PENGEMBANGAN MEDIA “WOODY PUZZLE” UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN
skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Intan Kurniawati 4401410084
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
i
ii
iii
ABSTRAK Kurniawati, Intan. 2014. Pengembangan Media “Woody Puzzle” Untuk Meningkatkan Motivasi, Aktivitas Dan Hasil Belajar Materi Struktur Jaringan Tumbuhan. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dr. Enni Suwarsi Rahayu, M. Si Materi struktur jaringan tumbuhan mempelajari susunan dan bentuk berbagai jaringan pada tumbuhan yang bersifat mikroskopis. Pembelajaran Biologi materi struktur jaringan tumbuhan di SMA Negeri 2 Kendal sampai saat ini menggunakan buku teks dan mikroskop yang jumlahnya terbatas. Media tersebut belum dapat mengarahkan perhatian siswa secara optimal pada pembelajaran. Untuk itu perlu dikembangkan media alternatif yang dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa dalam bentuk media “woody puzzle”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan, menguji kevalidan dan keefektifan serta menganalisis keterterapan media pembelajaran berbentuk “woody puzzle”. Penelitian ini adalah Research and Developement (R&D). Jenis data yang diambil meliputi validitas, efektivitas (motivasi, aktivitas dan hasil belajar) dan keterterapan. Teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi, tes dan non tes (angket). Teknik analisis data dilakukan terhadap data hasil uji coba tes, observasi, validitas, efektivitas dan keterterapan. “Woody puzzle” diujicobakan di kelas XI IPA 3 SMA Pondok Modern Selamat Kendal sebagai uji coba skala kecil dan di kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kendal sebanyak 3 kelas sebagai uji coba skala luas dengan pre-test and post-test group design. Hasil penelitian ini adalah diperoleh data tentang karakteristik media pembelajaran yang digunakan di SMA Negeri 2 Kendal seperti buku teks dan jumlah mikroskop yang terbatas. Perlunya dikembangkan media “woody puzzle” untuk menunjang pembelajaran. Media “woody puzzle” dikembangkan melalui tahap validasi, ujicoba skala terbatas, revisi produk, ujicoba skala luas, penyempurnaan dan penggandaan jumlah produk untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Media “woody puzzle” hasil pengembangan dinyatakan sangat valid, efektif dan dapat diterapkan.Karakteristik “woody puzzle” yang efektif, valid dan dapat diterapkan terbuat dari limbah potongan triplek dua dimensi yang memiliki kontras warna yang tepat, tidak terlalu cerah atau gelap. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan media “woody puzzle” sangat valid, efektif karena ≥75% dari jumlah siswa berada pada kriteria termotivasi, aktif, tuntas secara individual, klasikal dan hasil belajar meningkat serta dapat diterapkan sebagai media pembelajaran di SMA Negeri 2 Kendal. Kata kunci: “woody puzzle”,motivasi, aktivitas dan hasil belajar, struktur jaringan tumbuhan
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO:
Keberhasilan
dengan
cara
yang
mudah
dan
instan
mungkin
menyenangkan, tapi keberhasilan atas sesuatu yang kita perjuangkan akan terasa lebih indah. (Penulis)
Berhentilah mengkhawatirkan masa depan, syukurilah hari ini, dan hiduplah dengan sebaik-baiknya. (Mario Teguh)
PERSEMBAHAN: 1. Bapak
(Mujiono)
dan
Ibu
(Sayekti
Mulyaningsih)
yang
selalu
mencurahkan kasih sayang, perhatian, motivasi dan cinta kasih yang tulus. 2. Kedua adikku Wahyu Kurnia Rahman dan M. Yusuf Kurniawan yang selalu memberikan keceriaan. 3. Mustahdi Shofiana yang selalu memberikan perhatian, dukungan dan semangat. 4. Teman-teman PGSBI Biologi 2010 dan Kos Bunga Anggrek.
v
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayahNya sehingga skripsi dengan judul “Pengembangan Media Woody Puzzle untuk Meningkatkan Motivasi, Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Struktur Jaringan Tumbuhan” dapat peneliti selesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini perkenankanlah peneliti menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi dengan segala kebijaksanaanya. 2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 3. Ketua Jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran administrasi dalam penyusunan skripsi. 4. Dr. Enni Suwarsi Rahayu, M.Si.,dosen pembimbing yang penuh kesabaran dalam membimbing, memberi arahan, motivasi, dan nasehat yang luar biasa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Drs. Krispinus Kedati Pukan, M.Si dosen wali dan penguji I yang telah memberi motivasi dan bimbingan serta yang memberikan kritik, saran positif dan arahan demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. 6. Ir. Tyas Agung Pribadi, M.Sc.St, sebagai validator media dan penguji II yang telah memberikan kritik dan saran yang positif sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini 7. Sri Sukaesih, S.Pd, M.Pd validator materi struktur jaringan tumbuhan yang telah bersedia memberikan arahan yang positif demi kesempurnaan media skripsi
vi
8. Seluruh dosen dan karyawan FMIPA khususnya jurusan Biologi atas segala bantuan yang diberikan. 9. Seluruh Warga SMA Negeri 2 Kendal, atas ijin dan kesediaan dalam membantu penelitan. 10. Keluargaku tercinta (Bapak Mujiono, Ibu Sayekti Mulyaningsih, kedua adikku tercinta Wahyu Kurnia Rahman dan M. Yusuf Kurniawan) atas segala perhatian, kasih sayang, dukungan moral maupun materiil dan motivasi yang sungguh berarti bagi peneliti hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. 11. Teman-teman kos putri bunga anggrek dan teman-teman rombel 1 PGSBI 2010 dan seluruh teman Biologi, teman-teman PPL, dan teman-teman KKN terimaksih atas kerjasama dan kebersamaannya yang selalu ada menemani penulis. Diar Ary Yulianto yang telah membantu dalam menyelesaikan media woody puzzle. 12. Mustahdi Shofiana, S.T, yang senantiasa menemani, memberi dukungan, dan semangat. 13. Semua pihak yang terlibat dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda. Meskipun demikian, peneliti menyadari dengan sepenuh hati bahwa skripsi ini masih ada kekurangannya sehingga masukan dan kritik yang konstruktif sangat peneliti harapkan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Semarang, 8 Juli 2014
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................
ii
PENGESAHAN ......................................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv ABSTRAK .................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii DAFTAR ISI .............................................................................................. viii DAFTAR TABEL .....................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................
2
C. Penegasan Istilah ..................................................................................
3
D. Tujuan Penelitian .................................................................................
4
E. Manfaat Penelitian ...............................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Tinjauan Pustaka 1.
Pembelajaran Biologi ....................................................................
6
2.
Media Pembelajaran......................................................................
7
3.
Puzzle sebagai Media Pembelajaran .............................................
8
4.
Motivasi Belajar Siswa .................................................................
9
5.
Aktivitas Siswa ............................................................................. 11
6.
Hasil Belajar Siswa ....................................................................... 12
7.
Karakteristik Materi Struktur Jaringan Tumbuhan ....................... 14
8.
Karakteristik “Woody puzzle” ...................................................... 15
9.
Hubungan Antara Media “Woody puzzle” dengan Motivasi,
viii
Aktivitas dan Hasil belajar ............................................................ 17 B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 20 B. Subyek penelitian ................................................................................. 20 C. Rancangan penelitian ........................................................................... 20 D. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 24 E. Metode Analisis Data ........................................................................... 24 F. Indikator Kelayakan ............................................................................. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Media Pembelajaran di SMA Negeri 2 Kendal ......... 29 2. Penilaian Kelayakan “Woody puzzle” yang dikembangkan ........... 31 B. Pembahasan .......................................................................................... 39
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .............................................................................................. 44 B. Saran ................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 46 LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 49
ix
DAFTAR TABEL
1. Metode pengumpulan data uji coba ..................................................... 24 2. Hasil wawancara pada guru tentang pelaksanaan pembelajaran materi struktur jaringan tumbuhan di SMA N 2 Kendal ...................... 30 3. Rekapitulasi hasil penilaian “woody puzzle” oleh ahli media ............. 32 4. Rekapitulasi hasil penilaian “woody puzzle” oleh ahli materi ............ 33 5. Saran ahli media dan perbaikan “woody puzzle” ................................ 34 6. Saran ahli materi dan perbaikan “woody puzzle” ................................ 34 7. Rekapitulasi data rata-rata hasil penilaian “woody puzzle”oleh ahli media dan materi .................................................................................. 36 8. Hasil belajar siswa ............................................................................... 37 9. Distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran ....................................................................................... 37 10. Distribusi frekuensi motivasi belajar siswa ......................................... 38
x
DAFTAR GAMBAR
1. Media“woody puzzle” pada akar monokotil ........................................ 16 2. Media “woody puzzle” pada batang monokotil ................................... 16 3. Media “woody puzzle” pada daun monokotil ...................................... 17 4. Kerangka berpikir ................................................................................ 19 5. Langkah-langkah metode Research and Development (Sugiyono 2010). .................................................................................. 21 6. Rancangan pre-test and post-test group design (Arikunto 2010) ........ 23 7. Pabrik triplek dan limbah yang dihasilkan di Kota Kendal ................. 31 8. Susunan dan bentuk jaringan pada batang monokotil.......................... 35 9. Susunan dan bentuk jaringan pada batang dikotil................................ 35 10. Susunan dan bentuk jaringan pada daun dikotil .................................. 35
xi
DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Validasi Media ............................................................................ 49 2. Surat Validasi Materi ........................................................................... 50 3. Angket Validasi Media “woody puzzle” oleh Ahli Media .................. 51 4. Angket Validasi Media “woody puzzle” oleh Ahli Materi .................. 53 5. Angket Tanggapan Guru tentang Media “woody puzzle” ................... 55 6. Angket Tanggapan Siswa tentang Media “woody puzzle”.................. 57 7. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Siswa terhadap Media “woody puzzle” 59 8. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Guru terhadap Media “woody puzzle” 62 9. Analisis Uji Coba Soal Pilihan Ganda ................................................. 64 10. Analisis Uji Coba Soal Essay .............................................................. 70 11. Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa ......................... 74 12. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ........................ 82 13. Silabus Pembelajaran ........................................................................... 90 14. RPP ...................................................................................................... 93 15. Soal post-test ........................................................................................ 113 16. Hasil pre-test Siswa ............................................................................. 120 17. Hasil post-test Siswa ............................................................................ 123 18. Hasil Pengamatan Siswa ...................................................................... 126 19. Hasil Diskusi Siswa ............................................................................. 132 20. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ......................................................... 142 21. Perhitungan Hubungan antara Motivasi, Aktivitas dan Hasi Belajar .. 146 22. Desain Media “woody puzzle” ............................................................ 151 23. Langkah Pemakaian “woody puzzle” .................................................. 152 24. Surat Bukti Penelitian .......................................................................... 153 25. Dokumentasi Pembelajaran.................................................................. 155 26. Uji N-Gain ........................................................................................... 157
xii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang berorientasi pada
perubahan tingkah laku peserta didik. Pada proses pembelajaran, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan sangat mempengaruhi hasil belajar. Perhatian siswa yang lebih intensif terhadap materi yang diberikan akan mempermudah pengetahuan diterima dan terekam oleh memori siswa. Aktivitas belajar yang disertai dengan perhatian yang intensif tersebut akan mendukung pencapaian prestasi yang lebih tinggi (Mappeasse 2009). Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan SMA kelas XI, salah satu materi Biologi yang dibahas adalah struktur jaringan tumbuhan untuk mewujudkan standar kompetensi “memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan serta penerapannya dalam konteks salingtemas”. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai adalah “mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkan dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan” (BSNP 2006). Materi struktur jaringan tumbuhan ini mempelajari susunan dan bentuk berbagai jaringan pada tumbuhan yang bersifat mikroskopis. Materi tersebut sebenarnya dapat dipelajari dengan memanfaatkan media yang dapat menggambarkan struktur jaringan pada tumbuhan secara nyata sebagai salah satu cara pengidentifikasian bagian-bagian jaringan pada daun, batang dan akar untuk mengatasi kekurangan mikroskop. Hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas XI SMA Negeri 2 Kendal pada Juni 2013 menunjukkan bahwa mata pelajaran Biologi dianggap sebagai pelajaran yang bersifat hafalan sehingga pada saat pembelajaran di kelas berlangsung, mereka cenderung tidak memperhatikan penjelasan guru dengan tingkah aktif yang mengarah pada perbuatan yang negatif di dalam kelas. Sedangkan pengelolaan kelas yang dilakukan guru selama pembelajaran kurang dapat mengatasi hal tersebut. Uraian di atas menunjukkan bahwa kendala yang
1
2
dialami siswa dalam pembelajaran adalah motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran di kelas rendah sehingga kurang konsentrasi dan berdampak pada hasil belajar yang rendah pula. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi di SMA Negeri 2 Kendal pada bulan Juni 2013, diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran Biologi materi struktur jaringan tumbuhan sampai saat ini sudah menggunakan media pembelajaran berupa buku teks dan mikroskop namun penggunaannya kurang efektif karena jumlah mikroskop terbatas sehingga menyebabkan beberapa siswa tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran dan kesulitan untuk mengamati berbagai macam jaringan tumbuhan. Guru belum memanfaatkan media lain yang lebih inovatif untuk mengatasi hal tersebut. Untuk itu diperlukan media puzzle yang dapat memfokuskan perhatian siswa dan mengarahkan aktivitas belajar siswa di kelas pada materi struktur jaringan tumbuhan sehingga hasil belajar menjadi lebih optimal. Media pembelajaran tidak hanya bisa diciptakan dari bahan elektronik tetapi juga bisa berasal dari bahan limbah. Bahan tersebut bisa didapat di kota Kendal yang merupakan kota perindustrian kayu antara lain triplek. Oleh karena adanya potensi tersebut, bahan limbah triplek dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan media permainan puzzle yang disebut”woody puzzle” guna menunjang kegiatan belajar mengajar di kelas. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu untuk dikembangkan media pembelajaran berupa “woody puzzle” berbahan triplek yang bertujuan meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa agar perhatiannya terarah ke dalam pembelajaran sehingga dapat memahami materi struktur jaringan tumbuhan.
B.
Rumusan Masalah Agar dapat mengembangkan media pembelajaran yang benar-benar sesuai
dengan kebutuhan, maka terlebih dahulu perlu dilakukan observasi yang lebih mendalam terhadap media yang selama ini digunakan. Oleh karena itu masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:
3
1.
Bagaimana media pembelajaran yang digunakan pada materi struktur jaringan tumbuhan di SMA Negeri 2 Kendal sampai saat ini?
2.
Bagaimana mengembangkan media “woody puzzle” materi struktur jaringan tumbuhan di SMA Negeri 2 Kendal?
3.
Bagaimana validitas dan efektivitas media “woody puzzle” materi struktur jaringan tumbuhan yang dikembangkan?
4.
Bagaimana keterterapan media “woody puzzle” materi struktur jaringan tumbuhan yang dikembangkan?
5.
Bagaimana karakteristik media “woody puzzle” yang efektif, valid dan dapat diterapkan?
C.
Penegasan Istilah
1.
Media “woody puzzle” Media “woody puzzle” merupakan media pembelajaran visual dua dimensi
yang terbuat dari kayu triplek yang digunakan untuk menyalurkan pesan dengan cara menyambungkan bagian satu dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu gambar. “woody puzzle” ini berbentuk segi empat yang berukuran 30x30 cm yang permukaannya bergambar berbagai jaringan tumbuhan yaitu daun monokotil dan dikotil, akar tumbuhan monokotil dan dikotil serta batang tumbuhan monokotil dan dikotil. 2.
Validitas Validitas merupakan pengujian media “woody puzzle”oleh ahli media dan
ahli materi struktur jaringan tumbuhan. Ahli media dan materi struktur jaringan tumbuhan mengisi angket validitas dengan memberikan skor penilainan terhadap media “woody puzzle” berdasarkan aspek yang dinilai. 3.
Efektivitas Efektivitas adalah daya guna media “woody puzzle” yang ditentukan
berdasarkan 3 parameter yaitu: a.
Motivasi Belajar Siswa Motivasi Belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat belajar
siswa yang bersifat intrinsik terhadap pembelajaran Biologi materi struktur
4
jaringan tumbuhan. Aspek minat yang diukur dalam penelitian ini meliputi minat atau keinginan siswa untuk memfokuskan pandangan terhadap penjelasan guru, kemauan siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru, kemampuan siswa untuk bertanya mengenai materi yang tidak dipahami dan kemampuan siswa mengemukakan pendapatnya di depan kelas. b.
Aktivitas Siswa Aktivitas siswa yang diukur dalam penelitian ini adalah kerjasama siswa
dalam kelompok, keterampilan dalam merakit media “woody puzzle”, kemampuan mempresentasikan hasil diskusi. c.
Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada penelitian ini adalah pada ranah kognitif dengan
aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4) dan evaluasi (C5) yang diukur dengan tes pilihan ganda dan essay. 4.
Keterterapan Keterterapan media “woody puzzle” merupakan kapasitas media tersebut
untuk diterapkan dalam pembelajaran, yang ditentukan dari tanggapan guru dan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah menggunakan media “woody puzzle” dengan lembar angket. 5.
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan Materi struktur jaringan tumbuhan merupakan materi yang diajarkan di
kelas XI. Materi tersebut berisi tentang pengkajian macam-macam jaringan pada tumbuhan dengan menunjukkan berbagai struktur jaringan pada tumbuhan dari hasil pengamatan serta membedakan berbagai struktur jaringan tumbuhan.
D.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Mengidentifikasi jenis dan kualitas media pembelajaran materi struktur jaringan tumbuhan di SMA Negeri 2 Kendal saat ini
2.
Mengembangkan media “woody puzzle” materi struktur jaringan tumbuhan
3.
Menguji kevalidan dan efektivitas media “woody puzzle” materi struktur jaringan tumbuhan
5
4.
Menganalisis keterterapan media “woody puzzle” materi struktur jaringan tumbuhan
5.
Mendeskripsikan karakteristik media “woody puzzle” yang teruji efektif, valid dan dapat diterapkan
E.
Manfaat Manfaat penelitian ini adalah memperoleh media yang inovatif sehingga
memberi manfaat untuk siswa, guru dan sekolah: a.
Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga aktivitas meningkat dan hasil belajar menjadi optimal mencapai ketuntasan belajar individual dan klasikal b.
Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran alternatif sesuai dengan kebutuhan siswa c.
Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi dalam upaya mendukung peningkatan proses pembelajaran Biologi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A.
Tinjauan Pustaka
1.
Pembelajaran Biologi Karakteristik materi biologi adalah berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses
dari gejala-gejala hidup, serta seluk beluk yang mempengaruhi hidup termasuk interaksinya dengan lingkungan. Materi biologi terus mengalami perkembangan sejalan dengan penemuan-penemuan baru dalam bidang biologi dan cabangcabangnya, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Materi biologi dapat dipandang sebagai suatu yang sederhana, namun dapat juga dipandang sebagai sesuatu yang sangat rumit dan kompleks. Mengajarkan biologi yang rumit dan
kompeks
memerlukan
media
dalam
pembelajarannya
agar
dapat
mengkonkritkan hal –hal yang rumit tersebut (Hasruddin 2009). Cara yang paling efektif dan efisien untuk menanggapi hal tersebut menurut Julianto (2008) adalah dengan menggunakan media pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran menjadi meningkat. Pembelajaran biologi yang ideal di dalam kelas adalah bahwa siswa diharapkan mampu menemukan objek yang nyata dan menghubungkannya dengan teori yang abstrak. Proses belajar biologi dimulai dari hal-hal yang konkrit, bersifat individual, praktis dan kontekstual. Artinya jika seseorang ingin mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah yang harus melakukannya, tanpa melalui perantara orang lain. Meskipun demikian karena individu itu tidak pernah lepas hubungannya dengan lingkungan, faktor lingkungan seperti tempat belajar, teman belajar, dan suasana sekitar dapat berpengaruh terhadap proses belajar. Untuk itu siswa harus aktif dalam melakukan sesuatu dalam proses belajar, dan terlibat secara emosional dalam pembelajaran (Jayapraba 2013). Materi pembelajaran yang dipelajari hendaknya juga mempunyai makna bagi dirinya. Kebermaknaan materi pembelajaran itu dapat didasarkan atas tolok ukur: (1) dikenalnya obyek dalam kehidupan sehari-hari; (2) seringnya ditemukan obyek itu; dan (4) dikenalnya maksud kata atau ungkapan itu. Kebermaknaan 6
7
materi pembelajaran yang dipelajari ini dapat memungkinkan seseorang mengingat dalam jangka waktu yang lama (Rustaman 2003)
2.
Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan penyalur pesan ajar yang disampaikan pada
siswa yang diciptakan secara terencana oleh sumber sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif yang penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Yudhi 2012). Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT) membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud
pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran (Arsyad 2011). Pemakaian media dalam pembelajaran banyak memberikan manfaat pada proses pembelajaran. Dilihat dari manfaatnya, pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain membangkitkan motivasi dan minat
siswa, media pembelajaran juga
dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi (Arsyad 2011). Hal ini didukung pula dengan pernyataan Nurseto (2011) yang menyatakan bahwa salah satu cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran. Media juga dapat digunakan sesuai kebutuhan dan dapat merangsang kemampuan bertanya siswa, minat siswa muncul, memfokuskan dan merangsang daya imajinatifnya. Media digunakan oleh guru untuk membentuk sikap dan karakter
siswa
menjadi
lebih
positif,
mendorong
timbulnya
motivasi,
mendemonstrasikan beberapa ide, menyoroti topik dan konsep yang spesifik, dan meningkatkan pemahaman (Onasanya 2004). Selain itu, menurut Taiwo (2009)
8
media pembelajaran dapat digunakan guru untuk mengefektifkan pembelajaran di kelas dan untuk menggantikan guru melalui sistem media pembelajaran. Menurut Handhika (2012), media pembelajaran memiliki manfaat khusus yang dapat kita jadikan pertimbangan sebagai subjek penelitian, antara lain: (1) Dapat menyeragamkan penyampaian materi, (2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, (3) Proses belajar siswa, mahasiswa lebih interaktif, (4) Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi, (5) Kualitas belajar siswa, mahasiswa dapat ditingkatkan, (6) Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, (7) Peran guru, dosen dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif. Tidak semua jenis media dapat digunakan karena biaya yang mahal untuk pembelian atau pembuatan media dan kurangnya kemampuan guru untuk mengoperasikan suatu media, oleh karena itu diperlukan suatu media yang inovatif, mudah dioperasikan, dan menarik bagi siswa. Menurut Ibrahim (2010) pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada keragaman karakteristik siswa. Oleh karena itu, guru harus menyediakan media belajar tertentu sesuai dengan karakteristik siswa di dalam kelas sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam belajar. Dalam proses pembelajaran, metode dan media pembelajaran sangat berkaitan
karena
dengan
pemilihan
metode
pembelajaran
pasti
akan
mempengaruhi media pembelajarannya sehingga dapat dikatakan bahwa media mempunyai fungsi utama dalam pembelajaran yaitu sebagai alat bantu mengajar yang ikut mempengaruhi kondisi, dan lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru (Arsyad 2011). Media pembelajaran merupakan media yang tidak dapat dipisahkan di dalam proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan variatif sangat membantu memotivasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga pemahaman menjadi optimal.
3.
Puzzle sebagai Media Pembelajaran Salah satu media pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk
meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa adalah puzzle. Hal ini diperkuat
9
dengan hasil penelitian Wahyuni et al. (2010) bahwa media yang cocok digunakan pada mata pelajaran sains khususnya tumbuhan adalah puzzle karena dalam mata pelajaran sains dibahas mengenai beberapa hal yang berifat abstrak seperti proses metamorfosis pada hewan dan perubahan wujud benda. Untuk pokok bahasan struktur jaringan tumbuhan, penjelasan tanpa menggunakan media akan kurang efektif dan sering bersifat verbalisme. Media puzzle dapat menjadi alternatif untuk mengatasi kendala dalam proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh pendidik yang hal ini dapat mengganggu tingkat pemahaman siswa selain dapat memberikan gambaran yang lebih konkrit pada siswa tentang suatu materi. Dalam penelitian yang sebelumnya diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemanfaatan media puzzle dengan kreativitas berpikir anak, dan pemanfaatan media puzzle jika dilaksanakan dengan baik akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak terutama dalam pengenalan bentuk. Media puzzle dirasa sangat membantu dalam pembelajaran karena dapat melatih keterampilan motorik halus siswa dan dapat memberikan gambaran yang lebih konkret pada siswa dan siswa pun dapat dengan mudah mengoperasikannya karena puzzle bukan media yang baru dikenalnya (Chaiyunah, 2006).
4.
Motivasi Belajar Siswa Kata motivasi berasal dari kata “motif” yang merupakan terminologi umum
yang bermakna daya dorong, keinginan, kebutuhan, dan
kemauan. Motif yang
telah aktif disebut motivasi (Purwanto 2011). Motivasi juga bisa diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegaitan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Peranan motivasi belajar yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar (Sardiman 2007).
10
Mappeasse (2009) menjelasakan bahwa motivasi dapat bersumber dari dalam diri seseorang yang dikenal sebagai motivasi intrinsik dan motivasi dapat bersumber dari luar diri seseorang yang dikenal dengan motivasi ekstrinsik. Faktor-faktor dari dalam mencakup kecerdasan, motivasi, perasaan butuh dan sebagainya, sedangkan faktor dari luar seperti fasilitas belajar, cara guru mengajar, pemberian umpan balik, pujian, hukuman, dan sebagainya. Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar bagi guru maupun siswa. Syaiku (2011) memaparkan beberapa fungsi motivasi yaitu antaranya sebagai berikut. a.
Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan. c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan guru untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa menurut Syaiku (2011) yakni dengan memberikan angka/nilai, pujian, hadiah, kerja kelompok, persaingan, sarkasme, penilaian, karyawisata, film pendidikan dan belajar dari radio. Menurut Krissantono (2013) ada dua sifat motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Jenis motivasi ini timbul dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain. Akan tetapi atas dasar kemauan sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada di luar. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu. Apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu. Motivasi ini mutlak diperlukan oleh karena itu seorang pendidik hendaknya mampu membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau belajar (Sri, 2010).
11
Aspek-aspek motivasi belajar menurut Sardiman (2010) meliputi: a. menimbulkan kegiatan belajar Keinginan siswa untuk melakukan kegiatan belajar Biologi. b. menjamin kelangsungan belajar Kemauan siswa untuk mempertahankan kegiatan belajarnya pada pelajaran Biologi. Siswa akan tetap meneruskan kegiatan belajarnya meskipun terdapat hambatan ataupun rintangan yang menghalang. c. mengarahkan kegiatan belajar Kemauan siswa untuk mengarahkan kegiatan belajarnya dalam pelajaran Biologi demi mencapai suatu tujuan tertentu dalam belajar. Dari pendapat para ahli tersebut maka aspek-aspek motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik akan dijadikan sebagai indikator kinerja siswa. Aspek motivasi intrinsik yang akan diamati ialah (a) minat atau keinginan siswa untuk memfokuskan pandangan terhadap penjelasan guru (b) kemauan siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru (c) konsentrasi siswa dalam pembelajaran (d) keseriusan siswa untuk mencatat materi (e) keberanian siswa untuk bertanya mengenai materi yang tidak dipahami (f) keberanian siswa mengemukakan pendapatnya di depan kelas. Aspek motivasi ekstrinsik yang akan dikembangkan ialah (a) siswa menyimak materi yang diberikan guru (b) siswa mencatat materi ketika guru mengawasi mereka (d) dengan ditunjuk guru siswa mau menjawab pertanyaan (e) dengan ajakan guru siswa bertanya mengenai materi (f) atas saran guru, siswa berpikir mencari jawaban sendiri (g) guru mendorong semangat siswa dengan memberikan penghargaan (h) guru memusatkan konsentrasi siswa pada pembelajaran.
5.
Aktivitas Siswa Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran,
perhatian dan aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran guna menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Menurut Sardiman (2010) aktivitas belajar itu adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental dan emosional.
12
Pengertian aktivitas belajar menurut Sardiman (2010) aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu terkait. Aktivitas belajar menurut Hamalik (2010), merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Jenis aktivitas akan meliputi aktivitas fisik, mental, dan emosional siswa. Untuk mengetahui aktivitas siswa maka diperlukan indikator kinerja aktivitas belajar. Adapun indikator aktivitas belajar adalah partisipasi dan perhatian siswa di kelas saat pembelajaran berlangsung. Kadar aktivitas belajar siswa menurut Wina (2010) dibagi menjadi tiga kategori yaitu kadar aktivitas siswa ditinjau dari proses perencanaan, proses pembelajaran, dan kegiatan evaluasi pembelajaran.
6.
Hasil Belajar Siswa Kegiatan belajar dan mengajar sasarannya adalah hasil belajar, jika cara dan
motivasi belajar baik, maka diharapkan hasil belajarnya juga baik. Keberhasilan suatu kegiatan belajar dapat dilihat dari hasil belajar setelah mengikuti usaha belajar, hasil belajar merupakan dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa menguasai suatu materi pelajaran. Menurut Arifin (2000) hasil belajar merupakan kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Hasil suatu pembelajaran (kemampuan, keterampilan, dan sikap) dapat terwujud jika pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) terjadi. Baik individu ataupun tim, menginginkan suatu pekerjaan dilakukan secara baik dan benar agar memeperoleh hasil yang baik dari pekerjaan tersebut. Keberhasilan ini akan tampak dari pemahaman, pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki oleh individu ataupun tim. Menurut Bloom dan ditulis kembali oleh Sudjana (2010), secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu sebagai berikut. a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
13
b.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar berupa keterampilan dan kemampuan bertindak. Pada penelitian ini, ranah kognitiflah yang akan menjadi objek penilaian hasil belajar, dan diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang mendapat perhatian paling besar bagi seorang guru atau guru. Karena pada ranah kognitif inilah siswa akan terlihat kemampuannya dalam menguasai bahan pelajaran ataukah tidak. Hasil belajar kognitif merupakan tingkat pemahaman atau penguasaan siswa terhadap konsep yang telah dipelajari (Sudjana 2010). Menurut Bloom (2001), aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang, yaitu sebagai berikut. a.
Pengetahuan (knowledge), dalam jenjang ini seseorang dituntut dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Kategori ini mencakup dua dimensi yaitu: mengenali (recognize) dan mengingat (recalling).
b.
Pemahaman (understanding), kemampuan ini menuntut siswa memahami atau mengerti dikomunikasikan
apa
yang diajarkan, mengetahui apa
dan
dapat
memanfaatkan
isinya
yang sedang tanpa
harus
menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kategori ini mencakup tujuh proses kognitif yaitu: menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkas, menarik inferensi, membandingkan dan menjelaskan. c.
Penerapan (aplication), adalah jenjang kognitif yang menuntut kesanggupan menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsipprinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Kategori ini mencakup dua proses kognitif yaitu menjalankan dan mengimplementasikan.
d.
Analisis (analysis) adalah tingkat kemampuan yang menuntut seseorang untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsurunsur atau komponen pembentuknya. Kategori ini mencakup proses menguraikan, mengorganisir dan menemukan pesan tersirat.
14
e.
Evaluasi (evaluation) adalah jenjang yang menuntut seseorang untuk dapat menilai suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kategori ini mencakup proses mengkritik dan memeriksa
f.
Mencipta (create), jenjang ini menuntut seseorang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa: tulisan, rencana atau mekanisme.
7.
Karakteristik Materi Struktur Jaringan Tumbuhan Materi struktur jaringan tumbuhan terdapat dalam mata pelajaran Biologi
kelas XI semester gasal. Standar kompetensi materi ini adalah memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan serta penerapannya dalam konteks salingtemas. Salah satu kompetensi dasar yang dicapai adalah mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkan dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan (BSNP 2006). Materi struktur jaringan tumbuhan ini mempelajari susunan dan bentuk berbagai jaringan pada tumbuhan yang berukuran mikro sehingga memerlukan bantuan alat penglihatan yaitu mikroskop. Pada tumbuhan tingkat tinggi, sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan. Jaringanjaringan ini akan menyusun diri menjadi suatu pola yang jelas di seluruh bagian tumbuhan. Kemudian,
jaringan-jaringan ini bergabung
membentuk
organ
tumbuhan. Struktur tubuh tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdiri atas organ pokok yaitu akar, batang dan daun. Susunan sel-sel yang membentuk jaringan dalam suatu organ tumbuhan yang terluar adalah epidermis. Epidermis merupakan jaringan terluar dari suatu organ tumbuhan yang memiliki bentuk sel tipis, rapat serta tidak memiliki ruang antar sel, fungsinya sebagai jaringan pelindung yang dilapisi kutikula. Pada bagian dalam dari epidermis terdapat jaringan parenkim yang tersusun atas sel berbentuk kubus, memiliki ruang antar sel. Fungsi jaringan parenkim adalah sebagai jaringan penghasil dan penyimpan cadangan makanan pada daun, batang maupun akar. Jaringan pengangkut terdiri atas jaringan xilem dan floem yang
15
fungsinya untuk menyalurkan air dan mineral dari akar ke daun sedangkan floem berfungsi untuk menyalurkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Korteks adalah bagian terluar dari batang atau akar tumbuhan yang dibatasi oleh jaringan epidermis pada bagian luar dan jaringan endodermis pada bagian dalam. Korteks tersusun dari jaringan penyokong dan menyusun jaringan dasar. Korteks berfungsi dalam aktivitas metabolisme dan sebagai cadangan makanan. Susunan jaringan pada tumbuhan monokotil terdapat perbedaan dengan susunan jaringan pada tumbuhan dikotil. Jaringan yang menyusun daun monokotil diantaranya epidermis, jaringan parenkim, jaringan pengangkut. Susunan pada batang monokotil meliputi epidermis, jaringan parenkim, jaringan pengangkut. Sedangkan susunan pada akar monokotil meliputi epidermis, korteks, endodermis, jaringan pengangkut dan empulur. Jaringan yang menyusun daun pada dikotil meliputi epidermis, parenkim palisade, parenkim spons, jaringan pengangkut. Jaringan yang menyusun batang dikotil meliputi epidermis, korteks, jaringan pengangkut diantaranya terdapat kambium dan empulur. Sedangkan jaringan yang menyusun akar dikotil meliputi epidermis, korteks, endodermis, jaringan pengangkut yang diantaranya terdapat kambium dan empulur. Oleh karena karakteristik materi struktur jaringan ini membahas mengenai bentuk sel-sel mikro yang menyusun sebuah jaringan dan kemudian jaringanjaringan tersebut membentuk suatu komposisi dalam organ tumbuhan pada batang, akar dan daun maka media “woody puzzle” cocok untuk digunakan dalam pembelajaran materi struktur jaringan tumbuhan.
8.
Karakteristik “Woody Puzzle” Media “woody puzzle” merupakan media pembelajaran materi struktur
jaringan tumbuhan yang terbuat dari limbah potongan kayu triplek, berbentuk persegi dengan ukuran 30x30 cm. “woody puzzle” memiliki bentuk pola potongan yang berbeda. Potongan”woody puzzle” menunjukkan beberapa sel yang menyusun satu jaringan. Kemudian potongan-potongan jaringan tersebut membentuk suatu komposisi yang menyusun organ pada tumbuhan. Jadi, pada
16
“woody puzzle”
yang sudah tersusun akan terlihat sel-sel berada di dalam satu
jaringan dan satu jaringan dengan jaringan yang lain menyusun organ tumbuhan. Warna yang ditampilkan pada media “woody puzzle” tidak terlalu cerah atau gelap, dengan kontras warna yang tepat sehingga menampilkan keserasian warna. Gambar potongan media “woody puzzle” dapat dilihat pada gambar 1 sampai 3.
a
b
Gambar 1. Media “woody puzzle” pada akar monokotil a) potongan “woody puzzle” secara acak, b) potongan “woody puzzle” yang sudah tersusun membentuk jaringan akar monokotil a
b
Gambar 2. Media “woody puzzle” pada batang monokotil a) potongan “woody puzzle” secara acak, b) potongan “woody puzzle” yang sudah tersusun membentuk jaringan batang monokotil
17
a
b
Gambar 3. Media “woody puzzle” pada daun monokotil a) potongan “woody puzzle” secara acak, b) potongan “woody puzzle” yang sudah tersusun membentuk jaringan daun monokotil Jaringan tumbuhan pada “woody puzzle” meliputi jaringan daun monokotil pada spesies Zea mays, jaringan daun dikotil pada spesies Ficus elastica, jaringan batang monokotil pada species Zea mays, jaringan batang dikotil pada spesies Helianthus sp, jaringan akar monokotil pada spesies Zea mays, dan jaringan akar dikotil pada species Ranunculus sp. Media tersebut mudah untuk digunakan dan tidak perlu menggunakan alat bantu tambahan seperti LCD, laptop, proyektor, kaca pembesar, dan lain lain dan jumlahnya memadai untuk digunakan dalam kelompok. Media “woody puzzle” dapat digunakan siswa saat proses pembelajaran berlangsung dengan menyusun potongan- potongan sel puzzle secara acak sampai tersusun suatu gambar organ daun, batang dan akar monokotil dan dikotil. Pemanfaatan media “woody puzzle” dikombinasikan dengan kegiatan diskusi kelompok sehingga siswa aktif di dalam kelas dan memudahkan siswa untuk mengamati bentuk dan struktur jaringan tumbuhan serta fungsinya.
9.
Hubungan Antara Media “Woody Puzzle” dengan Motivasi, Aktivitas dan Hasil Belajar Media “woody puzzle” merupakan media edukatif yang dapat mengarahkan
siswa dalam suasana belajar yang efektif dan menyenangkan. Media “woody
18
puzzle” dapat menarik perhatian siswa sehingga merangsang rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang disampaikan media pembelajaran tersebut. Hal ini menyebabkan perhatian siswa terfokus untuk melakukan aktivitas belajar dengan menyusun
potongan-potongan
media
“woody
puzzle”
bersama
dengan
kelompoknya. Ketika siswa menyusun potongan-potongan “woody puzzle”, mereka menggali pengetahuan lewat media “woody puzzle” tersebut sehingga mereka merasa tertantang untuk menyelesaikan menyusun potongan “woody puzzle” dan setelah tersusun membentuk gambar jaringan pada organ tumbuhan, mereka dapat memahami materi struktur jaringan tumbuhan dan oleh karena siswa telah paham, maka dapat berakibat pada hasil belajar yang baik. Menurut Hamzah (2007) media adalah segala wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan peran serta merangsang pembelajaran untuk belajar. Media “woody puzzle” mempunyai hubungan yang erat dengan motivasi, aktivitas dan hasil belajar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Alimuddin (2009) bahwa motivasi merupakan faktor penentu dan berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Demikian juga dalam proses belajar, seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar dan prestasi akademiknya pun akan rendah. Sebaliknya, seseorang yang mempunyai motivasi belajar, akan dengan baik melakukan aktivitas belajar dan memiliki prestasi akademik yang lebih baik. Kuat lemahnya motivasi belajar akan turut mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Seperti yang diungkap oleh Tarmidi (2006) yang mengatakan bahwa iklim kelas berkorelasi positif dengan perubahan tingkah laku dan prestasi hasil pembelajaran siswa. Dalam hal ini iklim kelas yang tercipta adalah suasana belajar di kelas yang menyenangkan akibat penggunaan media “woody puzzle” Kegiatan belajar siswa di dalam kelas dengan bermain “woody puzzle” dapat menimbulkan suasana belajar yang menyenangkan dan menumbuhkan motivasi belajar siswa serta dapat melibatkan siswa secara aktif belajar di dalam kelas sehingga siswa menjadi lebih paham akan materi dan akan berdampak pada hasil belajar.
19
Kerangka Berpikir -
-
Motivasi belajar siswa rendah pada materi struktur jaringan tumbuhan Siswa kesulitan berkonsentrasi saat pembelajaran Siswa mempunyai karakter aktif yang belum terarah ke dalam pembelajaran
Kota Kendal adalah kota industri kayu triplek
Ingatan siswa tentang materi struktur jaringan tumbuhan mudah hilang Pembelajaran di kelas menjadi tidak efektif Jumlah mikroskop terbatas Media yang digunakan belum dapat memusatkan konsentrasi siswa pada pelajaran
Perlu media permainan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, aktivitas dalam pembelajaran menjadi terarah dan hasil belajar siswa meningkat
Limbah triplek dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran di kelas Pengembangan media“Woody Puzzle” dari limbah triplek materi struktur jaringan tumbuhan yang dapat memfokuskan konsentrasi belajar siswa dan mengarahkan perhatian siswa ke arah positif di dalam kelas
Motivasi
Aktivitas
Hasil belajar
Efektif Gambar 4. Kerangka Berpikir Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pondok Modern Selamat Kendal dan
SMA Negeri 2 Kendal pada semester genap tahun ajaran 2013/ 2014.
B.
Subyek Penelitian Subyek penelitian meliputi subyek dalam rangka validasi, uji coba, evaluasi
dan keterterapan produk. Validasi produk oleh validator produk ahli di bidang media dan materi struktur jaringan tumbuhan. Subyek uji coba produk adalah siswa yang akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok skala terbatas dan kelompok skala luas. Kelompok skala terbatas adalah 1 kelas siswa yang terdiri atas 35 siswa kelas XI IPA 3 di SMA Pondok Modern Selamat Kendal dan kelompok skala luas adalah 3 kelas yang terdiri dari 37 siswa kelas XI IPA 1, 36 siswa kelas XI IPA 2, dan 36 siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kendal. Guru SMA Pondok Modern Selamat Kendal dan SMA Negeri 2 Kendal menjadi subyek dalam evaluasi dan keterterapan produk melalui tanggapan setelah diterapkannya media “woody puzzle”.
C.
Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dengan desain R&D yaitu yaitu metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut (Sugiyono 2010). Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat seperti pada Gambar 8.
20
21
Analisis dan pengumpulan data
Produk akhir
Perencanaan dan desain produk
Validasi produk oleh ahli media dan materi
Penyempurnaan produk akhir
Uji coba produk pada kelompok skala luas
Uji coba produk pada kelompok skala terbatas
Merevisi hasil uji coba produk
Gambar 5. Langkah-langkah metode Research and Development. (Sugiyono 2010)
Langkah-Langkah Pengembangan Produk Penelitian pengembangan media pembelajaran “woody puzzle” akan melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1.
Analisis dan pengumpulan data Dalam tahap ini, dilakukan penentuan sekolah yang digunakan untuk
penelitian yaitu SMA Negeri 2 Kendal. Kemudian melalui observasi dan survey lapangan, dilakukan pengumpulan data mengenai karakteristik dan kebutuhan siswa akan media pembelajaran ini, kemudian keadaan lingkungan sekolah termasuk potensi yang ada serta mencari data tentang proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, didapatkan informasi bahwa motivasi siswa rendah untuk belajar Biologi materi Struktur Jaringan Tumbuhan karena kurang efektifnya media pembelajaran yang digunakan oleh guru sehingga siswa tidak memperhatikan pelajaran di kelas dan ramai sendiri. Berdasarkan alasan tersebut, akan dikembangkan media pembelajaran “woody puzzle” agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga meningkatkan pula aktivitas dan hasil belajarnya. 2.
Perencanaan dan desain produk Pada tahap perencanaan dan desain produk, ada beberapa hal yang
dilakukan yaitu sebagai berikut:
22
a.
Merencanakan pengembangan media pembelajaran “woody puzzle” Tahap awal ini dimulai dengan menyusun perangkat pembelajaran meliputi
silabus, RPP, LKS, angket yang berisi tanggapan ahli media dan materi, guru, dan siswa, serta alat instrumen tes untuk siswa. b.
Mendesain produk serta strategi penyampaian isi materi pembelajaran Pada
dasarnya
media
pembelajaran
berupa
“woody
puzzle”
ini
memanfaatkan bahan yang berasal dari limbah triplek dari industri triplek. Kemudian setelah itu dibentuk dengan dipotong potong dan disambungkan bagian satu dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu gambar dan dapat dibongkar pasang. Permukaan kayu tersebut kemudian digambar struktur jaringan tumbuhan yaitu daun, batang monokotil dan dikotil serta akar monokotil dan dikotil. Penyampaian isi materi pembelajaran menggunakan “woody puzzle” ini dilakukan dengan cara diskusi kelompok kecil dan presentasi sehingga siswa yang aktif dalam pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator. Keunggulan dari media pembelajaran ini adalah dapat digunakan untuk siswa yang mempunyai karakter aktif sehingga dapat mengarahkan mereka untuk fokus belajar di dalam kelas serta meningkatkan dan mengefektifkan pembelajaran di kelas. 3.
Validasi produk oleh ahli Pada tahap ini, media yang sudah selesai dibuat untuk tahap awal
diserahkan kepada ahli media dan materi untuk dikoreksi. Setelah itu direvisi kekurangannya dan memperbaikinya berdasarkan evaluasi dari ahli. Validasi dilakukan oleh ahli media dan materi. Validasi dilakukan dengan pengisian angket penilaian sesuai pedoman yang ditentukan. 4.
Uji coba produk skala terbatas Pengembangan media pembelajaran berupa “woody puzzle” diujikan pada
kelas terbatas yaitu menggunakan 35 siswa kelas XI IPA Pondok Modern Selamat Kendal yang diambil secara acak. Produk telah direvisi dan divalidasi kemudian diuji cobakan pada siswa dengan jumlah yang terbatas. Uji coba pada kelompok skala terbatas bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa dan guru tentang media ini baik dari segi tampilan maupun dari segi ketersampaian isi materi. Tanggapan siswa diperoleh dengan metode angket yang dibagikan kepada
23
35 orang siswa yang dipilih secara acak. Sedangkan tanggapan guru diperoleh dengan metode angket. 5.
Revisi tahap I Pada tahap ini dilakukan revisi berdasarkan tanggapan siswa, guru dan
pakar media pada produk yang telah diuji cobakan pada skala terbatas agar dalam uji coba selanjutnya dihasilkan produk yang lebih sempurna. 6.
Uji Coba skala luas Uji coba yang kedua ini menggunakan populasi siswa yang lebih banyak
yaitu 3 kelas yang terdiri dari siswa kelas XI IPA 1, XI IPA 2, dan XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kendal. Desain penelitian dalam pengujian produk skala luas menggunakan metode pre-experiment dengan pre-test and post-test group design untuk mengetahui hasil belajar siswa. Desain tersebut digambarkan seperti Gambar 9 berikut ini. X : Treatment/perlakuan
O1 X O2
O1 : Hasil observasi sebelum treatment/ perlakuan O2 : Hasil observasi sesudah treatment/perlakuan
Gambar 6. Rancangan pre-test and post-test group design (Arikunto 2010) 7.
Penyempurnaan produk Pada tahap ini, penyempurnaan produk dilakukan dengan merevisi produk
berdasarkan kekurangan yang didapat pada saat uji coba dan dianalisis sehingga produk yang dihasilkan lebih baik. 8.
Produk akhir Produk dapat dikatakan sempurna apabila sudah melalui berbagai proses,
yakni sudah direvisi dan divalidasi oleh ahli dan juga sudah diuji cobakan kepada publik serta kriteria yang akan dicapai sudah terpenuhi maka produk dapat dimanfaatkan oleh siswa sebagai media belajar tambahan.
24
D.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data uji coba yang digunakan dalam penelitian ini
disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Metode pengumpulan data uji coba No
Data
Sumber Data Ahli Media Ahli Materi
1.
Validitas
2.
Efektivitas: a. Motivasi b. Aktivitas c. Hasil Belajar
3
E.
Keterterapan
Teknik Non tes
Instrumen Angket tanggapan kelayakan media
Siswa Siswa Siswa
Observasi Observasi Tes
Lembar observasi motivasi belajar Lembar observasi aktivitas siswa Post-test
Guru dan siswa
Non tes
Lembar angket
Metode Analisis Data Analisis data dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang konkrit
tentang keberhasilan pengembangan dari media “woody puzzle”. Hasil yang diperoleh digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki media tersebut. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data hasil pengembangan, yaitu sebagai berikut: 1.
Analisis validitas media “woody puzzle” Analisis validitas dilakukan secara deskriptif berdasarkan lembar angket
penilaian oleh ahli media dan materi struktur jaringan tumbuhan. Hasil akhir dari penilaian kelayakan ini adalah rata-rata persentase penilaian dari dua orang validator. Berikut adalah rumus penentuan persentase penilaian menurut Sudijono (2006) : P=
f x 100% n
Keterangan: P : persentase validitas media f : ∑ skor yang diperoleh n : skor total
25
Setelah masing-masing instrumen penilaian dianalisis, selanjutnya dihitung nilai rata-rata oleh validator materi dan validator media menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan: P : persentase validitas media total P1 : persentase validitas media oleh validator materi P2 : persentase validitas media oleh validator media Berdasarkan perhitungan tersebut, hasil persentase dikonversikan berdasarkan kriteria sebagai berikut: 86% - 100%
: Sangat valid
71% - 85%
: Valid
56% - 70%
: Cukup Valid
25% - 55%
: Tidak Valid
2.
Analisis efektivitas media “woody puzzle”
a.
Analisis motivasi belajar siswa Data motivasi belajar siswa diperoleh dengan ditentukan
dengan rumus menurut Arikunto (2007) : ∑ skor yang diperoleh Rata-rata nilai =
X 100% ∑ skor maksimal
Nilai
tersebut
kemudian
dikonversikan
penilaian menurut Ridlo (2005) sebagai berikut : 85% - 100%
= sangat termotivasi
70% - 84%
= termotivasi
60% - 69%
= cukup termotivasi
50% - 59%
= tidak termotivasi
<50%
= sangat tidak termotivasi
dengan
kriteria
26
b.
Analisis aktivitas siswa Data aktivitas siswa diperoleh secara langsung ketika siswa bekerjasama
dalam kelompok, merakit media “woody puzzle”, presentasi dan diskusi melalui lembar observasi yang dianalisis secara deskriptif. Aktivitas siswa ditentukan dengan rumus menurut Arikunto (2007) : ∑ skor yang diperoleh Rata-rata nilai =
X 100% ∑ skor maksimal
Nilai
tersebut
kemudian
dikonversikan
dengan
penilaian menurut Ridlo (2005) sebagai berikut : 85% - 100%
= sangat aktif
70% - 84%
= aktif
60% - 69%
= cukup aktif
50% - 59%
= tidak aktif
<50%
= sangat tidak aktif
c.
Analisis hasil belajar siswa
1.
Individual NS =
Keterangan NS = Nilai ketuntasan secara individual ∑b = Jumlah skor jawaban benar tiap siswa ∑n = Jumlah seluruh item soal 2.
Klasikal P=
X 100 %
Keterangan: P = Nilai ketuntasan belajar klasikal ∑n = Jumlah siswa yang tuntas belajar secara individual ∑N= Jumlah total siswa
kriteria
27
Mencari nilai akhir : NH = ∑NL LKS+ ∑NL P 2 Keterangan: NH
: Nilai hasil belajar siswa
NL LKS
: Nilai LKS
NP
: Nilai post-test
3.
Keterterapan media “woody puzzle”
a.
Data tanggapan siswa Keterterapan diukur dari tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran
yang telah menggunakan media “woody puzzle” dengan lembar angket. Melalui angket tersebut dapat diketahui kapasitas media “woody puzzle” untuk diterapkan dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa. Data dianalisis menggunakan rumus (Sudijono 2006) sebagai berikut: f n Keterangan:
P=
P = Skor total f = banyaknya siswa yang menjawab “ya” n = banyaknya siswa yang mengisi angket b.
Data Tanggapan Guru Data tanggapan guru diperoleh dengan lembar angket. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
F x100% N Keterangan: P=
P = persentase penilaian F = skor yang diperoleh N = skor keseluruhan
28
Kriteria deskriptif persentase tanggapan guru dan siswa ditunjukkan menurut Sukmadinata (2002) 80-100 %
=
Dapat diterapkan
60-79,99 % =
Cukup dapat diterapkan
50-59,99 % =
Kurang dapat diterapkan
0-49,99 % =
Tidak dapat diterapkan
F.
Indikator Kelayakan Media “woody puzzle” dinyatakan layak untuk digunakan jika memenuhi
ketiga pengujian yaitu kevalidan, keefektifan dan keterterapan: 1.
media “woody puzzle” dinyatakan valid apabila berdasarkan hasil validasi yang dilakukan ahli media dan materi struktur jaringan tumbuhan diperoleh persentase minimal 71% pada kriteria valid (Sudijono, 2007)
2.
media “woody puzzle” dinyatakan efektif apabila ≥75% dari jumlah siswa minimal berada pada kriteria termotivasi, ≥75% dari jumlah siswa minimal berada pada kriteria aktif, siswa mencapai ketuntasan secara klasikal (≥75% siswa mencapai KKM 72) dan hasil belajar meningkat (Ridlo, 2005)
3.
media “woody puzzle” dinyatakan dapat diterapkan dalam pembelajaran apabila ≥80% tanggapan guru dan siswa berada minimal dalam kategori dapat diterapkan (Sukmadinata, 2002)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 di SMA Pondok Modern Selamat Kendal dan SMA Negeri 2 Kendal. Hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan meliputi hasil penilaian validitas media “woody puzzle” oleh pakar, hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan keterterapan media “woody puzzle”.
1.
Karakteristik media pembelajaran di SMA Negeri 2 Kendal Observasi dilakukan pada bulan Juni 2013 dengan mewawancarai guru
biologi kelas XI mengenai pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri 2 Kendal dan media yang digunakan dalam pembelajaran sampai saat ini khususnya pada materi struktur jaringan tumbuhan. Secara jelas dikatakan bahwa media yang digunakan sampai saat ini berupa buku teks yang berasal dari pemerintah yang dipinjamkan kepada siswa dan ketersediaan mikroskop untuk kegiatan praktikum terbatas. Pada saat pembelajaran, tidak semua siswa dapat mengamati
berbagai
macam
jaringan
tumbuhan.
Keadaan
tersebut
mengakibatkan siswa lain melakukan aktivitas yang tidak bermakna dan tidak memperhatikan apa yang dijelaskan guru. Keterbatasan mikroskop menyulitkan setiap siswa untuk melakukan pengamatan berbagai macam jaringan tumbuhan. Sedangkan pada materi struktur jaringan tumbuhan pembelajaran dilakukan dengan melakukan pengamatan, pengidentifikasian struktur jaringan pada tumbuhan serta mengaitkan dengan fungsinya. Pengamatan struktur jaringan pada tumbuhan ternyata dapat divisualisasikan melalui suatu media “woody puzzle” yang berbentuk dua dimensi yang bergambar jaringan pada tumbuhan monokotil dan dikotil dapat dihadirkan di dalam kelas untuk mengatasi keterbatasan mikroskop. Dengan adanya media “woody puzzle”, siswa yang awalnya melakukan aktivitas tidak bermakna di dalam kelas dapat diarahkan pada pembelajaran dengan menyusun
29
30
potongan “woody puzzle”. Saat siswa melakukan aktivitas belajar dengan menyusun potongan “woody puzzle”, siswa akan paham terhadap materi struktur jaringan tumbuhan. Berikut disajikan pada Tabel 2 yang berisi hal yang diperoleh dari hasil wawancara pada guru saat observasi awal pada bulan Juni 2013. Tabel 2. Hasil wawancara pada guru tentang pelaksanaan pembelajaran materi struktur jaringan tumbuhan di SMA N 2 Kendal No
Pertanyaan
Jawaban
1.
Materi apa yang paling sulit untuk dipahami siswa?
Sistem syaraf dan struktur jaringan tumbuhan
2.
Apakah hasil belajar siswa sudah mencapai KKM?
Sebagian siswa sudah mencapai KKM (50%)
3.
Berapa nilai KKM untuk Biologi?
Nilai KKM 72
4.
Apakah dalam proses pembelajaran menggunakan media pada materi struktur jaringan tumbuhan?
Saya hanya menggunakan buku teks dari dinas dan mikroskop pada saat praktikum. Saya belum menggunakan media lain
5.
Apakah kesulitan siswa dalam belajar materi Struktur Jaringan Tumbuhan?
Kesulitannya adalah kurangnya sumber belajar yang membuat siswa paham terhadap materi yang diajarkan karena jumlah mikroskop yang digunakan terbatas, tidak semua siswa dapat mengamati berbagai struktur jaringan tumbuhan
6.
Apakah media pembelajaran yang ada sekarang dan yang digunakan sudah cukup untuk mendukung proses pembelajaran?
Buku teks kurang mendukung proses pembelajaran karena kurang sesuai dengan karakter siswa yang aktif dan tidak suka membaca
7.
Bagaimana karakter siswa di kelas saat proses pembelajaran berlangsung?
Beberapa siswa aktif dalam pembelajaran, ada juga beberapa yang keaktifannya mengarah pada hal negatif di kelas
8.
Bagaimana jika dikembangkan suatu media pembelajaran untuk menunjang pembelajaran materi Struktur Jaringan Tumbuhan?
Saya sangat setuju dan mendukung hal tersebut
9.
Jika sudah dikembangkan, apa harapan Bapak selanjutnya terutama untuk kepentingan siswa?
Media tersebut bisa menarik perhatian siswa dan dapat digunakan siswa selama pembelajaran serta bisa meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa
31
Berdasarkan hasil wawancara pada Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa guru sudah menggunakan media pembelajaran berupa buku teks dan mikroskop saat praktikum, tetapi media pembelajaran tersebut belum dapat menunjang proses pembelajaran. Selain itu, belum ada media lain yang digunakan guru untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Padahal perlu adanya media yang dapat membuat siswa lebih paham akan materi Struktur Jaringan Tumbuhan disamping untuk mengarahkan karakter siswa yang aktif. Pencapaian KKM siswa hanya sebesar 50% dan perlu ditingkatkan. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan media yang dapat mengarahkan siswa dengan karakter aktif serta dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar. Berdasarkan hasil observasi pada bulan Juni 2013, diketahui bahwa di Kendal terdapat perindustrian triplek yang limbahnya dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran yang berbahan dasar triplek dan dinamakan “woody puzzle” a
b
Gambar 7. Pabrik triplek dan limbah yang dihasilkan di Kota Kendal a) pabrik triplek di Kota Kendal, b) limbah yang dihasilkan pabrik triplek di Kota Kendal 2.
Penilaian kelayakan “woody puzzle” Penilaian kelayakan “woody puzzle”ditentukan oleh validitas media,
efektivitas media yang meliputi hasil belajar siswa, aktivitas siswa, dan motivasi belajar siswa. Selain itu, keterterapan yang meliputi tanggapan siswa dan guru juga menentukan kelayakan media “woody puzzle”.
32
Validitas “woody puzzle” yang dikembangkan
a.
Penilaian validitas “woody puzzle” dilakukan setelah “woody puzzle” tersebut direvisi berdasarkan saran dan kritik dari ahli media dan ahli materi. Validitas “woody puzzle” ini dinilai oleh dua orang ahli yaitu ahli media dan ahli materi dimana akan diambil rata-rata persentase dari hasil penilaian ahli media dan ahli materi. Berikut disajikan hasil penilaian media “woody puzzle” oleh ahli media dan materi dalam Tabel 3 dan 4. Tabel 3. Rekapitulasi hasil penilaian “woody puzzle” oleh ahli media No 1
2
3.
4.
5.
6.
7.
Aspek Keinovatifan media “woody puzzle” a. ”woody puzzle” kreatif dalam ide/ gagasan b. ”woody puzzle” berbeda dengan media pembelajaran yang sudah ada Kualitas tampilan “woody puzzle” a. Tampilan “woody puzzle” menarik b. Menumbuhkan minat untuk dilihat c. Menumbuhkan minat untuk dimainkan Tingkat keawetan bahan “woody puzzle” a. Awet/ tahan lama b. Tidak mudah sobek/ rusak saat digunakan c. Tidak memerlukan zat/ bahan kimia saat disimpan Ukuran “woody puzzle” a. Perbandingan ukuran panjang dan lebar “woody puzzle” tepat (gambar tidak terlalu panjang ataupun lebar) b. Ukuran gambar pada “woody puzzle” tidak terlalu besar atau kecil c. Tiap potongan pada “woody puzzle” tidak terlalu besar atau kecil d. Jumlah dapat digunakan secara berkelompok Komposisi warna dan gambar “woody puzzle” a. Warna gambar yang ditampilkan tidak terlalu cerah atau gelap b. Gambar memiliki kontras warna yang baik c. Gambar menampilkan keserasian/ keharmonisan warna Keterpakaian “woody puzzle” a. ”woody puzzle” mudah digunakan b. Tidak memerlukan perangkat tambahan (laptop, LCD, proyektor, kaca pembesar, dll) c. Praktis dan mudah dibawa Kejelasan gambar “woody puzzle” a. Menggambarkan anatomi batang, akar dan daun secara nyata dan konkret b. Gambar yang ditampilkan jelas, detail pada struktur jaringan penyusun pada organ anatomi batang, akar dan daun JUMLAH SKOR TOTAL INSTRUMEN = 80 Persentase
* Data selengkapnya disajikan pada lampiran 3
Skor 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 76 95
33
Ahli media menilai media “woody puzzle” berdasarkan tujuh aspek dan diperoleh nilai kelayakan sebesar 95%. Dengan hasil persentase tersebut dapat dikatakan bahwa media “woody puzzle” valid dari segi penyajian. Adapun hasil penilaian kelayakan “woody puzzle” oleh ahli materi disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi hasil penilaian “woody puzzle” oleh ahli materi No 1.
2.
3.
4.
5.
Aspek “woody puzzle” membantu mencapai indikator pencapaian pembelajaran materi Struktur Jaringan Tumbuhan. a. Mengidentifikasi berbagai macam jaringan yang terdapat pada tumbuhan b. Menjelaskan fungsi berbagai jaringan tumbuhan pada organ akar, batang dan daun berdasarkan ciri strukturnya c. Menggambar berbagai macam struktur jaringan tumbuhan seperti akar, batang, dan daun d. Membedakan struktur akar, batang dan daun dikotil dan monokotil Penjabaran materi “woody puzzle”. a. Kebenaran konsep “woody puzzle”pada materi Struktur Jaringan Tumbuhan b. “woody puzzle” dapat disusun membentuk gambar struktur jaringan tumbuhan pada organ batang, akar dan daun c. Materi pada “woody puzzle” sesuai dengan SK, KD dan indikator Kemampuan menunjang proses pembelajaran. a. Membantu sebagai bahan diskusi kelompok b. Menciptakan komunikasi dan kerjasama kelompok siswa c. Menciptakan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa d. Dapat membantu guru dalam proses KBM e. Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa Kejelasan gambar dan langkah pemakaian “woody puzzle” a. Gambar bagian/ jaringan penyusun organ batang, akar dan daun pada “woody puzzle” terlihat jelas b. Langkah pemakaian “woody puzzle” jelas dan runtut c. Keterangan angka penunjuk jelas dan sesuai dengan bagian jaringan penyusun yang ditunjuk “woody puzzle” menunjang penjabaran materi. a. ”woody puzzle” dapat memperjelas materi Struktur Jaringan Tumbuhan b. “woody puzzle” dapat membantu pemahaman siswa terhadap materi Struktur Jaringan Tumbuhan c. ”woody puzzle” dapat memvisualisasikan materi Struktur Jaringan Tumbuhan secara konkret JUMLAH SKOR TOTAL INSTRUMEN = 72 Persentase
Skor 3 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 61 84,7
* Data selengkapnya disajikan pada lampiran 4 Ahli materi menilai media “woody puzzle” berdasarkan aspek materi pembelajaran yang terdiri dari 5 aspek. Konversi nilai kelayakan berdasarkan skor yang diperoleh adalah 84,7%.
34
Rata-rata hasil penilaian ahli terhadap “woody puzzle”
sebesar 90%
dengan kriteria “sangat valid” dan selanjutnya dilakukan perbaikan berdasarkan saran dan masukan yang disajikan pada Tabel 5 dan 6 yang diberikan oleh ahli media dan ahli materi agar “woody puzzle” menjadi lebih baik. Tabel 5. Saran ahli media dan perbaikan “woody puzzle” No 1.
Aspek yang disarankan ahli Jumlah “woody puzzle”diperbanyak
2.
Penomoran pada setiap bagian jaringan pada organ tumbuhan diletakkan di dalam sel/jaringannya Warna “woody puzzle”
3.
Perbaikan Diperbanyak sejumlah 3x lipat yaitu 18 buah “woody puzzle” untuk keperluan kelompok belajar siswa di kelas Dibuat lebih rapi, penomoran di dalam jaringannya Diwarnai lebih menarik terutama pada anatomi daun dikotil
Tabel 6. Saran ahli materi dan perbaikan “woody puzzle” No 1. 2.
3.
4.
Aspek yang disarankan ahli Sumber acuan gambar anatomi organ tumbuhan harus jelas Bagian-bagian jaringan penyusun organ akar, batang dan daun disamakan dengan gambar pada sumber acuan Setiap anatomi organ tumbuhan pada akar, batang dan daun harus ditetapkan spesies masingmasingnya Langkah pemakaian “woody puzzle”harus jelas petunjuknya
Perbaikan Sumber buku dari atlas anatomi tumbuhan Bagian dibuat dengan benar pada endodermis dan kambium
Anatomi akar dikotil: Ranunculus sp Anatomi akar monokotil: Zea mays Anatomi batang dikotil: Helianthus sp Anatomi batang monokotil: Zea mays Anatomi daun dikotil: Ficus elastica Anatomi daun monokotil: Zea mays Diperbaiki dan kata-kata disusun dengan lebih sistematis
Media “woody puzzle” telah mengalami beberapa perubahan sebelum dan sesudah revisi oleh ahli media dan materi. Media “woody puzzle” yang sudah mengalami perubahan dapat dilihat pada gambar 8 sampai 10.
35
a
b
Gambar 8. Susunan dan bentuk jaringan pada batang monokotil a) sebelum revisi b) setelah revisi
a
b
Gambar 9. Susunan dan bentuk jaringan pada batang dikotil a) sebelum revisi b) setelah revisi a
b
Gambar 10. Susunan dan bentuk jaringan pada daun dikotil a) sebelum revisi tanpa spesies b) setelah revisi spesies Ficus elastica
36
Setelah media “woody puzzle” diperbaiki dan dinilai oleh kedua ahli, selanjutnya hasil penilaiannya dirata-rata. Berikut disajikan hasil penilaian ratarata ahli media dan materi terhadap media “woody puzzle” pada Tabel 7. Tabel 7. Rekapitulasi data rata-rata hasil penilaian “woody puzzle” oleh ahli media dan materi No 1 2
Penilai Ahli media Ahli materi Rata-rata Kriteria
Persentase 95,0% 84,7% 90,0% Sangat valid
Berdasarkan data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa persentase penilaian antara ahli media dan ahli materi berbeda. Persentase penilaian ahli media sebesar 95,0%, sedangkan ahli materi sebesar 84,7%. Ahli media menilai “woody puzzle” berdasarkan
keinovatifan
media,
kualitas
tampilan,
tingkat
keawetan
bahan,ukuran, komposisi warna, keterpakaian dan kejelasan gambar sedangkan ahli materi menilai kebenaran konsep terhadap materi, ketercapaian SK, KD dan indikator pembelajaran, kemampuan menunjang proses pembelajaran, langkah pemakaian dan sebagai penunjang materi. Perbedaan penilaian “woody puzzle” dikarenakan para ahli memberikan nilai sesuai keahliannya masing-masing. Setelah dilakukan perbaikan, “woody puzzle” tersebut sudah dapat digunakan dalam uji coba pada skala terbatas dan uji coba pemakaian (skala luas).
b.
Efektivitas “woody puzzle” Efektivitas “woody puzzle” ditentukan berdasarkan hasil belajar, aktivitas
siswa, dan motivasi belajar siswa dengan menggunakan media “woody puzzle” yang dikembangkan. Berikut akan dibahas hasil belajar, aktivitas, dan motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar dengan media “woody puzzle” yang dikembangkan. 1)
Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai LKS dan nilai post test. Nilai LKS
diperoleh siswa secara berkelompok, sedangkan nilai post test dikerjakan siswa secara individu untuk mengukur kemampuan akademik yang dimiliki tiap siswa
37
setelah melakukan pembelajaran menggunakan media “woody puzzle” Nilai tersebut disajikan pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Hasil belajar siswa No 1 2 3 4 5 6
Data Rata-rata nilai Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas Ketuntasan klasikal
Kelas XI IPA 1 83,5 91,5 71 36
Kelas XI IPA 2 83,3 91 70 34
1
Kelas XI IPA 3 84,0 92,5 71,5 34
2
97%
2
94%
94%
* Data selengkapnya disajikan pada lampiran 20 Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa penggunaan media “woody puzzle” adalah efektif dilihat dari ketuntasan klasikal sebesar 97%. 2)
Aktivitas belajar siswa Aktivitas belajar siswa dinilai dengan 5 ketegori. Kategori tersebut adalah
sangat aktif, aktif, cukup aktif, tidak aktif, dan sangat tidak aktif. Data tentang aktivitas belajar siswa disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran
No
Skor
Kriteria
1 2 3 4
85-100 70-84 60-69 50-59
5
<50
Sangat aktif Aktif Cukup aktif Tidak aktif Sangat tidak aktif
Jumlah siswa Kelas Kelas Kelas XI XI XI IPA 1 IPA 2 IPA 3 19 24 18 18 12 18 -
-
-
Persentase (%) Kelas Kelas Kelas XI XI XI IPA 1 IPA 2 IPA 3 51% 67% 50% 49% 33% 50% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
0%
0%
* Data selengkapnya disajikan pada lampiran 12 Kriteria rata-rata aktivitas belajar siswa adalah aktif. Pada kelas XI IPA 1, 2 dan 3 mencapai ≥75% siswa berada dalam kategori sangat aktif dan aktif. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa sangat antusias dan tertarik dengan pembelajaran yang diberikan. 3)
Motivasi belajar siswa Distribusi frekuensi motivasi belajar siswa disajikan dalam Tabel 10 di
bawah ini.
38
Tabel 10. Distribusi frekuensi motivasi belajar siswa Jumlah siswa No
Skor
Kriteria
1 2 3 4 5
85-100 70-84 60-69 50-59 <50
Sangat termotivasi Termotivasi Cukup termotivasi Tidak termotivasi Sangat tidak termotivasi
Persentase (%)
Kelas XI IPA 1 23 14 -
Kelas XI IPA 2 27 9 -
Kelas XI IPA 3 19 17 -
Kelas XI IPA 1 62% 38% 0% 0%
-
-
-
0%
Kelas Kelas XI XI IPA 2 IPA 3 72% 53% 28% 47% 0% 0% 0% 0% 0%
0%
* Data selengkapnya disajikan pada lampiran 11 Berdasarkan Tabel 9 siswa kelas XI IPA 1, 2 dan 3 mencapai ≥75% sangat termotivasi dan termotivasi. Data-data tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa sangat tinggi.
c.
Keterterapan
1)
Data tanggapan siswa terhadap media “woody puzzle” Data tanggapan siswa diperoleh pada saat uji coba skala kecil dan uji coba
pemakaian (skala luas). Jawaban ya mendapatkan skor 1, sedangkan jawaban tidak mendapatkan skor 0, berisi 10 pertanyaan. Berdasarkan tabel rekapitulasi tanggapan siswa terhadap media “woody puzzle” pada uji coba skala terbatas diperoleh hasil 94,6% yaitu dalam kategori dapat diterapkan. Kemudian media “woody puzzle” diterapkan pada uji coba skala luas dan terbukti bahwa pada uji coba skala luas diperoleh hasi 99,3% yaitu dalam kategori dapat diterapkan. Hal ini membuktikan bahwa media “woody puzzle” layak untuk menjadi media pembelajaran. 2)
Data tanggapan guru terhadap media “woody puzzle” Hasil tanggapan guru terhadap media “woody puzzle” yang disajikan
dalam Tabel 12. Berdasarkan Tabel 12 diperoleh hasil bahwa penggunaan media “woody puzzle” mendapatkan tanggapan baik dari guru dengan skor 100% dan kriteria dapat diterapkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media “woody puzzle” hasil pengembangan valid, efektif, dan layak digunakan sebagai media belajar siswa.
39
B.
Pembahasan Pengembangan media “woody puzzle” yang mengacu pada langkah-
langkah Research and Development (R&D) yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009) mulai dari tahap identifikasi potensi dan masalah hingga tahap produk jadi. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran yang berbentuk “woody puzzle” yang valid, untuk mengetahui keefektifan media dalam mendukung proses belajar biologi yang diukur melalui motivasi, aktivitas dan hasil belajar pada materi struktur jaringan tumbuhan dan keterterapannya dalam pembelajaran. Penilaian validitas media “woody puzzle” dinilai oleh dua orang Dosen Biologi FMIPA UNNES sebagai ahli media dan ahli materi. Penilaian validasi media oleh ahli media meliputi beberapa aspek penilaian yaitu mengenai tingkat keinovatifan, kualitas tampilan, tingkat keawetan bahan, ukuran, komposisi warna dan gambar, keterpakaian dan kejelasan gambar pada media “woody puzzle”. Sedangkan ahli materi menilai media “woody puzzle” berdasarkan beberapa aspek penilaian meliputi tercapai atau tidaknya indikator pembelajaran pada materi struktur jaringan tumbuhan dengan adanya
media “woody puzzle”,
kebenaran konsep media “woody puzzle”, kemampuan dalam menunjang proses pembelajaran, kejelasan gambar dan langkah pemakaian jelas, media “woody puzzle” dapat menunjang materi struktur jaringan tumbuhan. Penilaian validitas media “woody puzzle” oleh ahli media dan materi struktur jaringan tumbuhan, diperoleh informasi bahwa media “woody puzzle” valid untuk diterapkan dalam pembelajaran materi struktur jaringan tumbuhan. Rata-rata skor yang diperoleh menunjukkan bahwa media “woody puzzle” mempunyai validitas yang tinggi yaitu dengan skor 90%. Efektivitas media “woody puzzle” pada materi struktur jaringan tumbuhan sudah terpenuhi atau bisa dikatakan efektif karena hasil belajar siswa, aktivitas siswa, dan motivasi belajar siswa ≥75% mencapai ketuntasan secara individual dan klasikal, ≥75% aktif dan termotivasi. Menurut Kustiono (2009) media pembelajaran memperlancar komunikasi guru dan siswa serta media mampu merangsang pikiran, perhatian, dan keinginan belajar siswa yang mendorong
40
siswa untuk ingin lebih tahu banyak tentang suatu hal. Dengan demikian, siswa terdorong untuk lebih bersemangat dalam belajar sehingga hasil belajar mencapai ketuntasan. Efektivitas media “woody puzzle” dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan hasil belajar, aktivitas, dan motivasi belajar siswa yang diujicobakan pada uji coba skala besar (pada 3 kelas). Hasil belajar siswa dinilai berdasarkan nilai LKS dan nilai post test. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
melakukan kegiatan
pembelajaran. Hasil yang diperoleh setelah melakukan kegiatan pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa tampak dari pemahaman, pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa (Arifin 2000). Siswa yang semula belum paham mengenai struktur jaringan tumbuhan menjadi paham. Hal tersebut dilihat dari nilai yang diperoleh. Media “woody puzzle” efektif digunakan dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan secara klasikal ketuntasan belajar siswa pada 3 kelas mencapai 95% dan dari hasil uji n-gain diketahui terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 1,7 yang dikategorikan tinggi. Sedangkan 5% siswa yang tidak tuntas disebabkan karena siswa tidak mengerjakan semua soal. Hal tersebut disebabkan ada beberapa nomor soal yang dirasa sulit dan tidak berusaha dikerjakan. Efektivitas media “woody puzzle” yang tinggi dikarenakan telah melalui tahap validasi oleh ahli media dan ahli materi dan dinyatakan sangat valid. Selain itu juga pada hasil tanggapan siswa dan guru melalui angket tentang media “woody puzzle” menunjukkan hasil yang positif dapat menumbuhkan motivasi dan aktivitas belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurseto (2011) bahwa salah satu cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran. Aktivitas siswa yang tinggi sejalan dengan motivasi dan hasil belajar yang tinggi pula sesuai dengan penelitian Yusuf (2006) yang menyatakan bahwa kegiatan siswa seperti menemukan konsep, berdiskusi, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan guru, dan menyimpulkan materi merupakan aktivitas sangat bermanfaat bagi siswa untuk mencari pengalaman dan mengalami sendiri. Beberapa aktivitas tersebut membuat pelajaran lebih menarik dan lebih berhasil.
41
Secara tidak langsung aktivitas belajar siswa juga dapat mempengaruhi hasil belajar seorang siswa. Selain itu, sejalan dengan pernyataan Sardiman (2011) bahwa aktivitas mempengaruhi hasil belajar siswa. Aktivitas yang tinggi akan menghasilkan hasil belajar yang tinggi dan aktivitas yang rendah akan menghasilkan hasil belajar yang rendah pula. Kegiatan kelompok dapat membuat siswa belajar menghargai teman yang lain dan belajar untuk bekerja sama. Penyajian pembelajaran yang berpusat pada siswa juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, menambah wawasan akademik, dan menambah rasa ingin tahu (Prastowo, 2011). Motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa mempunyai hubungan yang positif dan signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan perhitungan korelasi ganda dengan r hitung sebesar 0,69 untuk kelas XI IPA 1, 0,47 untuk kelas XI IPA 2 dan 0,94 untuk kelas XI IPA 3. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan antara motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa mempunyai hubungan yang positif dan signifikan. Jika siswa tertarik dengan pembelajaran, maka juga aktif dalam proses pembelajaran dan kemungkinan besar siswa tersebut memperhatikan apa yang disampaikan sehingga dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal tersebut dapat menjadikan nilai hasil belajar siswa menjadi baik, begitu juga sebaliknya. Penelitian lain yang mendukung yaitu Sukirman (2011) menyimpulkan terdapat hubungan yang erat antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pada taraf signifikansi 1%. Menunjukkan bahwa bimbingan guru, dan motivasi belajar secara bersama-sama hubungannya erat dengan prestasi belajar pada taraf signifikansi 1%, sedangkan Prastomo (2012) menyimpulkan terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar fisika. Pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Sama halnya dengan motivasi, jika motivasi belajar siswa baik maka nilai hasil belajar siswa menjadi lebih baik juga. Seperti halnya pernyataan Mulyasa (2006) yang menyatakan bahwa iklim belajar yang menyenangkan akan
42
mengakibatkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreativitas siswa sehingga siswa lebih mudah dalam menangkap dan memahami materi pelajaran yang diberikan. Jika siswa melakukan suatu proses diskusi maka secara tidak langsung siswa sudah melakukan berbagai aktivitas yang dapat mendukung proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa tersebut. Penilaian kelayakan media “woody puzzle” juga didukung oleh data tanggapan siswa dan guru terhadap media “woody puzzle”. Hasil dari tanggapan siswa terhadap media “woody puzzle” diperoleh dari angket tanggapan siswa kelas uji coba skala kecil dan kelas uji coba pemakaian serta tanggapan dari guru. Tanggapan siswa pada uji coba skala kecil dan uji coba pemakaian mempunyai rata-rata persentase yang berbeda. Tanggapan siswa pada kelas uji coba skala kecil lebih rendah daripada tanggapan siswa pada kelas uji coba pemakaian (skala luas). Hal tersebut membuktikan bahwa setelah dilakukan uji coba skala kecil, media “woody puzzle”memang membutuhkan revisi terlebih dahulu sebelum diujikan pada kelas pemakaian. Revisi tersebut bertujuan untuk memperbaiki bagian-bagian yang salah atau kurang tepat agar dihasilkan media “woody puzzle” yang lebih sempurna. Hasil tanggapan guru terhadap media “woody puzzle” didapat dari data angket tanggapan guru pada uji coba skala kecil dan uji coba pemakaian. Berdasarkan jawaban butir angket yang disajikan, guru menunjukkan sikap yang positif terhadap media “woody puzzle”. Hasil tanggapan guru tersebut dapat disimpulkan bahwa guru biologi yang mengajar kelas XI setuju jika media “woody puzzle” dari hasil pengembangan digunakan dalam proses pembelajaran, mendukung proses pembelajaran, menarik perhatian siswa untuk belajar, mudah dalam pemakaiannya, membantu pemahaman siswa serta banyak kelebihan yang lainnya. Guru bersedia menggunakan media “woody puzzle” untuk pembelajaran selanjutnya. Hal tersebut sesuai pendapat menurut Taiwo (2009) media pembelajaran dapat digunakan guru untuk mengefektifkan pembelajaran di kelas dan untuk menggantikan guru melalui sistem media pembelajaran. Selain itu, media digunakan oleh guru untuk membentuk sikap dan karakter siswa menjadi lebih positif, mendorong timbulnya motivasi, mendemonstrasikan
43
beberapa ide, menyoroti topik dan konsep yang spesifik, dan meningkatkan pemahaman (Onasanya 2004). Gambar dan warna yang disajikan menarik, langkah kerja pemakaian jelas dan mudah digunakan, mudah dipahami, dan cocok digunakan pada pembelajaran biologi khususnya materi struktur jaringan tumbuhan. media “woody puzzle” hasil pengembangan dapat digunakan di sekolah lain di kota Kendal. Berdasarkan uraian di atas, media “woody puzzle” materi struktur jaringan tumbuhan layak karena sudah divalidasi oleh pakar media dan materi dengan persentase >71%. Media “woody puzzle” tersebut juga efektif digunakan di SMA Negeri 2 Kendal, terbukti dengan ketuntasan belajar siswa >75% , kelas XI IPA 1 tuntas secara klasikal sebesar 97%, kelas XI IPA 2 sebesar 94%, dan kelas XI IPA 3 sebesar 94% dan peningkatan hasil belajar tinggi . Media “woody puzzle” tersebut juga mendapat tanggapan yang positif dari siswa dan guru, serta dapat diterapkan
sebagai
media
pembelajaran
di
SMA
Negeri
2
Kendal.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1.
Di SMA Negeri 2 Kendal, pembelajaran materi Struktur Jaringan Tumbuhan sampai saat ini menggunakan buku teks dan jumlah mikroskop terbatas sehingga perlu dikembangkan media alternatif yang dapat memfokuskan perhatian dan aktivitas siswa dalam bentuk media “woody puzzle”
2.
Media “woody puzzle” dikembangkan melalui tahap validasi, ujicoba pada kelompok terbatas (35 siswa kelas XI IPA 3 di SMA Pondok Modern Selamat Kendal), revisi produk, ujicoba skala luas di kelas XI IPA SMA Negeri 2 dan dilakukan penyempurnaan produk serta penggandaan jumlah untuk dapat digunakan sebagai media pembelajaran
3.
Media “woody puzzle” valid, berdasarkan hasil validasi oleh ahli media dan materi struktur jaringan tumbuhan berada pada kriteria sangat valid; efektif karena ≥ 75% dari jumlah siswa berada pada kriteria termotivasi, aktif mencapai ketuntasan individual maupun klasikal dan hasil belajar meningkat
4.
Media “woody puzzle” dapat diterapkan di SMA Negeri 2 Kendal karena mudah untuk digunakan guru maupun siswa dalam proses pembelajaran, sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran, dan dapat digunakan dalam kegiatan diskusi kelompok
5.
Karakteristik media “woody puzzle” yang efektif, valid dan dapat diterapkan adalah terbuat dari limbah potongan triplek dua dimensi yang berukuran 30x30 cm dan memiliki kontras warna yang tepat.
44
45
B.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, disarankan beberapa hal sebagai berikut.
1.
Media “woody puzzle” sebaiknya digunakan dalam pembelajaran materi struktur jaringan tumbuhan dengan metode diskusi.
2.
Jumlah media “woody puzzle” memadai untuk digunakan dalam kelompok kecil (4-6 siswa) dengan tiga sampai enam kelompok per kelas.
3.
Potongan-potongan “woody puzzle” dapat dimodifikasi bentuk dan ukurannya agar dapat memberi tantangan bagi siswa untuk menyusun “woody puzzle” tersebut, tidak hanya menerka pasangan puzzle mana yang dirasa cocok.
46
Daftar Pustaka Alimuddin. 2009. Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar. J. Medtek 1(1):1-8 Arifin Z. 2000. Evaluasi Instruksional. Bandung: Sinar Baru Algensindo Arikunto S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta . 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Arsyad A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Bloom B. S.Engelhart, M. D., Furst, E. J., Hill, W. H. & Krathwohl, D. L. 2001 Taxonomy of Educational Objectives: the Classification of Educational Goal, Handbook I Cognitive Domain. New York: Longman [BSNP] Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP Chaiyunah. 2006. Hubungan Antara Pemanfaatan Media Puzzle Dengan Kreatifitas Berpikir Anak TK Kelas B Ngrowo 1 Bangsal Mojokerso. (Skripsi). Surabaya: Unesa Hamalik O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hamzah. 2007. Profesi Kepenendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Hasruddin. 2009. Peran Multimedia Dalam Pembelajaran Biologi. J. Tabularasa PPS UNIMED 6 (2): 1-12 Ibrahim M. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Surabaya: Unesa University Press Jayapraba. 2013. Metacognitive Instruction and Cooperative Learning-Strategies For Promoting Insightful Learning in Science. J. International on New Trends in Education and Their Implications 4 (1): 165-172 Jihad A & Haris A. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo Julianto T. 2008. Peningkatan Kualitas Pembelajaran : Antara Profesionalitas Guru, Media Pembelajaran dan Kualitas Pembelajaran. J. Ilmiah Kependidikan 1 (1): 32-33 Krissantono W, Sukmawati, Zainuddin H. 2013. Pemanfaatan Media Pembelajaran Meningkatkan Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI SDN 03 Kelampai. (Artikel Penelitian). Pontianak: Universitas
47
Tanjungpura Pontianak. Tersedia di http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/2971 [diakses 22 Mei 2014 Kustiono. 2009. Media Pembelajaran. Semarang: FIP UNNES Mappeasse YM. 2009. Pengaruh Cara Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Programmable Logic Controller (Plc) Siswa Kelas III Jurusan Listrik SMK Negeri 5 Makassar. J. Medtek 1(2) Mubin NA. 2012. Pengembangan Media Ajar Berbasis Multimedia Interaktif dengan Memanfaatkan Macromedia Flash Profesional 8 untuk Siswa Kelas V SD pada Mata Pelajaran IPA Topik Pesawat Sederhana. (Skripsi). Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana Mulyasa E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Suatu panduan praktis). Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nurseto T. 2011. Membuat MediaPembelajaran Yang Menarik. J. Ekonomi & Pendidikan 8(1):19-35 Onasanya. 2004. Selection and Utilization of Instructional Media for Effective Practice Teaching. J. Institute of Studies Education 2 (1): 127-133 Prastomo P. 2012. Pengaruh Media Pembelajaran dengan CD Interaktif terhadap Prestasi Belajar Fisika ditinjau dari Motivasi belajar siswa. (Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana UNS Prastowo A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan ajar Inovatif. Yogyakarta : Diva Press Purwanto R. 2011. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Sistem Koordinasi melalui Metode Pembelajaran Teaching Game Team terhadap Siswa Kelas XI IPA SMA Smart Ekselensia Indonesia Tahun Ajaran 2010-201. J. Pendidikan Dompet Dhuafa 1(1):1-14 Ridlo S. 2005. Evaluasi Pembelajaran Biologi. Semarang : FMIPA UNNES Rustaman N. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: JICA Sardiman A. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sri N. (2010). Membangkitkan Motivasi Peserta Didik 1. Bandung: CV. Cahaya Pena Kartasura Sudijono A. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja grafindo Persada
48
Sudjana N. 2010. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Sukirman. 2011. Peranan Bimbingan Guru dan Motivasi Belajar dalam Rangka Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik SMA Negeri 1 Metro Tahun 2010. J Guidena1(1) Sukmadinata N. 2002. Pendekatan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia Syaiku A. 2011. Motivasi Sebagai Core Pengajaran di Kelas. J. Falasifa. 2 (1): 73-84 Taiwo S. 2009. Teacher’s Perception of The Role of Media in Classroom Teaching in Secondary School. J. Educational Technology 8 (1): 75-83 Tarmidi. 2006. Iklim Kelas dan Prestasi Belajar. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Wahyuni N & Maureen, YI. 2010. Pemanfaatan Media Puzzle Metamorfosis dalam Pembelajaran Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SDN Sawunggaling I/382 Surabaya. J. Teknologi Pendidikan 10 (2): 77-78 Wina S. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Grup Yudhi M. 2012. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press Yusuf 2006. Upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar biologi melalui penggunaan peta konsep pada siswa kelas II.4 SMP N 2 Pekanbaru tahun ajaran 2004/2005. J. Biogenesis 2(2):59-63
49
Lampiran 1. Surat Validasi Media
50
Lampiran 2. Surat Validasi Materi
51
Lampiran 3. Angket Validasi Media “Woody puzzle” oleh Ahli Media
52
53
Lampiran 4. Angket Validasi Media Oleh Ahli Materi
54
55
Lampiran 5. Angket Tanggapan Guru Tentang Media “Woody puzzle”
56
57
Lampiran 6. Angket Tanggapan Siswa Tentang Media “Woody puzzle”
58
59
Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Siswa Terhadap Media “Woody Puzzle”
REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN SISWA TERHADAP MEDIA “WOODY PUZZLE” PADA MATERI STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN
No.
1
2
3
4
5
6
7.
Pertanyaan
Apakah Anda baru pertama kali menggunakan media “woody puzzle”? Apakah media “woody puzzle” yang digunakan sesuai dengan materi Struktur Jaringan Tumbuhan? Apakah media “woody puzzle”mudah dipakai dalam pembelajaran di kelas? Apakah media “woody puzzle”dapat membantu kalian memahami materi Struktur Jaringan Tumbuhan? Apakah kalian menyukai suasana kelas saat pembelajaran menggunakan media “woody puzzle”? Apakah media media “woody puzzle” cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran materi struktur Jaringan Tumbuhan? Menurut kalian, apakah media “woody puzzle”
Kelas uji coba skala kecil N = 33 Jumlah siswa yang P (%) menjawab “ya”
Kriteria
Kelas uji coba skala besar N = 109 Jumlah siswa yang P (%) menjawab “ya”
29
87,87
Dapat diterapkan
109
100
33
100
Dapat diterapkan
108
99,1
32
96,96
Dapat diterapkan
109
100
32
96,96
Dapat diterapkan
105
96,33
33
100
Dapat diterapkan
109
100
33
100
Dapat diterapkan
107
98,16
32
96,96
Dapat diterapkan
109
100
60
8.
9.
10.
menarik untuk digunakan saat pembelajaran materi Struktur Jaringan Tumbuhan? Apakah media “woody puzzle”dapat memperjelas materi Struktur Jaringan Tumbuhan yang tidak bisa diamati secara langsung? Apakah minat belajar kalian bertambah setelah menggunakan media “woody puzzle”? Apakah kalian setuju jika media “woody puzzle”diterapkan dalam proses pembelajaran materi Struktur Jaringan Tumbuhan? Rata-rata
33
100
Dapat diterapkan
109
100
32
96,96
Dapat diterapkan
109
100
33
100
Dapat diterapkan
109
100
97,54
Dapat diterapkan
Data dianalisis menggunakan rumus (Sudijono 2006) sebagai berikut: P= f n
Keterangan: P = Skor total f = banyaknya siswa yang menjawab “ya” n = banyaknya siswa yang mengisi angket Kemudian dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus: F x100% P= N Keterangan: P = persentase penilaian F = skor yang diperoleh N = skor keseluruhan
99,35
61
Kriteria deskriptif persentase tanggapan guru dan siswa ditunjukkan menurut Sukmadinata (2002) 80-100 % 60-79,99 % 50-59,99 % 0-49,99 %
= Dapat diterapkan = Cukup dapat diterapkan = Kurang dapat diterapkan = Tidak dapat diterapkan
62
Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Guru Terhadap Media “Woody Puzzle” REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN GURU TERHADAP MEDIA “WOODY PUZZLE”
No. 1
Pertanyaan Apakah media “woody puzzle” yang digunakan sesuai dengan materi Struktur Jaringan Tumbuhan?
9.
Apakah media “woody puzzle” dapat menarik perhatian siswa? Apakah media “woody puzzle”mudah dipakai dalam pembelajaran di kelas? Apakah media “woody puzzle”dapat membantu pemahaman siswa terhadap materi sistem Struktur Jaringan Tumbuhan? Apakah Bapak/ Ibu setuju jika media “woody puzzle” digunakan dalam pembelajaran? Seandainya media “woody puzzle”diterapkan dalam proses pembelajaran, apakah media tersebut dapat membantu Bapak/ Ibu dalam menyampaikan materi pelajaran? Apakah gambar jaringan tumbuhan yang disajikan dalam “woody puzzle” jelas, menarik dan mendukung proses pembelajaran? Apakah media “woody puzzle” cocok digunakan sebagai media pembelajaran biologi materi Struktur Jaringan Tumbuhan? Apakah media “woody puzzle”dapat memfokuskan perhatian siswa saat proses pembelajaran berlangsung?
10.
Apakah aktivitas siswa di dalam kelas akan mengalami peningkatan setelah menggunakan media “woody puzzle”?
2 3 4 5
6.
7.
8.
JUMLAH PERSENTASE (%) KRITERIA
Skor 1 1 1 1 1
1
1
1 1 1 10 100
Dapat diterapkan
63
Persentase dihitung menggunakan rumus
P
f x 100 % N
Keterangan: P = persentase penilaian F = skor yang diperoleh Ya = skor 1 Tidak = skor 0 N = skor keseluruhan Angka persentase selanjutnya ditransformasikan pada kriteria sebagai berikut menurut Sukmadinata (2002) Persentase Kriteria 80-100 %
=
Dapat diterapkan
60-79,99 % =
Cukup dapat diterapkan
50-59,99 % = 0-49,99 % =
Kurang dapat diterapkan Tidak dapat diterapkan
Lampiran 9. Analisis uji coba soal pilihan ganda
64
65
66
67
68
69
70
Lampiran 10. Analisis uji coba soal essay
71
72
73
74
Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa REKAPITULASI HASIL OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA N 2 KENDAL KELAS XI IPA 1
No
Kode
Nilai
Kriteria
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Rata-rata Kriteria
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34 A35 A36 A37
93,75 75,00 81,25 87,50 93,75 87,50 81,25 75,00 93,75 81,25 75,00 87,50 81,25 81,25 87,50 75 ,00 87,50 75,00 93,75 93,75 81,25 81,25 87,50 93,75 75,00 81,25 93,75 93,75 87,50 87,50 87,50 87,50 93,75 87,50 87,50 87,50 93,75
Sangat termotivasi Termotivasi Termotivasi Sangat termotivasi Sangat termotivasi Sangat termotivasi Termotivasi Termotivasi Sangat termotivasi Termotivasi Termotivasi Sangat termotivasi Termotivasi Termotivasi Sangat termotivasi Termotivasi Sangat termotivasi Termotivasi Sangat termotivasi Sangat termotivasi Termotivasi Termotivasi Sangat termotivasi Sangat termotivasi Termotivasi Termotivasi Sangat termotivasi Sangat termotivasi Sangat termotivasi Sangat termotivasi Sangat termotivasi Sangat termotivasi Sangat termotivasi Sangat termotivasi Sangat termotivasi Sangat termotivasi Sangat termotivasi 85,59 Sangat termotivasi
75
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian menurut Ridlo (2005) sebagai berikut : 85% - 100% :
sangat termotivasi
70% - 84% 60% - 69% 50% - 59% <50%
termotivasi cukup termotivasi tidak termotivasi sangat tidak termotivasi
: : : :
Secara klasikal motivasi siswa
No.
Kategori
Kriteria
Keterangan
Skor
Aktivitas Siswa
Siswa
1 2 3
85-100 70-84 60-69
Sangat termotivasi Termotivasi Cukup termotivasi
23 14 0
4 5
50-59 < 50
Tidak termotivasi Sangat tidak termotivasi
0 0 37
Jumlah Ketuntasan secara klasikal (%)
% 62,2 37,8 0 0 0 100 100
76
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA N 2 KENDAL KELAS XI IPA 2
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Kode Siswa B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 Rata-rata Kriteria
Nilai
Kriteria
Sangat termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 87,50 Termotivasi 81,25 Sangat termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 87,50 Termotivasi 75,00 Sangat termotivasi 93,75 Sangat termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 87,50 Termotivasi 81,25 Sangat termotivasi 87,50 Termotivasi 81,25 Sangat termotivasi 93,75 Sangat termotivasi 87,50 Termotivasi 81,25 Sangat termotivasi 93,75 Termotivasi 81,25 Sangat termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 87,50 Termotivasi 75,00 Sangat termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 93,75 Sangat termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 87,50 Termotivasi 81,25 Sangat termotivasi 87,50 Termotivasi 75,00 Sangat termotivasi 93,75 Sangat termotivasi 93,75 Sangat termotivasi 93,75 Termotivasi 81,25 Sangat termotivasi 93,75 86,63 Sangat termotivasi
77
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian menurut Ridlo (2005) sebagai berikut : 85% - 100% : 70% - 84% : 60% - 69% : 50% - 59% : <50% :
sangat termotivasi termotivasi cukup termotivasi tidak termotivasi sangat tidak termotivasi
Secara klasikal aktivitas siswa Kategori Skor
No.
Kriteria Aktivitas Siswa
Keterangan Siswa
%
1 2 3
85-100 70-84 60-69
Sangat termotivasi Termotivasi Cukup termotivasi
27 9 0
75 25 0
4 5
50-59 < 50
Tidak termotivasi Sangat tidak termotivasi
0 0 36
0 0 100
Jumlah Ketuntasan secara klasikal (%)
100
78
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA N 2 KENDAL KELAS XI IPA 3
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Kode Siswa C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 C31 C32 C33 C34 C35 C36 Rata-rata Kriteria
Nilai
Kriteria
87,50 Sangat termotivasi 81,25 Termotivasi 81,25 Termotivasi 81,25 Termotivasi 93,75 Sangat termotivasi 93,75 Sangat termotivasi 75,00 Termotivasi 81,25 Termotivasi 81,25 Termotivasi 93,75 Sangat termotivasi 81,25 Termotivasi 75,00 Termotivasi 75,00 Termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 93,75 Sangat termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 93,75 Sangat termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 93,75 Sangat termotivasi Termotivasi 81,25 Termotivasi 81,25 81,25 Termotivasi 93,75 Sangat termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 81,25 Termotivasi Sangat termotivasi 87,50 Termotivasi 81,25 87,50 Sangat termotivasi 81,25 Termotivasi 87,50 Sangat termotivasi Sangat termotivasi 87,50 75,00 Termotivasi 81,25 Termotivasi 87,50 Sangat termotivasi 93,75 Sangat termotivasi 85,24 Sangat termotivasi
79
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian menurut Ridlo (2005) sebagai berikut : 85% - 100% : sangat termotivasi 70% - 84% : termotivasi 60% - 69% : cukup termotivasi 50% - 59% : tidak termotivasi <50% : sangat tidak termotivasi Secara klasikal aktivitas siswa Kategori Skor
No.
Kriteria Aktivitas Siswa
Keterangan Siswa
% 52,8 47,2 0
1 2 3
85-100 70-84 60-69
Sangat termotivasi Termotivasi Cukup termotivasi
19 17 0
4 5
50-59 < 50
Tidak termotivasi Sangat tidak termotivasi
0 0 36
Jumlah Ketuntasan secara klasikal (%)
0 0 100 100,00
80
Penilaian Motivasi Siswa
1.
Minat atau keinginan siswa untuk memfokuskan pandangan terhadap penjelasan guru
No 1
Aspek
Skor
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan pandangan fokus 4 ke depan
2
Kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan pandangan tidak 3 fokus ke depan
3
Tidak memperhatikan penjelasan dari guru dan pandangan tidak 2 fokus ke depan
4
Siswa ramai sendiri tidak memperhatikan penjelasan dari guru dan 1 pandangan tidak fokus ke depan Skor maksimal
2.
Kemauan siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
No 1
4
Aspek
Skor
Setelah diberikan LKS oleh guru, siswa langsung dengan segera 4 mengerjakan
2
Setelah diberikan LKS oleh guru, siswa tidak segera langsung 3 mengerjakan
3
Setelah diberikan LKS oleh guru, siswa tidak segera langsung 2 mengerjakan tetapi ramai sendiri
4
Setelah diberikan LKS oleh guru, siswa tidak mau mengerjakan 1 tetapi ramai sendiri Skor maksimal
4
81
3. No
Keberanian siswa untuk bertanya mengenai materi yang tidak dipahami Aspek Skor
1
Siswa berani mengacungkan jari dan bertanya kepada guru
4
2
Siswa tidak berani mengacungkan jari tetapi bertanya dengan 3 suara keras
3
Siswa tidak berani mengacungkan jari tetapi bertanya dengan 2 suara yang tidak keras
4
Siswa diam tidak berani bertanya Skor maksimal
4. No
Keberanian siswa mengemukakan pendapatnya di depan kelas Aspek
1 4
Skor
1
Menyampaikan dengan suara jelas, didengar semua kelompok
4
2
Menyampaikan dengan suara jelas, tidak dapat didengar semua 3 kelompok
3
Menyampaikan dengan suara kurang jelas, didengar semua 2 kelompok
4
Menyampaikan dengan suara kurang jelas, tidak dapat didengar 1 semua Skor maksimal
Skor maksimal total = 16
4
82
Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA N 2 KENDAL KELAS XI IPA 1
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Kode Siswa A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34 A35 A36 A37 Rata-rata Kriteria
Nilai 93,75 75,00 81,25 75,00 93,75 81,25 87,50 81,25 93,75 81,25 75,00 87,50 87,50 81,25 93,75 81,25 81,25 75,00 93,75 93,75 81,25 75,00 93,75 87,50 75,00 81,25 93,75 87,50 87,50 81,25 87,50 81,25 93,75 93,75 81,25 93,75 93,75 85,47 Sangat aktif
Kriteria Sangat aktif Aktif Aktif Aktif Sangat aktif Aktif Sangat aktif Aktif Sangat aktif Aktif Aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Sangat aktif Aktif Aktif Aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Sangat aktif Aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Sangat aktif Sangat aktif
83
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian menurut Ridlo (2005) sebagai berikut : 85% - 100% : sangat aktif 70% - 84% : aktif 60% - 69% : cukup aktif 50% - 59% : tidak aktif <50% : sangat tidak aktif Secara klasikal aktivitas siswa Kategori Skor
No. 1 2 3 4 5
85-100 70-84 60-69 50-59 < 50
Kriteria Aktivitas Siswa Sangat aktif Aktif Cukup aktif Tidak aktif Sangat tidak aktif
Jumlah Ketuntasan secara klasikal (%)
Keterangan Siswa % 19 51,4 18 48,6 0 0 0 0 0 0 37
100 100
84
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA N 2 KENDAL KELAS XI IPA 2
No
Kode
Nilai
Kriteria
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 Rata-rata Kriteria
93,75 93,75 93,75 81,25 81,25 81,25 75,00 81,25 93,75 81,25 93,75 87,50 81,25 81,25 93,75 81,25 87,50 81,25 87,50 87,50 87,50 87,50 87,50 93,75 93,75 93,75 81,25 87,50 87,50 93,75 81,25 93,75 87,50 93,75 75,00 87,50 86,97 Sangat aktif
Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Sangat aktif Aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Aktif Sangat aktif Aktif Sangat aktif Aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Sangat aktif
85
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian menurut Ridlo (2005) sebagai berikut : 85% - 100% :
sangat aktif
70% - 84% :
aktif
60% - 69% :
cukup aktif
50% - 59% :
tidak aktif
<50%
sangat tidak aktif
:
Secara klasikal aktivitas siswa
No.
Kategori
Kriteria
Skor
Aktivitas Siswa
Keterangan Siswa
%
1
85-100
Sangat aktif
24
66,7
2
70-84
Aktif
12
33,3
3
60-69
Cukup aktif
0
0
4
50-59
Tidak aktif
0
0
5
< 50
Sangat tidak aktif
0
0
36
100
Jumlah Ketuntasan secara klasikal (%)
100,00
86
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA N 2 KENDAL KELAS XI IPA 3
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Kode Siswa C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 C31 C32 C33 C34 C35 C36 Rata-rata Kriteria
Nilai 87,50 87,50 87,50 81,25 87,50 87,50 81,25 81,25 81,25 87,50 87,50 75,00 81,25 81,25 87,50 93,75 87,50 87,50 93,75 87,50 81,25 81,25 87,50 93,75 81,25 87,50 87,50 81,25 81,25 87,50 81,25 81,25 75,00 81,25 81,25 87,50 84,72 Aktif
Kriteria Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Aktif Aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Aktif Aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Sangat aktif Sangat aktif Aktif Aktif Sangat aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Sangat aktif
87
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian menurut Ridlo (2005) sebagai berikut : 85% - 100% : sangat aktif 70% - 84% : aktif 60% - 69% : cukup aktif 50% - 59% : tidak aktif <50% : sangat tidak aktif Secara klasikal aktivitas siswa No. 1 2 3 4 5
Kategori Skor 85-100 70-84 60-69 50-59 < 50
Kriteria Aktivitas Siswa Sangat aktif Aktif Cukup aktif Tidak aktif Sangat tidak aktif
Jumlah Ketuntasan secara klasikal (%)
Keterangan Siswa 18 18 0 0 0 36
% 50 50 0 0 0 100
100,00
88
Penilaian Aktivitas Siswa
A.
Aspek afektif : Lembar observasi siswa dalam diskusi 1. Kerjasama siswa dalam kelompok
No 1
Aspek
Skor
Bekerja sama dengan teman sekelompok dalam menjawab soal 4 LKS dan merakit media “woody puzzle”
2
Kurang bekerja sama dengan teman sekelompok dalam menjawab 3 soal LKS dan merakit media “woody puzzle”
3
Acuh tak acuh dengan sesama teman sekelompok tetapi 2 mengerjakan LKS dan merakit media “woody puzzle”
4
Tidak mengerjakan LKS dan merakit media “woody puzzle”
1
Skor maksimal
4
2. Diskusi siswa dalam kelompok No 1
Aspek Mengemukakan ide, menjawab pertanyaan, dan mendengarkan
Skor 4
pendapat teman 2
Mengemukakan ide dan mendengarkan pendapat teman
3
3
Mendengarkan pendapat teman
2
4
Tidak mengemukakan ide, menjawab pertanyaan, dan
1
mendengarkan pendapat teman Skor maksimal
4
89
3. Presentasi kelompok No
Aspek
Skor
1
Menyampaikan dengan suara jelas, didengar semua kelompok
4
2
Menyampaikan dengan suara jelas, tidak dapat didengar semua
3
kelompok 3
Menyampaikan dengan suara kurang jelas, didengar semua
2
kelompok 4
Menyampaikan dengan suara kurang jelas, tidak dapat didengar
1
semua Skor maksimal
B.
4
Aspek psikomotor: Lembar observasi siswa dalam kegiatan diskusi 1. Keterampilan dalam merakit media “woody puzzle”
No 1
Aspek
Skor
Mampu merakit media “woody puzzle” dalam waktu singkat dan 4 terbentuk sebuah gambar jaringan tumbuhan
2
Lambat dalam merakit media “woody puzzle” dan terbentuk sebuah 3 gambar jaringan tumbuhan
3
Kurang mampu merakit media “woody puzzle” dan terbentuk 2 sebuah gambar jaringan tumbuhan
4
Kesulitan merakit media “woody puzzle” dan tidak membentuk 1 sebuah gambar jaringan tumbuhan Skor maksimal
Skor maksimal total = 16
4
Lampiran 13. Silabus Pembelajaran
SILABUS Nama Sekolah
: SMA Negeri 2 Kendal
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Program
: XI/IPA
Semester
:1
Standar Kompetensi
: 2. Memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan, serta penerapannya dalam konteks salingtemas.
Kompetensi
Materi
Kegiatan
Dasar
Pembelajaran
Pembelajaran
2.1
Struktur
-
Melakukan
Indikator
Mengidentifikasi
Penilaian 1. Teknik
Alokasi
Sumber
Waktu
Belajar
6x45’
a. Buku
Mengidentifikasi jaringan
pengamatan
berbagai macam
Penilaian:
IPA
struktur jaringan
berbagai
jaringan yang
tes tertulis
Biologi
tumbuhan dan
struktur
terdapat pada
dan
Kelas XI
mengkaitkannya
jaringan pada
tumbuhan
penugasan
penerbit
dengan
organ akar,
tumbuhan.
2. Bentuk
Sunda
90 114 115
fungsinya,
batang dan
Instrumen:
menjelaskan
daun monokotil
pilihan
sifat
melalui
ganda dan
“Woody
totipotensi
mikroskop
essay dan
Puzzle”
LKS
c. LKS :
Melakukan
sebagai
-
dasar kultur
diskusi kelas
berbagai jaringan
jaringan.
tentang struktur,
tumbuhan pada
fungsi, dan lokasi
organ akar, batang
jaringan tumbuhan
dan daun
melalui media
berdasarkan ciri
“woody puzzle”
strukturnya
yang dirakit
Menjelaskan fungsi
berbagai macam
membentuk
struktur jaringan
gambar akar ,
tumbuhan seperti
batang dan daun
akar, batang, dan
monokotil dan
daun
-
Melakukan
b. b. Media
terlampir
Menggambar
sehingga
dikotil
Kelapa
Membedakan struktur akar, batang
91
pengidentifikasian
dan daun dikotil dan
jaringan tumbuhan
monokotil
setelah merakit media “woody puzzle” dengan mengisi Lembar Kerja Siswa -
Presentasi
tentang hasil diskusi
Kendal,
2014
Guru,
92
93
Lampiran 14. RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah
: SMA Negeri 2 Kendal
Kelas/Semester : XI IPA/ 2 Mata Pelajaran : IPA Biologi Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Standar Kompetensi 2. Memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan, serta penerapannya dalam konteks salingtemas. Kompetensi Dasar 2.1 Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkan dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan Indikator Kognitif a. Proses 1. Mengidentifikasi berbagai macam jaringan yang terdapat pada tumbuhan 2. Menjelaskan fungsi berbagai jaringan tumbuhan seperti pada akar, batang dan daun berdasarkan ciri strukturnya 3. Menggambar berbagai macam jaringan pada tumbuhan seperti akar, batang dan daun monokotil dan dikotil 4. Membedakan struktur jaringan pada akar, batang dan daun
94
monokotil dan dikotil b. Produk Hasil diskusi kelompok menggambar dan mengidentifikasi gambar “Woody puzzle" berbagai macam struktur jaringan tumbuhan pada akar, batang dan daun Psikomotorik 1. Terampil dalam merakit “Woody Puzzle” bergambar jaringan tumbuhan seperti akar, batang dan daun monokotil dan dikotil 2. Terampil dalam menyampaikan hasil diskusi kelompok Afektif a. Karakter Demokratis, rasa ingin tahu, berani, jujur dan tanggung jawab b. Ketrampilan Sosial Bekerjasama, bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dalam diskusi Tujuan Pembelajaran Kognitif a. Proses Siswa dapat: 1.
Mengidentifikasi berbagai macam jaringan yang terdapat pada tumbuhan melalui praktikum dan kegiatan diskusi
2.
Menjelaskan fungsi berbagai jaringan tumbuhan seperti pada akar, batang dan daun berdasarkan ciri strukturnya melalui kegiatan diskusi kelompok
3.
Menggambar berbagai macam jaringan pada tumbuhan seperti akar, batang dan daun monokotil dan dikotil melalui kegiatan diskusi kelompok
4.
Membedakan struktur jaringan pada akar, batang dan daun
95
monokotil dan dikotil melalui kegiatan diskusi kelompok b. Produk Hasil diskusi kelompok menggambar dan mengidentifikasi gambar “Woody puzzle” berbagai macam struktur jaringan tumbuhan pada akar, batang dan daun Psikomotor Siswa dapat: 1.
Terampil dalam merakit “Woody Puzzle” bergambar jaringan tumbuhan seperti akar, batang dan daun monokotil dan dikotil
2.
Terampil dalam menyampaikan hasil diskusi kelompok
Afektif a. Karakter Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan memiliki karakter demokratis, rasa ingin tahu, berani, dan tanggung jawab b. Ketrampilan Sosial Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan memiliki keterampilan sosial bekerjasama, bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dalam diskusi Materi Pembelajaran Struktur jaringan tumbuhan dapat dibedakan menjadi jaringan meristem dan jaringan dewasa. Beberapa macam jaringan yang terdapat pada jaringan dewasa antara lain jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penguat, jaringan pengangkut. Fungsi masing-masing jaringan berbeda-beda sesuai letak, posisi, usia, dan pengaruh faktor luar. Berbagai jaringan dewasa tersebut dapat diamati melalui organ pada tumbuhan seperti pada akar, batang dan daun.
96
Metode Pembelajaran Metode : - Praktikum - Diskusi kelompok dan presentasi - Ceramah tanya jawab
Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan pertama (2 x 45 menit) Kegiatan Pendahuluan Aktivitas
Metode
Karakter Waktu
Siswa
Ceramah
Rasa
salam (menyapa
menjawab
tanya
ingin tahu
siswa)
salam
jawab
Guru
Aperseps i
1. Guru mengucap
Siswa
2. Guru menunjukkan sikap peduli
Siswa
dengan
menjawab
menanyakan
pertanyaan
bagaimana kabar
guru
siswa dan menyakan siapa yang tidak masuk hari ini 3. Guru merangsang
Siswa
minat dan perhatian menjawab siswa dengan
pertanyaan
mengajukan
guru
pertanyaan kepada siswa: tahukah
5 menit
97
kalian tumbuhan mendapatkan nutrisi darimana
35
agar bisa tumbuh?
menit
Melewati bagian mana saja dari tumbuhan? 4. Guru
Siswa
menginformasikan
mendengarkan
kepada siswa kalau
penjelasan
akan diadakan
guru
pretest tentang materi Struktur Jaringan Tumbuhan 5. Guru membagikan
Siswa
soal dan meminta
menerima soal
siswa untuk
dan mulai
mengerjakan
mengerjakan
6. Setelah waktu habis, siswa
Siswa
diminta untuk
mengumpulka
mengumpulkan
n jawaban ke
jawaban ke depan
depan kelas
kelas
b. Kegiatan Inti Aktivitas Guru Eksplorasi
1.Guru membagi
Siswa Siswa duduk
Metode
Karakter
Waktu
Praktiku
Tanggung
30
98
siswa dalam 6
bersama teman
m
jawab
kelompok yang
sekelompoknya
Salah satu
Diskusi
Berani
kelompok siswa
dan
menit
terdiri dari 6 siswa 2.Guru menyiapkan mikroskop dan preparat awetan organ anatomi akar, batang dan daun dikotil dan monokotil 3.Guru meminta
Sekelompok
kelompok siswa
siswa
untuk melakukan
melakukan
pengamatan pada
pengamatan
masing-masing
preparat awetan
organ tumbuhan
di bawah
secara bergantian
mikroskop
per kelompok
secara
4.Guru meminta
bergantian
siswa untuk mencermati gambar preparat
Siswa
dan kemudian
mencermati dan
menggambar pada
kemudian
selembar kertas
menggambar
preparat yang
preparat awetan
sudah mereka lihat
anatomi organ
di bawah
pada tumbuhan
mikroskop Elaborasi
5. Guru meminta salah satu
10
99
perwakilan
yang berani
presentas
kelompok siswa
maju ke depan
i
yang berani
untuk
untuk
mempresentasik
mempresentasika
an hasil diskusi
n ke depan kelas tentang pengamatan anatomi organ pada tumbuhan di bawah mikroskop dan meminta siswa lain untuk memperhatikan. 6. Guru
Kelompok siswa lain menanggapi
mempersilakan
hasil
kelompok lain
pengamatan
untuk
kelompok siswa
menanggapi jika
yang maju ke
ada perbedaan
depan kelas
pendapat. Guru menghimbau jika ada perbedaan pendapat disanggah dengan cara baik- Kelompok lain baik
memberikan
7. Guru meminta
aplause kepada
kelompok lain
kelompok yang
untuk
maju dan
menit
100
memberikan
kemudian untuk
aplause kepada
duduk kembali
kelompok yang maju dan mempersilakan untuk duduk kembali Konfirmas
1. Guru memberikan
Siswa yang
Ceramah
i
umpan balik kepada
belum paham
tanya
siswa dengan
bertanya pada
jawab
memberikan
guru
Jujur 5 menit
kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada materi yang belum dipahami. Guru menghimbau siswa agar bersikap jujur mengenai bagian dari materi yang belum dipahami
c. Kegiatan Penutup Aktivitas Guru 1. Guru bersama siswa
Alokasi Siswa
waktu
Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil belajar
belajar pada pertemuan
pertemuan ini
ini
Siswa mendengarkan
5 menit
101
2. Guru menginformasikan
penjelasan dari guru
kalau pertemuan selanjutnya akan ada diskusi kelompok membahas materi Struktur Jaringan Tumbuhan 3. Guru menghimbau agar siswa belajar di rumah tentang materi Struktur Jaringan Tumbuhan
Siswa menjawab salam dari
4. Guru menutup pelajaran
guru
dan mengucapkan salam
Pertemuan kedua (2 x 45 menit) a. Kegiatan Pendahuluan Aktivitas Guru 1. Guru mengucap
Siswa
Metode
Karakter Waktu
Siswa
Aperseps
salam (menyapa
menjawab
Ceramah
Rasa
i
siswa)
salam
tanya
ingin tahu
2. Guru
jawab
menunjukkan
Siswa
sikap peduli
menjawab
dengan
pertanyaan guru
menanyakan bagaimana kabar siswa dan menyakan siapa
5 menit
102
yang tidak masuk hari ini 3. Guru merangsang minat dan
Siswa
perhatian siswa
menjawab
dengan
pertanyaan
mengajukan
guru. Jawaban
pertanyaan
diharapkan:
kepada siswa:
jaringan adalah
“apa itu
kumpulan dari
jaringan?”
beberapa sel yang struktur dan fungsinya sama
Motivasi
1. Guru
Siswa
menumbuhkan
menjawab
Ceramah
Rasa
rasa ingin tahu
pertanyaan dari
tanya
ingin tahu
dengan
guru. Harapan
jawab
menanyakan
jawaban: ada.
“Apakah ada
Bertambah
diantara kalian
besar dan tinggi
yang bisa
karena ada
menjelaskan
aktivitas dari
kalau menanam
kambium
benih pohon jati di ruang tamu lama kelamaan rumah akan roboh? Mengapa
5 menit
103
bisa demikian? Tahu tidak mengapa bisa tumbuh?” 2. Guru menjelaskan tujuan yang harus dikuasai siswa
Siswa
setelah
mendengarkan
pembelajaran
penjelasan dari
materi struktur
guru dan
jaringan
menulis tujuan
tumbuhan
pembelajaran
b. Kegiatan Inti Aktivitas
Metode
Karakter
Siswa duduk
Diskusi
Tanggung
siswa dalam 6
bersama teman
dan
jawab
kelompok yang
sekelompoknya
presenta
Guru Eksplorasi
1. Guru membagi
Siswa
terdiri dari 6
Waktu
si
siswa 2. Guru
Siswa menerima
membagikan
“woody puzzle”
“woody puzzle”
beserta Lembar
10
(akar, batang dan
Kerja Siswa
menit
daun monokotil dan dikotil) beserta Lembar
104
Kerja Siswa masing-masing kelompok mendapatkan 3 gambar 3. Guru meminta
Siswa mencermati
siswa
“woody puzzle”
mencermati
dan Lembar Kerja
“woody puzzle”
Siswa yang berisi
dan Lembar
materi struktur
Kerja Siswa
jaringan tumbuhan.
yang berisi materi struktur jaringan tumbuhan. 4. Guru meminta
Siswa merangkai
siswa untuk
“woody
merangkai
puzzle”mengerjaka
“woody
n Lembar Kerja
puzzle”mengerja
Siswa
kan Lembar Kerja Siswa Elaborasi
5. Guru meminta
Salah satu
Diskusi
salah dua
kelompok siswa
dan
kelompok siswa
yang berani maju
presenta
yang berani
ke depan untuk
si
untuk
mempresentasikan
Berani
mempresentasika hasil diskusi n ke depan kelas
50
tentang hasil
menit
diskusi
105
kelompok beserta gambar jaringan tumbuhan yang sudah mereka rangkai, dan meminta siswa lain untuk memperhatikan. 6. Guru
Kelompok siswa
mempersilakan
lain menanggapi
kelompok lain
hasil diskusi
untuk
kelompok siswa
menanggapi jika
yang maju ke
ada perbedaan
depan kelas
pendapat. Guru menghimbau jika ada perbedaan pendapat disanggah dengan cara baik-baik 7. Guru meminta
Kelompok lain
kelompok lain
memberikan
untuk
aplause kepada
memberikan
kelompok yang
aplause kepada
maju dan kemudian
kelompok yang
untuk duduk
maju dan
kembali
mempersilakan untuk duduk
106
kembali Konfirmas i
8. Guru
Siswa yang belum
Ceramah
Jujur
memberikan
paham bertanya
tanya
10
umpan balik
pada guru
jawab
menit
kepada siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada materi yang belum dipahami. Guru menghimbau siswa agar bersikap jujur mengenai bagian dari materi yang belum dipahami
c. Kegiatan Penutup Aktivitas Guru 1. Guru bersama siswa
Alokasi Siswa
Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil belajar
menyimpulkan hasil belajar
pada pertemuan ini
pertemuan ini
2. Guru memberikan penghargaan dalam bentuk hadiah kepada siswa yang
waktu
Siswa menerima penghargaan dari guru 10
107
sudah berani maju dan
menit
mengemukakan pendapatnya. 3. Guru menginformasikan kalau
Siswa mendengarkan
pertemuan selanjutnya akan
penjelasan dari guru
diadakan postest 4. Guru menghimbau agar siswa belajar di rumah tentang materi Struktur Jaringan Tumbuhan 5. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam
Siswa menjawab salam dari guru
Pertemuan ketiga (2 x 45 menit) Kegiatan Pendahuluan Aktivitas Guru
Siswa
Metode
Karakte r
Aperseps
1. Guru mengucap
Siswa
Ceramah
Rasa
i
salam (menyapa
menjawab
tanya
ingin
siswa)
salam
jawab
tahu
2. Guru
Siswa
menunjukkan sikap
menjawab
peduli dengan
pertanyaan
menanyakan
guru
bagaimana kabar siswa dan menyakan siapa yang tidak
Siswa
masuk hari ini
menjawab
3. Guru merangsang
pertanyaan
Waktu
5 menit
108
minat dan perhatian
guru
siswa dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang diskusi kelompok kemarin seperti: siapa yang masih ingat struktur jaringan yang menyusun organ pada daun, batang dan akar? Siapa yang bisa menjelaskan beda struktur palisade dan spons dikaitkan dengan fungsinya?” b. Kegiatan Inti Aktivitas Guru Eksplorasi
1. Guru meminta
Siswa
Metode
Kara kter
Waktu
Siswa
Ceramah
Rasa
10
siswa untuk
memperhatikan
dan
ingin
menit
memperhatikan
penjelasan dari
tanya
tahu
beberapa
guru
jawab
anatomi organ pada tumbuhan seperti batang, akar dan daun 2. Guru
Siswa menjawab
109
menanyakan hal pertanyaan dari yang masih
guru
berkaitan dengan diskusi pertemuan yang lalu untuk menggali pengetahuan siswa dengan mengajukan pertanyaan analisis seperti mengapa korteks tidak rapat? Mengapa hanya akar yang memiliki endodermis? Elaborasi
3. Guru meminta
Salah satu
Diskusi
Beran
salah satu siswa
kelompok siswa
dan
i
yang berani
yang berani maju
presentas
maju ke depan
ke depan untuk
i
kelas untuk
mempresentasika
menjelaskan
n hasil diskusi
kembali perbedaan organ pada tumbuhan dikotil dan monokotil dan meminta siswa
25 menit
110
lain untuk memperhatikan. 4. Guru
Siswa lain
mempersilakan
menanggapi siswa
siswa lain untuk
yang maju ke
menanggapi
depan kelas
jika ada sanggahan. 5. Guru meminta
Siswa lain
siswa lain untuk
memberikan
memberikan
aplause kepada
aplause kepada
siswa yang maju
siswa yang
dan kemudian
maju dan
untuk duduk
mempersilakan
kembali
duduk kembali Konfirmasi
6. Guru
Siswa yang belum Ceramah
memberikan
paham bertanya
tanya
umpan balik
pada guru
jawab
kepada siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada materi yang belum dipahami. Guru menghimbau siswa agar bersikap jujur
Jujur 5 menit
111
mengenai bagian dari materi yang belum dipahami
c. Kegiatan Penutup Aktivitas Guru 1. Guru bersama siswa
Alokasi Siswa
Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil belajar pada
menyimpulkan hasil belajar
pertemuan ini
pertemuan ini
2. Guru menginformasikan kalau hari ini akan diadakan postest
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
materi Struktur Jaringan Tumbuhan 3. Guru membagikan soal postest
Siswa menerima soal postest
4. Guru menghimbau siswa agar
Siswa mematuhi perintah
mengerjakan dengan tenang dan
guru
teliti 5. Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk
Siswa mengumpulkan jawaban soal ke depan kelas
mengumpulkan jawaban ke depan kelas 6. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam
waktu
Siswa menjawab salam dari guru
E. Sumber/ Media Belajar a. Buku IPA Biologi kelas XI penerbit Sunda Kelapa
45 menit
112
b. Media “Woody Puzzle” c. LKS: terlampir F. Penilaian Hasil Belajar 3. Teknik Penilaian: tes tertulis dan penugasan 4. Bentuk Instrumen: pilihan ganda dan essay dan LKS
Kendal, Guru,
2014
113
Lampiran 15. Soal Post test Soal Post Test Ilmu Pengetahuan Alam (Biologi) Kelas XI IPA Materi : Struktur Jaringan Tumbuhan
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1.
Pada waktu mencangkok, pengupasan kulit batang menyebabkan batang kehilangan jaringan …. a. floem b. sklerenkim c. xylem d. kolenkim e. parenkim kulit
2.
Jaringan yang sel-selnya selalu aktif membelah adalah …. a. jaringan dewasa b. jaringan pelindung c. jaringan meristem d. jaringan dasar e. jaringan penguat
3.
Jaringan penyusun batang tumbuhan dikotil yang bersifat meristematik adalah ... a. korteks b.
kambium
c.
perisikel
d. endodermis e. epidermis
114
Untuk nomor 4–6, perhatikan gambar berikut. 4
5
3 2
1 4.
Lapisan epidermis ditunjukkan pada gambar oleh nomor …. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
5.
Jaringan no 2 pada gambar di atas berfungsi untuk... a. melindungi jaringan yang berada di bawahnya b. mengangkut air dan mineral dari daun ke seluruh jaringan tumbuhan c. menyimpan cadangan makanan d. tempat pertukaran gas e. mengangkut air mineral dari tanah sampai ke daun
6.
Gambar tersebut menunjukkan penampang melintang batang dikotil karena ….
7.
a.
memiliki jaringan pembuluh
b.
susunan jaringan pembuluh membentuk cincin
c.
susunan jaringan pembuluh tersebar di empulur
d.
memiliki biji berkeping satu
e.
memiliki xylem dan floem
Jaringan penyusun batang dan akar berbeda dalam hal ada tidaknya endodermis. Jika di akar tidak ada endodermis apa yang akan terjadi? a. air tidak akan bisa masuk ke silinder pusat b. tidak ada pelindung bagian dalam akar c. air dari korteks langsung dibawa ke batang
115
d. air akan masuk ke dalam akar secara berlebihan e. letak xilem dan floem akan tersebar 8.
Berikut adalah nama-nama organ yang terdapat pada tumbuhan dan memiliki fungsi yang berbeda, yaitu akar, daun, bunga, buah, dan biji. Akar pada ubi kayu mempunyai fungsi untuk …. a. penyerapan dan fotosintesis b. penyerapan dan penyimpanan makanan c. penyerapan dan pengangkutan d. penyerapan dan pembuatan makanan e. penyerapan dan respirasi
9.
Jaringan yang berfungsi menyebarkan hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan adalah …. a. xylem b. silinder pusat c. parenkim d. endodermis e. floem
Untuk nomor 10–11, perhatikan gambar berikut. 1 2 3
5
4
10. Pada gambar penampang daun tersebut, bagian yang menunjukkan sel mesofil spons adalah nomor …. a. 1 b. 2 c. 5 d. 4
116
e. 3 11. Nomor 2 menunjukkan jaringan yang berfungsi untuk …. a. diproduksinya pigmen-pigmen terutama untuk warna b. proses fotosintesis c. pertukaran gas pada daun d. penyerapan air e. pengeluaran gas karbon dioksida (CO2) 12. Jaringan korteks memiliki struktur yang tidak rapat dikarenakan terjadi proses... a. penyimpanan cadangan makanan b. fotosintesis c. penyimpanan udara d. metabolisme e. lintasan air dan zat hara 13. Keluar masuknya udara pernafasan tumbuhan terjadi melalui... a. stomata dan epidermis b. stomata dan lentisel c. epidermis dan korteks d. lentisel dan korteks e. epidermis dan lentisel 14. Tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan kering akan menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut, kecuali …. a. stomata sedikit dan tersembunyi b. daun kecil dan berbulu c. daun lebar dan tipis d. lapisan kutikula pada daun tebal e. akar tersebar sangat luas 15. Seorang siswa sedang mengamati sebuah jaringan tumbuhan yang terdiri atas sel-sel dengan bentuk menyerupai kubus, kecil, berdinding tipis, dan banyak mengandung sitoplasma dengan vakuola yang kecil. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, jaringan yang sedang diamati adalah jaringan...
117
a. parenkim b. meristem c. pengangkut d. penyokong e. penguat 16. Setiap organ pada tumbuhan selalu memiliki jaringan epidermis yang terutama berfungsi untuk... a. melindungi jaringan yang ada di bawahnya b. menjaga kelembapan c. mengurangi penguapan d. meningkatkan absorbsi air e. meningkatkan absorbsi nutrisi 17. Pada pengamatan preparat irisan penampang melintang organ tumbuhan, ditemukan sel sel perisikel dan daerah empulur yang sangat jelas. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, organ yang dimaksud adalah... a. batang tumbuhan dikotil b. batang tumbuhan monokotil c. akar tumbuhan dikotil d. akar tumbuhan monokotil e. akar dan batang tumbuhan dikotil 18. Untuk soal nomor 28 dan 29 cermati uraian berikut Berikut ini adalah fungsi dari jaringan tumbuhan: 1. Mengangkut air dan zat makanan hasil fotosintesis 2. Sebagai penyokong tumbuhan 3. Sebagai tempat menyimpan udara 4. Menyimpan zat makanan Diantara beberapa pilihan di atas, yang termasuk fungsi jaringan pengangkut adalah... a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 3 dan 4
118
d. 1 dan 4 e. 2 dan 3 19. Beberapa pilihan di atas adalah termasuk fungsi dari jaringan parenkim, kecuali... a. 1 dan 3 b. 1 dan 2 c. 2 dan 3 d. 3 dan 4 e. 2 dan 4 20. Di lingkungan sekitar terdapat pohon berkayu dan tidak berkayu. Pohon berkayu terjadi karena aktivitas dari... a. kambium b. xilem c. floem d. korteks e. endodermis B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar! 1. Sebutkan tiga jaringan yang terdapat pada tumbuhan, serta jelaskan fungsinya masing-masing! 2. Perhatikan gambar penampang melintang batang monokotil dan dikotil berikut ini
Berdasarkan gambar tersebut, jelaskan 3 perbedaan penyusun jaringan antara batang monokotil dan batang dikotil! 3. Tuliskan 3 fungsi batang dan tuliskan pula jaringan-jaringan yang bertanggung jawab terhadap fungsi tersebut!
119
4. Coba bandingkan antara tumbuhan dikotil dan monokotil berdasarkan pengamatanmu! 5. Gambarlah anatomi daun dikotil beserta nama-nama jaringannya!
120
Lampiran 16. Hasil Pre test siswa
Lampiran 20. Hasil Post test siswa
121
122
123
Lampiran 17. Hasil Post-test siswa
124
125
126
Lampiran 18. Hasil pengamatan siswa
127
128
129
130
131
132
Lampiran 19. Hasil Diskusi Siswa
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
Lampiran 20. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 No
Nama Siswa
L/P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
ABU ABDIROHMAN ROSIKHUN N AHMAD TSAQIFUR RIFQI ALIEF IRHAMUDIN ANINDYA SUKMA GITA ANISA SURAHMAH CHAMELIA HEMAWATI DIAN PRIHARTININGTYAS DWI FATMAWATI ENI KURNIATI FAIZAL SURYA AGASSI FAJAR DHIKY SATRIATAMA FERI ADI GUNAWAN GITA POPPY LESTARI HABIB ANDANG BAHTIAR HIDAYATUL MUSTAFID IKA YUNIALIN HERLISTYANI IMARROTUN NASIKHA INDAH ALAMIYAH INDRA BAYU PERMANA INE NATASHA VIRGA LATIFATUL MUKAROMAH LIZA MEIDZUL JANNAH LUCIA FEBRIYANI SUBARJO M AVIAN KHOIRURRIZAL M FARID WAJDI M NURUL IHZA MAULANA M RIFQI AL BASTOMI MARGOMULYO PUTRA KURNIAWAN MUHAMAD NUR RIZAL ANSARI NADYA ALFIANTI NIKEN CAHYA NOVIANA REZA SUZANA SITI INDRIANI SR. VIKNES VARAN TESA FITRIANA DEWI YUINE SHAVIA YUVA ANNISA WIDIANA
L L L P P P P P P L L L P L L P P P L P P P P L L L L L L P P P P L P P P
PRETEST 73 47 35 50 75 73 50 53 47 35 70 73 37 50 40 63 45 43 73 77 40 60 75 43 40 75 73 40 60 30 45 33 60 47 47 73 75 Rata-rata
Rekap Data Hasil Belajar Siswa No
Data
Nilai
1
Rata-rata nilai
83,54
2
Nilai Tertinggi
91,5
3
Nilai Terendah
71
4
Jumlah Siswa Tuntas
36
5
Jumlah Siswa Tidak Tuntas
6
Ketuntasan klasikal
1 97%
NILAI POSTEST 87 70 80 65 85 87 85 83 80 80 75 85 83 80 85 75 75 62 87 90 80 77 85 83 65 87 85 80 80 80 80 83 93 83 77 85 85
LKS 87 80 80 87 90 88 90 85 88 87 85 80 80 90 87 88 87 80 90 90 90 85 87 90 88 85 88 90 90 90 80 90 90 80 85 80 88 83,54
NILAI AKHIR 87,0 75,0 80,0 76,0 87,5 87,5 87,5 84,0 84,0 83,5 80,0 82,5 81,5 85,0 86,0 81,5 81,0 71,0 88,5 90,0 85,0 81,0 86,0 86,5 76,5 86,0 86,5 85,0 85,0 85,0 80,0 86,5 91,5 81,5 81,0 82,5 86,5
143
Kelas XI IPA 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Siswa AGIL FAZACHIA AGUNG KRISTANTO SETIAWAN AMALIAH MAUZA ULFIAH ANDRE PRATAMA ASA AMITA AVIANTINA NURLITA DEWI BAGAS DWI HARDANU DIFTYA NUR AFRIANTI HASNA WIDYA PRATIWI IRANIA DESI WIBISONO JUMALIKAH LUKMAN ADI PRASETYO LUKMAN YANUAR CHAKIM LULUK ROZAEFAH M AKHLASHUL AUHAM M FIDYAN FATRA ALDINO M IRFAN MAULANA M NUR ALI KHASANI M. FAISAL SAFIUDIN M.FIKRI NURHIDAYAT MAVITA NABATA DZAKIYA NAJMAH MUNAWAROH NOVIA RIZKY SUSILO OKTAVIANA DEWI PRISTIAN ALDY PRATAMA PUTRI MARIANA SIDABUTAR RENNY KUSUMA DEWI RIFNA NUR IZZA RINDANG EPILIA MULIAWATI SITI NUR HAYATI TOMI SANTANA TRI WAHYU PERDANA TRI WIJI ARTINI UTSFI HANIFA ZAHRINA ALIFIANI RAHAYU RATNASARI
L/P L L P L P P L P P P P L L P L L L L L L P P P P L P P P P P L L P P P P
PRETEST 23 73 73 30 73 45 35 73 33 47 65 37 35 30 75 60 57 50 45 73 55 47 73 55 63 47 63 55 53 65 33 73 33 73 43 73 Rata-rata
Rekap Data Hasil Belajar Siswa No
Data
Nilai
1
Rata-rata nilai
83,3
2
Nilai Tertinggi
91
3
Nilai Terendah
70
4
Jumlah Siswa Tuntas
34
5
Jumlah Siswa Tidak Tuntas
6
Ketuntasan klasikal
2 94%
NILAI POSTEST 70 87 85 83 87 73 73 87 80 75 90 73 85 80 87 83 75 83 75 83 80 80 87 73 85 80 63 80 77 83 60 85 73 87 60 87
LKS 95 87 80 92 87 87 80 80 90 87 80 87 95 90 92 90 95 80 87 90 92 90 95 92 95 80 92 87 87 80 80 90 95 80 80 80 83,33
NILAI AKHIR 82,5 87,0 82,5 87,5 87,0 80,0 76,5 83,5 85,0 81,0 85,0 80,0 90,0 85,0 89,5 86,5 85,0 81,5 81,0 86,5 86,0 85,0 91,0 82,5 90,0 80,0 77,5 83,5 82,0 81,5 70,0 87,5 84,0 83,5 70,0 83,5
144
Kelas XI IPA 3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Siswa AFI FATUL HIDAYAH ANDRIYANI SETIARINI ANDIKA FERNANDO ANNAFI' BILQIS TUFFAHATI ARDI MUHTI FAHRUDIN ARISTO SOFIAN BADZLIN SABRINA YANUAR S BAGAS LUHUR WIJAYA BAHRUL ILHAM DEWITA PRAMESTI SEPTANINGTYAS DIAN PUTRI NURHAYATI DIANA NURUL ADHA ELSA ERNISA VALEN SIDAURUK ESTINA CHINTA DEWI EVA RAHMAWATI HENI NUR INDAH SARI HENI TRI LESTARI HESTI MEIATUN KARIMATUL HAQIQI LUCKY YUDHA PRATAMA MAFTUH WIBOWO MOCH ANDRE MAULANA MUCHAMMAD ZAKY SAYUGO MUHAMAD RAVLY SETYADI MUHAMMAD ABDUL KHANIF MUTIARA PERDANA NUR FUAD NUR HIDAYAT ABDUL ROCHMAN RINA AYU LESTARI SHAKIN ERVITA OKTAVIYANI SHOVI KURNIAWAN SINTA DWI MUDIARTI WISNU ADI NUGROHO YOSERIZAL ALIF MUHAMMAD RIZKI YULIA ISNAENI ZADHA KHAIRUNNISA
L/ P P P L P L L P L L P P P P P P P P P P L L L L L L P L L P P L P L L P P
PRETEST 73 40 73 33 43 73 45 50 43 37 53 40 40 73 45 75 57 35 40 33 33 43 45 71 47 55 55 57 47 43 45 53 50 47 73 73 Rata-rata
Rekap Data Hasil Belajar Siswa
No 1 2 3 4 5 6
Data Rata-rata nilai Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas Ketuntasan klasikal
Nilai 84,02 92,5 71,5 34 2 94%
NILAI POSTEST 87 85 90 85 80 80 77 83 80 80 87 63 70 85 80 90 85 83 85 85 67 80 85 87 80 87 90 78 80 85 80 78 60 78 87 87 84,02
LKS 83 83 80 80 95 95 83 80 80 95 83 80 83 83 95 95 85 95 95 95 95 85 83 95 83 83 85 85 85 80 85 95 83 83 83 90
NILAI AKHIR 85,0 84,0 85,0 82,5 87,5 87,5 80,0 81,5 80,0 87,5 85,0 71,5 76,5 84,0 87,5 92,5 85,0 89,0 90,0 90,0 81,0 82,5 84,0 91,0 81,5 85,0 87,5 81,5 82,5 82,5 82,5 86,5 71,5 80,5 85,0 88,5
145
Lampiran 21. Hubungan Antara Motivasi, Aktivitas dan Hasil Belajar Kelas XI IPA 1
a.
=
( √{
=
(
)(
)
)}*
(
)+
( √{
(
)(
)
)}*
(
)+
(
)+
= 0,64
b.
=
=
( √{
(
)(
)
)}*
(
)+
( √*
(
)(
)
)+*
= 0,67
=
=
( √{
(
)(
)}{
) (
( √{
= 0,76
1. Menentukan r hitung : =√
=√ = 0,69
(
)}*
)} )(
) (
)+
146
2. Taraf signifikan sebesar 1% = 0,418 3. 4. r hitung ≥ r tabel 0,69 ≥ 0,418 Kesimpulan : H0 ditolak, jadi terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara bersama-sama dengan dan Y.
Kelas XI IPA 2
c.
= =
( √{
(
)(
)
)}*
(
)+
( √{
(
)(
)
)}*
(
)+
(
)+
= 0,39
d.
=
=
( √{
(
)(
)
)}*
(
)+
( √*
(
)(
)
)+*
= 0,41
=
=
( √{
(
)(
)}{
( (
√*
(
)
)+*
)} )(
) (
)+
147
= 0,40
5. Menentukan r hitung : =√
=√ = 0,47 6. Taraf signifikan sebesar 1% = 0,424 7. r hitung ≥+ r tabel 0,47 ≥ 0,424 Kesimpulan : H0 ditolak, jadi terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara bersama-sama dengan dan Y. Kelas XI IPA 3
e.
= =
( √{
(
)(
)
)}*
( (
√{
(
)+ )(
)
)}*
(
)+
= 0,83
f.
=
=
( √{
(
)(
)
)}*
(
( √*
= 0,86
(
)+*
)+
)(
) (
)+
148
=
=
( √{
(
)(
)}{
( (
√*
(
) )} )(
)+*
) (
)+
= 0,61
8. Menentukan r hitung : =√
=√ = 0,94 9. Taraf signifikan sebesar 1% = 0,424 10. r hitung ≥+ r tabel 0,94 ≥ 0,424 Kesimpulan : H0 ditolak, jadi terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara bersama-sama dengan dan Y.
149
Hubungan Motivasi, aktivitas dan hasil belajar kelas XI IPA 1 Correlations motivasi belajar motivasi belajar
Pearson Correlation
aktivitas belajar
1
.763
Sig. (2-tailed) N aktivitas belajar
Pearson Correlation
37
37
**
1
.638
Sig. (2-tailed) N
**
37
**
.673
**
.000
37
Pearson Correlation
.638
.000
.000
N hasil belajar
**
.000
.763
Sig. (2-tailed)
hasil belajar
37
37
**
1
.673
.000
.000
37
37
37
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hubungan Motivasi, aktivitas dan hasil belajar kelas XI IPA 2 Correlations motivasi belajar motivasi belajar
Pearson Correlation
aktivitas belajar
1
Sig. (2-tailed) N aktivitas belajar
hasil belajar
*
36
36
36
*
1
.413
Sig. (2-tailed)
.014 36 *
*
.012 36
36
*
1
Pearson Correlation
.392
Sig. (2-tailed)
.018
.012
36
36
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
*
.018
.407
N
.392
.014
Pearson Correlation
N
.407
hasil belajar
.413
36
150
Hubungan Motivasi, aktivitas dan hasil belajar kelas XI IPA 3
Correlations motivasi belajar motivasi belajar
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N aktivitas belajar
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
hasil belajar
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
aktivitas belajar .616
**
hasil belajar .839
**
.000
.000
36
36
36
**
1
.616
.000 36 .839
**
.865
**
.000 36
36
**
1
.865
.000
.000
36
36
36
151
Lampiran 22. Gambar Desain Media “woody puzzle”
152
Lampiran 23. Langkah pemakaian “Woody Puzzle” Langkah Pemakaian Woody Puzzle: 1. Pasang masing-masing potongan puzzle kayu sehingga membentuk gambar struktur jaringan tumbuhan organ daun, batang dan akar monokotil dan dikotil. 2. Carilah pasangan puzzle yang sesuai sehingga membentuk gambar struktur jaringan tumbuhan, apabila pasangan puzzle tidak sesuai jangan dipaksakan 3. Cobalah pasang kembali potongan puzzle sehingga menyatu dengan rapat membentuk gambar struktur jaringan tumbuhan organ daun, batang dan akar dapat terlihat dan teramati secara jelas Aktivitas yang dilakukan siswa: 1. Bagi siswa menjadi 6 kelompok dengan desain tempat duduk melingkar 2. Bagikan macam-macam puzzle bergambar jaringan tumbuhan pada masing-masing kelompok 3. Kelompok 1-3 mendapatkan 3 macam puzzle yang bergambar daun, batang dan akar monokotil 4. Kelompok 4-6 mendapatkan 3 macam puzzle yang bergambar daun, batang dan akar dikotil 5. Bagikan satu lembar kerja kepada setiap masing-masing kelompok siswa. 6. Jelaskan pada semua siswa tentang cara kerja dari Woody Puzzle. Minta siswa untuk mulai menyusun Woody Puzzle dan mengerjakan lembar kerja yang sudah disediakan. Tegaskan pada mereka bahwa ini adalah kompetisi antar kelompok dan ada hadiah untuk pemenang utama. Aspek yang dinilai adalah kecepatan menyusun puzzle, menjawab lembar kerja dan presentasi diskusi tanya jawab 7. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja dari kelompok mereka dan melakukan kegiatan diskusi 8. Berikan hadiah kepada salah satu kelompok yang menjadi pemenang utama.
153
Lampiran 24. Surat Bukti Penelitian
154
155
Lampiran 25. Dokumentasi pembelajaran
Siswa SMA Pondok Modern Selamat Saat mengisi angket tanggapan media
Siswa saat mengerjakan Pre-test
Siswa SMA N 2 Kendal saat melakukan pengamatan
Siswa saat mengerjakan Postest
Siswa sedang berdiskusi merangkai “Woody puzzle”
156
Keaktifan siswa selama proses diskusi presentasi
Halaman depan SMA N 2 Kendal
Kelompok siswa sedang
Bersama dengan Guru Biologi SMA N 2 Kendal
157
Lampiran 26. Uji N-Gain UJI PENINGKATAN HASIL BELAJAR KELAS XI IPA 1 Mengetahui peningkatan hasil belajar akibat perlakuan atau metode
=
= =
Skor rata-rata post test Skor rata-rata pre test 100% - Skor rata-rata pre test
80,72
45,32 1928,0%
1,84
Kategori Peningkatan jika : tinggi = g > 0,7 atau dinyatakan dalam persen g>70 = 0,3 < g < 0,7 atau dinyatakan dalam persen 30 < g <70. sedang rendah = g < 0,3 atau dinyatakan dalam persen g< 30 Berdasar kriteria pengujian maka peningkatan dikatagorikan tinggi
158
UJI PENINGKATAN HASIL BELAJAR KELAS XI IPA 2 Mengetahui peningkatan hasil belajar akibat perlakuan atau metode
=
= =
Skor rata-rata post test Skor rata-rata pre test 100% - Skor rata-rata pre test
79,27
46,67 2073,0%
1,57
Kategori Peningkatan jika : tinggi = g > 0,7 atau dinyatakan dalam persen g>70 = 0,3 < g < 0,7 atau dinyatakan dalam persen 30 < g <70. sedang rendah = g < 0,3 atau dinyatakan dalam persen g< 30 Berdasar kriteria pengujian maka peningkatan dikatagorikan sedang
159
UJI PENINGKATAN HASIL BELAJAR KELAS XI IPA 3 Mengetahui peningkatan hasil belajar akibat perlakuan atau metode
=
= =
Skor rata-rata post test Skor rata-rata pre test 100% - Skor rata-rata pre test
81,36
46.22 1864,0%
1,89
Kategori Peningkatan jika : tinggi = g > 0,7 atau dinyatakan dalam persen g>70 = 0,3 < g < 0,7 atau dinyatakan dalam persen 30 < g <70. sedang rendah = g < 0,3 atau dinyatakan dalam persen g< 30 Berdasar kriteria pengujian maka peningkatan dikatagorikan tinggi