Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA Dedy Juliandri Panjaitan Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Jl. Garu II No. 93 Medan
[email protected] Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi statistika dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Jenis penelitian pada tulisan ini adalah penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research). Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah tes, observasi dan wawancara. Dari hasil pretest didapat hasil belajar siswa dengan rata-rata 45,5 yang jauh dibawah nilai ketuntasan. Pada tes hasil belajar siklus I diperoleh rata-rata 73,3 dengan tingkat ketuntasan klasikal 70%. Pada siklus II diperoleh hasil belajar dengan rata-rata 88,4 dengan tingkat ketuntasan klasikal 87,5%. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) layak untuk diterapkan dalam proses pembelajaran statistika di SMA Harapan Medan. Kata Kunci : statistika, Pendekatan Contextual Teaching And Learning Abstracts This research aims to increase students’ achievement in statistic subject by using Contextual Teaching and Learning (CTL) approach. Classroom action research was conducted to achieve the objective of the research.. The data instruments used were tests, observation and interviews. Pretest showed that students’ achievement was 45.5 which is still low. While, in cycle I the students’ achievement was 73.3 with 70% of completeness. In cycle II students’ achievement was 88.4 with 87.5% of completeness. Thus, it can be concluded that Contextual Teaching and Learning (CTL) affects to students’ achievement in statistical subject of private senior high school of Harapan Medan. Keywords: statistics, Contextual Teaching and Learning Approach
1. Pendahuluan
berbudaya,
1.1. Latar Belakang
seseorang untuk meningkatkan kualitas
Dalam matematika Besarnya
kehidupan berperan
peran
sehari-hari,
sangat
matematika
besar.
untuk mencari solusi dari permasalahan-
tersebut
permaslahan yang dihadapinya seharihari”.
pelajaran matematika. Panjaitan (2014) ”pelajaran
memungkinkan
hidupnya dan memampukan seseorang
menuntut siswa harus mampu menguasai
mengatakan
yang
Banyak faktor yang menyebabkan
matematika
rendahnya prestasi siswa dalam belajar
memiliki fungsi sebagai sarana untuk
matematika, demikian juga halnya di
mengembangkan berfikir logis, kritis,
SMA
kreatif,
diantaranya
meningkatkan
kesadaran 1
Harapan
Medan. adalah
Salah
satu
penggunaan
Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016
pendekatan yang kurang tepat oleh guru.
siswa dalam menghadapi permasalahan
Menurut Sobel dan Maletsky dalam
hidup yang dihadapi sekarang maupun
bukunya mengajar matematika (2001:1-
yang
2) banyak sekali guru matematika yang
pembelajaran yang cocok untuk hal diatas
menggunakan waktu pelajaran dengan
adalah
kegiatan membahas tugas-tugas lalu,
(Contextual Teaching and Learning :
memberi pelajaran baru dan memberi
CTL)”.
tugas kepada murid-murid. Pendekatan ini yang dilakukan setiap hari dapat dikatakan sebagai membosankan,
datang.
Pendekatan
pendekatan
kontekstual
Pendekatan Kontekstual (CTL)
(rutin)
merupakan
3M yaitu
konsep
belajar
yang
membantu guru mengaitkan materi yang
dan
diajarkannya dengan situasi nyata dan
merusak seluruh minat siswa. Kebiasaan
mendorong siswa membuat hubungan
inilah
akan
antara pengetahuan yang dimilikinya
rendahnya
dengan penerapannya dalam kehidupan
yang
membahayakan
akan
tanpa
mengakibatkan
disadari
terjadinya
hasil belajar siswa khususnya materi
sehari-hari
tentang statistika.
keluarga
Menanggapi hal tersebut peneliti mencoba
mangkaji
sebagai
dan
anggota
masyarakat
(Trianto,2008:10). Dalam hal ini siswa
alternatif
perlu mengerti apa makna belajar, apa
pendekatan
manfaatnya, dalam apa status mereka
kontekstual (Contextual Teaching and
dan bagaimana mencapainya. Mereka
Learning: CTL) yang diharapkan dapat
akan
menjadi
dipelajari akan berguna bagi hidupnya
pembelajaran
suatu
mereka
dengan
salah
satu
pilihan
dalam
menyadari
bahwa
apa
yang
mengatasi masalah dalam pembelajaran
kelak.
statistika tersebut. Kunandar (2007:293)
Pendekatan Contextual Teaching and
mengatakan:
Learning (CTL) Pendekatan
“Pembelajaran yang berorientasi target
kontekstual
bukan
berhasil
merupakan suatu konsep baru. Penerapan
dalam kompetisi “mengingat” jangka
pendekatan kontekstual di kelas pertama
pendek, tetapi gagal dalam membekali
kali diusulkan oleh John Dewey. Pada
anak
jangka
tahun 1916, Dewey mengusulkan suatu
panjang. Oleh karena itu, perlu ada
kurikulum dan metodologi pengajaran
penguasaan
materi
memecahkan
terbukti
persoalan
yang
pendekatan pembelajaran yang lebih
dikaitkan
pengalaman siswa.
bermakna sehingga dapat membekali
2
dengan
minat
dan
Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016
Pendekatan Contextual
Kontekstual
Teaching
belajar
yang
membantu
guru
Learning
menghubungkan antara materi pelajaran
(CTL) merupakan konsep belajar yang
yang diajarkannya dengan situasi nyata
membantu guru mengaitkan antara materi
siswa dan mendorong siswa membuat
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
hubungan
siswa dan mendorong siswa membuat
dimilikinya dengan penerapannya dalam
hubungan
kehidupan sehari-hari.
antara
and
atau
pengetahuan
yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka
sebagai
antara
pengetahuan
yang
Ada lima karakteristik penting
anggota
dalam
proses
pembelajaran
yang
keluarga dan masyarakat. Dalam konteks
menggunakan pendekatan CTL (Sanjaya,
ini siswa perlu mengerti apa makna
2006:256) :
belajar, manfaatnya, dalam status apa
1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah
mereka dan bagaimana mencapainya.
ada
Dengan ini siswa akan menyadari bahwa
berarti apa yang akan dipelajari tidak
apa yang mereka pelajari berguna sebagai
terlepas dari pengetahuan yang sudah
hidupnya nanti. Selain itu, akan membuat
dipelajari.
mereka
diri
pengetahuan yang akan diperoleh
sendiri yang memerlukan suatu bekal
siswa adalah pengetahuan yang utuh
yang bermanfaat untuk hidupnya nanti
memiliki keterkaitan satu sama lain.
dan
memposisikan
siswa
akan
sebagai
berusaha
untuk
Knowledge).
Dengan
2. Pemerolehan
menanggapinya.
Ini
demikian
pengetahuan
baru
(Acquiring Knowledge) dengan cara
Sanjaya (2006:255) mengatakan bahwa
(Activating
Contextual
Teaching
mempelajari
and
keseluruhan
dulu
(deduktif), kemudian memerhatikan
Learning (CTL) adalah suatu strategi
detailnya.
pembelajaran yang menekankan kepada
3. Pemahaman
pengetahuan
proses keterlibatan siswa secara penuh
(Understanding Knowledge), artinya
untuk dapat menemukan materi yang
pengetahuan yang diperoleh bukan
dipelajari
menghubungkannya
untuk dihafal tetapi untuk dipahami
dengan situasi kehidupan nyata sehingga
dan diyakini dengan cara menyusun
mendorong
konsep
dan
siswa
menerapkannya
untuk
dalam
dapat
kehidupan
(hipotesis),
melakukan sharing kepada orang lain
mereka. Dari
sementara
agar mendapat tanggapan (validasi), pengertian
diatas
dapat
dan konsep tersebut direvisi dan
disimpulkan bahwa CTL adalah konsep
dikembangkan. 3
Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016
4. Mempraktikkan pengalaman
pengetahuan tersebut
dan
proses
(Applying
membangun
atau
menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif
Knowledge), artinya pengetahuan dan
siswa berdasarkan pengalaman.
pengalaman yang diperolehnya harus
Menurut kontruktivisme, pengetahuan
dapat diaplikasikan dalam kehidupan
memang berasal dari luar, akan tetapi
siswa, sehingga tampak perubahan
dikonstruksi oleh dan dari dalam diri
perilaku siswa.
seseorang. Dalam pembelajaran, siswa
5. Melakukan
refleksi
(Refecting
membangun sendiri pengetahuan mereka
strategi
melalui keterlibatan aktif dalam proses
pengembangan pengetahuan tersebut.
belajar mengajar. Siswa menjadi pusat
Hal ini dilakukan sebagai umpan
kegiatan, bukan guru. Oleh karena itu,
balik untuk proses perbaikan dan
tugas guru adalah memfasilitasi proses
pembelajaran.
tersebut dengan hal-hal berikut (Trianto,
Knowledge)
terhadap
Menurut
Trianto
(2007:105),
2007:109) :
Pendekatan kontektual (CTL) memiliki tujuh
komponen
Konstruktivisme menemukan
yaitu
dan relevan bagi siswa
(Constructivism), (Inquiry),
(Questioning), (Learning
utama,
a. Menjadikan pengetahuan bermakna
b. Memberikan
bertanya
siswa
menemukan dan menerapkan idenya
masyarakat-belajar
Community),
kesempatan
sendiri.
pemodelan
c. Menyadarkan
siswa
agar
(Modeling), refleksi (Reflection), dan
menerapakan strategi mereka sendiri
penilaian yang sebenarnya (Authentic).
dalam belajar.
Adapun tujuh komponen tersebut sebagai
2. Menemukan (Inquiry)
berikut:
Menemukan merupakan bagian inti dari
1. Konstruktivisme (Constructivism)
kegiatan
Kontruktivisme
kontekstual.
merupakan
landasan
pembelajaran
berbasis
Pengetahuan
berpikir CTL, yang menekankan bahwa
keterampilan
belajar tidak hanya sekedar menghafal,
diharapkan
mengingat pengetahuan tetapi merupakan
seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari
suatu proses belajar mengajar dimana
menemukan sendiri. Belajar merupakan
siswa
proses mental yang diharapkan dapat
sendiri
membangun
aktif
secara
pengetahuannya,
mental yang
yang bukan
mengembangkan
diperoleh
dan
hasil
siswa
mengingat
intelektual, mental
dilandasi oleh struktur pengetahuan yang
emosional maupun pribadinya secara
dimilikinya.
utuh. Kegiatan menemukan (inquiry)
Kontruktivisme
adalah 4
Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016
merupakan sebuah siklus yang terdiri dari
membimbing dan mengarahkan siswa
observasi
untuk
(observation),
(questioning),
bertanya
mengajukan
dugaan
menemukan
materi
yang
dipelajarinya. Kegiatan bertanya berguna
(hiphotesis), pengumpulan data (data
untuk (Sanjaya, 2006:266) :
gathering), penyimpulan (conclusion).
1)
Menggali
informasi
tentang
Secara umum, proses inkuiri dapat
kemampuan siswa dalam penguasaan
dilakukan
materi pelajaran.
melalui
beberapa
langkah 2)
berikut (Kunandar, 2007:309) :
3)
2. Mengamati dan melakukan observasi
4)
lain untuk mendapatkan informasi /
5)
objek yang diamati. dan
menyampaikan
baik
dalam
Merangsang
keingintahuan
siswa
Mengetahui
hal-hal
yang
sudah
diketahui siswa.
data sebanyak-banyaknya dari suatu
karya
siswa
terhadap sesuatu.
dengan membaca buku atau sumber
hasil
motivasi
untuk belajar.
1. Merumuskan masalah.
3. Menganalisis
Membangkitkan
Memfokuskan
perhatian
pada
sesuatu yang dikehendaki guru. 6)
bentuk
Membangkitkan lebih banyak lagi
laporan, tulisan, gambar, bagan, tabel
pertanyaan
atau yang lainnya.
menyegarkan kembali pengetahuan
4. Menyajikan hasil karya kepada
teman
sekelas
dari
siswa
untuk
siswa.
tersebut 7)
untuk
Membimbing
siswa
mendapatkan masukan dan ide-ide
menemukan
baru yang disertai dengan kegiatan
sesuatu.
tanya
Kegiatan bertanya dapat diterapkan
jawab
serta
mengevaluasi
atau
untuk
menyimpulkan
antara siswa dengan guru, siswa dengan
hasilnya.
siswa atau antara siswa dengan orang lain
3. Bertanya (Questioning) Pengetahuan yang dimiliki seseorang
yang sengaja didatangkan di kelas. Hal
dimulai dari bertanya. Pada hakikatnya
tersebut bisa ditemukan ketika berdiskusi,
belajar adalah bertanya dan menjawab
kerja kelompok, menemui kesulitan dan
pertanyaan.
mengamati sesuatu.
Bertanya
adalah
suatu
4. Masyarakat Belajar (Learning
refleksif dari keingintahuan siswa dan menjawab
pertanyaan
Community)
mencerminkan
Konsep
kemampuan seseorang dalam berfikir.
menyarankan
Kegiatan bertanya ini diharapkan dapat
Learning hasil
Community pembelajaran
diperoleh dari hasil kerjasama dari orang 5
Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016
lain. Hasil belajar diperolah dari ‘sharing’
dalam hal ini siswa dapat dianggap
antar teman, antar kelompok, dan antar
sebagai model.
yang tahu dan yang belum tahu. Dalam
6. Refleksi (Reflection)
kelas CTL, penerapan konsep Learning Community
dapat
dilakukan
Refleksi merupakan cara berpikir atau
dengan
respon tentang apa yang baru dipelajari
mengelompokkan siswa yang anggotanya
atau berpikir kebelakang tentang apa
heterogen, baik dilihat dari kemampuan
yang sudah dilakukan dimasa
dan kecepatan belajarnya maupun dari
Melalui kegiatan refleksi, pengalaman
bakat dan minatnya. Masyarakat belajar
belajar akan dimasukan dalam struktur
tejadi apabila ada komunikasi dua arah,
kognitif
dua kelompok atau lebih yang terlibat
menjadi pengetahuan baru baginya atau
dalam
akan memperbarui pengetahuan yang
komunikasi
pembelajaran.
Misalnya siswa yang tahu memberitahu
siswa
yang
nantinya
lalu.
akan
telah dibentuknya.
yang belum tahu, yang cepat belajarnya
Realisasinya
dalam
pembelajaran,
didorong untuk membantu yang lambat
guru menyisakan waktu sejenak agar
belajarnya
mempunyai
siswa melakukan refleksi yang berupa
kemampuan tertentu menularkan kepada
pernyataan langsung tentang apa yang
yang lain.
diperoleh
5. Pemodelan (Modeling)
kesempatan
dan
yang
Pemodelan
pada
dasarnya
hari
itu.guru
siswa
memberikan
untuk
mengingat
kembali apa yang telah dipelajarinya dan
membahasakan gagasan yang dipikirkan,
siswa
mendemonstrasikan suatu kinerja agar
sendiri secara bebas sehingga diperoleh
siswa dapat mencontoh, belajar dan
kesimpulan
melakukan sesuatu sesuai dengan model
belajarnya.
yang diberikan. Guru memberi model
7. Penilaian
tentang how to learn (cara belajar) dan
menafsirkan
pengalamannya
tentang
pengalaman
yang
Sebenarnya
(Authentic Assessment)
guru bukan satu-satunya model dalam
Kunandar
(2007:315)
menyatakan
pembelajaran. Model dapat dirancang
assessment adalah proses pengumpulan
dengan
berbagai
melibatkan
siswa
dan
juga
data
yang
memberi
mendatangkan dari luar. Misalkan ada
gambaran
siswa yang memiliki keahlian tertentu
belajar
disuruh
menunjukan
berbasis CTL, gambaran perkembangan
kebolehannya didepan teman-temannya,
belajar siswa perlu diketahui guru agar
guru
untuk
mengenai
bisa
siswa.
Dalam
perkembangan pembelajaran
bisa memastikan bahwa siswa mengalami 6
Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016
pembelajaran
yang
benar.
Penilaian
Guru
sangat
berperan
dalam
Autentik menantang para siswa untuk
membangun keterkaitan dikelas dengan
menerapkan informasi dan keterampilan
menggunakan pendekatan CTL. Berbagai
akademik baru dalam situasi nyata untuk
cara yang bisa dilakukan guru untuk
tujuan tertentu yang bermakna. Penilaian
menghubungkan
ini memberi kesempatan kepada siswa
akademik dengan konteks siswa itu
untuk menunjukan kemampuan terbaik
sendiri.
mereka sambil mempertunjukan apa yang
menggunakan
sudah mereka pelajari. Fokus penilaian
menerapkan ketujuh komponen dalam
adalah pada penyelesaian tugas yang
pembelajarannya. Secara garis besar,
relevan dan kontekstual serta penilaian
Trianto
dilakukan terhadap proses maupun hasil.
langkah penerapan CTL dalam kelas
Penilaian ini dilakukan secara terus
sebagai berikut :
menerus selama
1) Mengembangkan pemikiran bahwa
dan sesudah kegiatan
pembelajaran berlangsung. Berikut
karakteristik
dari
mata
Sebuah
pelajaran
kelas
pendekatan
(2007:106)
dikatakan CTL
jika
mengemukakan
siswa akan belajar lebih bermakna Authentic
dengan
cara
bekerja
sendiri,
sendiri
dan
Assessment (Tim Editor IAIN, 2007:52) :
menemukan
Dilaksanakan selama dan sesudah
mengkonstruksi sendiri pengetahuan
proses pembelajaran berlangsung
dan keterampilan barunya.
Yang
diukur
keterampilan
2) Melaksanakan
dan
kegiatan
sejauh mungkin untuk semua topik.
perfomasi, bukan hanya mengingat
3) Mengembangkan sifat ingin tahu
informasi
Berkesinambungan
Bisa
dilakukan
siswa dengan bertanya. untuk
4) Menciptakan
formatif
masyarakat
maupun sumatif
(mengelompokan
Terintegrasi
kelompok-kelompok belajar).
Dapat digunakan sebagai feedback
proyek/kegiatan
dalam
pembelajaran. 6) Melakukan
digunakan sebagai dasar menilai prestasi yaitu
siswa
belajar
5) Menghadirkan model sebagai contoh
Dalam CTL, hal-hal yang dapat
siswa
inkuiri
refleksi
diakhir
pertemuan.
dan
Melakuakn
laporannya, PR, kuis, persentasi dan
penilaian
sebenarnya dengan berbagai cara.
demonstrasi, hasil tes tulis, karya wisata, jurnal dan karya siswa lainnya.
7
yang
Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016
Contextual
Teaching
and
pokok Bahasan Statistika Kelas XI SMA
Learning (CTL) merupakan pendekatan
Harapan Medan
pembelajaran suatu pendekatan belajar yang
memberdayakan
Berdasarkan
jenis
penelitian,
siswa.
maka penelitian ini dilakukan minimal
diartikan
dua siklus. Namun jika belum juga
sebagai proses pendidikan yang mampu
mengalami peningkatan akan dilanjutkan
memotivasi siswa untuk lebih memahami
siklus berikutnya. Pada penelitian ini jika
makna belajar suatu kompetensi
dan
siklus I tidak berhasil, yaitu proses
mengkaitkannya dengan konteks, baik
belajar-mengajar tidak berjalan dengan
pribadi, sosial maupun budaya. Langkah
baik dan hasil belajar belum mencapai
penerapan CTL dalam kelas sebagai
ketuntasan maka dilaksanakan siklus II di
berikut : 1) Mengembangkan pemikiran
kelas yang sama.
bahwa siswa akan belajar lebih bermakna
Adapun setiap siklusnya dilakukan tahap-
dengan cara bekerja sendiri, menemukan
tahap berikut :
sendiri
SIKLUS I
Pembelajaran
dan
kontekstual
mengkonstruksi
sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya,
Tahapan pada siklus I yaitu :
2) Melaksanakan kegiatan inkuiri sejauh
1. Permasalahan
mungkin
3)
2. Tahap Perencanaan Tindakan I
Mengembangkan sifat ingin tahu siswa
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan I
dengan
4. Tahap Observasi I
untuk
semua
bertanya,
masyarakat
belajar
4)
topik,
Menciptakan
(belajar
dalam
5. Tahap analisa data I
kelompok-kelompok), 5) Menghadirkan
6. Tahap Refleksi I
model sebagai contoh pembelajaran, 6)
SIKLUS II
Melakukan refleksi diakhir pertemuan, 7)
Meskipun dalam siklus II ini
Melakukan penilaian yang sebenarnya
permasalahan belum dapat diidentifikasi
dengan berbagai cara.
secara jelas karena data hasil pelaksanaan
2. Metode
siklus I belum diperoleh, tetapi jika tetap
Subjek dari penelitian ini adalah
ada masalah dalam menyelesaikan soal-
siswa kelas XI SMA Harapan Medan.
soal statistika maka akan dilaksanakan
Objek
adalah
tahapan seperti siklus I, hanya saja pada
Contextual
siklus II tidak ada pemberian materi. Hal
Teaching and Learning (CTL) untuk
ini dilakukan untuk menghindari agar
meningkatkan hasil belajar siswa pada
tidak terjadi pengulangan materi pada
dari
Penerapan
penelitian Pendekatan
ini
siklus I dan siklus II., tindakan yang 8
Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016
diberikan pada siklus
II
berupa
dalam kelas tersebut terdapat
85 %
pemberian tugas yang dikerjakan secara
siswa
berkelompok. Namun dalam pemberian
(Depdikbud,1996 dalam Trianto, 2008)
tugas dan latihan tersebut masih terdapat
3. Verifikasi
unsur-unsur
4. Menarik kesimpulan
yang
diterapkan
pada
yang
telah
tuntas
Pendekatan Contextual Teaching and
3. Hasil dan Pembahasan
Learning (CTL).
Refleksi Siklus I
Alat
yang
digunakan
dalam
Dari hasil tes pada siklus I yang
pengumpulan data pada penelitian ini
dilaksanakan di kelas XI SMA Harapan
yaitu tes, wawancara dan Observasi. Berikut
adalah
Medan, diperoleh 70% yang mencapai
tahap-tahap
ketuntasan belajar dan 30 % belum
analisis data pada penelitian ini :
mencapai tingkat ketuntasan belajar.
1. Reduksi data
Dari hasil wawancara diketahui
2. Paparan data a.
siswa banyak yang malu dan tidak berani
Mengidentifikasi kesulitan belajar
bertanya kepada guru untuk mengulangi
siswa
materi yang belum dikuasai. Karena
b. Persentase Ketuntasan hasil belajar Untuk
menentukan
ditemukan banyak kekurangan selama
persentase
siklus I maka perlu diadakan perbaikan
ketuntasan belajar siswa secara individual dapat
belajarnya
dihitung
persamaan
dengan
sebagai
tindakan. Oleh karena itu penelitian
megunakan
berikut
dilanjutkan ke siklus II. Pemberian
sebagai
tindakan pada siklus II dilakukan diluar
berikut :
jam pelajaran matematika agar tidak KB =
x 100%
mengganggu alokasi waktu yang telah
(Trianto, 2008:171)
ditentukan. Pada siklus II tidak diberikan
Keterangan :
materi untuk menghindari terjadinya
KB = Ketuntasan Belajar
pengulangan materi. Namun tes hasil
T
belajar yang akan diberikan pada siklus II
= jumlah skor yang diperoleh siswa
merupakan materi yang sama dengan
Tt = jumlah skor total
siklus I. Dengan demikian dapat dilihat
Setiap siswa dikatakan tuntas
peningkatan hasil belajarnya.
belajarnya ( ketuntasan individu ) jika proporsi jawaban benar siswa dan
65 %
suatu kelas dikatakan tuntas
belajarnya
(ketuntasan
klasikal)
jika 9
Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016
Daftar Pustaka Komalasari. 2013. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Bandung: Refika Aditama Kunandar, (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Rajawali Press, Jakarta. Panjaitan,D.J., (2014), Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Mathematics Paedagogic. Vol.V No.1 Sanjaya,W., (2006), Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Frenada Media Grup, Jakarta. Sobel,M., Maletsky,M., (2001),Mengajar Matematika,Penerbit Erlangga, Jakarta. Tim Editor Fakultas Tarbiyah., (2007), Praktikum Pengajaran Terbatas (Microteaching), IAIN-SU, Medan. Trianto, (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes yang dikerjakan siswa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Peneliti
telah
mampu
mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan
pada
pembelajaran
siklus I dan memperbaiki kegagalan yang ditemui
pada
pembelajaran
siklus II. 2. Hasil belajar yang diperoleh siswa pada
siklus
II
juga
mengalami
peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata kelas yaitu dari 73,3 pada siklus I menjadi 88,4 pada siklus II. Dengan
demikian
diperoleh
peningkan dengan ketuntasan klasikal 87,5%. Berdasarkan hasil yang diperoleh terlihat bahwa menerapkan Pendekatan CTL dengan pemberian tugas dan latihan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan statistika di kelas XI SMA Harapan Medan. 4. Kesimpulan Penerapan Pendekatan Contextual Teaching
and
Learning
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan statistika.
10