PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KETRAMPILAN GERAK DASAR MENGGUNAKAN MEDIA CONE DAN BOLA WARNA-WARNI Baskoro Nugroho Putro STKIP PGRI Trenggalek Email:
[email protected] Jl. Supriyadi 22 KP 66319 Trenggalek Abstrak: Sesuai dengan tingkat pendidikannya, mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada pendidikan dasar membelajarkan gerak dasar bagi peserta didik. Salah satu gerak dasar yang terdapat pada kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik di pendidikan dasar adalah gerak dasar lari, jalan, dan lompat. Pendidik sebagai supervisor dan fasilitator dalam proses belajar harus pandai dalam mengembangkan model pembelajaran yang mendukung terjadinya proses pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan peserta didik secara aktif. Melibatkan media pembelajaran dalam model pembelajaran yang dikembangkan merupakan suatu langkah yang baik untuk meningkatkan proses belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran yang didalamnya didukung dengan media pembelajaran.Pengembangan model pembelajaran menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan milik Borg dan Gall. Dalam penelitian dan pengembangan ini melibatkan satu orang ahli pembelajaran dan dua orang ahli ketrampilan gerak dasar.Hasilevaluasi produk oleh ahli adalah model pembelajaran mendukung pendidik untuk menjadi motivator dan fasilitator, mendukung peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran, dan mendukung terjadinya pengembangan aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Setelah melewati evaluasi produk, model-model pembelajaran diujicoba dan hasil dari uji coba adalah model-model pembelajaran dapat membuat peserta didik terlihat senang, aktif, dan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Kata Kunci: media pembelajaran, ketrampilan gerak dasar, pendidikan dasar, mediacone dan bola warna-warni Abstract: Physical education on primary school gives the student material about basic movement. Basic movement that can be found on competency that students have achieved are running, walking, and jumping. Teacher as supervisor and facilitator on learning process must be smart to develop fun and active learning model. Instructional media is good additional for learning model to improve learning process in a better way. Goal of this research and development is developing learning model that supported by instructional media inside. This research and development use Borg and Gall’s development step. There are three experts that involved on this research; one is learning expert and the rest are experts on basic movement skill. The result of product evaluation that involved expert are the learning models can support the teacher to be supervisor and facilitator, support the student to get involved actively on learning process, and provide a condition that can make the student develop their education aspect. After the product evaluation, learning models get tested and the test result shows that learning model can make the student happy, active, and get a chance to develop their education aspect. Keywords: instructional media, basic movement skill, primary school, cone and colorful ball media
pengembangan
PENDAHULUAN Pendidikan jasmani, olahraga, dan
dibanding
kesehatan menaruh perhatian lebih dalam
aspek
dengan
aspek
psikomotorik dan
mata
pelajaran lainnya. Aspek psikomotorik 95
96 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 1, MARET 2016
yang
dikembangkan
melalui
mata
perubahan tingkah laku peserta didik yang
pelajaran pendidikan jasmani, olahraga,
nantinya menjadi modal untuk melanjutkan
dan kesehatan juga terdapat unsur aspek
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
afektif dan kognitif dalam pelaksanaan
Pada kelas I dan II sekolah dasar,
pengembangannya. Hal ini sesuai dengan
kompetensi yang harus dicapai tidak jauh
definisi pendidikan jasmani, olahraga, dan
berbeda. Kompetensi yang dicapai untuk
menurut
kesehatan
BSNP
(2006:702)
kelas I dan II masih bersifat dasar dan
merupakan bagian integral daripendidikan
tidak
secara
untuk
kompetensi yang ada terdapat kompetensi
mengembangkan aspekkebugaran jasmani,
yang mendasari dan mempermudah peserta
keterampilan gerak, keterampilan berfikir
didik dalam mempraktekkan ketrampilan
kritis,keterampilan
psikomotor lainnya. Kompetensi tersebut
keseluruhan,
stabilitas
bertujuan
sosial,
emosional,
penalaran,
tindakan
moral,
aspekpola hidup sehat dan pengenalan lingkungan
bersih
melalui
aktivitas
jasmani,olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalamrangka mencapai tujuan pendidikan nasional.Mata
pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan terdapat pada pendidikan dasar
kompleks.
Dari
keseluruhan
adalah mempraktekkan gerak dasar lari, lompat,
dan
jalan
dalam
permainan
sederhanaserta nilai-nilai dasar sportivitas seperti kejujuran, kerjasama, dan lain-lain untuk kelas I dan mempraktikkan gerak dasar jalan, lari, dan lompat yang bervariasi dalam permainanyang menyenangkan dan nilai
kerja
sama,
toleransi,
kejujuran,
dan menengah. Menurut Pasal 17 Undang-
tanggungjawab,
Undang Dasar nomor 20 tahun 2003
menghargai diri sendiri untuk kelas II
tentang
nasional
(Lampiran 1 Permendiknas nomor 22,
sistem
pendidikan
menghargai
lawan
dan
pendidikan
dasar
merupakan
jenjang
2006:706-708). Kompetensi untuk kelas I
pendidikan
yang
melandasi
jenjang
dan
II
secara
esensi
sama,
yaitu
pendidikan menengah yang berbentuk
mempraktekkan gerak dasar lari, lompat,
sekolah
dan jalan.
dasar
(SD)
dan
madrasah
ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
Usaha untuk memenuhi kompetensi
sederajat serta sekolah menengah pertama
tersebut
(SMP) dan madrasahtsanawiyah (MTs),
melibatkan berbagai media pembelajaran.
atau bentuk lain yang sederajat. Ditilik dari
Media pembelajaran memegang peranan
urutan jenjang pendidikan, maka sekolah
penting
dasar merupakan awal dari pendidikan.
Menurut Santyasa (2007:4) dalam proses
Suatu pendidikan harus berperan terhadap
pembelajaran,
dapat
dalam
dilaksanakan
proses
media
dengan
pembelajaran.
memiliki
fungsi
Putro, Pengembangan Model Pembelajaran..... 97
sebagai pembawa informasi dari sumber
afektif, dan kognitif. Model pembelajaran
(pendidik)
adalah
menuju
penerima
(peserta
kerangka
konseptual
didik). Dalam pelaksanaan pembelajaran
melukiskan
pendidikan
mencapai tujuan belajar tertentu dan
jasmani,
kesehatan,
olahraga
meskipun
dan
kompetensi
prosedur
sebagaipedoman
bagi
menyebutkan
mempraktekkan
aspek
pembelajaran
psikomotorik
saja,
harus
danmelaksanakan
pendidik
yang
yang
sistematis
para
dalam
perancang
merencanakan
aktivitas
belajar
mengembangkan aspek afektif dan kognitif
mengajar (Astuti, 2010:31). Definisi model
dari kompetensi tersebut. Keterlibatan
pembelajaran
media pembelajaran memberi kesempatan
penggunaan media pembelajaran dalam
pada pendidik untuk mengembangkan
model pembelajaran. Arah dari model
aspek psikomotorik, afektif, dan kognitif
pembelajaran adalah suatu pendekatan
dalam
Media
pembelajaran tertentu termasuk tujuannya,
pembelajaran memiliki beberapa fungsi
sintaksnya, lingkungannya dan sistem
(Dwiyogo,
media
pengelolaannya (Trianto, 2007:5).Media
motivasi
pembelajaran yang tepat dapat membantu
anak didik, (2) dengan menggunakan
pelaksanaan model pembelajaran menjadi
media pembelajaran anak didik dapat
lebih efektif dan efisien dalam sistemnya.
satu
kompetensi.
2008:2),
pembelajaran
yaitu
(1)
membangkitkan
mengulangi apa yang mereka pelajari, (3)
memperlihatkan
potensi
Pelaksanaan pembelajaran di MI
media pembelajaran dapat merangsang
Jayan
anak didik untuk belajar dengan penuh
disebutkan sebelumnya hanya berlangsung
semangat, (4) media pembelajaran berguna
secara sederhana. Pembelajaran tersebut
untuk
menarik
terhadap
materi
minat
untuk
kompetensi
yang
telah
peserta
didik
berlangsung tanpa melibatkan media dan
pembelajaran
yang
model
pembelajaran
dapat
diberikan, (5) media pembelajaran berguna
mengembangkan
dalam hal meningkatkan pengertian anak
afektif, dan kognitif. Ketidakterlibatan
didik terhadap materi pembelajaran yang
media
diberikan, dan (6) media pembelajaran
pembelajaran lebih dikarenakan minimnya
mampu memberikan/menyajikan data yang
media pembelajaran yang dimiliki oleh
kuat dan terpercaya tentang suatu hal atau
sekolah. Minimnya media pembelajaran
kejadian.
tersebut membuat pendidik kesulitan untuk
Selain
media
pembelajaran,
aspek
yang
pembelajaran
pada
proses
penggunaan model pembelajaran oleh
mengembangkan
pendidik juga memberi dampak dalam
yang variatif.Cone dan bola merupakan
pengembangan
media pembelajaran yang lazim digunakan
aspek
psikomotorik,
model
psikomotorik,
pembelajaran
98 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 1, MARET 2016
dalam
mengadakan
pendidikan kesehatan.
pembelajaran
jasmani, Cone
olahraga,
biasanya
dan
warni
untuk
anak
usia
dini
yang
dikembangkan oleh peneliti?”.
digunakan
sebagai pembatas atau penanda dalam
METODE PENELITIAN
pembelajaran. Pembatas dapat diartikan
Rancangan Penelitian
sebagai luas ruang gerak yang diinginkan,
Peneliti
menggunakan
langkah
sedangkan penanda dapat diartikan sebagai
pegembangan milik Borg dan Gall dalam
arah lari atau ada gerak tertentu ketika
mengembangkan produk. Menurut Borg
melewati suatu cone. Bola terdiri dari
dan Gall (1983:775) ada sepuluh langkah
berbagai macam jenis ukuran, normalnya
pelaksanaan
bola tertentu digunakan sebagai alat dalam
pengembangan, yaitu: (1) Research and
cabang olahraga tertentu.
yang
information collecting. Includes review of
ini
literature, classroom observations, and
berukuran
preparation of report of state of the art, (2)
sekepalan tangan dan memiliki banyak
Planning. Includes defining skills, stating
warna yang berbeda. Penggunaan bola
objectives determining course sequence,
plastik yang berukuran sekepalan tangan
and small scale feasibility testing, (3)
dan
untuk
Develop preliminary form of product.
dalam
Includes
digunakan
dalam
merupakan
bola
berwarna-warni
mempermudah
Bola
pembelajaran plastik
bertujuan
peserta
didik
strategi
preparation
of
instructional
materials,
perhatian peserta didik melalui warna bola
devices, (4) Preliminary field testing.
tersebut.
tuntutan
Conducted in from 1 to 3 schools, using 6
pengembangan aspek psikomotorik afektif,
to 12 subjects. Interview, observational
dan kognitif dalam tiap kompetensi mata
and questionnaire data collected and
pelajaran pendidikan jasmani, olahraga,
analized, (5) Main product revision.
dan kesehatan dan proses pembelajaran
Revision of product as suggested by the
yang terjadi secara sederhana di MI Jayan
preliminary field-test results, (6) Main
maka rumusan masalah dalam penelitian
field testing. Conducted in 5 to 15 schools
adalah
mengatasi
with 30 to 100 subjects. Quantitative data
permasalahan seperti yang telah disebutkan
on subjects pre-course and post-course
sebelumnya
performance are compared with control
“bagaimana
cara
menggunakan
model
data,
when
and
dan
memegang bola dan menarik minat dan
Berdasarkan
handbooks,
penelitian
evaluation
pembelajaran ketrampilan gerak dasar
group
appropriate,
(7)
menggunakan media cone dan bola warna-
Operational product revision. Revision of product as suggested by main field-test
Putro, Pengembangan Model Pembelajaran..... 99
results, (8) Operational field testing.
2. Perencanaan
Conducted in 10 to 30 schools involving 40
Penyusunan
perencanaan
dise-
to 200 subjects. Interview, observational
suaikan dengan data yang muncul pada
and questionnaire data collected and
saat penelitian dan pengumpulan data. Jika
analyzed, (9) Final product revision.
perencanaan
Revision of product as suggested by
proses penelitian dapat dilanjutkan ke
operational field-test results, dan (10)
langkah tiga.
Dissemination and implementation. Report
3. Mengembangkan produk
on product at professional.
hanya
kesatu
sampai
menggunakan
disusun
langkah
proses pengembangan produk awal peneliti melibatkan
dan
berpengalaman di bidang pembelajaran
pengembangan milik Borg dan Gall. Hal
dan dua orang ahli yang berpengalaman di
ini dikarenakan langkah dan prosedur yang
bidang ketrampilan gerak dasar. Ahli
telah
diperlukan untuk mengevaluasi produk
langkah
ketujuh
segera setelah perencanaan selesai. Dalam
dari
sepuluh
langkah
sudah
Pengembangan produk dilakukan
Dalam mengembangkan produk, peneliti
penelitian
penelitian
dikemukakan
di
atas
bukan
orang
ahli
yang
harus diikuti secara baku. Selain itu,
digunakan dalam uji coba lapangan awal.
Peneliti hanya menggunakan 5 langkah
Proses evaluasi dilakukan dengan cara
karena
memberi kuesioner tentang produk pada
pengembangan
produk
dikembangkan
yang
merupakan langkah-langkah baku yang
proses
sudah
satu
sebelum
hanya terjadi pada Kelas I dan II MI Jayan.
masing-masing ahli. Proses
penelitian
Penggunaan tujuh langkah dalam proses
dapat dilanjutkan ke langkah keempat jika
penelitian dan pengembangan produkdapat
produk sudah didesain sesuai dengan saran
diuraikan sebagai berikut:
yang diperoleh dari para ahli.
1. Penelitian dan pengumpulan data
4. Uji coba lapangan awal
Penelitian dan pengumpulan data
Uji coba lapangan awal dilakukan
diperlukan untuk meneliti keadaan di
untuk mengujicobakan produk yang sudah
lapangan
data
dievaluasi dan mengalami revisi sesuai
apakah produk yang akan dikembangkan
hasil evaluasi para ahli, Uji coba ini
diperlukan oleh para pendidik. Peneliti
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
dapat melanjutkan ke langkah kedua
kesesuaian produk yang dikembangkan
apabila
dan
dengan kebutuhan pendidik dan peserta
akan
didik di MI Jayan.Pengumpulan data pada
untuk
mengumpulkan
pendidik
memerlukan
menyetujui
produk
dikembangkan oleh peneliti.
yang
uji coba menggunakan metode kuesioner
100 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 1, MARET 2016
dan dokumentasi.Uji coba lapangan awal
digunakan
dianggap selesai dan dapat melangkah ke
pengembangan adalah kuesioner terbuka
langkah kelima jika data dari uji coba
dan
lapangan awal sudah terekam semua.Data
instrumen pengumpul data pada proses
tersebut nantinya menjadi dasar dalam
penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
pengembangan produk berikutnya. 5. Revisi produk utama
No.
Sumber revisi berasal dari hasil uji coba lapangan awal.Jika terdapat data yang menunjukkan bahwa kebutuhan pendidik
1 2 3
atas produk yang dikembangkan belum terpenuhi maka harus dilakukan revisi produk
sesuai
dengan
data
produk sudah menjalani revisi, jika ada, berdasarkan data hasil uji coba lapangan
Subjek penelitian yang terlibat dalam proses penelitian sangat terbatas, yaitu 1 orang pendidik mata pelajaran jasmani,
olahraga,
dan
kesehatan dan 20 peserta didik kelas I dan II MI Jayan. Terbatasnya subjek penelitian yang terlibat maka seluruhnya dilibatkan dalam proses penelitian. Instrumen Penelitian Instrumen
pengumpulan
data
digunakan untuk mengumpulkan data pada waktu
melakukan
analisis
Penggunaan
Tabel 1. Jenis Instrumen yang Digunakan Tahap Objek Jenis Penelitian Penelitian Instrumen Analisis Seluruh Wawancara kebutuhan pendidik Evaluasi Sejumlah Kuesioner produk ahli semi terbuka Uji coba 20 peserta Kuesioner Produk didik tertutup
ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari analisis kebutuhan dan proses validasi produk oleh ahli
sedangkan
data
kuantitatif
diperoleh dari uji coba lapangan dan
Populasi dan Sampel Penelitian
pendidikan
tertutup.
dan
Data yang diperoleh dari penelitian
para
awal.
kuesioner
penelitian
Teknik Analisis Data
yang
ada.Langkah kelima dianggap selesai jika
pada
kebutuhan,
proses pengembangan produk awal yang melibatkan evaluasi ahli, dan proses uji
utama. Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian
ini
berupa
persentase
se-
derhana.Penggunaan teknik analisis data disesuaikan dengan tahap-tahap penelitian yang dilalui oleh peneliti (lihat tabel 2). Tabel 2. Teknik Analisis Data yang Digunakan No. Tahap Penelitian Jenis Teknik Analisis Data 1 Analisis Teknik analisis data kebutuhan kualitatif 2 Evaluasi produk Teknik analisis data awal kualitatif 3 Uji coba lapangan Teknik analisis data awal kualitatif Teknik analisis data kuantitatif 4 Uji coba lapangan Teknik analisis data utama kualitatif Teknik analisis data kuantitatif
coba lapangan awal (preliminary field
Teknik analisis data kualitatif yang
testing). Instrumen pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Putro, Pengembangan Model Pembelajaran..... 101
teknik analisis data model Miles dan
saat
Huberman
2011:246-252).
mengumpulkan data, maka kesimpulan
Berikut langkah-langkah yang terdapat
yang dikemukakan merupakan kesimpulan
dalam model Miles dan Huberman:
yang kredibel.
(Sugiyono,
peneliti
a. Data Reduction
hal-hal
ke
lapangan
Teknik analisis data kuantitatif
Mereduksi data berarti merangkum, memilih
kembali
yang
pokok,
mem-
yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah teknik analisis
fokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
deskriptif
berupa
persentase
yang
tema dan polanya. Dengan demikian data
digunakan
untuk
menganalisis
hasil
yang telah direduksi akan memberikan
pengumpulan data uji coba lapangan.
gambaran yang lebih jelas, mempermudah
Rumus untuk mengolah data yang berupa
peneliti untuk melakukan pengumpulan
deskriptif persentase (Sudijono, 2008:43)
data selanjutnya, dan mencarinya bila
adalah sebagai berikut:
diperlukan.
P=
b. Data Display Yang
paling
sering
digunakan
F
X
N
100%
Keterangan :
untuk menyajikan data dalam penelitian
f: Frekuensi yang sedang dicari
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
persentasenya
naratif. Dengan menyajikan data, maka
N :Number of case (jumlah frekuensi dari
akan memudahkan untuk memahami apa
banyaknya individu)
yang
P : Angka persentase
terjadi,
merencanakan
kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang terjadi, merencanakan
kerja
selanjutnya
Apabila datanya berupa persentase, proporsi maupun rasio, maka kesimpulan
berdasarkan apa yang telah dipahami
dapat
tersebut.
permasalahannya
c. Conclusion Drawing
Berikut
Kesimpulan dikemukakan
awal
yang
masih bersifat sementara
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
apabila
kesimpulan
yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten
diambil,
ini
disesuaikan
dengan
(Arikunto
2006:344).
penggolongan
persentase
kategori yang akan digunakan adalah: Persentase kategori baik adalah = 76% - 100% digunakan Persentase kategori cukup adalah = 56% - 75%
digunakan
Persentase kategori kurang baik adalah = 40% - 55%
tidak digunakan
102 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 1, MARET 2016
Persentase kategori tidak baik adalah = < 40%
yang terjangkau dan sudah ada di MI
tidak digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jayan.
Evaluasi Produk Evaluasi produk dilakukan setelah
Analisis Kebutuhan Analisis
dilakukan
melakukan proses analisis kebutuhan dan
wawancara.
perencanaan penelitian. Dalam prosesnya,
Wawancara dengan pendidik bertujuan
evaluasi produk melibatkan 3 orang ahli.
untuk
dan
Ahli-ahli yang terlibat dalam evaluasi
kebutuhan yang digunakan sebagai dasar
produk adalah satu orang ahli yang
penelitian.
wawancara
berpengalaman di bidang pembelajaran
menyatakan bahwa MI Jayan memiliki
dan dua orang ahli yang berpengalaman di
prasarana yang terbatas untuk pelaksanaan
bidang ketrampilan gerak dasar. Ahli-ahli
mata
jasmani,
tersebut memberikan saran terkait dengan
olahraga, dan kesehatan. Keterbatasan
model pembelajaran yang dikembangkan
tersebut
oleh
dengan
kebutuhan
cara
melakukan
mengetahui
permasalahan
Hasil
pelajaran
dari
pendidikan
menghambat
menyalurkan
pendidik
kreativitas.
dalam
peneliti.Proses
evaluasi
produk
Terbatasnya
dilakukan untuk meningkatkan kualitas
prasarana dan efek yang ditimbulkan pada
model pembelajaran yang dikembangkan.
pendidik berpengaruh pada variasi model
Berikut data yang didapat dari proses
pembelajaran
evaluasi produk:
yang
digunakan
oleh
pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran. prasarana, mendapatkan
Selain pendidik
terbatasnya juga
belum
dukungan
untuk
mengembangkan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran
yang
baik.
permasalahan
yang
sebelumnya,
pendidik
telah
Dari
disebutkan
membutuhkan
model pembelajaran yang mendukung terjadinya
pembelajaran
Tabel 3. Hasil Model Pembelajaran I
pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan yang baik dan ditunjang dengan media pembelajaran
Aspek Penilaian Mendukung pendidik untuk menjadi motivator Mendukung pendidik untuk menjadi fasilitator Mendukung peserta didik aktif terlibat dalam pembelajaran Mendukung terjadinya pengembangan aspek kognitif Mendukung terjadinya pengembangan aspek afektif Mendukung terjadinya
Skor (%) 77,8
77,8
88,9
66,7
66,7
100,0
Saran - Jumlah bola yang digunakan sebaiknya jauh lebih banyak daripada jumlah peserta didik. - Bola yang digunakan sebaiknya terbuat dari bahan yang ringan. - Jarak antar cone diperjelas. - Durasi
Putro, Pengembangan Model Pembelajaran..... 103 pengembangan aspek psikomotorik
pelaksanaan lebih lama karena dapat digunakan sebagai pemanasan sebelum model pembelajaran selanjutnya.
Tabel 4. Hasil Model Pembelajaran II Aspek Penilaian Skor Saran (%) Mendukung 77,8 - Jumlah bola pendidik untuk yang menjadi motivator digunakan sebaiknya Mendukung 77,8 jauh lebih pendidik untuk banyak menjadi fasilitator daripada Mendukung 100,0 jumlah peserta didik aktif peserta didik. terlibat dalam - Bola yang pembelajaran digunakan Mendukung 66,7 sebaiknya terjadinya terbuat dari pengembangan bahan yang ringan. aspek kognitif Jarak antar Mendukung 66,7 cone terjadinya diperpendek. pengembangan - Jumlah cone aspek afektif ditambah Mendukung 100,0 agar peserta terjadinya didik lebih pengembangan banyak aspek melakukan psikomotorik lompatan dan loncatan. Tabel 5. Hasil Model Pembelajaran III Aspek Penilaian Skor Saran (%) Mendukung pendidik 77,8 - Jumlah bola untuk menjadi yang motivator digunakan Mendukung pendidik 77,8 sebaiknya untuk menjadi jauh lebih fasilitator banyak Mendukung peserta 100,0 daripada didik aktif terlibat jumlah dalam pembelajaran peserta didik. Mendukung 66,7 - Bola yang terjadinya digunakan pengembangan aspek sebaiknya kognitif terbuat dari
Mendukung terjadinya pengembangan aspek afektif Mendukung terjadinya pengembangan aspek psikomotorik
66,7
bahan yang ringan. - Jarak lari disesuaikan dengan jarak standar dalam TKJI.
100,0
Tabel 6. Hasil Model Pembelajaran IV Aspek Penilaian Skor (%) Saran Mendukung 88,9 - Jumlah bola pendidik untuk yang menjadi motivator digunakan Mendukung 88,9 sebaiknya pendidik untuk jauh lebih menjadi fasilitator banyak Mendukung peserta 100,0 daripada didik aktif terlibat jumlah dalam pembelajaran peserta Mendukung 88,9 didik. terjadinya - Bola yang pengembangan digunakan aspek kognitif sebaiknya Mendukung 88,9 terbuat dari terjadinya bahan yang pengembangan ringan. aspek afektif - Tempat Mendukung 100,0 yang terjadinya digunakan pengembangan untuk aspek psikomotorik menaruh bola diperlebar agar tidak terjadi penyempita n jalur lari. - Jarak lari disesuaikan dengan jarak standar dalam TKJI.
Bila
dilihat
pada
tabel
3-6
persentase tiap aspek yang dinilai di atas minimal
persentase
digunakan bagian
kategori
dapat
(Kategori persentase ada di
sebelumnya).
Dengan
hasil
persentase yang masuk dalam kategori dapat
digunakan,
maka
model
104 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 1, MARET 2016
pembelajaran dapat diujicobakan kepada peserta
didik dengan
beberapa
perubahan.
terdapat
pada
syarat
terdapat
Perubahan
model
yang
kali. Model Pembelajaran III
pembelajaran
berdasarkan pada saran yang diberikan oleh para ahli. Detail perubahan pada model pembelajaran yang dikembangkan dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Perubahan pada Model Pembelajaran Model Bentuk Awal Perubahan Pembelajaran Model - Bola yang - Jumlah Pembelajaran I digunakan bola hanya ditambah. berjumlah 2 - Bola yang kali lipat digunakan peserta terbuat dari didik. bahan - Bola belum plastik. ditentukan - Jarak antar jenisnya. cone ± 100 - Jarak antar cm. cone tidak - Durasi beraturan. kegiatan - Masingtidak masing berdasarka peserta n pada hanya berapa kali melakukan peserta sebanyak 5 melakukan kali. tapi berdasarka n waktu (20 menit). Model - Bola yang - Jumlah Pembelajaran digunakan bola II hanya ditambah. berjumlah 2 - Bola yang kali lipat digunakan peserta terbuat dari didik. bahan - Bola belum plastik. ditentukan - Jarak antar jenisnya. cone ± 75 - Jarak antar cm. cone tidak - Jumlah beraturan. cone yang - Masingharus masing dilompati peserta dan hanya diloncati melakukan berjumlah sebanyak 5 10 buah
Model Pembelajaran IV
- Bola yang digunakan hanya berjumlah 2 kali lipat peserta didik. - Bola belum ditentukan jenisnya. - Jarak lari belum ditentukan. - Masingmasing peserta hanya melakukan sebanyak 5 kali. - Bola yang digunakan hanya berjumlah 2 kali lipat peserta didik. - Bola belum ditentukan jenisnya. - Jarak lari belum ditentukan. - Masingmasing peserta hanya melakukan sebanyak 5 kali.
(bertambah 5 buah). - Jumlah bola ditambah. - Bola yang digunakan terbuat dari bahan plastik. - Jarak yang harus ditempuh peserta didik 15 meter bolakbalik.
- Jumlah bola ditambah. - Bola yang digunakan terbuat dari bahan plastik. - Jarak yang harus ditempuh peserta didik 30 meter. - Tempat untuk menaruh bola disesuaika n dengan lebar garis start.
Uji Coba Produk Uji coba produk dilaksanakan
dengan
subjek penelitian 20 peserta didik. Berikut hasil uji coba produk: Tabel 8. Hasil Uji Coba Model Pembelajaran I Aspek Penilaian Skor (%) Testi terlihat senang 60,00 Testi terlihat aktif 70,00 Testi diberi kesempatan untuk 100,00 mengembangkan aspek psikomotorik
Putro, Pengembangan Model Pembelajaran..... 105 Testi diberi kesempatan untuk mengembangkan aspek kognitif Testi diberi kesempatan untuk mengembangkan aspek afektif Rata-Rata Skor
100,00
didik senang, terlibat aktif, dan mendapat
75,00
kesempatan untuk mengembangkan aspek
81,00
pendidikan
secara
lengkap
dan
proporsional. Tabel 9. Hasil Uji Coba Model Pembelajaran II Aspek Penilaian Skor (%) Testi terlihat senang 80,00 Testi terlihat aktif 90,00 Testi diberi kesempatan untuk 100,00 mengembangkan aspek psikomotorik Testi diberi kesempatan untuk 100,00 mengembangkan aspek kognitif Testi diberi kesempatan untuk 80,00 mengembangkan aspek afektif Rata-Rata Skor 90,00 Tabel 10. Hasil Uji Coba Model Pembelajaran III Aspek Penilaian Skor (%) Testi terlihat senang 75,00 Testi terlihat aktif 75,00 Testi diberi kesempatan untuk 100,00 mengembangkan aspek psikomotorik Testi diberi kesempatan untuk 100,00 mengembangkan aspek kognitif Testi diberi kesempatan untuk 90,00 mengembangkan aspek afektif Rata-Rata Skor 88,00 Tabel 11. Hasil Uji Coba Model Pembelajaran IV Aspek Penilaian Skor (%) Testi terlihat senang 90,00 Testi terlihat aktif 90,00 Testi diberi kesempatan 100,00 untuk mengembangkan aspek psikomotorik Testi diberi kesempatan 100,00 untuk mengembangkan aspek kognitif Testi diberi kesempatan 100,00 untuk mengembangkan aspek afektif Rata-Rata Skor 96,00
Hasil yang terdapat pada tabel 8-11 menunjukkan bahwa model pembelajaran I-IV
membantu
proses
pembelajaran
ketrampilan gerak dasar. Menurut hasil uji coba model pembelajaran membuat peserta
SIMPULAN Berdasarkan penelitian
dapat
data diambil
pada
hasil
beberapa
simpulan terkait proses pengembangan model pembelajaran yang dilakukan oleh penulis. Simpulan yang ditulis oleh penulis berdasarkan pada tahapan yang dilalui dalam
mengembangkan
model
pembelajaran. Detail simpulan penelitian dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Simpulan Penelitian Tahap Simpulan Analisis - Pendidik membutuhkan kebutuhan model pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik dan membuat peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. - Model pembelajaran yang dikembangkan digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat pada MI Jayan. Evaluasi - Model pembelajaran I-IV Produk dapat digunakan dalam proses pembelajaran. - Beberapa saran diberikan oleh para ahli (dapat dilihat pada bab IV) agar model pembelajaran menjadi lebih baik. Uji Coba - Model pembelajaran membantu pendidik untuk melaksanakan proses pembelajran yang menyenangkan, aktif, dan mengembangkan aspek pendidikan secara keseluruhan. - Model pembelajaran dapat digunakan oleh pendidik.
106 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 1, MARET 2016
tak diterbitkan, Universitas Negeri Sebelas Maret.
Berikut beberapa saran bagi pihakpihak yang terkait dengan proses penelitian dan pengembangan, yaitu (1) penulis lain yang ingin mengambil tema penelitian dan pengembangan memperluas
yang
sama
cakupan
sebaiknya
penelitian
agar
menghasilkan model pembelajaran yang lebih komplit, menyenangkan, terjangkau, dan aktif, (2) Model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh peneliti dapat dijadikan motivasi bagi MI Jayan untuk memfasilitasi dengan
proses belajar
media
yang
mengajar
layak
dan
memfasilitasi pendidik untuk menyalurkan kreativitasnya, dan (3) Pendidik sebaiknya harus lebih kreatif dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada untuk mengembangkan
model
pembelajaran
terkait dengan materi yang akan diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, Dwi. 2010. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode structuralsebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran menggambar bentuksiswa kelas X jurusan seni rupa SMKN 9 Surakartatahun ajaran 2009/2010. Skripsi Sarjana
Borg,
W. R. dan Gall, M. D. 1983.Educational Research: An Introduction Fourth Edition. New York: Longman.
BSNP. 2006. 702. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Dwiyogo W. D. 2008. Aplikasi Teknologi Pembelajaran. Media Pembelajaran Penjas dan Olahraga.Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan UM. Kemendiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Kemendiknas. 2006. Lampiran 1 Permendiknas Nomor 22. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Santyasa, W. 2007.Landasan Konseptual Media Pembelajaran.Disajikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan. Sudijono, A. 2008.Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualtitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.