Topik 1 Penelitian Tindakan Kelas sebagai kegiatan
Pengembangan Profesi Guru DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK 2007 Materi TOT pada kegiatan pelatihan PTK dan Penulisan Laporan Penelitian sebagai Karya Tulis Ilmiah dalam kegiatan pengembangan profesi guru, Jakarta, awal Agustus 2007
Tujuan: Pada akhir pelatihan, peserta akan Mempunyai pemahaman sama dan mampu menjelaskan kepada para guru tentang makna dan apa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas sebagai bagian kegiatan pengembangan profesi guru
Bab 1 Keterkaitan KTI dengan Kegiatan Pengembangan Profesi guru 1.1. Bagaimana keterkaitan Pengembangan Profesi dengan Karya Tullis Ilmiah ? Macam kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan oleh guru, widyaiswara atau pengawas berbedabeda. Hal itu karena berbedanya tugas dan tanggung jawab mereka. Sebagai gambaran, berikut disajikan ringkasan macam kegiatan pengembangan profesi dari para guru dan pengawas, yang ditetapkan berdasar peraturan yang berlaku seat ini. guru 1. membuat Karya Tullis Ilmiah (KTI), 2. menemukan Teknologi Tepat Guna, 3. membuat alat peraga/bimbingari, 4. menciptakan karya seni, dan 5.
mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
Dari tabel di atas tampak, bahwa membuat KayaTulis Ilmiah (KTI) merupakan salah satu bentuk dari kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan baik para guru, widyaiswara rnaupun pengawas.
Menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan salah satu bentuk dari kegiatan pengembangan profesi
1.2. Karya Tulis Ilmiah, Apa Dan Bagaimana? Karya tulis banyak macamnya, salah satu di antaranya adalah Karya Tulis ilmiah (KTI). Adanya tambahan kata "ilmiah" menjadikan KTI sebagai karya tulis yang berciri khusus. KTI, itu narus bersifat dan memenuhi presyaratan kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah di antaranya adalah berupa kegiatan penelitian, pengembangan dan evaluasi. Dan, laporan tertulis dari kegiatan ilmiah tersebut umum disebut sebagai Karya Tulis Ilmiah (KTI). Karena kegiatan ilmiah berbeda-beda, maka K T I j u g a beraqam bentuknya. Ada yang berbentuk laporan penelitian, ungkapan gagasan, skripsi, tulisan ilmiah Populer, buku, diktat dan lain-lain. Wujud fisik KTI dengan demikian juga berbeda-beda, t e r gantung kepada media pemuat dan juga tujuan penulisannya. Pada umumnya, jurnal ilmiah, panitia seminar, perguruan tinggi, memberikan pedoman dan tatacara penulisan bagi K T I yang diterbitkan olehnya. Meskipun berbeda macam (dan juga besaran angka kreditnya), semua KTI selalu mempunyai kesamaan, yaitu: •
hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan
•
kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah
•
kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah
•
tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penuilsan karya
1.3. Bagaimana Hubungan KTI dengan Kegiatan Penelitian? Penelitian merupakan kegiatan ilmiah. Sehingga, laporan hasil penelitian juga merupakan Karya Tulis Ilmiah. Bahkan, KTI yang merupakan laporan hasil penelitian, merupakan bagian penting dari macam KTI yang dapat dibuat oleh guru, sebagaimana tampak pada tabel berikut. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
KTI hasil penelitian KTI tinjauan/ulasan ilmiah Tulisan Ilmiah Populer Prasaran disampaikan dalam pertemuan ilmiah Buku Diktat Karya terjemahan
Tabel di atas terlihat bahwa KTI yang berupa laporan hasil penelitian dapat dipakai sebagai salah satu macam kegiatan pengembangan profesi tenaga pendidik. Bahkan, akhir-akhir ini kegiatan membuat KTI yang berupa laporan hasil penelitian, menunjukan jumlah yang makin meningkat. 1.4. Mengapa KTI Hasil Penelitian Makin Dirninati? Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan profesi terdapat kecenderungan KTI hasil penelitian menjadi pilihan utama dari sebagian besar tenaga pendidik. Mengapa? KTI hasil penelitian cenderung diminati dalam kegiatan pengembangan profesi guru, di antaranya karena: 1. Para guru memahami bahwa salah satu tujuan kegiatan pengembangan profesi adalah dilakukannya ke-
giatan nyata di kelasnya yang ditujukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya. Bagi sellbaLpaf; besar guru, melakukan kegiatan seperti itu, sudah terbiasa dilakukan 2. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah, karena hanya dengan cara itu mereka akan dapat mengembangkan profesinya. 3. Kegiatan itu dapat berupa pelaksanaan penelitian tindakan di dalam kelas yang diyakini makin layak, untuk menjadi prioritas Pada kegiatan pembelajaran, tindakav, yang dapat dilakukan untuk, meningkatkan mutu pembelajaran adalah dengan "menguji atau mlenerapkan hal-hal "baru" dalam praktik pembelajarannya. 4. Banyak, inovasi barn dalam pembelajaran, terutama dalam p r a k t i k p e m b e l a j a r a n ( m i s a l n y a p e n e r a p a n t e o r i konstruktivistik dalam upaya mendukung pelaksanaan KBK) memerlukan verifikasi maupun penerapan dalam proses pembelajaran. 1.5. Mengapa PTK Disarankan Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi ? Berbagai kegiatan pengembangan profesi yang dilakukan dengan melibatkan para siswanya, dapat dilakukan oleh guru. Di antaranya, melakukan penelitian di kelasnya. Ada dua macam penelitian yang dapat dilakukan di dalam kelas, yaitu: (a) penelitian eksperimen dan (b) penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian PTK, lebih diharapkan dilakukan guru dalam upayanya menulis KTI, karena:
(a) KTI tersebut merupakan laporan dari kegiatan nyata yang d i l a k u k a n p a r a g u r u d i k e l a s n y a d a l a m u p a y a meningkatkan mutu pembelajarannya (ini tentunya berbeda dengan KTI yang berupa laporan penelitian korelasi, penelitian diskriptif, ataupun ungkapan gagasan, yang umumnya tidak memberikan dampak langsung pada proses pembelajaran di kelasnya), (b) Masalah penelitian PTK diangkat dari permasalahan yang terjadi di kelas dan paling merisaukan dari kegiatan sehari-hari yang dirasakan oleh guru, dan (c) Dengan melakukan kegiatan penelitian tersebut, maka para guru telah melakukan salah satu tugasnya dalam kegiatan pengembangan profesionnya. Laporan penelitian yang dilakukan dengan baik dan benar akan dapat penghargaan berupa angka kredit. Selanjutnya angka kredit tersebut dapat dipakai untuk melengkapi persyaratan kenaikan golongan kepangkatannya. Dengan demikian disamping bermanfaat untuk pengembangan profesi guru juga dapat memperbaiki proses pembelajaran serta memperbaiki hasil belajar siswa.
PTK disarankan karena KTI yang dihasilkan akan berupa laporan dari kegiatan nyata yang telah dilakukan guru dalam upaya meningkatkan mutu pembelajarannya, hal itu juga berarti guru telah melakukan salah satu tugas kegiatan pengembangan profesi
Bab 2 PENELITIAN TINDAKAN KELAS 2.1. Apa Arti Penelitian Tindakan Kelas (PTK)? Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajarmengajar yang terjadi di kelas, dan bukan pada input kelas (silabus, materi, dll) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari ketiga kata "Penelitian + Tindakan + Kelas" sebagai berikut: •
•
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metoPTK adalah penelidologi tertentu untuk mempetian tindakan yang roleh data atau informasi yang dilakukan di Kelas bermanfaat untuk rneningkatkan mutu suatu hal yang dengan tujuan memperbaimenarik minat dan penting ki/meningkatkan mubagi peneliti. tu praktik pembelajaTindakan adalah sesuatu geran rak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan, dan
•
Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
2.2. Apa Makna "Kelas" dalam PTK? Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Siswa yang belajar itu tidak hanya terbatas di dalam sebuah ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga ketika anak sedang melakukan karyawisata di objek wisata, di laboratorium, di rumah, atau di tempat lain, ketika siswa sedang mengedakan tugas yang diberikan oleh guru. Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tinddakan adalah pada: • siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa
yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/laboratorium atau bengkel, maupun ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika mereka sedang mengikuti kerja bakti di sekolah. • guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan
sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata, atau ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa, • materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru se-
dang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa, • peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ke-
tika guru sedang mengajar dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar yang diamati dapat guru, siswa, atau keduanya
• hasil pembelajaran, merupakan produk yang
haius ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembeiajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, atau siswa sendiri, • lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, se-
kolah, maupun yang melingkungi siswa di rumahnya, pada penelitian tindakan, bentuk perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif, dan • Pengelolaan,
merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur/direkayasa dalam bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yang jelasjelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan urutan jadwal, pengaturan, tempat duduk siswa, penempatan pap an tulis, penataan p eralatan milik sis wa dan sebagainya.
2.3. Permasalahan Apa yang Dapat Dikaji Melalui PTK? Karena makna "kelas" dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar, maka permasalahan PTK cukup luas, di antaranya adalah: •
Masalah belajar siswa di sekolah, seperti misalnya permasalahan belajar di kelas, kesalahankesalahan pembelajaran, miskonsepsi, mis strategi, dll.
•
Pengembangan profesionalisme guru dalam pe-
ningkatan mutu perancangan, pelaksanaan dan evaluasi program pengajaran. •
Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi perilaku, teknik memotivasi, dan teknik Pengembangan potensi diri
•
Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran (misalnya penggantian metode mengajar tradisional dengan metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaan strategi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan terpadu)
•
Penanaman dan pengembangan sikap serta nilainilai, misalnya pengembangan pola berpikir ilmiah dalam diri siswa, keberanian berpendapat.
•
Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya masalah penggunaan media, perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas.
•
Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran, seperti misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, Pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensf, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu
•
Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK, urutan penyajian materi pokok, interaksi guru-siswa, siswa-materi ajar, dan siswalingkungan belajar
2.4. Apa Tujuan PTK? Tujuan uLama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peninqkatan mutu pembelajaran di kelas, yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belaiar. Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain: •
Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
•
Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
•
Meningkatkan sikap profesional pendidilk dan tenaga kependidikan.
•
Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melahikan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).
2.5. Apa Luaran Penelitian Tindakan Kelas? Luaran yang diharapkan dihasilkan dari PTK adalah peningkatan atau perbaikan mutu proses dan hasil pembelajaran yang antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut. •
Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
•
Peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran di kelas.
•
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan somber belajar lainnya.
•
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.
•
Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah.
•
Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah.
terhadap
mutu
masalah-
2.6. Baqaimana Ciri Penelitian Tindakan Kelas ? Sebagaimana telah dijelaskan, PTK merupakan bagian dari penelitian tindakan. Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam l a b o r a t o r i u m ) d a n d i t u j u k a n u n t u k m e m e c a h k a n permasalahan-permasalahan praktis. Tindakan tersebut adalah merupakan sesuatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan ter-
tentu. Pada penelitian tindakan kegiatan tersebut dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan. Masih ada keunikan dari PTK, di antaranya adalah •
PTK merupakan kegiatan peneliltian, yang tidak saja berupaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus juga mencari dukungan ilmiahnya. PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesional guru (tumbuhnya sikap profesional dalam diri guru) karena PTK mampu membelajarkan guru untuk berpikir kritis dan sistematis, mampu mebiasakan-membelajaran guru untuk menulis dan membuat catatar.
•
Hal yang diperrnasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritik atau dari hasil penelitian terdahulu,`tetapi berasal dari adanya permasalahan yang nyata dan aktual yang terjadi dalam, pembelajaran di kelas. Dengan kalimat lain, PTK berfokus pada, masalah praktis bukan, problem teoritis atau bersifat bebas konteks
•
PTK hendakny dimulai dari permasalahan yang sederha, nyata, jeias dan tajam mengenai hal-haI yang terjadi di dalam kelas.
•
Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dll) dan peneliti dalam pemahama kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action).
•
Di samping itu, PTK dilakukan hanya bila ada (1) keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan, (2) bertujuan meningkatkan profesionalisme guru, (3) alasan pokok: ingin tahu, ingin, membantu, ingin meningkatkan, dan (4) bertujuan memperoleh
pengetahuan dan atau sebagai pemecahan masalah. Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan yang dirancang sebelumnya maka objek penelitian tindakan kelas harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas. Di samping itu PTK, karena menggunakan kegiatan nyata di kelas, menuntut etika, antara lain: a) tidak boleh mengganggu tugas proses pembelajaran dan tugas mengajar guru. b) jangan terla!u menyita banyak waktu (dalam pengambilan data, dll). c) Masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh guru. d) dilaksanakan dengan selalu memegang etika kerja (minta ijin, membuat laporan, dll). 2.7. Mengapa Kolaborasi Merupakan Hal Penting dalam PTK? Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dlI) dan peneliti (dosen, widyaiswara) dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action). Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka kerjasama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal sangat sangat penting. Melalui kerjasama inilah, mereka bersama menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi guru dan/atau siswa di sekolah. Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif, maka
harus secara jelas diketahui peranan dan tugas yang harus dilakukan di antara, guru dengan peneliti. Dalam PTK kedudukan peneliti (dosen/widyaiswara) setara dengan guru, dalam arti masing-masing mempunyai peran dan tanggungjawab yang saling rnembutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan
kerjasama (kolaborasi antara guru dengan penelit) sangat penting dalam bersarna menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah menyusun usulan, Peran kerjasarna (kolabomeIaksanakan tindakan, rasi) sangat rnenentukan menganalisis data, mekeberhasilan PTK terutama nyeminarkan hasil, dan pada kegiatan: mendiagnomenyusun laporan akhir sis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekam data, evaluasi dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.
2.8. Bagaimana Bila PTK Tanpa Kolaborasi Dengan Peneliti? Sering terjadi PTK dilaksanakan sendiri oleh guru. Guru melakukan PTK tanpa kerjasama dengan peneliti. Dalam hal ini guru berperan sebagai peneliti yang sekaligus juga sebagai praktisi pembelajaran. Menurut Suharsimi (2002), pada kedaaan seperti ini, maka guru melakukan sendiri pengamatan terhadap diri sendiri ketika sedang melakukan tindakan. Untuk itu guru harus mampu melakukan pengamatan diri secara objekf; agar kelemahan yang terjadi dapat terlihat dengan wajar, tidak harus ditutup-tutupi. Guru yang professional, memang seharusnya mampu mengajar sekaligus meneliti. Di samping itu dengan melalui PTK seperti itu, guru dapat a) mengkaji/meneliti sendiri praktik pembelajarannya, b) melakukan PTK dengan tanpa mengganggu tugasnya c) mengkaji permasalahan yang dialami dan yang sangat dipahami, dan d) melakukan kegiatan guna mengembangkan profesionalismenya. Jadi boleh saja guru melakukan PTK tanpa kolaborasi dengan peneliti, namun perhatikan kritik berikut ini. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru tanpa kerjasama dengan peneliti, mempunyai kelemahan karena para praktisi umumnya (dalam hal ini adalah guru) kurang akrab dengan teknik-teknik dasar penelitian, Di samping itu, guru umumnya tidak cukup waktu untuk melakukan penelitian sehubungan padatnya kegiatan pengajaran yang dilakukannya. Akibatnya, hasil PTK menjadi kurang memenuhi kriteria validitas metodologi ilmiah.
Kepustakaan Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka kreditnya Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor 025/0/1993 Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. (1996). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Widyaiswara, Jakarta: Depdibud, Dikdasmen. Suhardjono (2003) Penelitian Tindakan Kelas. Makalah pada Diklat Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsional Guru, Direktorat Tenaga Kependidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan) Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Suhardjono, (2005), Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada pelatihan peningkatan mutu guru di Makasar, Jakarta tahun 2005. Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, (2006) Peneilitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bina Aksara Supardi, (2003), Memahami Penelitian Tindakan Kelas, makalah Diklat Pengembangan profesi Widyaiswara, Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan DItjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.