PUBLIKASI JURNAL
PENGEMBANGAN KREATIVITAS MELUKIS ANAK MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING DI KELOMPOK B5.6 TK NEGERI PEMBINA KENDARI Nurhaedah1),), I Ketut Suardika2) Aris Badara3)
1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Program Pascasarjana UHO 2. Dosen Program Studi Pendidikan Seni Program Pascasarjana UHO 3. Dosen Program Studi Pendidikan Seni Program Pascasarjana UHO
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
i
PENGEMBANGAN KREATIVITAS MELUKIS ANAK MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING DI KELOMPOK B5.6 TK NEGERI PEMBINA KENDARI Nurhaedah1), I Ketut Suardika2) Aris Badara3) “Developing Children’s Creativity in Painting through Finger Painting Activities at B5.6 Group in TK Pembina Kendari” Nurhaedah, G2P1 14 022, “Developing Children’s Creativity in Painting through Finger Painting Activities at B5.6 Group in TK Pembina Kendari”. Study Program of Arts Education, Halu Oleo University. Supervised by Dr. I Ketut Suardika, S.Pd., M.Si,. and Dr. Aris Badara, M.Hum. Finger painting is a technique of painting by applying paints on a wet paper using fingers or hand palms. It is a characteristics of early-aged children to paint quickly in order that their ideas will not become stagnant or disappear. For this reasons, children usually pick up any color quickly so that they can quickly finish their painting. This makes the children to directly put their fingers in paint. This is a playing behavior for children, so that by using a playing model they use their fingers on a playing behavior for children, so that by using a playing model they use their fingers on a panting media. This study therefore addressed two problems: (1) how could children’s creativity in painting be improved through finger painting activities at Group B 5.6 at TK Pembina Kendari? (2) Whether or not finger painting activity at Group B 5.6 at TK Pembina Kendari, and to develop children’s creativity in painting through finger painting activity at Group B 5.6 at TK Pembina Kendari. The study used a descriptive qualitative approach, which is a research procedure that produces descriptive data in the form of written or oral words from subject being observed. The targets which became the source of the study were the pupils of TK Negeri Pembina Group B 5.6 in the academic year of 2015-2016. The main instrument of the study was the researcher herself using some aids such as observation sheets and documentation. The development of children’s creativity in painting at Group B 5.6 at TK Pembina Kendari showed that before treatment only 20% was in the category of BSB and BSH. In cycle 1 there was 60% children who could achieve BSB and BSH. In cycle II, there was an improvement in children’s activities during the process of developing their painting creativity at Group B 5.6 of TK Pembina Kendari, where they improved to 80% in comparison to cycle I. Teacher’s activities during the teaching process involving finger painting activates also improved as they became more skillful in the management of learning process as could be seen from better children’s and teacher’s activities. The conclusion of this study was that finger painting activity can improve children’s creativity in painting at Group B 5.6 of TK Negeri Pembina endari, as can be seen from the development from cycle II, and finger painting activity can also increase teacher’s teaching activities in which they become more skillful in the
1
management of learning process as could be seen from children’s and teacher’s activities which fell into a good category. Keywords: activity, creativity painting Nurhaedah. G2P1 14 022. Pengembangan Kreativitas Melukis Anak Melalui Kegiatan Finger Painting Di Kelompok B5.6 TK Negeri Pembina Kendari. Program Studi Pendidikan Seni Universitas Halu Oleo Dibimbing oleh: Dr. I Ketut Suardika, S. Pd., M. Si dan Dr. Aris Badara,. M. Hum. Finger painting adalah teknik melukis dengan mengoleskan cat pada kertas basah dengan jari atau dengan telapak tangan. Sifat anak usia dini ketika melukis ingin cepat agar ide dan gagasan tidak kandas dan menghilang. Oleh karena itu, anak dengan nekat mengambil warna yang ada secara langsung dari warna yang telah disediakan. Dengan jari-jarinya anak merasakan bahwa ia dapat lebih cepat menyelesaikan lukisannya. Akhirnya, anak mencelupkan tangannya sendiri ke cat warna. Perilaku anak seperti ini adalah perilaku bermain, jadi dengan model bermain, jari-jari anak tersebut lincah digerakkan ke media lukis. Oleh karena itu mengkat dua masalah, yaitu (1) Bagaimanakah Pengembangan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting di kelompok B 5.6 TK Negeri Pembina Kendari?, Apakah kegiatan finger painting dapat mengembangkan kreativitas melukis anak di Kelompok B 5.6 TK Negeri Pembina Kendari? Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui Pengembangan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting di Kelompok B 5.6 TK Negeri Pembina Kendari.,Untuk mengembangkan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting di Kelompok B 5.6 TK Negeri Pembina Kendari. Penelitian ini menggunakan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif adalah prosedur peneltian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Sasaran yang menjadi sumber penelitian adalah anak TK Negeri Pembina kelompok B5.6 tahun pelajaran 20152016. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan menggunakan alat bentu berupa lembar observasi dan dokumentasi. Mengembangkan kreativitas melukis anak kelompok B 5. 6 TK Negeri Pembina Kendari. Dimana pada kegiatan sebelum tindakan pengembangan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting hanya 20% yang berkategori BSB dan BSH. Pada siklus I anak yang berhasil mendapat BSB dan BSH 60%. Dan pada siklus II aktivitas kegiatan anak dalam proses pembelajaran pengembangan kreativitas melukis anak kelompok B5.6 TK Negeri Pembina Kendari mengalami peningkatan aktivitas dibandingkan pada siklus I, karena siklus II meningkat menjadi 80%. Aktivitas guru dalam mengajar dengan kegiatan fingger painting menjadi terampil dalam mengelola proses pembelajaran yang ditandai dengan aktivitas anak dan guru baik. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu, kegiatan finger painting dapat mengembangkan kreativitas melukis anak dikelompok B5. 6 TK Negeri Pembina Kendari, yang dapat dilihat pengembangannya dari siklus I sampai siklus II dan kegiatan finger painting dapat meningkatkan aktivitas guru dalam mengajar dimana guru menjadi terampil dalam mengelola proses pembelajaran dikelas yang ditandai dengan aktivitas anak dan guru dalam kategori baik. Kata kunci:, kegiatan, kreativitas, melukis
2
Di Taman kanak-kanak pemenuhan kebutuhan anak untuk berekspresi itu terdapat bimbingan dan pembinaan secara sistimatis dan berencana agar kesempatan bereksperesi yang diberikan kepada anak benar-benar mempunyai arti dan mamfaat baginya. Jika mulai sejak dini anak diberikan bimbingan dan pembinaan yang sebaik-baiknya untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif dan menghayati emosi yang bergejolak dalam dirinya, maka daya fantasi atau imajinasi, daya kreasi dan perasaan estetis, anak memproleh rangsangan untuk berkembang dengan anak. Berdasarkan uraian diatas, terdapat beberapa hal yang masih menjadi kendala dalam pengembangan seni lukis sebagai salah satu perkembangan kreativitas yang harus di digali dalam diri anak didik. Pertama, bahwa kemampuan seni lukis selain merupakan bakat genetis, bakat tersebut juga harus di latihkan agar potensi kemampuan secara genetis yang telah ada menjadi lebih kaya. Kedua, bahwa perkembangan kreativitas harus dikembangkan dengan kegiatan pembelajaran tertentu agar anak didik lebih mudah mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Dan dengan demikian di aktivitas melukis muncul imajinasi-imajinasi yang ada dibenaknya kemudian tergambar dalam lukisannya. Ketiga, perkembangan kreativitas dalam kegiatan melukis merupakan suatu kegiatan bagi anak didik untuk lebih memahami suatu objek, yaitu benda-benda yang ada disekelilingnya, seperti gambar atau benda-benda yang terlihat jelas di lingkungan sekitar (Wahyudin, 2008:7).
PENDAHULUAN Sebagai upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM ) anak merupakan sasaran prioritas pembangunan. Pendidikan terkait dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan diarahkan pada perkembangan dan pertumbuhan manusia agar menjadi manusia yang memiliki identitas sebagai manusia yang berbeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itu, pendidikan memiliki peran yang sangat sentral dalam membentuk manusia seperti yang akan dihasilkan melalui pendidikan. Kurikulum menjadi sangat penting di dalam pendidikan, karena terkait langsung dengan kepentingan kehidupan manusia ( Ali, 2008: 7 ). Salah satu usaha untuk menumbuh kembangkan potensi anak Taman Kanak-Kanak merupakan wadahnya perkembangan anak usia dini. Hal ini sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Prasekolah Bab I ayat (1) dan (2), menyebutkan bahwa pendidikan pra sekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar yang diselenggarakan di luar sekolah (Gatot Suradji, 1999:3). Tumbuh kembang anak usia pra sekolah (3-6) tahun, antara lain adalah kreatifitas. Tujuan Pendidikan Taman Kanak-Kanak adalah membantu anak didik mengembangan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kemandirian kognitif, fisik motorik, dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
3
Hasil belajar anak yang tidak sesuai dengan harapan guru, hal- hal lain yang berkaitan dengan perilaku dan strategi mengajar guru/pendidik, Masalah perkembangan anak atau perilaku belajar anak, Kurangnya kemampuan kreativitas anak dalam konteks pembelajaran tersebut, Alat yang digunakan guru untuk melukis kurang menarik., Bentuk lukisan yang dibuat anak sudah ditentukan guru sehingga anak malas untuk bereksplorasi. Berdasarkan hal di atas, maka penelitian ini difokuskan pada hal-hal berikut. 1. Bagaimanakah Pengembangan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting di kelompok B 5.6 TK Negeri Pembina Kendari? 2. Apakah kegiatan finger painting dapat mengembangkan kreativitas melukis anak di Kelompok B 5.6 TK Negeri Pembina Kendari?
1. untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperoleh mamfaat wawasan pengetahuan bagi peneliti di bidang ilmu pengetahuan sosial khususnya di bidang ilmu pendidikan terutama tentang Perkembangan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting anak usia dini. 2. Bahan pertimbangan dan masukan bagi pengelola Taman Kanak-Kanak di Kota Kendari maupun di daerah lain agar dapat menerapkan Perkembangan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting anak usia dini.
STUDI PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengembangan Pendidikan TK Perkembangan adalah upaya memperluas atau mewujudkan potensipotensi, membawa suatu keadaan secara bertingkat kepada suatu keadaan yang lebih lengkap, lebih besar atau lebih baik, mewujudkan sesuatu dari yang lebih awal kepada yang lebih akhir atau dari yang sederhana kepada tahapan perubahan yang lebih kompleks ( Anwar, 2007: 50).
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk hal-hal yang berikut ini. 1. Untuk mengetahui Pengembangan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting di Kelompok B 5.6 TK Negeri Pembina Kendari. 2. Untuk mengembangkan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting di Kelompok B 5.6 TK Negeri Pembina Kendari.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut ( Sitti Aisyah, 2008: 3). Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
Manfaat Penelitian Manfaat yang penelitian ini adalah sebagai berikut.
4
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut ( Sitti Aisyah, 2008: 3)
Kreativitas merupakan produk otak berpikir berciri efektif, yang menurut peneliti ahli otak bahwa, otak yang terletak disebelah kanan terbukti memiliki manusia sejak dilahirkan. Dengan kreativitas yang dimilikinya, manusia bukan saja mampu menciptakan peradabannya, tetapi juga mampu terus meningkatkan kualitas peradabannya tersebut.
2. Pengertian Kreativitas
3. Manfaat Kreativitas dan Peranannya dalam Sejarah Kehidupan Manusia.
Menurut Pamilu (2007), di dalam kamus Webster dijelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan orisinalitas dalam berekspresi yang bersifat imajinatif.
Kreativitas disebut sebagai berpikir kreatif, atau berpikir divergen, dan berpikir lateral, juga bermakna sebagai suatu kemampuan dalam menemukan banyak kemungkinan pilihan jawaban terhadap suatu masalah, atau dalam menemukan jalan keluar suatu persoalan. Tipe berpikir kreatif, antara lain bertekanan pada soal kualitas ( jumlah) pilihan-pilihan jawaban, keragaman (variatif) pilihanpilihan jawabannya, keefektifan (tepat guna), dan mutu (kualitas) pilihanpilihan jawaban. ( Eko Haryono. 2009: 1-4).
Ditinjau dari sudut pandang etimologis, istilah kreativitas dari kata bahasa Inggeris,”creativity”, yang berarti daya cipta. Dari kata dasar ,” create”, yang berarti cipta. Dari kata tersebut terbentuk kata, misalnya creation (kreasi), yang berarti ciptaan, creator (kreator), yang berarti pencipta, dan creative ( kreatif), yang berarti yang bersifat menciptakan. berkaitan dengan psikologi seni pada perinsipnya secara garis besar teori-teori tentang proses kreasi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: (a) teori yang berdasarkan pada inspirasi, aspek ketidak sadaran (uncon scious). Disini kreativitas dipandang sebagai suatu peristiwa tidak sadar, yang tidak dapat diprediksi. kreativitas dianggap berkolerasi dengan inspirasi atau ilham, (b) teori yang berdasarkan pada hakekat atau kemauan sadar (conscious) yang kuat. Dalam teori ini kreativitas dianggap berdasar pada pola perilaku yang disadari, dapat dilatih atau direkayasa, dan dapat ditumbuhkan ( Irma Damajanti, 2013: 17).
4. Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Pada Anak Usia Dini Pertumbuhan dan perkembangan manusia tidak akan lepas dari 3 potensi primer: yaitu fisik, kreatif dan rasio dan 3 potansi sekunder, yaitu: gerak, imajinasi dan perasaan ( Primadi, 1988). Pengalaman seni merupakan bagian khusus (esensial) dalam kurikulum bagi anak usia dini dimana anak-anak kecil memiliki kesempatan untuk bekerja dengan bermacam jenis bahan dan menggunakan berbagai macam tehnik dalam mengepresikan kreativitas mereka sendiri.
5
Melukis dapat melatih keseimbangan Melukis dapat melatih kreativitas anak Melukis mengembangkan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi
Menurut Rachmawati dan Euis ( 2005: 35), ada empat faktor potensial yang dapat mendukung dan menghambat berkembangnya kreativitas anak, yang sudah seyogyanya mendapat perhatian serius dari para pendidik atau guru TK yang ingin mengembangkan kreativitas anak. Dengan memperhatikan faktor tersebut, diharapkan pengembangan kreativitas anak dapat meningkat sesuai dengan porsinya.
8. Pengertian Finger Painting Finger painting adalah teknik melukis dengan mengoleskan cat pada kertas basah dengan jari atau dengan telapak tangan. Sifat anak usia dini ketika melukis ingin cepat agar ide dan gagasan tidak kandas dan menghilang. Oleh karena itu, anak dengan nekat mengambil warna yang ada secara langsung dari warna yang telah disediakan. Dengan jari-jarinya anak merasakan bahwa ia dapat lebih cepat menyelesaikan lukisannya. Akhirnya, anak mencelupkan tangannya sendiri ke cat warna. Perilaku anak seperti ini adalah perilaku bermain, jadi dengan model bermain, jari-jari anak tersebut lincah digerakkan ke media lukis.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Anak Penelitian Dacey (1989) yang ditulis oleh Safaria (2005) menunjukkan bahwa keluarga dari anak kreatif sangat jauh berbeda dengan keluarga biasa lainnya. Keluarga dari anak kreatif memperlihatkan suatu karakteristik. 6. Pengertian Melukis Melukis adalah membayangkan, maka objek yang ada didepan mata dibayangkan, dikaitkan, diasosiasikan, diimajinasikan dengan objek yang pernah masuk dalam ingatan. Bentuk ungkapan ini dapat berupa gambar yang dapat dilihat mata dengan realistis (nyata) maupun tidak (abstrak). 7. Manfaat Melukis Perkembangan Anak
9. Buat Sendiri Cat Aman 'Finger Painting' untuk Anak Didik Finger painting atau melukis dengan jari, bisa menjadi aktivitas menyenangkan bagi anak kecil dan dewasa (ilustrasi). Melukis dengan jari selalu menjadi aktivitas menyenangkan. Kegiatan ini cocok bahkan bagi anak berusia satu tahun dan salah satu cara membuat mereka terbiasa dengan tekstur, seni, warna dan kreativitas. Masalahnya, bila Anda mengajak si buah hati, keponakan, atau murid-murid yang masih kecil dan berusia sangat muda, cat bisa membahayakan.
Bagi
Melukis sebagai media mencurahkan perasaan Melukis sebagai alat bercerita (bahasa visual/bentuk) Melukis berfungsi sebagai alat bermain Melukis dapat melatih ingatan Meluikis dapat melatih berpikir komprehesif (menyeluruh) Melukis sebagai media sublimasi perasaan 6
sumber data yang bergerak, yakni aktivitas guru dan anak didik dalam proses pembelajaran pada kegiatan fingger painting.
METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini mengambil lokasi di TK Negeri Pembina Kendari, beralamat dijalan Torada No. 17A Kelurahan Bende Kecamatan Kadia Kota Kendari.
D. Prosedur Analisis Data Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati. Alasan digunakannya pendekatan kualitatif karena penelitian ini lebih bersifat memaparkan kondisi nyata yang terjadi dan berkaitan dengan proses pembelajaran kreativitas anak dengan kegiatan fingger painting.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah anak TK Negeri Pembina Kendari pada semester genap Tahun Ajaran 2015/2016. C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Prosedur penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penelitian yang nerupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 tahap, masing-masing tahap terdiri dari (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (aktion), (3) observasi dan evaluasi (observation and evaluation), (4) refleksi (reflection).
E. Indikator Kinerja Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil apabila memenuhi indikator keberhasilan. Adapun faktor keberhasilannya adalah: 1. Guru terampil mengelola proses pembelajaran dalam kegiatan fingger painting untuk pengembangan kreativitas melukis anak kelompok B5.6 yang ditandai dengan aktivitas anak guru dalam kategori baik dilembar observasi. 2. 75% anak didik meningkat hasil belajar (kreativitas melukis anak) setelah mengikuti proses kegiatan fingger painting, yang ditandai dengan aktivitas anak didik dalam kategori baik dilembar observasi.
D. Jenis Data dan Sumber Data Data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan dan indikator dari guru dan kegiatan anak didik TK Negeri Pembina Kendari. Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2010 : 171). Dalam penelitian tindakan kelas ini, sumber datanya terdiri dari: 1. Person, yakni sumber data yang berasal dari anak kelompok B 5.6 di TK Negeri Pembina Kendari 2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tempilan berupa keadaan diam dan bergerak. Sumber data yang diam seperti ruangan kelas, kelengkapan alat dan sejenisnya. Sedangkan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 1. Aktivitas Anak Didik Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah berupa aktivitas anak selama kegiatan pembelajaran, aktivitas guru dalam pembelajaran, dan 7
hasil evaluasi pengembangan kreativitas melukis anak.
b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I Tema yang diajarkan pada pembelajaran siklus I pertemuan pertama adalah dengan sub tema tanaman hias dan kedua adalah tema tanaman dengan sub tema tanaman sayuran. Bidang pengembangan diarahkan pada pengembangan kreativitas melukis anak. Kompetensi dasar yang akan dimiliki anak pada kegiatan pembelajaran siklus I adalah kegiatan finger painting dengan menggunakan adonan tepung kanji dan berbagai macam warna. c. Observasi Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I Pada awal proses pembelajaran, guru menyiapkan kegiatan pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran. guru membimbing anak untuk menghasilkan warna-warna baru,guru membimbing anak untuk melakukan finger painting dengan rapi dan guru membing anak untuk menghasilkan warna gradasi. Observasi Aktivitas Anak Dalam proses pembelajaran siklus I, aktivitas belajar anak diamati observer dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar anak. Anak diberi kertas gambar. Anak mengenali bahan yang akan dipakai, dimana anak dapat mengenal warna-warna dasar yang sudah disediakan. d. Evaluasi Siklus I Evaluasi dilakukan untuk mendapatkan informasi sejauh mana pengembangan kreativitas melukis anak setelah melakukan tindakan perbaikan pada siklus I. Hasil evaluasi pengembangan kreativitas melukis anak pada siklus I selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Hasil pengematan langsung tersebut menguatkan dugaan peneliti bahwa pengembangan kreativitas melukis anak masih rendah, sehingga membutuhkan perbaikan dalam proses pembelajaran. Setelah didiskusikan dengan guru kolaborator, diputuskan untuk pengembangan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting. 2. Aktivitas Guru Pada awal proses pembelajaran guru menyiapkan kegiatan pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada inti pembelajaran guru membimbing anak melakukan kegiatan finger painting sesuai sub tema, guru membimbing anak untuk memakai warna yang sesuai dan guru membimbing anak untuk menghasilkan warna lain selain warna dasar yang disediakan. 3. Tindakan Siklus I a. Perencanaan Setelah ditetapkan untuk pengembangan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting, maka kegiatan selanjutnya, adalah menyiapkan beberapa hal yang diperlukan pada saat pelaksanaan tindakan. Setelah berkonsultasi dengan teman sejawat sebagai observer, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Membuat rencana kegiatan harian untuk tindakan siklus I. 2. Membuat lembar observasi terhadap guru dan anak selama pelaksanaan proses pembelajaran dikelas. 3. Menyiapkan media pembelajaran. 4. Membuat alat evaluasi siklus I.
8
Tabel 4.1 Persentase Pengembangan Kreativitas Melukis Anak Pada Siklus I N Inisi Juml Pengemban Keto al ah gan Simb Ana Skor Kereativitas ol k Melukis 1 Ana 34 3,4 BSH k1 2 Ana 37 3,7 BSB k2 3 Ana 33 3,3 BSH k3 4 Ana 37 3,7 BSB k4 5 Ana 35 3,5 BSH k5 6 Ana 33 3,3 BSH k6 7 Ana 33 3,3 BSH k7 8 Ana 35 3,5 BSH k8 9 Ana 33 3,3 BSH k9 1 Ana 34 3,4 BSH 0 k 10 1 Ana 33 3,3 BSH 1 k 11 1 Ana 34 3,4 BSH 2 k 12 1 Ana 16 1,6 MB 3 k 13 1 Ana 14 1,4 MB 4 k 14 1 Ana 14 1,4 MB 5 k 15 1 Ana 14 1,4 MB 6 k 16 1 Ana 10 1,0 MB 7 k 17 1 Ana 11 1,1 MB 8 k 18 1 Ana 12 1,2 MB 9 k 19
2 Ana 10 1,0 MB 0 k 20 Jumlah 512 51,2 Tabel 4. I menunjukkan bahwa persentase pengembangan kreativitas melukis terendah adalah 1,00 dan yang tertinggi adalah 3,70. Dari hasil evaluasi siklus I kemudian dianalisis untuk menentukan pengembangan kreativitas melukis anak. Hasil analisis pengembangan kemampuan melukis anak siklus I bahwa anak yang memperoleh pengembangan kreativitas melukis belum tuntas berjumlah 8 orang (40%) dan anak yang pengembangan kreativitas melukis sudah tuntas berjumlah 12 orang (60%). Persentase perkembangan kreativitas melukis anak pada siklus I hanya mencapai 60%. Hasil ini sudah baik, namun belum mencapai indikator keberhasilan sebesar 75%. Jadi dianggap pengembangan kreativitas melukis anak di siklus I belum berhasil sehingga akan dilanjutkan penelitian disiklus II.
e. Refleksi Setelah pelaksanaan tindakan siklus I dalam dua kali pertemuan, diadakan evaluasi dengan tes. Dari hasil tes siklus I kemudian dianalisis untuk menentukan pengembangan kreativitas melukis anak siklus I menunjukkan bahwa anak yang mendapat nilai tuntas (BSB dan BSH) berjumlah 12 orang (60%), dan yang mendapat nilai tidak tuntas (MB dan BB) berjumlah 8 orang (40%). Hasil ini sudah baik, namun belum mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu 75%. B. Hasil Penelitian Siklus II 1. Aktivitas Anak
9
Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar anak diamati observer menggunakan lembar observasi aktivitas belajar anak. anak dapat melakukan kegiatan finger painting dengan baik dan benar. anak dapat melakukan kegiatan finger painting sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan dengan lancar. Hasil observer dan wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa pengembangan kreativitas melukis anak pada kelompok B5.6 TK Negeri Pembina Kendari pada siklus II ini berkembang dengan baik.
saat pelaksanaan tindakan siklus II. Setelah berdiskusi dengan guru kolaborator, maka peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Membuat rencana kegiatan harian untuk tindakan siklus II dengan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi pada siklus I. 2. Membuat instrumen observasi aktivitas guru dan anak selama proses kegiatan pembelajaran. 3. Menyiapkan media pembelajaran 4. Membuat alat evaluasi untuk tes tindakan siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus II Tema yang diajarkan pada pembelajaran siklus I adalah tema tanaman dengan sub tema tanaman. Bidang pengembangan diarahkan pada pengembangan siklus I adalah pengembangan kreativitas melukis anak. hasil belajar yang ingin dicapai dari pembelajaran siklus I adalah: (1) anak dapat menyebutkan tema gambar,(2) anak dapat menempatkan lukisan demi lukisan sesuai dengan posisi yng cocok, 3) anak dapat melukis dengan jari (finger painting) dengan baik, (4) anak dapat menyebutkan alat-alat/bahan yang akan dipakai, (5) anak mampu menggunakan bahan-bahan yang sudah disiapkan, (6) anak dapat memulai melakukan kegiatan finger painting seperti yang dicontohkan, (7) anak dapat membuat warna-warna baru, (8) anak dapat menempatkan warna lukisannya sesuai dengan keinginan tapi terarah, (9) anak dapat melakukan kegiatan finger painting dengan rapi, (10) anak dapat membuat warna gradasi. c. Observasi 1. Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II
2. Aktivitas Guru Pada proses pembelajaran, guru menyiapkan kegiatan pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru membimbing anak untuk melakukan kegiatan finger painting dengan baik dan benar. Guru mengawali pembelajaran dengan membimbing anak mengucapkan salam dan berdoa sebelum kegiatan. Guru bercerita tentang tema pembelajaran dan menghubungkan materi dengan kegiatan penelitian yaitu menjelaskan teknik finger painting yang benar. Pada kegiatan inti, anak mendengarkan penjelasan guru tentang teknik finger painting yang baik dan benar. Anak memegang kertas gambar kemudian anak-anak mengambil bahan yang sudah disiapka, lalu memulai kegiatan finger painting. 3. Tindakan Siklus II a. Perencanaan Setelah indikator keberhasilan pada kegiatan pembelajaran pada siklus I belum tercapai, maka kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan beberapa hal yang diperlihatkan pada
10
Pada proses pembelajaran, guru menyiapkan kegiatan pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru membimbing anak dengan baik untuk melakukan kegiatan finger painting dengan baik dan benar. guru melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan skenario pembelajaran yang telah disiapkan. 2. Observasi Aktivitas Anak Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar anak diamati observer menggunakan lembar observasi aktivitas belajar anak. anak dibagikan kertas gambar lalu mengambil bahan yang sudah disiapkan lalu memulai kegiatan finger painting dengan baik dan benar d. Evaluasi Siklus II Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II, guru mengadakan evaluasi. Dari hasil evaluasi siklusn II kemudian dianalisis untuk menentukan pengembangan kreativitas melukis anak. hasil evaluasi pengembangan kreativitas melukis anak pada siklus II, pada tabel berikut: Tabel 4.2 Persentase Pengembangan Kreativitas Melukis Anak pada Siklus II N Inisi Juml Pengemban Keto al ah gan Simb Ana Skor Kereativitas ol k Melukis 1 Ana 37 3,7 BSB k1 2 Ana 38 3,8 BSB k2 3 Ana 36 3.6 BSB k3 4 Ana 38 3,8 BSB k4 5 Ana 38 3,8 BSB
k5 Ana 37 3,7 BSB k6 7 Ana 38 3,8 BSB k7 8 Ana 36 3,6 BSB k8 9 Ana 37 3,7 BSB k9 1 Ana 38 3.8 BSB 0 k 10 1 Ana 36 3.6 BSB 1 k 11 1 Ana 33 3,3 BSH 2 k 12 1 Ana 21 2,1 MB 3 k 13 1 Ana 33 3,3 BSH 4 k 14 1 Ana 25 2,5 BSH 5 k 15 1 Ana 12 1,2 BB 6 k 16 1 Ana 10 1,0 BB 7 k 17 1 Ana 14 1,4 MB 8 k 18 1 Ana 25 2,5 BSH 9 k 19 2 Ana 25 2,5 BSH 0 k 20 Jumlah 607 60,7 Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2016 Tabel diatas menunjukkan bahwa persentase pengembangan kreativitas melukis anak terendah adalah 1,0 dan yang tertinggih 3,8. Hasil evaluasi siklus II menunjukkan bahwa pada kegiatan pembelajaran siklus II, anak yang memperoleh pengembangan kreativitas melukis yang belum tuntas berjumlah 4 orang (20%), dan anak yang memperoleh pengembangan kreativitas melukis 6
11
yang sudah tuntas 16 orang (80%). Hasil ini sudah lebih baik jika dibandingkan dengan pengembangan kreativitas melukis anak pada evaluasi siklus I, ini berarti bahwa indikator keberhasilan penelitian sudah tercapai. e. Refleksi Hasil observasi kegiatan pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa proses pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik. Aktivitas mengajar guru sudah sesuai dengan skenario pembelajaran. Aktivitas anak dalam kegiatan pembelajaran sudah baik juga, dimana anak sudah aktif dalam kegiatan finger painting. Proses pembelajaran yang baik pada siklus II berpengaruh pada peningkatan hasil belajar anak. pengembangan kreativitas melukis anak pada siklus II mencapai 80%. Karena hanya 4 orang yang belum tuntas (20%). Hasil ini sudah lebih baik jika dibandingkan dengan pengembangan kreativitas melukis anak pada evaluasi siklus I. Kemampuan kreativitas melukis anak pada kegiatan pembelajaran siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian.
diharapkan, dimana kekurangankekurangan yang terjadi pada siklus I sudah diperbaiki. Hasil observasi pada siklus II menunjukkan bahwa pengembangan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting sudah lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Hasil refleksi, dalam hal ini kekurangan/kelemahan yang terjadi pada siklus I sudah dapat diperbaiki pada siklus II, yakni: peningkatan kemampuan guru dalam mengelola waktu pada setiap langkah pembelajaran, meningkatnya cara penyampaian cara penyampaian proses kegiatan pembelajaran sehingga dapat disajikan dengan sistimatis, peningkatan pemberian motivasi kepada anak agar dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan kondisi yang ceria dan antusias, serta peningkatan pemberian kesempatan kepada pada anak untuk bertanya agar proses pembelajaran ada umpan balik dari anak maupun guru. b. Aktivitas Guru Aktivitas guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran sesuai yang diharapkan, dimana kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah diperbaiki. Guru/peneliti sudah mampu mengorganisasikan waktu pembelajaran dengan baik sehingga penggunaan waktu sudah sesuai dengan yang telah ditetapkan. Untuk merencanakan pembelajaran, alokasi waktu yang diperlukan untuk mempelajari satu materi pelajaran perlu ditentukan. Penentuan alokasi waktu sangat tergantung pada keleluasaan materi serta tingkat kepentingan dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Selain itu, guru sudah
4. Pembahasan a. Aktivitas Anak Aktivitas anak pada pelaksanaan pengembangan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting, pada siklus I menunjukkan bahwa keaktifan anak pada pelaksanaan pembelajaran yang tergolong baik. Namun masih ada kekurangan seperti proses pembelajaran yang tidak berjalan secara sistimatis. Hasil observasi pada siklus II, guru dan anak telah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai yang
12
mampu menumbuhkan keceriaan dan antusias anak dalam belajar, dan anak sudah terlihat aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
kegiatan finger painting dan anak sudah dapat mengikuti langkahlangkah pembelajaran dengan baik. Hasil observasi pada siklus II menunjukkan bahwa pengembangan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting lebih baik dibandingkan siklus I, dalam hal ini kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada siklus I sudah dapat diperbaiki pada siklus II. Langkah perbaikan yang menjadi perhatian guru pada siklus II, yakni: peningkatan kemampuan guru dalam mengelola waktu pada setiap langkah pembelajaran, meningkatkan cara penyampaian proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat disajikan dengan sistimatis, peningkatan pemberian motivasi kepada anak agar dalam mengikuti pembelajaran dengan kondisi yang ceria dan antusias, serta peningkatan pemberian kesempatan pada anak untuk bertanya agar dalam proses pembelajaran ada umpan balik dari anak maupun guru. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada setiap siklus, diperoleh hasil bahwa pengembangan kreativitas melukis anak meningkat secara signifikan. Pengembangan kreativitas anak pada siklus I menunjukkan bahwa anak yang memperoleh pengembangan kreativitas melukis anak belum tuntas sebanyak 40% atau 8 orang, sedangkan anak yang memperoleh pengembangan kreativitas melukis anak yang sudah tuntas sebanyak 60% atau 12 orang. Jadi pengembangan kreativitas melukis anak pada siklus I hanya mencapai 60% dan tidak mencapai indikator keberhasilan yakni 75%. Ketidaktuntasan dari beberapa anak tersebut diakibatkan kurangnya perhatian anak pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran finger painting.
c. Hasil Tindakan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua (2) siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian. Berdasarkan hasil refleksi terhadap aktivitas guru pada siklus I menunjukkan bahwa kegiatan finger painting belum sempurna, masih terdapat kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki. Ini terlihat dari hasil observasi yang dilakukan observer terhadap guru (peneliti) yang menunjukkan adanya hal-hal yang belum sepenuhnya terlaksana dengan sistimatis, seperti penyampaian materi pembelajaran kurang sistimatis, anak kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran sehingga kurang menumbuhkan keceriaan dan antusias dalam belajar. Selain itu guru/peneliti kurang mengorganisasikan waktu sehingga langkah pembelajaran tidak terlaksana secara maksimal. Aktivitas anak pada pelaksanaan pengembangan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting, pada siklus I menunjukkan bahwa keaktifan anak pada pelaksanaan pembelajaran yang tergolong baik. Namun masih ada kekurangan seperti proses pembelajaran yang tidak berjalan secara sistimatis. Untuk pengembangan kreativitas melukis anak, maka hasil refleksi pada siklus I dijadikan dasar bagi peneliti untuk melakukan perbaikan pada siklus II. Dengan perbaikan tersebut, aktivitas anak pada siklus II sudah mengalami peningkatan terutama keberanian untuk melakukan 13
Evaluasi yang dilakukan pada siklus II diperoleh hasil bahwa anak yang tuntas pada pengembangan kreativitas melukis sebanyak 80% atau 16 orang. Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengembangan kreativitas melukis siklus I dan siklus II sebesar 20%. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah mencapai acuan patokan 75% pengembangan kreativitas melukis anak. Adanya peningkatan pengembangan kreativitas melukis anak yang signifikan dari siklus I sampai siklus II karena anak sudah mampu bersosialisasi dengan baik bahkan sebagian besar anak sudah dapat melakukan kegiatan finger painting dengan baik. Pada kegiatan pembelajaran finger painting menjadi lebih menarik karena guru tidak secara monoton tampil dalam posisi sebagai sumber informasi dan penentu kebijakan dalam pembelajaran, tetapi keterlibatan sepenuhnya anak dalam berpikir dan proses pencairan pengetahuan akan merangsang daya ingat yang lebih lama dan permanen. Melalui kegiatan finger painting seperti ini, setiap anak bisa dilibatkan dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan pada anak untuk bereksprimen dan bereksplorasi sehingga anak memperoleh pengalaman yang berkesan dan menjadikan apa yang dipelajari lebih lama untuk diingat. Melalui eksperimen, eksplorasi, manipulasi dan permainan mereka sering mengajukan pertanyaan, membuat tebakan dan kemudian mereka menemukan, kadangkala cepat dan emosional, sementara pada saat yang lain secara diam-diam saja. Dengan kegiatan finger painting, kreativitas melukis
anak dapat dikembangkan karena anak akan sering mengajukan pertanyaan, membuat tebakan sesuai dengan ciri kreatif diatas. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasrkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan yaitu: 1. Pengembangan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting dikelompok B5.6 TK Negeri Pembina Kendari berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari pengembangan kemampuan melukis anak pada siklus I 60% meningkat menjadi 80% disiklus II. 2. Perpaduan kegiatan finger painting dapat mengembangkan kreativitas melukis anak dalam mengajar khususnya guru TK Negeri Pembina Kendari. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Kepada rekan guru untuk dapat mengembangkan kreativitas melukis anak melalui kegiatan finger painting dan selalu berinovatif. 2. Kepada para peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam melaksanakan penelitian serupa atau lebih meningkatkan kemampuan kreativitas anak. DAFTAR PUSTAKA Anwar dan Ahmad, Arsyad, 2007. Pendidikan Anak Usia Dini, Bandung. Alfabeta.
14
Depdiknas, 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Seni Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Direktorat Pembinaan TK dan SD. Eko haryono, 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Menggambar. Bandung: Depdiknas Francis D.K. Ching, 2002. Menggambar Sebuah Proses Kreatif. Jakarta. Erlangga. Irma Damajanti, 2013. Psikologi Seni. Bandung. PT Kiblat Buku Utama. Jamaris, 2003. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Program PAUD. PPS. UNJ. Munandar, 2009. Kreativitas dan Keberkatan ( Strategi Mewujudkan Potensi dan Bakat). Jakarta. Gramedia Pratama Press.
15