SYAMSUL ARIFIN I PENGEMBANGAN MODUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ...
PENGEMBANGAN MODUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KREATIVITAS MAHASISWA Syamsul Arifin Program Studi Penjaskesrek JPOK FKIP Unlam
Abstract: This research aims to develop the module of Research Metodology especially for Class Action Research (CAR) material which is worthed and effective to increase student creativity and comprehension in Department of Physical Education Faculty of Teacher Training Education Lambung Mangkurat University. The data was analyzed by qualitative descriptive method. The result are converted by the degree of concensus; if supporting answers are selected by more than 50% respondents, the item will be kept. An item is going to be dropped, if 50% respondents reject the supporting answer. The findings show that this module; a) helps student to understand the material; b) relates the phenomena of moving activity; c) has the format that is easy to follow; d) has the sufficient procedure; (e) easy to understand (f) has meaningful and usefulness in supporting lecture; (g) improves students’ comprehension and creativity; (h) helps students to arrange class action research plan. The high of concencus degree shows that the use of this module is the best solution to cope with student problem in Research Methodology class. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul perkuliahan Metodologi Penelitian pada pokok bahasan penelitian tindakan kelas (PTK), yang layak dan efektif untuk meningkatkan pemahaman dan kreativitas mahasiswa Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (penjaskesrek) FKIP Unlam. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan presentase. Hasil analisis data dikonversikan dengan derajat konsensus: jika jawaban mendukung dipilih oleh lebih dari 50% subyek, maka item yang bersangkutan dipertahankan. Item akan digugurkan jika 50% subyek menolak jawaban mendukung.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul ini; a) membantu mahasiswa memahami materi, b) mengaitkan fenomena aktifitas gerak, c) memiliki format penulisan yang mudah diikuti, d) memuat prosedur proposal yang memadai e) memiliki alur pemikiran yang mudah dipahami. f) memiliki kebermaknaan dan kebermanfaatan dalam menunjang perkuliahan, g) meningkatkan pemahaman dan kreatifitas mahasiswa. h) membantu mahasiswa dalam menyusun proposal PTK. Tingginya derajat konsensus menunjukkan bahwa modul ini merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan mahasiswa dalam perkuliahan Metodologi Penelitian. Kata kunci: pengembangan, modul, pemahaman, kreativitas 55
JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 No. 01, Oktober 2012
A. PENDAHULUAN Pemahaman adalah perilaku menerjemahkan, menafsirkan, menyimpulkan atau mengekstrapolasi (memperhitungkan) konsep dengan menggunakan kata-kata atau simbol-simbol lain yang dipilihnya sendiri (Suparman, 2005:80). Dengan perkataan lain pemahaman meliputi perilaku yang menunjukkan mahasiswa dalam menangkap penegertian suatu konsep. Diantara taksonomi kawasan kognitif, jenjang pemahaman paling banyak digunakan baik pada jenjang perguruan tinggi maupun jenjang pendidikan di bawahnya. Alasannya adalah jenjang pemahaman merupakan dasar yang sangat menentukan untuk mempelajari dan menguasai jenjang taksonomi kognitif di atasnya seperti penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi atau bentuk yang lebih terintegrasi seperti pemecahan masalah. Dengan mendapatkan tingkat pemahaman yang baik diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan suatu bentuk kreativitas yang baru dari apa yang mereka pelajari. Dengan kata lain setelah mahasiswa mendapatkan tingkat pemahaman yang baik maka akan dapat belajar dengan baik dan menghasilkan karya dari yang mereka pelajari. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru dan merupakan hasil kombinasi dari beberapa data atau informasi yang diperoleh sebelumnya, terwujud dalam suatu gagasan atau karya nyata (Munandar, 1999). Khatib (2011) menjelaskan bahwa kecerdasan seseorang bisa dilihat dari kebiasaan orang itu dalam menyelesaikan masalahnya sendiri (problem solving) dan menciptakan produk baru yang punya nilai budaya (creativity). Oleh karena itu, sebagai pencetak calon guru Penjasorkes JPOK FKIP Unlam harus meningkatkan mutu pendidikan agar menghasilkan tenaga pendidik yang kreatif, mampu memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, dan memiliki daya saing tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, FKIP berkewajiban menyediakan berbagai sarana prasarana pendukung kegiatan belajar-mengajar diantaranya modul perkuliahan yang berkualitas. Dengan tersedianya materi perkuliahan yang layak, proses pembelajaran dapat diarahkan sehingga berpusat pada mahasiswa untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar. 56
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa salah satu masalah yang dihadapi Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi sebagai bagian dari FKIP Unlam adalah belum optimalnya perkuliahan Metodoliogi Penelitian. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya cakupan materi perkuliahan pada matakuliah metodologi penelitian sedangkan matakuliah ini hanya diberikan satu kali dalam satu semester yang berbobot tiga SKS. Materi penting seperti penelitian tindakan kelas belum diberikan secara khusus dalam kurikulum program studi. Materi ini masih include dalam matakuliah metodologi penelitian. Keadaan semacam ini menjadikan materi penelitian tindakan kelas kurang maksimal sehingga mahasiswa kurang terfasilitasi dalam penyusunan karya ilmiah. Matakuliah Metodologi Penelitian adalah matakuliah wajib 3 SKS yang diprogram mahasiswa penyetaraan D2 ke S1 Prodi Penjaskesrek JPOK pada semester III. Deskripsi matakuliah ini menurut kurikulum Prodi Penjaskesrek JPOK FKIP Unlam membahas tentang pengantar metodologi penelitian, macam-macam jenis penelitian, sistematika penulisan karya ilmiah, penyusunan proposal penelitian dan teknik analisi data dalam penelitian. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa dilatih lebih memahami dan kreatif dalam menyusun proposal penelitian dengan memunculkan berbagai masalah penelitian khususnya masalah dalam belajar/pembelajaran di sekolah dengan memberikan solusi pemecahan masalah menggunakan berbagai metode, pendekatan, atau model disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi ajar. Dalam ruang lingkup perkuliahan, mahasiswa berperan sebagai seorang professional dalam menghadapi permasalahan yang muncul, meskipun dengan sudut pandang yang tidak jelas dan informasi yang minimal, mahasiswa tetap dituntut untuk menentukan solusi terbaik yang mungkin ada. Mengingat pentingnya pemahaman dan kreativitas bagi mahasiswa, maka perlu dirancang suatu modul dengan tujuan untuk membantu mengembangkan kemampuan pemahaman berpikir dan mengembangkan kreativitas mahasiswa. Sehingga dengan tersedianya modul, mahasiswa tidak perlu dipersulit dengan tugas mencari bahan perkuliahan, tetapi bisa fokus mencapai tujuan pembelajaran dengn berupaya memahami konsepkonsep PTK serta kreatif dalam membuat proposal penelitian sesuai karakteristik siswa dan materi
SYAMSUL ARIFIN I PENGEMBANGAN MODUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ...
ajar. Mahasiswa diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada dilingkungannya. Hasil analisis kebutuhan yang peneliti himpun ke mahasiswa melalui wawancara menunjukkan bahwa kebanyakan mahasiswa kurang paham tentang PTK, waktu belajar tentang PTK pada matakuliah metodologi penelitian terbatas, dan diperlukan modul khusus tentang PTK. Meskipun modul PTK banyak beredar di masyarakat namun masih belum ada modul tentang PTK yang membahas masalah-masalah dalam bidang Penjasorkes. Analisis kebutuhan yang peneliti lakukan tersebut merupakan dasar untuk memulai penelitian pengembangan ini. Pengembangan ini bertujuan memfasilitasi mahasiswa dalam mempermudah pemahaman dan membantu mahasiswa untuk kreatif dalam mencari/memunculkan masalahmasalah PTK dalam kajian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes). Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah, “Bagaimana Mengembangkan Modul PTK untuk meningkatkan pemahaman dan kreatitivitas mahasiswa dalam matakuliah Metodologi Penelitian Pada Pokok Bahasan PTK di Prodi Penjaskesrek JPOK FKIP Unlam ditinjau dari
kelayakan, keterbacaan dan respon mahasiswa terhadap modul PTK yang dikembangkan? Adapun tujuan penelitian ini adalah menghasilkan Modul Perkuliahan Metodologi Penelitian pada Pokok Bahasan PTK yang layak dan efektif untuk meningkatkan pemahaman dan kreativitas mahasiswa Penyetaraan D2 ke S1 Prodi Penjaskesrek FKIP Unlam. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, karena mengembangkan Modul Perkuliahan Metodologi Penelitian pada Pokok bahasan PTK yang akan digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan kreativitas mahasiswa prodi Penjaskesrek JPOK FKIP Unlam. Subyek penelitian ini adalah 45 mahasiswa Penyetaraan D2 ke S1 Kabupaten Batola Prodi Penjaskesrek JPOK FKIP Unlam semester III yang sedang memprogram Matakuliah Metodologi Penelitian pada bulan Februari-Juni 2012 semester ganjil tahun akademik 2012 – 2013. Langkah-langkah yang digunakan untuk mengembangkan modul perkuliahan mengacu pada Depdiknas (2007), sedangkan pengembangan modul dalam penelitian ini menggunakan (Four-D models) yang diadaptasi dari Thiagarajaan, Semmel, dan Semmel (1974) (Santiyasa, 2009) sebagai berikut:
Analisis Materi PTK Analisis Mahasiswa
Pendefinisian
Perumusan Tujuan Pembelajaran Perencanaan Modul
Penyusunan Modul
Perancangan Desain Awal Modul Penelitian Tindakan Kelas Validasi Modul
Revisi Ujicoba Analisis Ujicoba
Pengembangan & Penyebaran
Laporan Gambar .2. Diagram Alur Pengembangan Modul PTK
57
JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 No. 01, Oktober 2012
Dari diagram alur pengembangan di atas, dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut: Tahapan Pendefinisian (Define) Dilakukan analisis terhadap Lesson Plan matakuliah metodologi penelitian (PTK) kemudian dilakukan identifikasi konsep-konsep esensial dan identifikasi kemampuan mahasiswa. Hasil identifikasi ini, dipersiapkan sebagai bahan untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Tahapan Perancangan (Design) Pada tahapan perancangan ini akan dilakukan beberapa kegiatan yaitu: penyusunan modul yang mengacu pada hasil identifikasi pada tahapan pendefinisian dan referensi standar. Tahapan Pengembangan (Develop) Pada tahapan ini dilakukan telaah atau review baik oleh internal sesama penulis, maupun eksternal yaitu oleh ahli materi (dosen ahli) dan keterbacaan mahasiswa. Tujuannya adalah untuk mengetahui kelayakan modul. Selanjutnya dilakukan revisi sesuai dengan masukan penelaah (validator) hingga menghasilkan Modul. Setelah itu dilakukan uji coba pada mahasiswa yang memprogram matakuliah metodologi penelitian pada semester genap tahun akademik 2012-2013. Hasil uji coba tersebut, dianalisis untuk mengetahui apakah modul yang digunakan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman dan kreativitas mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan metodologi penelitian.
pokan sehingga dapat disimpulkan. Adapun data yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan teknik presentase. Hasil analisis data kemudian dikonversikan dengan derajat konsensus: suatu jawaban mendukung (misalnya sangat tepat atau tepat) dipilih oleh lebih dari 50% subyek, maka item yang bersangkutan dipertahankan, kemudian dikonfirmasi dengan tanggapan/saran terhadap item tersebut untuk lebih menyempurnakannya. Suatu akan digugurkan jika suatu jawaban menolak (misalkan tidak tepat/sangat tidak tepat, dipilih oleh lebih dari 50% subyek penelitian). HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan inventarisasi atas masalahmasalah yang dihadapi mahasiswa penyetaraan D2 ke S1 (guru Penjasorkes Sekolah Dasar) dalam perkuliahan metodologi penelitian, akhirnya teridentifikasi masalah yang paling urgen untuk segera dipecahkan, yaitu pengembangan modul penelitian tindakan kelas, karena metodologi penelitian merupakan bekal bagi mahasiswa untuk melaksanakan penelitian pada saat tugas akhir perkuliahan/skripsi. Produk pengembangan yang berupa format observasi awal ini (draft), kemudian dievaluasi dan diujicobakan untuk mengetahui validitas isi (komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan, dan komponen penyajian) sebagai alat bantu mahasiswa/guru Penjasorkes untuk menunjang matakuliah metodologi penelitian khususnya penyusunan penelitian tindakan kelas
Tahapan Penyebaran (Disseminate) Pada tahapan ini, modul yang sudah final akan digunakan dalam perkuliahan metodologi penelitian. Namun demikian karena keterbatasan waktu, maka tahapan ini akan dilakukan oleh Prodi Penjaskesrek. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar penilaian modul untuk mengetahui kelayakan Modul yang dikembangkan, lembar angket mahasiswa untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap isi modul yang dikembangkan dan proses perkuliahan metodologi penelitian. Teknik Analisis Data Data dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu untuk data yang berupa kata-kata atau kalimat dilakukan reduksi data, pemisahan atau pengelom58
Analisis Data Hasil Analisis Tinjauan Ahli Tinjauan ahli ini dilakukan untuk mengumpulkan pendapat ahli dalam bidang Penjasorkes, dan ahli penelitian khususnya penelitian tindakan kelas, sebagai upaya untuk mengetahui validitas isinya. Evaluasi ahli dilakukan oleh dosen bergelar Doktor dan Magister pendidikan/M.Pd yang relevan dengan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Pendapat ahli ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang beirisi 50 pertanyaan, yang dijawab dengan dua cara, yaitu: pertama dengan memilih salah satu diantara lima option yang menunjukkan sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Kedua, dengan cara memberi tanggapan/saran global untuk perbaikan draft. Khusus tanggapan/ saran yang bersifat koreksi terhadap pertanyaan/ kalimat yang ada pada draft yang dianggap kurang tepat, dapat langsung dilakukan pencoretan dan
SYAMSUL ARIFIN I PENGEMBANGAN MODUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ...
perevisian pada tempat yang bersangkutan. Data yang terkumpul dari pendapat ahli, dianalisis dengan analisis kuantitatif dengan teknik presentase digunakan untuk mengetahui derajat konsensus ahli terhadap produk awal; serta analisis kualitatif dilakukan terhadap tanggapan/saran ahli untuk perbaikan produk awal. Hasil analisis ahli secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 1. Dari penilaian ahli didapatkan data secara keseluruhan menunjukan skor di atas 50%, Ini semua berarti bahwa secara keseluruhan item modul penelitian tindakan kelas tidak ada revisi namun hasil ini belum dapat langsung digunakan untuk ujicoba tahap berikutnya yaitu uji perorangan karena masih melihat data-data yang bersifat kualitatif/saran-saran dari ahli yang berupa komentar yang konstruktif.
Secara umum, tanggapan/saran para ahli dapat diklasifikasikan menjadi dua hal: pertama, tentang kejelasan isi dan kemudahan dipahami oleh pengguna/mahasiswa/guru Penjasorkes sekolah dasar dari setiap sub bab yang ada, sehingga konsekuensinya dilakukan: 1) perubahan beberapa kata dan kalimat yang kurang sesuai/rancu, 2) pergantian tentang sub bab yang kurang seseuai dengan pembahasan; kedua, saran tentang sistematika penulisan produk. Disarankan oleh validator, agar modul disusun sedemikian rupa, sehingga memudahkan mahasiswa/guru dalam mempelajari dan melaksanakannya dengan tata urutan yang baik. Berdasarkan saran ini, modul penelitian tindakan kelas ini disusun dengan sistematika seperti pada Tabel 2.
Tabel .1. Hasil Analisis Evaluasi Ahli Terhadap Produk Awal No 1
2
3
Aspek Penilian Komponen Kelayakan Isi
Komponen Kebahasaan
Komponen Penyajian
Indikator i. Cakupan Materi ii. Akurasi materi iii. Kemutakhiran iv. Mengandung wawasan produktivitas v. Merangsang keingintahuan vi. Mengembangkan kecakapan hidup A. Sesuai dengan perkembangan peserta didik
% 73.33% 85.55% 91.11% 81.66% 86.67% 83.33% 86.66%
B. Komunikatif C. Dialogis dan interaktif D. Lugas E. Koherensi dan keruntunan alur pikir
76.66% 80% 80% 86.66%
F. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar G. Penggunaan istilah dan symbol/lambang
90%
A. Teknik penyajian B. Penyajian pembelajaran
77.5% 78.88%
96.66%
Tabel. 2. Modul Hasil Evaluasi Ahli Terhadap Produk Awal (Produk I) NO 1 2
3
4
MODUL
INDIKATOR
Bab I Pendhuluan Bab II Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas B. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas C. Karakterisrik Penelitian Tindakan Kelas D. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas Bab III Model-Model Penelitian Tindakan Kelas A. Model Kurt Lewin B. Model Kemmis dan Mc Taggart C. Model John Elliot D. Model Hopkins 1992 E. Model Ebbutt Bab IV Tahapan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Bab I Pendahuluan A. Latar belakang masalah B. Perumusan masalah dan cara pemecahanya C. Tujuan dan manfaat penelitian Bab II Kerangka Teoritik dan Hipotesis Tindakan Bab III Prosedur Penelitian
59
JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 No. 01, Oktober 2012
Berdasarkan hasil evaluasi ahli di atas, produk awal direvisi dalam hal, pertama, menggugurkan/ mengganti kata/kalimat yang tidak sesuai/rancu sesuai dengan saran/tanggapan para ahli, kedua, mengoreksi, memperbaiki, dan memperjelas kalimat/pernyataan atau bahkan sub bab. Upaya tersebut menghasilkan produk I, seperti terlihat pada tabel 3. Produk yang telah direvisi tersebut kemudian dikembalikan kepada ahli untuk dievaluasi ulang, dari evaluasi ini muncul tanggapan/saran yang berupa, perlunya produk diuji coba secara sistematis dan berulang-ulang untuk mengetahui tingkat kejelasan, efektifitas, efisiensi, kebermaknaan dan keterlaksanaan produk pada kancah sebenarnya. Dari tinjauan/penilaian ahli yang kedua, dihasilkan produk modul penelitian tindakan kelas untuk untuk meningkatkan pemahaman dan kreativitas mahasiswa penyetaraan D2 ke S1 prodi. Penjaskesrek FKIP Unlam, yang kemudian disebut produk I. Hasil Analisis Evaluasi Perorangan Evaluasi ini dilakukan oleh tiga orang mahasiswa/guru Penjasorkes secara perorangan. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengiventarisasi masalah-masalah yang mencolok yang ada pada produk, seperti kesalahan dalam penulisan, tingkat kejelasan suatu pernyataan atau kalimat dan kemudahan dipahami. Evaluasi ini dimaksudkan agar produk mudah dipahami, dipelajari dan diterapkan di lapangan. Pengumpulan data pada tahap ini dilakukan dengan cara membagikan produk pada subyek
pengembangan untuk dipelajari dan dipahami, kemudian dilakukan penilaian. Hasil evaluasi perorangan ini berkaitan dengan kesalahan ketik, kesalahan penulisan, kata yang terlewatkan atau hilang, penambahan kata dan halaman yang hilang. Data yang diperoleh peneliti langsung mengadakan pembetulan sesuai dengan hasil dari uji coba perorangan ini. Berdasarkan evaluasi perorangan ini, produk I direvisi, sehingga menghasilkan prototipe baru yang disebut dengan produk II yang siap untuk dievaluasi pada tahap pengembangan yang sesungguhnya yaitu pada seluruh calon pengguna/ mahasiswa penyetaraan D2 ke S1 Prodi Penjaskesrek FKIP Unlam Kab. Batola yang berjumlah 45 mahasiswa. Hasil Analisis Pengembangan Pada Seluruh calon Pengguna Modul. Eavaluasi/uji coba tahap ini, melibatkan seluruh calon pengguna modul yang berjumlah 45orang mahasiswa. Upaya itu dilakukan untuk melihat produk II, yaitu untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang modul pengembangan ini. Prosedur yang digunakan untuk melakukan evaluasi kelompok ini adalah (1) Subyek diminta membaca dan mempelajari produk II, agar memperoleh pemahaman; (2) Seperti halnya pada evaluasi perorangan, subyek kemudian mengidentifikasi hal-hal yang kurang/tidak jelas dan merevisinya; (3) Subyek melakukan evaluasi produk. Semua data evaluasi pada seluruh calon pengguna ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Data Hasil Ujicoba Kelompok Calon Pengguna (seluruh mahasiswa). No Angket Mahasiswa dalam Pembelajaran Penilaian STS TS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Bahan ajar berupa modul sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi. Modul ini mengkaitkan fenomena aktivitas gerak Format penulisan modul mudah diikuti. Contoh proposal yang diberikan pada modul sudah memadai. Alur pemikiran pada modul mudah dipahami. Kebermaknaan modul dalam menunjang perkuliahan Metpen. Penjas sangat bagus. Kebermanfaatan modul dalam menunjang perkuliahan Metpen. Penjas sangat bagus.
S
SS
35.6%
64.4%
60% 97.8%
40% 2.2%
84.4%
15.6%
62.2%
37.8%
64.6%
35.6%
24.4%
75.6%
35.6%
64.4%
26.7%
73.3%
lanjutan 8. 9.
60
Modul ini dapat meningkatkan pemahaman dan kreativitas mahasiswa Modul ini sangat membantu mahasiswa dalam penyusunan proposal penelitian tindakan kelas.
SYAMSUL ARIFIN I PENGEMBANGAN MODUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ...
PEMBAHASAN
Hasil Analisis Uji Coba Produk
Data-data yang dikumpulkan dan dianalisis, menghasilkan informasi yang harus dibahas guna memperoleh kesimpulan yang benar dan akurat tentang produk pengembangan, sebagai bahan untuk melakukan perbaikan. Berturut-turut akan dibahas hasil analisis tinjauan ahli, evaluasi perorangan, dan uji coba produk pada kancah yang sebenarnya.
Dibandingkan dengan evaluasi kelompok sebelumnya, ujicoba produk ini dilakukan dengan jumlah subyek yang lebih banyak, artinya melibatkan semua mahasiswa/guru Penjasorkes yang menjadi subyek penelitian. Adapun hasil analisis ujicoba produk adalah sebagai berikut; a) tentang keberadaan modul sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi dinilai setuju sebesar 35.6% dan dinilai sangat setuju sebesar 64.4% artinya modul ini menurut derajat consensus, modul ini dapat dikatakan sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan PTK. b) tentang modul ini mengkaitkan fenomena aktifitas gerak dinilai setuju sebesar 60% dan dinilai sangat setuju sebesar 40% artinya modul ini menurut derajat consensus, modul ini dapat dikatakan mengkaitkan fenomena aktifitas gerak dalam penjelasan dan contoh-contoh dalam kasus/ permasalahan. c) tentang format penulisan modul mudah diikuti dinilai setuju sebesar 97.8% dan dinilai sangat setuju sebesar 2.2% artinya modul ini menurut derajat consensus, modul ini dapat dikatakan format penulisan modul mudah diikuti oleh mahasiswa dalam pembelajaran penelitian tindakan kelas. d) tentang prosedur proposal yang diberikan pada modul sudah memadai dinilai setuju sebesar 84.4% dan sangat setuju sebesar 15.6% artinya modul ini menurut derajat consensus, modul ini telah memuat prosedur proposal sudah memadai. e) tentang alur pemikiran pada modul mudah dipahami dinilai setuju sebesar 62,2% dan sangat setuju dinilai sebesar 37.8% artinya modul ini menurut derajat consensus, alur pemikiran mudah dipahami. f) tentang kebermaknaan modul dalam menunjang perkuliahan metodologi penelitian (PTK) Penjas sangat bagus dinilai setuju sebesar 64.4% dan dinilia sangat setuju sebesar 35.6% artinya menurut derajat consensus modul ini sangat bermakna dalam menunjang perkuliahan metpen (PTK) khususnya penjas. g) tentang kebermanfaatan modul dalam menunjang perkuliahan metpen (PTK) penjas sangat bagus dinilia setuju sebesar 24.4% dan dinilai sangat setuju sebesar 75.6% artinya menurut derajat consensus modul ini sangat bermanfaat dalam menunjang perkuliahan metpen (PTK) penjas. h) tentang modul ini dapat meningkatkan pemahaman dan kreatifitas mahasiswa dinilai setuju sebesar 35.6% dan dinilia sangat setuju sebesar 64.4% artinya menurut derajat consensus modul ini sangat bias meningkatkan pemahaman dan kreatifitas mahasiswa. i) tentang modul ini sangat membantu
Hasil Analisis Tinjauan Ahli Dari hasil tinjauan ahli, diperoleh data yang berkenaan dengan komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan, dan komponen penyajian. Komponen kelayakan isi yang terdiri dari; (cakupan materi, akurasi materi, kemutakhiran, mengandung wawasan produktivitas, merangsang keingintahuan, dan kecakapan hidup), menurut ahli adalah 84.126% baik dan sisanya menyatakan cukup baik. Komponen kebahasaan yang terdiri dari; (sesuai dengan perkembangan peserta didik, komunikatif, dialogis dan interaktif, lugas, koherensi dan keruntunan alur fikir, kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, dan peenggunaan istilah dan symbol/lambang) menurut ahli adalah 85.33% baik dan sisanya menyatakan sangat baik. Sedangkan komponen penyajian yang terdiri; (teknik penyajian, dan penyajian pembelajaran) menurut ahli adalah 78.09 % baik sisanya menyatakan cukup baik. Berdasarkan tingkat konsensus, modul ini disimpulkan sebagai modul yang baik dikembangkan untuk membantu mahasiswa/guru dalam penyusunan penelitian tindakan kelas. Hal ini didasarkan bahwa seluruh hasil data yang didapatkan tidak ada yang menunjukkan hasil kurang baik dan tidak baik artinya secara konsensus tepat apabila dikatakan bahwa modul ini sangat tepat apabila digunakan pegangan atau acuan perkuliahan bagi mahasiswa penyetaraan D2 ke S1 program studi Penjaskesrek JPOK FKIP Unlam. Hasil Analisis Evaluasi Perorangan Sebagaimana yang dapat dilihat pada hasil analisis evaluasi perorangan di depan, pada aspek evaluasi terhadap kesalahan penulisan tidak terdapat kesalahan yang mencolok, sehingga dapat dikatakan bahwa produk ini benar dalam penulisannya. Pada aspek tingkat kejelasannya, analisis presentase mengungkapkan bahwa produk ini mempunyai tingkat kejelasan yang baik.
61
JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 No. 01, Oktober 2012
mahasiswa dalam penyusunan proposal penelitian tindakan kelas dinilia setuju sebesar 26.7% dan dinilai sangat setuju sebesar 73.3% artinya menurut derajat consensus modul ini sangat membantu mahasiswa dalam penyusunan proposal penelitian tindakan kelas.
solusi yang tepat atas masalah yang dihadapi oleh mahasiswa/guru dalam pembelajaran perkuliahan metodologi penelitian khususnya pada pokok bahasan penelitian tindakan kelas (PTK).
Kekurangan dan Kelebihan Produk
Produk ini hanya merupakan sebuah alternatif acuan/pegangan BAGI mahasiswa/guru untuk mendapatkan pemahaman dan kreatifitas mahasiswa dalam penyusunan proposal penelitin PTK. Dalam hal pemanfaatannya sangat perlu mempertimbangkan referensi/buku-buku PTK yang lain, tingkat keberagaman teori dan pendekatan fenomena.
Sebagai produk yang digunakan dalam pembelajaran matakuliah metpen (PTK) modul ini memiliki kekurangan dalam hal: 1) tingkat keterlaksanaannya masih harus diperbaiki; 2) masih memerlukan kajian, evaluasi dan ujicoba dengan frekuensi dan intensitas yang lebih tinggi, pada kancah yang lebih luas lagi. Kelebihan produk ini adalah: 1) dikembangkan dengan prosedur yang relevan dan sistematis; 2) merupakan solusi yang tepat atas kebutuhan mahasiswa/guru dalam perkuliahan metpen (PTK); 3) proses pengembangannya melibatkan subyeksubyek yang kompeten dan terkait langsung dengan permasalahannya, uji validasinya dilakukan oleh para ahli terkait, dan dievaluasi serta diuji secara berulang-ulang; 4) pengembangan produk ini memunculkan berbagai masalah baru yang membuka peluang bagi dilaksanakannya penelitian lanjutan untuk mengkaji ulang hasil penelitian pendahulunya, sehingga dapat dihasilkan temuantemuan yang berguna bagi peningkatan kualitas kinerja mahasiswa/guru dalam melaksanakan perkuliahan metpen (PTK). KESIMPULAN Secara keseluruhan modul ini efektif digunakan oleh mahasiswa/guru Penjasorkes dalam pembelajaran matakuliah metodologi penelitian khususnya pada pokok bahasan PTK, dilihat dari; a) keberadaan modul sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi, b) modul ini mengkaitkan fenomena aktifitas gerak, c) format penulisan modul mudah diikuti, d) prosedur proposal yang diberikan pada modul sudah memadai e) alur pemikiran pada modul mudah dipahami. f) kebermaknaan modul dalam menunjang perkuliahan metodologi penelitian (PTK) Penjas sangat bagus. g) kebermanfaatan modul dalam menunjang perkuliahan metpen (PTK) penjas sangat bagus. h) modul ini dapat meningkatkan pemahaman dan kreatifitas mahasiswa. i) modul ini sangat membantu mahasiswa dalam penyusunan proposal penelitian tindakan kelas. Derajat konsensus yang tinggi menunjukkan bahwa modul ini merupakan 62
SARAN-SARAN
Modul ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan kajian bersama dalam penyusunan proposal penelitian khususnya PTK. Forum kelompok kerja guru (KKG) merupakan forum yang kondusif untuk melakukan pembahasan terhadap modul ini. Sebagai modul yang relatif baru, modul ini masih memerlukan pengkajian dan pengujicobaan secara intensif dan kontinyu, penggunaan pada kancah yang mempunyai karakteristik beragam sangat disarankan, sebagai upaya untuk memperoleh umpan balik, guna melakukan penyempurnaan. Subyek yang terlibat dalam kegiatan evalusi dan ujicoba diperluas dengan melibatkan mahasiswa/guru sebagai pengguna. Daftar Pustaka Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional. Munandar, S.C.U. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Ratnaningsih, N. 2003. Pengembangan Kemampuan Berfikir Matematik Siswa SMU Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis Program Pasca Sarjana UPI: Tidak diterbitkan. Suparman. M. Atwi. 2005. Desain Intruksional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Santiyasa, I.W. 2009. Metode penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. Makalah disampaikan dalam pelatihan bagi guru-guru dan Dosen di Nusa Penida Klungkung. Supriadi, D. 2001. Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: ALFABETA.