PENGEMBANGAN MODEL ANDRAGOGI UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI JAMAAH MAJELIS TAKLIM NURUL HUDA PUTRI DI DUSUN SEMOYA TEGALTIRTO BERBAH SLEMAN
Oleh: Endah Yuli Astanti NIM: 1220410046
TESIS
Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Agama Islam
YOGYAKARTA 2016
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Endah Yuli Astanti, S.Ag
NIM
: 122.041.0046
Jenjang
: Magister
Program Studi
: Pendidikan Islam
Konsentrasi
: Pendidikan Agama Islam
menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalahhasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagianyang dirujuk sumbernya.
Yogyakarta, 20 Agustus 2016 Saya yang menyatakan,
Endah Yuli Astanti, S.Ag NIM: 12.204.100.46
ii
iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Endah Yuli Astanti, S.Ag
NIM
: 12.204.100.46
Jenjang
: Magister
Program Studi
: Pendidikan Islam
Konsentrasi
: Pendidikan Agama Islam
menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan benarbenar bebas dari plagiasi. Jika di kemudian hari terbukti melakukan plagiasi, maka saya siap ditindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Yogyakarta, 20 Agustus 2016 Saya yang menyatakan,
Endah Yuli Astanti, S.Ag NIM: 12.204.100.46
iii
iv
PENGESAHAN
Judul
: Pengembangan Model Andragogi untuk Meningkatkan Partisipasi Jamaah Majelis Taklim Nurul Huda Putri di Dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman
Nama
: Endah Yuli Astanti, S.Ag
NIM
: 12.204.100.46
Program Studi
: Pendidikan Islam
Konsentrasi
: Pendidikan Agama Islam
Tanggal Ujian
: 18 Agustus 2016
telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam
Yogyakarta, 20 Agustus 2016 Direktur
Prof. Noorhaidi, MA., M.Phil., Ph.D. NIP: 19711207 199503 1 002
iv
v
PERSETUJUAN TIM PENGUJI UJIAN TESIS
Tesis Judul
: Pengembangan Model Andragogi untuk Meningkatkan Partisipasi Jamaah Majelis Taklim Nurul Huda Putri di Dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman
Nama
: Endah Yuli Astanti, S.Ag
NIM
: 122.041.0046
Program Studi
: Pendidikan Islam
Konsentrasi
: Pendidikan Agama Islam
telah disetujui tim penguji ujian munaqosah (
)
Pembimbing/Penguji : Dr. Sabarudin, M.Si
(
)
Anggota Penguji
(
)
Ketua/Penguji
: Dr. Nina Mariani Noor, MA
: Dr. Sangkot Sirait, M.Ag
Diuji di Yogyakarta pada tanggal 18 Agustus 2016 Waktu
: 10.00 s.d 11.00
Hasil/ Nilai
: 3,54
Predikat
: Sangat Memuaskan
Wassalamu’alaikum wr. wb. Yogyakarta, 20 Agustus 2016 Pembimbing,
Dr. Sabarudin, M.Si. NIP. 196804051994031003
v
vi
NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth., Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan tesis yang berjudul: PENGEMBANGAN MODEL ANDRAGOGI UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI JAMAAH MAJELIS TAKLIM NURUL HUDA PUTRI DI DUSUN SEMOYA TEGALTIRTO BERBAH SLEMAN Yang ditulis oleh : Nama
: Endah Yuli Astanti, S.Ag
NIM
: 12.204.100.46
Jenjang
: Magister (S2)
Program Studi
: Pendidikan Islam
Konsentrasi
: Pendidikan Agama Islam
Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam. Wassalamu’alaikum wr. wb. Yogyakarta, 20 Agustus 2016 Pembimbing,
Dr. Sabarudin, M.Si. NIP. 196804051994031003
vi
vii
ABSTRAK Endah Yuli Astanti, “PENGEMBANGAN MODEL ANDRAGOGI UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI JAMAAH MAJELIS TAKLIM NURUL HUDA PUTRI DI DUSUN SEMOYA TEGALTIRTO BERBAH SLEMAN”. Tesis, Program Studi Pendidikan Islam, Konsentrasi Pendidikan Agama Islam, Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Pembimbing Dr. Sabarudin, M.Si. Latar belakang penelitian ini adalah sebab kurangnya partisipasi jamaah majelis Taklim Nurul Huda Putri dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman yang memiliki potensi vital di daerah ini untuk menentukan kebijakan keagamaan. Dan lagi sampai saat ini majelis Taklim tidak hanya tumbuh di Jawa namun sudah menembus seluruh wilayah Indonesia, dari pelosok desa sampai daerah perkotaan. Karena peserta majelis Taklim adalah orang-orang dewasa, maka dalam penelitian ini akan dikembangkan model pembelajaran orang dewasa (andragogi). Maka masalah yang aka digali adalah: Pertama, bagaimana penelitian dan pengembangan konsep andragogi yang dilaksanakan di majelis Taklim Nurul Huda Putri di dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman; dan kedua, apakah konsep andragogi yang dilaksanakan dapat meningkatkan partisipasi jamaah majelis Taklim Nurul Huda Putri di dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman. Tujuan dari penelitian ini adalah; untuk mengetahui pengembangan konsep andragogi di majelis Taklim Nurul Huda Putri dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman.; dan untuk mengetahui peningkatan partisipasi jamaah majelis Taklim Nurul Huda Putri di dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman. Dari tujuan tersebut diperoleh manfaat yang secara akademik; menemukan dan mengembangkan konsep andragogi sebagai salah satu model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Majelis Taklim; kemudian mengetahui metode yang tepat dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk masyarakat luas khususnya ibu-ibu, dan menginspirasi mahasiswa untuk lebih berani dalam melakukan penelitian dan pengembangan model pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & D), yaitu metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Hasil penelitian ini menemukan bahwa penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran membantu jamaah majelis Taklim mendapatkan hasil maksimal dalam pembelajaran yang ditunjukkan dengan meningkatnya partisipasi jamaah serta nilai kognitif, afektif dan psikomotorik yang cukup bagus. Kemudian ada peningkatan partisipasi jamaah yang signifikan setelah diterapkan konsep andragogi dibandingkan dengan sebelum diterapkannya konsep ini di majelis Taklim, yaitu antara 70-95%, dan konsep andragogi lebih efektif diterapkan pada majelis Taklim yang pesertanya lebih muda, seperti remaja atau ibu-ibu muda karena golongan usia ini memiliki motivasi dan minat belajar yang lebih tinggi dibandingkan golongan usia tua. Sedangkan motivasi dalam andragogi menentukan hasil akhir.
vii
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB –LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. A. Konsonan Tunggal Huruf
Nama
Huruf Latin
Keterangan
Alif
Tidak
Tidak dilambangkan
Arab ا
dilambangkan ب
ba’
B
Be
ﺕ
ta’
t
Te
ٽ
ṡa’
ṡ
es (dengan titik di atas)
ج
jim
j
Je
ح
ḥa
ḥ
ha (dengan titik di bawah)
خ
kha
kh
ka dan ha
د
dal
d
De
ذ
żal
ż
zet (dengan titik di atas)
ر
ra’
r
Er
ز
zai
z
Zet
س
sin
s
Es
ش
syin
sy
es dan ye
ص
ṣad
ṣ)
es (dengan titik di bawah
ض
ḍad
ḍ
de (dengan titik dibawah)
ط
ṭa’
ṭ
te (dengan titik dibawah)
ظ
ẓa’
ẓ
zet (dengan titik dibawah)
ع
‘ain
‘
koma terbaik di atas
غ
gain
g
Ge
ف
fa’
f
Ef
ق
qaf
q
Qi
viii
ix
ك
kaf
k
Ka
ل
lam
l
El
م
mim
m
Em
ن
nun
n
En
و
wawu
w
We
ه
ha’
h
Ha
ﺀ
hamzah
‘
Apostrof
ي
ya’
y
Ye
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap متعقدين
ditulis
muta‘aqqidīn
ditulis
‘iddah
عدة
C. Ta’ Marbutah 1.
Bila dimatikan ditulis h
هبة
ditulis
Hibbah
ditulis
jizyah
جزية
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis h.
كر ْمه االولياء 2.
ditulis
karāmah al-auliyā’
Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah, dan dammah ditulis t.
زكاة الفطر
ditulis
ix
zakātul fiṭri
x
D. Vokal Pendek ________
Kasrah
ditulis
i
________
fathah
ditulis
a
________
dammah
ditulis
u
E. Vokal Panjang fathah + alif
ditulis
a
جاهلية
ditulis
jāhiliyyah
ditulis
a
ditulis
yas’ā
كريم
ditulis
ī
dammah + wawu mati
ditulis
karīm
ditulis
u
ditulis
furūd
fathah + ya’ mati
ditulis
ai
بينكم
ditulis
bainakum
ditulis
au
ditulis
qaulum
fathah + ya’ mati
يسعي kasrah + ya’ mati
فروض
F. Vokal Rangkap
fathah + wawu mati قول
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu KataDipisahkan dengan Apostrof أأنتم
ditulis
a‘antum
ditulis
u‘idat
أعدﺕ لئن شكرتم
x
xi
ditulis
la‘in syakartum
ditulis
al-Qura‘ān
ditulis
al-Qiyās
ditulis
as-Samā’
ditulis
asy-Syams
H. Kata Sandang Alif + Lam القرأن القياس
السماء الشمس
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat ذوي الفروض
ditulis
ẓawī al-furūḍ
ditulis
ahl as-sunnah
اهل السنة
xi
xii
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia
dan
rahmat-hidayah-nya,
sehingga
peneliti
dapat
menyelesaikan penelitian tentang: PENGEMBANGAN MODEL ANDRAGOGI UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI JAMAAH MAJELIS TAKLIM NURUL HUDA PUTRI DI DUSUN SEMOYA TEGALTIRTO BERBAH SLEMAN. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi agung Muhammad saw, beserta para sahabatnya dan para pengikutnya hingga hari akhir, amin. Sungguh sebuah kesempatan yang cukup baik kami dapat belajar banyak dari temuan penelitian ini khususnya dalam pengembangan ilmu pendidikan dan berharap penelitian ini tidak sekedar pajangan rak-rak buku, tetapi betul-betul bermanfaat guna penyelesaian beberapa persoalan dalam pembelajaran pendidikan luar sekolah khususnya majelis taklim. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini, khususnya kepada: 1. Direktur Program Pascasarjana Prof. Noorhaidi, MA., M.Phil., Ph.D 2. Dosen Pembimbing, Dr. Sabarudin, M.Si, dengan penuh ikhlas dan sabar membimbing proses penelitian hingga selesai 3. Para dosen Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, khususnya yang mengampu pada konsentrasi Pendidikan Agama Islam yang telah banyak memberikan pengetahuan baru dan pengembangannya 4. Para tenaga kependidikan di lingkungan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, yang selelu memberikan pelayanan dengan baik 5. Kapusdiklat
Industri
Kementerian
Perindustrian
RI
yang
telah
mempercayakan kami untuk studi lanjut. 6. Kepada Kepala Sekolah beserta para guru dan staf SMK SMTI Yogyakarta yang telah mendorong terselesaikannya studi ini.
xii
xiii
7. Kepada Ibunda dan Ayahda, yang dengan tulus memberikan doa dan dorongan untuk terus belajar dan sukses menuntut ilmu. 8. Kepada keluargaku yang sangat saya cintai, suami, M. Roem Syibly yang telah memotivasi dan anak-anakku Syifa Nisrina Syibly, Adlina Syibly, dan Naqeeb Ubaedillah Syibly yang ikut memberikan semangat dan do’a. dan, 9. Semua pihak yang memberikan bantuan, bimbingan, dan dorongan terselesainya penelitian ini.
Semoga bantuan yang diberikan mendapat balasan dari Allah swt dan setimpal dengan manfaat dari penelitian ini. Amin
Wassalam. Yogyakarta, 20 Agustus 2016 Peneliti,
Endah Yuli Astanti, S.Ag
xiii
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
PERNYATAAN KEASLIAN
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
iii
PENGESAHAN
iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI
v
NOTA DINAS PEMBIMBING
vi
ABSTRAK
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI
viii
KATA PENGANTAR
xii
DAFTAR ISI
xiv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
4
D. Kajian Pustaka
5
E. Metode Penelitian
10
F. Konsep Hipotetik
17
G. Prosedur Penelitian
18
H. Sistematika Pembahasan
19
KAJIAN TEORI
21
A. Andragogi
21
BAB II
1. Pengertian dan Prinsip Andragogi
22
2. Kelebihan Andragogi dari Pedagogi
28
3. Penerapan Andragogi dalam Pembelajaran
34
B. Majelis Taklim
42 xiv
xv
1. Pengertian
43
2. Peranan Majelis Taklim dalam Sistem Pendidikan Di Indonesia
47
3. Proses Pendidikan di Majelis Taklim
BAB III
BAB IV
BAB V
51
C. Partisipasi dalam Pembelajaran
59
GAMBARAN UMUM
63
A. Letak Geografis Dusun Semoya
63
B. Sejarah Berdirinya Majelis Taklim Nurul Huda Putri
64
C. Kegiatan Majelis Taklim Nurul Huda Putri
66
HASIL PENELITIAN DAN ANALISA
69
A. Hasil Penelitian
69
1. Tahap Eksplorasi
70
2. Tahap Perencanaan
85
3. Tahap Pengujian
96
4. Tahap Diseminasi
113
B. Analisa
121
PENUTUP
127
A. Kesimpulan
127
B. Saran
128
DAFTAR PUSTAKA
129
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
133
xv
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Perbandingan Asumsi Model Pedagogi dan Andragogi
30
Tabel 4.1
Hasil wawancara tentang kondisi majelis Taklim
72
Tabel 4.2
Hasil wawancara persepsi jamaah
73
Tabel 4.3
Hasil observasi Partisipasi jamaah
78
Tabel 4.4
Hasil Angket Kebutuhan Materi Dan Metode Jamaah
80
Tabel 4.5
Hasil observasi di majelis Taklim Nurul Huda Putri
112
Tabel 4.6
Analisis before-after
113
Tabel 4.7
Data Peminatan sebagai pedoman penetapan materi dalam konsep
Tabel 4.8
andragogi Majelis Taklim Al-Amin
115
Hasil observasi saat konsep andragogi dilaksanakan
120
xvi
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan
12
Gambar 1.2
Desain eksperimen (before-after
16
Gambar 1.3
Konsep Andragogi di Majelis Taklim
18
Gambar 2.1
Proses Belajar
35
Gambar 2.2
Piramida Belajar Orang Dewasa
36
Gambar 4.1
Konsep Andragogi di Majelis Taklim dengan R & D
69
Gambar 4.2
Analisis pengajaran prosedural untuk kognitif, afektif dan
psikomotorik materi Agama Islam.
88
Gambar 4.3
92
Bagan Proses Pembelajaran dengan Andragogi
xvii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Majlis Taklim sebagai Lembaga Dakwah dan Pendidikan Islam Berbasis Masyarakat. Majlis taklim merupakan lembaga dakwah dan lembaga pendidikan Islam yang tertua, yakni sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Di Indonesia, lembaga ini masih eksis dan semakin berkembang di tengah masyarakat dan diakui sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. Pendidikan non formal yang berbasis masyarakat ini telah menjadi ujung tombak dalam rangka membina masyarakat yang beriman. Peranan majlis taklim ini telah mencapai tujuan, yakni membentuk manusia yang takwa dalam kehidupan modern1. Selain
itu,
majelis
taklim
juga
berfungsi
untuk
membina
dan
mengembangkan agama Islam, taman rekreasi rohani, ajang silaturrahmi, sarana dialog berkesinambungan antara ulama, umaroh dan umat, serta sebagai media penyampaian gagasan modernisasi yang bermanfaat bagi pembangunan umat. Keutamaan Majelis Taklim antara lain Rasulullah Saw bersabda : “Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di rumah dari rumah-rumah Allah mereka di dalamnya membaca kitab al Qur'an dan saling ajar mengajari antara mereka kecuali diturunkan kepada mereka sakinah, rahmat yang berlimpah, di kelilingi para Malaikat dan Allah menyebut mereka yang ada di sisi-Nya (para Malaikat muqorrobun)”. (HR. Muslim)2
Munawaratul Ardi, “Majlis Taklim Sebagai Lembaga Dakwah Dan Pendidikan Islam Berbasis Masyarakat”, dalam Nuansa, Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan, Vol 4, No. 1, Tahun 2012 2 Muhammad Nuh Hasibuan, Peran Penyuluh Agama dalam pemberdayaan Majelis ta’lim kaum ibu dalam meningkatkan pemahaman dan pengamalan agama. Makalah pada website http://sumut.kemenag.go.id/, diunggah pada tanggal 1 Agustus 2015. 1
2
Seiring dengan perkembangan kemajuan pendidikan, model pembelajaran pada majelis taklim belum mengalami perkembangan yang berarti atau bahkan statis. Dari sejarah Islam pertama sampai saat ini, model pembelajaran di majelis taklim belum mengalami perubahan, sehingga mulai ditinggalkan oleh jamaahnya. Majelis taklim kini lebih dikenal sebagai lembaga pendidikan keagamaan orangorang tua3. Kondisi di atas sedikit berbeda dengan yang terjadi di dusun Semoya, Tegaltirto, Berbah, Sleman. Di dusun ini, majelis taklim ramai diikuti oleh jamaah, baik dari kalangan bapak-bapak, ibu-ibu, dan juga muda-mudi. Dalam satu minggu ada empat majelis taklim, yaitu senin malam untuk ibu-ibu Nurul Huda Putri, kamis malam untuk ibu-ibu Ihyaul Qulub, Jumat malam untuk bapakbapak Nurul Huda, dan sabtu malam untuk remaja. Walaupun peminat dari majelis taklim banyak, namun dari pengamatan di lapangan diketahui bahwa tingkat partisipasi jamaah rendah dengan indikator banyak jamaah yang mengantuk, ngobrol sendiri, tidak mencatat, tidak ada yang bertanya dan tidak ada yang menanggapi pertanyaan pembimbing. Kondisi pembelajaran di majelis taklim Nurul Huda putri juga banyak terjadi di majelis taklim yang lain. Sampai saat ini sebagian besar majelis taklim masih disampaikan dengan metode ceramah dengan strategi communication,
yaitu ustadz atau guru
one way traffic
sebagai penyampai materi saja dan
sebagai satu-satunya sumber pembelajaran. Seperti penelitian Khodijah tentang
3 Asep Nursobah. Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui Kerjasama Antara Sekolah Dengan Pendidikan Keagamaan. Makalah Seminar Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam yang Diselenggarakan oleh DKM Masjid Raya Ujung Berung Bandung, 24 Maret 2009.
3
majelis taklim Asy-Syifa sebagai potret majelis taklim dalam komunitas muslim muallaf di Bali. Penelitian Khodijah ini menemukan bahwa proses pembelajaran di majelis taklim lebih banyak didominasi oleh guru sebagai sumber belajar tunggal.4 Dari hasil penelitian Khadijah tersebut memberikan penjelasan bahwa salah satu penyebab rendahnya partisipasi jamaah ditengarai karena masalah konsep pendidikan yang diterapkan para da’i masih menganut konsep paedagogi, di mana menurut Knowles, dalam pendekatan pedagogi peranan peserta didik bergantung pada guru. Dalam hal ini guru atau ustadz yang menentukan kapan belajar, apa yang dipelajari, di mana belajar dan dia memegang tanggungjawab penuh tentang keberhasilan belajar. Hal ini mengakibatkan tujuan utama pembelajaran di majelis taklim belum dapat dirasakan oleh jamaah secara maksimal. Pembelajaran dengan konsep paedagogi tidak melibatkan peserta didik dalam perencanaan, proses maupun evaluasi sehingga peserta didik hanya pasif menerima apa yang diberikan oleh guru atau ustadz walaupun mereka tidak membutuhkan atau tidak menyukai hal tersebut. Maka, di sini perlu ada konsep pembelajaran orang dewasa yang dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik, juga melibatkan peserta didik dalam perencanaan, proses maupun evaluasi sehingga keberadaan mereka sebagai orang dewasa dihargai. Penelitian ini memberikan alternatif solusi dari masalah yang terjadi di majelis taklim Nurul Huda Putri yaitu dengan konsep andragogi. Diharapkan
Nyayu Khodijah. Majelis Ta’lim Asy Syifa: Potret Majelis Ta’lim Dalam Komunitas Muslim Muallaf di Bali. Banjarmasin: ACIS ke 10, 2010. 4
4
setelah konsep andragogi ini diteliti dan dikembangkan, dapat diaplikasikan di semua majelis taklim untuk meningkatkan partisipasi jamaah.
B. Rumusan Masalah 1. Model andragogi seperti apakah yang sesuai untuk diterapkan pada majelis taklim ibu-ibu di dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman? 2. Apakah model andragogi yang diterapkan pada majelis taklim ibu-ibu di dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman dapat meningkatkan partisipasi jama’ah?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui model andragogi yang dikembangkan di majelis taklim Nurul Huda Putri di dusun Semoya Tegaltirto Berbah Sleman. b. Untuk menganalisa peningkatan partisipasi jamaah majelis taklim setelah digunakan model andragogi. 2. Kegunaan Penelitian a. Secara Akademik 1) Menemukan dan mengembangkan konsep andragogi sebagai salah satu model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Majelis Taklim. 2) Mengetahui metode yang tepat dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk masyarakat luas khususnya ibu-ibu.
5
3) Menginspirasi mahasiswa untuk lebih berani dalam melakukan penelitian dan pengembangan model pembelajaran. b. Secara Praktis Implementatif 1) Dengan ditemukan dan dikembangkannya konsep andragogi dalam pembelajaran PAI di majelis taklim diharapkan dapat meningkatkan partisipasi jamaah khususnya ibu-ibu. 2) Dengan diterapkannya konsep andragogi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan agama jama’ah dan meningkatkan kesadaran untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3) Dengan menerapkan konsep ini diharapkan majelis taklim menjadi lembaga yang strategis untuk mendidik umat seperti pada masa Rasulullah dan para sahabat di masa kejayaan Islam.
D. Kajian Pustaka Dari hasi penelusuran tesis di beberapa perpustakaan, ditemukan beberapa hasil penelitian berkaitan dengan tema yang penulis teliti. Penelitian pertama yang dilakukan oleh Anita Nurmawati yang berjudul Pengaruh Metode Andragogi Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI Di SMA Islam Parlaungan Berbek Waru Sidoarjo. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya. Latar belakang penulis mengangkat judul tersebut adalah untuk melatih siswa agar menjadi pelajar yang mandiri serta berani bertanggung jawab dalam setiap keputusan yang diambil dan melatih siswa agar lebih aktif dalam mengikuti setiap proses pembelajaran.
6
Untuk mengetahui beberapa permasalahan yang terdapat dalam penelitian, maka dirumuskan beberapa permasalahan antara lain: Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode Andragogi di SMA Islam Parlaungan Berbek Waru Sidoarjo, bagaimana prestasi belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Andragogi di SMA Islam Parlaungan Berbek Waru Sidoarjo, adakah pengaruh metode Andragogi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMA Islam Parlaungan Berbek Waru Sidoarjo. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, observasi, test, interview. Dan untuk menganalisis data tes adalah dengan Statistik Parametic yaitu dengan menggunakan Uji t (sampel paired t- test). Berdasarkan hasil kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode Andragogi diketahui bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode Andragogi selama dua kali pertemuan termasuk kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 3,6 yang berarti sesuai dengan rencana pembelajaran. Berdasarkan analisis aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Andragogi dapat diketahui siswa tergolong siswa aktif dengan nilai rata-rata 114,86 dan nilai rata-rata untuk siswa tidak aktif adalah 3,74. untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Andragogi termasuk baik, hal ini dapat dilihat dari hasil pre test 70,84% dan hasil post test 82,21%.
7
Dan untuk mengetahui pengaruh metode Andragogi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih telah menunjukkan pengaruh yang nyata, hal ini dapat dilihat dari perhitungan menggunakan Uji t dengan hasil bahwa t hitung > t tabel atau 9,250 1 2,025, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Yang berarti terdapat pengaruh pelaksanaan metode Andragogi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMA Islam Parlaungan Berbek Waru Sidoarjo5. Penelitian kedua tentang penerapan prinsip andragogi di lembaga pelatihan yaitu penelitian Rofik Jalal Rosyanafi dan Syafiatul Mardliyah yang berjudul Penerapan Prinsip Andragogi Dalam Pembelajaran Untuk Membentuk Sikap Kewirausahaan Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan Buana Bordir Course. Sikap kewirausahaan ini dibentuk melalui penerapan andragogi karena peneliti melihat kebanyakan lembaga kursus dan pelatihan lebih menghasilkan peserta didik yang mempunyai skill dan pengetahuan tanpa memperhatikan mau dibawa ke mana nantinya skill dan pengetahuan tersebut. Penelitian ini menjawab rumusan masalah, Bagaimana penerapan prinsip andragogi dalam pembelajaran untuk membentuk sikap kewirausahaan di lembaga kursus dan pelatihan buana bordir course? dan Bagaimana membentuk sikap kewirausahaan melalui penerapan prinsip andragogi di lembaga buana bordir course.
5 Anita Nurmawati, Pengaruh Metode Andragogi Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI Di SMA Islam Parlaungan Berbek Waru Sidoarjo.Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2009 dalam http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/7725
8
Pendekatan penelitian dalam penelitian kali ini dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di LKP Buana Bordir Course di Kabupaten Ponorogo. Subyek dalam penelitian kali ini adalah pengelola, tutor atau pendidik, dan peserta didik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Dalam uji keabsahan data untuk meningkatkan kepercayaan hasil penelitian ini maka peneliti menggunakan kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas. Hasil dari penelitian ini peneliti fokuskan kepada dua indikator yaitu penerapan
prinsip
andragogi
dan
sikap
kewirausahaan.
Hasil
tersebut
menunjukkan bahwa penerapan prinsip andragogi dalam pembelajaran untuk membentuk sikap kewirausahaan di LKP Buana Bordir Course telah berjalan dengan baik dan telah terbukti dengan banyaknya alumni yang telah menjadi wirausahawan yang sukses. Dengan demikian, saran dari peneliti sendiri adalah ditujukan terutama kepada pengelola untuk selalu membuat ide baru atau inovasi agar minat masyarakat untuk bergabung menjadi peserta didik di LKP terus meningkat6. Penelitian ketiga, adalah penelitian Risha Afandi yang berjudul Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Belajar Majelis Taklim Sebagai Kegiatan Pendidikan Orang Dewasa Di Surau Balerong Monggong. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
6 Rofik Jalal Rosyanafi, “Syafiatul Mardliyah, Penerapan Prinsip Andragogi dalam Pembelajaran Untuk Membentuk Sikap Kewirausahaan Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan Buana Bordir Course”, dalam E-Journal J+ Plus Unesa, Vol 1, No 1, tahun 2012
9
tingginya minat dan tingkat kehadiran warga belajar dalam mengikuti pelaksanaan kegiatan belajar majelis taklim. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan tujuan belajar, materi belajar, metode belajar dan sumber belajar. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah warga belajar di Majelis Taklim Surau Balerong Monggong berjumlah 56 orang di mana sampel diambil berdasarkan tingkat usia sebanyak 50%, adapun sampel dalam penelitian ini berjumlah 29 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified Random Sampling. Alat pengumpulan data yang di gunakan adalah angket dengan analisis data perhitungan persentase. Hasil temuan penelitian menunujukkan bahwa tujuan belajar tergolong baik, materi belajar tergolong baik, metode belajar tergolong sangat baik dan sumber belajar tergolong baik7. Dari penelitian pertama metode andragogi yang diterapkan di sekolah untuk pendidikan formal dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar, dan merupakan jenis penelitian eksperimen. Sedangkan penelitian kedua penerapan prinsip andragogi pada pendidikan luar sekolah atau lembaga kursus yang bertujuan untuk membentuk sikap kewirausahaan, dan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sedangkan pada penelitian ketiga yang berjenis penelitian deskriptif kualitatif tentang proses belajar mengajar di majelis taklim sebagai gambaran dari pendidikan orang dewasa.
7 Risha Efendi, “Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Belajar Majelis Taklim Sebagai Kegiatan Pendidikan Orang Dewasa di Surau Balerong Monggong,” SPEKTRUM PLS, Vol 1, No 1, April 2013
10
Dari hasil penelusuran pustaka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian dan pengembangan konsep andragogi untuk meningkatkan partisipasi jamaah majelis taklim Nurul Huda Putri adalah hal baru dilihat dari sudut pandang obyek maupun metode penelitian yang digunakan. Hasil dari penelitian ini adalah konsep andragogi yang diterapkan di majelis taklim.
E. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R & D) yang dipopulerkan oleh Prof. Dr. Sugiyono. 1. Pengertian Metode penelitian dan pengembangan
(R and D) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode survey atau kualitatif ) dan untuk menguji keefektifan produk supaya dapat berfungsi di masyarakat luas diperlukan penelitian (digunakan metode eksperimen)8. Sedangkan menurut Borg and Gall penelitian dan pengembangan menggunakan tiga tahap, yaitu penelitian analisis kebutuhan supaya mampu menghasilkan produk yang bersifat hipotetik sering digunakan metode penelitian dasar (basic research). Selanjutnya untuk menguji produk yang masih bersifat hipotetik tersebut, digunakan eksperimen atau action research. 8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm.407
11
Setelah produk teruji, maka dapat diaplikasikan. Proses pengujian produk dengan eksperimen tersebut dinamakan penelitian terapan (applied research). Maka
Penelitian
dan
pengembangan
bertujuan
untuk
menemukan,
mengembangkan dan memvalidasi suatu produk9. Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years). Produk yang ditemukan dapat berupa model, pola, prosedur, sistem. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan yang dihasilkan dapat berupa kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pembelajar tertentu, model unit produksi, model manajemen, sistem pembinaan pegawai, sistem penggajian dan lain-lain.10 Penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk yang dihasilkan bisa berbentuk software, ataupun hardware seperti buku, modul, paket, program pembelajaran ataupun alat bantu belajar11.
Sri Haryati, “Research And Development (R&D) Sebagai Salah Satu Model Penelitian Dalam Bidang Pendidikan”, Portal Garuda, Vol 37 No 1, 15 September 2012, hlm. 11 10 Sugiyono, hlm. 412 11 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. 9
12
2. Langkah Penelitian dan Pengembangan Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan milik Prof. Dr. Sugiyono ditunjukkan pada gambar sebagai berikut12: Potensi Dan Masalah
Uji Coba Pemakaian
Revisi Produk
Pengumpulan Data
Revisi Produk
Desain Produk
Uji Coba Produk
Validasi Desain
Revisi Desain
Produksi Massal
Gambar 1.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan13 a. Potensi dan Masalah Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Dalam bidang sosial dan pendidikan, misalnya kita punya potensi penduduk usia kerja yang cukup banyak, sehingga melalui model pendidikan tertentu dapat diberdayakan sebagai tenaga kerja pertanian atau industri yang berbasis bahan mentah alam Indonesia. Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, seperti minyak bumi, batu bara, hutan, pertanian, tetapi belum dapat didayagunakan oleh bangsa sendiri. Semua potensi akan berkembang menjadi masalah bila kita tidak dapat mendayagunakan potensi-potensi tersebut. 12 13
Sugiyono, hlm. 298-313 Ibid, hlm. 298
13
Seperti telah dikemukakan bahwa masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, seperti pengangguran dan korupsi dapat dipandang sebagai masalah nasional. Masalah ini dapat diatasi melalui R & D dengan cara meneliti, sehingga ditemukan suatu model, pola, atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi dapat berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date. Dalam penelitian ini, yang menjadi potensi adalah majelis taklim ibuibu di dusun Semoya. Jika dilihat dari segi organisasi, majelis taklim Nurul Huda putri mempunyai peran penting dalam menentukan terlaksana atau tidaknya kegiatan keagamaan di dusun Semoya, seperti kegiatan pembangunan masjid, pengembangan TPA, perlombaan-perlombaan keluar daerah, kegiatan bulan Ramadlan, dan peringatan Hari Besar Islam lainnya. Dan potensi kedua adalah potensi ibu dalam pendidikan anak, dimana ibu menjadi sekolah pertama bagi anak, sekolah bagi lingkungan dan pergaulan anak. Diharapkan dari majelis taklim ini ibu-ibu mendapatkan ilmu sebagai bekal untuk mendidik anak-anak mereka menjadi generasi yang unggul seperti cita-cita Pendidikan Nasional. Sedangkan yang menjadi masalah adalah kurangnya partisipasi jamaah majelis taklim karena model pembelajaran yang digunakan adalah paedagogi yang berpusat pada guru, ustadz, atau pembimbing.
14
b. Pengumpulan Informasi Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual, selanjutnya dikumpulkan berbagai informasi yang akan digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Misalnya, produktivitas kerja suatu instansi termasuk rendah bila dibandingkan dengan tempat lain, maka harus dianalisis sebabsebabnya, apakah karena SDM, sistem kerja, alat atau masyarakat yang dilayani tidak disiplin. Setelah ditemukan sebabnya, maka perlu dibuat produk baru yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja, dan inilah yang menjadi hasil dari penelitian. Dan untuk pengumpulan informasi digunakan teknik wawancara, observasi dan angket. Nama yang tercantum dalam hasil wawancara adalah nama samaran. c. Desain Produk Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development bermacam-macam. Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia yaitu produk yang berkualitas, menarik dan hemat energi. Dalam bidang administrasi, produkproduk yang dihasilkan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas kerja. Untuk menghasilkan produk baru, maka peneliti harus membuat rancangan produk yang baru beserta dengan indikator keberhasilan produk
15
tersebut. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga
dapat
digunakan
sebagai
pegangan
untuk
menilai
dan
membuatnya. Hasil akhir dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebuah desain produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya. d. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk baru akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi desain ini masih bersifat rasional karena hanya berdasarkan pemikiran belum fakta di lapangan. Validasi desain dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi yang didahului pemaparan proses penelitian dan pengembangan dari peneliti. e. Perbaikan Desain Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain yang dilakukan oleh peneliti. f. Uji Coba Produk Jika dalam bidang teknik, desain produk tidak dapat langsung diuji coba, tetapi harus dibuat terlebih dahulu, kemudian menghasilkan barang
16
dan barang itu diuji coba dulu. Namun jika dalam bidang sosial, produk yang dihasilkan dapat langsung diuji coba setelah divalidasi dan direvisi. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan sistem kerja tersebut. Dan setelah disimulasikan maka dapat diujicobakan pada kelompok yang terbatas. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah produk baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan sistem lama atau sistem yang lain. Uji coba seperti ini disebut dengan eksperimen, dimana efektifitas dan efisiensi produk baru dibandingkan dengan produk lama. Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandingkan sebelum dan
sesudah
memakai
produk
baru
(before-after)
atau
dengan
membandingkan dengan kelompok yang tetap menggunakan produk lama. Dalam hal ini ada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan demikian model eksperimen pertama dan kedua dapat digambarkan seperti di bawah ini:
O1
X
O2
Gambar 1.2 Desain eksperimen (before-after)14 Dari gambar diatas, eksperimen dilakukan dengan membandingkan hasil observasi O1 dan O2. O1 adalah nilai sebelum menggunakan produk
14
Sugiyono, hlm.303
17
baru dan O2 adalah nilai sesudah menggunakan produk baru, sedangkan X adalah produk baru. g. Revisi Produk Setelah diadakan uji coba ternyata produk baru lebih baik dari produk yang lama, namun perbedaannya tidak signifikan, maka perlu ada revisi produk dan indikator keberhasilan dengan instrumen indikator yang valid dan reliabel. h. Uji Coba Pemakaian Setelah pengujian terhadap produk berhasil, maka selanjutnya produk tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas, dan dalam operasionalnya produk tersebut tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut. i. Pembuatan Produk Massal Pembuatan produk massal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi massal.
F. Konsep Hipotetik Berdasarkan kajian teori pembelajaran orang dewasa dan pengamatan di lapangan, diajukan hipotesis berupa konsep andragogi di majelis taklim untuk meningkatkan partisipasi jamaah dengan skema seperti di bawah ini:
18
Konsep Andragogi di Majelis Ta’lim
Prinsip Andragogi
Perencanaan
Perencanaan terdiri dari identifikasi tujuan, analisis pengajaran, pengembangan butir tes acuan, strategi pengajaran, pemilihan materi dan perencanaan evaluasi
Implementasi
Implementasi terdiri dari kegiatan pra pengajaran, Penyajian dan evaluasi pengajaran dari kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik
Evaluasi
Evaluasi Konsep menggunakan before after dengan teknik observasi, dan wawancara
Peningkatan Partisipasi jamaah majelis ta’lim dengan indikasi keaktifan pada saat pembelajaran dan perubahan perilaku
Gambar 1.3 Konsep Andragogi di Majelis Taklim
G. Prosedur Penelitian Metode Penelitian yang digunakan adalah Research and Development atau R & D yang dipopulerkan oleh Prof. Dr. Sugiyono. Penelitian dan pengembangan menurut Prof. Dr. Sugiyono memiliki sembilan langkah seperti telah dijelaskan diatas, namun dapat disederhanakan menggunakan empat tahapan.
19
Tahap pertama adalah Eksplorasi dengan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mencari potensi dan masalah. Tahap kedua adalah Perencanaan desain model dan mensimulasikan dalam kelompok kecil. Tahap ketiga adalah Pengujian secara teoritis dengan FGD dan pengujian praktis dengan menerapkannya pada satu lembaga sebanyak dua kali, satu kali dievaluasi dan dua kali disempurnakan. Tahap keempat adalah penyebaran (diseminasi) dengan menerapkan konsep yang sama pada lembaga yang berbeda. H. Sistematika Pembahasan Untuk membahas hasil penelitian ini, digunakan sistematika sebagai berikut: BAB I adalah Pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian serta kajian pustaka. BAB II Kajian Teori, yang membahas tentang teori Andragogi, mulai dari pengertian, prinsip-prinsip dasarnya, perencanaan, proses penerapan dan evaluasi. Dan juga membahas tentang teori majelis taklim, yang terdiri dari pengertian, ruang lingkup pembahasan, kedudukan dalam pendidikan Islam, perannya dalam pembentukan karakter bangsa. Serta membahas tentang teori partisipasi serta indikator sebagai batasan dalam penelitian ini. BAB III Gambaran Umum Majelis Taklim, yang membahas tentang lokasi dilaksanakannya majelis taklim, sejarah terbentuknya, kegiatan yang dilaksanakan, pengaruhnya terhadap kegiatan di Desa Tegaltirto.
20
BAB IV Hasil Penelitian dan Analisa, yang membahas tentang langkahlangkah pengembangan model andragogi yaitu dengan tahap eksplorasi, tahap perencanaan, tahap pengujian dan tahap diseminasi. Serta diakhiri dengan analisa hasil peningkatan partisipasi jamaah majelis taklim menggunakan before-after. BAB V Penutup, yang memuat kesimpulan dan saran.
127
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penelitian dan pengembangan yang dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Model andragogi yang cocok diterapkan di majelis taklim Nurul Huda Putri adalah dengan memasukkan prinsip andragogi pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Dalam tahap perencanaan, jamaah majelis ta’lim memiliki kesempatan untuk menentukan materi dan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran. Dalam tahap penyajian lebih menekankan student centered, dimana jamaah aktif dalam proses pembelajaran, seperti dengan demonstrasi. Sebelum penyajian dilaksanakan, pembimbing
memberikan
motivasi
dengan
cerita
hikmah
untuk
menumbuhkan minat jamaah. Sedangkan dalam evaluasi, baik kognitif, psikomotorik, maupun afektif, penilaian dilakukan oleh sesama jamaah dengan membandingkan antara jawaban dengan materi yang sudah dipelajari. 2. Model andragogi di majelis taklim Nurul Huda Putri dapat meningkatkan partisipasi jamaah secara signifikan dengan membandingkan hasil antara sebelum dan sesudah diterapkan konsep andragogi. Namun efektifitas hasil menunjukkan bahwa konsep andragogi lebih efektif diterapkan pada orang dewasa awal, kemudian dewasa muda, dan yang terakhir adalah dewasa tua. Hal ini karena usia remaja atau dewasa muda memiliki motivasi dan minat
128
belajar yang lebih tinggi dibandingkan golongan usia tua. Dan tingginya motivasi dalam andragogi menentukan keberhasilan penggunaan konsep andragogi di majelis taklim ini B. Saran 1. Kepada institusi UIN Sunan Kalijaga agar memberikan kemudahankemudahan kepada mahasiswa yang akan melakukan penelitian dan pengembangan, karena hal ini akan menambah kemampuan akademik dan juga melatih kepekaan terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat sebagai bukti pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, bangsa dan negara. 2. Kepada para da’i, ustadz, pembimbing majelis ta’lim agar lebih kreatif memberikan pembelajaran agama. Hasil penelitian ini menjadi salah satu acuan model pembelajaran di majelis taklim yang selama ini secara umum masih menggunakan model paedagogi. Agar belajar yang dilaksanakan mendapatkan hasil maksimal, perlu mengikutsertakan jamaah dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, dan model pembelajaran yang dapat mengakomodir semua faktor tadi adalah model andragogi. 3. Kepada organisasi kemasyarakatan yang memiliki background agama dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu metode untuk berdakwah di masyarakat yang menjadi simpatisan mereka.
129
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah Tuti, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Ta lim. Cet 1. Bandung: Mizan, 1997 Anwar dkk. Majelis Taklim dan Pembinaan Umat, Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur Keagamaan, 2002 Anwar, Saepul, “Aktualisasi peran majelis ta’lim dalam peningkatan kualitas umat di era Globalisasi”, Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, Vol 10 NO. 1, 2010 Ardi, Munawaratul, “Majlis Ta’lim Sebagai Lembaga Dakwah Dan Pendidikan Islam Berbasis Masyarakat”, dalam Nuansa, Jurnal Study Islam dan Kemasyarakatan, Vol 4, No. 1, Tahun 2012 Asmin, “konsep dan metode pembelajaran untuk orang dewasa (andragogi)” dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, edisi 034 Januari, 2002, Jakarta, Balitbang, Dikdasmen Ditjen Irjen. Chalimy, Muhammad Irfan, Pengajian Tafsir Al Qur`An Di Pondok Pesantren Al Furqon
Sanden
Bantul
Yogyakarta
(Kajian
Terhadap
Metode
Pembelajaran). Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009 Daradjat, Zakiah, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, edisi 4, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1982 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka, cet. Ke-10, tahun 1999 Dewan Redaksi Ensiklopedi, Ensiklopedi Islam, cet. Ke-4, jilid 3, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,1994 Efendi, Risha, Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Belajar Majelis Taklim Sebagai Kegiatan Pendidikan Orang Dewasa Di Surau Balerong Monggong, SPEKTRUM PLS, Vol 1, No 1, April 2013
130
Haryati, Sri, “Research And Development (R&D) Sebagai Salah Satu Model Penelitian Dalam Bidang Pendidikan”, dalam Portal Garuda, Vol 37 No 1, 15 September 2012 Hasibuan, Muhammad
Nuh, Peran Penyuluh Agama dalam pemberdayaan
Majelis ta’lim kaum ibu dalam meningkatkan pemahaman dan pengamalan agama. Makalah pada website http://sumut.kemenag.go.id/, diunggah pada tanggal 1 Agustus 2015. Kamil, Mustofa, Andragogi, Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu Aplikasi Pendidikan, Bag I Ilmu Pendidikan Teoritis, Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama, 2009 Kartono, Kartini, Tinjauan Politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional: Beberapa Kritik Dan Sugesti. Jakarta: Pradnya Paramtra, 1997 Khairuddin, “Pendidikan Islam sebagai Paradigma Pembebasan”, dalam Al-Fikra, Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol.7 No. 2, Juli-Desember, tahun 2008 Khodijah, Nyayu, Majelis Ta’lim Asy Syifa: Potret Majelis Ta’lim Dalam Komunitas Muslim Muallaf di Bali. Banjarmasin: ACIS ke 10, 2010 Knowles, Malcolm S., The Modern Practics Of Adult Education, Andragogy Versus Pedagog, New York: Association Press, 1970 Knowles, Malcolm, Adult Education in Developing Countries. Oxford: Pergamon Press,1977 Lunandi, A.G. Pendidikan Orang Dewasa, Jakarta: GRAMEDIA, 1987. Maksum, Madrasah, Sejarah dan perkembangannya, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999 Marzuki, Saleh, Pendidikan Non Formal, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012 Munawir, Ahmad Warson, Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Progresif. cet. Ke-14, 1997. Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002
131
Nurmawati, Anita, Pengaruh Metode Andragogi Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI Di SMA Islam Parlaungan Berbek Waru Sidoarjo.Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2009 dalam http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/7725 Nursalam dan Ferry Efendi, Pendidikan Dalam Keperawatan, Penerbit: Salemba Medika, 2008 Nursobah, Asep, Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui Kerjasama Antara Sekolah Dengan Pendidikan Keagamaan. Makalah Seminar
Peningkatan
Mutu
Pendidikan
Agama
Islam
yang
Diselenggarakan oleh DKM Masjid Raya Ujung Berung Bandung, 24 Maret 2009. Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Penerbit Kalam Mulia, 2012 Rosyanafi, Rofik Jalal dan Mardliyah, Syafiatul., “Penerapan Prinsip Andragogi Dalam Pembelajaran Untuk Membentuk Sikap Kewirausahaan Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan Buana Bordir Course,” dalam E-Journal J+ Plus Unesa, Vol 1, No 1, tahun 2012 Sari, Dini Anita, dkk, Strategi Perempuan dan Peran Majelis ta’lim dalam Proses Pemberdayaan Perempuan di Desa Mulyasari Kabupaten Cianjur, Laporan WEMC RAHIMA, tahun 2010. Shobahiya, Mahasri, dkk. “Model Pembinaan Guru Pendidikan Agama Islam Melalui In Service Training desain Pembelajaran”, dalam Jurnal Varia Pendidikan, Vol. 20, No. 1, Juni 2008 Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja Rosna Karya, 2014 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2009
132
Sukaimi, Syafi’ah, Peran Orang Tua Dalam Pembentukan Kepribadian Anak: Tinjauan Psikologi Perkembangan Islam, dalam jurnal marwah Vol. XII No. 1 Juni Th. 2013 Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008 Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa dari teori hingga aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2012 Tamat, Tisnowati, Dari Pedagogik ke Andragogik. Jakarta: Pustaka Dian, 1984 Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta : Bumi aksara, 2014 Zuhairi, dkk, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1997
133
DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri Nama Tempat/Tanggal Lahir NIP Pangkat/Golongan Jabatan Alamat Rumah Alamat Kantor No HP Email Nama Ayah Nama Ibu Nama Suami Nama Anak
: Endah Yuli Astanti : Ponorogo, 9 Juli 1975 : 197507092005022001 : Penata /III/c : Guru Muda : Semoya, RT 05 RW 35 Tegaltirto Berbah Sleman : SMK SMTI Yogyakarta, Jl. Kusumanegara NO 3. Yogyakarta : 08112505179 :
[email protected] : Muhammad Yusuf (Alm) : Siti Marfu’ah : M. Roem Syibly, S.Ag, M.Si : Syifa Nisrina Syibly Adlina Syibly Naqeeb Ubaedillah Syibly
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal a. SDN Wonoketro 1 Jetis Ponorogo, Lulus tahun 1988 b. SMP Muhammadiyah 3 Jetis Ponorogo, Lulus tahun 1991 c. Madrasah Aliyah Wali Songo Putri PonPes Wali Songo Ngabar Ponorogo, Lulus tahun 1996 d. IAI Riyadlotul Mujahidin PonPes Wali Songo Ngabar Ponorogo, Lulus tahun 2000 2. Pendidikan Non Formal a. Pelatihan Calon Da’i Muda Nasional Kementrian Agama RI tahun 2001 b. Pelatihan Calon Da’i Muda Internasional Kementerian Agama RI tahun 2002 c. Pelatihan Guru Profesional PLPG tahun 2013 C. Riwayat Pekerjaan 1. Sebagai guru di Tarbiyatul Muallimat al-Islamiyah PP. Wali Songo Ngabar Ponorogo dari tahun 1996 s/d 2002 2. Sebagai pembimbing mahasiswa dalam pembinaan keagamaan di fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia dari tahun 2003 s/d 2005
D. E.
F. G.
3. Sebagai guru Pendidikan Agama Islam di SMK SMTI Yogyakarta dari tahun 2005 s/d sekarang. Prestasi/Penghargaan Pengalaman Organisasi 1. Sekretaris Umum Pengurus Pusat Pelajar Islam Wali Songo tahun 1995 2. Sekretaris Umum Pengurus PII Koordinator Daerah Wali Songo 1995/1996 3. Ketua II Majelis Pembimbing Santri Mu’allimat Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo tahun 1999 s/d 2002 4. Koord. Sie Kaderisasi Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAI Riyadlotul Mujahidin tahun 1998 s/d 1999 5. Koord. Sie Pelatihan MGMP PAI SMK Kota Yogyakarta tahun 2013 Minat Keilmuan : Pendidikan dan Psikologi Karya Ilmiah 1. Karya Tulis : Peran dan Tantangan Muhammadiyah dalam membangun umat dan bangsa 2. Skripsi : Pengaruh Ketaatan ibadah dan Ketekunan belajar terhadap prestasi belajar santriwati kelas III Eksperimen dan kelas IV Tarbiyatul Mu’allimat Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo. 3. LKS : Jalan Keselamatan 4. Modul : Komunikasi 5. Modul : Pendidikan Agama Islam kelas XI SMK