PENGEMBANGAN LKS FISIKA TERINTEGRASI KARAKTER BERBASIS PENDEKATAN CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
oleh Windy Setyorini 4201410054
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
ii
iii
iv
MOTTO
.Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati (QS Al Baqarah : 112)
Kesiapan datang setelah kita bekerja keras, kesempatan datang saat kita mau mencoba, keberuntungan adalah kesiapan yang bertemu dengan kesempatan.
PERSEMBAHAN: 1.
Untuk Mamah dan Papah, terima kasih atas kasih sayang, do’a dan pengorbanan yang tiada henti-hentinya.
2.
Untuk Mbah Kakung, Mbah Uti, Dek Tika, A Hery dan keluarga besar, terima kasih atas do’a dan semangat yang tak pernah padam.
3.
Untuk Sahabat-sahabat seperjuangan (Muna, Heny, Ika, Sasa, Dewi, Ais, Alvi) , terima kasih atas kebersamaan, segala bantuan dan dukungannya selama ini.
4.
Untuk Teman-teman Pendidikan Fisika 2010, terima kasih atas bantuannya.
5.
Untuk Teman-teman PPL SMPN 1 Semarang dan KKN Desa Brakas, terima kasih untuk semangat dan keceriaan yang sangat indah.
v
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan inayahNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini telah menerima bantuan dari berbagai pihak baik berupa saran, bimbingan maupun kerjasama, maka penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor UNNES.
2.
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dekan FMIPA UNNES.
3.
Dr. Khumaedi, M.Si. Ketua Jurusan Fisika.
4.
Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si, dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.
5.
Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
7.
Kepala SMP Negeri 1 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
8.
Kaprawie, A.Md, guru IPA Fisika kelas VII dan kelas VIII SMP Negeri 1 Semarang.
9.
Siswa kelas VIII B, VIII H, dan IX E SMP Negeri 1 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014, yang telah menjadi responden penelitian.
10. Teman-teman pendidikan fisika angkatan 2010 Skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat vi
memberikan manfaat bagi banyak pihak termasuk lembaga, masyarakat dan pembaca.
Semarang,
Agustus 2014
Penulis
Windy Setyorini 4201410054
vii
ABSTRAK Setyorini, Windy. 2014. Pengembangan LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Skripsi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. Kata kunci: LKS, karakter, hasil belajar, pendekatan CTL. Proses pembelajaran IPA di SMP N 1 Semarang masih berpusat pada guru. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal 76 saat mengalami pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa karena siswa tidak dibiasakan menemukan konsep sendiri. Pendekatan CTL membiasakan siswa mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, sehingga siswa lebih memahami konsep dan LKS membantu guru membimbing siswa melaksanakan pembelajaran aktif. Namun LKS yang beredar di pasaran dan sering digunakan kurang bermuatan kontekstual dan kurang memenuhi aspek-aspek perkembangan karakter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan serta keefektifan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dikembangkan untuk mengembangkan karakter dan meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini termasuk R & D dan ujicoba pemakaian dilaksanakan dengan pola control group pre-test post-test. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan VIII H SMPN 1 Semarang semester genap tahun ajaran 2013/2014 yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Analisis uji deskriptif presentase digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS, perkembangan karakter kelas eksperimen, dan hasil belajar psikomotorik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis uji t pihak kanan digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Uji gain digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjukan LKS yang dikembangkan layak digunakan sebagai panduan belajar, dilihat dari hasil analisis uji deskriptif presentase menunjukan skor rata-rata dari masing-masing ahli sebesar 92,73% dengan kategori sangat layak. Hasil analisis uji deskriptif presentase juga menunjukan telah terjadi perkembangan karakter pada kelas eksperimen ditandai dengan peningkatan skor dari 75,70 menjadi 81,95 dengan kategori membudaya untuk karakter rasa ingin tahu dan 84,14 menjadi 87,89 dengan kategori membudaya untuk bersahabat (komunikatif). Rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen mengalami peningkatan,dilihat dari faktor gain sebesar 0,66 dan termasuk dalam kategori sedang. Hasil analisis uji t pihak kanan = 4,88 > = 2,00 yang berarti rata-rata hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh simpulan bahwa LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL layak digunakan sebagai panduan belajar yang dapat mengembangkan karakter dan meningkatkan hasil belajar kognitif. viii
ABSTRACT Setyorini, Windy. 2014. Developing Physics Students’ Worksheets Integrated With Character Based on CTL Approach to Improve Learning Outcomes. Final Project, Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University. The Advisor Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. Keywords: students’ worksheets, character, learning outcomes, contextual teaching and learning (CTL) approach. Science learning process in SMPN 1 Semarang was still teacher center. It caused the student learning outcomes could not reach the passing grade at least 76 when accepted an active learning process that was student center because the student were not usual to find the concept by their selves. CTL approach habituates student to relate the lesson material with the student real world situation, in order they can be more understand the concept and students’ worksheets helps teacher to guide student do the active learning process. But, students’ worsheets which was cycled in society and often be used consisted less of contextual learning and aspects of character development. The research aims to determine feasibility and effectiveness level of the students’ worksheets integrated with character based on CTL approach that was developed to develop characters and to improve student learning outcomes. This research included to development research and the trial usage was done by using control group pre-test post-test design. The research sample were the eighth grade students from class A and H of SMPN 1 Semarang in the academic year 2013/2014 which were selected by simple random sampling technique. Questionnaire analysis was used to determine students’ worksheets expedience grade, experiment class character development, and experiment-control class psycomotoric learning outcomes. T-test analysis was used to determine was the experiment class cognitive learning outcomes higher than control class. Gain test was used to determine the improvement in cognitive learning outcomes. The research result showed that students’ worksheets that was developed suitable to be used as the study guide, viewed from the average score from each expert was 92.73% that include as very suitable category. It also showed the characters have been developed in experiment class, signed from the score improvement from 75.70 to 81.95 that include as civilizing category for curiousity and 84.14 to 87.89 that include as civilizing category for friendly (comunicative). The average cognitive learning outcomesof experiment class improved, viewed from the gain factor of 0.66 that include as medium category. The results of the t test analysis tcalculate = 4.88 > ttable = 2.00, which means that an average of cognitive learning outcomes in experiment class was higher than the students in control class. Based on the research that has been done, it could be concluded that physics students’ worksheets intregated with character based on CTL approach was suitable to be used as the study guide which could develope the characters and improved students’ cognitive learning outcomes. ix
DAFTAR ISI Halaman PRAKATA ..............................................................................................
vi
ABSTRAK .............................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xv
BAB 1
2
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................
5
1.5 Pembatasan Masalah ..................................................................
6
1.6 Penegasan Istilah ........................................................................
6
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi .....................................................
8
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................
10
2.2 Karakter Bangsa .........................................................................
12
2.3 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ...............
16
2.4 LKS Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL ................
19
2.5 Hasil Belajar ..............................................................................
21
x
3
4
5
2.6 Alat Optik ..................................................................................
22
2.7 Kerangka Berpikir ......................................................................
34
2.8 Hipotesis Penelitian ....................................................................
35
METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................
36
3.2 Populasi dan Sampel .................................................................
36
3.3 Variabel Penelitian .....................................................................
38
3.4 Prosedur Penelitian ....................................................................
38
3.5 Tahapan Pelaksanaan Penelitian .................................................
42
3.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................
44
3.7 Analisis Lembar Observasi dan Angket .....................................
46
3.8 Tahap Uji Coba Instrumen .........................................................
51
3.9 Metode Analisis Data .................................................................
56
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian ..............................................................
63
4.2 Hasil Penelitian ..........................................................................
70
4.3 Pembahasan ...............................................................................
82
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ....................................................................................
100
5.2 Saran ..........................................................................................
101
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
102
LAMPIRAN ............................................................................................
105
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1
Contoh Keterkaitan Nilai dan Indikator SMP ..................................
15
3.1
Persebaran Populasi Peserta Didik Kelas VIII .................................
36
3.2
Data Nilai Ulangan Semester Gasal Mata Pelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri 1 Semarang .........................................................................
37
3.3
Desain Penelitian Pre-test Post-test Controul Group .......................
41
3.4
Kriteria Penskoran Angket Validasi Ahli ........................................
46
3.5
Kriteria Penskoran Angket Perkembangan Karakter........................
46
3.6
Klasifikasi Kriteria Kelayakan LKS ................................................
48
3.7
Klasifikasi Kriteria Perkembangan Karakter ...................................
48
3.8
Klasifikasi Kriteria Hasil Belajar Psikomotorik ...............................
49
3.9
Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba ............................................
52
3.10 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ............................
54
3.11 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba...................................
56
4.1
Persentase Penilaian LKS dari Ahli Materi dan Ahli Media ............
70
4.2
Persentase Penilaian LKS dari Guru................................................
71
4.3
Persentase Hasil Angket Perkembangan Karakter Rasa Ingin Tahu Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........................................................
4.4
73
Persentase Hasil Observasi Perkembangan Karakter Rasa Ingin Tahu Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..............................................
xii
74
4.5
Persentase Hasil Angket Perkembangan Karakter Bersahabat (Komunikatif) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.......................
4.6
75
Persentase Hasil Observasi Perkembangan Karakter Bersahabat (Komunikatif) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.......................
76
4.7
Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen ................................
77
4.8
Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Kontrol.......................................
78
4.9
Persentase Penilaian Observasi Psikomotorik..................................
78
4.10 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............
79
4.11 Hasil Uji t Satu Pihak Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...........
81
4.12 Hasil Uji Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.......................
81
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Diagram Mata Manusia .....................................................................
22
2.2 Cacat Mata Miopi .............................................................................
23
2.3 Cacat Mata Hipermetropi ..................................................................
24
2.4 Skema Bagian Kamera ......................................................................
26
2.5 Diagram Sinar Pembentukan Bayangan tanpa Menggunakan Lup dan dengan Menggunakan Lup ................................................................
27
2.6 Pengamatan Menggunakan Lup dengan Berakomodasi Maksimum dan Tak Berakomodasi ............................................................................
29
2.7 Diagram Sinar Pembentukan Bayangan pada Mikroskop...................
30
2.8 Diagram Sinar Pembentukan Bayangan pada Teropong Bintang .......
32
2.9 Kerangka Berpikir .............................................................................
34
3.1 Prosedur Penelitian ...........................................................................
38
4.1 Diagram Penilaian Kelayakan LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL dari Keempat Validator ..........................................
72
4.2 Diagram Perkembangan Karakter Rasa Ingin Tahu Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol....................................................................................
73
4.3 Diagram Perkembangan Karakter Bersahabat (Komunikatif) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..........................................................
75
4.4 Diagram Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .........................................................................................................
xiv
79
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Halaman
Kisi-kisi Instrumen Penilaian LKS Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL ...............................................................................
105
2
Lembar Validasi LKS untuk Ahli Materi...........................................
107
3
Lembar Validasi LKS untuk Ahli Media ...........................................
116
4
Lembar Validasi LKS untuk Guru ....................................................
121
5
Analisis Lembar Validasi LKS ..........................................................
132
6
Kisi-kisi Soal Uji Coba, Soal Uji Coba dan Kunci Jawaban...............
135
7
Daftar Siswa Uji Coba ......................................................................
143
8
Analisis Soal Uji Coba ......................................................................
144
9
Kisi-kisi Soal Pre-Test Post-Test .......................................................
151
10 Soal Pre-Test Post-Test .....................................................................
153
11 Kunci Jawaban Soal Pre-Test Post-Test ............................................
157
12 Silabus ..............................................................................................
158
13 RPP Kelas Eksperimen .....................................................................
163
14 RPP Kelas Kontrol ............................................................................
182
15 LKS Kelas Kontrol ...........................................................................
198
16 Uji Homogenitas Populasi .................................................................
203
17 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................
207
18 Daftar Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .........................................................................................................
xv
208
19 Uji Normalitas Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen ...................
210
20 Uji Normalitas Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol ..........................
214
21 Uji t Pihak Kanan Hasil Belajar Kognitif...........................................
218
22 Uji Gain Ternormalisasi Hasil Belajar Kognitif .................................
220
23 Lembar Observasi Karakter dan Psikomotorik ..................................
221
24 Rubrik Penilaian Observasi Karakter.................................................
224
25 Rubrik Penilaian Observasi Psikomotorik .........................................
225
26 Analisis Observasi Karakter ..............................................................
227
27 Analisis Observasi Psikomotorik .......................................................
233
28 Lembar Angket Perkembangan Karakter ...........................................
241
29 Kisi-kisi Angket Perkembangan Karakter..........................................
243
30 Analisis Angket Perkembangan Karakter ..........................................
244
31 Foto-foto Penelitian...........................................................................
250
32 Surat-surat Penelitian ........................................................................
252
xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan
bangsa.
Pendidikan
nasional
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Pasal 39 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003). Fungsi dan tujuan pendidikan nasional dapat dicapai, salah satunya dengan pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran
merupakan
suatu proses
yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Suharsimi, 1998: 19). Dalam sistem pembelajaran, metode dan media pembelajaran memegang peran yang sangat penting (Sanjaya, 2011: 147). SMP Negeri 1 Semarang termasuk sekolah favorit di wilayah Kota Semarang yang sangat menjunjung tinggi karakter. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Semarang selama melakukan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), ditemukan bahwa pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered learning) masih lebih sering
1
2
dilakukan. Metode mengajar yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab dengan menggunakan buku paket sebagai bahan ajar. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa, kebanyakan siswa mempelajari materi fisika masih dengan menghapal konsep dan rumus. Sehingga saat diterapkan metode eksperimen yang membimbing siswa untuk menemukan konsep sendiri, siswa masih kesulitan dan hasil belajarnya masih tergolong rendah. Hasil belajar yang rendah ditunjukan oleh nilai rata-rata ulangan harian IPA fisika dari lima kelas (VIII E, VIII F, VIII G, VIII H dan VIII I) tempat peneliti melakukan praktek mengajar selama PPL adalah 71,18 dan masih belum mencapai KKM. Metode mengajar dan bahan ajar yang kurang bervariasi menyebabkan siswa belum mendapatkan kesempatan secara luas untuk mengembangkan karakter dengan mengekspresikan dirinya. Menurut Mulyasa (2013: 16), pendidikan nasional harus memiliki keterkaitan dengan pembangunan nasional, agar dapat menunjang pembangunan nasional melalui penyediaan sumber daya manusia yang profesional, kompeten, bermutu dan berkarakter, dengan jumlah yang memadai. Namun, pada kenyataannya saat ini sulit untuk mewujudkan bangsa indonesia yang berkarakter. Menurut Hidayat (2013: 121), fenomena sosial seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian dan gejolak sosial telah mengemuka saat ini. Publik menilai hal ini terjadi karena pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan kurang bermuatan karakter. Sehingga saat ini, perlu mengakomodasi
3
pendidikan karakter baik melalui pengintegrasian ke dalam mata pelajaran atau perangkat pembelajaran maupun pembudayaan dalam lingkungan sekolah. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003: 2), pendekatan Contextual Teaching and Learning merupakan alternatif strategi dimana siswa belajar melalui ‘mengalami’ bukan ‘menghapal’ dimana keterampilan datang dari ‘menemukan sendiri’ bukan dari ‘apa kata guru’. Strategi ini diperlukan untuk mendorong siswa menemukan dan membangun sendiri konsep-konsepnya, sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan. Berdasarkan hasil penelitian Yulianti et al. (2010), minat dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan secara signifikan setelah mengalami pembelajaran fisika kontekstual berbatuan jigsaw puzzle competition. Keefektifan pendekatan Contextual Teaching and Learning juga dibuktikan oleh hasil penelitian Murtiani et al. (2012), penerapan pendekatan CTL berbasis Lesson Study dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa yang tingkat kemampuannya rendah, sedang dan tinggi pada SMPN Kota Padang. Menurut Diknas, sebagaimana dikutip oleh Prastowo (2011:203-204), lembar kerja siswa (student work sheet) adalah bahan ajar cetak yang berupa lembaran-lembaran tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa LKS fisika SMP kelas VIII yang beredar di pasaran, ternyata sebagian besar LKS merupakan LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar. LKS tersebut belum menyajikan pembelajaran yang kontekstual dan belum mampu membimbing siswa untuk menemukan konsep sendiri. LKS tersebut juga kurang memenuhi aspek-aspek pengembangan karakter. Sehingga, bentuk LKS yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah LKS yang
4
membantu siswa menemukan konsep. Menurut hasil penelitian Isnaningsih & Bimo (2013), LKS discovery berbasis keterampilan proses sains meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA materi gerak bagi siswa kelas VII C SMP N 1 Jepara. Dari latar belakang masalah tersebut, perlu dikembangkan LKS yang disesuaikan dengan perkembangan kondisi bangsa sehingga perlu diintegrasikan dengan pendidikan karakter serta digunakan dengan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, maka peneliti membuat penelitian dengan judul “PENGEMBANGAN LKS FISIKA TERINTEGRASI KARAKTER BERBASIS PENDEKATAN CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasar atas latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana tingkat kelayakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dikembangkan? (2) Apakah LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL dapat mengembangkan karakter siswa? (3) Adakah perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang melakukan pembelajaran menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL dengan kelas yang menggunakan LKS?
5
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dikembangkan. (2) Untuk mengetahui apakah LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL dapat mengembangkan karakter siswa. (3) Untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang melakukan pembelajaran menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL dengan kelas yang menggunakan LKS sebagai petunjuk praktikum.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: (1) Bagi siswa, dapat membantu siswa mengembangkan karakter dan memahami materi. (2) Bagi guru, memberikan produk yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif panduan belajar bagi siswa untuk mengembangkan karakter dan meningkatkan hasil belajar IPA (fisika) kelas VIII. (3) Bagi peneliti, mendapatkan pengalaman langsung dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen dan diskusi berbantuan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL. (4) Bagi institusi, hasil penelitian diharapkan memberikan konstribusi bagi peningkatan kualitas pembelajaran.
6
1.5 Pembatasan Masalah Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap permasalahan dalam penelitian ini perlu diperhatikan batasan-batasan masalah sebagai berikut: (1) Dalam penelitian ini yang dikaji adalah efektivitas LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL untuk mengembangkan karakter siswa. (2) Hasil belajar yang dikaji adalah hasil belajar secara kognitif, afektif dan psikomotorik. (3) LKS fisika yang dikembangkan mencakup materi alat-alat optik SMP kelas VIII semester 2.
1.6 Penegasan Istilah 1.6.1 Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar kerja siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2010: 111). Menurut Diknas, sebagaimana dikutip oleh Prastowo (2011:203-204), lembar kerja siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Menurut Prastowo (2011:208-211), berdasarkan bentuknya LKS dibedakan menjadi 5 macam yaitu LKS yang membantu siswa menemukan suatu konsep, LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan, LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar, LKS yang berfungsi sebagai penguatan dan LKS yang berfungsi sebagai petunjuk eksperimen.
7
LKS yang akan dikembangkan dalam penelitian ini termasuk LKS yang membantu siswa menemukan menemukan suatu konsep sekaligus dan mengintegrasikan pendidikan karakter di dalamnya. 1.6.2 Karakter Menurut
Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum (2010), karakter bangsa Indonesia adalah karakter yang dimiliki warga negara bangsa Indonesia berdasarkan tindakantindakan yang dinilai sebagai suatu kebajikan berdasarkan nilai yang berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia. Nilai yang termasuk dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa berjumlah 18 nilai, yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Karakter yang akan dikembangkan disesuaikan dengan jenjang pendidikan yakni SMP dan mata pelajaran IPA. Sehingga, karakter yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah rasa ingin tahu dan bersahabat/komunikatif. 1.6.3 Pendekatan contextual teaching and learning (CTL) Menurut
Departemen
Pendidikan
Nasional
(2003),
pembelajaran
kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme
8
(constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling) dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). LKS yang disusun dalam penelitian ini berisi kegiatan-kegiatan yang mewujudkan tujuh komponen utama pembelajaran CTL. Pendekatan CTL yang terkandung dalam LKS dilaksanakan dengan metode eksperimen yang diselingi diskusi dan tanya jawab. 1.6.4 Hasil belajar Menurut Rifa’i & Anni (2009: 85), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Menurut Benyamin S. Bloom, terdapat tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain) (Rifa’i & Anni, 2009: 85). Hasil belajar yang akan dikaji adalah pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada ranah kognitif berupa hasil pre test dan post test, pada ranah psikomotorik berupa kinerja ilmiah siswa dan pada ranah afektif berupa karakter yang akan dikembangkan.
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini terdiri atas tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi skripsi dan bagian akhir. (1) Bagian pendahuluan skripsi, pada bagian ini berisi halaman judul, pengesahan, motto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
9
(2) Bagian isi skripsi terdiri dari 5 bab, yaitu pendahuluan, landasan teori dan hipotesis, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, dan penutup. Bab 1 Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi. Bab 2 Tinjauan pustaka berisi tentang lembar kerja siswa (LKS), karakter, pendekatan contextual teaching and learning (CTL), hasil belajar, metode ilmiah, alat-alat optik, kerangka berpikir, hipotesis. Bab 3 Metode penelitian berisi tentang lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, prosedur penelitian, metode pengumpulan data, analisis lembar observasi dan angket, tahap uji coba instrumen penelitian dan metode analisis data. Bab 4 Hasil dan pembahasan Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Bab 5 Penutup Berisi simpulan dan saran dari hasil penelitian. (3) Bagian akhir, berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. Lembar kegiatan siswa (LKS) memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Pengaturan awal (advance organizer) dari pengetahuan dan pemahaman siswa diberdayakan melalui penyediaan media belajar pada setiap kegiatan eksperimen sehingga situasi belajar siswa menjadi lebih bermakna, dan dapat terkesan dengan baik pada pemahaman siswa, karena nuansa keterpaduan konsep merupakan salah satu dampak pada kegiatan pembelajaran maka muatan materi setiap lembar kegiatan siswa pada setiap kegiatannya diupayakan agar dapat mencerminkan hal itu (Trianto, 2012: 111). Menurut Prastowo ( 2011: 206),
kegunaan LKS adalah memberi
kesempatan pada pendidik agar dapat memancing peserta didik untuk secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas.
10
11
Menurut Prastowo (2011: 208 - 211), berdasarkan bentuknya LKS dibedakan menjadi 5 macam yaitu (1) LKS yang membantu siswa menemukan suatu konsep, (2) LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan, (3) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar, (4) LKS yang berfungsi sebagai penguatan dan (5) LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. LKS yang membantu siswa menemukan konsep sesuai dengan prinsip konstruktivisme dimana seseorang akan belajar jika ia aktif mengkonstruksi pengetahuan di dalam otaknya. Salah satu cara mengimplementasikannya di kelas adalah dengan mengemas materi pembelajaran dalam bentuk LKS, yang memiliki ciri-ciri mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkret, sederhana dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan mereka, selanjutnya peserta didik diajak untuk mengkonstruksi pengetahuan yang mereka dapat tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Meilia & Wilujeng, LKS berbasis lab. work dalam cooperative learning tipe STAD yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Yildirim et al. (2011): ... it was found out that worksheets increase students’ achievement regarding factors affecting chemical equilibrium. In this sense, worksheets can be developed at conceptual basis for other chemistry topics that are difficult to understand. Besides, participant stated that they enjoyed the activity and application was funny. Long-term studies on the basis of worksheets in various subjects can be used to find out their effectiveness in students’ affective behavior. LKS terdiri dari 6 unsur yaitu (1) judul, (2) petunjuk belajar (petunjuk siswa), (3) kompetensi dasar yang akan dicapai, (4) informasi pendukung, (5)
12
tugas-tugas dan (6) langkah-langkah kerja serta penilaian (Prastowo, 2011: 208). Sedangkan menurut Trianto (2012: 112), komponen-komponen LKS meliputi judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi. Langkah-langkah aplikatif membuat LKS yaitu (1) melakukan analisis kurikulum, (2) menyusun peta kebutuhan LKS, (3) menentukan judul-judul LKS, dan (4) menulis LKS (Prastowo, 2011: 211 – 214).
2.2 Karakter Bangsa Menurut Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010: 11), pada prinsipnya pengembangan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu,
guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang
dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada. 2.2.1 Pengintegrasian dalam mata pelajaran Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara-cara berikut ini:
13
(1) Mengkaji Standar Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya. (2) Memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan. (3) Mencantumkankan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ke dalam silabus. (4) Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam RPP. (5) Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai. (6) Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku (Kemendiknas, 2010: 18-19). 2.2.2 Pencapaian hasil belajar Pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan berhasil dan berkualitas dari segi proses apabila 75% peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran baik fisik, mental maupun sosial. Proses pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan berhasil dari segi hasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Untuk memenuhi tuntutan tersebut, perlu dikembangkan pengalaman belajar yang kondusif untuk membentuk manusia yang berkualitas tinggi baik mental, moral maupun fisik. Hal ini berarti perlu digunakan sumber belajar yang tidak hanya
14
bersifat kognitif, akan tetapi juga bersifat afektif psikomotorik (Mulyasa, 2013: 131). Penilaian pencapaian pendidikan nilai budaya dan karakter didasarkan pada indikator. Sebagai contoh, indikator untuk nilai jujur di suatu semester dirumuskan dengan “mengatakan dengan sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa yang dilihat, diamati, dipelajari, atau dirasakan”
maka guru
mengamati (melalui berbagai cara) apakah yang dikatakan seorang peserta didik itu jujur mewakili perasaan dirinya. Mungkin saja peserta didik menyatakan perasaannya itu secara lisan tetapi dapat juga dilakukan secara tertulis atau bahkan dengan bahasa tubuh. Penilaian dilakukan secara terus menerus, setiap saat guru berada di kelas atau di sekolah. Model anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan) selalu dapat digunakan guru. Selain itu, guru dapat pula memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya (Kemendiknas, 2010: 22). Guru
dapat
memberikan
kesimpulan
atau
pertimbangan
tentang
pencapaian suatu indikator atau bahkan suatu nilai dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya. Kesimpulan atau pertimbangan itu dapat dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut ini (1) BT
: Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
15
(2) MT
: Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
(3) MB
: Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
(4) MK
: Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara
konsisten)
(Kemendiknas, 2010: 23). Tabel 2.1 Contoh Keterkaitan Nilai dan Indikator SMP Mapel IPA (fisika)
Nilai
Indikator Berdasarkan Jenjang Kelas
Rasa Ingin Tahu
Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran. Bertanya kepada guru dan teman tentang gejala alam yang baru terjadi. Bertanya kepada guru tentang sesuatu yang didengar dari ibu, bapak, teman, radio atau televisi.
Bersahabat (komunikatif)
Bekerja sama dalam kelompok di kelas. Berbicara dengan teman sekelas. Bergaul dengan teman sekelas ketika istirahat. Bergaul dengan teman lain kelas. Berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lainnya. (Kemendiknas, 2010: 42-44)
16
2.3 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pendekatan kontekstual adalah suatu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan CTL dengan metode eksperimen dapat menumbuhkan karakter pada diri siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan kegiatan praktikum merupakan salah satu cara dalam pembelajaran guna membiasakan siswa untuk selalu bekerja ilmiah. Dalam bekerja ilmiah biasanya dilandasi atas keingintahuan dari seseorang terhadap suatu hal. Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan apabila dia memperoleh pengetahuan yang benar mengenai hal yang ia pertanyakan (Suryabrata, 1998: 25). Selain itu sesuai dengan hasil penelitian Yulianti et al. (2013), minat dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan secara signifikan setelah mengalami pembelajaran fisika kontekstual berbantuan jigsaw puzzle competition. Menurut Depdiknas (2003: 10), pembelajaran CTL memiliki tujuh komponen utama yaitu konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling) dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarannya. Penerapan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya adalah berikut ini (1) Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi
17
sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya; (2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik; (3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya; (4) Ciptakan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompokkelompok); (5) Hadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran; (6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan; dan (7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara (Depdiknas, 2003: 10). Tujuh komponen pendekatan CTL yaitu: (1)
Konstruktivisme Dalam pandangan konstruktivis, ‘strategi memperoleh’ lebih diutamakan
dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan (1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, (2) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. (2)
Menemukan Inquiry merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Siklus inquiry meliputi observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data dan penyimpulan. Langkah-langkah kegiatan inquiry (1) merumuskan masalah, (2) mengamati atau melakukan observasi, (3) menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel dan karya lainnya, dan (4)
18
mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau audien lainnya. (3)
Bertanya Aktivitas bertanya dapat diterapkan hampir pada semua aktivitas belajar,
antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas. Aktivitas bertanya juga ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menemui kesulitan, ketika mengamati, dsb. (4)
Masyarakat belajar Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Prakteknya dalam pembelajaran terwujud dalam (1) pembentukan kelompok kecil, (2) pembentukan kelompok besar, (3) mendatangkan ‘ahli’ ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, perawat, petani, pengurus organisasi, polisi, tukang kayu, dsb.), (4) bekerja dengan kelas sederajat, (5) bekerja kelompok dengan kelas di atasnya, dan (6) bekerja dengan masyarakat. (5)
Pemodelan Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada
model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olahraga, contoh karya tulis, cara melafalkan bahasa inggris, dsb.
19
(6)
Refleksi Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir
ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang beru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. Realisasinya berupa (1) pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu, (2) catatan atau jurnal di buku siswa, (3) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu, (4) diskusi, dan (5) hasil karya. (7)
Penilaian yang sebenarnya Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan melalui hasil, dan dengan
berbagai cara. Tes hanya salah satunya. Inilah hakekat penilaian yang sebenarnya. Karakteristik penilaian yang sebenarnya, yaitu (1) dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, (2) bisa digunakan untuk formatif mauoun sumatif, (3) yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta, (4) berkesinambungan, (5) terintegrasi dan (6) dapat digunakan sebagai feed back (Depdiknas, 2003: 10 - 20).
2.4 LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dimaksud dalam penelitian ini adalah LKS yang menyajikan pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang mewujudkan tujuh komponen utama pembelajaran CTL yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan dan penilaian sebenarnya (Depdiknas, 2003: 10) serta bermuatan karakter yaitu
20
menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk secara aktif melakukan internalisasi nilai yakni rasa ingin tahu dan bersahabat (komunikatif) (Kemendiknas, 2010: 18-19). Implementasi karakter melalui LKS memenuhi aspek-aspek pengembangan karakter yang meliputi aspek kognitif, emosional dan perilaku dari kehidupan moral (Samani & Hariyanto, 2012: 169). Konstruktivisme diwujudkan dalam LKS melalui kegiatan menduga, bertanya diwujudkan dalam LKS dengan mencantumkan kotak pertanyaan untuk menampung pertanyaan-pertanyaan siswa, inkuiri dan masyarakat belajar diwujudkan dalam LKS melalui kegiatan mengumpulkan data, refleksi diwujudkan dalam LKS dengan mencantumkan kotak sudah benarkah dugaanmu? sebagai tempat jawaban siswa mengenai hubungan antara konsep yang ditemukan dari eksperimen dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, pemodelan diwujudkan dalam LKS dengan mencantumkan kalimat-kalimat motivasi dari para ilmuan, penilaian yang sebenarnya diwujudkan melalui observasi aktivitas psikomotorik
dan
karakter
siswa
selama
melaksanakan
pembelajaran
menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL. Pengintegrasian nilai rasa ingin tahu diwujudkan dalam LKS diantaranya dengan mencantumkan permasalahan pada kegiatan menduga, kotak pertanyaan serta kalimat-kalimat motivasi. Pengintegrasian nilai bersahabat (komunikatif) diwujudkan dalam LKS dengan mencantumkan kalimat-kalimat motivasi, kegiatan mengumpulkan data, kegiatan menyimpulkan, kegiatan menjawab permasalahan dan kegiatan mengomunikasikan.
21
2.5 Hasil Belajar Menurut Rifa’i & Anni (2009: 85), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Menurut Benyamin S. Bloom, terdapat tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain) ( Rifa’i & Anni, 2009: 85). Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation). Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Kategori tujuannya mencerminkan hirarkhi yang bertentangan dari keinginan untuk menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. Kategori tujuan peserta didikan afektif adalah penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), pembentukan pola hidup (organization by a value complex). Ranah
psikomotorik
berkaitan
dengan
kemampuan
fisik
seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Ranah psikomotorik berkaitan dengan bekerja ilmiah. Bekerja ilmiah mencakup tiga aspek penting yaitu metode ilmiah, sikap ilmiah dan komunikasi ilmiah. Menurut Sopiah (2009: 14-19), bekerja ilmiah mempunyai beberapa indikator diantaranya adalah perumusan masalah, perumusan tujuan, perumusan prosedur, memilih instrumen, mengumpulkan data, mengolah data, menyimpulkan hasil dan bersikap
22
ilmiah. Aspek-aspek tersebut saling mendukung untuk mengembangkan potensi dari siswa atau mahasiswa untuk mengantarkannya menjadi seorang ilmuwan.
2.6 Alat Optik 2.6.1 Mata
Gambar 2.1 Diagram mata manusia (Henry et al., 2009) Pada Gambar 2.1 tampak skema sederhana dari mata manusia. Lapisan kornea berfungsi sebagai lapisan pelindung. Iris membentuk celah lingkaran yang disebut pupil. Iris mengatur lebar pupil untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata. Di tempat yang terang pupil mengecil supaya lebih sedikit cahaya yang masuk ke mata sehingga mata tidak silau. Sedangkan, di tempat yang gelap pupil membesar supaya lebih banyak cahaya yang masuk ke mata. Oleh lensa mata, cahaya yang masuk diteruskan ke retina yang tersusun dari jutaan sel yang peka terhadap rangsangan cahaya. Rangsangan cahaya yang diterima oleh retina ini diubah menjadi sinyal-sinyal yang dikirim sistem syaraf ke otak (Foster, 2011: 74). Bayangan yang terbentuk di retina bersifat nyata, terbalik dan diperkecil. Agar bayangan selalu terletak pada retina, panjang fokus lensa harus dapat diubah-ubah sesuai dengan jarak benda yang dilihat. Yang berfungsi mengatur
23
panjang fokus lensa (kelengkungan lensa) adalah otot siliari. Ketika melihat benda yang jauh, otot siliari mengendur (relaks), sehingga lensa mata lebih pipih dan mata dalam keadaan tak berakomodasi. Sebaliknya, ketika melihat benda yang dekat, otot siliari menegang, sehingga lensa mata lebih cembung, dan mata berada dalam keadaan berakomodasi. Kemampuan berubahnya kelengkungan lensa mata ini disebut daya akomodasi mata (Foster, 2011: 74). 2.6.2 Cacat Mata dan Cara Menanggulanginya Jangkauan penglihatan mata dalam keadaan tidak berakomodasi disebut titik jauh atau punctum remutum (PR). Untuk mata normal, titik jauh berada pada jarak tak berhingga ( berakomodasi
= ∞). Jangkauan penglihatan mata dalam keadaan
maksimum
disebut
titik
dekat
atau
punctum
proximum
(PP atau s ). Untuk mata normal, titik dekat berkisar 25 cm. Sebagian orang mengalami ketidaknormalan pada mata, disebut cacat mata (Foster, 2011: 74 -75). 2.6.2.1 Rabun Jauh (Miopi)
Gambar 2.2 Cacat mata miopi (Pratiwi et al., 2008) Rabun jauh terjadi karena lensa mata tidak dapat memipih sesuai yang diperlukan, sehingga bayangan benda yang sangat jauh jatuh di depan retina, seperti pada Gambar 2.2. Agar dapat melihat benda jauh, penderita miopi
24
menggunakan
kacamata
berlensa
cekung
(kacamata
minus).
Kacamata
membentuk bayangan di titik jauh mata, kemudian lensa mata membentuk bayangan akhir di retina. Jadi, =− Karena benda berada di tak berhingga ( = ∞), persamaan kuat lensa yang diperlukan untuk mata miopi dapat diperoleh dengan mensubstitusikan nilai dan
ke persamaan lensa tipis, sehingga dihasilkan:
= + 1
=
=
1 1 + ∞ −
=
(2-1)
Keterangan: = Kuat lensa (dioptri atau 1
)
= Titik dekat mata (m) Persamaan (2.2) adalah persamaan kuat lensa untuk mata miopi. 2.6.2.2 Rabun Dekat (Hipermetropi)
Gambar 1(b) Cacat mata hipermetropi
Gambar 2.3 Cacat mata hipermetropi (Pratiwi et al., 2008)
25
Rabun dekat terjadi karena lensa mata tidak dapat mencembung sesuai dengan yang diperlukan, sehingga bayangan benda yang dekat jatuh di belakang retina, seperti Gambar 2.3. Agar dapat melihat benda dekat, penderita hipermetropi menggunakan kacamata berlensa cembung (kacamata plus). Kacamata membentuk bayangan di dekat mata, kemudian lensa mata membentuk bayangan akhir di retina. Jadi, =−
ℎ
=−
Persamaan kuat lensa yang diperlukan untuk mata hipermetropi dapat diperoleh dengan mensubstitusikan nilai
dan
ke persamaan lensa tipis, sehingga
dihasilkan: 1
=
1
+
1
= +
(2-2)
= Atau, = =
(2-3)
Jika benda yang ingin dilihat berada pada jarak 25 cm (titik dekat mata normal), berdasarkan persamaan (2-2), diperoleh: 1
=
1
−
1
=
1 1 1 − =4− 0.25
=4−
(2-4)
Keterangan: = Kuat lensa (dioptri atau 1
)
26
=
= Titik dekat mata (m)
(Foster, 2011: 75 - 76) 2.6.3 Kamera
Gambar 2.4 Skema Bagian Kamera (Pratiwi et al., 2008) Salah satu alat optik yang sederhana adalah kamera. Kamera dan mata memiliki kesamaan pada diagram sinar pembentukan bayangannya. Benda yang diamati oleh kamera dan mata terletak di depan lensa, di depan 2 bayangan dibentuk di belakang lensa, di antara
( > 2 ), dan
dan 2 . Bayangan ini adalah
bayangan nyata, terbalik dan diperkecil (lihat Gambar 2.4). Pada bagian depan kamera terdapat sistem lensa dan pada bagian belakang terdapat sebuah film peka yang berfungsi sebagai layar untuk menangkap bayangan yang dibentuk oleh lensa kamera. Kamera memiliki diafragma dan pengatur cahaya (shutter) untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam lensa.
27
Jarak fokus lensa kamera adalah tetap, tidak seperti lensa mata. Untuk menyesuaikan jarak benda
yang dapat berubah-ubah, jarak lensa terhadap film
atau jarak bayangan ′ dapat diubah-ubah. Mengubah-ubah jarak lensa sesuai dengan jarak benda yang difoto agar terbentuk bayangan yang jelas pada film disebut memfokuskan kamera. Memfokuskan kamera dapat dilakukan dengan memutar-mutar cincin pemfokus. Pada kamera, yang berfungsi mengatur banyak cahaya yang mengenai film adalah celah yang dibentuk difragma. Diameter bukaan (celah) tersebut dinamakan aperture (Foster, 2011: 78 -79). 2.6.4 Lup Sudut penglihatan memiliki batas maksimum, yaitu pada saat benda berada pada titik dekat mata. Jika sudut penglihatan terus diperbesar dengan menggeser benda mendekati mata hingga melewati titik dekat mata, benda akan tampak kabur. Untuk mengatasi masalah kabur ini dapat digunakan lup atau kaca pembesar. Jadi, kegunaan lup adalah untuk mengamati benda-benda berukuran kecil agar tampak jelas dan lebih besar. Lup sebenarnya merupakan lensa cembung yang diletakan antara mata dengan benda yang akan diamati. Lup banyak digunakan oleh tukang arloji untuk melihat komponen-komponen arloji yang berukuran kecil.
Gambar 2.5 Diagram sinar pembentukan bayangan tanpa menggunakan lup dan dengan menggunakan lup (Puspita, 2009)
28
Perbesaran anguler pada lup (
) dihitung dengan membandingkan antara
sudut penglihatan dengan menggunakan alat optik ( ) dan sudut penglihatan tanpa menggunakan alat optik (∝) seperti ditunjukan Gambar 2.5 (a) dan 2.5 (b). Maka: =∝
(2-5)
Karena sudut ∝ dan sudut
adalah sudut kecil, maka perbandingan
sudutnya dapat dianggap sebagai perbandingan tangen sudut, sehingga perhitungan perbesaran anguler menjadi: =
tan tan ∝ ℎ
=
ℎ
=
(2-6)
Pada kaca pembesar, benda diletakan di antara O dan F, sehingga bayangan yang terbentuk di depan lensa bersifat maya, tegak dan diperbesar (Gambar 2.6 (a)). Supaya benda dapat diamati dengan jelas, jarak lensa terhadap benda diatur sedemikian sehingga bayangan terbentuk di titik dekat pengamat (misalnya 25 cm dari lensa). Ini disebut pengamat menggunakan lup dengan mata berakomodasi maksimum. Agar berakomodasi maksimum, lup membentuk bayangan maya di titik dekat mata, sehingga
= − . Dengan menggunakan
rumus lensa, diperoleh perbesaran angular lup: =
+1
(2-7)
29
Jika pengamat ingin mengamati benda menggunakan lup dengan relaks, benda diletakan tepat di titik fokus lensa (titik
), sehingga berkas sinar bias
sejajar memasuki mata (Gambar 2.6 (b)). Ini disebut pengamat menggunakan lup dengan mata tidak berakomodasi. Agar tak berakomodasi, lup membentuk = ∞. Dengan menggunakan rumus
bayangan maya di tak hingga, sehingga lensa, diperoleh perbesaran angular lup: =
(2-8)
(Foster, 2011: 80 -81)
(a)
Gambar 2.6 Pengamatan menggunakan lup dengan berakomodasi maksimum dan dengan tak berakomodasi (Wasis, 2008) 2.6.5 Mikroskop Sebuah lensa seperti pada lup, perbesaran bayangan maksimum hanya 20 kali. Mikroskop adalah alat yang mampu melakukan perbesaran hingga ratusan kali, yang digunakan untuk mengamati benda-benda renik atau mikro, seperti virus dan bakteri. Mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung. Lensa yang dekat dengan benda yang diamati (objek) disebut lensa objektif dan lensa yang dekat dengan pengamat disebut lensa okuler. Mikroskop seperti ini disebut mikroskop majemuk. Ada dua cara dalam menggunakan mikroskop, yaitu dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tak berakomodasi.
(b)
30
Perambatan cahaya pada mikroskop ditunjukan oleh Gambar 2.7, prosesnya adalah sebagai berikut, 1.
Benda diletakan di depan lensa objektif diantara 2
2.
dan 2
(
<
<
).
Bayangan yang dihasilkan lensa obyektif digunakan sebagai benda oleh lensa okuler. Agar bayangan dari lensa obyektif diperbesar, maka bayangan ditempatkan di antara O dan
3.
.
Bayangan akhir yang dibentuk oleh lensa okuler bersifat maya, terbalik dan diperbesar.
Gambar 2.7 Diagram sinar pembentukan bayangan pada mikroskop (Nurachmandani, 2010) Perbesaran bayangan untuk mata berakomodasi maksimum adalah: =
×
(2-9)
Karena, =
+1 =
×
+1
31
Atau, =
×
+1
(2-10)
Panjang mikroskop (jarak tubus) dapat dinyatakan: = ′
+
(2-11)
Perbesaran bayangan untuk mata tak berakomodasi adalah: =
×
Karena, =
=
′
×
Atau, =
×
(2-12)
Keterangan: ′
= Jarak bayangan obyektif
′
= Jarak bayangan okuler
= Jarak obyektif
= Jarak okuler
= Fokus lensa obyektif
= Fokus lensa okuler
= Perbesaran lensa obyektif
= Perbesaran lensa okuler
= Perbesaran total (Foster, 2011: 84 -86)
L
= Jarak tubus
32
2.6.6 Teropong Teropong atau teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh, seperti gunung dan bintang agar tampak lebih dekat dan jelas. Berbeda dengan mikroskop, pada teropong jarak fokus lensa obyektif lebih besar daripada jarak fokus lensa okuler. Prinsip jalannya sinar pada teropong bintang dapat dilihat pada Gambar 2.8. Karena yang diamati adalah benda-benda angkasa luar, sinar-sinar yang masuk pada teropong adalah sinar-sinar paralel (
= ∞), sehingga bayangan
yang dibentuk oleh lensa obyektif terletak di titik fokus lensa obyektif ( ′ ).
Gambar 2.8 Diagram sinar pembentukan bayangan pada teropong bintang (Wasis, 2008)
=
33
Dengan demikian, panjang teropong dapat ditulis menjadi: =
+
(2-13)
Kekuatan pembesaran teleskop ialah pembesaran sudut ′/ , dengan ′ merupakan sudut yang dibentuk oleh bayangan akhir sebagaimana tampak melalui lensa mata dan
merupakan sudut yang dibentuk oleh benda apabila benda
tersebut dipandang langsung oleh mata telanjang. Dari gambar dapat dilihat bahwa, tan
=−
≈
Dimana telah digunakan pendekatan sudut kecil tan tanda negatif untuk membuat
≈
dan telah dimasukkan
positif apabila h negatif. Sudut ′ dalam gambar
merupakan sudut yang dibentuk bayangan akhir: tan ′ = Karena h negatif,
≈ ′ ′ negatif, yang memperlihatkan bahwa bayangan terbalik.
Kekuatan pembesaran teleskop ini dengan demikian =
=−
Keterangan: = perbesaran teropong = jarak fokus lensa okuler = jarak fokus lensa obyektif = sudut yang dibentuk oleh benda saat mata telanjang ′ = sudut yang dibentuk oleh bayangan akhir (Tipler, 2001: 525 – 526)
(2-14)
34
2.7 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir pada penelitian ini seperti ditunjukan pada Gambar 2.9 yakni sebagai berikut: Fakta
1. 3 Guru sering menggunakan metode 4 ceramah dan tanya jawab. 2. 5 Pembelajaran didominasi oleh 6 guru (teacher centered) 3. 7 Guru tidak menggunakan bahan 8 ajar lain selain buku paket. 9 LKS yang beredar di pasaran 4. 10 belum membimbing siswa menemukan konsep sekaligus mengembangkan karakter.
1. Siswa lebih banyak menghapal fakta, daripada menemukan sendiri. 2. Hasil belajar fisika tergolong rendah. 3. Proses pembelajaran kurang menarik. 4. Karakter siswa kurang dikembangkan.
Pengembangan LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL
Siswa diarahkan untuk dapat membangun pengetahuannya dengan menemukan sendiri.
Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan internalisasi nilai
Hasil belajar siswa meningkat dan karakter siswa berkembang
Gambar 2.9 Kerangka berpikir
35
2.8 Hipotesis Penelitian Berdasarkan semua uraian tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: (1) LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL layak digunakan sebagai panduan belajar siswa. (2) LKS
fisika
terintegrasi
karakter
berbasis
pendekatan
CTL
dapat
mengembangkan karakter siswa. (3) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang melakukan pembelajaran menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL dengan kelas yang menggunakan LKS.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Semarang Jalan Ronggolawe Semarang Telp. 7606340. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini pada bulan April-Mei 2014.
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2013/2014, yang terdiri atas 9 kelas. Persebaran populasi dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Persebaran Populasi Peserta Didik Kelas VIII No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kelas VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F VIII G VIII H VIII I
Jumlah Peserta Didik 32 32 32 32 30 32 32 32 32
36
37
Pemilihan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Semarang sebagai populasi dikarenakan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Semarang telah memenuhi persyaratan sebagai populasi yang bersifat homogen, berdasarkan hasil uji homogenitas nilai ulangan semester gasal mata pelajaran IPA seluruh siswa kelas VIII. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini, yang terlihat bahwa siswa SMP Negeri 1 Semarang kelas VIII populasinya homogen. Tabel 3.2 Data Nilai Ulangan Semester Gasal Mata Pelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri 1 Semarang
Kelas VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F VIII G VIII H VIII I
Banyaknya Peserta didik 32 32 32 32 30 32 32 32 32
Ratarata 58,67 58,59 60,23 60,47 61,83 57,73 60,78 60,16 61,09
Uji Homogenitas χ2 χ2 hitung Tabel Kriteria
11,54
15,50
Homogen
Berdasarkan hasil uji homogenitas diperoleh χ2hitung (11,54)< χ2tabel (15,50) yang berarti bahwa kesembilan kelas tersebut merupakan populasi yang homogen. 3.2.2 Sampel dan teknik pengambilan sampel Anggota populasi bersifat homogen, sehingga sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik simple random sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Semarang tahun ajaran
38
2013/2014 yang terdiri atas 2 kelas yaitu kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan kelas VIII H sebagai kelas eksperimen.
3.3 Variabel Penelitian Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). (1) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode eksperimen menggunakan LKS. (2) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah karakter serta hasil belajar siswa yang menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL dan yang menggunakan LKS pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Semarang semester genap tahun ajaran 2013/2014.
3.4 Prosedur Penelitian Penelitian ini menekankan pada
pengembangan produk berupa LKS
terintegrasi karakter dan metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and development). Sugiyono (2012: 409) menggambarkan prosedur pelaksanaan penelitian dan pengembangan (Research and development) seperti Gambar 3.1 dibawah ini: Potensi dan
Pengumpulan
Desain
Validasi
Masalah
Data
Produk
Desain
Ujicoba
Revisi
Ujicoba
Revisi
Pemakaian
Produk
Produk
Desain
Revisi
Produksi
Produk
Massal
Gambar 3.1 Prosedur penelitian
39
3.4.1 Potensi dan masalah Pemahaman konsep dalam pelajaran fisika sangat penting untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Pemahaman konsep dapat ditingkatkan dengan membantu siswa agar siswa lebih mudah menemukan konsep, yakni dengan mengambil konsep dari kehidupan sehari-hari. Namun, strategi pembelajaran yang dilakukan belum dapat menghilangkan kebiasaan menghapal siswa, sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Selain itu, dewasa ini pendidikan karakter sangat penting untuk ditanamkan pada siswa antara lain melalui pembelajaran di sekolah. LKS merupakan bahan ajar yang dapat membantu siswa memahami konsep. Namun, sebagian besar LKS yang saat ini beredar di pasaran merupakan LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar. LKS tersebut belum mampu memberikan pembelajaran kontekstual dan belum membimbing siswa untuk menemukan konsep sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan LKS terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan menanamkan karakter bangsa. 3.4.2 Pengumpulan Data Setelah mengetahui potensi dan masalah, tahap selanjutnya pengumpulan data tentang LKS yang digunakan sebagai referensi merancang desain produk LKS
terintegrasi
karakter
berbasis
pendekatan
CTL
dikembangkan.untuk meningkatkan hasil belajar dan karakter siswa.
yang
akan
40
3.4.3 Desain Produk Pada penelitian ini, dikembangkan sebuah produk yaitu LKS terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL. Langkah pertama yang dilakukan adalah analisis kebutuhan berdasarkan silabus, prota dan promes berkaitan dengan materi pelajaran yang akan dijadikan LKS. Selanjutnya adalah pembuatan LKS terintegrasi karakter. LKS ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta menanamkan karakter bangsa pada siswa. Selain itu penulis juga membuat perangkat pembelajaran dan instrumen yang akan digunakan pada tes validasi dan uji coba produk. 3.4.4 Validasi Desain Menyerahkan desain LKS terintegrasi karakter kepada ahli materi dan ahli media yaitu dosen, untuk dievaluasi dan divalidasi. Evaluasi atau penilaian dari dosen ahli berbentuk angket dan digunakan untuk mengetahui kelayakan LKS terintegrasi karakter yang akan diujicobakan. 3.4.5 Revisi Desain Memperbaiki dan menyempurnakan desain LKS terintegrasi karakter yang telah divalidasi oleh ahli untuk diujicobakan dalam skala kecil. 3.4.6 Ujicoba Produk Ujicoba produk LKS terintegrasi karakter juga dilakukan untuk mengetahui kelayakan LKS tersebut dan memperkirakan tingkat keefektifannya apabila diimplementasikan terhadap siswa kelas VIII. Ujicoba produk berbentuk angket dan dilaksanakan pada guru IPA fisika SMP N 1 Semarang.
41
3.4.7 Revisi Produk Memperbaiki dan menyempurnakan produk LKS terintegrasi karakter berdasarkan saran dan komentar dari guru hingga layak dan sesuai digunakan sebagai panduan belajar mata pelajaran IPA fisika kelas VIII. 3.4.8 Ujicoba Pemakaian Desain penelitian pada ujicoba pemakaian ditunjukan pada Tabel 3.3. Pada ujicoba pemakaian terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi perlakuan X, yaitu kelompok yang melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter yang sudah divalidasi. Kelompok kontrol adalah kelompok yang melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan LKS. Data hasil belajar kognitif dari kedua kelas diperoleh dengan memberi pre test dan post test. Data perkembangan karakter dari kedua kelas diperoleh dengan melakukan observasi di setiap pertemuan dan dengan memberi angket perkembangan karakter sebelum dan setelah diberi perlakuan. Data perkembangan psikomotorik dari kedua kelas diperoleh dengan melakukan observasi di setiap pertemuan. Selanjutnya produk direvisi berdasarkan hasil ujicoba pemakaian. Tabel 3.3 Desain Penelitian Pre-test post-test controul group Sampel
Kondisi Awal
Perlakuan
Kondisi Akhir
Kelas eksperimen
O1
X
O2
Kelas kontrol
O3
Y
O4
42
Keterangan: X
= Metode eksperimen menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL
Y
= Metode eksperimen menggunakan LKS
O1 dan O3 = karakter dan pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol O2 dan O4 = karakter dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol 3.4.9 Revisi Produk Memperbaiki dan menyempurnakan LKS terintegrasi karakter yang telah diujicoba berdasarkan kekurangan dan kelebihan dari hasil ujicoba pemakaian. 3.4.10 Produksi Masal Setelah revisi produk selesai dilakukan, dan hasil
ujicoba pemakaian
menunjukkan bahwa LKS terintegrasi karakter tersebut efektif dan layak untuk dijadikan sebagai panduan belajar siswa maka LKS dapat dicetak dan digunakan sebagai alternatif panduan belajar siswa di sekolah-sekolah.
3.5 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran 3.5.1 Tahapan pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen yakni sebagai berikut: (1) Guru meminta siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing dan mulai melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada dalam LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL. (2) Guru meminta siswa melakukan kegiatan ‘menduga’ dengan menjawab permasalahan yang disajikan dalam LKS pada kotak ‘menduga’. (3) Guru meminta siswa menyampaikan jawabannya secara langsung.
43
(4) Guru meminta siswa menuliskan pertanyaannya pada ‘kotak pertanyaan’ berkaitan dengan permasalahan yang disajikan. (5) Guru membimbing siswa membuktikan dugaan (hipotesis) nya dengan melakukan kegiatan ‘mengamati’ dan ‘mengumpulkan data’ yang berupa eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang ada dalam LKS. (6) Guru meminta siswa menjawab setiap pertanyaan yang tercantum dalam LKS. (7) Guru meminta berdiskusi dan menarik kesimpulan dari eksperimen yang telah dilakukan dan menuliskannya pada kotak ‘kesimpulan’. (8) Guru meminta siswa menuliskan pertanyaannya pada ‘kotak pertanyaan’ apabila masih ada yang kurang jelas berkaitan dengan eksperimen yang dilakukan. (9) Siswa memperoleh konsep dari eksperimen yang dilakukan, kemudian menghubungkan dengan permasalahan yang disajikan pada kegiatan ‘menduga’. Siswa menuliskan jawaban yang lebih tepat pada kotak ‘sudah benarkah dugaanmu?’. (10) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimennya di depan kelas. (11) Guru membahas dan meluruskan hasil yang kurang tepat.
44
3.5.2 Tahapan pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol yakni sebagai berikut: (1) Guru meminta siswa duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing dan mulai melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada dalam LKS. (2) Guru meminta siswa menjawab permasalahan yang disampaikan oleh guru secara langsung, tanpa menuliskannya dalam LKS. (3) Guru meminta siswa membuktikan dugaan (hipotesis) nya dengan melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang ada dalam LKS. (4) Guru meminta siswa menjawab setiap pertanyaan yang tercantum dalam LKS. (5) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dan menarik kesimpulan dari eksperimen
yang
telah
dilakukan
dan
menuliskannya
pada
kotak
‘kesimpulan’. (6) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimennya di depan kelas, tanpa harus memperbaiki dan menyampaikan dugaannya terhadap permasalahan yang diberikan di awal pembelaran. (7) Guru membahas dan meluruskan hasil yang kurang tepat.
3.6 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakaan untuk mengumpulkan data diantaranya:
45
3.6.1 Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai nama peserta didik dan hasil belajar siswa sebelumnya yaitu nilai ulangan akhir semester gasal yang digunakan untuk menguji homogenitas populasi. 3.6.2 Metode Angket Metode angket digunakan untuk memperoleh data validasi dari dosen/ahli serta uji coba skala kecil produk LKS terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL terhadap guru. Angket evaluasi LKS untuk dosen ahli dan guru berbentuk check list yang harus diisi dosen ahli dan guru berdasarkan penilaian terhadap aspek-aspek yang terkandung dalam LKS. Selain itu metode angket ini juga digunakan untuk mengukur perkembangan karakter siswa kelas kontrol dan eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Angket perkembangan karakter berupa check list yang harus diisi oleh siswa berdasarkan pengalaman mereka selama mengikuti pembelajaran. 3.6.3 Metode Observasi Metode observasi dilakukan oleh peneliti dengan bantuan observer. Observer mengamati aktivitas dan sikap ilmiah siswa selama kegiatan pembelajaran dengan penilaian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. 3.6.4 Metode Tes Tes diberikan kepada kedua kelas, baik kelas eksperimen dan kelas kontrol pada awal dan akhir pembelajaran. Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol. Bentuk tes yang digunakan
46
adalah tes pilihan ganda mengenai pokok bahasan alat optik. Tes yang diujikan berupa pre-test dan post-test.
3.7 Analisis Lembar Observasi dan Angket Analisis yang digunakan untuk menganalisa lembar observasi dan angket adalah sebagai berikut: 3.7.1 Analisis Angket Angket digunakan sebagai lembar validasi dosen ahli dan guru untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS fisika terintegrasi karakter. Selain itu, angket juga digunakan untuk mengetahui perkembangan karakter dalam pembelajaran dengan menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL. Angket yang diajukan berbentuk check list yaitu responden hanya tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapat. Angket dalam penelitian ini juga diberi tingkatan-tingkatan nilai untuk setiap alternatif jawaban. Angket yang digunakan menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2012: 134 - 135). Nilai tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Angket Validasi Ahli Jawaban Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Skor 5 4 3 2 1
47
Tabel 3.5 Kriteria Penskoran Angket Perkembangan Karakter Jawaban Sangat setuju/Selalu Setuju/Sering Ragu-ragu/Kadang-kadang Tidak setuju/Tidak pernah
Skor Pernyataan positif 4 3 2 1
Pernyataan negatif 1 2 3 4
Analisis data pada angket menggunakan analisis persentase. Langkahlangkah dalam melakukan analisis angket adalah sebagai berikut: (1) Mengkuantitatifkan jawaban yang telah didapatkan dari angket yang dibagikan untuk setiap butir pertanyaan (2) Menghitung persentase butir pertanyaan masing-masing indikator yang ditentukan dengan formula untuk menghitung persentase sebagai berikut: %=
100%
Keterangan: n = jumlah total nilai yang diperoleh N = jumlah jawaban maksimal untuk setiap indikator (3) Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100% (4) Menentukan persentase skor terendah (skor minimum) = 25% (5) Menentukan range = 100% - 25% = 75% (6) Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (sangat layak, layak, cukup layak dan kurang layak) untuk kelayakan LKS dan 4 (membudaya, mulai berkembang, mulai terlihat dan belum terlihat) untuk perkembangan karakter (7) Menentukan lebar interval = 75%/4 = 18,75%.
48
Berdasarkan perhitungan di atas, maka range persentase dan kriteria kualitatif kelayakan LKS serta perkembangan karakter dapat ditetapkan sebagaimana pada Tabel 3.6 dan Tabel 3.7 sebagai berikut: Tabel 3.6 Klasifikasi Kriteria Kelayakan LKS Persentase jawaban benar 81,25% < skor ≤ 100% 62,50% < skor ≤ 81,25% 43,75% < skor ≤ 62,50% 25% < skor ≤ 43,75%
Kriteria Sangat layak Layak Cukup layak Kurang layak
Tabel 3.7 Klasifikasi Kriteria Perkembangan Karakter Persentase jawaban benar 81,25% < skor ≤ 100% 62,50% < skor ≤ 81,25% 43,75% < skor ≤ 62,50% 25% < skor ≤ 43,75%
Kriteria Membudaya Mulai berkembang Mulai Terlihat Belum terlihat
(8) Menafsirkan hasil analisis yang telah dipersentasekan ke dalam kalimat kualitatif sesuai dengan Tabel 3.6 dan Tabel 3.7. Hasil akhir dari analisis persentase angket ini menggambarkan klasifikasi kriteria kelayakan LKS dan kriteria perkembangan karakter siswa. Klasifikasi kriteria kelayakan LKS menggambarkan hasil penilaian dari dosen ahli yang meliputi ahli materi dan ahli media serta guru IPA fisika terhadap kelengkapan aspek-aspek yang terkandung dalam LKS, yakni (1) kriteria sangat layak menjelaskan bahwa LKS telah memenuhi seluruh aspek-aspek yang telah ditetapkan, (2) kriteria layak menjelaskan bahwa LKS hampir memenuhi seluruh aspek-aspek yang telah ditetapkan, (3) kriteria cukup layak menjelaskan ada
49
cukup banyak aspek-aspek yang tidak terpenuhi dan (4) kriteria tidak layak menjelaskan hampir semua aspek-aspek tidak terpenuhi. Klasifikasi kriteria perkembangan karakter menggambarkan kualitas pelaksanaan sikap ilmiah selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL, yakni (1) kriteria membudaya menjelaskan bahwa sangat tinggi kemauan siswa untuk bersikap ilmiah dalam setiap pembelajaran, (2) kriteria mulai berkembang menggambarkan bahwa kemauan siswa untuk bersikap ilmiah dalam setiap pembelajaran tinggi, (3) kriteria mulai terlihat menjelaskan bahwa kemauan siswa untuk bersikap ilmiah dalam setiap pembelajaran rendah dan (4) kriteria belum terlihat menjelaskan bahwa kemauan siswa untuk bersikap ilmiah dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat rendah. 3.7.2 Analisis Observasi Data hasil observasi aktivitas eksperimen merupakan data pendukung yang menunjukkan hasil belajar psikomotorik dan perkembangan karakter siswa. Data hasil observasi ini ditunjukkan dalam tabel untuk mempermudah dalam pembacaan. Kemudian dianalisis untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar psikomotorik siswa yang berupa pelaksanaan metode ilmiah dan sejauh mana perkembangan karakter siswa yang menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL dibandingkan dengan yang menggunakan LKS sebagai petunjuk
praktikum.
Langkah-langkah
yang
dilakukan
peneliti
dalam
menganalisis adalah dengan analisis persentase yang telah dijelaskan sebelumnya (halaman 43).
50
Berdasarkan perhitungan analisis persentase, maka range persentase dan kriteria kualitatif perkembangan karakter sama dengan range persentase dan kriteria perkembangan karakter menggunakan angket yang tercantum pada Tabel 3.7. Sementara range persentase dan kriteria hasil belajar psikomotorik berupa metode ilmiah dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Klasifikasi Kriteria Hasil Belajar Psikomotorik Persentase jawaban benar 81,25% < skor ≤ 100% 62,50% < skor ≤ 81,25% 43,75% < skor ≤ 62,50% 25% < skor ≤ 43,75%
Kriteria Baik Cukup Kurang Sangat kurang
(1) Menafsirkan hasil analisis yang telah dipersentasekan ke dalam kalimat kualitatif sesuai dengan Tabel 3.7 dan Tabel 3.8. Sama dengan penjabaran pada klasifikasi angket kelayakan LKS dan perkembangan karakter, hasil akhir dari analisis persentase lembar observasi ini menggambarkan kriteria perkembangan karakter dan apsek psikomotorik siswa. Klasifikasi kriteria hasil observasi perkembangan karakter sama dengan klasifikasi kriteria angket perkembangan karakter yakni menggambarkan kualitas pelaksanaan sikap ilmiah selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL. Klasifikasi
kriteria
psikomotorik
menggambarkan
kualitas
aspek
psikomotorik, yakni (1) kriteria baik menjelaskan bahwa ketepatan dan keaktifan siswa tinggi dalam melakukan eksperimen, (2) kriteria cukup menggambarkan bahwa ketepatan dan keaktifan siswa dalam melakukan eksperimen cukup tinggi, (3) kriteria kurang menjelaskan bahwa ketepatan dan keaktifan siswa dalam
51
melakukan eksperimen rendah dan (4) kriteria sangat kurang menjelaskan ketepatan dan keaktifan siswa dalam melakukan eksperimen sangat rendah.
3.8 Tahap Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen digunakan untuk menguji instrumen tes. Adapun tahapan uji coba tersebut adalah sebagai berikut: 3.8.1 Tahap Persiapan Uji Coba Instrumen Sebelum instrumen tes diujicobakan dilakukan pembatasan materi terlebih dahulu. Materi pelajaran yang digunakan sebagai bahan tes adalah materi alat optik mencakup mata dan cacat mata, kamera, lup, mikroskop dan teropong. Tipe soal yang digunakan adalah tipe soal pilihan ganda. Jumlah butir soal yang diujicobakan terdiri atas 30 butir soal pilihan ganda. Tiap butir soal membutuhkan waktu pengerjaan yang bervariasi, yaitu antara 1-2 menit, sehingga alokasi waktu yang dibutuhkan adalah 60 menit. 3.8.2 Tahap Uji Coba Instrumen Instrumen diujicobakan pada kelas yang telah mendapatkan materi alat optik. Kelas yang digunakan untuk uji coba instrumen adalah kelas IX E. Langkah-langkah analisis yang dilakukan untuk soal tes meliputi: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. 3.8.2.1 Validitas Instrumen Menurut Sugiyono (2010: 348), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Validitas butir soal dapat diketahui melalui uji coba perangkat tes. Nilai hasil uji coba tes
52
dianalisis dengan menggunakan korelasi product moment, rumus yang digunakan adalah:
(Arikunto, 2002: 72) Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara X dengan Y X = skor tiap butir soal Y = skor total N = jumlah subjek/peserta didik yang diteliti Kriteria untuk melihat valid atau tidaknya dibandingkan dengan harga r pada tabel product moment dengan taraf signifikansi 5% suatu butir dikatakan valid jika harga rxy>rtabel (Sugiyono, 2010: 357). Hasil analisis validitas soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba No Kriteria 1. Valid
2.
No Soal 1, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 23, 28, 29, 30
Tidak Valid 2, 7, 9, 17, 20, 22, 24, 25, 26, 27
Jumlah 20
% 66,67%
10
33,33%
3.8.2.2 Reliabilitas Instrumen Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan dan ketepatan hasil (Arikunto, 2002: 86). Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
53
yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Rumus yang digunkaan untuk mencari reliabilitas soal bentuk pilihan ganda adalah rumus KR 20 (Kuder Richardson), yaitu: =
−∑ −1 (Sugiyono, 2010: 359)
Keterangan: k
= jumlah item dalam instrumen = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 = 1-pi = varians total
Rumus varians total, yaitu = =∑
−
(∑
)
( Sugiyono, 2010: 361)
Keterangan: ∑
= jumlah skor total
∑
= jumlah kuadrat skor total
n
= banyak subyek pengikut tes
Kriteria pengujian reliabilitas yaitu setelah didapatkan harga ri, kemudian harga ri tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel. Jika ri > rtabel maka item tes yang diujicobakan reliabel (Arikunto, 2009: 112).
54
Dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh rhitung=1,02941 dan diketahui rtabel untuk soal post-test dengan n untuk soal=30 dengan taraf kepercayaan 5% adalah 0,361. Dengan demikian ri>rtabel berarti instrumen tersebut adalah reliabel. 3.8.2.3 Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk menganalisis tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut: =
(Arikunto, 2002: 208)
Keterangan: P
= taraf kesukaran
B
= banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran soal adalah: 0 ≤ P ≤ 0,30
soal sukar
0,30 < P ≤ 0,70
soal cukup (sedang)
0,70 < P ≤ 1
soal mudah
(Arikunto, 2002: 210)
Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.10 di bawah ini Tabel 3.10 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba No Tingkat Soal 1 Mudah 2 Sedang 3 Sukar
Nomor Soal 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 11, 15, 18, 20, 21, 26, 29 6, 9, 12, 13, 16, 17, 19, 22, 23, 24, 25, 27 10, 14, 28, 30
55
3.8.2.4 Daya Pembeda Daya pembeda soal (Arikunto, 2002: 211) adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk mengetahui daya pembeda bentuk soal pilihan ganda digunakan rumus sebagai berikut: =
− (Arikunto, 2002: 213)
Keterangan: D
= daya pembeda soal = jumlah jawaban benar pada kelompok atas = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
Kriteria daya pembeda soal adalah 0,00 ≤ D ≤ 0,20 : soal jelek (poor) 0,20 < D ≤ 0,40 : soal cukup baik (satisfactory) 0,40 < D ≤ 0,70 : soal baik (good) 0,70 < D ≤ 1,00 : soal baik sekali (excellent)
(Arikunto, 2002: 218)
Hasil analisis daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.11.
56
Tabel 3.11 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba No. 1 2 3
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Baik
4
Jelek
Nomor Soal 12 1, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 27, 28, 29, 30 2, 4, 7, 22, 24, 25, 26
Kriteria soal yang dipakai adalah soal yang valid, reliabel, mempunyai tingkat kesukaran yang mudah, sedang atau sukar serta daya pembeda yang cukup baik dan baik. Dari hasil analisis di atas terdapat beberapa soal yang belum memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, yang mana hanya 20 soal yang digunakan untuk pre-test dan post-test.
3.9
Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan terdiri atas analisis tahap awal dan
analisis tahap akhir. Penjelasan dari tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 3.9.1 Analisis Tahap Awal Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dikembangkan. Analisis tingkat kelayakan LKS yang dikembangkan melalui angket telah dijelaskan sebelumnya pada analisis lembar obeservasi dan angket. Selain itu analisis tahap awal juga digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas sampel berangkat dari kondisi yang sama, maka perlu dilakukan uji homogenitas. Data yang digunakan pada analisis tahap awal adalah nilai ujian akhir semester gasal.
57
3.9.1.1 Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi yang ada bersifat homogen. Uji homogenitas sampel dalam penelitian ini menggunakan uji Bartlett. Rumus yang digunakan adalah: 2 (ln 10 )B n i 1 log S i2
(Sudjana, 2005: 263)
dengan =
∑( − 1) ∑( − 1)
dan = (log
)
(
− 1)
Keterangan: χ2 : chi kuadrat s2
: varians gabungan dari semua sampel
n
: sampel
B
: koefisien Bartlett
Nilai χ2 yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan χ2tabel dengan taraf kepercayaan α dan dk = k-1. Hipotesis yang diajukan: Ho=σ 12 = σ 22 =σ 32 =...= σ 62 Ha= paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku Ho diterima (populasi homogen) jika χ2hitung < χ2tabel. Penelitian ini mengambil data hasil ulangan akhir seluruh siswa kelas VIII semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 dan dianalisis menggunakan uji Bartlett. Hasil uji homogenitas terhadap ulangan akhir semester tersebut pada
58
taraf signifikansi 5% dan dk= k-1 didapatkan χ2hitung= 11,55 < χ2tabel= 15,50. Berdasarkan hasil tersebut berarti Ho diterima artinya varians data hasil belajar antar sampel tidak berbeda nyata atau bersifat homogen. 3.9.2 Analisis Tahap Akhir Analisis tahap akhir meliputi analisis hasil belajar baik kognitif, psikomotorik maupun afektif selama pembelajaran. Analisis psikomotorik dan afektif merupakan bagian dari bekerja ilmiah. Bekerja ilmiah memiliki tiga aspek penting yaitu metode ilmiah, sikap ilmiah dan komunikasi ilmiah. Metode ilmiah dan komunikasi ilmiah merupakan bagian dari bekerja ilmiah dan termasuk dalam ranah psikomotorik. Sikap ilmiah merupakan bagian dari bekerja ilmiah dan termasuk dalam ranah afektif atau karakter. Analisis psikomotorik dan afektif melalui angket dan observasi telah dijelaskan pada bagian analisis lembar observasi dan angket. Analisis kognitif berupa pre-test dan post-test yang dikerjakan kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan setelah perlakuan. Data hasil belajar kognitif digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Tahapan analisis tahap akhir adalah sebagai berikut: 3.9.1.1 Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Asumsi bahwa populasi berdistribusi normal membantu menyelesaikan persoalan dengan mudah dan lancar, yaitu untuk mengetahui apakah data hasil penelitian dianalisis dengan memakai statistika parametrik atau non-parametrik. Jika populasi berdistribusi normal dan instrumen terukur maka dapat diselesaikan dengan parametrik. Uji normalitas dilakukan
59
pada data hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis yang digunakan adalah = data berdistribusi normal = data tidak berdistribusi normal Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan rumus : =
(
−
)
Keterangan: = chi kuadrat = frekuensi pengamatan = frekuensi yang diharapkan k
= banyaknya kelas
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: (1)
H diterima jika χ
< χ
dengan derajat kebebasan dk=k-1, dan
taraf signifikan 5% maka data berdistribusi normal sehingga uji selanjutnya memakai statistik parametrik. (2)
H diterima jika χ
≥ χ
dengan derajat kebebasan dk=k-1, dan
taraf signifikan 5% maka data tidak berdistribusi normal sehingga uji selanjutnya memakai statistik non-parametrik ( Sudjana, 2005: 273). 3.9.2.2 Uji t-Satu Pihak Uji t pihak kanan digunakan untuk mengetahui bahwa hasil belajar siswa dari kelas yang diberi pembelajaran dengan menggunakan LKS fisika terintegrasi
60
karakter berbasis pendekatan CTL lebih baik dibanding dengan kelas yang diberi pembelajaran dengan menggunakan LKS. Hipotesis yang digunakan adalah Ho : µ1 ≤ µ2 Ha : µ1 > µ2 µ1 = rata-rata data kelompok eksperimen µ2 = rata-rata data kelompok kontrol rumus yang digunakan adalah uji-t sample related yang digunakan adalah ̅ − ̅
= +
−2
√
√
Keterangan: ̅
: rata-rata nilai pada kelas eksperimen ̅
: rata-rata nilai pada kelas kontrol
n1
: jumlah siswa kelas eksperimen
n2
: jumlah siswa kelas kontrol
r
: korelasi antara dua sampel
S1
: simpangan baku kelas eksperimen
S2
: simpangan baku kelas kontrol
S1 2
: varians baku kelas eksperimen
S2 2
: varians baku kelas kontrol
dengan: =
∑ ∑
∑
(Sugiyono, 2010: 122)
61
dengan dk= (n1+n2-2) kriteria pengujian tersebut ditolak jika thitung ≥ ttabel dengan taraf signifikan α=5%. Kriteria penolakan Ho adalah thitung ≥ t (1-α)(n1+n2-2) (Sudjana, 2005: 243). 3.9.2.3 Uji Gain Ternormalisasi Uji gain ( ) digunakan untuk mengetahui besar peningkatan hasil belajar kognitif kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Menurut Savinainen & Scott, rumus yang digunakan untuk uji gain yakni: ( )=
( − 100% − (
) ) (Wiyanto, 2008: 20)
Keterangan: = skor rata-rata pre test = skor rata-rata post test Kriteria yang digunakan: > 0,7 0,3 ≤ < 0,3
= tinggi ≤ 0,7
= sedang = rendah
3.9.2.4 Uji ketuntasan klasikal Uji ketuntasan klasikal digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar klasikal siswa dengan menggunakan frekuensi siswa yang tuntas KKM. Siswa dinyatakan tuntas KKM bila nilai siswa minimal mencapai 76 (KKM SMP N 1 Semarang).
62
Ketuntasan klasikal dihitung dengan menggunakan uji deskriptif presentase: =
100%
Sudijono (2008: 43) Keterangan: f
= frekuensi siswa yang tuntas KKM
N
= Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P
= angka presentase ketuntasan klasikal
Menurut teori tuntas belajar, keberhasilan kelas dicapai jika hasil belajar siswa mencapai 85% dari jumlah siswa dan setiap siswa telah mendapatkan nilai paling sedikit 65. Siswa dikatakan tuntas afektif dan psikomotorik jika hasil belajar mencapai 75% secara individual dan 75% secara klasikal (Mulyasa, 2006: 99-101).
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Pelaksanaan Penelitian
4.1.1 Proses Pengembangan Produk LKS Pengembangan LKS fisika terintegrasi karakter ini mengacu pada langkah penelitian dan pengembangan yang diadaptasi dari Sugiyono (2012: 409). Langkah awal penelitian dan pengembangan ini adalah mengidentifikasi masalah yang ada di sekolah penelitian yaitu SMP Negeri 1 Semarang. Pada tahap ini, ditemukan suatu masalah yaitu pembelajaran berpusat pada guru menggunakan metode mengajar ceramah dan tanya jawab masih lebih sering dilakukan dibandingkan metode mengajar lain yang berpusat pada siswa. Hal ini menyebabkan siswa belajar dengan menghapal bukan dengan memahami. Sehingga saat diterapkan metode mengajar baru yang membimbing siswa untuk menemukan konsep sendiri, siswa masih kesulitan untuk mengikuti dan hasil belajarnya rendah. Pembelajaran yang dilakukan kurang bermuatan karakter dan kurang mengasah keterampilan psikomotorik siswa. Berawal dari permasalahan yang ditemukan, maka dilakukan perencanaan untuk mengembangkan sumber belajar berupa panduan belajar berbentuk LKS. Namun berdasarkan hasil observasi, LKS yang beredar dan sering digunakan adalah LKS yang hanya berisi petunjuk praktikum. LKS belum bermuatan karakter dan belum menyajikan pembelajaran yang kontekstual. Berdasarkan hal
63
64
tersebut, maka LKS yang dikembangkan adalah LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL. LKS ini berisi kegiatan eksperimen sehingga siswa secara aktif menemukan konsep serta dapat mengembangkan karakter dalam dirinya. Materi LKS diambil dari materi IPA fisika SMP kelas VIII yaitu materi alat optik. LKS alat optik ini terdiri dari empat topik yaitu (1) mata dan kamera, (2) lup, (3) mikroskop dan (4) teleskop atau teropong. LKS alat optik terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, Isi dan penutup. Pada bagian pendahuluan terdapat kata pengantar, daftar isi, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pembelajaran, indikator karakter dan petunjuk penggunaa LKS. Bagian isi terdiri dari empat topik dan setiap topik berisi informasi pendukung, kegiatan mengamati, kegiatan bertanya, kegiatan menduga, kegiatan mengumpulkan data, kegiatan menyimpulkan serta kegiatan mengkomunikasikan. Bagian penutup berisi daftar pustaka. Draft LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL ini kemudian divalidasi oleh dua orang dosen ahli. Dosen yang dipilih sebagai ahli adalah dosen yang berkompeten dalam materi alat optik. LKS ini diujicobakan kepada dua orang guru IPA fisika SMP Negeri 1 Semarang untuk dinilai kembali kelayakannya dan kesesuaian tingkat kesulitan LKS dengan kemampuan siswa setelah LKS dinyatakan layak oleh dosen ahli dan direvisi sesuai dengan saran serta komentar dari masing-masing dosen ahli. Uji coba pemakaian LKS dilakukan terhadap kelas eksperimen yaitu kelas VIII H setelah LKS dinyatakan layak dan direvisi sesuai dengan saran dan komentar dari masing-masing guru.
65
Hasil uji coba pemakaian kelas eksperimen berupa hasil belajar dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kedua kelas. 4.1.2 Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL terdiri dari beberapa tahapan kegiatan yaitu (1) mengamati, (2) bertanya, (3) menduga, (4) mengumpulkan data, (5) menyimpulkan, (6) menyelesaikan masalah dan (7) mengkomunikasikan. Kegiatan-kegiatan dalam LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL telah mengandung tujuh komponen utama pendekatan CTL yaitu (1) konstruktivisme, (2) menemukan, (3) bertanya, (4) masyarakat belajar, (5) pemodelan, (6) refleksi dan (7) penilaian yang sebenarnya (Depdiknas, 2003: 10). Guru membacakan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam LKS yang akan digunakan kepada siswa sebelum memulai tahapan-tahapan kegiatan dalam LKS. Selanjutnya guru meminta siswa untuk duduk berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Pada
tahap
mengamati,
LKS
menyajikan
gambar
ilustrasi dan
permasalahan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sesuai dengan materi untuk merangsang rasa ingin tahu siswa. Siswa mengamati gambar atau mengamati peristiwa yang terjadi berkaitan dengan permasalahan kemudian memikirkan jawaban dari permasalahan sesuai pengetahuan awal atau pendapat masingmasing.
66
Pada tahap bertanya, guru meminta siswa untuk menuliskan pertanyaan yang muncul di benak masing-masing pada kotak pertanyaan yang ada dalam LKS berkaitan dengan materi untuk melatih siswa agar siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahu. Setiap LKS terdiri dari beberapa kotak pertanyaan yang ditempatkan di awal atau tengah atau akhir kegiatan. Kotak pertanyaan ini diharapkan mampu membuat siswa aktif mencari hal yang belum mereka pahami dalam benak mereka atau hal yang belum mereka pahami dari kegiatan
eksperimen
yang
telah
mereka
kerjakan
sehingga
mampu
mengembangkan rasa ingin tahu. Kotak pertanyaan juga memberikan kesempatan bagi siswa yang tidak terbiasa atau tidak dapat bertanya secara langsung, agar tetap dapat menyampaikan keingintahuannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mencerminkan rasa ingin tahu siswa. Sesuai dengan indikator nilai rasa ingin tahu menurut Kemendiknas (2010: 42), diantaranya yaitu (1) bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran, (2) bertanya kepada guru dan teman tentang gejala alam yang baru terjadi, serta (3) bertanya kepada guru tentang sesuatu yang didengar dari ibu, bapak, teman, radio atau televisi. Pertanyaan-pertanyaan ditampung dan dijawab oleh guru pada pertemuan selanjutnya. Pada tahap menduga, guru meminta siswa mengisi kotak ‘menduga’ dengan jawaban mereka tentang permasalahan yang disajikan pada tahap mengamati sesuai dengan pengetahuan atau pendapat masing-masing. Pada tahap mengumpulkan data, siswa dilatih untuk bekerja sama dengan teman satu kelompok dan mengisi tabel atau pertanyaan yang ada dalam LKS, sehingga dapat mengembangkan nilai bersahabat (komunikatif). Sesuai dengan
67
indikator nilai bersahabat (komunikatif) menurut Kemendiknas (2010: 44), salah satunya adalah bekerja sama dalam kelompok di kelas. Kegiatan eksperimen diawali dengan guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk memilih alat dan bahan sesuai dengan daftar alat dan bahan yang tercantum dalam LKS. Selanjutnya guru meminta siswa untuk melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang ada dalam LKS dan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan eksperimen yang dilakukan secara runtut. Pada tahap menyimpulkan, siswa dilatih bekerja sama dan berdiskusi dengan sesama anggota kelompok sehingga mampu mengembangkan nilai bersahabat (komunikatif) untuk membuat simpulan berdasarkan hasil eksperimen. Pada tahap menyelesaikan masalah, siswa dilatih untuk bekerja sama menghubungkan antara hasil eksperimen dengan permasalahan yang disajikan pada kegiatan menduga. Tahap ini menunjukan sejauh mana siswa dapat mengaplikasikan konsep dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap mengkomunikasikan, guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk melakukan presentasi hasil eksperimen. Guru dan kelompok lainnya memperhatikan kelompok yang presentasi. Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk mengungkapkan rasa ingin tahu mereka jika masih ada yang belum dipahami dengan bertanya pada kelompok yang melakukan presentasi dan siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi pertanyaan yang disampaikan. Pada tahap ini, guru melatih siswa untuk berbicara dan bergaul
dengan banyak orang sehingga dapat mengembangkan nilai
68
bersahabat (komunikatif). Sesuai dengan indikator nilai bersahabat (komunikatif) menurut Kemendiknas (2010: 44), yaitu berbicara dengan teman sekelas, bergaul dengan teman sekelas, berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lainnya. Pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan konfirmasi oleh guru dengan membahas jawaban yang kurang tepat. Saat proses pembelajaran berlangsung, observer mengamati aspek psikomotorik dan afektif siswa. Kemudian mengisikan data di lembar observasi psikomotorik dan lembar observasi perkembangan karakter. Observer juga mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. 4.1.3 Proses Pembelajaran Kelas Kontrol Kegiatan pembelajaran di kelas kontrol dengan menggunakan LKS terdiri dari beberapa tahapan kegiatan yaitu (1) menduga, (2) mengumpulkan data, (3) menyimpulkan dan (4) mengkomunikasikan. LKS yang digunakan di kelas kontrol hanya berisi petunjuk langkah kerja praktikum dan kurang bermuatan kontekstual dan kurang mengembangkan aspek-aspek perkembangan karakter. Pada tahap menduga, siswa diminta untuk menjawab permasalahan yang disajikan di awal pembelajaran sesuai dengan pengetahuan atau pendapat masingmasing. Pada tahap mengumpulkan data, siswa dilatih untuk bekerja sama dengan teman satu kelompok dan mengisi tabel atau pertanyaan yang ada dalam LKS, sehingga dapat mengembangkan nilai bersahabat (komunikatif). Sesuai dengan
69
indikator nilai bersahabat (komunikatif) menurut Kemendiknas (2010: 44), salah satunya adalah bekerja sama dalam kelompok di kelas. Pada tahap menyimpulkan, siswa dilatih bekerja sama dan berdiskusi dengan sesama anggota kelompok sehingga mampu mengembangkan nilai bersahabat (komunikatif) untuk membuat simpulan berdasarkan hasil eksperimen. Pada tahap mengkomunikasikan, siswa melakukan presentasi hasil percobaan. Siswa–siswa yang lain memperhatikan dan diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan. Pada tahap ini, guru melatih siswa untuk berbicara dan bergaul dengan banyak orang sehingga dapat mengembangkan nilai bersahabat (komunikatif). Sesuai dengan indikator nilai bersahabat (komunikatif) menurut Kemendiknas (2010: 44), yaitu berbicara dengan teman sekelas, bergaul dengan teman sekelas, berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lainnya. Pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan konfirmasi oleh guru dengan membahas jawaban yang kurang tepat dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya secara langsung jika masih ada yang belum dipahami sehingga dapat mengembangkan nilai rasa ingin tahu. Sesuai dengan indikator nilai rasa ingin tahu menurut Kemendiknas (2010: 42), diantaranya yaitu bertanya kepada guru tentang sesuatu yang didengar dari ibu, bapak, teman, radio atau televisi. Saat proses pembelajaran berlangsung, observer mengamati aspek psikomotorik dan afektif siswa. Kemudian mengisikan data di lembar observasi psikomotorik dan lembar observasi perkembangan karakter. Observer juga mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
70
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Analisis Uji Kelayakan LKS Uji kelayakan digunakan untuk menilai layak atau tidaknya LKS fisika terintegrasi karakter digunakan sebagai panduan belajar siswa. Uji kelayakan dilakukan pada tahap validasi desain dan ujicoba produk. Pada tahap validasi desain, uji kelayakan dilakukan berdasarkan angket lembar evaluasi dari dosen ahli (ahli materi dan ahli media). Uji kelayakan LKS untuk ahli materi meliputi aspek: (1) kelayakan isi, (2) kelayakan penyajian, (3) penilaian CTL dan (4) penilaian karakter. Uji kelayakan LKS untuk ahli media meliputi aspek kelayakan kegrafikan. Hasil penilaian rata-rata dari ahli materi dan ahli media dapat dilihat dalam Tabel 4.1. Lembar validasi dapat dilihat pada lampiran 2 dan 3, sedangkan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. Tabel 4.1 Persentase Penilaian LKS dari Ahli Materi dan Ahli Media Komponen Penilaian No
Nama Ahli
Isi
Penyajian
Kegrafikan
CTL
Karakter
Presentase (Kriteria)
1
Dr. Sarwi
25
16
28
27
8
80 (Layak)
2
Dr. Suharto Linuwih
28
19
33
28
9
90 (Sangat Layak)
Rata-rata
85 (Sangat Layak) Simpulan lembar validasi dari dosen ahli I dan dosen ahli II adalah LKS
fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dikembangkan layak digunakan sebagai panduan belajar dengan revisi, sehingga perlu dilakukan revisi terhadap produk LKS sesuai saran dan komentar dari masing-masing dosen ahli.
71
Pada tahap ujicoba produk, uji kelayakan dilakukan berdasarkan angket lembar evaluasi dari guru mata pelajaran IPA fisika sekolah tempat penelitian. Uji kelayakan LKS untuk guru meliputi aspek: (1) kelayakan isi, (2) kelayakan penyajian, (3) penilaian bahasa, (4) penilaian CTL dan (5) penilaian karakter. Hasil penilaian rata-rata dari guru dapat dilihat dalam tabel 4.2. Lembar validasi dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5, sedangkan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. Tabel 4.2 Persentase Penilaian LKS dari Guru Komponen Penilaian No
Nama Ahli
Isi
Penyajian
Bahasa
CTL
Karakter
Presentase (Kriteria)
1
Kaprawie, S.Pd.
25
17
13
29
10
85,45 (Sangat Layak)
2
Sri Kurniasih, S.Pd.
30
20
15
35
10
100 (Sangat Layak) 92,73 (Sangat Layak)
Rata-rata
Simpulan lembar validasi dari guru I adalah LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dikembangkan layak digunakan sebagai panduan belajar dengan revisi. Simpulan lembar validasi dari guru II adalah LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dikembangkan sangat layak digunakan sebagai panduan belajar tanpa revisi, sehingga masih perlu dilakukan revisi terhadap produk LKS sesuai saran dan komentar dari guru I. Hasil penilaian kelayakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL oleh dosen ahli dan guru ditampilkan pada gambar 4.1.
72
Hasil Penilaian
100
80,00 (Layak)
90,00 (Sangat Layak)
85,45 (Sangat Layak)
100,00 (Sangat Layak)
80 60 40 20 0 Dosen I
Dosen II
Guru I
Guru II
Validator
Gambar 4.1 Diagram Penilaian Kelayakan LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL dari Keempat Validator 4.2.2 Analisis Perkembangan Karakter Siswa Hasil perkembangan karakter siswa tercermin dalam sikap atau perilaku siswa selama melakukan pembelajaran. Penilaian perkembangan karakter ini dilaksanakan dengan menggunakan angket dan lembar observasi. Karakter yang dikembangkan meliputi rasa ingin tahu dan bersahabat atau komunikatif. Karakter tersebut dijabarkan dalam beberapa indikator. Hasil penilaian karakter rasa ingin tahu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk setiap indikator dengan menggunakan angket dapat dilihat pada Tabel 4.3, sedangkan indikator karakter dan persentase hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 30 dan Lampiran 31.
73
Tabel 4.3 Persentase Hasil Angket Perkembangan Karakter Rasa Ingin Tahu Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen (%) Sebelum Setelah Perlakuan Perlakuan
Indikator
Kelas Kontrol (%) Sebelum Setelah Perlakuan Perlakuan
Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran
73,69
81,12
73,69
77,47
Bertanya kepada guru dan teman tentang gejala alam yang baru terjadi
82,03
85,93
77,73
85,16
75,39 75,70 Mulai Berkembang 59,37
80,86 81,95
Bertanya kepada guru tentang sesuatu yang didengar dari ibu, bapak, televisi, radio atau teman Rata-rata Kriteria Ketuntasan Klasikal
82,03 80,47 76,17 79,69 Mulai Mulai Membudaya Berkembang Berkembang 87,50 59,37 81,25
Hasil penilaian lembar angket perkembangan karakter rasa ingin tahu kelas eksperimen dan kelas kontrol ditampilkan pada Gambar 4.2. 87,50 82
79,69
80 78
75,7 76,17
Eksperimen
76
Kontrol
74 72 Sebelum Perlakuan
Setelah Perlakuan
Gambar 4.2 Diagram Perkembangan Karakter Rasa Ingin Tahu Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
74
Hasil penilaian perkembangan karakter rasa ingin tahu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk setiap topik LKS dengan menggunakan lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Persentase Hasil Observasi Perkembangan Karakter Rasa Ingin Tahu Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
(%)
(%)
A
75,52
62,11
B
78,13
63,28
C
79,16
78,91
D
79,67
80,47
Rata-rata
78,12
68,10
Kriteria
Mulai Berkembang
Mulai Berkembang
Keterangan: A = topik mata dan kamera
C = topik mikroskop
B = topik lup
D = topik teleskop (teropong)
Hasil penilaian karakter bersahabat (komunikatif) siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk setiap indikator dengan menggunakan angket dapat dilihat pada Tabel 4.5.
75
Tabel 4.5 Persentase Hasil Angket Perkembangan Karakter Bersahabat (komunikatif) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen (%) Sebelum Setelah Perlakuan Perlakuan 85,55 90,23
Indikator Bekerja sama dalam kelompok di kelas
Kelas Kontrol (%) Sebelum Setelah Perlakuan Perlakuan 81,25 88,28
Berbicara dengan teman sekelas
81,25
84,37
77,34
82,03
Bergaul dengan teman sekelas ketika istirahat
85,55
89,45
75,00
81,64
Bergaul dengan teman lain kelas
85,94
90,62
81,64
87,11
Berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lainnya Rata-rata
82,42 84,14
84,77 87,89
Kriteria
Membudaya
Ketuntasan Klasikal
87,50
75,39 80,08 78,12 83,83 Mulai Membudaya Membudaya Berkembang 93,75 71,87 87,50
Hasil penilaian lembar angket perkembangan karakter bersahabat (komunikatif) kelas eksperimen dan kelas kontrol ditampilkan pada Gambar 4.3.
87,9 88 86
84,14
83,83
84 82 80
78,12
Eksperimen
78
Kontrol
76 74 72 Sebelum Perlakuan
Setelah Perlakuan
Gambar 4.3 Diagram Perkembangan Karakter Bersahabat (komunikatif) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
76
Hasil penilaian perkembangan karakter rasa ingin tahu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk setiap topik LKS dengan menggunakan lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Persentase Hasil Observasi Perkembangan Karakter Bersahabat (komunikatif) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
(%)
(%)
A
74,99
67,19
B
76,03
68,49
C
80,20
70,83
D
81,50
72,13
Rata-rata
78,18
69,66
Kriteria
Mulai Berkembang
Mulai Berkembang
Keterangan: A = topik mata dan kamera
C = topik mikroskop
B = topik lup
D = topik teleskop (teropong)
4.2.3 Analisis Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Data hasil belajar psikomotorik siswa diperoleh dari lembar observasi untuk setiap kegiatan eksperimen menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL. Observasi dilakukan oleh teman sejawat dengan dibantu setiap ketua kelompok. Hasil belajar psikomotorik menunjukan kinerja ilmiah siswa selama melakukan pembelajaran, khususnya pada saat melakukan eksperimen. Aktivitas psikomotorik yang dinilai meliputi (1) merumuskan dugaan
77
(hipotesis), (2) memilih alat dan bahan, (3) menggunakan alat dan bahan, (4) mengumpulkan data dan menganalisis hasil percobaan, (5) membuat simpulan, dan (6) mengkomunikasikan. Hasil penilaian rata-rata psikomotorik siswa setiap kegiatan praktikum dapat dilihat dalam Tabel 4.7, sedangkan hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 28. Rekapitulasi penilaian hasil belajar psikomotorik kelas eksperimen untuk setiap topik LKS dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen
Aktivitas Psikomotorik
LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL A B C D (%) (%) (%) (%)
Merumuskan dugaan Memilih alat dan bahan Menggunakan alat dan bahan Mengumpulkan data dan menganalisis hasil percobaan Membuat kesimpulan Mengkomunikasikan
95,31 87,50 87,50
74,22 100,00 80,47
71,88 91,41 80,47
75,78 100,00 95,31
50,00 62,50 64,06
92,19 84,38 86,72
100,00 100,00 79,69
90,63 86,72 79,69
Rata-rata Ketuntasan klasikal
74,48 50,00
86,33 100,00
87,24 100,00
88,02 100,00
Keterangan: A = topik mata dan kamera
C = topik mikroskop
B = topik lup
D = topik teleskop (teropong)
Rekapitulasi penilaian hasil belajar psikomotorik kelas kontrol untuk setiap topik LKS dapat dilihat pada Tabel 4.8
78
Tabel 4.8 Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Kontrol
Aktivitas Psikomotorik
LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL A B C D (%) (%) (%) (%)
Merumuskan dugaan Memilih alat dan bahan Menggunakan alat dan bahan Mengumpulkan data dan menganalisis hasil percobaan Membuat kesimpulan Mengkomunikasikan
74,22 87,50 87,50
57,81 88,28 80,47
56,25 86,72 80,47
53,13 83,59 82,81
67,97 61,72 80,47
82,81 84,38 79,69
78,91 91,41 78,91
98,44 90,63 67,19
Rata-rata Ketuntasan klasikal
76,56 75,00
78,91 87,50
78,78 96,90
79,30 100,00
Penilaian hasil belajar psikomotorik untuk setiap indikator atau aspek antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Persentase Penilaian Observasi Psikomotorik
No 1 2 3 4
5 6
Kelas Eksperimen (%)
Merumuskan dugaan Memilih alat dan bahan Menggunakan alat dan bahan Mengumpulkan data dan menganalisis hasil percobaan Membuat kesimpulan Mengkomunikasikan Rata-rata
Aktivitas Psikomotorik
Kriteria
Kelas Kontrol (%)
Kriteria
79,30
Baik
60,35
Cukup baik
94,73
Sangat baik
86,52
Sangat baik
85,94
Sangat baik
82,81
Sangat baik
83,21 83,40 77,54
Sangat baik Sangat baik Baik
82,03 82,03 76,57
Sangat baik Sangat baik Baik
88,02
Sangat baik
79,30
Baik
Hasil penilaian lembar observasi psikomotorik yang berupa metode ilmiah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ditampilkan pada Gambar 4.4.
79
94,73 86,52 85,94
100 90
79,3
82,81
83,21 82,03
83,4
80 70
82,03
77,54 76,565
60,35
60 50
Eksperimen
40
Kontrol
30 20 10 0 1
2
3
4
5
6
Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 4.2.4 Analisis Hasil Belajar Kognitif Siswa 4.2.4.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas setelah penelitian menggunakan data pre-test dan post-test. Selain itu, uji normalitas ini digunakan untuk menentukan statistik yang akan digunakan, apakah menggunakan statistik parametris atau non-parametris. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20 dan Lampiran 21. Hasil analisis uji normalitas data pre-test dan posttest dapat dilihat pada Tabel 4.10.
80
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sumber Variasi
Nilai Pre-Test Kelas Kelas Eksperimen Kontrol
χ2hitung χ2tabel Kriteria
6,523 11,070
Nilai Post-Test Kelas Kelas Eksperimen Kontrol
9,091 11,070
Data Data berdistribusi berdistribusi normal normal
11,068 11,070
4,432 11,070
Data berdistribusi normal
Data berdistribusi normal
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh χ2hitung untuk pre-test kelompok eksperimen sebesar 6,523 dan kelompok kontrol sebesar 9,091. Sedangkan χ2hitung untuk post-test kelompok eksperimen sebesar 11,068 dan kelompok kontrol sebesar 4,432. Nilai χ2 hitung kelas eksperimen baik pre-test maupun post-test kurang dari χ2tabel pada taraf 5% dengan dk= 6-1=5 yaitu 11,070 dan nilai χ2 hitung kelas kontrol baik pre-test maupun post-test kurang dari χ2tabel pada taraf 5% dengan dk= 6-1=5 yaitu 11,070 yang berarti bahwa data berupa hasil pre-test dan post-test dari kedua kelas sampel tersebut berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. 4.2.4.2 Uji t Satu Pihak Setelah dibuktikan bahwa data berdistribusi normal, data nilai post-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji menggunakan uji perbedaan dua rata-rata uji t satu pihak, yaitu uji t pihak kanan. Uji t pihak kanan bertujuan untuk menguji hipotesis (Ho) yang menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 4.11.
81
Tabel 4.11 Hasil Uji t Satu Pihak Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Variasi Rata-rata Dk thitung ttabel
Nilai Post-test Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 75,16
80,78 62 1,704 1,672
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pada taraf 5% untuk nilai post-test diperoleh tTabel = 1,672 sedangkan thitung diperoleh 1,704. Karena harga thitung > ttabel maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hasil perhitungan uji t satu pihak nilai post-test dapat dilihat pada Lampiran 22. 4.2.4.3 Uji Gain Setelah dibuktikan bahwa data hasil pre-test dan post-test berdistribusi normal, selanjutnya diuji gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditunjukan pada Tabel 4.12. Tabel 4.12 Hasil Uji Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Variasi Rata-rata Gain Kriteria
Kelas Eksperimen Nilai Nilai Pre-Test Post-Test 42,03
80,78 0,66 Sedang
Kelas Kontrol Nilai Nilai Pre-Test Post-Test 41,56
75,15
0,57 Sedang
Tabel 4.12 menunjukan peningkatan (gain) dari nilai pre-test ke post-test pada kelas eksperimen lebih tinggi dengan skor 0,66 dibandingkan kelas kontrol dengan skor 0,57. Peningkatan (gain) kedua kelas berada pada kriteria sedang. Perhitungan selengkapnya tentang uji gain dapat dilihat pada Lampiran 23.
82
4.3
Pembahasan
4.3.1 Kelayakan LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL Kelayakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL ini diukur dengan menggunakan instrumen angket. Penilaian kelayakan LKS dilakukan oleh empat ahli yang terdiri dari dua dosen fisika Universitas Negeri Semarang dan dua guru IPA SMP Negeri 1 Semarang. Penilaian oleh dosen dilakukan pada tahap validasi desain dan penilaian oleh guru dilakukan pada tahap uji coba produk. Kisi-kisi instrumen penilaian LKS serta lembar validasi dosen ahli dan guru dapat dilihat pada Lampiran 1-5. Dari penilaian keempat ahli terhadap keenam komponen LKS yaitu (1) kelayakan isi, (2) kelayakan penyajian, (3) kelayakan kegrafikan, (4) penilaian bahasa, (5) penilaian CTL dan (6) penilaian karakter, diperoleh persentase skor rata-rata yaitu 92,73 dengan kategori sangat layak. Sehingga secara keseluruhan, LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan contextual teaching and learning dinyatakan telah memenuhi komponen buku teks pelajaran dan layak digunakan sebagai panduan belajar. Sesuai dengan kriteria menurut BSNP (2007: 21), untuk mendapatkan sebuah buku yang memenuhi kriteria buku yang layak pakai maka buku tersebut harus memenuhi empat komponen buku teks pelajaran yang meliputi (1) kelayakan isi, (2) penyajian, (3) kebahasaan dan (4) kegrafikan. 4.3.1.1 Kelayakan Isi Pada aspek kelayakan isi, satu dosen ahli dan kedua guru memberikan skor ≥ 4 untuk setiap butir penilaian. Sedangkan satu dosen ahli lain memberikan skor
83
≥ 4 untuk setiap butir penilaian, kecuali untuk butir (5) keakuratan gambar, diagram dan ilustrasi. Hal ini menunjukan ada kurang lebih dua topik LKS yang menampilkan gambar atau diagram atau ilustrasi yang tidak sesuai dengan kenyataan dan kurang efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Namun hampir seluruh materi dan kegiatan yang ada dalam LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL sudah sesuai dengan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran, LKS telah berisi petunjuk belajar yang jelas untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. LKS telah menyajikan fakta dan data sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. LKS juga tersusun dari pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu siswa menguasai konsep. LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL dapat dikatakan telah memenuhi aspek kelayakan isi. Aspek kelayakan isi LKS yang dikembangkan telah sesuai dengan kriteria menurut BSNP (2007: 21) yang menyatakan bahwa indikator komponen kelayakan isi diantaranya yaitu sesuai dengan SK dan KD mata pelajaran, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat. Ada beberapa saran berkaitan dengan aspek kelayakan isi dari kedua dosen ahli. Saran yang masuk dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, beberapa saran dan komentar yang dianggap baik untuk perbaikan LKS digunakan untuk merevisi LKS. Beberapa saran dan komentar dari kedua dosen yang digunakan untuk revisi yaitu (1) tampilan gambar lensa dan benda disesuaikan sehingga benda dapat ditangkap oleh lensa, maksudnya adalah gambar sumber cahaya yang semula berupa lampu perlu diperbaiki, karena lampu akan sulit ditangkap oleh
84
lensa dan sulit dihasilkan bayangan yang jelas atau tajam; (2) mencari referensi tentang titik dekat atau titik jauh pada penderita hipermetropi dan miopi agar permasalahan yang disajikan logis; (3) mencari referensi lain tentang pengertian aberasi untuk menyajikan informasi yang tepat dalam LKS. Sedangkan saran dari salah satu guru yang digunakan untuk revisi adalah setiap kegiatan disesuaikan dengan alokasi waktu yang disediakan, artinya dalam setiap LKS perlu dicantumkan berapa lama alokasi waktu yang dibutuhkan sesuai dengan kegiatan. 4.3.1.2 Kelayakan Penyajian Pada aspek kelayakan penyajian, keempat ahli memberikan skor ≥ 4 untuk setiap butir aspek. Hal ini menunjukan hampir seluruh LKS telah memuat motivasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hampir seluruh LKS telah menyajikan materi yang runtut mulai dari mudah ke sukar. Kegiatan dalam LKS bersifat interaktif dan partisipatif. LKS telah memenuhi enam aspek kelengkapan yang harus ada dalam LKS. Secara keseluruhan dapat dikatakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL telah memenuhi aspek penyajian. Aspek penyajian LKS yang dikembangkan telah memenuhi kriteria menurut BSNP (2007: 21) yang meliputi (1) materi dan (2) pembelajaran, serta sesuai dengan kriteria menurut Prastowo (2012: 205) yaitu meminimalkan peran pendidik dan lebih mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran. Hasil penilaian kelengkapan komponen LKS juga telah memenuhi kriteria menurut Trianto (2012: 112) yang menyatakan bahwa komponen-komponen LKS meliputi judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur
85
eksperimen, data pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi. 4.3.1.3 Kelayakan kegrafikan Aspek kelayakan kegrafikan hanya dinilai oleh kedua dosen ahli. Pada aspek kelayakan kegrafikan, kedua ahli memberikan skor ≥ 4 untuk setiap butir aspek. Hal ini menunjukan penilaian yang berkaitan dengan bentuk dan tampilan setiap halaman LKS telah sesuai dengan indikator. LKS telah memiliki ukuran yang sesuai dengan ISO, penempatan aspek kelengkapan serta gambar dan ilustrasi tidak mengganggu pemahaman. LKS juga tidak terdiri dari terlalu banyak jenis atau variasi huruf. Selain itu, spasi antar baris dan huruf dalam LKS normal yang menunjukan bahwa tingkat keterbacaan teks dalam LKS baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL telah memenuhi aspek kelayakan kegrafikan. Aspek kegrafikan LKS yang dikembangkan telah memenuhi indikator menurut BSNP (2007: 21) yang meliputi (1) ukuran atau format buku dan (2) desain bagian isi, serta telah sesuai dengan kriteria menurut Prastowo (2012: 217-220) yaitu ukuran LKS yang dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran adalah A4 (kuarto), karena dengan ukuran kuarto peserta didik akan mempunyai cukup ruang untuk membuat bagan. Sedangkan yang perlu diperhatikan dari desain bagian isi adalah kepadatan halaman yaitu halaman LKS tidak boleh dipadati terlalu banyak tulisan, adanya penomoran materi dan variasi jenis huruf serta kejelasan materi atau instruksi dalam LKS.
86
4.3.1.4 Penilaian Bahasa Aspek penilaian bahasa hanya dinilai oleh kedua guru IPA fisika di SMP Negeri 1 Semarang. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan dalam penilaian bahasa terdapat penilaian kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik dan dalam hal ini guru yang telah memiliki pengalaman mengajar peserta didik dan lebih mengenal kemampuan peserta didiknya. Pada aspek penilaian bahasa, kedua guru memberikan skor ≥ 4 untuk setiap butir penilaian. Hal ini menunjukan bahwa hampir seluruh kegiatan dalam LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL mampu mendorong siswa dalam berpikir, dan tingkat kesulitan LKS telah sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual serta emosional peserta didik. Secara keseluruhan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL telah memenuhi komponen kebahasaan. Aspek kebahasaan LKS yang dikembangkan telah memenuhi indikator menurut BSNP (2007: 21) diantaranya yaitu (1) keterbacaan dan (2) logika berbahasa serta telah sesuai dengan kriteria menurut Prastowo (2012: 216) yaitu LKS harus sesuai dengan tingkat kemampuan membaca peserta didik dan tingkat pengetahuan peserta didik. 4.3.1.5 Penilaian CTL Pada aspek penilaian CTL, satu dosen ahli dan kedua guru memberikan skor ≥ 4 untuk setiap butir penilaian. Sedangkan satu dosen ahli lain memberikan skor ≥ 4 untuk setiap butir penilaian kecuali untuk butir penilaian (5) LKS berisi kegiatan yang dapat menciptakan masyarakat belajar dan (6) LKS berisi kegiatan pemodelan yang hanya memperoleh skor 3. Hal ini menunjukan ada kurang lebih dua sub pokok bahasan LKS yang tidak menciptakan masyarakat belajar dan tidak
87
berisi kegiatan pemodelan. Namun hampir semua topik LKS telah berisi konteks nyata dalam pembelajaran, mampu mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya, mampu mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan, berisi kegiatan yang menimbulkan interaktivitas dan mengarahkan siswa untuk melakukan refleksi. Sehingga secara keseluruhan, LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dikembangkan telah memenuhi aspek penilaian CTL. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Depdiknas (2003: 110), pembelajaran dapat dikatakan kontekstual apabila memenuhi ketujuh komponen pendekatan CTL meliputi konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian yang sebenarnya. 4.3.1.6 Penilaian Karakter Pada aspek penilaian karakter, keempat ahli memberikan skor ≥ 4 untuk setiap butir penilaian. Hal ini menunjukan hampir seluruh kegiatan-kegiatan dalam LKS telah bermuatan karakter dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memunculkan rasa ingin tahu serta dapat mendorong siswa untuk bersahabat atau komunikatif. Hal ini telah sesuai dengan pernyataan Kemdiknas (2010: 18), mata pelajaran dapat dikatakan telah terintegrasi karakter salah satunya apabila mengembangkan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan internalisasi nilai dan menunjukannya dalam perilaku yang sesuai.
88
4.3.2 Perkembangan Karakter Siswa Penilaian perkembangan karakter siswa termasuk dalam ranah hasil belajar afektif. Penilaian dilakukan menggunakan angket dan lembar observasi. Karakter yang dikembangkan adalah rasa ingin tahu dan bersahabat (komunikatif). 4.3.2.1 Rasa Ingin Tahu Penilaian dengan menggunakan lembar angket dilakukan sebelum dan setelah siswa menerima perlakuan yang berupa pembelajaran dengan metode eksperimen. Hasil pengamatan menggunakan angket dapat dilihat pada Tabel 4.3. Hasil analisis angket perkembangan karakter rasa ingin tahu untuk kelas eksperimen sebelum perlakuan menunjukan perolehan persentase skor rata-rata adalah 75,70 dengan kriteria mulai berkembang dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 59,37. Sedangkan kelas kontrol memperoleh persentase skor rata-rata sebesar 76,17 dengan kriteria mulai berkembang dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 59,37. Setelah menerima perlakuan, perolehan persentase skor rata-rata angket perkembangan karakter untuk kelas eksperimen adalah 81,95 dengan kriteria membudaya dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 87,5. Sedangkan kelas kontrol memperoleh skor rata-rata sebesar 79,69 dengan kriteria mulai berkembang dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 81,25. Perolehan skor rata-rata karakter rasa ingin tahu kelas eksperimen yang lebih baik dibandingkan kelas kontrol didukung oleh hasil analisis lembar observasi perkembangan karakter. Penilaian dengan metode observasi dilakukan untuk setiap topik LKS dengan mengamati sikap atau perilaku siswa saat
89
melakukan pembelajaran. Hasil pengamatan menggunakan lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 4.4. Perolehan persentase skor rata-rata karakter rasa ingin tahu kelas eksperimen adalah 78,12 dengan kriteria mulai berkembang. Sedangkan persentase skor rata-rata kelas kontrol adalah 68,10 dengan kriteria mulai berkembang. Perolehan skor rata-rata kedua kelas sampel mengalami kenaikan setelah menerima perlakuan. Hal ini menunjukan telah terjadi perkembangan karakter rasa ingin tahu pada diri siswa, baik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode eksperimen menggunakan LKS maupun siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode eksperimen menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dikembangkan. Skor rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini menunjukan penggunaan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dikembangkan lebih efektif dalam mengembangkan karakter siswa yang berupa rasa ingin tahu. LKS fisika yang digunakan di kelas eksperimen disusun menggunakan pendekatan kontekstual yang melatih siswa untuk mengaitkan konsep yang diperoleh dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ‘menduga’ pada LKS menampilkan permasalahan yang merangsang rasa ingin tahu siswa dan membuat dugaan. Kemudian kegiatan ‘mengumpulkan data’ dan ‘menyimpulkan’ membimbing siswa untuk membuktikan dugaan mereka melalui pengamatan pada suatu eksperimen. Selanjutnya pada kotak ‘sudah benarkah dugaanmu?’, siswa diminta menghubungkan konsep yang diperoleh dengan permasalahan yang ditampilkan sebelumnya sehingga siswa merasa dapat
90
menjawab rasa ingin tahunya sendiri dengan benar. Oleh karena itu, siswa menjadi lebih tertarik dalam mengetahui suatu hal, karena rasa ingin tahu tersebut mendatangkan manfaat terhadap dirinya sendiri berupa pengetahuan. Sesuai dengan pendapat Suryabrata (1998: 2-5), bekerja ilmiah biasanya dilandasi atas keingintahuan seseorang terhadap suatu hal dan hasrat ingin tahu manusia terpuaskan apabila ia memperoleh pengetahuan yang benar mengenai hal yang ia pertanyakan. LKS juga berisi ‘kotak pertanyaan’ yang berfungsi untuk menampung pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan rasa ingin tahu siswa, khususnya memotivasi siswa yang masih merasa malu bertanya langsung pada guru agar tetap dapat mengembangkan rasa ingin tahu mereka. Siswa-siswa yang tidak biasa bertanya bukan berarti tidak memiliki pertanyaan dalam benak mereka. Sesuai dengan pendapat Sardiman (2011: 75), peranan motivasi adalah menumbuhkan gairah, perasaan senang dan semangat untuk belajar. Hasil belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat. 4.3.2.2 Bersahabat (Komunikatif) Penilaian karakter bersahabat (komunikatif) meliputi lima indikator yaitu (1) bekerja sama dalam kelompok di kelas, (2) berbicara dengan teman sekelas, (3) bergaul dengan teman sekelas ketika istirahat, (4) bergaul dengan teman lain kelas, dan (5) berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lainnya. Penilaian dengan menggunakan lembar angket dilakukan sebelum dan setelah siswa menerima perlakuan yang berupa pembelajaran dengan metode eksperimen. Hasil pengamatan menggunakan angket dapat dilihat pada Tabel 4.7.
91
Hasil analisis angket perkembangan karakter bersahabat (komunikatif) untuk kelas eksperimen sebelum perlakuan menunjukan perolehan persentase skor ratarata adalah 84,14 dengan kriteria membudaya dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 87,5. Sedangkan kelas kontrol memperoleh skor rata-rata sebesar 78,12 dengan kriteria mulai berkembang dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 71,87. Setelah menerima perlakuan, skor rata-rata kelas eksperimen adalah 87,9 dengan kriteria membudaya dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 93,75. Sedangkan skor rata-rata kelas kontrol adalah 83,83 dengan kriteria membudaya dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 87,5. Perolehan skor rata-rata karakter bersahabat
(komunikatif) kelas
eksperimen yang lebih baik dibandingkan kelas kontrol didukung oleh hasil analisis lembar observasi perkembangan karakter. Penilaian dengan metode observasi dilakukan untuk setiap topik LKS dengan mengamati sikap atau perilaku siswa saat melakukan pembelajaran. Hasil pengamatan menggunakan lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 4.8. Perolehan persentase skor rata-rata karakter bersahabat (komunikatif) kelas eksperimen adalah 78,18 dengan kriteria mulai berkembang. Sedangkan skor rata-rata kelas kontrol adalah 69,66 dengan kriteria mulai berkembang. Perolehan skor rata-rata kedua kelas sampel mengalami kenaikan setelah menerima perlakuan. Hal ini menunjukan telah terjadi perkembangan karakter bersahabat (komunikatif) pada diri siswa, baik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode eksperimen menggunakan LKS maupun siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode eksperimen menggunakan LKS fisika
92
terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dikembangkan. Skor rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini menunjukan penggunaan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dikembangkan lebih efektif dalam mengembangkan karakter siswa yang berupa bersahabat (komunikatif). Pendekatan kontekstual yang terkandung dalam LKS kelompok eksperimen menyajikan lebih banyak kegiatan untuk siswa dan melatih siswa untuk bekerjasama dengan lebih baik antar anggota kelompok. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yulianti et al. (2010: 84), hasil belajar afektif kelas eksperimen berupa bekerja sama dalam kelompok meningkat setelah mengalami pembelajaran kontekstual jigsaw puzzle competition. Selain itu, LKS fisika terintegrasi karakter juga berisi kalimat-kalimat kutipan dari para ilmuwan dan tokoh lainnya yang berisi motivasi untuk saling bekerja sama. Menurut Alwisol (2009: 294), belajar melalui pengalaman menjadi lebih efektif jika pebelajar memiliki motivasi yang tinggi. Meskipun kegiatan observasi memudahkan orang untuk menguasai tingkah laku tertentu, tetapi jika motivasi untuk itu tidak ada maka tidak akan terjadi proses belajar. Secara keseluruhan, perolehan persentase skor rata-rata hasil belajar afektif berupa perkembangan karakter rasa ingin tahu dan bersahabat (komunikatif) untuk kedua kelas mengalami kenaikan. Hal ini menunjukan telah terjadi perkembangan karakter baik di kelas kontrol maupun kelas eksperimen dan perkembangan karakter kelas eksperimen yang menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL lebih tinggi. Sesuai dengan penelitian Yulianti et al. (2010: 84), minat dan hasil belajar siswa mengalami
93
peningkatan secara signifikan setelah mengalami fisika kontekstual berbantuan jigsaw puzzle competition. 4.3.3 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Ranah
psikomotorik
berkaitan
dengan
kemampuan
fisik
seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Pada ranah psikomotorik yang akan dinilai adalah keterampilan proses atau dikenal sebagai metode ilmiah siswa selama mengikuti pembelajaran dengan metode eksperimen. Penilaian hasil belajar psikomotorik dilakukan menggunakan lembar observasi. Keterampilan proses yang diteliti dalam penelitian ini meliputi enam indikator. Indikator-indikator tersebut yaitu: merumuskan dugaan (hipotesis), memilih alat dan bahan, menggunakan alat dan bahan, mengumpulkan data dan menganalisis hasil percobaan, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan. Penilaian indikator atau aspek dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa untuk setiap topik LKS. 4.3.3.1 Aspek Merumuskan Dugaan (Hipotesis) Perolehan skor rata-rata kelas eksperimen untuk aspek merumuskan dugaan lebih baik dibandingkan kelas kontrol, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4. Perolehan persentase skor rata-rata aspek merumuskan dugaan dalam setiap topik LKS
untuk kelas eksperimen adalah 79,30 dengan kriteria baik. Sedangkan
persentase skor rata-rata kelas kontrol adalah 60,35 dengan kriteria cukup baik. LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang digunakan siswa kelas eksperimen menampilkan ilustrasi gambar menarik berkaitan dengan permasalahan sehingga siswa tidak hanya belajar dari apa yang mereka baca (teks
94
dalam LKS) melainkan juga belajar dari apa yang mereka lihat (ilustrasi gambar dalam LKS). Magnesen yang menyatakan bahwa “Kita belajar: 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan” (Herminingsih, 2010: 3). Hal ini menunjukan penambahan gambar atau objek dalam LKS yang menarik untuk dilihat berpengaruh pada kemampuan psikomotorik siswa, khususnya siswa yang termasuk dalam tipe pebelajar visual. Jadi persentase belajar siswa kelas eksperimen dalam merumuskan dugaan menjadi lebih tinggi dibandingan kelas kontrol. Sesuai dengan manfaat alat bantu visual berupa gambar atau model menurut Sadiman et al. (2011: 7), yakni dapat memberikan motivasi, mempertinggi daya serap serta retensi belajar dan hasil ini juga didukung oleh penelitian Parmono et al. (2013, 33-42), bahwa siswa dengan gaya belajar visual memperoleh prestasi belajar rata-rata kognitif, afektif dan keterampilan proses lebih tinggi daripada gaya belajar kinestetik. 4.3.3.2 Aspek Memilih Alat dan Bahan, Menggunakan Alat dan Bahan, Mengumpulkan Data dan Menganalisis Hasil Percobaan Perolehan persentase skor rata-rata aspek memilih alat dan bahan, menggunakan alat dan bahan serta mengumpulkan data dan menganalisis hasil percobaan kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini menunjukan siswa-siswi kelas eksperimen dapat memilih alat dan bahan dengan lebih tepat, dapat menggunakan alat dan bahan dengan lebih baik, dapat mengumpulkan data dengan lebih lengkap dan menganalisis hasil percobaan
95
dengan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan analisis dengan lebih tepat dibandingkan kelas kontrol. Pada setiap topik LKS untuk aspek mengumpulkan data dan menganalisis hasil percobaan, kelas eksperimen memperoleh skor yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol seperti ditunjukan oleh Tabel 4.7 dan 4.8, kecuali pada LKS 1 diperoleh skor kelas kontrol sebesar 67,97 sedangkan kelas eksperimen hanya memperoleh skor 50. Hal ini dapat dikarenakan LKS 1 materi mata dan kamera yang digunakan kelas eksperimen berisi pertanyaan analisis dengan jumlah yang lebih banyak dan tingkat kesulitan yang tinggi. Kegiatan eksperimen yang dilakukan siswa kelas eksperimen meliputi ketiga kegiatan yang telah diuraikan sama dengan kegiatan yang dilakukan siswa kelas kontrol, karena komponen kelengkapan LKS yang digunakan kelas kontrol sama dengan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dikembangkan. Namun, persentase skor kelas eksperimen dalam setiap aspek selalu lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hal ini dapat dikarenakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang digunakan di kelas eksperimen memuat kalimat-kalimat kutipan dari para ilmuwan dan tokoh-tokoh tertentu yang berisi motivasi tentang pentingnya bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan. Sesuai dengan pendapat Sardiman (2011: 75), peranan motivasi adalah menumbuhkan gairah, perasaan senang dan semangat untuk belajar. Hasil belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat. 4.3.3.3 Menyimpulkan dan Mengkomunikasikan Perolehan skor rata-rata kelas eksperimen untuk aspek membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
96
Sesuai dengan hasil penelitian Selamet et al. (2013), yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan perbedaan keterampilan proses aspek menyimpulkan dan mengomunikasikan antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran kontekstual REACT dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dikarenakan pada LKS kelas eksperimen terdapat kalimat motivasi sebelum siswa melakukan eksperimen secara berkelompok, sehingga siswa lebih terdorong untuk saling berdiskusi dalam menyimpulkan hasil percobaan dan menghubungkan hasil percobaan dengan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat siswa lebih paham terhadap konsep yang diberikan sehingga mampu menyampaikan apa yang sudah mereka peroleh dengan lebih baik pada kegiatan presentasi. Hal tersebut juga didukung oleh hasil penelitian Selamet et al. (2013), yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep fisika antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran kontekstual REACT dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Perolehan persentase skor rata-rata hasil belajar psikomotorik kelas eksperimen adalah 88,02 dengan kriteria sangat baik. Sedangkan perolehan skor kelas kontrol adalah 79,3 dengan kriteria baik. Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar psikomotorik kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukan hasil belajar psikomotorik kelas eksperimen lebih baik dibandingkan hasil belajar psikomotorik kelas kontrol. Sesuai dengan hasil penelitian Selamet et al. (2013), terdapat perbedaan keterampilan proses sains antara kelompok siswa yang belajar
97
dengan model pembelajaran kontekstual REACT dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. 4.3.4 Analisis Hasil Belajar Kognitif Siswa Penggunaan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL memberikan dampak positif bagi siswa. LKS yang dikembangkan mampu memberikan pengetahuan, kesempatan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa dan lebih aktif dalam proses pembelajaran serta keterampilan dalam melakukan eksperimen. Penilaian hasil belajar kognitif menggunakan tes pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal materi alat optik yang telah diujicobakan dan telah memenuhi persyaratan sebagai alat ukur. Pembelajaran yang dilakukan terdiri dari delapan pertemuan dengan enam pertemuan sebagai kegiatan pembelajaran menggunakan LKS dan dua pertemuan sebagai pemberian pre-test dan post-test di awal dan akhir pembelajaran, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Setelah melakukan pre-test dan post-test, hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diukur dengan menggunakan instrumen tes pilihan ganda. Data hasil pre-test dan post-test siswa ditunjukan pada Tabel 4.8. Berdasarkan hasil analisis data pre-test dan post-test, diketahui bahwa hasil belajar kognitif siswa kedua kelas berdistribusi normal. Hal ini sesuai dengan uji normalitas yang ditunjukan pada Tabel 4.8. Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal, maka data tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan statistik parametris.
98
Setelah diuji normalitas, data tersebut dianalisis dengan menggunakan uji t-satu pihak yaitu uji t pihak kanan. Uji t pihak kanan dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata hasil belajar kognitif kelas kontrol. Dari hasil analisis Tabel 4.9, diperoleh bahwa thitung sebesar 1,7042 dan ttabel sebesar 1,672. Dari uji t tersebut, diketahui bahwa thitung> ttabel, maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar kognitif kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL lebih baik dari pada siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan LKS fisika biasa. Sesuai dengan hasil penelitian Selamet et al. (2013), terdapat perbedaan pemahaman konsep fisika antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran kontekstual REACT dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Setelah uji t pihak kanan dilakukan, selanjutnya untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dilakukan uji gain ternormalisasi. Hasil analisis uji gain ditunjukan oleh Tabel 4.12, perolehan nilai gain kelas eksperimen adalah 0,66 dengan kategori sedang. Perolehan nilai gain kelas kontrol adalah 0,57 dengan kategori sedang. Perolehan nilai gain positif kedua kelas sampel menunjukan kedua kelas sama-sama mengalami peningkatan hasil belajar. Nilai gain kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, artinya peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Pengembangan LKS berbasis pendekatan yang mengajak siswa lebih aktif
99
terbukti berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Sesuai penelitian Isnainingsih & Bimo (2013: 140), LKS discovery berorientasi keterampilan proses sains meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA materi gerak bagi siswa kelas VII C SMP N 1 Jepara. Pada penggunaan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL, siswa belajar dengan menemukan konsep sendiri melalui eksperimen. Pertanyaan-pertanyaan analisis konstruktif pada LKS membimbing siswa untuk membangun pengetahuannya dan akhirnya menemukan suatu konsep. Sesuai dengan pernyataan Depdiknas (2003: 10), kegiatan-kegiatan dalam LKS yang berbasis pendekatan CTL juga menyajikan suatu pembelajaran kontekstual yang membimbing siswa untuk mengaitkan konsep yang mereka peroleh dengan kehidupan sehari-hari sehingga mereka akan lebih memahami konsep dibandingkan dengan mereka yang belajar dengan cara menghapal.
BAB 5 PENUTUP 5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut:
(1)
LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL yang dikembangkan menurut dosen ahli dan guru IPA telah memenuhi keenam komponen kelayakan yang meliputi (1) kelayakan isi, (2) kelayakan penyajian, (3) penilaian bahasa, (4) kelayakan kegrafikan, (5) penilaian CTL dan (6) penilaian karakter, sehingga dinyatakan layak digunakan sebagai panduan belajar.
(2)
LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL dapat mengembangkan karakter siswa SMP N 1 Semarang. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan skor rata-rata dan ketuntasan klasikal kelas eksperimen untuk karakter rasa ingin tahu dan bersahabat (komunikatif).
(3)
Terdapat perbedaan hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa yang memperoleh pembelajaran metode eksperimen menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL dengan siswa yang memperoleh pembelajaran metode eksperimen menggunakan LKS biasa. Hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa yang memperoleh pembelajaran metode eksperimen menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL lebih baik dibandingkan siswa yang memperoleh pembelajaran metode eksperimen menggunakan LKS biasa.
100
101
Hasil penelitian juga menunjukan siswa yang memperoleh pembelajaran metode eksperimen menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berbasis pendekatan CTL mengalami peningkatan hasil belajar kognitif dengan faktor gain sebesar 0,66. 5.2
Saran Materi LKS yang dikembangkan sebaiknya tidak terlalu banyak dan guru bisa memilih materi yang tepat dilakukan menggunakan pendekatan CTL agar tidak memakan waktu penelitian yang terlalu lama sehingga tidak melebihi alokasi waktu yang ditetapkan dalam silabus. Pertanyaan-pertanyaan sulit yang ada dalam LKS sebaiknya tidak terlalu banyak agar siswa merasa tertantang dan tidak merasa jenuh.
DAFTAR PUSTAKA Alwisol. 2010. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. BSNP. 2007. Media Komunikasi dan Dialog Standar Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pendekatan Kontekstual (“Contextual Teaching and Learning”). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Foster, B. 2011. Terpadu Fisika SMA/MA Jilid 1B untuk Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga. Herminingsih, T. R. 2009. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran VCD dan Media Cetak terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditinjau dari Motivasi Belajar pada Siswa SMP. Tesis. Surakarta: FIP Universitas Sebelas Maret. Tersedia di http://eprints.uns.ac.id/2517/1/178012511201104411.pdf/ [diakses 24-2-2014]. Hidayat, S. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Isnaningsih dan D. S. Bimo. 2013. Penerapan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Discovery Berorientasi Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2(2): 136-141. Kemendiknas (Kementrian Pendidikan Nasional). 2010. Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. -----. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Murtiani, A. Fauzan dan R. Wulan. 2012. Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbasis Lesson Study dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika di SMP Negeri Kota Padang. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika. 1: 1-21. Nurachmandani, S. dan S. Samsulhadi. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam (Terpadu) Untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Parmono, W. Sunarno dan Suparmi. 2013. Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan CTL melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau 102
dari Kreativitas dan Gaya Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri. 1: 33-42. Tersedia di http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains [diakses 29-2-2014]. Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press. Pratiwi, R., N. Kuswanti, Rahardjo, Y. S. Rahayu dan M. Amin. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Puspita, D. dan I. Rohima. 2009. Alam Sekitar IPA Terpadu: untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Rifa’i, A. dan C. T. Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS. Sadiman, A. S., R. Rahardjo, A. Haryono dan Rahardjito. 2011. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers. Samani, M. dan Hariyanto. 2012. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Selamet, K., I. W. Sadia dan K. Suma. Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual REACT terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII SMP. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. Tersedia di http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/ [diakses 24-2-2014]. Sopiah, S., Wiyanto dan Sugianto. 2009. Pembiasaan Bekerja Imiah Pada Pembelajaran Sains Fisika Untuk Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia (JPFI). 5: 14-19. Sudijono, A. 2008. Pengantar Statistik Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. -----. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
103
Suryabrata, S. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tipler, P. A. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik. Volume II. Translated by Soedijono, B. 2001. Jakarta: Erlangga. Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. Wasis dan S. Y. Irianto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 2: SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru SAINS Mengembangkan Kompetensi Laboratorium. Semarang: UNNES PRESS. Yildirim, N., S. Kurt dan A. Ayas. 2011. The Effect of The Worksheet on Students’ Achievement in Chemical Equilibrium. Journal of Turkish Science Education. 3(8): 44-58. Yulianti, D., M. Lestari dan A. Yulianto. 2010. Penerapan Jigsaw Puzzle Competition dalam Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 6: 84-89.
104
105
Lampiran 1 KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN LKS TERINTEGRASI KARAKTER BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
A.
Aspek
No
Kelayakan Isi
1
Indikator Kesesuaian isi dengan SK, KD dan tujuan pembelajaran
No
Butir Penilaian
1
Kesesuaian materi dengan SK dan KD Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian elemen atau unsur Keakuratan fakta dan data Keakuratan gambar, diagram, dan ilustrasi Keakuratan pertanyaan Sistematika penyajian Keruntutan penyajian Keterlibatan peserta didik Komponen dalam Struktur LKS Kemampuan mendorong berpikir Kesesuaian dengan tingkat perkembangan intelektual peserta didik Kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional peserta didik
2
3 2
Keakuratan materi
4 5 6
B.
Kelayakan Penyajian
1 2 3
C.
Penilaian Bahasa
1 2
Teknik penyajian Penyajian pembelajaran Kelengkapan penyajian Dialogis dan interaktif Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik
1 2 3 4 1 2
3
D.
Kelayakan Kegrafikan
1
2
Ukuran Fisik LKS
1
Unsur tata letak lengkap
2
3
Kesesuaian ukuran LKS dengan standar ISO Penempatan judul kegiatan belajar, sub judul kegiatan belajar, dan angka halaman/folio tidak mengganggu pemahaman Penempatan ilustrasi dan keterangan gambar (caption) tidak mengganggu pemahaman
Validator Ahli Ahli Guru Materi Media
Jumlah butir
√
√
1
√
√
1
√
√
1
√
√
1
√
√
1
√
√
1
√ √
√ √
1 1
√
√
1
√
√
1
√
1
√
1
√
1
√
1
√
1
√
1
106 3
Tipografi isi buku sederhana
4
5
4
Tipografi mudah dibaca
6 7
D.
Penilaian CTL
1
2
Hakikat Pembelajaran CTL Komponen Utama Pendekatan CTL
1
2
3
4
5
6 7
E.
Penialaian Karakter
1
2
Rasa Ingin Tahu
1
Bersahabat/ko munikatif
2
Total Butir Instrumen
Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital, small capital) tidak berlebihan Spasi antar baris susunan teks normal Spasi antar huruf (kerning) normal Penggunaan konteks nyata dalam setiap awal pembelajaran. LKS mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya. LKS mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan. LKS berisi kegiatan yang menimbulkan aktivitas bertanya. LKS berisi kegiatan yang dapat menciptakan masyarakat belajar. LKS berisi kegiatan pemodelan. LKS mengarahkan siswa untuk melakukan refleksi. Kegiatan dalam LKS dapat memunculkan rasa ingin tahu siswa. Kegiatan dalam LKS dapat mendorong siswa untuk bersahabat/komunikat if.
√
1
√
1
√
1
√
1
√
√
1
√
√
1
√
√
1
√
√
1
√
√
1
√
√
1
√
√
1
√
√
1
√
√
1
22
29
19
7
107
Lampiran 2 LEMBAR EVALUASI LKS FISIKA TERINTEGRASI KARAKTER BERBASIS PENDEKATAN CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
UNTUK AHLI MATERI Judul Program
: Pengembangan
LKS
Fisika
Terintegrasi
Karakter
Berbasis
Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran
: IPA (Fisika)
Materi Pokok
: Alat-alat Optik
Sasaran Program
: Siswa Kelas VIII Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014
Bapak/ Ibu yang terhormat, Saya memohon bantuan Bapak/ Ibu untuk mengisi angket ini. Angket ini ditujukan untuk mengetahui pendapat Bapak/ Ibu tentang “LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar”. Aspek penilaian LKS ini diambil dari pedoman penulisan LKS dan pedoman menentukan desain pengembangan LKS (Prastowo, 2011: 214-224), serta disempurnakan dengan deskripsi dari standar penilaian buku teks pelajaran oleh BSNP. Penilaian, saran dan koreksi dari Bapak/Ibu akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas LKS ini. Atas perhatian dan kesediaannya untuk mengisi angket ini, saya ucapkan terima kasih. A. Petunjuk Pengisian
Isilah tanda check () pada kolom yang Bapak/ Ibu anggap sesuai dengan aspek penilaian yang ada.
Kriteria penilaian: SB = Sangat Baik
= Skor 5
B
= Baik
= Skor 4
C
= Cukup
= Skor 3
K
= Kurang
= Skor 2
SK = Sangat Kurang = Skor 1
108
B. Aspek Penilaian 1. ASPEK KELAYAKAN ISI INDIKATOR PENILAIAN
BUTIR PENILAIAN
ALTERNATIF PILIHAN SB
A.
B.
Kesesuaian isi dengan SK, KD dan tujuan pembelajaran
1. Kesesuaian materi dengan SK dan KD
Keakuratan materi
4. Keakuratan fakta dan data 5. Keakuratan gambar, diagram, dan ilustrasi
B
C
K
SK
2. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 3. Kesesuaian elemen atau unsur
6. Keakuratan pertanyaan Deskripsi Butir Penilaian Aspek Kelayakan Isi Butir Penilaian Skor Deskripsi Kesesuaian isi dengan SK, KD dan tujuan pembelajaran 1. Kesesuaian Seluruh pokok bahasan dan sub pokok bahasan LKS (Mata dan kamera, 5 pokok bahasan Cacat mata, Lup, Mikroskop, Teropong) sesuai dengan Kompetensi dengan KD Dasar (KD) yang akan dicapai. Empat sub pokok bahasan LKS sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) 4 yang akan dicapai. Tiga sub pokok bahasan LKS sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) 3 yang akan dicapai. Dua sub pokok bahasan LKS sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) 2 yang akan dicapai. Hanya satu sub pokok bahasan LKS yang sesuai dengan Kompetensi 1 Dasar (KD) yang akan dicapai. 2. Kesesuaian Kegiatan yang dilakukan dalam LKS untuk semua sub pokok bahasan kegiatan (baik kegiatan yang dikembangkan sendiri maupun kegiatan yang 5 dengan tujuan didapatkan dari bahan yang sudah ada) sesuai dengan tujuan pembelajaran pembelajaran yang ditentukan. Empat sub pokok bahasan LKS berisi kegiatan sesuai dengan tujuan 4 pembelajaran yang ditentukan. Tiga sub pokok bahasan LKS berisi kegiatan sesuai dengan tujuan 3 pembelajaran yang ditentukan. Dua sub pokok bahasan LKS berisi kegiatan sesuai dengan tujuan 2 pembelajaran yang ditentukan. Hanya satu sub pokok bahasan LKS berisi kegiatan sesuai dengan tujuan 1 pembelajaran yang ditentukan.
109
3. Kesesuaian elemen atau unsur
5
4
3
2
1
Ada petunjuk belajar (petunjuk siswa) yang jelas dan informasi pendukung, yang diberikan untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Empat sub pokok bahasan LKS memuat petunjuk belajar (petunjuk siswa) yang jelas dan informasi pendukung, yang diberikan untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Tiga sub pokok bahasan LKS memuat petunjuk belajar (petunjuk siswa) yang jelas dan informasi pendukung, yang diberikan untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Dua sub pokok bahasan LKS memuat petunjuk belajar (petunjuk siswa) yang jelas dan informasi pendukung, yang diberikan untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Hanya satu sub pokok bahasan LKS yang memuat petunjuk belajar (petunjuk siswa) yang jelas dan informasi pendukung, yang diberikan untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.
Keakuratan materi 4. Keakuratan fakta dan data
5
4
3
2
1
5. Keakuratan gambar, diagram, dan ilustrasi
5
4
3
2
1
Fakta dan data yang disajikan pada semua sub pokok bahasan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Empat sub pokok bahasan LKS memuat fakta dan data yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Tiga sub pokok bahasan LKS memuat fakta dan data yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Dua sub pokok bahasan LKS memuat fakta dan data yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Hanya satu sub pokok bahasan LKS memuat fakta dan data yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Gambar, diagram dan ilustrasi yang disajikan pada semua sub pokok bahasan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Empat sub pokok bahasan LKS memuat Gambar, diagram dan ilustrasi yang sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Tiga sub pokok bahasan LKS memuat Gambar, diagram dan ilustrasi yang sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Dua sub pokok bahasan LKS memuat Gambar, diagram dan ilustrasi yang sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Hanya satu sub pokok bahasan LKS memuat Gambar, diagram dan ilustrasi yang sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik.
110
6. Keakuratan pertanyaan
5 4 3 2 1
Penguasaan peserta didik atas konsep, prinsip, prosedur, atau algoritma dalam setiap sub pokok bahasan LKS dibangun oleh pertanyaanpertanyaan analisis yang disajikan secara akurat. Tiga sub pokok bahasan LKS memuat pertanyaan-pertanyaan analisis yang disajikan secara akurat. Tiga sub pokok bahasan LKS memuat pertanyaan-pertanyaan analisis yang disajikan secara akurat. Dua sub pokok bahasan LKS memuat pertanyaan-pertanyaan analisis yang disajikan secara akurat. Hanya satu sub pokok bahasan LKS yang memuat pertanyaanpertanyaan analisis yang disajikan secara akurat.
2. ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN INDIKATOR PENILAIAN
ALTERNATIF PILIHAN
BUTIR PENILAIAN
SB
B
C
K
SK
A. Teknik penyajian
1. Sistematika penyajian 2. Keruntutan penyajian B. Penyajian pembelajaran 3. Keterlibatan peserta didik C. Kelengkapan penyajian 4. Komponen dalam Struktur LKS Deskripsi Butir Penilaian Aspek Kelayakan Penyajian Butir Penilaian
Skor
Deskripsi
Teknik penyajian 1.
Sistematika penyajian 5
4 3 2 1
2.
Keruntutan penyajian
5
Setiap sub pokok bahasan LKS minimal memuat motivasi dan semua komponen kelayakan isi. Motivasi dapat disajikan dalam bentuk gambar, ilustrasi, foto, yang dilengkapi dengan keterangan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan topik yang akan disajikan. Isi memuat hal-hal yang tercakup dalam sub komponen Kelayakan Isi. Empat sub pokok bahasan LKS memuat motivasi dan semua komponen kelayakan isi. Tiga sub pokok bahasan LKS memuat motivasi dan semua komponen kelayakan isi. Dua sub pokok bahasan LKS memuat motivasi dan semua komponen kelayakan isi. Hanya satu pokok bahasan LKS memuat motivasi dan semua komponen kelayakan isi. Penyajian kegiatan dalam setiap sub pokok bahasan runtut sesuai dengan alur berpikir induktif (khusus ke umum) untuk membuat dugaan-dugaan (konjektur) atau deduktif (umum ke khusus) untuk menyatakan kebenaran suatu proposisi. Konsep disajikan runtut dari yang mudah ke
111
4 3 2 1
sukar, dari yang sederhana ke kompleks. Empat sub pokok bahasan LKS menyajikan kegiatan dengan runtut. Tiga sub pokok bahasan LKS menyajikan kegiatan dengan runtut. Dua sub pokok bahasan LKS menyajikan kegiatan dengan runtut. Hanya satu sub pokok bahasan LKS menyajikan kegiatan dengan runtut.
Penyajian pembelajaran 3.
Keterlibatan peserta didik
5
4 3 2 1
Dalam setiap sub pokok bahasan, ada lebih dari tiga kegiatan yang bersifat interaktif dan partisipatif. (kegiatan yang dilakukan mengajak peserta didik untuk aktif dan menimbulkan kerja sama antar peserta didik) Empat sub pokok bahasan LKS berisi kegiatan yang bersifat interaktif dan partisipatif. Tiga sub pokok bahasan LKS berisi kegiatan yang bersifat interaktif dan partisipatif. Dua sub pokok bahasan LKS berisi kegiatan yang bersifat interaktif dan partisipatif. Hanya satu sub pokok bahasan yang LKS berisi kegiatan yang bersifat interaktif dan partisipatif.
Kelengkapan penyajian 4.
Komponen dalam Struktur LKS
5 4 3 2 1
LKS terdiri dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta penilaian dan penyajiannya runtut. LKS terdiri dari enam komponen namun tidak memperhatikan urutan penyajian. LKS terdiri dari lima komponen. LKS terdiri dari empat komponen. LKS terdiri dari tiga komponen.
3. PENILAIAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) INDIKATOR PENILAIAN
BUTIR PENILAIAN
ALTERNATIF PILIHAN SB
A. Hakikat Pembelajaran CTL B. Komponen Utama Pendekatan CTL
1. Penggunaan konteks nyata dalam setiap awal pembelajaran. 2. LKS mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya. 3. LKS mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan.
B
C
K
SK
112
4. LKS berisi kegiatan yang menimbulkan aktivitas bertanya. 5. LKS berisi kegiatan yang dapat menciptakan masyarakat belajar. 6. LKS berisi kegiatan pemodelan. 7. LKS mengarahkan siswa untuk melakukan refleksi. Deskripsi Butir Penilaian Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Butir Penilaian
Skor
Deskripsi
Hakikat Pembelajaran CTL 1. Penggunaan 5 konteks nyata dalam setiap awal pembelajaran.
Di awal kegiatan setiap sub pokok bahasan LKS, materi yang akan diajarkan dikaitkan dengan situasi dunia nyata siswa sehingga mudah dibayangkan siswa (materi yang kontekstual) Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang 4 menyajikan materi kontekstual. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang 3 menyajikan materi kontekstual. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang 2 menyajikan materi kontekstual. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang menyajikan 1 materi kontekstual. Komponen Utama Pendekatan CTL 2.
LKS mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya.
5
4 3 2 1
3.
LKS mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan.
5
Semua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang membimbing siswa menemukan penyelesaian masalah secara mandiri atau dengan bantuan teman dan guru, dan menyusun langkah-langkah penyelesaian masalah. Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya. Semua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang membimbing siswa untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri melalui kegiatan observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data dan penyimpulan.
113
4 3 2 1
4.
LKS berisi pertanyaan atau kegiatan yang menimbulkan interaktivitas.
5
4 3 2 1
5.
LKS berisi kegiatan yang dapat menciptakan masyarakat belajar.
5
4 3 2 1
6.
LKS berisi kegiatan pemodelan.
5 4 3 2 1
7.
LKS mengarahkan siswa untuk melakukan refleksi.
5 4
Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang berisi kegiatan yang mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan. Semua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang mengajak siswa untuk beraktivitas, aktivitas bisa berupa bertanya baik antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa. Aktivitas bertanya dapat ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menemui kesulitan, ketika mengamati, dsb. Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang menimbulkan interaktivitas. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang menimbulkan interaktivitas. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang menimbulkan interaktivitas. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang berisi kegiatan yang menimbulkan interaktivitas. Semua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat menciptakan masyarakat belajar. Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil belajar diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain. Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan masyarakat belajar. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan masyarakat belajar. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan masyarakat belajar. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang berisi kegiatan masyarakat belajar. Semua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan pemodelan. Dalam pembelajaran, ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, misalnya guru menunjukan cara kerja sebuah alat. Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan pemodelan. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan pemodelan. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan pemodelan. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang berisi kegiatan pemodelan. Semua sub pokok bahasan dalam LKS mengarahkan siswa untuk melakukan refleksi. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan refleksi.
114 3 2 1
Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan refleksi. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan refleksi. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang berisi kegiatan refleksi.
4. PENILAIAN KARAKTER INDIKATOR PENILAIAN
BUTIR PENILAIAN
ALTERNATIF PILIHAN SB
B
C
K
SK
A. Rasa Ingin Tahu
1. Kegiatan dalam LKS dapat memunculkan rasa ingin tahu siswa. B. Bersahabat/komunikatif 2. Kegiatan dalam LKS dapat mendorong siswa untuk bersahabat/komunikatif. Deskripsi Butir Penilaian Karakter Butir Penilaian Rasa Ingin Tahu 1. Kegiatan dalam LKS dapat memunculkan rasa ingin tahu siswa.
Skor
5
4 3 2 1
Deskripsi Setiap sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat memunculkan sikap dan tindakan siswa yang berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar. Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat memunculkan rasa ingin tahu. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat memunculkan rasa ingin tahu. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat memunculkan rasa ingin tahu. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang berisi kegiatan yang dapat memunculkan rasa ingin tahu.
Bersahabat/komunikatif 2.
Kegiatan dalam LKS dapat mendorong siswa untuk bersahabat/komun ikatif.
5 4 3 2 1
Setiap sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat mendorong tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat mendorong siswa untuk bersahabat/komunikatif. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat mendorong siswa untuk bersahabat/komunikatif. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat mendorong siswa untuk bersahabat/komunikatif. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang berisi kegiatan yang dapat mendorong siswa untuk bersahabat/komunikatif.
115
C. Komentar dan Saran ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... D. Kesimpulan LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar ini dinyatakan *) : 1. Layak digunakan di lapangan tanpa ada revisi. 2. Layak digunakan di lapangan dengan revisi. 3. Tidak layak digunakan di lapangan. *) Lingkari salah satu Semarang,.......................2014 Ahli Materi
...................................... NIP
116
Lampiran 3 LEMBAR EVALUASI LKS FISIKA TERINTEGRASI KARAKTER BERBASIS PENDEKATAN CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
UNTUK AHLI MEDIA
Judul Program
: Pengembangan
LKS
Fisika
Terintegrasi
Karakter
Berbasis
Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran
: IPA (Fisika)
Materi Pokok
: Alat-alat Optik
Sasaran Program
: Siswa Kelas VIII Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014
Bapak/ Ibu yang terhormat, Saya memohon bantuan Bapak/ Ibu untuk mengisi angket ini. Angket ini ditujukan untuk mengetahui pendapat Bapak/ Ibu tentang “LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar”. Aspek penilaian LKS ini diambil dari pedoman penulisan LKS dan pedoman menentukan desain pengembangan LKS (Prastowo, 2011: 214-224), serta disempurnakan dengan deskripsi dari standar penilaian buku teks pelajaran oleh BSNP. Penilaian, saran dan koreksi dari Bapak/Ibu akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas LKS ini. Atas perhatian dan kesediaannya untuk mengisi angket ini, saya ucapkan terima kasih. A. Petunjuk Pengisian
Isilah tanda check () pada kolom yang Bapak/ Ibu anggap sesuai dengan aspek penilaian yang ada.
Kriteria penilaian: SB = Sangat Baik
= Skor 5
B
= Baik
= Skor 4
C
= Cukup
= Skor 3
K
= Kurang
= Skor 2
SK = Sangat Kurang = Skor 1
117
B. Aspek Penilaian ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN INDIKATOR PENILAIAN
BUTIR PENILAIAN
ALTERNATIF PILIHAN SB
B
C
K
SK
A. Ukuran Fisik LKS
1. Kesesuaian ukuran LKS dengan standar ISO B. Unsur tata letak 2. Penempatan judul lengkap kegiatan belajar, sub judul kegiatan belajar, dan angka halaman/folio tidak mengganggu pemahaman 3. Penempatan ilustrasi dan keterangan gambar (caption) tidak mengganggu pemahaman C. Tipografi isi buku 4. Tidak menggunakan sederhana terlalu banyak jenis huruf 5. Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital, small capital) tidak berlebihan D. Tipografi mudah dibaca 6. Spasi antar baris susunan teks normal 7. Spasi antar huruf (kerning) normal Deskripsi Butir Penilaian Aspek Kelayakan Kegrafikan Butir Penilaian Skor Deskripsi Ukuran Fisik LKS 1. Kesesuaian ukuran Semua sub pokok bahasan LKS memiliki ukuran LKS A4 (210 5 LKS dengan standar x 297 mm) ISO Empat sub pokok bahasan memiliki ukuran LKS A4 (210 x 4 297 mm) Tiga sub pokok bahasan memiliki ukuran LKS A4 (210 x 297 3 mm) Dua sub pokok bahasan memiliki ukuran LKS A4 (210 x 297 2 mm) Satu sub pokok bahasan memiliki ukuran LKS A4 (210 x 297 1 mm)
118
Unsur tata letak lengkap 2. Penempatan judul kegiatan belajar, sub judul kegiatan belajar, dan angka halaman/folio tidak mengganggu pemahaman
5
4
3
2
1
3.
Penempatan ilustrasi dan keterangan gambar (caption) tidak mengganggu pemahaman
5
4
3
2
1
1. Judul kegiatan belajar ditulis secara lengkap 2. Penulisan sub judul dan sub-sub judul disesuaikan dengan hierarki penyajian materi ajar. (materi disajikan menggunakan tahapan-tahapan pembelajaran CTL) 3. Penempatan nomor halaman disesuaikan dengan pola tata letak. Empat sub pokok bahasan menyajikan judul kegiatan secara lengkap, sub judul sesuai hierarki penyajian materi ajar dan penempatan nomor halaman sesuai. Tiga sub pokok bahasan menyajikan judul kegiatan secara lengkap, sub judul sesuai hierarki penyajian materi ajar dan penempatan nomor halaman sesuai. Dua sub pokok bahasan menyajikan judul kegiatan secara lengkap, sub judul sesuai hierarki penyajian materi ajar dan penempatan nomor halaman sesuai. Hanya satu sub pokok bahasan menyajikan judul kegiatan secara lengkap, sub judul sesuai hierarki penyajian materi ajar dan penempatan nomor halaman sesuai. 1. Mampu memperjelas penyajian materi baik dalam bentuk, ukuran yang proporsional serta warna yang menarik sesuai objek aslinya. 2. Ketengan gambar/ legenda ditempatkan berdekatan dengan ilustrasi dengan ukuran lebih kecil daripada huruf teks. Empat sub pokok bahasan menggunakan ilustrasi gambar dilengkapi caption yang jelas, proporsional dan ukuran yang tepat. Tiga sub pokok bahasan menggunakan ilustrasi gambar dilengkapi caption yang jelas, proporsional dan ukuran yang tepat. Dua sub pokok bahasan menggunakan ilustrasi gambar dilengkapi caption yang jelas, proporsional dan ukuran yang tepat. Hanya satu sub pokok bahasan menggunakan ilustrasi gambar dilengkapi caption yang jelas, proporsional dan ukuran yang tepat.
Tipografi isi buku sederhana 4.
Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf
4
Setiap pokok bahasan LKS maksimal menggunakan empat jenis huruf sehingga tidak mengganggu peserta didik dalam menyerap informasi yang disampaikan. Untuk membedakan unsur teks dapat menggunakan variasi dan seri huruf dari suatu keluarga huruf. Menggunakan tiga jenis huruf.
3
Menggunakan dua jenis huruf.
5
119 2 1
5.
Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital, small capital) tidak berlebihan
5
4 3 2 1
Menggunakan satu jenis huruf. Menggunakan lebih dari empat jenis huruf. Setiap pokok bahasan LKS menggunakan empat variasi huruf.Variasi huruf digunakan untuk membedakan jenjang/hierarki judul, subjudul serta memberikan tekanan pada susunan teks yang dianggap penting dalam bentuk tebal dan miring, dan variasi huruf yang digunakan tidak lebih dari empat. Menggunakan tiga variasi huruf. Menggunakan dua variasi huruf. Menggunakan satu variasi huruf. Menggunakan lebih dari empat variasi huruf.
Tipografi mudah dibaca 6.
7.
Spasi antar baris susunan teks normal
Spasi antar huruf (kerning) normal
4 3
Semua halaman menggunakan spasi antar baris yang normal. Jarak spasi yang digunakan dalam semua teks tidak terlalu lebar atau tidak terlalu sempit sehingga memudahkan dalam membaca. 61% - 80% halaman menggunakan spasi normal. 41% - 60% halaman menggunakan spasi normal.
2
21% - 40% halaman menggunakan spasi normal.
1
10% - 20% halaman menggunakan spasi normal. Semua halaman dalam setiap pokok bahasan menggunakan spasi antar huruf yang normal. Spasi antar huruf mempengaruhi tingkat keterbacaan susunan teks (tidak terlalu rapat atau terlalu renggang). 61% - 80% halaman menggunakan spasi normal. 41% - 60% halaman menggunakan spasi normal.
5
5 4 3 2 1
21% - 40% halaman menggunakan spasi normal. 10% - 20% halaman menggunakan spasi normal.
C. Komentar dan Saran ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ...............................................................................................................................................
120
............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... D. Kesimpulan LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar ini dinyatakan *) : 1. Layak digunakan di lapangan tanpa ada revisi. 2. Layak digunakan di lapangan dengan revisi. 3. Tidak layak digunakan di lapangan. *) Lingkari salah satu Semarang,.......................2014 Ahli Media
...................................... NIP
121
Lampiran 4 LEMBAR EVALUASI LKS FISIKA TERINTEGRASI KARAKTER BERBASIS PENDEKATAN CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
UNTUK GURU
Judul Program
: Pengembangan
LKS
Fisika
Terintegrasi
Karakter
Berbasis
Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran
: IPA (Fisika)
Materi Pokok
: Alat-alat Optik
Sasaran Program
: Siswa Kelas VIII Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014
Bapak/ Ibu yang terhormat, Saya memohon bantuan Bapak/ Ibu untuk mengisi angket ini. Angket ini ditujukan untuk mengetahui pendapat Bapak/ Ibu tentang “LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar”. Aspek penilaian LKS ini diambil dari pedoman penulisan LKS dan pedoman menentukan desain pengembangan LKS (Prastowo, 2011: 214-224), serta disempurnakan dengan deskripsi dari standar penilaian buku teks pelajaran oleh BSNP. Penilaian, saran dan koreksi dari Bapak/Ibu akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas LKS ini. Atas perhatian dan kesediaannya untuk mengisi angket ini, saya ucapkan terima kasih. A. Petunjuk Pengisian
Isilah tanda check () pada kolom yang Bapak/ Ibu anggap sesuai dengan aspek penilaian yang ada.
Kriteria penilaian: SB = Sangat Baik
= Skor 5
B
= Baik
= Skor 4
C
= Cukup
= Skor 3
K
= Kurang
= Skor 2
SK = Sangat Kurang = Skor 1
122
B. Aspek Penilaian 1. ASPEK KELAYAKAN ISI INDIKATOR PENILAIAN
BUTIR PENILAIAN
ALTERNATIF PILIHAN SB
A.
B.
Kesesuaian isi dengan SK, KD dan tujuan pembelajaran
1. Kesesuaian materi dengan SK dan KD
Keakuratan materi
4. Keakuratan fakta dan data 5. Keakuratan gambar, diagram, dan ilustrasi
B
C
K
SK
2. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 3. Kesesuaian elemen atau unsur
6. Keakuratan pertanyaan Deskripsi Butir Penilaian Aspek Kelayakan Isi Butir Penilaian Skor Deskripsi Kesesuaian isi dengan SK, KD dan tujuan pembelajaran 1. Kesesuaian Seluruh pokok bahasan dan sub pokok bahasan LKS (Mata dan kamera, 5 pokok bahasan Cacat mata, Lup, Mikroskop, Teropong) sesuai dengan Kompetensi dengan KD Dasar (KD) yang akan dicapai. Empat sub pokok bahasan LKS sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) 4 yang akan dicapai. Tiga sub pokok bahasan LKS sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) 3 yang akan dicapai. Dua sub pokok bahasan LKS sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) 2 yang akan dicapai. Hanya satu sub pokok bahasan LKS yang sesuai dengan Kompetensi 1 Dasar (KD) yang akan dicapai. 2. Kesesuaian Kegiatan yang dilakukan dalam LKS untuk semua sub pokok bahasan kegiatan (baik kegiatan yang dikembangkan sendiri maupun kegiatan yang 5 dengan tujuan didapatkan dari bahan yang sudah ada) sesuai dengan tujuan pembelajaran pembelajaran yang ditentukan. Empat sub pokok bahasan LKS berisi kegiatan sesuai dengan tujuan 4 pembelajaran yang ditentukan. Tiga sub pokok bahasan LKS berisi kegiatan sesuai dengan tujuan 3 pembelajaran yang ditentukan. Dua sub pokok bahasan LKS berisi kegiatan sesuai dengan tujuan 2 pembelajaran yang ditentukan. Hanya satu sub pokok bahasan LKS berisi kegiatan sesuai dengan tujuan 1 pembelajaran yang ditentukan.
123
3. Kesesuaian elemen atau unsur
5
4
3
2
1
Ada petunjuk belajar (petunjuk siswa) yang jelas dan informasi pendukung, yang diberikan untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Empat sub pokok bahasan LKS memuat petunjuk belajar (petunjuk siswa) yang jelas dan informasi pendukung, yang diberikan untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Tiga sub pokok bahasan LKS memuat petunjuk belajar (petunjuk siswa) yang jelas dan informasi pendukung, yang diberikan untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Dua sub pokok bahasan LKS memuat petunjuk belajar (petunjuk siswa) yang jelas dan informasi pendukung, yang diberikan untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Hanya satu sub pokok bahasan LKS yang memuat petunjuk belajar (petunjuk siswa) yang jelas dan informasi pendukung, yang diberikan untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.
Keakuratan materi 4. Keakuratan fakta dan data
5
4
3
2
1
5. Keakuratan gambar, diagram, dan ilustrasi
5
4
3
2
1
Fakta dan data yang disajikan pada semua sub pokok bahasan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Empat sub pokok bahasan LKS memuat fakta dan data yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Tiga sub pokok bahasan LKS memuat fakta dan data yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Dua sub pokok bahasan LKS memuat fakta dan data yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Hanya satu sub pokok bahasan LKS memuat fakta dan data yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Gambar, diagram dan ilustrasi yang disajikan pada semua sub pokok bahasan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Empat sub pokok bahasan LKS memuat Gambar, diagram dan ilustrasi yang sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Tiga sub pokok bahasan LKS memuat Gambar, diagram dan ilustrasi yang sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Dua sub pokok bahasan LKS memuat Gambar, diagram dan ilustrasi yang sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Hanya satu sub pokok bahasan LKS memuat Gambar, diagram dan ilustrasi yang sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik.
124
6. Keakuratan pertanyaan
5 4 3 2 1
Penguasaan peserta didik atas konsep, prinsip, prosedur, atau algoritma dalam setiap sub pokok bahasan LKS dibangun oleh pertanyaanpertanyaan analisis yang disajikan secara akurat. Tiga sub pokok bahasan LKS memuat pertanyaan-pertanyaan analisis yang disajikan secara akurat. Tiga sub pokok bahasan LKS memuat pertanyaan-pertanyaan analisis yang disajikan secara akurat. Dua sub pokok bahasan LKS memuat pertanyaan-pertanyaan analisis yang disajikan secara akurat. Hanya satu sub pokok bahasan LKS yang memuat pertanyaanpertanyaan analisis yang disajikan secara akurat.
2. ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN INDIKATOR PENILAIAN
ALTERNATIF PILIHAN
BUTIR PENILAIAN
SB
B
C
K
SK
A. Teknik penyajian
1. Sistematika penyajian 2. Keruntutan penyajian B. Penyajian pembelajaran 3. Keterlibatan peserta didik C. Kelengkapan penyajian 4. Komponen dalam Struktur LKS Deskripsi Butir Penilaian Aspek Kelayakan Penyajian Butir Penilaian
Skor
Deskripsi
Teknik penyajian 1.
Sistematika penyajian 5
4 3 2 1
2.
Keruntutan penyajian
5
Setiap sub pokok bahasan LKS minimal memuat motivasi dan semua komponen kelayakan isi. Motivasi dapat disajikan dalam bentuk gambar, ilustrasi, foto, yang dilengkapi dengan keterangan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan topik yang akan disajikan. Isi memuat hal-hal yang tercakup dalam sub komponen Kelayakan Isi. Empat sub pokok bahasan LKS memuat motivasi dan semua komponen kelayakan isi. Tiga sub pokok bahasan LKS memuat motivasi dan semua komponen kelayakan isi. Dua sub pokok bahasan LKS memuat motivasi dan semua komponen kelayakan isi. Hanya satu pokok bahasan LKS memuat motivasi dan semua komponen kelayakan isi. Penyajian kegiatan dalam setiap sub pokok bahasan runtut sesuai dengan alur berpikir induktif (khusus ke umum) untuk membuat dugaan-dugaan (konjektur) atau deduktif (umum ke khusus) untuk menyatakan kebenaran suatu proposisi. Konsep disajikan runtut dari yang mudah ke
125
4 3 2 1
sukar, dari yang sederhana ke kompleks. Empat sub pokok bahasan LKS menyajikan kegiatan dengan runtut. Tiga sub pokok bahasan LKS menyajikan kegiatan dengan runtut. Dua sub pokok bahasan LKS menyajikan kegiatan dengan runtut. Hanya satu sub pokok bahasan LKS menyajikan kegiatan dengan runtut.
Penyajian pembelajaran 3.
Keterlibatan peserta didik
5
4 3 2 1
Dalam setiap sub pokok bahasan, ada lebih dari tiga kegiatan yang bersifat interaktif dan partisipatif. (kegiatan yang dilakukan mengajak peserta didik untuk aktif dan menimbulkan kerja sama antar peserta didik) Empat sub pokok bahasan LKS berisi kegiatan yang bersifat interaktif dan partisipatif. Tiga sub pokok bahasan LKS berisi kegiatan yang bersifat interaktif dan partisipatif. Dua sub pokok bahasan LKS berisi kegiatan yang bersifat interaktif dan partisipatif. Hanya satu sub pokok bahasan yang LKS berisi kegiatan yang bersifat interaktif dan partisipatif.
Kelengkapan penyajian 4.
Komponen dalam Struktur LKS
5 4 3 2 1
LKS terdiri dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta penilaian dan penyajiannya runtut. LKS terdiri dari enam komponen namun tidak memperhatikan urutan penyajian. LKS terdiri dari lima komponen. LKS terdiri dari empat komponen. LKS terdiri dari tiga komponen.
3. ASPEK PENILAIAN BAHASA INDIKATOR PENILAIAN
BUTIR PENILAIAN
ALTERNATIF PILIHAN SB
A. Dialogis dan interaktif
1. Kemampuan mendorong berpikir
B. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik
2. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan intelektual peserta didik 3. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional peserta didik
B
C
K
SK
126
Deskripsi Butir Penilaian Aspek Penilaian Bahasa Butir Penilaian
Skor
Dialogis dan interaktif 3. Kemampuan mendorong 5 berpikir 4 3 2 1
Deskripsi Semua sub pokok bahasan berisi kalimat yang menggunakan bahasa yang mampu merangsang peserta didik untuk mencari tahu tentang suatu hal lebih jauh, dan mencari jawabnya secara mandiri dari buku teks atau sumber informasi lain. 4 sub pokok bahasan LKS berisi kalimat dengan bahasa yang mampu mendorong berpikir. 3 sub pokok bahasan LKS menggunakan kalimat dengan bahasa yang mampu mendorong berpikir. 2 sub pokok bahasan LKS menggunakan kalimat dengan bahasa yang mampu mendorong berpikir. Hanya 1 sub pokok bahasan LKS menggunakan kalimat dengan bahasa yang mampu mendorong berpikir.
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik 4. Kesesuaian Semua sub pokok bahasan berisi kalimat yang disajikan dalam bahasa dengan yang dapat menjelaskan konsep atau aplikasi konsep atau ilustrasi 5 tingkat sampai dengan contoh yang abstrak sesuai dengan tingkat intelektual perkembangan peserta didik (yang secara imajinatif dapat dibayangkan oleh peserta intelektual didik). peserta didik 4 sub pokok bahasan LKS berisi kalimat dengan bahasa yang dapat 4 menjelaskan konsep atau aplikasi konsep sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual peserta didik. 3 sub pokok bahasan LKS berisi kalimat dengan bahasa yang dapat 3 menjelaskan konsep atau aplikasi konsep sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual peserta didik. 2 sub pokok bahasan LKS berisi kalimat dengan bahasa yang dapat menjelaskan konsep atau aplikasi konsep sesuai dengan tingkat 2 perkembangan intelektual peserta didik. Hanya 1 sub pokok bahasan LKS yang berisi kalimat dengan bahasa yang dapat menjelaskan konsep atau aplikasi konsep sesuai dengan 1 tingkat perkembangan intelektual peserta didik. 5. Kesesuaian Semua sub pokok bahasan berisi kalimat yang disajikan dalam bahasa dengan yang sesuai dengan kematangan sosial emosional peserta didik dengan 5 tingkat ilustrasi yang menggambarkan konsep-konsep mulai dari lingkungan perkembangan terdekat (lokal) sampai dengan lingkungan global. emosional 4 sub pokok bahasan LKS berisi kalimat dengan bahasa yang sesuai 4 peserta didik dengan kematangan sosial emosional peserta didik. 3 sub pokok bahasan LKS berisi kalimat dengan bahasa yang sesuai 3 dengan kematangan sosial emosional peserta didik. 2 sub pokok bahasan LKS berisi kalimat dengan bahasa yang sesuai 2 dengan kematangan sosial emosional peserta didik. Hanya 1 sub pokok bahasan LKS yang berisi kalimat dengan bahasa 1 yang sesuai dengan kematangan sosial emosional peserta didik.
127
4. PENILAIAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) INDIKATOR PENILAIAN
BUTIR PENILAIAN
ALTERNATIF PILIHAN SB
A. Hakikat Pembelajaran CTL
B
C
K
SK
1. Penggunaan konteks nyata dalam setiap awal pembelajaran. 2. LKS mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya. 3. LKS mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan. 4. LKS berisi kegiatan yang menimbulkan aktivitas bertanya. 5. LKS berisi kegiatan yang dapat menciptakan masyarakat belajar. 6. LKS berisi kegiatan pemodelan. 7. LKS mengarahkan siswa untuk melakukan refleksi.
B. Komponen Utama Pendekatan CTL
Deskripsi Butir Penilaian Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Butir Penilaian
Skor
Hakikat Pembelajaran CTL 1. Penggunaan 5 konteks nyata dalam setiap awal pembelajaran.
Deskripsi
Di awal kegiatan setiap sub pokok bahasan LKS, materi yang akan diajarkan dikaitkan dengan situasi dunia nyata siswa sehingga mudah dibayangkan siswa (materi yang kontekstual) Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang 4 menyajikan materi kontekstual. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang 3 menyajikan materi kontekstual. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang 2 menyajikan materi kontekstual. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang menyajikan 1 materi kontekstual. Komponen Utama Pendekatan CTL
128
2.
LKS mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya.
5
4 3 2 1
3.
LKS mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan.
5
4 3 2 1
4.
LKS berisi pertanyaan atau kegiatan yang menimbulkan interaktivitas.
5
4 3 2 1
5.
LKS berisi kegiatan yang dapat menciptakan masyarakat belajar.
5
4 3 2
Semua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang membimbing siswa menemukan penyelesaian masalah secara mandiri atau dengan bantuan teman dan guru, dan menyusun langkah-langkah penyelesaian masalah. Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya. Semua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang membimbing siswa untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri melalui kegiatan observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data dan penyimpulan. Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang berisi kegiatan yang mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan. Semua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang mengajak siswa untuk beraktivitas, aktivitas bisa berupa bertanya baik antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa. Aktivitas bertanya dapat ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menemui kesulitan, ketika mengamati, dsb. Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang menimbulkan interaktivitas. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang menimbulkan interaktivitas. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang menimbulkan interaktivitas. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang berisi kegiatan yang menimbulkan interaktivitas. Semua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat menciptakan masyarakat belajar. Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil belajar diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain. Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan masyarakat belajar. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan masyarakat belajar. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan masyarakat
129
1
6.
LKS berisi kegiatan pemodelan.
5 4 3 2 1
7.
LKS mengarahkan siswa untuk melakukan refleksi.
5 4 3 2 1
belajar. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang berisi kegiatan masyarakat belajar. Semua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan pemodelan. Dalam pembelajaran, ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, misalnya guru menunjukan cara kerja sebuah alat. Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan pemodelan. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan pemodelan. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan pemodelan. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang berisi kegiatan pemodelan. Semua sub pokok bahasan dalam LKS mengarahkan siswa untuk melakukan refleksi. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan refleksi. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan refleksi. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan refleksi. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang berisi kegiatan refleksi.
5. PENILAIAN KARAKTER INDIKATOR PENILAIAN
BUTIR PENILAIAN
ALTERNATIF PILIHAN SB
B
C
K
SK
A. Rasa Ingin Tahu
1. Kegiatan dalam LKS dapat memunculkan rasa ingin tahu siswa. B. Bersahabat/komunikatif 2. Kegiatan dalam LKS dapat mendorong siswa untuk bersahabat/komunikatif. Deskripsi Butir Penilaian Karakter Butir Penilaian Rasa Ingin Tahu 1. Kegiatan dalam LKS dapat memunculkan rasa ingin tahu siswa.
Skor
5
4 3
Deskripsi Setiap sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat memunculkan sikap dan tindakan siswa yang berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar. Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat memunculkan rasa ingin tahu. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat
130
memunculkan rasa ingin tahu. 2 1
Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat memunculkan rasa ingin tahu. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang berisi kegiatan yang dapat memunculkan rasa ingin tahu.
Bersahabat/komunikatif 2.
Kegiatan dalam LKS dapat mendorong siswa untuk bersahabat/komun ikatif.
5 4 3 2 1
Setiap sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat mendorong tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Empat sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat mendorong siswa untuk bersahabat/komunikatif. Tiga sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat mendorong siswa untuk bersahabat/komunikatif. Dua sub pokok bahasan dalam LKS berisi kegiatan yang dapat mendorong siswa untuk bersahabat/komunikatif. Hanya satu sub pokok bahasan dalam LKS yang berisi kegiatan yang dapat mendorong siswa untuk bersahabat/komunikatif.
C. Komentar dan Saran ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ......................................................................................................................................
131
D. Kesimpulan LKS Fisika Terintegrasi Karakter Berbasis Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar ini dinyatakan *) : 1. Layak digunakan di lapangan tanpa ada revisi. 2. Layak digunakan di lapangan dengan revisi. 3. Tidak layak digunakan di lapangan. *) Lingkari salah satu Semarang,.......................2014 Guru Mapel IPA (Fisika)
...................................... NIP
Aspek A .
Kelayakan Isi
No
1
2
Indikator Kesesuaian isi dengan SK, KD dan tujuan pembelajaran Keakuratan materi
No
1
Kelayakan Penyajian
1 2 3
C. Penilaian Bahasa
1 2
Teknik penyajian Penyajian pembelajaran Kelengkapan penyajian Dialogis dan interaktif Kesesuaian dengan tingkat perkembangan
Dosen I
Guru II
Skor total
3
Kesesuaian materi dengan SK dan KD Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian elemen atau unsur
4
Keakuratan fakta dan data
4
5
4
5
18
5
Keakuratan gambar, diagram, dan ilustrasi Keakuratan pertanyaan
3
4
5
5
17
4
4
4
5
17
4
5
5
5
19
4
5
4
5
18
4
4
4
5
17
4
5
4
5
18
5
5
10
4
5
9
2
6 B.
Butir Penilaian
Validator Dosen Guru II I
1 2
Sistematika penyajian Keruntutan penyajian
3
Keterlibatan peserta didik
4 1 2
5
5
4
5
19
5
5
4
5
19
4
5
4
5
18
Perolehan Skor (%)
Lampiran 5
ANALISIS LEMBAR EVALUASI LKS FISIKA TERINTEGRASI KARAKTER BERBASIS PENDEKATAN CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
90
Komponen dalam Struktur LKS 90
Kemampuan mendorong berpikir Kesesuaian dengan tingkat perkembangan intelektual peserta didik
132
peserta didik
3
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional peserta didik 4
D .
Kelayakan Kegrafikan
1 2
Ukuran Fisik LKS Unsur tata letak lengkap
1 2
3
3
Tipografi isi buku sederhana
4 5
4
Tipografi mudah dibaca
6 7
D .
Penilaian CTL
1 2
Hakikat Pembelajaran CTL Komponen Utama Pendekatan CTL
1 2 3
Kesesuaian ukuran LKS dengan standar ISO Penempatan judul kegiatan belajar, sub judul kegiatan belajar, dan angka halaman/folio tidak mengganggu pemahaman Penempatan ilustrasi dan keterangan gambar (caption) tidak mengganggu pemahaman Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital, small capital) tidak berlebihan Spasi antar baris susunan teks normal Spasi antar huruf (kerning) normal Penggunaan konteks nyata dalam setiap awal pembelajaran. LKS mengarahkan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya. LKS mengarahkan siswa pada kegiatan menemukan.
5
9
4
5
9
4
5
9
4
5
9
4
5
9
4
4
8
4
4
8
4
5
9
5
4
4
5
18
4
5
4
5
18
4
5
4
5
18
93,33
87,14
133
4 5 6 7 E.
Penialaian Karakter
1 2
Rasa Ingin Tahu Bersahabat/komuni katif
1 2
LKS berisi kegiatan yang menimbulkan aktivitas bertanya. LKS berisi kegiatan yang dapat menciptakan masyarakat belajar. LKS berisi kegiatan pemodelan. LKS mengarahkan siswa untuk melakukan refleksi. Kegiatan dalam LKS dapat memunculkan rasa ingin tahu siswa. Kegiatan dalam LKS dapat mendorong siswa untuk bersahabat/komunikatif.
Skor Total Persentase Skor (%)
4
5
5
5
19
3
4
4
5
16
3
4
4
5
16
4
5
4
5
18
4
5
5
5
19
4 104,00 80,00
4 121,00 93,08
5 94,00 85,45
5 110,00 100,00
18
87,86
92,50
134
135
Lampiran 6 LP-01 LEMBAR PENILAIAN HASIL BELAJAR KOGNITIF Kisi-kisi soal uji coba materi alat optik Indikator 1.
Menjelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 2. Menjelaskan bagian-bagian kamera dan fungsinya dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 3. Menjelaskan prinsip kerja mata dan kamera sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 4. Menggambarkan pembentukan bayangan benda pada mata dan kamera dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 5. Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 6. Menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi dan hipermetropi dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 7. Menyelesaikan permasalahan mengenai mata dan kamera dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 8. Membedakan pengamatan tanpa akomodasi dan akomodasi maksimum pada lup dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 9. Menghitung perbesaran lup dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 10. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja lup dalam kehidupan sehari-hari dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 11. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 12. Menentukan sifat bayangan benda yang dihasilkan mikroskop dengan
C1 1, 3 5
Nomor soal C2 C3 2
C4
4
7
6
8, 9, 11
15
10, 14, 16,
12
13,
17, 18 20 19
21,
24
22
23
136
13. 14.
15. 16.
17.
18.
19.
20.
bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Menghitung perbesaran mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. Menyelesaikan permasalahan mengenai lup dan mikroskop dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Membuat teropong bintang sederhana dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Menjelaskan bagian dan fungsi teropong sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. Menentukan sifat bayangan akhir yang dibentuk oleh teropong dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Menemukan persamaan untuk mencari panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Menjelaskan hubungan antara perbesaran teropong ( ) dengan panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Menyelesaikan permasalahan mengenai teropong bintang dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Jumlah Soal
25 28
26
27
29
30
6
11
9
4
137
SOAL UJI COBA MATERI ALAT OPTIK
Mata Pelajaran
: IPA (fisika)
Pokok Bahasan
: Alat Optik
Kelas/Semester : VIII/2 Waktu
: 60 menit
PETUNJUK UMUM 1. Isikan identitasmu pada lembar jawaban soal uji coba materi alat optik yang telah disediakan. 2. Sediakanlah lembar kertas kosong sebagai alat bantu untuk menghitung. 3. Tidak diizinkan menggunakan kalkulator, HP, tabel matematika atau alat bantu hitung lainnya selain lembar kertas kosong. 4. Berdoalah sebelum mulai mengerjakan soal. 5. Jumlah soal sebanyak 30 butir, pada setiap butir terdapat 4 (empat) pilihan jawaban. 6. Isikanlah jawabanmu pada lembar jawaban yang telah disediakan dengan menyilang salah satu pilihan jawaban untuk setiap nomor. 7. Periksalah kembali jawabanmu sebelum menyerahkannya kepada guru. 8. Lembar soal tidak boleh dicorat-coret.
138
Kerjakan soal-soal di bawah ini dan pilihlah jawaban yang tepat!. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Mata manusia memiliki daya akomodasi. Ini adalah daya untuk ...... a. Mengubah diameter pupil sesuai dengan perubahan kuat cahaya b. Membedakan cahaya dari berbagai warna berbeda c. Memfokuskan benda-benda pada jarak berbeda d. Melihat deretan gambar-gambar sebagai sebuah gambar hidup Bagian mata yang berubah untuk memfokuskan benda-benda dekat atau jauh adalah ....... a. Lensa digerakkan ke dalam atau ke luar b. Retina digerakkan ke dalam atau ke luar c. Pupil digerakkan ke dalam atau ke luar d. Lensa lebih cembung atau lebih pipih Bagian mata yang mengatur banyak cahaya yang masuk ke mata adalah ...... a. lensa c. pupil b. kornea d. otot siliar Pada kamera, bagian yang berfungsi seperti pupil pada mata adalah .... a. lensa c. diafragma b. pelat film d. kotak hitam Untuk membentuk gambar yang baik pada kamera diperlukan alat yang dapat mengumpulkan cahaya. Alat yang tepat untuk keperluan tersebut adalah .... a. lensa cekung c. cermin cekung b. lensa cembung d. cermin cembung Bayangan yang terlihat pada pelat film dalam kamera memiliki sifat bayangan yang sama dengan .... a. maya, diperbesar, terbalik c. nyata, diperbesar, terbalik b. maya, diperkecil, terbalik d. nyata, diperkecil, terbalik Saat kalian ingin memotret benda-benda jauh menggunakan kamera agar tetap jelas, tombol yang perlu kalian ubah adalah ..... a. shutter c. handle b. cincin pemfokus d. film Pada penderita hipermetropi, letak bayangan yang benar berada di ......
(d)
9.
Tiga orang penderita hipermetropi memiliki titik dekat masing-masing 40 cm, 60 cm dan 80 cm, manakah yang membutuhkan kekuatan lensa yang paling besar ..... a. Penderita dengan titik dekat 40 cm b. Penderita dengan titik dekat 60 cm c. Penderita dengan titik dekat 80 cm
139
d. Kekuatan lensa yang dibutuhkan sama 10. Seorang penderita rabun dekat memiliki titik dekat 100 cm dan titik jauh tak berhingga. Jika ia ingin membaca buku pada jarak normal (25 cm), jarak fokus kacamata yang harus dipakai sebesar ..... a. 33,3 cm c. 5 mm b. 20 cm d. 3 mm 11. Cacat mata miopi dapat ditolong dengan menggunakan kacamata lensa .... (a)
(b)
(c)
(d)
12. Seorang anak mampu membaca buku dengan jelas pada jarak paling dekat 25 cm, namun tidak mampu melihat dengan jelas benda yang terletak lebih dari 50 cm dari matanya. Kacamata yang dibutuhkan anak tersebut harus mempunyai kekuatan sebesar ....... a. -4 D c. +4 D b. -2 D d. +2 D 13. Orang yang menggunakan kacamata -1, memiliki titik jauh sebesar ....... a. 10 cm c. 100 cm b. 20 cm d. 200 cm 14. Seorang penderita cacat mata memiliki titik jauh 600 cm dan titik dekat 100 cm. Maka ia harus menggunakan lensa rangkap dengan kekuatan ..... a. -0,17 D dan 3 D c. 0,17 D dan -3 D b. -6 D dan 3 D d. 6 D dan -3 D 15. Gambar pembentukan bayangan yang benar pada penderita miopi sebelum dan sesudah menggunakan kacamata adalah .....
a.
b.
140
c.
d.
16. Seorang penderita miopi memakai kacamata dengan kekuatan lensa -0,33 D. Jarak titik jauh penderita miopi tersebut adalah .... a. 30 cm c. 300 cm b. 35 cm d. 350 cm 17. Agar bayangan pada lup dapat diamati dengan rileks, benda perlu diletakkan di .... a. antara O dan F c. di F b. antara F dan 2 F d. di 2F 18. Agar bayangan tampak jelas pada lup, benda diletakkan antara F dan O sehingga diperoleh bayangan dengan sifat .... a. maya, diperbesar, dan tegak c. maya, diperbesar, dan terbalik b. nyata, diperbesar, dan tegak d. nyata, diperbesar, dan terbalik 19. Pada pengamatan menggunakan lup yang jarak fokusnya 25 cm, pengamat dengan mata yang normal mengamati objek dengan mata berkomodasi maksimum pada jarak ...... a. 12,5 cm c. 100 cm b. 25 cm d. 125 cm 20. Pada pengamatan menggunakan lup yang jarak fokusnya 25 cm, pengamat dengan mata yang normal mengamati objek dengan mata berkomodasi maksimum dengan perbesaran ...... a. 1 kali c. 2 kali b. 1,5 kali d. 2,5 kali 21. Lensa yang dekat dengan benda pada mikroskop disebut lensa .... a. objektif c. pembalik b. okuler d. cekung
141
22. Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif pada mikroskop adalah .... a. nyata, terbalik, dan diperkecil c. maya, tegak, dan diperkecil b. nyata, terbalik, dan diperbesar d. maya, tegak, dan diperbesar 23. Berdasarkan sifat bayangannya, lensa okuler pada sebuah mikroskop memiliki fungsi yang sama seperti ....... a. lup c. kamera b. mata d. cermin 24. Lensa objektif sebuah mikroskop berupa lensa cembung dengan jarak fokus f. Benda yang diteliti dengan mikroskop itu harus ditempatkan di bawah objektif pada jarak ...... a. Lebih besar dari 2f c. Terletak antara f dan 2f b. sama dengan f d. lebih besar dari 2f 25. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop oleh pengamat dengan mata normal. Benda berjarak 7 cm terhadap objektif sebuah mikroskop dan menghasilkan bayangan 14 cm dibelakang lensa objektif. Bayangan yang dibentuk lensa objektif berada 5 cm di depan lensa okuler. Berapakah perbesaran total mikroskop jika mata tak berakomodasi? a. 5 kali c. 50 kali b. 10 kali d. 100 kali 26. Sebuah alat optik yang berguna untuk melihat benda-benda yang jauh agar tampak lebih dekat dan jelas adalah .... a. lup c. mata b. mikroskop d. teropong 27. Bayangan akhir yang dibentuk oleh teropong bintang adalah .... a. nyata, tegak, dan diperbesar c. maya, tegak, dan diperkecil b. nyata, terbalik, dan diperbesar d. maya, terbalik, dan diperbesar 28. Seorang pengamat mengamati bintang menggunakan sebuah teropong bintang. Jika teropong bintang tersebut memiliki lensa okuler dengan jarak fokus 2 cm dan panjang teropong adalah 20 cm maka perbesaran maksimum adalah .... a. 9 kali c. 18 kali b. 10 kali d. 36 kali 29. Sebuah teropong bintang dengan jarak fokus lensa objektif 120 cm dan jarak fokus okuler 4 cm digunakan untuk mengamati sebuah bintang dengan mata tidak berakomodasi. Maka perbesaran teropong adalah ....... a. 0,03 kali c. 3 kali b. 0,3 kali d. 30 kali 30. Sebuah teropong bintang dengan jarak fokus okuler 2 cm digunakan untuk mengamati sebuah bintang dengan mata tidak berakomodasi. Jika jarak bayangan lensa objektif 100 cm, panjang teropong adalah ....... a. 50 cm c. 102 cm b. 98 cm d. 200 cm
142
KUNCI SOAL UJI COBA MATERI ALAT OPTIK
Nama Kelas No. Absen
: ............................................................... : ............................................................... : ...............................................................
Pilihlah Jawaban yang Tepat! 1.
A
B
xC
D
2.
A
B
C
xD
3.
A
B
4.
A
B
xC xC
5.
A
xB
C
D
6.
A
B
C
xD
7.
A
xB
C
D
8.
A
B
9.
A
B
xC xC
10. A
xB
C
D
11. A
B
C
xD
12. A
xB
C
D
13. A
B
xC
D
14. A
x
B
C
D
15. A
xB
C
D
D D
D D
16. A
B
17. A
B
xC xC
18. A
B
C
D
19.
B
C
D
20. A
B
xC
D
21. A
x
B
C
D
22. A
xB
C
D
23. A
x
B
C
D
24. A
B
xC
D
25. A
xB
C
D
26. A
B
C
27. A
B
C
xD xD
28. A
x
B
C
D
29. A
B
C
xD
30. A
B
xC
D
x xA
D D
143
Lampiran 7 DAFTAR SISWA UJI COBA SOAL KELAS IX E NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NAMA PESERTA DIDIK ADHITYA ANDRE S AISYAH SAHDA ALZENA ALFIN ZULFIAN ALFANDY ALIFIA MAYA NURUL LABIBA ANNISA ILMA EKANUGRAHA ARINI KURNIATI ASHANIA AJANI DHIYA ULHAQ KARINA AULIA DYAS SANGGA ANGGITA ERIKA FARA ROSADINA FENDI PINANDITYA HAFIZH SALIM PRAKOSO HANIF ARYA BAGASKARA P ISLAMIYAH SILIH SULISTYOWATI KARENZA BALQIS KARINA KRISDIYANTI KHAIRUNISA HANUM HAFIFAH LAILI ZIKRIA RAHMA SARI LIA RAHMAWATI MARCO BAGUS PURBA K MUHAMMAD DANTO MUHAMMAD RIDWAN FIRDAUS NAUFAL FADLI IKHSANUDIN NAZILA TRIYAHDIYANI NURULINA WULANDINI R FAJAR HANGGARA PUTRA REZA PUTRA PRADANA RIA AISHA PUTRI SALSABILA RIRIS PURBANINGRUM RIZKY BAGAS MAULANNA RORO NINING TYASWORO SAFRISKA DESNA PUTRI SATRIO ADI PRANANTYO SYAMSUL KARIM WILLY VALENTINO YOGA ALDE PRATAMA
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS DAN TARAF KESUKARAN SOAL UJI COBA 1
Nomor Siswa 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 683
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324 13725
15 0 17 24 22 21 18 19 0 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 0 0 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 622
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 683
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
3 225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324 13725
15 10 17 24 22 0 18 19 0 17 24 24 22 25 0 20 16 0 18 13 23 0 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 584
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 683
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31
4 225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324 13725
0 0 0 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 0 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 625
1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 683
1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
5 225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324 13725
15 0 17 24 0 21 18 19 17 0 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 634
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 28
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 683
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 28
6 225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324 13725
15 0 17 24 22 21 18 19 17 0 24 24 22 25 18 20 0 22 0 13 23 21 24 0 17 19 19 22 22 0 23 0 21 21 18 571
1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 23
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 683
1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 23
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324 13725
597
-50
702
334
861
−
124
150
124
96
196
276
−
13886 0,454961773 valid
13886 -0,034644619 tidak valid
13886 0,534980176 valid
13886 0,389282572 valid
13886 0,521899085 valid
13886 272,8251077 valid
0,914285714 0,085714286 0,078367347
0,8 0,2 0,16
0,657142857 0,342857143 0,225306122
0,914285714 (mudah)
0,8 (mudah)
0,657142857 (sedang)
−
r
15 0 0 0 22 0 18 0 17 17 24 24 22 25 0 20 16 22 18 0 23 0 24 17 17 0 19 22 0 0 23 18 21 21 0 15709
534106
-12645 5000000
p q pq r TK
0,885714286 0,114285714 0,10122449
0,857142857 0,142857143 0,12244898
0,885714286 0,114285714 0,10122449
0,885714286 (mudah)
0,857142857 (mudah)
0,885714286 (mudah)
1,029 (Reliabel)
Lampiran 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Σ
2
144
7
Nomor Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Σ
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 683
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
8 225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324 13725
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 0 16 22 0 13 23 21 24 17 0 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 628
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 683
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31
9 225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324 13725
0 0 0 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 0 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 624
0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 19
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 683
0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 19
10 225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324 13725
0 0 17 0 22 21 18 0 17 17 0 0 0 0 0 20 0 22 18 0 23 21 24 17 0 0 0 22 22 0 23 18 21 21 0 384
0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 10
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 683
0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 10
11 225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324 13725
0 0 0 24 22 0 18 0 17 0 0 24 22 0 0 0 0 22 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22 0 23 0 0 0 0 212
0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 25
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 683
0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 25
12 225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324 13725
0 0 17 24 22 21 0 19 0 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 0 0 0 24 17 17 19 0 22 22 0 23 18 21 0 18 510
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 22
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18 683
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 22
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324 13725
124
667
463
590
775
−
96
124
304
250
250
286
−
13886
13886
13886
13886
13886
13886
0,10739832( tidak valid)
0,508307375( valid)
0,225348991( tidak valid)
0,36166016( valid)
0,415951905( valid)
0,415990041( valid)
0,285714286 0,714285714 0,204081633
0,714285714 0,285714286 0,204081633
0,628571429 0,371428571 0,233469388
0,285714286 sukar
0,714285714 mudah
0,628571429 sedang
−
r
15 10 0 24 22 21 18 19 0 0 24 24 22 25 18 20 0 22 0 0 23 21 24 17 17 0 0 22 22 0 23 0 0 0 0 453
829
-12645 5000000
p q pq r
0,914285714 0,085714286 0,078367347
0,885714286 0,114285714 0,10122449
0,542857143 0,457142857 0,248163265
TK
0,914285714 mudah
0,885714286 mudah
0,542857143 sedang
1,029( reliabel)
145
13
Nomor Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
Σ
24
683
14
16
17
18
0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
0 10 17 24 22 0 0 0 0 0 24 24 22 25 18 0 16 22 18 0 23 21 24 0 17 0 19 22 22 16 23 18 21 21 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24 0 22 0 0 0 0 0 0 0 23 21 0 0 0 0 0 22 0 0 23 0 21 0 0
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
0 10 17 24 22 21 0 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 0 0 23 21 24 0 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
0 0 0 24 0 0 0 19 17 0 24 24 0 0 0 0 0 22 18 0 23 21 24 17 0 0 0 0 22 0 23 0 21 21 0
1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
15 10 17 0 0 0 18 19 17 0 24 24 0 25 0 20 16 22 18 13 0 0 24 0 17 19 19 0 22 16 23 18 0 21 18
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
0 10 0 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 0 0 20 16 22 0 0 23 21 24 0 17 19 19 22 22 0 23 0 21 21 18
24
13725
489
7
683
7
13725
156
30
683
30
13725
602
15
683
15
13725
320
24
683
24
13725
455
26
683
26
13725
526
723
−
15
679
580
955
-467
652
−
264
196
150
300
264
234
−
13886
13886
13886
13886
13886
13886
0,37761371(valid)
0,411578953(valid)
0,401877585(valid)
0,467901205(valid)
-0,243908164(tidak valid)
0,361702147(valid)
0,428571429 0,571428571 0,244897959
0,685714286 0,314285714 0,215510204
0,742857143 0,257142857 0,191020408
0,428571429 sedang
0,685714286 sedang
0,742857143 mudah
r
-12645 5000000
p q pq r
0,685714286 0,314285714 0,215510204
0,2 0,8 0,16
0,857142857 0,142857143 0,12244898
TK
0,685714286 sedang
0,2 sukar
0,857142857 mudah
1,029(reliabel)
146
19
Nomor Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
Σ
15
683
−
20
0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
0 0 0 24 22 21 0 0 0 0 0 24 22 25 0 0 16 0 18 0 0 21 24 17 0 0 0 0 22 16 23 0 21 0 0
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
15
13725
316
27
683
815
21
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
15 0 17 24 22 21 18 0 17 17 24 24 22 25 18 20 0 22 18 0 23 0 24 17 17 19 0 22 22 16 0 18 0 21 18
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
27
13725
541
30
683
494
22
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
15 0 17 24 22 21 18 19 0 17 24 24 22 25 18 20 16 22 0 13 23 21 24 17 0 19 19 22 22 16 23 0 21 21 18
0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
30
13725
603
17
683
615
23
0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
0 0 17 0 22 0 18 19 0 0 0 24 0 25 18 20 16 0 0 13 0 21 0 0 17 19 0 0 22 0 23 18 0 0 18
1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
17
13725
330
23
683
-61
24
1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
15 0 0 24 22 21 0 0 17 17 24 24 22 25 18 0 0 0 18 0 23 21 24 17 0 19 19 22 0 16 0 18 21 21 0
1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
15 10 17 0 0 21 0 19 0 17 24 24 0 25 0 20 0 22 18 0 23 21 24 17 17 19 0 22 0 16 0 18 21 0 18
23
13725
468
23
683
23
13725
448
671
-29
−
300
216
150
306
276
276
−
13886 0,399308358( valid)
13886 0,2852407 (tidak valid)
13886 0,426128818( valid)
13886 -0,029592424( tidak valid)
13886 0,342751527( valid)
13886 -0,014813404( tidak valid)
0,485714286 0,514285714 0,249795918
0,657142857 0,342857143 0,225306122
0,657142857 0,342857143 0,225306122
0,485714286 sedang
0,657142857 sedang
0,657142857 sedang
r
-12645 5000000
p q pq r
0,428571429 0,571428571 0,244897959
0,771428571 0,228571429 0,176326531
0,857142857 0,142857143 0,12244898
TK
0,428571429 sedang
0,771428571 mudah
0,857142857 mudah
1,029( reliabel)
147
25
Nomor Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
Σ
13
683
−
26
27
1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
15 0 17 24 0 21 18 0 0 17 0 0 0 25 18 0 0 0 18 13 23 0 0 0 0 0 19 0 0 0 0 0 0 21 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
13
13725
249
35
683
35
13725
683
19
683
-164
0
28
0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
0 10 0 24 0 21 0 19 17 0 24 0 22 25 18 20 0 22 0 13 0 0 24 0 17 19 19 22 0 0 23 0 0 0 18
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
19
13725
377
6
683
218
29
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
0 0 0 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0 0 0 23 21 0 0 0 0 19 0 0 0 0 0 0 21 0
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
16 12 19 22 20 20 18 19 17 17 24 24 22 24 18 20 16 21 18 13 22 21 22 17 17 19 19 22 22 16 20 18 19 20 18
6
13725
133
29
672
557
30
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
256 144 361 484 400 400 324 361 289 289 576 576 484 576 324 400 256 441 324 169 484 441 484 289 289 361 361 484 484 256 400 324 361 400 324
16 0 19 22 20 20 0 19 17 17 24 24 22 24 18 20 16 21 0 0 22 21 22 17 0 19 19 22 22 16 0 18 19 20 18
0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 10 17 24 22 21 18 19 17 17 24 24 22 25 18 20 16 22 18 13 23 21 24 17 17 19 19 22 22 16 23 18 21 21 18
29
13176
574
6
683
602
0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
225 100 289 576 484 441 324 361 289 289 576 576 484 625 324 400 256 484 324 169 529 441 576 289 289 361 361 484 484 256 529 324 441 441 324
0 0 0 24 22 21 0 0 0 0 24 0 0 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6
13725
133
557
−
286
0
304
174
174
174
−
13886 -0,082294773(tidak valid)
13886 #DIV/0!( tidak valid)
13886 0,106103845(tidak valid)
13886 0,358337278(valid)
9576 0,466369133(valid)
13886 0,358337278(valid)
0,171428571 0,828571429 0,142040816
0,828571429 0,171428571 0,142040816
0,171428571 0,828571429 0,142040816
0,171428571(sukar)
0,828571429(mudah)
0,171428571(sukar)
r
-12645 5000000
p q pq r
0,371428571 0,628571429 0,233469388
1 0 0
0,542857143 0,457142857 0,248163265
TK
0,371428571(sedang)
1(mudah)
0,542857143(sedang)
1,029(reliabel)
148
ANALISIS DAYA BEDA SOAL UJI COBA No. Siswa
skor
nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
24 24 24 22 22 22 22 22 22 21 21 20 20 20 20 20 19 19 19 19 19 18 18 18 18 18 17 17 17 17 16 16 16 13 12
80,00 80,00 80,00 73,33 73,33 73,33 73,33 73,33 73,33 70,00 70,00 66,67 66,67 66,67 66,67 66,67 63,33 63,33 63,33 63,33 63,33 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00 56,67 56,67 56,67 56,67 53,33 53,33 53,33 43,33 40,00 Ba Ja Pa Bb Jb Pb D
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 17 0,82353 16 18 0,88889 -0,0654
3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 17 17 1 14 18 0,77778 0,22222
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 16 17 0,94118 16 18 0,88889 0,05229
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 17 17 1 11 18 0,61111 0,38889
6 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 13 17 0,76471 10 18 0,55556 0,20915
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 17 0,94118 16 18 0,88889 0,05229
cukup
jelek
cukup
jelek
cukup
cukup
jelek
Nomor Item 8 9 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 17 12 17 17 1 0,70588 14 9 18 18 0,77778 0,5 0,22222 0,20588 cukup
cukup
10 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 17 0,41176 3 18 0,16667 0,2451
11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 14 17 0,82353 11 18 0,61111 0,21242
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 15 17 0,88235 7 18 0,38889 0,49346
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 15 17 0,88235 9 18 0,5 0,38235
14 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 17 0,35294 1 18 0,05556 0,29739
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 17 17 1 13 18 0,72222 0,27778
cukup
cukup
baik
cukup
cukup
cukup
149
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 17 17 1 14 18 0,77778 0,22222
No. Siswa
skor
nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
24 24 24 22 22 22 22 22 22 21 21 20 20 20 20 20 19 19 19 19 19 18 18 18 18 18 17 17 17 17 16 16 16 13 12
80,00 80,00 80,00 73,33 73,33 73,33 73,33 73,33 73,33 70,00 70,00 66,67 66,67 66,67 66,67 66,67 63,33 63,33 63,33 63,33 63,33 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00 56,67 56,67 56,67 56,67 53,33 53,33 53,33 43,33 40,00 Ba Ja Pa Bb Jb Pb D
16 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 10 17 0,58824 5 18 0,27778 0,31046
17 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 10 17 0,58824 14 18 0,77778 -0,1895
18 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 15 17 0,88235 11 18 0,61111 0,27124
19 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 10 17 0,58824 5 18 0,27778 0,31046
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 15 17 0,88235 12 18 0,66667 0,21569
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 17 17 1 13 18 0,72222 0,27778
22 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 8 17 0,47059 9 18 0,5 -0,0294
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
jelek
Nomor Item 23 24 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 13 11 17 17 0,76471 0,64706 10 12 18 18 0,55556 0,66667 0,20915 -0,0196 cukup
jelek
25 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 6 17 0,35294 7 18 0,38889 -0,0359
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 17 1 18 18 1 0
27 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 13 17 0,76471 9 18 0,5 0,26471
28 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 17 0,29412 1 18 0,05556 0,23856
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 16 17 0,94118 13 18 0,72222 0,21895
30 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5 17 0,29412 1 18 0,05556 0,23856
jelek
jelek
cukup
cukup
cukup
cukup
150
151
Lampiran 9
LP-01 LEMBAR PENILAIAN HASIL BELAJAR KOGNITIF Kisi-kisi soal Pre Test dan Post Test materi alat optik Indikator 21. Menjelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 22. Menjelaskan bagian-bagian kamera dan fungsinya dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 23. Menjelaskan prinsip kerja mata dan kamera sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 24. Menggambarkan pembentukan bayangan benda pada mata dan kamera dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 25. Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 26. Menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi dan hipermetropi dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 27. Menyelesaikan permasalahan mengenai mata dan kamera dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 28. Membedakan pengamatan tanpa akomodasi dan akomodasi maksimum pada lup dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 29. Menghitung perbesaran lup dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 30. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja lup dalam kehidupan sehari-hari dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 31. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui
C1 1
Nomor soal C2 C3
C4
2 3
4
5, 6, 7 10, 11,
8
9,
12
13 14
15
16
152
32.
33. 34.
35. 36.
37.
38.
39.
40.
eksperimen. Menentukan sifat bayangan benda yang dihasilkan mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Menghitung perbesaran mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. Menyelesaikan permasalahan mengenai lup dan mikroskop dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Membuat teropong bintang sederhana dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Menjelaskan bagian dan fungsi teropong sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. Menentukan sifat bayangan akhir yang dibentuk oleh teropong dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Menemukan persamaan untuk mencari panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Menjelaskan hubungan antara perbesaran teropong ( ) dengan panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Menyelesaikan permasalahan mengenai teropong bintang dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Jumlah Soal
16
17
18
19
20
3
8
7
2
153
Lampiran 10
SOAL UJI COBA MATERI ALAT OPTIK
Mata Pelajaran
: IPA (fisika)
Pokok Bahasan
: Alat Optik
Kelas/Semester
: VIII/2
Waktu
: 20 menit
PETUNJUK UMUM 9. Isikan identitasmu pada lembar jawaban soal uji coba materi alat optik yang telah disediakan. 10. Sediakanlah lembar kertas kosong sebagai alat bantu untuk menghitung. 11. Tidak diizinkan menggunakan kalkulator, HP, tabel matematika atau alat bantu hitung lainnya selain lembar kertas kosong. 12. Berdoalah sebelum mulai mengerjakan soal. 13. Jumlah soal sebanyak 20 butir, pada setiap butir terdapat 4 (empat) pilihan jawaban. 14. Isikanlah jawabanmu pada lembar jawaban yang telah disediakan dengan menyilang salah satu pilihan jawaban untuk setiap nomor. 15. Periksalah kembali jawabanmu sebelum menyerahkannya kepada guru. 16. Lembar soal tidak boleh dicorat-coret.
154
Kerjakan soal-soal di bawah ini dan pilihlah jawaban yang tepat!. 31. Mata manusia memiliki daya akomodasi. Ini adalah daya untuk ...... e. Mengubah diameter pupil sesuai dengan perubahan kuat cahaya f. Membedakan cahaya dari berbagai warna berbeda g. Memfokuskan benda-benda pada jarak berbeda h. Melihat deretan gambar-gambar sebagai sebuah gambar hidup 32. Pada kamera, bagian yang berfungsi seperti pupil pada mata adalah .... e. lensa c. diafragma f. pelat film d. kotak hitam 33. Untuk membentuk gambar yang baik pada kamera diperlukan alat yang dapat mengumpulkan cahaya. Alat yang tepat untuk keperluan tersebut adalah .... e. lensa cekung g. cermin cekung f. lensa cembung h. cermin cembung 34. Bayangan yang terlihat pada pelat film dalam kamera memiliki sifat bayangan yang sama dengan .... e. maya, diperbesar, terbalik g. nyata, diperbesar, terbalik f. maya, diperkecil, terbalik h. nyata, diperkecil, terbalik 35. Pada penderita hipermetropi, letak bayangan yang benar berada di ......
(d)
36. Tiga orang penderita hipermetropi memiliki titik dekat masing-masing 40 cm, 60 cm dan 80 cm, manakah yang membutuhkan kekuatan lensa yang paling besar ..... e. Penderita dengan titik dekat 40 cm f. Penderita dengan titik dekat 60 cm g. Penderita dengan titik dekat 80 cm h. Kekuatan lensa yang dibutuhkan sama 37. Cacat mata miopi dapat ditolong dengan menggunakan kacamata lensa .... (a)
(b)
(c)
(d)
155
38. Seorang anak mampu membaca buku dengan jelas pada jarak paling dekat 25 cm, namun tidak mampu melihat dengan jelas benda yang terletak lebih dari 50 cm dari matanya. Kacamata yang dibutuhkan anak tersebut harus mempunyai kekuatan sebesar ....... e. -4 D g. +4 D f. -2 D h. +2 D 39. Orang yang menggunakan kacamata -1, memiliki titik jauh sebesar ....... e. 10 cm g. 100 cm f. 20 cm h. 200 cm 40. Seorang penderita cacat mata memiliki titik jauh 600 cm dan titik dekat 100 cm. Maka ia harus menggunakan lensa rangkap dengan kekuatan ..... e. -0,17 D dan 3 D g. 0,17 D dan -3 D f. -6 D dan 3 D h. 6 D dan -3 D 41. Seorang penderita miopi memakai kacamata dengan kekuatan lensa -0,33 D. Jarak titik jauh penderita miopi tersebut adalah .... e. 30 cm g. 300 cm f. 35 cm h. 350 cm 42. Agar bayangan tampak jelas pada lup, benda diletakkan antara F dan O sehingga diperoleh bayangan dengan sifat .... e. maya, diperbesar, dan tegak g. maya, diperbesar, dan terbalik f. nyata, diperbesar, dan tegak h. nyata, diperbesar, dan terbalik 43. Pada pengamatan menggunakan lup yang jarak fokusnya 25 cm, pengamat yang tidak mampu melihat dengan jelas pada jarak kurang dari 25 cm mengamati objek dengan mata berkomodasi maksimum dengan perbesaran ...... c. 1 kali g. 2 kali d. 1,5 kali h. 2,5 kali 44. Pada pengamatan menggunakan lup yang jarak fokusnya 25 cm, pengamat dengan mata yang normal mengamati objek dengan mata berkomodasi maksimum pada jarak ...... a. 12,5 cm e. 100 cm b. 25 cm f. 125 cm 45. Lensa yang dekat dengan benda pada mikroskop disebut lensa .... e. objektif e. pembalik f. okuler f. cekung 46. Berdasarkan sifat bayangannya, lensa okuler pada sebuah mikroskop memiliki fungsi yang sama seperti ....... e. lup g. kamera f. mata h. cermin
156
47. Seorang pengamat mengamati bintang menggunakan sebuah teropong bintang. Jika teropong bintang tersebut memiliki lensa okuler dengan jarak fokus 2 cm dan panjang teropong adalah 20 cm maka perbesaran maksimum adalah .... e. 9 kali g. 18 kali f. 10 kali h. 36 kali 48. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif pada teropong bintang adalah .... e. nyata, terbalik, dan diperbesar g. maya, tegak, dan diperbesar f. nyata, terbalik, dan diperkecil h. maya, terbalik, dan diperkecil 49. Sebuah teropong bintang dengan jarak fokus lensa objektif 120 cm dan jarak fokus okuler 4 cm digunakan untuk mengamati sebuah bintang dengan mata tidak berakomodasi. Maka perbesaran teropong adalah ....... e. 0,03 kali g. 3 kali f. 0,3 kali h. 30 kali 50. Sebuah teropong bintang dengan jarak fokus okuler 2 cm digunakan untuk mengamati sebuah bintang dengan mata tidak berakomodasi. Jika jarak bayangan lensa objektif 100 cm, panjang teropong adalah ....... c. 50 cm g. 102 cm d. 98 cm h. 200 cm
“Kejujuran adalah ciptaan Tuhan yang paling mulia” Selamat Mengerjakan
157
Lampiran 11
KUNCI JAWABAN SOAL PRE TEST DAN POST TEST MATERI ALAT OPTIK 1. C 2. C 3. B 4. D 5. C 6. C 7. D 8. B 9. C 10. A 11. C 12. A 13. C 14. A 15. A 16. A 17. A 18. B 19. D 20. C
SILABUS PEMBELAJARAN
:
SMP NEGERI 1 SEMARANG
Kelas
:
VIII
Mata Pelajaran
:
IPA (Fisika)
Semester
:
II (dua)
Standar Kompetensi : Kompetensi Dasar
Materi Pokok
6.4 Mendeskripsi -kan alat-alat optik dan penerapanny a dalam kehidupan sehari-hari.
Alat-alat optik
Lampiran 12
Sekolah
6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi: Menyajikan permasalahan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, contoh: Mengapa saat kita berada di tempat yang gelap, kita cenderung membuka mata selebar-lebarnya?. Tapi saat kita berada di tempat yang terlalu
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 2. Menjelaskan bagian-bagian kamera dan fungsinya dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 3. Menjelaskan prinsip kerja mata dan kamera sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 4. Menggambarkan
Penilaian Teknik Tes tulis
Tes tulis
Bentuk Instrumen Soal pilihan ganda
Contoh Instrumen
Soal pilihan ganda Terlampir
Tes tulis
Soal pilihan ganda
Tes
Soal
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
8x40’
LKS fisika terintegrasi karakter, buku siswa, lensa cembung, layar, sumber cahaya, bangku optik, busur derajat, penggaris, lingkungan.
158
terang, kita akan cenderung menyempitkan mata? Pengetahuan prasyarat: Guru membekali siswa dengan kemampuan yang perlu dimiliki siswa untuk mengikuti pembelajaran. Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: 1. Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa berkaitan dengan permasalahan yang disajikan. (Rasa Ingin Tahu) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi: 1. Peserta didik mengelompok secara mandiri. 2. Guru menyuruh
5.
6.
7.
8.
pembentukan bayangan benda pada mata dan kamera dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. Menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi dan hipermetropi dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. Menyelesaikan permasalahan mengenai mata dan kamera dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Membedakan pengamatan tanpa akomodasi dan akomodasi maksimum pada lup dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
tulis
pilihan ganda
Tes tulis
Soal pilihan ganda
Tes tulis
Soal pilihan ganda
Tes tulis
Soal pilihan ganda
Tes tulis
Soal pilihan ganda
Terlampir
159
masing-masing kelompok untuk 3. mengerjakan LKS/mengerjakan tugas yang diberikan dengan menggali informasi dari berbagai sumber dengan menggali informasi dari berbagai sumber. (bersahabat/kom unikatif) 4. Guru membimbing siswa dan menjawab setiap pertanyaan dari siswa selama ekperimen dan diskusi. (bersahabat/kom unikatif) 5. Guru menyuruh perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. (bersahabat/kom
9. Menghitung perbesaran lup dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 10. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja lup dalam kehidupan sehari-hari dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 11. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 12. Menentukan sifat bayangan benda yang dihasilkan mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 13. Menghitung perbesaran mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 14. Menyelesaikan permasalahan mengenai mata dan kamera dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan
Tes tulis
Soal pilihan ganda
Tes tulis
Soal pilihan ganda
Tes tulis
Soal pilihan ganda Terlampir
Tes tulis
Soal pilihan ganda
Tes tulis
Soal pilihan ganda
Tes tulis
Soal pilihan ganda
160
unikatif) Konfirmasi 1. Guru memberikan tanggapan terhadap pendapat siswa 2. Guru menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Penutup: 1. Peserta didik (dibimbing oleh guru) untuk membuat kesimpulan. 2. Peserta didik menjawab permasalahan yang di sajikan di awal pembelajaran. (bersahabat/kom unikatif) 3. Guru menjelaskan hal-hal yang belum diketahui. 4. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 15. Membuat teropong bintang sederhana dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 16. Menjelaskan bagian dan fungsi teropong sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 17. Menentukan sifat bayangan akhir yang dibentuk oleh teropong dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 18. Menemukan persamaan untuk mencari panjang teropong dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 19. Menjelaskan hubungan antara perbesaran teropong dengan panjang teropong dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 20. Menyelesaikan permasalahan mengenai mata dan kamera dalam
Tes tulis
Soal pilihan ganda
Tes tulis
Soal pilihan ganda Terlampir
Tes tulis
Soal pilihan ganda
Tes tulis
Soal pilihan ganda
Tes tulis
Soal pilihan ganda
Tes tulis
Soal pilihan ganda
161
yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
Karakter yang dikembangkan : Rasa ingin tahu Bersahabat/komunikatif
Mengetahui Kepala SMP Negeri 1 Semarang
Drs. H. Nusantara, M.M. NIP 19601010 198803 1 015
Semarang, 13 Maret 2014 Guru Mapel IPA Fisika
Windy Setyorini NIM 4201410054
162
163
Lampiran 13 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu
: SMPN 1 Semarang : IPA (Fisika) : VIII/ 2 : 12 jam pelajaran
Standar Kompetensi: 6.
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar: 6.4
Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.
A. Indikator 1. Menjelaskan
bagian-bagian
mata
dan
fungsinya
dengan
fungsinya
dengan
bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 2. Menjelaskan
bagian-bagian
kamera
dan
bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 3. Menjelaskan prinsip kerja mata dan kamera sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 4. Menggambarkan pembentukan bayangan benda pada mata dan kamera dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 5. Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 6. Menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi dan hipermetropi dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
164
7. Menyelesaikan permasalahan mengenai mata dan kamera dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 8.
Membedakan pengamatan tanpa akomodasi dan akomodasi maksimum pada lup dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
9.
Menghitung perbesaran lup dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
10. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja lup dalam kehidupan sehari-hari dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 11. Menjelaskan
fungsi
dan
prinsip
kerja
mikroskop
dengan
bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 12. Menentukan sifat bayangan benda yang dihasilkan mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 13. Menghitung
perbesaran
mikroskop
dengan
bersahabat/komunikatif
melalui diskusi. 14. Menyelesaikan permasalahan mengenai lup dan mikroskop dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 15. Membuat teropong bintang sederhana dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 16. Menjelaskan bagian dan fungsi teropong sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 17. Menentukan sifat bayangan akhir yang dibentuk oleh teropong dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 18. Menemukan persamaan untuk mencari panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 19. Menjelaskan hubungan antara perbesaran teropong ( ) dengan panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 20. Menyelesaikan
permasalahan
mengenai
teropong
bintang
dalam
kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
165
B. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menyampaikan rasa ingin tahu mereka tentang materi mata dan kamera dengan bersahabat/komunikatif.
2.
Siswa dapat menjelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
3.
Siswa dapat menjelaskan bagian-bagian kamera dan fungsinya dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
4.
Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja mata dan kamera sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
5.
Siswa dapat menggambarkan pembentukan bayangan benda pada mata dan kamera dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
6.
Siswa dapat menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
7.
Siswa dapat menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi dan hipermetropi dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
8.
Siswa dapat menyelesaikan permasalahan mengenai mata dan kamera dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
9.
Siswa dapat menyampaikan rasa ingin tahu mereka tentang materi lup dan mikroskop dengan bersahabat/komunikatif.
10. Melakukan pengamatan menggunakan lup dengan mata berakomodasi maksimum secara bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 11. Siswa dapat menghitung perbesaran lup dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 12. Siswa dapat menjelaskan fungsi dan prinsip kerja lup dalam kehidupan sehari-hari dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 13. Siswa dapat menjelaskan fungsi dan prinsip kerja mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 14. Siswa dapat menentukan sifat bayangan benda yang dihasilkan mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
166
15. Siswa
dapat
menghitung
perbesaran
mikroskop
dengan
bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 16. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan mengenai lup dan mikroskop dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 17. Siswa dapat menyampaikan rasa ingin tahu mereka tentang materi teropong dengan bersahabat/komunikatif. 18. Siswa
dapat
membuat
teropong
bintang
sederhana
dengan
bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 19. Siswa dapat menjelaskan bagian dan fungsi teropong sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 20. Siswa dapat menentukan sifat bayangan akhir yang dibentuk oleh teropong dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 21. Siswa dapat menemukan persamaan untuk mencari panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 22. Siswa dapat menjelaskan hubungan antara perbesaran teropong ( ) dengan panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 23. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan mengenai teropong bintang dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. C. Karakter yang Diharapkan 1.
Rasa Ingin Tahu
2.
Bersahabat/komunikatif
D. Materi Pembelajaran 1.
Mata Mata merupakan alat optik, sebagian orang mengalami
ketidaknormalan pada mata, disebut cacat mata atau aberasi. Beberapa jenis
167
cacat mata diantaranya adalah rabunn jauh (hipermetropi) dan rabunn dekat (hipermetropi). Persamaan kekuatan lensa untuk penderita rabun jauh: =
100 −
Keterangan: = Kuat lensa (dioptri) = Titik jauh mata (cm) Persamaan kekuatan lensa untuk penderita rabun dekat: =4−
100
Keterangan: = Kuat lensa (dioptri) = Titik dekat mata (cm) 2. Kamera Salah satu alat optik yang sederhana adalah kamera. Kamera dan mata memiliki kesamaan pada diagram sinar pembentukan bayangannya. Benda yang diamati oleh kamera dan mata terletak di depan lensa, di depan 2 ( > 2 ), dan bayangan dibentuk di belakang lensa, di antara
dan 2 .
Bayangan ini adalah bayangan nyata, terbalik dan diperkecil. = (fokus pertama/fokus utama/fokus aktif) yaitu titik pertemuan sinarsinar bias. Untuk lensa cembung untuk lensa cekung
berada di belakang lensa dan
berada di depan lensa.
= (fokus kedua/fokus pasif) adalah titik fokus yang simetris terhadap Untuk lensa cembung, cekung
berada di depan lensa dan untuk lensa
berada di belakang lensa.
2
= Titik yang bernilai dua kali jarak
.
2
= Titik yang bernilai dua kali jarak
.
.
168
Ruang Benda dan Ruang Bayangan
Nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan memiliki notasi yang berbeda. Nomor ruang benda diberi notasi dengan angka romawi (I, II, III dan IV) dan nomor ruang bayangan diberi notasi dengan angka arab (1, 2, 3 dan 4). 3. Lup Pada kaca pembesar, benda diletakan di antara O dan F, sehingga bayangan yang terbentuk di depan lensa bersifat maya, tegak dan diperbesar. Supaya benda dapat diamati dengan jelas, jarak lensa terhadap benda diatur sedemikian sehingga bayangan terbentuk di titik dekat pengamat (misalnya 25 cm dari lensa). Ini disebut pengamat menggunakan lup dengan mata berakomodasi maksimum. Agar berakomodasi maksimum, lup membentuk bayangan maya di titik dekat mata, sehingga
′
= − . Dengan menggunakan rumus lensa, diperoleh perbesaran
angular lup: =
+1
Jika pengamat ingin mengamati benda menggunakan lup dengan relaks, benda diletakan tepat di titik fokus lensa (titik
), sehingga berkas sinar bias
sejajar memasuki mata. Ini disebut pengamat menggunakan lup dengan mata tidak berakomodasi. Agar tak berakomodasi, lup membentuk bayangan maya di tak hingga, sehingga
′
= ∞. Dengan menggunakan rumus lensa, diperoleh
perbesaran angular lup: =
169
Keterangan: = Perbesaran angular lup = Titik dekat pengamat = Jarak fokus lup 4. Mikroskop Dengan sebuah lensa seperti pada lup, perbesaran bayangan maksimum hanya 20 kali. Mikroskop adalah alat yang mampu melakukan perbesaran hingga ratusan kali, yang digunakan untuk mengamati benda-benda renik atau mikro, seperti virus dan bakteri. Perbesaran total pada mikroskop adalah: =
×
Keterangan: = Perbesaran pada lensa obyektif = Perbesaran pada lensa okuler Perbesaran bayangan untuk mata berakomodasi maksimum adalah: =
′
×
+1
Panjang mikroskop (jarak tubus) dapat dinyatakan = ′
+
Perbesaran bayangan untuk mata tak berakomodasi adalah: =
′
×
Keterangan: ′
=
Jarak bayangan obyektif
=
Jarak bayangan obyektif
=
Jarak obyektif
=
Jarak obyektif
=
Jarak fokus lensa obyektif
=
Jarak fokus lensa obyektif
= Perbesaran total
′
=
Jarak tubus
170
5. Teropong Bintang Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih jelas dan dekat, contohnya gunung dan bintang. Teropong dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Teropong bias, yang teridiri dari beberapa lensa. 2. Teropong pantul, yang terdiri dari beberapa cermin dan lensa. Teropong bintang dapat dibuat dengan menyusun dua buah lensa cembung sebagai lensa obyektif dan lensa okuler. Berbeda dengan mikroskop, pada teropong jarak fokus lensa obyektif lebih besar daripada jarak fokus lensa okuler. Pada teropong, karena yang diamati adalah benda-benda angkasa luar, sinar-sinar = ∞), sehingga
yang masuk pada teropong adalah sinar-sinar paralel (
bayangan yang dibentuk lensa obyektif terletak di titik fokus lensa obyektif (
′=
).
Perbesaran pada teropong bintang ( ) dapat dicari dengan membagi jarak fokus lensa obyektif (
) dengan jarak fokus lensa okuler (
).
= Keterangan: = Jarak fokus lensa obyektif
=Jarak benda terhadap lensa okuler
= Jarak fokus lensa okuler
= Perbesaran pada lensa obyektif
= Perbesaran pada lensa okuler (Foster, 2011: 88-89) E. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran 1.
CTL (Contextual Teaching and Learning)
Metode Pembelajaran 1.
Eksperimen
2.
Diskusi
3.
Tanya-jawab
4.
Ceramah
171
F. Kegiatan Belajar Mengajar LKS Topik Mata dan Kamera ( 5 x 40’ ) Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyampaikan rasa ingin tahu mereka tentang materi mata dan kamera dengan bersahabat/komunikatif. 2.
Siswa dapat menjelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
3.
Siswa dapat menjelaskan bagian-bagian kamera dan fungsinya dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
4.
Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja mata dan kamera sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
5.
Siswa dapat menggambarkan pembentukan bayangan benda pada mata dan kamera dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
6.
Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
7.
Menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi dan hipermetropi dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
8.
Menyelesaikan permasalahan mengenai mata dan kamera dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
Kegiatan 1. Penda hu luan
Aktivitas Aktivitas Guru 1. Salam pembuka 2. Membacakan tujuan pembelajaran 3. Membagi siswa menjadi 6 kelompok 4. Membagikan LKS fisika terintegrasi karakter dibantu beberapa siswa 5. Menjelaskan petunjuk penggunaan LKS Mengamati 6. Meminta siswa mengamati ilustrasi gambar pada LKS yang
Alokasi Waktu
Aktivitas Siswa 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan guru membacakan tujuan pembelajaran 3. Membentuk 6 kelompok 4. Beberapa siswa membantu guru membagikan LKS 5. Mendengarkan penjelasan guru tentang petunjuk LKS
5 menit
Mengamati 6. Mengamati ilustrasi gambar pada LKS
5 menit
172
menampilkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari tentang mata dan kamera. Menduga Menduga 7. Meminta siswa menjawab 7. Membaca pertanyaan pada permasalahan yang disajikan LKS dan menuliskan dalam kotak ‘menduga’ dalam jawaban mereka pada kotak LKS, yaitu: ‘menduga’ Mengapa hasil potretan kamera SLR lebih jelas dan tajam dibandingkan kamera saku digital meskipun bendanya sangat jauh? Apa arti angka -1 pada kacamata?, apakah angka -1 tersebut berhubungan dengan cacat mata yang dimiliki?. Apakah cacat mata semakin parah apabila nilai minus nya semakin bertambah?, mengapa demikian? Bertanya Bertanya 8. Mendengarkan motivasi dari 8. Membacakan dan menjelaskan guru dan termotivasi untuk secara singkat kalimat motivasi bertanya yang ada dalam LKS untuk merangsang siswa agar mau bertanya 9. Meminta siswa untuk menuliskan 9. Menuliskan pertanyaan mereka pada ‘kotak pertanyaan dalam ‘kotak pertanyaan’ pertanyaan’ pada LKS tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang disajikan 2. Inti
Mengumpulkan data 1. Membacakan dan menjelaskan secara singkat kalimat motivasi yang ada dalam LKS untuk merangsang siswa agar mau bekerjasama dengan baik dalam kelompok 2. Meminta siswa berdiskusi mengisi tabel bagian dan fungsi mata dan kamera 3. Membimbing siswa bekerjasama melakukan kegiatan eksperimen tentang pembentukan bayangan pada mata dan kamera 4. Membimbing siswa berdiskusi
Mengumpulkan data 1. Mendengarkan motivasi dari guru dan termotivasi untuk bekerjasama melakukan eksperimen 2. Berdiskusi dan mengisi tabel yang ada pada LKS 3. Bekerjasama melakukan eksperimen 4. Berdiskusi dan menjawab pertanyaan pada LKS
10 menit
10 menit
100 menit
173
menjawab pertanyaan analisis tentang mata, kamera dan cacat mata pada LKS secara runtut Menyimpulkan 5. Meminta siswa untuk berdiskusi menyimpulkan tentang prinsip kerja mata, prinsip kerja kamera, perbedaan antara mata dan kamera, pengertian miopi dan hipermetropi serta persamaan kekuatan lensa Menyelesaikan masalah 6. Meminta siswa berdiskusi menghubungkan konsep yang mereka peroleh dari eksperimen dengan permasalahan yang disajikan pada kegiatan ‘mengamati’. 7. Meminta siswa melengkapi jawaban awal mereka pada kotak ‘menduga’ apabila masih belum sesuai dengan konsep dan menuliskan jawaban yang lebih tepat pada kotak ‘sudah benarkah dugaanmu?’ Mengomunikasikan 8. Meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimennya 9. Memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi pertanyaan 10. Membahas hasil eksperimen dan membuat simpulan bersamasama 3. Penu tup
1. Meminta siswa untuk menuliskan pertanyaan dalam ‘kotak pertanyaan’ pada LKS jika masih ada yang kurang jelas tentang eksperimen yang dilakukan 2. Meminta beberapa siswa membacakan pertanyaan mereka 3. Membahas pertanyaan yang diajukan 4. Menyampaikan bahwa
Menyimpulkan 5. Berdiskusi dan menuliskan kesimpulan dalam kotak ‘menyimpulkan’ pada LKS
20 menit
Menyelesaikan masalah 6. Berdiskusi menghubungkan konsep dengan permasalahan 7. Menuliskan jawaban pada kotak ‘sudah benarkah dugaanmu?’
15 menit
Mengomunikasikan 8. Salah satu kelompok mempresentasikan dan kelompok lain memperhatikan 9. Bertanya atau menanggapi hasil eksperimen kelompok yang presentasi 10. Memperhatikan penjelasan guru
20 menit
1. Menuliskan pertanyaan mereka pada ‘kotak pertanyaan’ 2. Beberapa siswa bertanya 3. Mendengarkan penjelasan guru 4. Mendengarkan guru 5. Berdoa dan menjawab salam
15 menit
174
aksperimen yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya adalah tentang lup 5. Mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan memberi salam
LKS Topik Lup dan Topik Mikroskop ( 4 x 40’ ) Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyampaikan rasa ingin tahu mereka tentang materi lup dan mikroskop dengan bersahabat/komunikatif. 2.
Melakukan pengamatan menggunakan lup dengan mata berakomodasi maksimum secara bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
3.
Menghitung perbesaran lup dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
4.
Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja lup dalam kehidupan sehari-hari dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
5.
Menjelaskan
fungsi
dan
prinsip
kerja
mikroskop
dengan
bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 6.
Menentukan sifat bayangan benda yang dihasilkan mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
7.
Menghitung perbesaran mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
8.
Menyelesaikan permasalahan mengenai lup dan mikroskop dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
Kegiatan 1. Penda hu luan
Aktivitas Aktivitas Guru 1. Salam pembuka 2. Membacakan tujuan pembelajaran 3. Membagi siswa menjadi 6 kelompok 4. Menjelaskan petunjuk
Aktivitas Siswa 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan guru membacakan tujuan pembelajaran 3. Membentuk 6 kelompok 4. Mendengarkan penjelasan
Alokasi Waktu 5 menit
175
penggunaan LKS Mengamati 5. Meminta beberapa siswa maju ke depan melaksanakan kegiatan dalam LKS yaitu mengamati pembentukan bayangan menggunakan lup dan mikroskop 6. Meminta siswa membandingkan bayangan yang mana yang paling jelas diamati 7. Meminta siswa mengamati ilustrasi gambar pada LKS yang menampilkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari tentang lup dan mikroskop. Menduga 8. Meminta siswa menjawab permasalahan yang disajikan dalam kotak ‘menduga’ dalam LKS, yaitu: Mengapa untuk melihat bendabenda yang sangat kecil seperti bakteri digunakan mikroskop yang tersusun oleh dua lensa cembung? Mengapa tidak digunakan lup yang hanya tersusun dari sebuah lensa cembung? Bertanya 9. Membacakan dan menjelaskan secara singkat kalimat motivasi yang ada dalam LKS untuk merangsang siswa agar mau bertanya 10. Meminta siswa untuk menuliskan pertanyaan dalam ‘kotak pertanyaan’ pada LKS tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang disajikan 2. Inti
Mengumpulkan data 1. Membacakan dan menjelaskan secara singkat kalimat motivasi yang ada dalam LKS untuk merangsang siswa agar mau
guru tentang petunjuk LKS Mengamati 5. Beberapa siswa maju ke depan 6. Berdiskusi membandingkan hasil pengamatan 7. Mengamati ilustrasi gambar pada LKS
10 menit
Menduga 8. Membaca pertanyaan pada LKS dan menuliskan jawaban mereka pada kotak ‘menduga’
5 menit
Bertanya 9. Mendengarkan motivasi dari guru dan termotivasi untuk bertanya 10. Menuliskan pertanyaan mereka pada ‘kotak pertanyaan’
5 menit
Mengumpulkan data 1. Mendengarkan motivasi dari guru dan termotivasi untuk bekerjasama melakukan eksperimen
90 menit
176
bekerjasama dengan baik dalam 2. Bekerjasama melakukan kelompok eksperimen 2. Membimbing siswa bekerjasama 3. Menjawab pertanyaan pada melakukan kegiatan eksperimen LKS tentang pembentukan bayangan 4. Mendengarkan motivasi dari pada lup guru dan termotivasi untuk 3. Membimbing siswa berdiskusi bekerjasama melakukan menjawab pertanyaan analisis eksperimen tentang lup pada LKS secara 5. Bekerjasama melakukan runtut eksperimen 4. Membacakan dan menjelaskan 6. Menjawab pertanyaan pada secara singkat kalimat motivasi LKS yang ada dalam LKS untuk merangsang siswa agar mau bekerjasama dengan baik dalam kelompok 5. Membimbing siswa bekerjasama melakukan kegiatan eksperimen tentang pembentukan bayangan pada mikroskop 6. Membimbing siswa berdiskusi menjawab pertanyaan analisis tentang mikroskop pada LKS secara runtut Menyimpulkan Menyimpulkan 7. Meminta siswa untuk berdiskusi 7. Berdiskusi dan menuliskan menyimpulkan tentang prinsip kesimpulan dalam kotak kerja lup, perbedaan rumus ‘menyimpulkan’ pada LKS perbesaran pada lup saat mata berakomodasi maksimum dengan saat mata tak berakomodasi 8. Meminta siswa untuk berdiskusi menyimpulkan tentang prinsip kerja mikroskop serta pembentukan bayangan oleh lensa obyektif dan okuler. Menyelesaikan masalah Menyelesaikan masalah 9. Meminta siswa berdiskusi 9. Berdiskusi menghubungkan menghubungkan konsep yang konsep dengan permasalahan mereka peroleh dari eksperimen 10. Menuliskan jawaban pada dengan permasalahan yang kotak ‘sudah benarkah disajikan pada kegiatan dugaanmu?’ ‘mengamati’. 10. Meminta siswa melengkapi jawaban awal mereka pada kotak ‘menduga’ apabila masih
10 menit
10 menit
177
belum sesuai dengan konsep dan menuliskan jawaban yang lebih tepat pada kotak ‘sudah benarkah dugaanmu?’ Mengomunikasikan 11. Meminta satu kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimen tentang lupdan satu kelompok mempresentasikan hasil eksperimen tentang mikroskop 12. Memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi pertanyaan 13. Membahas hasil eksperimen dan membuat simpulan bersamasama 3. Penu tup
1. Meminta siswa untuk menuliskan pertanyaan dalam ‘kotak pertanyaan’ pada LKS jika masih ada yang kurang jelas tentang eksperimen yang dilakukan 2. Meminta beberapa siswa membacakan pertanyaan mereka 3. Membahas pertanyaan yang diajukan 4. Menyampaikan bahwa aksperimen yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya adalah tentang teropong bintang 5. Mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.
Mengomunikasikan 11. Dua kelompok mempresentasikan secara bergantian dan kelompok lain memperhatikan 12. Bertanya atau menanggapi hasil eksperimen kelompok yang presentasi 13. Memperhatikan penjelasan guru
15 menit
1. Menuliskan pertanyaan mereka pada ‘kotak pertanyaan’ 2. Beberapa siswa bertanya 3. Mendengarkan penjelasan guru 4. Mendengarkan guru 5. Berdoa dan menjawab salam.
10 menit
LKS Topik Teropong Bintang ( 3 x 40’ ) Tujuan Pembelajaran: 1.
Siswa dapat menyampaikan rasa ingin tahu mereka tentang materi teropong dengan bersahabat/komunikatif.
2.
Siswa
dapat
membuat
teropong
bintang
bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
sederhana
dengan
178
3.
Siswa dapat menjelaskan bagian dan fungsi teropong sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
4.
Siswa dapat menentukan sifat bayangan akhir yang dibentuk oleh teropong dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
5.
Siswa dapat menemukan persamaan untuk mencari panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
6.
Siswa dapat menjelaskan hubungan antara perbesaran teropong ( ) dengan panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
7.
Siswa dapat menyelesaikan permasalahan mengenai teropong dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
Kegiatan 1. Penda hu luan
Aktivitas Aktivitas Guru Aktivitas Siswa 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam 2. Membacakan tujuan 2. Mendengarkan guru pembelajaran membacakan tujuan 3. Membagi siswa menjadi 6 pembelajaran kelompok 3. Membentuk 6 kelompok 4. Menjelaskan petunjuk 4. Mendengarkan penjelasan penggunaan LKS guru tentang petunjuk LKS Mengamati Mengamati 5. Meminta siswa mengamati 5. Mengamati ilustrasi gambar ilustrasi gambar pada LKS yang pada LKS menampilkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari tentang teropong bintang boscha. Menduga Menduga 6. Meminta siswa menjawab 6. Membaca pertanyaan pada permasalahan yang disajikan LKS dan menuliskan dalam kotak ‘menduga’ dalam jawaban mereka pada kotak LKS, yaitu: ‘menduga’ Bagaimana kerja teropong bintang di Boscha sehingga bisa digunakan untuk mengamati benda angkasa yang sangat jauh seperti bintang?. Kenapa teropong ini harus dibuat sangat panjang
Alokasi Waktu 5 menit
5 menit
5 menit
179
dan besar? Bertanya 7. Membacakan dan menjelaskan secara singkat kalimat motivasi yang ada dalam LKS untuk merangsang siswa agar mau bertanya 8. Meminta siswa untuk menuliskan pertanyaan dalam ‘kotak pertanyaan’ pada LKS tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang disajikan 2. Inti
Bertanya 7. Mendengarkan motivasi dari guru dan termotivasi untuk bertanya
5 menit
8. Menuliskan pertanyaan mereka pada ‘kotak pertanyaan’
Mengumpulkan data Mengumpulkan data 9. Mendengarkan motivasi dari 9. Membacakan dan menjelaskan guru dan termotivasi untuk secara singkat kalimat motivasi bekerjasama melakukan yang ada dalam LKS untuk eksperimen merangsang siswa agar mau 10. Bekerjasama melakukan bekerjasama dengan baik dalam eksperimen kelompok 11. Berdiskusi dan menjawab 10. Membimbing siswa pertanyaan pada LKS bekerjasama melakukan kegiatan eksperimen tentang pembentukan bayangan pada mata dan kamera 11. Membimbing siswa berdiskusi menjawab pertanyaan analisis tentang teropong bintang secara runtut Menyimpulkan Menyimpulkan 12. Meminta siswa untuk berdiskusi 12. Berdiskusi dan menuliskan kesimpulan dalam kotak menyimpulkan tentang prinsip ‘menyimpulkan’ pada LKS kerja teropong bintang, pembentukan bayangan oleh lensa obyektif dan okuler, hubungan antara panjang teropong ( ) dengan jarak bayangan yang dibentuk lensa obyektif ( ′ ) dan jarak fokus lensa okuler ( ), hubungan antara perbesaran teropong ( ) dengan jarak fokus lensa obyektif ( ). Menyelesaikan masalah Menyelesaikan masalah 13. Berdiskusi menghubungkan 13. Meminta siswa berdiskusi konsep dengan permasalahan menghubungkan konsep yang
60 menit
10 menit
10 menit
180
mereka peroleh dari eksperimen dengan permasalahan yang disajikan pada kegiatan ‘mengamati’. 14. Meminta siswa melengkapi jawaban awal mereka pada kotak ‘menduga’ apabila masih belum sesuai dengan konsep dan menuliskan jawaban yang lebih tepat pada kotak ‘sudah benarkah dugaanmu?’ Mengomunikasikan 15. Meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimennya 16. Memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi pertanyaan 17. Membahas hasil eksperimen dan membuat simpulan bersamasama 3. Penu tup
1. Meminta siswa untuk menuliskan pertanyaan dalam ‘kotak pertanyaan’ pada LKS jika masih ada yang kurang jelas tentang eksperimen yang dilakukan 2. Meminta beberapa siswa membacakan pertanyaan mereka 3. Membahas pertanyaan yang diajukan 4. Mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.
14. Menuliskan jawaban pada kotak ‘sudah benarkah dugaanmu?’
Mengomunikasikan 15. Salah satu kelompok mempresentasikan dan kelompok lain memperhatikan 16. Bertanya atau menanggapi hasil eksperimen kelompok yang presentasi 17. Memperhatikan penjelasan guru 1. Menuliskan pertanyaan mereka pada ‘kotak pertanyaan’ 2. Beberapa siswa bertanya 3. Mendengarkan penjelasan guru 4. Mendengarkan guru 5. Berdoa dan menjawab salam
G. Penilaian 1. Instrumen Penilaian Kognitif
: Lembar penilaian kognitif/pre test-post test (Terlampir)
Afektif
: Lembar observasi sikap selama pembelajaran berlangsung dan angket perkembangan karakter (Terlampir)
10 menit
10 menit
181
Psikomotorik
: Lembar observasi psikomotorik saat melakukan eksperimen (Terlampir)
2. Jenis Tagihan : LKS/tugas. Sumber Belajar 1. Wibowo, Tedy. 2007. Inspirasi Sains Fisika Pelajaran IPA Terpadu untuk SMP. Jakarta: Ganeca Exact. 2. LKS Fisika Terintegrasi Karakter berbasis pendekatan CTL oleh Windy Setyorini. 3. Peralatan eksperimen (lensa cembung, layar, lilin, korek api, bangku optik, penggaris). 4. Lingkungan.
Mengetahui
Semarang, 13 Maret 2014
Kepala SMP Negeri 1 Semarang
Peneliti
Drs. H. Nusantara, M.M.
Windy Setyorini
NIP 19601010 198803 1 015
NIM 4201410054
182
Lampiran 14 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu
: SMPN 1 Semarang : IPA (Fisika) : VIII/ 2 : 12 jam pelajaran
Standar Kompetensi: 6.
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar: 6.5
Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.
A. Indikator 1.
Menjelaskan
bagian-bagian
mata
dan
fungsinya
dengan
fungsinya
dengan
bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 2.
Menjelaskan
bagian-bagian
kamera
dan
bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 3.
Menjelaskan prinsip kerja mata dan kamera sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
4.
Menggambarkan pembentukan bayangan benda pada mata dan kamera dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
5.
Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
6.
Menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi dan hipermetropi dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
183
7.
Menyelesaikan permasalahan mengenai mata dan kamera dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
8.
Membedakan pengamatan tanpa akomodasi dan akomodasi maksimum pada lup dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
9.
Menghitung perbesaran lup dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
10. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja lup dalam kehidupan sehari-hari dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 11. Menjelaskan
fungsi
dan
prinsip
kerja
mikroskop
dengan
bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 12. Menentukan sifat bayangan benda yang dihasilkan mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 13. Menghitung perbesaran mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 14. Menyelesaikan permasalahan mengenai lup dan mikroskop dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 15. Membuat teropong bintang sederhana dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 16. Menjelaskan bagian dan fungsi teropong sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 17. Menentukan sifat bayangan akhir yang dibentuk oleh teropong dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 18. Menemukan persamaan untuk mencari panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 19. Menjelaskan hubungan antara perbesaran teropong ( ) dengan panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 20. Menyelesaikan permasalahan mengenai teropong bintang dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
184
B. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menyampaikan rasa ingin tahu mereka tentang materi mata dan kamera dengan bersahabat/komunikatif.
2.
Siswa dapat menjelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
3.
Siswa dapat menjelaskan bagian-bagian kamera dan fungsinya dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
4.
Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja mata dan kamera sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
5.
Siswa dapat menggambarkan pembentukan bayangan benda pada mata dan kamera dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
6.
Siswa dapat menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
7.
Siswa dapat menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi dan hipermetropi dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
8.
Siswa dapat menyelesaikan permasalahan mengenai mata dan kamera dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
9.
Siswa dapat menyampaikan rasa ingin tahu mereka tentang materi lup dan mikroskop dengan bersahabat/komunikatif.
10. Melakukan pengamatan menggunakan lup dengan mata berakomodasi maksimum secara bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 11. Siswa dapat menghitung perbesaran lup dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 12. Siswa dapat menjelaskan fungsi dan prinsip kerja lup dalam kehidupan sehari-hari dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 13. Siswa dapat menjelaskan fungsi dan prinsip kerja mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 14. Siswa dapat menentukan sifat bayangan benda yang dihasilkan mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
185
15. Siswa
dapat
menghitung
perbesaran
mikroskop
dengan
bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 16. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan mengenai lup dan mikroskop dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 17. Siswa dapat menyampaikan rasa ingin tahu mereka tentang materi teropong dengan bersahabat/komunikatif. 18. Siswa
dapat
membuat
teropong
bintang
sederhana
dengan
bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 19. Siswa dapat menjelaskan bagian dan fungsi teropong sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi. 20. Siswa dapat menentukan sifat bayangan akhir yang dibentuk oleh teropong dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 21. Siswa dapat menemukan persamaan untuk mencari panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 22. Siswa dapat menjelaskan hubungan antara perbesaran teropong ( ) dengan panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 23. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan mengenai teropong bintang dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. C. Karakter yang Diharapkan 1.
Rasa Ingin Tahu
2.
Bersahabat/komunikatif
D. Materi Pembelajaran 1. Mata Mata merupakan alat optik, sebagian orang mengalami ketidaknormalan pada mata, disebut cacat mata atau aberasi. Beberapa jenis
186
cacat mata diantaranya adalah rabunn jauh (hipermetropi) dan rabunn dekat (hipermetropi). Persamaan kekuatan lensa untuk penderita rabun jauh: =
100 −
Keterangan: = Kuat lensa (dioptri) = Titik jauh mata (cm) Persamaan kekuatan lensa untuk penderita rabun dekat: =4−
100
Keterangan: = Kuat lensa (dioptri) = Titik dekat mata (cm) 2. Kamera Salah satu alat optik yang sederhana adalah kamera. Kamera dan mata memiliki kesamaan pada diagram sinar pembentukan bayangannya. Benda yang diamati oleh kamera dan mata terletak di depan lensa, di depan 2 ( > 2 ), dan bayangan dibentuk di belakang lensa, di antara
dan 2 .
Bayangan ini adalah bayangan nyata, terbalik dan diperkecil. = (fokus pertama/fokus utama/fokus aktif) yaitu titik pertemuan sinarsinar bias. Untuk lensa cembung untuk lensa cekung
berada di belakang lensa dan
berada di depan lensa.
= (fokus kedua/fokus pasif) adalah titik fokus yang simetris terhadap Untuk lensa cembung, cekung
berada di depan lensa dan untuk lensa
berada di belakang lensa.
2
= Titik yang bernilai dua kali jarak
.
2
= Titik yang bernilai dua kali jarak
.
.
187
3. Ruang Benda dan Ruang Bayangan
Nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan memiliki notasi yang berbeda. Nomor ruang benda diberi notasi dengan angka romawi (I, II, III dan IV) dan nomor ruang bayangan diberi notasi dengan angka arab (1, 2, 3 dan 4). 4. Lup Pada kaca pembesar, benda diletakan di antara O dan F, sehingga bayangan yang terbentuk di depan lensa bersifat maya, tegak dan diperbesar. Supaya benda dapat diamati dengan jelas, jarak lensa terhadap benda diatur sedemikian sehingga bayangan terbentuk di titik dekat pengamat (misalnya 25 cm dari lensa). Ini disebut pengamat menggunakan lup dengan mata berakomodasi maksimum. Agar berakomodasi maksimum, lup membentuk bayangan maya di titik dekat mata, sehingga
′
= − . Dengan menggunakan rumus lensa, diperoleh perbesaran
angular lup: =
+1
Jika pengamat ingin mengamati benda menggunakan lup dengan relaks, benda diletakan tepat di titik fokus lensa (titik
), sehingga berkas sinar bias
sejajar memasuki mata. Ini disebut pengamat menggunakan lup dengan mata tidak berakomodasi. Agar tak berakomodasi, lup membentuk bayangan maya di tak hingga, sehingga
′
= ∞. Dengan menggunakan rumus lensa, diperoleh
perbesaran angular lup: =
188
Keterangan: = Perbesaran angular lup = Titik dekat pengamat = Jarak fokus lup 5. Mikroskop Dengan sebuah lensa seperti pada lup, perbesaran bayangan maksimum hanya 20 kali. Mikroskop adalah alat yang mampu melakukan perbesaran hingga ratusan kali, yang digunakan untuk mengamati benda-benda renik atau mikro, seperti virus dan bakteri. Perbesaran total pada mikroskop adalah: =
×
Keterangan: = Perbesaran pada lensa obyektif = Perbesaran pada lensa okuler Perbesaran bayangan untuk mata berakomodasi maksimum adalah: =
′
×
+1
Panjang mikroskop (jarak tubus) dapat dinyatakan = ′
+
Perbesaran bayangan untuk mata tak berakomodasi adalah: =
′
×
189
Keterangan: ′
=
Jarak bayangan obyektif
=
Jarak bayangan obyektif
=
Jarak obyektif
=
Jarak obyektif
=
Jarak fokus lensa obyektif
=
Jarak fokus lensa obyektif
′
=
= Perbesaran total
Jarak tubus
6. Teropong Bintang Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih jelas dan dekat, contohnya gunung dan bintang. Teropong dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 3. Teropong bias, yang teridiri dari beberapa lensa. 4. Teropong pantul, yang terdiri dari beberapa cermin dan lensa. Teropong bintang dapat dibuat dengan menyusun dua buah lensa cembung sebagai lensa obyektif dan lensa okuler. Berbeda dengan mikroskop, pada teropong jarak fokus lensa obyektif lebih besar daripada jarak fokus lensa okuler. Pada teropong, karena yang diamati adalah benda-benda angkasa luar, sinar-sinar = ∞), sehingga
yang masuk pada teropong adalah sinar-sinar paralel (
bayangan yang dibentuk lensa obyektif terletak di titik fokus lensa obyektif (
′=
).
Perbesaran pada teropong bintang ( ) dapat dicari dengan membagi jarak fokus lensa obyektif (
) dengan jarak fokus lensa okuler (
).
= Keterangan: = Jarak fokus lensa obyektif
=Jarak benda terhadap lensa okuler
= Jarak fokus lensa okuler
= Perbesaran pada lensa obyektif
= Perbesaran pada lensa okuler (Foster, 2011: 88-89)
190
E. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran 1. Student Centre Learning (SCL) Metode Pembelajaran 1. Eksperimen 2. Diskusi 3. Tanya-jawab 4. Ceramah
F. Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan 1 ( 3 x 45’ ) Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyampaikan rasa ingin tahu mereka tentang materi mata dan kamera dengan bersahabat/komunikatif. 2.
Siswa dapat menjelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
3.
Siswa dapat menjelaskan bagian-bagian kamera dan fungsinya dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
4.
Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja mata dan kamera sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
5.
Siswa dapat menggambarkan pembentukan bayangan benda pada mata dan kamera dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
6.
Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
7.
Menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi dan hipermetropi dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
8.
Menyelesaikan permasalahan mengenai mata dan kamera dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
191
Kegiatan 1. Penda hu luan
2. Inti
Aktivitas Aktivitas Guru Aktivitas Siswa 1. Salam pembuka 7. Menjawab salam 2. Membacakan tujuan 8. Mendengarkan guru pembelajaran membacakan tujuan 3. Membagi siswa menjadi 6 pembelajaran kelompok 9. Membentuk 6 kelompo 4. Membagikan LKS dibantu 10. Beberapa siswa membantu beberapa siswa guru membagikan LKS 5. Menjelaskan petunjuk 11. Mendengarkan penjelasan penggunaan LKS guru tentang petunjuk LKS Menduga Menduga 6. Menyampaikan permasalahan 12. Beberapa siswa menjawab berkaitan dengan kehidupan pertanyaan guru sehari-hari tentang materi mata dan kamera, yaitu: Mengapa hasil potretan kamera SLR lebih jelas dan tajam dibandingkan kamera saku digital meskipun bendanya sangat jauh? Apa arti angka -1 pada kacamata?, apakah angka -1 tersebut berhubungan dengan cacat mata yang dimiliki?. Apakah cacat mata semakin parah apabila nilai minus nya semakin bertambah?, mengapa demikian? Mengumpulkan data 1. melakukan kegiatan eksperimen tentang pembentukan bayangan pada mata dan kamera 2. Membimbing siswa berdiskusi menjawab pertanyaan analisis pada LKS secara runtut Menyimpulkan 3. Meminta siswa untuk berdiskusi menyimpulkan tentang prinsip kerja mata dan prinsip kerja kamera Mengomunikasikan 4. Meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimennya
Mengumpulkan data 1. Bekerjasama melakukan eksperimen 2. Berdiskusi dan menjawab pertanyaan pada LKS
Alokasi Waktu 5 menit
15 menit
75 menit
Menyimpulkan 3. Berdiskusi dan menuliskan kesimpulan dalam kotak ‘menyimpulkan’ pada LKS
15 menit
Mengomunikasikan 4. Salah satu kelompok mempresentasikan dan kelompok lain memperhatikan
20 menit
192
5. Memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi pertanyaan 6. Membahas hasil eksperimen dan membuat simpulan bersama-sama 1. Menyampaikan bahwa aksperimen yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya adalah tentang lup 2. Mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan memberi salam
3. Penu tup
5. Bertanya atau menanggapi hasil eksperimen kelompok yang presentasi 6. Memperhatikan penjelasan guru 1. Mendengarkan guru 2. Berdoa dan menjawab salam
LKS Topik Lup dan Topik Mikroskop ( 4 x 45’ ) Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyampaikan rasa ingin tahu mereka tentang materi lup dan mikroskop dengan bersahabat/komunikatif. 2.
Melakukan pengamatan menggunakan lup dengan mata berakomodasi maksimum secara bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
3.
Menghitung perbesaran lup dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
4.
Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja lup dalam kehidupan sehari-hari dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
5.
Menjelaskan
fungsi
dan
prinsip
kerja
mikroskop
dengan
bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 6.
Menentukan sifat bayangan benda yang dihasilkan mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
7.
Menghitung perbesaran mikroskop dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
8.
Menyelesaikan permasalahan mengenai lup dan mikroskop dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
5 menit
193
Kegiatan 1. Penda hu luan
4. Inti
Aktivitas
Alokasi Waktu
Aktivitas Guru 1. Salam pembuka 2. Membacakan tujuan pembelajaran 3. Membagi siswa menjadi 6 kelompok 4. Menjelaskan petunjuk penggunaan LKS Menduga 5. Menyampaikan permasalahan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari tentang materi mata dan kamera, yaitu: Mengapa untuk melihat bendabenda yang sangat kecil seperti bakteri digunakan mikroskop yang tersusun oleh dua lensa cembung? Mengapa tidak digunakan lup yang hanya tersusun dari sebuah lensa cembung?
Aktivitas Siswa 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan guru membacakan tujuan pembelajaran 3. Membentuk 6 kelompok 4. Mendengarkan penjelasan guru tentang petunjuk LKS Menduga 5. Beberapa siswa menjawab pertanyaan guru
5 menit
Mengumpulkan data 1. Membimbing siswa bekerjasama melakukan kegiatan eksperimen tentang pembentukan bayangan pada lup 2. Membimbing siswa berdiskusi menjawab pertanyaan analisis tentang lup pada LKS secara runtut 3. Membimbing siswa bekerjasama melakukan kegiatan eksperimen tentang pembentukan bayangan pada mikroskop 4. Membimbing siswa berdiskusi menjawab pertanyaan analisis tentang mikroskop pada LKS secara runtut Menyimpulkan 5. Meminta siswa untuk berdiskusi menyimpulkan tentang prinsip kerja lup, perbedaan rumus
Mengumpulkan data 1. Bekerjasama melakukan eksperimen 2. Menjawab pertanyaan pada LKS 3. Bekerjasama melakukan eksperimen 4. Menjawab pertanyaan pada LKS
110 menit
Menyimpulkan 5. Berdiskusi dan menuliskan kesimpulan dalam kotak ‘menyimpulkan’ pada LKS
15 menit
15 menit
194
perbesaran pada lup saat mata berakomodasi maksimum dengan saat mata tak berakomodasi 6. Meminta siswa untuk berdiskusi menyimpulkan tentang prinsip kerja mikroskop serta pembentukan bayangan oleh lensa obyektif dan okuler. Mengomunikasikan Mengomunikasikan 7. Meminta satu kelompok untuk 7.Dua kelompok mempresentasikan hasil mempresentasikan secara eksperimen tentang lupdan satu bergantian dan kelompok lain kelompok mempresentasikan memperhatikan hasil eksperimen tentang 8. Bertanya atau menanggapi mikroskop hasil eksperimen kelompok 8. Memberikan kesempatan pada yang presentasi kelompok lain untuk bertanya 9. Memperhatikan penjelasan atau menanggapi pertanyaan guru 9. Membahas hasil eksperimen dan membuat simpulan bersamasama 5. Penu tup
1.
2.
Menyampaikan bahwa aksperimen yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya adalah tentang teropong bintang Mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.
1. Mendengarkan guru 2. Berdoa dan menjawab salam.
20 menit
15 menit
LKS Topik Teropong Bintang ( 3 x 45’ ) Tujuan Pembelajaran: 1.
Siswa dapat menyampaikan rasa ingin tahu mereka tentang materi teropong dengan bersahabat/komunikatif.
2.
Siswa
dapat
membuat
teropong
bintang
sederhana
dengan
bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 3.
Siswa dapat menjelaskan bagian dan fungsi teropong sebagai alat optik dengan bersahabat/komunikatif melalui diskusi.
4.
Siswa dapat menentukan sifat bayangan akhir yang dibentuk oleh teropong dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
195
5.
Siswa dapat menemukan persamaan untuk mencari panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
6.
Siswa dapat menjelaskan hubungan antara perbesaran teropong ( ) dengan panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
7.
Siswa dapat menyelesaikan permasalahan mengenai teropong dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen.
Kegiatan 1. Penda hu luan
2. Inti
Aktivitas Aktivitas Guru Aktivitas Siswa 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam 2. Membacakan tujuan 2. Mendengarkan guru pembelajaran membacakan tujuan 3. Membagi siswa menjadi 6 pembelajaran kelompok 3. Membentuk 6 kelompok 4. Menjelaskan petunjuk 4. Mendengarkan penjelasan penggunaan LKS guru tentang petunjuk LKS Menduga Menduga 5. Menyampaikan permasalahan 5. Beberapa siswa menjawab berkaitan dengan kehidupan pertanyaan guru sehari-hari tentang materi mata dan kamera, yaitu: Bagaimana kerja teropong bintang di Boscha sehingga bisa digunakan untuk mengamati benda angkasa yang sangat jauh seperti bintang?. Kenapa teropong ini harus dibuat sangat panjang dan besar? Mengumpulkan data 1. Membimbing siswa bekerjasama melakukan kegiatan eksperimen tentang pembentukan bayangan pada mata dan kamera 2. Membimbing siswa berdiskusi menjawab pertanyaan analisis tentang teropong bintang secara runtut
Mengumpulkan data 1. Bekerjasama melakukan eksperimen 2. Berdiskusi dan menjawab pertanyaan pada LKS
Alokasi Waktu 5 menit
10 menit
65 menit
196
Menyimpulkan Menyimpulkan 3. Meminta siswa untuk berdiskusi 3. Berdiskusi dan menuliskan menyimpulkan tentang prinsip kesimpulan dalam kotak kerja teropong bintang, ‘menyimpulkan’ pada LKS pembentukan bayangan oleh lensa obyektif dan okuler, hubungan antara panjang teropong ( ) dengan jarak bayangan yang dibentuk lensa obyektif ( ′ ) dan jarak fokus lensa okuler ( ), hubungan antara perbesaran teropong ( ) dengan jarak fokus lensa obyektif ( ). Mengomunikasikan Mengomunikasikan 4. Salah satu kelompok 4. Meminta salah satu kelompok mempresentasikan dan untuk mempresentasikan hasil kelompok lain eksperimennya memperhatikan 5. Memberikan kesempatan pada 5. Bertanya atau menanggapi kelompok lain untuk bertanya hasil eksperimen kelompok atau menanggapi pertanyaan yang presentasi 6. Membahas hasil eksperimen dan 6. Memperhatikan penjelasan membuat simpulan bersamaguru sama 3. Penu tup
1. Mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.
1.
Berdoa dan menjawab salam
G. Penilaian 1. Instrumen Penilaian Kognitif
: Lembar penilaian kognitif/pre test-post test (Terlampir)
Afektif
: Lembar observasi sikap selama pembelajaran berlangsung dan angket perkembangan karakter (Terlampir)
Psikomotorik
: Lembar observasi aktivitas/kerja saat melakukan eksperimen (Terlampir)
2. Jenis Tagihan
: LKS/tugas.
15 menit
25 menit
15 menit
197
Sumber Belajar 1. Wibowo, Tedy. 2007. Inspirasi Sains Fisika Pelajaran IPA Terpadu untuk SMP. Jakarta: Ganeca Exact. 2. LKS oleh Windy Setyorini. 3. Peralatan eksperimen (lensa cembung, layar, lilin, korek api, bangku optik, penggaris). 4. Lingkungan.
Mengetahui
Semarang, 13 Maret 2014
Kepala SMP Negeri 1 Semarang
Peneliti
Drs. H. Nusantara, M.M.
Windy Setyorini
NIP 19601010 198803 1 015
NIM 4201410054
198
Lampiran 15
MENGUMPULKAN DATA LKS KELAS KONTROL TOPIK MATA DAN KAMERA Tujuan: Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja mata dan kamera. Alat dan bahan: 1. 2. 3. 4.
Sebuah lensa cembung dengan Sumber cahaya (lilin), Statif, Layar.
= 10 cm,
Langkah Kerja: 1. Susunlah alat dan bahan seperti gambar di bawah ini!
2. Letakkan dan nyalakan lilin pada jarak 25 cm di depan lensa, kemudian aturlah layar dengan cara menggeser ke kanan atau ke kiri sehingga diperoleh bayangan yang paling tajam dengan ukuran lebih kecil dari benda (api lilin). Ukurlah jarak lensa ke layar!. Selain diperkecil dan nyata (dapat ditangkap layar), masih adakah sifat lain bayangan tersebut?. 3. Sekarang pada alat dan bahan yang telah kalian susun, geserlah posisi lilin menjauhi lensa secara perlahan-lahan! Apa yang terjadi dengan bayangan pada layar? 4. Selanjutnya, biarkan lilin tetap di posisinya dan geserlah posisi layar menjauhi atau mendekati lensa!. Apa yang terjadi dengan bayangan pada layar?
Pertanyaan 1. Berapa jarak bayangan yang terjadi ketika bayangan itu lebih kecil? 2. Selain diperkecil dan nyata (dapat ditangkap layar) masih adakah sifat lain bayangan tersebut? a. Bagaimana posisi bayangan yang terjadi? b. Terletak di ruang berapakah bayangan itu? 3. Pada eksperimenmu di atas, benda terletak pada jarak 25 cm di depan lensa cembung, sedangkan jarak titik fokus lensa 10 cm. Berada di ruang berapakah benda pada percobaanmu di atas?letak di ruang berapakah plat film dalam kamera? 4. Eksperimenmu di atas menunjukan prinsip terbentuknya bayangan pada mata dan kamera. Dimana objek harus diletakkan di depan kamera agar bayangan terbentuk di plat film? Te 5. Bagaimana sifat-sifat bayangan yang terjadi pada plat film dalam kamera?
199
MENGUMPULKAN DATA LKS KELAS KONTROL TOPIK LUP Tujuan: Siswa dapat menjelaskan prinsip terbentuknya bayangan pada lup Alat dan bahan: 1. Kertas berisi tulisan kecil 2. Lup 3. Penggaris
Langkah Kerja: 1. Menyiapkan lup dan kertas berisi tulisan dengan ukuran kecil 2. Mula-mula tempelkan lup pada tulisan, kemudian angkat dan aturlah sedemikian sehingga tampak olehmu bayangan tulisan itu lebih besar. 3. Setelah terlihat bayangan tulisan itu diperbesar, hentikan gerakan lupmu. Di ruang berapakah bayangan tulisan itu berada? Bagaimana sifat bayangan yang terjadi?
Pertanyaan 1. 2. 3. 4.
Ketika lup menempel pada tulisan, terlihat jelaskah tulisan itu? Ketika tulisan tampak lebih jelas (lebih besar), perkirakan di ruang berapa bayangan tulisan itu terjadi? Di manakah benda ditempatkan untuk memperoleh bayangan seperti hasil eksperimenmu? Bagaimanakah sifat-sifat bayangan yang terjadi?
200
MENGUMPULKAN DATA LKS KELAS KONTROL TOPIK MIKROSKOP Tujuan: 1. 2.
Siswa dapat mengamati pembentukan bayangan pada mikroskop. Siswa dapat menjelaskan pembentukan bayangan dan sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif dan lensa okuler pada mikroskop hingga terbentuk bayangan akhir.
Alat dan bahan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Lilin Layar Lensa cembung (f=5 cm) sebagai lensa obyektif Lensa cembung (f=20 cm) sebagai lensa okuler Penggaris kayu Penyangga lilin Penyangga lensa Korek api
Langkah Kerja: 1.
Menyusun lilin, lensa obyektif, layar dan penggaris kayu seperti gambar (a) di bawah ini.
2.
Menggeser-geser posisi layar hingga diperoleh bayangan yang paling tajam. Bagaimanakah sifat bayangan yang terbentuk? Menempatkan lensa okuler 7 cm di belakang layar seperti gambar (b) di atas. Menggeser-geser posisi layar, apakah terbentuk bayangan pada layar? Mengambil layar dan mengamati bayangan nyala api. Apakah bayangan kelihatan lebih besar atau lebih kecil?
3. 4. 5.
Pertanyaan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ketika bayangan tampak paling tajam, perkirakan di ruang berapa bayangan tulisan itu terjadi? Di manakah benda ditempatkan untuk memperoleh bayangan seperti hasil eksperimenmu? Bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk lensa obyektif? Ketika dipasang lensa okuler, apakah terbentuk bayangan pada layar? Bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk lensa okuler? Di manakah benda ditempatkan untuk memperoleh bayangan seperti hasil eksperimenmu?
201
MENGUMPULKAN DATA LKS KELAS KONTROL TOPIK TEROPONG BINTANG Tujuan: 1. Siswa dapat mengamati dan menjelaskan pembentukan bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif dan lensa okuler pada teropong bintang hingga terbentuk bayangan akhir beserta sifat-sifat bayangannya. 2. Siswa dapat menemukan persamaan untuk mencari panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. 3. Siswa dapat menjelaskan hubungan antara perbesaran teropong ( ) dengan panjang teropong ( ) dengan bersahabat/komunikatif melalui eksperimen. Alat dan bahan: 1. Lilin 2. Layar 3. Lensa cembung (f=5 cm) sebagai lensa okuler 4. Lensa cembung (f=10 cm dan f=20 cm) sebagai lensa obyektif 5. Penggaris kayu 6. Penyangga lilin 7. Penyangga lensa 8. Korek api Langkah Kerja: 1. Menyusun lilin, lensa obyektif, layar dan penggaris kayu seperti gambar (a) di bawah ini.
2. 3.
4. 5.
6.
Letakkan lilin jauh dari ruangan tempat kamu melakukan kegiatan ini (sekitar 200 cm-250 cm dari lensa)! Letakkan lensa yang jarak fokusnya 10 cm (berfungsi sebagai lensa objektif) di ujung mistar/meja optik pada ketinggian yang sama dengan pandangan matamu. Posisikan layar (kertas kalkir/kertas minyak) sedemikian hingga kamu mendapatkan bayangan api lilin yang tajam! Berapakah jarak bayangan yang dibentuk lensa obyektif? Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk lensa obyektif? Catatlah dalam tabel pengamatan! Letakkan lensa cembung yang berjarak fokus 5 cm (berfungsi sebagai lensa okuler) sejauh 5 cm dari posisi layar yang telah ditandai sebelumnya seperti gambar (b)! Ambil kertas dengan cepat dan amati bayangan api lilin yang terbentuk! Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk lensa okuler? Apakah api lilin kelihatan lebih besar atau lebih kecil? Berapakah jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler? Catatlah dalam tabel pengamatan! Ulangi percobaan dari langkah 1 sampai 5, dengan lensa okuler tetap dengan jarak fokus 5 cm dan gunakan lensa obyektif dengan jarak fokus 20 cm! Bandingkan bayangan akhir yang dibentuk oleh lensa obyektif berjarak fokus 10 cm dan yang berjarak fokus 20 cm. Manakah bayangan yang lebih besar?
202
No
(cm) (cm)
1.
10
5
2.
20
5
′ (cm)
′+ (cm)
TABEL PENGAMATAN Sifat Sifat bayangan bayangan + yang yang dibentuk (cm) dibentuk lensa okuler lensa obyektif
(cm)
Pertanyaan 1. 2. 3. 4. 5.
Dari hasil percobaan pada tabel pengamatan, bandingkan nilai ( ʹ + ) dengan ( + ). Apakah besarnya hampir sama atau jauh berbeda? Dari hasil percobaan pada tabel pengamatan, bandingkan nilai ( + ) dan jarak antara lensa obyektif dengan lensa okuler ( )! Berdasarkan data yang kalian peroleh pada tabel pengamatan, untuk nilai tetap, bagaimana hubungan antara dan ? Bagaimana hubungan antara dan ? Bagaimana sifat bayangan akhir yang dibentuk oleh teropong bintang?
203
Lampiran 16 Uji homogenitas populasi dengan menggunakan nilai Ujian Akhir Semester Gasal. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut: Uji Homogenitas No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Σ n ̅
8A 65 67,5 65 67,5 67,5 47,5 55 70 60 75 67,5 60 52,5 70 62,5 52,5 65 65 55 57,5 67,5 62,5 47,5 40 47,5 55 62,5 55 37,5 37,5 60 57,5 1877,5 32 58,67 92,74
8B 72,5 67,5 62,5 57,5 62,5 72,5 62,5 50 60 65 47,5 65 55 52,5 67,5 65 57,5 62,5 55 72,5 62,5 52,5 57,5 57,5 55 45 50 57,5 60 47,5 47,5 50 1875 32 58,59 85,06
8C 45 47,5 55 52,5 67,5 47,5 90 85 75 62,5 65 55 85 60 72,5 60 45 52,5 57,5 62,5 52,5 65 67,5 52,5 37,5 57,5 37,5 55 62,5 75 55 67,5 1927,5 32 60,23 164,66
8D 47,5 57,5 72,5 67,5 67,5 67,5 57,5 75 50 67,5 52,5 72,5 65 55 60 45 52,5 62,5 67,5 52,5 60 55 60 87,5 62,5 55 40 55 55 62,5 50 77,5 1935 32 60,47 103,40
Kelas 8E 75 52,5 45 62,5 80 52,5 50 70 47,5 65 70 60 60 50 82,5 32,5 75 70 67,5 85 62,5 77,5 57,5 70 57,5 62,5 35 72,5 57,5 50
1855 30 61,83 173,68
8F 50 67,5 45 52,5 55 55 67,5 42,5 65 60 67,5 70 62,5 55 55 67,5 47,5 42,5 47,5 70 47,5 65 55 40 50 62,5 55 52,5 77,5 57,5 65 75 1847,5 32 57,73 105,33
8G 85 67,5 70 55 62,5 62,5 60 67,5 52,5 22,5 65 60 52,5 50 67,5 57,5 67,5 62,5 62,5 60 57,5 50 42,5 60 45 52,5 82,5 77,5 60 62,5 72,5 72,5 1945 32 60,78 153,64
8H 55 42,5 40 50 45 62,5 57,5 62,5 65 90 72,5 50 62,5 52,5 60 47,5 70 55 65 37,5 42,5 65 87,5 42,5 52,5 77,5 80 70 55 62,5 70 77,5 1925 32 60,16 200,84
8I 60 55 65 57,5 65 67,5 60 60 72,5 62,5 65 47,5 60 67,5 57,5 67,5 55 47,5 52,5 45 52,5 35 75 77,5 80 57,5 80 52,5 52,5 57,5 67,5 77,5 1955 32 61,09 121,52
204
UJI HOMOGENITAS POPULASI Hipotesis Ho
σ21 = σ22= σ23= σ24= σ25= σ2i …
Ha
Tidak semua σ21 sama, untuk i=1,2,3,4,5,6,7,8,9
Kriteria: Ho diterima jika
<
Pengujian Hipotesis Kelas 8A 8B 8C 8D 8E 8F 8G 8H 8I Σ
= ( − 1) 31 31 31 31 29 31 31 31 31 277
32 32 32 32 30 32 32 32 32 286
92,73563508 85,05544355
log 1,96725 1,929702
164,6610383 103,4022177 173,6781609 105,3273168 153,6368534 200,8351293 121,5247845 1200,856576
2,21659 2,01453 2,23975 2,02254 2,1865 2,30284 2,08466 18,96436
Varians gabungan dari populasi adalah =
∑( − 1) ∑( − 1)
=
36879,20 277
= 133,14 log
= log 133,14 = 2,12
Harga satuan B = log
∑(
= 2,12 277
− 1)
(
)log 60,9846462 59,8207649
( ) 2874,80 2636,72
68,7143163 62,4504255 64,9526111 62,6987716 67,7813575 71,3880301 64,6246106 583,415534
5104,49 3205,47 5036,67 3265,15 4762,74 6225,89 3767,27 36879,20
205
= 588,43 = (ln 10)
−
(
− 1) log
= (ln 10){588,43 − 583,42} = 11,54 Untuk α = 5% dengan dk= k-1 = 9-1 = 8 diperoleh
=
( ,
)( )
= 15,5
Dari persamaan distribusi chi kuadrat : ( )= =
.
, dengan 21.3 ≥
≥0
1 1 2
2
Maka, diperoleh kurva distribusi chi kuadrat sebagai berikut:
Karena (homogen).
<
maka populasi mempunyai varians yang sama
207
Lampiran 17 DAFTAR NAMA SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
NO
KELOMPOK EKSPERIMEN
KELOMPOK KONTROL
KELAS VIII H
KELAS VIII A NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
ACHMAD HAYKAL
ABDUL AZIZ ICHWANI
ALDI BAYU BRAMASTYA
AHMAD BURHANUDDIN SYAH
ALFIAN TIODI RIZKY A.
ALFARE MUHAMMAD M.
ALVIN FA'QU ROHMAN
ALFI CIPTA ADITAMA
AULIA TALITHA KIRANA
ALI AKBAR PUTRA KAHONO
DIAN TIARASANI
AMIN ISNAN MA'ARIF
ELMA SAFIRAH QISTINA
ANANDA SALSABILA
FADHIYA ANDINI MAULA
ANUGRAHA PUTRI PRAMADHANI
FITRIYANI EKA P.
ARDHAN FIGO RAMADHAN
HASNA RUSYDA
ARI SULISTYOWATI
KINSHAFA NAILLUFAR
DANIA EMERALDA FIRDAUSY
MIRZA FAKHRI KUSUMA
DESI NILA ARUM SARI
MUCHAMMAD AFIF ASHROR
DEVY MARIA KRISTIANI
MUHAMMAD IQBAL L.
FAIRUZ NABILAH
NARULITA KURNIA R.
HASNANDA RACHMADANIA
NAUFAL FARRAS A. W.
HERJUNO GUNTUR BUDI UTOMO
NOVANZA SHEILA FIESTA Z.
LU'LU' ULFAH S. 'AINUN TIAS
NOVRENDA CANTIKA DEVI
METTA DHUPITASARI
NURANI OKTAVIANA
MUCHAMMAD IBNU MAULANA
RAPIKA AULIA MARTA
MUHAMMAD WAHYU G. J. D.
RR. FARAH FADHILAH P. K.
NABILA FAUZIA
SALMA NAILURROHMAH
NICO ALWI DWI HIDAYAT
SALSABILA ARLITA S.
NICOLA ADELLA INDAH KINANTI
SELY SURATININGRUM
OFIH RIAN PANGESTU
SHAFA ZALIKA GHAIDA
PETTY SETIANINGRUM
SYAFIKA MADIHA
RATU ALAM NUGRAHENI
TIFARAH DAYANSABILA P
RULI PRATIWI
YESSIVAFANSTARA C. J
SEKAR PRADNYA KOMALA
YOGA SAKTI KURNIAWAN
VALENTINA TYAS DAMAYANTI
YOLANDA WIDYA VALIRIA
VALENTINUS DWI BAGUS B.
YUDHA ILYAS
WIDIYANTI ANGGRAINI
ZUFAR TAUFIQURRAHMAN F.
YUSRIL ADITIA NUGROHO
208
Lampiran 18 DAFTAR NILAI PRE-TEST DAN POST-TEST KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kelas Eksperimen Nilai Kode Pre Test Post Test H-1 80 30 H-2 70 50 H-3 70 50 H-4 80 35 H-5 85 50 H-6 90 35 H-7 80 40 H-8 60 40 H-9 85 70 H-10 90 75 H-11 65 50 H-12 80 35 H-13 85 30 H-14 80 55 H-15 70 45 H-16 85 40 H-17 85 30 H-18 85 10 H-19 65 45 H-20 85 40 H-21 85 30 H-22 65 20 H-23 90 60 H-24 80 50 H-25 85 35 H-26 100 55 H-27 100 35 H-28 80 55 H-29 80 35 H-30 70 40 H-31 85 35 H-32 90 40 Σ 1345 2585
Kelas Kontrol No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
A-1 A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9 A-10 A-11 A-12 A-13 A-14 A-15 A-16 A-17 A-18 A-19 A-20 A-21 A-22 A-23 A-24 A-25 A-26 A-27 A-28 A-29 A-30 A-31 A-32 Σ
Nilai Pre Test Post Test 70 40 60 25 70 50 70 40 80 50 60 30 80 50 80 40 80 40 80 55 70 40 80 40 70 55 80 40 80 30 80 40 80 50 70 65 70 30 80 50 80 55 80 40 70 30 80 40 85 40 50 40 85 40 85 20 50 40 70 40 90 40 90 45 1330 2405
209
Kelas Eksperimen 32 n 42,0313 75 Nilai tertinggi 10 Nilai terendah
Ket klasikal
32 80,7813 100 60
23,11
17,76
534,07
315,52
0
62,5
Kelas Kontrol 32 n 41,5625 65 Nilai tertinggi 20 Nilai terendah 16,48 271,50 3,125 Ket klasikal
32 75,1563 90 50 28,07 788,18
75
210
Lampiran 19 UJI NORMALITAS NILAI PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN Hipotesis Ho: Data berdistribusi normal Ha: Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan (
=
−
)
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2< χ2tabel Pengujian Hipoteis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = = =
75 10 65 6 −
Kelas Interval 10-21 22-33 34-45 46-57 58-69 70-81 Jumlah
Panjang kelas n
2 4 15 8 1 2 32
1 4 11 11 4 1 32
1 0 4 -3 -3 1 0
(
−
= 10,83 = 11 = 32
)
1 0 16 9 9 1 36 χ²
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh χ² tabel = 11,070 Dari persamaan distribusbusi chi kuadrat : ( )= =
.
, dengan 21,3 ≥ 1
1 2
2
≥0
(
−
)
1 0 1,454545 0,818182 2,25 1 6,522727 6,522727
211
Maka, diperoleh kurva distribusi chi kuadrat sebagai berikut: y 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho 1 73 145 217 289 361 433 505 577 649 721 793 865 937 1009 1081 1153 1225 1297 1369 1441 1513 1585 1657 1729 1801 1873 1945 2017 2089
0
Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
x (10 )
212
UJI NORMALITAS NILAI POST-TEST KELAS EKSPERIMEN Hipotesis Ho: Data berdistribusi normal Ha: Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan (
=
−
)
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2< χ2tabel Pengujian Hipoteis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = = =
100 60 40 6 −
Kelas Interval 60-67 68-75 76-83 84-91 92-99 100-107 Jumlah
Panjang kelas n
4 4 8 11 3 2 32
1 4 11 11 4 1 32
3 0 -3 0 -1 1 0
(
−
= 6,67 = 7 = 32
)
9 0 9 0 1 1 20
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh χ² tabel = 11,070 Dari persamaan distribusbusi chi kuadrat : ( )= =
.
, dengan 21,3 ≥ 1
1 2
2
≥0
(
−
)
9 0 0,818182 0 0,25 1 11,06818 11,06818
213
Maka, diperoleh kurva distribusi chi kuadrat sebagai berikut: y 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho 1 73 145 217 289 361 433 505 577 649 721 793 865 937 1009 1081 1153 1225 1297 1369 1441 1513 1585 1657 1729 1801 1873 1945 2017 2089
0
Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
x (10 )
214
Lampiran 20 UJI NORMALITAS NILAI PRE-TEST KELAS KONTROL Hipotesis Ho: Data berdistribusi normal Ha: Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan (
=
−
)
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2< χ2tabel Pengujian Hipoteis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = = =
65 20 45 6
Panjang kelas n
−
Kelas Interval 20-28 29-37 38-46 47-55 56-64 65-73 Jumlah
2 4 17 8 0 1 32
1 4 11 11 4 1 32
(
1 0 6 -3 -4 0 0
−
= 7,5 = 32
)
1 0 36 9 16 0 62
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh χ² tabel = 11,070 Dari persamaan distribusbusi chi kuadrat : ( )= =
.
, dengan 21,3 ≥ 1
1 2
2
≥0
(
−
)
1 0 3,272727 0,818182 4 0 9,090909 9,090909
215
Maka, diperoleh kurva distribusi chi kuadrat sebagai berikut: y 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 Daerah penerimaan Ho 0,1
Daerah penolakan Ho
0 1 73 145 217 289 361 433 505 577 649 721 793 865 937 1009 1081 1153 1225 1297 1369 1441 1513 1585 1657 1729 1801 1873 1945 2017 2089
x (10 )
Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
216
UJI NORMALITAS NILAI POST-TEST KELAS KONTROL Hipotesis Ho: Data berdistribusi normal Ha: Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan (
=
−
)
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2< χ2tabel Pengujian Hipoteis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = = =
90 50 40 6 −
Kelas Interval 50-57 58-65 66-73 74-81 82-89 90-97 Jumlah
Panjang kelas n
2 2 9 14 3 2 32
1 4 11 11 4 1 32
(
1 -2 -2 3 -1 1 0
−
= 6,67 = 7 = 32
)
1 4 4 9 1 1 20
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh χ² tabel = 11,070 Dari persamaan distribusbusi chi kuadrat : ( )= =
.
, dengan 21,3 ≥ 1
1 2
2
≥0
(
−
1 1 0,363636 0,818182 0,25 1 4,431818 4,431818
)
217
Maka, diperoleh kurva distribusi chi kuadrat sebagai berikut: y 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 Daerah penerimaan Ho 0,1
Daerah penolakan Ho
0 1 78 155 232 309 386 463 540 617 694 771 848 925 1002 1079 1156 1233 1310 1387 1464 1541 1618 1695 1772 1849 1926 2003 2080
x (10 )
Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
218
Lampiran 21 UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA (UJI t-PIHAK KANAN) DATA HASIL POST-TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL Hipotesis Ho: µ1 ≤ µ2 Ha: µ1 > µ2 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: x1 x 2
t
s12 s2 2 s1 s 2 2r n 1 n 2 n1 n2 Dimana, Dari data diperoleh: Sumber variasi Jumlah n x Varians (s2) Standart deviasi (s)
Post test kelompok eksperimen 2585 32 80,7813
Post test kelompok kontrol 2405 32 75,1563
315,5241935
788,1804435
17,76300069
28,07455153
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: ∑ = ∑ 8316892 = √26143788,24x4616035,156 8316892 = 10985474,3
= 0,757080852
219
−
= + + =
−2
√
√ 5,625
[9,860131048 + 24,63064] − 2
0,757080852[4,96][3,14]
= 1,704227741
Pada α= 0,05 dengan dk=32+32-2=62, diperoleh t(0,95)(62)= 1,671 Dari persamaan distribusbusi student (distribusi t): ( )=
=
(
)
, dengan 4 ≥
≥ −4
+1 2 1 2
Maka, diperoleh kurva distribusi student (distribusi t) sebagai berikut:
1,671
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.
220
Lampiran 22
UJI GAIN TERNORMALISASI PRE TEST-POST TEST KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
Gain ternormalisasi kelompok eksperimen ( )=
− 100% −
( )=
80,781 − 42,031 100% − 42,031
( )=
38,75 57,969
( ) = 0,66 (sedang)
Gain ternormalisasi kelompok kontrol ( )=
− 100% −
( )=
75,156 − 41,563 100% − 41,563
( )=
33,594 58,438
( ) = 0,57 (sedang)
221
Lampiran 23 LEMBAR PENILAIAN KARAKTER DAN PSIKOMOTORIK SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL (oleh mahasiswa observer) Sekolah : Hari/Tanggal : Pertemuan/Waktu : Kelas/Semester : Materi : Berilah tanda check list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya! No. Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Rasa ingin tahu
Bersahabat/ komunikatif
Psikomotorik
A1 A2 A3 B1 B2 B2 C1 C2 C3 C4 C5 C6
222
25 26 27 28 29 30 31 32 Semarang,
2014
Observer
( NIM
)
223
LEMBAR PENILAIAN KARAKTER DAN PSIKOMOTORIK SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL (oleh ketua kelompok) Berilah skor untuk aspek-aspek yang diamati sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh setiap anggota kelompok anda saat mengikuti pembelajaran. Aspek yang diamati A Sering (lebih dari dua kali) bertanya kepada guru atau teman dalam diskusi.
B Sering (lebih dari dua kali) menyumbangkan ide/pendapat dalam diskusi.
Hanya dua kali bertanya kepada guru atau teman dalam diskusi. Hanya sekali bertanya kepada guru atau teman dalam diskusi.
Hanya dua kali menyumbangkan ide/pendapat dalam diskusi. Hanya sekali menyumbangkan ide/pendapat dalam diskusi.
Tidak pernah bertanya sama sekali.
Tidak pernah berpendapat sama sekali.
Skor
C Mampu bekerja sama dengan semua teman/lebih dari 2 orang teman sekelompok. Mampu bekerja sama dengan 2 orang teman sekelompok.
D Menggunakan alat dan bahan dengan benar tanpa bimbingan guru atau teman.
Mampu bekerja sama dengan 1 orang teman sekelompok.
Tidak mampu bekerja sama dengan 1 orang pun teman sekelompok.
Menggunakan alat dan bahan dengan benar dengan bimbingan guru atau teman. Salah menggunakan sebagian alat/bahan dengan atau tanpa bimbingan guru atau teman. Tidak ikut menggunakan alat/bahan dengan atau tanpa bimbingan guru atau teman.
Kelompok : .................................................... Skor Nama Siswa
A
B
C
D
Angket ini saya isi dengan sebenar-benarnya sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh setiap anggota yang tercantum di atas saat mengikuti pembelajaran. Semarang,
2014 Observer
(_______________________)
4
3
2
1
224
Lampiran 24 RUBRIK PENSKORAN AFEKTIF SISWA (Karakter yang Dikembangkan) Aspek yang dinilai No 1
2
3
A Rasa ingin tahu
B Bersahabat/ komunikatif
Sering (lebih dari dua kali) bertanya kepada guru atau teman dalam diskusi. Hanya dua kali bertanya kepada guru atau teman dalam diskusi. Hanya sekali bertanya kepada guru atau teman dalam diskusi. Tidak pernah bertanya sama sekali. Mengisi kotak pertanyaan dengan 2 pertanyaan dengan salah satu pertanyaan adalah pertanyaan kreatif. Mengisi kotak pertanyaan dengan 2 pertanyaan sederhana/1 pertanyaan kreatif. Mengisi kotak pertanyaan dengan 1 pertanyaan sederhana. Tidak mengisi kotak pertanyaan sama sekali.
Sering (lebih dari dua kali) menyumbangkan ide/pendapat dalam diskusi. Hanya dua kali menyumbangkan ide/pendapat dalam diskusi. Hanya sekali menyumbangkan ide/pendapat dalam diskusi. Tidak pernah berpendapat sama sekali. Mampu bekerja sama dengan semua teman/lebih dari 2 orang teman sekelompok.
Mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi. Mengajukan pertanyaan yang kurang berhubungan dengan materi. Tidak mengajukan pertanyaan, namun tetap memperhatikan (tenang). Tidak mengajukan petanyaan, namun tidak memperhatikan (membuat keributan).
Mampu bekerja sama dengan 2 orang teman sekelompok. Mampu bekerja sama dengan 1 orang teman sekelompok. Tidak mampu bekerja sama dengan 1 orang pun teman sekelompok. Dapat menjawab pertanyaan dengan tepat tanpa bimbingan guru. Menjawab pertanyaan dengan kurang tepat. Tidak menjawab pertanyaan, namun tetap memperhatikan (tenang). Tidak menjawab pertanyaan, namun tidak memperhatikan (membuat keributan).
Skor
4 3 2 1
4
3 2 1
4
3
2
1
Lampiran 25
RUBRIK PENSKORAN HASIL BELAJAR PRIKOMOTORIK SISWA DALAM PRAKTIKUM Aspek psikomotorik yang dinilai Merumuskan dugaan (C1)
Memilih alat dan bahan (C2)
Menjawab permasalahan dengan benar.
Memilih alat dan bahan dengan benar tanpa bimbingan guru.
Menjawab permasalahan namun kurang tepat.
Memilih alat dan bahan dengan benar dengan bimbingan guru.
Tidak menjawab permasalahan/mengi si LKS namun tetap memperhatikan teman yang menyampaikan pendapat.
Salah memilih sebagian alat/bahan dengan atau tanpa bimbingan guru.
Menggunakan alat dan bahan (C3)
Mengumpulkan data dan menganalisis hasil percobaan (C4)
Menggunakan alat dan bahan dengan benar tanpa bimbingan guru atau teman. Menggunakan alat dan bahan dengan benar dengan bimbingan guru atau teman.
Setiap data dan jawaban pertanyaan dalam LKS benar tanpa bimbingan guru.
Kesimpulan benar tanpa bimbingan guru.
Mempresentasikan hasil praktikum dengan tepat tanpa bimbingan guru.
Sebagian data dan jawaban pertanyaan dalam LKS dijawabperoleh tanpa bimbingan guru namun kurang tepat. Sebagian data dan jawaban pertanyaan dalam LKS kurang tepat meskipun dengan bimbingan guru.
Sebagian kesimpulan kurang tepat tanpa bimbingan guru.
Tidak mempresentasikan hasil praktikum, namun tetap memperhatikan kelompok yang presentasi. Tidak mempresentasikan hasil praktikum dan tidak memperhatikan kelompok yang presentasi (tidak membuat keributan).
Salah menggunakan sebagian alat/bahan dengan atau tanpa bimbingan guru atau teman.
Menarik kesimpulan (C5)
Sebagian kesimpulan kurang tepat meskipun dengan bimbingan guru.
Mengkomunikasikan (C6)
Skor
4
3
2
225
Aspek psikomotorik yang dinilai Merumuskan dugaan (C1) Tidak menjawab pertanyaan/mengisi LKS dan membuat keributan.
Memilih alat dan bahan (C2) Salah memilih seluruh alat/bahan dengan atau tanpa bimbingan guru.
Menggunakan alat dan bahan (C3) Tidak ikut menggunakan alat/bahan.
Mengumpulkan data dan menganalisis hasil percobaan (C4) Seluruh data dan jawaban pertanyaan dalam LKS salah dengan atau tanpa bimbingan guru.
Menarik kesimpulan (C5)
Mengkomunikasikan (C5)
Seluruh kesimpulan salah dengan atau tanpa bimbingan guru.
Tidak mempresentasikan hasil praktikum dan membuat keributan.
Skor
1
226
227
Lampiran 26 ANALISIS DATA HASIL OBSERVASI KARAKTER SISWA KELAS EKSPERIMEN TOPIK MATA DAN KAMERA Rasa Ingin Tahu No
Kode
1
H-1
2
Bersahabat/komunikatif
Aspek yang diamati Skor Total
Nilai (%)
No
A1
A2
A3
Skor
Skor
Skor
3
3
2
8
66,67
1
H-2
4
2
2
8
66,67
3
H-3
4
2
2
8
4
H-4
4
3
2
5
H-5
4
3
6
H-6
4
7
H-7
4
8
H-8
9
Aspek yang diamati Skor Total
Nilai (%)
B1
B2
B3
Skor
Skor
Skor
4
3
1
8
66,67
2
4
4
3
11
91,67
66,67
3
2
1
1
4
33,33
9
75,00
4
4
3
2
9
75,00
2
9
75,00
5
4
4
1
9
75,00
4
4
12
100,00
6
4
4
2
10
83,33
2
3
9
75,00
7
4
4
1
9
75,00
3
1
2
6
50,00
8
4
2
1
7
58,33
H-9
4
3
2
9
75,00
9
4
4
1
9
75,00
10
H-10
4
2
2
8
66,67
10
4
4
2
10
83,33
11
H-11
4
2
2
8
66,67
11
4
3
1
8
66,67
12
H-12
4
4
2
10
83,33
12
4
4
2
10
83,33
13
H-13
4
4
3
11
91,67
13
4
4
2
10
83,33
14
H-14
4
4
2
10
83,33
14
4
3
1
8
66,67
15
H-15
4
4
2
10
83,33
15
4
3
1
8
66,67
16
H-16
4
4
2
10
83,33
16
4
4
2
10
83,33
17
H-17
4
3
2
9
75,00
17
4
4
2
10
83,33
18
H-18
4
3
3
10
83,33
18
4
4
2
10
83,33
19
H-19
4
2
2
8
66,67
19
4
3
1
8
66,67
20
H-20
4
4
4
12
100,00
20
4
4
2
10
83,33
21
H-21
4
3
2
9
75,00
21
4
4
2
10
83,33
22
H-22
4
2
2
8
66,67
22
3
4
1
8
66,67
23
H-23
4
4
4
12
100,00
23
4
4
2
10
83,33
24
H-24
4
3
2
9
75,00
24
4
4
1
9
75,00
25
H-25
4
3
2
9
75,00
25
4
4
2
10
83,33
26
H-26
4
4
3
11
91,67
26
4
4
2
10
83,33
27
H-27
4
3
3
10
83,33
27
4
4
2
10
83,33
28
H-28
4
3
2
9
75,00
28
4
4
2
10
83,33
29
H-29
4
3
2
9
75,00
29
4
3
1
8
66,67
30
H-30
4
3
2
9
75,00
30
2
4
1
7
58,33
31
H-31
4
3
2
9
75,00
31
4
3
1
8
66,67
32
H-32
4
3
2
9
75,00
32
4
4
2
10
83,33
126 96 Rata-rata
75
297
115 50 Rata-rata
288
2399,68 74,99
Jumlah
2416,64 75,52
123
TOPIK LUP
No
Kode
1 2
H-1 H-2
Rasa Ingin Tahu Aspek yang diamati Skor A1 A2 A3 Total Skor Skor Skor 4 3 2 9 4 2 2 8
Nilai (%) 75,00 66,67
No
1 2
Bersahabat/komunikatif Aspek yang diamati Skor B1 B2 B3 Total Skor Skor Skor 4 4 1 9 4 4 1 9
Nilai (%) 75,00 75,00
228
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8 H-9 H-10 H-11 H-12 H-13 H-14 H-15 H-16 H-17 H-18 H-19 H-20 H-21 H-22 H-23 H-24 H-25 H-26 H-27 H-28 H-29 H-30 H-31 H-32 Jumlah
3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4
126 108 Rata-rata
2 2 4 3 2 2 2 2 3 2 4 2 4 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 4
8 9 12 10 9 8 9 9 9 9 12 9 12 10 10 11 9 9 11 10 10 10 11 11 11 10 9 8 10 12
66,67 75,00 100,00 83,33 75,00 66,67 75,00 75,00 75,00 75,00 100,00 75,00 100,00 83,33 83,33 91,67 75,00 75,00 91,67 83,33 83,33 83,33 91,67 91,67 91,67 83,33 75,00 66,67 83,33 100,00
80
314
2500,16 78,13
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 122
2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 3 1 1 3 1 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2
4 9 9 10 8 7 9 10 8 9 10 9 9 8 10 11 8 9 10 9 10 10 10 11 10 10 9 9 10 10
33,33 75,00 75,00 83,33 66,67 58,33 75,00 83,33 66,67 75,00 83,33 75,00 75,00 66,67 83,33 91,67 66,67 75,00 83,33 75,00 83,33 83,33 83,33 91,67 83,33 83,33 75,00 75,00 83,33 83,33
121 50 Rata-rata
293
2432,96 76,03
TOPIK MIKROSKOP Rasa Ingin Tahu No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8 H-9 H-10 H-11 H-12 H-13 H-14 H-15 H-16 H-17 H-18 H-19 H-20 H-21 H-22
Aspek yang diamati A1 A2 A3 Skor Skor Skor 4 3 3 4 4 1 4 4 1 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 1 4 3 3 4 4 4 4 2 1 4 4 3 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 1
Skor Total 10 9 9 10 10 10 10 8 10 12 7 11 11 9 9 10 11 10 10 10 11 7
Nilai (%)
No
83,33 75,00 75,00 83,33 83,33 83,33 83,33 66,67 83,33 100,00 58,33 91,67 91,67 75,00 75,00 83,33 91,67 83,33 83,33 83,33 91,67 58,33
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Bersahabat/komunikatif Aspek yang diamati Skor B1 B2 B3 Total Skor Skor Skor 4 4 2 10 4 3 1 8 4 4 1 9 4 3 1 8 4 3 3 10 4 4 3 11 4 4 1 9 4 3 1 8 4 4 2 10 4 4 3 11 4 3 1 8 4 4 1 9 4 4 2 10 4 4 2 10 4 4 2 10 4 4 3 11 4 4 2 10 4 4 2 10 4 3 1 8 4 4 2 10 4 4 2 10 4 4 1 9
Nilai (%) 83,33 66,67 75,00 66,67 83,33 91,67 75,00 66,67 83,33 91,67 66,67 75,00 83,33 83,33 83,33 91,67 83,33 83,33 66,67 83,33 83,33 75,00
229
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
H-23 H-24 H-25 H-26 H-27 H-28 H-29 H-30 H-31 H-32
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
Jumlah
127 104 Rata-rata TOPIK TELESKOP (TEROPONG)
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8 H-9 H-10 H-11 H-12 H-13 H-14 H-15 H-16 H-17 H-18 H-19 H-20 H-21 H-22 H-23 H-24 H-25 H-26 H-27 H-28 H-29 H-30 H-31 H-32 Jumlah
3 1 3 1 3 1 1 3 3 3
10 8 10 8 10 8 9 10 10 10
83,33 66,67 83,33 66,67 83,33 66,67 75,00 83,33 83,33 83,33
76
307
2553,12 79,16
Rasa Ingin Tahu Aspek yang diamati Skor A1 A2 A3 Total Skor Skor Skor 4 3 3 10 4 3 3 10 4 3 3 10 4 4 2 10 4 3 2 9 4 3 2 9 4 3 3 10 3 1 4 8 4 3 3 10 4 4 4 12 4 2 2 8 4 4 2 10 4 4 2 10 4 3 2 9 4 2 2 8 4 3 2 9 3 3 2 8 4 4 2 10 3 2 2 7 4 3 3 10 4 3 3 10 4 3 2 9 4 4 2 10 4 3 3 10 4 4 3 11 4 4 3 11 4 3 3 10 4 4 2 10 4 4 2 10 4 3 2 9 4 3 2 9 4 4 2 10 125 102 Rata-rata
79
306
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
128
Nilai (%)
No
83,33 83,33 83,33 83,33 75,00 75,00 83,33 66,67 83,33 100,00 66,67 83,33 83,33 75,00 66,67 75,00 66,67 83,33 58,33 83,33 83,33 75,00 83,33 83,33 91,67 91,67 83,33 83,33 83,33 75,00 75,00 83,33
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
2549,44 79,67
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 1 1 3 2 1 2 2 2 2
11 9 9 11 10 9 10 10 10 10
91,67 75,00 75,00 91,67 83,33 75,00 83,33 83,33 83,33 83,33
122 58 Rata-rata
308
2566,40 80,20
Bersahabat/komunikatif Aspek yang diamati Skor B1 B2 B3 Total Skor Skor Skor 4 4 2 10 4 4 2 10 3 3 1 7 4 4 2 10 4 4 2 10 4 4 2 10 4 4 2 10 4 4 2 10 4 4 2 10 4 4 3 11 3 3 2 8 4 3 2 9 4 4 2 10 4 4 2 10 4 4 2 10 4 3 2 9 4 4 2 10 4 3 2 9 3 4 1 8 4 4 3 11 4 4 2 10 4 3 2 9 4 4 3 11 4 3 2 9 4 4 3 11 4 4 3 11 4 4 3 11 4 3 2 9 4 4 2 10 4 4 3 11 4 4 2 10 4 4 3 11 125
120 70 Rata-rata
315
Nilai (%) 83,33 83,33 58,33 83,33 83,33 83,33 83,33 83,33 83,33 91,67 66,67 75,00 83,33 83,33 83,33 75,00 83,33 75,00 66,67 91,67 83,33 75,00 91,67 75,00 91,67 91,67 91,67 75,00 83,33 91,67 83,33 91,67 2608,00 81,50
230
ANALISIS DATA HASIL OBSERVASI KARAKTER SISWA KELAS KONTROL TOPIK MATA DAN KAMERA Rasa Ingin Tahu No
Kode
1
A-1
2 3
Bersahabat/komunikatif
Aspek yang diamati Skor Total
Nilai (%)
No
A1
A3
Skor
Skor
2
2
4
50,00
1
A-2
2
2
4
50,00
A-3
2
2
4
50,00
4
A-4
2
2
4
5
A-5
3
2
6
A-6
2
7
A-7
8
Aspek yang diamati Skor Total
Nilai (%)
B1
B2
B3
Skor
Skor
Skor
2
4
2
8
66,67
2
2
4
2
8
66,67
3
2
4
2
8
66,67
50,00
4
3
3
3
9
75,00
5
62,50
5
3
3
3
9
75,00
2
4
50,00
6
2
2
2
6
50,00
3
2
5
62,50
7
2
4
2
8
66,67
A-8
3
2
5
62,50
8
2
4
2
8
66,67
9
A-9
3
2
5
62,50
9
3
3
3
9
75,00
10
A-10
3
2
5
62,50
10
3
3
3
9
75,00
11
A-11
3
2
5
62,50
11
2
4
2
8
66,67
12
A-12
3
2
5
62,50
12
2
4
2
8
66,67
13
A-13
3
2
5
62,50
13
2
2
2
6
50,00
14
A-14
3
2
5
62,50
14
3
3
3
9
75,00
15
A-15
3
3
6
75,00
15
3
3
3
9
75,00
16
A-16
3
2
5
62,50
16
2
4
2
8
66,67
17
A-17
3
2
5
62,50
17
2
4
2
8
66,67
18
A-18
2
2
4
50,00
18
2
2
2
6
50,00
19
A-19
3
2
5
62,50
19
2
4
2
8
66,67
20
A-20
3
3
6
75,00
20
3
3
3
9
75,00
21
A-21
3
3
6
75,00
21
3
3
3
9
75,00
22
A-22
3
2
5
62,50
22
2
4
2
8
66,67
23
A-23
2
2
4
50,00
23
3
3
3
9
75,00
24
A-24
3
3
6
75,00
24
4
3
3
10
83,33
25
A-25
2
2
4
50,00
25
2
4
2
8
66,67
26
A-26
3
2
5
62,50
26
2
2
1
5
41,67
27
A-27
3
3
6
75,00
27
2
4
2
8
66,67
28
A-28
3
3
6
75,00
28
4
3
3
10
83,33
29
A-29
2
2
4
50,00
29
2
2
1
5
41,67
30
A-30
3
2
5
62,50
30
2
2
2
6
50,00
31
A-31
3
3
6
75,00
31
3
3
3
9
75,00
32
A-32 Jumlah
3 72
6 159
75,00 1987,52 62,11
32
4 80
3 87 Rata-rata
3 3 103 75 Rata-rata
10 258
83,33 2150,08 67,19
TOPIK LUP
No
Kode
1 2 3 4 5
A-1 A-2 A-3 A-4 A-5
Rasa Ingin Tahu Aspek yang diamati Skor A1 A3 Total Skor Skor 3 2 5 2 2 4 2 2 4 3 3 6 3 3 6
Nilai (%) 62,5 50,00 50,00 75,00 75,00
No
1 2 3 4 5
Bersahabat/komunikatif Aspek yang diamati Skor B1 B2 B3 Total Skor Skor Skor 3 3 2 8 2 2 1 5 3 3 2 8 3 3 2 8 4 3 2 9
Nilai (%) 66,67 41,67 66,67 66,67 75,00
231
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
A-6 A-7 A-8 A-9 A-10 A-11 A-12 A-13 A-14 A-15 A-16 A-17 A-18 A-19 A-20 A-21 A-22 A-23 A-24 A-25 A-26 A-27 A-28 A-29 A-30 A-31 A-32 Jumlah
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 89 Rata-rata
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 1 1 3 2 2 3 3 3
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 6 6 4 6 5 5 6 4 6 4 2 6 5 5 6 6 6
73
162
62,50 62,50 62,50 62,50 62,50 62,50 62,50 50,00 62,50 62,50 75,00 75,00 50,00 75,00 62,50 62,50 75,00 50,00 75,00 50,00 25,00 75,00 62,50 62,50 75,00 75,00 75,00
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
2024,96 63,28
2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3
2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 2 3 4 4
1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 1 2 2 3
5 9 9 8 9 9 9 8 8 9 9 9 8 8 8 9 9 8 10 8 5 10 8 5 9 9 10
41,67 75,00 75,00 66,67 75,00 75,00 75,00 66,67 66,67 75,00 75,00 75,00 66,67 66,67 66,67 75,00 75,00 66,67 83,33 66,67 41,67 83,33 66,67 41,67 75,00 75,00 83,33
99
99 65 Rata-rata
263
2191,68 68,49
TOPIK MIKROSKOP
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
A-1 A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9 A-10 A-11 A-12 A-13 A-14 A-15 A-16 A-17 A-18 A-19 A-20 A-21 A-22 A-23 A-24 A-25
Rasa Ingin Tahu Aspek yang diamati Skor A1 A3 Total Skor Skor 3 3 6 2 2 4 4 3 7 3 2 5 4 3 7 2 2 4 3 3 6 3 3 6 4 3 7 4 3 7 4 3 7 4 3 7 2 2 4 4 3 7 4 3 7 4 3 7 4 3 7 3 3 6 4 3 7 4 3 7 4 3 7 4 3 7 4 3 7 3 3 6 4 3 7
Nilai (%) 75,00 50,00 87,50 62,50 87,50 50,00 75,00 75,00 87,50 87,50 87,50 87,50 50,00 87,50 87,50 87,50 87,50 75,00 87,50 87,50 87,50 87,50 87,50 75,00 87,50
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Bersahabat/komunikatif Aspek yang diamati Skor B1 B2 B3 Total Skor Skor Skor 2 3 2 7 3 2 2 7 2 3 2 7 3 3 3 9 4 3 2 9 2 2 2 6 4 3 3 10 3 4 3 10 4 3 2 9 4 3 2 9 4 4 2 10 3 4 3 10 2 2 2 6 4 3 2 9 4 3 2 9 4 4 2 10 4 4 2 10 2 3 2 7 4 3 2 9 4 3 2 9 4 3 2 9 4 4 2 10 2 2 2 6 2 3 2 7 3 2 2 7
Nilai (%) 58,33 58,33 58,33 75 75 50 83,33 83,33 75 75 83,33 83,33 50 75 75 83,33 83,33 58,33 75 75 75 83,33 50 58,33 58,33
232
26 27 28 29 30 31 32
A-26 A-27 A-28 A-29 A-30 A-31 A-32 Jumlah
2 3 4 3 3 4 4 119 Rata-rata
2 3 3 3 3 3 3
4 6 7 6 6 7 7
63
202
50,00 75,00 87,50 75,00 75,00 87,50 87,50
26 27 28 29 30 31 32
2525,12 78,91
2 4 4 4 2 4 4 105
2 3 3 3 3 4 4
2 2 3 2 2 2 2
6 9 10 9 7 10 10
50 75 83,33 75 58,33 83,33 83,33
98 69 Rata-rata
272
2266,56 70,83
TOPIK TELESKOP (TEROPONG)
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
A-1 A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9 A-10 A-11 A-12 A-13 A-14 A-15 A-16 A-17 A-18 A-19 A-20 A-21 A-22 A-23 A-24 A-25 A-26 A-27 A-28 A-29 A-30 A-31 A-32 Jumlah
Rasa Ingin Tahu Aspek yang diamati Skor A1 A3 Total Skor Skor 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 2 2 4 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 4 2 6 2 2 4 4 2 6 4 2 6 1 1 2 2 2 4 4 2 6 4 2 6 119 Rata-rata
63
202
Nilai (%) 75,00 75,00 75,00 75,00 50,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 50,00 75,00 75,00 25,00 50,00 75,00 75,00 2575,04 80,47
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Bersahabat/komunikatif Aspek yang diamati Skor B1 B2 B3 Total Skor Skor Skor 3 3 2 8 2 2 1 5 3 3 3 9 4 3 3 10 4 3 2 9 3 3 2 8 4 3 2 9 4 3 2 9 4 3 3 10 4 3 2 9 4 3 2 9 4 3 2 9 3 3 2 8 4 3 3 10 4 3 2 9 4 3 2 9 4 3 2 9 4 3 2 9 2 2 1 5 4 3 3 10 4 3 2 9 4 3 2 9 3 3 2 8 4 3 3 10 3 3 2 8 2 2 1 5 4 3 3 10 4 3 3 10 2 2 2 6 4 3 2 9 4 3 3 10 4 3 3 10 114
92 71 Rata-rata
277
Nilai (%) 66,67 41,67 75,00 83,33 75,00 66,67 75,00 75,00 83,33 75,00 75,00 75,00 66,67 83,33 75,00 75,00 75,00 75,00 41,67 83,33 75,00 75,00 66,67 83,33 66,67 41,67 83,33 83,33 50,00 75,00 83,33 83,33 2308,16 72,13
233
Lampiran 27 ANALISIS AKTIVITAS PSIKOMOTORIK KELOMPOK EKSPERIMEN TOPIK MATA DAN KAMERA Aspek psikomotorik yang dinilai C2 C3 C4 C5 Skor Skor Skor Skor
Skor Total
Nilai (%)
Keterangan
3
19
79,17
baik
tuntas
3
17
70,83
baik
tidak tuntas
3
3
19
79,17
baik
tuntas
2
1
16
66,67
baik
tidak tuntas
2
2
3
17
70,83
baik
tidak tuntas
2
3
3
19
79,17
baik
tuntas
4
2
3
3
19
79,17
baik
tuntas
3
4
2
2
3
17
70,83
baik
tidak tuntas tuntas
No
Kode
C1 Skor
1
H-1
4
3
4
2
3
2
H-2
3
3
4
2
2
3
H-3
4
3
4
2
4
H-4
4
4
3
2
5
H-5
3
3
4
6
H-6
4
3
4
7
H-7
4
3
8
H-8
3
C6 Skor
Ketuntasan
9
H-9
4
3
4
2
3
3
19
79,17
baik
10
H-10
4
4
3
2
3
4
20
83,33
sangat baik
tuntas
11
H-11
4
4
3
2
2
1
16
66,67
baik
tidak tuntas
12
H-12
4
4
3
2
3
4
20
83,33
sangat baik
tuntas
13
H-13
4
4
3
2
3
4
20
83,33
sangat baik
tuntas
14
H-14
3
3
4
2
2
3
17
70,83
baik
tidak tuntas
15
H-15
4
3
4
2
3
3
19
79,17
baik
tuntas
16
H-16
4
4
3
2
2
1
16
66,67
baik
tidak tuntas
17
H-17
4
4
3
2
2
1
16
66,67
baik
tidak tuntas
18
H-18
4
4
3
2
2
1
16
66,67
baik
tidak tuntas
19
H-19
4
4
3
2
2
1
16
66,67
baik
tidak tuntas
20
H-20
4
3
4
2
3
3
19
79,17
baik
tuntas
21
H-21
4
3
4
2
3
3
19
79,17
baik
tuntas
22
H-22
3
3
4
2
2
3
17
70,83
baik
tidak tuntas
23
H-23
4
4
3
2
3
4
20
83,33
sangat baik
tuntas
24
H-24
3
3
4
2
2
3
17
70,83
baik
tidak tuntas
25
H-25
4
4
3
2
3
4
20
83,33
sangat baik
tuntas
26
H-26
4
4
3
2
3
4
20
83,33
sangat baik
tuntas
27
H-27
4
3
4
2
3
3
19
79,17
baik
tuntas
28
H-28
4
4
3
2
2
1
16
66,67
baik
tidak tuntas
29
H-29
4
3
4
2
3
3
19
79,17
baik
tuntas
30
H-30
4
4
3
2
2
1
16
66,67
baik
tidak tuntas
31
H-31
4
4
3
2
2
1
16
66,67
baik
tidak tuntas
32
H-32
4
4
3
2
2
1
16
66,67
baik
tidak tuntas
50,00
tidak tuntas
74,48
baik
Jumlah
122
Nilai (%)
95,31
Keterangan:
112 87,50
112
64
80
82
87,50
50,00
62,50
64,06
Ket Klasikal Rata-rata
C1 =
Merumuskan dugaan
C2 =
Memilih alat dan bahan
C3 =
Menggunakan alat dan bahan
C4 =
Mengumpulkan data dan menganalisis data
C5 =
Menyimpulkan
C6 =
Mengkomunikasikan
234
TOPIK LUP Aspek psikomotorik yang dinilai Skor Total
Nilai (%)
Keterangan
Ketuntasan
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
4
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
4
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
3
4
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
H-9
3
4
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
10
H-10
2
4
4
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
11
H-11
3
4
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
12
H-12
2
4
4
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
13
H-13
2
4
4
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
14
H-14
3
4
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
15
H-15
3
4
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
16
H-16
3
4
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
17
H-17
3
4
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
18
H-18
3
4
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
19
H-19
3
4
3
2
2
4
18
75,00
baik
tuntas
20
H-20
3
4
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
21
H-21
3
4
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
22
H-22
3
4
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
23
H-23
2
4
4
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
24
H-24
3
4
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
25
H-25
4
4
4
4
4
3
23
95,83
sangat baik
tuntas
26
H-26
4
4
4
4
4
3
23
95,83
sangat baik
tuntas
27
H-27
4
4
3
4
3
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
28
H-28
3
4
3
2
2
4
18
75,00
baik
tuntas
29
H-29
3
4
3
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
30
H-30
3
4
3
2
2
4
18
75,00
baik
tuntas
31
H-31
3
4
3
2
2
4
18
75,00
baik
tuntas
32
H-32
3
4
3
2
2
4
18
75,00
baik
tuntas
100,00
tuntas
83,46
sangat baik
No
Kode
C1
C2
C3
C4
C5
C6
1
H-1
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor
3
4
3
4
3
2
H-2
3
4
3
4
3
3
H-3
3
4
3
4
4
H-4
3
4
3
5
H-5
3
4
6
H-6
3
7
H-7
3
8
H-8
9
Jumlah
95
Nilai (%)
74,22
Keterangan:
128
102
118
97
101
92,19
75,78
78,91
Ket Klasikal Rata-rata
100,00
79,69
C1 =
Merumuskan dugaan
C2 =
Memilih alat dan bahan
C3 =
Menggunakan alat dan bahan
C4 =
Mengumpulkan data dan menganalisis data
C5 =
Menyimpulkan
C6 =
Mengkomunikasikan
235
TOPIK MIKROSKOP Aspek psikomotorik yang dinilai Skor Total
Nilai (%)
Keterangan
Ketuntasan
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
4
3
20
83,33
baik
tuntas
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
4
3
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
3
3
4
4
3
20
83,33
baik
tuntas
2
4
4
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
H-9
3
3
3
4
4
3
20
83,33
baik
tuntas
10
H-10
3
3
3
4
4
4
21
87,50
sangat baik
tuntas
11
H-11
2
4
3
4
4
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
12
H-12
3
3
3
4
4
4
21
87,50
sangat baik
tuntas
13
H-13
3
3
3
4
4
4
21
87,50
sangat baik
tuntas
14
H-14
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
15
H-15
3
3
3
4
4
3
20
83,33
baik
tuntas
16
H-16
2
4
3
4
4
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
17
H-17
3
4
3
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
18
H-18
3
4
3
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
19
H-19
2
4
3
4
4
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
20
H-20
3
4
3
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
21
H-21
3
3
3
4
4
3
20
83,33
baik
tuntas
22
H-22
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
23
H-23
3
3
3
4
4
4
21
87,50
sangat baik
tuntas
24
H-24
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
25
H-25
4
3
3
4
4
4
22
91,67
sangat baik
tuntas
26
H-26
2
3
3
4
4
4
20
83,33
sangat baik
tuntas
27
H-27
4
4
3
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
28
H-28
3
4
3
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
29
H-29
2
4
3
4
4
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
30
H-30
3
4
3
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
31
H-31
3
4
3
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
32
H-32
3
4
3
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
100,00
tuntas
87,11
sangat baik
No
Kode
C1
C2
C3
C4
C5
C6
1
H-1
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor
3
4
3
4
4
2
H-2
3
4
4
4
4
3
H-3
3
3
3
4
4
H-4
3
4
3
5
H-5
3
4
6
H-6
3
7
H-7
3
8
H-8
9
Jumlah
92
Nilai (%)
71,88
Keterangan:
117
102
128
128
102
100,00
100,00
79,69
Ket Klasikal Rata-rata
91,41
79,69
C1 =
Merumuskan dugaan
C2 =
Memilih alat dan bahan
C3 =
Menggunakan alat dan bahan
C4 =
Mengumpulkan data dan menganalisis data
C5 =
Menyimpulkan
C6 =
Mengkomunikasikan
236
TOPIK TELESKOP (TEROPONG) Aspek psikomotorik yang dinilai Skor Total
Nilai (%)
Keterangan
Ketuntasan
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
4
18
75,00
baik
tuntas
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
3
2
2
4
18
75,00
baik
tuntas
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
3
4
3
2
2
4
18
75,00
baik
tuntas
H-9
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
10
H-10
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
11
H-11
2
4
4
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
12
H-12
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
13
H-13
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
14
H-14
3
4
3
2
2
4
18
75,00
baik
tuntas
15
H-15
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
16
H-16
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
17
H-17
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
18
H-18
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
19
H-19
2
4
4
4
3
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
20
H-20
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
21
H-21
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
22
H-22
3
4
3
2
2
4
18
75,00
baik
tuntas
23
H-23
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
24
H-24
3
4
3
2
2
4
18
75,00
baik
tuntas
25
H-25
4
4
4
4
4
3
23
95,83
sangat baik
tuntas
26
H-26
4
4
4
4
4
3
23
95,83
sangat baik
tuntas
27
H-27
4
4
4
4
4
3
23
95,83
sangat baik
tuntas
28
H-28
3
4
4
4
3
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
29
H-29
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
30
H-30
3
4
4
4
3
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
31
H-31
3
4
4
4
3
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
32
H-32
3
4
4
4
3
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
100,00
tuntas
88,02
sangat baik
No
Kode
C1
C2
C3
C4
C5
C6
1
H-1
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor
3
4
4
4
4
2
H-2
3
4
3
2
2
3
H-3
3
4
4
4
4
H-4
3
4
4
5
H-5
3
4
6
H-6
3
7
H-7
3
8
H-8
9
Jumlah
97
Nilai (%)
75,78
Keterangan:
128
122
116
111
102
90,63
86,72
79,69
Ket Klasikal Rata-rata
100,00
95,31
C1 =
Merumuskan dugaan
C2 =
Memilih alat dan bahan
C3 =
Menggunakan alat dan bahan
C4 =
Mengumpulkan data dan menganalisis data
C5 =
Menyimpulkan
C6 =
Mengkomunikasikan
237
ANALISIS AKTIVITAS PSIKOMOTORIK KELOMPOK KONTROL TOPIK MATA DAN KAMERA Aspek psikomotorik yang dinilai No
Kode
C1
C2
C3
C4
C5
C6
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor Total
Nilai (%)
Keterangan
Ketuntasan
1
A-1
2
3
4
3
3
3
18
75,00
baik
tidak tuntas
2
A-2
2
3
2
3
2
3
15
62,50
cukup baik
tidak tuntas
3
A-3
2
3
4
3
3
3
18
75,00
baik
tidak tuntas
4
A-4
2
3
4
3
3
3
18
75,00
baik
tidak tuntas
5
A-5
2
3
2
3
2
3
15
62,50
cukup baik
tidak tuntas
6
A-6
2
3
3
3
3
4
18
75,00
baik
tuntas
7
A-7
2
3
4
3
3
3
18
75,00
baik
tidak tuntas
8
A-8
2
3
4
3
3
3
18
75,00
baik
tidak tuntas
9
A-9
2
3
3
2
2
3
15
62,50
cukup baik
tidak tuntas
10
A-10
2
3
4
3
3
3
18
75,00
baik
tidak tuntas
11
A-11
2
3
2
2
2
3
14
58,33
cukup baik
tidak tuntas
12
A-12
2
3
3
3
3
4
18
75,00
baik
tuntas
13
A-13
2
3
2
3
2
3
15
62,50
cukup baik
tidak tuntas
14
A-14
2
3
4
3
3
3
18
75,00
baik
tidak tuntas
15
A-15
2
3
4
3
3
3
18
75,00
baik
tidak tuntas
16
A-16
2
3
3
3
2
3
16
66,67
baik
tidak tuntas
17
A-17
2
3
3
3
2
3
16
66,67
baik
tidak tuntas
18
A-18
2
3
3
3
2
3
16
66,67
baik
tidak tuntas
19
A-19
2
3
2
3
2
3
15
62,50
cukup baik
tidak tuntas
20
A-20
2
3
2
2
2
3
14
58,33
cukup baik
tidak tuntas
21
A-21
2
3
2
3
3
4
17
70,83
baik
tidak tuntas
22
A-22
2
3
3
2
2
3
15
62,5
cukup baik
tidak tuntas
23
A-23
2
3
2
2
2
3
14
58,33
cukup baik
tidak tuntas
24
A-24
2
3
3
3
3
4
18
75,00
baik
tuntas
25
A-25
2
3
3
3
3
4
18
75,00
baik
tuntas
26
A-26
2
3
2
3
3
3
16
66,67
baik
tidak tuntas
27
A-27
3
3
2
2
2
3
15
62,50
cukup baik
tidak tuntas
28
A-28
2
3
2
2
2
3
14
58,33
cukup baik
tidak tuntas
29
A-29
2
3
2
3
2
3
15
62,50
cukup baik
tidak tuntas
30
A-30
3
3
2
2
2
4
16
66,67
baik
tidak tuntas
31
A-31
2
3
3
3
3
4
18
75,00
baik
tidak tuntas
32
A-32
3
3
2
2
2
3
15
62,50
cukup baik
tidak tuntas
75,00
tuntas
76,56
baik
Jumlah
95
112
112
87
79
103
Ket Klasikal
Nilai (%)
74,22
87,50
87,50
67,97
61,72
80,47
Ratarata
C1 =
Merumuskan dugaan
C2 =
Memilih alat dan bahan
C3 =
Menggunakan alat dan bahan
C4 =
Mengumpulkan data dan menganalisis data
C5 =
Menyimpulkan
C6 =
Mengkomunikasikan
Keterangan:
238
TOPIK LUP Aspek psikomotorik yang dinilai Skor Total
Nilai (%)
Keterangan
Ketuntasan
4
19
79,17
sangat baik
tuntas
3
19
79,17
sangat baik
tuntas
3
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
4
4
3
23
95,83
sangat baik
tuntas
4
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
2
3
4
4
3
19
79,17
baik
tuntas
2
2
3
4
4
4
19
79,17
sangat baik
tuntas
A-8
2
4
3
4
3
3
19
79,17
sangat baik
tuntas
9
A-9
2
4
3
2
4
3
18
75,00
baik
tuntas
10
A-10
2
4
3
4
3
3
19
79,17
sangat baik
tuntas
11
A-11
2
3
3
2
2
3
15
62,50
baik
tidak tuntas
12
A-12
3
4
3
2
4
3
19
79,17
baik
tuntas
13
A-13
2
3
3
2
2
3
15
62,50
baik
tidak tuntas
14
A-14
2
4
3
2
4
3
18
75,00
baik
tuntas
15
A-15
2
4
3
4
3
4
20
83,33
sangat baik
tuntas
16
A-16
2
4
4
4
4
4
22
91,67
sangat baik
tuntas
17
A-17
2
2
3
4
4
4
19
79,17
sangat baik
tuntas
18
A-18
2
4
4
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
19
A-19
2
4
4
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
20
A-20
2
4
4
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
21
A-21
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
22
A-22
2
3
3
2
2
3
15
62,50
baik
tidak tuntas
23
A-23
2
4
3
4
3
4
20
83,33
sangat baik
tuntas
24
A-24
3
2
3
4
4
3
19
79,17
baik
tuntas
25
A-25
3
4
3
2
4
3
19
79,17
baik
tuntas
26
A-26
2
4
3
4
3
3
19
79,17
sangat baik
tuntas
27
A-27
2
4
3
4
3
3
19
79,17
sangat baik
tuntas
28
A-28
2
2
3
4
4
3
18
75,00
baik
tuntas
29
A-29
2
3
3
2
2
3
15
62,50
baik
tidak tuntas
30
A-30
2
4
3
2
4
3
18
75,00
baik
tuntas
31
A-31
3
4
3
2
4
3
19
79,17
baik
tuntas
32
A-32
2
3
3
2
2
3
15
62,50
baik
tidak tuntas
Jumlah
74
113
103
106
108
102
Ket Klasikal
87,50
tuntas
Nilai (%)
57,81
88,28
80,47
82,81
84,38
79,69
Ratarata
78,91
baik
C1 =
Merumuskan dugaan
C2 =
Memilih alat dan bahan
C3 =
Menggunakan alat dan bahan
C4 =
Mengumpulkan data dan menganalisis data
C5 =
Menyimpulkan
C6 =
Mengkomunikasikan
No
Kode
C1
C2
C3
C4
C5
C6
1
A-1
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor
2
4
3
4
2
2
A-2
2
4
3
4
3
3
A-3
4
4
3
4
4
A-4
4
4
4
5
A-5
2
4
6
A-6
3
7
A-7
8
Keterangan:
239
TOPIK MIKROSKOP Aspek psikomotorik yang dinilai Skor Total
Nilai (%)
3
17
3
19
3
4
3
4
2
3
4
4
3
2
2
3
A-9
2
10
A-10
11
No
Kode
C1
C2
C3
C4
C5
C6
Keterangan
Ketuntasan
1
A-1
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor
2
4
2
3
3
2
A-2
2
3
4
3
4
70,83
baik
tuntas
79,17
sangat baik
3
A-3
3
4
3
3
tuntas
20
83,33
baik
4
A-4
3
3
4
tuntas
3
20
83,33
sangat baik
5
A-5
2
3
tuntas
4
3
17
70,83
baik
tuntas
6
A-6
3
7
A-7
2
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
3
4
3
17
70,83
baik
8
A-8
tuntas
4
3
4
3
19
79,17
sangat baik
9
tuntas
3
3
3
4
4
19
79,17
sangat baik
tuntas
2
3
3
3
4
3
18
75,00
baik
tuntas
A-11
2
3
3
3
4
3
18
75,00
baik
tuntas
12
A-12
3
3
3
3
4
3
19
79,17
baik
tuntas
13
A-13
2
3
2
3
3
3
16
66,67
baik
tidak tuntas
14
A-14
2
3
4
3
4
3
19
79,17
baik
tuntas
15
A-15
2
4
3
3
3
3
18
75,00
baik
tuntas
16
A-16
2
4
4
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
17
A-17
2
4
3
3
3
3
18
75,00
baik
tuntas
18
A-18
2
3
3
3
4
4
19
79,17
sangat baik
tuntas
19
A-19
2
4
4
4
4
3
21
87,50
sangat baik
tuntas
20
A-20
2
4
4
4
4
4
22
91,67
sangat baik
tuntas
21
A-21
3
4
4
4
4
3
22
91,67
sangat baik
tuntas
22
A-22
2
3
3
3
4
3
18
75,00
baik
tuntas
23
A-23
2
4
3
3
3
3
18
75,00
baik
tuntas
24
A-24
3
4
3
3
3
3
19
79,17
baik
tuntas
25
A-25
3
4
3
3
3
3
19
79,17
baik
tuntas
26
A-26
2
3
4
3
4
3
19
79,17
sangat baik
tuntas
27
A-27
2
4
3
3
3
4
19
79,17
baik
tuntas
28
A-28
2
3
4
3
4
3
19
79,17
sangat baik
tuntas
29
A-29
2
3
4
3
4
3
19
79,17
sangat baik
tuntas
30
A-30
2
3
3
3
4
3
18
75,00
baik
tuntas
31
A-31
3
4
3
3
3
3
19
79,17
baik
tuntas
32
A-32
2
4
2
3
3
3
17
70,83
baik
tuntas
Jumlah
72
111
103
101
117
101
Ket Klasikal
96,90
tuntas
Nilai (%)
56,25
86,72
80,47
78,91
91,41
78,91
Ratarata
78,78
baik
C1 =
Merumuskan dugaan
C2 =
Memilih alat dan bahan
C3 =
Menggunakan alat dan bahan
C4 =
Mengumpulkan data dan menganalisis data
C5 =
Menyimpulkan
C6 =
Mengkomunikasikan
Keterangan:
240
TOPIK TELESKOP (TEROPONG) Aspek psikomotorik yang dinilai Skor Total
Nilai (%)
3
19
4
20
4
2
4
3
3
4
4
3
2
4
A-8
2
9
A-9
10
No
Kode
C1
C2
C3
C4
C5
C6
Keterangan
Ketuntasan
1
A-1
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor
2
3
3
4
4
2
A-2
2
3
3
4
4
79,17
baik
tuntas
83,33
sangat baik
3
A-3
3
3
4
4
tuntas
20
83,33
baik
4
A-4
2
4
3
tuntas
3
19
79,17
sangat baik
5
A-5
2
4
tuntas
3
4
20
83,33
sangat baik
6
A-6
2
tuntas
4
4
3
20
83,33
sangat baik
7
A-7
tuntas
3
4
3
3
19
79,17
sangat baik
8
tuntas
3
3
4
4
2
18
75,00
baik
tuntas
2
3
4
4
4
2
19
79,17
baik
tuntas
A-10
2
4
3
4
3
3
19
79,17
sangat baik
tuntas
11
A-11
2
3
3
4
4
2
18
75,00
baik
tuntas
12
A-12
2
4
3
4
3
3
19
79,17
sangat baik
tuntas
13
A-13
2
3
3
3
3
4
18
75,00
baik
tuntas
14
A-14
2
3
4
4
4
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
15
A-15
2
3
4
4
4
2
19
79,17
baik
tuntas
16
A-16
2
3
4
4
4
3
20
83,33
sangat baik
tuntas
17
A-17
2
3
3
4
4
2
18
75,00
baik
tuntas
18
A-18
2
4
3
4
3
3
19
79,17
sangat baik
tuntas
19
A-19
2
4
3
4
3
4
20
83,33
sangat baik
tuntas
20
A-20
2
4
3
4
3
3
19
79,17
sangat baik
tuntas
21
A-21
2
4
3
4
3
3
19
79,17
sangat baik
tuntas
22
A-22
2
3
3
4
4
2
18
75,00
baik
tuntas
23
A-23
2
3
3
4
4
2
18
75,00
baik
tuntas
24
A-24
2
3
4
4
4
2
19
79,17
baik
tuntas
25
A-25
2
3
4
4
4
2
19
79,17
baik
tuntas
26
A-26
2
3
4
4
4
2
19
79,17
baik
tuntas
27
A-27
3
3
4
4
4
2
20
83,33
baik
tuntas
28
A-28
2
4
3
4
3
3
19
79,17
sangat baik
tuntas
29
A-29
2
3
3
3
3
4
18
75,00
baik
tuntas
30
A-30
3
3
4
4
4
2
20
83,33
baik
tuntas
31
A-31
2
3
3
4
4
2
18
75,00
baik
tuntas
32
A-32
3
3
3
4
4
2
19
79,17
baik
tuntas
Jumlah
68
107
106
126
116
86
Ket Klasikal
100,00
tuntas
Nilai (%)
53,13
83,59
82,81
98,44
90,63
67,19
Ratarata
79,30
baik
C1 =
Merumuskan dugaan
C2 =
Memilih alat dan bahan
C3 =
Menggunakan alat dan bahan
C4 =
Mengumpulkan data dan menganalisis data
C5 =
Menyimpulkan
C6 =
Mengkomunikasikan
Keterangan:
241
Lampiran 28 ANGKET SIKAP ILMIAH SELAMA PROSES PEMBELAJARAN NAMA
:
KELAS
:
NO. ABSEN
:
Berilah tanda check list (√) untuk setiap butir pernyataan dengan jawaban yang sesuai dengan pengalaman Anda selama mengikuti pembelajaran atau kegiatan yang Anda lakukan pada saat mengikuti pembelajaran! Keterangan: SS = Selalu/Sangat Setuju S = Sering/Setuju K = Kadang-kadang/Ragu-ragu TP = Tidak pernah/Tidak setuju Jawaban No Butir Pernyataan SS S K TP 1 Permasalahan yang disajikan selama pembelajaran fisika sangat menarik dan merangsang rasa ingin tahu. 2 Informasi lebih baik diperoleh dari hasil mencari sendiri di buku. 3 Bekerja sama dengan seluruh anggota kelompok saat melakukan kegiatan eksperimen/diskusi. 4 Acuh (cuek) terhadap sesuatu yang dilihat/didengar dari orang lain, radio, atau internet, berkaitan dengan materi fisika yang sedang dibahas. 5 Permasalahan yang disajikan selama pembelajaran fisika membosankan. 6 Bergaul dengan teman dan saling berbagi informasi mengenai materi pelajaran. 7 Acuh (cuek) terhadap anggota kelompok yang sedang melakukan kegiatan eksperimen/diskusi dan hanya mengamati. 8 Bertanya kepada guru atau teman tentang sesuatu yang dilihat/didengar dari orang lain, radio, atau internet, berkaitan dengan materi fisika yang sedang dibahas. 9 Banyak bertanya kepada guru/teman saat melakukan kegiatan selama pembelajaran fisika. 10 Acuh (cuek) terhadap kepala sekolah atau personalia sekolah lainnya dan hanya berbicara kepada guru pengajar. 11 Acuh (cuek) terhadap gejala alam yang baru terjadi
242
12 13 14 15
16
17 18 19 20
berkaitan dengan materi pelajaran, baik dalam pembelajaran maupun kehidupan sehari-hari. Pasif (diam) selama pembelajaran fisika. Berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lainnya. Mendengarkan pendapat teman saat berdiskusi baik saat pelajaran maupun di luar pembelajaran. Bertanya kepada guru atau teman mengenai gejala alam yang baru terjadi berkaitan dengan materi pelajaran, baik dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Bertanya kepada guru atau teman tentang materi pelajaran yang sulit dipahami, sebelum beralih ke materi yang lain. Kesulitan yang dihadapi setiap anggota dalam kelompok sebaiknya diselesaikan sendiri. Acuh (cuek) terhadap pendapat teman baik saat pelajaran maupun di luar pembelajaran. Melewati materi pelajaran yang sulit dan beralih ke materi yang lain. Berbagi informasi dengan teman sekelompok yang kesulitan/kurang paham.
Angket ini saya isi dengan sebenar-benarnya sesuai dengan pengalaman saya selama mengikuti pembelajaran dan kegiatan yang saya lakukan pada saat mengikuti pembelajaran. Semarang, Responden
2014
(_______________________)
243
Lampiran 29 KISI - KISI PENILAIAN ANGKET PENGEMBANGAN KARAKTER No.
1
2
Sikap Ilmiah
Ingin tahu
Bersahabat/ komunikatif
Indikator Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran. Bertanya kepada guru dan teman tentang gejala alam yang baru terjadi. Bertanya kepada guru tentang sesuatu yang didengar dari ibu, bapak, televisi, radio atau teman. Bekerja sama dalam kelompok di kelas. Berbicara dengan teman sekelas. Bergaul dengan teman sekelas ketika istirahat. Bergaul dengan teman lain kelas. Berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lainnya.
Pernyataan Pernyataan Positif Negatif 1, 9, 16
5, 12,19
15
11
8
4
3
7
14, 20
18, 17
14
18
6
2
13
10
Keterangan : Pernyataan terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Nilai untuk tiap butir pernyataan positif: SS = Selalu/Sangat Setuju
= 4
S
= Sering/Setuju
= 3
K
= Kadang-kadang/Ragu-ragu = 2
TP = Tidak pernah/Tidak setuju
= 1
Nilai untuk tiap butir pernyataan negatif: TP = Tidak pernah/Tidak setuju
= 4
K
= Kadang-kadang/Ragu-ragu = 3
S
= Sering/Setuju
SS = Selalu/Sangat Setuju
= 2 = 1
Lampiran 30
ANALISIS DATA ANGKET KARAKTER SISWA Analisis Angket Perkembangan Karakter Kelas Eksperimen Sebelum Diberi Perlakuan Indikator Rasa Ingin Tahu No
Bersahabat/komunikatif
Nama 1
2
3
Skor Total
Nilai (%)
Ket
1
2
3
4
5
Skor Total
Nilai (%)
Ket
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
H-1
3
4
2
3
2
2
3
3
2
4
28
70,00
TT
3
3
3
4
4
4
2
3
4
4
34
85,00
T
2
H-2
1
2
4
3
1
3
3
3
2
3
25
62,50
T
2
3
3
4
3
3
3
3
2
4
30
75,00
T
3
H-3
1
3
3
3
2
2
3
2
2
3
24
60,00
T
3
3
3
4
3
4
4
3
4
4
35
87,50
T
4
H-4
2
3
3
3
2
2
3
2
2
3
25
62,50
T
4
4
2
4
4
4
4
4
4
3
37
92,50
T
5
H-5
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
32
80,00
T
4
4
2
3
4
2
3
4
4
3
33
82,50
T
6
H-6
4
4
2
4
3
4
3
4
4
3
35
87,50
TT
4
4
3
4
4
4
2
4
3
3
35
87,50
TT
7
H-7
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
30
75,00
T
2
3
2
3
4
2
4
4
3
4
31
77,50
T
8
H-8
3
3
4
2
2
2
3
2
2
1
24
60,00
TT
2
3
2
3
3
2
2
2
2
3
24
60,00
T
9
H-9
3
2
3
4
4
3
3
4
4
3
33
82,50
T
2
3
2
4
4
4
3
3
4
4
33
82,50
T
10
H-10
2
3
4
3
3
4
4
4
4
4
35
87,50
T
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
38
95,00
T
11
H-11
1
3
3
1
3
2
4
2
2
3
24
60,00
T
1
3
2
3
3
2
4
3
2
3
26
65,00
T
12
H-12
2
3
3
3
1
3
3
4
2
2
26
65,00
T
4
4
2
4
4
4
3
4
4
3
36
90,00
T
13
H-13
4
3
4
2
4
3
4
4
2
4
34
85,00
T
4
3
2
4
4
4
4
3
4
2
34
85,00
T
14
H-14
3
4
3
3
4
2
2
3
4
3
31
77,50
TT
3
3
4
4
4
4
2
3
4
2
33
82,50
T
15
H-15
2
3
4
3
1
3
3
3
2
4
28
70,00
T
3
3
4
3
3
4
3
3
2
3
31
77,50
T
16
H-16
4
3
4
3
2
4
3
4
2
3
32
80,00
TT
4
4
4
3
3
3
3
3
4
3
34
85,00
T
17
H-17
2
3
4
3
1
4
4
4
3
4
32
80,00
TT
4
4
4
3
3
2
4
4
3
4
35
87,50
T
18
H-18
2
4
3
4
2
3
4
4
2
4
32
80,00
T
4
4
3
4
4
2
4
4
3
3
35
87,50
TT
19
H-19
1
1
4
3
3
3
3
2
3
4
27
67,50
T
1
3
2
4
2
4
3
3
1
4
27
67,50
T
20
H-20
4
3
3
4
4
3
3
2
2
3
31
77,50
TT
4
4
3
4
3
3
4
4
3
4
36
90,00
TT
21
H-21
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
33
82,50
T
3
4
2
4
3
4
4
4
3
4
35
87,50
T
244
22
H-22
1
3
3
3
2
3
3
3
3
3
27
67,50
TT
3
3
2
4
2
3
3
3
2
2
27
67,50
T
23
H-23
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
38
95,00
T
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
39
97,50
T
24
H-24
2
3
4
4
1
3
4
4
3
4
32
80,00
TT
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
32
80,00
T
25
H-25
2
3
4
3
3
3
4
2
2
3
29
72,50
TT
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
39
97,50
TT
26
H-26
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
38
95,00
TT
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
100,00
T
27
H-27
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
36
90,00
T
4
4
2
4
3
4
3
4
4
4
36
90,00
T
28
H-28
1
3
4
3
2
4
3
4
4
3
31
77,50
TT
3
3
2
4
4
4
2
4
3
2
31
77,50
T
29
H-29
2
2
3
3
4
3
3
3
2
3
28
70,00
T
4
4
3
3
4
2
4
4
3
4
35
87,50
T
30
H-30
1
3
4
4
1
3
4
3
4
3
30
75,00
TT
3
4
3
3
3
3
3
4
3
2
31
77,50
T
31
H-31
1
3
4
3
2
3
2
4
3
1
26
65,00
T
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
97,50
T
32
H-32
3
3
2
4
4
4
4
3
2
4
33
82,50
T
3
4
2
4
4
4
4
4
3
4
36
90,00
Σ
77
95
111
103
81
99
107
103
90
103
Mulai berkembang
104
115
91
117
112
107
105
115
104
107 Ratarata
84,14
Membudaya
Skor Total
Nilai (%)
Ketuntasan
73,69
82,03
75,39
%
Ratarata
75,70 Ketuntasan klasikal
75,70
59,37
85,55
81,25
85,55
85,94
82,42
84,14 87,5
Analisis Angket Perkembangan Karakter Kelas Eksperimen Setelah Diberi Perlakuan Indikator Rasa Ingin Tahu No
Bersahabat/komunikatif
Nama 1
2
Skor Total
3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nilai (%)
Ketuntasan
1
2
3
4
5
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
H-1
4
2
3
3
3
3
4
3
2
4
31
77,50
T
4
3
3
4
4
4
3
3
2
4
34
85,00
T
2
H-2
4
2
3
4
3
4
3
4
2
3
32
80,00
T
3
3
3
4
3
4
3
3
2
4
32
80,00
T
3
H-3
3
1
3
2
3
3
3
4
4
4
30
75,00
T
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
30
75,00
T
4
H-4
3
2
4
4
3
3
4
4
2
3
32
80,00
T
3
3
2
3
4
4
4
4
4
3
34
85,00
T
5
H-5
3
4
4
2
4
3
4
3
2
4
33
82,50
T
4
4
2
3
4
4
3
3
3
3
33
82,50
T
6
H-6
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
39
97,50
T
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
39
97,50
T
7
H-7
2
3
4
2
3
4
4
4
3
4
33
82,50
T
4
3
2
4
3
2
4
3
4
4
33
82,50
T
245
H-8
3
1
3
3
4
2
3
2
2
1
24
60,00
TT
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
26
65,00
T
9
H-9
3
2
3
4
3
3
3
4
4
4
33
82,50
T
4
3
2
4
4
4
3
4
4
4
36
90,00
T
10
H-10
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
39
97,50
T
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
39
97,50
T
11
H-11
3
2
3
2
3
2
3
4
2
1
25
62,50
T
1
4
2
4
3
4
4
4
3
4
33
82,50
T
12
H-12
3
2
4
2
3
4
3
3
2
2
28
70,00
T
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
37
92,50
T
13
H-13
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
37
92,50
T
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
37
92,50
T
14
H-14
2
3
3
4
4
3
4
3
1
3
30
75,00
T
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
38
95,00
T
15
H-15
3
4
3
3
4
2
2
3
3
3
30
75,00
T
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
30
75,00
T
16
H-16
4
3
4
4
3
2
4
3
4
4
35
87,50
T
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
36
90,00
T
17
H-17
4
3
4
2
4
3
3
4
4
4
35
87,50
TT
4
3
3
4
4
2
4
4
3
4
35
87,50
T
18
H-18
2
3
3
4
3
2
4
3
2
4
30
75,00
T
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
100,00
T
19
H-19
2
1
3
3
3
4
4
2
3
2
27
67,50
T
3
4
3
4
2
2
3
3
1
4
29
72,50
T
20
H-20
4
3
3
4
4
3
4
3
4
3
35
87,50
TT
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
100,00
TT
21
H-21
4
4
4
4
3
3
4
3
4
3
36
90,00
T
4
4
2
4
4
4
3
4
3
4
36
90,00
T
22
H-22
2
4
3
3
3
4
3
2
3
4
31
77,50
T
4
4
3
3
3
2
4
4
2
3
32
80,00
T
23
H-23
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
37
92,50
T
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
38
95,00
T
24
H-24
3
3
4
3
3
3
3
3
2
4
31
77,50
T
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
38
95,00
T
25
H-25
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
37
92,50
TT
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
37
92,50
TT
26
H-26
4
2
4
4
4
4
4
4
4
3
37
92,50
T
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
39
97,50
T
27
H-27
4
2
4
3
4
4
4
3
4
3
35
87,50
T
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
100,00
T
28
H-28
3
1
3
3
3
3
3
4
4
4
31
77,50
T
4
4
3
3
3
3
4
4
2
3
33
82,50
T
29
H-29
3
3
3
4
4
3
4
3
3
4
34
85,00
T
4
4
2
3
4
3
4
4
3
3
34
85,00
T
30
H-30
3
3
3
4
3
3
4
2
2
4
31
77,50
T
1
4
3
3
3
3
4
4
3
3
31
77,50
T
31
H-31
2
3
4
4
3
3
4
4
3
4
34
85,00
T
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
97,50
T
32
H-32
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
37
92,50
T
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
37
92,50
T
104
88
113
106
109
103
114
106
96
110
113
118
99
117
117
112
115
117
103
114 Ratarata
87,89
Membudaya
Σ
81,12
85,94
% 81,95 Ketuntasan klasikal
87,5
80,86 Ratarata
81,95
Membudaya
8
90,23
84,37
89,451 87,890625 93,75
90,62
84,77
246
Analisis Angket Perkembangan Karakter Kelas Kontrol Sebelum Diberi Perlakuan Indikator Rasa Ingin Tahu No
Bersahabat/komunikatif
Kode 1
2
3
Skor Total
Nilai (%)
Ketuntasan
1
2
3
4
5
Skor Total
Nilai (%)
Ketuntasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
A-1
2
3
4
3
3
2
3
2
2
3
27
67,50
TT
4
4
4
2
2
3
4
3
3
3
32
80,00
TT
2
A-2
3
1
4
2
2
3
3
3
3
3
27
67,50
TT
3
2
2
3
2
2
3
3
3
2
25
62,50
T
3
A-3
2
1
4
3
4
3
4
3
4
3
31
77,50
TT
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
36
90,00
T
4
A-4
1
2
2
3
3
3
4
4
4
3
29
72,50
T
3
2
4
3
4
2
3
4
2
3
30
75,00
T
5
A-5
4
2
3
3
3
3
3
3
4
3
31
77,50
TT
4
4
3
3
3
4
4
4
3
4
36
90,00
T
6
A-6
2
2
4
3
3
2
3
2
2
3
26
65,00
TT
3
4
2
4
2
2
3
3
3
2
28
70,00
TT
7
A-7
2
4
4
3
3
4
3
3
4
4
34
85,00
T
4
2
3
3
3
4
4
4
4
3
34
85,00
T
8
A-8
2
3
4
3
4
4
4
3
4
3
34
85,00
T
4
4
2
4
3
3
3
4
3
4
34
85,00
T
9
A-9
1
3
4
4
3
4
3
4
2
4
32
80,00
T
4
3
2
4
4
4
4
4
3
4
36
90,00
T
10
A-10
4
2
3
3
3
2
3
2
4
3
29
72,50
T
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
39
97,50
T
11
A-11
2
2
4
2
3
2
3
2
3
3
26
65,00
T
3
4
3
4
3
4
4
3
3
4
35
87,50
T
12
A-12
3
2
4
4
3
4
3
4
3
3
33
82,50
T
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
36
90,00
T
13
A-13
2
1
4
2
3
3
4
4
2
3
28
70,00
T
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
27
67,50
T
14
A-14
3
2
4
3
4
2
3
4
2
3
30
75,00
TT
3
4
2
3
2
4
4
3
4
2
31
77,50
TT
15
A-15
3
3
4
3
4
4
3
3
4
3
34
85,00
TT
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
36
90,00
TT
16
A-16
3
3
3
4
1
3
3
3
4
3
30
75,00
TT
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
32
80,00
TT
17
A-17
2
3
4
4
4
4
4
4
3
4
36
90,00
T
4
4
4
3
3
2
2
4
4
4
34
85,00
T
18
A-18
4
3
2
3
3
3
3
3
2
3
29
72,50
T
3
2
2
3
2
3
3
3
4
2
27
67,50
T
19
A-19
3
2
4
4
3
3
2
1
3
4
29
72,50
TT
3
3
2
4
2
2
3
3
3
2
27
67,50
TT
20
A-20
1
1
4
4
4
3
4
3
4
4
32
80,00
TT
3
4
3
2
2
4
4
3
3
2
30
75,00
T
21
A-21
3
2
4
4
3
3
2
3
3
4
31
77,50
T
4
3
3
4
2
3
2
4
3
4
32
80,00
T
22
A-22
1
2
4
4
3
3
4
4
4
3
32
80,00
TT
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
38
95,00
TT
23
A-23
2
1
3
3
4
2
3
3
3
3
27
67,50
T
4
4
2
4
3
3
3
3
3
2
31
77,50
T
24
A-24
2
3
4
4
3
4
4
4
3
4
35
87,50
T
4
3
2
4
4
4
4
4
3
4
36
90,00
T
247
25
A-25
3
2
4
4
3
3
3
2
3
4
31
77,50
T
4
2
2
4
2
3
2
3
3
2
27
67,50
T
26
A-26
2
4
2
4
3
2
2
1
3
3
26
65,00
T
4
3
2
3
2
3
2
3
1
2
25
62,50
TT
27
A-27
2
2
3
3
3
4
4
3
3
4
31
77,50
T
4
2
4
4
3
4
3
3
3
2
32
80,00
T
28
A-28
3
4
4
4
3
2
2
4
3
4
33
82,50
TT
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
39
97,50
TT
29
A-29
2
2
2
3
3
2
4
2
3
3
26
65,00
T
3
3
2
3
2
3
2
3
3
2
26
65,00
T
30
A-30
1
2
4
2
3
4
4
1
4
4
29
72,50
TT
3
2
4
4
3
4
1
3
1
4
29
72,50
T
31
A-31
2
3
4
4
3
4
4
4
3
4
35
87,50
T
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
38
95,00
T
32
A-32
2
3
4
3
3
3
4
3
3
4
32
80,00
T
3
4
2
3
4
4
3
4
3
4
34
85,00
T
74
75
115
105
100
97
105
94
101
109
Mulai berkembang
108
100
89
109
88
104
99
110
96
97 Ratarata
78,12
Mulai berkembang
Skor Total
Nilai (%)
Ketuntasan
Σ
73,69
%
77,73
82,03 Ratarata
76,17 Ketuntasan klasikal
76,17
59,37
81,25
77,34
75,00
81,64
75,39
78,12 71,87
Analisis Angket Perkembangan Karakter Kelas Kontrol Setelah Diberi Perlakuan Indikator Rasa Ingin Tahu No
Bersahabat/komunikatif
Kode 1
2
Skor Total
3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nilai (%)
Ketuntasan
1
2
3
4
5
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
A-1
2
2
3
3
3
2
3
4
1
4
27
67,50
TT
4
4
3
4
3
3
4
3
4
3
35
87,50
TT
2
A-2
3
2
3
2
3
3
4
4
3
4
31
77,50
4
2
3
4
3
3
1
3
1
2
26
65,00
T
3
A-3
3
2
4
4
3
3
4
4
3
4
34
85,00
T TT
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
34
85,00
T
4
A-4
4
2
3
2
3
4
3
3
3
4
31
77,50
4
2
4
3
3
4
4
3
3
2
32
80,00
T
5
A-5
3
2
4
4
3
4
4
4
1
4
33
82,50
T TT
4
4
2
3
3
4
4
4
3
4
35
87,50
T
6
A-6
2
3
3
4
1
3
3
3
2
3
27
67,50
T
3
4
4
4
4
4
1
4
2
2
32
80,00
T
7
A-7
2
3
4
4
3
4
4
4
3
4
35
87,50
T
4
4
2
4
3
3
4
3
4
3
34
85,00
T
8
A-8
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
33
82,50
T
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
36
90,00
T
9
A-9
2
3
4
4
3
3
4
4
3
4
34
85,00
T
4
3
2
4
4
4
4
4
3
4
36
90,00
T
10
A-10
4
2
3
3
3
4
3
3
4
3
32
80,00
T
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
38
95,00
T
248
T
3
4
3
3
3
4
3
4
2
4
33
82,50
T
T
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
39
97,50
T
T TT
3
3
4
2
2
3
3
3
3
3
29
72,50
T
4
3
2
4
2
3
3
4
3
4
32
80,00
T
T TT
3
4
4
3
4
4
4
3
3
4
36
90,00
TT
80,00
3
4
3
3
3
4
4
4
3
3
34
85,00
TT
36
90,00
T
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
36
90,00
T
3
30
75,00
3
3
3
3
3
3
3
4
4
2
31
77,50
T
3
3
29
72,50
T TT
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
32
80,00
T
3
3
4
33
82,50
T
3
3
2
4
3
4
4
3
3
4
33
82,50
T
3
3
3
4
33
82,50
T
4
3
3
4
2
3
4
4
3
4
34
85,00
T
3
4
4
4
3
34
85,00
T
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
38
95,00
T
4
3
3
2
3
3
30
75,00
T
4
4
2
4
2
3
3
4
3
2
31
77,50
T
3
4
4
4
3
4
36
90,00
T
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
38
95,00
T
3
3
3
3
2
4
3
32
80,00
T
4
4
3
2
2
4
3
3
2
3
30
75,00
T
3
2
3
2
3
1
2
3
22
55,00
T
3
3
2
3
2
2
1
3
1
2
22
55,00
TT
2
3
3
4
4
3
3
3
4
31
77,50
T
4
4
4
4
3
3
4
4
3
3
36
90,00
T
3
3
3
3
4
4
4
4
4
35
87,50
T
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
39
97,50
T
2
2
3
3
3
3
3
3
3
4
29
72,50
T
3
3
2
3
3
2
3
3
3
2
27
67,50
T
A-30
4
2
3
2
3
4
3
3
2
3
29
72,50
T
3
3
2
4
3
3
4
3
4
3
32
80,00
T
31
A-31
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
38
95,00
T
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
37
92,50
T
32
A-32
3
2
4
3
3
3
4
3
3
4
32
80,00
T
4
3
3
4
3
4
4
4
3
4
36
90,00
T
93
77
113
103
98
111
114
104
92
115
Mulai berkembang
114
112
95
115
98
111
110
113
99
106 Ratarata
83,83
Membudaya
11
A-11
2
3
4
3
3
4
4
3
3
4
33
82,50
12
A-12
2
2
4
4
3
3
4
4
2
3
31
77,50
13
A-13
2
2
4
3
3
3
4
4
2
3
30
75,00
14
A-14
4
3
3
3
3
4
4
2
3
4
33
82,50
15
A-15
3
4
3
4
3
4
4
3
3
4
35
87,50
16
A-16
2
3
4
3
3
3
3
4
4
3
32
17
A-17
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
18
A-18
4
3
2
2
3
4
3
4
2
19
A-19
3
1
4
3
3
4
3
2
20
A-20
4
1
4
3
3
4
4
21
A-21
3
3
4
4
3
3
22
A-22
3
3
3
4
3
23
A-23
4
1
4
3
24
A-24
3
3
4
4
25
A-25
4
3
4
26
A-26
2
1
27
A-27
2
28
A-28
3
29
A-29
30
Σ %
77,47
85,16 79,69
Ketuntasan klasikal
81,25
80,47 Ratarata
79,69
88,28
82,03
81,64 83,83 87,50
87,11
80,08
249
250
Lampiran 31 DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1 Guru memberikan motivasi pada siswa sebelum pembelajaran dimulai
Gambar 3 Siswa bekerja sama melaksanakan eksperimen
Gambar 5 Siswa kelas eksperimen mencatat hasil percobaan
Gambar 2 Siswa kelas eksperimen mengisi LKS fisika terintegrasi karakter yang dikembangkan
Gambar 4 Guru membantu kelompok yang mengalami kesulitan
Gambar 6 Siswa kelas kontrol berdiskusi untuk menjawab pertanyaan
251
Gambar 7 Siswa kelas eksperimen mempresentasikan hasil percobaan
Gambar 9 Siswa kelas eksperimen bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami
Gambar 8 Siswa memperhatikan penjelasan guru
Gambar 10 Siswa kelas eksperimen melakukan post-test dan mengisi angket perkembangan karakter
252
Lampiran 32
SURAT-SURAT PENELITIAN
253
254
255
256