PENGEMBANGAN MODEL KETERAMPILAN PROSES IPS-SD YANG BERBASIS KOMPETENSI I.W.Kertih, W. Lasmawan, N. Natajaya (2004) Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya keresahan seputar rendahnya kualitas proses dan produk pembelajaran MPIS pada jenjang sekolah dasar. Pengembangan model keterampilan proses MPIS yang berbasis kompetensi dan buku pedoman guru tentang aplikasi model keterampilan proses berbasis kompetensi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai antisipasi semakin kompleksnya tantangan dan permasalahan pembelajaran MPIS pada jenjang sekolah dasar, yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan pemahaman materi dan keterampilan sosial peserta didik. Target utama dari penelitian ini adalah dihasilkannya produk berupa model keterampilan proses MPIS-SD berbasis kompetensi dan buku pedoman guru tentang aplikasi model keterampilan proses MPIS-SD yang berbasis kompetensi. Pencapaian target tersebut dilakukan dengan memilih model pendekatan penelitian dan pengembangan. Langkahlangkah dari pendekatan penelitian dan pengembangan, pada dasarnya terdiri dari: (1) bibliografi research, (2) developing model, dan (3) experimentation model. Keseluruhan data penelitian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif, yaitu analisis variansi dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum MPIS yang berbasis kompetensi telah mengandung sejumlah kompetensi dasar yang harus direalisasikan oleh guru, kinerja guru saat ini belum mengarah pada pencapaian kompetensi dasar MPIS, sumber pembelajaran MPIS yang dikembangkan guru berasal dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, konsep dan generalisasi MPIS yang dikembangkan guru mengacu pada 4 kompetensi dasar MPIS yaitu kompetensi personal, kompetensi sosial, kompetensi akademik, dan kompetensi vokasional, dan rancangan keterampilan proses MPIS-SD yang berbasis kompetensi terdiri dari 6 komponen utama, yaitu: keterampilan menggali informasi, keterampilan mengolah informasi, keterampilan merumuskan hipotesa, keterampilan menarik kesimpulan, dan keterampilan berdemokrasi. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dirumuskan rekomendasi bahwa pengembangan model keterampilan proses MPIS-SD 1
berbasis kompetensi harus segera dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran MPIS di sekolah dasar.
Kata Kunci: skill proccess model, social studies, competency.
DEVELOPING OF SKILL PROCCESS MODEL OF ELEMENTARY SOCIAL STUDIES BASED ON COMPETENCY I.W.Kertih, W. Lasmawan, N. Natajaya (2004) Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja
ABSTRACT This study was conducted with a concern around the low of social studies teaching process and product at elementary school. The development of the skill proccess model of elementary social studies based on competency and teacher guiding book about how to implementation the model in this study was meant as an anticipated of increasingly complex challenges and problems of social studies teaching at the elementary school, which was eventually expected to able to improve the student’s achievement and social skill of the student’s. The purpose of the study was the success to produce develop of skill proccess model of elementary social studies based competency and teacher guiding book about how to implementation the model. The attainment of the target was made through research and development (R&D) approach. The steps in this approach were: (1) bibliografi research, (2) development of a model, and (3) experimentation of the model. All of data was analysis through descriptive-qualitative and quantitative methods, namely Two Way Anava. The result demonstrated that elementary social studies curriculum contains a set of major competency which was release by teacher, teacher performance at this time not yet showed tended social studies competencies, the resources of social studies teaching are environment of family, school, and society, concepts and generalization of social studies which was develop by teachers tended of four competency, namely: personal competency, social competency, academic competency, and vocational competency, and prototife of elementary skill proccess model contains six major concepts, namely: access of information 2
skill, management of information skill, formulated of hyphotesis skill, communicated of information skill, and skill of democration. Based on research result above, have to formulated recommendation is skill proccess model base competency should be develop to improve quality of social studies teaching zoon.
Key Words: model keterampilan proses, MPIS, and kompetensi
yang selama ini sering tidak “satu bahasa”
I. PENDAHULUAN Inovasi nasional
kurikulum
pada
dasarnya
pendidikan dimaksudkan
sehingga komunikasi penanganan masalah pendidikan sering terhenti di tengah jalan.
untuk memperbaiki berbagai kelemahan
Menyadari demikian kompleksnya
dan kekurangan yang ada pada kurikulum
permasalahan
berkait
terdahulu.
pemberlakuan
KBK
berbasis
Pemberlakuan kompetensi
kurikulum
(KBK)
secara
khususnya
dengan secara
rencana nasional,
yang menyangkut
nasional, dimaksudkan sebagai salah satu
sumber
cara memperbaiki kualitas pendidikan
pengembang kurikulum), maka diperlukan
nasional secara makro. Implementasi KBK
berbagai terobosan yang terprogram dan
secara nasional, baru akan dilakukan pada
sejalan dengan semangat KBK, sehingga
tahun 2004, namun saat ini telah dilakukan
nantinya
uji coba di beberapa daerah provinsi, untuk
memperlancar pelaksanaan KBK di era
mendapatkan gambaran tentang visibelitas
otonomi saat ini.
dan nilai strategis KBK bagi kepentingan
Di
penyusunan
strategi
kebijakan
daya
manusia
dimensi
mampu
dalam
(pelaku
membantu
KBK,
setiap
dan
dan
mata
dalam
pelajaran/bidang studi dai jenjang sekolah
bidang pendidikan. Pemberlakuan KBK,
dasar hingga SMU terdapat kompetensi
menuntut setiap insan yang bernaung di
dasar yang harus “diterjemahkan” oleh
bawah kebesaran panji-panji pendidikan
guru
melakukan
yang
instrumental sesuai dengan kondisi daerah
menyangkut kualitas personal maupun
dan kebutuhan belajar peserta didik pada
institusionalnya.
setiap
pembaharuan,
Hal
baik
ini
penting,
menjadi
mata
beberapa
kompetensi
pelajaran/bidang
studi
mengingat KBK memberikan porsi yang
bersangkutan. Di sisi lain, seorang guru
cukup leluasa kepada kalangan pelaku dan
dituntut
pengembang
di
mengembangkan ketrampilan proses yang
dalamnya kalangan birokrat pendidikan
kondusif dalam setiap pembelajaan yang 3
kurikulum,
termasuk
pula
untuk
mampu
dilakukannya, mengingat “stressed’ dari
MPIS ?, unsur-unsur apa saja yang harus
KBK
“transfering
diakomodir dalam ketrampilan proses
concepts” melainkan pada “penanaman
MPIS tersebut ?, dan bagaimana caranya
dan pemupukan” kompetensi akademis
mengaitkan ketrampilan proses MPIS
dan
dengan tuntutan pencapaian kompetensi
bukan
lagi
sosial
pada
untuk
pelajaran/bidang
setiap
studi.
mata
Pembelajaran
dasar
dan
kompetensi
instrumental
MPIS sebagaimana yang tercandra dalam
sebagimana yang diharapkan oleh KBK ?.
KBK, berisikan kompetensi-kompetensi
Permasalahan-permasalahan
dasar yang nantinya harus diejawantahkan
tampaknya memerlukan jawaban atau
oleh
solusi yang segera dan aplikatif berkait
guru
ke
dalam
seperangkat
atas,
kompetensi instrumental sesuai dengan
dengan
candraan pokok bahasan atau topik materi
nasional, khususnya dalam pembelajaran
tang tertera dalam GBPP dan kurikulum
MPIS pada jenjang sekolah dasar.
MPIS
sekolah
dasar.
Salah
satu
pemberlakuan
di
Menyadari
KBK
demikian
secara
urgennya
karakteristik pembelajaran MPIS pada
masalah pembelajaran MPIS, khususnya
jenjang sekolah dasar adalah bagaimana
berkenaan dengan ketrampilan proses
guru mampu mengembangkan ketrampilan
MPIS yang selama ini masih rancu atau
proses
bahkan belum membudaya di kalangan
yang
mampu
mengkondisikan
peserta didik dapat belajar, bermain, dan
guru
berlatih secara optimal bagi kepentingan
membelajarkan MPIS, maka penelitian ini
belajarnya
akan
selama
pembelajaran
berlangsung (Waterworth, 2002).
MPIS
yang
difokuskan
setiap
saat
pada
upaya
pengembangan model ketrampilan proses
Berdasarkan beberapa pendapat di
MPIS
sekolah
dasar
yang
berbasis
atas, tampaknya, ada seperangkat beban
kompetensi,
sehingga
nantinya
dapat
yang melekat pada pundak guru dalam
membantu
kalangan
guru
dalam
membelajarkan
dengan
membelajarkan MPIS dengan lebih baik
diberlakukannya KBK secara nasional.
dan bermakna bagi peserta didik. Melalui
Persoalan yang sangat esensial berkait
pengembangan model ketrampilan proses
dengan hal tersebut, adalah ketrampilan
MPIS, buku petunjuk guru, dan contoh-
proses yang bagaimanakah yang cocok
contoh
dikembangkan dalam pembelajaran MPIS
proses untuk setiap pokok bahasan MPIS
sekolah dasar ?, bagaimanakah caranya
sekolah
mengembangkan
seputar rendahnya kualitas proses dan
selama
MPIS
ketrampilan
berlangsungnya
proses
penerapan
dasar,
model
diharapkan
ketrampilan
keresahan
pembelajaran 2
perolehan belajar peserta didik, dapat di
berbasis
eliminir.
produk pada penelitian tahap I ?, dan (7)
Berdasarkan masalah
di
latar
atas,
diformulasikan
bagaimanakah rancangan awal (prototife)
dapat
buku petunjuk guru dalam penerapan
maka
rumusan
berikut:
candraan
(1)
masalah
pembelajaran
MPIS
berdasarkan
model keterampilan proses
MPIS-SD
berbasis kompetensi ?.
bagaimanakah
kompetensi
yang merupakan
belakang
penelitian pada tahun 1 (tahap I) ini sebagai
kompetensi
Untuk
mengkaji
keseluruhan
dan
model
dimensi permasalahan penelitian di atas,
sekolah
dasar
akan digunakan pendekatan penelitian dan
kurikulum
berbasis
pengembangan
(research
and
kompetensi (KBK) yang diberlakukan saat
development)
ini ?, (2) bagaimanakah kinerja guru dan
keseluruhan
kebutuhan
MPIS di sekolah dasar yang ada di
belajar
siswa
dalam
dengan
menjadikan
komponen
pembelajaran
pembelajaran mata pelajaran ilmu-ilmu
Kabupaten
sosial (MPIS) di sekolah dasar berdasarkan
penelitian. Analisis data penelitian akan
kurikulum
dilakukan
berbasis
kompetensi
yang
Buleleng
dengan
sebagai
memadukan
sunjek
teknik
diberlakukan saat ini ?, (3) apakah
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif,
kurikulum mata pelajaran ilmu-ilmu sosial
yaitu analisis varians dua jalur.
(MPIS) sekolah dasar yang berbasis kompetensi
akomodatif
bagi
pengembangan keterampilan proses MPIS berbasis kompetensi ?, (4) philosofi dan
II. PENYAJIAN
pengembangan
keterampilan
proses
model
MPIS
berbasis
Berdasarkan hasil analisis terhadap kurikulum MPIS yang ada saat ini, yaitu kurikulum
kompetensi ?, (5) kompetensi dasar dan
maka
konsep-generalisasi
rasional,
utama
yang
DAN
PEMBAHASAN
konsep dasar yang bagaimanakah yang mendasari
HASIL
yang
dapat
berbasis
kompetensi,
dideskripsikan
tujuan,
sumber
tentang belajar,
bagaimanakah yang harus diakomodasi
pembelajaran, penilaian, dan kompetensi
dalam pengembangan model keterampilan
dari pembelajaran MPIS pada jenjang
proses MPIS berbasis kompetensi di
skeolah dasar. Di sisi lain, berdasarkan
sekolah
kurikulum
hasil angket yang telah diberikan kepada
berbasis kompetensi ?, (6) bagaimanakah
guru dan peserta didik, maka telah dapat
rancangan
model
diidentifikasi dan diformulasikan tentang
keterampilan proses MPIS sekolah dasar
kondisi pembelajaran MPIS yang ada saat 3
dasar
berdasarkan
awal
(prototife)
ini.
Guru
sebagai
pengembang
dan
pelaksana kurikulum di lapangan (dimensi sekolah),
tampaknya
pemahaman tugas
belum
profesinya
membelajarkan
MPIS.
kuirikulum terdahulu).
memiliki
yang memadai mengenai
dan
yang digunakan (buku paket warusan
dalam
Bagi
guru,
Pengembangan
materi
pembelajaran guru sangat bersang dari nilai-nilai sosial
dan tidak akomodatif
terhadap isu atau masalah nilai sosial-
membelajarkan MPIS lebih merupakan
kemasyarakatan
wujud nyata dari pelaksanaan tugasnya
masyarakat
sebagai guru. Kondisi ini diperkuat dengan
menstumuli berkembangnya keterampilan
belum
guru
proses selama pembelajaran. Guru hanya
dari
berupaya
memadainya
mengenai
esensi
pemahaman
dan
substansi
aktual
yang
yang
ada
nantinya
di
akan
menyampaikan
materi
pembelajaran MPIS itu sendiri. Guru lebih
berdasarkan konsep yang ada di kepalanya
menganggap
tanpa
pembelajaran
MPIS
itu
berupaya
memperluas
sebagai upaya mengajarkan fakta, data,
memperdalam
dan
sosial
kebutuhan belajar peserta didik pada topik
kemasyarakatan termasuk sejarah kepada
yang dibelajarkan. Di lain fihak, model
peserta
melakukan
dan bentuk evaluasi yang dikembangkan
pembelajaran MPIS, tampak bahwa guru
oleh guru, lebih mengacu pada upaya
belum mampu mengoptimalkan sumbe
pengkuran
belajar yang ada di lingkungan sekolah
MPIS semata, dengan tanpa disertai upaya
maupun di luar lingkungan sekolah. Guru
menggali keterampilan berpikir peserta
lebih banyak menjadikan buku paket
didik menyangkut keterampilan proses
(warisan dari kurikulum lama) sebagai
dalam pembelajaran MPIS itu sendiri.
sumber belajar utama bagi peserta didik.
Bentuk tes yang lebih banyak digunakan
Kondisi
adalah bentuk tes formal yaitu menjawab
peristiwa-peristiwa
didik.
ini
Dalam
diperkuat
lagi
dengan
materi
pemahaman
pengembangan materi pembelajaran yang
singkat dan pilihan ganda.
dibuat oleh guru dalam silabusnya tidak
Berdasarkan
mencerminkan
adanya
upaya
sesuai
atau dengan
konsep-konsep
realitas
tersebut,
tampaknya pembelajaran MPIS yang ada
pengembangan keterampilan proses dalam
saat
pembelajaran
Pengembangan
menuju terwujudnya pembelajaran MPIS
materi guru lebih mengarah pada upaya
yang bermakna, yang mengarah pada
menjejali
berkembangnya
MPIS.
siswa
dengan
fakta,
data,
ini,
masih
perlu
dikembangkan
keterampilan
personal,
konsep, dan generalisasi MPIS yang telah
sosial, akademis, dan vokasional siswa,
ada dan tersusun rapi pada buku sumber
khususnya
menyangkut
pemahaman 4
konsep-generalisasi MPIS yang esensial dan aplikatif, dan keterampilan proses dalam
pembelajaran
MPIS
melalui
akomodasi isu-masalah sosial dan budaya
(k) Menafsirkan pembagian kerja dalam keluarga (KLK 2, 6, 9) (l) Menggolongkan kebutuhan dirinya (KLK 2, 8) (m) Menghargai
aktual yang ada di masyarakat. Berdasarkan hasil interview yang mendalam dan hasil diskusi secara intensif
jenis-jenis
pekerjaan
(KLK 2, 6, 9) (n) Menentukan
hubungan
antara
dengan 40 orang guru dan 5 orang guru
sumber daya alam dengan kegiatan
senior (guru inti), telah dapat diidentifikasi
ekonomi setempat (KLK 8, 9)
dan diklarifikasi kompetensi dasar dan
(o) Membandingkan
keanekaragaman
beberapa konsep-generalisasi MPIS yang
suku bangsa yang ada di lingkungan
esensial dan aplikatif yang semestinya
setempat. (KLK 1, 2, 6, 7)
terakomodir dalam pembelajaran MPIS
(p) Menyajikan dalam berbagai bentuk
pada jenjang sekolah dasar. Kompetensi
(lisan, tulisan, ilustrasi) peristiwa
dasar MPIS pada jenjang sekolah dasar
penting
terdiri dari:
peninggalan sejarah yang pernah
(a) Mentaati peraturan-peraturan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat (b) Membuat
denah/peta
lingkungan
dalam
keluargadan
diamati (KLK 6, 7) (q) Membandingkan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi pada masa lalu dan masa kini (KLK 6,7)
setempat (KLK 3, 6) (c) Menggolongkan ciri-ciri lingkungan
(r) Menafsirkan dalam
alam, dan buatan. (KLK 5, 6) (d) Menafsirkan proses-proses fisik dan
perubahanperubahan pranata
keluarga
(KLK 1, 2, 6)
sosial di muka bumi (KLK 5, 6) (e) Menggolongkan
kerjasama
untuk
Sementara generalisasi MPIS yang
mendapatkan sumber daya
strategis dan aplikatif menurut kurikulum
(KLK 2, 9)
MPIS yang berbasis kompetensi antara
(f) Mengidentifikasi sumber daya
lain: (1) lingkungan tempat tinggal, (2)
(g) Membuat deskripsi sumber daya
interaksi sosial, (3) pemanfaatan sumber
(h) Menggolongkan sumber daya
daya alam, (4) wilayah, (5) ruang dan
(i) Memberi contoh bentuk kerjasama
waktu, (6) pengaruh lingkungan terhadap
untuk mendapatkan sumber daya
mata pencaharian, (7) transportasi dan
(j) Menyimpulkan tentang jual beli
komunikasi dalam masyarakat, (8) pasar,
(KLK 2, 6)
(9) kebudayaan, (10), penduduk, (11) 5
sejarah kota, (12) mata pencaharian, (13)
memilih
manusia sebagai mahluk yang monodualis,
generalisasi MPIS yang esensial dan
(14) peradaban manusia berkaitan secara
aplikatif yang semestinya dipahami dan
fungsional
dikuasai
dengan
kebudayaan,
(15)
dan
menetapkan
oleh
peserta
konsep-
didik
manusia bisa mempengaruhi lingkungan,
berkompetensi
dan sebaliknya lingkungan bisa merusak
persoalan
tatanan kehidupan umat manusia, (16)
masyarakatnya. Di sisi lain, dalam setiap
dalam
harus
pembelajaran MPIS, keterampilan proses
memperhatikan dan mentaati norrma-
harus terus dikembangkan, mengingat
norma sosial dan hukum, dan (17) masa
hanya dengan keterampilan prosrs yang
lalu merupakan cermin bagi manusia untuk
berbasis kompetensi peserta didik (siswa)
menjalani kehidupan hari ini, dan dasar
akan dapat menguasai kompetensi dasar
merencanakan
pembelajaran MPIS. Untuk itu, materi
bermasyarakat,
masa
manusia
depan.
Konsep-
memecahkan
agar
yang
ada
lingkungan
generalisasi MPIS ini diasumsikan dapat
pembelajaran
menjadi representasi dari keseluruhan
memuat
konsep-generalisasi
yang
generalisasi MPIS yang esensial dan
dalam
aplikatif, sehingga mampu membantu
pembelajaran MPIS pada jenjang sekolah
peserta didik dalam menjadikan dirinya
dasar.
warga masyarakat yang tanggap terhadap
semestinya
utama
diakomodir
Pembelajaran MPIS sebagai media strategis
pembelajaran
dan
pelatihan
dan
MPIS,
di
berbagai
logikanya
mengakomodir
harus konsep-
berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya.
peserta didik menjadi warga negara yang
Melalui akomodasi konsep dan
berkualitas dan mampu bermasyarakat
generalisasi MPIS yang esensial dan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
aplikatif dalam pembelajaran MPIS, maka
senantiasa terkait dengan berbagai isu-
dihaapkan peserta didik bukan semata-
masalah yang ada dan berkembang di
mata
masyarakat.
rasional
generalisasi MPIS tersebut, melainkan
pembelajaran
yang lebih utama adalah bagaimana
Sejalan
tersebut,
maka
MPIS,
diharapkan
membelajarkan
dengan
melalui
dan
guru
mampu
mereka
berupaya
memahami
menjadikan
konsep-
konsep-genealisasi
melatihkan
yang telah dipahaminya untuk digunakan
seperangkat kemampuan dan keterampilan
dalam memecahkan berbagai isu-masalah
kepada pesertadidik sebagai bekal untuk
sosial yang ada di masyarakat tempat
memahami lingkungan tempat tinggalnya.
tinggalnya. Kontekstualitas ini bertalian
Untuk itu, maka guru harus mampu
dengan misi dan fungsi pembelajarran 6
MPIS sebagai wahana pendidikan dan
pelibatan
pembentukan warga negara yang strategis
berlangsungnya
menuju terwujudnya warga negara yang
konteks ini, tampaknya guru cenderung
berkualitas dan sociotable. Para guru
mengabaikan masyarakat, khususnya isu
menyadari bahwa pembelajaran MPIS
atau masalah nilai sosial-kemasyarakatan
sangat dekat dengan masyarakat, karena
aktual
masyarakat merupakan sumber utama
pembelajarannya.
pembelajaran. Oleh sebab itu, para guru
pembelajaran guru lebih mengarah pada
responden
upaya pencapaian pemahaman konsep-
sangat
rencana
responsif
terhadap
pengembangan
keterampilan
proses
model
yang
peserta
dalam
didik
selama
pembelajaran.
Dalam
mengembangkan
materi
Rancangan
konsep MPIS oleh peserta didik.
berbasis
Dilihat dari pemanfaatan sumber
kompetensi dalam pembelajaran MPIS di
belajar, baik yang ada di dalam lingkungan
sekolah dasar. Artinya, bahwa guru telah
sekolah maupun di masyarakat sekitar
memiliki
lingkungan
sekolah
maupun
tentang dasar-dasar pembelajaran MPIS
masyarakat,
ternyata
guru
dan
mengakomodasi berbagai sumber belajar
pemahaman
substansi
yang
materi
memadai
yang
harus
dibelajarkannya. Rencana
di telah
dalam pembelajaran MPIS dengan KBK, pembelajaran
sebagai
antara
lain:
(1)
perpustakaan,
(2)
sebuah komponen esensial dalam kegiatan
lingkungan (tata ruang) sekolah, (3) pasar,
pembelajaran harus mampu mencerminkan
(4)
realitas
akan
kemasyarakatan yang ada di lingkungan
selama
masyarakat sekitar sekolah, (5) atraksi atau
berlangsungnya pembelajaran. Untuk itu,
pertunjukan budaya rutin yang ada di
rencana
hendaknya
lingkungan masyarakat sekitar sekolah, (6)
dirancang dengan baik, dengan melihat
peninggalan atau monumen sejarah yang
dan mempertimbangkan kemampuan dan
ada di lingkungan masyarakat di sekitar
kepentingan
sekolah.
riil
dikembangkan
yang
nantinya
oleh
guru
pembelajaran
belajar
peserta
didik.
Berkaitan dengan pengembangan buku ajar
dan
model
pembelajaran
yang
berwawasan nilai sosial-kemasyarakatan,
lembaga-lembaga
nilai
sosial-
Mengenai aktivitas pembelajaran riil guru dalam kelas, berdasarkan hasil observasi
dapat
disimpulkan
hal-hal
tampaknya rancangan pembelajaran yang
sebagai berikut: (1) guru jarang sekali
selama ini dikembangkan oleh guru masih
menyampaikan
perlu
sebelum
ditingkatkan,
baik
mengenai
tujuan
memulai
pembelajaran
pembelajaran,
(2)
komponen-komponennya maupun upaya 7
layanan belajar guu, baik secaa individual
dilakukan upaya yang terprogram dari
maupun
berbagai kalangan, khususnya menyangkut
kelompok
sangat
jarang
dilakukan, (3) guru lebih menekankan
model
pembelajaran
yang
pada upaya pencekokan konsep-konsep
dalam pembelajaran MPIS.
digunakan
belaka kepada peserta didik lewat sajian
Dilihat dari rancangan silabus yang
belajarnya, (4) metode yang dominan
dikembangkan guru, tampak bahwa mulai
digunakan untuk membelajarkan materi
dari
MPIS adalah metode ceramah bervariasi
pengembangan
yang lebih banyak ceramahnya, (5) buku
langkah
teks (buku paket) yang diterbitkan oleh
pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa
Depdikbud
guru sangat sedikit bahkan hampir tidak
merupakan
pembelajaran
utama,
sumber
dimana
secara
aspek
perumusan materi
hasil
belajar,
ajar,
langkah-
dan
evaluasi
pembelajaran,
mempertimbangkan
pengembangan
kuantitatif tidak seimbang dengan rasio
keterampilan
peserta didik, (6) guru jarang (bahkan
pembelajarannya. Artinya bahwa dalam
tidak sama sekali) mengangkat isu-isu
menyusun
sosial dan budaya selama berlangsungnya
keterampilan
proses
yang
pembelajaran, (7) sumber0sumber belajar
diperlukan
bagi
pengembangan
yang ada di lingkungan sekolah dan di luar
keterampilan
berpikir
lingkungan sekolah belum dimanfaatkan
kompetensi
siswanya.
secarra optimal oleh guru, (8) interaksi
formulasi
hasil
pembelajaran lebih memposisikan guru
pengorganisasian
sebagai otoritas tunggal pembelajaran,
dikembangkan, oleh guru tampak lebih
sehingga peserta didik lebih banyak
menekankan kepada penguasaan konsep-
berposisi sebagai objek pembelajaan yang
konsep MPIS sebagaimana yang telah ada
fasif, dan (9) evaluasi proses jarang
dalam
dilakukan oleh guru, dan kesempatan
ditunjuk oleh guru untuk menjadi referensi
peserta
siswa dalam MPIS.
didik
untuk
mengajukan
proses
silabus,
beberapa
dalam
rencana
guru mengabaikan
dan
sangat
aktualisasi
Dilihat belajar
materi
buku
dari dan
ajar
yang
sumber
yang
pertanyaan ataupun gagasan sangat sempit,
Berlandaskan pada temuan di atas,
karena pembelajaran didominasi oleh guru.
tampaknya upaya pengembangan model
Kondisi pembelajaran yang demikian,
keterampilan
tampaknya masih jauh dari harapan bagi
kompetensi sudah menjadi kebutuhan yang
tumbuh dan berkembangnya keterampilan
tidak bisa ditawar-tawar lagi. Hal ini
proses untuk menjadikan peserta didik
semakin diperkuat dengan perkembangan
yang berkompetensi. Untuk itu perlu
masyarakat yang demikian pesat, sehingga 8
proses
MPIS
berbasis
diperlukan sumber daya manusia yang
terhadap hasil penelitian sebagaimana
berkompetensi agar mampu melakoni
yang telah diuraikan di atas, maka dapat
kehidupan
diformulasikan
melalui
masyarakat
global.
pengembangan
Hanya
beberapa
hal
sebagai
keterampilan
berikut: (1) Kurikulum MPIS sekolah
kompetensi,
dasar yang berbasis kompetensi berisikan
pembelajaran MPIS dapat melahirkan
sejumlah target pencapaian kompetensi
peserta didik yang berkompetensi. Di sisi
yang harus diwujudkan oleh guru sebagai
lain, pengembangan model keterampilan
produk dari pembelajarannya. KBK MPIS-
proses
perlu
SD berisikan tentang rasional, tujuan,
mempertimbangkan ketersediaan sumber
kompetensi dasar, tehnik membelajarkan,
belajar baik yang ada di dalam maupun di
hasil belajar, indikator hasil belajar, dan
lua lingkungan sekolah. Demikian juga
kompetensi
halnya dengan pertimbangan kematangan
diterjadikan
psikologis peserta didik pada jenjang
pembelajaran MPIS, (2) guru dalam
sekolah dasar, yang umumnya berada pada
membelajarkan MPIS saat ini belum
taraf
sehingga
mampu mengembangkan materinya secara
keterampilan proses yang dikembangkan
komprehensif melalui akomodasi nilai-
dalam pembelajaran MPIS benar-benar
nilai dan isu sosial aktual di masyarakat
sesuai dengan target dan esensi dari
sebagai
pembelajaran MPIS itu sendiri. Hal ini
keterampilan proses dalam pembelajaran,
penting
(3)
proses
yang
ini
berbasis
tampaknya
operasional
kongkrit,
dilakukan,
minimal oleh
fasilitas
guru
bagi
melalui
berkembangnya
model
MPIS
berbasis
generalisasi utama MPIS yang harus
kompetensi yang dikembangkan sebagai
dibelajarkan oleh guru kepada siswanya
produk penelitian ini (tahun 3) benar-benar
sesuai dengan candraan kompetensi dasar
komprehensif dan aplikatif serta mampu
yang tertuang dalam kurikulum berbasis
menjawab
kepentingan
kompetensi
MPIS-SD,
belajar peserta didik dalam pembelajaran
menunjang
terwujudnya
MPIS dengan KBK.
proses dalam pembelajaran MPIS, maka
proses
sebagian
dari
sejumlah
harus
agar
keterampilan
terdapat
yang
konsep
(4)
dan
untuk
keterampilan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru perlu dikemas sedemikian rupa dengan III. PENUTUP
tetap
3.1 Kesimpulan
masalah sosial ke dalam kelas, sehingga
Berdasarkan permasalahan pokok penelitian dan hasil serta pembahasan
mengangkat
isu
atau
masalah-
siswa dapat mengembangkan dan melatih seperangkat
kompetensinya
secara 9
optimal,
dan
(5)
rancangan
model
konsep-generalisasi MPIS yang esensial
keterampilan proses MPIS-SD berbasis
dan
kompetensi
menjadikan siswa sebagai sumber daya
yang akan dikembangkan
aplikatif,
serta
dalam
dalam penelitian ini terdiri dari kompetensi
yang
dasar yang mana setiap kompetensi terdiri
dikembangkan model keterampilan proses
dari beberapa indikator, yaitu: (1) mampu
MPIS-SD
mencari, menetapkan, mendiversifikasi,
dengan nafas dan arah dari pembelakuan
menjustifikasi,
sumber
kurikulum berbasis kompetensi dalam
mengelola,
pembelajaran MPIS sekolah dasar, dan (2)
menjustifikasi, mmverifikasi, menyeleksi,
perlunya dirancang buku pedoman bagi
dan menetapkan informasi yang benar dan
guru tentang bagaimana penerapan model
salah, (3) mampu merancang, menguji,
keterampilan proses MPIS sekolah dasar
dan
sementara
berbasis kompetensi, sebagai penunjang
(hipotesa) terhadap kebenaran informasi
dalam pencapaian lulusan sekolah dasar
dalam
sebuah
yang berkompeten di bidang penyelesaian
permasalahan atau isu-isu sosial, (4)
masalah-masalah sosial di masyarakat
mampu
membenarkan,
sebagai target pembelajaran MPIS di
menyalahkan, menambah, dan mengurangi
sekolah dasar. Model keterampilan proses
informasi yang diperoleh berdasarkan
MPIS berbasis kompetensi hendaknya
konteks sosial permasalahan, (5) mampu
dirancang
menyampaikan,
latar sosial dan psikologis siswa, serta
informasi,
dan
(2)
memilih
mampu
menetapkan
dugaan
menyelesaikan
menyampaikan,
membenarkan,
berkompetensi,
berbasis
dengan
maka
rangka
kompetensi
perlu
sesuai
mempertimbangkan
menyalahkan, menambah, dan mengurangi
mengandung
tahapan-tahapan
yang
informasi yang diperoleh berdasarkan
mampu memfasilitasi peserta didik untuk
konteks sosial permasalahan, dan (6)
terlibat secara dini dan optimal selama
mampu menerima, menghargai, mentaati,
berlangsungnya pembelajaran, sehingga
dan melaksanakan keputusan bersama
nantinya dapat meningkatkan pemahaman
yang telah ditetapkan secara bersama.
materi dan pencapaian kompetensi dasar dalam pembelajaran MPIS.
3.2 SARAN-SARAN Berdasarkan hasil dan simpulan penelitian di atas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: (1) untuk
DAFTAR PUSTAKA Aikenhead, G. (1999). “The Integration of Skills Process into Science Education”. Theory Into Practice, 31 (1), 27-35.
meningkatkan pemahaman siswa terhadap 10
Al-Muchtar, S. (1991). Pengembangan Ketrampilan Berpikir dan Nilai dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial: Suatu Studi Sosial Budaya Pendidikan. (Disertasi) Tidak Diterbitkan. Bandung: FPS-IKIP Bandung.
Hasan, S. H. (2002). “Standar Nasional dan Keterkaitannya dengan Pelaksanaan Otonomi Daerah”. (makalah), Disampaikan pada Kegiatan Ceramah di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN): Bandung.
Banks, J. A. (1995). “Transformative Challenge to The Social Sciences Diciplines:Implication for Social Studies Teaching and Learning”. Theory and Research in Social Studies Education Journal, XXIII (1), 2-20.
National Council for the Social Studies. (1997). Developing Social Skills in Social Studies: Social Studies Education for the 1990s. Washington DC: NCSS.
Beyer, B. K. (1979). Teaching Thinking in Social Studies: Using Inquiry in the Classroom. Columbus: Charles E. Meril Publishing Company & A Bell & Howell Company. Borg, W. R. & Gall, M. D. (1979). Educational Research an Introduction. NY & London: Longman. Cleaf, D. W. V. (1991). Action in Elementary Social Studies. USA: Allyn & Bacon. Dediknas. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi: MPIS-SD. Jakarta: Depdiknas. Depdikbud. (1998). Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdikbud. Djahiri, K. (1999). Profil Guru MPIS Masa Depan. (Makalah). Disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan di Jakarta tahun 1994. Hasan, S. H. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPTA.
National Council for the Social Studies. (1998). Conecting Proccess, Outcomes, Teacher Perspective and Education of Citizen. Washington D.C.: NCSS. National Council for the Social Studies.(1999). Social Studies Instruction and Developing of Social Skills: Position Paper. Washington DC: NCSS. Shaver, J. P.(Ed). (1991). Handbook of Research on Social Studies Teaching and Learning: A Project of the National Council for the Social Studies. New York, Toronto: MacMillan Publishing Company. Waterworth, Peter. (2000). The Spirit of Cooperation: Using cooperative learning strategies in teacher education in Australia and Thailand. Thailand: UNESCO-ACEID. Welton and Mallan. (1996). Children & Their World: Strategies for Teaching Social Studies (fifth edition). USA: Houghton Mifflin Company.
Hasan, S. H. (2000). “Kurikulum dan Buku Teks Sejarah”. Jurnal Pendidikan Sejarah HISTORIA, I (1), 13-28. 11