PENGEMBANGAN E- MODUL MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN GEOGEBRA PADA MATERI BILANGAN BULAT Muhamad Syarif Hidayatulloh1) Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas PGRI Semarang Jl. Sidodadi Timur 24 Semarang
[email protected]
1)
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan e-modul matematika dengan model problem based learning pada materi bilangan bulat kelas VII. Populasi yang digunakan adalah peserta didik kelas VII MTs Miftahul Huda Kangkung. Penulis menggunakan teknik clusster random sampling untuk menentukan sampel yang digunakan. Diperoleh kelas VII A sebagai kelas kontrol dan kelas VII B sebagai kelas eksperimen. Variabel bebas yang digunakan adalah motivasi peserta didik ( ) yang diobservasi selama proses pembelajaran, sedangkan variabel terikatnya berupa hasil belajar peserta didik ( ̂ ) yang diperoleh melalui tes. Berdasarkan validator ahli media dan ahli materi diperoleh persentase rata-rata sebesar 80% dan 85,65% hal ini menunjukkan bahwa e-modul matematika berbasis problem based pada materi bilangan bulat kelas VII yang dikembangkan valid dan layak untuk digunakan dalam penelitian. Hasil yang didapatkan menunjukkan rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 82,55 yang berarti hasil belajar peserta didik sangat baik. Hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol.. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan e-modul matematika berbasis problem based learning pada materi bilangan bulat kelas VII valid dan pembelajaran dengan e-modul matematika berbasis berbasis problem based learning pada materi bilangan bulat kelas VII efektif. Kata kunci: e-modul, problem based learning, dan hasil belajar.
terfokus pada ketercapaian target materi
PENDAHULUAN Pendidikan
adalah
satu
menurut kurikulum atau buku ajar yang
proses transformasi siswa agar mencapai
dipakai sebagai buku wajib, bukan pada
hal-hal tertentu sebagai akibat proses
pemahaman materi yang dipelajari. Hal
pendidikan yang diikutinya. Pendidikan
ini
memegang
hanya
peran
salah
penting
dalam
mengakibatkan
siswa
menghafal
cenderung
konsep-konsep
menciptakan dan membentuk generasi
matematika, tanpa memahami maksud
muda yang maju, tangguh, terampil, dan
dan isinya (Somayasa, 2013 : 2).
terpelajar.
Seiring
perkembangan
Pendidikan
merupakan
pilar
teknologi, dunia pendidikan perlu adanya
penting bagi sebuah negara untuk maju
inovasi dalam berbagai bidang, termasuk
dan bersaing dengan negara lain di era
mengenai sarana dan prasarana yang
globalisasi
memadai untuk melakukan kegiatan
terisolasi dari perkembangan IPTEK
pembelajaran di sekolah.
tanpa
Namun, saat ini yang terjadi di lapangan
umumnya
ini.
adanya
Masyarakat
pendidikan
akan
yang
berkualitas. Fungsi dan tujuan dari
pembelajaran
pendidikan nasional dituangkan dalam
matematika di sekolah masih cenderung
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang 24
Sisdiknas pasal 3 yang berbunyi bahwa
dengan
pendidikan
matematika siswa yang jauh dari kriteria
nasional
mengembangkan membentuk
berfungsi
kemampuan
watak
serta
masih
banyaknya
dan
ketuntasan minimal.
peradaban
Pembelajaran
bangsa yang bermartabat dalam rangka
penemuan,
mencerdaskan
mempertanyakan,dan
kehidupan
bangsa,
dengan
nilai
gagasan
berpikir
kritis, kemampuan
bertujuan untuk berkembangnya potensi
memecahkan masalah adalah salah satu
peserta didik agar menjadi manusia yang
prinsip utama ilmu pengetahuan dan
beriman dan bertakwa kepada Tuhan
teknologi mengajar. Saat ini diyakini
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
bahwa
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
pendekatan konstruktivis dimana siswa
menjadi warga negara yang demokratis
belajar lebih efektif dengan membangun
serta bertanggung jawab.
pengetahuan
Berdasarkan
hasil
wawancara
model
yang
sesuai
mereka
dengan
sendiri
harus
digunakan. Salah satu model ini adalah
dengan Muhammad Faisol, S.Ip. sebagai
pembelajaran
salah satu guru di MTs Miftahul Huda
upaya yang harus diterapkan dalam
Kangkung,
masih
proses pembelajaran antara lain dengan
proses
mengakrabkan mata pelajaran tersebut
pembelajaran matematika terutama pada
kepada peserta didik sesuai dengan
pokok bahasan Bilangan Bulat. Dimana,
realitas
siswa
bangun-
mengaitkan
konsep-konsep
memahami
pengalaman
anak
terdapat
sampai kendala
hanya
sekarang dalam
menghafalkan
bangun ruang tapi kurang aplikasinya
kaitannya
kehidupan
Selain
sehari-hari
dan
itu
yaitu dengan
memberi
dalam
kesempatan kepada peserta didik untuk
kehidupan nyata. Karena dalam proses
menemukan serta membangun idenya
belajar siswa belum dilengkapi dengan
sendiri.
alat
serta
penemuan.
peraga dan pedoman
Lembar
Kerja
Siswa
buku atau
hal
tersebut,
yang
diharapkan adanya sebuah bahan ajar
inovatif. Serta masih banyak siswa yang
yang dapat membantu siswa dalam
belum aktif dalam proses pembelajaran
belajar matematika yaitu bahan ajar yang
dan banyak siswa yang belum mampu
dapat menciptakan pembelajaran yang
mengaplikasikan materi matematika ke
bermakna
dalam
mengalami
kehidupan
(LKS)
Menanggapi
sehari-hari.Terbukti
25
bagi
siswa
sendiri
dengan
cara
apa
yang
dipelajarinya bukan sekedar mengetahui.
perekayasaan masalah dan keaktifan
Model pembelajaran yang memenuhi
siswa dalam menyelesaikan masalah.
karakteristik
di
atas
model
Penggunaan pembelajaran dengan
pembelajaran Problem Based Learning.
model Problem Based Learning ini juga
Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang
harus
dilakukan oleh Dina Sofiana (2015) hasil
pembelajaran
belajar siswa yang menggunakan e-
tujuan
modul matematika berbasis Problem
Perangkat pembelajaran yang ada harus
Based
pendekatan
disesuaikan dengan kebutuhan siswa
matematika realistik pada pokok bahasan
sehingga diperlukannya pengembangan
aritmatika sosial lebih baik daripada
yang
prestasi belajar siswa yang menggunakan
penyusunannya. Perangkat pembelajaran
e-modul
belum
yang ditekankan di sini adalah perangkat
dikembangkan dengan model yang sama.
yang berupa sebuah e-modul matematika
Penerapan PBL berdasarkan hasil
berbasis Problem Based Learning yang
berbagai penelitian menunjukan hasil
dikembangkan untuk menunjang proses
positif.
belajar Problem Based Learning.
Learning
adalah
dengan
matematikayang
Misalnya,
hasil
penelitia
Gijselaers (1996) menunjukan bahwa
didukung
dengan
yang
sesuai
sehingga
dapat
tercapai.
pembelajaran
bersifat
E-Module
perangkat
terstruktur
dapat
dalam
didefinisikan
penerapan PBL menjadikan pesrta didik
sebagai sebuah bentuk penyajian bahan
mampu mengidentifikasi informasi yang
belajar atau sarana pembelajaran yang
diketahui dan diperlukan serta strategi
berisi materi, metode, batasan-batasan,
yang diperlukan untuk menyelesaikan
dan cara mengevaluasi yang dirancang
masalah. Jadi, penerapan PBL, dapat
secara sistematis dan menarik untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik
mencapai kompetensi sesuai dengan
dalam menyelesaikan masalah (Hosnan,
tingkat
2014:298).
elektronik.
Karena itu pembelajaran dengan
kompleksitasnya
Selain
itu,
keberadaan
secara
media
model Problem Based Learning sangat
haruslah digunakan. Media pembelajaran
tepat diterapkan karena pembelajaran ini
meliputi alat yang secara fisik digunakan
dapat
untuk
dikatakan
menuntut
peran
pembelajaran
yang
guru
dalam
menyampaikan
isi
materi.
Mengingat mata pelajaran yang hendak diajarkan adalah matematika yang bagi
26
kebanyakan
siswa
momok,
maka
haruslah
menarik
ketertarikan
menjadi
media
awal
sebuah
yang
guna
Berdasarkan
dipilih
masalah,
tujuan dari penelitian ini adalah :
memberikan
siswa
rumusan
1)Untuk
sehingga
dengan
mengembangakan Model
E-Module
Pembelajaran
Based
pembelajaran dapat berlangsung dengan
Learning (PBL) Berbantuan Geogebra
baik. Pengembangan multimedia dengan
pada Pokok Bahasan Bilangan Bulatyang
menggunakan
tentunya
valid. 2)Untuk mengetahui ada atau
memanfaatkan aplikasi. Salah satunya
tidaknya perbedaan hasil antara siswa
adalah menggunakan Geogebra. Aplikasi
yang menggunakan E-Module yang valid
Geogebra dapat dimanfaatkan untuk
dengan
aplikasi media matematika.
Learning (PBL) Berbantuan Geogebra
komputer
Hasil penelitian Nur Fadhilah
Problem
Based
Pembelajaran
Based
padapembelajaran konvensional Pokok
(2015) penerapan modul matematika berbasis
Model
Bahasan Bilangan Bulat.
Learning
berbantuan software cabri 3D pada
METODE
pokok bahasan kubus dan balok lebih
Populasi
yang diambil adalah
efektif digunakan daripada pembelajaran
seluruh siswa kelas VII semester I MTs
konvensional ditinjau dari hasil belajar.
Miftahul
Huda,
Kangkung.
Sampel
Bedasarkan pemaparan di atas,
diambil dengan teknik cluster random
dapat diambil beberapa permasalahan,
sampling, diperoleh 3 kelas, yaitu: kelas
yaitu :1) Bagaimana mengembangkan
VII A sebagai kelas kontrol, kelas VII B
video pembelajaran E-Module yang valid
sebagai kelas Eksperimen, dan kelas VII C
dengan
sebagai kelas Uji Coba.
Model
Pembelajaran
Based
Dalam suatu penelitian dibutuhkan
Learning (PBL) Berbantuan Geogebra pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat? 2)
suatu
Apakah
hasil
memperoleh data yang akurat diperlukan
pembelajaran penggunaanantara siswa
suatu teknik pengumpulan data yang
yang menggunakan E-Module Model
memadai. Teknik yang digunakan dalam
Pembelajaran Based Learning (PBL)
pengumpulan data pada penelitian ini
Berbantuan Geogebra
yaitu: a) teknik observasi, b) teknik tes,
ada
perbedaan
efektif dalam
data
yang
c) angket respon siswa.
proses pembelajaran matematika pada pokok bahasan Bilangan Bulat?
27
akurat.
Untuk
Instrumen
penelitian
yang
keseluruhan sebesar 82%, ini
digunakan untuk mengumpulkan data
berarti
adalah berupa tes dan angket. Tes
memiliki kriteria baik, sehingga
diberikan kepada kedua kelas dengan alat
layak digunakan dengan revisi
tes yang sama dan hasil pengolahan data
instrumen
penelitian. angket
Berdasarkan
Sedangkan
digunakan
pembelajaran
2. Hasil Validasi Ahli Materi
digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis
media
validasi
ahli
materi yang meliputi aspek umum
untuk
diperoleh
persentase
83,84%,
mengumpulkan data penilaian siswa
aspek substansi materi diperoleh
terhadap
yang
persentase 87,5%, dan aspek
dikembangkan. Sebelum diujikan kepada
desain pembelajaran diperoleh
sampel maka soal tersebut harus diuji
persentase
coba terlebih dahulu untuk mengetahui
persentase keseluruhan sebesar
kriteria validitas, reliabilitas, tingkat
85,65%,
kesukaran, dan daya pembeda soal. Uji
pembelajaran memiliki kriteria
hipotesis meliputi uji normalitas, uji
sangat
homogenitas.
digunakan dalam penelitian tanpa
modul
pembelajaran
97,5%
ini
dengan
berarti
baik,
sehingga
materi
layak
revisi. B. Pembahasan Data Awal
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Validasi Ahli
Berdasarkan hasil perhitungan
1. Hasil Validasi Ahli Media Berdasarkan
data
validasi
ahli
awal
kelas
eksperimen
diperoleh L0 = 0,10769 kemudian
media yang meliputi aspek umum
dikonsultasikan
diperoleh
sebesar
pengujian dengan taraf signifikan
persentase
dengan
kriteria
82,14%,
aspek
rekayasa
5% dengan n1 = 26 diperoleh Ltabel =
perangkat
lunak
diperoleh
0,17376. Karena L0 < Ltabel yaitu
persentase sebesar 82,05%, aspek
0,10769 < 0,17376 maka dapat
kelayakan
diperoleh
disimpulkan
kelas
eksperimen
persentase sebesar 81,67%, dan
berdistribusi
normal.
Sedangkan
aspek
kegrafikan
kelas kontrol diperoleh L0 = 0,17217
sebesar
kemudian dikonsultasikan dengan
diperoleh 87,5%
bahasa
kelayakan persentase dengan
persentase
kriteria
28
pengujian
dengan
taraf
signifikan 5% dengan n2 = 23
dipilih 10 dari 11 soal valid yang
diperoleh Ltabel = 0,18474. Karena L0
didiskusikan dengan guru kelas.
< Ltabel yaitu 0,17217 < 0,18474 maka
dapat
kontrol
disimpulkan
berdistribusi.
D. Pembahasan Uji Data Akhir
kelas
Data
akhir
yang
sudah
Setelah
diperoleh dianalisis menggunakan
dilakukan uji normalitas, selanjutnya
uji normalitas, uji homogenitas, dan
dilakukan uji homogenitas untuk
uji t. Berdasarkan hasil perhitungan
mengetahui apakah kedua kelas
data
memiliki varians yang sama. Hasil
diperoleh L0 = 0,14692 kemudian
yang diperoleh
dikonsultasikan
= 0,03091
akhir
kelas
eksperimen
dengan
kriteria
untuk taraf signifikan 5%, dk = (2 –
pengujian dengan taraf signifikan
1) = 1, sehingga diperoleh
=
5% dengan n1 = 26 diperoleh Ltabel =
yaitu
0,17376. Karena L0 < Ltabel yaitu
3,84. Karena 0,03091
<
3,84
disimpulkan eksperimen
maka
bahwa dan
0,14692 < 0,17376 maka dapat
dapat kelas
kelas
kontrol
soal
soal
maka
yang
kontrol
dapat
disimpulkan
berdistribusi.
kelas Setelah
mengetahui apakah kedua kelas
uji taraf kesukaran butir diperoleh 7 11
taraf
dilakukan uji homogenitas untuk
dan 9 tidak valid, dilanjutkan dengan
mudah,
dengan
dilakukan uji normalitas, selanjutnya
uji validitas diperoleh 11 soal valid,
kategori
pengujian
< Ltabel yaitu 0,17261 < 0,18474
diujicobakan di kelas VII C melalui
soal
Sedangkan
diperoleh Ltabel = 0,18474. Karena L0
dengan
alokasi waktu 60 menit. Setelah 20
normal.
signifikan 5% dengan n2 = 23
memberikan 20 soal yang dikerjakan
dari
berdistribusi
kriteria
Uji coba soal dilakukan dengan
dianalisis
eksperimen
kemudian dikonsultasikan dengan
C. Pembahasan Soal Uji coba
kode
kelas
kelas kontrol diperoleh L0 = 0,17261
memiliki varians yang sama.
berdasarkan
disimpulkan
memiliki varians yang sama. Hasil
soal
yang diperoleh
kategori sedang, dan 2 soal kategori
= 2,880819
sulit, dengan daya pembeda 8 soal
untuk taraf signifikan 5%, dk = (2 –
kriteria jelek, 3 soal layak, dan 9
1) = 1, sehingga diperoleh
soal bagus. Penentuan soal evaluasi
3,84. Karena
29
= yaitu
2,880819
<
3,84
disimpulkan eksperimen
maka
dapat
bahwa dan
DAFTAR PUSTAKA Ariawan, I Putu Wisna. 2012. pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran Geometri Bidang Bantuan Open Software Geogebra. Jilid 45, Nomor 2, Juli 2012, 141-150. 24 Desember 2014. Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali. Budiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University press. Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya. Dimyanti dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rhineka Cipta. Fadhilah, Nur. 2015. Pengembangan modul matematika berbasis Problem Based Learning berbantuan software Cabri 3D pada pokok bahasan kubus dan balok. Skripsi : UNIVERSITAS PGRI SEMARANG. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hosnan. 2014. Pendidikan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Lidinillah, Dindin Abdul Muiz. 2012. Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning ). 17 Desember 2014.
kelas
kelas
kontrol
memiliki varians yang sama.
KESIMPULAN Berdasarkan pengajuan
rumusan
hipotesis,
penelitian
dan
masalah,
analisis
pembahasan
data
masalah
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan E-modul matematika berbantuan Geogebra pada materi bilangan
bulat
layak
(valid)
digunakan sebagai bahan ajar dengan melihat penilaian dari validasi ahli media sebesar 82%, ahli materi sebesar 85,65% dan tanggapan siswa sebesar 89,66%. 2. Hasil
belajar
siswa
yang
menggunakan E-modul matematika berbantuan Geogebra lebih efektif daripada hasil belajar siswa yang menggunakan metode ekspositori, dilihat dari perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pokok bahasan bilangan bulat kelas VII MTs Miftahul Huda Kangkung.
tahun
pelajaran
2015/2016 yang ditunjukkan dari nilai
rata-rata
sebesar sebesar
kelas dan
eksperimen kelas control
.
30
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif membuat bahan ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press. Pribadi, Benny A. 2010. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Salamah, Ummi. 2014. Pengembangan emodul menggunakan Flipbook maker pro berbasis saintifik melalui model problem based learning untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa materi eksponen dan logaritma. Skripsi : UNIVERSITAS PGRI SEMARANG. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rhineka Cipta. Sofiana, Dina. 2015. Pengembangan Emodul matematika berbasis Problem Based Learning dengan pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan aritmatika sosial. Skripsi :UNIVERSITAS PGRI SEMARANG. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukirman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Peagogja.
31