Wisata II Pengembangan Pariwisata untuk Destinasi Terpilih di Indonesia Flores Tanjung Puting Toraja Wakatobi
Daftar Isi
Kawah danau Kelimutu, Flores
02
WISATA - Pengembangan Pariwisata untuk Destinasi Terpilih di Indonesia
Swisscontact dan SECO – Kerjasama Pengembangan di Indonesia
4
Apakah manfaat dari mendukung pengembangan pariwisata?
4
Destinasi sasaran WISATA II
5
Program Swisscontact WISATA II Manajemen & Pemasaran Destinasi Keterlibatan Masyarakat Pengembangan Bisnis Pendidikan & Pelatihan Pariwisata Dukungan Pemerintah
8 9 10 12 13 14
Apa hasil yang telah dicapai?
15
WISATA - Pengembangan Pariwisata untuk Destinasi Terpilih di Indonesia
03
Swisscontact dan SECO – Kerjasama Pengembangan di Indonesia Indonesia adalah negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, yang membentang lebih dari 17.000 pulau, dengan keragaman budaya serta perbedaan ekonomi yang luar biasa. Perbedaan antara wilayah geografis terlihat dalam kondisi kehidupan dari hampir 250 juta orang. Terutama di daerah timur, terdapat kesenjangan besar antara mayoritas penduduk yang hidup dalam kemiskinan dengan sedikit pemilik usaha yang telah mencapai keberhasilan ekonomi.
Aspek tersebut diatasi melalui pekerjaan pengembangan di Indonesia: Sekretariat Negara Swiss untuk Urusan Ekonomi (SECO) mendukung proyek-proyek yang berbeda guna untuk meningkatkan daya saing serta integrasi negara ini ke dalam ekonomi dunia. Swisscontact adalah organisasi pengembangan dari Swiss dengan lebih dari 40 tahun pengalaman di daerah tersebut, yang telah berhasil melaksanakan berbagai proyek pada bidang yang berbeda-beda. Kedua organisasi mengejar sasaran untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup melalui kerja sama langsung dengan instansi pemerintah dan masyarakat setempat.
Apakah manfaat dari mendukung pengembangan pariwisata? Selain pertanian, perikanan dan pertambangan, pariwisata merupakan salah satu industri penting yang menghasilkan pendapatan di Indonesia. Interaksi dengan budaya dan masyarakat lokal telah menjadi hal yang lebih penting bagi wisatawan, mendorong minat yang lebih besar yang juga mendorong masyarakat untuk melestarikan nilai-nilai budaya lokal dan tradisi. Selain obyek wisata, destinasi juga membutuhkan pemasaran yang profesional, kualitas layanan yang tinggi, produk yang kompetitif serta infrastruktur yang memadai. Namun, hal ini sering tidak tersedia di daerah terpencil.
Pariwisata adalah industri jasa yang padat karya dengan potensi yang besar untuk menciptakan lapangan kerja dan peluang bisnis baru. Penduduk lokal dapat menuai manfaat ekonomi jika aktif terlibat. Hal ini dimungkinkan dengan berbagai cara, misalnya sebagai karyawan dari usaha pariwisata, produsen menjual kerajinan sebagai suvenir, atau secara tidak langsung, dengan menjual produk pertanian lokal untuk hotel atau restoran. Melalui pengelolaan yang tepat dari destinasi, industri pariwisata dapat mendorong perekonomian dan lingkungan seiring dengan memfasilitasi kemajuan sosial yang lebih lanjut.
Lokasi program Swisscontact WISATA di Indonesia
Destinasi Sasaran WISATA II Lokasi-lokasi program dipilih secara bersamasama dan sesuai dengan program nasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia. Keempat destinasi ini merupakan bagian dari rencana Kemenparekraf untuk mendukung pariwisata di 15 destinasi prioritas di Indonesia melalui pengembangan organisasi tata kelola destinasi (DMO). Destinasidestinasi dalam program dipandang memiliki potensi khusus untuk pengembangan pariwisata karena karakteristiknya unik serta prasyarat dalam penerimaan pengunjung. Selain keempat destinasi pariwisata, program ini juga mendukung tiga sekolah pariwisata di daerah resapan destinasi. Lokasi-lokasi dari Program ditunjukkan di dalam peta.
Ukiran rumah tradisional Tongkonan, Toraja
04
WISATA - Pengembangan Pariwisata untuk Destinasi Terpilih di Indonesia
WISATA - Pengembangan Pariwisata untuk Destinasi Terpilih di Indonesia
05
Flores
Tanjung Puting
Toraja
Wakatobi
Saat ini terdapat ketimpangan besar dalam industri pariwisata Indonesia. Pulau ternama internasional, Bali, menarik hampir 3 juta pengunjung setiap tahun sedangkan provinsi timur „Nusa Tenggara Timur“, yang juga dikenal sebagai Kepulauan Sunda kecil, jarang dikunjungi. Salah satu pulau yang lebih besar dari wilayah ini adalah Flores: terletak di sebelah timur kepulauan, pulau ini menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan di darat dan di bawah air termasuk hutan, gunung berapi, danau, air terjun, pantai yang unik dan kehidupan laut yang mempesona.
Tanjung Puting adalah sebuah taman nasional yang terletak di provinsi Kalimantan Tengah, yang merupakan bagian dari Borneo Indonesia. Daerah yang dicakup oleh Tanjung Puting adalah sekitar 400’000 hektar dan telah diklasifikasikan sebagai Cagar Biosfer UNESCO. Yang terdiri dari padang rumput tropis dan rawa gambut serta jaringan kanal sungai yang khas dan karenanya hanya dapat diakses dengan perahu. Taman nasional ini terkenal dengan populasi orangutannya.
Wilayah Toraja terletak di Sulawesi Selatan dan mencakup dua kabupaten, yaitu Tana Toraja dan Toraja Utara. Hal utama yang menarik bagi wisatawan di Toraja adalah budaya yang unik. Desa-desa tradisional dengan arsitektur unik mereka, upacara budaya (pada umumnya upacara pemakaman) dan kuburan unik (peti mati di guagua dan tergantung di dinding batu kapur) adalah salah satu atraksi yang paling banyak dikunjungi. Berjalan di sekitar kuburan terasa menakutkan namun juga menarik pada saat yang bersamaan dan pengunjung adalah tamu yang disambut dengan upacara adat.
Pulau-pulau Wakatobi terletak di lepas pantai Sulawesi Tenggara. Wilayah ini mendapatkan namanya dari empat pulau utamanya, yaitu Wangiwangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. Taman nasional laut adalah bagian dari Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle) di Asia Tenggara yang mengisyaratkan pemandangan laut yang unik dapat ditemukan di sekitar pulau-pulau tersebut. Selain menjadi taman nasional laut, wilayah tersebut juga dinyatakan sebagai Cagar Biosfer UNESCO pada awal tahun 2012.
Kekayaan budaya dari pulau ini serta ragam etnis minoritasnya sangat luar biasa. Sawah berbentuk jaring laba-laba, rumah keluarga tradisional, ‚Caci‘ seni bela diri dengan cambuk dan ritual spiritual merupakan semua elemen yang berakar dalam budaya. Atraksi lain yang unik adalah komodo: kadal hidup terbesar, di habitatnya di pulau Komodo dan Rinca, di lepas pantai barat Flores. Rute dan atraksi lain membuatnya menjadi destinasi yang ideal untuk petualang, pecinta alam, penyelam dan mereka yang tertarik dalam memperkaya budaya.
Komodo, Flores
06
Tanjung Puting adalah destinasi yang sempurna bagi wisatawan yang ingin melihat alam dan satwa liar, terutama orangutan. Orangutan tidak hanya dapat dilihat di kamp-kamp rehabilitasi tetapi juga di alam liar selama perjalanan di sungai dengan perahu tradisional lokal atau perahu cepat (speedboat). Selain unsur alam, daerah ini juga menawarkan beberapa atraksi budaya, seperti budaya tradisional Dayak, yang merupakan elemen menarik di luar wilayah taman nasional.
Orangutan, Tanjung Puting
WISATA - Pengembangan Pariwisata untuk Destinasi Terpilih di Indonesia
Kerajinan tradisional, seperti tenun masih dipraktekkan oleh banyak desa. Rumah-rumah kaya dekorasi juga menunjukkan tradisi yang bertahan lama dalam hal ukiran kayu. Produk lokal yang paling terkenal adalah kopi Toraja, yang terkenal di seluruh Indonesia. Lanskap batu kapur dengan banyak bukit dan vegetasi hijau subur memberikan pemandangan yang menakjubkan. Daerah ini memiliki banyak potensi untuk menggabungkan elemen petualangan lainnya dalam penawaran wisata, memberikan wisatawan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman yang baru dan unik. Mendaki dan bersepeda adalah kegiatan yang dapat dieksplorasi di daerah ini.
Ketekesu, Toraja
Wakatobi merupakan destinasi muda, terutama dikenal untuk atraksi bawah lautnya, yang membuatnya menjadi tempat yang sempurna untuk menyelam dan snorkeling. Selain daya tarik utama tersebut, pulau ini juga menawarkan banyak kesempatan untuk eksplorasi di darat. Bahkan dengan melihat penduduk setempat, banyak yang tinggal di rumah-rumah kayu yang berdiri di atas tiang beberapa meter dari pantai, bepergian ke dan dari rumah mereka dengan menggunakan perahu-perahu kecil adalah hal yang lumrah. Selain itu, banyak perempuan di pulau masih mempraktekkan tradisi mereka dalam menenun, terutama perempuan yang lebih tua, dengan masih menggunakan metode pewarnaan dan menenun tradisional untuk membuat kain lokal yang natural.
Panorama bawah laut, Wakatobi
WISATA - Pengembangan Pariwisata untuk Destinasi Terpilih di Indonesia
07
Program Swisscontact WISATA II Program WISATA yang didanai oleh Sekretariat Negara Swiss untuk Urusan Ekonomi (SECO) awalnya dimulai pada tahun 2009 dan hanya mencakup pulau Flores. Karena keberhasilannya di tahap pertama, diputuskan bahwa tahap kedua dari program harus dimulai pada bulan Juni 2014, yang meliputi tiga destinasi tambahan. Melalui tahap kedua ini, pendekatan yang berhasil dikembangkan dan diterapkan di Flores disebarluaskan. WISATA , sebagai tonggak program, dilaksanakan dalam kerjasama yang erat dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Tujuan utama dari program ini adalah untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi melalui pariwisata yang berkelanjutan, yang menciptakan lapangan kerja
Manajemen & Pemasaran Destinasi Organisasi Tata Kelola Destinasi Pemasaran
da n pendapat a n untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Untuk mencapai tujuannya, program bekerja pada beberapa bidang utama, seperti yang dijelaskan di bawah ini: • Tata Kelola, Pemasaran, dan Jejaring Destinasi • Keterlibatan Masyarakat • Pengembangan Bisnis • Pendidikan & Pelatihan Pariwisata • Dukungan Pemerintah
Pusat Informasi Turis di Labuan Bajo, Flores
Area intervensi utama dari program adalah untuk mendukung pembentukan Organisasi Tata Kelola Destinasi (DMO). Hal ini dilakukan sejalan dengan program nasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. DMO adalah badan independen yang anggotanya terdiri dari berbagai lembaga, tergantung pada destinasi-nya. Dapat terdiri dari bisnis, asosiasi, serta individu sebagai anggotanya. DMO dapat mengambil berbagai bentuk, mulai dari badan hukum hingga forum diskusi pemangku kepentingan. Selain fungsinya sebagai pelaku yang memayungi serta platform untuk diskusi, DMO juga dapat mengambil peran mediasi antara mitra dan pemerintah serta mempromosikan destinasi di pasar pariwisata nasional dan internasional. DMO Flores terdiri dari anggota dari sektor swasta dan berlokasi di pusat pulau, yaitu di kota Ende. Selain DMO regional, dikarenakan penyebaran wilayahnya yang luas di Flores, Organisasi Tata Kelola Pariwisata lokal (TMO) ada di masingmasing delapan kabupaten di Flores. TMO ber tanggung jawab untuk mewakili kepentingan para pemangku kepentingan lokal di kabupaten terhadap DMO dan pemerintah daerah.
Flores DMO mempromosikan destinasi
08
WISATA - Pengembangan Pariwisata untuk Destinasi Terpilih di Indonesia
Salah satu fokus utama DMO adalah meningkatkan kesadaran mengenai destinasi melalui pemasaran. Dengan mengembangkan citra yang unik, hal ini tidak hanya dapat membantu menyatukan para pemangku kepentingan, tetapi juga mencitrakan destinasi agar dapat dikenali di pasar pariwisata. Sebagai penyokong DMO, terdapat satu kantor penghubung di Bali untuk membangun jaringan bisnis dengan operator tur. Untuk memperkuat hubungan ke pasar, DMO juga menghadiri pameran perdagangan nasional dan internasional. Selain i t u , pro gra m juga mendukung D M O mengembangkan materi promosi yang menarik serta alat-alat penting untuk menarik konsumen yang potensial. Untuk mendukung kegiatan promosi, pencitraan Flores dikembangkan dengan memberikan tampilan yang kuat dan dikenali pasar. Ini digunakan pada semua materi promosi yang disajikan pada pameran perdagangan. Selain alat-alat promosi, tiga buku panduan dengan tema tertentu (people & culture, diving, trekking) serta peta pariwisata mendukung promosi yang menarik.
Hubungan Pada tingkat destinasi, DMO bekerja sama dengan pemerintah daerah. Tujuannya untuk menciptakan kondisi yang lebih baik bagi sektor pariwisata melalui kolaborasi di antara para pemangku kepentingan. Contohnya adalah dengan konsultasi para pelaku untuk perbaikan infrastruktur. Melalui keterlibatan DMO, perubahan positif dapat dicapai dengan cepat. Hal ini menyebabkan penerimaan yang lebih luas di antara para pemangku kepentingan industri yang menyadari manfaat memiliki organisasi semacam itu, yang secara langsung berdampak peningkatan pariwisata. Keberadaan DMO membantu sektor swasta dan publik untuk membentuk platform diskusi dan kerja sama umum, sehingga meningkatkan kerjasama yang lebih kongruen dan berkelanjutan.
WISATA - Pengembangan Pariwisata untuk Destinasi Terpilih di Indonesia
09
Keterlibatan Masyarakat Sebuah aspek penting untuk Swisscontact adalah pendekatan inklusif untuk pengelolaan pariwisata yang melibatkan masyarakat setempat. Melalui partisipasi langsung masyarakat dalam setiap inisiatif, memungkinkan penduduk setempat untuk membentuk pengembangan pariwisata dan mendapatkan keuntungan. Di masa depan, semakin banyak masyarakat yang bisa saling belajar dan meningkatkan produk dan proses mereka untuk menghasilkan pendapatan yang memadai.
dengan mendapatkan ganti berupa tiket masuk yang terjangkau. Fokusnya dengan menempatkan cara yang tepat untuk berhubungan dengan wisatawan, serta meningkatkan kualitas produk dan jasa secara berkelanjutan. Kursus Bahasa Inggris Dasar menjadi penting bagi warga desa agar dapat mengelola kunjungan wisatawan dengan lebih mudah.
Tata Kelola Atraksi Salah satu contoh keterlibatan masyarakat adalah jika mereka didorong untuk mengelola obyek pariwisata. Adalah penting bahwa hal ini dilakukan dengan cara yang dapat memenuhi harapan tamu internasional, sementara pada saat yang sama juga dapat melestarikan alam dan budaya dari destinasi. Hal ini di satu sisi dapat menjadi atraksi pariwisata berbasis masyarakat, seperti desa-desa tradisional yang menawarkan homestay atau pertunjukan budaya. Di sisi lain masyarakat lokal dapat didorong untuk mengelola wisata alam dengan menjaganya agar bersih dan terawat
Bena adalah sebuah desa tradisional yang sering dikunjungi, terkenal karena arsitektur, budaya dan gaya hidupnya. Masyarakat didukung berkaitan dengan pengelolaan yang tepat dari pariwisata, termasuk dampak positif serta negatifnya. Fokus lain adalah untuk membuat masyarakat sadar bahwa melestarikan adat istiadat setempat, seperti kerajinan tangan tradisional, dapat lebih berkontribusi untuk mata pencaharian mereka. Masyarakat sekarang memiliki pengetahuan yang cukup untuk terus mempertahankan dan merancang tawaran pariwisata mereka sendiri.
Rantai Pasokan Pertanian
Produksi Kerajinan Tangan
Hor tikultura sering menjadi cara untuk menghubungkan masyarakat lokal secara tidak langsung dengan pariwisata. Biasanya prasyarat untuk pertanian ada tetapi petani lokal kurang pengetahuan untuk menjangkau pasar pariwisata. Mereka dapat difasilitasi dengan pelatihan di bidang pertanian. Beberapa topik sentral misalnya produksi bahan organik dan identifikasi klien. Sebuah elemen penting adalah mendukung produsen agar terhubung dengan perusahaan untuk menjamin akses ke pasar baru. Bergantung pada produk, kemasan dan desain yang sesuai merupakan unsur yang dapat dimasukkan dalam pelatihan. Untuk mengeksploitasi sinergi, petani dihubungkan ke desa-desa masyarakat pariwisata yang tidak dapat menghasilkan cukup pangan untuk melayani pelanggan yang menginap.
Di Indonesia, seni memproduksi kerajinan berakar mendalam ke dalam tradisi lokal. Oleh karena itu, ini adalah cara lain untuk menghubungkan masyarakat ke pasar pariwisata, sekaligus menjaga tradisi lokal tetap hidup. Sebagai salah satu contoh, tenun dipraktekkan di banyak daerah. Wisatawan sangat senang untuk membeli produk lokal tenun sebagai suvenir, jika sesuai dengan harapan mereka. Oleh karena itu, Program mendukung kelompok penenun lokal di desa-desa dengan memfasilitasi pelatihan. Topiknya meliputi pengembangan produk, pengelolaan keuangan dan fokus untuk terus menggunakan metode menenun dan pencelupan tradisional. Melalui hal ini, produk dapat dibuat menjadi lebih kompetitif dan produsen kerajinan terhubung dengan lebih erat dengan perdagangan pariwisata.
Dua tahun lalu sebagian besar produk pertanian di Labuan Bajo diimpor dari luar pulau. Sekarang, kelompok tani lokal menghasilkan lebih dari 10 jenis sayuran organik, yang dijual langsung ke bisnis pariwisata lokal. Program lain yang didukung adalah petani kopi di Ngada dengan meningkatkan desain kemasan serta membangun jaringan pasar di Labuan Bajo. Petani mampu memperluas jalur penjualan dan mengamankan pembelian bulanan.
Tenun ikat oleh Biliran Sina, Flores
Desa Bena, Flores
10
WISATA - Pengembangan Pariwisata untuk Destinasi Terpilih di Indonesia
Petani sayuran organik
Tekstil tenun yang terkenal di Flores disebut ”Ikat”. Setelah mengikuti pelatihan, kelompok tenun ‚Sanggar Bliran Sina’ di Kabupaten Sikka telah menjadi pelatih lokal mandiri dan karenanya mampu menyebarkan pengetahuan mereka kepada kelompok tenun lainnya di Flores, meningkatkan kualitas dan berbagai produk Ikat keseluruhan.
WISATA - Pengembangan Pariwisata untuk Destinasi Terpilih di Indonesia
11
Pengembangan Bisnis
Meningkatkan Kualitas Layanan
Pendidikan & Pelatihan Pariwisata
Pendidikan Tinggi
Kualitas tinggi dari layanan yang ditawarkan oleh usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan faktor kunci untuk destinasi yang sukses. Hal ini adalah aspek, yang sering masih kurang pada destinasi yang lebih kecil, kurang berkembang. Melalui pengembangan pelatihan lokal dan jasa konsultasi serta masukan untuk asosiasi bisnis, perusahaan memiliki kesempatan untuk meningkatkan profesionalisme mereka. Ketika usaha kecil dapat menyediakan layanan berkualitas tinggi, daya saing destinasi secara keseluruhan akan sangat meningkat.
Agar usaha kecil lokal paham mengenai pentingnya kualitas yang memadai serta keberadaan dan pentingnya meningkatkan kualitas layanan, asosiasi didukung untuk mengembangkan piranti kerja (toolkit) untuk berbagai bidang kerja pada hotel dan restoran serta untuk pemandu wisata. Toolkit didasarkan pada standar kerja nasional saat ini (SKKNI) dan disesuaikan dengan kebutuhan kontekstual tertentu pada destinasi. Seperangkat instrumen berisi alat-alat seperti petunjuk praktis, contoh-contoh, daftar periksa dan formulir evaluasi, membuat informasi tersebut mudah diakses oleh pengguna akhir. Masalah mengenai kualitas layanan terdapat di semua lokasi Program dan oleh karena itu inisiatif mengenai toolkit dapat direplikasi pada tiga destinasi baru untuk mendorong kualitas pelayanan yang lebih tinggi.
Sebuah pendidikan pariwisata yang berorientasi formal dan industri sangat penting bagi kompetensi tenaga kerja dalam memberikan kualitas pelayanan yang optimal. Dengan demikian, perbaikan pada peningkatan standar pelayanan adalah penting untuk memulai intervensi yang berfokus pada peningkatan kapasitas baik pada sekolah kejuruan maupun lembaga pendidikan tinggi.
Di bidang peningkatan kapasitas lembaga pendidikan tinggi, program memilih tiga universitas pariwisata publik, yaitu STP Bali, STP Bandung dan AKPAR Makassar. Universitas-universitas tersebut menawarkan program diploma dalam manajemen destinasi atau program yang terkait dengan bidang tersebut. Fokus dukungan terletak pada keahlian dalam kurikulum dan pengajar, sebagaimana manajemen destinasi adalah bidang studi yang relatif baru. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk menghubungkan universitas terpilih dengan universitas mitra nasional maupun internasional Swiss atau lainnya untuk merangsang pertukaran pengetahuan dan membangun keahlian. Program dapat berkisar mulai dari saling memberikan kuliah tamu hingga berpartisipasi dalam acara dan seminar nasional dan internasional. Dengan mendorong aspek-aspek ini, program memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas keseluruhan dari program studi yang berkaitan dengan manajemen destinasi, yang mengarah kepada lulusan yang kompeten dengan keterampilan manajemen yang meningkat untuk destinasi wisata di Indonesia.
Asosiasi Bisnis & Perusahaan Swisscontact memiliki tujuan untuk mendukung berbagai usaha pariwisata dan individu terkait, seperti pemandu wisata, hotel, restoran, serta operator selam dan tur, dalam meningkatkan kualitas layanan mereka. Hal ini dilakukan melalui dukungan secara sistematis kepada asosiasi terkait dalam membangun kapasitas mereka untuk memberikan layanan kepada anggotanya. Dikarenakan oleh karakteristik dan keberadaannya pada destinasi, asosiasi-asosiasi yang paling utama didukung adalah asosiasi pemandu wisata, hotel & restoran. Kegiatan khusus dari program berfokus pada penciptaaan struktur yang layak serta tugas-tugas yang berorientasi hasil yang memungkinkan asosiasi untuk menjadi titik fokus yang kuat sebagai tempat rekomendasi yang kompeten untuk anggota saat ini dan masa depan. Sebuah asosiasi pemandu wisata di Flores meminta dukungan dari proyek untuk menghasilkan sebuah buku saku. Hal ini untuk disebarluaskan di antara pemandu wisata untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang destinasi, tetapi juga kemampuan bahasa, karena informasi yang diberikan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
12
WISATA - Pengembangan Pariwisata untuk Destinasi Terpilih di Indonesia
Pelatihan penggunaan Toolkit, Flores
Di Flores, delapan toolkit dikembangkan, untuk tingkat manajemen bisnis (manajemen keuangan, pemasaran & penjualan, sumber daya manusia), housekeeper, resepsionis, pramusaji, juru masak dan pemandu wisata. Beberapa bisnis mendapatkan toolkit dan menggunakan-nya untuk secara internal mengadaptasi prosedur operasi untuk meningkatkan kualitas layanan-nya. Jika mereka memerlukan bantuan lebih lanjut untuk melakukan hal ini, mereka dapat meminta dukungan dari kelompok ahli DMO - sekelompok profesional dari industri pariwisata Flores yang bertindak sebagai pelatih resmi untuk bisnis.
Sekolah Menengah Kejuruan Di Indonesia, sekolah kejuruan untuk pariwisata disebut SMK Pariwisata (Sekolah Menengah Kejuruan). Program SMK, seperti perhotelan atau tur dan perjalanan wisata (tour dan travel), berfokus pada pendidikan yang berorientasi praktik kepada siswa. Namun, beberapa isu penting umum terjadi di SMK di daerah terpencil, seperti kurangnya kompetensi guru atau fasilitas yang sesuai serta kurikulum yang memadai sesuai dengan kebutuhan industri. Hal ini berakibat pada lulusan SMK yang sulit diserap oleh pasar pariwisata, dengan banyak yang menganggur atau membutuhkan pelatihan ulang secara menyeluruh oleh pelaku bisnis pariwisata. Program memiliki tujuan untuk mendukung SMK terpilih pada destinasi untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Fokus utama adalah pada kapasitas guru, termasuk pengembangan bersama bahan ajar, dan perbaikan dan pemeliharaan sarana yang berkaitan dengan pariwisata. Penekanan khusus ditujukan pada pembentukan hubungan yang kuat antara SMK dan industri pariwisata guna meningkatkan kualitas dan relevansi dari pengalaman praktis yang siswa bisa dapatkan tidak hanya melalui sekolah tetapi juga melalui program magang.
Siswa SMK mempraktekkan penyajian makanan dan minuman
WISATA - Pengembangan Pariwisata untuk Destinasi Terpilih di Indonesia
13
Dukungan Pemerintah
kepada pejabat pada bidang ini dengan menyediakan konsultan lokal dan internasional.
Pemerintah daerah memainkan peranan penting untuk pengembangan pariwisata di daerah mereka. Terutama terkait dengan lingkungan bisnis yang memadai, yang disajikan dalam rencana dan peraturan yang berlaku. Aspek penting lainnya yang terhubung ke topik bahasan ini adalah untuk melestarikan daya tarik alami dari destinasi, yang sangat penting untuk mempertahankan minat wisatawan yang mencari destinasi tanpa cela.
Proyek mendukung penyusunan Rencana Induk Pariwisata Flores, untuk memastikan bahwa arah pengembangan pariwisata di pulau dikonseptualisasikan. Berdasarkan permintaan dari otoritas lokal, proyek juga bekerja pada tingkat yang lebih rendah untuk membantu penyusunan rencana yang lebih rinci untuk tingkat kabupaten.
Perencanaan Daerah
Pengelolaan Limbah Padat
Untuk memastikan lingkungan yang dikelola dengan baik untuk industri pariwisata dengan juga memperhitungkan konteks lokal, sangatlah penting bahwa pemerintah secara tepat membuat rencana pengembangan destinasi. Adalah penting bahwa aspek keberlanjutan, misalnya mengenai daya dukung atau dampak sosial diperhitungkan ketika mengembangkan rencana induk pariwisata. Seringkali, terutama pada destinasi kecil, otoritas pariwisata tidak memiliki pengetahuan tentang perencanaan pariwisata serta sumber daya untuk mendapatkan keahlian yang dibutuhkan. Oleh karena itu, Program menawarkan dukungan
Program tidak akan bekerja dengan lingkup dan kegiatan yang sama dalam hal pengelolaan sampah pada semua destinasi, sehingga kegiatan akan beragam. Contoh untuk intervensi adalah: mendukung pemerintah dengan pengelolaan limbah padat, inisiatif untuk pengurangan plastik, serta pendidikan masyarakat setempat dan wisatawan mengenai penggunaan sumber daya. Banyak isu mengenai sampah di lingkungan berasal dari plastik yang tertinggal selama kunjungan ke situs wisata. Salah satu bidang di mana program memiliki maksud untuk lebih ditekankan adalah untuk memperkenalkan kode etik di mana misalnya turis membawa sampahnya kembali ke akomodasi mereka setelah kunjungan harian mereka ke situs alam atau desa. Hal ini dapat sangat mengurangi limbah yang tertinggal di sepanjang jalan atau di lokasi dan karenanya dapat meningkatkan baik pengalaman wisata maupun kebersihan dari destinasi.
Apa hasil yang telah dicapai? Prestasi yang dapat dilaporkan sampai saat ini adalah dari tahap pertama program Swisscontact di Flores. DMO berhasil dibentuk dan telah berfungsi dengan baik. Meskipun sebagai organisasi muda, pemangku kepentingan mengenali DMO sebagai organisasi yang memiliki dampak positif pada industri pariwisata di Flores. Tahap pertama dari program mampu mendongkrak sektor pariwisata Flores yang mengarah pada peningkatan yang signifikan dari pendapatan bagi ratusan keluarga. Saat ini, lebih banyak orang mengunjungi pulau indah ini dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Sejak awal program, jumlah pengunjung internasional telah meningkat dengan angka sekitar 20% dan domestik dengan 85%. Pengunjung tinggal lebih lama dan penghasilan yang dihitung dari pengunjung telah meningkat hampir 50%. Flores berfungsi sebagai contoh positif bagi daerah lain di Indonesia. Pengalaman berharga yang dipelajari di sana sekarang dapat diteruskan
ke daerah lain, di satu sisi melalui fase kedua dari program ini, di sisi lain melalui pertukaran pengetahuan dengan destinasi lain. Keberhasilan program di Flores menunjukkan bahwa dampak positif yang sama dapat dicapai pada tiga destinasi tambahan yang ditargetkan. Pada masing-masing destinasi, program akan mengadaptasi pendekatan dan desain kegiatan sebelumnya disesuaikan dengan konteks lokal untuk memastikan manfaat tertinggi di setiap destinasi. Cara pembangunan yang mempertahankan sumber daya alam dan budaya sementara juga berkelanjutan secara ekonomi - ini adalah visi yang SECO dan Swisscontact niatkan untuk dikejar bersama dengan para pemangku kepentingan lokal. Banyak masyarakat di daerah sasaran, hidup dalam kemiskinan, namun kesempatan mereka untuk memperoleh pendapatan yang cukup dapat ditiingkatkan secara substansial melalui inisiatif ini.
Di Labuan Bajo, inisiatif untuk mengurangi sampah plastik termasuk di antaranya produksi tas belanja yang dapat digunakan kembali, botol air yang dapat digunakan kembali (terbuat dari stainless steel) dan stasiun air isi ulang. Ini dilaksanakan oleh perusahaan yang menyediakan dan menjual produk-produk ini. Terutama operator selam yang bersemangat untuk berpartisipasi dan menggunakan botol yang dapat digunakan kembali dan stasiun isi ulang. Inisiatif pengelolaan sampah di Labuan Bajo, Flores
14
WISATA - Pengembangan Pariwisata untuk Destinasi Terpilih di Indonesia
Penduduk lokal dan tamu di puncak Kelimutu, Flores
WISATA - Pengembangan Pariwisata untuk Destinasi Terpilih di Indonesia
15
We Create Opportunities Swisscontact WISATA • Jl. Batur Sari 20SB Sanur • Denpasar, Bali • Indonesia 80227 Tel. +62 361 283 221 www.swisscontact.org
Publishing Information: Layout and texts: Swisscontact WISATA Photos: Swisscontact WISATA, Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi Swiss NPO-Code: The structure and management of Swisscontact conforms to the Corporate Governance Regulations for Non-Profit Organisations in Switzerland (Swiss NPO-Code) issued by the presidents of large relief organisations. An audit conducted on behalf of this organisation showed that the principles of the Swiss NPO-Code are adhered to. ZEWO-Seal of Approval: Swisscontact was awarded the Seal of Approval from ZEWO. It is awarded to non-profit organisations for the conscientious handling of money entrusted to them, proves appropriate, economical and effective allocation of donations and stands for transparent and trustworthy organisations with functioning control structures that uphold ethics in the procurement of funds and communication. Swisscontact is regularly audited on the adherence to these criteria. (Source: ZEWO) Société Général de Surveillance (SGS): Swisscontact has been awarded the Certificate of the International Inspection Agency Société Générale de Surveillance (SGS) within the NGO Benchmarking Program. Agustus 2014