PENGEMBANGAN PASAR LELANG FORWARD KOMODITAS BAHAN OLAH KARET (BOKAR) DI PROVINSI SUMATERA SELATAN Heri Rahman Prodi Rekayasa Pertanian Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB e-mail :
[email protected] ABSTRAK Permintaan karet dunia meningkat terus seiring dengan peningkatan kebutuhan industri karet global untuk negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Eropa, dan China. Potensi dan peluang seharusnya meningkatkan ekspor karet alam Indonesia, untuk meningkatkan pendapatan petani yang memproduksi bahan karet (Bokar), secara tidak langsung. Namun, kurangnya harga referensi dari karet rakyat di tingkat nasional, membuat para petani selalu dirugikan, karena harga cenderung ditentukan oleh pedagang dan produsen, dan membuat lemah posisi tawar petani, sehingga perkembangan pasar lelang ke depan menjadi potensi dan peluang untuk penjualan Bokar yang dapat menguntungkan petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar lelang forward dari Bokar memiliki potensi dan peluang sebagai tempat yang baik untuk transaksi yang lebih menguntungkan bagi petani. Melalui pasar lelang forward, petani diminta untuk mau dan mampu terkait, menghasilkan kualitas yang baik Bokar, sehingga nilai Bokar ini penjualan lebih tinggi, karena dijual oleh asosiasi dengan cara lelang. Kata kunci: Bokar, petani, pasar lelang forward, karet ABSTRACT World rubber demand increased continuously in line with the increase in global rubber industry needs for the countries like US, Japan, Europe, and China. The potential and opportunity should boost Indonesia's natural rubber exports, provide to increase the income of farmers that producing Material Rubber (Bokar), indirectly. However, the lack of reference prices of rubber smallholder at the national level, made of the farmers always disadvantaged, because the prices tend to be determined by the traders and manufacturers, and made weak the bargaining position of farmers, so the development of forward auction market into the potential and opportunities for Bokar’s sales that can benefit the farmers. The results showed that the forward auction market of Bokar has the potential and opportunities as a good place for transaction that more profitable for farmers. Through the forward auction market, the farmers were required to be willing and able to associated, produced good quality of Bokar, so that the Bokar’s value of sale was higher, because it sold by the association in a auction way. Keywords: Bokar, farmers, forward auction market, rubber
perkebunan karet di Provinsi Sumatera Selatan
1. PENDAHULUAN Karet merupakan salah satu komoditas
seluas 1,29 juta ha terdiri dari 1,2 juta ha
perkebunan yang memegang peranan strategis
perkebunan rakyat (92,9%), 42,1 ribu ha
sebagai komoditas ekspor non migas dan
perkebunan campuran nasional dan asing, 39,8
penghasil
karet
ribu ha perkebunan besar swasta nasional
terhadap ekspor Indonesia cukup besar ke
(3,1%), 6,8 ribu ha perkebunan besar negara
Negara USA, Jepang, Eropa dan Tiongkok,
(0,5%), dan 2,3 ribu ha perkebunan swasta
mengingat
satu
asing (0,2%). Hingga kini, di Sumatera Selatan
komoditas ekspor utama setelah sawit. Karet
terdapat 29 perusahaan yang bergerak di
merupakan
bidang
devisa
Negara.
karet
Peranan
merupakan
sumber
salah
pendapatan
negara
sekaligus membuka lapangan kerja, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di sentra perkebunan di Indonesia.
pada
produk
karet
(Dinas
Perkebunan, 2013). Perkebunan karet menghasilkan getah karet berupa bahan olah karet yang biasa
Memasuki babak baru menuju persaingan perdagangan
pengolahan
Ekonomi
sheet angin, slab tipis, dan lump segar. Produk
ASEAN (ASEAN Economic Community) dan
Bokar digunakan sebagai bahan baku pabrik
telah diberlakukannya Free Trade Agreement
crumb rubber dan Standard International
(FTA) ASEAN–China sejak tahun 2010,
Rubber (SIR), yang menghasilkan berbagai
Indonesia harus mampu bersaing di pasar
bahan baku untuk industri hilir berupa ban,
perdagangan karet internasional dengan negara
bola, sepatu, karet, sarung tangan, baju renang,
produsen karet alam lainnya seperti Malaysia
karet gelang, mainan dari karet, dan berbagai
dan Thailand yang memiliki kualitas karet
produk hilir lainnya (Suwardin, 2008 dalam
alamnya
Najiyati dkk., 2012).
yang
Masyarakat
disebut “Bokar” dalam bentuk lateks kebun,
lebih
baik
dibandingkan
Indonesia. Berkenaan hal itu, pengembangan
Permasalahan
yang
timbul
dalam
kawasan perkebunan karet telah menjadi
pemasaran Bokar antara lain : (1) saluran
agenda prioritas pemerintah Indonesia melalui
tataniga yang panjang sehingga harga di
penetapan
dan
tingkat petani menjadi rendah, (2) fluktuasi
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
harga dari waktu ke waktu yang membuat
(MP3EI) termasuk Provinsi Sumatera Selatan
produsen tidak dapat memprediksi harga yang
berada
diterima,
Masterplan
dalam
Percepatan
Pengembangan
Koridor
Ekonomi Sumatera.
(3)
informasi
yang
asimetrik
menyebabkan harga Bokar rendah, akibat
Provinsi Sumatera Selatan merupakan
informasi harga yang tidak transparan dan
daerah potensi perkebunan karet di Indonesia.
tidak kompetitif menyebabkan posisi tawar
Daerah penghasil utama karet antara lain
petani menjadi lemah, (4) kualitas produk yang
adalah Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten
dihasilkan masih rendah sehingga harga jual
Muaraenim, Kabupaten Musi Rawas dan
rendah, (5) petani Bokar belum berkelompok
Kabupaten
dalam organisasi yang kuat sehingga petani
Ogan
Komering
Ilir.
Areal
menjual Bokar secara sendiri-sendiri sehingga
untuk pemeliharaan dan penyesuaian stok.
harga jual rendah.
Salah satu bentuk pasar yang dapat mendekati
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi potensi kerugian para petani
ke arah pasar persaingan sempurna melalui konsep pasar lelang.
Bokar dengan mengembangkan pasar lelang
Pasar Lelang merupakan salah satu
forward melalui jalinan kemitraan dengan
lembaga pemasaran yang terdapat dalam
gudang penyimpanan Bokar dan kelompok tani
saluran
penghasil Bokar, sehingga akan berdampak
merupakan
rangkaian
pada: (1) penawaran dan permintaan di masa
pemasaran
yang
yang
akan
datang
Saluran
pemasaran
lembaga-lembaga
melakukan
kegiatan
diakses
tanpa
penyaluran barang dari produsen (petani) ke
komoditas
dapat
konsumen (Limbong, 1985). Pasar lelang
diramalkan, dan (3) pelaku kegiatan agribisnis
merupakan sarana bertemunya penjual/petani
karet dapat merencanakan pengembangan
produsen
usahataninya karena ada kepastian harga dan
secara langsung dimana pembentukan harga
terhindari
yang terjadi dilakukan secara transparan tanpa
hambatan,
(2)
dapat
pemasaran.
harga
dari
informasi
asimetrik
(asymmetryc information).
dan
pembeli/pedagang/pabrikan
ada kolusi antar pelaku usaha dan tanpa
Konsep pasar yang ideal didefinisikan
tekanan
dari
pihak
manapun.
Menurut
sebagai suatu pasar dimana kompetisi yang
Adrianto (2006), lelang (auction) adalah salah
terjadi
satu tools pembentuk harga melalui artificial
mencerminkan
pasar
persaingan
sempurna. Pada struktur pasar persaingan
market
sempurna
dan
(sellers) dan pembeli (buyers). Pelelangan
pembeli. Barang dan jasa yang dipasarkan
menurut Friedmen dan Sunder (1984) adalah
bersifat homogen. Hambatan keluar masuk
suatu institusi ekonomi yang didalamnya
dalam struktur pasar ini relatif rendah.
terdapat seorang penjual yang menawarkan
Penetapan harga dalam struktur pasar ini,
suatu satuan barang kepada beberapa pembeli,
penjual maupun pembeli adalah price taker
para pembeli tersebut mengajukan sebagai
sehingga tidak ada pembeli atau penjual yang
suatu indikator dari tingkat pembayaran yang
mempunyai pengaruh besar terhadap harga
disanggupi oleh pembeli atas barang yang
yang tengah berlangsung. Menurut Varian
ditawarkan. Dalam teori ekonomi, pelelangan
(1993), adanya hambatan informasi harga
(auction)
menyebabkan adanya biaya transaksi sebagai
pembentukan harga (price formation) yang
akibat asymmetric information. Biaya transaksi
ditujukan untuk mendapatkan level harga yang
dikeluarkan
terdapat
mendapatkan
oleh
banyak
pelaku
informasi,
penjual
dengan
adalah
mempertemukan
salah
satu
penjual
mekanisme
pasar
untuk
paling efesien bagi pembeli maupun penjual.
sebagai
akibat
Penjual dan pembeli langsung bertransaksi
ketidaktahuan produsen mengenai seberapa
untuk mencapai harga keseimbangan.
besar permintaan terhadap produk yang akan
Menurut Mertes (2010) teori pasar lelang
dihasilkan, maka perlu mengeluarkan biaya
adalah studi tentang pasar yang berdasarkan
kesediaan pembeli dan kesediaan penjual dan
fisik karena adanya kewajiban menyerahkan
niat mereka untuk memfasilitasi perdagangan
barang secara fisik sesuai dengan harga,
dengan
kualitas, kuantitas dan waktu penyerahan yang
penawaran
harga
sampai
ada
kesepakatan tentang nilai harga produk yang bersangkutan.
Teorinya
bahwa,
disepakati dalam kontrak jual beli.
individu
Bokar sebagai bahan baku industri karet
dengan persepsi nilainya akan menawar secara
menarik untuk dikaji, berkaitan dengan peran
bolak-balik sampai disepakati pada nilai
pasar lelang forward dalam membentuk harga
tertentu dan penjualan terfasilitasi antara
Bokar di tingkat petani. Melalui pasar lelang
pembeli dan penjual, sehingga dalam hal ini
forward diduga petani lebih diuntungkan bila
terjadi keseimbangan harga, dari harga yang
dibandingkan dengan menjual melalui saluran
unfair menjadi fair. Seperti tersaji dalam
tataniaga yang langsung kepada para pedagang
Gambar 1.
pengumpul. Hal ini tergantung dari mekanisme transaksi pasar lelang, apakah masih mengarah kepada
terbentuknya
pasar
persaingan
sempurna dengan menghilangkan informasi asimetrik ataukah tidak, sehingga harga Bokar yang terbentuk lebih tinggi dibandingkan menjual
langsung
kepada
pedagang
pengumpul. Berdasarkan kondisi tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk Gambar 1. Pembentukan Harga Pada Pasar
mengetahui : (1) kondisi usaha pengolahan
Lelang (Mertes, 2010)
karet berupa Bokar, (2) saluran tataniaga
Ada beberapa tipe lelang (Ausubel, 2003),
Bokar
di
tingkat
petani,
(3)
kondisi
yaitu : Tipe Inggris (English type Auction),
pengelolaan pasar lelang forward, dan (4) isu
Tipe Belanda (Dutch type Auction), Tipe
strategis dan alternatif pengembangan pasar
lelang tertutup (first-price sealed bid auction),
lelang forward komoditi Bokar.
Tipe Vickrey (Vickrey type Auction). Menurut Sukesi dan Farid (2009), pasar lelang yang dikembangkan di Indonesia dibangun dalam
2. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian
dilaksanakan
mulai
bulan
dua bentuk yaitu : (1) Pasar lelang spot (pasar
Agustus sampai Desember 2013 di Kabupaten
lelang lokal), penjual langsung membawa
Muara Enim, dengan pertimbangan bahwa : (1)
komoditas yang akan dijual ke pasar lelang dan
kabupaten tersebut merupakan salah satu
(2) Pasar lelang forward (penyerahan barang
sentra produksi karet di Propinsi Sumatera
dan penyelesaian kemudian), penjual cukup
Selatan dengan luas areal sebesar 220.256 Ha,
membawa
dengan
(2) banyak petani dan kelompok petani yang
spesifikasi produk yang akan dijual ke pasar
mengusahakan Bokar, dan (3) adanya tempat
lelang. Pasar lelang tersebut merupakan pasar
pasar lelang forward Bokar yang masih aktif.
contoh
komoditas
Penentuan responden dilakukan secara sengaja
lateks: hampir 60% masih menghasilkan Bokar
(purposive
sample)
terhadap
aparatur
yang kotor; (2) masih terdapat para petani yang
pemerintah
tingkat
provinsi,
aparatur
menggunakan bahan campuran pembuatan
pemerintah kabupaten dan kecamatan, asosiasi
Bokar menggunakan bahan selain asam semut
pedagang karet (APKINDO) dan Gapkindo,
sehingga
para pedagang, petani dan pengurus kelompok
mengganggu
tani, dan pengurus koperasi pelaksana pasar
ukuran Bokar yang dibuat petani masih
lelang forward.
beragam sehingga menyebabkan bentuk dan
Jenis dan sumber data yang diambil
kondisi
bau
lingkungan
Bokar
sangat
sekitarnya;
(3)
ukuran tidak sama; (3) ukuran dari Bokar di
meliputi: (1) data primer dan (2) data
tingkat
sekunder. Data primer diperoleh melalui : (1)
perubahan-perubahan (mulai dari ukuran 60 x
wawancara
langsung
dengan
dan
40 x 11 cm), sehingga dapat menimbulkan
pedangang
melalui
pengisian
kuisoner
penyusutan yang besar; (5) banyak petani yang
terstruktur dan (2) wawancara mendalam
menjual Bokar kotor hasil perendaman dalam
melalui
Discussion
air sehingga bobotnya bertambah dengan
(FGD). Data sekunder diperoleh dari dinas-
tujuan untuk memperoleh keuntungan jual; (6)
dinas terkait penelitian, studi pustaka, dan
Rata-rata Kadar Karet Kering (KKK) di petani
jurnal
masih tinggi berkisar 60-62%,.
teknik
ilmiah.
Focus
Metode
Group
petani
penelitian
yang
petani
seringkali
mengalami
digunakan adalah metode survei yang bersifat
Dari sisi penjualan, para petani baru
deskriptif untuk menentukan arah dan pola
sekitar 40% yang menjual Bokar ke pasar
pengembangan pasar lelang forward Bokar di
lelang forward, sisanya 60% ke pedagang
Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera
pengumpul. Petani yang tidak aktif dalam
Selatan.
kelompok tani dan atau gapoktan lebih banyak menjual ke pedagang pengumpul, dan petani yang tergabung dengan kelompok tani menjual
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi
Usaha
Pengolahan
Bokar
di
Tingkat Petani
ke pasar lelang forward dengan memfungsikan gudang penyimpanan Bokar yang dikelola oleh
Kondisi usaha pengolahan Bokar di
koperasi. Kondisi gudang penyimpanan Bokar
tingkat petani sangat menentukan terhadap
yang ada masih belum memadai dan kapasitas
kualitas dan kuantitas hasil Bokar yang akan
penyimpanan masih kurang, menyebabkan
dijual oleh petani kepada pedagang dan
masih banyak petani yang menyimpan Bokar
pabrikan. Kualitas Bokar yang baik akan
di rumahnya masing-masing. Ditinjau dari
menentukan terhadap nilai hasil olahan berupa
mekanisme
sheet atau crumb rubber yang diolah industri
penyimpanan, tata
pengolah Bokar yang ada di Palembang.
berjalan dengan baik serta fasilitas penunjang
Beberapa permasalahan terkait kondisi usaha
gudang penyimpanan masih kurang, padahal
Bokar di tingkat petani, adalah: (1) kualitas
gudang
pengaturan kelola
penyimpanan
dalam
gudang
gudang belum
merupakan
Tempat
Pengumpul Karet (TPK), kepanjangan dari
(40%) menjual ke pasar lelang forward dan
KUD yang semestinya dapat berjalan dengan
telah
baik, sehingga Bokar telah tersimpan sebelum
tataniaga Bokar di lapangan menjadi terbagi
di jual ke pasar lelang forward.
dua, yaitu : (1) Saluran tataniaga petani yang
Saluran Tataniaga
belum terorganisir, dan (2) saluran tataniaga
Kondisi usaha pengolahan karet di tingkat
petani
beroganisasi
yang
dengan
sudah
baik.
terorganisir.
Saluran
Saluran
petani sebagian besar masih menjual ke
tataniaga yang terjadi di tingkat petani Bokar
pedagang
tersaji pada Gambar 2.
pengumpul
(60%)
dan
belum
berorganisasi dengan baik, sedangkan sisanya
Gambar 2. Saluran Tataniaga Bahan Olah Karet dengan Petani Terorganisir dan Belum Terorganisir a. Saluran Tata Niaga dengan Petani Belum
Bokar, maka pedagang akan dengan cermat
Terorganisir
melakukan negosiasi harga dengan petani.
Saluran tata niaga ini sederhana dan biasa
Pedagang pengumpul di tingkat desa
terjadi pada komoditas lainnya selain Bokar,
biasanya sudah memiliki langganan pembeli,
dimana petani menjual Bokar kepada para
Bokar yang dikumpulnya dijual ke pedagang
pedagang pengumpul yang ada di daerah
besar tingkat kecamatan dan pedagang besar
tempat usaha taninya. Biasanya para petani
menjual ke pedagang tingkat kabupaten atau
didatangi oleh para pedagang pengumpul baik
langsung ke pabrikan (di Palembang). Kondisi
langganan maupun bukan langganan. Petani
harga pada petani yang belum terorganisir,
menjual Bokar kepada pedagang yang dapat
ditentukan oleh jarak lokasi kebun karet atau
memberikan
meski
tempat penyimpanan Bokar, mutu Bokar dan
seringkali di antara pedagang pengumpul
grade ukuran. Penyebab harga rendah yang
sudah terjaga kesepakatan harga di antara
diterima petani yaitu karena sistem penjualan
mereka. Jika Bokar dengan kualitas baik dan
Bokar masih didasarkan atas berat basah,
pedagang mahir dalam menentukan nilai susut
sehingga Bokar yang diperdagangkan hanya
harga
lebih
tinggi,
berkadar 40 – 55%, sedangkan selebihnya adalah
air
dan
kotoran.
ini
Pada saat KUD menjalankan proses
menyebabkan biaya angkut yang tinggi dan
pelelangan dan telah ditentukan pemenang
resiko susut yang harus ditanggung oleh
lelang maka pemenang lelang akan mengecek
lembaga
akhirnya
keberadaan Bokar di gudang penyimpanan
berpengaruh terhadap harga yang diterima
untuk dilakukan penimbangan dan dilakukan
petani.
jasa
proses pembayaran kepada pengelola TPK.
pemasaran, maka bagian harga yang diterima
Jika tidak terjadi sesuatu di luar kesepakatan
petani semakin rendah. Harga di tingkat petani
pada saat lelang menyangkut mutu Bokar dan
berkisar antara Rp. 10.400 - Rp. 14.300 atau
harga Bokar, maka proses transaksi dan
hanya 40-55%, FOB (Free on Board) dengan
pembayaran
asumsi harga karet remah Rp. 26.000 per kg.
dilakukan, dan apabila terjadi ketidaksepakatan
b. Saluran Tata Niaga dengan Petani
antara kualitas Bokar dan harga yang telah
Terorganisir
ditetapkan, maka pedagang pemenang lelang
pemasaran
Semakin
Kondisi
mengikuti lelang Bokar.
sehingga
besar
biaya
dan
di
gudang
penyimpanan
Pada saluran tata niaga ini, petani sudah
melakukan negosiasi ulang dengan melakukan
tergabung dalam kelompok tani dan Gabungan
penawaran harga sesuai dengan kualitas Bokar
Kelompok Tani (Gapoktan) dan sekaligus
yang ada. Para pedagang selanjutnya menjual
merangkap sebagai TPK dengan memiliki
ke pabrik karet di Kota Palembang.
gudang
sebagai
Kondisi Pengelolaan Pasar Lelang Forward
kepanjangan tangan dari KUD. KUD berperan
Beberapa Koperasi Unit Desa (KUD) di
sebagai lembaga yang memfasilitasi pasar
daerah sentra produksi karet di Provinsi
lelang forward dengan produk yang akan dijual
Sumatera Selatan, tidak semua KUD dapat
tersimpan dalam gudang penyimpanan yang
menjalankan aktivitas pasar lelang forwardnya.
dikelola oleh gapoktan atau TPK yang dikelola
Kebutuhan pasar lelang forward dulu masih
oleh pengurus gudang.
belum dirasakan manfaatnya oleh para petani
penyimpanan
Bokar
disimpan
Bokar
untuk
anggota KUD di daerahnya, namun seiring
ditimbang dan dicatat oleh pengurus gudang,
dengan perkembangan waktu dan proses
kemudian pada waktu pelaksanaan pasar lelang
pembinaan
forward Bokar yang disimpan ditimbang dan
forward dapat mulai berkembang melalui
dikeluarkan untuk kemudian dibayar oleh
peran dan fungsi KUD. Pasar lelang forward
pembeli atau pemenang lelang. Dari TPK
yang masih berkembang merupakan hasil
sampel Bokar dibawa ke pasar lelang forward.
pengembangan dari pola PIR dan proyek UPP-
KUD
mengumumkan
TCSDP (Tree Crops Smallholder Project)
pelaksanaan pasar lelang forward kepada
seperti KUD Berkat, KUD Sarasan Jaya, KUD
pedagang pengumpul desa, pedagang tingkat
Mufakat Jaya, dan KUD Rukun Jaya. Keempat
kecamatan,
KUD ini hampir setiap minggu melakukan
mengundang
pedagang
di
dan
gudang
tingkat
kabupaten
bahkan langsung ke prosesor jika berminat
aktivitas
yang
pasar
kontinyu,
lelang
pasar
forward
lelang
dalam
menawarkan Bokar petani anggotanya kepada
transaksi Bokar. Preferensi KUD sama dengan
para pedagang di daerahnya.
petani, yakni mendapatkan harga jual Bokar
Penyerapan Bokar yang terjual di pasar lelang
forward
masih
karena
menyimpang dari kesepakatan atau aturan
kemampuan petani dan kelompok tani untuk
yang telah ditentukan dalam transaksi memiliki
menyuplai Bokar masih rendah, disamping
dampak
pengelolaan
Bokar
lembaga lelang. Heterogenitas petani telah
belum optimal dan kapasitas masih terbatas.
dieliminir melalui penentuan Bokar di TPK,
Hal ini menjadi kendala bagi pedagang
sehingga yang perlu dipertimbangkan adalah
pemenang lelang karena pedangan harus
homogenitas
mencari sebagian Bokar yang disimpan di
terutama petani yang ada dalam suatu TPK.
rumah masing-masing petani dan tersebat
Karena itu harga Bokar antar TPK bisa sama
sehingga
atau berbeda sesuai dengan perilaku petani
gudang
menjadi
rendah
yang setinggi-tingginya. Perilaku petani yang
penyimpanan
tidak
efisien.
Hasil
besar
terhadap
preferensi
perilaku
dalam
gudang penyimpanan dengan pasar lelang
ditetapkan dalam kelembagaan ini dan kualitas
forward merupakan dua aspek yang tidak dapat
produk yang dihasilkan oleh para petani dalam
dipisahkan jika menginginkan transaksi di
satu kelompok tani yang sama. Berdasarkan
pasar lelang forward berjalan efektif dan
hasil analisis, hak dan kewajiban dari masing-
efisien.
masing pelaku yang terlibat langsung dalam
ini KUD tidak bertindak sebagai lembaga
aturan
transaksi
penelitian ini menunjukkan bahwa antara
Organisasi pasar lelang forward dalam hal
menyepakati
keberlangsungan
yang
telah
transaksi Bokar melalui pasar lelang forward seperti tersaji pada Tabel 1.
tataniaga yang mencari keuntungan dari Tabel 1. Hak dan Kewajiban Pelaku Pasar Lelang Forward Komoditas Bokar Hak dan Kewajiban Produsen (Petani) 1. Menghasilkan Bokar berupa slab dengan ukuran 40 x 60 cm dan ketebalan tidak lebih dari 10 cm dengan menggunakan pembeku asa semut; 2. Bokar disimpan di gudang-gudang TPK yang telah dipersiapkan;
KUD 1. Membuat penawaran kepada sebanyak mungkin pembeli dan melakukan koordinasi pertemuan antara pembeli dan penjual; 2. Menyediakan tempat pelaksanaan lelang sehingga terjadi transaksi Bokar;
3. Menghasilkan Bokar yang bersih dan terbebas dari tatal, pupuk dan benda-benda asing lainnya yang dapat menurunkan mutu Bokar;
3. Menerima fee dalam jumlah yang telah disepakati dari setiap kg Bokar yang ditransaksikan;
4. Petani melalui pengurus TPK hadir pada acara lelang dan
4. Melakukan pembinaan kepada petani peserta lelang
Konsumsen (Pedagang) 1. Hadir pada acara lelang dengan mengajukan harga penawaran pembelian Bokar setiap TPK yang diminati; 2. Membayar uang pembelian Bokar secara tunai langsung ke setiap TPK setelah selesai penimbangan; 3 Berhak mendapatkan Bokar bagi pembeli yang mengajukan harga penawaran Bokar tertinggi. Bila terjadi harga sama maka semua pihak berhak atas Bokar tersebut kecuali ada kesepakatan antara pihak yang mengajukan penawaran sama tersebut; 4 Membayar fee ke KUD setiap Bokar yang ditransaksikan dalam
berhak menolak harga yang terbentuk pada lelang jika dianggap tidak sesuai;
terutama dalam menyangkut internalisasi hak dan kewajiban yang harus dipenuhi petani dalam transaksi Bokar.
jumlah yang telah disepakati.
5. Membayar iuran pengelola gudang; 6. Menerima pembayaran setelah pembeli melakukan penimbangan Bokar.
Aturan
yang
digunakan
dalam
KUD
menentukan
harga
disesuaikan
penetapan dari Instansi Pembina, khususnya
umum (terutama harga internasional) dengan
yang menyangkut persyaratan mutu Bokar
memperhatikan
yang harus dipenuhi oleh petani dan pihak
mengadakan penawaran secara terbuka dan
KUD yang menyangkut pelaksanaan teknis
ditentukan harga penawaran tertinggi, (7)
lelang, serta kesepakatan melalui musyawarah
Pengukuran volume lelang (penimbangan);
yang
dan (8) Pembayaran transaksi dilakukan secara
KUD,
Gapkindo,
dan
pemerintah daerah terutama meyangkut pihak mana yang berkewajiban membayar fee dan besaran
fee.
Keterlibatan
mutu;
(6)
harga
Pembeli
tunai. Meski pasar lelang forward telah berjalan,
secara
namun masih minim dengan mekanisme aturan
individu dalam proses pengambilan keputusan
formal, karena KUD belum menetapkan secara
yang
yang
formal aturan main dari pasar lelang forward
digunakan dalam kelembagaan lelang ini
sebagai bentuk perlindungan kepada pihak
belum nampak secara jelas dan lebih banyak
produsen
menerima
(pedagang)
menyangkut
dari
petani
perkembangan
yang
kelembagaan lelang lebih banyak atas dasar
melibatkan
dengan
indikator
aturan-aturan
aturan-aturan
yang
telah
(petani) dalam
maupun hal
konsumen
apabila
terdapat
ditetapkan. Mekanisme umum pasar lelang
kecurangan yang dilakukan oleh salah satu
forward Bokar adalah sebagai berikut: (1)
pihak,
KUD
lelang
dirugikan. Artinya bahwa pasar lelang forward
mengkoordinasikan jenis dan mutu Bokar
yang ada saat ini masih berjalan apa adanya
tertentu yang dihasilkan oleh petani/kelompok
tanpa aturan formal tertulis melainkan bersifat
tani sesuai dengan permintaan pasar; (2) KUD
informal dan masih memegang konsensus dan
mengundang pabrik pengolah atau pedagang
saling percaya di antara kedua belah pihak.
besar untuk mengikuti lelang pada waktu yang
Isu Strategis dan Alternatif Pengembangan
ditentukan, disertai estimasi tentang jenis dan
Pasar Lelang Forward Bokar
volume Bokar yang akan dilelang; (3) Para
Isu Strategis
petani/kelompok tani mengumpulkan sejumlah
Isu
sebagai
panitia
sehingga
tidak
strategis
ada
terkait
pihak
yang
peluang
Bokar dengan volume tertentu; (4) Diadakan
pengembangan pasar lelang komoditas Bokar
pemeriksaan mutu Bokar petani/kelompok tani
dapat dibedakan menjadi beberapa aspek, yaitu
oleh panitia lelang dan penawar lelang, (5)
antara lain : (1) manajemen lembaga pasar
lelang, (2) Mekanisme aturan pengelolaan
Pembinaan pengelola pasar lelang. Berikut
pasar lelang, (3) Penguatan lembaga KUD dan
pada Tabel 2 disajikan hasil analisis isu
dukungan pembiayaan, (4) Pengembangan
strategis pengembangan pasar lelang forward.
sarana
dan
prasarana
pasar
lelang,
(5)
Tabel 2. Isu Strategis Pengembangan Pasar Lelang Forward N o I a.
b.
Isu Strategis dan Permasalahan Indikatornya Manajemen lembaga pasar lelang forward Perencanaan Pasar Lemahnya dalam proses lelang forward perencanaan pasar lelang forward (pelaku yang terlibat, jumlah tonase, siklus pasar lelang forward, infor harga awal, mekanisme pasar lelang forward) Pelaksanaan pasar Keterlibatan pelaku dalam lelang forward pelaksanaan berlum bervariasi
c.
Pengawasan pasar lelang forward
Belum berjalannya fungsi pengawasan pasar lelang forward, dibuktikan dengan adanya complain pasca penetapan pemenang dan harga lelang
II a.
Mekanisme aturan pengelolaan pasar lelang forward Hak dan kewajiban Sosialisasi hak dan kewajiban pelaku lelang pelaku pasar lelang forward (petani, pedagang, KUD dan pihak lainnya yang terlibat) masih lemah
b.
Impelementasi hak dan kewajiban dalam pasar lelang forward
Pada tataran pelaksanaannya hak dan kewajiban pelaku masih belum dipegang teguh karena masih terjadi kecurangan dari salah satu pihak sehingga ada pihak yang dirugikan
c.
Pengendalian hasil kesepakatan lelang dengan produk yang disimpan di gudang
Karena masih terjadinya kesepakatan yang dilanggar maka perlu pengendalian secara ketat terhadap kontrol
Kendala (Ancaman)
Peluang
Kurang tertatanya pelaksanaan pasar lelang forward
Transparansi pelaksanaan pasar lelang forward untuk meningkatkan harga barang
Jumlah dan pelaku yang telibat masih pelaku yang sama dan belum melibatkan lebih banyak pelaku (petani dan pedagang) Terjadinya kegagalan kesepakatan yang telah ditetapkan antara pada saat lelang dan saat setelah lelang saat proses pengecekan dan penimbangan barang
Manajemen pasar lelang forward yang efektif dan efisien untuk daya saing produk
Aturan pasar lelang forward kurang dipahami para pelaku pasar secara mendalam
Adanya bagi peran antar pelaku pasar lelang forward membuka keterbukaan lelang
Hasil kesepakatan lelang tidak berlaku secara formal seringkali terjadi tawar menawar kembali saat pengambilan barang sehingga pasar lelang forward tidak efektif Kualitas barang bisa berbeda dengan kualitas sampel Bokar yang
Adanya bagi peran antar pelaku pasar lelang forward membuka keterbukaan lelang
Transparansi pelaksanaan pasar lelang forward untuk meningkatkan harga barang
Mekanisme aturan yang jelas dan disepakati bersama oleh pelaku pasar
N o
III a.
b.
c.
d.
IV a.
b.
c.
V a.
Isu Strategis dan Indikatornya
Permasalahan
Kendala (Ancaman) ditawarkan pada saat lelang
kualitas barang yang akan dilelang dan dipastikan keadaaannya di gudang penyimpanan sebalum lelang dilaksanakan Penguatan lembaga KUD sebagai penyelenggaran pasar lelang forward Dukungan Sumber Keterbatasan jumlah dan Kurang optimalnya daya manusia kemampuan sumberdaya pelaksanaan pasar pengelola lelang lelang forward karena lemahnya SDM yang dimiliki Dukungan Rendahnya pembiayaan pasar Kinerja KUD lemah pembiayaan lelang forward oleh KUD karena masih meskipun mengandalkan fee mengandalkan fee dari hasil lelang hasil lelang Dukungan fasilitas Hingga saat ini sebagian besar Kelancaran pasar lelang forward fasiltas pasar lelang forward penyelenggaran mengandalkan fasilitas pasar lelang lembaga lainnya seperti KUD, forward sangat gapoktan dan lain-lain ditentukan oleh fasilitas yang dimiliki menjadi terhambat Dukungan Keterbatasan KUD dalam KUD masih lemah Pembinaan Instansi menjalankan pasar lelang dalam terkait forward menyelenggarakan pasar lelang forward Pengembangan sarana dan prasarana pasar lelang forward Komputasi sebagai Database saar pelaksanaan Data pelaksanaan base data lelang pasar lelang forward masih pasar lelang belum terekam secara teratur forward tidak dan baik dengan model terekam dengan komputasi baik Ruangan Pelaksanaan pasar lelang Keterbatasan representative forward banyak dilaksanakan pelaksanaan pasar di beberapa tempat lembaga lelang forward dan tertentu seperti KUD, terlihat masih Gapoktan, tidak ada khusus sederhana serta ruangan yang representatif alakadarnya pasar lelang forward Sarana penyimpanan Belum adanya secara khusus Kurangnya sampel Bokar yang tempat penyimpanan sampel informasi kualitas akan di lelang Bokar yang akan dilelang barang melalui sampel menjadi sumbatan informasi antara kualitas barang dan harga barang Pembinaan pengelola pasar lelang forward Pembinaan KUD Rendahnya pemahaman, Pengelolaan pasar dalam pengelolaan Keterbatasan kemampuan lelang forward pasar lelang forward pengelolaan pasar lelang menjadi belum forward oleh KUD tertib dilakukan dan masih terjadi batalnya kesepakatan hasil lelang
Peluang lelang forward untuk transparansi dan akuntabel
Pembinaan dan pemberdayaan SDM KUD
Kerjasama kemitraan antar lembaga dan dana stimulan Pengembangan program pemerintah dalam fasilitasi kegiatan pasar lelang forward oleh Pemda
Pembinaan dari instansi terkait pemda
Era komputasi dan pasar global
Dukungan pengembangan proyek berbantuan pemerintah
Era transparansi dalam dunia pasar global
Pembinaan aparatur terkait dengan pengelolaan pasar lelang forward
N o b.
Isu Strategis dan Indikatornya Pembinaan Pelaku pasar lelang forward
Permasalahan Keterbatasan pemahaman dan pengetahuan hak kewajiban pelaku pasar lelang forward
Kendala (Ancaman) Terjadi pelanggaranpelangaran oleh pelaku lelang
Peluang Pembinaan aparatur terkait pengelolaan pasar lelang forward
Alternatif Pengembangan Pasar lelang forward Bokar Skenario pengembangan pasar lelang forward Bokar ke depan didasarkan pada hasil analisis, ada lima aspek yang menjadi faktor kunci, yang terbagi tiga aspek pokok dan dua aspek penunjang. Lima aspek pengembangan pasar lelang forward Bokar disajikan pada Tabel 3. Variabel/ Subvariabel
Permasalahan
Kondisi Yang Diharapkan
Manajemen lembaga pasar lelang forward Perencanaan Lemahnya dalam perencanaan pasar Pasar lelang proses perencanaan lelang terstruktur pasar lelang dan sistematis (pelaku yang (pelaku yang terlibat, jumlah terlibat, jumlah tonase, siklus pasar tonase, siklus pasar lelang, infor harga lelang, informasi awal, mekanisme harga awal, pasar lelang) mekanisme pasar lelang) Pelaksanaan Keterlibatan pelaku Bertambahnya pasar lelang dalam pelaksanaan pelaku ynag telibat berlum bervariasi dan bervariasi dalam pelaksanaan pasar lelang
Pengawasan pasar lelang
Belum berjalannya fungsi pengawasan fungsi pengawasan pasar lelang pasar lelang, semakin baik dibuktikan dengan sehingga tidak adanya complain adanya complain pasca penetapan pasca penetapan pemenang dan pemenang dan harga lelang harga lelang Mekanisme aturan pengelolaan pasar lelang forward Hak dan Sosialisasi hak dan Sosialisasi hak dan kewajiban kewajiban pelaku kewajiban pelaku pelaku lelang pasar lelang pasar lelang (petani, pedagang, (petani, pedagang, KUD dan pihak KUD dan pihak lainnya yang lainnya yang terlibat) masih terlibat) semakin lemah meningkat dan baik
Impelementasi hak dan
Pada tataran pelaksanaannya
hak dan kewajiban pelaku memegang
Alternatif Konsep Pengembangan
Instansi Pelaksana
Pelatihan Manajemen Pasar Lelang bagi para Pelaku Agribisnis Karet
Dinas Indag
Pelatihan Manajemen Operasional bagi Pelaksana Pasar Lelang para Pelaku Agribisnis Karet Pelatihan Manajemen Pengawasan Pasar Lelang para Pelaku Agribisnis Karet
Dinas Indag
Pelatihan dan Sosialisasi Mekanisme Pengelolaan Pasar Lelang bagi para Pelaku Agribisnis Karet meliputi hak dan kewajiban pelaku lelang Pelatihan dan Sosialisasi
Dinas Indag
Dinas Indag
Dinas Indag
kewajiban dalam pasar lelang
Pengendalian hasil kesepakatan lelang dengan produk yang disimpan di gudang
hak dan kewajiban pelaku masih belum dipegang teguh karena masih terjadi kecurangan dari salah satu pihak sehingga ada pihak yang dirugikan
teguh kesepakatan sesuai aturan pasar lelang sehingga kecurangan dari salah satu pihak dihindarkan
Mekanisme Pengelolaan Pasar Lelang bagi para Pelaku Agribisnis Karet meliputi Impelemntasi hak dan kewajiban dalam pasar lelang Membentuk lembaga Pengendalian hasil kesepakatan lelang dengan produk yang disimpan di gudang
Karena masih Ketatnya Dinas Indag terjadinya pengendalian kesepakatan yang terhadap kontrol dilanggar maka kualtias barang perlu pengendalian yang akan dilelang secara ketat dan dipastikan terhadap control keadaaannya di kualtias barang gudang yang akan dilelang penyimpanan dan dipastikan sebalum lelang keadaaannya di dilaksanakan gudang penyimpanan sebelum lelang dilaksanakan b. Penguatan lembaga KUD/penyelenggara dan dukungan pembiayaan pasar lelang forward Dukungan Keterbatasan Meningkatnya Membentuk dan Dinas Indag Sumber daya jumlah dan jumlah dan memfasilitasi Dinas KUMKM manusia kemampuan kemampuan Forum Penguatan sumberdaya sumberdaya lembaga KUD pengelola lelang pengelola lelang sebagai penyelenggaran pasar lelang bidang SDM Dukungan Rendahnya Tersedianya Penguatan Dinas Indag pembiayaan pembiayaan pasar pembiayaan pasar lembaga KUD Dinas KUMKM lelang oleh KUD lelang oleh KUD sebagai meskipun yang memadai penyelenggaran mengandalkan fee tidak hanya pasar lelang dan dari hasil lelang mengandalkan fee pendukung dari hasil lelang pembiayaan c. Pengembangan sarana dan prasarana pasar lelang forward Dukungan Hingga saat ini Berkembangnya Penguatan Dinas Indag fasilitas pasar sebagian besar fasiltas pasar lelang lembaga KUD Dinas KUMKM lelang fasiltas pasar lelang untuk KUD atau sebagai mengandalkan Gapoktan penyelenggaran fasilitas lembaga pasar lelang dan lainnya seperti dukungan KUD, gapoktan fasilitas Pasar Lelang Komputasi Database saat Database saar Pengembangan Dinas Indag sebagai base pelaksanaan pasar pelaksanaan pasar Sarana dan data lelang lelang masih belum lelang terekam Prasarana Pasar terekam secara secara teratur dan lelang untuk teratur dan baik baik dengan Pengadaan
Ruangan representatif
Sarana penyimpanan sampel Bokar yang akan di lelang
dengan model komputasi
teknologi komputasi
Pelaksanaan pasar lelang banyak dilaksanakan di beberapa tempat lembaga tertentu seperti KUD, Gapoktan, tidak ada khusus ruangan yang representative pasar lelang Belum adanya secara khusus tempat penyimpanan sampel Bokar yang akan dilelang
ruangan yang representative untuk pasar lelang
Tempat penyimpanan sampel Bokar yang akan dilelang tersedia secara khusus
d. Pembinaan pengelola pasar lelang forward Pembinaan Rendahnya Meningkatnya KUD dalam pemahaman, pemahaman, dan pengelolaan Keterbatasan kemampuan pasar lelang kemampuan pengelolaan pasar pengelolaan pasar lelang oleh KUD lelang oleh KUD Pembinaan Keterbatasan Meningkatnya Pelaku pasar pemahaman dan pemahaman dan lelang pengetahuan hak pengetahuan hak kewajiban pelaku kewajiban pelaku pasar lelang pasar lelang Dukungan Keterbatasan KUD Meningkatnya dan Pembinaan dalam menjalankan fokusnya Instansi terkait pasar lelang KUD/gapoktan dalam menjalankan pasar lelang
Komputasi sebagai base data lelang Pengembangan Sarana dan Prasarana Pasar lelang untuk Pengadaan Ruangan yang Representatif bagi pasar lelang
Pengembangan Sarana dan Prasarana Pasar lelang untuk Pengadaan Sarana penyimpanan sampel Bokar yang akan di lelang
Dinas Indag
Dinas Indag
Pembinaan secara Dinas Indag berkala KUD pengelola pasar lelang
Pembinaan secara Dinas Indag berkala Para Pelaku pasar lelang Penguatan lembaga KUD sebagai penyelenggaran pasar lelang dan dukungan Pembinaan Instansi Terkait
Dinas Indag Dinas KUMKM
tinggi). Petani Bokar yang menjual ke pasar 4. SIMPULAN
lelang forward masih sedikit dibandingkan
4.1. Simpulan
dengan petani yang belum bergabung dalam
Pada pengembangan usaha Bokar masih
kelompok tani (60%) dengan kondisi dan
ditemukan masalah kualitas lateks yang rendah
fasiltas penunjang gudang penyimpanan belum
(kemurnian Bokar, ukuran tidak seragam dan
optimal dengan kapasitas terbatas, serta tata
tidak sesuai dengan standar, serta kadar air
kelola masih sederhana. Di dalam saluran tata
niaga
usaha
Bokar,
telah
pasar lelang forward dengan menyimpan
terorganisir menjual Bokar melalui pasar
Bokar di gudang penyimpanan terlebih dahulu.
lelang forward dengan memanfaatkan fungsi
Perlu diupayakan penetapan mekanisme aturan
gudang penyimpanan yang dikelola oleh
penyelenggaraan
pengurus gudang sebagai kepanjangan tangan
penentapan hak dan kewajiban peserta lelang
dari KUD yang menjalankan fungsi pasar
dan
lelang forward, sedangkan petani yang belum
difasilitasi
terorganisir lebih banyak menjual Bokar
Perdagangan dan dinas teknis terkait lainnya
langsung kepada pedagang pengumpul. Pasar
seperti Dinas Perkebunan dan Dinas KUKM.
lelang forward masih belum mengatur secara
Pasar lelang forward sudah berjalan meski
ketat mekanisme aturan penyelenggaraan pasar
belum optimal sehingga perlu langkah-langkah
lelang dan belum memiliki mekanisme aturan
antara lain: (1) Penyediaan infrastruktur
baku, penetapan hak dan kewajiban hanya atas
kelengkapan
dasar kepercayaan di antara para pelaku lelang.
forward, (2) Pendidikan dan pelatihan para
Pasar lelang yang ada sudah berjalan cukup
pelaku
baik meskipun masih belum terkelola secara
Pengembangan pelatihan pasar lelang forward
melembaga, belum memiliki aturan formal,
online bagi para pelaku usaha dan atau peserta
keterbatasan
dan
lelang, dan (4) Pengembangan data base dan
peserta lelang, serta keterbatasan infrastruktur
komputerisasi manejemen sistem informasi
pasar lelang.
pasar lelang forward serta dikembangkan
4.2. Saran
model skim kredit untuk self finance dengan
SDM
petani
pengelola
yang
lelang
Untuk mengurangi permasalahan terkait kondisi usaha Bokar maka perlu diupayakan
pasar
penyelenggara oleh
pasar Dinas
penyelenggaran
pasar
membuka
lelang
akses
lelang
melalui
lelang
yang
Industri
dan
pasar
forward,
pembiayaan
lelang
(3)
perbankan
dengan bunga pinjaman yang rendah.
pembinaan dan penyuluhan oleh Dinas terkait secara terpadu tentang teknologi Bokar sesuai
UCAPAN TERIMA KASIH
anjuran, pelatihan tentang pengolahan Bokar,
Ucapan terima kasih kepada Badan Pengawas
serta pendampingan pola manjamen gudang
Perdagangan
simpan Bokar. Petani yang tidak berkelompok
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
harus dilakukan pendekatan pendampingan
melalui
agar mau berkelompok dan berkomitmen
Komoditi PBK, SRG, dan PL dengan Nomor
dalam kelompok termasuk dalam pemasaran
Kontrak: 174.1/ SPK-DIPA.4/7/2014.
Program
Berjangka
Kajian
Komoditi,
Pengambangan
hasilnya, sedangkan petani yang berkelompok perlu ditingkatkan kerjasama antar anggota,
DAFTAR PUSTAKA
antar pengurus kelompok, antar kelompok
Adrianto, L. 2006. Panduan Kelembagaan Tempat Pelelangan Ikan. Jakarta. Ausubel, LM. 2003. Auction Theory for the New Economy. Department of Economics, University of Maryland.
dengan kelompok lainnya sehingga petani mampu meningkatkan posisi tawarnya dan produk Bokar dijual secara melembaga ke
New Economy Handbook. Copyright 2003, Elsevier Science (USA). All rights reserved. Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan. 2013. Luas Perkebunan Karet di Sumatera Selatan tahun 2012. Palembang : Dinas Perkebunan. Friedman, D dan Sunder, S. 1984. Experimental Methods, A Primer for Economist, Cambrige University Press. Limbong, WH dan Sitorus, P. 1985. Pengantar Pemasaran Pertanian. Bahan Kuliah. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Mertes, JJ. 2010, Market Profile, Auction Market Theory and Behavioral Finance By Joseph James Consulting, LLC all
rights reserved Najiyati, S, Danarti, Slamet R, Murdiatun, Damanik, L 2012. Penguatan Kelembagaan Dan Difusi Teknologi Pengolahan Karet Rakyat Di Kawasan Transmigrasi Mendukung Koridor Ekonomi Sumatera. Ristek-Balitfo Kemnajkertrans Sukesi, H dan Farid, M. 2009. Efektivitas Pelaksanaan Pasar Lelang Forward Di Manado Sulawesi Utara. Buletin Iimiah Litbang Perdagangan, Vol. 3 No. 2 Desember 2009 Varian, HR. 1993. Intermediate Microeconomics: A Modem Approach. W. W. Norton & Company inc, New York