta didik (student centre oriented). Pendekatan yang berpusat pada guru menggunakan strategi ekspositori, sedangkan pendkeatan pembelajaran berpusat pada peserta didik menggunakan strategi diskoveri inkuiri (discovery inquiry). 1. PAIKEM sebagai Model Pembelajaran yang Berbasis Kompetensi PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi yaitu dilakukan sebagai berikut: a. Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. b. Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai secara utuh c. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang, adanya keunikan individual setiap peserta didik. d. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga mencapai ketuntasan yang diharapkan. e. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah sehingga peserta didik menjadi pembelajaran yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. f. Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multi media sehingga memberikan pengalaman belajar yang beragam bagi peserta didik. Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berfikir kreatif (critical and creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, sistematis dalam menilai dan memecahkan masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi-asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (originality), ketajaman pemahaman (insigh) dalam mengembangkan sesuatu (generating) kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Sesuai dengan tingkatan PAIKEM, maka pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna, aktifitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungannya memiliki 4 ciri yaitu : mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi. Dari karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan.
Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi yang mendorong, prakarsa, motivasi perhatian, dalam belajar sebagai bentuk tanggung jawab untuk belajar sepanjang hayat. Guru / dosen merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan. Semau komponen mulai dari kurikulum sarana prasarana, biaya dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru / dosen dengan peserta didik tidak berkualitas. Begitu pentingnya peran guru / dosen dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sampai-sampai banyak pakar mengatakan bahwa lembaga pendidikan, tidak akan ada perubahan atau ada peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan karakter guru / dosen. Kompetensi Guru / Dosen Kinerja guru / dosen mempunyai spesifikasi / kriteria tertentu, hal ini dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi / kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru / dosen. Ada empat kompetensi guru / dosen dapat dikembangkan secara utuh. 1. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru / dosen yang berkenaan dengan aspek moral, emosional dan intelektual. Dimana seorang guru / dosen harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip belajar karena siswa memiliki karakter, sifat yang berbeda. Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum, guru / dosen harus mampu mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan disesuaikan dengan kebutuhan bakat. Guru / dosen harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasi semua kemampuannya di kelas dan harus mampu melakukan kegiatan lain-lain terhadap kegiatan pembelajaran yang pernah dilakukan. 2. Kompetensi Kepribadian Pelaksana sebagai guru / dosen harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan generasi kwalitas masa depan bangsa walaupun berat tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas harus tetap tegar dalam melaksanakan tugas sebagai guru dan dosen. Pendidikan adalah proses yang direncanakan agar semua berkembang melalui proses pembelajaran. Guru/dosen sebagai pendidik harus dapat mempengaruhi ke arah proses sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat seperti norma, moral, etika dan ilmu pengetahuan, mempengaruhi perilaku etika siswa sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental, watak dan kepribadian siswa yang kuat. Guru / dosen dituntut harus mampu membelajarkan siswanya tentang disiplin diri, belajar membaca, mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar, mematuhi aturan / tata tertib dan belajar bagaimana harus berbuat. Semuanya itu akan berhasil apabila guru / dosen juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Guru / dosen harus mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan dan integritas kepribadin seorang guru / dosen yang diamati melalui aspek-aspek sebagai berikut:
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia. b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil / dewasa, arif dan berwibawa. d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi seorang guru / dosen dan rasa percaya diri. e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru / dosen 3. Kompetensi Sosial Guru / dosen di mata masyarakat merupakan penuntun yang perlu dicontoh dan merupakan suriteladan dalam kehidupan sehari-hari. Guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dengan dimilikinya kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan lancar sehingga jika keperluan dengan orang tua siswa, para siswa / dosen tidak akan mendapat kesulitan. Kemampuan sosial meliputi kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, bergaul simpatik dan mempunyai jiwa yang menyenangkan, dan kriteria yang harus dilakukan adalah: a. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif, karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat. c. Beradaptasi di temapt bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman sosial budaya. d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. 4. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru/dosen dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran. Guru/dosen harus selalu mengup date, dan menguasai materi pelajaran yang disajikan. Persiapand iri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber seperti membaca bukubuku terbaru, mengakses dari internet, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan. Pada kompetensi profesional ini kemampuan yang hrus dimiliki guru berkenaan dengan aspek: a. Dalam menyampaikan pembelajaran, guru/dosen mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran. b. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, keaktifan siswa harus selalu diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi yang tepat. c. Di dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru harus memperhatikan prinsipprinsip didaktif, metodik sebagai ilmu keguruan. Bagaimana menerapkan prinsip apersepsi, perhatian kerja kelompok, korelasi dan prinsip-prinsip lainnya.
d. Dalam hal evaluasi, guru/dosen harus dapat melaksanakan sesuaid dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakanharus baru dan tepat. III. PENUTUP Dalam kegiatan pembelajaran model PAKEM yang sebagai roh dari KTSP mestinya apa yang harus dilakukan oleh guru sebelum pembelajaran adalah melakukan penataan kelas pembelajaran model PAKEM dengan aktivitas siswa dalam bentuk kerja kelompok. Dari awal datang siswa masuk ke kelas sampai dengan selesai pembelajaran interaksi siswa dalam belajar selalu dengan memanfaatkan segala sumber belajar yang ada didalam kelas, yang ada disekolah dan disekeliling sekolah dengan optimal. DAFTAR PUSTAKA Hoy, W.K. Dan Miskel, C.G. 1987. Educational Administration: Theory, Research and Practice. New York: Random House. Luthans,F.1981.Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc. Owens, R.G. 1981. Organizational Behavior in Education. 2nd Edition.Englewood Cliffs. New Yersey: Prentice-Hall,Inc. Robbins, S.P, 1982. The Administrative Process. 2nd Edition. New Delhi: PrenticeHall of India.