Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
Vol. 2. No.2 ISSN:2355-6358
PENGEMBANGAN KARAKTER MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE TEAM QUIZ DISERTAI PENULISAN JURNAL BELAJAR PADA MATA KULIAH EVOLUSI Siti Nurhidayati1, & Zulandri2 Pogram Study Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram E-mail:ABSTRAK: Pembelajaran yang ada di IKIP Mataram, khususnya pada mata kuliah evolusi saat ini sebatas membelajarkan pengetahuan kepada mahasiswa, dan pembelajaran karakter belum nampak, hal ini terlihat pada tingkah laku mahasiswa misalnya: suka tawuran, suka demo, suka terlambat, mencopy paste tugas teman, tugas kelompok hanya dikerjakan satu orang, sering tidak mengikuti aturan diskusi, mencontek, dan lain sebagainya. Belum nampaknya nilai karakter mahasiswa berdampak pada hasil belajarnya, hal ini terlihat dari hasil belajar yang rendah dan sering dilakukannya remidi. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu adanya peningkatan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Penggunaan metode team quis disertai penulisan jurnal belajar pada mata kuliah evolusi merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan. Metode team quis membuat mahasiswa melakukan pertandingan akademis dan kompetisi antar kelompok, sehingga diharapkan mampu menumbuhkan karakter tanggung jawab, komunikatif dan disiplin, serta akan meningkatkan hasil belajarnya. Selain itu dengan penulisan jurnal belajar, mahasiswa secara rutin membuat catatan penting mengenai proses pembelajaran dan membuat refleksi diri untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pada saat proses pembelajaran, sehingga diharapkan mampu menumbuhkan karakter kerja keras dan mandiri. Penulisan jurnal yang secara rutin dilakukan akan sangat membantu mahasiswa dalam memahami konsep-konsep mata kuliah evolusi, sehingga diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji: pengembangan karakter mahasiswa menggunakan metode team quiz disertai penulisan jurnal belajar pada mata kuliah evolusi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penlitian ini adalah mahasiswa semester VI Pendidikan Biologi IKIP Mataram Tahun pelajaran 2013/2014. Pengembangan karakter mahasiswa diukur dengan menggunakan angket dan hasil belajar mahasiswa diukur menggunakan lembar tes. Data hasil penelitian tentang persentase karakter mahasiswa secara klasikal yaitu terlihat bahwa ada peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu indikator bersahabat/komunikatif meningkat 8,33%, indikator disiplin meningkat 9,52%, indikator kerja keras meningkat 10,19%, dan indikator mandiri meningkat 9,86%. Begitu pula dengan siklus II ke siklus III yaitu indikator bersahabat/komunikatif meningkat 13,27%, indikator disiplin meningkat 13,44%, indikator kerja keras meningkat 12,04%, dan indikator mandiri meningkat 11,40%. Adapun peningkatan hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan dengan metode Team Quis disertai penulisan jurnal belajar dari siklus I dengan ketuntasan klasikal 66,66% meningkat pada siklus II menjadi 80,95%, dan meningkat lagi pada siklus ke III yaitu 90,48%. Kata Kunci: Karakter, Team Quis, Jurnal Belajar. PENDAHULUAN Pasal 3 UU Sisdiknas menjelaskan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan berwatak kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan
pendidikan budaya dan karakter bangsa (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010). Visi Departemen Pendidikan Nasional selaku penanggung jawab pengembangan pendidikan di Indonesia membentuk insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif, dengan visi untuk mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif dengan adil, bermutu dan relevan untuk kebutuhan masyarakat global. Kebijakan dasar untuk mencapai visi tersebut adanya kesadaran bahwa daya saing bangsa hanya dapat dicapai dalam bingkai karakter bangsa dan peradaban yang kuat, untuk itu
552
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan mahasiswa yang memiliki pengetahuan yang kuat, memahami bagaimana menjadi warganegara yang baik dan mampu memimpin kehidupan yang bermakna (Putro, 2008). Zuchdi (2010) menyatakan bahwa kultur yang bermoral perlu diciptakan di lingkungan sosial yang dapat mendorong peserta didik memiliki moralitas yang baik atau karakter terpuji. Perguruan tinggi misalnya memiliki iklim demokratis, para mahasiswa terdorong untuk bertindak demokratis, sebaliknya perguruan tinggi yang terbiasa mempraktikkan kegiatan yang otoriter, sulit bagi mahasiswa untuk dididik menjadi pribadipribadi yang jujur dan bertanggung jawab. Renstra Kemendiknas (2010) menyatakan bahwa sistem pembelajaran saat ini dipandang belum secara efektif membangun peserta didik untuk memiliki akhlak mulia dan karakter bangsa. Persitiwa ini ditunjukkan dengan terjadinya degradasi moral seperti penyalahgunaan narkoba, radikalisme pelajar, pornografi dan pornoaksi, plagiarisme, dan menurunnya nilai kebanggaan berbangsa dan bernegara. Kebijakan untuk menanggulangi masalah tersebut salah satunya dengan mengembangkan kurikulum pendidikan yang memberikan muatan karakter yang meningkatkan akhlak mulia dan menumbuhkan karakter berbangsa dan bernegara. Pembelajaran yang ada di IKIP Mataram, khususnya pada mata kuliah evolusi saat ini sebatas membelajarkan pengetahuan kepada mahasiswa, dan pembelajaran karakter belum nampak, hal ini terlihat pada tingkah laku mahasiswa misalnya: suka tawuran, suka demo, suka terlambat, mencopy paste tugas teman, tugas kelompok hanya dikerjakan satu orang, sering tidak mengikuti aturan diskusi, mencontek, dan sebagainya. Belum nampaknya nilai karakter mahasiswa berdampak pada hasil belajarnya, hal ini terlihat dari hasil belajar yang rendah dan sering dilakukannya remidi. Salah satu cara pembangunan karakter yang dapat dilakukan adalah mengintegrasikan nilainilai karakter dalam perangkat pembelajaran. Pengintegrasian pendidikan karakter pada mata kuliah diawali dengan penentuan tujuan mata kuliah dan nilai-nilai target kemudian dilakukan dengan metode komprehensif yang sistematis sehingga dihasilkan kompetensi akademik maupun karakter dalam bentuk pemikiran (kognitif), komitmen untuk bertindak (afektif), dan perilaku sehari-hari (psikomotorik) (Zuchdi, 2010).
Vol. 2. No.2 ISSN:2355-6358 Salah satu metode yang dapat gunakan pada pengintegrasian pendidikan karakter pada mata kuliah yaitu metode team quiz. Team quiz yaitu teknik pembelajaran dengan memainkan topik-topik yang diajarkan kepada mahasiswa yang dibagi dalam beberapa kelompok (Anonim, 2012). Penerapan team quis akan mengkondisikan mahasiswa dalam pertandingan akademis, kompetisi kelompok akan membuat mahasiswa bertanggung jawab dalam kuis cepat, disiplin waktu dan mengikuti tata tertib diskusi serta komunikatif. Selain penerapan metode team quis juga disertai dengan penulisan jurnal belajar. Jurnal belajar adalah catatan yang dibuat oleh mahasiswa pada akhir suatu proses pembelajaran. Catatan ini berisi mengenai pokok-pokok materi pelajaran yang telah dipelajari serta catatan refleksi diri mahasiswa mengenai proses pembelajaran yang telah diikutinya (Purwanto, 2012). Penulisan jurnal belajar akan membuat mahasiswa mampu merekam semua proses pembelajaran dengan membuat catatan-catatan penting, refleksi diri untuk mengetahui segala kekurangan dan kelebihan pada saat mengikuti perkuliahan, dengan demikian mahasiswa mampu menumbuhkan karakter mandiri dan kerja keras. Pengembangan karakter mahasiswa pada akhirnya akan berdampak pada hasil belajarnya, penggunaan metode team quis pada proses pembelajaran akan membuat mahasiswa berusaha dengan motivasi yang tinggi untuk memperoleh nilai yang tinggi pada pertandingan akademis, sedangkan dengan penulisan jurnal belajar secara rutin akan membantu mahasiswa dalam memahami konsep-konsep pada mata kuliah evolusi. Berdasarkan paparan di atas, peneliti ingin membuktikan bahwa penggunaan metode team quiz disertai penulisan jurnal belajar dapat mengembangkan karakter mahasiswa pada mata kuliah evolusi. METODE Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif, yang dirancang dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan evaluasi, dan (4) refleksi(Arikunto, 2006). Instrumen yang digunakana dalam penelitian ini, yaitu instrumen perlakuan (Silabus dan RPP), Instrumen pengukuran (lembar angket karakter, evaluasi hasil belajar, lembar observasi kerterlaksanaan sintak dan rubrik penilaian jurnal).
553
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 2. No.2 ISSN:2355-6358 Pengumpulan data karakter mahasiswa Nilai = ∑ skor perolehan mahasiswa X 100 diperoleh dengan memberikan angket pada ∑skor maksimal mahasiswa diakhir siklus, sedangkan hasil belajar dilakukan dengan memberikan soal di D k = ∑ Jlh mhsw yg memperoleh ≥56 X100% akhir siklus I dan II. ∑ Total mahasiswa Teknik analisis data pada penelitian Tabel 1. Rentangan penilaian Hasil Belajar menggunakan teknik analisis kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang salah satunya dikenal dengan istilah teknik analisis interaktif. Analisis interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain, komponen tersebut adalah reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. (Sumber: Arikunto, 2009) Menurut Susilo (2010) reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan HASIL DAN PEMBAHASAN fokus, menyederhanakan, meringkas, dan A. Hasil mengubah bentuk data lengkap yang ada dalam 1. Data Pengembangan Karakter catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan Mahasiswa penajaman, pemilahan, pemfokusan, Dalam penelitian ini, penerapan penyisihan data yang kurang bermakna, model team quis disertai dengan menatanya kembali sehingga dapat dilakukan penulisan jurnal belajar dapat penarikan kesimpulan akhir untuk kemudian mengembangkan karakter mahasiswa. diverifikasi. Karakter mahasiswa ini diukur dengan memberikan lembar angket karakter 1. Karakter Mahasiswa Skala pengukuran angket karakter mahasiswa pada setiap akhir siklus yaitu mahasiswa dilakukan dengan menggunakan siklus I, II dan III. Untuk lebih jelasnya metode pengukuran yang dikembangkan mengenai pencapaian pengembangan oleh Likert (skala Likert ). Skor-skor yang karakter mahasiswa secara klasikal pada berupa tanggapan atau jawaban mahasiswa tiap indikator disajikan pada Tabel 2 dalam bentuk ordinal dikonversikan berikut. menjadi data interval. Berdasarkan Tabel 2 di atas tentang data karakter mahasiswa IKIP 2. Hasil Belajar Hasil belajar mahasiswa dianalisis Mataram secara klasikal yaitu terlihat berdasarkan tingkat pemahaman bahwa ada peningkatan dari siklus I ke kognitifnya. Hasil kognitif mahasiswa siklus II yaitu indikator ditentukan dari skor perolehan hasil tes bersahabat/komunikatif meningkat 0,4, masing-masing siklus, selanjurnya skor indikator disiplin meningkat 0,46, tersebut diubah menjadi nilai. Adapun indikator kerja keras meningkat 0,48, penjelasan lebih rinci yaitu: dan indikator mandiri meningkat 0,63. a. Skor adalah hasil yang diperoleh dengan Begitu pula dengan siklus II ke siklus III menjumlah angka-angka bagi setiap soal yaitu indikator bersahabat/komunikatif tes yang dijawab betul oleh siswa, meningkat 0,4, indikator disiplin b. Nilai adalah angka ubahan dari skor meningkat 0,64, indikator kerja keras dengan menggunakan acuan normal. meningkat 0,58, dan indikator mandiri Untuk perhitungan skor kognitif meningkat 0,54. menggunakan rumus sebagai berikut. Tabel 2. Data Karakter mahasiswa IKIP Mataram secara klasikal Siklus Peningkatan Indikator karakter I II III Siklus I-II Siklus II-III Bersahabat/komunikatif 2,70 3,10 3,73 0,4 0,63 Disiplin 2,77 3,23 3,87 0,46 0,64 Kerja keras 2,65 3,13 3,71 0,48 0,58 Mandiri 2,88 3,35 3,89 0,47 0,54 Untuk memperjelas tentang indicator secara persentase. Data persentase keberhasilan karakter mahasiswa IKIP keberhasilan karakter mahasiswa IKIP Mataram secara klasikal, maka peneliti juga Mataram per indikator disajikan pada Tabel 3 menganalis data karakter mahasiswa per berikut.
554
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 2. No.2 ISSN:2355-6358 Tabel 3. Persentase Keberhasilan Karakter Siswa Secara Klasikal Indikator Siklus Peningkatan karakter I II III Siklus I-II Siklus II-III Bersahabat/ 56,80% 65,13% 78,40% 8,33% 13,27% Komunikatif Disiplin 58,33% 67,85% 81,29% 9,52% 13, 44% Kerja keras 55,68% 65,87% 77,91% 10,19% 12,04% Mandiri 60,54% 70,40% 81, 80% 9,86% 11,40% kepada hasil belajarnya. Adapun data 2. Data Hasil Belajar Kognitif hasil belajar kognitif mahasiswa siklus Mahasiswa Pengembangan karakter I, II, dan siklus II disajikan pada Tabel 4 mahasiswa pada akhirnya bermuara berikut. Tabel 4. Hasil Belajar Kognitif Mahasiswa Siklus Peningkatan Indikator karakter I II III Siklus I-II Siklus II-III Bersahabat/komunikatif 56,80% 65,13% 78,40% 8,33% 13,27% Disiplin Kerja keras Mandiri
58,33% 67,85% 55,68% 65,87% 60,54% 70,40% Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan dengan metode Team Quis disertai penulisan jurnal belajar dari siklus I dengan ketuntasan klasikal 66,66% meningkat pada siklus II menjadi 80,95%, dan meningkat lagi pada siklus ke III yaitu 90,48%.
B. Pembahasan Metode mengajar merupakan hal yang penting dalam proses belajar mengajar, sebab metode mengajar merupakan factor penunjang dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga daya serap mahasiswa terhadap mata pelajaran lebih optimal yang pada akhirnya akan mengembangkan karakter dan meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu, kemampuan dosen dalam memilih metode yang sesuai dengan materi pembelajaran akan sangat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa. Karakater mahasiswa diukur menggunakan lembar angket, dan diberikan pada mahasiswa setiap akhir siklus yaitu diakhir siklus I, II, dan III. Berdasarkan analisis data mengenai karakter mahasiswa diperoleh bahwa ada peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu indikator bersahabat/komunikatif meningkat 0,4, indikator disiplin meningkat 0,46, indikator kerja keras meningkat 0,48, dan indikator mandiri meningkat 0,63. Begitu pula dengan siklus II ke siklus III yaitu indikator bersahabat/komunikatif meningkat 0,4, indikator disiplin meningkat 0,64, indikator
81,29% 9,52% 13, 44% 77,91% 10,19% 12,04% 81, 80% 9,86% 11,40% kerja keras meningkat 0,58, dan indikator mandiri meningkat 0,54 (Tabel 5.1). Peningkatan karakter mahasiswa juga disajikan dalam bentuk persentase, agar lebih jelas persentase keberhasilannya yaitu indikator bersahabat/komunikatif meningkat 8,33%, indikator disiplin meningkat 9,52%, indikator kerja keras meningkat 10,19%, dan indikator mandiri meningkat 9,86%. Begitu pula dengan siklus II ke siklus III yaitu indikator bersahabat/komunikatif meningkat 13,27%, indikator disiplin meningkat 13,44%, indikator kerja keras meningkat 12,04%, dan indikator mandiri meningkat 11,40% (Tabel 5.2). Oleh karena terjadi peningkatan karakter mahasiswa dari siklus I ke siklus II, dan dari siklus II ke siklus III, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode team quis dengan disertai penulisan jurnal belajar dapat mengembangkan karakter mahasiswa. Metode team quis menekankan siswa untuk belajar berkelompok (kooperatif). Kooperatif (Kooperatif Learning) adalah pendekatan pembelajan yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahan pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan sebagai latihan hidup di masyarakat. Manusia memiliki derajat potensial, latar belakang historis,
555
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram serta harapan massa depan yang berbedabeda. Karena perbedaan itu, manusia dapat saling asah, asih, dan asuh (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar (Learning Comunity). Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa. Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem didalamnya terdapat elemenelemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran kooperatif menurut Suprijono (2010) adalah : (1) Saling ketergantungan positif; (2) Tanggung jawab peseorangan; (3) Interaksi promotif; (4) Komunikasi antar anggota; dan (5) Pemrosesan kelompok. Saling ketergantungan positif menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok yaitu mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok, dan menjamin semua anggota keompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. Saling ketergantungan positif ini akan menumbuhkan karakter kerja keras dan disiplin. Mahasiswa harus berkerja keras mencapai tujuan secara berkelompok dan disiplin dalam menyelesaikan tugasnya, karena mereka belum dapat menyelesaikan tugas, sebelum mereka menyatukan perolehan tugas mereka menjadi satu. Tanggung jawab peseorangan akan menumbuhkan karakter mandiri, karena merupakan kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama, artinya setelah mengikuti kelompok bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama. Interaksi promotif akan menumbuhkan karakter bersahabat/komunikatif dalam pembelajaran misalnya saling membantu secara efektif dan efisien, saling member informasi dan sarana yang diperlukan, memperoleh informasi bersama secara lebih efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama. Keterampilan sosial misalnya saling mengenal dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif. Elemen ini menumbuhkan karakter bersahabat/komunikatif. Pemrosesan kelompok adalah untuk meningkatkan efektifitas anggota dalam memberikan
Vol. 2. No.2 ISSN:2355-6358 konstribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok. Penulisan jurnal belajar yang dilakukan mahasiswa mampu menumbuhkan karakter mahasiswa diantaranya disiplin, kerja keras dan mandiri, bersahabat/komunikatif. Mahasiswa harus disiplin yaitu mahasiswa harus membuat catatan-catatan penting pada saat perkuliahan berlangsung, kemudian membuat jurnal belajar diluar kelas, dan harus dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Mahasiswa harus Kerja keras dalam membuat jurnal belajar mengaitkannya dengan materi yang dipelajari dan memberikan pendapatnya mengenai permasalahan-permasalahan yang didiskusikan, serta merekam proses perkuliahan karena akan dituangkan menjadi jurnal. Mahasiswa harus mandiri dalam menyusun jurnal belajar, tidak boleh nyontek walaupun berada dalam satu kelompok dengan materi yang sama. Selain mampu mengembangkan karakter mahasiswa, penerapan metode team quis dengan disertai penulisan jurnal pelajar juga dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa, hal ini dilihat berdasarkan analisa data bahwa ada peningkatan hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan dengan metode Team Quis disertai penulisan jurnal belajar dari siklus I dengan ketuntasan klasikal 66,66% meningkat pada siklus II menjadi 80,95%, dan meningkat lagi pada siklus ke III yaitu mencapai 90,48%. SIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini yakni: Penerapan model pembelajaran Team Quis disertai penulisan jurnal belajar dapat mengembangkan karakter mahasiswa pada mata kuliah evolusi, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase karakter mahasiswa secara klasikal dari siklus I ke siklus II yaitu indikator Bersahabat/Komunikatif meningkat 8,33%, indikator Disiplin meningkat 9,52%, indikator Kerja Keras meningkat 10,19%, dan indikator Mandiri meningkat 9,86. Begitu pula dengan siklus II ke siklus III yaitu indikator bersahabat/komunikatif meningkat 0,4, indikator disiplin meningkat 0,64, indikator kerja keras meningkat 0,58, dan indikator mandiri meningkat 0,54.
556
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram SARAN Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini antara lain: 1. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dalam melakukan penelitian harus ada perencanaan yang matang agar hasil penelitian diperoleh secara maksimal. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengembangan karakter mahasiswa menggunakan Team Quis mungkin menggunakan variabel lain. 3. Diperlukan suatu penelitian dan pengembangan bahan ajar peseryang tujuannya mengembangkan karakter peserta didik. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Anderson, L. W. And Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objektives. New York: Addison Wesley Longman. Anonim. 2012. Teknik Team Quiz Dalam Pembelajaran. (Online) http://serbaserbipendidikandisd.blogspot.com/2012/ 01/model-kooperatf.html. Diakses tanggal 1 Maret 2013. Jam 13.13 WITA. Chrisiana, W. 2005. Upaya Penerapan Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa (Studi Kasus di Jurusan Teknik Industri UK Petra). Jurnal Teknik Industri Vol. 7, No. 1, Juni 2005: 83 – 90. Dimyati. 2010. Peran Guru Sebagai Model dalam Pembelajaran Karakter Dan Kebajikan Moral melalui Pendidikan Jasmani .Jurnal Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY. Husaini, A. Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Karakter Membangun Bangsa Beradab, Pasca Sarjan Universitas Pendidikan Indonesia, Rabu 28 Juli 2010. Dalam Kumpulan Makalah Seminar Nasional, (online), (http://file.upi.edu/Direktori/proceeding/ kumpulan_makalah_seminar_nasioal_p endidikan_karakter_membangun_bangs a_beradab/kumpulan_makalah_seminar _nasional_pendidikan_karakter_memba ngun_bangsa_beradab.pdf), diakses 22 September 2011. Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Panduan Hibah Penyusunan Buku
Vol. 2. No.2 ISSN:2355-6358 Model Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi (online) (http://www.dikti.go.id/ketenagaan/Pedo manHibahPenyusunanBukuPK, pdf), diakses 22 September 2011. Khan, Y. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta: Pelangi Publising. Lepiyanto, A. 2012. Implementasi Lesson Study Pada Metode Numbered Heads Together Dipadu Dengan Team Games Tournament Untuk Pengembangan Karakter, Peningkatan Aktivitas, Motivasi, Dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri 1 Kepanjen. Malang: PPS UM. Tesis tidak diterbitkan. Putro, H.S. 2008. Pendidikan Karakter Bagi Sumber Daya Manusia dalam Bidang Teknologi Nuklir. Seminar nasional IV SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta 2526 Agustus 2008 ISSN 1978-0176 (online)(http://jurnal.sttnbatan.ac.id/wpcontent/uploads/2008/12/ 73_SDMIV_susetyo663-668.pdf), diakses 20 Mei 2011. Purwanto, S. 2012. Penerapan Inkuiri Terbimbing Disertai Penulisan Jurnal Belajar Melalui Implementasi Lesson Study Untuk Meningkatkan Keterampilan Metakognitif Dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa SMAN 1 Talun Kab. Blitar. Tesis: Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Renstra Kemediknas 2010-2014 (online), (http://planipolis.iiep.unesco.org/upload/ Indonesia/Indonesia_Education_Strategi c_plan_2010-2014.pdf), diakses 25 Januari 2012. Silberman, M. 2009. Active Learning. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Yapenddis. Sudrajad, Achmad. 2009. Tentang Pendidikan: Jurnal Pembelajaran (Learning Journal). (online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2 010/01/04/ jurnal-pembelajaranlearning-journal). Susilo, H., Chotimah, H. & Sari D. Y. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : Banyumedia Publishing. Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Tim Pendidikan Karakter. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian
557
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan pengembangan Pusat Kurikulum. Zuchdi, D., Kuntoro. A. S. & Kunprasetya. Z. 2010. Pendidikan Karakter dengan Pendekatan Komprehensif (Terintegrasi dalam Perkuliahan dan Pengembangan Kultur Universitas)(online), (http://pendikar.dikti.go.id/gdp/wpcontent/uploads/Buku-PendidikanKarakter.pdf), diakses 16 Januari 2012.
Vol. 2. No.2 ISSN:2355-6358
558
