PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KOLOID SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA
Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia
oleh Tri Amallia Seftiana 4301411036
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 i
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peratuan perundang-undangan.
Semarang,
Agustus 2015
Tri Amallia Seftiana 4301411036
ii
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Pengembangan Modul Kimia Berbasis Problem Based Learning pada Materi Koloid sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa Disusun oleh Nama : Tri Amallia Seftiana NIM : 4301411036 Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada 12 agustus 2015
Panitia : Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si NIP 196310121988031001
Dra. Woro Sumarni, M.Si NIP 196507231993032001
Ketua Penguji
Dra. Sri Nurhayati, M.Pd. NIP 196601061990032002 Penguji II Anggota Penguji
Penguji III Pembimbing
Dra. Sri Mantini R S, M.Si NIP. 195010171976032001
Dr. Sri Wardani, M.Si NIP. 195711081983032001
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles) Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh (Andrew Jackson)
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Pak Chodjali dan Ibu Suneti, atas perjuangannya mendidik dan selalu mendoakanku disetiap waktu 2. Kakakku Ika Nisa Aentika dan adikku Ibnu Tidar Al Hakim, atas kasih sayangnya 3. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Kimia 2011, terima kasih telah saling menguatkan
iv
PRAKATA Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan inayah-Nya yang selalu
tercurah sehingga
tersusunlah skripsi yang berjudul “Pengembangan
Modul Kimia Berbasis Problem Based Learning pada Materi Koloid Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan, petunjuk, saran, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Dekan
Fakultas
Matematika
dan
Ilmu
Pengetahuan
Alam
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian. 2.
Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin peneltitian.
3.
Ibu Dr. Sri Wardani, M.Si, dosen pembimbing 1 yang selalu mengarahkan, memotivasi dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4.
Ibu Dra. Sri Mantini R S, M.Si, dosen pembimbing 2 memberikan pengarahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini
5.
Ibu Dra. Sri Nurhayati, M.Pd, dosen penguji utama yang telah memberikan pengarahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Kepala SMA N 5 Magelang yang telah memberikan izin penelitian.
7.
Bapak Kartono, S.Pd, M.Pd, guru kimia kelas XI SMA N 5 Magelang yang telah banyak membantu dalam proses penelitian.
8.
Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. v
Akhirnya penulis berharap, semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan perkembangan pendidikan Indonesia pada umumnya.
Semarang,
Agustus 2015
Penulis
vi
ABSTRAK Seftiana, Tri Amallia. 2015. Pengembangan Modul Kimia Berbasis Problem Based Learning pada Materi Sistem Koloid sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr Sri Wardani, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Dra. Sri Mantini Rahayu Sedyawati, M.Si Kata Kunci : Koloid, Modul, Problem Based Learning Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid yang dikembangkan dan keefektifan modul yang dikembangkan ditinjau dari hasil belajar dan tanggapan siswa SMA N 5 Magelang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D) model 4-D yang dimodifikasi, yakni pada tahap keempat tidak dilakukan. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI. Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa data kelayakan modul berbasis PBL, hasil belajar siswa, dan tanggapan siswa yang dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian modul kimia berbasis PBL oleh pakar memproleh rata – rata skor 3,64 dengan kriteria layak, rata – rata skor tanggapan siswa pada skala kecil mencapai 3,15 dengan kriteria baik. Keefektifan modul kimia berbasis PBL dalam meningkatkan hasil belajar aspek kognitif siswa memperoleh rata – rata hasil N-gain sebesar 0,69 dengan kriteria sedang. Pada aspek afektif memperoleh rerata skor 3,24 dengan kriteria baik dan aspek psikomotorik menunjukkan hasil positif dengan rerata skor 3,14 dalam kriteria baik. Tanggapan siswa terhadap modul pada skala besar menujukkan hasil positif dengan rerata skor 3,09. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa modul kimia berbasis PBL pada materi koloid layak dan efektif diterapkan dalam proses pembelajaran kimia.
vii
ABSTRACT Seftiana, Tri Amallia. 2015. Chemistry Module Development Based on Problem Based Learning Materials Colloidal System as a Source of Independent Learning students. Skripsi, Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Semarang. Main supervisor Dr Sri Wardani, M.Sc. and Supervising Companion Dra. Mantini Sri Rahayu Sedyawati, M.Si Keywords: Colloid System, Chemistry Module, Problem Based Learning This research has aim to know the feasibility and effectivity of develop chemistry module on colloid system with PBL based on the students learning result and students response of SMA N 5 Magelang. The design applied in the research was research and development model of 4D that is modified, the fourth stage is not carried out. The subject of the research was class XI. The data are feasibility of PBL module, the students learning result, and responses from students were analyzed quantitatively and qualitatively. The result show that chemistry module based on PBL assessed by validators got 3,64 in average with the criteria is proper, the students response in small-scale achievement 3,15 with the criteria is good. Chemistry module based PBL effectiveness in increasing the learning result of cognitive aspects got N – gain 0,69 with medium criteria. The aspects of attitude got 3,24 in average with good criteria and the aspects of skill shows positive result 3,14 in average with good criteria. The students responses in largescale shows positive result 3,09 in average. Based on the research result, it could be concluded that chemistry module based on PBL on colloid system was feasible and effective to applied in chemistry learning.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
PERNYATAAN ...............................................................................................
ii
PENGESAHAN ...............................................................................................
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
iv
PRAKATA .......................................................................................................
v
ABSTRAK .......................................................................................................
vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii DAFTAR ISI ....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................
6
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................................
6
1.5 Penegasan Istilah ........................................................................................
6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian dan Pengembangan....................................................................
8
2.2 Sumber Belajar Mandiri .............................................................................
9
2.3 Modul ......................................................................................................... 10
ix
2.4 Problem Based Learning ............................................................................ 13 2.5 Modul Kimia Berbasis PBL ....................................................................... 16 2.6 Materi Sistem Koloid ................................................................................ 22 2.7 Penelitian yang Relevan ............................................................................. 23 2.8 Kerangka Berfikir....................................................................................... 24 BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 26 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 26 3.3 Subjek Penelitian........................................................................................ 26 3.4 Desain Penelitian ........................................................................................ 26 3.5 Prosedur Penelitian..................................................................................... 27 3.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 31 3.7 Teknik Analisis Data .................................................................................. 32 BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 42 4.2 Pembahasan ................................................................................................ 56 BAB 5. PENUTUP 5.1 Simpulan .................................................................................................... 77 5.2 Saran .......................................................................................................... 77 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 79 LAMPIRAN ..................................................................................................... 82
x
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1 Sintak pembelajaran berbasis masalah ....................................................... 16 3.1 Hasil analisis validitas soal uji coba........................................................... 34 3.2 Kriteria reliabilitas soal .............................................................................. 34 3.3 Kriteria taraf kesukaran .............................................................................. 35 3.4 Hasil analisis taraf kesukaran ..................................................................... 36 3.5 Kriteria daya beda soal ............................................................................... 37 3.6 Hasil analisis daya beda soal ...................................................................... 37 3.7 Kriteria tanggapan siswa ............................................................................ 39 3.8 Kategori indeks gain .................................................................................. 40 4.1 Rekapitulasi hasil penilaian kelayakan tahap I oleh pakar......................... 43 4.2 Rekapitulasi hasil penilaian kelayakan tahap II ......................................... 44 4.3 Hasil revisi modul berdasarkan masukan pakar ......................................... 46 4.4 Hasil angket tanggapan siswa skala kecil .................................................. 47 4.5 Hasil angket tanggapan siswa skala besar .................................................. 50 4.6 Hasil belajar afektif siswa .......................................................................... 53 4.7 Hasil belajar psikomotorik siswa ............................................................... 54 4.8 Rekapitulasi nilai tes formatif .................................................................... 55
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Penyajian masalah dalam modul ................................................................ 18 2.2. Pertanyaan pada kolom ayo cari tahu........................................................ 19 2.3 Kolom aktivitas siswa ............................................................................... 20 2.4 Tes formatif dalam modul kimia berbasis PBL ......................................... 21 2.5 Kerangka berfikir ....................................................................................... 25 3.1 Desain penelitian ........................................................................................ 27 4.1 Hasil angket tanggapan siswa skala kecil pada setiap butir ....................... 48 4.2 Hasil angket tanggapan siswa skala besar pada setiap butir ...................... 50 4.3 Hasil uji N-gain .......................................................................................... 52
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Silabus Pembelajaran Kimia ................................................................ 82 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................... 86 3. Kisi – kisi soal uji coba ........................................................................ 107 4. Soal uji coba ......................................................................................... 110 5. Kunci jawaban soal uji coba ................................................................ 122 6. Analisis butir soal uji coba ................................................................... 123 7. Penentuan item soal uji coba untuk soal pretest dan posttest............... 127 8. Lembar jawaban uji coba soal .............................................................. 128 9. Rekapitulasi hasil penilaian validasi pakar tahap I .............................. 129 10. Lembar penilaian tahap I oleh pakar .................................................... 130 11. Rekapitulasi data hasil penilaian tahap II oleh pakar ........................... 136 12. Rubrik angket kelayakan komponen isi ............................................... 137 13. Lembar instrumen penilaian tahap II kelayakan komponen isi ........... 141 14. Rekapitulasi hasil penilaian tahap II kelayakan komponen isi ............ 145 15. Rubrik angket kelayakan komponen penyajian ................................... 146 16. Lembar penilaian tahap II kelayakan komponen penyajian ................. 150 17. Rekapitulasi hasil penilaian tahap II kelayakan penyajian .................. 152 18. Rubrik angket kelayakan komponen bahasa ........................................ 153 19. Lembar instrumen penilaian tahap II kelayakan komponen bahasa .... 158 20. Rekapitulasi hasil penilaian tahap II kelayakan komponen bahasa ..... 162 21. Kisi – kisi angket tanggapan siswa skala kecil .................................... 163 22. Contoh angket tanggapan siswa uji coba skala kecil ........................... 164 23. Rekapitulasi angket tanggapan siswa uji coba skala kecil ................... 166 xiii
24. Kisi – kisi angket tanggapan siswa skala besar .................................... 167 25. Contoh angket tanggapan siswa uji coba skala besar........................... 168 26. Rekapitulasi angket tanggapan siswa uji coba skala besar .................. 171 27. Hasil analisis indeks gain ..................................................................... 172 28. Pedoman penilaian afektif .................................................................... 173 29. Pedoman penilaian psikomotorik ......................................................... 175 30. Hasil analisis aspek afektif siswa ......................................................... 178 31. Hasil analisis aspek psikomotorik siswa .............................................. 180 32. Daftar nama dan kode siswa skala kecil .............................................. 181 33. Daftar nama dan kode siswa skala besar .............................................. 182 34. Surat keterangan penelitian .................................................................. 183 35. Dokumentasi penelitian ........................................................................ 184
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang efektif agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk siap hidup ditengah – tengah masyarakat (Munib, 2004: 34). Oleh karenanya pendidikan berperan penting untuk menciptakan manusia yang berkualitas. Melalui kurikulum yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), aktivitas siswa di dalam pembelajaran lebih ditekankan dalam rangka meningkatkan mutu/kualitas pendidikan. Konsep belajar mengajar yang dianut saat ini adalah mendapatkan pengetahuan dimana guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu sebanyak-banyaknya dan siswa hanya menerimanya (Suprijono, 2009: 3). Siswa hanya menghafal hal-hal yang telah diberikan guru tanpa memahami apa yang telah dipelajari sehingga siswa merasa kurang tertarik untuk mempelajari materi serta kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.
Selain itu,
sebagian siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan bagaimana pengetahuan itu diterapkan untuk menyelesaikan masalah dalam situasi yang berbeda baik untuk mengerjakan soal atau menerapkan konsep dalam kehidupan nyata.
1
2
Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, skill, dan pendidikan karakter (Kemendikbud, 2013). Namun pelaksanaan pembelajaran sains termasuk kimia masih kurang melibatkan peran aktif siswa. Berdasarkan hasil observasi di SMA N 5 Magelang, pembelajaran kimia yang dilakukan masih cenderung berpusat pada siswa. Selain itu, kesadaran belajar siswa juga masih kurang. Hal ini ditunjukkan dari hanya beberapa siswa saja yang mempunyai buku pegangan sebagai sumber belajarnya. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia didapatkan bahwa dalam pembelajaran kimia guru tidak menggunakan buku teks atau LKS, namun siswa hanya di pinjami ketika pembelajaran kimia berlangsung. Sehingga sumber belajar yang dimiliki siswa masih kurang dan siswa hanya bergantung pada penjelasan dan catatan dari guru. Hal ini dapat menghambat siswa untuk dapat belajar secara mandiri. Materi sistem koloid merupakan materi pelajaran yang diajarkan di SMA/MA jurusan IPA. Materi sistem koloid membutuhkan daya hafalan dan pemahaman yang cukup. Materi sistem koloid sangat erat kaitannya dengan permasalahan – permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari – hari. Penerapan sifat – sifat sistem koloid banyak kita jumpai dalam bidang industri pertanian maupun kedokteran. Sehingga materi sistem koloid menjadi sangat penting untuk dipelajari dan dipahami, bukan hanya sekedar untuk dihafalkan. Dalam kenyataannya, siswa hanya dituntut oleh guru untuk sekedar menghafal tanpa menuntut siswa memahami materi tersebut secara mendalam dengan cara menghubungkan materi dengan permasalahan sehari - hari.
Materi ini tidak
hanya membutuhkan suatu model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat
3
menguasai konsep akan tetapi juga dibutuhkan suatu bahan ajar yang dapat membuat siswa menguasai konsep dan aplikasi koloid dalam kehidupan seharihari. Solusi dari hal tersebut maka pembelajaran harus dikemas dalam sebuah model pembelajaran yang menarik dan juga dapat membuat siswa lebih berperan secara aktif dalam pembelajaran kimia. Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif pilihan. Untuk membantu guru dalam menerapkan model PBL dapat digunakan bahan ajar berupa modul agar siswa lebih aktif dan mandiri dalam belajarnya. Modul merupakan paket belajar mandiri siswa yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Menurut Russel sebagaimana dikutip Wena (2014: 224), sistem pembelajaran modul akan menjadikan pembelajaran lebih efisien, efektif dan relevan. Andriani menambahkan bahwa modul dapat menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi guru serta menjadi bahan untuk berlatih bagi siswa dalam melakukan penilaian sendiri. Modul merupakan bahan ajar yang dapat dijadikan sebagai sarana belajar mandiri bagi siswa, karena didalam modul telah dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar mandiri (Depdiknas, 2008). Selain itu, peran guru dalam pembelajaran dengan menggunakan modul dapat diminimalkan, sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa. Peran guru dalam pembelajaran menggunakan modul yaitu sebagai fasilitator bukan lagi yang mendominasi dalam pembelajaran (Prastowo,2012: 108).
4
Penelitian yang dilakukan oleh Sujiono (2014) pada materi gerak dengan menggunakan modul, hasil positif diperoleh dari siswa melalui pemberian angket pada ujicoba skala besar dimana rata – rata prosentase skor yang diperoleh yaitu 88,96%. Hal tersebut menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan membuat minat siswa untuk mempelajari modul baik. Selain itu, penelitian Febriana dkk. (2014) tentang tanggapan siswa penggunaan modul pada uji coba skala luas diperoleh rata – rata skor 3,52 dengan kriteria sangat baik dan pada uji coba skala kecil diperoleh rata – rata skor 3,46 dengan kriteria baik. Menurut Arends (dalam Trianto 2007: 68) PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada siswa dengan menggunakan masalah dalam dunia nyata yang bertujuan untuk menyusun pengetahuan siswa, melatih kemandirian dan rasa percaya diri, dan mengembangkan keterampilan berpikir siswa dalam pemecahan masalah. Menurut Devi (2013) PBL tidak hanya sebatas proses pemecahan masalah, tetapi juga merupakan pembelajaran konstruktivis yang mengangkat permasalahan dalam kehidupan sehari - hari yang didalamnya terdapat aspek kegiatan inkuiri, self-directed learning, pertukaran informasi, dialog interaktif, dan kolaborasi pemecahan masalah. Model PBL bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai suatu yang harus dipelajari dan pembelajarannya lebih melibatkan siswa. Apabila siswa mencari, mengolah dan menyimpulkan sendiri masalah yang dipelajari maka pengetahuan yang didapatkan akan lebih lama melekat dipikiran. Penelitian yang dilakukan Trihatmo (2012) menunjukan bahwa penerapan model PBL efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
5
Untuk memenuhi bahan ajar dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan peran aktif siswa, maka dapat disusun bahan ajar berupa modul yang diintegrasikan dengan model PBL. Modul kimia berbasis PBL menjadikan masalah sebagai konteks dan penggerak bagi siswa untuk belajar. Modul berbasis masalah akan memotivasi siswa untuk belajar, membentuk pemahaman pendalaman pada setiap pelajaran, dan meningkatnya keterampilan aspek kognitif, pemecahan masalah, kerja kelompok, komunikasi, dan berpikir kriris (Kurniawati & Amarlita, 2013). Dari uraian di atas, peneliti ingin mengembangkan bahan ajar cetak pada materi sistem koloid berupa modul. Modul kimia berbasis PBL dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan siswa sebagai salah satu sumber belajar mandiri siswa. Adanya model pembelajaran PBL menjadi ciri khusus yang mampu mengembangkan
keterampilan
tangan dan kemampuan berpikir siswa serta
menjadikan siswa lebih aktif selama proses pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid sebagai sumber belajar mandiri siswa SMA Kelas XI layak digunakan? 2. Apakah modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid sebagai sumber mandiri belajar siswa SMA Kelas XI efektif digunakan?
6
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kelayakan modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid sebagai sumber mandiri belajar siswa SMA Kelas XI. 2. Mengetahui keefektifan modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid sebagai sumber mandiri belajar siswa SMA Kelas XI
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa Diharapkan dapat menjadi salah satu alternative sumber belajar mandiri siswa dalam pembelajaran kimia 2. Bagi peneliti a. Dapat digunakan sebagai bekal peneliti untuk mengajar dikemudian hari. b. Dapat mengetahui cara penyusunan modul pembelajaran dengan baik dan benar. 3. Bagi guru kimia a Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan bahan ajar selanjutnya b Memberikan alternatif modul yang baik berdasarkan kualitas aspek
1.5 Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan penafsiran, perlu adanya pembatasan ruang lingkup penelitian dan penjelasan pengertian beberapa istilah sebagai berikut.
7
1.5.1 Penelitian dan Pengembangan ( Research and Development ) Menurut Sugiyono (2006: 407), research development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. 1.5.2 Modul Modul merupakan seperangkat alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan – batasan, dan cara mengevaluasi yag dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya (Depdiknas, 2007). Modul biasanya hanya berisi satu materi pokok. 1.5.3 Problem Based Learning Arends (2007: 41) menyatakan bahwa esensinya PBL menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. 1.5.4 Sumber Belajar Mandiri Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu setiap orang dalam belajar. Sumber belajar meliputi, pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan (Sujana dan Riva’i, 2003). Sedangkan belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas dalam menentukan tujuan belajarnya, arah belajarnya, merencanakan proses belajarnya, strategi belajarnya, menggunakan sumber – sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan akademik, dan melakukan kegiatan – kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar (Paulina, 1997).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian dan Pengembangan (research and development) Penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D) adalah sebuah strategi penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktik. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan
(Sutama,
2010:
32).
Metode
penelitian
dan
pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,2006: 407). Model yang digunakan dalam pengembangan modul ini adalah 4D-Model yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan
(develop),
dan
tahap
penyebaran
(disseminate)
yang
direkomendasikan oleh Thiagarajan dkk (1974). Tahap penyebaran (disseminate) tidak dilakukan karena penelitian pengembangan ini hanya sampai menghasilkan produk berupa modul. Jadi pengembangan ini hanya mengadopsi sampai tahap ketiga yaitu pengembangan (develop). Pada
tahap
define,
langkah
yang
dilakukan
adalah
menetapkan
/mendifinisikan dan membatasi apa saja yang menjadi ruang lingkup dalam pengembangan modul ini. Langkah ini terbagi menjadi empat tahap, yaitu: (a) melakukan analisis ujung depan; (b) melakukan analisis siswa; (c) melakukan
8
9
analisis materi pembelajaran; dan (d) merumuskan tujuan pembelajaran. Langkah yang dilakukan pada tahap design adalah membuat rancangan awal komponen modul. Langkah ini terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu: (a) mengkontruksi materi pembelajaran; (b) menetapkan alat, bahan, dan media; (c) menentukan format
modul.
Pada
tahap
develop,
kegiatan
yang
dilakukan
adalah
mengembangkan modul yang telah dirancang. Pada tahap design sebagian besar modul telah disusun, namun perlu adanya perbaikan demi tercapianya bahan ajar yang optimum. Adapun langkah – langkah dalam tahapan ini adalah : (a) menyusun modul awal; (b) menelaah modul awal; (c) merevisi modul awal; (d) melakukan validasi; (e) melakukan uji coba terbatas; (f) menganalisis dan merevisi hasil validasi dan uji coba terbatas; dan (g) menghasilkan produk berupa modul.
2.2 Sumber Belajar Mandiri AECT (Association of Education and Communication Technology) (1977) mendefinisikan sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang dan wujud tertentu yang digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar. Sedangkan menurut Sujana dan Riva’i (2003), sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu setiap orang dalam belajar. Sumber belajar meliputi, pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas dala menentukan tujuan belajarnya, arah belajarnya, merencanakan proses belajarnya,
10
strategi belajarnya, menggunakan sumber – sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan akadenik, dan melakukan kegiatan – kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar (Paulina, 1997).
2.3 Modul 2.3.1 Pengertian Modul Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik (Daryanto, 2013: 9). Modul biasanya hanya berisi satu materi pokok dan berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga siswa dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing – masing. Modul dirancang secara khusus dan jelas sesuai dengan kecepatan pemahaman masing – masing siswa terhadap suatu materi sehingga mendorong siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuannya. Menurut Nasution (2003: 205), mengemukakan modul dapat dirumuskan sebagai: suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang
disusun
untuk
membantu
siswa mencapai sejumlah tujuan yang
dirumuskan secara khusus dan jelas. Suatu modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar, dan evaluasi. 2.3.2 Tujuan Pembelajaran Modul Depdiknas (2008), mengemukakan tujuan pembelajaran modul adalah sebagai berikut: “1) Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal, 2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera,
11
baik siswa maupun guru/instruktur, 3) Agar dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar, 4) Mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri sesuai kemampuan dan minatnya, 5) Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.” Modul sebagai sumber belajar mandiri hendaknya disusun secara efektif dan terperinci sehingga siswa dapat dengan mudah menangkap isi dari modul tersebut. Selain itu penulisan modul juga harus dapat membangkitkan gairah siswa dengan penyampaian materi yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Hal ini dikarenakan inti dari pembuatan modul sendiri adalah agar siswa dapat leluasa dalam belajar meskipun tidak didampingi guru atau dilingkungan sekolah. Sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Menurut Prastowo (2012: 107-108), modul berfungsi sebagai berikut. a. Bahan ajar mandiri, siswa dapat belajar sendiri tanpa tergantung kehadiran guru. b. Pengganti fungsi guru, modul mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa. c. Sebagai alat evaluasi, untuk mengukur dan menilai tingkat penguasaan materi siswa. d. Sebagai bahan rujukan bagi siswa. Modul sebagai salah satu bentuk bahan ajar cetak memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan ajar cetak lainnya karena modul memiliki komponen yang paling lengkap. Menurut Prastowo (2012: 112-113) dalam penulisan struktur
12
bahan ajar modul, paling tidak harus memuat 7 komponen utama yaitu judul, petunjuk belajar,kompetensi dasar, informasi pendukung, latihan, tugas/langkah kerja, dan penilaian. Selain memiliki kelebihan, modul juga memiliki kelemahan menurut Wulandari (2011) yaitu antara lain: a Modul biasanya masih menunjukan adanya paksaan kepada siswa agar ia mengikuti acara, selera, kebiasaan penulis modul. b Tidak ada kesempatan bagi siswa untuk memilih jalur urutan topik – topik yang lebih sesuai dengan seleranya c Sedikit sekali menggunakan media pendidikan, karena boleh dikatakan semua materi diutamakan menggunakan tulisan 2.3.3 Pengembangan Modul Pengembangan modul merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk meningkatkan produk berupa modul menjadi lebih sesuai dengan tingkat kebutuhan sehingga penggunaannya menjadi lebih efektif bagi siswa. Menurut Sukmadinata yang diacu oleh Indaryati (2008), dalam pembelajaran menggunakan modul siswa belajar secara individual dalam arti mereka dapat menyesuaikan kecepatan belajarnya dengan kemampuan masing – masing. Pengembangan suatu modul perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Modul harus dikembangkan atas dasar hasil analisis kebutuhan dan kondisi. Menurut Daryanto (2013: 11), pengembangan modul harus memperhatikan materi belajar apa yang saja yang perlu disusun menjadi suatu modul, berapa jumlah modul yang diperlukan, siapa yang akan menggunakan, sumberdaya apa saja yang diperlukan
13
dan yang telah tersedia untuk mendukung penggunaan modul, dan hal – hal lain yang dinilai perlu. Dalam mengembangkan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul. Menurut Sungkono (2009), karakteristik modul dapat diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar: a. Prinsip – prinsip desain pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan (objective model) b. Prinsip – prinsip mandiri (self instructional) c. Prinsip belajar maju berkelanjutan (continuous progress) d. Penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained) e. Prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalam mata pelajaran f. Penilaian belajar mandiri terhadap kemajuan belajar (self evaluation)
2.4 Problem Based Learning Problem Based Learning merupakan strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan – permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan – permasalahan. Menurut Duch (1995) PBL merupakan model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Pada pembelajaran berbasis masalah,
masalah
dimunculkan
sedemikian
rupa
hingga
siswa
perlu
menginterpretasi masalah, mengumpulkan informasi sebagai bantuan yang diperlukan, mengevaluasi alternative solusi, dan mempresentasikan solusinya (Devi, dkk.,2014).
14
Akcay (2009) menyatakan bahwa “PBL includes three main characteristics: (1) engages students as stakeholders in a problem situation; (2) organizes curriculum around this holistic problem, enabling student learning in relevant and connected ways; (3) creates a learning environment in which teachers coach student thinking and guide student inquiry, facilitating deeper levels of understanding”. Tujuan dari PBL adalah untuk mengembangkan keterampilan tangan dan kemampuan berpikir siswa serta melatih siswa untuk dapat menerapkan materi pembelajaran dengan masalah – masalah dalam kehidupan nyata. Bilgin et al (2009) menyatakan bahwa “PBL aims improve students’ ability to work in a team, showing their co-ordinated abilities to acces information and turn it into viable knowledge”. Menurut Savoie dan Hughes (dalam Wena, 2009), menyatakan bahwa strategi belajar berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut. Belajar dimulai dengan suatu permasalahan. a. Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa. b. Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan, bukan diseputar disiplin ilmu. c. Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri. d. Menggunakan kelompok kecil e. Menuntut siswa untuk mendemontrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk produk dan kinerja.
15
Sedangkan menurut Arends (2007: 42), model PBL memiliki lima karakteristik, sebagai berikut: (1) Pertanyaan atau masalah perangsangan PBL mengorganisasikan pengajaran di seputar pertanyaan dan masalah yang penting secara social dan bermakna secara personal untuk siswa. Siswa menghadapi situasi kehidupan nyata, menghindari jawaban sederhana dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi tersebut. (2) Fokus interdisipliner Masalah yang akan di selidiki telah di pilih sesuai dengan kehidupan nyata agar dalam pemecahannya menuntun siswa untuk menggali berbagai mata pelajaran. (3) Investigasi autentik PBL mengharuskan siswa untuk melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang nyata. siswa harus menganalisis dan mengidentifikasi masalah , mengembangkan hipotesis , dan membuat prediksi , mengumpulkan dan menganalisis informasi ,melakukan eksperimen , membuat referensi , dan menarik kesimpulan (4) Produk artefak dan exhibit PBL menuntut siswa untk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan penyampaian yang menjelaskan solusi siswa (5) Kolaborasi PBL dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu dengan yang lainnya.
16
Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 fase dan perilaku. Fase – fase dan perilaku tersebut merupakan tindakan pola. Pola ini diciptakan agar hasil pembelajaran dengan pengembangan berbasis masalah dapat diwujudkan. Adapun sintak pembelajaran berbasis masalah pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran Berbasis Masalah Fase - fase Fase 1: Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta didik
Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti
Fase 3 : Membantu investigasi mandiri dan kelompok
Fase 4: Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah (Suprijono,2011: 74)
Perilaku guru Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah Guru membantu peserta didik mendifinisikan dan mengorganisasasikan tugas-tugas belajar terkait dengan permasalahannya Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan artefak – artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman video, dan model-model serta membantu mereka untuk menyampaikannnya kepada orang lain Guru membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan
2.5 Modul Kimia Berbasis PBL pada Materi Sistem koloid Pengembangan modul dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa. Karaketristik siswa mencakup tahapan perkembangan siswa, latar belakang keluarga dan lain – lain. Menurut Depdiknas (2008), pengembangan modul dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Modul
17
dapat membantu sekolah dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualiatas serta dapat menyediakan kegiatan pembelajaran yang lebih terencana dengan baik. Modul kimia yang dikembangkan merupakan modul kimia berbasis PBL dimana siswa dapat menumbuhkan kemampuan berpikir dengan menyelesaikan masalah berupa fenomena yang berhubungan dengan kehidupan sehari – hari siswa. Modul kimia berbasis PBL disusun berdasarkan komponen/langkah pembelajaran PBL, yaitu langkah pembelajaran menurut Arends (dalam Trianto, 2010). Adapun langkah – langkahnya meliputi, (a) penyajian masalah, (b) pengorganisasian siswa, (c) penyelidikan kelompok, pada tahap ini siswa melakukan kegiatan, (d) pengembangan dan penyajian hasil karya, (e) pengevaluasian hasil penyelidikan. Modul kimia berbasis PBL yang dikembangkan ini, permasalahan – permasalahan disajikan dalam bentuk study case pada setiap subbab. Permasalahan yang disajikan adalah permasalahan yang sering siswa temui dalam kehidupan sehari – hari. Masalah yang disajikan dalam modul merupakan ilustrasi peristiwa yang berhubungan dengan dunia nyata. Penyajian masalah berupa ilustrasi peristiwa dalam kehidupan sehari – hari diharapkan dapat membuat siswa untuk dapat belajar secara mandiri maupun kelompok. Penyajian masalah dalam modul sendiri merupakan salah satu tahapan pembelajaran berbasis PBL, yaitu tahapan yang pertama. Tahap pembelajaran PBL yang pertama yaitu mengorientasikan siswa pada masalah. Masalah yang disajikan dalam modul seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
18
Gambar 2.1 penyajian masalah dalam modul Tahap pembelajaran berbasis PBL yang kedua yaitu pengorganisian siswa untuk siap belajar. Setelah siswa diberikan permasalahan yang harus dipecahkan, guru mengorganisasikan siswa dengan cara membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan menyuruh siswa untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam kolom Ayo ”Cari Tahu” dalam modul yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut, siswa
19
diarahkan untuk dapat memecahkan masalah yang disajikan. Adapun pertanyaan dalam kolom ayo cari tahu disajikan dalam Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Pertanyaan pada kolom ayo cari tahu Tahap ketiga pembelajaran berbasis PBL yaitu penyelidikan kelompok, siswa melakukan diskusi bersama teman sekelompoknya untuk meyelidiki atau mencari tahu serta mengumpulkan informasi untuk dapat menjawab permasalahan yang disajikan. Kemudian tahap keempat yaitu pengembangan dan penyajian hasil
20
karya. Pada tahap ini yaitu membantu siswa untuk mengembangkan dan menyajikan hasil diskusinya. Tahap terakhir pada pembelajaran berbasis PBL yaitu
pengevaluasian
hasil
penyelidikan.
Pada
tahap
ini
siswa
akan
mempresentasikan hasil diskusi dari masing – masing kelompok. Ketiga tahap diatas disajikan dalam kolom “aktivitas” seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Kolom aktivitas siswa Modul kimia berbasis PBL dilengkapi dengan tes formatif pada setiap akhir subbab yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mempelajari materi pada setiap subbab. Tes formatif terdiri dari 10 soal pilihan ganda serta dilengkapi dengan pedoman penilaian, sehingga siswa dapat mengukur kemampuan sendiri terkait subbab yang telah dipelajari dengan mencocokan
21
jawabannya dengan kunci jawaban yang ada dalam modul. Dengan kata lain, tes formatif yang ada dalam modul merupakan syarat yang harus dipenuhi siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai materi yang diajarkan dan dapat melanjutkan ke materi pada subbab selanjutnya. Tes formatif dalam modul tersaji pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Tes formatif dalam modul kimia berbasis PBL
22
2.6
Materi Sistem koloid Mempunyai sifat
Sistem koloid
Efek Tyndall Gerak Brown
Terdiri dari Bermuatan Listrik
Fase terdispersi dan medium pendispersi
Aplikasinya pada
Mekanik Dilakukan dengan cara
Dispersi
Elektroforesis
Peptisasi
Koagulasi
Untuk Penjernihan air
Busur Bredig Cara Pembuatan
Homogenisasi
Dilakukan Kondensasi dengan cara
Reaksi Redoks Reaksi Hidrolisis Dekomposisi Rangkap
Penggantian Pelarut Manfaat
Industri makanan Industri kosmetik Industri Farmasi
Dapat menyebabkan Pencemaran Lingkungan
23
2.7
Penelitian yang relevan
1) Dewi, S.R., Haryono., Suryadi B.U yang berjudul “Upaya Peningkatan Interaksi Sosial Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan PBL pada Pembelajaran Kimia materi Sistem koloid, diperoleh hasil bahwa penerapan metode pembelajaran PBL dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi sistem koloid. 2) Sujiono dan Widiyatmoko (2014) yang berjudul “Pengembangan Modul Ipa Terpadu Berbasis Problem Based Learning Tema Gerak Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, diperoleh hasil bahwa modul IPA terpadu berbasis PBL tema Gerak layak dan efektif diterapkan dalam pembelajaran. Penilaian modul IPA terpadu berbasis PBL oleh pakar memperoleh rata – rata skor 3,6 dengan kriteria layak, tanggapan siswa mencapai 98,9 % dengan kriteria sangat baik. Hasil belajar siswa memperoleh nilai rata – rata 80,34 dengan ketuntasan klasikal kelas 100%. 3) Febriana, B.W., Ashadi & Masykuri, M (2014) yang berjudul “Pengembangan Modul Kimia Berbasis Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Senyawa Hidrokarbon Dan Turunannya Kelas XI SMK Kesehatan Ngawi”, diperoleh hasil bahwa modul kimia berbasis PBL layak digunakan dalam proses pembelajaran yakni pada uji skala kecil dengan nilai 3,46; dan uji skala luas 3,52. Modul kimia berbasis PBL efektif untuk meningkatkan prestasi belajar aspek kognitif siswa. 4) Strobel, J., & van Barneveld, A (2009) yang berjudul “When is PBL More Effective? A Meta-synthesis os Meta-anomysis Comparing PBL to
24
Coventional Classroom”, diperoleh hasil bahwa PBL lebih unggul dan lebih efektif daripada pendekatan konvensional karena PBL unggul untuk ingatan jangka panjang, pengembangan keterampilan dan keputusan siswa dan guru, sedangkan pendekatan konvensional lebih efektif untuk ingatan jangka pendek yang diukur dengan ujian akhir terkait materi yang dipelajari. 5) Kurniawati, I.L., & Amarlita, D.M (2013) yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X dalam Materi Hidrokarbon” diperoleh hasil bahwa rata – rata hasil belajar siswa lebih tinggi setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis masalah dibandingkan sebelum pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis masalah.
2.8
Kerangka Berpikir Kerangka berpikir pada penelitian ini disajikan dalam Gambar 2.5 berikut.
25
Fakta
1. Belum adanya modul kimia berbasis Problem based learning pada materi koloid 2. Pembelajaran berpusat pada guru 3. Sumber belajar mandiri siswa masih kurang 4. learning
Diperlukan bahan ajar berupa modul untuk sumber belajar mandiri siswa dan model pembelajaran yang dapat menjadikan pembelajaran berpusat pada siswa.
Bahan ajar berupa modul kimia berbasis problem based learning pada materi koloidsebagai sumber belajar mandiri siswa
1. Bahan ajar yang dikembangkan berupa modul cetak 2. Rancangan desain modul kimia berbasis Problem Based Learning pada materi koloid
Hasil yang diinginkan Modul kimia berbasis Problem based learning pada materi koloid
Gambar 2.5 Kerangka Berfikir Pengembangan Modul pada Materi Sistem Koloid sebagai Sumber Belajar Mandiri
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development). Adapun yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid sebagai sumber belajar mandiri siswa.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA N 5 Magelang pada tahun ajaran 2014/2015 semester genap. Waktu penelitian sesuai saat dibelajarkannya kompetensi terkait koloid pada bulan April-Mei 2015.
3.3 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini ada dua yaitu 10 siswa kelas XI IPA 2 untuk uji coba skala kecil dan siswa kelas XI IPA 3 untuk uji coba skala besar.
3.4 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Adapun yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul pembelajaran kimia berbasis PBL sebagai sumber belajar mandiri siswa. Model yang digunakan untuk pengembangan modul ini mengacu pada model pengembangan 4-D (four D), tetapi dalam penelitian ini, hanya sampai pada tahap pengembangan (develop) saja. Adapun diagram alir
26
27
desain penelitian pengembangan modul kimia bnerbasis PBL disajikan pada Gambar 3.1 berikut. Analisis kebutuhan
Studi literatur
Pendefinisian (Define)
Membuat rancangan media Perancangan
Modul Kimia Berbasis PBL
(Design) Validasi pakar/ahli Revisi I Uji Coba Skala Kecil Revisi II Pengembangan Uji Coba Skala Besar
(Develop)
Revisi Akhir Produk Produk akhir Gambar 3.1. Diagram alir desain penelitian pengembangan Modul Kimia Berbasis PBL
3.5 Prosedur Penelitian Berdasarkan desain penelitian, maka prosedur penelitian ini adalah: 1. Tahap Pendefinisian (define) Pada tahap pendefinisian (define) dilakukan kegiatan sebagai berikut.
28
1) Analisis kebutuhan Belum adanya modul pembelajaran kimia berbasis problem based learning di SMA N 5 Magelang, sehingga diperlukan adanya pengembangan modul pembelajaran kimia berbasis PBL untuk membantu guru maupun siswa dalam pembelajaran kimia. 2) Analisis silabus dan konsep materi sistem koloid Setelah menentukan materi modul, maka dilakukan analisis silabus yang digunakan di SMA N 5 Magelang. Materi yang dipilih disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dalam silabus 3) Analisis materi Studi literatur materi-materi yang berkaitan dengan konsep materi yang dipilih dalam modul pembelajaran kimia berbasis PBL. 2. Tahap perencanaan (design) Pada tahap ini, materi yang dipilih dalam pengembangan modul pembelajaran kimia berbasis PBL ini adalah sistem koloid. Materi ini dipilih karena materi ini berkaitan dengan permasalahan – permasalahan dalam kehidupan sehari – hari yang dekat dengan kehidupan siswa. Setelah menetapkan materi, modul kimia didesain sedemikian rupa agar menarik dan membantu siswa untuk memahami konsep materi sistem koloid. Setelah mendesain modul kimia, dilakukan penyusunan rancangan modul yang akan diterapkan. Hasil dari tahap kedua ini adalah draft awal modul kimia berbasis PBL. 3. Tahap pengembangan (develop) (1) Pembuatan modul kimia berbasis PBL
29
Draft modul kimia berbasis PBL dijadikan acuan dalam pembuatan modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid. (2) Validasi Tim Pakar Modul kimia berbasis PBL yang telah selesai disusun selanjutnya divalidasi oleh pakar. Pakar mengisi angket validasi untuk menguji kelayakan dari modul yang telah dibuat berdasarkan standar kelayakan BSNP. Proses ini dilakukan oleh pakar/ahli mengenai aspek kelayakan isi, bahasa dan penyajian. Adapun yang dipilih sebagai ahli/pakar dalam validasi ini adalah : 1. Dosen Kimia UNNES Ahli/pakar kimia yang diminta untuk melakukan pemvalidasian modul ini adalah dua dosen kimia yang ahli dalam penyusunan modul. Sarannya sangat diperlukan untuk dijadikan masukan bahkan rujukan dalam pengembangan penelitian ini. 2. Guru Kimia SMA Pada proses ini dilakukan validasi petunjuk praktikum oleh guru kimia SMA N 5 Magelang. Saran dari dua guru kimia akan dijadikan masukan dalam penyusunan petunjuk praktikum. Dari hasil penilaian kelayakan oleh pakar, modul kimia yang dikembangkan perlu direvisi dibeberapa bagian sebelum diuji cobakan pada skala kecil. (3) Revisi I Revisi I dilakukan berdasarkan hasil analisis dari hasil validasi pakar/ahli. Revisi ini dilakukan satu kali dan selanjutnya perlu dikonsultasikan dengan pakar.
30
Hasil revisi yang telah mendapat persetujuan kelayakan dari pakar kemudian diuji cobakan pada skala kecil. (4) Uji Coba Skal Kecil Modul yang telah dinyatakan layak oleh pakar kemudian diuji cobakan pada skala kecil. Uji coba dilakukan pada 10 siswa kelas XI di SMA N 5 Magelang, yaitu kelas XI IPA 2. Kesepuluh siswa tersebut diberi draft modul yang telah direvisi berdasarkan validasi para pakar. Modul tersebut dibawa pulang oleh siswa dan diberikan waktu selama tiga hari untuk membaca, mempelajari, dan mengerjakan soal-soal secara mandiri. Setelah siswa selesai mempelajari modul selama waktu yang diberikan, selanjutnya siswa diberikan angket mengenai tanggapan terhadap modul kimia berbasis PBL guna menyempurnakan produk sebelum diuji cobakan secara luas. (5) Revisi II Modul yang telah diujikan pada skala kecil selanjutnya diperbaiki sesuai dengan saran dan hasil penilaian pada tahap sebelumnya untuk dapat diujikan pada skala yang lebih luas. Masukan yang diberikan oleh siswa dari hasil uji coba skala kecil yaitu memperbaiki kesalahan ketik pada modul karena menurut siswa masih terdapat banyak salah ketik modul. Sehingga dilakukan perbaikan produk untuk selajnutnya di uji cobakan pada skala luas. (6) Uji Coba Skala Besar Modul yang telah direvisi disajikan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Uji coba skala besar dilakukan di kelas XI IPA IPA 3 dengsan jumlah siswa sebanyak 24. Perlakuan yang dilakukan dalam uji coba skala besar adalah dengan
31
menggunakan modul dalam kegiatan pembelajaran, dan hasil observasi yang diamati adalah hasil belajar siswa dan tanggapan siswa mengenai modul yang digunakan. Dalam pelaksanaannya, modul tetap dinilai kekurangan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut. Pengujian skala besar dilakukan untuk mengetahui keefektifan modul yang dlihat dari hasil tanggapan siswa mengenai pembelajaran dengan modul dan hasil belajar aspek kognitif siswa. Tanggapan siswa diukur menggunakan angket yang diisi oleh siswa. Hasil belajar diukur berdasarkan hasil pretest dan posttest setelah pembelajaran selesai. (7) Modul Pembelajaran Kimia Berbasis PBL Pada tahap ini modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid yang dikembangkan sudah dinyatakan layak digunakan sebagai bahan ajar.
3.6 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 2) Metode validasi Digunakan untuk menganalisis kelayakan modul oleh ahli yang diperoleh melalui lembar penelitian bahan ajar menurut BSNP. Instrumen yang digunakan untuk menilai kelayakan modul oleh tim ahli berupa instrumen kelayakan isi/materi dan penyajian pada tahap I, dan instrument kelayakan isi/materi, penyajian dan bahasa berdasarkan instrument penilaian BSNP. 3) Metode tes Digunakan untuk mengetahui hasil belajar aspek kognitf siswa yang diperoleh dari nilai evaluasi tertulis. Hasil belajar siswa aspek kognitif siswa diperoleh dengan diadakannya pretest dan posttest. Soal pretest dan posttest
32
menggunakan soal yang sama dan divalidasi construct oleh guru kimia SMA N 5 Magelang. Data nilai dari pretest dan posttest dijadikan acuan untuk mengetahui tingkat keefektifan modul dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar aspek kognitif siswa. 4) Metode observasi Digunakan untuk mengetahui nilai afektif dan psikomotor siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 5) Metode angket Digunakan untuk memperoleh tanggapan mengenai minat siswa terhadap proses pembelajaran. Angket tanggapan siswa diberikan 2 kali, yaitu pada uji coba skala kecil dan uji coba skala besar. Namun kedua angket memiliki butir-butir penilaian yang berbeda. Pada uji coba skala kecil, angket yang diberikan kepada 10 siswa kelas XI IPA 2 adalah angket tanggapan siswa mengenai tampilan modul. Sedangkan ada uji coba skala besar, angket digunakan untuk mengetahui keefektifan modul dalam kegiatan pembelajaran. 6) Metode dokumentasi Digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi subjek penelitian terdiri dari nama siswa dan foto kegiatan penelitian.
3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Analisis Prapenelitian 3.7.1.1 Validitas Soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instumen. Validitas digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu validitas isi,
33
validitas konstruk, dan validitas berdasarkan kriteria. Validitas tes diketahui dengan menggunakan rumus γpbi yang rumus lengkapnya adalah sebagai berikut (Arikunto, 2007: 93). √
γpbi = Keterangan:
γpbi
= koefisien korelasi biserial
Mp
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
Mt
= rerata skor total
St
= standar deviasi dari skor total
p
= proporsi siswa yang menjawab benar (p =
q
)
= proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p)
Kemudian harga γpbi diuji dengan uji t, yaitu: thitung=
γ
√
√
γ
Keterangan: n = jumlah seluruh siswa peserta tes Jika thitung lebih besar dari ttabel 0,95 dan derajat kebebasan (n-2) maka butir tes adalah valid.
34
Perhitungan validitas butir soal uji coba secara keseluruhan disajikan dalam lampiran. Ringkasan hasil analisis validitas soal uji coba disajikan pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah Soal Valid 1,3,5,6,7,9,10,11,15,16,17,19,20,21,22,23, 29 24,26,28,29,30,32,33,34,35,36,37,38,40 Tidak Valid 2,4,8,12,13,14,18,25,27,31,39 11 Sumber: data primer Data selengkapnya mengenai analisis taraf kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 6. 3.7.1.2 Reliabilitas Soal Reliabilitas soal dianalisis dengan rums Kuder Richedson 21 (KR – 21) berikut ini (Arikunto,2007: 232). (
)(
)
Keterangan : = reliabilitas tes secara keseluruhan M
= mean skor total = varians total
n
= banyaknya item Kriteria reliabilitas soal dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Soal Koefisien reliabilitas Kategori r < 0,2 Sangat rendah 0,2 ≤ r < 0,4 Rendah 0,4 ≤ r < 0,6 Sedang 0,4 ≤ r < 0,8 Tinggi 0,8 ≤ r ≤ 1,0 Sangat tinggi (Arikunto, 2007: 232)
35
Jika harga reliabilitas minimum 0,7 soal sudah dikatakan reliabel. Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas soal uji coba yang telah diuji cobakan, diperoleh r11 sebesar 0,72. Nilai r11 yang diperoleh lebih besar dari 0,7. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa soal instrumen dikatakan reliabel dan memiliki reliabilitas yang tinggi. Data selengkapnya mengenai analisis reliabilitas soal dapat dilihat pada lampiran 6. 3.7.1.3 Taraf Kesukaran Tingkat kesukaran soal adalah derajat atau tingkat kesulitan yang dimiliki oleh sebuah soal. Soal yang baik yaitu soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Rumus yang digunakan untuk mengetahui taraf kesukaran soal dalam instrument ini adalah :
Keterangan: P : indeks kesukaran soal B : banyaknya siswa yang menjawab benar JS : jumlah peserta tes
(Arikunto, 2007: 223)
Kriteria taraf kesukaran soal disajikan dalam Tabel 3.3 sebagai berikut. Tabel 3.3 Kriteria Taraf Kesukaran Soal Koefisien tingkat kesukaran soal Kategori 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah (Arikunto, 2007: 225) Item soal yang digunakan yaitu mempunyai taraf kesukaran sukar, sedang, dan mudah. Berdasarkan hasil analsis taraf kesukaran soal yang telah
36
dilakukan, diperoleh data taraf kesukaran soal pada uji coba soal yang disajikan pada Tabel 3.4 berikut. Tabel 3.4 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah Soal Sukar 4,18, 31 3 Sedang 1,2,5,6,7,8,9,10,12,14,15,16,17,19,21,22,23, 31 24,25,26,27,28,29,30,33,34,35,36,37,38,40 Mudah 3,11,13,20,32,39 6 Sumber: data primer Berdasarkan hasil analisis taraf kesukaran, dapat diketahui bahwa 3 butir soal termasuk kategori sukar, 31 butir soal termasuk kategori sedang, dan 6 butir soal termasuk kategori mudah. Data selengkapnya mengenai analisis taraf kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 6. 3.7.1.4 Daya Beda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Nilai yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut deskriminasi (D). Daya pembeda soal dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini (Arikunto, 2007: 228).
Keterangan: DP = daya pembeda BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah JA = banyaknya peserta didik kelompok atas JB = banyaknya peserta didik kelompok bawah Kriteria daya pembeda soal disajikan dalam Tabel 3.5 sebagai berikut:
37
Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Soal Koefisien daya beda Kategori DB=0,0 Sangat Jelek 0,0 ≤ DB < 0,2 Jelek 0,2 ≤ DB < 0,4 Cukup 0,4 ≤ DB < 0,7 Baik 0,7 ≤ DB ≤ 0,4 Sangat baik (Arikunto,2007: 232) Berdasarkan hasil analisis uji daya pembeda yang telah dilakukan, diperoleh data yang disajikan dalam Tabel 3.6. Tabel 3.6 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah Soal Sangat Jelek 2,4,12,13,14,18,25,27,31,39 10 Jelek 8,20,40 3 Cukup 3,10,11,16,17,24,28,29,30,32, 10 Baik 1,6,7,9,15,19,21,22,23,26,33,34,35,36,38 15 Sangat Baik 5,37 2 Sumber: data primer Data selengkapnya mengenai analisis taraf kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 6. 3.7.2 Analisis Data Penelitian 3.7.2.1 Analisis Data Kelayakan Penilaian kelayakan modul meliputi isi, bahasa dan tampilan. Kelayakan modul kimia berbasis PBL di nilai oleh ahli materi, ahli bahasa dan ahli penyajian. Penilaian kelayakan dilakukan melalui dua tahap. Tahap I dikatakan lolos jika semua butir dalam instrumen penilaian mendapat “nilai” atau respon positif (Ya/Ada). Apabila terdapat butir yang dijawab negatif, maka modul kimia tersebut dinyatakan tidak lolos, sedangkan penilaian tahap II dianalisis dengan mengitung rerata skor yang diperoleh dari setiap butir subkomponen penilaian
38
modul. Jika rerata skor tersebut telah didapatkan maka dapat di hitung rerata skor komponen penilaian modul, dengan rumus sebagai berikut (Sudjana,2005). ̅
∑
Keterangan : ̅
= rerata skor
∑
= jumlah skor yang diperoleh
N
= jumlah skor maksimal Hasil perhitungan kelayakan dikategorikan sesuai kriteria penilaian menurut
BNSP (2007). a Layak, modul dinyatakan layak jika komponen kelayakan ini mempunyai ratarata skor lebih besar dari 2,75. Komponen kebahasaan, penyajian dan kegrafikan mempunyai rata-rata skor lebih besar dari 2,50. b Layak dengan revisi, modul dinyatakan layak dengan revisi jika komponen kelayakan isi mempunyai rata-rata skor kurang dari atau sama dengan 2,75, komponen kelayakan bahasa, penyajian, dan kegrafikan mempunyai rata-rata skor kurang dari atau sama dengan 2,50 pada setiap komponen. c Tidak layak, modul dinyatakan tidak layak jika memiliki rata-rata skor sama dengan 1 pada salah satu komponen. 3.7.2.2 Analisis Angket Tanggapan Siswa Data tanggapan siswa didapatkan melalui angket, dan dianalisis dengan kriteria: Sangat Setuju = Skor 4 Setuju
= Skor 3
Kurang Setuju = Skor 2
39
Tidak Setuju = Skor 1 Nilai Tanggapan =
x4
Penetuan konversi skor tanggapan siswa terhadap Modul kimia berbasis PBL menjadi nilai dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.7 sebagai berikut: Tabel 3.7 Kriteria Tanggapan Siswa Nilai Tanggapan 3,25 < x ≤ 4,0 2,50 < x ≤ 3,25 1,75< x ≤ 2,50 1,0 < x ≤ 1,75
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
3.7.2.3 Uji Efektifitas Analisis keefektifan Modul kimia berbasis PBL dihitung menggunakan data hasil belajar siswa dan tanggapan siswa pada skala besar terhadap modul, langkah-langkahnya sebagai berikut: 3.7.2.3.1 Uji Gain Uji gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari hasil pretest dan posttest yang telah dilakukan. Hasil belajar siswa berupa nilai pretest dan posttest siswa dianalisis dengan menggunakan indeks gain ternormalisasi (Hake,2004) sebagai berikut:
Dengan kategori tingkat perolehan indeks gain pada Tabel 3.8 sebagai berikut:
40
Tabel 3.8 Kategori Indeks Gain Indeks Gain g > 0,70 0,7 ≥ g ≥ 0,3 g < 0,30 (Hake, 2004)
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Modul kimia berbasis PBL efektif digunakan dalam pembelajaran yaitu apabila peningkatan gain hasil analisis pretest dan posttest sekurang – kurangnya sedang (medium) yaitu lebih dari 0,3. 3.7.2.3.2 Penilaian Afektif dan Psikomotorik Siswa Penilaian afektif siswa dalam pembelajaran dianalisis melalui lembar observasi dengan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus:
Berdasarkan rumus diatas, kriteria afektif dan psikomotorik siswa yang diterapkan adalah: Sangat Baik (SB) : 3,25 < skor 4 Baik (B) : 2,5 < skor 3,25 Kurang Baik (KB) : 1,75 < skor 2,5 Sangat Kurang (SK) : 1 < skor 1,75 Modul kimia berbasis PBL efektif digunakan dalam pembelajaran yaitu apabila hasil analisis aspek afektif dan psikomotorik yang diperoleh siswa termasuk dalam kategori baik. 3.7.2.4 Tanggapan Siswa Uji Coba Skala Besar Pada akhir pembelajaran, siswa diberi angket untuk menilai keefektifan modul yang digunakan dalam pembelajaran. Modul kimia berbasis PBL dikatakan efektif apabila minimal 18 dari 24 siswa memberikan tanggapan dengan kriteria baik terhadap modul yang dikembangkan pada uji coba skala besar. Tanggapan
41
dengan kriteria baik dlihat dari skor yang diperoleh, yaitu apabila skor yang diperoleh lebih besar dari 2,50 maka termasuk dalam kriteria baik.
BAB 5 PENUTUP 5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid sebagai sumber belajar mandiri siswa layak digunakan berdasarkan hasil penilaian pakar dan hasil tanggapan siswa pada skala kecil. Hasil penilaian pakar pada komponen kelayakan isi diperoleh skor sebesar 3,64, komponen kelayakan penyajian sebesar 3,77, dan komponen kelayakan bahasa sebesar 3,5 dengan kriteria layak. Hasil tanggapan siswa pada skala kecil diperoleh skor sebesar 3,15 dengan kriteria baik.
2.
Modul kimia berbasis PBL pada materi sistem koloid sebagai sumber belajar mandiri siswa efektif digunakan dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa dengan Ngain sebesar 0,69 dengan kriteria peningkatan sedang, hasil belajar aspek afektif dan psikomotorik siswa dengan kriteria baik, serta hasil angket tanggapan siswa pada skala besar memberikan tanggapan baik terhadap modul yang dikembangkan yaitu dengan rerata skor sebesar 3.06.
5.2
Saran Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian ini yaitu: 1. Model pembelajaran PBL masih asing bagi siswa, sehingga pemberian penjelasan pada saat awal pertemuan tentang bagaimana langkah –
77
78
langkah pembelajaran sesuai dengan sintak PBL sangatlah penting. Hal ini dapat juga diatasi dengan mengubah petunjuk penggunaan modul dengan lebih komunikatif dan disertai ilustrasi yang lebih menarik. 2. Pengembangan modul pada penelitian lebih lanjut diharapkan lebih menambahkan variasi soal yang disajikan dalam modul
79
DAFTAR PUSTAKA Akcay, B. 2009. Problem Based Learning in Science Education. Turkish Science Education. 6 (1), 27 -36.
Journal of
Arends, R. I. 2007. Learning To Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, S. 2007. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Bilgin, I., E. Senocak., M. Sozbilir. 2009. The Effect of Problem-Based Learning Intruction on University Students’ Performance of Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, science & Technology Education, 5(2), 153-164. BSNP. 2007. Buletin BSNP. Jakarta: BSNP. BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas Dahar, R.W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga Daryanto. 2013. Menyusun Modul. Yogyakarta. Gava Media. Depdiknas. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum SMK. Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional. Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum. Depdiknas. Devi, A., S. Mulyani., Haryono. 2014. Perbedaan Implementasi Pembelajaran Kimia Model Problem Based Learning (PBL) Materi Stoikiometri Kelas X MIA SMA Negeri Di Kota Surakarta. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3 (4): 126-135. Dewi, R. S., Haryono., S. B. Utomo. 2013. Upaya Peningkatan Interaksi Sosial Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Problem Based Learning Pada Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Sistem koloid Di Sma N 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal pendidikan Kimia, 2 (1), 1520. Duch, B. J. 1995. What is problem-based learning? About Teaching: A newsletter of the Center for Teaching Effectiveness, 47. Retrieved October 7, 2005 from: http://www.udel.edu/pbl/cte/jan95-what.html
80
Febriana, W. B., Ashadi., M. Masykuri. 2014. Pengembangan Modul Kimia Berbasis Problem Based Learning (PBL) pada Materi Senyawa Hidrokarbon Dan Turunannya Kelas XI SMK Kesehatan Ngawi. Seminar Nasional Pendidikan Sains IV. Hake, R.R. 2004. Design-Based Research: A Primer of Physics Education Researchers, submitted to American Journal of Physics on 10 June 2004. Online di http://www.physics.indiana.edu/~hake/DBR-AJP-6.pdf [diakses 14-1-2015]. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung. Kurniawati, I.L. & D.M. Amarlita. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X dalam Materi Hidrokarbon. Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III. Ambon: Universitas Darussalam Ambon. Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 65 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Muljono, P. 2007. Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar Dan Menengah. Buletin BSNP, 2(1)/ Januari 2007 Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Munib, A. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT MKK UNNES Paulina, P.1997. Belajar mandiri (Mengajar di Perguruan Tinggi). PAU-PPAI Dirjen Dikti, Depdikbud. Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press. Purwanto, A., Rahadi, & S, Lasmono. 2007. Pengembangan Modul. Jakarta: PUSTEKOM Depdiknas. Rahayu, I. P ., Sudarmin, & W. Sunarto. 2013. Penerapan model PBL berbantuan media tranvisi untuk meningkatkan KPS dan hasil belajar. Chemistry in Education 2 (1): 17-26. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
81
Strobel, J., & van Barneveld, A. 2009. When is PBL More Effective? A Metasynthesis of Meta-analyses Comparing PBL to Conventional Classrooms. Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, 3(1):44-58. Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung:PT Tarsito. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuanlitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Sujiono, & A. Widyatmoko. 2014. Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Problem Based Learning Tema Gerak untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Unnes Science Journal, 3(3). Sungkono. 2009. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul Dalam Proses Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran, 1(15):49-62. Tersedia di http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/51094962_0216-7999.pdf [diakses 14-1-2015]. Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sutama. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D. Surakarta. Fairuz Media. Thiagarajan, S., Semmel, D.S. & Semmel, M.I. 1974. Instructional Development For Training Teachers Of Exceptional Children: A Sourcebook . Bloomington, Indiana: The Center for Innovation In Teaching The Handicapped Indiana University. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis. Jakarta: Prestasi Pustaka. Trihatmo, T.A., Soeprodjo., A. T. Widodo. 2012. Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis. Chemistry in Education, 1 (2). Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Wena, M. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: suatu tinjauan konseptual operasional.Jakarta: Bumi Aksara. Wulandari, D. 2011. Pengertian Pengajaran dengan Modul. Online. Tersedia di http://deazywulandari.blogspot.com/2011/01/pengertian-pengajaran-denganmodul.html [10-01-2015].
82 Lampiran 1
SILABUS PEMBELAJARAN KIMIA Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu Kompetensi Dasar 5.1. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya.
: SMA : KIMIA : XI/2 : 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. : 8 jam
Materi Pembelajaran Pembuatan koloid (cara kondensasi, dispersi)
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Guru menyajikan masalah terkait pembuatan koloid ( cara kondensasi dan dispersi) Siswa mendiskusikan permasalahan yang disajikan terkait pembuatan koloid melalui diskusi kelompok Setiap perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi didepan kelas Guru memberikan penguatan materi dan apresiasi terhadap siswa Guru dan siswa bersama – sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan Tes Formatif 4 yang
Menjelaskan proses pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan dispersi
Penilaian Jenis tagihan Tugas kelompok Tugas individu Bentuk instrumen Penilaian sikap dan penilaian kinerja presentasi Tes tertulis
Alokasi Waktu 2 jam
Sumber belajar/ bahan/alat Sumber Modul Kimia Berbasis Problem Based Learning Buku kimia SMA kelas XI
83
5.2.Mengelom pokkan sifatsifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Pengelomp okkan campuran
Jenis koloid
tersaji di setiap akhir subbab dalam modul Guru menyajikan masalah terkait pengelompokkan campuran Siswa mendiskusikan permasalahan yang disajikan terkait pengelompokkan campuran melalui diskusi kelompok Setiap perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi didepan kelas Guru memberikan penguatan materi dan apresiasi terhadap siswa Guru dan siswa bersama – sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan Tes Formatif 1 yang tersaji di setiap akhir subbab dalam modul. Guru menyajikan masalah terkait jenis – jenis koloid Siswa mendiskusikan permasalahan yang disajikan melalui diskusi kelompok Setiap perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi didepan kelas Guru memberikan penguatan materi dan apresiasi terhadap siswa Guru dan siswa bersama – sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan
Menjelaskan perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi. Mengklasifik asikan bahan yang ada di sekitar kedalam suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid
Jenis tagihan Tugas kelompok Tugas individu Bentuk instrumen Penilaian sikap dan penilaian kinerja presentasi Tes tertulis
Mengelompo Jenis tagihan kkan jenis Tugas koloid kelompok berdasarkan Tugas fase individu terdispersi Bentuk dan medium instrumen pendispersi Penilaian sikap dan penilaian kinerja
Sumber Modul Kimia Berbasis Problem Based Learning Buku kimia SMA kelas XI
6 jam Sumber Modul Kimia Berbasis Problem Based Learning Buku kimia SMA kelas XI
84
Sifat koloid
Koloid dalam kehidupan sehari hari
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan Tes Formatif 2 yang tersaji di setiap akhir subbab dalam modul. Guru menyajikan masalah terkait sifat – sifat koloid Siswa mendiskusikan permasalahan yang disajikan melalui diskusi kelompok Setiap perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi didepan kelas Guru memberikan penguatan materi dan apresiasi terhadap siswa Guru dan siswa bersama – sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan Tes Formatif 3 yang tersaji di setiap akhir subbab dalam modul.
Guru menyajikan masalah terkait koloid yang mencemari lingkungan dan peranan koloid dalam industri Siswa mendiskusikan permasalahan yang disajikan melalui diskusi kelompok
presentasi Tes tertulis Mendeskripsi kan sifat – sifat koloid (efek tyndall, gerak brown, dialysis, elektroforesis ,adsorpsi, koagulasi) Menjelaskan koloid liofil dan koloid liofob serta perbedaan sifat keduanya dengan contoh yang ada di lingkungan. Mengidentifi kasi jenis koloid yang mencemari lingkungan
Jenis tagihan Tugas kelompok Tugas individu Bentuk instrumen Penilaian sikap dan penilaian kinerja presentasi Tes tertulis
Sumber Modul Kimia Berbasis Problem Based Learning Buku kimia SMA kelas XI
Jenis tagihan Tugas kelompok Tugas individu
Sumber Modul Kimia Berbasis Problem
85 Setiap perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi didepan kelas Guru memberikan penguatan materi dan apresiasi terhadap siswa Guru dan siswa bersama – sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan Tes Formatif 5 yang tersaji di setiap akhir subbab dalam modul.
dan peranan Bentuk koloid dalam instrumen industri Penilaian sikap dan penilaian kinerja presentasi Tes tertulis
Based Learning Buku kimia SMA kelas XI
86 Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semestar Pertemuan Alokasi Waktu
: SMA N 5 Magelang : Kimia : XI IPA 3 :1 : 2 X 45 Menit
A. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. B. Kompetensi dasar Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator 1. Menjelaskan perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi. 2. Mengklasifikasikan bahan yang ada di sekitar kedalam suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid D. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran siswa di harapkan mampu : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian koloid, suspensi dan larutan. 2. Siswa dapat mengklasifikasikan bahan yang ada di sekitar kedalam suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid E. Materi Ajar 1. Larutan Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil,sehingga tidak dapat diamati antara partikel pendispersi dengan partikel terdispersi walaupun menggunakan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra). Larutan merupakan campuran homogen karena tingkat ukuran partikelnya adalah molekul atau ion – ion sehingga sukar dipisahkan dengan penyaringan dan senrifuge (pemusing). 2. Suspensi Suspensi merupakakn sistem dispersi dengan ukuran relatif besar tersebar merata dalam medium pendispersinya. Umumnya sistem dispersi
merupakan
campuran yang heterogen, tidak stabil sehingga jika tidak diaduk secara terus – menerus akan mengendap akibat gaya gravitasi bumi. Cepat lambatnya suspensi
87 mengendap bergantung besar kecilnya ukuran partikel zat terdispersi. Semakin besar ukuran partikel tersuspensi maka semakin cepat proses pengendapan. Sebagai contoh adalah endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur dengan air. 3. Koloid Istilah koloid pertama kali diutarakan oleh seorang ilmuwan Inggris, Thomas Graham, sewaktu mempelajari sifat difusi beberapa larutan melalui membran kertas perkamen. Graham menemukan bahwa larutan natrium klorida mudah berdifusi sedangkan kanji, gelatin, dan putih telur sangat lambat atau sama sekali tidak berdifusi. Zat-zat yang sukar berdifusi tersebut disebut koloid. Koloid berasal dari kata “kolia”yang artinya “lem”. Koloid atau disebut juga disperse koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem disperse dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan, tetapi lebih kecil dari suspensi. Perbedaan secara umum antara larutan, suspense dan koloid dapat dilihat pada tabel berikut. Larutan < 100 nm Jernih Satu fase Homogen Tidak dapat disaring Tidak terpisah (tidak mengendap) Sangat stabil Tidak dapat diamati dengan mikroskop ultra
Suspensi > 100 nm Keruh Dua fase Heterogen Dapat disaring (filtrasi) Mudah terpisah (mudah mengendap) Tidak stabil Dapat diamati langsung dengan mata
Koloid 1 – 100 nm Agak keruh Dua Fase Antara homogen dan heterogen Tidak dapat disaring Sukat terpisah (sukar mengendap) Relatif stabil Hanya dapat dilihat dengan mikroskop ultra
F. Alat dan Sumber Belajar 1. Modul kimia berbasis Problem based learning 2. Buku paket SMA: Michael, Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 3. Sumber belajar yang relevan G. Kegiatan Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : problem based learning (PBL) 2. Metode Pembelajaran : Penyajian Masalah, diskusi, Tanya jawab
88
H. Langkah – langkah pembelajaran Pertemuan 1 (2 x 45 menit) Alokasi waktu Pendahuluan 1. Guru memberi salam kepada siswa, mengajak berdoa, 30 menit dan mengkondisikan kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Guru memberitahukan bahwa sebelum masuk ke materi pembelajaran siswa akan mengerjakan soal pretest terlebih dahulu. 4. Guru membagikan soal prestest dan meminta siswa untuk mengerjakannya dengan jujur. 5. Guru mengumpulkan lembar jawab siswa setelah pretest selesai. 6. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelajari dan manfaatnya dalam kehidupan sehari – hari. Inti Fase 1 : Mengorientasikan siswa pada masalah 55 menit Guru : a. Guru meminta siswa untuk mengamati permasalahan yang ada dalam modul b. Guru menanyakan kepada siswa secara klasikal “dikelas X kalian sudah mempelajari campuran air dengan gula termasuk larutan sedangkan campuran air dengan kapur termasuk suspense. Lalu bagaimana campuran air dengan garam, campuran air dengan pasir dan campuran air dengan susu? Apakah termasuk larutan, suspense atau bukan keduanya? c. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab kemudian menyakan “apakah ada perbedaan antara ketiga larutan tersebut?” Kegiatan
Deskripsi
Siswa : Siswa mengemukakan pendapat terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Fase 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru : a. Mengelompokkan siswa kedalam beberapa kelompok b. Mengarahkan kepada setiap kelompok untuk mencari literature terkait dengan materi pengelompokkan campuran
89 c. Memotivasi siswa untuk bekerjasama dalam diskusi kelompok d. Mengarahkan siswa untuk membagi tugas dalam kelompok. Siswa : Siswa duduk berdasarkan kelompok masing – masing berdiskusi dan bekerjasama untuk memecahkan masalah yang telah disajikan terkait materi pengelompokkan campuran. Fase 3 : Membimbing penyelidikan kelompok Guru : a. Meminta siswa untuk memberikan hipotesis awal terhadap jawaban atas permasalahan yang ada b. Memberi bimbingan seperlunya kepada kelompok yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang ada c. Mendorong siswa bekerjasama dalam memecahkan masalah d. Mengarahkan siswa untuk berdiskusi membahas pertanyaan – pertanyaan yang ada pada modul e. Menilai keaktifan siswa dalam kelompoknya. Siswa : a Siswa mengemukakan pendapat atas masalah yang diberikan b Setiap kelompok menganalisis hasil studi literature yang telah dilakukan c Setiap kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang ada pada modul Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru : a. Meminta perwakilan masing – masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi b. Meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan berupa saran, komentar, atau pertanyaan kepada kelompok penyaji untuk memberikan tanggapan balik c. Guru dapat memotivasi siswa dengan pertanyaan kepada kelompok penyaji apabila diskusi tidak hidup d. Menilai keaktifan siswa (individu dan kelompok) dalam kelas saat diskusi berlangsung Siswa: a Siswa dari perwakilan kelompok mengemukakan pendapatnya mengenai pengelompokkan campuran yang telah dibuat dalam bentuk tabel b Siswa memberikan tanggapan kepada kelompok
90 penyaji Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru : a Membimbing siswa kembali mengkaji proses pemecahan masalah untuk menyimpulkan perbedaan larutan, suspensi dan koloid. b Melalui berbagai pertanyaan yang ada dalam lembar diskusi, guru membimbing siswa menemukan konsep suspensi, larutan dan koloid. c Guru bersama siswa membahas penyelesaian masalah d Memberi penghargaan kepada kelompok yang telah menyajikan hasil diskusi dengan baik Siswa : a Berdasarkan hasil studi literature yang telah dilakukan, siswa mengemukakan gagasannya mengenai definisi sistem koloid, suspensi dan larutan b Siswa membuat kesimpulan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan
Penutup
1. Melakukan tanya jawab untuk mengetahui tercapainya 5 menit indikator dan tujuan pembelajaran 2. Membimbing siswa membuat kesimpulan 3. Guru memberikan tugas untuk mengerjakan tes formatif 1 sebagai syarat untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu mengenai jenis – jenis koloid. 4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan pesan dan motivasi untuk tetap belajar.
I. Penilaian 1. Mekanisme dan Prosedur Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui keaktifan (aktif berdiskusi, mengkomunikasikan, dan bertanya). Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
91 2. Contoh Instrumen No. 1. 2.
Aspek Sikap Pengetahuan
3.
Keterampilan
-
Mekanisme dan Prosedur Observasi Kerja Kelompok Penugasan Tes Tertulis Kinerja Presentasi
-
Instrumen Lembar Observasi Soal Penugasan Soal Objektif Kinerja Presentasi Rubrik Penilaian
Guru Mata Pelajaran
Magelang, 22 April 2015 Peneliti
Kartono, S.Pd, M.Pd NIP:196712171994031007
Tri Amallia Seftiana NIM 4301411036
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semestar Pertemuan Alokasi Waktu
: SMA N 5 Magelang : Kimia : XI IPA 3 :2 : 2 X 45 Menit
A. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. B. Kompetensi dasar Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator 1. Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi. 2. Mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan ke dalam beberapa jenis sistem koloid D. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran siswa di harapkan mampu : 1. Siswa dapat mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi. 2. Siswa mampu mengelompokkan
koloid yang ada di lingkungan ke dalam
beberapa jenis sistem koloid E. Materi Ajar 1. Jenis – Jenis Sistem Koloid Telah diketahui bahwa sistem kolid terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi. Sistem disperse koloid dapat terbentuk dari disperse zat padat, cair atau gas ke dalam medium pendispersi dalam fase padat,cair,atau gas. Gas yang terdispersi dalam gas tidak akan menghasilkan koloid.sistem kolid diberi nama berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya, misalnya koloid yang terjadi dari disperse zat cair di dalam medium pendispersi cair dsebut emulsi. Untuk lebih jelasnya mengenai nama dan jenis koloid dapat dilihat pada tabel berikut. Fase terdispersi Cair Padat Gas Cair Padat
Medium pendispersi Cair Padat
Jenis (nama) koloid Emulsi Sol Buih Emulsi padat/gel Sol padat
Contoh Susu, mayones, santan, minyak ikan Cat, pati dalam air, tinta, selai Krim, pasta, buih sabun Keju, mentega, jeli, agar - agar Mutiara, kaca warna
93 Gas Cair Padat
Gas
Buih padat Aerosol cair Aerosol padat
Batu apung, karet busa Awan, kabut Debu, asap
F. Alat dan Sumber Belajar 1. Modul kimia berbasis Problem based learning 2. Buku paket SMA: Michael, Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga. 3. Sumber belajar yang relevan G. Kegiatan Pembelajaran 1. Model Pembelajaran
: Problem Based Learning (PBL)
2. Metode Pembelajaran
: Penyajian Masalah, diskusi, tanya jawab
H. Langkah – langkah pembelajaran Pertemuan 2 (2 x 45 menit) Kegiatan
Deskripsi
Alokasi waktu dan 5 menit
Pendahuluan 1. Siswa menjawab sapaan guru, berdoa mengkondisikan siswa siap belajar 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelajari dan manfaatnya dalam kehidupan sehari – hari Inti
Fase 1 : Mengorientasikan siswa pada masalah 80 menit Guru : a Meminta siswa untuk mengamati permasalahan yang ada dalam modul b Menanyakan kepada siswa secara klasikal “Apa yang kalian ketahui tentang asap?” Siswa : Siswa mengemukakan pendapat terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Fase 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru : a Mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok b Mengarahkan siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam modul berkaitan dengan jenis - jenis koloid c Memotivasi siswa untuk bekerjasama dalam diskusi kelompok Siswa :
94 Siswa duduk berdasarkan kelompoknya masing - masing dan berdiskusi untuk memecahkan permasalahan yang terdapat dalam modul. Fase 3 : Membimbing penyelidikan individual Guru : a Mengarahkan siswa untuk menyelesaikan permasalahan – permasalahan dalam modul dan alasan menjawab demikian b Memberi bimbingan seperlunya kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah. c Mengarahkan siswa mengkontruksi pemahaman untuk menuliskan pengertian aerosol, emulsi, buih, sol serta contohnya dalam kehidupan sehari - hari d Menilai keaktifan siswa Siswa : Siswa secara berkelompok mendiskusiskan jawaban atas menjawab permasalahan yang diberikan dalam modul dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan yang telah tersaji dalam modul. Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru : a Menunjuk perwakilan beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya b Meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan berupa saran, komentar, atau pertanyaan kepada kelompok penyaji untuk memberikan tanggapan balik c Memotivasi siswa dengan pertanyaan kepada kelompok penyaji apabila diskusi tidak hidup d Menilai keaktifan siswa Siswa : Perwakilan siswa mengemukakan pendapatnya mengenai penyelesaian masalah terkait jenis - jenis koloid. Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru : a Membimbing siswa kembali mengkaji proses pemecahan masalah untuk menyimpulkan pengertian sistem dispersi dan menyebutkan jenis – jenis koloid dalam kehidupan sehari – hari b Mengarahkan siswa menyimpulkan hasil diskusi c Memberi penghargaan kepada siswa yang telah menyajikan pekerjaannya di depan kelas
95
Penutup
Siswa : Siswa menyimpulkan mengenai jenis – jenis koloid 1. Guru bersama – sama siswa menyimpulkan hasil 5 menit diskusi 2. Guru memberikan tugas untuk mengerjakan tes formatif 2 sebagai syarat untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu mengenai sifat – sifat koloid. 3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan pesan dan motivasi untuk tetap belajar.
I. Penilaian 1. Mekanisme dan Prosedur Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui keaktifan (aktif berdiskusi, mengkomunikasikan, dan bertanya). Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis. 2. Contoh Instrumen No.
Aspek
1. 2.
Sikap Pengetahuan
3.
Keterampilan -
Mekanisme dan Prosedur Observasi Kerja Kelompok Penugasan Tes Tertulis Kinerja Presentasi
Instrumen -
Lembar Observasi Soal Penugasan Soal Objektif Kinerja Presentasi Rubrik Penilaian
Guru Mata Pelajaran
Magelang, 22 April 2015 Peneliti
Kartono, S.Pd, M.Pd NIP: 196712171994031007
Tri Amallia Seftiana NIM 4301411036
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semestar Pertemuan Alokasi Waktu
: SMA N 5 Magelang : Kimia : XI IPA 3 :3 : 2 X 45 Menit
A. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. B. Kompetensi dasar Mengelompokkan sifat – sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari C. Indikator 1. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, koagulasi, kestabilan koloid, dialisis). 2. Menjelaskan koloid liofil dan koloid liofob serta perbedaan sifat keduanya dengan contoh yang ada di lingkungan D. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran siswa di harapkan mampu : 1. Siswa dapat mendeskripsikan sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, koagulasi, kestabilan koloid). 2. Siswa dapat menjelaskan koloid liofil dan koloid liofob serta perbedaan sifat keduanya dengan contoh yang ada di lingkungan. E. Materi Ajar Sifat – sifat koloid 1. Efek Tyndall Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. 2. Gerak Brown Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid. 3. Adsorpsi Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap partikel atau ion atau senyawa yang lain. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi ( harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan)
97 4. Eektroforesis Elektroferesis adalah peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda. Elektrotoresis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul di elektroda positif berarti koloid bermuatan negatif dan jika partikel koloid berkumpul di elektroda negatif berarti koloid bermuatan positif. Prinsip elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap dalam suatu industri dengan alat Cottrell. 5. Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. 6. Koloid Liofil dan Koloid Liofob Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya cairan. 7. Dialisis Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel pada permukaannya. Pada proses dialisis ini digunakan selaput semipermeabel. F. Alat dan Sumber Belajar 1. Modul kimia berbasis Problem based learning 2. Buku paket SMA: Michael, Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga. 3. Sumber belajar yang relevan G. Kegiatan Pembelajaran 1. Model Pembelajaran
: Problem Based Learning (PBL)
2. Metode Pembelajaran
: Penyajian Masalah, diskusi, tanya jawab
H. Langkah – langkah pembelajaran Pertemuan 3 (2 x 45 menit) Kegiatan
Deskripsi
Alokasi waktu dan 5 menit
Pendahuluan 1. Siswa menjawab sapaan guru, berdoa mengkondisikan siswa siap belajar 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
98
Inti
3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelajari dan manfaatnya dalam kehidupan sehari - hari Fase 1 : Mengorientasikan siswa pada masalah 80 menit Guru : d. Meminta siswa untuk mengamati permasalahan yang ada dalam modul e. Menanyakan kepada siswa secara klasikal “jika kita menonton film dibioskop, kemudian ada asap rokok yang mengepul ke atas, maka asap akan membuat gambar pada layar menjadi buram. Bagaimana sifat asap sehingga dapat menjadikan layar buram?” Siswa : Siswa mengemukakan pendapat terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Fase 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru : a Mengelompokkan siswa kedalam beberapa kelompok b Mengarahkan siswa untuk berdiskusi bersama menjawab permasalahan terkait sifat – sifat koloid c Memotivasi siswa untuk bekerjasama dalam diskusi kelompok Siswa : Siswa duduk berdasarkan kelompok masing – masing berdiskusi dan bekerjasama untuk memecahkan masalah yang telah disajikan Fase 3 : Membimbing penyelidikan individual Guru : a Guru mengarahkan siswa mengkontruksi pemahaman untuk menuliskan pengertian, efek Tyndall, gerak Brown, adsorpssi, koagulasi, dialisis, liofil dan liofob. b Mengarahkan siswa menyelesaikan permasalahan dalam modul dan alasan menjawab demikian c Memberikan bimbingan seperlunya kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah Siswa : Siswa secara berkelompok mendiskusikan jawaban atas permasalahan yang diberikan dalam modul dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan yang telah tersaji dalam modul
99
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru : a Menunjuk perwakilan beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya b Meminta siswa lain untuk memberikan tanggapan berupa saran, komentar, atau pertanyaan kepada kelompok penyaji untuk memberikan tanggapan balik c Memotivasi siswa dengan pertanyaan kepada kelompok penyaji apabila diskusi tidak hidup d Menilai keaktifan siswa Siswa : Siswa mengemukakan pendapat atas permasalahan yang diberikan terkait sifat – sifat koloid Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru : a Membimbing siswa kembali mengkaji proses pemecahan masalah untuk menyimpulkan pengertian sifat – sifat koloid b Mengarahkan siswa menyimpulkan hasil diskusi c Memberi penghargaan kepada siswa yang telah menyajikan pekerjaannya di depan kelas
Penutup
Siswa : Siswa membuat kesimpulan atas pembelajaran yang telah dilakukan 1. Guru bersama – sama siswa menyimpulkan hasil 5 menit diskusi 2. Guru menugaskan kepada siswa untuk membuat contoh koloid yaitu pudding, es krim dan susu kedelai dirumah dan dibawa pada pertemuan selanjutnya untuk di presentasikan 3. Guru memberikan tugas untuk mengerjakan tes formatif 3 sebagai syarat untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu pembuatan koloid dan koloid dalam kehidupan sehari - hari 4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan pesan dan motivasi untuk tetap belajar.
100 I. Penilaian 1. Mekanisme dan Prosedur Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui keaktifan (aktif berdiskusi, mengkomunikasikan, dan bertanya). Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis. 2. Contoh Instrumen No. 1. 2.
Aspek Sikap Pengetahuan
3.
Keterampilan
-
Mekanisme dan Prosedur Observasi Kerja Kelompok Penugasan Tes Tertulis Kinerja Presentasi
-
Instrumen Lembar Observasi Soal Penugasan Soal Objektif Kinerja Presentasi Rubrik Penilaian
Guru Mata Pelajaran
Magelang, 22 April 2015 Peneliti,
Kartono, S.Pd, M.Pd NIP: 196712171994031007
Tri Amallia Seftiana NIM 4301411036
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semestar Pertemuan Alokasi Waktu
: SMA N 5 Magelang : Kimia : XI IPA 3 :4 : 2 X 45 Menit
A. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari B. Kompetensi dasar Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya C. Indikator 1. Menjelaskan proses pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan dispersi 2. Mengidentifikasi jenis koloid yang mencemari lingkungan dan peranan koloid dalam industri D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan dispersi 2. Siswa dapat mengidentifikasi jenis koloid yang mencemari lingkungan dan peranan koloid dalam industri E. Materi Ajar 1. Pembuatan koloid Sistem koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendispersikan suatu zat kedalam medium pendispersi. Selain itu, dapat dilakukan dengan mengubah suspensi menjadi koloid atau mengubah larutan menjadi koloid. Ukuran partikel koloid terletak di antara partikel suspensi dan partikel larutan sejati. Oleh karena itu, partikel koloid dapat dibuat dengan cara menghaluskan partikel suspense hingga berukuran koloid dan mengelompokkan partikel larutan sejati. Pembuatan koloid dengan cara menghaluskan partikel suspense disebut dengan dispersi, sedangkan pembuatan koloid dengan pengelompokkan partikel larutan sejati disebut kondensasi. Pembuatan koloid dilakukan melalui 2 cara yaitu: A. Cara dispersi Cara dispersi adalah cara pembuatan sistem koloid dengan mengubah partikelpartikel suspensi kasar (besar) menjadi partikel-partikel koloid. Perubahan partikel kasar menjadi partikel koloid dapat dilakukan dengan cara:
102 1) cara mekanik (penggerusan) 2) busur bredig 3) cara peptisasi (pemecahan). B. Cara kondensasi Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti: 1) reaksi redoks, 2) reaksi hidrolisis, 3) dekomposisi rangkap 4) pergantian pelarut. 2. Koloid dalam kehidupan sehari – hari A. Koloid dalam industri Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering menggunakan bahan – bahan kimia berbentuk koloid. Koloid banyak dimanfaatkan oleh industri untuk membuat produknya. Misalnya industri kosmetik, makanan dan farmasi. Penggunaan koloid dalam industri disebabkan banyak zat yang diperlukan dalam produk industri tidak saling bercampur. Dengan cara membuat produknya ke dalam sistem koloid, industri dapat menyajikan suatu campuran zat yang tidak saling bercampur manjadi campuran yang homogen (dalam skala makroskopis). Di samping itu juga bersifat stabil, sehingga dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama. Koloid yang dapat menstabilkan hasil industri ini dinamakan koloid pelindung. Misalnya, es krim yang ditambah gelatin. Adanya gelatin dalam es krim menyebabkan es krim tidak dapat meleleh. Dalam dunia industri, koloid digunakan dalam industri antara lain: Kosmetik, tekstil, farmasi, sabun dan detergen, makanan B. Koloid yang mencemari lingkungan Selain banyak manfaatnya bagi kita, ada juga koloid yang dapat mencemari lingkungan disekitar kita. Koloid - koloid yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan kita adalah sebagai berikut: 1) Aerosol cair Aerosol cair dapat mencemari lingkungan jika mengandung bahan CFC, karena CFC dapat merusak lapisan ozon bumi kita.
103 2) Detergen dan Sabun Detergen terbentuk dari asam benzena sulfonat (ABS) dan sodium tripolifosfat (STTP) sehingga dapat mencemari air sebab kedua bahan tersebut tidak dapat diuraikan oleh bakteri. 3) Asap Pabrik Asap pabrik yang mengandung gas SO3 menyebabkan hujan asam. Akibat dari hujan asam adalah merusak atau menimbulkan korosi pada pada besi atau Palauan batuan candi. Sedangkan asap buangan pabrik yang mengandung logam berat (Pb,Cd) sangat mencemari lingkungan. 4) Asbut Asbut merupakan campuran yang rumit yang terdiri atas berbagai gas dan partikel-partikel zat cair dan zat padat. Asbut (smog) merupakan kombinasi dari asap (smoke) dan kabut (fog). Asap mengandung belerang oksida (SO2), gas ini dapat bereaksi dengan oksigen dan uap air membentuk asam sulfat yang akan mengiritasi paru-paru sehingga menghasilkan banyak lendir. Sebanyak 4000 orang meninggal dalam kasus di London pada tahun 1952. F. Alat dan Sumber Belajar 1. Modul kimia berbasis Problem based learning 2. Buku paket SMA: Michael, Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga. 3. Sumber belajar yang relevan G. Kegiatan Pembelajaran 1. Model Pembelajaran
: Problem Based Learning (PBL)
2. Metode Pembelajaran
: Penyajian Masalah, diskusi, Tanya jawab
H. Langkah – langkah pembelajaran Pertemuan 4 (2 x 45 menit) Kegiatan
Deskripsi
Alokasi waktu dan 5 menit
Pendahuluan 1. Siswa menjawab sapaan guru, berdoa mengkondisikan siswa siap belajar 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelajari dan manfaatnya dalam kehidupan sehari - hari Fase 1 : Mengorientasikan siswa pada masalah 80 menit Inti Guru : f. Meminta siswa untuk mengamati permasalahan yang
104 ada dalam modul Pembuatan koloid g. Menanyakan kepada siswa secara klasikal “pada pembelajaran sebelumnya, kita telah mempelajari bahwa partikel koloid memiliki ukuran yang lebih besardari partikel larutan dan lebih kecil dari partikel suspensi. Koloiddapat dibuat dengan cara memperbesar ukuran partikel atau memperkecil ukurannya. Lalu bagaimana prosesnya?” Koloid dalam kehidupan sehari - hari h. Menanyakan kepada siswa secara klasikal “selain koloid dapat dimanfaatkan, ada juga koloid yang merusak lingkungan. Salah satunya adalah sabun. Mengapa sabun dapat menimbulkan pencemaran lingkungan?” Siswa : Siswa mengemukakan pendapat terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru Fase 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru : a Mengelompokkan siswa kedalam beberapa kelompok b Mengarahkan siswa untuk berdiskusi bersama menjawab permasalahan tersebut c Memotivasi siswa unruk bekerjasama dalam diskusi kelompok untuk memecahkan permasalahan yang disajikan d Guru mengarahkan siswa untuk membagi tugas dalam kelompok. Siswa : Siswa duduk berdasarkan kelompok masing – masing dan bekerjasama untuk memecahkan permasalahan yang telah disajikan. Fase 3 : Membimbing penyelidikan kelompok Guru : a Memantau kegiatan siswa dalam kelompoknya. b Memberi bimbingan seperlunya kepada kelompok yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang disajikan c Mengarahkan siswa mengkontruksi pemahaman untuk menjelaskan mengenai pembuatan koloid dan koloid yang mencemari lingkungan serta peranan koloid dalam industri Siswa :
105 Siswa secara berkelompok mendiskusikan jawaban atas permasalahan yang diberikan dalam modul dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan yang telah disajikan dalam modul Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru : a Menunjuk perwakilan beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjannya b Meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan berupa saran, komentar, atau pertanyaan kepada kelompok penyaji untuk memberikan tanggapan balik. c Menilai keaktifan siswa Siswa : Mengemukakan pendapat mengenai penyelesaian masalah terkait pembuatan koloid dan koloid yang mencemari lingkungan serta peranan koloid dalam industri Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru : a Membimbing siswa kembali mengkaji proses pemecahan masalah untuk menyimpulkan koloid yang mencemari lingkungan dan peranan koloid dalam industri b Guru bersama siswa membahas penyelesaian masalah c Memberi penghargaan kepada kelompok yang telah menyajikan hasil percobaan dengan baik
Penutup
Siswa : Membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan 1. Guru bersama – sama siswa menyimpulkan hasil 5 menit percobaan 2. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan pesan dan motivasi untuk tetap belajar. 3. Guru memberikan tugas untuk mengerjakan tes formatif 4 dan 5 4. Guru mengingatkan kepada siswa, bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan posttest
106 I. Penilaian 1. Mekanisme dan Prosedur Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui keaktifan (aktif berdiskusi, mengkomunikasikan, dan bertanya). Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis. 2. Contoh Instrumen No.
Aspek
1. 2.
Sikap Pengetahuan
3.
Keterampilan -
Mekanisme dan Prosedur Observasi Kerja Kelompok Penugasan Tes Tertulis Kinerja Presentasi
Instrumen -
Lembar Observasi Soal Penugasan Soal Objektif Kinerja Presentasi Rubrik Penilaian
Guru Mata Pelajaran
Magelang, 22 April 2015 Peneliti
Kartono, S.Pd, M.Pd NIP: 196712171994031007
Tri Amallia Seftiana NIM 4301411036
107
Lampiran 3
KISI – KISI SOAL UJI COBA Sekolah : SMA N 5 Magelang Mata pelajaran : Kimia Bentuk soal/ tes Kurikulum : KTSP Alokasi Waktu Kelas/ semester : XII IPA/Genap
Jumlah soal : Pilihan ganda : 45 menit Tahun pelajaran
: 40
: 2014/2015
Standar Kompetensi 5 Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehariKompetensi Dasar 5.1 Mengelompokkan sifat – sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari 5.2
Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya Sub Materi
Indikator Menjelaskan pengertian koloid
Sistem koloid
Jenis koloid
Mengelompokkan beberapa campuran ke dalam koloid, larutan dan suspensi
Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi.
No Soal 1 8 31 34 2 3 4 13 16
Ranah Kognitif C1 C2 C3 C4 √ √ √ √ √ √ √ √ √
Ket
108
Peranan koloid dalam industry
Sifat koloid
Mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetika, makanan, dan farmasi.
Memberikan contoh beberapa sifat koloid dalam kehidupan sehari – hari yang termasuk efek Tyndall, Gerak Brown, dialysis, koagulasi, elektroforesis, dan adsorpsi
Mengidentifikasi perbedaan antara koloid liofob dan koloid liofil Pembuatan koloid
Menjelaskan proses pembuatan koloid secara dispersi dan kondensasi
20 21 23 26 33 40 5 6 17 27 7 9 10 12 14 15 24 29 30 32 35 39 18 19 11 25 28 36
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
109
Koloid yang mencemari lingkungan
37 38 22 Mengidentifikasi jenis koloid yang mencemari lingkungan
√ √ √
110
Lampiran 4
SOAL UJI COBA Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas
: XII IPA
Waktu
: 45 menit
PETUNJUK UMUM: 1. Tulislah lebih dahulu nomor, nama, dan kelas Anda! 2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum menjawabnya! 3. Laporkan kepada guru, apabila ada tulisan yang kurang jelas, rusak atau jumlah soal kurang! 4. Dahulukan soal-soal yang Anda anggap mudah! 5. Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan anda ingin memperbaiki, coretlah dengan dua garis lurus mendatar pada jawaban yang anda anggap salah, kemudian berilah tanda silang (X) pada huruf yang anda anggap benar. Contoh : Pilihan semula A
B X
C
Dibenarkan D
E
A
B X
C
D X
E
6. Periksalah pekerjaan anda sebelum dikumpulkan kepada guru. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e! 1. Kalian telah menemukan definisi koloid berdasarkan kesamaan dan perbedaan sifatnya melalui eksperimen yang telah kalian lakukan. Pada tahun 1912 seorang kimiawan Jerman bernama Richard Zsigmondy mendesain mikroskop ultra. Mikroskop yang dapat digunakan untuk mengamati partikel-partikel campuran yang telarut yaitu partikel yang memiliki ukuran 1-100 nm termasuk partikel koloid. Berdasarkan informasi diatas, koloid adalah …
111
a. koloid merupakan campuran yang memiliki ukuran partikel diantara larutan dan suspensi yaitu antara 1 – 100 nm b. koloid merupakan campuran yang memiliki ukuran partikel > 100 nm c. koloid merupakan campuran yang memiliki ukuran partikel < 100 nm d. koloid merupakan campuran yang memiliki ukuran partikel lebih besar dari suspensi e. koloid merupakan campuran yang memiliki ukuran partikel lebih kecil dari larutan sejati 2. Perhatikan tabel jenis koloid di bawah ini!
Contoh koloid
Fase terdispersi Padat
Mayones Cat Batu apung Kabut Agar – agar Asap Gelas berwarna Buih sabun
Cair √
Medium pendispersi
Gas
Padat
√
√
√ √ √
Cair √ √
Gas
√ √
√ √
√ √ √
√
Berikut ini contoh koloid yang fase terdispersi dan medium pendispersinya sama dengan batu apung adalah … a. Selai
d. Debu
b. Awan
e. Karet busa
c. Tinta 3. Berdasarkan Tabel jenis koloid pada soal no 2, berikut ini contoh koloid yang fase terdispersi dan medium pendispersinya sama dengan kabut adalah … a. Awan
d. Mentega
b. Santan
e. Keju
c. Susu 4. Berdasarkan Tabel jenis koloid pada soal no 2, berikut ini contoh koloid yang fase terdispersi dan medium pendispersinya sama dengan mayones kecuali … a. Selai
d. Es krim
112
b. Santan
e. Lotion
c. Susu 5. Pengeras rambut/hair spray merupakan contoh koloid di bidang industri kosmetik yang teegolong ke dalam aerosol cair. Fase terdispersi dan medium pendispersi pada hair spray adalah … a. Gas dalam cair
d. Cair dalam cair
b. Cair dalam gas
e. Cair dalam padat
c. Padat dalam padat 6. Selain pengeras rambut/hairspray, contoh koloid yang tergolong ke dalam aerosol cair adalah … a. Mutiara
d. Debu
b. Susu
e. Air sungai
c. Kabut 7. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, campuran yang merupakan sistem koloid adalah campuran air dengan susu, campuran air dengan sabun, dan campuran air dengan santan yang memiliki warna campuran keruh. Ketika sistem koloid tersebut kita berikan perlakuan yaitu dengan melewatkan berkas cahaya dalam sistem koloid, maka berkas cahaya tersebut akan dihamburkan. Sifat partikel koloid dinamakan … a. Elektroforesis
d. Efek Tyndall
b. Koagulasi
e. Gerak Brown
c. Dialisis 8. Campuran air dengan pasir, campuran air dengan terigu dan campuran air dengan kapur dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Berdasarkan cara pemisahannya, apakah campuran air dengan gula, campuran air dengan garam dan campuran dengan cuka dapat dipisahkan dengan cara … a. Penyaringan
d. Ultra mikroskop
b. Penguapan
e. Destilasi
c. Sentrifuge (pemusing) 9. Pada pembuatan sol Fe(OH)3 dilakukan pemurnian untuk menghilangkan ion ion yang bercampur. Pemurnian tersebut disebut dialisis. Proses dialisis adalah
113
proses menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke dalam kantong yang terbuat dari membran yang mempunyai pori – pori yang mampu ditembus oleh ion – ion, tetapi tidak mampu ditembus partikel koloid. Sehingga partikel koloid tidak ikut terbawa ketika kantong tersebut dimasukkan kedalam saluran air dan tetap tertinggal dalam kantong. Kantong yang digunakan dalam proses dialisis merupakan kantong yang terbuat dari … a. Membran selektif permeabel
d. Membran nanofiltrasi
b. Membran selulosa
e. Memban Ultrafiltasi
c. Membran semipermiabel 10. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 9, salah satu pemanfaatan dialisis dalam kehidupan sehari – hari adalah … a. Pemurnian gula
d. Pembentukan delta
b. Alat pencuci darah
e. Alat Cotrell
c. Penjerihan air 11. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 9, pembuatan sol Fe(OH)3 dilakukan dengan cara … a. Mekanik
d. Dekomposisi rangkap
b. Reaksi redoks
e. Reaksi Hidrolisis
c. Peptisasi 12. Mayones atau Mayoneis merupakan salah satu jenis saus yang terbuat dari bahan - bahan telur, cuka dan minyak nabati. Mayonais biasanya digunakan untuk menambah perasa pada makanan, seperti sandwich, kentang goreng, burger atau salad. Dalam proses pembuatan mayones, minyak ditambahkan ke dalam air yang bercampur dengan kuning telur. Fungsi penambahan kuning telur pada pembuatan mayones adalah … a. Untuk menghilangkan pengotor
d.
Menghilangkan
muatan
koloid b. Sebagai emulgator
e. Dialisator
c. Sebagai koagulan 13. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 12, mayones tergolong dalam jenis koloid …
114
a. Sol
d. Aerosol cair
b. Buih
e. Emulsi padat
c. Emulsi cair 14. Asam amino adalah suatu molekul pembentuk protein. Asam amino ada yang bermuatan positif, negatif, dan netral pada pH tertentu. Pemisahan asam – asam amino dilakukan dengan cara mengatur pH larutan asam – asam amino. Kemudian asam – asam amino ditempatkan dalam medan listrik. Asam amino yang bermuatan positif akan menuju katode, asam amino yang bermuatan negatif akan tertarik menuju anode. Sedangkan asam amino netral tidak tertarik oleh kedua elektrode. Pemisahan asam amino berdasarkan penjelasan diatas adalah pemisahan dengan cara … a. Elektroforesis
d. Elektronik
b. Elektrodialisis
e. Elektrolisis
c. Elektroanalisis 15. Deodorant merupakan salah satu contoh koloid dalam bidang industri kosmetik
yang
berupa
emulsi
padat.
Deodorant
digunakan
untuk
menghilangkan bau badan dengan cara menggosokkan pada anggota badan. Pada deodorant terdapat absorben berupa Al-stearat yang dapat menyerap keringat yang menyebabkan bau badan. Berdasarkan cara kerja deodorant dalam menghilangkan bau badan, sifat koloid yang digunakan adalah … a. Absorpsi
d. Dialisis
b. Elektroforesis
e. Adsorpsi
c. Kogulasi 16. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 15, fase terdispersi dan medium pendispersi pada deodorant adalah … a. Cair dalam padat
d. Padat dalam cair
b. Cair dalam cair
e. Cair dalam Gas
c. Padat dalam padat 17. Berikut ini yang bukan termasuk koloid dalam bidang industri adalah …
115
a. Lipstik
d. Gel rambut
b. Foundation
e. Tawas
c. Cat kuku 18. Struktur molekul detergen tersusun atas kepala molekul dan ekor molekul. Kepala molekul detergen merupakan koloid yang suka berikatan dengan air. Sedangkan bagian ekor molekul detergen merupakan koloid yang tidak suka berikatan dengan air. Ketika detergen dilarutkan dalam air, kepala molekul akan mengikat kotoran yang larut dalam air, dan ekor molekul detergen akan menarik kotoran yang tidak dapat larut dalam air yaitu minyak dan lemak. Bagian ekor molekul detergen yang tidak suka berikatan dengan air disebut … a. Liofil
d. Elektofil
b. Liofob
e. Hidrofob
c. Hidrofil 19. Bagian kepala molekul detergen suka berikatan dengan air disebut … a. Liofil
d. Elektrofil
b. Liofob
e. Hidrofob
c. Hidrofil 20. Keju adalah sebuah makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri atau enzim tertentu yang disebut rennet. Keju dikenal di seluruh dunia, namun diduga pertama kali dikenal di daerah sekitar Timur Tengah. Keju ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang pengembara dari Arab. Keju merupakan jenis koloid … a. Sol padat
d. Emulsi padat
b. Buih padat
e. Sol
c. Emulsi cair 21. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 21, berikut ini merupakan koloid yang fase terdipersi dan medium pendispersinya sama dengan keju, kecuali … a. Mentega
d. Jeli
b. Agar – agar
e. Mutiara
c. Santan
116
22. Selain bermanfaat bagi kehidupan, koloid juga mempunyai dampak buruk bagi lingkungan, diantaranya adalah asbut. Sebanyak 4000 orang meninggal dalam kasus di London pada tahun 1952. Asbut (smog) merupakan kombinasi dari asap (smoke) dan kabut (frog). Asap merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi padat dan medium pendispersi gas. kabut merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi cair dan medium pendispersi gas. Selain asbut, koloid yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan adalah … a. Detergen
d. Batu apung
b. Lateks
e. Karet busa
c. Debu 23. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 22, berikut ini merupakan koloid yang fase pendispersi dan medium pendispersinya sama dengan asap adalah … a. Awan
d. Paduan logam
b. Debu
e. Gelas berwarna
c. Mutiara 24. Perhatikan beberapa fakta campuran di bawah ini!
Es krim yang tidak mengkristal sehingga tetep terus kenyal karena dicampur Gelatin
Susu tidak menggumpal karena terdapat kasein dalam susu.
Tinta tidak mengendap karena dicampur dengan gom
Berdasarkan fakta campuran di atas, penambahan gelatin, kasein dan gom berperan sebagai … a. Koloid pelindung d.Koagulan (penggumpal) b. Koloid liofil e. Koloid liofob c. Dialisator 25. Proses pembuatan koloid dengan cara dispersi digunakan untuk membuat sol logam. Pada proses pembuatan sol logam, logam yang akan dibuat sol digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan ke dalam medium pendispersi. Kemudian kedua ujung electroda dihubungkan dengan arus listrik. Uap logam yang terjadi akan terdispersi ke dalam medium pendispersi sehingga
117
membentuk koloid. Berdasarkan pembuatan sol logam, cara dispersi dilakukan melalui … a. Busur Bredig
d. Penggantian pelarut
b. Mekanik
e. Homogenisasi
c. Peptisasi 26. Gelas warna merupakan koloid yang terdiri dari fase terdispersi yang berwujud padat dan medium pendispersi yang berwujud padat. Dispersi zat padat ke dalam padat disebut … a. Sol
d. Sol padat
b. Aerosol
e. Emulsi padats
c. Aerosol padat 27. Dunia farmasi dan kedokteran juga menggunakan sistem koloid, salah satunya adalah sirup obat batuk. Sirup obat batuk mengandung koloid yang bersifat liofob (kurang stabil) dan sol liofob ini bersifat irreversible, yaitu setelah menggumpal tidak dapat kembali lagi walaupun ditambah air sebagai medium pendispersi. Sehingga sirup obat baruk harus dikocok terlebih dahulu sebelum diminum. Fase terdispersi dan medium pendispersi pada sirup obat batuk adalah … a. Cair dalam padat
d. Cair dalam gas
b. Padat dalam cair
e. Cair dalam cair
c. Gas dalam cair 28. Sol belerang dibuat dari reaksi antara hydrogen sulfide (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2. Pembuatan sol belerang dilakukan dengan cara kondensasi. Pembuatan sol belerang dilakukan dengan cara kondensasi melalui ... a. Reaksi redoks
d. Dekomposisi rangkap
b. Reaksi hidrolisis
e. Penggantian pelarut
c. Reaksi penggaraman 29. Norit merupakan salah satu obat diare yang terbuat dari bahan karbon aktif yang bahan bakunya bisa dari kulit pohon, kulit kacang, batu bara, dan lainlain. Kemudian bahan karbon ini diaktifkan dengan proses kimia, yaitu dengan
118
mencampurkannya dengan senyawa asam, mengukusnya dengan uap, atau dengan gas bertemperatur tinggi sehingga menjadi arang berwana hitam tetapi tidak berbau dan berasa. Serbuk karbon (norit), yang dibuat dalam bentuk pil atau tablet, apabila diminum dapat menyembuhkan sakit perut, yaitu dengan cara menyerap toksin atau bakteri yang ada di dalam saluran pencernaan yang menyebabkan sakit perut. Berdasarkan mekanisme kerja dari norit, sifat partikel koloid yang diterapkan adalah … a. Absorpsi
d. Adsorpsi
b. Koagulasi
e. Elekroforesis
c. Dialisis 30. Gula tebu yang masih mengandung pengotor (berwarna coklat) dapat dimurnikan agar didapatkan gula yang berwarna putih. Dengan cara melarutkan gula tebu ke dalam air panas. Kemudiian larutan tersebut dialirkan melalui sistem koloid yaitu tanah diatom/karbon. Partikel – partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna (kotoran) dari gula tebu tersebut sehingga didapatkan gula putih yang bersih. Berdasarkan gambar peristiwa adsorpsi di atas, peristiwa manakah di bawah ini yang mirip dengan peristiwa di atas! a Penjernihan air keruh dengan menggunakan tawas (Al2(SO4)3) b Sinar matahari masuk melalui celah ke dalam ruangan c Proses pencucian darah pada penderita gagal ginjal d Karet dalam latek digumpalkan dengan menambahkan asam formiat e Proses pembuatan yogurt dari susu yang difermentasi 31. Seorang anak memasukkan sesendok susu bubuk ke dalam 500 mL air, lalu ia memasukkan sesendok pasir pantai ke dalam 500 mL air. Setealah kedua campuran daiduk, ternyata susu bubuk larut, sedangkan pasir tidak larut dalam air dan terdapat endapan. Sehingga dari percobaan dapat disimpulkan susu merupakan koloid sedangkan air dengan pasir merupakan suspensi. Berdasarkan percobaan diatas, yang membedakan koloid dengan suspensi adalah …
119
a. Koloid transparan, sedangkan suspensi keruh b. Koloid stabil, sedangkan suspensi tidak stabil c. Koloid terdiri atas satu fase, sedangkan koloid terdiri atas dua fase d. Koloid bersifat homogen, sedangkan suspensi heterogen e. Koloid menghamburkan cahaya, sedangkan suspensi meneruskan cahaya 32. Air sungai mengandung partikel – partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion – ion Na+, Mg2+ dan Ca2+ yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion – ion positif dari air laut akan menetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga terjadi pengendapan yang membentuk suatu delta. Pembentukan delta merupakan contoh peristiwa … a. Adsorpsi
d. Koagulasi
b. Elektroforesis
e. Absorpsi
c. Elektrodialisis 33. Air sungai merupakan koloid yang terdiri dari padatan lumpur yang terdispersi didalam air. Sistem koloid tersebut dinamakan … a. Sol
d. Emulsi Cair
b. Sol padat
e. Buih
c. Emulsi padat 34. Tinta merupakan suatu sistem koloid yang dibuat dengan cara mendispersikan zat padat ke dalam air, yaitu dengan cara dispersi (cara mekanik). Pembuatan tinta dilakukan dengan cara menghaluskan karbon pada penggiling (colloid mill) kemudian didispersikan dalam air. Gom ditambahkan sebagai koloid pelindung sehingga tinta tidak mengendap. Persamaan anatara koloid dan suspensi berdasarkan proses pembuatan tinta adalah … a. Keduanya homogen b. Keduanya heterogen c. Keduanya dapat disaring d. Keduanya dispersi padatan dalam cairan e. Keduanya membentuk endapan 35. Berikut merupakan koloid pelindung selain gom, kecuali …
120
a. Gelatin
d. Minyak Silikon
b. Kasein
e. Sol belerang
c. Lesitin 36. Untuk membuat sayur atau kuah, bumbu dapur digerus sampai halus selanjutnya dituangkan ke dalam air mendidih, dan kuah yang terbentuk membentuk koloid. Tergolong pembuatan koloid dengan cara … a. Kimiawi
d. Homogenisasi
b. Mekanik
e. Busur Bredig
c. Peptisasi 37. Salah satu pembuatan sistem koloid dilakukan dengan cara memecah molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil sesuai dengan ukuran partikel koloid dengan menambahkan larutan elektrolit yang mengandung ion sejenis zat pemecah. Partikel kasar yang akan diubah menjadi partikel koloid adalah berupa endapan. Pembuatan koloid tersebut merupakan pembuatan koloid dengan cara … a. Mekanik
d. Busur Bredig
b. Peptisasi
e. Penggantian pelarut
c. Homogenisasi 38. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 37, contoh pembuatan koloid dengan menggunakan cara diatas adalah … a. Pembuatan sol Al(OH)3
d. Pembuatan sol Fe(OH)3
b. Pembuatan sol logam
e. Pembuatan sol As2S3
c. Pembuatan sol belerang 39. Seorang paraktikan mengamati partikel santan dengan menggunakan mikroskop ultra. Santan merupakan koloid jenis emulsi cair. Ketika diamati, ternyata partikel santan bergerak terus – menerus dengan gerakan yang tidak beraturan, acak atau zig-zag. Gerakan yang terjadi pada partikel santan terjadi karena benturan tidak teratur antara fase terdispersi dan medium pendispersi dari santan. Gerakan tidak beraturan, acak atau zig – zag pada partikel koloid dinamakan … a. Efek Tyndall
d. Gerak dinamis
121
b. Gerak statis
e. Gerak elektrostatik
c. Gerak Brown 40. Berdasarkan kutipan informasi pada soal no 39, fase terdispersi dan medium pendispersi pada santan adalah … a. Cair dalam cair
d. Cair dalam gas
b. Cair dalam padat
e. Gas dalam cair
c. Padat dalam cair
122
Lampiran 5 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. A 2. E 3. A 4. A 5. B 6. C 7. D 8. B 9. C 10. B 11. E 12. B 13. C 14. A 15. E 16. A 17. E
18. B 19. A 20. D 21. C 22. A 23. B 24. A 25. A 26. D 27. E 28. A 29. D 30. A 31. B 32. D 33. A 34. C
35. E 36. B 37. B 38. A 39. C 40. A
123
Lampiran 6
ANALISIS BUTIR SOAL UJI COBA No 11 21 1 10 13 15 8 3 2 17 20 7 4 22 19 12 18 16 6 14 5 9
Nama Devi Ratnasari Titin Puspita Ahmad Jauhar Nehru Decyta Kusuma Wardani Dwi Ayu Chikayanti Hajizah Ranari Christanto Febri N Anju Prasasti R Almusa Nur Ivan Andri Rizqi Widyantori H P Chrisna Mahendra U Aurelia Edwina Oktavia Zharifah A M Rizky Nur Rahma Amalia Donny Zuliyanto Mega Okta Sari Heryan A P Chakinah Anis Mawadati Galelea Dinar Berliana Zelly Faudy Dara Prameswari JUMLAH X
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 11
2 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 13
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 17
4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5
5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 12
6 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 13
7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 15
8 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 13
9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 13
10 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 15
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 17
12 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 10
13 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 18
14 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 9
15 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 13
16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 14
17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 15
18 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 6
124 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 15
20 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 16
21 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 13
22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 15
23 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 13
24 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 11
25 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 8
26 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 13
27 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 10
28 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 13
29 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 11
30 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 13
31 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4
32 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 16
33 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 15
34 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 9
35 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 13
36 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 10
37 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 12
38 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 10
39 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
40 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 11
Y 33 31 30 29 28 27 27 26 25 24 24 20 20 19 18 18 17 17 16 16 16 15 496
125
ANALISIS BUTIR SOAL (VALIDITAS, TINGKAT KESUKARAN, DAYA BEDA DAN RELIABILITAS)
DAYA BEDA
TK
VALIDITAS
Butir Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Mp
25.27
23.59
23.59
18.20
25.75
24.54
24.67
22.31
25.15
24.00
23.82
22.60
22.89
20.78
24.92
24.50
24.20
21.67
24.40
Mt
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
st
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
p
0.50
0.59
0.77
0.23
0.55
0.59
0.68
0.59
0.59
0.68
0.77
0.45
0.82
0.41
0.59
0.64
0.68
0.27
0.68
q
0.50
0.41
0.23
0.77
0.45
0.41
0.32
0.41
0.41
0.32
0.23
0.55
0.18
0.59
0.41
0.36
0.32
0.73
0.32
ypbi
0.68
0.34
0.71
-0.47
0.91
0.66
0.96
-0.08
0.86
0.66
0.87
0.01
0.30
-0.34
0.78
0.75
0.75
-0.11
0.84
t hit
4.10
1.64
4.47
-2.38
9.99
3.89
16.44
-0.35
7.51
3.95
7.76
0.05
1.40
-1.59
5.63
5.10
5.11
-0.50
7.03
ttabel
1.72
1.72
1.72
1.72
1.72
1.72
1.72
1.72
1.72
1.72
1.72
1.72
1.72
1.72
1.72
1.72
1.72
1.72
1.72
Tidak
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Tidak
Tidak
Tidak
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Ket
Valid
B JS P Ket
11 13 17 5 12 13 15 13 13 15 17 10 18 9 13 14 15 6 15 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 0.50 0.59 0.77 0.23 0.55 0.59 0.68 0.59 0.59 0.68 0.77 0.45 0.82 0.41 0.59 0.64 0.68 0.27 0.68 SD SD MD SK SD SD SD SD SD SD MD SD MD SD SD SD SD SK SD
Ba Bb Ja Jb Dp Ket
B
8
4
10
1
10
9
10
7
9
9
10
5
9
3
9
9
9
3
10
3
9
7
4
2
4
5
6
4
6
7
5
9
6
4
5
6
3
5
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
0.45
-0.45
0.27
-0.27
0.73
0.45
0.45
0.09
0.45
0.27
0.27
0.00
0.00
-0.27
0.45
0.36
0.27
0.00
0.45
SJ
C
SJ
SB
B
B
J
B
C
C
SJ
SJ
SJ
B
C
C
SJ
B
126 20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
23.75
25.08
24.33
24.62
24.36
21.88
25.08
20.40
24.92
24.91
24.23
22.00
24.00
24.33
26.11
25.00
25.80
25.92
25.10
20.81
24.27
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
22.55
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
5.70
0.73
0.59
0.68
0.59
0.50
0.36
0.59
0.45
0.59
0.50
0.59
0.18
0.73
0.68
0.41
0.59
0.45
0.55
0.45
0.73
0.50
0.27
0.41
0.32
0.41
0.50
0.64
0.41
0.55
0.41
0.50
0.41
0.82
0.27
0.32
0.59
0.41
0.55
0.45
0.55
0.27
0.50
0.66
0.83
0.81
0.68
0.45
-0.11
0.83
-0.46
0.78
0.59
0.56
-0.05
0.80
0.81
0.68
0.81
0.71
0.96
0.55
-0.95
0.43
3.93
6.75
6.25
4.17
2.26
-0.50
6.75
-2.35
5.63
3.23
2.98
-0.22
5.91
6.25
4.11
6.14
4.45
15.37
2.97
-13.59
2.12
1.72 Valid
1.72 Valid
1.72 Valid
1.72 Valid
1.72 Valid
1.72 Tidak
1.72 Valid
1.72 Tidak
1.72 Valid
1.72 Valid
1.72 Valid
1.72 Tidak
1.72 Valid
1.72 Valid
1.72 Valid
1.72 Valid
1.72 Valid
1.72 Valid
1.72 Valid
1.72 Tidak
1.72 Valid
16 13 15 13 11 8 13 10 13 11 13 4 16 15 9 13 10 12 10 16 11 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 0.73 0.59 0.68 0.59 0.50 0.36 0.59 0.45 0.59 0.50 0.59 0.18 0.73 0.68 0.41 0.59 0.45 0.55 0.45 0.73 0.50 MD SD SD SD SD SD SD SD SD SD SD SK MD SD SD SD SD SD SD MD SD 9 4 11 11 0.45
10 5 11 11 0.45
B
9 4 11 11 0.45
J
B
RELIABILITAS
9 7 11 11 0.18
B
M n St^2 r11 Ket
22.55 40 32.55 0.72 TINGGI
r11
Reliabel
7 4 11 11 0.27
C
3 5 11 11 -0.18
SJ
9 4 11 11 0.45
B
3 7 11 11 -0.36
SJ
9 4 11 11 0.45
B
8 3 11 11 0.45
B
9 4 11 11 0.45
B
2 2 11 11 0.00
SJ
10 6 11 11 0.36
C
10 5 11 11 0.45
B
7 2 11 11 0.45
B
9 4 11 11 0.45
B
8 2 11 11 0.55
B
10 2 11 11 0.73
SB
7 3 11 11 0.36
C
6 10 11 11 -0.36
SJ
6 5 11 11 0.09
J
127 Lampiran 7
PENENTUAN ITEM SOAL UJI COBA UNTUK SOAL PRETEST DAN POSTTEST No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Validitas r 0,68 0,34 0,71 -0,47 0,91 0,66 0,96 -0,08 0,86 0,66 0,87 0,01 0,30 -0,34 0,78 0,75 0,75 -0,11 0,84 0,66 0,83 0,81 0,68 0,45 -0,11 0,83 -0,46 0,78 0,59 0,56 -0,05 0,80 0,81 0,68 0,81 0,71 0,96 0,55 -0,95 0,43
Kriteria Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
Taraf Kesukaran P Kriteria 0,50 Sedang 0,59 Sedang 0,77 Mudah 0,23 Sukar 0,55 Sedang 0,59 Sedang 0,68 Sedang 0,59 Sedang 0,59 Sedang 0,68 Sedang 0,77 Mudah 0,45 Sedang 0,82 Mudah 0,41 Sedang 0,59 Sedang 0,64 Sedang 0,68 Sedang 0,27 Sukar 0,68 Sedang 0,73 Mudah 0,59 Sedang 0,68 Sedang 0,59 Sedang 0,50 Sedang 0,36 Sedang 0,59 Sedang 0,45 Sedang 0,59 Sedang 0,50 Sedang 0,59 Sedang 0,18 Sukar 0,73 mudah 0,68 Sedang 0,41 Sedang 0,59 Sedang 0,45 Sedang 0,55 Sedang 0,45 Sedang 0,73 Mudah 0,50 Sedang
Daya Beda D 0,45 -0,45 0,27 -0,27 0,73 0,45 0,45 0,09 0,45 0,27 0,27 0,00 0,00 -0,27 0,45 0,36 0,27 0,00 0,45 0,18 0,45 0,45 0,45 0,27 -0,18 0,45 -0,36 0,45 0,45 0,45 0,00 0,36 0,45 0,45 0,45 0,56 0,73 0,36 -0,36 0,09
Kriteria Baik Sangat Jelek Cukup Sangat Jelek Sangat Baik Baik Baik Jelek Baik Cukup Cukup Sangat Jelek Sangat Jelek Sangat Jelek Baik Cukup Cukup Sangat Jelek Baik Jelek Baik Baik Baik Cukup Sangat Jelek Baik Sangat Jelek Baik Baik Baik Sangat Jelek Cukup Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Cukup Sangat Jelek Jelek
Keterangan Dipakai/Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang
128 Lampiran 8
LEMBAR JAWABAN UJI COBA SOAL
129
Lampiran 9
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN VALIDASI PAKAR TAHAP I Jawaban No
Pakar (Validator)
Prosentase Ya/Ada
Tidak
1
Subiyanto Hadi Saputro
12
-
2
Nuni Widiarti
12
-
3
Kartono
12
-
Rata - rata
100%
Keterangan
Lolos tahap 1
Keterangan: Instrumen penilain tahap I terdiri atas komponen kelayakan isi dan komponen kelayakan penyajian. Secara keseluruhan terdiri atas 12 butir penilaian Pilihan jawaban “Ya” mendapat skor 1 Pilihan jawaban “Tidak” mendapat skor 0
130 Lampiran 10
LEMBAR PENILAIAN TAHAP I OLEH PAKAR
131
132
133
134
135
136
Lampiran 11
REKAPITULASI DATA HASIL PENILAIAN TAHAP II OLEH PAKAR
RATA - RATA KESELURUHAN KOMPONEN No
Komponen
Rata - rata
1
Isi
3.64
2
Penyajian
3.77
3
Bahasa
3.5
Rata - rata
3.64
Kriteria
Layak
Keterangan : Pakar kelayakan isi
Pakar 1 : Subiyanto Hadisaputro
Pakar 2 : Kartono
Pakar kelayakan penyajian
Nuni Widiarti
Pakar kelayakan bahasa
Pakar 1 : Subiyanto Hadisaputro
Pakar 2 : Kartono
Kriteria: Modul kimia berbasis PBL ini dinyatakan: 1. Layak digunakana tanpa revisi, jika rerata skor penilaian > 2,75 2. Layak digunakan dengan revisi, jika rerata skor penilaian ≤ 2,75 3. Tidak layak, jika rerata skor penilaian adalah 1
137 Lampiran 12 RUBRIK ANGKET KELAYAKAN KOMPONEN ISI BUTIR
SKOR
RUBRIK PENILAIAN Materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar
4
dan mencakup semua materi yang terkandung dalam kompetensi dasar. Materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar
3
dan mencakup sebagian materi yang terkandung dalam kompetensi dasar.
Kelengkapan materi
Materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar 2
tetapi tidak mencakup materi yang terkandung dalam kompetensi dasar
1
4
3 Keluasan materi 2
1
4
Materi yang disajikan tidak sesuai dengan kompetensi dasar. Substansi
materi
dijabarkan
secara
detail
dan
mengandung materi tambahan yang relevan. Substansi materi dijabarkan sekilas dan mengandung materi tambahan yang relevan. Substansi
materi
dijabarkan
sekilas
dan
tidak
mengandung materi tambahan yang relevan. Substansi materi tidak dijabarkan dan tidak mengandung materi tambahan yang relevan. Materi mencakup pengenalan konsep sampai dengan interaksi antar konsep sesuai dengan kompetensi dasar. Mencakup materi pengenalan konsep sampai interaksi
3
antar konsep namun belum sesuai dengan kompetensi dasar.
Kedalaman materi
Mencakup materi pengenalan konsep tetapi tidak sampai 2
interaksi antar konsep dan belum sesuai dengan kompetensi dasar.
1
Tidak mencakup materi pengenalan konsep dan
138 interaksi antar konsep maupun kesesuaian dengan kompetensi dasar. Fakta yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan 4
efisien dalam meningkatkan pemahaman konsep peserta didik. Fakta yang disajikan sesuai dengan kenyataan, tetapi
Akurasi fakta
3
tidak efisien dalam meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.
2 1
Fakta yang disajikan sesuai dengan kenyataan tetapi bersifat tambahan pengetahuan saja. Fakta yang disajikan tidak sesuai dengan kenyataan. Konsep yang disajikan jelas, teori yang disajikan sesuai
4
dengan bidang ilmunya, dan tidak menimbulkan salah tafsir. Konsep yang disajikan jelas, teori yang disajikan sesuai
3
dengan bidang ilmunya namun menimbulkan salah tafsir.
Akurasi konsep/teori/prinsip
Konsep yang disajikan kurang jelas, menimbulkan salah 2
tafsir tetapi teori yang disajikan sesuai dengan bidang ilmunya. Konsep yang disajikan tidak jelas, menimbulkan salah
1
tafsir dan teori yang disajikan tidak sesuai dengan bidang ilmunya.
4
3 Akurasi prosedur 2
1 Kesesuaian dengan perkembangan ilmu
4
Prosedur atau metode yang disajikan dapat diterapkan dengan runtut dan benar. Prosedur atau metode yang disajikan tidak dapat diterapkan runtut namun benar. Prosedur atau metode yang disajikan dapat diterapkan runtut namun tidak benar. Prosedur atau metode yang disajikan tidak dapat diterapkan runtut dan tidak benar. Uraian materi dan aplikasi yang disajikan sesuai dengan perkembangan keilmuan.
139 Uraian 3
materi
yang
disajikan
kurang
mengikuti
perkembangan keilmuan, namun aplikasi yang disajikan up to date.
2
1
Uraian materi yang disajikan mengikuti perkembangan keilmuan namun aplikasinya kurang up to date. Uraian materi dan aplikasi yang disajikan tidak mengikuti perkembangan keilmuan. Uraian, contoh dan latihan yang disajikan relevan dan
4
menarik serta mencerminkan budaya, kejadian atau kondisi terkini. Uraian, contoh dan latihan yang disajikan relevan dan
3
menarik serta mencerminkan budaya, kejadian atau kondisi lampau.
Keterkinian fitur
Uraian, contoh dan latihan yang disajikan relevan dan 2
menarik tetapi tidak mencerminkan budaya, kejadian atau kondisi terkini. Uraian, contoh dan latihan yang disajikan tidak relevan
1
dan menarik serta tidak mencerminkan budaya, kejadian atau kondisi terkini. Uraian materi, latihan atau contoh yang disajikan
4
relevan dan menarik serta mencerminkan peristiwa atau berdasarkan pengalaman kehidupan sehari-hari. Uraian materi atau contoh relevan dan menarik tetapi
Uraian materi
3
tidak
mencerminkan
peristiwa
atau
berdasarkan
dikaitkan dengan
pengalaman kehidupan sehari-hari.
kehidupan nyata
Uraian materi atau contoh yang disajikan tidak relevan
siswa
2
dan menarik tetapi mencerminkan peristiwa atau berdasarkan pengalaman kehidupan sehari-hari. Uraian materi atau contoh yang disajikan tidak relevan
1
dan menarik serta tidak mencerminkan peristiwa atau berdasarkan pengalaman kehidupan sehari-hari.
Memacu rasa ingin tahu
4
Kolom “Tahukah Kamu” dan “Ayo Cari Tahu” menarik, dapat menambah wawasan peserta didik sehingga
140 memacu rasa ingin tahu peserta didik. Kolom “Tahukah Kamu” dan “Ayo Cari Tahu” 3
menarik, dapat menambah wawasan peserta didik namun kurang memacu rasa ingin tahu peserta didik.
2
1
Kolom “Tahukah Kamu” dan “Ayo Cari Tahu” kurang menarik, tetapi dapat menambah wawasan peserta didik Kolom “Tahukah Kamu” dan “Ayo Cari Tahu” kurang menarik dan kurang menambah wawasan peserta didik Kolom “Ayo Berlatih Mandiri” memuat tugas yang
4
dapat mendorong siswa untuk mencari informasi lebih lanjut dari berbagai sumber serta dapat melatih kemandirian belajar siswa Kolom “Ayo Berlatih Mandiri” memuat tugas yang
3
dapat mendorong siswa untuk mencari informasi lebih lanjut dari berbagai sumber
tetapi kurang melatih
kemandirian belajar siswa
Memberi tantangan
Kolom “Ayo Berlatih Mandiri” memuat tugas yang
belajar lebih jauh 2
kurang mendorong siswa untuk mencari informasi lebih lanjut dari berbagai sumber
serta kurang melatih
kemandirian belajar siswa Kolom “Ayo Berlatih Mandiri” memuat tugas yang 1
tidak mendorong siswa untuk mencari informasi lebih lanjut dari berbagai sumber kemandirian belajar siswa
serta tidak melatih
141 Lampiran 13
LEMBAR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II KELAYAKAN KOMPONEN ISI
142
143
144
145 Lampiran 14
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN TAHAP II KELAYAKAN KOMPONEN ISI Keterangan: Modul kimia berbasis PBL dinyatakan:
Layak, jika rerata skor penilaian minimal 2,75
Layak digunakan dengan revisi, jika rerata skor penilaian ≤ 2,50
Tidak layak, jika rerata skor penilaian adalah 1
Jumlah Pakar Kelayakan Isi = 2 No
1
2
3
4
Butir CAKUPAN MATERI a. Kelengkapan materi b. Keluasan materi c. Kedalaman materi AKURASI MATERI a. Akurasi fakta b. Akurasi teori/konsep/prinsip c. Akurasi prosedur KEMUTAKHIRAN a. Kesesuain dengan perkembangan ilmu dan teknologi (up to date) b. Keterkinian fitur c. Uraian materi dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa MENUMBUHKAN KEINGINTAHUAN a. Memacu rasa ingin tahu b. Memberi tantangan belajar lebih jauh Jumlah Skor Rerata skor Keterangan
Skor yang di berikan oleh Pakar 1 Pakar 2 11
9
12
11
11
12
8
6
42 3.82
38 3.45 Layak
146 Lampiran 15 RUBRIK ANGKET KELAYAKAN KOMPONEN PENYAJIAN BUTIR
SKOR
RUBRIK PENILAIAN Semua materi yang disajikan dimulai dari yang mudah ke
4
yang sulit, dari yang konkret ke yang abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks Sebagian besar materi yang disajikan dimulai dari yang
Keruntutan
3
mudah ke yang sulit, dari yang konkret ke yang abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks
Penyajian
Sebagian besar materi yang disajikan dimulai dari yang 2
sulit ke yang mudah, dari yang abstrak ke yang konkret, dari yang kompleks ke yang sederhana Semua materi yang disajikan dimulai dari yang sulit ke
1
yang mudah, dari yang abstrak ke yang konkret, dari yang kompleks ke yang sederhana
4 Konsistensi Sistematika Sajian
3
Dalam Bab 2 1 4
Kelogisan
3
Penyajian 2
1 Koherensi
4
Semua materi disajikan secara sistematis, tidak bolakbalik Sebagian besar materi disajikan secara sistematis, tidak bolak-balik Sebagian kecil materi disajikan kurang sistematis, tidak bolak-balik Semua materi disajikan tidak sistematis, bolak-balik. Semua materi disajikan sesuai dengan alur berpikir deduktif atau induktif Sebagian besar materi disajikan sesuai dengan alur berpikir deduktif atau induktif. Sebagian kecil materi disajikan sesuai dengan alur berpikir deduktif atau induktif Semua materi disajikan tidak sesuai dengan alur berpikir deduktif atau induktif Semua materi yang disajikan bersifat koherensi (terdapat
147 hubungan yang logis antara fakta dan konsep) 3
2
1
4 Kesesuaian Dan Ketepatan Ilustrasi Dengan Materi
3
2
1 4 Penyajian teks, tabel, gambar
3
disertai rujukan/sumber
2
acuan 1 4 Ketepatan Penomoran Dan
3
Penamaan Tabel/ Gambar Dan
2
Lampiran 1
Keterlibatan Aktif siswa
4 3 2
Sebagian besar materi yang disajikan bersifat koherensi (terdapat hubungan yang logis antara fakta dan konsep) Sebagian kecil materi yang disajikan bersifat koherensi (terdapat hubungan yang logis antara fakta dan konsep) Semua materi yang disajikan tidak bersifat koherensi (terdapat hubungan yang logis antara fakta dan konsep). Semua ilustrasi yang disajikan sesuai dan tepat dengan materi Sebagian besar ilustrasi yang disajikan sesuai dan tepat dengan materi Sebagian kecil ilustrasi yang disajikan sesuai dan tepat dengan materi Semua ilustrasi yang disajikan tidak sesuai dan tidak tepat dengan materi Semua teks, tabel, gambar, disertai rujukan/sumber acuan Sebagian
besar
teks,
tabel,
gambar,
disertai
tabel,
gambar,
disertai
rujukan/sumber acuan Sebagian
kecil
teks,
rujukan/sumber acuan Semua teks, tabel, gambar, tidak disertai rujukan/sumber acuan Tepat dalam penomoran dan penamaan tabel/ gambar Tepat dalam penomoran, namun kurang tepat dalam penamaan tabel/ gambar Kurang tepat dalam penomoran dan penamaan tabel/ gambar Tidak tepat dalam penomoran dan penamaan tabel/ gambar Penyajian materi bersifat interaktif dan partisipatif Penyajian materi bersifat interaktif, namun kurang partisipatif Penyajian
materi
kurang
bersifat
interaktif
dan
148 partisipatif 1 4
Berpusat Pada
3
siswa 2
1
Penyajian materi tidak bersifat interaktif dan partisipatif Semua materi dan kegiatan menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran Sebagian besar materi dan kegiatan menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran Sebagian kecil materi dan kegiatan kurang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran Sebagian kecil materi dan kegiatan tidak menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran Masalah
4
yang
disajikan
bersifat
dialogis,
mudah
dipahami peserta didik, dan sesuai dengan karakteristik materi. Masalah
Komunikasi
3
yang
disajikan
bersifat
dialogis,
mudah
dipahami peserta didik, dan kurang sesuai dengan karakteristik materi
Interaktif
Masalah yang disajikan bersifat dialogis, namun sukar 2
dipahami peserta didik, dan kurang sesuai dengan karakteristik materi Masalah yang disajikan kurang bersifat dialogis, sukar
1
dipahami peserta didik, dan kurang sesuai dengan karakteristik materi
4 Bagian Pendahuluan
3
2 1
Halaman kover, kata pengantar, petunjuk penggunaan modul, daftar isi Halaman kover, kata pengantar, petunjuk penggunaan modul, namun tidak ada daftar isi Halaman kover, kata pengantar, namun tidak ada petunjuk penggunaan modul dan daftar isi Hanya halaman kover Penyajian
Bagian Isi
4
terdiri
dari
permasalahan,
pertanyaan
penyelidikan, kolom aktivitas, concept check, kolom “Tahukah kamu”, tugas mandiri dan tes formatif pada setiap akhir subbab
149
3
2
1
4
3 Bagian Penutup 2
Jika salah satu komponen pada skor tertinggi (4) tidak terpenuhi Jika ada dua komponen pada skor tertinggi (4) tidak terpenuhi Jika lebih dari dua komponen pada skor tertinggi (4) tidak terpenuhi Terdapat daftar pustaka yang dituliskan sesuai ketentuan, serta glosarium Jika salah satu komponen pada skor tertinggi (4) tidak terpenuhi Jika ada dua komponen pada skor tertinggi (4) tidak terpenuhi Jika lebih dari dua komponen pada skor tertinggi (4)
1
tidak terpenuhi
150 Lampiran 16 LEMBAR PENILAIAN TAHAP II KELAYAKAN KOMPONEN PENYAJIAN
151
152 Lampiran 17
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN TAHAP II KELAYAKAN PENYAJIAN Keterangan: Modul kimia berbasis PBL dinyatakan:
Layak, jika rerata skor penilaian minimal 2,50
Layak digunakan dengan revisi, jika rerata skor penilaian ≤ 2,50
Tidak layak, jika rerata skor penilaian adalah 1
Jumlah Pakar Kelayakan Isi = 1 No
1
2
3
4
Butir TEKNIK PENYAJIAN a. Keruntutan penyajian b. Konsistensi sistematika penyajian dalam bab c. Kelogisan penyajian d. Koherensi PENDUKUNG PENYAJIAN MATERI a. Kesesuaian dan ketepatan ilustrasi dengan materi b. Penyajian teks, tabel, gambar disertai rujukan/sumber acuan c. Ketepatan penomoran dan penamaan tabel/gambar PENYAJIAN PEMBELAJARAN a. Keterlibatan aktif siswa b. Berpusat pada siswa c. Komunikasi interaktif KELENGKAPAN PENYAJIAN a. Bagian pendahuluan b. Bagian isi c. Bagian penutup Jumlah Skor Rerata Skor Keterangan
Skor yang diberikan oleh Pakar
16
12
9
12 49 3.77 Layak
153 Lampiran 18
RUBRIK ANGKET KELAYAKAN KOMPONEN BAHASA BUTIR
SKOR
RUBRIK PENILAIAN Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan konsep
4
perkembangan berpikir siswa
abstrak sesuai dengan tingkat intelektual siswa (yang secara imajinatif dapat dibayangkan oleh peserta didik).
Kesesuaian dengan tingkat
aplikasi konsep, ilustrasi sampai dengan contoh yang
3
2
1
Jika salah satu aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Jika ada dua aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Jika lebih dari dua aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Bahasa yang digunakan sesuai dengan kematangan
4 Kesesuaian dengan
3
sosial/emosional peserta didik
emosional
siswa
dengan
ilustrasi
yang
menggambarkan konsep-konsep mulai dari lingkungan terdekat (lokal) sampai dengan lingkungan global.
tingkat perkembangan
sosial
2
1
Jika salah satu aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Jika ada dua aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Jika lebih dari dua aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Pesan disajikan dengan bahasa menarik, jelas, tepat sasaran,
Keterpahaman
4
siswa terhadap
tidak
menimbulkan
makna
ganda
(menggunakan kalimat efektif) dan lazim dalam komunikasi tulis bahasa Indonesia sehingga mendorong peserta didik untuk mempelajari modul tersebut secara
pesan
tuntas. 3
Jika salah satu aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi
154
2
1
Jika ada dua aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Jika lebih dari dua aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang
4
ketika peserta didik membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari modul tersebut secara tuntas. Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang
3 Kemampuan
ketika peserta didik membacanya tetapi kurang mendorong mereka untuk mempelajari modul tersebut secara tuntas.
memotivasi peserta
Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang
didik 2
ketika
peserta
didik
membacanya
tetapi
tidak
mendorong mereka untuk mempelajari modul tersebut secara tuntas. Bahasa yang digunakan tidak membangkitkan rasa
1
senang ketika peserta didik membacanya dan tidak mendorong mereka untuk mempelajari modul tersebut secara tuntas. Bahasa yang digunakan mampu merangsang peserta
4
didik untuk mempertanyakan suatu hal lebih jauh, dan mencari jawabnya secara mandiri dari buku teks atau sumber informasi lain.
Dorongan berpikir kritis pada peserta
3
didik 2
1
Ketepatan struktur kalimat
Jika salah satu aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Jika ada dua aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Jika lebih dari dua aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Kalimat yang dipakai mewakili isi pesan dan informasi
4
yang ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat Bahasa Indonesia.
155
3
2
1
Jika salah satu aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Jika ada dua aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Jika lebih dari dua aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar
4
Bahasa Indonesia dan /atau adalah istilah teknis yang telah baku digunakan dalam kimia. Jika ada satu istilah yang digunakan tidak sesuai
3
dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan /atau adalah istilah teknis yang telah baku digunakan dalam kimia.
Kebakuan istilah
Jika ada dua istilah yang digunakan tidak sesuai dengan 2
Kamus Besar Bahasa Indonesia dan /atau adalah istilah teknis yang telah baku digunakan dalam kimia. Jika ada lebih dari dua istilah yang digunakan tidak
1
sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan /atau adalah istilah teknis yang telah baku digunakan dalam kimia. Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan
4
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan sangat logis dan teratur. Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan
3
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan
Ketertautan antara
kurang logis dan teratur.
bab/sub bab/alinea
Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan 2
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan tidak logis dan teratur. Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan
1
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan sangat tidak logis dan teratur.
Keutuhan makna
4
Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan
156 dalam sub
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan
bab/alinea
sangat utuh dan tidak menimbulkan makna ganda. Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan 3
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan kurang utuh dan tidak menimbulkan makna ganda. Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan
2
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan tidak utuh dan menimbulkan makna ganda. Penyampaian pesan antar paragraf yang berdekatan dan
1
antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan sangat tidak utuh dan menimbulkan makna ganda. Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep,
4
prinsip, asas, atau sejenisnya harus tepat makna dan konsisten.
Ketepatan tata
3
bahasa 2
1
Jika salah satu aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Jika ada dua aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Jika lebih dari dua aspek penilaian yang ada pada alternative penilaian 4 tidak terpenuhi Semua kata dan kalimat yang digunakan sesuai dengan
4
ejaan yang mengacu pada pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Jika terdapat 3 kata dan kalimat yang digunakan sesuai
3
dengan ejaan yang mengacu pada pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Ketepatan Ejaan
Jika ada 6 kata dan kalimat yang digunakan sesuai 2
dengan ejaan yang mengacu pada pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Jika lebih dari 6 kata dan kalimat yang digunakan
1
sesuai dengan ejaan yang mengacu pada pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Konsistensi
4
Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep
157 penggunaan istilah
sangat konsisten antarbagian dalam modul. 3
2
1
4
Konsistensi
3
penggunaan simbol/lambang
2
1
Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep konsisten antarbagian dalam modul. Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep kurang konsisten antarbagian dalam modul. Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep tidak konsisten antarbagian modul. Penggambaran semua simbol atau ikon selalu konsisten antar-bagian dalam modul. Jika ada satu simbol atau ikon tidak konsisten antarbagian dalam modul. Jika ada dua simbol atau ikon tidak konsisten antarbagian dalam modul. Jika lebih dari dua simbol atau ikon tidak konsisten antar-bagian dalam modul.
158 Lampiran 19
LEMBAR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II KELAYAKAN KOMPONEN BAHASA
159
160
161
162 Lampiran 20
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN TAHAP II KOMPONEN KELAYAKAN BAHASA Keterangan: Modul kimia berbasis PBL dinyatakan:
Layak, jika rerata skor penilaian minimal 2,50
Layak digunakan dengan revisi, jika rerata skor penilaian ≤ 2,50
Tidak layak, jika rerata skor penilaian adalah 1
Jumlah Pakar Kelayakan Isi = 2 No
1
2 3
4
5
6
7
Butir KESESUAIAN DENGAN PERKEMBANGAN SISWA a. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir siswa b. Kesesuian dengan tingkat perkembangan social emosional siswa KOMUNIKATIF Keterpahaman siswa terhadap pesan DIALOGIS DAN INTERAKTIF a. Kemampuan memotivasi siswa b. Dorongan berpikir kritis siswa LUGAS a. Ketepatan struktur kalimat b. Kebakuan istilah KOHERENSI DAN KERUNTUTAN ALUR PIKIR a. Ketertautan antara subbab/alinea b. Keutuhan makna dalam subbab/alinea KESESUAIAN DENGAN KAIDAH BAHASA INDONESIA YANG BENAR a. Ketepatan tata bahasa b. Ketepatan ejaan PENGGUNAAN ISTILAH DAN SIMBOL/LAMBANG a. Konsistensi penggunaan istilah b. Konsistensi simbol/lambang Jumlah Skor Rerata Skor Keterangan
Skor yang diberikan oleh Pakar 1 Pakar 2 8
6
4
3
7
7
8
6
8
6
8
6
8
6
51 3.92
40 3.08
Layak
163
Lampiran 21
KISI – KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA SKALA KECIL NO
ASPEK
1.
Isi
2.
3.
Kebahasaan
Penyajian
INDIKATOR
BUTIR
Mengetahui apakah materi dalam modul mudah dipahami siswa
2
Mengetahui apakah isi modul dapat memotivasi siswa
3
Mengetahui apakah materi dikaitkan dengan kehidupan sehari – hari
6
Mengetahui apakah modul dapat menjadikan siswa belajar mandiri
10
Mengetahui apakah bahasa dalam modul mudah dipahami
8
Mengetahui kekonsistenan dalam penggunaan istilah
13
Mengetahui kekonsistenan dalam penggunaan symbol atau icon
14
Mengetahui ketepatan penggunaan ejaan dan tata bahasa
15
Penampilan modul menarik
1,5,11
Mengetahui apakah gambar diperlukan untuk melengkapi modul
7
Mengetahui apakah terdapat penulisan yang salah dalam modul
4
Mengetahui apakah terdapat daftar kata – kata penting dalam modul
9
Mengetahui apakah kolom tahukah kamu dapat menambah wawasan siswa
12
164 Lampiran 22 Contoh Angket Tanggapan Siswa Uji Coba Skala Kecil
165
166 Lampiran 23 REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI COBA SKALA KECIL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kode SK - 01 SK - 02 SK - 03 SK - 04 SK - 05 SK - 06 SK - 07 SK - 08 SK - 09 SK - 10 Jumlah Skor Kriteria
Butir Penilaian 7 8 9 4 4 4 4 2 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 2 3 4 3 3 2 4 3
1 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3
2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 2 3 2 4 3 2
4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3
5 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3
6 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3
32
31
29
29
32
33
36
29
3.20
3.10
2.90
2.90
3.20
3.30
3.60
B
B
B
B
B
SB
SB
Jml
10 4 4 4 3 3 4 2 4 2 3
11 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3
12 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3
13 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2
14 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2
15 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3
33
33
33
35
30
33
25
2.90
3.30
3.30
3.30
3.50
3.00
3.30
2.50
3.15
B
SB
SB
SB
SB
B
SB
CB
B
56 45 45 56 43 50 43 45 48 42
Skor Skor maks 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
3.73 3.00 3.00 3.73 2.87 3.33 2.87 3.00 3.20 2.80 3.15
Kriteria Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik
Baik
167 Lampiran 24 KISI – KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA SKALA BESAR
NO
1.
ASPEK
Isi
INDIKATOR
BUTIR
Mengetahui isi/ konten dalam modul mudah dipahami
5
Mengetahui penyajian materi runtut/ sistematis
14
Mengetahui apakah petunjuk dalam modul mudah dimengerti oleh siswa dalam belajar
7
Mengetahui apakah evaluasi sudah dirumuskan dengan jelas dan singkat sehingga mudah untuk dikerjakan
8
Mengetahui apakah dengan modul yang digunakan siswa memiliki rasa ingin tahu lebih lanjut untuk
11
mempelajari materi. Mengetahui apakah bahasa yang digunakan dalam modul mudah dipahami siswa dan tidak menimbulkan 2.
3.
Kebahasaan
Penyajian
salah tafsir Mengetahui apakah bahasa yang digunakan lazim
12
Mengetahui ketertarikan siswa terhadap modul
1
Mengetahui apakah penggunaan gambar dapat membantu siswa memahami materi kimia
3
Mengetahui apakah informasi – informasi tambahan yang ada dalam modul dapat menambah pengetahuan
4
dan membantu pemahaman siswa terhadap materi Mengetahui apakah modul dapat membantu siswa untuk belajar mandiri Mengetahui apakah pembelajaran dengan modul tidak membosankan bagi siswa
4
Kesesuaian dengan PBL
9
Mengetahui apakah permasalahan yang ada dalam modul dapat membantu siswa untuk mengaitkan
2, 6,19 16 10,17,20
pembelajaran dengan kehidupan sehari – hari Mengetahui apakah masalah yang disajikan dalam modul sesuai dengan kehidupan siswa
15,13,18
168 Lampiran 25 Contoh Angket Tanggapan Siswa Uji Coba Skala Besar
169
170
171 Lampiran 26 REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI COBA SKALA BESAR No
Kode
1 2
SB - 01 SB - 02
3 4
SB - 03
5 6
SB - 05
7 8
SB - 07
9 10
SB - 09
SB - 04
SB - 06
SB - 08
SB - 10
11 12
SB - 11
13 14
SB - 13
15 16
SB - 15
17 18
SB - 17
SB - 12
SB - 14
SB - 16
SB - 18
19 20
SB - 19
21 22
SB - 21
23 24
SB - 23
SB - 20
SB - 22
SB - 24
Butir Penilaian 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Skor
Skor Maks
Nilai
Kriteria
3 3
2 3
3 3
3 3
3 3
2 3
2 3
2 3
3 3
10 3 3
11 3 3
12 3 3
13 3 3
14 3 3
15 2 3
16 3 3
17 3 3
18 3 3
19 2 3
20 2 3
53 60
80 80
2.65 3.00
Baik
4 3
3 3
4 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 4
3 3
3 3
3 3
3 3
4 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
63 61
80 80
3.15 3.05
Baik
2 4
2 3
4 3
4 3
3 3
2 3
2 3
1 3
2 3
2 3
3 3
4 3
2 3
4 3
4 3
4 3
3 3
3 3
2 3
4 3
57 61
80 80
2.85 3.05
Baik
2 3
2 3
2 3
2 3
1 3
2 3
3 3
3 3
3 3
2 3
2 3
2 2
2 3
2 3
2 3
2 3
2 3
2 3
2 3
2 3
42 59
80 80
2.10 2.95
Cukup Baik
4 3
2 4
3 3
3 2
4 3
3 3
4 4
3 4
3 3
3 2
4 3
3 3
3 2
4 2
3 3
3 3
3 3
4 3
3 3
4 4
66 60
80 80
3.30 3.00
Sangat Baik
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
3 4
2 4
4 3
3 4
2 2
4 2
4 4
4 4
2 4
4 4
3 4
3 3
3 3
4 4
69 73
80 80
3.45 3.65
Sangat Baik
4 3
4 3
3 3
3 3
3 4
4 3
4 3
3 3
3 3
3 3
3 4
3 3
4 3
3 3
4 4
3 3
3 3
4 4
3 3
4 3
68 64
80 80
3.40 3.20
Sangat Baik
4 4
3 3
4 3
3 3
4 3
3 3
3 3
4 3
3 3
4 3
4 3
3 3
4 3
3 3
4 3
3 3
4 3
4 3
3 3
4 3
71 61
80 80
3.55 3.05
Sangat Baik
3 2
2 2
3 3
3 3
3 3
2 3
3 2
3 3
3 2
3 3
3 3
3 2
3 3
3 2
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
58 54
80 80
2.90 2.70
Baik
3 3
3 3
3 4
4 3
2 2
3 4
4 3
3 3
2 3
3 4
3 3
2 3
3 3
2 2
4 3
4 3
4 3
3 3
3 4
3 3
61 62
80 80
3.05 3.10
Baik
3 3
3 3
3 3
3 4
3 3
3 3
2 3
3 3
3 3
3 3
3 3
2 3
3 3
3 3
3 4
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
58 62
80 80
2.90 3.10
Baik
4 4
3 3
4 3
4 3
3 4
3 3
3 2
4 3
3 2
4 3
3 2
3 3
3 4
3 4
3 4
3 3
4 3
3 3
3 2
3 4
66 62
80 80
3.30 3.10
Sangat Baik
3.06
Baik
Jumlah Skor
79
70
78
76
74
72
72
72
69
74
71
68
74
72
78
75
75
75
69
78
3.29
2.92
3.25
3.17
3.08
3.00
3.00
3.00
2.88
3.08
2.96
2.83
3.08
3.00
3.25
3.13
3.13
3.13
2.88
3.25
3.06
Prosentase
SB
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
172
Lampiran 27
HASIL ANALISIS INDEKS GAIN No
Kode
Pretest Posttest
n-gain
Kriteria
SB-01 1 SB-02 2 SB-03 3 SB-04 4 SB-05 5 SB-06 6 SB-07 7 SB-08 8 SB-09 9 10 SB-10 11 SB-11 12 SB-12 13 SB-13 14 SB-14 15 SB-15 16 SB-16 17 SB-17 18 SB-18 19 SB-19 20 SB-20 21 SB-21 22 SB-22 23 SB-23 24 SB-24 Rata - rata
36 84 44 80 60 88 48 84 52 84 64 88 36 68 48 88 52 84 60 92 40 68 48 80 56 88 48 84 72 96 68 88 64 96 52 96 48 80 48 96 52 84 68 88 68 92 60 84 53.833 85.8333
0.75 0.64286 0.7 0.69231 0.66667 0.66667 0.5 0.76923 0.66667 0.8 0.46667 0.61538 0.72727 0.69231 0.85714 0.625 0.88889 0.91667 0.61538 0.92308 0.66667 0.625 0.75 0.6 0.69314
Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang
Ketuntasan
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Sedang
173 Lampiran 28 No. Aspek A Kehadiran
B
Kejujuran
C
Keaktifan
D
Tanggung Jawab
E
Percaya Diri
PEDOMAN PENILAIAN AFEKTIF Skor Kriteria 4 Siswa hadir tepat waktu 3 Siswa terlambat 5 menit setelah pelajaran dimulai 2 Siswa terlambat 10 menit setelah pelajaran dimulai 1 Siswa terlambat lebih dari 10 menit 4 Siswa tidak pernah mencontek selama ulangan dan uji kepahaman 3 Siswa mencontek ketika uji kepahaman 2 Siswa mencontek ketika ulangan 1 Siswa selalu mencontek ketika ulangan dan uji kepahaman 4 Siswa berani menyampaikan pendapat didepan kelas Siswa selalu bertanya hal terkait pembelajaran Siswa aktif dalam mencari jawaban terkait masalah yang disajikan 3 Tidak melaksanakan satu diantaranya 2 Tidak melaksanakan dua diantaranya 1 Tidak melaksanakan semua 4 Siswa selalu mengerjakan uji kepahaman dengan baik Siswa selalu mengikuti diskusi selama pembelajaran Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu 3 Tidak melaksanakan satu diantaranya 2 Tidak melaksanakan dua diantaranya 1 Tidak melaksanakan semua 4 Siswa menyampaikan pendapat dengan sangat yakin saat diskusi Siswa tidak mencontek saat ulangan Siswa mengerjakan soal didepan kelas 3 Tidak melaksanakan satu diantaranya 2 Tidak melaksanakan dua diantaranya 1 Tidak melaksanakan semua
Skor maksimum 20 Skor = Skor yang diperoleh / jumlah aspek Kriteria : Sangat Baik (SB) : 3,25 < skor 4 Baik (B) : 2,5 < skor 3,25 Kurang Baik (KB) : 1,75 < skor 2,5 Sangat Kurang (SK) : 1 < skor 1,75
174 LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF N o
Kehadiran
Nama siswa 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Ainun Rofiqoh Amalia Nur Khasanah Annisa Aulia Rahmawati Arini Nur Rohmah Bayu Artha Wiradyta Dian Nungky Ellysari Dina Agusti Sukeksi Dwidela Infantriani R Eky Rizky Prasetya Hananty Nawasari Indah Lestari Kiki Atika Lintang Ayu Pratiwi Nur Wakhidatur Rohmah Priyo Puji Nugroho Rafly Sulistyo Nugroho Ramdhani Maslih Ratih Widya Sundari Ridha Atikah Alya Putri Rizki Wira Pamungkas Rosita Nugraheni K Titik Rachmawati Wahid Pramita Sari Wahyu Budi Sugiyarto
3
2
Kejujuran 1
4
3
2
1
Sopan santun 4
3
2
1
Tanggung jawab 4
3
2
Percaya diri 1
4
3
2
1
Skor total
Nilai
Ket
175 Lampiran 29 No 1
Aspek Kemampuan presentasi
2
Bekerjasama dalam kelompok
3
Menerima pendapat teman
4
Kemampuan menjawab pertanyaan
5
Penguasan materi
PEDOMAN PENILAIAN PSIKOMOTORIK Skor Kriteria 4 Dipresentasikan dengan percaya diri, antusias, dan bahasa yang lantang Seluruh anggota kelompok berpartisipasi dalam kelompok Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik Memanajeman waktu presentasi dengan baik 3 Terdapat 1 kriteria pada kemampuan presentasi dari skor 4 tidak terpenuhi 2 Terdapat 2 kriteria pada kemampuan presentasi dari skor 4 tidak terpenuhi 1 Terdapat lebih dari 2 kriteria pada kemampuan presentasi dari skor 4 tidak terpenuhi 4 Siswa mampu bekerja dengan baik dan membantu teman sekelompok 3 Siswa hanya mampu menyelesaikan bagiannya dengan baik 2 Siswa tidak bisa menyelesaikan bagian kerjanya dengan baik 1 Siswa tidak bekerja dalam kelompoknya 4 Siswa mau menerima atau mengharapkan orang lain memberikan pendapat 3 Siswa mau mendengarkan pendapat teman, meskipun sedikit kurang senang 2 Siswa mau menerima pendapat dengan berat hati atau menunjukkan sikap tidak senang atau lebih banyak mempertahankan pendapatnya 1 Siswa sama sekali tidak mau menerima pendapat teman, meskipun pendapat itu benar 4 Siswa menjawab pertanyaan dengan benar, tepat dan percaya diri 3 Siswa menjawab pertanyaan dengan benar, tepat, tetapi kurang percaya diri 2 Siswa menjawab pertanyaan dengan tidak benar, tidak tepat tetapi percaya diri 1 Siswa menjawab pertanyaan dengan tidak benar, tidak tepat dan tidak percaya diri 4 Siswa sangat menguasi materi 3 Siswa kurang menguasi materi 2 Siswa tidak menguasai materi 1 Siswa sangat tidak menguasi materi
176 Skor maksimum 20 Skor = Skor yang diperoleh / jumlah aspek Kriteria : Sangat Baik (SB) : 3,25 < skor 4 Baik (B) : 2,5 < skor 3,25 Kurang Baik (KB) : 1,75 < skor 2,5 Sangat Kurang (SK) : 1 < skor 1,75
177
N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama siswa Ainun Rofiqoh Amalia Nur Khasanah Annisa Aulia Rahmawati Arini Nur Rohmah Bayu Artha Wiradyta Dian Nungky Ellysari Dina Agusti Sukeksi Dwidela Infantriani R Eky Rizky Prasetya Hananty Nawasari Indah Lestari Kiki Atika Lintang Ayu Pratiwi Nur Wakhidatur Rohmah Priyo Puji Nugroho Rafly Sulistyo Nugroho Ramdhani Maslih Ratih Widya Sundari Ridha Atikah Alya Putri Rizki Wira Pamungkas Rosita Nugraheni K Titik Rachmawati Wahid Pramita Sari Wahyu Budi Sugiyarto
LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK Bekerjasam Menerima Kemampuan Kemampuan a dalam pendapat menjawab presentasi kelompok teman pertanyaan 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Penguasan materi 4
3
2
1
Skor total
Nilai
Ket
178 Lampiran 30 HASIL ANALISIS ASPEK AFEKTIF SISWA
No
Nama
Pertemuan I
Pertemuan II
Aspek
Aspek
Kode 1
1
Ainun Rofiqoh
SB-01
4
3
3
2
5 2
2
Amalia Nur Khasanah
SB-02
4
3
3
3
3 4
Annisa Aulia Rahmawati Arini Nur Rohmah
SB-03 SB-04
2
4 4
3
3 4
4
3 4
1
2
3
4
5
4
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
4
5
Bayu Artha Wiradyta
SB-05
4
3
2
2
2
4
2
2
3
3
6
Dian Nungky Ellysari
SB-06
4
2
3
3
3
4
3
4
3
3
7
Dina Agusti Sukeksi
SB-07
4
4
2
3
3
4
3
3
2
3
8
Dwidela Infantriani R
SB-08
4
4
3
3
3
4
3
3
3
4
9
Eky Rizky Prasetya
SB-09
4
3
3
3
4
4
2
3
3
3
10
Hananty Nawasari
SB-10
4
2
2
2
2
4
2
3
2
3
2
2
4
2
2
3
3
3
3
4
2
3
3
3
11 12
Indah Lestari
SB-11
Kiki Atika
SB-12
4 4
3 3
3 3
13
Lintang Ayu Pratiwi
SB-13
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
14
Nur Wakhidatur Rohmah
SB-14
4
3
3
3
3
4
3
2
3
3
15
Priyo Puji Nugroho
SB-15
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
16
Rafly Sulistyo Nugroho
SB-16
4
2
2
2
4
2
3
2
3
17
Ramdhani Maslih
SB-17
4
3
4
4
2 4
4
3
4
3
4
18
Ratih Widya Sundari
SB-18
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
2
4
2
4
3
3
19 20
Ridha Atikah Alya Putri Rizki Wira Pamungkas
SB-19 SB-20
4 4
3 2
4 3
21
Rosita Nugraheni K
SB-21
4
4
3
3
3
4
3
3
3
2
22
Titik Rachmawati
SB-22
4
4
3
3
3
4
3
2
3
3
23
Wahid Pramita Sari
SB-23
4
3
3
3
3
4
3
2
3
2
24
Wahyu Budi Sugiyarto
SB-24
4
2
3
3
3
4
3
3
3
4
Jumlah
96
73
73
72
69
96
67
73
69
77
Skor
4
3.04
3.04
3
2.88
4
2.79
3.04
2.87
3.21
179
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96 4
Aspek Rerata Skor Kriteria
Pertemuan III Aspek 2 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 77 74 73 3.21 3.08 3.04
1
Pertemuan IV Aspek 2 3 4 5 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 2 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3 68 74 78 78 2.83 3.08 3.25 3.25
5
1 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 77 96 3.21 4
2
3
4
5
Rerata Skor Total
4 2.97 3.06 3.04 3.14 3.24 Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik
180 Lampiran 31
HASIL ANALISIS ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA
No
Nama
Presentasi Hasil Diskusi
Presentasi Produk
Aspek
Aspek
Kode 1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
Ainun Rofiqoh
SB-01
3
3
4
3
2
3
3
3
2
2
2 3 4 5
Amalia Nur Khasanah Annisa Aulia Rahmawati Arini Nur Rohmah Bayu Artha Wiradyta
SB-02 SB-03 SB-04 SB-05
4 3 4 3
3 3 4 3
3 3 4 3
3 3 3 2
3 3 3 2
3 4 3 3
3 3 4 2
3 4 3 4
3 3 3 2
3 3 3 3
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Dian Nungky Ellysari Dina Agusti Sukeksi Dwidela Infantriani R Eky Rizky Prasetya Hananty Nawasari Indah Lestari Kiki Atika Lintang Ayu Pratiwi Nur Wakhidatur Rohmah Priyo Puji Nugroho Rafly Sulistyo Nugroho Ramdhani Maslih
SB-06 SB-07 SB-08 SB-09 SB-10 SB-11 SB-12 SB-13 SB-14 SB-15 SB-16 SB-17
4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4
3 3 3 2 3 2 2 4 3 4 2 4
3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3
4 3 3 4 2 3 3 4 3 4 2 4
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3
4 3 3 4 2 2 3 4 3 4 2 3
3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 4
4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4
4 2 3 3 2 2 3 2 4 3 2 3
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3
18 19 20 21 22 23 24
Ratih Widya Sundari Ridha Atikah Alya Putri Rizki Wira Pamungkas Rosita Nugraheni K Titik Rachmawati Wahid Pramita Sari Wahyu Budi Sugiyarto Jumlah Skor
SB-18 SB-19 SB-20 SB-21 SB-22 SB-23 SB-24
3 4 4 3 4 4 3 84 3.50
3 4 3 3 3 4 3 74 3.08
4 4 4 3 3 4 4 85 3.54
3 4 4 3 3 3 2 75 3.13
3 3 3 3 3 3 3 68 2.83
3 4 3 3 3 2 3 74 3.08
3 4 2 4 3 4 3 75 3.13
4 4 3 3 4 3 3 82 3.42
3 3 4 3 3 3 4 69 2.88
3 3 3 2 3 2 3 67 2.79
5
rerata skor total
Aspek Rerata Skor Kriteria
1
2
3
4
3.29 3.10 3.48 3.00 2.81 3.14 Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik
181 Lampiran 32
DAFTAR NAMA DAN KODE SISWA SKALA KECIL
No
Kode
Nama siswa
1
SK-01
Arina Nur Azizah
2 3
SK-02
Aulia Nurul Asyifa
SK-03
Elvina Zuhrufa
4
SK-04
Eser Triwidhari
5
SK-05
Nafiatul Aghnia Rahmawati
6
SK-06
Natriya Shaniya Setia H.
7
SK-07
Ninda Dwi Pratiwi
8
SK-08
Nuzulla Nur Pratiwi
9
SK-09
Pandu Satria Oktavian T
10
SK-10
Pingkan Evelin Eunike L.
182 Lampiran 33
DAFTAR NAMA DAN KODE SISWA SKALA BESAR No
Kode
Nama
1
SB-01
Ainun Rofiqoh
2
SB-02
Amalia Nur Khasanah
3
SB-03
Annisa Aulia Rahmawati
4
SB-04
Arini Nur Rohmah
5
SB-05
Bayu Artha Wiradyta
6
SB-06
Dian Nungky Ellysari
7
SB-07
Dina Agusti Sukeksi
8
SB-08
Dwidela Infantriani R
9
SB-09
Eky Rizky Prasetya
10
SB-10
Hananty Nawasari
11
SB-11
Indah Lestari
12
SB-12
Kiki Atika
13
SB-13
Lintang Ayu Pratiwi
14
SB-14
Nur Wakhidatur Rohmah
15
SB-15
Priyo Puji Nugroho
16
SB-16
Rafly Sulistyo Nugroho
17
SB-17
Ramdhani Maslih
18
SB-18
Ratih Widya Sundari
19
SB-19
Ridha Atikah Alya Putri
20
SB-20
Rizki Wira Pamungkas
21
SB-21
Rosita Nugraheni K
22
SB-22
Titik Rachmawati
23
SB-23
Wahid Pramita Sari
24
SB-24
Wahyu Budi Sugiyarto
183
Lampiran 34
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
184
Lampiran 35
DOKUMENTASI PENELITIAN
Uji coba modul skala kecil
Pembelajaran dengan menggunakan modul
Kegiatan diskusi siswa
Pretest kelas penelitian
Kegiatan menganalisis masalah
Kegiatan Presentasi
185
Kegiatan Presentasi
Produk buatan siswa
Posttest kelas penelitian
Presentasi produk
VCO buatan siswa
Pengisian angket skala besar